50
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Di Indonesia ini banyak kita jumpai bank, baik bank milik negara, swasta, pemerintah, atau yang lainnya. Salah satu unsur yang sangat diperhatikan oleh bank adalah kinerja bank tersebut, dengan kata lain yaitu masalah tingkat kesehatannya. Banyak para pemegang rekening giro, deposito ataupun tabungan ingin mengetahui tingkat kesehatan suatu bank dimana ia menanamkan dananya. Untuk menilai tingkat kesehatan bank dapat dinilai dari beberapa indikator. Salah satu indikator utama yang dijadikan dasar penilaian adalah laporan keuangan bank yang bersangkutan. Secara umum, semakin baik kinerja suatu perusahaan semakin tinggi laba usahanya dan semakin banyak keuntungan yang dapat dinikmati oleh pemegang saham, juga semakin besar kemungkinan harga saham akan naik. Meskipun demikian saham yang memiliki kinerja baik sekalipun, harganya bisa saja turun karena keadaan pasar. Penelitian untuk menganalisis pengaruh berbagai faktor fundamental terhadap tingkat harga saham pada berbagai sektor

RESEUME PENEITIAN.docx

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: RESEUME PENEITIAN.docx

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Di Indonesia ini banyak kita jumpai bank, baik bank milik negara, swasta,

pemerintah, atau yang lainnya. Salah satu unsur yang sangat diperhatikan oleh bank adalah

kinerja bank tersebut, dengan kata lain yaitu masalah tingkat kesehatannya. Banyak para

pemegang rekening giro, deposito ataupun tabungan ingin mengetahui tingkat kesehatan

suatu bank dimana ia menanamkan dananya. Untuk menilai tingkat kesehatan bank dapat

dinilai dari beberapa indikator. Salah satu indikator utama yang dijadikan dasar penilaian

adalah laporan keuangan bank yang bersangkutan.

Secara umum, semakin baik kinerja suatu perusahaan semakin tinggi laba usahanya

dan semakin banyak keuntungan yang dapat dinikmati oleh pemegang saham, juga semakin

besar kemungkinan harga saham akan naik. Meskipun demikian saham yang memiliki kinerja

baik sekalipun, harganya bisa saja turun karena keadaan pasar.

Penelitian untuk menganalisis pengaruh berbagai faktor fundamental terhadap tingkat

harga saham pada berbagai sektor perbankan telah dilakukan oleh peneliti sebelumnya

dengan penggunaan variabel dependen dan variabel independen yang beragam. Namun hasil

akhir dari penelitian ini adalah pengaruh signifikan antara kedua variabel tersebut, walaupun

terdapat hasil signifikan yang relatif kecil.

Atas dasar penelitian diatas, serta teori yang menyatakan nilai saham mewakili nilai

perusahaan (kinerja perusahaan), maka penelitian ini mengambil judul “PENGARUH

RASIO KECUKUPAN MODAL, RETURN ON EQUITY, RASIO MARJIN

PENDAPATAN BERSIH, DAN RASIO ANTARA KREDIT DENGAN TOTAL

DEPOSIT TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN PERBANKAN DI

BURSA EFEK INDONESIA (BEI) PERIODE 2010-2011”

Page 2: RESEUME PENEITIAN.docx

2

1.2. Identifikasi dan Perumusan Masalah

Adapun beberapa perumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana capital adequacy ratio, return on equity, net profit margin ratio, loan to

deposit ratio, dan harga saham pada unit analisis yang diteliti.

2. Seberapa besar hubungan antar variabel bebas capital adequacy ratio, return on

equity, net profit margin ratio, dan loan to deposit ratio

3. Seberapa besar pengaruh capital adequacy ratio, return on equity, net profit margin

ratio, dan loan to deposit ratio terhadap harga saham di Bursa Efek Indonesia (BEI)

baik secara parsial maupun simultan.

1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.3.1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan identifikasi masalah tersebut di atas, maka yang menjadi tujuan

penelitian ini adalah :

a. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh capital adequacy ratio, return on

equity, net profit margin ratio, dan loan to deposit ratio terhadap harga saham di

Bursa Efek Indonesia (BEI).

b. Untuk mengetahui seberapa besar kontribusi capital adequacy ratio, return on

equity, net profit margin ratio, dan loan to deposit ratio mampu menjelaskan

varian harga saham di Bursa Efek Indonesia (BEI).

c. Untuk mengetahui seberapa besar hubungan antar masing-masing variabel bebas

yang diteliti.

1.3.2. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang dapat diambil dalam penelitian ini adalah :

a. Manfaat Praktis

1) Bagi pihak investor

Page 3: RESEUME PENEITIAN.docx

3

Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai masukan dalam melakukan

prediksi harga saham, yang pada akhirnya dapat memberikan sumbangan

informasi bagi pihak investor untuk mengambil keputusan membeli atau tidak

saham tersebut.

2) Bagi pihak perbankan

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan informasi bagi pihak

manajemen perbankan dalam penetapan kebijakan terutama menyangkut

keuangan dan kebijakan lain berdasarkan analisis rasio keuangan.

b. Manfaat Teoritis

1) Bagi Peneliti

Penelitian ini bermanfaat untuk memperdalam dan mengaplikasikan teori yang

sudah diperoleh, terutama dalam hal menganalisa kinerja keuangan

perusahaan.

2) Bagi peneliti lebih lanjut

Penelitian ini juga diharapkan sebagai sumber informasi dan referensi untuk

memungkinkan penelitian selanjutnya mengenai topik-topik yang berkaitan,

baik yang bersifat melanjutkan maupun melengkapi.

Page 4: RESEUME PENEITIAN.docx

4

BAB II

KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS

2.1. Kajian Pustaka

2.1.1. Rasio Kecukupan Modal (CAR)

Rasio kecukupan modal adalah rasio yang mengukur pencapaian kecukupan modal mutlak yang diperlukan bagi dunia perbankan sebagai upaya pengembangan usaha dan tindakan antisipasi kerugian (Teddy Hikmat Fauzi,2008:31).

Sedangkan menurut Kasmir (2008:232) mengemukakan bahwa Rasio permodalan adalah rasio yang digunakan untuk mengukur permodalan dan cadangan penghapusan dalam menanggung perkreditan, terutama risiko yang terjadi karena bunga gagal ditagih.

Kecukupan pemenuhan kewajiban penyediaan modal minimum terhadap ketentuan berlaku

atau Capital Adequacy Ratio (CAR) dihitung dengan menggunakan formula:

CAR =Modal

X 100 %Aktiva Tertimbang Menurut Resiko

Sumber: Teddy Hikmat Fauzi, 2008:31

Aktiva tertimbang menurut resiko adalah nilai total masing-masing aktiva bank setelah dikalikan dengan masing-masing bobot resiko aktiva tersebut. Yang diklarifikasikan dari yang tidak beresiko (0%) sampai dengan yang beresiko (100%) sehingga hal ini memerlukan antisipasi dalam pemenuhan kewajiban modal bank yang mencukupi rasio ideal. Adapun spesifikasi struktur permodalan yang harus dipenuhi meliputi modal inti dan modal pelengkap (Teddy, 2008:31).

