6
IDA BAGUS DHARMA YOGA SANTOSA F351130251 PENGEMBANGAN DESAIN PRODUK AROMATERAPI KHAS BALI DENGAN METODE KANSEI ENGINEERING Tujuan : 1. Menggali kesan konsumen terhadap aspek keunikan produk aromaterapi khas Bali melalui kata-kata kansei. 2. Mengidentifikasi elemen desain yang terdapat pada produk aromaterapi khas Bali. 3. Menghasilkan formulasi desain baru produk aromaterapi khas Bali yang optimal. CRITICAL REVIEW Setiap tahun banyak wisatawan yang berkunjung ke Bali dan menjadikan pasar tradisional sebagai tujuan utama untuk membeli oleh-oleh khas Bali terutama produk aromaterapi, seperti lulur, garam mandi, sabun aromaterapi, dupa aromaterapi, dan produk lainnya. Produk aromaterapi merupakan turunan dari minyak atsiri yang mengandung essential oil atau sari minyak murni. Produk ini memiliki khasiat untuk membantu memperbaiki atau menjaga kesehatan, membangkitkan semangat, menyegarkan serta menenangkan perasaan penggunanya. Produk aromaterapi memiliki bentuk, aroma, dan cara penggunaan yang berbeda-beda tergantung dari karakteristik produk dan minyak esensial yang terkandung di dalamnya. Terdapat dua aspek penting yang menjadikan produk aromaterapi khas Bali menjadi produk yang laris di pasaran, yaitu aspek keunikan tersebut dan elemen desain yang ada pada produk tersebut. Oleh sebab itu akan menjadi hal sangat penting untuk memadukan kedua dimensi tersebut dan menghasilkan formulasi desain baru yang optimum untuk produk aromaterapi khas Bali. Sebenarnya, banyak metode yang dapat diaplikasikan untuk mengembangkan produk ini agar memenuhi kebutuhan konsumen, antara lain quality function deployment (QFD), conjoint analysis, voice of customer (VoC), dan kansei engineering (KE). VoC, QFD, dan conjoint analysis merupakan metode yang berfokus pada kebutuhan eksplisit konsumen secara dan mengembangkan kebutuhan desain untuk memenuhi kebutuhan pelanggan. Sedangkan metode kansei engineering merupakan metode yang secara khusus

REVIEW JURNAL KANSEI.docx

Embed Size (px)

DESCRIPTION

REVIEW JURNAL KANSEI

Citation preview

Page 1: REVIEW JURNAL KANSEI.docx

IDA BAGUS DHARMA YOGA SANTOSAF351130251

PENGEMBANGAN DESAIN PRODUK AROMATERAPI KHAS BALI DENGAN METODE KANSEI ENGINEERING

Tujuan :

1. Menggali kesan konsumen terhadap aspek keunikan produk aromaterapi khas Bali melalui kata-kata kansei.

2. Mengidentifikasi elemen desain yang terdapat pada produk aromaterapi khas Bali.3. Menghasilkan formulasi desain baru produk aromaterapi khas Bali yang optimal.

CRITICAL REVIEW

Setiap tahun banyak wisatawan yang berkunjung ke Bali dan menjadikan pasar tradisional sebagai tujuan utama untuk membeli oleh-oleh khas Bali terutama produk aromaterapi, seperti lulur, garam mandi, sabun aromaterapi, dupa aromaterapi, dan produk lainnya. Produk aromaterapi merupakan turunan dari minyak atsiri yang mengandung essential oil atau sari minyak murni. Produk ini memiliki khasiat untuk membantu memperbaiki atau menjaga kesehatan, membangkitkan semangat, menyegarkan serta menenangkan perasaan penggunanya. Produk aromaterapi memiliki bentuk, aroma, dan cara penggunaan yang berbeda-beda tergantung dari karakteristik produk dan minyak esensial yang terkandung di dalamnya.

Terdapat dua aspek penting yang menjadikan produk aromaterapi khas Bali menjadi produk yang laris di pasaran, yaitu aspek keunikan tersebut dan elemen desain yang ada pada produk tersebut. Oleh sebab itu akan menjadi hal sangat penting untuk memadukan kedua dimensi tersebut dan menghasilkan formulasi desain baru yang optimum untuk produk aromaterapi khas Bali. Sebenarnya, banyak metode yang dapat diaplikasikan untuk mengembangkan produk ini agar memenuhi kebutuhan konsumen, antara lain quality function deployment (QFD), conjoint analysis, voice of customer (VoC), dan kansei engineering (KE). VoC, QFD, dan conjoint analysis merupakan metode yang berfokus pada kebutuhan eksplisit konsumen secara dan mengembangkan kebutuhan desain untuk memenuhi kebutuhan pelanggan. Sedangkan metode kansei engineering merupakan metode yang secara khusus menganalisis kebutuhan pelanggan secara inplisit dan menghubungkannya pada karakteristik desain produk (Lokman 2010). Metode yang dipilih untuk pengembangan produk aromaterapi khas bali adalah metode kansei engineering karena pada untuk melihat sisi keunikan suatu produk aromaterapi khas bali diperlukan penggalian secara mendalam terhadap kesan tertentu yang terdapat pada konsumen saat membeli produk aromaterapi khas Bali.

