27
i DISERTASI REPRESENTASI CITRA GURU DALAM CERPEN DAN NOVEL KARYA PENGARANG BALI I NYOMAN TINGKAT PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2015

REPRESENTASI CITRA GURU DALAM CERPEN DAN NOVEL … DISERTASI.pdfmengingatkan penulis tetap semangat dan memberikan fotokopi sejumlah referensi. Begitu juga Dr. Drs. I Gde Artawan,

  • Upload
    others

  • View
    34

  • Download
    3

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: REPRESENTASI CITRA GURU DALAM CERPEN DAN NOVEL … DISERTASI.pdfmengingatkan penulis tetap semangat dan memberikan fotokopi sejumlah referensi. Begitu juga Dr. Drs. I Gde Artawan,

i

DISERTASI

REPRESENTASI CITRA GURU DALAM CERPEN

DAN NOVEL KARYA PENGARANG BALI

I NYOMAN TINGKAT

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS UDAYANA

DENPASAR

2015

Page 2: REPRESENTASI CITRA GURU DALAM CERPEN DAN NOVEL … DISERTASI.pdfmengingatkan penulis tetap semangat dan memberikan fotokopi sejumlah referensi. Begitu juga Dr. Drs. I Gde Artawan,

ii

DISERTASI

REPRESENTASI CITRA GURU DALAM CERPEN

DAN NOVEL KARYA PENGARANG BALI

I NYOMAN TINGKAT

NIM 1090171008

PROGRAM DOKTOR

PROGRAM STUDI LINGUISTIK

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS UDAYANA

DENPASAR

2015

Page 3: REPRESENTASI CITRA GURU DALAM CERPEN DAN NOVEL … DISERTASI.pdfmengingatkan penulis tetap semangat dan memberikan fotokopi sejumlah referensi. Begitu juga Dr. Drs. I Gde Artawan,

iii

REPRESENTASI CITRA GURU DALAM CERPEN

DAN NOVEL KARYA PENGARANG BALI

Disertasi untuk Ujian Terbuka

pada Program Doktor, Program Studi Linguistik,

Program Pascasarjana Universitas Udayana

I NYOMAN TINGKAT

NIM 1090171008

PROGRAM DOKTOR

PROGRAM STUDI LINGUISTIK

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS UDAYANA

DENPASAR

2015

Page 4: REPRESENTASI CITRA GURU DALAM CERPEN DAN NOVEL … DISERTASI.pdfmengingatkan penulis tetap semangat dan memberikan fotokopi sejumlah referensi. Begitu juga Dr. Drs. I Gde Artawan,

iv

Lembar Pengesahan

DISERTASI INI TELAH DISETUJUI

PADA TANGGAL 19 MEI 2015

Promotor

Prof. Dr. I Nyoman Kutha Ratna,S.U.

NIP 194409231976021001

Kopromotor I, Kopromotor II,

Prof. Dr. I Nyoman Darma Putra,M.Litt. Prof. Dr. I Nyoman Weda Kusuma,M.S.

NIP 196112051986031004 NIP 195706181983031001

Mengetahui

Ketua Program Doktor Linguistik Direktur Program Pascasarjana

Program Pascasarjana Universitas Udayana Universitas Udayana

Prof. Dr. Aron Meko Mbete Prof.Dr.dr. A.A. Raka Sudewi,Sp.S(K).

NIP 194707231979031002 NIP 195902151985102001

Page 5: REPRESENTASI CITRA GURU DALAM CERPEN DAN NOVEL … DISERTASI.pdfmengingatkan penulis tetap semangat dan memberikan fotokopi sejumlah referensi. Begitu juga Dr. Drs. I Gde Artawan,

v

Disertasi Ini Telah Diuji pada Ujian Tertutup

Tanggal 25 Februari 2015

Panitia Penguji Disertasi,

Berdasarkan SK Rektor Universitas Udayana

Nomor : 752/UN.14.4/HK/2015

Tanggal 5 Maret 2015

Ketua : Prof. Dr. I Wayan Cika,M.S.

Anggota :

1. Prof. Dr. I Nyoman Kutha Ratna,S.U.

2. Prof. Dr. I Nyoman Darma Putra,M.Litt.

3. Prof. Dr. I Nyoman Weda Kusuma,M.S.

4. Prof. Dr. I Nyoman Suarka,M.Hum.

5. Dr. Ida Bagus Rai Putra,M.Hum.

6. Dr. I Wayan Suardiana,M.Hum.

7. Dr. Drs. I Gde Artawan, M.Pd.

Page 6: REPRESENTASI CITRA GURU DALAM CERPEN DAN NOVEL … DISERTASI.pdfmengingatkan penulis tetap semangat dan memberikan fotokopi sejumlah referensi. Begitu juga Dr. Drs. I Gde Artawan,

vi

PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT

Nama : I Nyoman Tingkat

NIM : 1090171008

Program Studi : Linguistik, Konsentrasi Wacana Sastra

Dengan ini menyatakan bahwa karya ilmiah disertasi ini bebas plagiat. Apabila pada

kemudian hari terbukti terdapat plagiat dalam karya ilmiah ini, maka saya bersedia

menerima sanksi sesuai Peraturan Mendiknas RI Nomor 17 Tahun 2010 dan

peraturan perundangan-undangan yang berlaku.

Denpasar, 2 Mei 2015

I Nyoman Tingkat

Page 7: REPRESENTASI CITRA GURU DALAM CERPEN DAN NOVEL … DISERTASI.pdfmengingatkan penulis tetap semangat dan memberikan fotokopi sejumlah referensi. Begitu juga Dr. Drs. I Gde Artawan,

vii

UCAPAN TERIMA KASIH

Penulis memanjatkan puji syukur kehadapan Ida Sang Hyang Widhi

Wasa/Tuhan Yang Mahaesa, karena berkat rahmat-Nya, disertasi berjudul

“Representasi Guru dalam Cerpen dan Novel Karya Pengarang Bali” ini dapat

diselesaikan. Penulis merasa sangat kecil untuk menyelesaikan disertasi ini. Tanpa

penyertaan-Nya, mustahil disertasi ini dapat diwujudkan melalui proses yang

panjang.

