21
Asy Syar’iyyah: Jurnal Ilmu Syariah dan Perbankan Islam – ISSN 2089-7227 (p) 2598-8522 (e) Vol. 3, No. 1, Juni 2018, pp.26 - 46 RISIKO DI BANK SYARIAH: SUATU PENGANTAR Hendra Cipta IAIN Syaikh Abdurrahman Siddik Bangka Belitung Abstract Islamic banks are banks whose products range from funding to financing. With more and more of these products, of course the risks faced by Islamic banks are also increasingly diverse. So, through this article will explain what risks are faced by conventional banking and Islamic banking. This article will also outline the risks faced by financing channeled by Islamic banks and how to implement risk management in Islamic banks to mitigate the risks they face. Keywords: Financing Risk, Risk management, Islamic banking A. Pendahuluan Islam menganjurkan bagi umatnya melaksanakan aktivitas bisnis dan beribadah. 1 Investasi merupakan salah satu bagian dari aktivitas bisnis yang memungkinkan munculnya risiko dan return di saat bersamaan maupun di saat yang berbeda. Investasi akan berhadapan dengan risiko, karena risiko tidak mungkin dihilangkan begitu saja. Jika ditelaah lebih jauh, investasi Islami adalah investasi yang banyak mengandung risiko. Karena ketika aktivitas investasi Islami ini dijalankan aktivitasnya banyak berhubungan dengan instrumen investasi yang berisiko tinggi. 2 Peran bank syariah dalam hal perantara nasabah yang memerlukan bantuan dana dengan nasabah yang punya surplus dana tidak terlepas dari risiko-risiko 3 yang suatu saat bisa menimbulkan dampak negatif bagi 1 Al-Qashash (28): 77. 2 Karnaen Perwataatmadja dkk, Bank Dan Asuransi Islam di Indonesia, editor Wirdyaningsih (Jakarta: Kencana, 2005), hlm. 208. 3 Muhammad, Dasar-dasar Keuangan Islami (Yogyakarta: Ekonisia, 2004), hlm. 106-109.

return - COnnecting REpositoriesmuncullah problem agensi.8 Teori keagenan adalah teori yang mengatur interaksi bisnis antara pemegang saham dengan agen sebagai tangan kanan pemilik

  • Upload
    others

  • View
    5

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: return - COnnecting REpositoriesmuncullah problem agensi.8 Teori keagenan adalah teori yang mengatur interaksi bisnis antara pemegang saham dengan agen sebagai tangan kanan pemilik

Asy Syar’iyyah: Jurnal Ilmu Syariah dan Perbankan Islam – ISSN 2089-7227 (p) 2598-8522 (e) Vol. 3, No. 1, Juni 2018, pp.26 - 46

RISIKO DI BANK SYARIAH: SUATU PENGANTAR

Hendra Cipta IAIN Syaikh Abdurrahman Siddik Bangka Belitung

Abstract Islamic banks are banks whose products range from funding to financing. With more and more of these products, of course the risks faced by Islamic banks are also increasingly diverse. So, through this article will explain what risks are faced by conventional banking and Islamic banking. This article will also outline the risks faced by financing channeled by Islamic banks and how to implement risk management in Islamic banks to mitigate the risks they face.

Keywords: Financing Risk, Risk management, Islamic banking

A. Pendahuluan

Islam menganjurkan bagi umatnya melaksanakan aktivitas bisnis dan

beribadah.1 Investasi merupakan salah satu bagian dari aktivitas bisnis yang

memungkinkan munculnya risiko dan return di saat bersamaan maupun di saat

yang berbeda. Investasi akan berhadapan dengan risiko, karena risiko tidak

mungkin dihilangkan begitu saja. Jika ditelaah lebih jauh, investasi Islami

adalah investasi yang banyak mengandung risiko. Karena ketika aktivitas

investasi Islami ini dijalankan aktivitasnya banyak berhubungan dengan

instrumen investasi yang berisiko tinggi.2

Peran bank syariah dalam hal perantara nasabah yang memerlukan

bantuan dana dengan nasabah yang punya surplus dana tidak terlepas dari

risiko-risiko3 yang suatu saat bisa menimbulkan dampak negatif bagi

1 Al-Qashash (28): 77. 2Karnaen Perwataatmadja dkk, Bank Dan Asuransi Islam di Indonesia, editor

Wirdyaningsih (Jakarta: Kencana, 2005), hlm. 208. 3 Muhammad, Dasar-dasar Keuangan Islami (Yogyakarta: Ekonisia, 2004), hlm. 106-109.

Page 2: return - COnnecting REpositoriesmuncullah problem agensi.8 Teori keagenan adalah teori yang mengatur interaksi bisnis antara pemegang saham dengan agen sebagai tangan kanan pemilik

Risiko di Bank Syariah: Suatu Pengantar

Asy Syar’iyyah, Vol. 3, No.1, Juni 2018 27

perbankan pada produk funding nya dan pada produk financing nya

(pembiayaan).

Dampak buruk dalam bentuk risiko yang dihadapi oleh perbankan

syariah tersebut telah diantisipasi perbankan melalui penerapan manajemen

risiko4 sebagai bentuk kewaspadaan perbankan sebagaimana yang tertuang

dalam Undang-undang Nomor 7 Tahun 1992 dan telah diganti dengan dengan

beberapa penyesuaian melalui Undang-undang Nomor 10 Tahun 1998.

Sementara itu bagi bank syariah, keharusan penertiban risiko ini diatur pada

pasal 38-40 Undang-undang Nomor 21 Tahun 2008.5

Pesatnya perkembangan internal dan eksternal perbankan syariah

berefek terhadap bertambahnya aneka ragam risiko yang mengarah kepada

perbankan syariah. Dengan semakin kompleksnya risiko ini bank syariah harus

dapat berinovasi dan menyesuaikan prinsip manajemen risiko berbasis nilai-

nilai syariah. Islamic Financial Services Board (IFSB) telah mengeluarkan aturan

baku tentang prinsip-prinsip manajemen risiko yang harus dipatuhi bank-bank

syariah. Bank Indonesia menerapkan regulasi pengelolaan risiko bagi

perbankan syariah berdasarkan pada ukuran, kompleksitas usaha, dan

kemampuan perbankan.6

B. Agency Problem

Kata agensi bermakna mekanisme konduktif perusahaan bisnis diatur.

Pada dasarnya, fungsi agensi diarahkan oleh modalitas kontrak. Biaya agensi

adalah faktor yang terdapat pada masing-masing kontrak. Perbedaan

4 Untuk menilai kesehatan dan kehandalan industri perbankan, informasi mengenai

risiko dan bagaimana fluktuasi dikelola penting untuk dipertimbangkan sebagai salah satu indikator kesehatan industri perbankan. Anjum Iqbal, “Liquidity Risk Management: A Comparative Study between Conventional and Islamic Banks of Pakistan”, Global Journal of Management and Business Research, Vol. 12, Edisi 5, versi 1.0, Maret 2012.

5 Rachmadi Usman, Aspek Hukum Perbankan Syariah di Indonesia (Jakarta: Sinar Grafika,

2012), hlm. 304. 6 Bank Indonesia, Booklet Perbankan Indonesia 2012, hlm 105.

