Upload
asih-mami-virgita
View
136
Download
9
Embed Size (px)
Citation preview
Evaluation of Employees’ Job
Satisfaction and Role of Gender
Difference:
An Empirical Study at Airline Industry
in Iran(Evaluasi Kepuasan Kerja Karyawan dan Peran Perbedaan Gender: Sebuah
Studi Empiris di Industri Penerbangan di Iran)
Dan
Job Satisfaction of Secondary School
Teachers: A Comparative Analysis of
Gender, Urban and Rural Schools(Kepuasan Kerja Guru Sekolah Menengah: Sebuah Perbandingan
Analisis Gender, Sekolah Perkotaan dan Pedesaan di Pakistan)
ASIH FAJAR LESTARI
832012019
MAGISTER SAINS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
SALATIGA
2012
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Saat ini berbagai organisasi di seluruh belahan dunia sudah mulai
memperhatikan bahwa sumber daya manusia yang mereka miliki adalah aset
yang sangat berharga bagi organisasi. Menurut Harter et al. dan Wangenheim et
al. (dalam Rast et al., 2012), organisasi yang ingin meningkatkan kepuasan
pelanggan mereka harus memperhatikan tentang masalah internal yang
berkaitan dengan kepuasan karyawan dan menganggap karyawan mereka
sebagai pelanggan juga. Karyawan yang puas akan menghasilkan kinerja yang
unggul dalam waktu optimal yang mengarah untuk peningkatan keuntungan
organisasi. Ketika karyawan puas dengan pekerjaan mereka, mereka akan
semakin kreatif dan inovatif yang memungkinkan organisasi untuk berkembang
secara positif (Mahmood et al., 2011).
Pentingnya me-manage kepuasan kerja karyawan dirasakan oleh
berbagai maskapai penerbangan di Iran. Dalam industri penerbangan di Iran,
ada persaingan yang ketat antara perusahaan swasta dan publik untuk
mendapatkan porsi yang lebih tinggi dari pangsa pasar. Jadi, perusahaan-
perusahaan mencoba untuk memperhatikan karyawan mereka untuk
meningkatkan kepuasan kinerja mereka. Di perusahaan seperti maskapai
penerbangan, karyawan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja
organisasi. Pelayanan yang minim pada pelanggan dapat berdampak secara
langsung pada citra mereka. Perusahaan penerbangan mencoba untuk
menawarkan layanan berkualitas tinggi, memaksimalkan loyalitas pelanggan,
meraih pangsa pasar yang lebih tinggi, keuntungan yang lebih tinggi, dan
akhirnya kepuasan pelanggan yang merupakan tujuan akhir dari perusahaan
(Rast et al., 2012).
2
Dalam ranah pendidikan juga turut menjawab isu ini. Kepuasan kerja
para pendidik disinyalir mampu mendongkrak kinerja mereka dan pada akhirnya
mutu pendidikan dapat meningkat. Pakistan adalah negara yang mutu
pendidikannya masih rendah, di Pakistan masih ada sekitar lima juta anak usia
sekolah yang tidak mengenyam pendidikan, anak-anak ini umumnya adalah
anak perempuan. Kesenjangan gender masih menjadi masalah bagi negara ini.
(Lampungpost.com). Pakistan masih kekurangan tenaga pengajar, karena dana
negara lebih banyak dialokasikan untuk pertahanan. Pelatihan guru diawasi oleh
kementerian pendidikan masing-masing provinsi dalam rangka meningkatkan
keterampilan mengajar. Namun, insentif yang sangat kurang, dan mungkin
karena kekurangan dukungan keuangan untuk pendidikan, beberapa guru tidak
dapat ikut berpartisipasi (Darah, 1994). Dengan mulai diperhatikannya kepuasan
kerja para guru, diharapkan terjadi peningkatan mutu pendidikan di negara
tersebut.
