Upload
setowiratama
View
216
Download
4
Embed Size (px)
DESCRIPTION
pb aspek sosek ekonomi
Citation preview
Review / Ringkasan Analisis Ekonomi
Terumbu karang merupakan ekosistem laut yang kaya akan keaneka ragaman
hayati. Ekosistem ini menjadi habitat berbagai organisme laut yang membentuk jaring-
jaring makanan yang kompleks. Sebagai suatu ekositem alami, terumbu karang memiliki
fungsi dan peranan penting bagi kesuburan perairan laut dan pada gilirannya bagi
perekonomian masyarakat.
Dengan fungsi Terumbu karang selain sebagai ekosistem laut, fungsi lainnya
adalah sebagai penambah penghasilan bagi masyarakat pesisir. Sejalan dengan fungsi
ekonomi, timbulah permasalahan penurunan kondisi terumbu karang yang terjadi di atas
perubahan kondisi terumbu karang Pulau Liwutongkidi, dimana secara umum disebabkan
oleh kegiatan manusia Selanjutnya informasi dari beberapa nelayan bahwa kerusakan
terumbu karang ini disebabkan karena faktor manusia yaitu nelayan menangkap ikan
dengan cara menggunakan potasium, bubu dan bom. Praktek penangkapan ikan di
kawasan Pulau liwutongkidi dengan cara seperti ini mengakibatkan ikan-ikan kecil dan
hewan karang) akan menjadi punah, sehingga terancam kelestarian ekosistem dan
spesies. Jika hal tersebut didiami dan kerusakan ini terus berlanjut tanpa adanya suatu
usaha perbaikan, maka akan menyebabkan kehilangan suatu komoditas yang berharga
sehingga pertumbuhan ekonomi dengan sendirinya akan menurun yang menyebabkan
produktivitas hasil laut pun ikut menurun.
Kondisi ini mendorong adanya upaya pengelolaan perikanan berbasis ekosistem
perikanan karang lebih kearah berkelanjutan. Dengan adanya upaya ini akan menambah
nilai ekologis maupun ekonomi dari terumbu karang dan ekosistem terkait lainnya bagi
kehidupan masyarakat pesisir.
Pengelolaan terumbu karang secara berkelanjutan sangat penting dan harus
dilakukan. Keberadaan ekosistem terumbu karang yang sangat produktif dapat
mendukung kehidupan nelayan setempat. Jika habitat terumbu karang dapat berfungsi
secara optimal maka produksi perikanan ikan akan meningkat sehingga secara tidak
langsung akan memberikan keuntungan baik secara sosial maupun ekonomi. Pengelolaan
wilayah pesisir merupakan suatu proses atau upaya untuk mengendalikan kegiatan
manusia dalam pemanfaatan sumberdaya alam diwilayah pesisir, sehingga dapat
menjamin keuntungan yang sebesar-besarnya bagi masyarakat, sekarang dan dimasa
mendatang. Oleh karena itu untuk menyelidiki cara pengelolaan yang baik, sifat
ekosistem terumbu karang yang dinamis dan kondisi lingkungan yang unik perlu
dipahami terlebih dahulu. Adanya kesamaan perspektif tentang tujuan, pola pemanfaatan
dan pengelolaan ekosistem terumbu
karang merupakan wahana untuk mencapai keuntungan bagi masyarakat. Selanjutnya
kualitas ekosistem terumbu karang dan kondisi sosial ekonomi masyarakat lokal terhadap
berbagai kriteria suatu model pengelolaan perikanan berbasis ekosistem perikanan karang
dengan menggunakan pendekatan ekonomi.
Pendekatan ekonomi dari aspek ekonomi perikanan karang ditentukan
berdasarkan nilai penggunaan langsung (direct use value) dan nilai penggunaan tidak
langsung (indirect use value). Nilai penggunaan langsung berupa produksi yang dapat
langsung dari suatu ekosistem contoh manfaat perikanan ikan konsumsi dan ikan hias,
sedangkan nilai penggunaan tidak langsung sulit untuk ditetapkan karena nilainya selalu
tidak tetap seperti fungsi ekosistem karang sebagai natural breakwater, dan habitat bagi
berbagai jenis ikan karang
Dalam Identifikasi akar permasalahan adanya penurunan ekosistem terumbu
karang di wilayah pesisir Pulau Liwutongkidi, dan menentukan skenario pengelolaan
yang tepat untuk mengurangi tekanan kegiatan pemanfaatan pada ekosistein terumbu
karang. Sehingga tujuan akhir dari pengelolaan perikanan berkelanjutan bukan hanya
untuk mengejar pertumbuhan ekonomi (economic growth) jangka pendek, melainkan
juga menjamin pertumbuhan ekonomi yang dapat dinikmati secara adil dan proporsional
oleh segenap pihak yang terlibat (stakeholders), dan memelihara daya dukung serta
kualitas lingkungan pesisir, sehingga pembangunan dapat berlangsung secara lestari.
Kerangka Pendekatan Penilaian Valuasi Ekonomi
Penilaian valuasi ekonomi potensi sumberdaya terumbu karang di kawasan
konservasi pulau Liwutongkidi kabupaten Buton ini didekati dengan menggunakan
pendekatan change in productivity atau yang lebih dikenal dengan sebutan Effect on
Production (EOP) sesuai yang dilakukan oleh Cesar 1996 dan Molberg & Folke 1999.
