Upload
merchilliea-esonavy-gyana
View
235
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
dgd
Citation preview
LAPORAN INDIVIDU PROFESI
DEPARTEMEN KOMUNITAS
“ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA BINAAN & RESUME DENGAN
HIPERTENSI DAN DIABETES MELLITUS”
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Individu Departemen Komunitas
di Puskesmas Bareng Malang
Di susun Oleh :
Merchilliea Eso Navy Gyana 115070200111046
Kelompok 8 PSIK A 2011
JURUSAN KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2015
HALAMAN PENGESAHAN
LAPORAN INDIVIDU PROFESI
DEPARTEMEN KOMUNITAS
“ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA BINAAN & RESUME DENGAN
HIPERTENSI DAN DIABETES MELLITUS”
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Individu Departemen Komunitas
di Puskesmas Bareng Malang
Oleh :
Merchilliea Eso Navy Gyana 115070200111046
Kelompok 8 PSIK A 2011
Menyetujui,
Pembimbing Akademik, Pembimbing Klinik,
Ns. Annisa Wuri Kartika, S.Kep.,M.Kep Ns. Susilowati, S.Kep NIP. 20140585030512001 NIP. 197507312009032002
BAB 1
PENDAHULUAN
a. Latar Belakang
Keluarga pada hakekatnya merupakan satuan terkecil sebagai inti dari
suatu sistem sosial yang ada dimasyarakat. Suasana keluarga yang baik dan
sehat baik secara fisik maupun psikologis akan menciptakan suatu keluarga yang
harmonis. Keluarga merupakan salah satu komponen yang penting dalam
keperawatan. Keluarga merupakan unit terkecil setelah individu yang menjadi klien
dalam keperawatan (sebagai penerima asuhan keperawatan). Keluarga berperan
dalam menentukan cara pemberian asuhan yang dibutuhkan oleh anggota
keluarga yang sakit. Kesehatan keluarga maupun masing-masing anggota
keluarga sangat ditentukan oleh perilaku keluarga itu sendiri dalam perawatan
kesehatannya.
Keluarga menempati posisi di antara individu dan masyarakat sehingga
dalam memberikan asuhan keperawatan pada keluarga perawat memperoleh 2
sisi penting yaitu memenuhi kebutuhan perawatan pada individu yang menjadi
anggota keluarga dan memenuhi perawatan keluarga yang menjadi bagian dari
masyarakat. Untuk itu dalam memberikan asuhan keperawatan perawat perlu juga
perlu memperhatikan aspek-aspek pada keluarga seperti budaya, keyakinan,
sikap, perilaku sehat, sosial ekonomi, dan lain-lain. Asuhan keperawatan keluarga
merupakan salah satu bentuk pelayanan kesehatan yang di laksanakan oleh
perawat yang diberikan di tempat tinggal keluarga. Keluarga dalam hal ini tetap
memiliki otonomi untuk pembuatan keputusan dalam setiap tindakannya. Perawat
yang melakukan asuhan bertanggung jawab terhadap peningkatan kemampuan
keluarga dalam mencegah timbulnya penyakit, meningkatan dan memelihara
kesehatan, serta mengatasi masalah kesehatan.
Masalah kesehatan pada keluarga RW 02 kelurahan Gadingkasri terbanyak
adalah hipertensi dan diabetes militus. Faktor gaya hidup seperti kurang
beraktivitas karena telah lanjut usia dan tidak bekerja lagi, kebiasaan merokok
terutama warga laki-laki, kebiasaan minum kopi, pengaturan diet yang tidak
sesuai, manejemen terapi obat yang kurang efektif dan stress, merupakan faktor
resiko terjadinya hipertensi yang tidak terkontrol pada lansia (Erda Fitriani, 2005).
Pola-pola prilaku (behavioral patterns) akan selalu berbeda dalam situasi atau
lingkungan sosial yang berbeda, dan senantiasa berubah, tidak ada yang menetap
(fixed). Gaya hidup individu, yang dicirikan dengan pola prilaku individu, akan
memberi dampak pada kesehatan individu dan selanjutnya pada kesehatan orang
lain. Studi pravelensi menunjukkan tingginya insidensi dari faktor resiko untuk
penyakit kardiovaskuler diantara lansia. Peningkatan kerangka penelitian
mendukung kefektifan suatu pendekatan yang agresif untuk mengurangi faktor
resiko sebagai suatu mekanisme untuk mengurangi morbiditas dan mortalitas
yang dikaitkan dengan penyakit kardiovaskuler dengan kelompok usia ini. Seperti
gaya hidup untuk kebiasaan merokok, aktifitas fisik, pola makan, dan pola istirahat
pada lansia itu sendiri (Darmojo, 2006).
Sehingga perlu diberikan pengetahuan yang lebih kepada keluarga dengan
hipertensi dan atau diabetes militus untuk menjaga kualitas kesehatan para lansia
di RW 02 Kelurahan Gading kasri kota Malang.
b. Tujuan
Mengetahui keefektifan asuhan keperawatan yang diberikan pada keluarga
binaan dalam rangka peningkatan kualitas hidup dan kemandirian penyandang
hipertensi untuk mematuhi anjuran diet dan terapi yang tepat untuk klien hipertensi
serta mencegah komplikasi hipertensi.
c. Manfaat
1. Keluarga dapat memanfaatkan pengetahuan yang diberikan perawat untuk
meningkatkan kepatuhan diet dan rentang aktivitas lansia untuk kegiatan
sehari-hari
2. Keluarga mudah secara ekonomi untuk melakukan tindakan peningkatan
kualitas hidup
3. Penyandang HT dan DM dapat meminimalkan komplikasi hipertensi dan
diabetes mellitus Sebagai pembuktian dari teori yang ada terhadap praktek
mandiri keperawatan
BAB 2
TINJAUAN TEORI
2.1 Hipertensi
2.1.1 Pengertian
Hipertensi dicirikan dengan peningkatan tekanan darah diastolic dan sistolik
yang intermiten atau menetap. Pengukuran tekanan darah serial 150/95 mmHg atau
lebih tinggi pada orang yang berusia diatas 50 tahun memastikan hipertensi. Insiden
hipertensi meningkat seiring bertambahnya usia (Stockslager , 2008).
Hipertensi lanjut usia dibedakan menjadi dua hipertensi dengan peningkatan
sistolik dan diastolik dijumpai pada usia pertengahan hipertensi sistolik pada usia
diatas 65 tahun. Tekanan diastolik meningkat usia sebelum 60 tahun dan menurun
sesudah usia 60 tahun tekanan sistolik meningkat dengan bertambahnya usia (Temu
Ilmiah Geriatri Semarang, 2008).
Hipertensi menjadi masalah pada usia lanjut karena sering ditemukan menjadi
faktor utama payah jantung dan penyakit koroner. Lebih dari separuh kematian diatas
usia 60 tahun disebabkan oleh penyakit jantung dan serebrovaskuler. Hipertensi pada
usia lanjut dibedakan atas:
a. Hipertensi pada tekanan sistolik sama atau lebih besar dari 140 mmHg dan
atau tekanan diastolik sama atau lebih 90 mmHg.
b. Hipertensi sistolik terisolasi tekanan sistolik lebih besar dari 160 mmHg dan
tekanan diastolik lebih rendah dari 90 mmHg (Nugroho,2008).
2.1.2 Klasifikasi Hipertensi
Hipertensi diklasifikasikan 2 tipe penyebab :
a. Hipertensi esensial (primer atau idiopatik). Penyebab pasti masih belum
diketahui. Riwayat keluarga obesitas diit tinggi natrium lemak jenuh dan
penuaan adalah faktor pendukung.
b. Hipertensi sekunder akibat penyakit ginjal atau penyebab yang
terindentifikasi lainya (Stockslager, 2008).
2.1.3 Faktor Yang Mempengaruhi Hipertensi Pada Lansia
Menurut Darmojo (2006), faktor yang mempengaruhi hipertensi pada lanjut usia
adalah :
a. Penurunanya kadar renin karena menurunya jumlah nefron akibat proses
menua. Hal ini menyebabkan suatu sirkulus vitiosus: hipertensi glomerelo-
sklerosis-hipertensi yang berlangsung terus menerus.
b. Peningkatan sensitivitas terhadap asupan natrium. Dengan bertambahnya
usia semakin sensitif terhadap peningkatan atau penurunan kadar natrium.
c. Penurunan elastisitas pembuluh darah perifer akibat proses menua akan
meningkatakan resistensi pembuluh darah perifer yang mengakibatkan
hipertensi sistolik.
d. Perubahan ateromatous akibat proses menua menyebabkan disfungsi
endotel yang berlanjut pada pembentukan berbagai sitokin dan subtansi
kimiawi lain yang kemudian meyebabkan resorbi natrium di tubulus ginjal,
meningkatkan proses sklerosis pembuluh darah perifer dan keadaan lain
berhubungan dengan kenaikan tekanan darah.
Dengan perubahan fisiologis normal penuaan, faktor resiko hipertensi lain
meliputi diabetes ras riwayat keluarga jenis kelamin faktor gaya hidup seperti obesitas
asupan garam yang tinggi alkohol yang berlebihan (Stockslager, 2008).Menurut Elsanti
(2009), faktor resiko yang mempengaruhi hipertensi yang dapat atau tidak dapat
dikontrol, antara lain:
a. Faktor resiko yang tidak dapat dikontrol:
1) Jenis kelamin
Prevalensi terjadinya hipertensi pada pria sama dengan wanita. Namun wanita
terlindung dari penyakit kardiovaskuler sebelum menopause. Wanita yang belum
mengalami menopause dilindungi oleh hormon estrogen yang berperan dalam
meningkatkan kadar High Density Lipoprotein (HDL). Kadar kolesterol HDL yang tinggi
merupakan faktor pelindung dalam mencegah terjadinya proses aterosklerosis. Efek
perlindungan estrogen dianggap sebagai penjelasan adanya imunitas wanita pada usia
premenopause. Pada premenopause wanita mulai kehilangan sedikit demi sedikit
hormone estrogen yang selama ini melindungi pembuluh darah dari kerusakan. Proses
ini terus berlanjut dimana hormon estrogen tersebut berubah kuantitasnya sesuai
dengan umur wanita secara alami, yang umumnya mulai terjadi pada wanita umur 45-
55 tahun.
2) Umur
Semakin tinggi umur seseorang semakin tinggi tekanan darahnya, jadi orang
yang lebih tua cenderung mempunyai tekanan darah yang tinggi dari orang yang
berusia lebih muda. Hipertensi pada usia lanjut harus ditangani secara khusus. Hal ini
disebabkan pada usia tersebut ginjal dan hati mulai menurun, karena itu dosis obat
yang diberikan harus benar-benar tepat. Tetapi pada kebanyakan kasus , hipertensi
banyak terjadi pada usia lanjut. Pada wanita, hipertensi sering terjadi pada usia diatas
50 tahun. Hal ini disebabkan terjadinya perubahan hormon sesudah menopause.
3) Keturunan (Genetik)
Adanya faktor genetik pada keluarga tertentu akan menyebabkan keluarga itu
mempunyai risiko menderita hipertensi. Hal ini berhubungan dengan peningkatan
kadar sodium intraseluler dan rendahnya rasio antara potasium terhadap sodium
Individu dengan orang tua dengan hipertensi mempunyai risiko dua kali lebih besar
untuk menderita hipertensi dari pada orang yang tidak mempunyai keluarga dengan
riwayat hipertensi.
b. Faktor resiko yang dapat dikontrol:
1. Obesitas
Pada usia > 50 tahun dan dewasa lanjut asupan kalori mengimbangi
penurunan kebutuhan energi karena kurangnya aktivitas. Itu sebabnya berat badan
meningkat. Obesitas dapat memperburuk kondisi lansia. Kelompok lansia dapat
memicu timbulnya berbagai penyakit seperti artritis, jantung dan pembuluh darah,
hipertensi (Rohendi, 2008).
Indeks masa tubuh (IMT) berkorelasi langsung dengan tekanan darah,
terutama tekanan darah sistolik. Risiko relatif untuk menderita hipertensi pada orang
obes 5 kali lebih tinggi dibandingkan dengan seorang yang berat badannya normal.
Pada penderita hipertensi ditemukan sekitar 20-30% memiliki berat badan lebih.
2. Kurang olahraga
Olahraga banyak dihubungkan dengan pengelolaan penyakit tidak menular,
karena olahraga isotonik dan teratur dapat menurunkan tahanan perifer yang akan
menurunkan tekanan darah (untuk hipertensi) dan melatih otot jantung sehingga
menjadi terbiasa apabila jantung harus melakukan pekerjaan yang lebih berat karena
adanya kondisi tertentu
3. Kebiasaan Merokok
Merokok menyebabkan peninggian tekanan darah. Perokok berat dapat
dihubungkan dengan peningkatan insiden hipertensi maligna dan risiko terjadinya
stenosis arteri renal yang mengalami ateriosklerosis. Dalam penelitian kohort
prospektif oleh dr. Thomas S Bowman dari Brigmans and Women’s Hospital,
Massachussetts terhadap 28.236 subyek yang awalnya tidak ada riwayat hipertensi,
51% subyek tidak merokok, 36% merupakan perokok pemula, 5% subyek merokok 1-
14 batang rokok perhari dan 8% subyek yang merokok lebih dari 15 batang perhari.
Subyek terus diteliti dan dalam median waktu 9,8 tahun. Kesimpulan dalam penelitian
ini yaitu kejadian hipertensi terbanyak pada kelompok subyek dengan kebiasaan
merokok lebih dari 15 batang perhari (Rahyani, 2007).
4. Mengkonsumsi garam berlebih
Badan kesehatan dunia yaitu World Health Organization (WHO)
merekomendasikan pola konsumsi garam yang dapat mengurangi risiko terjadinya
hipertensi. Kadar sodium yang direkomendasikan adalah tidak lebih dari 100 mmol
(sekitar 2,4 gram sodium atau 6 gram garam) perhari. Konsumsi natrium yang berlebih
menyebabkan konsentrasi natrium di dalam cairan ekstraseluler meningkat. Untuk
menormalkannya cairan intraseluler ditarik ke luar, sehingga volume cairan
ekstraseluler meningkat. Meningkatnya volume cairan ekstraseluler tersebut
menyebabkan meningkatnya volume darah, sehingga berdampak kepada timbulnya
hipertensi. (Hans Petter, 2008).
5. Minum alkohol
Banyak penelitian membuktikan bahwa alkohol dapat merusak jantung dan
organ-organ lain, termasuk pembuluh darah. Kebiasaan minum alkohol berlebihan
termasuk salah satu faktor resiko hipertensi (Marliani, 2007).
6. Minum kopi
Faktor kebiasaan minum kopi didapatkan dari satu cangkir kopi mengandung
75 – 200 mg kafein, di mana dalam satu cangkir tersebut berpotensi meningkatkan
tekanan darah 5 -10 mmHg.
7. Stres
Hubungan antara stres dengan hipertensi diduga melalui aktivitas saraf
simpatis peningkatan saraf dapat menaikan tekanan darah secara intermiten (tidak
menentu). Stress yang berkepanjangan dapat mengakibatkan tekanan darah menetap
tinggi. Walaupun hal ini belum terbukti akan tetapi angka kejadian di masyarakat
perkotaan lebih tinggi dibandingkan dengan di pedesaan. Hal ini dapat dihubungkan
dengan pengaruh stress yang dialami kelompok masyarakat yang tinggal di kota
(Rohaendi, 2003). Menurut Anggraini (2009) mengatakan stres akan meningkatkan
resistensi pembuluh darah perifer dan curah jantung sehingga akan menstimulasi
aktivitas saraf simpatis. Adapun stres ini dapat berhubungan dengan pekerjaan, kelas
sosial, ekonomi, dan karakteristik personal
2.1.4 Penatalaksanaan
1. Pengobatan.
Pengobatannya meliputi :
a. Step 1 : Obat pilihan pertama : diuretika, beta blocker, Ca antagonis, ACE
inhibitor
b. Step 2 : alternatif yang bisa diberikan :
Dosis obat pertama dinaikan
Diganti jenis lain dari obat pilihan pertama
Ditambah obat jenis lain, dapat berupa diuretika , beta blocker, Ca
antagonis, Alpa blocker, clonidin, reserphin, vasodilator
c. Step 3 : alternatif yang bisa ditempuh
a. Obat ke-2 diganti
b. Ditambah obat ke-3 jenis lain
d. Step 4 : alternatifpemberian obatnya
Ditambah obat ke-3 dan ke-4
Re-evaluasi dan konsultasi
Menurut : Darmojo (2008), Pemakaian obat pada lanjut usia perlu dipikirkan
kemungkinan adanya :
Gangguan absorsbsi dalam alat pencernaan
Interaksi obat
Efek samping obat.
Gangguan akumulasi obat terutama obat-obat yang ekskresinya melalui
ginjal.
Pengobatan hipertensi menurut : Kowalski (2010) tiga hal evaluasi
menyeluruh terhadap kondisi penderita adalah :
Pola hidup dan indentifikasi ada tidaknya faktor resiko kardiovaskuler
Penyebab langsung hipertensi sekunder atau primer
Organ yang rusak karena hipertensi.
Melaksanakan terapi anti hipertensi perlu penetapan jadwal rutin harian
minum obat, hipertensi yang tidak terkontrol dapat menyebabkan stroke dan
serangan jantung. Mencatat obat-obatan yang diminum dan keefektifan
mendiskusikan informasi ini untuk tindak lanjut (Stoskslager, 2008).
Pengendalian tekanan darah dan efek samping minimal diperlukan terapi obat-
obatan sesuai, disertai perubahan pola hidup.
2. Non Farmakologi
Menurut Wahyudi (2008), hipertensi primer erat kaitannya dengan pola
hidup. Oleh karenanya, kunci pencegahan dan pengendalian hipertensi terletak
pada gaya hidup sehat, antara lain:
a. Pengaturan diet
NATRIUM
Natrium di dalam tubuh berfungsi seperti sponge guna menahan air dalam
tubuh. Namun, zat yang terdapat secara alami dalam berbagaai bahan makanan
itu, jika terlalu banyak dikonsumsi akan mengakibatkan volume darah membesar
yang akan mengakibatkan tekanan pada pembuluh darah (hipertensi). Kebutuhan
natrium tubuh telah terpenuhi dari makanan yang seimbang.Selain garam (yang
mengandung natrium paling tinggi), bahan makanan yang berasal dari hewan dan
tumbuhan pun banyak mengandung natrium. Namaun, bahan hewani lebih tinggi
kadar natriumnya ketimbang bahan makanan nabati. Penelitian membuktikan,
makanan yang menggunakan hanya sedikit garam akan mengurangi kejadian
hipertensi.