2.1.2. Return on Equity (ROE)

Return on equity merupakan rasio untuk mengukur laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri. Rasio ini menunjukkan efisiensi penggunaan modal sendiri. Semakin tinggi rasio ini, maka semakin baik. Artinya posisi pemilik perusahaan semakin kuat, demikian pula sebaliknya (Kasmir, 2010:204).

Menurut Lukman (2003:120) Return on Equity (ROE) merupakan salah alat utama investor yang paling sering digunakan dalam menilai suatu saham. Dalam perhitungannya, secara umum ROE dihasilkan dari pembagian laba dengan ekuitas selama setahun terakhir.Rasio return on equity digunakan untuk mengukur kinerja manajemen bank dalam mengelola modal yang tersedia untuk menghasilkan laba setelah pajak. Semakin besar ROE, semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai bank sehingga kemungkinan suatu bank dalam kondisi bermasalah semakin kecil. Laba setelah pajak adalah laba bersih dari kegiatan operasional setelah

Page 5: RESEUME PENEITIAN.docx

5

dikurangi pajak sedangkan rata-rata total ekuitas adalah rata-rata modal inti yang dimiliki bank, perhitungan modal inti dilakukan berdasarkan ketentuan kewajiban modal minimum yang berlaku.Rasio return on equity (ROE) sering digunakan untuk melihat tingkat pengembalian dari dana yang diinvestasikannya. Oleh karena itu, peningkatan dan penurunan return on equity (ROE) mempengaruhi minat dari para investor yang akan berakhir pada putusan investasi yang diambil. Hal ini akan mampu mempengaruhi harga pasar saham.

Walau cara menghitungnya sangat mudah akan tetapi dengan memahami secara

mendalam ROE bisa memberikan gambaran tiga hal pokok :

- Kemampuan perusahaan menghasilkan laba (profitability)

- Efisiensi perusahaan dalam mengelola aset (assets management)

- Hutang yang dipakai dalam melakukan usaha (financial leverage)

Angka ROE merupakan gambaran, berapa yang bisa perusahaan hasilkan untuk setiap

Rp. 100 yang ditanam diperusahaan tersebut.

Return on Equity adalah perbandingan antara laba bersih bank dengan modal sendiri.

Rasio ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

ROE =Laba Bersih sebelum Pajak dan Bunga

X 100%Modal Sendiri

Rasio ini banyak diamati oleh para pemegang saham bank (baik pemegang saham

pendiri maupun pemegang saham baru) serta para investor di pasar modal yang ingin

membeli saham bank yang bersangkutan (jika bank tersebut telah go public).

Perlu dicatat disini, bahwa dalam penentuan tingkat kesehatan suatu bank, Bank

Indonesia lebih mementingkan penilaian besarnya return on asset dan tidak memasukkan

unsur return on equity. Hal ini dikarenakan Bank Indonesia sebagai pembina dan pengawas

perbankan lebih mengutamakan nilai profitabilitas suatu bank yang diukur dengan asset yang

dananya sebagian besar berasal dari dana simpanan masyarakat.

2.1.3. Rasio Marjin Pendapatan Bersih (NPM)

Page 6: RESEUME PENEITIAN.docx

6

Rasio marjin pendapatan bersih merupakan rasio keuangan yang mengukur kemampuan bank dalam menghasilkan net income dari kegiatan operasional pokok bank (Kasmir, 2010:235). Rasio ini menggambarkan tingkat keuntungan (laba) yang diperoleh bank dibandingkan dengan pendapatan yang diterima dari kegiatan operasionalnya (Lukman, 2009:120). Sebagaimana hanya dengan perhitungan rasio sebelumnnya, rasio NPM pun mengacu kepada pendapatan operasional bank yang terutama berasal dari kegiatan pemberian kredit yang dalam praktiknya memiliki berbagai risiko, seperti risiko kredit (kredit bermasalah dan kredit macet), bunga (negative spread), kurs valas (jika kredit diberikan dalam valas), dan lain-lainnya.

Rasio ini berfungsi untuk mengukur tingkat kembalian keuntungan bersih terhadap

penjualan bersihnya. Semakin besar nilai NPM berarti semakin efisien biaya yang

dikeluarkan yang berarti semakin besar tingkat kembalian keuntungan bersih. Nilai NPM

berada pada rentang 0 sampai 1, semakin mendekati 1 maka semakin efisien penggunaan

biaya, yang berarti bahwa besar tingkat kembalian keuangan (return) yang akan diikuti

tingginya harga saham.

Hal tersebut disebabkan karena semakin tinggi NPM suatu bank maka akan semakin

tinggi pula keuntungan marjinal yang diperoleh bank tersebut. Sehingga akan diperoleh

tanggapan positif dari pelaku pasar modal terutama dari sudut harga sahamnya. Dengan kata

lain, semakin tinggi NPM maka suatu bank akan semakin tinggi pula harga sahamnya. Rasio

ini dapat dirumuskan sebagai berikut :

NPM =Laba Bersih setelah Pajak

X 100%Pendapatan Operasional

Adapun pendapatan operasional bank itu sendiri didominasi oleh hasil bunga yang

berasal dari kegiatan pemberian kredit yang dalam praktiknya memiliki berbagai risiko,

seperti risiko kredit bermasalah dan kredit macet, bunga, kurs valas (jika kredit diberikan

dalam valas), dan lain-lain.

2.1.4. Rasio antara Kredit dengan Total Deposit (LDR)

Menurut Fred Weston, Rasio Likuiditas adalah rasio yang menunjukkan kemampuan

perusahaan dalam memenuhi kewajiban (utang) jangka pendek (Kasmir,2010:129).

Page 7: RESEUME PENEITIAN.docx

7

Sedangkan menurut Kasmir (2010:221) rasio likuiditas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya pada saat ditagih. Dengan kata lain, bank dapat membayar kembali pencairan dana para deposannya pada saat ditagih serta dapat mencukupi permintaan kredit yang telah diajukan. Pengaturan likuditas bank terutama dimaksudkan agar bank setiap saat dapat memenuhi kewajiban-kewajiban yang harus dibayar terutama kewajiban jangka pendek yang ada di bank antara lain adalah simpanan masyarakat seperti tabungan, giro, dan deposito. Bank juga harus mampu memenuhi semua permohonan kredit yang layak dibiayai.Rasio liquidity dapat diukur dengan menggunakan rasio salah satunya adalah LDR (Loan to Deposit Ratio). LDR merupakan rasio antara kredit dengan dana pihak ketiga. Semakin tinggi rasio ini, maka akan memberikan indikasi rendahnya kemampuan likuiditas bank yang bersangkutan. Hal ini disebabkan karena jumlah dana yang diperlukan untuk membiayai kredit semakin besar.

Adapun definisi LDR menurut Lukman Dendrawijaya (2009:116) adalah rasio antara

seluruh jumlah kredit yang diberikan bank dengan dana yang diterima oleh bank. Rasio ini

menunjukkan salah satu penilaian likuiditas bank.

Loan to deposit ratio tersebut menyatakan seberapa jauh kemampuan bank

dalam membayar kembali penarikan dana yang diberikan sebagai sumber likuidasinya.