Adapun Lokman (2010) menyatakan bahwa pada tahun 1992 Mitsuo Nagamachi mengembangkan sebuah metode yang dapat memadukan dimensi dari citra suatu produk dengan elemen desainnya dimana metode ini dikenal sebagai kansei engineering. Kata kansei berasal dari bahasa jepang yang dapat diartikan sebagai suatu kesan, perasaan, atau gambaran terhadap suatu hal (Nagamachi 2002). Secara Psikologis kansei berarti kondisi mental dimana pengetahuan, emosi dan perasaan berada dalam kondisi yang harmonis dan orang yang kaya akan kansei merupakan orang yang kaya akan emosi, perasaan, adaptif, hangat, dan responsive (Nagamachi 2003). Selanjutnya, kata-kata yang merepresentasikan kesan, perasaan, atau gambaran konsumen terhadap suatu produk yang ada atau produk yang

Page 2: REVIEW JURNAL KANSEI.docx

IDA BAGUS DHARMA YOGA SANTOSAF351130251

diinginkan di masa yang akan datang dapat diidentifikasi sebagai kata-kata kansei (kansei word) (Ishihara et al. 2005).

Perpaduan aspek tradisional dan aspek lokal budaya membuat produk aromaterapi khas bali memiliki keunikan tersendiri dibandingkan produk aromaterapi lainnya. Keunikan tersebut menjadi salah satu aspek yang menjadikan produk aromaterapi khas Bali bersifat ideal di benak konsumen (Archam et al. 2013), dimana Wijaya (2011) menyatakan bahwa produk yang ideal berarti produk tersebut dapat memenuhi kebutuhan, keinginan, serta harapan pelanggan. Metode kansei engineering dapat digunakan untuk menggali kesan konsumen terhadap aspek keunikan suatu produk yang direpresentasikan dengan kata-kata kansei. Dimensi kata-kata kansei sendiri merupakan representasi dari persepsi konsumen terhadap suatu produk pada segi affective. (Peter & Oalson 2005) mendefinisikan affective sebagai suatu perasaan baik suka, tidak suka, puas, maupun tidak puas yang melibatkan emosi dalam penilaiannya. Pendekatan tersebut sangat baik digunakan untuk menggali kesan konsumen terhadap produk aromaterapi khas bali melalui kata-kata kansei. Informasi ini nantinya akan menjadi acuan untuk menentukan strategi desain produk aromaterapi khas bali yang akan dikembangkan.

Dimensi kedua yang sama pentingnya dengan aspek keunikan adalah elemen desain produk. Desain suatu produk merupakan hal yang akan menjadi perhatian utama konsumen saat membeli suatu produk. Selain itu desain juga memiliki peran sebagai ciri khas yang membedakan suatu produk serta memberikan kesan emosional yang mendalam kapada konsumen untuk menggunakan produk tersebut (Muharam 2011). Pernyataan ini didukung oleh Simsiri dan Sahachaisaeree yang telah melakukan penelitian mengenai produk handicraft khas Thailand dimana diperoleh hasil bahwa aspek warna dan pola desain produk handicraft khas Thailand dapat merefleksikan ciri khas daerah tersebut (Simsiri & Sahachaisaeree 2012). Hal ini menandakan bahwa perlu dilakukan identifikasi terhadap elemen-elemen desain yang terdapat pada produk aromaterapi khas bali untuk dapat mengetahui pembeda atau ciri khas produk tersebut dengan yang lainnya.

Kansei engineering merupakan suatu metode yang dapat melakukan sintesis antara elemen desain produk dan kata kata kansei yang diperoleh. Hal ini dilakukan dalam rangka menghasilkan formulasi desain optimal yang dapat memenuhi kebutuhan pelanggan. Banyak metode yang dapat diaplikasikan dalam tahapan sintesis seperti quantification theory, rough set theory, neural network, dan masih banyak lagi. Pada penelitian sebelumnya, metode kansei engineering telah diaplikasikan dalam pengembangan berbagai macam desain produk, bberapa diantaranya, yaitu desain gelas kaca (Petiot & Yannou 2004), rocker switch (Scutte & Eklund 2005), kemasan parfum (Wei et al. 2011), automobile head-up display (Smith & Fu 2011), dan desain kemasan shampo (Archam, Setyanto & Rahman 2013). Produk yang dihasilkan pada penelitian ini dapat dilihat pada tabel 1.