KALIUM
Suplements potasium 2-4 gram perhari dapat membantu penurunan tekanan
darah, Potasium umumnya bayak didapati pada beberapa buah-buahan dan
sayuran. Buah dan sayuran yang mengandung potasium dan baik untuk di
konsumsi penderita tekanan darah tinggi antara lain semangka, alpukat, melon,
buah pare, labu siam, bligo, labu parang/labu, mentimun, lidah buaya, seledri,
bawang dan bawang putih. Selain itu, makanan yang mengandung unsur omega-3
sagat dikenal efektif dalam membantu penurunan tekanan darah (hipertensi).
Pengaruh buruk kelebihan natrium dapat dinetralisir dengan tingginya asupan
kalium ke dalam tubuh. Jadi, bila Anda memiliki gejala hipertensi, dianjurkan untuk
banyak mengkonsumsi makanan tinggi kalium, seperti buah dan sayur.
KAFEIN
Penderita hipertensi yang terbiasa minum kopi dianjurkan untuk tidak mimun
kopi berlebihan, yaitu tidak lebih dari 2 cangkir kopi encer dalam sehari.
b. Pengendalian Berat Badan
Obesitas
Obesitas merupakan faktor risiko terjadinya hipertensi, meski tak semua orang
obesitas menderita hipertensi. Penurunan berat badan pada pasien hipertensi
dengan obesitas terbukti juga merupakan cara untuk menurunkan tekanan darah
Latihan Jasmani
Latihan jasmani yang teratur daapat menurunkan tekanan daraah, karena
selain dapat menurunkan berat badan, juga akan memancing timbulnya perasaan
santai.Dua metaanalisis menunjukkan keuntungan dari berolahraga: Jalan-jalan
dapat menurunkan tekanan darah ± 2 mm Hg, sementara latihan aerobik dapat
menurunkan tekanan darah sistolik ± 4 mm Hg dan diastolik ± 2 mm Hg. Oleh
karena itu, aktivitas fisik meningkat dari rendah menjadi sedang, antara 30-45
menit sebanyak >3x/hari penting sebagai pencegahan primer dari hipertensi.
Olah raga ternyata juga dihubungkan dengan pengobatan terhadap hipertensi.
Melalui olah raga yang isotonik dan teratur (aktivitas fisik aerobik selama 30-45
menit/hari) dapat menurunkan tahanan perifer yang akan menurunkan tekanan
darah.
c. Menanggulangi Stres
Stres adalah salah satu faktor risiko terjadinya hipertensi. Berbagai cara
seperti duduk berdiam diri, membaca, berkebun, meditasi, yoga, hipnotis, dan
melakukan hobi, dapat menjadi alternatif untuk menciptakan keadaan relaks.
d. Menghindari Rokok &Alkohol
Merokok, baik secara aktif maupun pasif dapat mempertinggi kejadian
hipertensi. Selain itu, alkohol juga dapat meningkatkan tekanan darah. Jadi, jika
tak ingin terserang hipertensi, kedua hal tersebut harus benar-benar dihindari.
e. Mengontrol tekanan Darah
Pada hipertensi lanjut usia, penurunan tekanan darah hendaknya
mempertimbangkan aliran darah ke otak, jantung dan ginjal. Penurunan tekanan
darah yang direkomendasikan untuk hipertensi lanjut usia adalah 20 mmHg dari
tekanan darah awal. Kontrol tekanan darah adalah dengan terapi farmakologis
yaitu dengan konsumsi rutin obat-obatan penurunan tekanan darah.
2.2 DIABETES MILITUS
2.2.1 Definisi Diabetes Mellitus
Istilah diabetes mellitus diperoleh dari bahasa Latin yang berasal dari kata
Yunani, yaitu diabetes yang berarti “mengalir terus” dan mellitus yang berarti “madu”.
Disebut diabetes karena selalu minum dalam jumlah banyak (polidipsi) yang
kemudian mengalir terus berupa urine yang banyak (poliuria). Disebut mellitus
karena sejumlah besar urine berkadar gula yang tinggi. Di Indonesia, dikenal dengan
nama kencing gula atau kencing manis karena urine penderita DM sering dikerumuni
semut karena tingginya kadar gula dalam urine (Wijayakusuma, 2004).
Diabetes mellitus merupakan penyakit kelainan metabolism yang
disebabkan kurangnya hormone insulin. Hormon insulin dihasilkan oleh sekelompok
sel β pancreas dan sangat berperan dalam metabolisme glukosa dalam sel tubuh.
Kadar glukosa yang tinggi dalam tubuh tidak bisa diserap semua dan tidak
mengalami metabolism dalam sel. Akibatnya seseorang akan kekurangan energy
sehingga mudah lelah dan berat badan terus turun. Kadar glukosa yang berlebih
tersebut dikeluarkan melalui ginjal dan dikeluarkan bersama urine. Gula memiliki
sifat menarik air sehingga menyebabkan seseorang banyak mengeluarkan urine dan
selalu merasa haus (Utami, 2004).
2.2.2 Klasifikasi Diabetes Mellitus
1. Diabetes Tipe I (IDDM)
Terdapat ketidakmampuan untuk menghasilkan insulin karena sel-sel beta
pankreas telah dihancurkan oleh proses autoimun. Glukosa yang berasal dari
makanan tidak dapat disimpan dalam hati meskipun tetap berada dalam darah dan
menimbulkan hiperglikemia postprandial (sesudah makan).Jika konsentrasi glukosa
dalam darah cukup tinggi, ginjal tidak dapat menyerap kembali semua glukosa yang
tersaring keluar akibatnya glukosa tersebut diekskresikan dalam urin (glukosuria).
Ekskresi ini akan disertai oleh pengeluaran cairan dan 2 elektrolit yang berlebihan,
keadaan ini dinamakan diuresis osmotik. Pasien mengalami peningkatan dalam
berkemih (poliuria) dan rasa haus (polidipsi).
2. Diabetes Tipe II (NIDDM)
Terdapat dua masalah utama yang berhubungan dengan insulin, yaitu:
resistensi insulin dan gangguan sekresi insulin. Normalnya insulin akan terikat dengan
reseptor khusus pada permukaan sel. Sebagai akibat terikatnya insulin dengan
reseptor tersebut, terjadi suatu rangkaian reaksi dalam metabolisme glukosa di dalam
sel. Resistensi insulin pada diabetes tipe II disertai dengan penurunan reaksi intrasel,
dengan demikian insulin menjadi tidak efektif untuk menstimulasi pengambilan glukosa
oleh jaringan.
Untuk mengatasi resistensi insulin dan mencegah terbentuknya glukosa dalam
darah harus terdapat peningkatan insulin yang disekresikan. Pada penderita toleransi
glukosa terganggu, keadaan ini terjadi akibat sekresi insulin yang berlebihan dan kadar
glukosa akan dipertahankan pada tingkat yang normal atau sedikit meningkat. Namun
jika sel-sel beta tidak mampu mengimbangi peningkatan kebutuhan akan insulin maka
kadar glukosa akan meningkat dan terjadi diabetes tipe II.
3. Diabetes tipe lain
Tipe ini disebabkan oleh berbagai kelainan genetik spesifik (kerusakan genetik
sel β pankreas dan kerja insulin), penyakit pada pankreas, obat-obatan, bahan kimia,
infeksi, dan lain-lain.
4. Diabetes Gestasional
Terjadi pada wanita yang tidak menderita diabetes sebelum kehamilannya.
Hiperglikemia terjadi selama kehamilan akibat sekresi hormone-hormon plasenta.
Sesudah melahirkan bayi, kadar glukosa darah pada wanita yang menderita diabetes
gestasional akan kembali normal. Pada DM dengan kehamilan, ada 2 kemungkinan
yang dialami oleh si Ibu:
Ibu tersebut memang telah menderita DM sejak sebelum hamil.
Si ibu mengalami/menderita DM saat hamil
2.2.3 Etiologi dan Faktor Risiko Diabetes Mellitus
Secara umum penyebab terjadinya DM tidak diketahui secara pasti,
namun dimungkinkan karena faktor :
1) Diabetes Mellitus tergantung insulin (DMTI)
a. Faktor genetik
Penderita diabetes tidak mewarisi diabetes tipe I itu sendiri tetapi mewarisi
suatu presdisposisi atau kecenderungan genetic kearah terjadinya diabetes tipe I.
Kecenderungan genetic ini ditentukan pada individu yang memililiki tipe antigen HLA
(Human Leucocyte Antigen) tertentu. HLA merupakan kumpulan gen yang
bertanggung jawab atas antigen tranplantasi dan proses imun lainnya.
b. Faktor imunologi
Pada diabetes tipe I terdapat bukti adanya suatu respon autoimun. Ini
merupakan respon abnormal dimana antibody terarah pada jaringan normal tubuh
dengan cara bereaksi terhadap jaringan tersebut yang dianggapnya seolah-olah
sebagai jaringan asing.
c. Faktor lingkungan
Faktor eksternal yang dapat memicu destruksi sel β pancreas, sebagai contoh
hasil penyelidikan menyatakan bahwa virus atau toksin tertentu dapat memicu proses
autuimun yang dapat menimbulkan destuksi sel β pankreas.
Virus dan Bakteri :
Virus penyebab DM adalah rubela, mumps, dan human coxsackievirus B4.
Melalui mekanisme infeksi sitolitik dalam sel beta, virus ini mengakibatkan destruksi
atau perusakan sel. Bisa juga, virus ini menyerang melalui reaksi otoimunitas yang
menyebabkan hilangnya otoimun dalam sel beta. Diabetes mellitus akibat bakteri
masih belum bisa dideteksi. Namun, para ahli kesehatan menduga bakteri cukup
berperan menyebabkan DM.
Bahan Toksik atau Beracun:
Bahan beracun yang mampu merusak sel beta secara langsung adalah alloxan,
pyrinuron (rodentisida), dan streptozoctin (produk dari sejenis jamur). Bahan lain
adalah sianida yang berasal dari singkong.
2) Diabetes Mellitus tak tergantung insulin (DMTTI)
Secara pasti penyebab dari DM tipe II ini belum diketahui, factor genetic
diperkirakan memegang peranan dalam proses terjadinya resistensi insulin. Diabetes
Mellitus tak tergantung insulin (DMTTI) penyakitnya mempunyai pola familiar yang
kuat. DMTTI ditandai dengan kelainan dalam sekresi insulin maupun dalam kerja
insulin. Pada awalnya tampak terdapat resistensi dari sel-sel sasaran terhadap kerja
insulin. Insulin mula-mula mengikat dirinya kepada reseptor-reseptor permukaan sel
tertentu, kemudian terjadi reaksi intraselluler yang meningkatkan transport glukosa
menembus membran sel. Pada pasien dengan DMTTI terdapat kelainan dalam
pengikatan insulin dengan reseptor.
Hal ini dapat disebabkan oleh berkurangnya jumlah tempat reseptor yang
responsif insulin pada membran sel. Akibatnya terjadi penggabungan abnormal antara
komplek reseptor insulin dengan system transport glukosa. Kadar glukosa normal
dapat dipertahankan dalam waktu yang cukup lama dan meningkatkan sekresi insulin,
tetapi pada akhirnya sekresi insulin yang beredar tidak lagi memadai untuk
mempertahankan euglikemia (Price,1995). Diabetes Mellitus tipe II disebut juga
Diabetes Mellitus tidak tergantung insulin (DMTTI) atau Non Insulin Dependent
Diabetes Mellitus (NIDDM) yang merupakan suatu kelompok heterogen bentuk-bentuk
Diabetes yang lebih ringan, terutama dijumpai pada orang dewasa, tetapi terkadang
dapat timbul pada masa kanak-kanak.
Faktor risiko yang berhubungan dengan proses terjadinya DM tipe II,
diantaranya adalah:
Usia ( resistensi insulin cenderung meningkat pada usia di atas 65 tahun)
Obesitas (dapat meningkatkan resistensi insulin dan kebanyakan pada obesitas tipe
apel)
Riwayat keluarga
Kelompok etnik (ras Hispanik dan penduduk asli Amerika >>)
Merokok merusak sel-sel endotel pembuluh darah
Gaya hidup (<< gerak/olahraga, diet yang salah)
Genetik pankreas mengeluarkan insulin yang berbeda.
3) Diabetes Melitus Tipe lain
Defek Genetik dari fungsi sel B
Defek genetik dari kerja insulin
Penyakit dari ensokrin pankreas
(Pankreatitis)
Endokrinopati (Acromegaly, Cushing
Syndrome)
Induksi obat-obatan dan bahan
kimia
Infeksi
Bentuk diabetik termediasi imun
yang tidak umum
Sindrom genetik yang berhubungan
dengan diabetes
4) Diabetes Gestasional
a. Umur >35 tahun
b. Multiparitas
c. Penderita gemuk (obesitas)
d. riwayat melahirkan anak lebih
besar dari 4000 g
e. Riwayat kehamilan : Sering
meninggal dalam rahim, Sering
mengalami lahir mati, Sering
mengalami keguguran
f. Hipertensi
g. Mempunyai riwayat diabetes
mellitus gestasional pada kehamilan
sebelumnya
h. Faktor autoimun setelah infeksi
mumps, rubella dan coxsakie B4.
i. Meningkatnya hormon antiinsulin
seperti GH, glukogen, ACTH, kortisol,
dan epineprin.
j. Obat-obatan.
Penyebab diabetes gestaional dianggap berhubungan dengan peningkatan
kebutuhan energy dan kadar estrogen serta hormone pertunbuhan yang terus menerus
tinggi saat kehamilan. Hormone pertumbuhan serta estrogen terus menstimulasi
pelepasan insulin berlebihan yang penurunan responsivitas seluler. Hormone
pertumbuhan juga memiliki beberapa efek anti-insulin, misalnya sebagai conto
perangsangan glikogeneolisis ( penguraian glikogen) dan stimulasi jaringan lemak
adipose (glukoneogenesis). Adinonektin, derifat protein plasma dari jaringan adipose,
berperan penting pada pengaturan konsentrasi insulin terhadap perubahan metabolism
glukosa dan hiperglikemia yang terlihat pada diabetes gestaional. Semua faktor ini
mungkin berperan menyebabkan hiperglikemia pada diabetes gestaional. Wanita yang
mengidap diabetes gestaional mungkin sudah memiliki gangguan subklinis
pengendalian glukosa bahkan sebelum diabetesnya muncul. (Smeltzer SC,2001;
Corwin EJ,2009; Hakimi H,dr, dkk,2001)
2.2.4 Manifestasi Klinis Diabetes Mellitus
Manifestasi klinis yang sering dijumpai antara lain:
1. Poliuria (pengeluaran urin berlabihan)
Disebabkan olah hiperglikemia sehingga guladarah melebihi ambang batas
ginjal dan terjadi dieresis osmotik.
2. Polidipsia (peningkatan rasa haus)
Akibat volume urin yang sangat besar dan keluarnya air yang sangat besar
menyebakandehidrasi eksternal. Dehidrasi internal mengikuti dehidtrasi eksternal
karena air intrasel akan berdifusi keluar sel mengikuti penurunan gradient.
Konsentrasi ke plasma yang hipertonik. Dehidrasi intasel merangsang
pengeluaran ADH (antidiuretik hormone) yang menyababkan rasa haus.
3. Polifagia (peningkatan rasa lapar)
Akibat gangguan penyimpanan glikogen dan deposit lemak, penderita menjadi
kurus sehingga mendorong banyak makan.
4. Asthenia (kurangnya energy)
Rasa lelah dan kelemasan otot akibat dari gangguan aliran darah pada
penderita diabetes lama. Katabolisma protein di otot dan ketidak mampuan
sebagian besar sel untuk menggunakan glukosa.
5. Peningkatan angka infeksi akibat penurunan protein sebagai bahan pembentuk
antibody, peningkatan konsentrasi glukosa di sekresi mucus, gangguan fungsi
imun, dan penurunan aliran darah pada penderita diabetes kronik.
6. Kelainan kulit: gatal-gatal, bisul. Biasanya terjadi didaerah ginjal, lipatan-lipatan
kulit akibat timbulnya jamur
7. Kesemutan, rasa baal akibat terjadinya neuropati
Pada penderita diabetes militus, degenerasi sel persarafan mengalami
gangguan akibat kekurangan bahan dasar utama yang berasal dari protein.
Akibatnya banyak sel persarafan terutama perifer mengalami kerusakan.
8. Luka atau bisul yang tidak sembuh – sembuh (respon penyembuhan luka yang
lama)
Proses penyembuhan luka membutuhkan bahan utamayang berasal dari
protein dan unsure makanan yang lain. Pada penderita DM, protein banyak
diformulasikan untuk energy sel sehingga bahan yang dipergunakan untuk
mengganti jaringan yang rusak mengalami gangguan. Selain itu, luka yang sulit
sembuh juga diakibatkan oleh pertumbuhan mikroorganisme yang cepat pada
penderita DM.
9. DM tipe 1 mungkin disertai rasa mual dan muntah yang berlebihan
Hal ini disebabkan oleh tingginya produksi keton. Keton merupakan produksi
sampinngan dari pemecahan lemak menjadi energy (glukoneogenisi). Pada DM
tipe 1 terjadi glukoneogenesis yang lebih tinggi daripada yang terjadi pada DM
tipe 2.
10. Gangguan ereksi : Kemampuan seksual menurun, bahkan impoten
2.2.5 Penatalaksanaan Medis Diabetes Mellitus
Dalam jangka pendek penatalaksanaan DM bertujuan untuk menghilangkan
keluhan/gejala DM. sedangkan tujuan jangka panjangnya adalah untuk mencegah
komplikasi. Tujuan tersebut dilaksanakan dengan cara menormalkan kadar glukosa,
lipid, dan insulin. Untuk mempermudah tercapainya tujuan tersebut kegiatan
dilaksanakan dalam bentuk pengelolaan asien secara holistik dan mengajarkan
kegiatan mandiri. Komponen dalam penatalaksanaan diabetes:
a. Diet
Pada konsensus Perkumpulan Endokrinologi Indonesia (PERKENI) telah
ditetapkan bahwa standar yang dianjurkan adalah santapan dengan komposisi
seimbang berupa karbohidrat (60-70%), protein (19-15%), dan lemak (29-25%).