Dengan kata lain, seberapa jauh pemberian kredit kepada nasabah kredit dapat mengimbangi

kewajiban bank untuk segera memenuhi permintaan deposan yang ingin menarik kembali

uangnya yang telah digunakan oleh bank untuk memberikan kredit.

Semakin tinggi rasio tersebut memberikan indikasi semakin rendahnya kemampuan

likuiditas bank yang bersangkutan. Hal ini disebabkan karena jumlah dana yang diperlukan

untuk membiayai kredit menjadi semakin besar.

Dalam tata cara penilaian tingkat kesehatan bank, Bank Indonesia telah menetapkan

ketentuan sebagai berikut :

1. Untuk rasio LDR sebesar 110% atau lebih diberi nilai kredit 0, artinya likuiditas bank

tersebut dinilai tidak sehat.

2. Untuk rasio LDR dibawah 110% diberi nilai 100, artinya likuiditas bank tersebut dinilai

sehat.

Page 8: RESEUME PENEITIAN.docx

8

Rasio ini juga merupakan indikator kerawanan dan kemampuan dari suatu bank. Maka dari itu, sebagian dari praktisi perbankan menyepakati bahwa batas aman dari loan to deposit ratio suatu bank adalah sekitar 80%. Namun batas toleransi berkisar antara 85% dan 100%.LDR merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur komposisi jumlah kredit yang diberikan dibandingkan dengan jumlah dana masyarakat dan modal sendiri yang digunakan. (Kasmir,2008:225). Rumus untuk mencari loan to deposit ratio sebagai berikut:

LDR =Kredit yang diberikan

X 100%Dana Pihak Ketiga

2.1.5 Pengertian Saham

Saham dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan atau kepemilikan seseorang atau badan dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas. Saham memiliki karakteristik limited risk, yakni pemegang saham hanya bertanggung jawab sampai jumlah yang disetorkan ke dalam perusahaan. Adapun karekteristik lain adalah saham yang bersifat ultimate control, artinya pemegang saham merupakan pihak terakhir yang mendapatkan pembagian hasil usaha perusahaan (dalam bentuk dividen) dan sisa asset dalam proses likuidasi perusahaan, karena pemegang saham memiliki posisi yunior dibandingkan pemegang obligasi atau kreditor (Teddy, 2008:175-179).

2.1.5.1.Harga Saham

Harga saham adalah nilai suatu saham yang mencerminkan kekayaan perusahaan yang mengeluarkan saham tersebut, dimana perubahan atau fluktuasinya sangat ditentukan oleh kekuatan penawaran dan permintaan yang terjadi di bursa (pasar sekunder). Semakin banyak investor yang ingin membeli atau menyimpan suatu saham, harganya semakin naik, namun sebaliknya jika semakin banyak investor yang ingin menjual atau melepaskan suatu saham, harganya semakin bergerak turun. Secara umum, semakin baik kinerja suatu perusahaan semakin tinggi laba usahanya dan semakin banyak keuntungan yang dapat dinikmati oleh pemegang saham, juga semakin besar kemungkinan harga saham akan naik. Meskipun demikian saham yang memiliki kinerja baik sekalipun, harganya bisa saja turun karena keadaan pasar (Koetin, 1992 :89).

Perubahan harga saham di bursa atau pasar sekunder dipengaruhi oleh beberapa faktor

yang salah satunya adalah faktor internal perusahaan. Kinerja perusahaan merupakan faktor

internal perusahaan yang dapat dilihat dari rasio-rasio keuangan perusahaan.

Hal ini sesuai dengan pernyataan Ang (1997 : 8) pada dasarnya perusahaan yang baik kinerjanya akan mempunyai harga saham yang tinggi, karena dalam dunia investasi harga saham dapat direfleksikan pada kinerja perusahan, dimana semakin tinggi harga saham maka suatu perusahaan akan dikatakan semakin baik kinerjanya.

Page 9: RESEUME PENEITIAN.docx

9

Saham yang memiliki kinerja baik meskipun harganya menurun keras karena keadaan

pasar yang jelek (bearish) yang menyebabkan kepercayaan terhadap pemodal terguncang ,

saham ini tidak akan sampai hilang jika kepercayaan pemodal pulih. Siklus ekonomi

membaik ataupun hal-hal lain membaik (bullish), maka harga saham yang baik ini akan

kembali naik menjadi resiko dari pemegang suatu saham adalah turunnya harga saham. Cara

mengatasinya adalah menahan saham tersebut untuk waktu yang cukup lama sampai keadaan

pasar membaik kembali.

2.2. Kerangka Pemikiran

2.2.1. Penelitian Terdahulu

Adapun penelitian mengenai pengaruh kinerja keuangan terhadap perubahan harga

saham telah dibuktikan yang diantaranya oleh :

1. Anita Andriani (2007)

Meneliti variable CAR, RORA, ROA, LDR, BOPO dan NPM terhadap perubahan harga saham dengan hasil penelitian diketahui bahwa ada pengaruh yang signifikan antara CAR, RORA, dan LDR terhadap harga saham perusahaan perbankan di Bursa Efek Indonesia secara parsial, artinya Ha diterima. Sedangkan hasil uji parsial untuk ROA, BOPO dan NPM terhadap harga saham perusahaan perbankan di Bursa Efek Indonesia tidak berpengaruh secara signifikan, artinya Ha ditolak. Untuk uji secara simultan terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel X1, X2 , X3, X4, X5 dan X6 secara bersama-sama terhadap variabel Y (Harga Saham) pada perusahaan perbankan go public, Ha diterima. Besarnya pengaruh tersebut adalah 0.521 atau 52.1%. Sedangkan sisanya sebesar 47.9% dipengaruhi faktor lain yang tidak diungkap dalam penelitian tersebut. Untuk besarnya pengaruh secara parsial diketahui bahwa besarnya pengaruh X1 terhadap Y sebesar 11.56%, X2 terhadap Y sebesar 13.76%, X3 terhadap Y sebesar 1.46%, X4 terhadap Y sebesar 15.85%, X5 terhadap Y sebesar 2.65% dan besarnya pengaruh antara X6 terhadap Y sebesar 3.24%.

2. Hanry Dwi Purnomo (2007)

Meneliti variabel CAR, RORA, NIM, ROA, dan LDR terhadap harga saham dengan hasil penelitian secara simultan menunjukkan terdapat pengaruh yang signifikan antara CAR, RORA, NIM, ROA dan LDR terhadap harga saham. Besarnya kontribusi CAR, RORA, NIM, ROA, dan LDR terhadap harga saham adalah 38,1 % dan sisanya sebesar 61,9% dipengaruhi oleh faktor lain. Secara parsial CAR memberi kontribusi sebesar 7,90% dengan signifikansi 0,048 < 0,05 sehingga CAR berpengaruh positif terhadap harga saham. RORA memberikan kontribusi sebesar 0,20% dengan signifikansi 0,755 > 0,05 sehingga RORA tidak

Page 10: RESEUME PENEITIAN.docx

10

berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham tetapi bersifat positif terhadap harga saham. NIM memberi kontribusi sebesar 5,76% dengan signifikansi 0,093 > 0,05 sehingga NIM tidak mempunyai pengaruh secara signifikan terhadap harga saham tetapi bersifat positif terhadap harga saham. ROA memberikan kontribusi sebesar 9,61% dengan signifikansi 0,029 < 0,05 sehingga ROA berpengaruh positif secara signifikan terhadap harga saham. LDR memberikan kontribusi sebesar 1,61% dengan signifikansi 0,379 > 0,05 sehingga LDR tidak berpengaruh terhadap harga saham dan memiliki hubungan yang negatif terhadap harga saham.

