Upload
nilnal-muna
View
219
Download
9
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Review Journal Emosi
Citation preview
No. ` Sumber Definisi OperasionalVariabel yang di
hubungkanTeori Metode Hasil Critical Review
1 JURNAL PSIKOLOGIVOLUME 39, NO. 1, JUNI 2012: 112 – 120
Fakultas PsikologiUniversitas Gadjah
Mada
Metode stimulasi
dan perkembang
an emosi (anak usia
dini)
Masa1 usia dini merupakan “golden age
period”, artinya merupakan masa emas
untuk seluruh aspek perkembangan
manusia, baik fisik, kognisi emosi maupunsosial. Salah satu aspek
perkembanganyang penting bagi anak
usia dini adalahaspek emosi. Merangkum
pendapatGoleman, Izard dan
Ackerman, Le Doux,(Hansen & Zambo 2007)
emosi adalahperasaan yang secara
fisiologis dan psikologis dimiliki oleh anak dan
digunakanuntuk merespons terhadap
peristiwa yangterjadi disekitarnya.
Emosi bagi anak usiadini merupakan hal yang
Metode yang digunakan
dalam penelitian ini
adalah metode
kualitatif deskriptif. Analisis
dilakukan dengan
pendekatanfenomenologis, observasi
dan self report.
Berdasarkan temuan dalam
penelitianini dapat
disimpulkan bahwa
pemahamanguru terhadap
cara memberikan
stimulasiuntuk
perkembangan emosi anak
usia dinimasih belum
memadai, karena guru
lebihmenekankan
pada pentingnya kemampuan kognisi pada
anak, dan cenderung
Perlu digali lebih jauh mengenai filosofi yang mendasari
penyelenggaraan dan tujuan
pendidikan anak usia dini di
Indonesia. Selain itu penggunaan DAP sebagai
green book perlu disesuaikan
dengan nilai dan budaya Indonesia.
penting, karenadengan emosi anak dapat
memusatkanperhatian, dan emosi
memberikan dayabagi tubuh serta
mengorganisasi pikiruntuk disesuaikan dengan
kebutuhan.
mengabaikan perkembangan emosi pada
anak, sehingga sangat
memungkinkan
terjadinya problem
perkembangan pada
anak. Namun hal yang
harus diperhatikan
adalah kondisi ini
terkait dengan nilai
danbudaya yang
ada disekitarnya.
Karenafaktor nilai dan budaya merupakan
halyang ikut
menentukan orientasi
pendidikan untuk anak usia, dan
secara mempengaruhi penentuan
standar perilaku dan
cara mendidik
anak.
2. Jurnal Psikologi, Volume 8 Nomor 1, Juni 2012
Fakultas Psikologi
UIN Sultan Syarif Kasim Riau
Asertivitas dan
pengungkapan emosi
marah (pada remaja)
Asertivitas adalah suatu kemampuan untuk mengungkapkan pikirkan, perasaan, dan keinginan kepada orang
lain secara langsung, dilakukan dengan bantuan
programjujur, terbuka,
mengekspresikannya dengan Statistical Product
and Service Solutiontegas, bebas, dan tetap
menghargai orang (SPSS) 16.0 for windows.
lain. Pengungkapan
Kuantitatif dengan variable
asertifitas (x) dan
pengungkapan emosi
marah (y)
Dari hasil analisis
diperoleh koefisienregresi
sebesar 0,293 dengan taraf signifikan
sebesar 0,000. Hasil
ini membuktikan
bahwa ada korelasi yang
signifikan antara
emosi marah merupakan upaya
mengkomunikasikan status Hasil
perasaan ketika dalam kondisi marah, Dari hasil
analisis diperoleh koefisien
mengungkapkannya kepada orang lain, dan regresi sebesar 0,293
dengan taras signifikanmenentukan bagaimana perasaan orang sebesar
0,000. Hasil ini membuktikan bahwa
lain.
asertivitasterhadap
pengungkapan emosi
marah pada remaja.