Page 3: return - COnnecting REpositoriesmuncullah problem agensi.8 Teori keagenan adalah teori yang mengatur interaksi bisnis antara pemegang saham dengan agen sebagai tangan kanan pemilik

Hendra Cipta

28 Asy Syar’iyyah, Vol. 3, No.1, Juni 2018

kepentingan dan informasi asimetris antara pemilik saham dan agen dapat

menyebabkan output bergantung pada sifat kompensasi kontrak. Perbedaan

teori tentang agensi memperlihatkan hubungan antara remunerasi dan

produktifitas yang menentukan perkembangan perusahaan dan perilaku

agensi.7

Model-model principal-agent menganalisis situasi informasi yang tidak

merata atau asimetris yang didapatkan oleh pihak-pihak yang mempunyai

kepentingan berbeda-beda. Kebanyakan analisis diarahkan pada “hubungan”

yaitu dimana satu pihak berbuat mewakili pihak yang lain sebagaimana yang

terdapat pada kontrak kerja, agensi ataupun perjanjian francais. Adverse selection

dan moral hazard timbul ketika pemilik saham tidak bisa mengwasi dan

mengkaji tindakan yang dilakukan agen, dengan kondisi seperti ini maka

muncullah problem agensi.8

Teori keagenan adalah teori yang mengatur interaksi bisnis antara

pemegang saham dengan agen sebagai tangan kanan pemilik saham dalam

sebuah perusahaan. Masalah keagenan muncul ketika pemegang saham yang

menunjuk agensi membuat keputusan yang berkaitan dengan pemegang

saham. Sebagaimana yang dikatakan Beth Arnold dan Paul de Lange ketika

mengutip Jensen mengatakan bahwa keputusan yang mementingkan

kepentingan sendiri akan menyebabkan konflik dengan kepentingan

kooperatif.

Secara alamiah, kadang-kadang keputusan beberapa manager muncul

karena motivasi mementingkan kepentingan sendiri yang dari sisi lain tentunya

akan mengorbankan kepentingan (mengurangi kesejahteraan) para pemegang

saham, dengan terjadinya konflik kepentigan ini kedua pihak akan merugi.

7 Md. Abdul Awwal Sarker, “Islamic Business Contracts, Agency Problem and The

Theory of The Islamic Firm”, International Journal of Islamic Financial Services, Vol. 1, No. 2, hlm. 8.

8 Ibid., hlm. 8.

Page 4: return - COnnecting REpositoriesmuncullah problem agensi.8 Teori keagenan adalah teori yang mengatur interaksi bisnis antara pemegang saham dengan agen sebagai tangan kanan pemilik

Risiko di Bank Syariah: Suatu Pengantar

Asy Syar’iyyah, Vol. 3, No.1, Juni 2018 29

Oleh karena itu, teori keagenan diharapkan bisa memberikan landasan bagi

manajemen sebuah perusahaan.

Ketika informasi tidak lengkap dan munculnya ketidakpastian, maka

menurut teori keagenan akan muncul dua masalah, yaitu : (1) Adverse selection,

yaitu pemilik saham tidak dapat menilai apakah agensi yang dibayarnya sudah

melakukan pekerjaan sesuai yang diinginkannya atau tidak. (2) Moral hazard,

yaitu pemilik saham tidak yakin apakah agensi sudah melakukan pekerjaan

sesuai dengan kemampuannya. Beth Arnold dan Paul de Lange ketika

mengutip Jensen dan Meckling mengatakan bahwa mekanisme insentif dan

pengawasan lebih baik dilakukan untuk menghadapi perilaku oportunisme

dalam korelasi pemilik saham dan agensi. Perilaku oportunisme dalam teori

keagenan diasumsikan sebagai perilaku untuk mengutamakan kepentingan

pribadi.

Berdasarkan teori keagenan, informasi asimetris akan muncul ketika

manajemen (agensi) lebih banyak mendapatkan informasi daripada pemilik

saham. Padahal informasi tempat pemilik saham menanamkan investasinya

sangat diperlukan oleh para pemegang saham. Hal ini mengakibatkan pemilik

saham tidak dapat mengontrol tindakan yang dilakukan oleh agensi.9

Pada sudut pandang korpus keuangan, profit bagi bank syariah adalah

kesanggupan mengelola risiko dengan maksimal pada pembagian return project

antara pemodal dan pebisnis. Walaupun mekanisme dalam bantuk ini

memberikan keutungan bagi perbankan syariah, ternyata profit and loss sharing

perbankan syariah masih akan menghadapi beberapa masalah problem agensi

dengan meningkatnya informasi asimetris dan biaya pemantauan.10

Abdus Samad dan M. Kabir Hasan sebagaimana dikutip Hendy

Herianto mengatakan bahwa akad-akad yang ada di perbankan syariah

9 Beth Arnold dan Paul de Lange, “Enron: an Examination of Agency Problems”,

Critical Perspectives on Accounting, 2004, hlm. 753. 10 Md. Abdul Awwal Sarker, International Journal …., hlm. 9

Page 5: return - COnnecting REpositoriesmuncullah problem agensi.8 Teori keagenan adalah teori yang mengatur interaksi bisnis antara pemegang saham dengan agen sebagai tangan kanan pemilik

Hendra Cipta

30 Asy Syar’iyyah, Vol. 3, No.1, Juni 2018

memerlukan keterbukaan informasi dan transparansi yang komprehensif

karena pada akad-akad yang ada di bank syariah terdapat asymmetric

information. Apabila terjadi pembiaran terus-menerus maka menyebabkan

agency problem dan risiko yang akan dihadapi oleh perbankan syariah semakin

kompleks.

Di sisi lain, bank syariah apabila tidak berhati-hati dan menerapkan

manajemen risiko yang kompleks dalam memilih proyek yang akan diberikan

pembiayaan, maka bank syariah akan menemui kendala adverse selection. Dalam

memilih proyek yang akan dibiayai sebaiknya bank syariah jangan hanya

melihat dari besarnya keuntungan yang akan diperoleh, tetapi harus

diperhatikan juga besar dan kecilnya dampak buruk yang mengintai bank

syariah terhadap pembiayaan yang digulirkan di suatu proyek.11

Agency problem adalah konsep dari incentive based contract, yaitu sistem

kontrak yang menghargai pekerjanya dengan meningkatkan usaha dan

produksi. Wujud penghargaan ini berbentuk profit sharing, profit-related-pay, dan

bonus.12

C. Risiko-Risiko yang Dihadapi Perbankan

Kedudukan syariat pada struktur aset dan liabilitas bank Islam berbeda

dari bank konvensional. Ini memperlihatkan beberapa keunikan risiko yang

mengarah ke bank syariah. Maka, beberapa alat standar manajemen risiko

seperti pasar (pemasaran) dan kredit tak orisinil, pertukaran (tukar-menukar)

rata-rata bunga dan beberapa risiko yang menuju ke bank konvensional tidak

sama dengan risiko yang mengarah ke bank syariah. Bank syariah

mengembangkan beberapa alternatif yang sesuai dengan instrumen ini.