2.3. Diagram Pemikiran

Kondisi dan situasi yang menentukan harga

saham

Adanya direksi atau komisaris

perusahaan yang terlibat tindak

pidana

Risiko sitematis, suatu bentuk

risiko yang terjadi secara

menyeluruh

Efek psikologi pasar yang

mampu menekan teknikal jual beli

saham

Kinerja perusahaan yang terus mengalami

penurunan di setiap waktu

Kebijakan perusahaan dalam

memutuskan untuk ekspansi

Pergantian direksi secara

tiba-tiba

Kondisi mikro dan makro ekonomi

Capital, Asset, Management, Equity, Liquidity

Rasio-rasio keuangan

CAR ROE NPM LDR

Perubahan Harga Saham

Page 11: RESEUME PENEITIAN.docx

11

2.4. Hubungan antar Variabel

2.4.1 .Hubungan Variabel Rasio Kecukupan Modal (X1) Terhadap Harga Saham (Y)

CAR (Capital Adequacy Ratio) merupakan rasio jumlah equity yang diklasifikasikan

terhadap jumlah kredit yang disalurkan, yang menunjukkan kemampuan permodalan dan

cadangan yang digunakan untuk menunjang operasi perusahaan. Pada dasarnya semakin

tinggi CAR maka akan semakin tinggi pula harga saham, karena bank yang mempunyai

modal yang cukup untuk melakukan kegiatan usahanya dan cukup pula menanggung resiko,

apabila bank tersebut di likuidasi. Semakin tinggi CAR juga dapat menggambarkan bank

tersebut semakin solvabel.

Penetapan kecukupan modal yang dihitung dengan rasio CAR memiliki pengaruh

yang terhadap harga saham didasarkan pada penelitian sebelumnya Purnomo (2007), dan

Anita Andriani (2007) yaitu CAR berpengaruh positif terhadap harga saham.

2.4.2. Hubungan Variabel Return on Equity (X2) Terhadap Harga Saham (Y)

ROE memiliki pengaruh yang terhadap harga saham dan rasio ini banyak diamati oleh

para pemegang saham bank (baik pemegang saham pendiri maupun pemegang sahan baru)

serta para investor di pasar modal yang ingin membeli saham pada bank yang bersangkutan

(jika bank tersebut telah go public).

Dengan demikian, ROE ini merupakan indikator yang amat penting bagi para

pemegang saham dan calon investor untuk mengukur kemampuan bank dalam memperoleh

laba bersih yang dikaitkan dengan pembayaran dividen. Kenaikan dalam rasio ini berarti

terjadi kenaikan laba bersih dari bank yang bersangkutan. Selanjutnya, kenaikan tersebut

akan menyebabkan kenaikan harga saham bank (Dendrawijaya: 2009, 119).

2.4.3. Hubungan Variabel Net Profit Margin (X3) Terhadap Harga Saham (Y)

Digunakannya NPM ini bertujuan untuk mengetahui secara langsung keuntungan

bersihnya. Semakin tinggi NPM suatu bank berarti semakin baik kinerja bank dari sudut

Page 12: RESEUME PENEITIAN.docx

12

manajemen. Hal tersebut disebabkan karena semakin tinggi NPM suatu bank maka akan

semakin tinggi pula keuntungan marjinal yang diperoleh bank tersebut. Sehingga akan

diperoleh tanggapan positif dari pelaku pasar modal terutama dari sudut harga sahamnya.

Dengan kata lain, semakin tinggi NPM maka suatu bank akan semakin tinggi pula harga

sahamnya. Penetapan management yang dihitung dengan rasio NPM memiliki pengaruh

yang terhadap harga saham secara simultan didasarkan pada penelitian sebelumnya Anita

Andriani (2007) yaitu NPM berpengaruh positif terhadap harga saham.

2.4.4. Hubungan Variabel Loan to Deposit Ratio (X4) Terhadap Harga Saham (Y)

Tinggi rendahnya LDR juga akan mempengaruhi harga saham. Dari aspek likuiditas,

LDR yang tinggi berarti resiko dalam berinvestasi menjadi tinggi. Dengan likuiditas bank

yang rendah maka hal tersebut akan berdampak pada hilangnya kepercayaan konsumen pada

bank tersebut. Kalau masyarakat sudah tidak percaya kepada bank tersebut, maka investorpun

juga akan enggan untuk membeli saham perusahaan yang bersangkutan, dan secara otomatis

akan menurunkan harga saham perusahaan tersebut.

Penetapan liquidity yang dihitung dengan rasio LDR memiliki pengaruh yang

terhadap harga saham didasarkan pada penelitian sebelumnya Purnomo (2007) yaitu LDR

berpengaruh positif signifikan terhadap harga saham secara parsial maupun simultan.

Page 13: RESEUME PENEITIAN.docx

13

PENGARUH CAPITAL ASSET RATIO, RETURN ON EQUITY, NET PROFIT MARGIN RATIO, DAN LOAN TO

DEPOSIT RATIO TERHADAP PERUBAHAN HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN PERBANKAN DI BURSA EFEK

INDONESIA (BEI)

Rasio Keuangan

Laporan Keuangan

Perusahaan Perbankan

CAR ROE NPM LDR

CAR naik

ROE naik

ROE turun

NPM naik

NPM turun

LDR naik

LDR turun

CAR turun

Kinerja Baik

Kinerja Buruk

Kinerja Baik

Kinerja Buruk

Kinerja Baik

Kinerja Buruk

Kinerja Buruk

Kinerja Baik

Harga Saham Naik

Harga Saham Turun

Page 14: RESEUME PENEITIAN.docx

14

2.4. Paradigma Berfikir

ε

(+)

(+)

(+)

(-)

2.5. Hipotesis Penelitian

Hipotesis dapat diartikan sebagai suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap

permasalahan penelitian sampai terbukti melalui data yang terkumpul.

Berdasarkan teori dan kerangka berpikir diatas, maka diajukan hipotesis peneletian

sebagai berikut :

1. Jika CAR nilainya naik maka harga saham akan naik.

2. Jika ROE nilainya naik maka harga saham akan naik.

3. Jika NPM nilainya naik maka harga saham akan naik.

4. Jika LDR nilainya turun maka harga saham akan naik.

CAR (X1)

ROE (X2)

NPM (X3)

LDR (X4)

PERUBAHAN HARGA SAHAM (Y)

Page 15: RESEUME PENEITIAN.docx

15

BAB III

BAHAN/SUBJEK/OBJEK DAN METODE PENELITIAN

3.1. Bahan/Subjek/Objek Penelitian

Objek penelitian yang akan diteliti pada penelitian ini adalah perusahaan perbankan

yang go public dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Data yang digunakan adalah data

sekunder yang bersumber dari Indonesia Capital Market Directory (ICMD), laporan

keuangan perbankan yang telah diaudit, website resmi bank Indonesia (www.bi.go.id) dan

website resmi Bursa Efek Indonesia (www.idx.co.id). Dan adapun periode data sekunder

yang diambil adalah pada tahun 2009. Sedangkan unit analisis dalam penelitian ini adalah

perusahaan perbankan.

