Upload
sellasella
View
233
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
kjdfie
Citation preview
PENGARUH DERAJAT MIOPIA TERHADAP TERJADINYA STRIAE PASCA LASIK
Sella Rizki Atyanto01.211.6523
MASALAH
• Miopia atau rabun jauh adalah suatu keadaan ametropia, dimana sinar sejajar jatuh di depan fokus retina (Anonim, 2004).
• Derajat miopia yang tinggi atau >6 dioptri diyakini dapat menimbulkan komplikasi Striae pasca LASIK.
BESAR MASALAH
• Dewasa ini terjadi kecenderungan peningkatan prevalensi miopia (rabun jauh) di berbagai belahan dunia, terutama di Asia.
• Hasil penelitian Fakultas Kedokteran Universitas Gajah Mada, Yogyakarta Eye Study, pada tahun 2007 menunjukkan prevalensi miopia pada kelompok usia sekolah dasar di Daerah Istimewa Yogyakarta kawasan perkotaan 9,49% dan perdesaan 6,87%.
KRONOLOGI• Menurut penelitian sebelumnya oleh Setya Puspa Aprilyani
tahun 2010 yang dilakukan di Semarang Eye Center RSI Sultan Agung dengan menggunakan 150 sampel yang memenuhi kriteria inklusi dan eklusi. Yang terdiri dari 50 mata miopi ringan, 50 mata miopi sedang dan 50 mata miopi berat.
• Didapatkan prosentasi komplikasi LASIK pada mata miopia ringan sebesar 5,33%, mata miopia sedang 8%, dan mata miopia berat sebesar 17,33%.
• Derajat miopia berat memiliki pengaruh yang lebih besar dibanding dengan kelompok derajat miopia yang lain.
UPAYA PENYELESAIAN
• Pada makrostriae dan mikrostriae sering terjadi pada penderita derajat berat, karena pada miopia derajat berat dibutuhkan pembuatan flap yang lebar, hal ini meningkatkan resiko terjadinya striae atau pengerutan pada flap yang telah dibuat (Shamie dkk, 2005).
• Tindakan lasik sebaiknya dilakukan sebelum derajat miopia yang diderita semakin berat.
PERUMUSAN MASALAH
• Bagaimana pengaruh derajat miopia terhadap terjadinya striae pasca LASIK di Semarang Eye Center, RSI Sultan Agung.
TUJUANTujuan umum• Mengetahui pengaruh derajat miopia pra LASIK terhadap
terjadinya Striae pasca LASIK di Semarang Eye Center, RSI Sultan Agung.
Tujuan khusus• Mengetahui seberapa besar pengaruh derajat miopia
terhadap terjadinya Striae pasca LASIK di Semarang Eye Center, RSI Sultan Agung.
• Mengetahui prosentase Striae pasca LASIK pada penderita miopia di Semarang Eye Center, RSI Sultan Agung.
MANFAAT
Manfaat praktis • Memberikan informasi kepada pembaca
tentang pengaruh derajat miopia terhadap terjadinya Striae pasca LASIK.
Manfaat pengembangan ilmu • Sebagai dasar untuk penelitian-penelitian
lebih lanjut.
KERANGKA TEORI
KERANGKA KONSEP
HIPOTESIS
Semakin berat derajat miopia, maka semakin besar pengaruhnya terhadap terjadinya Striae pasca LASIK.
JENIS DAN RANCANGAN PENELITIAN
Jenis penelitian yang dilakukan adalah studi observasional analitik. Adapun rancangan penelitian yang digunakan adalah cross sectional.
VARIABEL
Derajat miopia
Variabel Bebas
StriaeVariabel Tergantung
DEFINISI OPERASIONAL
Derajat miopia adalah besar dioptri lensa sferis negatif. Derajat miopia dibedakan menjadi :Miopia ringan, dimana miopia ≤ 3 dioptri.Miopia sedang, dimana miopia antara > 3-6 dioptri.Miopia berat, dimana miopia > 6 dioptri.Menurut Ilyas, (2009)Skala data : ordinal
Derajat miopia
Lipatan atau penyimpangan dalam stroma dari flap kornea biasanya terjadi tegak lurus terhadap engsel flap. Striae Pasca LASIK tidak selalu ada dalam rekam medik pasien. Penggolongannya dilihat berdasarkan ada dan tidaknya komplikasi Striae Pasca LASIK.Skala data : nominal
Striae
POPULASI DAN SAMPEL
Populasi• Populasi penelitian ini adalah pasien di
Semarang Eye Center Rumah Sakit Islam Sultan Agung Semarang periode 2014 – 2015 dengan miopia derajat ringan, sedang dan berat.
Sampel Dalam penelitian ini digunakan rumus proporsi binomunal (binomunal
proportions) untuk menentukan jumlah sampel.
Z2 1- α/2 p (1-p) N
n = d2(N-1) + Z2
1- α/2 p (1-p) N = jumlah sampel minimal yang diperlukan α = derajat kepercayaan p = proporsi pasien yang mengalami striae sebesar 0,100 (dari
kepustakaan) q = 1-p (proporsi pasien yang tidak mengalami striae) = 1-0,100 = 0,900 d = limit dari error atau presisi absolut ditetapkan 0,1
Jika ditetapkan α = 0,05 atau Z1-α /2 = 1,96 atau Z21-α /2 = 1,962 atau
dibulatkan menjadi 4, maka rumus untuk besar N yang diketahui
menjadi:
n =
=
=
= 36
Jadi, besar sampel minimal yang digunakan dalam penelitian ini adalah
sejumlah 36 mata. Kemudian peneliti membulatkan sampel menjadi 90
mata melalui consecutive sampling yang dibagi menjadi 30 mata
dengan kategori miopia ringan, 30 mata dengan kategori miopia
sedang, dan 30 mata dengan kategori miopia berat sesuai data yang
tercantum dalam Rekam Medis.
KRITERIA INKLUSI DAN EKSLUSI
• Laki-laki dan perempuan usia 18-40 tahun.
• Menderita miopia ringan, miopia sedang dan miopia berat dengan atau tanpa astigmatisma
• Tidak ada catatan, ada atau tidaknya striae dicatatan medik
Kriteria Inklusi Kriteria Eksklusi
ANALISA DATA
• Analisis hasil yang digunakan adalah uji Chi Square. Untuk mengetahui seberapa tinggi derajat miopia mempengaruhi komplikasi Striae Pasca LASIK digunakan analisa koefisien kontingensi.
TERIMA KASIH