Beberapa alat manajemen risiko tradisional dan proses-proses yang sama

11 Hendy Herijanto, Selamatkan Perbankan Demi Perekonomian Indonesia (Jakarta: Expose

PT Mizan Publika, 2013), hlm. 252. 12 Muhammad, Manajemen Pembiayaan Mudharabah di Bank Syariah (Jakarta: Rajawali,

2008), hlm. 67.

Page 6: return - COnnecting REpositoriesmuncullah problem agensi.8 Teori keagenan adalah teori yang mengatur interaksi bisnis antara pemegang saham dengan agen sebagai tangan kanan pemilik

Risiko di Bank Syariah: Suatu Pengantar

Asy Syar’iyyah, Vol. 3, No.1, Juni 2018 31

mampu diaplikasikan pada bank Islam dalam bentuknya yang asli.

Bagaimanapun, sejumlah alat-alat yang lain akan membutuhkan sebagaimana

mestinya yang diadaptasi oleh pada syarat-syarat spesial pada bank Islam.13

Menurut Muhammad, setiap bisnis akan selalu berhadapan dengan

risiko dan pendapat (risk-return). Termasuk dalam lingkungan bisnis tersebut

adalah dunia perbankan, artinya perbankan pun juga akan menghadapi

kemungkinan risk dan return dalam bisnisnya. Lebih jauh Muhammad

mengatakan bahwa kemungkinan risiko-risiko yang ”menghantui” perbankan

tersebut adalah risiko likuiditas (liquidity risk), risiko kredit (credit risk), dan

risiko tingkat bunga (interest rate risk). Di samping itu kita juga mengenal

adanya risiko operasional (operational risk) dan risiko nilai tukar valuta asing

(foreign exchange rate risk),.14 Selain risiko-risiko di atas Zainal Arifin

menambahkan bahwa juga ada risiko modal (capital risk).15

Bank Indonesia sangat serius dalam mengawasi risiko-risiko yang akan

dihadapi perbankan. Bukti keseriusan Bank Indonesia ini diwujudkannya

dengan membuat regulasi-regulasi tentang manajemen risiko yang harus

diterapkan bagi dunia perbankan yang ada di Indonesia (meliputi syariah dan

konvensional). Di antara aturan yang berasosiasi dengan manajemen risiko di

perbankan ini adalah Peraturan Bank Indonesia (PBI) No. 5/8/PBI/2003

tanggal 19 Mei 2003 tentang ”Penerapan Manajemen Risiko untuk Bank Umum.

Regulasi ini kemudian dilengkapi lagi PBI No. 7/25/PBI/2005 pada Agustus

2005 tentang ”Sertifikasi Manajemen Risiko bagi Pengurus dan Pejabat Bank

Umum”. Kedua regulasi di atas kemudian dilengkapi oleh Bank Indonesia

dengan PBI No. 8/4/PBI/2006 yang disempurnakan melalui PBI No.

13 Syed Jaafar Aznan, Islamic Financial Industry: Risk Management, Regulation and

Supervision, disampaikan pada disampaikan pada konferensi bank Islam internasional pada tahun 2003.

14 Muhammad, Manajemen Bank Syariah, edisi revisi (Yogyakarta: (UPP) AMP YKPN),

2005), hlm. 357-358. 15 Zainul Arifin, Dasar-dasar Manajemen Bank Syari’ah (Jakarta: Pustaka Alvabet, 2005),

hlm. 60.

Page 7: return - COnnecting REpositoriesmuncullah problem agensi.8 Teori keagenan adalah teori yang mengatur interaksi bisnis antara pemegang saham dengan agen sebagai tangan kanan pemilik

Hendra Cipta

32 Asy Syar’iyyah, Vol. 3, No.1, Juni 2018

8/14/PBI/2006 perihal ”Pelaksanaan Good Corporate Governance bagi Bank

Umum”.16

1. Risiko Kredit (Credit Risk)

Risiko kredit adalah keadaan bahaya yang akan mengarah ke perbankan

ketika tidak mendapatkan cicilan pokok dan bunga pinjaman atas investasi

pinjaman yang disalurkan ke nasabah yang meminjam dana ke bank tersebut

(versi konvensional).17 Sedangkan di perbankan syariah risiko kredit ini dikenal

dengan istilah risiko pembiayaan.

Risiko kredit ini akan muncul apabila bank tidak menerapkan prinsip

prudent dalam melakukan investasi kredit atau terlalu mudah memberikan

pinjaman karena tuntutan pemanfaatan kelebihan likuiditas, dengan tuntutan

ini akhirnya perbankan ”lalai” dalam mengantisipasi risiko-risiko yang akan

dihadapinya pada kredit yang akan digulirkannya. Krisis dan resesi ekonomi

adalah di antara faktor-faktor utama yang akan menyebabkan munculnya

risiko ini (seperti yang terjadi pada krisis moneter 1997/1998 di Indonesia).

Penurunan pendapatan dari suatu perusahaan juga merupakan faktor

yang akan menyebabkan kredit macet karena dengan berkurangnya

pendapatan penghasilan perusahaan tersebut juga mengalami penurunan,

sehingga dengan penurunan penghasilan ini perusahaan yang berposisi sebagai

debitur suatu perbankan akan mengalami kesulitan untuk membayar hutang-

hutang kreditnya ke perbankan. Dan ketika perusahaan tersebut tidak mampu

membayar kewajiban hutangnya, bunga pembayaran hutang tersebut terus

mengalami peningkatan (bunga berlipat ganda) yang membuat perusahaan

tersebut semakin sulit untuk melunasi kreditnya. Dan permasalahan

16 Ferry N. Idroes, Manajemen Risiko Perbankan: Pemahaman Pendekatan 3 Pilar Kesepakatan

Basel II Terkait Aplikasi Regulasi dan Pelaksanaannya di Indonesia (Jakarta: Rajawali Pers, 2008),

hlm. 52. 17 Jhon Bitner dan Robert A. Goddard, Asset Liability Management: A Guide to The Future

Beyond GAP, (New York: John Wiley dan Sons, 1992), hlm. 77

Page 8: return - COnnecting REpositoriesmuncullah problem agensi.8 Teori keagenan adalah teori yang mengatur interaksi bisnis antara pemegang saham dengan agen sebagai tangan kanan pemilik

Risiko di Bank Syariah: Suatu Pengantar

Asy Syar’iyyah, Vol. 3, No.1, Juni 2018 33

berikutnya juga akan muncul ketika nilai nominal jaminan yang diagunkan

perusahaan tersebut tak sepadan dengan nilai pinjaman yang disalurkan,

sehingga saat bank akan mengambilalih jaminan tersebut (ketika pinjaman

macet) bank tidak menerima pendapatan yang patut dari penjualan agunan

tersebut. Semakin besar persentase kredit macet di suatu perbankan, maka

perbankan tersebut sedang mengahadapi permasalah likuiditas yang akut.