Dalam menyelesaikan disertasi ini, penulis menemui banyak hambatan, tetapi

berkat bantuan material dan sumbangan pemikiran dari berbagai pihak, hambatan

tersebut dapat penulis atasi. Oleh karena itu, penulis menyampaikan terima kasih

kepada Prof. Dr. I Nyoman Kutha Ratna, S.U. sebagai promotor yang telah

membimbing secara teliti dan memberikan masukan tentang teori yang selayaknya

digunakan. Dengan penuh kehangatan dan kebersahajaan beliau senantiasa

memotivasi penulis untuk menyelesaikan studi. Terima kasih pula penulis sampaikan

kepada Prof. Dr. I Nyoman Darma Putra, M.Litt., sebagai kopromotor I yang

banyak memberikan masukan tentang teknik menulis karya ilmiah secara benar. Di

tengah-tengah kesibukan, beliau bersedia meluangkan waktu berkomunikasi dengan

penulis, baik secara tatap muka maupun melalui telepon dan e-mail. Terima kasih

juga kepada Prof. Dr. I Nyoman Weda Kusuma, M.S., sebagai kopromotor II yang

telah memberikan masukan dan bimbingan sejak awal sampai akhir dan mengkritisi

Page 8: REPRESENTASI CITRA GURU DALAM CERPEN DAN NOVEL … DISERTASI.pdfmengingatkan penulis tetap semangat dan memberikan fotokopi sejumlah referensi. Begitu juga Dr. Drs. I Gde Artawan,

viii

aspek bahasa disertasi ini.

Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada tim penguji, yaitu: Prof.

Dr. I Wayan Cika, M.S. yang merangkap sebagai Dekan Fakultas Sastra dan Budaya

Unud. Beliau selalu bertanya, “Kenken disertasine?” telah menjadi pelecut dan

penyemangat bagi penulis. Prof. Dr. I Nyoman Suarka, M.Hum. yang merangkap

sebagai Pembantu Dekan II di Fakultas Sastra dan Budaya Unud, selalu ramah

menyapa dengan sentuhan humanistik membuat penulis perlu belajar banyak

tentang arti hidup bersosialisasi. Dr. Ida Bagus Rai Putra, M.Hum.yang banyak

menyadarkan penulis akan pentingnya tekad kuat untuk menyelesaikan studi dan

telah membantu penulis mewujudkan slogan bagi SMA Negeri 2 Kuta, yaitu “Tavat

guna vidya wicaksanam tavattvam vijayi bhawet” yang artinya selama ilmu

pengetahuan digunakan dengan bijaksana, selama itu pula dikau akan berjaya.

Terima kasih juga disampaikan kepada Dr. I Wayan Suardiana, M.Hum. yang

mengingatkan penulis tetap semangat dan memberikan fotokopi sejumlah referensi.

Begitu juga Dr. Drs. I Gde Artawan, M.Pd. tidak henti-hentinya mengatakan, “S-3

itu adalah proses. Ikuti saja prosesnya dengan benar”. Pernyataan itu telah membuat

penulis jengah menyelesaikan studi. Beliu juga banyak memberi masukan dan

pengayaan bagi penulis untuk memperluas wawasan terkait dengan penelitian ini

sejak ujian kualifikasi, ujian proposal, sampai disertasi ini terwujud.

Kepada Rektor Universitas Udayana juga penulis menyampaikan terima

kasih atas kesempatan dan fasilitas yang disediakan untuk mengikuti dan

menyelesaikan pendidikan doktor pada Program Studi Linguistik. Direktur Program

Page 9: REPRESENTASI CITRA GURU DALAM CERPEN DAN NOVEL … DISERTASI.pdfmengingatkan penulis tetap semangat dan memberikan fotokopi sejumlah referensi. Begitu juga Dr. Drs. I Gde Artawan,

ix

Doktor Program Pascasarjana Universitas Udayana yang telah menerima penulis

sebagai mahasiswa pada Program Studi Linguistik konsentrasi Wacana Sastra. Ketua

Program Studi Doktor Linguitik yang telah memberikan pelayanan kepada penulis

terkait dengan penyelesaian disertasi ini.

Terimakasih juga penulis sampaikan kepada para dosen di lingkungan

Program Doktor Program Studi Linguistik pada Program Pascasarjana Universitas

Udayana Denpasar, yang dengan sabar dan tekun memberikan perkuliahan sehingga

penulis terinspirasi untuk menulis disertasi ini. Kepala Perpustakaan Linguistik dan

Kajian Budaya Program Pascasarjana Universitas Udayana yang menyediakan

referensi untuk menyelesaikan disertasi ini. Para pegawai di lingkungan Program

Studi Linguistik Program Pascasarjana Universitas Udayana yang telah melayani

penulis dengan penuh keramahan untuk menyelesaikan administrasi.

Terimakasih juga penulis sampaikan kepada Bupati Badung, Anak Agung

Gde Agung, S.H. yang telah memberi bantuan dana untuk meringankan sebagian

biaya perkuliahan. Bapak Drs. I Ketut Widia Astika, M.M., Kepala Dinas Pendidikan

Pemuda dan Olah Raga Kabupaten Badung yang telah merekomendasi penulis untuk

dapat memperoleh izin belajar dari Bupati Badung. Bapak Djelantik Santha,

pengarang Sastra Bali Modern di tengah keterbatasan dan penyakit lumpuh yang

dideritanya senantiasa bersemangat memacu penulis untuk menyelesaikan disertasi

ini. Bapak Agung Wiyat S Ardhi, pengarang Sastra Bali Modern yang telah pensiun

sebagai guru, tetapi selalu bersemangat dan sumringah menerima penulis pada saat

wawancara di rumahnya. Bapak I Nyoman Manda, pengarang Sastra Bali Modern,

Page 10: REPRESENTASI CITRA GURU DALAM CERPEN DAN NOVEL … DISERTASI.pdfmengingatkan penulis tetap semangat dan memberikan fotokopi sejumlah referensi. Begitu juga Dr. Drs. I Gde Artawan,

x

yang juga telah pensiun dari guru, tetapi selalu semangat berkarya sekaligus

memantik penulis untuk menyelesaikan studi. Bapak Gde Aryantha Soethama

pengarang Sastra Indonesia yang selalu kocak memberikan informasi seputar karya-

karyanya. Keluarga besar Sunaryono Basuki, dalam keadaan sakit tetap ramah dan

sabar berkomunikasi lewat SMS. Motivasi mereka adalah obat penyemangat bagi

penulis ketika kejenuhan menghampiri.

