Click here to load reader
Upload
febby-lien
View
4
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
1
I. Ringkasan Tulisan
Tulisan McCabe pada bab kedua dari buku John Tribe ini bertujuan untuk
mengupas dan menganalisa lebih dalam konsep dan makna wisatawan atau turis
dengan melihat dan menilai keterkaitan istilah turis dalam diskusi mengenai
pariwisata. Kemudian bab ini juga mencoba membahas berbagai permasalahan
dari definisi turis tersebut . Kemudian menampilkan perdebatan mengenai
kurangnya minat industri pariwisata pada kategori turis. Selanjutnya
mengelaborasi permasalahan dengan menguraikan definisi utama turis dengan
berbagai perspektif. Selain itu, bab ini juga mengindikasikan bahwa terdapat
ruang lingkup bagi pengembangan dan peningkatan dari pemahaman kita
terhadap sikap turis sebagai pengguna dan orientasi terhadap produk dan
fasilitas yang ditawarkan oleh industri melalui analisa mengenai turis
(sebagai konsep) ini. Dengan kata lain bab ini berusaha menemukan makna dari
istilah turis dengan melihat aktivitas dan interaksi mereka.
Mendefinisikan wisatawan
1. UN World Tourism Organization (UNWTO) melakukan pembagian
berdasarkan kategori pelancong internasional dan susunan kegiatan
perjalanan untuk menetapkan arti pariwisata internasional dan
memahami dasar perbedaan pada jenis dan tujuan perjalanan yaitu
antara lain: kesenangan, rekreasi dan hiburan, mengunjungi teman dan
keluarga, bisnis dan perjalanan dinas, perawatan kesehatan, agama
dan perjalanan ziarah. Dari susunan kegiatan perjalanan tersebut
sangat berpengaruh dalam mengartikan apa itu wisatawan, misalnya
bisa saja yang dimaksud turis/wisatawan itu adalah regu/berkelompok,
orang asing atau pengunjung tetap dll. Namun pembagian turis oleh
UNWTO ini terkesan statis dan kategorinya pun terlau luas sehingga
makna dan definisi turis/wisatawan yang sebenarnya belum bisa
tergambarkan.
2. Menurut American Heritage Dictionary
Tour-ist adalah seseorang yang melakukan perjalanan untuk
kesenangan. Kamus American Heritage ini menggunakan hubungan
antara perjalanan dengan kesenangan sebagai landasan dasar dari
pengertian wisatawan/turis.
2
3. Sedangkan Kamus Meriam Webster selain memasukkan unsur
kesenangan juga memasukkan unsur kebudayaan sebagai tujuan
seseorang melakukan perjalanan (turis).
4. Kamus online Cambridge juga berbeda dengan kedua kamus
sebelumnya yaitu menunjukkan adanya hubungan kesenangan dengan
minat sehingga seseorang itu tertarik melakukan perjalanan kesuatu
tempat. Penjelasan ini menegaskan hubungan antara kegiatan
wisatawan/turis dengan liburan. Liburan adalah sebuah kebebasan
yaitu hari bebas dimana seseorang tidak ke sekolah atau bekerja, dan
bebas untuk bersantai dan melakukan perjalanan. Secara mendasar,
asal mula kata holiday dengan jelas mengacu pada a “holy” ‘day” yaitu
suatu hari beribah dalam keagamaan yang lebih dikaitkan dengan
waktu untuk berekreasi.
Meskipun penjelasan di atas berbeda-beda, namun setidaknya unsur
kesenangan di dalamnya menegaskan secara langsung bahwa istilah
wisatawan/turis bukan merupakan perjalanan yang dipaksakan, baik karena
kurangnya pilihan maupun disebabkan oleh bencana ataupun kebutuhan
ekonomi.
Sejarah kata wisatawan memberikan arti lebih rinci mengenai kegiatan
dalam berwisata. Kata ‘tour’ diperoleh dari kata Latin Tornus yang berarti sebuah
mesin bubut, dalam hal ini adalah Tornare untuk kembali atau berputar. Tour
secara tidak langsung menyatakan melingkari, pergerakan melingkar. Ini juga
terkait dengan bahasa Prancis kuno tourner yang berarti ‘kembali’ dan Bahasa
Inggris Kuno turnian atau a turn yang berarti pergi atau berkeliling untuk kembali.
Dalam hal ini adalah suatu perjalanan pendek dan kembali, yang berkaitan
dengan kata return yang berarti tindakan kembali atau pulang,menyimpulkan
sebuah balasan , berulang, pantulan atau dikirim balik. Kesimpulannya adalah
sebuah perjalanan yang berawal dan berakhir pada titik yang sama.
Wisatawan/turis dapat dibagi berdasarkan beberapa faktor yaitu tindakan
yang berhubungan dengan perjalanan atau melakukan perjalanan yang dimulai
dan diakhiri pada tempat yang sama. Kedua, wisatawan dapat dibagi
berdasarkan tujuan perjalanan yaitu untuk kesenangan, minat, budaya, liburan,
3
rekreasi dll. Namun masalah dalam pengertian tersebut tidak berpengaruh pada
keberagaman pengalaman yang sering diinginkan oleh para wisatawan dalam
perjalanannya. Analisa lebih rinci dalam kesusasteraan pengalaman wisatawan
mungkin bisa lebih membantu untuk mendapatkan arti dari wisatawan.