Risiko kredit ini bisa diminimalisir dengan membatasi wewenang bagian

perkreditan berlandaskan kompetensinya (authorize limit) dan limit kuantitas

(pagu) penyaluran kredit (credit line limit) dan dengan diversifikasi.18 Risiko

kredit akan mudah dikenali dengan menguji portofolio kredit. 19 Diversifikasi

macam-macam kredit, diversifikasi jenis-jenis industri yang akan diberikan

kredit, kebijakan agunan dan lain-lain serta penerapan standar pengendalian

kredit adalah faktor-faktor yang berpengaruh terhadap pengendalian risiko

kredit perbankan. Sebagaimana teori dalam manajemen risiko semakin banyak

profit yang diinginkan, maka semakin besar dampak bahaya yang

menghadang, demikan juga dengan bisnis di dunia perbankan. 20

2. Risiko Likuiditas (Liquidity Risk)

Likuiditas adalah kapabilitas perbankan mencukupi keperluan dananya

dengan cepat dan dengan pengeluaran yang pantas, atau dengan kata lain

kemampuan perbankan untuk mencairkan asetnya ke dana cash secepat

mungkin. Ketersediaan cadangan likuiditas penting dilakukan perbankan

untuk memenuhi kebutuhan dana mendesak nasabahnya yang tentunya akan

berdampak pada kepuasan nasabah terhadap layanan perbankan.

18 Zainul Arifin, Dasar-Dasar Manajemen Bank Syariah, hlm. 210. 19 Portofolio merupakan surat-surat berharga keuangan. Dikutip dari Christopher Pass

dan Bryan Lones, Collins Kamus Lengkap Ekonomi, edisi kedua, diterjemahkan oleh Tumpul Rumapea dan Posman Haloho (Jakarta: Erlangga, 1994), hlm. 493.

20 Ibid…., hlm. 61.

Page 9: return - COnnecting REpositoriesmuncullah problem agensi.8 Teori keagenan adalah teori yang mengatur interaksi bisnis antara pemegang saham dengan agen sebagai tangan kanan pemilik

Hendra Cipta

34 Asy Syar’iyyah, Vol. 3, No.1, Juni 2018

Ketersediaan likuiditas sangat dibutuhkan perbankan karena berkaitan

dengan kewajiban perbankan kepada nasabahnya, jika ada nasabah yang akan

menarik dananya dan ada pula yang menarik fasilitas kreditnya, perbankan

tentunya harus memiliki cadangan likuiditas yang cukup untuk memenuhi

kebutuhan-kebutuhan nasabah tersebut. Cadangan likuiditas ini bisa dipenuhi

oleh perbankan dengan menempatkan giro di Bank Indonesia, memelihara

likuiditas aset melalui pinjaman dari perbankan lain.

Menyisihkan aktiva pada sekuritas yang bisa dilego untuk memenuhi

keperluan dana perbankan juga dapat mencukupi kebutuhan likuiditas

perbankan karena dengan menyisihkan aktiva tersebut melalui sekuritas akan

memberikan revenue, dan dengan demikian bank bisa saja mendapatkan revenue

yang lebih tinggi daripada kredit (pembiayaan).

Ketentuan ketersediaan likuiditas ini menjadi ”buah simalakama” bagi

perbankan, di satu sisi perbankan harus menyediakan cadangan dana likuiditas

untuk memenuhi kewajibannya yang akan berpengaruh pada profitabilitasnya,

dan di sisi lain jika profitabilitas lebih diutamakan dari pada cadangan

likuiditas perbankan tersebut akan terkena risiko likuiditas dan meningkatnya

biaya. Perbankan tentunya tidak leluasa memaksakan untuk memperoleh

profitabilitas yang tinggi karena ada regulasi Bank Indonesia yang harus

memenuhi kebutuhan likuiditas ini, dengan regulasi ini perbankan harus

memperhatikan ketersediaan cadangan likuiditasnya. Cadangan likuiditas

yang ada harus memadai, artinya tidak boleh banyak dan tidak pula sedikit.

Jika ketersediaan cadangan likuiditas terlalu kecil dampaknya pada kebutuhan

operasional sehari-hari perbankan, dan jika terlalu besar akan berdampak pada

tingkat efiseinsi perbankan serta membuat profitabilitasnya menurun.

Sementara bagi perbankan syariah lebih sulit untuk mendapatkan dana karena

transaksi pembiayaannya tidak berbasis bunga. 21

21 Ibid…, hlm. 60.

Page 10: return - COnnecting REpositoriesmuncullah problem agensi.8 Teori keagenan adalah teori yang mengatur interaksi bisnis antara pemegang saham dengan agen sebagai tangan kanan pemilik

Risiko di Bank Syariah: Suatu Pengantar

Asy Syar’iyyah, Vol. 3, No.1, Juni 2018 35

Penyebab utama pailit yang melanda kebanyakan perbankan

diantaranya adalah karena tidak mampunya mereka memenuhi kebutuhan

likuiditasnya, walaupun sebenarnya masih ada faktor lain yang menyebabkan

pailitnya perbankan, salah satunya adalah kerugian yang diderita perbankan.

Risiko likuiditas ini diukur dengan instrumen yang cukup kompleks.

Ukuran tinggi dan rendahnya risiko likuiditas yang dihadapi perbankan

disebabkan oleh banyak faktor, diantaranya adalah:

a. Cermatnya perbankan dalam menyusun cash flow atau fund flow

berlandaskan estimasi pinjaman dan estimasi perkembangan dana

serta volatility of funds.

b. Tepatnya perbankan dalam menata komposisi dananya, tergolong

juga ketersediaan dana-dana non Profit and Loss Sharing.

c. Tersedianya kecukupan aktiva yang bisa ditransformasikan menjadi

dana tunai.

d. Kapabilitas perbankan tersebut mewujudkan jalan masuk ke pasar

antar bank (untuk bank konvensional) dan pasar uang antar bank

berdasarkan prinsip syariah (untuk bank syariah).22

3. Risiko Nilai Tukar Valuta Asing (Foreign Exchange Rate Risk)

Efek foreign exchange rate risk ini bagi perbankan dilihat dari dua sisi,

yaitu saat perbankan pada posisi beli (overbought position/long position), dan saat

perbankan ada pada situasi menjual (oversold position/short position). Pada posisi

beli risiko nilai tukar valuta asing yang dihadapi perbankan terjadi jika nilai

tukar rupiah mengalami kenaikan. Sedangkan pada posisi jual risiko nilai tukar

valuta asing yang menghadap perbankan terjadi jika nilai tukar rupiah

menurun.

22 Ibid., hlm. 362-363.

Page 11: return - COnnecting REpositoriesmuncullah problem agensi.8 Teori keagenan adalah teori yang mengatur interaksi bisnis antara pemegang saham dengan agen sebagai tangan kanan pemilik

Hendra Cipta

36 Asy Syar’iyyah, Vol. 3, No.1, Juni 2018

Bahaya yang ditimbulkan dari nilai tukar valuta asing ini bisa

diminimalisir oleh perbankan dengan menahan ruang geraknya dalam

transaksi valuta asing, bahkan risiko ini bisa dihindari perbankan dengan

mengambil posisi square.23

Sementara itu perbankan syariah lebih kuat dalam menghadapi risiko

nilai tukar valuta asing ini, namun jika perbankan syariah tersebut

mengindahkan kepatuhan syariah yang diwajibkan kepadanya, maka

perbankan syariah tersebut akan terhindar dari risiko ini dengan alasan:

a. Bank syariah tidak melakukan transaksi arbitrage pada transaksi

valuta asingnya, pada prinsipnya bank syariah hanya melakukan

transaksi komersial pada transaksi ini.

b. Pertukaran valuta asing yang dilayani oleh bank syariah hanya secara

kontan.

c. Short selling tidak diperkenankan dan tidak diberi ruang dalam

bertransaksi di bank syariah.

d. Bank syariah tidak melakukan pergantian valuta asing tanpa

pengalihan (non delivery trading).

