Upload
anhi-ramdhani
View
3
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
respina
Citation preview
7212019 RESPINA 2013
httpslidepdfcomreaderfullrespina-2013 12
870
LAPORAN KHUSUS
CDK-210 vol 40 no 11 th 2013
Bertempat di JW Marriott Hotel 11-12
Oktober 2013 telah terselenggara
sebuah kegiatan ilmiah berskala
internasionalmdashThe 15th International
Meeting on Respiratory Care Indonesia
(RESPINA) 2013mdashyang pada tahun ini
mengusung tema ldquoRespiratory Care Journey
to the Futurerdquo Didahului dengan Workshops
on Respiratory Care di tempat yang sama
9-10 Oktober 2013 acara simposium dalam
rangkaian RESPINA 2013 ini tetap menyedot
atensi banyak praktisi klinis mulai dari dokter
umum hingga spesialis Sebagaimana tahun-tahun sebelumnya RESPINA 2013 juga
menghadirkan sejumlah pembicara asing
yang notabene merupakan pakar-pakar
pulmonologi dan ilmu kedokteran respirasi di
seluruh dunia
Hari pertama simposium Interactive Discussion
Meet the Expert dan Satellite Symposium digelar
secara simultan di tiga ruangan mengawali
keseluruhan program ilmiah RESPINA 2013
Usai opening ceremony yang berlangsung
meriah dengan tari tradisional Indonesia
dan pemberian apresiasi kepada perwakilanasosiasi bidang ilmu terkait yang sama-sama
berkepentingan dalam meningkatkan mutu
layanan respirologi di antaranya Perhimpunan
Dokter Paru Indonesia Perhimpunan Dokter
Spesialis Radiologi Indonesia Ikatan Dokter
Anak Indonesia Perhimpunan Dokter Spesialis
Kardiovaskuler Indonesia Perhimpunan Ahli
Telinga Hidung dan Tenggorok Kepala dan
Leher Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf
Indonesia
Berikut ikhtisar dari sejumlah materi yang
dibawakan para pembicara sepanjang
simposium RESPINA 2013
The Challenge of Exacerbation
Prevention in COPD
Pompini Agustina ndash Department of Pulmonology
and Respiratory Medicine Sulianti Saroso
Hospital Jakarta Indonesia
bull Penyakit paru obstruktif kronik (PPOK)
atau chronic obstructive pulmonary disease
(COPD) ditandai dengan hambatan aliran
udara persisten yang umumnya progresif
disebabkan oleh in1047298amasi Proses peradangan
mengakibatkan perlengketan alveol
pada saluran pernapasan yang kecil dan
menurunkan daya rekoil paru perubahan-
perubahan ini mengurangi kemampuan jalan
napas untuk tetap terbuka sewaktu ekspirasi
bull Penyakit paru obstruktif kronik terjadi
akibat pajanan kumulatif terhadap asap rokok
polusi udara di dalam maupun luar ruangan
atau gas hasil pembakaran kayu dan bahan
bakar biomassa lainnya Pajanan kumulatif
terhadap partikel atau gas berbahaya tersebutmenyebabkan ketidakseimbangan oksidan
dan antioksidan merangsang aktivitas elastase
mengaktifkan faktor transkripsi dan transduksi
sinyal menginisiasi ekspresi gen proin1047298amasi
yang pada akhirnya menimbulkan in1047298amasi
jalan napas dan sistemik yang bermakna
bull Eksaserbasi merupakan kejadian penting
dalam perjalanan penyakit PPOK yang
memicu penurunan fungsi paru peningkatan
morbiditas dan mortalitas perburukan
kualitas hidup serta peninggian risiko kejadian
kardiovaskuler
bull
Stres oksidatif berperan penting dalamproses terjadinya in1047298amasi jalan napas
pada eksaserbasi PPOK Pada permulaan
eksaserbasi penanda stres oksidatifmdashseperti
hidrogen peroksida dan 8-isoprostanamdash
meningkat begitu pula dengan penanda
in1047298amasi sputum (IL[interleukin]6 IL8 dan
mieloperoksidase [MPO])
bull Hambatan aliran udara yang persisten
pada PPOKmdashdisebabkan oleh banyak
faktor meliputi stres oksidatif hipersekresi
mukus dan in1047298amasi jalan napasmdashdapat
mengakibatkan kerusakan dan penurunan