Kepuasan kerja sendiri dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, misalnya,
kualitas hubungan seseorang dengan atasan mereka, kualitas lingkungan fisik di
mana mereka bekerja dan tingkat pemenuhan dalam pekerjaan mereka
(McNamara dan War, dalam Mahmood:2011). Kepuasan kerja juga dapat
dipengaruhi oleh usia, jenis kelamin, status perkawinan, gelar, masa kerja,
kualifikasi akademik, kualifikasi profesional, pelatihan, pengalaman mengajar, dll
(Gruenberg, dalam Mahmood: 2011). Menurut Smith et al. kepuasan kerja dapat
diukur melalui lima aspek yaitu: kepuasan dengan supervisor, hubungan dengan
rekan kerja, gaji saat ini, lingkungan pekerjaan, dan kesempatan untuk promosi
(dalam Rast et al:2012). Dalam tulisan ini akan berfokus pada faktor perbedaan
gender.
Berbagai penelitian tentang perbedaan gender dan kepuasan kerja telah
diadakan. Beberapa di antaranya adalah penelitian Schuler (1975) yang
menemukan bahwa perempuan lebih menghargai kesempatan untuk bekerja
dan menganggap pekerjaannya lebih menyenangkan daripada laki-laki,
sedangkan laki-laki lebih puas jika diberi kesempatan untuk mempengaruhi
keputusan-keputusan penting dan mengarahkan pekerjaan orang lain (dalam
Mahmood et al., 2011). Menurut hasil penelitian Sloane and Williams (1996),
Clark (1997) dan Kim (2005) wanita lebih puas terhadap pekerjaan mereka
dibandingkan dengan pria. Tetapi ada penelitian lain oleh Shapiro and Stern
(1975) dan Weaver (1974) yang menyatakan bahwa pria lebih puas terhadap
pekerjaan mereka (dalam Rast et al., 2012). WU Huei-Jane and You-I WU (2001)
3
menemukan hal yang unik, data penelitian mereka menunjukkan bahwa tingkat
kepuasan kerja yang tinggi pada umumnya ditemukan pada guru perempuan,
guru wali kelas, guru yang menjabat sebagai direktur di sekolah, guru dengan
tingkat pendidikan yang lebih rendah, dan guru dengan penghasilan tinggi
(dalam Rast et al., 2012). Selanjutny penelitian Newby (1999) yang menemukan
bahwa wanita cenderung lebih puas daripada pria (dalam Rast et al., 2012).
Karena adanya kontroversi mengenai perbedaan gender dan kepuasan
kerja, maka peneliti tertarik untuk meneliti hal tersebut. Dari hasil penelitian
akan diketahui pihak mana yang kurang puas terhadap pekerjaannya, sehingga
dari dapat dilakukan treatment terhadap karyawan pria atau wanita demi
peningkatan kualitas sumber daya manusia.
B. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui apakah ada perbedaan
kepuasan kerja antara karyawan/guru pria dan wanita.
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pengertian Kepuasan Kerja
Kepuasan kerja sendiri didefinisikan sebagai seperangkat perasaan dan
emosi-emosi yang menguntungkan atau tidak menguntungkan yang
berhubungan dengan pekerjaan karyawan (Mahmood et al., 2011). Robbins yang
mendefinisikan kepuasan kerja sebagai emosi-emosi karyawan yang dapat
mempengaruhi perilaku kerja mereka (dalam Nudrat et al., 2011). Kreitner and
Kinicki menyatakan bahwa kepuasan kerja merupakan respon afektif dan
emosional untuk berbagai aspek dari satu pekerjaan (dalam Rast et al., 2012).
B. Teori Kepuasan Kerja
Ada berbagai teori yang berkaitan dengan kepuasan kerja, ada dua
konsep teori yang paling umum digunakan dalam penelitian, yaitu:
a) Teori Isi (Content Theories)
4
Berdasarkan teori ini, kepuasan kerja diperoleh ketika seorang karyawan
merasa bahwa pekerjaannya memberinya rasa pertumbuhan dan
aktualisasi diri. Teori ini berhubungan langsung dengn hirarki kebutuhan
Maslow. Konten teori mengasumsikan bahwa semua karyawan dalam
organisasi memiliki spesifikasi kebutuhan yang sama dan dapat diprediksi
karakteristik apa yang seharusnya ada dalam suatu pekerjaan. Teori-teori
ini menekankan pada faktor-faktor dan kebutuhan yang mendorong dan
menginspirasi perilaku serta kinerja (Nel et al, dalam Rast et al:2012)
b) Teori Proses (Process theories)
Menurut teori proses, kepuasan kerja dijelaskan oleh sejauh mana harapan
individu dan nilai-nilai yang ditemui di pekerjaan (Gruneberg, dalam Rast
et al:2012). Teori-teori ini berfokus pada beragam kebutuhan dan proses
kognitif di balik keanekaragaman karyawan. Dalam teori ini, sumber-
sumber dan penyebab perilaku karyawan, serta motif yang mempengaruhi
intensitas ke arah perilaku tersebut diberikan perhatian (dalam Rast et
al:2012).