Tidak lupa juga penulis menyampaikan terimakasih kepada guru dan pegawai

di SMA Negeri 2 Kuta, serta di SMA Negeri 1 Kuta Selatan yang penuh kehangatan

dan kedamaian memberikan motivasi dan senantiasa memahami kesibukan penulis.

Bapak Yulianus Kasman yang bersedia membaca dan mengoreksi kesalahan ketik

dan memberikan masukan terhadap isi disertasi ini dan Ibu Wiwin Widaningsih yang

bersedia meluangkan waktu untuk berdiskusi tentang topik disertasi ini. Kolega

penulis yang menjadi pengawas pendidikan SMA di Dinas Pendidikan Pemuda dan

Olah raga Kabupaten Karangasem, Ida Bagus Widiasa Keniten yang selama

penelitian ini terus penulis ganggu untuk menemukan sinonim terjemahan yang tepat

dari bahasa Bali ke bahasa Indonesia.

Para guru penulis dari SD Kutuh, SMP Dirgayusa Ungasan, SPG Negeri

Denpasar (kini SMAN 7 Denpasar) dan para dosen di FKIP Unud Singaraja (kini

Undiksha Singaraja), yang telah memberikan jalan bagi penulis meniti jalan keguruan

dan keilmuan. Para siswa di SMA Negeri 2 Kuta dan di SMA Negeri 1 Kuta

Selatan yang selalu berceloteh dengan kenakalan khas remaja menjadi hiburan

tersendiri bagi usaha penyelesaian disertasi ini. Kepada mereka semua, penulis juga

Page 11: REPRESENTASI CITRA GURU DALAM CERPEN DAN NOVEL … DISERTASI.pdfmengingatkan penulis tetap semangat dan memberikan fotokopi sejumlah referensi. Begitu juga Dr. Drs. I Gde Artawan,

xi

sampaikan terima kasih.

Terimakasih juga penulis sampaikan kepada ayah, I Ketut Sepir yang

meninggal Kamis,Wage, Watugunung, 6 Maret 2014 yang selama berbaring di

tempat tidur tetap memberikan petuah serta mengingatkan penulis untuk senantiasa

dalam kesederhanaan, menjaga hubungan harmonis dengan keluarga, lingkungan

kerja, masyarakat, dan Negara. Ibu tercinta, Ni Made Mungkrig yang buta huruf

tetapi tidak buta hati juga tidak tutup telinga. Ibu yang sabar dan mendedikasikan

hidupnya untuk anak-anak,cucu, dan cicitnya. Doanya yang sederhana dan bersahaja

memberikan motivasi yang mengalir dari dalam padmahati yang terdalam. Doa yang

terasa tulus bagi kelancaran studi anak dan cucunya. Kakak-kakak dan adik-adik

penulis yang ketika ayah meninggal berkumpul kembali di rumah tua dan

memberikan doa kepada ayah untuk jalan kemerdekaan di akhirat.

Jabat hati paling dalam kepada istri, Ni Wayan Sunadi yang hemat bicara

sekaligus menjadi penghibur batin di tengah kegalauan penulis dikejar waktu studi

yang membengkakkan pengeluaran setiap semester. Anak-anak tercinta, I Wayan

Widyartha Suryawan, Ni Made Widya Utami Dewi, Ni Nyoman Widya Cahyani

yang senantiasa berceloteh memberikan spirit bagi penulis menyelesaikan studi.

Terima kasih pula kepada teman-teman mahasiswa Program Doktor Program Studi

Linguistik di lingkungan Program Pascasarjana Universitas Udayana yang terus

saling memotivasi dan membagi keluh kesah.

Semoga Ida Sang Hyang Widhi Wasa/Tuhan Yang Mahaesa selalu

melimpahkan rahmat-Nya kepada semua pihak yang telah membantu penyelesaian

Page 12: REPRESENTASI CITRA GURU DALAM CERPEN DAN NOVEL … DISERTASI.pdfmengingatkan penulis tetap semangat dan memberikan fotokopi sejumlah referensi. Begitu juga Dr. Drs. I Gde Artawan,

xii

disertasi ini. Selanjutnya, penulis serahkan disertasi ini kepada sidang pembaca

dengan segala kekurangannya. Kritik konstruktif penulis harapkan demi pencapaian

kualitas yang lebih baik pada masa-masa mendatang. Semoga bermanfaat.

Denpasar, 2 Mei 2015

Penulis,

Page 13: REPRESENTASI CITRA GURU DALAM CERPEN DAN NOVEL … DISERTASI.pdfmengingatkan penulis tetap semangat dan memberikan fotokopi sejumlah referensi. Begitu juga Dr. Drs. I Gde Artawan,

xiii

ABSTRAK

REPRESENTASI CITRA GURU DALAM CERPEN DAN NOVEL

KARYA PENGARANG BALI

Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan citra dan perjuangan guru yang

direpresentasikan dalam cerpen dan novel karya pengarang Bali serta menemukan

makna tokoh guru sesuai dengan konteks zamannya. Objek penelitian ini adalah tiga

belas karya sastra (enam novel dan tujuh cerpen) pengarang Bali, baik dalam karya

sastra Indonesia modern maupun karya sastra Bali modern. Dari ketiga belas karya

sastra itu, yang terbit paling awal tahun 1939 dan yang paling akhir tahun 2004.

Pembacaan terhadap tiga belas karya pengarang Bali itu menggunakan

ancangan penelitian kualitatif dengan tiga teori utama sebagai dasar analisis, yaitu,

teori Sosiologi Sastra, teori Representasi, dan teori Interteks. Metode yang digunakan

untuk mengumpulkan data adalah metode studi pustaka dengan dianalisis deskriptif

analitik melalui komparatif sinkronik (karya sezaman) dan diakronik (karya berbeda

zaman).