4. Risiko Operasional (Operational Risk)

Risiko operasional menurut Komite Basel muncul karena lemahnya

pengawasan internal dan lemahnya sistem informasi yang mengakibatkan

munculnya kerugian yang tidak diharapkan bagi suatu perbankan. Philip H.

Martin lebih jauh menungkapkan bahwa risiko operasional ini muncul karena

human error, kegagalan sistem dan kesalahan prosedur serta lemahnya

kontrol.24 Ghulam Ahmad Yusuf juga memberikan definisi yang hampir mirip

dengan apa yang dikemukakan oleh Philip H. Martin, menurut dia risiko

23 Square maksudnya yaitu sama atau seimbang. Dikutip dari Peter Salim, Salim Ninth

Collegiate English-Indonesian Dictionary (Jakarta: Modern English Press, 2000), hlm. 1432. 24 Philip H Martin, Operational Risk Management, Speech, presented to the 4 th Islamic

banking and Finance Forum, Bahrain, Desember 1997.

Page 12: return - COnnecting REpositoriesmuncullah problem agensi.8 Teori keagenan adalah teori yang mengatur interaksi bisnis antara pemegang saham dengan agen sebagai tangan kanan pemilik

Risiko di Bank Syariah: Suatu Pengantar

Asy Syar’iyyah, Vol. 3, No.1, Juni 2018 37

operasional muncul kegagalan proses internal perbankan, human error, dan ada

juga karena faktor eksternal perbankan yang menyebabkan risiko operasional

ini muncul.25

Dari beberapa definisi di atas kita temukan beberapa faktor yang

berhubungan dengan risiko operasional, diantaranya adalah: (1) sistem

informasi, (2) supervisi dari dalam, (3) kelalaian personal; (4) kehampaan

struktur; dan (5) kekurangan proses dan pengawasan.

5. Risiko Modal (Capital Risk)

Modal berfungsi sebagai pelindung dari kerugian yang mungkin terjadi

di perbankan bagi para penyimpan dananya. Jumlah modal yang dibutuhkan

untuk melindungi para penyimpan dana ini dilihat dari sisi kualitas dan risiko

aset perbankan.

Secara umum aset perbankan dikelompokkan pada aktiva yang terkena

efek risiko dan aktiva yang sedikit terkena efek risiko. Aktiva yang terkena efek

risiko adalah aset perbankan pada investasi dan pembiayaannya yang tidak

dijamin oleh pemerintah. Dan aktiva yang sedikit terkena efek risiko adalah

kebalikan dari aset berisiko, yaitu aset pada sekuritas dan investasi yang

digaransi oleh pemerintah.

Risiko modal secara umum memperlihatkan tingkat leverage26 yang

dimanfaatkan oleh perbankan. Risiko modal tidak berhubungan erat dengan

kualitas aktiva perbankan. Bagi perbankan yang menginvestasikan dananya

untuk membiayai aktiva yang berisiko penting sekali mempunyai penyangga

modal yang solid sebagai penopang jika kemampuan masing-masing aktiva tak

berjalan sebagaimana mestinya. Kecukupan kapital perbankan juga berfungsi

sebagai menopang risiko likuiditas. Agar bahaya yang muncul melalui risiko

25Ghulam Husain Yusuf, Integrated Operational Risk Managemenr, disampaikan pada

konferensi bank Islam internasional pada tahun 2003. 26 Leverage atau capital gearing (pengungkit modal). Dikutip dari Christopher Pass dan

Bryan Lones, Collins Kamus Lengkap Ekonomi, hlm. 67.

Page 13: return - COnnecting REpositoriesmuncullah problem agensi.8 Teori keagenan adalah teori yang mengatur interaksi bisnis antara pemegang saham dengan agen sebagai tangan kanan pemilik

Hendra Cipta

38 Asy Syar’iyyah, Vol. 3, No.1, Juni 2018

ini tidak ditanggung sepenuhnya oleh perbankan, maka manajemen perbankan

harus mengalihkan risiko-risiko ini ke asuransi dan menerapkan pengawasan

yang ketat untuk menghindari kerugian-kerugian.27

6. Risiko Pasar (Market Risk)

Risiko pasar merupakan risiko yang memunculkan kerugian di posisi

portofolio trading on dan off balance sheet (di neraca dan rekening administrasi).

Risiko ini muncul karena adanya perubahan harga pasar di asset dan liabilities.

Fluktuasi harga ini terjadi karena akibat perubahan beberapa faktor pasar.

Maksud faktor pasar disini yaitu derajat suku bunga perbankan, kurs mata

uang asing, harga saham di pasaran, sekuritas dan harga komoditi.

Menurut Ezra Zask risiko pasar ini bisa diukur dengan Value At Risk

(VAR). Value at risk (VAR) adalah probabilitas berbasis metrik untuk mengukur

aset risiko pasar dan portofolio. VAR sering digunakan sebagai pendekatan

dari “maximum reasonable loss” terhadap time horizon. VAR cukup dikenal luas di

kalangan bankir komersial, dealer derivatif, dan manajer risiko treasury

perusahaan; karena memudahkan interpretasi pada pengukuran risiko serta

konsisten mencegah risiko di setiap instrumen keuangan.

VAR adalah statistik yang merangkum paparan aset atau portofolio

terhadap risiko pasar. VAR memungkinkan manajer mengukur dan

mengungkapkan risiko seperti dalam pernyataan: "kita tidak mengharapkan

kerugian melebihi 10 persen dari nilai aktiva bersih dana pada lebih dari satu

dari dua puluh kuartal berikutnya".28

Teknik penghitungan VAR memanfaatkan kaidah kronologis, kaidah

analisis, dan ilustrasi Monte Carlo. Kaidah kronologis memanfaatkan pola

27 Ibid…., hlm. 60-62 28 Ezra Zask (editor), Global Investment Risk Managemenet: Protecting International

portfolios against currency, interest rate, equity, and commodity risk (New York: McGraw-Hill, 2000),

hlm. 187-189.