Tabel 1
Ringkasan Kerangka Teori dan Teori yang Relevan
Kategori Teori Pencetus
Teori Isi (Content
Theories)
Need Hierarchy Theory
Two- Factor Theory
Achievement Theory
X and Y Theory
Existence, Relatedness, and
Growth
Maslow (1943)
Herzberg
(1959)
McClelland
(1958)
McGregor
(1960)
Alderfer (1969)
Teori Proses (Process
theories)
Expectancy Theory
Equity Theory
Goal Setting Theory
Vrooms (1964)
Adams (1963)
Locke (1968)
C. Aspek-Aspek Kepuasan Kerja
Berkenaan dengan dua pendekatan di atas, beberapa peneliti
menawarkan alat yang berbeda pengukuran untuk mengukur kepuasan kerja.
Menurut Smith et al (dalam Rast et al., 2012), ada lima aspek yang dapat
digunakan untuk mengukur kepuasan kerja, yaitu:
5
a) Sifat pekerjaan
Menurut Larwood, 1984; Landy, 1989; Luthans, 2006; Griffen and
Moorhead, 2009 sifat dari pekerjaan yang dilakukan oleh karyawan
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap tingkat kepuasan kerja.
Menurut Robbins, suatu pekerjaan akan memuaskan jika pekerjaan
memiliki tugas-tugas merangsang, tersedia peluang untuk pembelajaran
dan pertumbuhan pribadi, dan ada kesempatan untuk bertanggung jawab
atas hasil akhir (dalam Rast et al., 2012).
b) Gaji saat ini
Kepuasan diharapkan akan tercapai jika adanya keadilan dalam sistem
pembayaran (gaji), sesuai dengan tuntutan pekerjaan, tingkat
keterampilan individu dan standar pembayaran masyarakat (UMR).
c) Supervisi (pengawasan)
Menurut Heery and Noon (2001), supervisor didefinisikan sebagai manajer
garis depan yang bertanggung jawab atas pengawasan karyawan.
Penelitian Staudt (1997) menemukan bahwa karyawan merasa puas
dengan pekerjaan mereka jika mereka merasa puas dengan supervisor
mereka. Pengawasan menguraikan peran yang sangat penting dan ada
hubungannya dengan kepuasan kerja karyawan dalam hal kemampuan
atasan untuk memberikan dukungan emosional dan teknis berhubungan
dengan tugas-tugas karyawan (dalam Rast et al., 2012).
d) Peluang untuk promosi
Menurut Kreitner and Kinicki (2004) kepuasan kerja dan promosi
berhubungan positif bergantung pada adil tidaknya promosi tersebut di
mata karyawan (dalam Rast et al., 2012).
e) Hubungan dengan rekan kerja
Penelitian Markiewicz et al. (1997) menemukan bahwa kualitas
persahabatan yang erat terkait dengan kepuasan kerja dan kesuksesan
karir antara karyawan (dalam Rast et al., 2012).
D. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kepuasan Kerja
Menurut McNamara dan War (dalam Mahmood, 2011), kepuasan kerja
sendiri dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, misalnya:
a) Kualitas hubungan seseorang dengan atasannya.
b) Kualitas lingkungan fisik di mana mereka bekerja.
c) Tingkat pemenuhan dalam pekerjaan mereka
6
Menurut Gruenberg, kepuasan kerja juga dapat dipengaruhi oleh usia, jenis
kelamin, status perkawinan, gelar, masa kerja, kualifikasi akademik, kualifikasi
profesional, pelatihan, pengalaman mengajar, dll (dalam Mahmood, 2011).
