7
Review / Ringkasan Analisis Ekonomi Terumbu karang merupakan ekosistem laut yang kaya akan keaneka ragaman hayati. Ekosistem ini menjadi habitat berbagai organisme laut yang membentuk jaring-jaring makanan yang kompleks. Sebagai suatu ekositem alami, terumbu karang memiliki fungsi dan peranan penting bagi kesuburan perairan laut dan pada gilirannya bagi perekonomian masyarakat. Dengan fungsi Terumbu karang selain sebagai ekosistem laut, fungsi lainnya adalah sebagai penambah penghasilan bagi masyarakat pesisir. Sejalan dengan fungsi ekonomi, timbulah permasalahan penurunan kondisi terumbu karang yang terjadi di atas perubahan kondisi terumbu karang Pulau Liwutongkidi, dimana secara umum disebabkan oleh kegiatan manusia Selanjutnya informasi dari beberapa nelayan bahwa kerusakan terumbu karang ini disebabkan karena faktor manusia yaitu nelayan menangkap ikan dengan cara menggunakan potasium, bubu dan bom. Praktek penangkapan ikan di kawasan Pulau liwutongkidi dengan cara seperti ini mengakibatkan ikan-ikan kecil dan hewan karang) akan menjadi punah, sehingga terancam kelestarian ekosistem dan spesies. Jika hal tersebut didiami dan kerusakan ini terus berlanjut tanpa adanya suatu usaha perbaikan, maka akan menyebabkan kehilangan suatu komoditas yang berharga sehingga pertumbuhan ekonomi dengan sendirinya akan menurun yang menyebabkan produktivitas hasil laut pun ikut menurun.

Review Seto

Embed Size (px)

DESCRIPTION

pb aspek sosek ekonomi

Citation preview

Page 1: Review Seto

Review / Ringkasan Analisis Ekonomi

Terumbu karang merupakan ekosistem laut yang kaya akan keaneka ragaman

hayati. Ekosistem ini menjadi habitat berbagai organisme laut yang membentuk jaring-

jaring makanan yang kompleks. Sebagai suatu ekositem alami, terumbu karang memiliki

fungsi dan peranan penting bagi kesuburan perairan laut dan pada gilirannya bagi

perekonomian masyarakat.

Dengan fungsi Terumbu karang selain sebagai ekosistem laut, fungsi lainnya

adalah sebagai penambah penghasilan bagi masyarakat pesisir. Sejalan dengan fungsi

ekonomi, timbulah permasalahan penurunan kondisi terumbu karang yang terjadi di atas

perubahan kondisi terumbu karang Pulau Liwutongkidi, dimana secara umum disebabkan

oleh kegiatan manusia Selanjutnya informasi dari beberapa nelayan bahwa kerusakan

terumbu karang ini disebabkan karena faktor manusia yaitu nelayan menangkap ikan

dengan cara menggunakan potasium, bubu dan bom. Praktek penangkapan ikan di

kawasan Pulau liwutongkidi dengan cara seperti ini mengakibatkan ikan-ikan kecil dan

hewan karang) akan menjadi punah, sehingga terancam kelestarian ekosistem dan

spesies. Jika hal tersebut didiami dan kerusakan ini terus berlanjut tanpa adanya suatu

usaha perbaikan, maka akan menyebabkan kehilangan suatu komoditas yang berharga

sehingga pertumbuhan ekonomi dengan sendirinya akan menurun yang menyebabkan

produktivitas hasil laut pun ikut menurun.

Kondisi ini mendorong adanya upaya pengelolaan perikanan berbasis ekosistem

perikanan karang lebih kearah berkelanjutan. Dengan adanya upaya ini akan menambah

nilai ekologis maupun ekonomi dari terumbu karang dan ekosistem terkait lainnya bagi

kehidupan masyarakat pesisir.