fungsi paru secara progresif
bull Dua studi terkini membuktikan manfaat
karbosistein pada eksaerbasi akut PPOK
(studi PEACE-Preventive effects on acute
exacerbations of COPD with carbocisteine)
dan menyediakan data objektif mengenai
efek N-asetilsistein (NAC) dosis tinggi jangka
panjang dalam pencegahan eksaserbasi PPOK
(studi PANTHEON-Placebo-controlled study on
effi cacy and safety of high dose N-acetylcysteine
in exacerbations of chornic obstructive
pulmonary disease)
Pneumococcal Vaccination Why Who
When and How
Dianiati Kusumo Sutoyo ndash Department of
Pulmonology and Respiratory Medicine
Faculty of Medicine University of Indonesia
Persahabatan Hospital Jakarta Indonesia
bull Penyakit pneumokokal (invasif dan
noninvasif) merupakan salah satu penyebab
utama morbiditas dan kematian yang
dapat dicegah di seluruh dunia terutama
menjangkiti anak individu dengan penyakit
kronik dan luluh imun (immunocompromised )untuk semua golongan umur serta orang
tua
bull Bentuk klinis penyakit pneumokokal
invasif (invasive pneumococcal disease
IPD) meliputi bakteremia meningitis dan
pneumonia dengan bakteremia 80 berupa
pneumonia bakteremik Sementara itu bentuk
klinis penyakit pneumokokal noninvasif
dapat berupa pneumonia tanpa bakteremia
sinusitis dan otitis media akut (khususnya
pada anak)
bull Terapi antibiotik yang luas pada
penatalaksanaan infeksi pernapasanmenimbulkan masalah resistensi menyulitkan
penanganan pneumonia sehingga
meningkatkan risiko terjadinya komplikasi
bahkan kematian
bull Vaksin pneumokokal polisakarida
( pneumococcal polysaccharide vaccine
PPSV) dan vaksin pneumokokal konjugat
( pneumococcal conjugate vaccine PCV) adalah
dua vaksin yang paling sering digunakan di
dunia khususnya di negara berkembang Data
epidemiologis menunjukkan bahwa angka
kejadian IPD menurun setelah vaksinasi PCV
pada anak kecil (le5 tahun) dan orang lanjut
usia (ge65 tahun)
bull Kelompok individu yang berisiko tinggi
terjangkit IPD atau pneumonia merupakan
kandidat untuk mendapat vaksinasi
pneumokokal Prioritas pertama adalah anak
kecil diikuti individu luluh imun pengidap
penyakit kronik (pernapasan kardiovaskuler
neurologis metabolik dll) dan orang
lanjut usia Orang dewasa yang sehat
tampaknya masuk dalam kelompok yang
tidak membutuhkan vaksinasi pneumokokal
The 15 th International Meeting onRespiratory Care Indonesia (RESPINA) 2013
7212019 RESPINA 2013
httpslidepdfcomreaderfullrespina-2013 22
871
LAPORAN KHUSUS
CDK-210 vol 40 no 11 th 2013
tetapi tidak sepenuhnya benar mengingat
insidens pneumonia terbilang tinggi terlebih
di beberapa negara seperti Indonesia Hal
ini berarti bahwa risiko terjangkit infeksi
pneumokokal tetap tinggi terutama di negara
berpendapatan per kapita rendahmenengah
yang sarat akan masalah sistem dan kondisi
kesehatan dengan status kesehatan individual
rendah Dengan begitu risiko terjangkit
pneumonia tidak hanya pada kelompok risiko
tinggi
GOLD Strategy 2013 Update
Amira Permatasari Tarigan ndash Department of
Pulmonology and Respiratory Medicine Faculty
of Medicine University of North Sumatera H
Adam Malik Hospital Medan Indonesia
bull Penyakit paru obstruktif kronik (PPOK)masih merupakan salah satu masalah
kesehatan utama di masyarakat Pada
tahun 2020 diprediksikan PPOK akan
menempati peringkat kelima dalam burden
of disease menurut sebuah studi yang
dipublikasikan oleh World BankWorld
Health Organization
bull Pada tahun 1998 Global Initiative for
Chronic Obstructive Lung Disease (GOLD)
terbentuk yang bertujuan meningkatkan
kesadaran akanburdenPPOK serta memperbaiki
pencegahan dan penatalaksanaan PPOK