3 Jurnal Psikologi volume 1, nomor 1, Desember
2010
Fakultas Psikologi Universita
s Muria Kudus
Perilaku Prososial dengan
Empati dan Kematanga
n emosi
Hurlock (1999: 118) mengungkapkan
bahwa empati adalah kemampuan seseoranguntuk mengerti tentang
perasaan dan emosiorang lain serta
kemampuan untukmembayangkan diri
sendiri di tempat oranglain.
Myers (dalam Sarwono, 2002: 328)
Metode yang digunakan
dalam penelitian ini
adalah dengan
menggunakan skala.
Hipotesis yang
diajukan diuji secara
statistic
Berdasarkan hasil analisis
diperoleh Rxy=0,293
dan p=0,000 sehingga hipotesis
diterima. Hal ini
menunjukkan bahwa ada hubungan
positif yang
Berdasarkan penelitian tersebut
dapat diketahui bahwa peneliti
tidak memperhitungkan aspek-aspek lain
yang mempengaruhi
perilaku prososial guru misalnya
kepribadian dan factor situasioal.
menyatakan bahwa perilaku prososial ataualtruisme adalah hasrat untuk menolong oranglain tanpa memiki rkan
kepent ingankepentingan sendiri.
Perilaku prososial dapatd ime n g e r t i s e b a g a
i p e r i l a k u y a n gmenguntungkan orang lain. Secara konkrit,pengertian perilaku prososial meliputi
tindakanberbagi (sharing),
kerjasama (cooperation),menolong (helping), kejujuran (honesty),
d e r m a w a n ( g e n e r o u s i t y ) s e r t a
mempertimbangkan hak dan kesejahteraan
orang lain (Mussen dalam Dayakisni, 1988:15).Kartono (1995: 165)
mengartikankematangan emosi
sebagai suatu keadaanatau kondisi mencapai
dengan menggunaka
n teknik Analisis Regresi untuk
menguji hubungan keempat
variable serta uji T untuk
menguji perbedaan perilaku prososial
sangat signifikan
antara empati,
kematangan emosi, jenis
kelamin terhadap perilaku
prososial.
Alangkah baiknya apabila factor – factor lain juga diperhitungkan karena memang mempengaruhi
perilaku prososial dari guru.
tingkat kedewasaan dariperkembangan emosional,
oleh karena itupribadi yang
bersangkutan tidak lagimenampilkan pada
emosional seperti padamasa kanak-kanak.
Seseorang yang telahmencapai kematangan
emosi dapatmengendalikan emosinya.
Emosi yangterkendali menyebabkan orang mampu berpikir
secara lebih baik, melihat persoalan secara
objektif (Walgito, 2004: 42)
4 Jurnal Psikologi Volume 9 Nomor 2, Desember
2013
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidika
n Universitas Sebelas
Maret
Efek intervensi pemaafan konseling dengan
anak-anak yang terluka
Intervensi pemaafan dapat dimaknai sebagai usaha untuk membantu anak-anak agar menjadi
individu yang mempunyai perasaan positif. Day,
dkk. (2008) menyatakan bahwa intervensi pemaafan dapat
mengurangi kemarahan dan efektif dalam
Metode yang digunakan
adalah kualitatif ??
Berdasarkan percobaan didapatkan hasil bahwa mean untuk
enam responden
setelah perlakuan lebih besar
dibandingkan
mengurangi pelanggaran. Lin, Enright dan Klatt
(2011) menyatakan Intervensi pemaafan telahbanyak digunakan secara
efektif dalambidang konseling untuk membantu memulihkan kesehatan emosi anak atas perlakuan tidak
nyaman dari orang lain.Dengan intervensi
pemaafan ini harapannya diantara anak akan
terjalin hubungan yang akrab yaitu ditandai dengan kedekatan,
membuka diri memulai komunikasi, dukungan emosional, persetujuan
untuk saling terbuka dalam komunikasi, dan
kepuasan(Kenny, Dooley, & Fitzgerald, 2013).
dengan sbelum
perlakuan. Hal ini
menunjukkan bahwa
intervensi pemaafan dengan teknik
konseling dapat
meningkatkan hubungan
interpersonal anak.