3.2. Metode Penelitian

3.2.1. Desain Penelitian

Desain penelitian yang diambil dalam penelitian ini adalah kualitatif karena tujuan

diadakan penelitian ini ingin mengetahui seberapa besar derajat hubungan antara Capital

Adequacy Ratio, Return on Equity, Net profit margin, dan Loan to Deposit Ratio terhadap

perubahan harga saham pada perusahaan perbankan di bursa efek Indonesia.

Penelitian ini juga bersifat verifikatif karena penelitian ini bersifat menanyakan

hubungan antara dua hal atau lebih.

3.2.2. Operasional Variabel

Adapun operasional variabel dari variabel-variabel penelitian dapat dilihat pada tabel

dibawah ini :

Tabel 3.1.Operasional Variabel Penelitian

Variabel Konsep Variabel Indikator SkalaCAR (X1) Rasio kecukupan modal adalah

rasio yang mengukur pencapaian kecukupan modal mutlak yang diperlukan bagi

__________Modal__________Aktiva Tertimbang Menurut

Resiko

Rasio

Page 16: RESEUME PENEITIAN.docx

16

dunia perbankan sebagai upaya pengembangan usaha dan tindakan antisipasi kerugian (Teddy Hikmat Fauzi, 2008:31)

ROE (X2)

ROE merupakan rasio untuk mengukur laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri. Rasio ini menunjukkan efisiensi penggunaan modal sendiri. (Kasmir, 2010: 204)

Laba Bersih sebelum Pajak dan Bunga

Modal SendiriRasio

NPM (X3)

NPM merupakan rasio keuangan yang mengukur kemampuan bank dalam menghasilkan net income dari kegiatan operasional kegiatan pokok bank. (Kasmir, 2010 :235)

Laba Bersih setelah PajakPendapatan Operasional

Rasio

LDR (X4)

Rasio Likuiditas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya pada saat ditagih. Dengan kata lain, bank dapat membayar kembali pencairan dana para deposannya pada saat ditagih serta dapat mencukupi permintaan kredit yang telah diajukan. (Kasmir, 2010: 221)

____Kredit yang Diberikan____

Dana PIhak KetigaRasio

Harga Saham (Y)

Harga saham adalah nilai suatu saham yang mencerminkan kekayaan perusahaan yang mengeluarkan saham tersebut, dimana perubahan atau fluktuasinya sangat ditentukan oleh kekuatan penawaran dan permintaan yang terjadi di bursa pasar sekunder. Semakin banyak investor yang ingin membeli atau menyimpan suatu saham, harganya semakin naik, namun sebaliknya, jika semakin banyak investor yang ingin menjual atau melepaskan suatu saham harganya semakin bergerak turun. (Koetin, 1992: 89)

Harga Saham Rata-rata Bulanan pada tahun berikutnya

setelah terbit Laporan Keuangan yang telah di audit.

Rasio

Page 17: RESEUME PENEITIAN.docx

17

3.2.3. Populasi dan Sampel

Populasi adalah keseluruhan objek psikologis yang dibatasi oleh kriteria tertentu.

Identifikasi populasi dalam penelitian ini adalah :

a. Termasuk dalam sektor perbankan yang telah go public

b. Termasuk dalam klasifikasi ICMD.

Populasi dalam penelitian ini adalah sektor perbankan yang go public

di Bursa Efek Indonesia sebanyak 31 bank.

Dengan jumlah 31 Bank yang penulis jadikan populasi maka untuk memperoleh

ukuran sampel digunakan rumus Slovin.

N n = 1 + Ne2

Keterangan :

n = Ukuran Sample

N = Ukuran Populasi

e = Kelonggaran ketidak telitian karena kesalahan pengambilan sample yang ditolelir,

misalnya 5%.

3.2.4. Teknik Pengumpulan Data

Data yang digunakan adalah data sekunder yang bersumber dari Indonesia Capital

Market Directory (ICMD), laporan keuangan perbankan yang telah diaudit, website resmi

bank Indonesia (www.bi.go.id), dan website resmi Bursa Efek Indonesia (www.idx.co.id).

Dan adapun periode data sekunder yang diambil adalah pada periode 2010-2011. Sedangkan

unit analisis dalam penelitian ini adalah perusahaan perbankan.

Dan data yang digunakan adalah cross section, karena data yang dikumpulkan ada

pada satu waktu namun pada beberapa objek penelitian .

Untuk mendapatkan pengetahuan praktis maupun teoritis, penulis melakukan

Page 18: RESEUME PENEITIAN.docx

18

penelitian kepustakaan dari beberapa buku ilmiah, majalah dan laporan-laporan hasil

penelitian ilmiah yang ada relevansinya dengan masalah yang diangkat dalam penelitian ini.

3.2.5. Metode Analisis

Analisis statistik yang digunakan adalah regresi linear berganda. Model persamaan

analisis regresi dapat dituliskan sebagai berikut:

Yt+1 =β0+β1X1t+β2X2t+β3X3t+β4X4t+ε

Dimana :

Yt+1 = Harga saham rata-rata bulanan pada tahun berikutnya

β0 = Konstanta

β1 … β4 = Koefisien regresi masing-masing variabel independen

X1t = CAR

X2t = ROE

X3t = NPM

X4t = LDR

ε = Error

Menurut Robert D. Retherford mengemukakan bahwa analisis jalur (path analysis) merupakan suatu teknik analisis statistika yang dikembangkan dari analisis regresi berganda. Pengujian hipotesis dalam penelitian menggunakan analisis jalur. Selain itu pula, analisis jalur dapat didefinisikan suatu teknik untuk menganalisis hubungan sebab akibat yang terjadi pada regresi berganda jika variabel bebasnya mempengaruhi variabel terikat tidak hanya secara langsung tetapi juga secara tidak langsung (Danang Sunyoto, 2011: 1).

Page 19: RESEUME PENEITIAN.docx

19

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Analisis dan Pembahasan

4.1.1. Pembahasan

Asumsi utama yang mendasari model regresi linear klasik dengan menggunakan

metode OLS adalah:

1. Model regresi linear, artinya linear dalam parameter.

2. Nilai-nilai variabel independent (X) adalah nonstokastik, artinya nilai X dianggap

tetap pada setiap kali percobaan yang dilakukan berulang.

3. Nilai rata-rata error normal.

4. Homoskedastisitas, artinya varians semua variabel adalah sama.

5. Non-multikolinieritas, artinya tidak ada korelasi yang cukup kuat antar variabel

independen dalam model regresi

6. Non-autokorelasi, artinya tidak ada korelasi diantara data (pengamatan) yang

berurutan dalam satu variabel.