Pengelolaan terumbu karang secara berkelanjutan sangat penting dan harus

dilakukan. Keberadaan ekosistem terumbu karang yang sangat produktif dapat

mendukung kehidupan nelayan setempat. Jika habitat terumbu karang dapat berfungsi

secara optimal maka produksi perikanan ikan akan meningkat sehingga secara tidak

langsung akan memberikan keuntungan baik secara sosial maupun ekonomi. Pengelolaan

wilayah pesisir merupakan suatu proses atau upaya untuk mengendalikan kegiatan

manusia dalam pemanfaatan sumberdaya alam diwilayah pesisir, sehingga dapat

menjamin keuntungan yang sebesar-besarnya bagi masyarakat, sekarang dan dimasa

Page 2: Review Seto

mendatang. Oleh karena itu untuk menyelidiki cara pengelolaan yang baik, sifat

ekosistem terumbu karang yang dinamis dan kondisi lingkungan yang unik perlu

dipahami terlebih dahulu. Adanya kesamaan perspektif tentang tujuan, pola pemanfaatan

dan pengelolaan ekosistem terumbu

karang merupakan wahana untuk mencapai keuntungan bagi masyarakat. Selanjutnya

kualitas ekosistem terumbu karang dan kondisi sosial ekonomi masyarakat lokal terhadap

berbagai kriteria suatu model pengelolaan perikanan berbasis ekosistem perikanan karang

dengan menggunakan pendekatan ekonomi.

Pendekatan ekonomi dari aspek ekonomi perikanan karang ditentukan

berdasarkan nilai penggunaan langsung (direct use value) dan nilai penggunaan tidak

langsung (indirect use value). Nilai penggunaan langsung berupa produksi yang dapat

langsung dari suatu ekosistem contoh manfaat perikanan ikan konsumsi dan ikan hias,

sedangkan nilai penggunaan tidak langsung sulit untuk ditetapkan karena nilainya selalu

tidak tetap seperti fungsi ekosistem karang sebagai natural breakwater, dan habitat bagi

berbagai jenis ikan karang

Dalam Identifikasi akar permasalahan adanya penurunan ekosistem terumbu

karang di wilayah pesisir Pulau Liwutongkidi, dan menentukan skenario pengelolaan

yang tepat untuk mengurangi tekanan kegiatan pemanfaatan pada ekosistein terumbu

karang. Sehingga tujuan akhir dari pengelolaan perikanan berkelanjutan bukan hanya

untuk mengejar pertumbuhan ekonomi (economic growth) jangka pendek, melainkan

juga menjamin pertumbuhan ekonomi yang dapat dinikmati secara adil dan proporsional

oleh segenap pihak yang terlibat (stakeholders), dan memelihara daya dukung serta

kualitas lingkungan pesisir, sehingga pembangunan dapat berlangsung secara lestari.

Kerangka Pendekatan Penilaian Valuasi Ekonomi

Penilaian valuasi ekonomi potensi sumberdaya terumbu karang di kawasan

konservasi pulau Liwutongkidi kabupaten Buton ini didekati dengan menggunakan

pendekatan change in productivity atau yang lebih dikenal dengan sebutan Effect on

Production (EOP) sesuai yang dilakukan oleh Cesar 1996 dan Molberg & Folke 1999.

Pendekatan penilaian dengan teknik EOP ini dilakukan untuk mengetahui nilai ekosistem

pesisir berdasarkan fungsinya terhadap produktifitas perikanan karang.

Page 3: Review Seto

Pendugaan Nilai Utility Ekonomi Perikanan KarangEkosistem terumbu karang mempunyai nilai ekonomi yang didasarkan atas

perhitungan manfaat dan biaya pemanfaatan. Berdasarkan tipologi nilai ekonomi total

ekosistem ini mempunyai nilai manfaat langsung dan tidak langsung. Manfaat langsung

yang dapat dinilai dari keberadaan ekosistem terumbu karang adalah perikanan karang.

Sedangkan manfaat tidak langsung diantaranya sebagai jasa ekologis (ecological

services) seperti kemampuan menyerap karbon, penahan gelombang. Penelitian ini

membatasi estimasi hanya pada manfaat langsung yang berdasarkan kepada produktivitas

ekosistem terumbu karang yang mempunya nilai pasar (market base) yaitu ikan karang.

