29
RETARDASI MENTAL Pembimbing: Prof. dr. Bahagia Loebis, Sp.KJ (K) Oleh: DIRA WAHYUNI SIREGAR 080100174 DEPARTEMEN ILMU PENYAKIT JIWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Retardasi Mental Finish

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Retardasi Mental Finish

RETARDASI MENTAL

Pembimbing:

Prof. dr. Bahagia Loebis, Sp.KJ (K)

Oleh:

DIRA WAHYUNI SIREGAR

080100174

DEPARTEMEN ILMU PENYAKIT JIWA

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

RUMAH SAKIT JIWA PROVSU

MEDAN

2012

Page 2: Retardasi Mental Finish

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas

karunia dan rahmat-Nya sehingga penulis mampu menyelesaikan makalah ini

tepat pada waktunya.

Penulisan makalah ini bertujuan untuk memberikan pemahaman tentang

pengertian retardasi mental, cara mendiagnosa, serta tatalaksana pasien dengan

retardasi mental menurut hasil penelitian yang terbaru agar didapatkan hasil yang

optimal bagi para penderita.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada seluruh staff pengajar

Departemen Ilmu Penyakit Jiwa atas segala bantuan yang telah diterima selama

penyusunan makalah ini. Penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini masih

memiliki kekurangan dan jauh dari kesempurnaan dikarenakan keterbatasan

kemampuan penulis. Oleh karenanya, penulis mengharapkan saran dan kritik yang

membangun untuk kesempurnaan laporan kasus ini.

Medan, 04 April 2012

Penulis,

Dira Wahyuni Siregar

ii

Page 3: Retardasi Mental Finish

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................ii

DAFTAR ISI.........................................................................................................iii

BAB 1 PENDAHULUAN.....................................................................................1

1.1. Latar Belakang......................................................................................1

1.2. Tujuan Penulisan...................................................................................2

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA.............................................................................3

2.1. Retardasi Mental...................................................................................3

2.1.1. Definisi.......................................................................................3

2.1.2. Epidemiologi..............................................................................3

2.1.3. Etiologi.......................................................................................3

2.1.4. Diagnosis....................................................................................4

2.1.5. Gambaran Klinis.........................................................................7

2.1.6. Diagnosa Banding.......................................................................8

2.1.7. Terapi..........................................................................................9

2.1.8. Prognosis..................................................................................10

BAB 3 KESIMPULAN & SARAN.....................................................................12

3.1. Kesimpulan.........................................................................................12

3.2. Saran....................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................13

LAMPIRAN

iii

Page 4: Retardasi Mental Finish

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Retardasi mental merupakan salah satu cacat perkembangan lebih umum.

Hal ini dapat idiopatik dan menantang untuk mengenali anak yang terlihat normal

mengalami keterlambatan perkembangan. Sebaliknya, retardasi mental dapat

mudah dikenali saat anak dengan fitur dismorfik yang terkait dengan gangguan

retardasi mental yang dikenal faktor genetik.1 Estimasi prevalensi dikalkulasi

menggunakan denominator, didapati anak berumur hingga 19 tahun pada area

surve 7707 orang. Hasil prevalensi yang dilaporkan adalah per 1000 anak.

Prevalensi retardasi mental ringan dan berat adalah 7,2 per 1000 anak.2 Retardasi

mental kira-kira 1½ kali lebih sering pada laki-laki dibanding wanita. Pada lanjut

usia, prevalensi lebih sedikit, karena mereka dengan retardasi mental yang berat

atau sangat berat memiliki angka mortalitas yang tinggi yang disebabkan dari

penyulit gangguan fisik yang menyertai.3

DSM-IV memberikan empat tipe retardasi mental, yang mencerminan

tingkat intelektual: retardasi mental ringan, retardasi mental sedang, retardasi

mental berat dan retardasi sangat berat.3 Telah diperkirakan bahwa 80-90%

individu dalam populasi dengan retardasi mental berfungsi dalam kisaran ringan,

sementara hanya 5% populasi dengan retardasi mental yang gangguannya berat

sampai sangat berat.4 Berdasarkan penelitian Harper ditemukan prevalensi

retardasi mental berat adalah 3 dari 1.000 populasi dan 30 dari 1.000 populasi

menderita retardasi mental ringan.5

Retardasi mental adalah suatu gangguan yang heterogen yang terdiri dari

fungsi intelektual yang di bawah rata-rata dan gangguan dalam keterampilan

adaptif yang ditemukan sebelum orang berusia 18 tahun. Fungsi intelektual

keseluruhan ditentukan dengan menggunakan tes kecerdasan yang dibakukan, dan

istilah “secara bermakna di bawah rata-rata” didefinisikan sebagai nilai

1

Page 5: Retardasi Mental Finish

kecerdasan (I.Q.; intelligence quotient) kira-kira 70 atau lebih rendah atau dua

simpangan baku di bawah rata-rata untuk tes tertentu. Fungsi adaptif dapat diukur