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Populasi dan Sampel
Sampel yang digunakan dalam penelitian di Iran adalah karyawan di tiga
maskapai penerbangan yang masing-masing memiliki lebih dari 200 karyawan.
Total keseluruhan partisipan Iran adalah 912 karyawan. Penelitian di Pakistan
mengambil sampel guru-guru sekolah menengah (sekolah negeri) di satu
kabupaten di daerah Pakistan. Penelitian dilakukan pada 785 guru dari 192
sekolah negeri.
Teknik pengambilan sampel dengan cluster sampling. Cluster
sampling adalah teknik pengambilan sampel di mana pemilihan mengacu pada
kelompok bukan pada individu.
7
B. Metode Pengumpulan Data
Penelitian di Iran menggunakan instrumen yang sudah terstandardisasi
yang dikembangkan dari kelima aspek kepuasan kerja menurut Smith et al.,
tetapi karena penelitian yang mereka lakukan di Iran, instrumen khusus
diterjemahkan dari bahasa Inggris ke bahasa Persia. Instrumen terdiri dari dua
bagian yaitu:
a) data demografis umum, yaitu usia, jenis kelamin, status
perkawinan, posisi, dan tingkat pendidikan.
b) aspek kepuasan kerja karyawan, yaitu peluang yaitu untuk promosi, sifat
pekerjaan, gaji saat ini, dan hubungan dengan rekan kerja.
Instrumen dikirimkan satu per satu ke email partisipan, dari 912 target
sampel didapat 328 instrumen yang dikirim kembali dan 315 yang bisa dianalisis
datanya (34%).
Metode pengumpulan data pada penelitian di Pakistan dilakukan dengan
metode skala, instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Minnesota
Satisfaction Questionnaire (MSQ). Instrumen ini terdiri dari 20 skala dan 100
item. Skala masing-masing memiliki total 5 pertanyaan dengan 4 kemungkinan
tanggapan yang berkisar dari sangat tidak puas sampai sangat puas. Skala ini
mengukur kepuasan kerja pada 20 item skala, di antaranya:
1. kemampuan pemanfaatan (ability utilization) : manfaat atau kegunaan
atas kemampuan yang dimiliki
2. prestasi (achievement) : pencapaian prestasi
3. aktivitas (activity) : kegiatan yang dikerjakan sehari-hari
4. kemajuan (advancement) : kemajuan dalam keahlian dan ketrampilan
kerja
5. otoritas (authority) : wewenang yang dimiliki untuk mengarahkan orang
lain
6. kebijakan perusahaan (company policies) : kebijakan organisasi secara
umum
7. kompensasi (compensation) : tingkat kesejahteraan yang diterima
8. rekan kerja (co-workers) : kerja sama dengan rekan kerja
9. kreativitas (creativity) : kreativitas yang berkembang
10. kemerdekaan (independence) : tingkat kemandirian dalam bekerja
11. keamanan (security) : tingkat keamanan kerja
8
12. layanan sosial (social service) : dukungan sosial dari rekan kerja dan
atasan
13. status sosial (social status) : posisi status sosial dalam pekerjaan
14. nilai moral (moral values) : kesamaan dalam nilai-nilai moral
15. pengakuan (recognition) : pengakuan atas kerja
16. tanggung jawab (responsibility) : tanggung jawab yang dimiliki
17. pengawasan – Human Relations (Supervision -Human Relations) :
pengawasan atasan terhadap relasi antar karyawan
18. pengawasan-Teknis (supervision-Technical) : pengawasan atasan
atas hal-hal teknis
19. variasi atau ragam (variety) : kegiatan selingan seperti seni dan
olahraga
20. kondisi kerja (working conditions) : kondisi lingkungan kerja
Instrumen dikirimkan via pos satu per satu ke alamat partisipan. Dari 785
partisipan, ada 601 partisipan yang datanya dapat dianalisis.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
9
A. Hasil Analisis Data
Dari kedua penelitian di Iran dan di Pakistan menunjukkan hasil yang
berbeda. Penelitian di Iran menunjukkan tidak ada perbedaan kepuasan kerja
yang signifikan antara karyawan pria dan wanita. Hasil penelitiannya dapat
dilihat dalam tabel di bawah ini:
Tabel 2
Perbedaan kepuasan kerja berdasarkan gender
(Penelitian di Iran)
Aspek Kepuasan
Mean
tSignifican
ceLaki-laki Perempua
n
Sifat pekerjaan 3.29 3.36 -.657 0.512
Gaji saat ini 2.65 2.78 -
1.141
0.255
Supervisi 3.69 3.72 -.252 0.802
Peluang untuk promosi 2.97 2.9 .708 0.479
Hubungan dengan rekan
kerja
3.46 3.41 .768 0.443
Hasil analisis menunjukkan bahwa kepuasan kerja secara keseluruhan
sedikit berhubungan dengan jenis kelamin karyawan, namun tidak signifikan
secara statistik pada tingkat probabilitas 0,05 (p=0,7, p>0,05). Hasil
menunjukkan hubungan yang lemah antara gender dan aspek kepuasan kerja.