Apabila diperlukan, santapan dengan komposisi karbohdrat sampai 70-75% juga
memberikan hasil yang baik, terutama untuk golongan ekonomi rendah. Jumlah kalori
disesuaikan dengan pertumbuhan, status gizi, umur, stress akut, dan kegiatan jasmani
untuk mencapai berat badan ideal.
Cara menghitung kalori pada pasien DM:
a. Tentukan terlebih dahulu berat badan ideal untuk mengetahui jumlah kalori
basal pasien diabetes melitus. Cara perhitungan menurut Bocca:
BB Ideal = (TB dalam cm – 100) – 10% kg
Pada laki-laki yang tingginya < 160 cm atau perempuan yang tingginya <
150 cm berlaku:
BB Ideal = (TB dalam cm – 100) x 1 kg
b. Kemudian hitung jumlah kalori yang dibutuhkan
Laki-laki = BB Ideal x 30
Perempuan = BB Ideal x 25
Kebutuhan kalori sebenarnya harus ditambah lagi sesuai dengan kegiatan
sehari-hari.
Suatu pegangan kasar dapat dibuat sebagai berikut:
a) Pasien kurus = 2.300-2.500 kkal
b) Pasien normal = 1.700-2.100 kkal
c) Pasien gemuk = 1.300-1.500 kkal
b. Latihan Jasmani
Dianjurkan latihan jasmani teratur, 3-4 kali tiap minggu selama ± 0,5 jam yang
sifatnya sesuai CRIPE (Cotinous Rhytmical, Interval, Progressive, Endurance
Training). Latihan yang dapat dijadikan pilihan adalah jalan kaki, jogging, lari, renang,
bersepeda, dan mendayung. Sedapat mungkin mencapai zona sasaran atau zona
latihan, yaitu 75-85% denyut nadi maksimal. Denyut nadi maksimal (DNM) dapat
dihitung dengan menggunakan formula berikut: DNM= 220 – umur (dalam tahun)
c. Terapi
Jika pasien telah melakukan pengaturan makan dan kegiatan jasmani yang
teratur tetapi kadar glukosa darahnya masih belum baik, dipertimbangkan pemakaian
obat berkhasiat hipoglikemik (oral/suntikan)
Sulfonilurea
Obat dolongan sulfonylurea bekerja dengan cara:
- Menstimulasi penglepasan insulin yang tersimpan
- Menurunkan ambang sekresi insulin
- Meningkatkan sekresi insulin sebagai akibat rangsangan glukosa
Obat golongan ini biasanya diberikan pada pasien dengan berat badan normal dan
masih bias dipakai pada pasien yang beratnya sedikit lebih.
Biguanid
Biguanid menurunkan kadar glukosa darah tapi tidak sampai di bawah normal.
Preparat yang ada dan aman adalah metformin. Obat ini dianjurkan untuk pasien
gemuk (IMT > 30) sebagai obat tunggal. Pada pasien dengan berat badan lebih
(IMT 27-30), dapat dikombinasi dengan obat golongan sulfonylurea.
Insulin sensitizing agent
Thoazolidinediones adalah golongan obat baru yang mempunyai efek farmakologi
meningkatkan sensitivitas insulin, sehingga bias mengatasi masalah resistensi
insulin dan sebagai masalah akibat resistensi insulin tanpa menyebabkan
hipoglikemia.
4. Insulin
Indikasi penggunaan insulin pada NIDDM adalah:
DM dengan berat badan menurun cepat / kurus
Ketoasidosis, asidosis laktat, dan koma hiperosmolar
DM yang mengalami stress berat (ineksi sistemik, operasi berat, dll)
DM dengan kehamilan DM / DM gestasional yang tidak terkendali dengan
perencanaan makan.
DM yang tidak berhasil dikelola dengan obat hipoglikemik oral dosis maksimal
atau ada kontraindikasi dengan obat tersebut.
Terdapat 4 buah insulin eksogen yang diproduksi dan dikategorikan
berdasarkan puncak dan jangka waktu efeknya. Berikut keterangannya:
o Insulin Eksogen kerja cepat.
Bentuknya berupa larutan jernih, mempunyai onset cepat dan durasi pendek.
Yang termasuk di sini adalah insulin regular (Crystal Zinc Insulin / CZI ). Saat ini
dikenal 2 macam insulin CZI, yaitu dalam bentuk asam dan netral. Preparat yang
ada antara lain : Actrapid, Velosulin, Semilente. Insulin jenis ini diberikan 30 menit
sebelum makan, mencapai puncak setelah 1– 3 macam dan efeknya dapat
bertahan samapai 8 jam.
a. Insulin Eksogen kerja sedang.
Bentuknya terlihat keruh karena berbentuk hablur-hablur kecil, dibuat
dengan menambahkan bahan yang dapat memperlama kerja obat dengan cara
memperlambat penyerapan insulin kedalam darah.
Yang dipakai saat ini adalah Netral Protamine Hegedorn (NPH),MonotardÒ,
InsulatardÒ. Jenis ini awal kerjanya adalah 1.5 – 2.5 jam. Puncaknya tercapai
dalam 4 – 15 jam dan efeknya dapat bertahan sampai dengan 24 jam.
Insulin Eksogen campur antara kerja cepat & kerja sedang (Insulin premix),
yaitu insulin yang mengandung insulin kerja cepat dan insulin kerja sedang. Insulin
ini mempunyai onset cepat dan durasi sedang (24 jam). Preparatnya: Mixtard 30 /
40
o Insulin Eksogen kerja panjang (lebih dari 24 jam).
Merupakan campuran dari insulin dan protamine, diabsorsi dengan lambat
dari tempat penyuntikan sehingga efek yang dirasakan cukup lam, yaitu sekitar 24
– 36 jam. Preparat: Protamine Zinc Insulin ( PZI ), Ultratard.
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA BINAAN
- FORMAT PENGKAJIAN KELUARGA
A. Data umum
1. Nama KK : Tn. S
2. Umur KK : 37 th
3. Alamat : Jl. Klampok kasri II D
4. No. Telephon : 089665533xxx
5. Pekerjaan : Swasta
6. Pendidikan : STM
7. Susunan Anggota Keluarga :
No Nama UmurSex(L/P)
Hub Dg KK
Gol. Darah
Pendidikan PekerjaanMasalah
Kesehatan
1 Ny. M 56 th P Mertua - TM. SD IRT Hipertensi
2 Ny. N 36 th P Istri - SMA Swasta -
3 An. Df 13 th P Anak - SMP - -
4 An. Dp 10 th L Anak - SD - Batuk - pilek
5 An. Dv 10 th L Anak - SD - -
6 An. Di 2 th L Anak - TK - Batuk
Genogram ( dibuat 3 generasi )
Keterangan :: Laki-laki : Perempuan : Tinggal dalam 1 rumah
X : meninggal
An. Dp (9 th)Batuk Pilek
An. Df (13 th)Sehat
An. Dv (9 th)Sehat
An. Di (9 th)Batuk
X X X
Ny. N (36 th)Sehat
Tn. S (37 th)Merokok
Ny. M (56 th)Hipertensi
8. Tipe Keluarga
Tipe keluarga besar (extended family) dimana keluarga terdiri dari nenek, anak,
menantu dan cucu.
9. Latar belakang kebudayaan (etnik)
Asal suku bangsa: Suku Jawa
Bahasa yang digunakan: Bahasa Jawa
Budaya yang berhubungan dg kesehatan: keluarga tidak memiliki
praktik kebudayaan tertentu terkait dengan kesehatan
Kebiasaan Diit: keluarga biasa mengkonsumsi makanan yang
berbumbu tajam dan asin, karena lebih nikmat.
10. Identifikasi religius
Agama : seluruh anggota keluarga beragama Islam, keluarga selalu
mengikuti kegiatan keagamaan seperti pengajian RT dan anak-anak
mengikuti pengajian sore.
Agama dan kepercayaan yang mempengaruhi kesehatan: Menurut keluarga,
sakit adalah cobaan dari Allah SWT maka jika saat sakit harus berobat dan
berdo’a meminta kesembuhan dan kesehatan.
11. Status kelas sosial ekonomi
Menurut Ny. M, Sumber penghasilan keluarga mengandalkan pada anak dan
menantunya sebagai pegawai swasta. Keluarga dapat memenuhi kebutuhan
sehari-hari walaupun dengan seadanya yang terpenting mampu
menyekolahkan anak.
Penghasilan: sebesar ± Rp 2.000.000,- perbulan
Harta benda yang dimiliki : perabot, transportasi, rumah yang ditempati
adalah pinjaman dari kenalan Ny. M dan tidak dipungut uang sewa
Status kelas social : Keluarga Sejahtera III yaitu dimana keluarga telah
memenuhi seluruh kebutuhan dasar (pangan, sandang, papan), kebutuhan
social psikologis (pendidikan, transportasi dan interaksi social) dan
perkembangan keluarga (menabung dan memperoleh informasi) namun
belum dapat memberikan sumbangan materi dan berperan aktif dalam
masyarakat
12. Mobilitas kelas sosial
Setelah menikah, Ny. M mencari nafkah dengan berjulan kue dan jajan anak-
anak sekolah. Setelah Ny. N dewasa dan menikah, maka sumber penghasilan
kini dari gaji Ny. N dan Tn. S sebagai pegawai swasta.
13. Aktivitas Rekreasi Keluarga
Keluarga jarang pergi untuk rekreasi ke suatu tempat, waktu luang hanya
digunakan untuk menonton TV dan berkumpul dengan keluarga.
B. Riwayat Keluarga dan Tahap Perkembangan
14. Tahap perkembangan keluarga saat ini
Keluarga berada pada tahap perkembangan keluarga dengan anak usia
sekolah dimana anak tertua dari Ny. N adalah An. Df (13 th) pendidikan SMP.
15. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
Tahapan perkembangan keluarga Tn. S ada yang belum terpenuhi yaitu
pendampingan belajar pada anak-anak kurang, karena menganggap anak-
anaknya sudah bisa belajar sendiri terutama yang SD, disamping itu kebutuhan
perawatan kesehatan yang terkait dengan pencegahan dan promosi kurang,
karena mengganggap tidak ada masalah kesehatan jika anggota keluarga nya
tidak sakit. Contohnya masalah batuk – pilek pada An. 2 dan An. 4 yang
dianggap merupakan hal yang biasa.
16. Riwayat keluarga inti
Tn. S dan Ny. N berasal dari suku yang sama yaitu Jawa, mereka saling kenal
ditempat kerja dan sempat berkenalan selama 1 tahun, kemudian memutuskan
untuk menikah. Tn. S dan Ny. N telah menikah selama 14 tahun dan di usia
pernikahan 1 tahun mulai memiliki anak pertama yaitu An. Df (13 th) dan
seterusnya. Sejak menikah keluarga Tn. S sudah menempati rumah yang
sekarang ditempati bersama Ny. M.
17. Riwayat keluarga asal
Keluarga Tn. S dan Ny. N berasal dari Suku Jawa, namun berbeda daerah.
Tn.S merupakan anak pertama dari 3 bersaudara, orang tua Tn. S telah
meninggal dunia karena usia tua. Sedangkan Ny. N merupakan anak kedua
dari 2 bersaudara, ayah dari Ny. N telah meninggal dunia karena usia tua dan
sekarang hanya ada ibu yaitu Ny. M yang sekarang menderita hipertensi dan
diabetes. Menurut Ny. M dalam keluarganya tidak ada yang menderita
hipertensi. Kedua orang tua Ny. M maupun suaminya meninggal diusia yang
sudah tua.
C. Data Lingkungan
18. Karakteristik rumah
Keadaan Rumah keluarga Tn S mempunyai ukuran 6 x 8 meter. Bentuk rumah
permanen, terdiri dari teras depan, 4 kamar tidur, 1 ruang tamu + ruang
keluarga, 1 ruang dapur dan WC. Keadaan lantai terbuat dari keramik
berwarna putih dengan keadaan tidak licin dan terlihat bersih. Ventilasi cukup
dan > 20 % dari luas lantai. Ventilasi berasal dari jendela yang dapat ditutup
dan dibuka sesuai dengan kebutuhan. Penerangan rumah Keluarga Tn. S
sangat baik, pada siang hari terkena sinar matahari dan pada malam hari lampu
terang. Terdapat banyak jendela yang tinggi dan lebar, pintu depan dan
samping selalu terbuka kecuali saat istirahat siang dan malam hari. Terdapat
taman disamping rumah untuk menjemur pakaian dan taman depan yang
dipenuhi pot bunga. Keluarga, Ny. M selalu menggunakan sumber air yang
berasal dari sumur gali, kondisi air memenuhi syarat kesehatan seperti tidak
berasa, tidak berbau dan tidak berwarna. Pembuangan kotoran disalurkan
melalui selokan terbuka yang berada disamping rumah. Kondisi jamban tipe
leher angsa artinya jamban yang digunakan posisi jongkok, keadaan cukup
tertata dan bersih, alat-alat untuk membersihkan lantai di jamban terbatas,
tetapi lantai dijamban tidak licin. Pengolahan sampah Keluarga Tn. S adalah
membuang sampah ke tempat sampah depan rumah yang akan diambil oleh
petugas kebersihan setiap harinya.
Denah rumah
7
5 10 8 meter
4
2
3
1
Keterangan :1 : Teras & taman depan2 : Ruang Tamu3,4,6,7 : Kamar Tidur5 : Ruang Keluarga8 : Dapur9 : Kamar Mandi10 : Taman samping /jemuran
9
6
8
6 meter
19. Karakteristik lingkungan tempat tinggal dan masyarakat
Lingkungan luar rumah tampak bersih, tidak ada sampah berserakan di
pekarangan rumah, lingkungan cukup luas, akses jalan menuju rumah masuk
gang yang cukup dilewati sepeda motor, termasuk tipe sub kota
(perkampungan), jalan besar di sekitar lingkungan sudah diaspal, pembuangan
sampah rata-rata di ambil petugas kebersihan setiap hari , pembuangan limbah
air ke sungai/selokan, tetangga kebanyakan berasal dari suku Jawa dan
Madura, akses ke warung/pertokoaan dan sekolah dasar dekat, akses ke
Puskesmas cukup dekat ±15-20 menit, akses transportasi umum menggunakan
becak dan angkot. Rata-rata penduduk terdiri dari anak-anak , keluarga lansia
dan dewasa. Jarak antara rumah Ny. N dengan tetangga saling berdekatan
karena termasuk rumah petak berjajar.
20. Mobilitas geografis keluarga
Keluarga Ny. M termasuk asli penduduk Gading Kasri sehingga ± 45 tahun
tinggal diwilayan tersebut. Selama ini tidak berpindah-pindah rumah sejak
menempati rumah tersebut karena merasa memiliki amanah untuk menjaga
rumah yang dipinjamkan. Alat transportasi yang digunakan keluarga Tn. S
adalah sepeda motor, angkutan umum dan sepeda.
21. Hubungan sosial keluarga dengan masyarakat
Keluarga selalu mengikuti kegiatan di lingkungan rumah terutama Ny. M karena
yang selalu ada dirumah. Ny. N dan Tn. S terkadang tidak ikut kegiatan warga
karena pulang kerja sampai sore. Hubungan dengan tetangga baik terbukti
dengan Ny. M selalu menyapa tetangganya jika keluar rumah dan anak-anak
selalu bermain bersama tetangganya.
D. Struktur Keluarga
22. Pola dan Komunikasi Keluarga
Bahasa yang digunakan dalam keluarga adalah bahasa Jawa, kelurga banyak
menggunakan bahasa verbal untuk mengekspresikan maksudnya, tetapi juga
mengunakan non verbal dengan diam dan pukulan tangan jika menyampaikan
kesalahan/larangan pada anak. Keluarga mengatakan Pola Komunikasi
Keluarga Ny.M terbuka dengan keluarga terbukti jika ada masalah di anggota
keluarga selalu diselesaikan dengan jalan musyawarah. Waktu yang digunakan
lebih banyak malam hari dan pagi hari sebelum berangkat kerja, semua
anggota kelurga dapat menerima dengan jelas komunikasi dalam kelurga
terbukti semua anggota kelurga patuh terhadap tugasnya masing-masing
23. Struktur Kekuatan
Pengambilan keputusan lebih banyak dilakukan oleh Ny. N terkait dengan
kebutuhan rumah tangga (sekolah anak, masakan, membayar listrik dan saku
anak) dan Ny. M mengatur pengasuhan anak-anak saat Ny. N dan Tn. S
bekerja. Meskipun begitu dalam mengambil keputusan yang sangat penting Tn.
S selalu dilibatkan seperti pembelian perabotan dan masalah anak-anak
disekolah.
24. Struktur Peran
- Tn. S sebagai suami dan ayah dari anak-anaknya, berperan sebagai pendidik,
pelindung, pencari nafkah dan pemberi rasa aman.
- Ny. N sebagai istri dan ibu bagi anak- anaknya, memiliki peran untuk mengurus
rumah tangga, pendidik dan pencari nafkah, merawat Ny.M jika kondisi sakit.
- Ny. M sebagai sebagai mertua, nenek dan ibu bagi Ny. N, berperan sebagai
pengurus rumah tangga, pendidik, pelindung dan mengasuh cucu-cucunya saat
Ny. N dan Tn. S bekerja. Ny. M merasa sedikit minder dengan tingkat
ekonominya yang rendah dan merasa bodoh karena tidak tamat SD. Jika ada
anggota keluarga yang sakit Ny. M lebih banyak berperan sebagai perawat dan
berusaha membawa ke Puskesmas atau Pustu jika perlu.
- An. Df, An. Dp, An. Dv, An. Di berperan menuntut ilmu dengan sekolah sesuai
dengan jenjang usia, disamping itu juga berperan membantu Ny. M untuk
mengurus rumah dan menjaga rumah.
25. Nilai-Nilai Keluarga
Nilai dan Norma yang ditanamkan dalam kelurga adalah kepatuhan terhadap
orang tua terutama kepada Ny. M (tidak boleh melawan perkataan dan perintah
orang tua), jika bepergian harus ijin dan mengucapkan salam. Norma agama
kurang ditanamkam pada anggota keluarga seperti ketaatan untuk sholat pada
anak-anak, serta dorongan untuk pendampingan belajar kurang, contohnya
anak-anak menyiapkan buku pelajaran sendiri dan jarang menanyakan apakah
ada PR atau ujian.