dengan menggunakan skala yang dibakukan, seperti Vineland Adaptive Behavior

Scale. Dalam skala tersebut, komunikasi, keterampilan hidup sehari-hari,

sosialisasi, dan keterampilan motorik (sampai 4 tahun, 11 bulan) dinilai dan

membentuk suatu senyawa perilaku adaptif yang behubungan dengan

keterampilan yang diharapkan.3

1.2 Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu

syarat kelulusan di dalam Departemen Ilmu Penyakit Jiwa Fakultas Kedokteran

Universitas Sumatera Utara, Rumah Sakit Jiwa Provsu Medan.

Selain itu, makalah ini juga dapat digunakan sebagai panduan klinisi dalam

mengidentifikasi, mendiagnosa, serta merawat pasien yang didiagnosa dengan

retardasi mental.

2

Page 6: Retardasi Mental Finish

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Retardasi Mental

2.1.1 Definisi

The American Association of Mental Deficiency (AAMD) dan Diagnostic

and Statistical Manual of Mental Disorder edidi keempat (DSM-IV)

mendefinisikan retardasi mental sebagai fungsi intelektual keseluruhan yang

secara bermakna di bawah rata-rata yang menyebabkan atau berhubungan dengan

gangguan pada perilaku adaptif dan bermanifestasi selama periode

perkembangan-yaitu, sebelum usia 18 tahun. DSM-IV memberikan empat tipe

retardasi mental, yang mencerminan tingkat gangguan intelektual : retardasi

mental ringan (tingkat IQ 50-55 sampai kira-kira 70), retardasi mental sedang

(tingkat IQ 35-40 sampai 50-55), retardasi mental berat (tingkat IQ 20-25 sampai

35-40) dan retardasi mental sangat berat (tingkat IQ dibawah 20 atau 25).3

2.1.2 Epidemiologi

Prevalensi retardasi mental pada suatu waktu diperkirakan adalah kira-kira 1

persen dari populasi.3 Lebih kurang 3 % dari populasi mempunyai IQ kurang dari

70, dan retardasi mental adalah kurang dari setengah dari semua kasus.5 Retardasi

mental kira-kira 1½ kali lebih sering pada laki-laki dibandingkan wanita.3 Telah

diperkirakan bahwa 80-90% individu dalam populasi dengan retardasi mental

berfungsi dalam kisaran ringan, sementara hanya 5 % populasi dengan retardasi

mental yang gangguannya berat sampai sangat berat.4

2.1.3 Etiologi

Retardasi mental biasa disebabkan oleh beberapa faktor lingkungan, genetik

atau banyak faktor. Selain itu, faktor sosial dan perilaku seperti ekonomi rendah,

malnutrisi, penggunaan alcohol dan obat-obatan sewaktu hamil dipercayai dapat

3

Page 7: Retardasi Mental Finish

menjadi retardasi mental. Namun begitu, 30 hingga 50 kasus etiologi tidak dapat

diidentifikasi walaupun setelah evaluasi diagnostik.5

Setengah orang mempunyai malformasi congenital otak, manakala yang lain

mengalami kerusakan pada otak sewaktu perkembangan pre atau post natal.

Etiologi retardasi mental yang didapat termasuk asfiksia, trauma kepala dan

keganasan sitem saraf pusat. Etiologi yang paling sering terjadi retardasi mental

pada Negara industry adalah sindrom alcohol fetal dengan insiden 1 dalam 100

kelahiran. Penyebab kedua paling sering retardasi mental adalah sindrom dwon

atau trisomy 21 dengan insiden 1 dari 800 hingga 1.000 kelahiran.5 Pada kira-kira

tigaperempat orang dengan retardasi mental parah, penyebabnya diketahui,

sedangkan penyebat terlihat pada hanya separuh orang dengan retardasi mental

ringan.3

2.1.4 Diagnosis

Diagnosis retardasi mental dapat dibuat setelah riwayat penyakit,

pemeriksaan intelektual yang baku, dan pengukuran fungsi adaptif menyatakan

bahwa perilaku anak sekarang adalah secara bermakna di bawah tingkat yang

diharapkan.3

Kriteria diagnostik untuk retardasi mental

A. Fungsi intelektual yang secara bermakna dibawah rata-rata I.Q. kira-kira 70

atau kurang pada tes I.Q. yang dilakukan secara individual (untuk bayi,

pertimbangkan klinis adanya fungsi intelektual yang jelas dibawah rata-rata).