Berdasarkan analisis tersebut, penelitian menyimpulkan tiga hal. Pertama,

pengkajian cerpen dan novel sastra Bali modern menunjukkan kecenderungan

hubungan intertekstual terutama dari segi tematis dan hubungan antartokoh guru

yang berlangsung harmonis. Tokoh-tokoh guru digambarkan oleh pengarang Bali

sebagai wujud perpaduan ideal antara konsep catur guru (guru rupaka, guru

pengajian, guru wisesa, dan guru swadyaya) dalam kebudayaan Bali dan ajaran Ki

Hajar Dewantara yang terkenal : Ing Ngarso Sung Tulodo, Ing Madya Mangun

Karso, Tut Wuri Handayani.

Kedua, cerpen dan novel tentang guru dalam sastra Indonesia modern karya

pengarang Bali memberikan gambaran kepada pembaca tentang tipologi guru

yang menunjukkan perubahan sikap guru terhadap profesinya dan perubahan

pandangan masyarakat terhadap profesi guru. Wacana tentang guru dipahami sebagai

arena pertarungan yang membuat profesi guru terombang-ambing sehingga citra

kebimbangan tidak terhindarkan antara memegang prinsif idealisme keguruan dan

meleburkan diri dalam pandangan pragmatis dan materialistik.

Ketiga, pengarang Bali menunjukkan semangat memahkotakan budaya Bali

melalui tokoh guru dengan cara yang berbeda. Pengarang SBM memahkotakan

dengan cara halus dan lembut tanpa goncangan, sebaliknya pengarang SIM

memahkotakan budaya Bali dengan cara terbuka, dinamis, bahkan prontal.

Kata Kunci : representasi, citra guru, perubahan sosial, perjuangan guru

Page 14: REPRESENTASI CITRA GURU DALAM CERPEN DAN NOVEL … DISERTASI.pdfmengingatkan penulis tetap semangat dan memberikan fotokopi sejumlah referensi. Begitu juga Dr. Drs. I Gde Artawan,

xiv

ABSTRACT

REPRESENTATION OF THE IMAGE OF TEACHERS IN SHORT STORIES

AND NOVELS WRITTEN BY BALINESE WRITERS

This present study is intended to reveal the image of and the struggle made by

the teachers which are represented in the short stories and novels written by the

Balinese writers, and to find the meaning of the characters playing a role as teachers

from the context of their eras. The object of the study includes thirteen literary works

(six novels and seven short stories) written by the Balinese writers. From the thirteen

of the literature that published formerlly in 1939 and the end in 2004.

The thirteen literary works which are written by the Balinese writers were

read using the qualitative research. They were analyzed using three main theories;

they are the theory of Literary Sociology, the theory of Representation, and the theory

of Intertexts. The data were collected using the library research, and were analyzed

descriptively and analytically. Synchronic comparative method was used for the

literary works which were written in the same era, and the diachronic method was

used for the literary works which were written in different eras.

Based on the result of analysis, three conclusions could be drawn. First, the

short stories and novels which are classified as the Modern Balinese literary works

tended to show intertextual relation from thematic point of view, and harmonious

relation among the characters playing a role as teachers. The Balinese writers showed

that the characters playing a role as teachers were an ideal combination of the

Balinese cultural concept of catur guru (guru rupaka, guru pengajian, guru wisesa,

and guru swadyaya) and Ki Hajar Dewantara‟s teachings well-known as: Ing Ngaro

Sung Tulodo, Ing Madya Mangun Karso, Tut Wuri Handayani.

Second, the short stories and novels which talk about teachers and are

classified as the Indonesian modern literary works written by the Balinese writers

show to the reader that, typologically, the teachers‟ behavior towards their profession

had changed and people‟s view on teachers as a profession had also changed. The

discourse of teachers was understood as an arena where there were two options,

whether maintaining the principle of becoming ideal teachers or submitting to the

pragmatic and materialistic view.

Third, the Balinese writers were differently encouraged to crown the Balinese

culture through the characters playing a role as teachers. The modern Balinese literary

works „Sastra Bali Modern (SBM)‟ crowned the Balinese culture in a gentle fashion

without leading to any shock; however, the writers of the Indonesian modern literary

works „Sastra Indonesia Modern (SIB) crowned the Balinese culture in an open,

dynamic and even frontal fashion.

Keywords: representation, image of teachers, social change, struggle made by

teachers

Page 15: REPRESENTASI CITRA GURU DALAM CERPEN DAN NOVEL … DISERTASI.pdfmengingatkan penulis tetap semangat dan memberikan fotokopi sejumlah referensi. Begitu juga Dr. Drs. I Gde Artawan,

xv

RINGKASAN

Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan representasi citra guru dalam

cerpen dan novel karya pengarang Bali. Secara khusus representasi yang diungkapkan

dalam penelitian ini adalah citra guru, perjuangan guru, dan makna tokoh guru dalam

karya sastra sastrawan Bali baik dalam sastra Bali modern (SBM) maupun sastra

Indonesia modern (SIM).

Objek menelitian ini adalah tiga belas karya sastra (enam novel dan tujuh

cerpen) pengarang Bali. Ketiga belas karya sastra itu adalah novel Tiba-Tiba Malam

(1977), Senja di Candi Dasa (1992), Mlantjaran ka Sasak (1939), Tresnane Lebur

Ajur Satonden Kembang (1981), Manah Bungah Lenyah di Toyobungkah (2002),

Bukit Buung Bukit Mentik (2004), cerpen “Guru” (2001), “Guru (1) (1995)”, “Guru

(2)” (1995), “SPP” (1972), “Ibu Guru Anakku” (1993), “Gamia Gamana” (1979), dan

“Guru Made” (1995).

Data di atas menunjukkan karya sastra tertua terbit pada 1939 dan karya sastra

termuda terbit pada 2004. Dengan demikian, penelitian ini mencakup representasi

citra guru dalam karya pengarang Bali dalam rentang waktu 65 tahun. Novel tertua

adalah Mlantjaran ka Sasak (1939) dan termuda adalah Bukit Buung Bukit Mentik

(2004) berbahasa Bali sedangkan cerpen tertua adalah “SPP” (1972) dan termuda

adalah “Guru” (2001) berbahasa Indonesia.