Tiga dari empat penelitian ini menggunakan metode quantification theory type 1 sebagai metode yang digunakan untuk mengsintesis dua sisi dimensi kansei, yaitu kata kata kansei dan elemen densain produk. Hal ini sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa Quantification theory type 1 (QT1) merupakan metode yang paling sering digunakan untuk menganalisis secara langsung dan menghitung relasi antara kansei word dan elemen desain (Nagamachi 2011). Metode ini dapat menghasilkan formulasi desain baru secara matematis yang direpresentasikan dengan persamaan model linier dimana pengguna metode ini akan dapat mengetahui secara langsung elemen desain apa saja yang sebaiknya dimiliki suatu produk untuk strategi desain yang telah ditetapkan dan bagaimana tingkat pengaruh yang dimiliki setiap elemen desain produk terhadap desain produk secara keseluruhan. Hal ini tentunya akan menjadi informasi yang sangat berguna bagi desainer produk untuk melakukan pengembangan produk secara terus menerus dan keunggulan metode inilah yang akan dijadikan metode sintesis pada penelitian pengembangan produk aromaterapi khas Bali.

Page 3: REVIEW JURNAL KANSEI.docx

IDA BAGUS DHARMA YOGA SANTOSAF351130251

Diharapkan dengan menggunakan metode ini akan diperoleh formulasi yang optimal pada desain baru produk aromaterapi khas Bali.

Tabel 1. Penelitian sebelumnya yang menggunakan metode kansei engineering

Judul Penelitian Metode yang digunakan

Produk yang dihasikan

Integrasi Kansei Engineering Dan Structural Equation Modeling (SEM) untuk Meningkatkan Kualitas Produk Shampo (Archam et al. 2013)

Kansei engineering dan structural equation modeling

The Relationships Between Automobile Head-Up Display Presentation Images And Drivers Kansei (Smith & Fu 2011)

Kansei engineering dan quantification theory type 1

Applying Kansei Engineering to Decision Making in Fragrance Form Design (Wei, Ma & Lin 2011)

Kansei engineering dan quantification theory type 1

Design of Rocker Switches for Work-Vehicles – An Application of Kansei Engineering (Scutte & Eklund 2005)

Kansei engineering dan quantification theory type 1

Page 4: REVIEW JURNAL KANSEI.docx

IDA BAGUS DHARMA YOGA SANTOSAF351130251

Referensi

Archam LD et al. 2013. Integrasi Kansei Engineering dan Struktural Equation Modeling (SEM) untuk Meningkatkan Kualitas Produk Shampo (Studi Kasus: Lusmas Fresh Milk Shampo). Jurnal Rekayasa dan Manajemen Sistem Industri. 1 (1): 85-96.

Ishihara I et al. 2005. Kansei And Product Development. Tokyo: KaibundoLokman AM. 2010. Design and Emotion: The Kansei Engineering Methodology. 1 (1): 14.Muharam AS. 2011. Analisis Pengaruh Desain Kemasan Produk Dan Daya Tarik Iklan Terhadap

Brand Awareness Dan Dampaknya Pada Minat Beli Konsumen. Semarang: Universitas Dipoenogoro

Nagamachi M. 2002. Kansei Engineering as a Powerful Consumer-Oriented Technology for Product Development. Applied Ergonomics. 33 ( ): 289-294.

Nagamachi M. 2011. Kansei/ Affective Engineerng. Boca Raton: CRC PressNagamachi M. 2003. The Story of Kansei Engineering. Tokyo: Japanese Standards AssociationPeter JP, Oalson JC. 2005. Consumer Behavior and Marketing (7th ed). McGraw-Hill CompaniesPetiot JF, Yannou B. 2004. Measuring Consumer Perceptions for a Better Comprehension,

Specification and Assessment of Product Semantics. International Journal of Industrial Ergonomics. 33 ( ): 507-525.

Scutte S, Eklund J. 2005. Design of Rocker Switches for Work Vehicles an Application of Kansei Engineering. Applied Ergonomics. 36 ( ): 557-567.

Simsiri S, Sahachaisaeree N. 2012. Product Information and Purchasers'Cognitive Response: A Case of Thai Vernacular Artefacts Design. Procedia - Social and Behaviorial Sciences 42 383-390.

Smith S, Fu SH. 2011. The Relationship Between Automobile Head Up Display Presentation Images and Divers Kansei. Display. 32 ( ): 58-68.

Wei CC et al. 2011. Applying Kqnsei Engineering to Decision Making in Fragrance Form Design. Intelligent Decision Technologies. 10 ( ): 85-96.

Wijaya T. 2011. Manajemen Kualitas Jasa. Jakarta: PT Indeks