Ini berarti bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara karyawan
pria dan wanita.
Analisis deskriptif dilakukan untuk menentukan tingkat kepuasan kerja
karyawan di antara tiga maskapai penerbangan. Tingkat kepuasan kerja di tiga
maskapai penerbangan disajikan dalam tabel di bawah ini.
Tabel 3
Tingkat Kepuasan Kerja Karyawan di antara Tiga Industri Penerbangan
(Penelitian di Iran)
Aspek Kepuasan
Airline 1 Airline 2 Airline 3 All
companies
Mea
n
SD Mea
n
SD Mea
n
SD Mea
n
SD
Sifat pekerjaan 3.16 0.89 3.62 0.817 3.27 0.92 3.33 0.90
10
4 4 1
Gaji saat ini 2.16 0.79
5
3.08 1.04
8
2.94 1.04
2
2.73 1.04
6
Supervisi (pengawasan) 3.60 0.82
9
4.06 0.68
6
3.53 0.80
1
3.71 0.81
0
Peluang untuk promosi 2.49 0.58
8
3.57 0.78
3
2.82 0.65
9
2.93 0.80
1
Hubungan dengan rekan
kerja
3.72 0.62
8
3.17 0.52
8
3.39 0.55
5
3.43 .610
Keseluruhan 3.02 3.5 3.19 3.2
3
Hasil menunjukkan bahwa karyawan cukup puas dengan pekerjaan mereka
karena nilai rata-rata untuk keseluruhan kepuasan karyawan adalah 3.23.
Tingkat kepuasan kerja karyawan yang paling tinggi adalah dari aspek supervisi
(mean = 3.71; SD = 0.81), diikuti oleh hubungan dengan rekan kerja (mean =
3.43; SD = 0.61) dan sifat pekerjaan (mean = 3.33; SD = 0.9). Mereka kurang
puas dengan peluang untuk promosi (mean = 2.93; SD = 0.8) dan gaji saat ini
(mean = 2.73; SD = 1.04).
Sedangkan penelitian pada guru-guru sekolah menengah di Pakistan
mendapatkan hasil sebagai berikut:
Tabel 4
Perbedaan kepuasan kerja berdasarkan gender
(Penelitian di Pakistan)
Sex N Mean t df sig.
Pria 394 276.482.255 429.602 .025
Wanita 207 283.48
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa nilai t=2,255 adalah signifikan
pada tingkat signifikansi p=0,025 (p<0,05), sehingga hipotesis nol yang
menyatakan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara kepuasan kerja
guru pria dan wanita ditolak dan disimpulkan bahwa ada perbedaan yang
signifikan antara kepuasan kerja guru pria dan wanita. Guru wanita
memiliki mean yang lebih tinggi (283,48) daripada guru pria (276.48) pada
kuesioner kepuasan kerja.
B. Pembahasan
11
Penelitian di kedua negara dan di dua ranah organisasi yang berbeda
menunjukkan hasil yang berbeda. Penelitian pada maskapai penerbangan di Iran
tidak menunjukkan perbedaan kepuasan kerja pada karyawan pria dan wanita,
hal ini bisa jadi disebabkan adanya kesetaraan gender dan keadilan pembagian
tugas dalam maskapai penerbangan tersebut, sehingga baik pria maupun wanita
tidak merasakan perbedaan kepuasan kerja. Hal ini sesuai dengan hasil
penelitian terdahulu yang dilakukan oleh D‟Arcy et al., (1984) pada 854
karyawan pria dan 272 karyawan wanita yang menemukan bahwa laki-laki
menunjukkan peringkat kepuasan kerja yang setara dengan perempuan. Sesuai
juga dengan penelitian Donohue, S. M et al., (2004) yang mengambil data
pekerja muda dari National Longitudinal Survey Youth (NLSY) Amerika Serikat, bahwa
tidak ada perbedaan kepuasan kerja antara karyawan pria dan wanita.