B. Adanya defisit atau gangguan yang menyertai dalam fungsi adaptif sekarang

(yaitu, efektivitas orang tersebut untuk memenuhi standar-standar yang

dituntut menurut usianya dalam kelompok kulturalnya) pada sekurangnya dua

bidang keterampilan berikut: komunikasi, merawat diri sendiri, di rumah,

keterampilan sosial/interpersonal, menggunakan sarana masyarakat,

mengarahkan diri sendiri, keterampilan akademik fungsional, pekerjaan,

liburan, kesehatan dan keamanan).

C. Onset sebelum usia 18 tahun.

4

Page 8: Retardasi Mental Finish

Penulisan didasarkan pada derajat keparahan yang mencerminkan tingkat

gangguan intelektual:

Retardasi mental ringan : tingkat IQ 50-55 sampai kira-kira 70

Retardasi mental sedang : tingkat IQ 35-40 sampai 50-55

Retardasi mental berat : tingkat IQ 20-25 sampai 35-40

Retardasi mental sangat berat : tingkat IQ dibawah 20 atau 25

Retardasi mental, keparahan tidak ditentukan : jika terdapat kecurigaan kuat

adanya retardasi mental tetapi intelegensi pasien tidak dapat diuji oleh tes

intelegensi baku.3

Karakteristik Perkembangan Orang Retardasi Mental

Derajat

Retardasi

Mental

Usia Prasekolah (0-5)

Maturasi & Perkembangan

Usia Sekolah (6-20)

Latihan & Pendidikan

Dewasa (21 & lebih)

Keadekuatan Sosial &

Kejuruan

Sangat

berat

Retardasi jelas kapasitas

berfungsi yang minimal

dalam bidang

sensorimotorik; memerlukan

perawatan; memerlukan

bantuan dan pengawasan

terus menerus

Ada beberapa

perkembangan motorik;

dapat berespons

minimal atau terbatas

terhadap latihan

menolong diri sendiri

Beberapa perkembangan

motorik dan bicara;

dapat mencapai

perawatan diri yang

sangat terbatas;

memerlukan perawatan

Berat Perkembangan motorik yang

miskin;berbicara sedikit

biasanya tidak mampu

belajar dari latihan menolong

diri sendiri; sedikit atau tidak

mempunyai keterampilan

komunikasi

Dapat berbicara atau

belajar komunikasi;

dapat dilatih dalam

kebiasaan sehat

dasar;memperoleh

manfaat dari latihan

kebiasaan sistematik;

tidak memperoleh

manfaat dari latihan

Dapat berperan sebagian

dalam pemeliharaan diri

sendiri dibawah

pengawasan lengkap;

dapat mengembangkan

keterampilan

melindungi diri sendiri

sampai tingkat minimal

yang berguna dalam

5

Page 9: Retardasi Mental Finish

Derajat

Retardasi

Mental

Usia Prasekolah (0-5)

Maturasi & Perkembangan

Usia Sekolah (6-20)

Latihan & Pendidikan

Dewasa (21 & lebih)

Keadekuatan Sosial &

Kejuruan

kejuruan lingkungan yang

terkendali

Sedang Dapat berbicara atau belajar

untuk berkomunikasi;

kesadaran sosial yang buruk;

perkembangan motorik yang

cukup; mendapat manfaat

dari latihan menolong diri

sendiri; dapat ditangani

dengan pengawasan sedang

Dapat memperoleh

manfaat dari latihan

dalam keterampilan

sosial dan pekerjaan;

