Upload
adnajani
View
14
Download
5
Embed Size (px)
Citation preview
LAPORAN REFLEKSI KASUS KOMUDA
Nama / NIM : Alindina Anjani / 20080310078
RS : PKU Muhammadiyah Gamping
1. PengalamanSeorang ibu berusia 50 tahun diantar oleh keluarganya ke IGD dengan keluhan luka bakar di sebagian muka, tangan, dan kaki. Pasien terkena air panas saat mengangkat teko yang berisi air mendidih dan sempat tidak sadarkan diri. Dokter mendiagnosis pasien mengalami luka bakar berat tanpa kecurigaan trauma inhalasi.
2. Masalah yang dikaji:Mengapa walaupun ada luka bakar sebagian di wajah pasien ini dicurigai tidak memiliki trauma inhalasi? Apa saja tanda-tanda trauma inhalasi?
3. Analisis kritis:Trauma inhalasi terjadi melalui kombinasi dari kerusakan epitel jalan nafas oleh panas dan
zat kimia, atau akibat intoksikasi sistemik dari hasil pembakaran itu sendiri. Trauma inhalasi diklasifikasikan menjadi tiga, antara lain:1. Trauma pada saluran nafas bagian atas (supraglotis)
Trauma ini dapat menyebabkan obstruksi jalan nafas segera setelah terjadinya trauma dan mengancam nyawa. Apabila segera ditangani, edema dapat hilang tanpa sekuel setelah beberapa hari.
2. Trauma pada saluran nafas bagian bawah dan parenkim paru (subglotis)Trauma ini dapat menyebabkan lebih banyak perubahan signifikan dalam fungsi paru. Trauma subglotis merupakan trauma kimia yang disebabkan oleh inhalasi hasil-hasil pembakaran yang bersifat toksik pada luka bakar. Asap memiliki kapasitas membawa panas yang rendah, sehingga jarang didapatkan trauma termal langsung pada jalan nafas bagian bawah dan parenkim paru. Trauma ini terjadi bila seseorang terpapar uap yang sangat panas.
3. Toksisitas sistemik akibat inhalasi gas toksikInhalasi dari gas toksik merupakan penyebab utama kematian cepat akibat api, walaupun biasanya trauma supraglotis, subglotis, dan toksisitas sistemik dapat terjadi bersamaan. Intoksikasi karbon monoksida (CO) terjadi jika afinitas CO terhadap hemoglobin lebih besar daripada afinitas oksigen terhadap hemoglobin, sehingga ikatan CO dan hemoglobin membentuk suatu karboksihemoglobin dan menyebabkan hipoksia.
Tanda dan gejala adanya trauma inhalasi pada korban luka bakar adalah sebagai berikut:- Luka bakar pada wajah- Alis mata dan bulu hidung hangus- Adanya timbunan karbon dan tanda-tanda inflamasi akut di dalam orofaring- Sputum yang mengandung arang- Wheezing, sesak, dan suara serak- Adanya riwayat terkurung dalam kepungan api- Adanya riwayat ledakan yang menyebabkan trauma bakar pada kepala dan badan
- Tanda-tanda intoksikasi CO (kulit berwarna pink – merah, takikardi, takipneu, pusing, mual, muntah, pandangan kabur, halusinasi, ataksia, penurunan kesadaran)Pada kasus ini, luka bakar yang terjadi adalah karena tersiram air panas. Luka bakar terjadi di
dekat mata, di hidung (3%), dan di mulut (1%). Dilihat dari mekanisme traumanya, kemungkinan uap atau air panas masuk sampai menimbulkan trauma inhalasi adalah kecil. Hal ini kemudian didukung oleh data dari pemeriksaan fisik berupa frekuensi nafas normal, suara nafas normal, dan tidak ditemukan tanda-tanda mengancam lainnya.
4. Dokumentasi:KU : Sedang
GCS : E3M5V4Vital Sign Tekanan Darah: 110/80 mmHg Nadi : 84 x/menit Nafas : 20 x/menit Suhu : 36,9 C
Airway :Sebagian wajah terkena air panas menjadi lukaBreathing :Bernafas spontanCirculation :urine output sebanyak 100 ml (dalam 3 jam)Kepala
Mata: conjunctiva anemis -/-, sclera icteric -/- luka bakar grade II 5% di sekitar mata kanan
Telinga: luka bakar grade II 2% Hidung: luka bakar grade III 3% Mulut dan gigi : luka bakar grade II 1%
Leher : dbnThorax (luka bakar 9%)
Jantung : dbnParu : dbn
Abdomen : dbnEkstremitas Superior : terdapat edema pada lengan
kanan, luka bakar grade II 5% Inferior : terdapat edema, luka bakar
grade II 5%Total luas luka bakar 25%DiagnosisCuriga luka bakar berat tanpa trauma inhalasiTerapi Perawatan luka bakar RL = 25% x 40 x 4 = 4000 cc; 2000 cc
dalam 8 jam pertama, sisanya dalam 16 jam berikutnya.
Injeksi ketorolak 1 amp/12 jam Injeksi ceftriaxon 2x 1 gr Injeksi ATS Pasang down cath/eter
5. ReferensiCancio, L.C., & Pruitt, B.A. Inhalation injury. Diakses 8 Juni 2012 dari
http://www.ucdenver.edu/academics/colleges/medicalschool/departments/surgery/divisions/GITES/burn/Documents/Inhalation%20Injury.pdf
Mlcak, R.P., Suman, O.E., & Herndon, D.N. 2007. Respiratory management of inhalation injury. Diakses 8 Juni 2012 dari http://uscplasticsurgery.net/downloads/burn/37_rmii.pdf
Serebrisky, D. 2012. Inhalation injury. Diakses 8 Juni 2012 dari http://emedicine. medscape.com/article/1002413-overview#showal l
Dosen Pembimbing Refleksi Kasus
(dr. April Imam Prabowo)