7. Distribusi error mendekati sebaran normal.

4.1.2. Uji MultiKolinieritas

Uji Multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan

adanya korelasi antar variabel bebas (independent). Model regresi yang baik seharusnya tidak

terjadi korelasi di antara variabel bebas.

Page 20: RESEUME PENEITIAN.docx

20

Tabel 4.8

Coefficiens

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error BetaToleranc

e VIF

1 (Constant) 6.588 2.950 2.233 .028

X1 .312 .249 .290 1.853 .046 .781 1.281

X2 .256 .189 .331 1.753 .043 .699 1.430

X3 .041 .151 .070 1.870 .030 .627 1.594

X4 -.355 .257 -.322 -1.981 .034 .765 1.307

a. Dependent Variable: Y

Berdasarkan hasil pengujian multikolinieritas yang dapat dilihat pada tabel 4.8,

terlihat bahwa nilai variance inflation factor (VIF) pada kedua variabel independen memiliki

nilai dibawah angka 10. Demikian juga angka Tolerance lebih dari 0.1. Dengan demikian

dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi multikolinieritas antara variabel bebas (independent).

4.1.3. Uji Autokorelasi

Autokorelasi biasanya muncul pada data timeseries, karena observasi yang berurutan

sepanjang waktu berkaitan satu sama lain. Pada data crossection (silang waktu), masalah

autokorelasi relative jarang terjadi. Adapun statistik yang paling umum digunakan untuk

menguji apakah terjadi autokorelasi ataukah tidak adalah statistic Durbin-Watson (DW).

Kriterianya adalah sebagai berikut:

Page 21: RESEUME PENEITIAN.docx

21

Tabel 4.9

Kriteria Autokorelasi

Nilai DW Kesimpulan

Antara du dan 4-du Tidak ada korelasi

Lebih kecil dari dI Ada autokorelasi positif

Lebih besar dari 4-dI Ada autokorelasi negatif

Antara du dan dI Tidak dapat disimpulkan

Antara du an 4-dI Tidak dapat disimpulkan

Cat: du = batas atas (upper) dan dI = batas bawah (lower) didapatkan dari tabel Durbin Watson.

Nilai DW pada output SPSS dapat dilihat padaa tabel Model Summary. Untuk

mengetahui ada tidaknya autokorelasi maka terlebih dahulu dibuat kriteria di atas dengan

melihat nilai du dan dI pada tabel DW. Pada n = 23 (ukuran sampel), k = 4 (jumlah variabel

bebas) dan α = 5 %, diperoleh nilai du =1,78 dan dI = 0,98. Dengan demikian, kriterianya

ialah sebagai berikut:

Tabel 4.10

Hasil Kriteria Autokorelasi

Nilai DW Kesimpulan

1,78 < DW < 2,22 Tidak ada korelasi

DW < 0,98 Ada autokorelasi positif

DW > 3,02 Ada autokorelasi negatif

1,78 < DW < 0,98 Tidak dapat disimpulkan

1,78 < DW < 3,02 Tidak dapat disimpulkan

Page 22: RESEUME PENEITIAN.docx

22

Tabel 4.11

Model Summary

Model Summaryb

Model R R SquareAdjusted R

SquareStd. Error of the Estimate

Durbin-Watson

1 .499a .249 .082 1.97840 1.861

a. Predictors: (Constant), X4, X1, X2, X3

b. Dependent Variable: Y

Sumber : Data Olahan

Dari tabel 4.11 diatas dapat diketahui bahwa nilai DW pada penelitian ini sebesar

1,861. Hasil tersebut jika dibandingkan dengan Kriteria Autokorelasi (Tabel 4.9) dapat

diambil kesimpulan bahwa tidak ada Autokorelasi.

4.2.4. Uji Heteroskedastisitas

Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi

ketidaksamaan variance dan residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance

dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut

Homoskedastisitas dan jika berbeda disebut Heteroskedastisitas. Model regresi yang baik

adalah yang Homoskedastisitas atau tidak terjadi Heteroskedastisitas. Adapun alat pengujian

yang digunakan oleh penulis adalah dengan melihat grafik plot antara nilai prediksi variabel

terikat (SRESID) dengan redsidualnya (ZPRED).

Page 23: RESEUME PENEITIAN.docx

23

Gambar 4.1

Scatterplot

Sumber : Data Olahan dari Lampiran 4

Berdasarkan hasil pengujian heteroskedastisitas yang dapat dilihat pada gambar 4.5,

pada bagian diagram scatterplot nampak bahwa tidak ada pola yang jelas dan teratur serta

titik-titik menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y. Hal ini dapat disimpulkan

bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi.

Secara tidak langsung memang tidak terlihat seperti ada pola teratur pada gambar

scatterplot diatas, hal tersebut diperkirakan terjadi karena varians yang tidak sama.

4.2.5. Uji Normalitas

Uji Normalitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi, variabel terikat dan

variabel bebas keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik

adalah yang memiliki distribusi data normal atau mendekati normal. Adapun alat pengujian

yang digunakan oleh penulis yaitu dengan menggunakan analisis grafik.

Page 24: RESEUME PENEITIAN.docx

24

Gambar 4.2

Histogram

Sumber : Data Olahan dari Lampiran 4

Gambar 4.3

Normal P-Plot of Regression Standardized Residual

Sumber : Data Olahan dari Lampiran 4

Page 25: RESEUME PENEITIAN.docx

25

Berdasarkan hasil pengujian yang dapat dilihat pada grafik histogram (Gambar 4.6)

maupun plot normal (Gambar 4.7) dapat disimpulkan bahwa distribusi data mendekati normal

karena tidak ada penyimpangan yang cukup mencolok dari kurva maupun garis normal.

Sehingga dapat dikatakan bahwa asumsi normalitas terpenuhi.

4.3. Pembahasan

Sebelum melakukan analisis data statistik, penulis mencoba memaparkan analisa yang

berkaitan dengan data dari tiap variabel dalam penelitian ini yakni variabel Capital Adequacy

Ratio (X4), Return on Equity (X2), Net Profit Margin (X3) , Loan to Deposit Ratio (X4)

terhadap Harga Saham (Y).

Analisis data pada penelitian ini menggunakan metode atau teknik analisis regresi

linier berganda. Analisis regresi merupakan teknik statistik yang berguna untuk memeriksa

dan memodelkan hubungan di antar variabel-variabel. Dimana penerapan regresi tersebut

umumnya dikaitkan dengan studi ketergantungan suatu variabel (variabel terikat) pada

variabel lainnya (variabel bebas). Sedangkan analisis regresi linier berganda secara umum

digunakan untuk menganalisis hubungan antara dua atau lebih variabel bebas.

Untuk mengetahui pengaruh Capital Adequacy Ratio (X4), Return on Equity (X2),

Net Profit Margin (X3) , Loan to Deposit Ratio (X4) terhadap Saham (Y) secara parsial.