melalui upaya terencana berskala global yangmelibatkan orang-orang dari semua bidang
layanan kesehatan termasuk para penentu
kebijakan
bull Global Initiative for Chronic Obstructive
Lung Disease merekomendasikan spirometri
untuk diagnosis klinis PPOK guna menghindari
kekeliruan diagnosis dan menjamin ketepatan
evaluasi derajat keparahan hambatan aliran
udara
bull Pada setiap pasien PPOK penilaian yang
harus dilakukan meliputi
gejala
derajat keparahan hambatan aliran udara
riwayat eksaserbasi
komorbiditas
Tiga poin pertama bisa digunakan untuk
mengevaluasi berat ringannya gejala dan
risiko akan ekserbasi berikutnya Terapi
nonfarmakologik dan farmakologik pada
PPOK selaras dengan penilaian tersebut lewat
usaha berbasis-bukti dalam rangka meredakan
gejala dan memperkecil risiko eksaserbasi
Tidak boleh dilupakan identi1047297kasi dan
penanganan komorbiditas harus mendapat
prioritas utama
Bronchodilators are Central to Symptom
Management in COPD Why LABALAMA
Combination is Better Option
Faisal Yunus ndash Head of Asthma COPD Division
Pulmonology Department Faculty of Medicine
University of Indonesia Persahabatan Hospital
Jakarta Indonesia
bull Bronkodilator merupakan fondasi
dalam terapi farmakologis PPOK Obat-obat
golongan bronkodilator seperti agonis beta-2
antikolinergik dan metilxantin berperan
sentral dalam penatalaksanaan PPOK
Bronkodilator kerja panjang (long acting)
lebih efektif dan lebih nyaman digunakan
ketimbang bronkodilator kerja singkat (shortacting)
bull Indacaterol adalah obat baru golongan
LABA (long acting beta-2 agonist ) yang
diindikasikan untuk PPOK sebagaimana
tercantum dalam panduan GOLD tahun
2010 Indacaterol dianggap lebih efektif
dibanding obat golongan LABA lainnya
dengan lama kerja 24 jam dan mula kerja
yang cepat
bull Penggunaan indacaterol menghasilkan
peringanan gejala pengurangan eksaserbasi
perbaikan fungsi paru penambahan hari
bebas obat ldquopenyelamatrdquo (rescue medication)dan peningkatan kualitas hidup
bull Tonus koline rgik merupak an
mekanisme (cenderung) reversibel yang
memengaruhi bronkokonstriksi pada
PPOK Antimuskarinik kerja panjang (long
acting antimuscarinic LAMA) menghasilkan
perbaikan fungsi paru kualitas hidup
mengurangi eksaserbasi dan ketahanan
berjalan pada pasien PPOK Tiotropium
salah satu obat golongan LAMA secara
bermakna lebih efektif dalam mencegah
eksaserbasi PPOK dibanding salmeterol
obat golongan LABA dan pencegahan
eksaserbasi oleh tiotropium saja tampaknya
sudah cukup Obat ini terbukti meringankan
gejala dan memperkecil risiko eksaserbasi
PPOK sebagaimana disebutkan dalam
GOLD Revision 2011
bull Pada pasien PPOK derajat sedang dan
berat (Grup C dan D pada klasi1047297kasi PPOK
menurut GOLD) pemberian LABA dan
atau LAMA direkomendasikan Penggunaan
kombinasi LABA dan LAMA untuk pasien PPOK
akan membuahkan prognosis yang lebih baik
meringankan gejala mengurangi eksaserbasi
memperkecil penurunan FEV1 (forced expired
volume in one second ) dan meningkatkan
kualitas hidup
Targeted Treatment Beyond First-Line
EGFR TKI in Advanced Non-Small Cell
Lung Cancer
Lim Hong Liang ndash Parkway Cancer Centre
Singapore
bull Inhibitor tirosin kinase (tyrosine kinase
inhibitors TKI) oral terhadap epidermal
growth factors (EGFR) telah diterima sebagai
terapi lini pertama untuk non-small cell
lung cancer (NSCLC) dengan mutasi EFGR
tersensitisasi Pada beberapa randomised
trial angka respons EFGR TKI lebih tinggi
dan durasi progression f ree survival lebih lamabila dibandingkan dengan kemoterapi lini
pertama
bull Afatinib EFGR TKI oral ireversibel generasi
kedua belum lama ini mendapatkan