Pembacaan terhadap tiga belas karya pengarang Bali itu menggunakan

ancangan penelitian kualitatif dengan tiga teori utama sebagai dasar analisis, yaitu

teori representasi, teori sosiologi sastra, dan teori interteks. Metode yang digunakan

untuk mengumpulkan data adalah metode studi pustaka, metode wawancara, dan

observasi. Selanjutnya, data dianalisis secara deskriptif analitik melalui komparatif

sinkronik (karya sezaman) dan komparatif diakronik (karya berbeda zaman).

Berdasarkan metode dan analisis diperoleh lima simpulan dalam penelitian

ini. Pertama, pengarang Sastra Bali Modern (SBM) cenderung merepresentasikan

tokoh guru sebagai sosok yang idealis, tekun, dan perhatian pada anak didik. Guru

sebagai sosok yang digugu dan ditiru. Walaupun banyak godaan lingkungan karena

perubahan orientasi hidup yang cenderung materialistis tetapi tidak mengendurkan

sikap guru dalam melayani anak didik. Tokoh guru dalam SBM dicitrakan secara

positif dan mengayomi. Mereka direpresentasikan menjadi sosok yang bersahaja,

jauh dari kemewahan walaupun hidup di tengah perubahan sosial, baik karena

pendidikan maupun kemajuan pariwisata.

Kedua, perjuangan sosok guru dalam SBM karya pengarang Bali cenderung

idealis memertahankan tradisi, adat, agama, dan budaya. Dalam tradisi perkawinan

misalnya, pengarang Bali tetap memertahankan konsep kesinambungan purusa (laki-

laki) dalam keluarga. Pilihan untuk membuat santana rajeg adalah cara yang

ditawarkan sehingga perkawinan nyentana/nyeburin menjadi solusi agar keluarga

tidak terputus (putung), seperti ditulis Kaler (1982: 136). Pandangan Kaler itu

Page 16: REPRESENTASI CITRA GURU DALAM CERPEN DAN NOVEL … DISERTASI.pdfmengingatkan penulis tetap semangat dan memberikan fotokopi sejumlah referensi. Begitu juga Dr. Drs. I Gde Artawan,

xvi

tersirat dalam novel Bukit Buung Bukit Mentik karya Agung Wiyat S Ardhi dan

Manah Bungah Lenyah di Toyobungkah karya Nyoman Manda.

Ketiga, pengarang Bali yang menulis dalam SIM baik yang menulis cerpen

maupun novel cenderung menempatkan tokoh guru sebagai sosok yang dinamis

mengikuti perkembangan zaman secara realistis. Dinamika itu tidak semata-mata

dibebankan kepada tokoh guru, tetapi juga dikendalikan oleh sikap hidup masyarakat

yang berubah dan cenderung instan. Perubahan sikap dan pandangan tokoh guru

mengikuti perubahan zaman (terutama akibat pariwisata) ditemukan dalam karya-

karya Aryantha Soethama. Tokoh guru yang dikendalikan oleh sikap hidup

masyarakat yang cenderung pragmatis dan instan tergambar pada karya-karya Putu

Wijaya, baik dalam novel maupun cerpen. Citra guru demikian menafikan

pengabdian seorang guru yang berhasil menyadarkan dan mencerdaskan masyarakat.

Hubungan guru dengan murid sudah sampai pada tahap transaksional, tidak lagi

edukasional.

Keempat, faktor-faktor yang memengaruhi perubahan sikap guru dalam

cerpen dan novel pengarang Bali dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu faktor

internal dan eksternal. Faktor internal yang memperkuat jati diri keguruan antara

lain bakat, minat, dan kematangan jiwa para tokohnya. Faktor internal ini sangat

kuat dalam tokoh guru yang ditampilkan melalui cerpen dan novel SBM sejak

zaman kolonial Belanda sampai zaman reformasi. Faktor eksternal yang

memengaruhi sikap guru untuk berubah, antara lain perubahan zaman, godaan

lingkungan pariwisata dan pola hidup masyarakat yang mendewakan uang (material)

dan kekuasaan sebagai ukuran keberhasilan. Akibat faktor itu, tokoh guru dalam

novel dan cerpen sastra Indonesia dikorbankan bahkan dilemahkan melalui sistem

adat yang berbau feodal. Suara-suara yang memuliakan dan memartabatkan profesi

guru terdengar samar-samar, dikalahkan oleh suara kencang yang menyudutkan dan

melemahkan dengan ukuran keberhasilan ekonomi dan kekuasaan.

Kelima, makna perjuangan guru dalam karya pengarang Bali meliputi makna

edukatif, rekreatif, sosial, dan dinamika. Makna edukatif berkaitan dengan

penanaman nilai-nilai pendidikan dan etika dari guru kepada murid-murid dan

masyarakat pada umumnya. Makna rekreatif berkaitan dengan karya sastra sebagai

karya seni yang memberikan hiburan kepada pembaca melalui keindahan bahasa.

Makna sosial berkaitan dengan hubungan antara guru dengan guru baik dalam satu

sekolah maupun dengan sekolah lain, bahkan antarprovinsi. Hal ini menunjukkan

tokoh guru memiliki solidaritas menjaga nilai kebersamaan dan menguatkan

identitas. Makna dinamika merepresentasikan tokoh guru tidak dapat mengelak dari

perkembangan di sekelilingnya terutama akibat pergaulan global melalui dunia

pariwisata yang selalu membayang-bayangi tidak saja profesi guru tetapi juga profesi

lainnya. Namun sebagai agen perubahan, tokoh guru tetap memegang teguh etika

moral berdasarkan metodik dan didaktik yang dijadikan pijakan sebagaimana ia

membelajarkan para siswanya.

Temuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. Pertama, penelitian ini

menemukan adanya hubungan intertekstual dalam Sastra Bali Modern (SBM)

Page 17: REPRESENTASI CITRA GURU DALAM CERPEN DAN NOVEL … DISERTASI.pdfmengingatkan penulis tetap semangat dan memberikan fotokopi sejumlah referensi. Begitu juga Dr. Drs. I Gde Artawan,

xvii

terutama dari segi tematis dan hubungan tokoh guru dengan kelompok triwangsa

(menak). Cinta tidak sampai menjadi tema sentral dalam empat novel SBM.