E. Fungsi Keluarga
26. Fungsi Afektif
Hubungan keluarga harmonis, belum pernah terjadi pertengkaran besar, anak-
anak dekat dengan orang tua, begitu juga kakak dengan adik-adiknya saling
menyayangi, seperti jika ada pelajaran yang tidak bisa terkadang kakak tertua
membantu adiknya, meskipun begitu kadang terjadi saling iri diantara anaknya
yang nomor 2 dan 3 karena usia mereka sama (kembar) dan terkadang suka
menjahili adiknya. Anak – anak Ny. N lebih sering menyampaikan isi
pemikirannya dan pendapat kepada Ny. M karena Ny. M yang selalu ada
dirumah dan jarang memarahi mereka jika mereka melakukan kesalahan kecil
seperti saling merebutkan menonton acara TV atau menjahili.
27. Fungsi Sosialisasi
Ny. N dan Tn. S selalu sibuk bekerja sehingga masalah membesarkan anak
dan bagaimana mendidik sosialisasi anak lebih dikontrol oleh Ny. M. Ny. M
tidak pernah membatasi anak-anak untuk bergaul dengan teman bermain di
rumah maupun disekolah, asalkan disaat ada masalah anak-anak harus
menceritakannya dan tidak mengambil cara kekerasan (bertengkar) untuk
mengatasinya. Anak-anak selalu diajarkan berbicara dan bertingkah laku sopan
pada tetangga dan saling menghargai perbedaan saat bermain dengan teman.
28. Fungsi Perawatan Kesehatan
- Menurut keluarga sehat adalah kondisi badan mampu beraktivitas dengan
normal (berjalan, memasak, membersihkan rumah dll). Sedangkan sakit
adalah cobaan dari Allah SWT maka jika saat sakit harus berobat dan
berdo’a meminta kesembuhan dan kesehatan.
- Selama ini keluarga telah berusaha untuk selalu menjaga kesehatan dengan
mengurangi konsumsi makanan tidak sehat mulai dari makanan berlemak
dan mengontrol jajan anak-anak.biasanya mereka makan 2-3x sehari
dengan nasi , sayur dan lauk pauk seadanya. Dalam keseharian Ny. M yang
selalu mengatur menu masakan harian dan pergi berbelanja, Karena Ny. M
ingin agar kesehatan keluarga terjamin dengan makanan yang sehat dan
bergizi meskipun murah.
- Kondisi rumah Ny. M terlihat bersih dan rapi. Keluarga mengatakan rumah
dibersihkan dan dirapikan setiap hari, jendela rumah selalu dibuka, sinar
matahari banyak masuk kedalam sehingga ruangan dalam rumah terkesan
terang, menguras bak mandi 1x/minggu, Tn S selalu merokok diluar rumah.
- Keluarga Ny. M terkadang menggunakan pengobatan herbal untuk
mengatasi penyakit dalam keluarganya seperti meminum jus mentimun dan
pare untuk mengatasi hipertensi dan DM. namun klien dan keluarga jarang
memeriksakan kesehatan diri ke pelayanan kesehatan disaat tidak ada
keluhan yang jelas tentang penyakit yang dirasakan oleh keluarga, seperti
batuk pilek anak-anak yang dirasa tidak mengganggu dan berbahaya,
namun jika batuk pilek dirasa semakin buruk maka keluarga pasti meminta
pertolongan ke pelayanan kesehatan seperti puskesmas atau pustu.
- Keluarga mengatakan kurang mengetahui tentang Hipertensi (pengertian,
gejala, penyebab, pencegahan dan pengobatan) dan menganggap batuk-
pilek adalah penyakit biasa, sehingga jika badan terasa lebih baik maka obat
tidak diminum lagi. Keluarga memiliki keputusan bahwa jika kondisi badan
semakin memburuk maka akan segera berobat ke puskesmas atau pustu,
dan berusaha untuk selalu mengikuti posyandu untuk menjaga kesehatan
Ny. M. Ny. M mengatakan bahwa menderita HT sejak 40 th lalu dan
terkadang lupa minum obat (Captopril 25 mg)
- Disaat ada anggota keluarga yang sakit maka Ny. M akan membeli obat di
warung. Sedangkan jika disaat Ny. M tidak enak badan, maka anak-anak
akan membantu Ny. M mengurus rumah dan terkadang ikut membantu
mengantarkan berobat. Keluarga Ny. M memiliki kartu Jamkesmas sebagai
sarana untuk mendapatkan pelayanan kesehatan secara gratis, sehingga
tidak ada masalah dalam anggaran kesehatan selama ini. Keluarga selalu
memanfaatkan pelayanan puskesmas atau pustu karena tidak memerlukan
biaya yang mahal.
29. Terapi Komplementer dan Alternatif
Terapi alternative yang pernah dijalani Ny. M adalah minum jus timun dan
makan seledri untuk mengatasi HT, namun tidak rutin hanya dilakukan jika
pada masa-masa sering pusing dan tidak enak badan.
30. Sumber Pembiayaan
Sumber pembiayaan keluarga Ny. M berasal dari gaji Ny. N dan Tn. S dan
keluarga memiliki kartu Jamkesmas sehingga mendapatkan pelayanan
kesehatan secara gratis.
F. Stress dan Koping Keluarga
31. Stressor jangka pendek
Ny. M mengatakan bahwa saat ini semakin sulit mengawasi anak-anak, karena
anak-anak semakin besar dan terkadang membandel jika diberikan nasehat
oleh Ny. M
32. Stressor jangka panjang
Ny. M merasa sudah semakin tua dan tidak lincah seperti dulu jadi takut tidak
bisa membantu anaknya (Ny. N) untuk mengawasi anak-anak dirumah,
terutama karena kakinya mulai sering merasa sakit hingga sulit digerakkan dan
sering merasa pusing.
33. Strategi koping keluarga
Anggota keluarga berperan sebagai peran masing-masing. Apabila ada
masalah dalam keluarga diselesaikan dan dimusyawarahkan bersama-sama.
Keluarga selalu mengatur pengeluaran dengan sehemat mungkin karena harus
mencukupi kebutuhan anak-anak untuk sekolah dan persiapan kondisi darurat
yang tiba-tiba.
34. Adaptasi keluarga
Keluarga tidak banyak melakukan usaha untuk masalah kesehatan Ny. M ,
keluarga hanya mampu membantu mengurangi pekerjaan rumah dan
menemani Ny. M untuk berobat.
G. Harapan Keluarga
Keluarga berharap dengan adanya kunjungan oleh tenaga kesehatan maka
keluarga dapat memperoleh informasi tentang kesehatan yang banyak dan dapat
diterapkan sebagai upaya untuk menjaga kesehatan seluruh anggota keluarga,
H. Pemeriksaan Fisik
NoJenis
pemeriksaan
Ny. M Tn. S Ny. N
1. TTV Tensi :Suhu :Nadi :Nafas :GDS :
180/100 mmhg36,57720179 mg/dL
180/110 mmhg36,78622-
170/100 mmhg36,58220-
2. Kulit, rambut dan kuku.I :P :P :A :
- kulit terlihat keriput dan sedikit kering & sedikit memar di kedua tangan
- rambut tersebar merata dan terdapat rambut putih atau uban
- kuku tangan terpotong rapi, namun kaki agak panjang
- CRT 2 detik
- Kulit berwarna kecoklatan dan agak sedikit kering.
- Penyebaran rambut merata, rambut berwarna hitam, lurus dan pendek.
- Kuku tangan dan kaki terpotong rapi.
- CRT < 2detik
- Kulit berwarna kuning langsat dan lembab.
- Penyebaran rambut merata, rambut berwarna hitam, gelombang dan terikat rapi.
- Kuku tangan dan kaki terpotong rapi.
- CRT < 2detik
3. Kepala, leherI :P :P :A :
- tidak terdapat pembesaran limfe, pembesaran tyroid, dan tidak ada nyeri telan.
- Lesi kepala dan leher (-)
- tidak terdapat pembesaran limfe, pembesaran tyroid, dan tidak ada nyeri telan.
- Lesi kepala dan leher (-)
- tidak terdapat pembesaran limfe, pembesaran tyroid, dan tidak ada nyeri telan.
- Lesi kepala dan leher (-)
4. Thoraks & paruI :P :P :
Paru-paru- Inspeksi: Pergerakan dinding dada
simetris- Palpasi: nyeri tekan (-)- Perkusi: sonor
Paru-paru- Inspeksi: Pergerakan dinding dada
simetris- Palpasi: nyeri tekan (-)- Perkusi: sonor
Paru-paru- Inspeksi: Pergerakan dinding dada
simetris- Palpasi: nyeri tekan (-)- Perkusi: sonor
A : - Auskultasi: Rhonchi (-), Wheezing (-), Vesikular (+)
Jantung- Inspeksi: Ictus cordis tidak tampak- Palpasi: Ictus cordis teraba di ICS
V midklavikula sinistra- Perkusi: Dullness- Auskultasi: S1 S2 tunggal
- Auskultasi: Rhonchi (-), Wheezing (-), Vesikular (+)
Jantung- Inspeksi: Ictus cordis tidak tampak- Palpasi: Ictus cordis teraba di ICS V
midklavikula sinistra- Perkusi: Dullness- Auskultasi: S1 S2 tunggal
- Auskultasi: Rhonchi (-), Wheezing (-), Vesikular (+)
Jantung- Inspeksi: Ictus cordis tidak tampak- Palpasi: Ictus cordis teraba di ICS V
midklavikula sinistra- Perkusi: Dullness- Auskultasi: S1 S2 tunggal
5. AbdomenI :P :P :A :
- Inspeksi: Bentuk agak buncit- Auskultasi: Bising
Usus: 12x/menit- Perkusi: Timpany- Palpasi: Nyeri tekan
(-)
- Inspeksi: Bentuk agak buncit- Auskultasi: Bising
Usus: 12x/menit- Perkusi: Timpany- Palpasi: Nyeri tekan (-)
- Inspeksi: Bentuk flat- Auskultasi: Bising
Usus: 12x/menit- Perkusi: Timpany- Palpasi: Nyeri tekan
(-)
6. Ekstre. atas + refleks fisiologisI :P :P :A :
Kekuatan otot: 4 4Pergerakan sendi: kurang bebas,
memar (+), kekakuan otot (-), edema (-), nyeri tekan (-), deformitas (-)
Kekuatan otot: 5 5Pergerakan sendi: bebas, lesi (-),
kekakuan otot (-), edema (-), nyeri tekan (-), deformitas (-)
Kekuatan otot: 5 5Pergerakan sendi: bebas, lesi (-),
kekakuan otot (-), edema (-), nyeri tekan (-), deformitas (-)
7. Ekstre. bawah + R.fisiologisI :P :P :A :
Kekuatan otot: 3 4Pergerakan sendi: kurang bebas, lesi (-), kekakuan otot (+), edema (-), nyeri tekan (-), deformitas (-)
Kekuatan otot: 5 5Pergerakan sendi: bebas, lesi (-), kekakuan otot (-), edema (-), nyeri tekan (-), deformitas (-)
Kekuatan otot: 5 5Pergerakan sendi: bebas, lesi (-), kekakuan otot (-), edema (-), nyeri tekan (-), deformitas (-)
No
Jenis pemeriksaan
An. Df An. Dp An. Dv An. Di
1. TTV BB :TB :Suhu :Nadi :Nafas :
42kg144cm368117
28kg136cm36, 87824
31kg138 cm36, 38422
13,5 kg91cm37, 29423
2. Kulit, rambut dan kuku.I :P :P :A :
- Kulit berwarna kuning langsat dan lembab.
- Penyebaran rambut merata, rambut berwarna hitam, gelombang dan terikat rapi.
- kuku tangan dan kaki terpotong rapi dan bersih
- CRT < 2detik
- Kulit berwarna kecoklatan dan lembab.
- Penyebaran rambut merata, rambut berwarna hitam, lurus dan pendek.
- kuku tangan dan kaki terpotong rapi dan sedikit kotor
- CRT < 2detik
- Kulit berwarna kecoklatan dan lembab.
- Penyebaran rambut merata, rambut berwarna hitam, lurus dan pendek.
- kuku tangan dan kaki terpotong rapi dan sedikit kotor
- CRT < 2detik
- Kulit berwarna kuning langsat dan lembab.
- Penyebaran rambut merata, rambut berwarna hitam, lurus dan pendek.
- kuku tangan dan kaki terpotong rapi dan sedikit kotor
- CRT < 2detik3. Kepala, leher
I :P :P :A :
- tidak terdapat pembesaran limfe, pembesaran tyroid, dan tidak ada nyeri telan.- Semua gigi bawah terlihat masih utuh dan bersih.- Lesi kepala dan leher (-)
- tidak terdapat pembesaran limfe, pembesaran tyroid, dan tidak ada nyeri telan.- Semua gigi bawah terlihat masih utuh dan bersih.- Lesi kepala dan leher (-)
- tidak terdapat pembesaran limfe, pembesaran tyroid, dan tidak ada nyeri telan.- Semua gigi bawah terlihat masih utuh dan bersih.- Lesi kepala dan leher (-)
- tidak terdapat pembesaran limfe, pembesaran tyroid, dan tidak ada nyeri telan.- Semua gigi bawah terlihat masih utuh dan bersih.- Lesi kepala dan leher (-)
4. Thoraks dan paruI :P :
Paru-paru- Inspeksi:
Pergerakan dinding dada simetris
Paru-paru- Inspeksi:
Pergerakan dinding dada simetris
Paru-paru- Inspeksi:
Pergerakan dinding dada simetris
Paru-paru- Inspeksi:
Pergerakan dinding dada simetris
P :A :
- Palpasi: nyeri tekan (-)- Perkusi:
sonor- Auskultasi:
Rhonchi (-), Wheezing (-), Vesikular (+)
Jantung- Inspeksi:
Ictus cordis tidak tampak- Palpasi:
Ictus cordis teraba di ICS V midklavikula sinistra
- Perkusi: Dullness
- Auskultasi: S1 S2 tunggal
- Palpasi: nyeri tekan (-)- Perkusi:
sonor- Auskultasi:
Rhonchi (-), Wheezing (-), Vesikular (+)
Jantung- Inspeksi:
Ictus cordis tidak tampak- Palpasi:
Ictus cordis teraba di ICS V midklavikula sinistra
- Perkusi: Dullness
- Auskultasi: S1 S2 tunggal
- Palpasi: nyeri tekan (-)- Perkusi: sonor- Auskultasi:
Rhonchi (-), Wheezing (-), Vesikular (+)
Jantung- Inspeksi: Ictus
cordis tidak tampak- Palpasi: Ictus
cordis teraba di ICS V midklavikula sinistra
- Perkusi: Dullness- Auskultasi: S1 S2 tunggal
- Palpasi: nyeri tekan (-)- Perkusi: sonor- Auskultasi:
Rhonchi (-), Wheezing (-), Vesikular (+)
Jantung- Inspeksi: Ictus
cordis tidak tampak- Palpasi: Ictus
cordis teraba di ICS V midklavikula sinistra
- Perkusi: Dullness
- Auskultasi: S1 S2 tunggal
5. AbdomenI :P :P :A :
- Inspeksi: Bentuk flat- Auskultasi:
Bising Usus: 12x/menit- Perkusi:
Timpany- Palpasi:
Nyeri tekan (-)
- Inspeksi: Bentuk flat- Auskultasi:
Bising Usus: 12x/menit- Perkusi:
Timpany- Palpasi:
Nyeri tekan (-)
- Inspeksi: Bentuk flat- Auskultasi: Bising
Usus: 12x/menit- Perkusi: Timpany- Palpasi: Nyeri
tekan (-)
- Inspeksi: Bentuk flat- Auskultasi:
Bising Usus: 12x/menit- Perkusi:
Timpany- Palpasi: Nyeri
tekan (-)6. Ekstremitas
atas + refleks fisiologisI : P : P : A :
Kekuatan otot: 5 5
Pergerakan sendi: bebas, lesi (-), kekakuan otot (-),
Kekuatan otot: 5 5
Pergerakan sendi: bebas, lesi (-), kekakuan otot (-),
Kekuatan otot: 5 5
Pergerakan sendi: bebas, lesi (-), kekakuan otot (-), edema (-),
Kekuatan otot: 5 5
Pergerakan sendi: bebas, lesi (-), kekakuan otot (-), edema
edema (-), nyeri tekan (-), deformitas (-)
edema (-), nyeri tekan (-), deformitas (-)
nyeri tekan (-), deformitas (-) (-), nyeri tekan (-), deformitas (-)
7. Ekstremitas bawah + refleks fisiologisI : P : P : A :
Kekuatan otot: 5 5Pergerakan sendi: bebas, lesi (-), kekakuan otot (-), edema (-), nyeri tekan (-), deformitas (-)
Kekuatan otot: 5 5Pergerakan sendi: bebas, lesi (-), kekakuan otot (-), edema (-), nyeri tekan (-), deformitas (-)
Kekuatan otot: 5 5Pergerakan sendi: bebas, lesi (-), kekakuan otot (-), edema (-), nyeri tekan (-), deformitas (-)
Kekuatan otot: 5 5Pergerakan sendi: bebas, lesi (-), kekakuan otot (-), edema (-), nyeri tekan (-), deformitas (-)
- ANALISA DATA
Data Masalah Keperawatan
Data Subyektif:
Ny. M mengatakan sudah menderita HT sejak berusia 40 th Ny. M mengatakan setiap bulannya selalu kontrol ke puskesmas, dan
selalu mendapat banyak obat Ny. M mengatakan klien terkadang lupa dan salah meminum obat
hipertensiData Obyektif:
Ny. M mendapat obat Captopril 25 mg diminum 1x sehari Saat pengkajian obat klien masih tersisa 4 tablet Captopril, namun tidak
terdapat etiket pada obat sehingga tidak dapat diketahui pasti anjuran minum obat dan waktu pemberian resep tersebut
TD Ny. M 180/100 mmHg GDS : 179 mg/dL
Ketidakefektifan Manajemen Regimen Terapeutik Keluarga b.d kerumitan regimen terapeutik pada keluarga Ny. M di RT 08 RW 02 Gadingkasri.
Data Subyektif:
Ny. M mengatakan sudah menderita HT sejak berusia 40 th Ny. M mengatakan kurang begitu mengetahui tentang penyakit
hipertensi, cara mengontrol hipertensi dan makanan yang boleh dimakan oleh hipertensi.