Dengan bantuan software SPSS 17.00 for Windows, maka hasil dapat dilihat pada tabel

berikut:

Tabel 4.12

Coefficients

Page 26: RESEUME PENEITIAN.docx

26

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error BetaToleranc

e VIF

1 (Constant) 6.588 2.950 2.233 .028

X1 .312 .249 .290 1.853 .046 .781 1.281

X2 .256 .189 .331 1.753 .043 .699 1.430

X3 .041 .151 .070 1.870 .030 .627 1.594

X4 -.355 .257 -.322 -1.981 .034 .765 1.307

a. Dependent Variable: Y

Sumber : Data Olahan dari Lampiran 3

Dari tabel 4.12 diatas pengujian menunjukkan persamaan regresi dengan persamaan

regresi linier yaitu sederhana sebagai berikut:

Y=β0+β1 X1+β2 X 2+β3 X3+β4 X4+ε

Yang diperoleh adalah sebagai berikut:

Y=6 ,588+0 ,312 X1+0 ,256 X2+0 ,041 X 3−0 ,355 X 4+ε

Dari persamaan regresi diatas dapat dilihat bahwa koefisien regresi (ßi) untuk variabel

Capital Adequacy Ratio bertanda positif artinya variabel tersebut berpengaruh positif

terhadap Saham (Y).

Variabel Capital Adequacy Ratio (X1), memiliki nilai koefisien regresi (ßi) sebesar

0,312. Hal ini menunjukkan bahwa setiap peningkatan variabel Capital Adequacy Ratio (X1),

Page 27: RESEUME PENEITIAN.docx

27

satu satuan nilai akan menaikkan harga saham 0,312 satuan nilai, dengan asumsi variabel

lainnya nol.

Variabel Return on Equity (X2), memiliki nilai koefisien regresi (ßi) sebesar -0,256.

Hal ini menunjukkan bahwa setiap peningkatan variabel Return on Equity (X2), satu satuan

nilai akan menaikkan harga saham 0,256 satuan nilai, dengan asumsi variabel lainnya nol.

Variabel Net Profit Margin (X3), memiliki nilai koefisien regresi (ßi) sebesar 0,041.

Hal ini menunjukkan bahwa setiap peningkatan variabel Net Profit Margin (X3), satu satuan

nilai akan menaikkan harga saham 0,041 satuan nilai, dengan asumsi variabel lainnya nol.

Variabel Loan to Deposit Ratio (X4), memiliki nilai koefisien regresi (ßi) sebesar -

0,355. Hal ini menunjukkan bahwa setiap peningkatan variabel Loan to Deposit Ratio (X4),

satu satuan nilai akan menurunkan harga saham 0,355 satuan nilai, dengan asumsi variabel

lainnya nol.

Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel Capital Adequacy Ratio (X4),

Return on Equity (X2), Net Profit Margin (X3) , Loan to Deposit Ratio (X4) terhadap

Saham (Y) secara simultlan, maka akan dilakukan pengujian terhadap garis regresi tersebut

melalui hipotesis.

4.3.1. Pengaruh Capital Adequacy Ratio (X4), Return on Equity (X2), Net Profit Margin

(X3) , Loan to Deposit Ratio (X4) terhadap Saham (Y) Secara Simultan

Setelah asumsi-asumsi klasik linier berganda diperiksa dan dipenuhi maka berikutnya

akan diuji pengaruh Capital Adequacy Ratio (X4), Return on Equity (X2), Net Profit Margin

(X3), Loan to Deposit Ratio (X4) terhadap Saham (Y)Secara Simultan

. Bentuk hipotesisnya adalah sebagai berikut:

Page 28: RESEUME PENEITIAN.docx

28

Ho : Tidak terdapat pengaruh Capital Adequacy Ratio (X4), Return on Equity (X2), Net

Profit Margin (X3) , Loan to Deposit Ratio (X4) terhadap Saham (Y) secara simultan.

H1 :Terdapat pengaruh Capital Adequacy Ratio (X4), Return on Equity (X2), Net Profit

Margin (X3), Loan to Deposit Ratio (X4) terhadap Saham (Y) secara simultan.

Untuk mengetahui seberapa besar persentase pengaruh empat variabel tersebut secara

simultan terhadap variabel Y adalah dengan melakukan pengujian dengan koefisien

determinasi (R2). Dari hasil pengujian diperoleh nilai koefisien determinasi (R2) persamaan

regresi yaitu sebesar 0,249 (nilai R-Square pada tabel Model Summary) berikut ini:

Tabel 4.13

Tabel Model Summary

Model Summaryb

Model R R SquareAdjusted R

SquareStd. Error of the Estimate

Durbin-Watson

1 .499a .249 .082 1.97840 1.861

a. Predictors: (Constant), X4, X1, X2, X3

b. Dependent Variable: Y

Ini berarti secara bersama-sama variabel Capital Adequacy Ratio (X4), Return on

Equity (X2), Net Profit Margin (X3) , Loan to Deposit Ratio (X4) secara bersama-sama

memberikan pengaruh sebesar 24,9% terhadap harga saham. Angka 24,9% disini artinya

setiap perubahan harga saham sebesar 24,9% dipengaruhi oleh perubahan variabel Capital

Adequacy Ratio (X4), Return on Equity (X2), Net Profit Margin (X3), Loan to Deposit Ratio

(X4). Adapun sebesar 75,1% sisanya disebabkan oleh variabel-variabel lain diluar kedua

variabel tersebut yang tidak dilibatkan dalam penelitian ini, antara lain Price Earning Ratio,

Page 29: RESEUME PENEITIAN.docx

29

Pertumbuhan Perusahaan, Ukuran Perusahaan dll.. Statistik uji yang digunakan untuk

menguji hipotesis tersebut ialah uji-F.

Untuk mengetahui signifikan tidaknya pengaruh Capital Adequacy Ratio (X4), Return

on Equity (X2), Net Profit Margin (X3) , Loan to Deposit Ratio (X4) terhadap harga saham

(Y) secara keseluruhan, maka dilakukan uji F dengan uji dua pihak dalam taraf nyata 5%

(0,05). Adapun hasilnya adalah sebagai berikut :

Tabel 4.14

Tabel ANOVA

ANOVAb

ModelSum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 23.353 4 5.838 3.492 .006a

Residual 70.453 18 3.914

Total 93.807 22

a. Predictors: (Constant), X4, X1, X2, X3

b. Dependent Variable: Y

Berdasarkan hasil perhitungan yang terlibat pada tabel ANOVA diatas diperoleh nilai

Fhitung sebesar 3,492. Sedangkan nilai Ftabel pada taraf nyata (α) 5 % dengan derajat bebas V1 =

k ; V2 = n-k-1 = 23 – 4 – 1 = 18 ialah 2,93. Nilai F di atas kemudian dibandingkan dengan

nilai F0.05;(18-4). dari tabel distribusi F di mana diperoleh nilai F0.05;(18-4) sebesar 2,93.