Hubungan antartokoh guru direpresentasikan sebagai sosok yang lemah secara

ekonomi, tetapi kuat memegang prinsif dalam melaksanakan tugas dan tidak mudah

tergoda oleh aneka perubahan di sekitarnya. Tokoh-tokoh guru digambarkan sebagai

wujud perpaduan ideal antara konsep catur guru (guru rupaka, guru pengajian, guru

wisesa, dan guru Swadyaya) dalam kebudayaan Bali dan ajaran Ki Hajar Dewantara

yang terkenal dengan tiga semboyannya, yaitu Ing Ngarso Sung Tulodo, Ing Madyo

Mangun Karso, dan Tut Wuri Handayani. Para tokoh guru direpresentasikan sebagai

sosok yang berada di garda depan dalam membangun Indonesia Raya.

Kedua, cerpen dan novel tentang guru dalam SIM karya pengarang Bali

memberikan gambaran kepada pembaca tentang tipologi guru yang menunjukkan

perubahan sikap guru terhadap profesinya dan perubahan pandangan masyarakat

terhadap profesi guru. Wacana tentang guru dipahami sebagai arena pertarungan

sosial yang diartikulasikan melalui bahasa (Eriyanto, 2001: 30). Pertarungan itu

membuat profesi guru terombang-ambing sehingga citra kebimbangan tidak

terhindarkan antara memegang prinsif idealisme keguruan dan meleburkan diri

dalam pandangan pragmatis dan materialistik. Kebimbangan tokoh guru dalam sastra

pengarang Bali ini senada dengan kebingunggan terhadap penerapan Kurikulum 2013

yang membuat siswa menjadi kelinci percobaan di tengah-tengah pertarungan

ideologi di antara para gajah.

Ketiga, pengarang Bali menunjukkan semangat memahkotakan budaya Bali

melalui tokoh guru dengan cara yang berbeda. Pengarang SBM memahkotakan

dengan cara halus dan lembut tanpa goncangan, sebaliknya pengarang SIM

memahkotakan budaya Bali dengan cara terbuka, dinamis, bahkan prontal. Per-

bedaan cara pengungkapan itu dimungkinkan oleh ideologi pengarang SBM yang

masih kuat memegang tradisi, sebagaimana tergambar dalam tata ruang rumah adat

tradisional Bali. Halamannya seakan-akan terbuka dan dapat diamati dari luar secara

leluasa tetapi dibatasi dengan aling-aling. Sebaliknya pengarang SIM tanpa tedeng

aling-aling membuka pintu aib kebudayaan Bali melalui tokoh guru, tanpa

menghiraukan dampaknya.

Berdasarkan simpulan dan temuan penelitian ini ada dua saran yang

disampaikan. Pertama, wacana tentang guru yang direpresentasikan oleh pengarang

Bali dalam karya-karyanya dapat dijadikan referensi oleh pembaca untuk melihat

citra dan perubahan sosial yang diwacanakan. Citra dan perubahan sosial yang

diwacanakan bukanlah gejala tunggal melainkan gejala majemuk yang saling

berinterelasi secara intertekstual. Semangat kemajemukan ini menjadi peluang bagi

pembaca mengapresiasi karya sastra tentang guru dalam konteks multikulural.

Kedua, fokus penelitian yang terbatas pada tokoh guru dalam cerpen dan

novel berbahasa Bali dan berbahasa Indonesia dari kurun waktu terbatas 65 tahun,

tidak tertutup kemungkinan dapat dikembangkan pada penelitian berikutnya dengan

fokus yang berbeda. Dengan demikian, kajian tentang guru dari perspektif yang lain

akan tetap terbuka bagi para peneliti berikutnya.

Page 18: REPRESENTASI CITRA GURU DALAM CERPEN DAN NOVEL … DISERTASI.pdfmengingatkan penulis tetap semangat dan memberikan fotokopi sejumlah referensi. Begitu juga Dr. Drs. I Gde Artawan,

xviii

DAFTAR ISI

Halaman

SAMPUL DALAM

PRASYARAT GELAR ...................................................................................... iii

LEMBAR PERSETUJUAN................................................................................ iv

PENETAPAN PANITIA PENGUJI ................................................................... v

PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT…………………………………………. vi

UCAPAN TERIMAKASIH ................................................................................ vii

ABSTRAK .......................................................................................................... xiii

ABSTRACT ........................................................................................................ xiv

RINGKASAN ..................................................................................................... xv

DAFTAR ISI ....................................................................................................... xviii

DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xx

DAFTARTABEL ................................................................................................ xxi

DAFTAR SINGKATAN .................................................................................... xxii

GLOSARIUM ................................................................................................... xxiii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ................................................................................. 1

1.2 Rumusan Masalah .......................................................................... 13

1.3 Tujuan ............................................................................................. 13

1.3.1 Tujuan Umum .............................................................................. 13

1.3.2 Tujuan Khusus ............................................................................... 14

1.4 Manfaat ........................................................................................... 14

1.4.1 Manfaat Teoretis ........................................................................... 14

1.4.2 Manfaat Praktis .............................................................................. 15

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI,

DAN MODEL PENELITIAN

2.1 Kajian Pustaka ................................................................................... 18

2.2 Konsep............................................................................................... 26

2.2.1 Representasi ................................................................................... 26

2.2.2 Citra Guru ..................................................................................... 27

2.2.3 Pengarang Bali ............................................................................. 29

2.3 Landasan Teori ................................................................................ 30

2.3.1 Teori Sosiologi Sastra .................................................................... 30

2.3.2 Teori Representasi ....................................................................... 37

2.3.3 Teori Interteks ................................................................................ 42

2.4 Model Penelitian ............................................................................... 47

Page 19: REPRESENTASI CITRA GURU DALAM CERPEN DAN NOVEL … DISERTASI.pdfmengingatkan penulis tetap semangat dan memberikan fotokopi sejumlah referensi. Begitu juga Dr. Drs. I Gde Artawan,

xix

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Rancangan Penelitian ...................................................................... 49