Ny. M mengatakan selalu mengurangi makanan berlemak dan bersantan, namun menyukai makanan asin dan mengkonsumsi kopi hitam 2x sehari
Data Obyektif:
Ny. M menunjukkan jumlah kopi (1 sdm) dan gula ( ½ sdm) yang biasanya dibuat, klien lebih menyukai kopi yang tidak terlalu manis.
Ny. M menunjukkan jumlah garam yang biasanya ditambahkan kedalam masakan (1 – 1 ½ sdm)
TD Ny. M 180/100 mmHg GDS : 179 mg/dL
Perilaku kesehatan cenderung beresiko b.d kurang pemahaman terhadap pengontrolan hipertensi dan gaya pola hidup penyandang hipertensi pada keluarga Ny. M di RT 08 RW 02 Gadingkasri.
- DIAGNOSA KEPERAWATAN
a. Ketidakefektifan Manajemen Regimen Terapeutik Keluarga b.d kerumitan
regimen terapeutik pada keluarga Ny. M di RT 08 RW 02 Gadingkasri.
KriteriaPerhitungan
Skor Pembenaran
Sifat Masalah : 3 3/3 x 1 =1
1 Aktual. Keadaan ini merupakan ancaman jika klien tidak mengkonsumsi obat dengan benar untuk manajemen penyakit karena bisa menyebabkan hipertensi semakin berat
dan kemungkinan dapat menimbulkan komplikasi
Kemungkinan masalah dapat diubah :
1 1/2 x 2 = 1
1 Sebagian. Manajemen dari pengobatan hipertensi adalah ketelatenan dan dukungan dari orang terdekat untuk selalu memotivasi penderita hipertensi.
Potensial masalah dapat dicegah :
2 3/3 x 1 = 1
1 Tinggi. Dengan motivasi dan pembenaran persepsi terkait konsumsi obat maka klien akan mengkonsumsi obatnya dengan teratur.
Menonjolnya masalah :
2 2/2 x 1 = 1
1 Masalah dirasakan dan harus segera ditangani. Karena jika tetap tidak rutin meminum obat maka ditakutkan akan menimbulkan komplikasi dari hipertensi.
Total 4
b. Perilaku kesehatan cenderung beresiko b.d kurang pemahaman terhadap
pengontrolan hipertensi dan gaya pola hidup penyandang hipertensi pada
keluarga Ny. M di RT 08 RW 02 Gadingkasri.
KriteriaPerhitungan
Skor Pembenaran
Sifat Masalah : 3 3/3 x 1 =1
1 Aktual. Keadaan ini merupakan ancaman jika klien dan keluarga tidak mempertahankan/meningkatkan upaya untuk manajemen penyakit karena bisa menyebabkan HT semakin berat dan kemungkinan dapat menimbulkan komplikasi
Kemungkinan masalah dapat diubah :
1 1/2 x 2 = 1
1 Sebagian. Manajemen dari modifikasi gaya hidup sehat hipertensi adalah kemauan, kesadaran dan dukungan dari orang terdekat untuk selalu memotivasi hidup sehat penderita .
Potensial masalah dapat dicegah :
2 2/3 x 1 = 2/3
2/3 Cukup. Pencegahan dapat dilakukan jika keluarga berkomitmen secara bersama-sama untuk berperilaku sehat.
Menonjolnya masalah :
2 2/2 x 1 = 1
1 Masalah dirasakan dan harus segera ditangani. Karena jika tetap tidak berperilaku tidah sehat maka ditakutkan akan memperparah hipertensi.
Total 3 2/3
Daftar Diagnosa berdasarkan prioritas
1) Ketidakefektifan Manajemen Regimen Terapeutik Keluarga b.d kerumitan
regimen terapeutik pada keluarga Ny. M di RT 08 RW 02 Gadingkasri.
2) Perilaku kesehatan cenderung beresiko b.d kurang pemahaman terhadap
pengontrolan hipertensi dan gaya pola hidup penyandang hipertensi pada
keluarga Ny. M di RT 08 RW 02 Gadingkasri.
- RENCANA INTERVENSI KEPERAWATAN KELUARGA
No
DX keperawatan
Tujuan Umum
Tujuan KhususKriteria Evaluasi
Rencana TindakanKriteria Standar
1 Ketidakefektifan manajemen regimen terapeutik keluarga b.d kerumitan regimen terapeutik pada keluarga Tn. S di RT 08 RW 02 Gadingkasri.
Keluarga memiliki manajemen kesehatan yang adaptif.
TUK 1 : Setelah dilakukan kunjungan rumah sebanyak 2x 30 menit, keluarga Tn.S mampu mengenal tentang :- Penyakit
Hipertensi (pengertian, penyebab, tanda dan gejala, pengobatan, dan komplikasi).
- Penyakit yang sedang dialami anggota keluarga.
Kognitif dan Afektif
Kogniti
1. Keluarga mampu mengenal - NOC : Knowledge :
disease process. Dengan indikator : a. Keluarga dapat
menjelaskan tentang pengertian hipertensi, penyebab, tanda gejala, pengobatan dan komplikasi dari hipertensi.
- NOC : Knowledge : Treatment regimen.
Dengan Indikator : a. Keluarga mampu
menjelaskan rasional dari pengobatan hipertensi
b. Keluarga mampu menjelaskan tentang regimen medikasi.
2. Keluarga mampu
1. Keluarga mampu mengenal 1.1 Teaching: Desease Process- Nilai tingkat pengetahuan klien tentang penyakit
hipertensi- jelaskan pengertian hipertensi, penyebab, tanda
gejala, pengobatan dan komplikasi dari hipertensi. - diskusikan dengan klien apa yang telah dilakukan
untuk mengelola gejala yang penyakit yang di alami.- identifikasi perubahan kondisi klien- jelaskan pada klien jika ada tanda dan gejala yang
lebih parah untuk melaporkan kepada penyedia layanan kesehatan.
1.2 Teaching : prescribed medication- kaji riwayat pengobatan masa lalu yang berkaitan
dengan kondisi saat ini- kaji perawatan terapi saat ini untuk masalah
kesehatan yang dihadapi.- diskusikan pilihan terapi atau pilihan pengobatan - diskusikan mengenai dampak ketidakpatuhan dalam
pengobatan.- identifikasi perawatan non farmakologis (seperti
olahraga, diit) yang di indikasikan untuk masalah kesehatan saat ini.
TUK 2 : setelah dilakukan kunjungan keluarga sebanyak 1 x 30 menit keluarga dapat mengambil keputusan untuk mengatasi manajemen kesehatan didalam keluarganya
TUK 3 : setelah kunjungan keluarga sebanyak 2x 30 menit keluarga dapat menunjukan perilaku yang adaptif dalam merawat anggota keluarga
f dan Afektif
Afektif dan Psikomotor
memutuskan - NOC : Knowledge:
Treatment Management
Dengan Indikator : keluarga dapat mengambil keputusan dan menentukan pilihan untuk menangani masalah kesehatan hipertensi (mengkonsumsi obat sesuai resep dokter)
3. Keluarga mampu merawat
- NOC : Knowledge : Hypertension Management
Dengan Indikator : Keluarga dapat
membantu merawat dengan mengontrol tekanan darah dan keteraturan minum obat
2. Keluarga mampu memutuskan 2.1 Commendation - Bantu individu untuk mewujudkan kekuatan pribadi,
dan kemampuan mereka.- Bina hubungan kolaboratif dengan individu atau
keluarga- Beri umpan balik positif untuk mendorong dan
mempertahankan perilaku yang baru, yaitu konsumsi obat sesuai resep dokter dengan rutin.
- fasilitasi dan motivasi untuk melanjutkan perubahan perilaku agar di tingkatkan untuk mencapai tujuan utama
- beri pujian pada keluarga dan individu atas apa yang sudah dilakukan.
3. Keluarga mampu merawat3.1 Teaching : prescribed medication- ajarkan kepada keluarga tujuan dari pengobatan- Beri informasi ke keluarga tentang regimen obat
yang telah diresepkan- ajarkan klien/keluarga tentang metode pemberian
obat - ajarkan kepada keluarga kepada pasien tentang
kemungkinan efek samping dari obat- ajarkan kepada keluarga tentang efek terapeutik.- ajarkan kepada keluarga kepada klien konsekuensi
jika tidak memakan obat
TUK 4 : setelah kunjungan keluarga 2 x 30 menit keluarga mampu memodifikasi lingkungan
Afektif dan Psikomotor
4. Keluarga mampu memodifikasi lingkungan
- NOC : Knowledge : Hypertension Management
Dengan indikator : Keluarga melakukan modifikasi dalam pelaksanaan diet hipertensi .
3.2 Vital sign Monitoring- monitor tekanan darah minimal 1 bulan sekali- monitor tekanan darah setelah klien minum obat- catat kecenderungan dan fluktuasi tekanan
darah- identifikasi kemungkinan penyebab perubahan
TTV
4. Keluarga mampu memodifikasi lingkungan4.1 Nutritional Counseling- Berikan modifikasi diet sesuai dengan kebutuhan :
pengaturan BB, pembatasan natrium, penurunan kolesterol dan konsumsi tinggi kalium & antioksidan
- Diskusikan tentang pilihan dan persepsi klien mengenai diet yang dianjurkan
- Tentukan sikap dan keyakinan keluarga yang signifikan tentang perubahan nutrisi yang dibutuhkan klien.
- Evaluasi kemajuan tujuan modifikasi diet secara berkala.
- Bantu klien dalam menyatakan perasaan dan kekhawatiran tentang pencapaian tujuan yang disepakati
4.2 Nutrition Therapy- Kaji jenis makanan yang dapat menyebabkan alergi
pada klien- Anjurkan memakai bumbu dapur untuk alternative
pengganti garam
TUK 5 : Setelah kunjungan keluarga 1 x 30 menit, keluarga dapat mempertahankan penggunaan fasilitas kesehatan
Afektif dan Psikomotor
5. Keluarga mampu mempertahankan penggunaan layanan kesehatan
- NOC : Knowledge : Health Resources
Dengan indikator : Mampu berkoordinasi
atau menggunakan sumber perawatan kesehatan.
- Diskusikan bersama klien dan keluarga tentang jenis makanan yang akan dipilih sesuai jenis diet (rendah natrium dan tinggi kalium)
- Dampingi keluarga dalam pembuatan daftar dan jadwal pelaksanaan program diet
5. Keluarga mampu mempertahankan penggunaan layanan kesehatan5.1 admission care- Menentukan pilihan untuk mendatangi pelayanan
kesehatan- Mengkaji kemampuan keluarga dalam mengakses
pelayanan kesehatan- Beri informasi kepada klien tentang pentingnya akses
kepelayanan kesehatan- Beri pujian dan dukungan kepada keluarga terhadap
upaya akses kepelayanan kesehatan sebelumnya.2 Perilaku
kesehatan cenderung beresiko b.d kurang pemahaman terhadap pengontrolan hipertensi dan gaya pola hidup penyandang
Klien dan keluarga dapat melakukan upaya perubahan perilaku beresiko (melaksanakan diet hipertensi, mengurangi
TUK 1 : Setelah dilakukan kunjungan rumah sebanyak 2x 30 menit, keluarga Tn.S mampu mengenal tentang :- Penyakit
Hipertensi (penyebab, tanda dan
Kognitif dan Afektif
1. Keluarga mampu mengenal - NOC : Knowledge :
Hypertension Management.
Dengan Indikator : Keluarga mampu
mengenal jenis makanan yang harus dihindari dan makanan yang disarankan dalam diet
1. Keluarga mampu mengenal 1.1 Teaching: Desease Process- jelaskan penyebab, tanda gejala dari hipertensi. - Diskusikan perilaku beresiko yang sering dilakukan
keluarga- diskusikan dengan klien apa yang telah dilakukan
untuk mengelola gejala yang penyakit yang di alami.
1.2 Teaching: Prescribed Diet- Nilai tingkat pengetahuan klien dan keluarga tentang
diet bagi penderita HT- Jelaskan kepada klien dan keluarga tentang tujuan
hipertensi pada keluarga Ny. M di RT 08 RW 02 Gadingkasri.
konsumsi kopi, menjaga kelembaban kulit kaki dan tangan)
gejala).- Perilaku
beresiko yang biasa dilakukan oleh keluarga keluarga.
TUK 2 : setelah dilakukan kunjungan keluarga sebanyak 2 x 30 menit keluarga dapat mengambil keputusan untuk mengatasi manajemen kesehatan
Kognitif dan Afektif
hipertensi
2. Keluarga mampu memutuskan - NOC : Knowledge :
Hypertension Management.
Dengan Indikator : keluarga dapat mengambil keputusan dan menentukan pilihan untuk menangani masalah kesehatan hipertensi (mengurangi makanan asin, mengurangi minum kopi, sering berolah raga)
diet- Ajarkan kepada klien dan keluarga bagaimana cara
mengatur diet pada penderita HT- Anjurkan kepada klien untuk selalu mematuhi diet
2. Keluarga mampu memutuskan 2.1 Nutritional Counseling- Berikan modifikasi diet sesuai dengan kebutuhan :
pengaturan BB, pembatasan natrium, penurunan kolesterol dan konsumsi tinggi kalium & antioksidan
- Diskusikan tentang pilihan dan persepsi klien mengenai diet yang dianjurkan
- Tentukan sikap dan keyakinan keluarga yang signifikan tentang perubahan nutrisi yang dibutuhkan klien.
- Evaluasi kemajuan tujuan modifikasi diet secara berkala.
- Bantu klien dalam menyatakan perasaan dan kekhawatiran tentang pencapaian tujuan yang disepakati
2.2 Exercise Promotion- Diskusikan manfaat kesehatan dan efek fisiologis
dari latihan fisik yang dilakukan- Ajarkan keluarga tentang jenis latihan fisik yang
sesuai dengan usia dan penyakit yang dialami- Diskusikan tentang frekuensi, durasi dan intensitas
program latihan yang diinginkan- Motivasi keluarga untuk memulai dan melanjutkan
didalam keluarganya
TUK 3 : setelah kunjungan keluarga sebanyak 2x 30 menit keluarga dapat menunjukan perilaku yang adaptif dalam merawat anggota keluarga
TUK 4 : setelah kunjungan keluarga 1 x 30 menit keluarga mampu memodifikasi lingkungan
Afektif dan Psikomotor
Afektif dan Psikomotor
3. Keluarga mampu merawat
- NOC : Knowledge : Hypertension Management
Dengan Indikator : Keluarga dapat
membantu memantau tanda bahaya perubahan TTV yang drastic dan efek samping dari pengobatan.
4. Keluarga mampu memodifikasi lingkungan
- NOC : Knowledge : Hypertension Management
Dengan indikator : Keluarga melakukan
latihan- Kolaborasikan latihan bersama klien dan keluarga
3. Keluarga mampu merawat 3.1 Vital sign Monitoring- monitor tekanan darah minimal 1 bulan sekali- monitor tekanan darah setelah klien minum obat- catat kecenderungan dan fluktuasi tekanan
darah- identifikasi kemungkinan penyebab perubahan
TTV
3.2 Teaching : prescribed medication- Beri informasi ke keluarga tentang regimen obat
yang telah diresepkan- ajarkan klien/keluarga tentang metode pemberian
obat - ajarkan kepada keluarga kepada pasien tentang
kemungkinan efek samping dari obat- ajarkan kepada keluarga tentang efek terapeutik- anjurkan keluarga untuk segera menuju peayanan
kesehatan jika muncul tanda efek samping obat.
4. Keluarga mampu memodifikasi lingkungan4.1 Anger Control Assistance- diskusikan dengan keluarga penyebab kemarahan
klien- diskusikan perilaku yang biasa dilakukan untuk
mengatasi kemarahan
TUK 5 : Setelah kunjungan keluarga 1 x 30 menit, keluarga dapat mempertahankan penggunaan fasilitas kesehatan
Afektif dan Psikomotor
modifikasi dalam mengatasi kondisi yang memicu stes
5. Keluarga mampu mempertahankan penggunaan layanan kesehatan
- NOC : Knowledge : Health Resources
Dengan indikator : Mampu berkoordinasi
atau menggunakan sumber perawatan kesehatan.
- informasikan tentang dampak kebiasaan timbulnya amarah dan stres berlebihan terhadap penyakit yang dimiliki
- anjurkan keluarga untuk ambil peran dalam membangun lingkungan yang lebih tenang agar tidak meningkatkan stressor pada klien
5. Keluarga mampu mempertahankan penggunaan layanan kesehatan5.1 admission care- Menentukan pilihan untuk mendatangi pelayanan
kesehatan- Mengkaji kemampuan keluarga dalam mengakses
pelayanan kesehatan- Beri informasi kepada klien tentang pentingnya akses
kepelayanan kesehatan- Anjurkan keluarga untuk berkonsultasi mengenai diet
hipertensi pada ahli gizi- Beri pujian dan dukungan kepada keluarga terhadap
upaya akses kepelayanan kesehatan sebelumnya.
CATATAN PERKEMBANGAN
NoDiagnosa
KeperawatanImplementasi Evaluasi Tgl/ TT
1 1, 2 TUK 1 : Keluarga mampu mengenalTeaching: Desease Process- Menilai tingkat pengetahuan klien
tentang penyakit hipertensi- Menjelaskan pengertian hipertensi,
penyebab, tanda gejala, pengobatan dan komplikasi dari hipertensi.
- Mendiskusikan dengan klien apa yang telah dilakukan untuk mengelola gejala yang penyakit yang di alami.
- Mengidentifikasi perubahan kondisi klien
- Menjelaskan pada klien jika ada tanda dan gejala yang lebih parah untuk melaporkan kepada penyedia layanan kesehatan.
Teaching : prescribed medication- Mengkaji riwayat pengobatan masa
lalu yang berkaitan dengan kondisi saat ini- Mengkaji perawatan terapi saat ini
untuk masalah kesehatan yang dihadapi.- Mendiskusikan pilihan terapi atau
pilihan pengobatan - Mendiskusikan mengenai dampak
ketidakpatuhan dalam pengobatan.- Mengidentifikasi perawatan non
farmakologis (seperti olahraga, diit) yang di indikasikan untuk masalah kesehatan saat ini.
S : - klien mengatakan bahwa
paham tentang gejala dan penyebab HT, cara pengobatan dan komplikasi yang dapat timbul.