Penilaian ekonomi potensi sumberdaya terumbu karang di kawasan konservasi pulau

Liwutongkidi dengan menggunakan pendekatan change in productivity atau yang lebih

dikenal dengan sebutan Effect on Production (EOP) Pendekatan penilaian dengan teknik

EOP ini dilakukan untuk mengetahui nilai ekosistem pesisir berdasarkan fungsinya

terhadap produktifitas perikanan karang.

Pendugaan fungsi permintaan untuk menilai manfaaat langsung dari ekosistem

perikanan karang di Pulau Siompu, Pulau Liwutongkidi dan Pulau Kadatua dapat di duga

dari konsumen surplus. Analisis permintaan digunakan untuk pendugaan nilai ekonomi

ikan karang yang didekati melalui konsumen surplus dan produsen yang terkait dengan

perubahan sumberdaya yang diminta. Pendugaaan fungsi permintaan dari ekosistem

perikanan karang untuk menilai manfaat langsung dalam penelitian ini mengikuti jumlah

tangkapan merupakan variable terkait (variable dependen) atau dipengaruhi oleh variable

bebas seperti dipengaruhi oleh harga rata-rata timbangan tingkat pendidikan, Umur,

jumlah tanggungan dan Pengalaman nelayan dengan menggunakan regresi berganda.

Untuk mencari nilai kegunaan (utility) dan surplus konsumen untuk total

pemanfaatan langsung ekosistem perikanan karang yang aktual dapat di identifikasi

berdasarkan hasil olahan data primer yang didapat dari wawancara dan pengisian

kuisioner oleh rumah tangga perikanan. Surplus konsumen merupakan selisih antara

harga yang dibayarkan untuk mendapatkan barang atau jasa (willingness to pay) dari rata-

rata jumlah sumberdaya ikan karang yang diminta dikalikan dengan harga per unit

sumberdaya yang dikonsumsikan. Dari hasil analisis regresi, kemudian dilanjutkan

Page 4: Review Seto

dengan perhitungan surplus konsumen untuk menilai manfaat langsung dari ikan karang.

Penghitungan valuasi ekonomi sumberdaya terumbu karang di Perairan Pulau Kadatua

Desa Waonu untuk manfaat terumbu karang yang dapat dirasakan secara langsung oleh

masyarakat.

Ekosistem terumbu karang mempunyai nilai ekonomi yang didasarkan atas

perhitungan manfaat dan biaya pemanfaatan. Berdasarkan tipologi nilai ekonomi total

ekosistem ini mempunyai nilai manfaat langsung dan tidak langsung. Manfaat langsung

yang dapat dinilai dari keberadaan ekosistem terumbu karang adalah perikanan karang.

Sedangkan manfaat tidak langsung diantaranya sebagai jasa ekologis (ecological

services) seperti kemampuan menyerap karbon, penahan gelombang. Perhitungan ini

membatasi estimasi hanya pada manfaat langsung yang berdasarkan kepada produktivitas

ekosistem perikanan karang yang mempunya nilai pasar (market base) yaitu ikan karang.

Pendugaan nilai ekonomi sumberdaya adalah suatu upaya untuk menilai manfaat

dan biaya dari sumberdaya lingkungan biasa disebut dengan valuasi ekonomi (economic

valuation ). Valuasi ekonomi sumberdaya perikanan karang bertujuan untuk pemanfaatan

ikan karang secara berkelanjutan melalui pendugaan nilai ekonomi total. Nilai ekonomi

total merupakan instrument yang dianggap tepat untuk menghitung hasil tangkapan ikan

karang di areal terumbu karang sebagai akibat dari pemanfaatan sumberdaya ekosistem

perikanan karang.

KESIMPULAN

Penelitian dari jurnal yang direview dapat memberikan peringatan kepada kita

bahwa pembangunan dan pertumbuhan ekonomi, apabila dilakukan tidak secara

berhatihati akan dapat menguras persediaan sumberdaya alam yang ada. Kondisi ini pada

gilirannya nanti akan dapat menghambat pertumbuhan ekonomi lebih lanjut. Oleh karena

itu, pemanfaatan sumberdaya alam dalam rangka pembangunan harus dilakukan secara

bijaksana, dengan selalu mempertimbangkan sisi positif dan negatifnya.