Tabel 4.15

Kesimpulan Pengujian Secara Keseluruhan Nilai Fhitung Nilai Ftabel Kesimpulan

3,492 2,93 Signifikan

Sumber : hasil perhitungan

Page 30: RESEUME PENEITIAN.docx

30

Dari Tabel 4.15 di atas terlihat bahwa nilai Fhitung lebih besar dari nilai Ftabel sehingga

hasil pengujian yang diperoleh adalah signifikan. Atau dengan kata lain pengaruh yang

terjadi dapat digeneralisir terhadap seluruh populasi. Sehingga dapat disimpulkan bahwa H0

ditolak. Atau dengan kata lain secara simultan Capital Adequacy Ratio (X4), Return on

Equity (X2), Net Profit Margin (X3) , Loan to Deposit Ratio (X4) memiliki pengaruh

signifikan terhadap Harga Saham (Y).

4.3.2 Pengaruh Capital Adequacy Ratio (X4), Return on Equity (X2), Net Profit Margin

(X3) , Loan to Deposit Ratio (X4) terhadap Harga Saham (Y) Secara Parsial

Berikutnya akan diuji pengaruh dari masing-masing variabel Capital Adequacy Ratio

(X4), Return on Equity (X2), Net Profit Margin (X3) , Loan to Deposit Ratio (X4) memiliki

pengaruh signifikan terhadap Harga Saham (Y) secara parsial. Bentuk hipotesisnya adalah

sebagai berikut :

Ho : Tidak terdapat pengaruh Capital Adequacy Ratio (X4), Return on Equity (X2), Net

Profit Margin (X3) , Loan to Deposit Ratio (X4) terhadap Harga Saham (Y)

H1 : Terdapat pengaruh Capital Adequacy Ratio (X4), Return on Equity (X2), Net Profit

Margin (X3) , Loan to Deposit Ratio (X4) terhadap Harga Saham (Y).

Statistik uji yang digunakan untuk menguji hipotesis diatas adalah uji – t. Untuk

mengetahui pengaruh langsung secara individual, maka harus dilakukan uji t terlebih dahulu.

Langkah pengujiannya sama seperti pada uji F.

Terlebih dahulu harus dicari nilai thitung dari masing–masing Capital Adequacy Ratio

(X4), Return on Equity (X2), Net Profit Margin (X3) , Loan to Deposit Ratio (X4) Setelah

itu nilai thitung tersebut dibandingkan dengan nilai t di tabel. Jika nilai thitung lebih besar dari

nilai ttabel, maka hipotesis signifikan, artinya bahwa pengaruh yang terjadi dapat digeneralisir

Page 31: RESEUME PENEITIAN.docx

31

terhadap seluruh populasi. Sebaliknya apabila nilai thitung lebih kecil dari nilai ttabel, maka

hipotesis tidak signifikan, artinya pengaruh yang terjadi tidak dapat digeneralisir terhadap

seluruh populasi.

Berdasarkan hasil pengolahan data sebagaimana terlihat pada tabel Coeffecients

(Tabel 4.16) diperoleh nilai thitung.

Tabel 4.16

Coefficients

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error BetaToleranc

e VIF

1 (Constant) 6.588 2.950 2.233 .028

X1 .312 .249 .290 1.853 .046 .781 1.281

X2 .256 .189 .331 1.753 .043 .699 1.430

X3 .041 .151 .070 1.870 .030 .627 1.594

X4 -.355 .257 -.322 -1.981 .034 .765 1.307

a. Dependent Variable: Y

Sumber : Data Olahan dari Lampiran 3

Dari tabel Coefficients (Tabel 4.16) diatas, maka dapat diambil kesimpulan seperti

yang tertera dalam tabel thitung dari masing-masing variabel bebas seperti dibawah ini.

Sedangkan nilai ttabel ialah nilai distribusi t-student pada taraf nyata (α) 5 % dengan derajat

bebas 18. Adapun kesimpulan yang dapat diambil adalah sebagai berikut:

78

Page 32: RESEUME PENEITIAN.docx

32

Tabel 4.17Kesimpulan Pengujian Secara Individual

 Variabel Nilai thitung Nilai ttabel Kesimpulan

X1 1,853 1.73 Signifikan

X2 1,753 1.73 Signifikan

X3 1,870 1.73 Signifikan

X4 -1,981 1.73 Signifikan

Sumber : hasil perhitungan

Dari Tabel 4.17 di atas terlihat bahwa keempat variabel memiliki pengaruh yang

signifikan. Artinya apabila terjadi perubahan sedikit saja pada variabel Capital Adequacy

Ratio (X4), Return on Equity (X2), Net Profit Margin (X3) , Loan to Deposit Ratio (X4), maka

akan langsung terjadi perubahan yang berarti pada variabel Harga Saham (Y). Selain itu

pengaruhnya dapat digeneralisir terhadap seluruh populasi.

4.4. Implikasi Penelitian

Secara simultan Capital Adequacy Ratio (X1), Return on Equity (X2), Net Profit Margin (X3) , Loan to Deposit Ratio (X4) secara bersama-sama memberikan pengaruh sebesar 24,9% terhadap harga saham, secara parsial Capital Adequacy Ratio (X1) mempengaruhi Harga Saham (Y) sebesar 31,2 %, Return on Equity (X2) mempengaruhi Harga Saham (Y) sebesar 25,6%, Net Profit Margin (X3) mempengaruhi Harga Saham (Y) sebesar 4,1% dan Loan to Deposit Ratio (X4) mempengaruhi Harga Saham (Y) sebesar 35,5%.

Secara Simultan Capital Adequacy Ratio, Return on Equity, Net Profit Margin, Loan to Deposit Ratio memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Harga Saham, Secara Parsial keempat variabel memiliki pengaruh yang signifikan. Artinya apabila terjadi perubahan sedikit saja pada variabel Capital Adequacy Ratio, Return on Equity, Net Profit Margin, Loan to Deposit Ratio maka akan langsung terjadi perubahan yang berarti pada variabel Harga Saham.

Page 33: RESEUME PENEITIAN.docx

33

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Secara Simultan Capital Adequacy Ratio (X1), Return on Equity (X2), Net Profit

Margin (X3), Loan to Deposit Ratio (X4) memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Harga

Saham (Y). Atau dengan kata lain pengaruh yang terjadi dapat digeneralisir terhadap seluruh

populasi.

Secara Parsial keempat variabel memiliki pengaruh yang signifikan. Artinya apabila

terjadi perubahan sedikit saja pada variabel Capital Adequacy Ratio (X1), Return on Equity

(X2), Net Profit Margin (X3), Loan to Deposit Ratio (X4) maka akan langsung terjadi

perubahan yang berarti pada variabel Harga Saham (Y), Selain itu pengaruhnya tidak dapat

digeneralisir terhadap seluruh populasi.

5.2 Saran

1. Supaya Harga saham bisa meningkat hendaknya perusahaan menaikkan komponen-

komponen yang berkaitan atau yang mempengaruhi Harga Saham misalnya faktor-faktor

tersebut adalah ukuran perusahaan atau pertumbuhan perusahaan.

2. Untuk para Investor hendaknya memperhatikan perusahaan yang benar-benar mempunyai

Capital Adequacy Ratio, Return on Equity, Net Profit Margin, yang tinggi karena kalau

Capital Adequacy Ratio, Return on Equity, Net Profit Margin, tinggi maka harga saham

akan naik.

1