- Klien paham dampak yang timbul jika tidak rutin minum obat, namun klien malas minum obat karena jadi sering BAK
- Klien ingin mencoba terapi non-farmakologi yang disarankan
O : kesadaran komposmentis, TD: 170/90 mmHg, RR: 20x/m, keluarga menerima kedatangan petugas dirumahnya dan antusias selama berdiskusi
A : masalah pemahaman teori HT teratasi, masalah kepatuhan minum obat belum teratasi
P : lanjutkan intervensi untuk kepatuhan minum obat
Sabtu, 27 Juni 2015
2 1, 2 TUK 1 : Keluarga mampu mengenalTeaching: Prescribed Diet- Menilai tingkat pengetahuan klien
dan keluarga tentang diet bagi penderita HT
- Menjelaskan kepada klien dan keluarga tentang tujuan diet
S : - klien mengatakan bahwa
paham tentang manfaat diet hipertensi dengan selalu menghindari konsumsi makanan asin dan bersantan, namun
Selasa, 7 Juli 2015
- Mengajarkan kepada klien dan keluarga bagaimana cara mengatur diet pada penderita HT
- Menganjurkan kepada klien untuk selalu mematuhi diet
TUK 2 : Keluarga mampu memutuskanCommendation - Membantu individu untuk
mewujudkan kekuatan pribadi, dan kemampuan mereka.
- Membina hubungan kolaboratif dengan individu atau keluarga
- Memberi umpan balik positif untuk mendorong dan mempertahankan perilaku yang baru, yaitu konsumsi obat sesuai resep dokter dengan rutin.
- Memfasilitasi dan motivasi untuk melanjutkan perubahan perilaku agar di tingkatkan untuk mencapai tujuan utama
- Memberi pujian pada keluarga dan individu atas apa yang sudah dilakukan.
keluarga merasa tidak nafsu makan jika maskan tidak terasa asin dan berbumbu tajam
- klien merasa takut jika dampak minum obat sampai mengakibatkan komplikasi, klien mau minum obat lebih rutin & mencoba diet hipertensi
O : kesadaran komposmentis, TD: 170/100 mmHg, RR: 20x/m, keluarga menerima kedatangan petugas dirumahnya dan antusias selama berdiskusi
A : masalah kepatuhan minum obat teratasi
P : hentikan intervensi.
3 1, 2 TUK 2 : Keluarga mampu memutuskanExercise Promotion- Mendiskusikan manfaat kesehatan
dan efek fisiologis dari latihan fisik yang dilakukan
- Mengajarkan keluarga tentang jenis latihan fisik yang sesuai dengan usia dan penyakit yang dialami
- Mendiskusikan tentang frekuensi, durasi dan intensitas program latihan yang diinginkan
- Memotivasi keluarga untuk memulai dan melanjutkan latihan
- Mengkolaborasikan latihan bersama klien dan keluarga
S : - klien mengatakan selama
ini malas olahraga karena tidak mampu berjalan jauh.
- Klien mau mencoba jenis olahraga yang diajarkan (senam kaki dan relaksasi otot progresif)
- Klien dan keluarga paham tanda gejala perubahan TTV pada klien (pusing berat, mimisan, pingsan dll) dan bersedia mencari bantuan ke pelayanan kesehatan.
- Klien mengatakan selalu rutin mengecek tekanan
Minggu, 12 Juli 2015
TUK 3 : Keluarga mampu merawatVital sign Monitoring- Memonitor tekanan darah minimal 1
bulan sekali- Memonitor tekanan darah setelah
klien minum obat- Mencatat kecenderungan dan
fluktuasi tekanan darah- Mengidentifikasi kemungkinan
penyebab perubahan TTV
darah di posyandu
O : kesadaran komposmentis, TD: 170/100 mmHg, RR: 20x/m, keluarga menerima kedatangan petugas dirumahnya dan antusias selama berdiskusi
A : masalah teratasi
P : hentikan intervensi4 1, 2 TUK 2 : Keluarga mampu memutuskan
TUK 4 : Keluarga mampu memodifikasi lingkunganNutritional Counseling- Memberikan modifikasi diet sesuai
dengan kebutuhan : pengaturan BB, pembatasan natrium, penurunan kolesterol dan konsumsi tinggi kalium & antioksidan
- Mendiskusikan tentang pilihan dan persepsi klien mengenai diet yang dianjurkan
- Menentukan sikap dan keyakinan keluarga yang signifikan tentang perubahan nutrisi yang dibutuhkan klien.
- Mengevaluasi kemajuan tujuan modifikasi diet secara berkala.
- Membantu klien dalam menyatakan perasaan dan kekhawatiran tentang pencapaian tujuan yang disepakati
Nutrition Therapy- Mengaji jenis makanan yang dapat
menyebabkan alergi pada klien- Menganjurkan memakai bumbu
dapur untuk alternative pengganti garam
- Mendiskusikan bersama klien dan keluarga tentang jenis makanan yang akan dipilih sesuai jenis diet (rendah
S : - klien mengatakan selama
ini paham untuk harus menghindari makanan asin dan bersantan, tapi keluarga dan klien tidak nafsu makan jika masakan tidak terasa asin.
- Klien dan keluarga mengatakan sanggup mengurangi pemakaian garam dengan mengurangi sedikit-sedikit tiap harinya agar mudah terbiasa.
- Klien mengatakan biasanya minum kopi kental hitam 2x sehari, setelah mengetahui akibat minum kopi pada HT maka klien mau mencoba mengurangi dengan minum 1 gelas dibagi 2 (diminum 2x sehari)
O : kesadaran komposmentis, TD: 190/100 mmHg, RR: 20x/m, keluarga menerima kedatangan petugas dirumahnya dan antusias selama berdiskusi
Minggu, 26 Juli 2015
natrium dan tinggi kalium)- Mendampingi keluarga dalam
pembuatan daftar dan jadwal pelaksanaan program diet
A : masalah teratasi
P : hentikan intervensi
5 1, 2 TUK 5 : Keluarga mampu mempertahankan penggunaan layanan kesehatan
Admission Care- Menentukan pilihan untuk mendatangi
pelayanan kesehatan- Mengkaji kemampuan keluarga dalam
mengakses pelayanan kesehatan- Memberi informasi kepada klien
tentang pentingnya akses kepelayanan kesehatan
- Memberi pujian dan dukungan kepada keluarga terhadap upaya akses kepelayanan kesehatan sebelumnya.
TUK 4 : Keluarga mampu memodifikasi lingkunganAnger Control Assistance- Mendiskusikan dengan keluarga
penyebab kemarahan klien- Mendiskusikan perilaku yang biasa
dilakukan untuk mengatasi kemarahan
- Menginformasikan tentang dampak kebiasaan timbulnya amarah dan stres berlebihan terhadap penyakit yang dimiliki
- Menganjurkan keluarga untuk ambil peran dalam membangun lingkungan yang lebih tenang agar tidak meningkatkan stressor pada klien
S : - klien mengatakan malas ke
PKM karena tidak ada yang menggantikan menjaga rumah dan cucunya.
- Klien mau berusaha mencocokan jadwal jam kerja ankanya agar ada yang gantian menjaga cucunya atau yang mengantar ke PKM
- Keluarga setuju untuk berusaha mengurangi stresor dilingkungan rumah (anak-anak berjanji menuruti Ny.M dan tidak akan saling bertengkar)
O : kesadaran komposmentis, TD: 190/90 mmHg, RR: 20x/m, keluarga menerima kedatangan petugas dirumahnya dan antusias selama berdiskusi
A : masalah teratasi
P : hentikan intervensi
Sabtu, 1 Agustus 2015
- EVALUASI AKHIR/TERMINASI
KRITERIA KEMANDIRIAN KELUARGA
Kesimpulan
1. Menerima petugas puskesmas
2. Menerima yankes sesuai rencana
3. Menyatakan maslaah kesehatan secara benar
4. Memanfaatkan faskes sesuai anjuran
5. Melaksanakan perawatan sederhana sesuai
anjuran
6. Melaksanakan tindakan pencegahan secara
aktif
7. Melaksanakan tindakan promotif secara aktif
□ Kemandirian I : Jika
memenuhi kriteria 1&2
□ Kemandirian II : jika
memenuhi kriteria 1 s.d 5
□ Kemandirian III : jika
memenuhi kriteria 1 s.d 6
□ Kemandirian IV : Jika
memenuhi kriteria 1 s.d 7
DOKUMENTASI
FORMAT ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA RESUME 1
1. Pengkajian
1. Nama KK : Tn. K
2. Umur KK : 60 th
3. Alamat : Jl. Klampok Kasri 2 no. 215
4. No. Telephon : 085655509xxx
5. Pekerjaan : Swasta
6. Pendidikan : SMP
7. Susunan Anggota Keluarga :
No Nama UmurSex
(L/P)
Hub
Dg KK
Gol
DarahPendidikan Pekerjaan
Masalah
Kesehatan
1 Ny. N 52 th P Istri O S1 Tidak bekerja Hipertensi & DM
2 Tn. Ku 28 th L Anak O S1 Swasta -
3 Tn. R 26 th L Anak O S1 Swasta -
4 Ny. Ra 24 th P Anak O S1 Swasta -
Genogram ( dibuat 3 generasi )
2. Analisa Data
DataMasalah
Keperawatan
Data Subyektif: Ny. K menderita hipertensi sekitar 10 th lalu dan DM sekitar 2 th yang lalu Klien selalu rutin kontrol ke RS. Panti Nirmala tiap bulannya, dan sudah
sangat cocok dengan kualitas pelayanan dan obat yang didapat. Klien mengatakan bahwa setiap kali berobat mendapatkan banyak obat
dan paham bagaimana aturan minumnya dan selalu rutin diminum. Jika obat habis maka klien selau kontrol ke RS atau membeli di apotik
sesuai resep dokter. Klien mengatakan rutin mengikuti posyandu lansia dan hasil pengukuran
TD biasanya terkontrol dan jarang tinggi (± 130/90 mmHg). Klien tidak suka minum jamu atau obat alternatif yang tidak pasti dan
hanya mau minum obat rutin dan menjaga pola diet HT & DM yang sudah disarankan PS. PN.
Klien ingin lebih mampu mengontrol penyakit HT & DM agar tidak semakin
Kesiapan Meningkatkan Manajemen Kesehatan Keluarga pada keluarga Tn.K di RT 08 RW 02 Gadingkasri.
Keterangan :: Laki-laki : Perempuan : Tinggal dalam 1 rumah
X : meninggal
Ny. N (52 th)Hipertensi &
DM
Tn. K (60 th)Merokok
Tn. K (28 th)Sehat
Tn. R (26 th)Sehat
Tn. Ra (24 th)Sehat
X X
parah dan mengarah ke komplikasi Data Obyektif:
Tekanan darah Ny. N 130/90 mmHg Gula darah sewaktu 163 mg/dL dan GDP 130 mg/Dl
Lima Tugas Kesehatan keluarga1. Mengenal masalah kesehatan
Klien dan keluarga mengetahui penyakit yang di derita Ny. N yaitu hipertensi & DM, menurut Tn. K, Klien dan keluarga sudah paham cara mengontrol hipertensi & DM dengan menjaga pola diet dan selalu rutin minum obat.
2. Membuat keputusan tindakan kesehatan yang tepat Klien dan keluarga mengetahui bahwa Ny. N seharusnya
mendapatkan terapi obat untuk hipertensi & DM, sehingga semua anggota keluarga selalu siap menemani Ny. N untuk berobat tiap bulannya dan membantu menjaga pola diet yang disarankan..
3. Memberi perawatan pada anggota keluarga yang sakit Selama ini Ny. N berperan sebagai perawat dirumah setiap ada
anggota keluarga yang sakit dan memiliki kotak obat yang lengkap. Klien dan keluaga berpendapat bahwa jika sakit lebih dari 3 hari maka harus segera dibawa ke RS.
4. Mempertahankan atau menciptakan suasana rumah yang sehat Ny. N dan keluarga mengetahui bahwa rumah harus dibersihkan
minimal 2x sehari, cendela dan pintu harus dibuka, namun karena Tn. K merokok maka disarankan untuk selalu merokok diluar rumah.
5. Mempertahankan hubungan dengan (menggunakan ) fasilitas kesehatan masyarakat
Keluarga selalu menggunakan fasilitas kesehatan setiap kali control per bulan atau jika ada anggota keluarga yang sakit karena memiliki BPJS dan merasa lebih hemat, klien juga rutin mengikuti program posyandu yang diadakan di RW setiap bulan untuk mengecek TD & GD.
3. Rencana Keperawatan
No
DiagnosaKep. Keluarga
Tujuan Umum
Tujuan KhususKriteria Evaluasi
Rencana TindakanKriteria Standar
1 Kesiapan Meningkatkan Manajemen Kesehatan Keluarga pada keluarga Tn.K di RT 08 RW 02 Gadingkasri.
Keluarga siap meningkatkan manajemen kesehatan keluargasecara adaptif.
TUK 1 : Setelah dilakukan kunjungan rumah sebanyak 1 x 30 menit, keluarga Tn.K mampu mengenal tentang :- Penyakit HT
dan DM (pengertian, penyebab, tanda dan gejala, penyebab, pengobatan, dan komplikasi).
- Diet Hipertensi & DM
- Penyakit yang sedang dialami anggota keluarga.
TUK 2 : setelah dilakukan kunjungan
Kognitif dan Afektif
Kognitif dan Afektif
1. Keluarga mampu mengenal - NOC : Knowledge :
disease process. Dengan indikator : a. Keluarga dapat
menjelaskan tentang pengertian HT dan DM, penyebab, tanda gejala, pengobatan dan komplikasi dari HT dan DM.
- NOC : Knowledge : Treatment regimen.
Dengan Indikator : a. Keluarga mampu
menjelaskan rasional dari pengobatan HT dan DM
b. Keluarga mampu menjelaskan tentang regimen medikasi.
2. Keluarga mampu memutuskan NOC : Knowledge:
2. Keluarga mampu mengenal 1.2 Teaching: Desease Process- Nilai tingkat pengetahuan klien tentang penyakit
hipertensi- jelaskan pengertian hipertensi, penyebab, tanda
gejala, pengobatan dan komplikasi dari hipertensi. - diskusikan dengan klien apa yang telah dilakukan
untuk mengelola gejala yang penyakit yang di alami.- identifikasi perubahan kondisi klien- jelaskan pada klien jika ada tanda dan gejala yang
lebih parah untuk melaporkan kepada penyedia layanan kesehatan.
1.2 Teaching : prescribed medication- kaji riwayat pengobatan masa lalu yang berkaitan
dengan kondisi saat ini- kaji perawatan terapi saat ini untuk masalah
kesehatan yang dihadapi.- diskusikan pilihan terapi atau pilihan pengobatan - diskusikan mengenai dampak ketidakpatuhan dalam
pengobatan.- identifikasi perawatan non farmakologis (seperti
olahraga, diit) yang di indikasikan untuk masalah kesehatan saat ini.
2. Keluarga mampu memutuskan 2.1 Commendation - Bantu individu untuk mewujudkan kekuatan pribadi,
keluarga sebanyak 1x 30 menit keluarga dapat mengambil keputusan untuk mengatasi manajemen kesehatan didalam keluarganya
TUK 3 : setelah kunjungan keluarga sebanyak 2x 30 menit keluarga dapat menunjukan perilaku yang adaptif dalam merawat anggota keluarga
Afektif dan Psikomotor
Treatment Management Dengan Indikator :
keluarga dapat mengambil keputusan dan menentukan pilihan untuk menangani masalah kesehatan HT dan DM (mengkonsumsi obat sesuai resep dokter)
3. Keluarga mampu merawat
- NOC : Knowledge : Treatment Management
Dengan Indikator : Keluarga dapat
membantu merawat dengan mengontrol tekanan darah dan keteraturan minum obat
dan kemampuan mereka.- Bina hubungan kolaboratif dengan individu atau
keluarga- Beri umpan balik positif untuk mendorong dan
mempertahankan perilaku yang baru, yaitu konsumsi obat sesuai resep dokter dengan rutin.
- fasilitasi dan motivasi untuk melanjutkan perubahan perilaku agar di tingkatkan untuk mencapai tujuan utama
- beri pujian pada keluarga dan individu atas apa yang sudah dilakukan.
3. Keluarga mampu merawat3.1 Teaching : prescribed medication- ajarkan kepada keluarga tujuan dari pengobatan- Beri informasi ke keluarga tentang regimen obat
yang telah diresepkan- ajarkan klien/keluarga tentang metode pemberian
obat - ajarkan kepada keluarga kepada pasien tentang
kemungkinan efek samping dari obat- ajarkan kepada keluarga tentang efek terapeutik.- ajarkan kepada keluarga kepada klien konsekuensi
jika tidak memakan obat
3.2 Vital sign Monitoring- monitor tekanan darah minimal 1 bulan sekali- monitor tekanan darah setelah klien minum obat- catat kecenderungan dan fluktuasi tekanan
TUK 4 : setelah kunjungan keluarga 2x 30 menit keluarga mampu memodifikasi lingkungan
TUK 5 : Setelah kunjungan
Afektif dan Psikomotor
Afektif dan
4. Keluarga mampu memodifikasi lingkungan
- NOC : Knowledge : Hypertension Management
- NOC: Diabetes Self Management
Dengan indikator : Keluarga melakukan modifikasi dalam pelaksanaan diet HT dan DM .
5. Keluarga mampu mempertahankan
darah- identifikasi kemungkinan penyebab perubahan
TTV
4. Keluarga mampu memodifikasi lingkungan4.1 Nutritional Counseling- Berikan modifikasi diet sesuai dengan kebutuhan :
pengaturan BB, pembatasan natrium, penurunan kolesterol dan konsumsi tinggi kalium & antioksidan
- Diskusikan tentang pilihan dan persepsi klien mengenai diet yang dianjurkan
- Tentukan sikap dan keyakinan keluarga yang signifikan tentang perubahan nutrisi yang dibutuhkan klien.
- Evaluasi kemajuan tujuan modifikasi diet secara berkala.
- Bantu klien dalam menyatakan perasaan dan kekhawatiran tentang pencapaian tujuan yang disepakati
4.2 Nutrition Therapy- Kaji jenis makanan yang dapat menyebabkan alergi
pada klien- Anjurkan memakai bumbu dapur untuk alternative
pengganti garam- Diskusikan bersama klien dan keluarga tentang jenis
makanan yang akan dipilih sesuai jenis diet (rendah natrium, tinggi kalium dan rendah kalori )
- Dampingi keluarga dalam pembuatan daftar dan jadwal pelaksanaan program diet
keluarga 1 x 30 menit, keluarga dapat mempertahankan penggunaan fasilitas kesehatan
Psikomotor
penggunaan layanan kesehatan
- NOC : Knowledge : Health Resources
Dengan indikator : Mampu berkoordinasi
atau menggunakan sumber perawatan kesehatan.