Page 14: return - COnnecting REpositoriesmuncullah problem agensi.8 Teori keagenan adalah teori yang mengatur interaksi bisnis antara pemegang saham dengan agen sebagai tangan kanan pemilik

Risiko di Bank Syariah: Suatu Pengantar

Asy Syar’iyyah, Vol. 3, No.1, Juni 2018 39

tertentu untuk penaksiran VAR, sedangkan VAR Monte Carlo memanfaatkan

ilustrasi dan simulasi untuk kalkulasi VAR-nya.29

7. Risiko Tingkat Bunga (Interest Rate Risk)

Risiko tingkat bunga ini tidak akan terjadi di perbankan syariah karena

transaksi-transaksi yang terdapat di bank ini tidak ada yang berbasis bunga30

melainkan berbasis bagi hasil, namun sebagai komparasi risiko dengan

perbankan konvensional, maka pada tulisan ini risiko tingkat bunga tetap

penulis uraikan.

Harga nominal uang dalam pasar perbankan konvensional diukur

dengan suku bunga, dan bunga berfluktuasi karena dia beriringan dengan

inflasi. Keuntungan atau return on networth (RONW) yang ada di bank

konvensional diputuskan oleh net interest margin (NIM) dan hal itu terkait pada

penyortiran konstruksi aset31 dan liabilitasnya32 karena faktor interest rate

sensitivity.

Risiko tingkat bunga yaitu risiko bahwa nilai pasar akan mengalami

penurunan karena kenaikan suku bunga. Gejala ini merupakan akibat

29 Mamduh M. Hanafi, Manajemen Risiko, edisi kedua, cetakan pertama (Yogyakarta:

STIM YKPN, 2009), hlm. 149. 30Latifa M. Al-Goud dan Mervy K Lewis, Perbankan Syari’ah: Prinsip, Praktik,

diterjemahkan oleh Burhan Wirasubrata (Jakarta: PT Serambi Ilmu Semesta, 2003, hlm. 11 31Manajemen aset adalah istilah yang digunakan untuk menerangkan alokasi dana

diantara berbagai alternatif investasi yang ada. Di kutip dari Edward W. Reed dan Edward K. Giil, Bank Umum, diterjemahkan oleh St. Dianjung, edisi keempat (Jakarta: Bumi Aksara, 1995), 94-95. Lihat juga James C. Van Horne dan John M. Wachowicz, Prinsip-Prinsip Manajemen Keuangan, diterjemahkan oleh Heru Sutojo, buku ke-2 (Jakarta: Salemba Empat, 1998), hlm. 368.

32Dalam pengertian luas, manajemen liabilitis terdiri dari kegiatan yang menyangkut pencarian dana dari penabung dan kreditor lainnya dan menentukan perbandingan dana yang tepat bagi suatu bank tertentu. Dalam pengertian yang lebih sempit, manajemen liabilitis dikenal sebagai kegiatan yang berkaitan dengan melengkapi kebutuhan likuiditas dengan secara aktif mencari dana pinjaman kalau diperlukan. Manajemen liabilitis mengharuskan bank untuk mempertimbangkan risiko tambahan karena perbedaan antara biaya mencari dana dan hasil yang dapat diperoleh kalau dana tersebut ditanamkan pada kredit dan surat berharga. Dengan demikian hubungan antara manajemen aset dan manajemen liabilitis penting dalam menentukan kemampuan bank untuk meraih laba. Ibid…, hlm. 120.

Page 15: return - COnnecting REpositoriesmuncullah problem agensi.8 Teori keagenan adalah teori yang mengatur interaksi bisnis antara pemegang saham dengan agen sebagai tangan kanan pemilik

Hendra Cipta

40 Asy Syar’iyyah, Vol. 3, No.1, Juni 2018

pengaruh suku bunga menurut perjanjian ketika obligasi33 tersebut

ditempatkan dan kebebasan relatif suku bunga pasar untuk bergerak naik

turun. Obligasi pemerintah federal misalnya, yang dikeluarkan pada tahun

1960 dengan bunga 3,5 persen dan jatuh tempo pada tahun 1998 kehilangan

nilai yang cukup besar dalam tahun-tahun belakangan karena kenaikan suku

bunga setelah tahun 1960. Biasanya, semakin jatuh tempo suatu instrumen

kredit, semakin besar risiko tingkat bunga.34

D. Risiko Pembiayaan Bank Syariah

Dari sekian banyak risiko yang terdapat pada produk-produk

pembiayaan bank syariah yang harus dilakukan perbankan syariah adalah

meminimalkan risiko-risiko yang ada. Risiko-risiko pembiayaan ini bisa

diminimalkan dengan risk management secara efektif dan efisien. Agar risk

management ini efektif dan efisien langkah pertama yang dilakukan perbankan

syariah adalah screeening kepada calon-calon nasabah pembiayaan. Bahkan jika

pembiayaan sudah dicairkanpun bank syariah masih harus mengendalikan

risiko pembiayaannya dengan memberikan perlakukan (treatment) berdasarkan

dengan personalitas nasabah dan bisnis yang diberikan pembiayaan.35

a. Risiko Pembiayaan Murabahah

Pembiayaan murabahah36 sebenarnya adalah pembiayaan yang paling

banyak mendapat animo nasabah bank syariah Indonesia dan luar

negeri. Namun, walaupun produk ini adalah produk yang banyak

33 Bond (obligasi) merupakan pengakuan utang pihak yang mengeluarkan kepada pihak

yang membeli (investor) atau suatu perjanjian tertulis untuk membayar sejumlah uang tertentu pada tanggal tertentu di masa yang akan datang dan tambahan uang berupa keuntungan yang didapat dari bagi hasil (mudharabah). Dikutip dari Ivan Rahmawan, Kamus Istilah Akuntansi Syariah (Yogyakarta: Pilar Media, 2005), hlm. 299.

34Edward W. Reed dan Edward K. Giil, Bank Umum…., hlm. 322. 35 Muhammad, Manajemen Bank Syariah, hlm. 365. 36 Murabahah sebagaimana yang digunakan dalam bank syariah, prinsipnya didasarkan

pada dua elemen pokok, yaitu harga beli serta biaya yang terkait, serta kesepakatan atas laba (mark up). Dikutip dari Abdullah Saeed, Islamic Banking and Interest: a Study of Prohibition of riba

and Its Contemporary Interpretation, vol. II (Leiden: Brill, 1996), hlm. 55.

Page 16: return - COnnecting REpositoriesmuncullah problem agensi.8 Teori keagenan adalah teori yang mengatur interaksi bisnis antara pemegang saham dengan agen sebagai tangan kanan pemilik

Risiko di Bank Syariah: Suatu Pengantar

Asy Syar’iyyah, Vol. 3, No.1, Juni 2018 41

diminati oleh nasabah bank syariah ternyata produk ini juga berisiko.

Dari sisi nasabah produk ini banyak diminati karena sistemnya

sederhana dan banyak memberikan manfaat kepada nasabah,

sementara dari sisi perbankan syariah produk murabahah ini

penanganan administrasinya lebih simpel dan sederhana.

Menurut Syafi’i Antonio beberapa risiko yang terdapat pada

pembiayaan murabahah ini adalah:

1) Kelalaian yang diperbuat oleh debitur (default). Contohnya adalah

nasabah secara sengaja tidak mau mengangsur angsuran

pembiayaan yang diwajibkan kepadanya.