tidak mungkin

berkembang lebih dari

kelas dua dalam subjek

akademik; dapat belajar

pergi sendirian ditempat

yang telah dikenal

Dapat bekerja sendiri

dalam pekerjaan yang

tidak terlatih dan

setengah terlatih

dibawah kondisi

terawasi; memerlukan

pengawasan dan

bimbingan jika berada

dalam stress sosial atau

ekonomi ringan

Ringan Dapat mengembangkan

keterampilan sosial dan

komunikasi retardasi

minimal dan bidang

sensorimotorik; sering tidak

dapat dibedakan dari normal

sampai lebih tua

Dapat belajar

keterampilan akademik

sampai kira-kira kelas

enam pada akhir usia

remaja; dapat dibimbing

untuk menyesuaikan diri

dengan sosial

Biasanya dapat

mencapai keterampilan

sosial dan kejuruan yang

adekuat untuk

membiayai diri sendiri

minimal tetapi mungkin

memerlukan bantuan

dan bimbingan jika

dibawah stress sosial

atau ekonomi yang tidak

biasa

2.1.5 Gambaran Klinis

6

Page 10: Retardasi Mental Finish

Retardasi mental ringan mungkin tidak terdiagnosis sampai anak yang

terkena memasuki sekolah, karena keterampilan sosial dan komunikasinya

mungkin adekuat dalam tahun-tahun prasekolah. Tetapi, saat anak menjadi lebih

besar, defisit kognotif tertentu seperti kemampuan yang buruk untuk berpikir

abstrak dan egosentrik mungkin membedakan dirinya dengan anak lain dalam

usianya. Walaupun orang teretardasi ringan mampu dalam fungsi akademik pada

tingkat pendidikan dasar dan keterampilan kejuruannya adalah memadai untuk

membantu dirinya sendiri dalam beberapa kasus,asimilasi sosial mungkin sulit.

Defisit komunikasi, harga diri yang buruk, dan ketergantungan mungkin berperan

dalam relatif tidak adanya spontanitas sosialnya. Beberapa orang teretardasi

ringan mungkin masuk ke dalam hubungan dengan teman sebaya yang

mempergunakan kelemahannya. Pada sebagian besar kasus, orang dengan

retardasi mental ringan dapat mencapai suatu tingkat keberhasilan sosial dan

kejuruan dalam lingkungan yang mendukung.3

Retardasi mental sedang kemungkinan didiagnosi pada usia yang lebih

muda dibandingkan retardasi mental ringan karena keterampilan komunikasi

berkembang lebih lambat pada orang teretardasi mental sedang, dan isolasi sosial

dirinya mungkin dimulai pada tahun-tahun usia sekolah dasar. Walaupun

pencapaian akademik biasanya terbatas pada pertengahan tingkat dasar, anak

yang teretardasi mental sedang mendapatkan keuntungan dari perhatian individual

yang dipusatkan untuk mengembangkan keterampilan menolong diri sendiri.

Anak-anak dengan retardasi mental sedang menyadari kekurangannya dan sering

kali merasa diasingkan oleh teman sebayanya dan merasa frustasi karena

keterbatasannya. Mereka terus membutuhkan pengawasan yang cukup tetapi

dapat menjadi kompeten dalam pekerjaan yang dilakukan dalam kondisi yang

mendukung.3

Retardasi mental berat biasanya jelas pada tahun-tahun prasekolah, karena

bicara anak yang terkena adalah terbatas, dan perkembangan motoriknya adalah

buruk. Suatu perkembangan bahasa dapat terjadi pada tahun-tahun usia sekolah;