5. Keluarga mampu mempertahankan penggunaan layanan kesehatan5.1 admission care- Menentukan pilihan untuk mendatangi pelayanan
kesehatan- Mengkaji kemampuan keluarga dalam mengakses
pelayanan kesehatan- Beri informasi kepada klien tentang pentingnya akses
kepelayanan kesehatan- Beri pujian dan dukungan kepada keluarga terhadap
upaya akses kepelayanan kesehatan sebelumnya.
4. EVALUASI
a. Tanggal : 25 Juni 2015
Hari : Kamis
SUBYEKTIF:
Ny. K menderita hipertensi sekitar 10 th lalu dan DM sekitar 2 th yang lalu
Klien selalu rutin kontrol ke RS. Panti Nirmala tiap bulannya, dan sudah sangat cocok
dengan kualitas pelayanan dan obat yang didapat.
Klien mengatakan bahwa setiap kali berobat mendapatkan banyak obat dan paham
bagaimana aturan minumnya dan selalu rutin diminum.
Jika obat habis maka klien selau kontrol ke RS atau membeli di apotik sesuai resep dokter.
Klien mengatakan rutin mengikuti posyandu lansia dan hasil pengukuran TD biasanya
terkontrol dan jarang tinggi (± 130/90 mmHg).
Klien tidak suka minum jamu atau obat alternatif yang tidak pasti dan hanya mau minum
obat rutin dan menjaga pola diet HT & DM yang sudah disarankan PS. PN.
Klien ingin lebih mampu mengontrol penyakit HT & DM agar tidak semakin parah dan
mengarah ke komplikasi
OBYEKTIF:
Tekanan darah Tn. K 120/90 mmHg
Nadi Tn.K 78 x/menit
RR Tn.K 19x/menit
Tekanan darah Ny. N 130/90 mmHg
Nadi Ny. N 81 x/menit
RR Ny. N 18x/menit
Gula darah sewaktu 163 mg/dL dan GDP 130 mg/Dl
ANALISA : Kesiapan Meningkatkan Manajemen Kesehatan Keluarga pada keluarga Tn.K
PLANNING : NOC : Knowledge : Disease Process
Klien memahami tentang penyakitnya ( faktor resiko, tanda dan gejala,
penatalaksaan dan komplikasi penyakitnya)
NOC : Knowledge : Treatment regimen.
Keluarga mampu menjelaskan rasional dari pengobatan HT dan DM
Keluarga mampu menjelaskan tentang regimen medikasi.
NOC : Knowledge: Treatment Management
Keluarga dapat mengambil keputusan dan menentukan pilihan untuk
menangani masalah kesehatan HT dan DM (mengkonsumsi obat sesuai
resep dokter)
NIC : Teaching: Desease Process
- Nilai tingkat pengetahuan klien tentang penyakit hipertensi
- Jelaskan pengertian hipertensi, penyebab, tanda gejala, pengobatan dan komplikasi
dari hipertensi.
- Diskusikan dengan klien apa yang telah dilakukan untuk mengelola gejala yang
penyakit yang di alami.
- Identifikasi perubahan kondisi klien
- Jelaskan pada klien jika ada tanda dan gejala yang lebih parah untuk melaporkan
kepada penyedia layanan kesehatan.
NIC : Teaching : prescribed medication
- Kaji riwayat pengobatan masa lalu yang berkaitan dengan kondisi saat ini
- Kaji perawatan terapi saat ini untuk masalah kesehatan yang dihadapi.
- Diskusikan pilihan terapi atau pilihan pengobatan
- Diskusikan mengenai dampak ketidakpatuhan dalam pengobatan.
- Identifikasi perawatan non farmakologis (seperti olahraga, diit) yang di indikasikan
untuk masalah kesehatan saat ini.
NIC : Commendation
- Bantu individu untuk mewujudkan kekuatan pribadi, dan kemampuan mereka.
- Bina hubungan kolaboratif dengan individu atau keluarga
- Beri umpan balik positif untuk mendorong dan mempertahankan perilaku yang
baru, yaitu konsumsi obat sesuai resep dokter dengan rutin.
- Fasilitasi dan motivasi untuk melanjutkan perubahan perilaku agar di tingkatkan
untuk mencapai tujuan utama
- Beri pujian pada keluarga dan individu atas apa yang sudah dilakukan.
IMPLEMENTASI :
- Menilai tingkat pengetahuan klien tentang penyakit hipertensi
- Menjelaskan pengertian hipertensi, penyebab, tanda gejala, pengobatan dan
komplikasi dari hipertensi.
- Mendiskusikan dengan klien apa yang telah dilakukan untuk mengelola gejala yang
penyakit yang di alami.
- Mengidentifikasi perubahan kondisi klien
- Menjelaskan pada klien jika ada tanda dan gejala yang lebih parah untuk melaporkan
kepada penyedia layanan kesehatan.
- Mengkaji riwayat pengobatan masa lalu yang berkaitan dengan kondisi saat ini
- Mengkaji perawatan terapi saat ini untuk masalah kesehatan yang dihadapi.
- Mendiskusikan pilihan terapi atau pilihan pengobatan
- Mendiskusikan mengenai dampak ketidakpatuhan dalam pengobatan.
- Mengidentifikasi perawatan non farmakologis (seperti olahraga, diit) yang di indikasikan
untuk masalah kesehatan saat ini.
- Membantu individu untuk mewujudkan kekuatan pribadi, dan kemampuan mereka.
- Membina hubungan kolaboratif dengan individu atau keluarga
- Memberi umpan balik positif untuk mendorong dan mempertahankan perilaku yang
baru, yaitu konsumsi obat sesuai resep dokter dengan rutin.
- Memfasilitasi dan motivasi untuk melanjutkan perubahan perilaku agar di tingkatkan
untuk mencapai tujuan utama
- Memberi pujian pada keluarga dan individu atas apa yang sudah dilakukan.
EVALUASI :
S :
Klien mengatakan sudah sangat paham tentang penyakit HT dan DM
Klien senang dikunjungi oleh perawat
Klien paham dampak yang timbul jika tidak rutin minum obat, karena itu klien
selalu rutin kontrol tiap bulannya.
Klien mengatakan senang karena mendapatkan control gratis
O :
Klien tampak antusias saat interaksi dengan perawat
Tekanan darah Tn. K 120/90 mmHg
Nadi Tn.K 78 x/menit
RR Tn.K 19x/menit
Tekanan darah Ny. N 130/90 mmHg
Nadi Ny. N 81 x/menit
RR Ny. N 18x/menit
Gula darah sewaktu 163 mg/dL dan GDP 130 mg/Dl
A: Masalah teratasi
P: Lanjutkan Intervensi
REASSEEMENT : melakukan pengkajian kembali tentang kebiasaan perilaku hidup
sehat dan yang beresiko
b. Tanggal : 9 Juli 2015
Hari : Kamis
SUBYEKTIF:
Ny. K menderita hipertensi sekitar 10 th lalu dan DM sekitar 2 th yang lalu
Klien selalu rutin kontrol ke RS. Panti Nirmala tiap bulannya, dan sudah sangat cocok
dengan kualitas pelayanan dan obat yang didapat.
Klien mengatakan bahwa setiap kali berobat mendapatkan banyak obat dan paham
bagaimana aturan minumnya dan selalu rutin diminum.
Jika obat habis maka klien selau kontrol ke RS atau membeli di apotik sesuai resep dokter.
Klien mengatakan rutin mengikuti posyandu lansia dan hasil pengukuran TD biasanya
terkontrol dan jarang tinggi (± 130/90 mmHg).
Klien tidak suka minum jamu atau obat alternatif yang tidak pasti dan hanya mau minum
obat rutin dan menjaga pola diet HT & DM yang sudah disarankan PS. PN.
Klien ingin lebih mampu mengontrol penyakit HT & DM agar tidak semakin parah dan
mengarah ke komplikasi
OBYEKTIF:
Tekanan darah Tn. K 110/80 mmHg
Nadi Tn.K 76 x/menit
RR Tn.K 19x/menit
Tekanan darah Ny. N 130/90 mmHg
Nadi Ny. N 82 x/menit
RR Ny. N 18x/menit
ANALISA : Kesiapan Meningkatkan Manajemen Kesehatan Keluarga pada keluarga Tn.K
PLANNING : NOC : Knowledge : Treatment Management
Keluarga dapat membantu merawat dengan mengontrol tekanan darah
dan keteraturan minum obat
NOC : Knowledge : Hypertension Management
NOC: Diabetes Self Management
Keluarga melakukan modifikasi dalam pelaksanaan diet HT dan DM .
NIC : Teaching : Prescribed Medication
- Ajarkan kepada keluarga tujuan dari pengobatan
- Beri informasi ke keluarga tentang regimen obat yang telah diresepkan
- Ajarkan klien/keluarga tentang metode pemberian obat
- Ajarkan kepada keluarga kepada pasien tentang kemungkinan efek samping dari
obat
- Ajarkan kepada keluarga tentang efek terapeutik.
- Ajarkan kepada keluarga kepada klien konsekuensi jika tidak memakan obat
NIC : Vital Sign Monitoring
- Monitor tekanan darah minimal 1 bulan sekali
- Monitor tekanan darah setelah klien minum obat
- Catat kecenderungan dan fluktuasi tekanan darah
- Identifikasi kemungkinan penyebab perubahan TTV
NIC : Nutritional Counseling
- Berikan modifikasi diet sesuai dengan kebutuhan : pengaturan BB, pembatasan
natrium, penurunan kolesterol dan konsumsi tinggi kalium & antioksidan
- Diskusikan tentang pilihan dan persepsi klien mengenai diet yang dianjurkan
- Tentukan sikap dan keyakinan keluarga yang signifikan tentang perubahan nutrisi
yang dibutuhkan klien.
- Evaluasi kemajuan tujuan modifikasi diet secara berkala.
- Bantu klien dalam menyatakan perasaan dan kekhawatiran tentang pencapaian
tujuan yang disepakati
IMPLEMENTASI :
- Mengajarkan kepada keluarga tujuan dari pengobatan
- Memberikan informasi ke keluarga tentang regimen obat yang telah diresepkan
- Mengajarkan klien/keluarga tentang metode pemberian obat
- Mengajarkan kepada keluarga kepada pasien tentang kemungkinan efek samping dari
obat
- Mengajarkan kepada keluarga tentang efek terapeutik.
- Mengajarkan kepada keluarga kepada klien konsekuensi jika tidak memakan obat
- Memonitor tekanan darah minimal 1 bulan sekali
- Memonitor tekanan darah setelah klien minum obat
- Mencatat kecenderungan dan fluktuasi tekanan darah
- Mengidentifikasi kemungkinan penyebab perubahan TTV
- Memberikan modifikasi diet sesuai dengan kebutuhan : pengaturan BB, pembatasan
natrium, penurunan kolesterol dan konsumsi tinggi kalium & antioksidan
- Mendiskusikan tentang pilihan dan persepsi klien mengenai diet yang dianjurkan
- Menentukan sikap dan keyakinan keluarga yang signifikan tentang perubahan nutrisi
yang dibutuhkan klien.
- Mengevaluasi kemajuan tujuan modifikasi diet secara berkala.
- Membantu klien dalam menyatakan perasaan dan kekhawatiran tentang pencapaian
tujuan yang disepakati
EVALUASI :
S :
Klien mengatakan sudah sering mencoba mengatur diet HT dan DM namun
sulit, sehingga sekarang lebih focus ke rutinminum obat.
Klien dan keluarga mengatakan memahami tentang penyakitnya
Klien dan keluarga menagatakan akan berkomitmen dengan pola hidup dalam
mengatur diet dan pola makan, serta kedepannya akan mengunjungi
puskesmas untuk melakukan kontrol
Klien dan keluarga mengatakan senang atas kunjungan perawat
O :
Klien tampak antusias saat interaksi dengan perawat
Tekanan darah Tn. K 110/80 mmHg
Nadi Tn.K 76 x/menit
RR Tn.K 19x/menit
Tekanan darah Ny. N 130/90 mmHg
Nadi Ny. N 82 x/menit
RR Ny. N 18x/menit
A: Masalah teratasi
P: Lanjutkan Intervensi
REASSEEMENT : melakukan pengkajian kembali tentang pola diet HT dan DM yang
pernah dilkakukan
c. Tanggal : 30 Juli 2015
Hari : Kamis
SUBYEKTIF:
Ny. K menderita hipertensi sekitar 10 th lalu dan DM sekitar 2 th yang lalu
Klien selalu rutin kontrol ke RS. Panti Nirmala tiap bulannya, dan sudah sangat cocok
dengan kualitas pelayanan dan obat yang didapat.
Klien mengatakan bahwa setiap kali berobat mendapatkan banyak obat dan paham
bagaimana aturan minumnya dan selalu rutin diminum.
Jika obat habis maka klien selau kontrol ke RS atau membeli di apotik sesuai resep dokter.
Klien mengatakan rutin mengikuti posyandu lansia dan hasil pengukuran TD biasanya
terkontrol dan jarang tinggi (± 130/90 mmHg).
Klien tidak suka minum jamu atau obat alternatif yang tidak pasti dan hanya mau minum
obat rutin dan menjaga pola diet HT & DM yang sudah disarankan PS. PN.
Klien ingin lebih mampu mengontrol penyakit HT & DM agar tidak semakin parah dan
mengarah ke komplikasi
OBYEKTIF:
Tekanan darah Tn. K 100/90 mmHg
Nadi Tn.K 84 x/menit
RR Tn.K 18x/menit
Tekanan darah Ny. N 130/80 mmHg
Nadi Ny. N 82 x/menit
RR Ny. N 20x/menit
ANALISA : Kesiapan Meningkatkan Manajemen Kesehatan Keluarga pada keluarga Tn.K
PLANNING : NOC : Knowledge : Hypertension Management
NOC: Diabetes Self Management
Keluarga melakukan modifikasi dalam pelaksanaan diet HT dan DM .
NOC : Knowledge : Health Resources
Mampu berkoordinasi atau menggunakan sumber perawatan kesehatan.
NIC : Nutrition Therapy
- Kaji jenis makanan yang dapat menyebabkan alergi pada klien
- Anjurkan memakai bumbu dapur untuk alternative pengganti garam
- Diskusikan bersama klien dan keluarga tentang jenis makanan yang akan dipilih
sesuai jenis diet (rendah natrium, tinggi kalium dan rendah kalori )
- Dampingi keluarga dalam pembuatan daftar dan jadwal pelaksanaan program diet
NIC : Admission Care
- Menentukan pilihan untuk mendatangi pelayanan kesehatan
- Mengkaji kemampuan keluarga dalam mengakses pelayanan kesehatan
- Beri informasi kepada klien tentang pentingnya akses kepelayanan kesehatan'
- Beri pujian dan dukungan kepada keluarga terhadap upaya akses kepelayanan
kesehatan sebelumnya.
IMPLEMENTASI :
- Mengaji jenis makanan yang dapat menyebabkan alergi pada klien
- Menganjurkan memakai bumbu dapur untuk alternative pengganti garam
- Mendiskusikan bersama klien dan keluarga tentang jenis makanan yang akan dipilih
sesuai jenis diet (rendah natrium dan tinggi kalium)
- Mendampingi keluarga dalam pembuatan daftar dan jadwal pelaksanaan program diet
- Menentukan pilihan untuk mendatangi pelayanan kesehatan
- Mengkaji kemampuan keluarga dalam mengakses pelayanan kesehatan
- Memberi informasi kepada klien tentang pentingnya akses kepelayanan kesehatan
- Memberi pujian dan dukungan kepada keluarga terhadap upaya akses kepelayanan
kesehatan sebelumnya.
EVALUASI :
S :
Klien dan keluarga mengatakan sanggup mengurangi pemakaian garam dengan
mengurangi sedikit-sedikit tiap harinya agar mudah terbiasa.
Klien dan keluarga menagatakan akan berkomitmen dengan pola hidup dalam
mengatur diet dan pola makan, serta kedepannya akan mengunjungi
puskesmas untuk melakukan kontrol
Klien dan keluarga mengatakan senang atas kunjungan perawat
O :
Klien tampak antusias saat interaksi dengan perawat
Tekanan darah Tn. K 100/90 mmHg
Nadi Tn.K 84 x/menit
RR Tn.K 18x/menit
Tekanan darah Ny. N 130/80 mmHg
Nadi Ny. N 82 x/menit
RR Ny. N 20x/menit
A: Masalah teratasi
P: hentikan Intervensi
REASSEEMENT : tidak dilakukan
5. FOTO KLIEN
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA RESUME 2
1. PENGKAJIAN
Nama KK : Tn. A
Umur KK : 31 th
Alamat : Jl. Klampok Kasri 2d no. 233
No. Telephon : 081233402xxx
Pekerjaan : Karyawan swasta
Pendidikan : S1
Susunan Anggota Keluarga :
No Nama UmurSex (L/P)
Hub Dg KK
Gol Darah
Pendidikan PekerjaanMasalah
Kesehatan1 Ny. F 30 th P Istri O S1 Tidak bekerja -
2 Ny. K 76 th P Mertua O TM. SD Tidak bekerja Hipertensi
3 Ny. P 56 th P Nenek Istri O S1 PNS -
4 An. N 7 bln P Anak O - - -
Genogram ( dibuat 3 generasi )
Keterangan :: Laki-laki : Perempuan : Tinggal dalam 1 rumah
X : meninggal
Tn. A (31 th)Merokok
X
X
Ny. F (30 th)Sehat
Ny. P (56 th)Sehat
An. N (7 bl)Sehat
Ny. K (76 th)Hipertensi
II. ANALISA DATA
DataMasalah
Keperawatan
Data Subyektif: Ny. K menderita hipertensi sejak berusia 40 tahun (±36 tahun) Klien malas kontrol / memeriksakan diri ke pelayanan kesehatan
karena frekuensinya terlalu sering (tiap bulan) Klien biasanya meminta obat hipertensi (Furosemid 40 mg) kepada
saudara yang berprofesi sebagai dokter atau langsung mengunjungi klinik, dan jarang ke puskesmas.
Klien mengaku obat sering diminum namun terkadang lupa & malas karena sering BAK.
Klien mengatakan rutin mengikuti posyandu lansia dan hasil pengukuran TD selalu tinggi (± 170/100 mmHg) namun klien tidak merasakan keluhan sama sekali.