Pendekatan penilaian dengan teknik EOP ini dilakukan untuk mengetahui nilai ekosistem
pesisir berdasarkan fungsinya terhadap produktifitas perikanan karang.
Pendugaan Nilai Utility Ekonomi Perikanan KarangEkosistem terumbu karang mempunyai nilai ekonomi yang didasarkan atas
perhitungan manfaat dan biaya pemanfaatan. Berdasarkan tipologi nilai ekonomi total
ekosistem ini mempunyai nilai manfaat langsung dan tidak langsung. Manfaat langsung
yang dapat dinilai dari keberadaan ekosistem terumbu karang adalah perikanan karang.
Sedangkan manfaat tidak langsung diantaranya sebagai jasa ekologis (ecological
services) seperti kemampuan menyerap karbon, penahan gelombang. Penelitian ini
membatasi estimasi hanya pada manfaat langsung yang berdasarkan kepada produktivitas
ekosistem terumbu karang yang mempunya nilai pasar (market base) yaitu ikan karang.
Penilaian ekonomi potensi sumberdaya terumbu karang di kawasan konservasi pulau
Liwutongkidi dengan menggunakan pendekatan change in productivity atau yang lebih
dikenal dengan sebutan Effect on Production (EOP) Pendekatan penilaian dengan teknik
EOP ini dilakukan untuk mengetahui nilai ekosistem pesisir berdasarkan fungsinya
terhadap produktifitas perikanan karang.
Pendugaan fungsi permintaan untuk menilai manfaaat langsung dari ekosistem
perikanan karang di Pulau Siompu, Pulau Liwutongkidi dan Pulau Kadatua dapat di duga
dari konsumen surplus. Analisis permintaan digunakan untuk pendugaan nilai ekonomi
ikan karang yang didekati melalui konsumen surplus dan produsen yang terkait dengan
perubahan sumberdaya yang diminta. Pendugaaan fungsi permintaan dari ekosistem
perikanan karang untuk menilai manfaat langsung dalam penelitian ini mengikuti jumlah
tangkapan merupakan variable terkait (variable dependen) atau dipengaruhi oleh variable
bebas seperti dipengaruhi oleh harga rata-rata timbangan tingkat pendidikan, Umur,
jumlah tanggungan dan Pengalaman nelayan dengan menggunakan regresi berganda.
Untuk mencari nilai kegunaan (utility) dan surplus konsumen untuk total
pemanfaatan langsung ekosistem perikanan karang yang aktual dapat di identifikasi
berdasarkan hasil olahan data primer yang didapat dari wawancara dan pengisian
kuisioner oleh rumah tangga perikanan. Surplus konsumen merupakan selisih antara
harga yang dibayarkan untuk mendapatkan barang atau jasa (willingness to pay) dari rata-
rata jumlah sumberdaya ikan karang yang diminta dikalikan dengan harga per unit
sumberdaya yang dikonsumsikan. Dari hasil analisis regresi, kemudian dilanjutkan
dengan perhitungan surplus konsumen untuk menilai manfaat langsung dari ikan karang.
Penghitungan valuasi ekonomi sumberdaya terumbu karang di Perairan Pulau Kadatua
Desa Waonu untuk manfaat terumbu karang yang dapat dirasakan secara langsung oleh
masyarakat.
Ekosistem terumbu karang mempunyai nilai ekonomi yang didasarkan atas
perhitungan manfaat dan biaya pemanfaatan. Berdasarkan tipologi nilai ekonomi total
ekosistem ini mempunyai nilai manfaat langsung dan tidak langsung. Manfaat langsung
yang dapat dinilai dari keberadaan ekosistem terumbu karang adalah perikanan karang.
Sedangkan manfaat tidak langsung diantaranya sebagai jasa ekologis (ecological
services) seperti kemampuan menyerap karbon, penahan gelombang. Perhitungan ini
membatasi estimasi hanya pada manfaat langsung yang berdasarkan kepada produktivitas
ekosistem perikanan karang yang mempunya nilai pasar (market base) yaitu ikan karang.
Pendugaan nilai ekonomi sumberdaya adalah suatu upaya untuk menilai manfaat
dan biaya dari sumberdaya lingkungan biasa disebut dengan valuasi ekonomi (economic
valuation ). Valuasi ekonomi sumberdaya perikanan karang bertujuan untuk pemanfaatan
ikan karang secara berkelanjutan melalui pendugaan nilai ekonomi total. Nilai ekonomi
total merupakan instrument yang dianggap tepat untuk menghitung hasil tangkapan ikan
karang di areal terumbu karang sebagai akibat dari pemanfaatan sumberdaya ekosistem
perikanan karang.
KESIMPULAN
Penelitian dari jurnal yang direview dapat memberikan peringatan kepada kita
bahwa pembangunan dan pertumbuhan ekonomi, apabila dilakukan tidak secara
berhatihati akan dapat menguras persediaan sumberdaya alam yang ada. Kondisi ini pada
gilirannya nanti akan dapat menghambat pertumbuhan ekonomi lebih lanjut. Oleh karena
itu, pemanfaatan sumberdaya alam dalam rangka pembangunan harus dilakukan secara
bijaksana, dengan selalu mempertimbangkan sisi positif dan negatifnya.