2) Instabilitas harga komparatif, yaitu kenaikan harga komoditas yang

telah dibelikan bank syariah untuk nasabah pembiayaannya. Jika

pembiayaan ini sudah ditandangani akadnya, maka bank syariah

tidak bisa mengganti harga jual barang kepada nasabah

pembiayaannya, dengan demikian risiko fluktuasi harga ini akan

ditanggung oleh bank syariah.

3) Penolakan nasabah terhadap komoditas barang yang dikirimkan

kepadanya. Nasabah mempunyai hak menolak barang yang

dikirimkan kepadanya dengan berbagai alasan. Rusaknya barang

yang dikirim dalam perjalanan dan barang yang diantar berbeda

dengan spefisikasi yang diinginkan nasabah adalah beberapa

alasan yang menyebabkan penolakan tersebut.

4) Barang yang djadikan sebagai objek pembiayaan dijual oleh

nasabah. Karena murabahah adalah perjanjian dagang dengan

hutang, maka setelah akad ditandatangani oleh nasabah

pembiayaan; kepemilikan barang objek akad tersebut berpindah

juga kepemilikannya kepada nasabah pembiayaan. Dan ketika

komoditas tersebut telah menjadi kepunyaan nasabah, tentunya

nasabah punya hak berbuat semaunya terhadap barang yang

Page 17: return - COnnecting REpositoriesmuncullah problem agensi.8 Teori keagenan adalah teori yang mengatur interaksi bisnis antara pemegang saham dengan agen sebagai tangan kanan pemilik

Hendra Cipta

42 Asy Syar’iyyah, Vol. 3, No.1, Juni 2018

dimilikinya, termasuk melegonya. Jika hal ini terjadi bank syariah

akan menghadapi risiko default yang semakin besar.37

b. Risiko Pembiayaan Ijarah

Akad ijarah berbeda dengan akad murabahah, pada akad ijarah yang

ditransaksikan adalah pengalihan utilitas dari suatu komoditas

dengan upah sewa tanpa berpindahnya kewenangan kepemilikan

komoditas barang.38 Namun, barang tersebut bisa juga berpindah

kepemilikannya jika akad yang disepakati adalah ijarah muntahiya bi

at-tamlik (IMBT).

Keuntungan yang diperoleh bank syariah dari akad ijarah ini adalah

profit dalam bentuk sewa dan kembalinya uang pokok. Sedangkan

menurut Syafi’i Antonio risiko yang ada pada akad ijarah ini yaitu:

1) Nasabah secara sengaja tidak berminat mengangsur cicilan

pembiayaan yang diwajibkan kepadanya (default).

2) Rusaknya aset ijarah. Ketika aset ijarah mengalami kerusakan, maka

biaya pemeliharaan aset tersebut akan bertambah besar, apalagi

jika disepakati dalam akad bahwa pemeliharaan aset menjadi

tanggung jawab bank syariah, tentunya bank syariah akan

menanggung risiko ini.

3) Nasabah mundur dan berhenti dari ikatan akad ketika akad sedang

berjalan dam tidak mau membeli aset objek akad. Akibatnya bagi

bank syariah adalah bank harus menghitung kembali keuntungan

yang diperoleh ketika akad berjalan dan mengembalikan

sebagiannya kepada nasabah.39

37 Muhamamd Syafi’i Antonio, Bank Syari’ah Wacana Ulama dan Cendekiawan (Jakarta:

Tazkia Institute dan Bank Indonesia, 1999), hlm. 127-128. 38 Sunarto Zulkifli, Panduan Praktis Transaksi Perbankan Syari’ah, cet ke-II, (Jakarta: Zikrul

Hakim: 2004), hlm. 42. 39 Muhammad Syafi’i Antonio, Bank Syari’ah: Dari Teori ke Praktek (Jakarta: Gema Insani

Press, 2001), hlm. 119.

Page 18: return - COnnecting REpositoriesmuncullah problem agensi.8 Teori keagenan adalah teori yang mengatur interaksi bisnis antara pemegang saham dengan agen sebagai tangan kanan pemilik

Risiko di Bank Syariah: Suatu Pengantar

Asy Syar’iyyah, Vol. 3, No.1, Juni 2018 43

c. Risiko Pembiayaan Salam dan Istishna’

Akad salam dan istishna’ adalah akad yang mempunyai keunikan

tersendiri di bank syariah karena pembayaran akadnya dilakukan di

muka sedangkan penyerahan barangnya dilakukan secara tangguh

(tidak langsung diserahkan).40 Kedua akad ini pun juga tidak bebas

risiko karena akan menghadapi risiko:

1) Karena barang yang diserahkan dilakukan secara tangguh, maka

risiko gagalnya barang diserahkan (non deliverable risk) bisa saja

muncul. Untuk mengantisipasi kemungkinan munculnya risiko ini,

bank syariah bisa melakukan penetapan kovenan rasio kolateral

sebesar 220% (100% lebih tinggi dibandingkan dengan rasio standar

sebesar 120%).

2) Risiko jatuhnya harga barang (price drop risk) yang menjadi objek

akad. Risiko ini bisa diantisipasi bank syariah dengan mematok

bahwa suatu pembiayaan hanya dilakukan berdasarkan akad atau

orderan yang telah ditetapkan nilainya.41

d. Risiko Pembiayaan Mudharabah dan Musyarakah

Risiko-risiko yang kemungkinan muncul dalam pembiayaan

mudharabah dan musyarakah ini adalah:

1) Side streaming; debitur memanfaatkan pinjaman yang diberikan

tidak sinkron dengan yang diperjanjikan di dalam akad. Misalnya

akad yang ditandangani adalah akad mudharabah modal usaha,

ternyata pada aplikasinya nasabah menggunakannya untuk

40 Salam adalah akad jual beli barang pesanan antara pembeli dan penjual dengan

pembayaran di muka dan pengiriman barang oleh penjual di belakang. Di kutip dari Tim Penyusun Pedoman Akuntansi Perbankan Syariah Indonesia (IAI), Pedoman Akuntansi Perbankan Syariah Indonesia (PAPSI 2003) (Jakarta: Ikatan Akuntansi Indonesia, 2003), hlm. 37

dan 41. 41Adiwarman Karim, Bank Islam Analisis Fiqih dan Keuangan, edisi dua (Jakarta: PT Raja

Grafindo Persada, 2004), hlm. 245.

Page 19: return - COnnecting REpositoriesmuncullah problem agensi.8 Teori keagenan adalah teori yang mengatur interaksi bisnis antara pemegang saham dengan agen sebagai tangan kanan pemilik

Hendra Cipta

44 Asy Syar’iyyah, Vol. 3, No.1, Juni 2018

membeli mobil yang tujuannya untuk konsumtif (seharusnya akad

murabahah).

2) Kelalaian dan kesalahan yang sengaja dilakukan oleh nasabah.

3) Tidak jujurnya nasabah dengan keuntungan yang diperolehnya.

Misalnya keuntungan yang diperoleh nasabah dari usaha yang

dimodali bank syariah dengan akad mudharabah perbulannya

adalah Rp 2 juta, namun yang dilaporkan kepada bank syariah

hanya Rp 1 juta.42

e. Risiko Pembiayaan Rahn dan Hiwalah

Pembiayaan Rahn dan hiwalah adalah jasa keuangan yang ditawarkan

oleh perbankan syariah. Produk pembiayaan rahn ini akan

menghadapi risiko:

1) Risiko nasabah tidak membayar hutangnya (wanprestasi).