3.2 Jenis dan Sumber Data ..................................................................... 51

3.3 Metode dan Teknik Pengumpulan Data ............................................ 54

3.4 Analisis Data ................................................................................... 55

3.5 Penyajian Hasil Analisis Data .......................................................... 57

BAB IV KECENDRUNGAN TEMATIK DAN TOKOH GURU

DALAM KARYA PENGARANG BALI

4.1 Kecenderungan Tematik Karya Pengarang Bali .............................. 61

4.2 Tokoh Guru dalam Karya Pengarang Bali ...................................... 71

BAB V REPRESENTASI CITRA GURU

DARI DILEMATIK SAMPAI HUMORIS 5.1 Guru yang Dilematik ...................................................................... 90

5.2 Guru yang Lemah ........................................................................... 113

5.3 Guru yang Idealis-Humanis ......................................................... 127

5.4 Guru sebagai Agen Perubahan ...................................................... 144

5.5 Guru yang Pragmatis Materialistis ................................................ 152

5.6 Guru yang Peduli Budaya ............................................................ 160

5.7 Guru yang Humoris ........................................................................ 174

BAB VI PERUBAHAN REPRESENTASI CITRA GURU

DAN FAKTOR PENYEBABNYA

6.1 Perubahan Representasi Citra Guru …………………………….. 183

6.2 Faktor Penyebab Perubahan………………………………………… 187

6.2.1 Faktor Kejiwaan .......................................................................... 188

6.2.2 Faktor Sosial Budaya .................................................................... 192

6.2.3 Faktor Ekonomi Pragmatis ............................................................. 198

6.2.4 Faktor Kekuasaan .......................................................................... 207

BAB VII KRITIK SOSIAL MELALUI TOKOH GURU

7.1 Mengkritisi Birokrasi dan Mulat Sarira .......................................... 215

7.2 Mengkritisi Adat, Membela Negara ................................................. 240

7.3 Melestarikan Budaya Bali ................................................................ 256

7.4 Mengantisipasi Perubahan .............................................................. 281

Page 20: REPRESENTASI CITRA GURU DALAM CERPEN DAN NOVEL … DISERTASI.pdfmengingatkan penulis tetap semangat dan memberikan fotokopi sejumlah referensi. Begitu juga Dr. Drs. I Gde Artawan,

xx

BAB VIII MAKNA REPRESENTASI CITRA GURU DALAM SASTRA

PENGARANG BALI 8.1 Makna Edukatif ................................................................................. 293

8.2 Makna Sosial ..................................................................................... 301

8.3 Makna Rekreatif ................................................................................ 309

8.4 Makna Dinamis ................................................................................. 326

BAB IX PENUTUP

9.1 Simpulan ........................................................................................... 333

9.2 Temuan Penelitian ............................................................................. 338

9.3 Saran .................................................................................................. 339

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 341

LAMPIRAN

Biografi :

01. Putu Wijaya ............................................................................................ 352

02. Gde Aryantha Soethama ......................................................................... 356

03. I Wayan Badra......................................................................................... 363

04. I Gusti Ngurah Djelantik Santha ............................................................. 368

05. Agung Wiyat S. Ardhi............................................................................. 375

06. I Nyoman Manda..................................................................................... 380

Sinopsis Novel :

07. Tiba-Tiba Malam ..................................................................................... 386

08. Senja di Candi Dasa ................................................................................ 389

09. Mlantjaran ka Sasak ................................................................................. 392

10. Tresnane Lebur Ajur Satonden Kembang ................................................. 395

11. Bukit Buung Bukit Mentik ....................................................................... 399

12. Manah Bungah Lenyah di Toyobungkah ................................................. 401

Pendukung :

13. Daftar nama responden ............................................................................ 405

14. Pedoman Wawancara ............................................................................... 406

Page 21: REPRESENTASI CITRA GURU DALAM CERPEN DAN NOVEL … DISERTASI.pdfmengingatkan penulis tetap semangat dan memberikan fotokopi sejumlah referensi. Begitu juga Dr. Drs. I Gde Artawan,

xxi

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1 Data Cerpen Pengarang Bali yang Diteliti .......................................... 52

Tabel 3.2 Data Novel Pengarang Bali yang Diteliti ............................................. 53

Tabel 4.1 Cerpen SBM dengan Tokoh Guru ....................................................... 86

Tabel 4.2 Cerpen SIM karya pengarang Bali dengan tokoh guru ........................ 87

Tabel 4.3 Novel Pengarang Bali dengan Tokoh Guru ......................................... 88

Page 22: REPRESENTASI CITRA GURU DALAM CERPEN DAN NOVEL … DISERTASI.pdfmengingatkan penulis tetap semangat dan memberikan fotokopi sejumlah referensi. Begitu juga Dr. Drs. I Gde Artawan,

xxii

DAFTAR SINGKATAN

HIS : Hollandsch Inlandsche School (setara SD kini)

HIK : Hollandsch Indische Kweekschool (setara SGB, SMP kini)

PGA : Pendidikan Guru Agama

PHDI : Parisada Hindu Dharma Indonesia

UUGD : Undang-Undang Guru dan Dosen

SBM : Sastra Bali Modern

SIM : Sastra Indonesia Modern

SGB : Sekolah Guru Bawah

SPG : Sekolah Pendidikan Guru

SMA : Sekolah Menengah Atas

SMEA : Sekolah Menengah Ekonomi Atas (kini SMK)

SMU : Sekolah Menengah Umum (kini : SMA)

Page 23: REPRESENTASI CITRA GURU DALAM CERPEN DAN NOVEL … DISERTASI.pdfmengingatkan penulis tetap semangat dan memberikan fotokopi sejumlah referensi. Begitu juga Dr. Drs. I Gde Artawan,

xxiii

GLOSARIUM

Ahimsa : tidak membunuh.