persetujuan US FDA sebagai terapi lini
pertama untuk NSCLC stadium lanjut dengan
mutasi EGFR positif
bull Kombinasi afatinib dan cetuximab antibodi
anti-EGFR monoklonal memperlihatkan
aktivitas bermakna pada pasien yang pernah
mendapat EGFR TKI generasi pertama dan
menunjukkan kemajuan juga pada pasien
dengan atau tanpa mutasi T790Mbull Meskipun lebih poten dan menunjukkan
aktivitas terhadap tumor dengan T790M
afatinib bersifat non-selektif terhadap EGFR
wide type menghasilkan toksisitas bermakna
termasuk ruam kulit dan diare Hal ini
membatasi kemampuan untuk mencapai
konsentrasi plasma yang cukup tinggi guna
menghambat tumor secara efektif dengan
mutasi T790M
bull Inhibitor EGFR selektif generasi ketiga kini
mulai dikembangkan untuk menghambat
tumor dengan mutasi T790M sekaligus
mempertahankan EGFR wide type sehingga
mencegah timbulnya efek samping
berkenaan dengan inhibisi fungsi reseptor
normal Obat generasi baru tersebut saat ini
tengah memasuki uji klinis fase awal
Dalam simposium RESPINA 2013 ini sejumlah
perusahaan farmasi dan media partner turut
mendukung keberlangsungan salah satu
temu ilmiah akbar di Indonesia tersebut
Sampai jumpa di RESPINA 2014 (AAM)
7212019 RESPINA 2013
httpslidepdfcomreaderfullrespina-2013 22
871
LAPORAN KHUSUS
CDK-210 vol 40 no 11 th 2013
tetapi tidak sepenuhnya benar mengingat
insidens pneumonia terbilang tinggi terlebih
di beberapa negara seperti Indonesia Hal
ini berarti bahwa risiko terjangkit infeksi
pneumokokal tetap tinggi terutama di negara
berpendapatan per kapita rendahmenengah
yang sarat akan masalah sistem dan kondisi
kesehatan dengan status kesehatan individual
rendah Dengan begitu risiko terjangkit
pneumonia tidak hanya pada kelompok risiko
tinggi
GOLD Strategy 2013 Update
Amira Permatasari Tarigan ndash Department of
Pulmonology and Respiratory Medicine Faculty
of Medicine University of North Sumatera H
Adam Malik Hospital Medan Indonesia
bull Penyakit paru obstruktif kronik (PPOK)masih merupakan salah satu masalah
kesehatan utama di masyarakat Pada
tahun 2020 diprediksikan PPOK akan
menempati peringkat kelima dalam burden
of disease menurut sebuah studi yang
dipublikasikan oleh World BankWorld
Health Organization
bull Pada tahun 1998 Global Initiative for
Chronic Obstructive Lung Disease (GOLD)
terbentuk yang bertujuan meningkatkan
kesadaran akanburdenPPOK serta memperbaiki
pencegahan dan penatalaksanaan PPOK
melalui upaya terencana berskala global yangmelibatkan orang-orang dari semua bidang
layanan kesehatan termasuk para penentu
kebijakan
bull Global Initiative for Chronic Obstructive
Lung Disease merekomendasikan spirometri
untuk diagnosis klinis PPOK guna menghindari
kekeliruan diagnosis dan menjamin ketepatan
evaluasi derajat keparahan hambatan aliran
udara
bull Pada setiap pasien PPOK penilaian yang
harus dilakukan meliputi
gejala
derajat keparahan hambatan aliran udara
riwayat eksaserbasi
komorbiditas
Tiga poin pertama bisa digunakan untuk
mengevaluasi berat ringannya gejala dan
risiko akan ekserbasi berikutnya Terapi
nonfarmakologik dan farmakologik pada
PPOK selaras dengan penilaian tersebut lewat
usaha berbasis-bukti dalam rangka meredakan
gejala dan memperkecil risiko eksaserbasi
Tidak boleh dilupakan identi1047297kasi dan
penanganan komorbiditas harus mendapat
prioritas utama
Bronchodilators are Central to Symptom
Management in COPD Why LABALAMA
Combination is Better Option
Faisal Yunus ndash Head of Asthma COPD Division
Pulmonology Department Faculty of Medicine
University of Indonesia Persahabatan Hospital
Jakarta Indonesia
bull Bronkodilator merupakan fondasi