2) Risiko turunnya harga nilai aset (barang) yang ditahan dan risiko

kemungkinan rusaknya aset yang ditahan.

Sedangkan pada produk pembiayaan hiwalah risiko yang terdapat

pada produk ini adalah kemungkinan nasabah berbuat curang dengan

memberikan invoice palsu dan tidak menepati janjinya dalam

menunaikan kewajiban (hiwalah)nya ke bank syariah.43

D. Kesimpulan

Secara umum risiko yang dihadapi bank syariah hampir mirip dengan

risiko yang terdapat di bank konvensional, hanya saja bedanya di bank syariah

tidak terdapat risiko suku bunga karena transaksi yang ada di bank syariah

tidak berbasis suku bunga sebagaimana bank konvensional. Selain itu, risiko

42 Muhammad Syafi’i Antonio, Bank Syariah: Bagi Bankir dan Praktisi Keuangan (t.tp: t.np,

1420 H/1999 M), hlm. 148 dan 153. 43 Ibid…, hlm. 195 dan 198.

Page 20: return - COnnecting REpositoriesmuncullah problem agensi.8 Teori keagenan adalah teori yang mengatur interaksi bisnis antara pemegang saham dengan agen sebagai tangan kanan pemilik

Risiko di Bank Syariah: Suatu Pengantar

Asy Syar’iyyah, Vol. 3, No.1, Juni 2018 45

yang dihadapi bank syariah terbagi kepada risiko berdasarkan prinsip

pembiayaan yang disalurkan oleh bank syariah.

DAFTAR PUSTAKA

Antonio, Muhamamd Syafi’i, Bank Syari’ah Wacana Ulama dan Cendekiawan, Jakarta: Tazkia Institute dan Bank Indonesia, 1999.

_______________, Bank Syari’ah: Dari Teori ke Praktek, Jakarta: Gema Insani Press, 2001.

_______________, Bank Syariah: Bagi Bankir dan Praktisi Keuangan, t.tp: t.np, 1420 H/1999 M.

Arifin, Zainul, Dasar-dasar Manajemen Bank Syari’ah, Jakarta: Pustaka Alvabet, 2005.

Arnold, Beth dan Paul de Lange, “Enron: an Examination of Agency Problems”, Critical Perspectives on Accounting, 15 (6), 2004, hlm. 751-765

Aznan, Syed Jaafar, Islamic Financial Industry: Risk Management, Regulation and Supervision, disampaikan pada disampaikan pada konferensi bank Islam internasional pada tahun 2003.

Bitner, Jhon dan Robert A. Goddard, Asset Liability Management: A Guide to The Future Beyond GAP, New York: John Wiley dan Sons, 1992.

Hanafi, Mamduh M., Manajemen Risiko, edisi kedua, cetakan pertama, Yogyakarta: STIM YKPN, 2009.

Herijanto, Hendy, Selamatkan Perbankan Demi Perekonomian Indonesia, Jakarta: Expose PT Mizan Publika, 2013.

Horne, James C. Van dan John M. Wachowicz, Prinsip-Prinsip Manajemen Keuangan, diterjemahkan oleh Heru Sutojo, buku ke-2, Jakarta: Salemba Empat, 1998.

Idroes, Ferry N., Manajemen Risiko Perbankan: Pemahaman Pendekatan 3 Pilar Kesepakatan Basel II Terkait Aplikasi Regulasi dan Pelaksanaannya di Indonesia, Jakarta: Rajawali Pers, 2008.

Iqbal, Anjum, “Liquidity Risk Management: A Comparative Study between Conventional and Islamic Banks of Pakistan”, Global Journal of Management and Business Research, Vol. 12, Edisi 5, versi 1.0, Maret 2012.

Karim, Adiwarman, Bank Islam Analisis Fiqih dan Keuangan, edisi dua, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2004.

Lewis, Mervyn K. dan Latifa Algoud, Perbankan Syari’ah: Prinsip, Praktik, diterjemahkan oleh Burhan Wirasubrata, Jakarta: PT Serambi Ilmu Semesta, 2003.

Martin, Philip H, Operational Risk Management, Speech, presented to the 4 th Islamic banking and Finance Forum, Bahrain, Desember 1997.

Page 21: return - COnnecting REpositoriesmuncullah problem agensi.8 Teori keagenan adalah teori yang mengatur interaksi bisnis antara pemegang saham dengan agen sebagai tangan kanan pemilik

Hendra Cipta

46 Asy Syar’iyyah, Vol. 3, No.1, Juni 2018

Muhammad, Dasar-dasar Keuangan Islami, Yogyakarta: Ekonisia, 2004. ___________, Manajemen Bank Syariah, edisi revisi, Yogyakarta: (UPP) AMP

YKPN), 2005. ___________, Manajemen Pembiayaan Mudharabah di Bank Syariah, Jakarta:

Rajawali, 2008. Pass, Christopher dan Bryan Lones, Collins Kamus Lengkap Ekonomi, edisi kedua,

diterjemahkan oleh Tumpul Rumapea dan Posman Haloho, Jakarta: Erlangga, 1994.

Perwataatmadja, Karnaen dkk, Bank Dan Asuransi Islam di Indonesia, editor Wirdyaningsih, Jakarta: Kencana, 2005.

Rahmawan, Ivan, Kamus Istilah Akuntansi Syariah, Yogyakarta: Pilar Media, 2005.

Reed, Edward W. dan Edward K. Giil, Bank Umum, diterjemahkan oleh St. Dianjung, edisi keempat, Jakarta: Bumi Aksara, 1995.

Saeed, Abdullah, Islamic Banking and Interest: a Study of Prohibition of riba and Its Contemporary Interpretation, vol. II, Leiden: Brill, 1996.

Salim, Peter, Salim Ninth Collegiate English-Indonesian Dictionary, Jakarta: Modern English Press, 2000.

Sarker, Md. Abdul Awwal, “Islamic Business Contracts, Agency Problem and The Theory of The Islamic Firm”, International Journal of Islamic Financial Services, Vol. 1, No. 2.

Tim Penyusun Pedoman Akuntansi Perbankan Syariah Indonesia (IAI), Pedoman Akuntansi Perbankan Syariah Indonesia (PAPSI 2003), Jakarta: Ikatan Akuntansi Indonesia, 2003.

Usman, Rachmadi, Aspek Hukum Perbankan Syariah di Indonesia, Jakarta: Sinar Grafika, 2012.

Yusuf, Ghulam Husain, Integrated Operational Risk Managemenr, disampaikan pada konferensi bank Islam internasional pada tahun 2003.

Zask, Ezra (editor), Global Investment Risk Managemenet: Protecting International portfolios against currency, interest rate, equity, and commodity risk, New York: McGraw-Hill, 2000.

Zulkifli, Sunarto, Panduan Praktis Transaksi Perbankan Syari’ah, cet ke-II, Jakarta: Zikrul Hakim: 2004.