Sedangkan penelitian pada guru sekolah menengah di Pakistan
menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan antara kepuasan kerja guru pria
dan wanita. Hasil ini memberikan dukungan bagi studi sebelumnya Raisani
(1988) dan Demato (2001) bahwa guru perempuan lebih puas daripada rekan-
rekan pria mereka. Kurang puasnya guru pria dapat dimengerti karena mereka
mendapat tuntutan yang lebih berat dibanding guru wanita. Sehingga guru pria
merasakan adanya ketidakseimbangan antara pekerjaan dan gaji yang diterima.
Seharusnya guru pria berhak memperoleh gaji yang lebih besar (Mahmood et al.,
2011).
12
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
a) Penelitian di Iran:
Tidak ada perbedaan kepuasan kerja yang signifikan antara karyawan
pria dan wanita.
b) Penelitian di Pakistan:
Ada perbedaan kepuasan kerja yang signifikan antara karyawan pria
dan wanita.
B. SARAN
a) Sebaiknya perusahaan memperhatikan sistim penggajian karyawan.
Perusahaan harus memberlakukan sistim gaji yang adil, yang sesuai
dengan jerih payah karyawan. Mungkin kebijakan membayar saat ini
tidak memenuhi kebutuhan dan harapan karyawan. Karyawan
umumnya mencari sistim gaji yang jelas yang sesuai dengan harapan
mereka.
b) Sebaiknya perusahaan memperhatikan kebijakannya dalam
mempromosikan karyawan.
Sebaiknya perusahaan mendengarkan komentar-komentar dari
karyawan dan memberikan umpan balik.
13
DAFTAR PUSTAKA
D'Arcy, C., Syrotuik, J., & Siddique, C. (1984). Perceived job attributes, job
satisfaction, and psychological distress: a comparison of working men
and women. Human Relations, 37 (8), 603. Retrieved October 24, 2012
from http://web.ebscohost.com/ehost/detail?
vid=4&hid=14&sid=02c8b251-f799-46e6-987a-
e9c7caa3c1d5%40sessionmgr10&bdata=JnNpdGU9ZWhvc3QtbGl2ZQ
%3d%3d#db=bth&AN=16731097
Darah, P. (1994). Ed Pakistan: Studi Negara. Washington: GPO untuk
Perpustakaan Kongres, 1994. Retrieved October 24, 2012 from
http://countrystudies.us/pakistan/
Donohue, S. M., & Heywood, J. S. (2004). Job satisfaction and gender: an
expanded specification from the NLSY. International Journal of Manpower,
25(2), 211-238. Retrieved October 24, 2012 from
http://web.ebscohost.com/ehost/detail?vid=7&hid=14&sid=02c8b251-
f799-46e6-
987ae9c7caa3c1d5%40sessionmgr10&bdata=JnNpdGU9ZWhvc3QtbGl2Z
Q%3d%3d#db=bth&AN=14001118
Lampungpost.com. (2012). Lebih 5 Juta Anak di Pakistan Tidak Sekolah. Artikel.
Retrieved October 24, 2012 from
14
http://www.lampungpost.com/index.php/home/pencarian-berita/40-
internasional/49300-lebih-5-juta-anak-di-pakistan-tidak-sekolah.html
Mahmood, A., Nudrat, S., Nawaz, A., Haider, N. (2011). Job Satisfaction of
Secondary School Teachers: A Comparative Analysis of Gender, Urban
and Rural Schools. Asian Social Science, 7 (8), 203-208.
Rast, S & Tourani, A. (2012). Evaluation of Employees’ Job Satisfaction and Role
of Gender Difference: An Empirical Study at Airline Industry in Iran.
International Journal of Business and Social Science, 3 (7), 91-100.
15