Melihat arti turis/wisatawan dari sisi pengalaman
Beberapa ahli berikut memaparkan konsep mereka mengenai pengalaman
wisatawan/turis untuk menemukan jawaban siapa itu wisatawan:
1. Erik Cohen, mengemukakan dan menjelaskan makna dari pengalaman.
Ia membagi pengalaman wisatawan/turis menjadi empat bagian yaitu:
wisatawan yang diorganisasikan, wisatawan umum pribadi, penjelajah
dan pelancong. Cohen (1972) menegaskan bahwa faktor yang
membedakan pengalaman tersebut adalah kesatuan kebiasaan atau
pencarian keunikan oleh wisatawan.
2. Wang, mengemukakan bahwa tindakan turis menjelaskan
pengalamannya.
3. Hom Cary (2004) menjelaskan hubungan yang fundamental antara
pengkonseptualisasian ‘turis’ sebagaimana digambarkan sebagai subjek
dan wacana kultural dari turis sebagai produk dari konstruksi budaya.
4. Ureily (2002) tertarik mengkaji kebiasaan backpacker yang berbeda
dengan tindakan turis lainnya. Beliau berpendapat bahwa backpacker
tidak bisa digolongkan sebagai turis,karena bentuk tindakannya yang
berbeda tadi.
Turis/wisatawan sebagai Anggota dari kategori
Salah satu metode untuk mengindentifikasi turis/wisatawan adalah
dengan Analisis Kategori Keanggotaan (MCA) dengan melihat interaksi
turis/wisatawan sehari-hari. McCabe dan Stoke (2004) menunjukkan
bahwa kategori turis/wisatawan datang dengan predikat alami dan naskah
yang lebih awal, hal ini ditunjukkan dengan bagaimana istilah turis muncul
untuk diidentifikasi dengan melihat kebiasaan normatif mereka yaitu
berkerumun, dimana mereka bergerak dengan tujuan dalam kelompok
4
besar bersama-sama dan mengunjungi tempat yang belum mereka
ketahui sebelumnya.
Stoke (2006) menurut McCabe mengarah pada anggapan bahwa
orang/manusia dapat dikategorikan dengan berbagai cara, pilihan dari
kategori yang digunakan pada suatu situasi atau interaksi akan membawa
pada sebuah analisis kesimpulan yang lengkap. Menggunakan
pendekatan ini , kategori turis mungkin sedikit bisa dimengerti, termasuk
alat kategori dari kenyamanan perjalanan kemudian kemungkinan
kategori lain seperti holidaymaker, pelibur, peziarah dan sebagainya.
Kenyamanan perjalanan dan tujuan yang merupakan pilihan setiap orang
terkait erat dengan status dan identifikasi kebutuhan.
Kesimpulan Tulisan McCabe
Merangkum secara kritis konsep dari turis dan nilai filosofisnya untuk
pengembangan pengetahuan dalam studi kepariwisataan adalah tujuan
utama dari tulisan ini. Melalui penelitian pada pengalaman turis digunakan
untuk menerangkan teorisasi dari turis/wisatawan. Pendekatan alternatif
juga didiskusikan terfokus pada bagaimana konsep turis ditanamkan
sebagai alat retorika. McCabe meyakini bahwa ide tentang turis telah
dibawa pada arti ideologi persilangan budaya dan persilangan kontekstual
sebagai istilah yang merendahkan dengan dampak yang implisit dan
eksplisit dari politik dan moral dalam penggunaannya. Selain itu Turis
dikembangkan sebagai alat kategorisasi yang dapat disubjekkan dengan
menggunakan analisis ilmu pengetahuan sosial dalam kepariwisataan.
II. Kacamata Pembaca:
a. Kelebihan Tulisan: Dengan menampilkan beberapa perdebatan
persepsi di antara ahli mengenai konsep wisatawan/turis tersebut
baik secara konseptual maupun teoritis membawa pembaca untuk
bisa mengambil sendiri kesimpulan mengenai apa itu wisatawan /
turis sesuai yang diyakini dibantu dengan pendapat para ahli
tersebut. Artinya tulisan ini menjadikan pembaca menjadi tidak
statis. Saya pribadi memiliki kesimpulan sederhana mengenai
turis yaitu adanya unsur kesenangan itu sebagai konsep
utama dari pengalaman . Jadi tidak perduli orang itu
5
melakukan perjalanan dengan tujuan apa (minat, budaya
dsb), yang jelas bila orang tersebut dalam perjalanannya
merasakan sensasi kesenangan dan itu menjadi pengalaman
yang menyenangkan dalam perjalanannya ke suatu tempat,
maka ia bisa disebut wisatawan atau turis.
b. Kekurangan Tulisan : Dari berbagai definisi dan penafsiran istilah
turis/wisatawan yang dipaparkan tulisan ini, belum mampu
menghasilkan definisi dan konsep yang jelas mengenai
turis/wisatawan tersebut. Selain itu pemaparan mengenai turis
sebagai alat kategorisasi cukup sulit untuk dipahami,
penjelasannya tidak terfokus dan signifikan, apa yang
dimaksudkan kategorisasi dan mengapa harus dikategorisasi,
seperti apa itu kategorisasinya,pesan itu yang sulit saya pahami.