7

Page 11: Retardasi Mental Finish

pada masa remaja, jika bahasa adalah buruk, bentuk komunikasi nonverbal dapat

berkembang. Kemampuan untuk mengartikulasikan dengan lengkap

kebutuhannya dapat mendorong cara fisik berkomunikasi. Pendekatan perilaku

dapat membantu mendorong suatu tingkat perawatan diri sendiri, walaupun orang

dengan retardasi mental berat biasanya memerlukan pengawasan yang luas.3

Anak-anak dengan retardasi mental sangat berat memerlukan pengawasan

yang terus-menerus dan sangat terbatas dalam keterampilan komunikasi dan

motoriknya. Pada masa dewasa, dapat terjadi suatu perkembangan bicara, dan

keterampilan menolong diri sendiri yang sederhana dapat tercapai. Walaupun

pada masa dewasa, perawatan adalah diperlukan.3

2.1.6 Diagnosa Banding

Defisit bicara dan palsi serebral seringkali menyebabkan anak tampak

teretardasi, walaupun adanya kecerdasan yang ambang atau normal. Gangguan

kejang dapat memberi kesan retardasi mental, terutama adanya kejang yang tak

terkendali. Sindrom otak kronis dapat menyebabkan kecacatan tersendiri-

kegagalan menulis (agrafia), kegagalan berkomunikasi (afasia) dan beberapa

kecacatan lain-yang dapat terjadi pada orang dengan kecerdasan normal dan

bahkan superior.3

Retardasi mental dan gangguan perkembangan pervasif sering kali terjadi

bersama-sama; 70 sampai 75 persen mereka dengan gangguan perkembangan

pervasif memiliki I.Q. yang kurang dari 70. Suatu gangguan perkembangan

pervasif menyebabkan distorsi waktu, kecepatan, dan urutan banyak fungsi

psikologis dasar yang diperlukan untuk perkembangan sosial. Karena tingkat

fungsi umumnya, anak-anak dengan gangguan perkembangan pervasif memiliki

lebih banyak masalah dalam hubungan sosial dan lebih banyak penyimpangan

bahasa dibandingkan mereka dengan retardasi mental. Pada retardasi mental,

ditemukan keterlambatan menyeluruh dalam perkembangan, dan anak-anak

retardasi mental berkelakuan seakan-akan mereka telah melewati stadium

8

Page 12: Retardasi Mental Finish

perkembangan lebih awal yang normal, bukannya dengan perilaku yang sama

sekali menyimpang.3

2.1.7 Terapi

Pengobatan pada pasien retardasi mental berdasarkan penelitian terkontrol

kurang efektif. Penatalaksanaan perilaku merupakan program utama untuk

membantu orang retardasi mental mempelajari keterampilan sosial dan personal

yang dibutuhkan mereka untuk terus hidup di masyarakat. penatalaksanaan yang

digunakan untuk pasien retardasi mental adalah pemberian obat-obatan dan

psikoterapi.6

Farmakologi

Respon pasien retardasi mental stimulant, psikotropik dan pengobatan anti

depressive adalah sama dengan pasien yang tidak mengalami retardasi mental.

ADHD pada pasien retardasi mental adalah dalam 9% hingga 18% pengobatan

yang diberikan pada retardasi mental adalah neuroleptic (antipsikotik).

Penggunaan obat polimerasi harus dihindari dan hindari daripada perubahan

pengobatan pada sewaktu-waktu. Alternatif terhadap obat neuroleptic pada pasien

aggresif dan pasien yang cenderung melukai diri sendiri harus konsiderasi. Salah

satu komplikasi pengobatan neuroleptic ini adalah sindrom malignant neuroleptic,

yang merupakan gangguan fatal. Pasien yang cenderung melukai diri sendiri

harus dirujuk ke spesialis jiwa untuk intervensi perilaku. Tidak ada solusi mudah