Alfaka guru : sikap melawan guru (guru rupaka, guru pengajian, guru

wisesa, guru Swadyaya)

Biokaonan : upacara pembersihan diri dengan upakara (banten)

Catur guru : empat guru dalam ajaran Hindu, yaitu: guru rupaka (orang

tua yang melahirkan), guru pengajian (guru yang mengajar di

sekolah), guru wisesa (pemerintah), dan guru Swadyaya (Ida

Sang Hyang Widhi/Tuhan Yang Mahaesa).

Catur yoga : empat jalan mendekatkan diri dengan Ida sang Hyang Widhi,

yaitu jnanayoga (mendekatkan diri dengan Sang Hyang Widhi

melalui jalan ilmu pengetahuan), bhaktiyoga (mendekatkan

diri dengan Sang Hyang Widhi melalui jalan sujud bhakti

secara tulus ikhlas), karmayoga (mendekatkan diri dengan

Sang Hyang Widhi melalui jalan berbuat mulia tanpa

pamrih), dan rajayoga (mendekatkan diri dengan Sang Hyang

Widhi melalui jalan brata,tapa, yoga, dan Samadhi).

Gapgapan : oleh-oleh

Geguritan : karya sastra Bali tradisional berbentuk puisi (tembang

macepat). Geguritan terikat pada aturan banyaknya kata dan

suku kata dalam baris, dan banyak baris dalam bait dengan

rima sesuai dengan aturan masing-masing tembang.

Page 24: REPRESENTASI CITRA GURU DALAM CERPEN DAN NOVEL … DISERTASI.pdfmengingatkan penulis tetap semangat dan memberikan fotokopi sejumlah referensi. Begitu juga Dr. Drs. I Gde Artawan,

xxiv

Jaba : sudra; di luar rumah

Jero : sebutan rumah kaum wesya dan ksatria; sebutan orang yang

kawin dari warna sudra ke warna yang lebih tinggi

Jnana wiwaha : perkawinan dengan mengedepankan kesucian hati dan pikiran

berdasarkan sumber sastra agama, bukan kawin secara

fisikal.

Kampuh : secarik kain yang diikatkan di badan di luar kamen

Kasepekang : hukum pengucilan sosial yang amat ditakuti masyarakat Bali

Krama desa/banjar : warga desa/banjar

Madunungan : menginap di rumah sahabat tanpa membayar

Malukat : mandi dengan air suci untuk menghilangkan kotoran batin

(sebel)

Manyama braya : semangat kekeluargaan yang muncul karena ikatan batin dan

rasa persaudaraan bersama baik dalam suka maupun duka

Matilesanga raga : tahu diri dan sadar tidak mampu secara ekonomi

Mayasa lacur : ketulusan pengendalian diri dalam kemiskinan

Menak : kelompok triwangsa

Mulat sarira : introspeksi diri

Ngamong : orang yang bertanggung jawab terhadap kewajiban agama

yang diwariskan dari generasi ke generasi

Ngrorod : sistem perkawinan dengan melarikan diri

Page 25: REPRESENTASI CITRA GURU DALAM CERPEN DAN NOVEL … DISERTASI.pdfmengingatkan penulis tetap semangat dan memberikan fotokopi sejumlah referensi. Begitu juga Dr. Drs. I Gde Artawan,

xxv

Nyentana/nyeburin : sistem perkawinan dalam masyarakat Bali dengan mempelai

laki-laki meninggalkan rumah asal, menetap di rumah

mempelai perempuan

Pamalaku : Utusan yang ditugaskan menyampaikan informasi kepada

orangtua gadis yang kawin melarikan diri

Pancayama brata : lima macam pengendalian diri : ahimsa (tidak membunuh),

brahmacari (tidak melakukan hubungan kelamin semasa

menuntut ilmu), satya (setia dengan janji), awyawaharika

(melakukan usaha yang selalu bersumber pada kedamaian),

asteya (tidak mencuri, tidak curang).

Pati brata : puasa

Parekan : abdi

Pesantian : Kelompok seni tradisional Bali yang mengapresiasi karya

sastra Bali (umumnya puisi) melalui berbagai tembang.

Tembang yang dilantunkan berisi tutur dan ajaran moral

diterrjemahkan secara kontekstual

Pitra puja : pemujaan dan tanggung jawab terhadap leluhur

Pradana : garis keturunan perempuan (matrilinial)

Prajuru : pengurus lembaga adat di Bali

Purusa : garis keturuanan laki-laki (patrilinial)

Putung : terputusnya generasi dalam keluarga karena tidak adanya

keturunan baru sebagai pewaris

Page 26: REPRESENTASI CITRA GURU DALAM CERPEN DAN NOVEL … DISERTASI.pdfmengingatkan penulis tetap semangat dan memberikan fotokopi sejumlah referensi. Begitu juga Dr. Drs. I Gde Artawan,

xxvi

Santana rajeg : anak yang berstatus sebagai pewaris keluarga baik

perempuan maupun laki

Sadripu : enam jenis musuh dalam diri manusia : kama (nafsu), lobha

(kelobaan), krodha (kemarahan), mada (kemabukan), moha

(kebingungan), dan matsarya (irihati)

Sadatatayi : enam jenis kekejaman dalam diri : agnida (membakar milik

orang lain), wisada (meracun), atharwa (melakukan ilmu

hitam), sastraghna (mengamuk), dratikrama (memperkosa),

rajapisuna (memfitnah).

Sapta timira : tujuh penyebab kegelapan atau kemabukan : surupa (rupa

tampan), dhana (kekayaan), guna (kepandaian), kulina

(keturunan, kebangsawanan), yowana (keremajaan), sura

(minuman keras), kasuran (kemenangan).

Sebel : kotor secara rohani

Trikaya Parisudha : tiga perbuatan (kayika) baik yang muncul dari pikiran

(manacika), dan perkataan (wacika) baik.

Trihita karana : tiga penyebab keseimbangan yaitu hubungan antara manusia

dengan Tuhan (parhyangan), hubungan manusia dengan

manusia (pawongan), hubungan manusia dengan lingkungan

(palemahan)

Wangdu : impoten

Page 27: REPRESENTASI CITRA GURU DALAM CERPEN DAN NOVEL … DISERTASI.pdfmengingatkan penulis tetap semangat dan memberikan fotokopi sejumlah referensi. Begitu juga Dr. Drs. I Gde Artawan,

xxvii