5 Jurnal Psikologi
Volume 38 Nomor 1, Juni 2011
Fakultas Psikologi Universitas Gadjah
Mada
Terapi menulis
pengalaman emosional
dan
Beck (1985; Dowd, 2004; Greenberger &Padesky, 1995)
mengemukakan bahwadepresi ditandai dengan
Metode yang digunakan
dalam penelitian ini
adalah
Berdasarkan penelitian didapatkan hasil bahwa
terapi
Subjek pada penelitian tersebut adalah mahasiswa
tahun pertama pada semester II
mahasiswa tahun
pertama
pandangan negatifmengenai diri sendiri,
dunia, dan masadepan. Individu dapat
mengalami depresikarena ia memiliki skema
kognitif yangnegatif. Skema kognitif
ini dikembangkandari masa kanak-kanak
atau remaja danbersifat disfungsional. Skema kognitif yangnegatif tersebut dapat
mengantarai munculnyadepresi ketika individu
mengalamikejadian-kejadian yang
menekan dengancara menginterpretasikan
dan memberikanpandangan yang negatif
terhadap kejadiankejadianyang menekan (Beck,
1985; Dowd,2004).
Dari penjelasan di atas, depresi merupakan
suatu gangguan emosional atau
kualitatif naratif dan kuantitatif.
menulis pengalaman emosional
efektif menurunkan
depresi mahasiswa
tahun pertama karena
memfasilitasi pada subjek
untuk mengevaluasi
, menganalisis, dan menilai
kembali kejadian yang dialaminya.
sehingga subjek telah melakukan
penyesuaian terhadap
permasalahan-permasalahan yang dihadapi. Kemungkinan
apabila menggunakan
subjek mahasiswa tahun pertama
semester I, akan memperoleh hasil yang lebih nyata.
Selain itu alangkah baiknya apabila instruksi
dalam Terapi Menulis
Pengalaman Emosional lebih ditekankan untuk
menuliskan pengalaman-pengalaman
negatif seperti pengalaman yang membuat sedih
atau marah
perasaan. Depresi yang dibiarkan terus
berlanjut akan berdampak buruk pada
individu yang mengalaminya sehinggaperlu adanya intervensi
untuk mengatasinya.Beberapa intervensi telah
dilakukanuntuk mengatasi atau menurunkan simtom-simtom depresi. Salah
satu intervensiyang dapat dilakukan
untuk mengatasiatau menurunkan simtom-
simtom depresiadalah Terapi Menulis
Ekspresif atauMenulis Pengalaman Emosional (Lepore,
1997; Purwandari, 2004; Sloan & Marx,
2004).Metode menulis ekspresif
atau menulispengalaman emosional
telah menjadi kajianyang menarik pada dua
sehingga dapat efektif
menyalurkan perasaannya. Durasi waktu
menulis selama 30 menit pun
perlu diperpanjang agar
memberikan kesempatan bagi
subjek untuk mengemukakan
emosi dan pemikiran-
pemikiran yang muncul ketika menulis secara
tuntas.
dekade belakanganini. Menurut
Poerwadarminta (1976), menulis
adalah suatu aktivitas melahirkan
pikiran dan perasaan dengan tulisan.
Menulis berbeda dengan berbicara. Menulis
memiliki suatu kekuatan tersendiri karena
menulis adalah suatu bentuk eksplorasidan ekspresi area
pemikiran, emosi danspiritual yang dapat dijadikan sebagaisuatu sarana untuk
berkomunikasi dengandiri sendiri dan
mengembangkan suatupemikiran serta kesadaran
akan suatuperistiwa (Bolton, 2004).
Terapi Menulis adalah suatu aktivitasmenulis yang
mencerminkan refleksi dan