untuk mengatasi anak retardasi mental.6

Psikoterapi

Psikoterapi pendukung dan terapi bertujuan membantu pasien mendapat

tilikan emosional. Terapi bertujuan untuk membantu pasien mengidentifikasi

kelebihan sendiri, membantu pasien membantu goal yang realistis dan juga

membantu pasien mengerti kesalahan perilaku mereka serta membantu pasien

untuk mencari cara lain untuk ekspresi kemarahan.6

Intervensi keluarga

9

Page 13: Retardasi Mental Finish

Orang tua membutuhkan bimbingan dari spesialis kesehatan mental. Orang

tua harus mencari spesialis yang dapat memberikan pelayanan pada pasien

retardasi mental. Orang tua juga perlu mencari edukasi spesial dimana anak

retardasi dapat hidup normal.6

2.1.8 Prognosis

Orang tua sering menanyakan tentang prognosis jangka panjang pada saat

telah ditegakkan diagnosis. Sangat sulit untuk memprediksi hasil anak pada usia

yang sangat muda. Kebanyakan anak yang memiliki retardasi mental idiopatik

terutama pasien yang memiliki retardasi mental ringan, belajar pada tingkat yang

stabil, jika terjadi regresi, dokter harus mencurigai onset baru dari gangguan

komorbid yang terkait atau mempertimbangkan kemungkinan tidak terdiagnosi

gangguan degeneratif. Meskipun intelegen sangat penting dalam menentukan

prognosis, faktor lain dapat mempengaruhi fungsi dan menumbuhkan hasil yang

berbeda secara drastis. Pengaruh ini meliputi faktor lingkugan dan hidup bersama

perilaku, kejiwaan, gangguan medis dan sensorik.7

Sebagian besar individu yang menderita retardasi mental ringan dengan

komorbid, individu tersebut diharapkan untuk belajar dengan kecepatan satu

setengah sehingga dua pertiga dari kecepatan normal dan bisa membaca setingkat

anak kelas 3 hingga kelas 6 pada akhir remaja. Individu yang IQ adalah antara 40

dan 55 (sedang) belajar pada sepertiga sampai setengah kecepatan dan dapat

diharapkan untuk mencapai kelas 1 sampai 3 tingkat kelas membaca. Mereka

sering tinggal di rumah-rumah kelompok. Mereka jarang menikah dan jarang

menjadi orang tua dari anak-anaknya, jika mereka melakukannya, mereka

mungkin perlu dukungan dan pengawasan. Mereka mungkin dapat berfungsi

dalam lingkungan kerja yang mendukung, tetapi lebih sering bekerja di workshop

terlindung yang menyediakan pengawasan tetap.7

Bagi pasien retardasi mental berat dan sangat berat (IQ dibawah 40), hasil

bahkan kurang optimis. biasanya menghadiri keterampilan hidup kelas selama

10

Page 14: Retardasi Mental Finish

tahun sekolah mereka dan akan terus memerlukan bantuan dengan aktivitas

hidup sehari-hari dari pengasuh sepanjang masa dewasa. Individu ini sering

mengalami masalah perilaku atau kejiwaan komorbid dan membutuhkan

pengawasan ketat. Pada prevalensi yang lebih tinggi komorbiditas medis, dengan

demikian tidak seperti individu yang menderita retardasi mental ringan, harapan

hidup dapat menurun secara signifikan.7

BAB 3

11

Page 15: Retardasi Mental Finish

KESIMPULAN DAN SARAN

3.1 Kesimpulan

Retardasi mental adalah suatu gangguan yang heterogen yang terdiri dari

fungsi intelektual yang dibawah rata-rata dan gangguan dalam keterampilan

adaptif yang ditemukan sebelum orang berusia 18 tahun. Retardasi mental biasa

disebabkan oleh beberapa faktor lingkungan, genetik atau banyak faktor. Selain

itu, faktor sosial dan perilaku seperti ekonomi rendah, malnutrisi, penggunaan

alcohol dan obat-obatan sewaktu hamil dipercayai dapat menjadi retardasi mental.

Namun begitu, 30 hingga 50 kasus etiologi tidak dapat diidentifikasi walaupun

setelah evaluasi diagnostik. DSM-IV memberikan empat tipe retardasi mental,

yang mencerminkan tingkat intelektual : retardasi mental ringan, retardasi mental

sedang, retardasi mental berat dan retardasi mental sangat berat. Telah

diperkirakan bahwa 80-90% individu falam populasi dengan retardasi mental

berfungsi dalam kisaran ringan, sementara hanya 5% populasi dengan retardasi

mental yang gangguannya berat sampai sangat berat. Diagnosis retardasi mental

merujuk kepada kriteria diagnostik yang terdapat di DSM-IV. Penatalaksanaan

pada retardasi mental terdiri dari farmakologi, psikoterapi dan intervensi keluarga.

Prognosis pada retardasi mental berdasarkan tingkat derajat keparahan retardasi

mental, semakin berat semakin buruk pula prognosisnya.

3.2 Saran

Adapun saran yang dapat diberikan untuk para orang tua agar lebih menjaga

kesehatan pada saat hamil dan lebih aktif memberikan stimulus kepada anak di

usia dini agar mengurangi angka kejadian retardasi mental.

DAFTAR PUSTAKA

12

Page 16: Retardasi Mental Finish

1. Walker W, Johnson P. 2006. Mental Retardation : Overview and Diagnosi.

American Academy of Pediatrics. 2006; 27; 204.

2. Raina S, Razdan S, Nanda R. 2012. Prevalence of Mental Retardation among

Children in RS Pura Town of Jammu and Kashmir, India 15: 23-6

3. Kaplan, H. I., Saddock, B. J., dan Grebb, J. A., 2010. Sinopsis Psikiatri Jilid

Dua. Tangerang: Binarupa Aksara.

4. Nelson, W.E., Behrman, R.E., Kliegman. R., dan Arvin. Ann., 1999. Ilmu

Kesehatan Anak Nelson vol 1. Jakarta: EGC

5. Armadas, V. 2009. Mental retardation: definitions, etiology, epidemiology

and diagnosi. Journal of Sport and Health Research. 1(2): 112-112.

6. Lewis, Melvin., 1996. Child and Adolescent Psychiatry second edition.

7. Walker W, Johnson P. 2006. Mental Retardation: Management and Prognosis.

American Academy of Pediatrics. 2006;27;249

13

Page 17: Retardasi Mental Finish

14

Page 18: Retardasi Mental Finish

15

Page 19: Retardasi Mental Finish

16