dalam terapi farmakologis PPOK Obat-obat
golongan bronkodilator seperti agonis beta-2
antikolinergik dan metilxantin berperan
sentral dalam penatalaksanaan PPOK
Bronkodilator kerja panjang (long acting)
lebih efektif dan lebih nyaman digunakan
ketimbang bronkodilator kerja singkat (shortacting)
bull Indacaterol adalah obat baru golongan
LABA (long acting beta-2 agonist ) yang
diindikasikan untuk PPOK sebagaimana
tercantum dalam panduan GOLD tahun
2010 Indacaterol dianggap lebih efektif
dibanding obat golongan LABA lainnya
dengan lama kerja 24 jam dan mula kerja
yang cepat
bull Penggunaan indacaterol menghasilkan
peringanan gejala pengurangan eksaserbasi
perbaikan fungsi paru penambahan hari
bebas obat ldquopenyelamatrdquo (rescue medication)dan peningkatan kualitas hidup
bull Tonus koline rgik merupak an
mekanisme (cenderung) reversibel yang
memengaruhi bronkokonstriksi pada
PPOK Antimuskarinik kerja panjang (long
acting antimuscarinic LAMA) menghasilkan
perbaikan fungsi paru kualitas hidup
mengurangi eksaserbasi dan ketahanan
berjalan pada pasien PPOK Tiotropium
salah satu obat golongan LAMA secara
bermakna lebih efektif dalam mencegah
eksaserbasi PPOK dibanding salmeterol
obat golongan LABA dan pencegahan
eksaserbasi oleh tiotropium saja tampaknya
sudah cukup Obat ini terbukti meringankan
gejala dan memperkecil risiko eksaserbasi
PPOK sebagaimana disebutkan dalam
GOLD Revision 2011
bull Pada pasien PPOK derajat sedang dan
berat (Grup C dan D pada klasi1047297kasi PPOK
menurut GOLD) pemberian LABA dan
atau LAMA direkomendasikan Penggunaan
kombinasi LABA dan LAMA untuk pasien PPOK
akan membuahkan prognosis yang lebih baik
meringankan gejala mengurangi eksaserbasi
memperkecil penurunan FEV1 (forced expired
volume in one second ) dan meningkatkan
kualitas hidup
Targeted Treatment Beyond First-Line
EGFR TKI in Advanced Non-Small Cell
Lung Cancer
Lim Hong Liang ndash Parkway Cancer Centre
Singapore
bull Inhibitor tirosin kinase (tyrosine kinase
inhibitors TKI) oral terhadap epidermal
growth factors (EGFR) telah diterima sebagai
terapi lini pertama untuk non-small cell
lung cancer (NSCLC) dengan mutasi EFGR
tersensitisasi Pada beberapa randomised
trial angka respons EFGR TKI lebih tinggi
dan durasi progression f ree survival lebih lamabila dibandingkan dengan kemoterapi lini
pertama
bull Afatinib EFGR TKI oral ireversibel generasi
kedua belum lama ini mendapatkan
persetujuan US FDA sebagai terapi lini
pertama untuk NSCLC stadium lanjut dengan
mutasi EGFR positif
bull Kombinasi afatinib dan cetuximab antibodi
anti-EGFR monoklonal memperlihatkan
aktivitas bermakna pada pasien yang pernah
mendapat EGFR TKI generasi pertama dan
menunjukkan kemajuan juga pada pasien
dengan atau tanpa mutasi T790Mbull Meskipun lebih poten dan menunjukkan
aktivitas terhadap tumor dengan T790M
afatinib bersifat non-selektif terhadap EGFR
wide type menghasilkan toksisitas bermakna
termasuk ruam kulit dan diare Hal ini
membatasi kemampuan untuk mencapai
konsentrasi plasma yang cukup tinggi guna
menghambat tumor secara efektif dengan
mutasi T790M
bull Inhibitor EGFR selektif generasi ketiga kini
mulai dikembangkan untuk menghambat
tumor dengan mutasi T790M sekaligus
mempertahankan EGFR wide type sehingga
mencegah timbulnya efek samping
berkenaan dengan inhibisi fungsi reseptor
normal Obat generasi baru tersebut saat ini
tengah memasuki uji klinis fase awal
Dalam simposium RESPINA 2013 ini sejumlah
perusahaan farmasi dan media partner turut
mendukung keberlangsungan salah satu
temu ilmiah akbar di Indonesia tersebut
Sampai jumpa di RESPINA 2014 (AAM)