Data Obyektif: Tekanan darah Ny. K 160/90 mmHg Gula darah sewaktu 132 mg/dL
Lima Tugas Kesehatan keluarga1. Mengenal masalah kesehatan
Klien dan keluarga mengetahui penyakit yang di derita Ny. K yaitu hipertensi, menurut Ny. F dan Ny. P, Klien dan keluarga sudah paham cara mengontrol hipertensi dengan mengurangi makanan asin dan bersantan.
2. Membuat keputusan tindakan kesehatan yang tepat Klien dan keluarga mengetahui bahwa Ny. K seharusnya
mendapatkan terapi obat untuk hipertensi, namun karena Ny. K tidak merasakan keluhan yang serius maka pengobatan tidak rutin dilakukan dan cukup meminta obat ke saudara.
3. Memberi perawatan pada anggota keluarga yang sakit Selama ini Ny. K tidak pernah merasakan keluhan serius akibat
hipertensi meskipun tekanan darah selalu tinggi, sehingga klien dan keluarga hanya menjaga pola diet dan gaya hidup sehat.
4. Mempertahankan atau menciptakan suasana rumah yang sehat Ny. K dan keluarga mengetahui bahwa rumah harus
dibersihkan minimal 2x sehari, cendela dan pintu harus dibuka, namun karena Tn. A merokok maka disarankan untuk selalu merokok diluar rumah.
5. Mempertahankan hubungan dengan (menggunakan ) fasilitas kesehatan masyarakat Ketidakmampuan keluarga menggunakan fasilitas kesehatan
karena malas untuk terlalu sering berobat namun klien selalu mengikuti program posyandu yang diadakan di RW setiap bulannya.
Ketidakefektifan Manajemen Regimen Terapeutik Keluarga b/d kerumitan system pelayanan kesehatan dan kerumitan regimen terapeutik pada keluarga Tn.A di RT 08 RW 02 Gadingkasri.
Rencana Keperawatan
No
DiagnosaKep. Keluarga
Tujuan Umum
Tujuan KhususKriteria Evaluasi
Rencana TindakanKriteria Standar
1 Ketidakefektifan Manajemen Regimen Terapeutik Keluarga b/d kerumitan system pelayanan kesehatan dan kerumitan regimen terapeutik pada keluarga Tn.A di RT 08 RW 02 Gadingkasri.
Keluarga memiliki manajemen kesehatan yang adaptif.
TUK 1 : Setelah dilakukan kunjungan rumah sebanyak 1 x 30 menit, keluarga Tn.A mampu mengenal tentang :- Penyakit HT
(pengertian, penyebab, tanda dan gejala, penyebab, pengobatan, dan komplikasi).
- Diet Hipertensi - Penyakit yang
sedang dialami anggota keluarga.
TUK 2 : setelah dilakukan
Kognitif dan Afektif
Kognitif dan
1. Keluarga mampu mengenal - NOC : Knowledge :
disease process. Dengan indikator : a. Keluarga dapat
menjelaskan tentang pengertian HT, penyebab, tanda gejala, pengobatan dan komplikasi dari HT.
- NOC : Knowledge : Treatment regimen.
Dengan Indikator : a. Keluarga mampu
menjelaskan rasional dari pengobatan HT
b. Keluarga mampu menjelaskan tentang regimen medikasi.
2. Keluarga mampu memutuskan
1. Keluarga mampu mengenal 1.1 Teaching: Desease Process- Nilai tingkat pengetahuan klien tentang penyakit
hipertensi- jelaskan pengertian hipertensi, penyebab, tanda
gejala, pengobatan dan komplikasi dari hipertensi. - diskusikan dengan klien apa yang telah dilakukan
untuk mengelola gejala yang penyakit yang di alami.- identifikasi perubahan kondisi klien- jelaskan pada klien jika ada tanda dan gejala yang
lebih parah untuk melaporkan kepada penyedia layanan kesehatan.
1.2 Teaching : prescribed medication- kaji riwayat pengobatan masa lalu yang berkaitan
dengan kondisi saat ini- kaji perawatan terapi saat ini untuk masalah
kesehatan yang dihadapi.- diskusikan pilihan terapi atau pilihan pengobatan - diskusikan mengenai dampak ketidakpatuhan dalam
pengobatan.- identifikasi perawatan non farmakologis (seperti
olahraga, diit) yang di indikasikan untuk masalah kesehatan saat ini.
2. Keluarga mampu memutuskan 2.1 Commendation
kunjungan keluarga sebanyak 1x 30 menit keluarga dapat mengambil keputusan untuk mengatasi manajemen kesehatan didalam keluarganya
TUK 3 : setelah kunjungan keluarga sebanyak 2x 30 menit keluarga dapat menunjukan perilaku yang adaptif dalam merawat anggota keluarga
Afektif
Afektif dan Psikomotor
NOC : Knowledge: Treatment Management Dengan Indikator :
keluarga dapat mengambil keputusan dan menentukan pilihan untuk menangani masalah kesehatan HT (mengkonsumsi obat sesuai resep dokter)
3. Keluarga mampu merawat
- NOC : Knowledge : Treatment Management
Dengan Indikator : Keluarga dapat
membantu merawat dengan mengontrol tekanan darah dan keteraturan minum obat
- Bantu individu untuk mewujudkan kekuatan pribadi, dan kemampuan mereka.
- Bina hubungan kolaboratif dengan individu atau keluarga
- Beri umpan balik positif untuk mendorong dan mempertahankan perilaku yang baru, yaitu konsumsi obat sesuai resep dokter dengan rutin.
- fasilitasi dan motivasi untuk melanjutkan perubahan perilaku agar di tingkatkan untuk mencapai tujuan utama
- beri pujian pada keluarga dan individu atas apa yang sudah dilakukan.
3. Keluarga mampu merawat3.1 Teaching : prescribed medication- ajarkan kepada keluarga tujuan dari pengobatan- Beri informasi ke keluarga tentang regimen obat
yang telah diresepkan- ajarkan klien/keluarga tentang metode pemberian
obat - ajarkan kepada keluarga kepada pasien tentang
kemungkinan efek samping dari obat- ajarkan kepada keluarga tentang efek terapeutik.- ajarkan kepada keluarga kepada klien konsekuensi
jika tidak memakan obat
3.2 Vital sign Monitoring- monitor tekanan darah minimal 1 bulan sekali- monitor tekanan darah setelah klien minum obat
TUK 4 : setelah kunjungan keluarga 2x 30 menit keluarga mampu memodifikasi lingkungan
TUK 5 : Setelah
Afektif dan Psikomotor
Afektif
4. Keluarga mampu memodifikasi lingkungan
- NOC : Knowledge : Hypertension Management
Dengan indikator : Keluarga melakukan modifikasi dalam pelaksanaan diet HT.
5. Keluarga mampu
- catat kecenderungan dan fluktuasi tekanan darah
- identifikasi kemungkinan penyebab perubahan TTV
4. Keluarga mampu memodifikasi lingkungan4.1 Nutritional Counseling- Berikan modifikasi diet sesuai dengan kebutuhan :
pengaturan BB, pembatasan natrium, penurunan kolesterol dan konsumsi tinggi kalium & antioksidan
- Diskusikan tentang pilihan dan persepsi klien mengenai diet yang dianjurkan
- Tentukan sikap dan keyakinan keluarga yang signifikan tentang perubahan nutrisi yang dibutuhkan klien.
- Evaluasi kemajuan tujuan modifikasi diet secara berkala.
- Bantu klien dalam menyatakan perasaan dan kekhawatiran tentang pencapaian tujuan yang disepakati
4.2 Nutrition Therapy- Kaji jenis makanan yang dapat menyebabkan alergi
pada klien- Anjurkan memakai bumbu dapur untuk alternative
pengganti garam- Diskusikan bersama klien dan keluarga tentang jenis
makanan yang akan dipilih sesuai jenis diet (rendah natrium, tinggi kalium )
- Dampingi keluarga dalam pembuatan daftar dan jadwal pelaksanaan program diet
kunjungan keluarga 1 x 30 menit, keluarga dapat mempertahankan penggunaan fasilitas kesehatan
dan Psikomotor
mempertahankan penggunaan layanan kesehatan
- NOC : Knowledge : Health Resources
Dengan indikator : Mampu berkoordinasi
atau menggunakan sumber perawatan kesehatan.
5. Keluarga mampu mempertahankan penggunaan layanan kesehatan5.1 admission care- Menentukan pilihan untuk mendatangi pelayanan
kesehatan- Mengkaji kemampuan keluarga dalam mengakses
pelayanan kesehatan- Beri informasi kepada klien tentang pentingnya akses
kepelayanan kesehatan- Beri pujian dan dukungan kepada keluarga terhadap
upaya akses kepelayanan kesehatan sebelumnya.
4. Evaluasi a. Tanggal : 26 Juni 2015 Hari : Kamis
SUBYEKTIF: Ny. K menderita hipertensi sejak berusia 40 tahun (±36 tahun) Klien malas kontrol / memeriksakan diri ke pelayanan kesehatan karena frekuensinya
terlalu sering (tiap bulan) Klien biasanya meminta obat hipertensi (Furosemid 40 mg) kepada saudara yang
berprofesi sebagai dokter atau langsung mengunjungi klinik, dan jarang ke puskesmas. Klien mengaku obat sering diminum namun terkadang lupa & malas karena sering BAK. Klien mengatakan rutin mengikuti posyandu lansia dan hasil pengukuran TD selalu tinggi
(± 170/100 mmHg) namun klien tidak merasakan keluhan sama sekali.
OBYEKTIF: Tekanan darah Ny. K 160/90 mmHg Nadi Ny. K 79x/menit RR Ny. K 17x/menit Gula darah sewaktu 132 mg/dL
ANALISA : Ketidakefektifan Manajemen Regimen Terapeutik KeluargaPLANNING :
NOC : Knowledge : disease process. Keluarga dapat menjelaskan tentang pengertian HT, penyebab, tanda gejala,
pengobatan dan komplikasi dari HT. NOC : Knowledge : Treatment regimen. Keluarga mampu menjelaskan rasional dari pengobatan HT Keluarga mampu menjelaskan tentang regimen medikasi.NOC : Knowledge: Treatment Management Keluarga dapat mengambil keputusan dan menentukan pilihan untuk menangani
masalah kesehatan HT (mengkonsumsi obat sesuai resep dokter)
NIC : Teaching: Desease Process- Nilai tingkat pengetahuan klien tentang penyakit hipertensi- Jelaskan pengertian hipertensi, penyebab, tanda gejala, pengobatan dan
komplikasi dari hipertensi. - Diskusikan dengan klien apa yang telah dilakukan untuk mengelola gejala yang
penyakit yang di alami.- Identifikasi perubahan kondisi klien- Jelaskan pada klien jika ada tanda dan gejala yang lebih parah untuk melaporkan
kepada penyedia layanan kesehatan.NIC : Teaching : prescribed medication- Kaji riwayat pengobatan masa lalu yang berkaitan dengan kondisi saat ini- Kaji perawatan terapi saat ini untuk masalah kesehatan yang dihadapi.- Diskusikan pilihan terapi atau pilihan pengobatan - Diskusikan mengenai dampak ketidakpatuhan dalam pengobatan.- Identifikasi perawatan non farmakologis (seperti olahraga, diit) yang di
indikasikan untuk masalah kesehatan saat ini.NIC : Commendation
- Bantu individu untuk mewujudkan kekuatan pribadi, dan kemampuan mereka.- Bina hubungan kolaboratif dengan individu atau keluarga- Beri umpan balik positif untuk mendorong dan mempertahankan perilaku yang
baru, yaitu konsumsi obat sesuai resep dokter dengan rutin.- Fasilitasi dan motivasi untuk melanjutkan perubahan perilaku agar di tingkatkan
untuk mencapai tujuan utama- Beri pujian pada keluarga dan individu atas apa yang sudah dilakukan.
IMPLEMENTASI : - Menilai tingkat pengetahuan klien tentang penyakit hipertensi- Menjelaskan pengertian hipertensi, penyebab, tanda gejala, pengobatan dan
komplikasi dari hipertensi. - Mendiskusikan dengan klien apa yang telah dilakukan untuk mengelola gejala yang
penyakit yang di alami.- Mengidentifikasi perubahan kondisi klien- Menjelaskan pada klien jika ada tanda dan gejala yang lebih parah untuk melaporkan
kepada penyedia layanan kesehatan.- Mengkaji riwayat pengobatan masa lalu yang berkaitan dengan kondisi saat ini- Mengkaji perawatan terapi saat ini untuk masalah kesehatan yang dihadapi.- Mendiskusikan pilihan terapi atau pilihan pengobatan - Mendiskusikan mengenai dampak ketidakpatuhan dalam pengobatan.- Mengidentifikasi perawatan non farmakologis (seperti olahraga, diit) yang di
indikasikan untuk masalah kesehatan saat ini.- Membantu individu untuk mewujudkan kekuatan pribadi, dan kemampuan mereka.- Membina hubungan kolaboratif dengan individu atau keluarga- Memberi umpan balik positif untuk mendorong dan mempertahankan perilaku yang
baru, yaitu konsumsi obat sesuai resep dokter dengan rutin.- Memfasilitasi dan motivasi untuk melanjutkan perubahan perilaku agar di tingkatkan
untuk mencapai tujuan utama- Memberi pujian pada keluarga dan individu atas apa yang sudah dilakukan.
Evaluasi : S :
Klien mengatakan sudah sangat paham tentang penyakit HT Klien mengatakan senang dikunjungi oleh perawat Klien mengatakan senang karena mendapatkan control gratis
O : Klien tampak antusias saat interaksi dengan perawat Tekanan darah Ny. K 160/90 mmHg Nadi Ny. K 79x/menit RR Ny. K 17x/menit
A: Masalah teratasi sebagianP: Lanjutkan Intervensi
REASSEEMENT : melakukan pengkajian kembali tentang kebiasaan perilaku hidup sehat dan yang beresiko
b. Tanggal : 8 Jui 2015
Hari : RabuSUBYEKTIF: Ny. K menderita hipertensi sejak berusia 40 tahun (±36 tahun) Klien malas kontrol / memeriksakan diri ke pelayanan kesehatan karena frekuensinya
terlalu sering (tiap bulan) Klien biasanya meminta obat hipertensi (Furosemid 40 mg) kepada saudara yang
berprofesi sebagai dokter atau langsung mengunjungi klinik, dan jarang ke puskesmas. Klien mengaku obat sering diminum namun terkadang lupa & malas karena sering BAK. Klien mengatakan rutin mengikuti posyandu lansia dan hasil pengukuran TD selalu tinggi
(± 170/100 mmHg) namun klien tidak merasakan keluhan sama sekali.
OBYEKTIF: Tekanan darah Ny. K 170/90 mmHg Nadi Ny. K 77x/menit RR Ny. K 19x/menit
ANALISA : Ketidakefektifan Manajemen Regimen Terapeutik KeluargaPLANNING :
NOC : Knowledge : Treatment Management Keluarga dapat membantu merawat dengan mengontrol tekanan darah dan
keteraturan minum obatNOC : Knowledge : Hypertension Management
Keluarga melakukan modifikasi dalam pelaksanaan diet HT.
NIC : Teaching : Prescribed Medication- Ajarkan kepada keluarga tujuan dari pengobatan- Beri informasi ke keluarga tentang regimen obat yang telah diresepkan- Ajarkan klien/keluarga tentang metode pemberian obat - Ajarkan kepada keluarga kepada pasien tentang kemungkinan efek samping dari
obat- Ajarkan kepada keluarga tentang efek terapeutik.- Ajarkan kepada keluarga kepada klien konsekuensi jika tidak memakan obat NIC : Vital Sign Monitoring- Monitor tekanan darah minimal 1 bulan sekali- Monitor tekanan darah setelah klien minum obat- Catat kecenderungan dan fluktuasi tekanan darah- Identifikasi kemungkinan penyebab perubahan TTVNIC : Nutritional Counseling- Berikan modifikasi diet sesuai dengan kebutuhan : pengaturan BB, pembatasan
natrium, penurunan kolesterol dan konsumsi tinggi kalium & antioksidan- Diskusikan tentang pilihan dan persepsi klien mengenai diet yang dianjurkan- Tentukan sikap dan keyakinan keluarga yang signifikan tentang perubahan
nutrisi yang dibutuhkan klien.- Evaluasi kemajuan tujuan modifikasi diet secara berkala.- Bantu klien dalam menyatakan perasaan dan kekhawatiran tentang pencapaian
tujuan yang disepakati
IMPLEMENTASI :
- Mengajarkan kepada keluarga tujuan dari pengobatan- Memberikan informasi ke keluarga tentang regimen obat yang telah diresepkan- Mengajarkan klien/keluarga tentang metode pemberian obat - Mengajarkan kepada keluarga kepada pasien tentang kemungkinan efek samping
dari obat- Mengajarkan kepada keluarga tentang efek terapeutik.- Mengajarkan kepada keluarga kepada klien konsekuensi jika tidak memakan obat - Memonitor tekanan darah minimal 1 bulan sekali- Memonitor tekanan darah setelah klien minum obat- Mencatat kecenderungan dan fluktuasi tekanan darah- Mengidentifikasi kemungkinan penyebab perubahan TTV- Memberikan modifikasi diet sesuai dengan kebutuhan : pengaturan BB, pembatasan
natrium, penurunan kolesterol dan konsumsi tinggi kalium & antioksidan- Mendiskusikan tentang pilihan dan persepsi klien mengenai diet yang dianjurkan- Menentukan sikap dan keyakinan keluarga yang signifikan tentang perubahan nutrisi
yang dibutuhkan klien.- Mengevaluasi kemajuan tujuan modifikasi diet secara berkala.- Membantu klien dalam menyatakan perasaan dan kekhawatiran tentang pencapaian
tujuan yang disepakati
EVALUASI : S : Klien dan keluarga mengatakan memahami tentang penyakitnya Klien dan keluarga mengatakan akan berkomitmen dengan pola hidup dalam
mengatur diet dan pola makan, serta kedepannya akan mengunjungi puskesmas untuk melakukan kontrol
Klien dan keluarga mengatakan senang atas kunjungan perawatO : Klien tampak lebih dapat menerima kehadiran perawat Tekanan darah Ny. K 170/90 mmHg Nadi Ny. K 77x/menit RR Ny. K 19x/menit
A: Masalah teratasiP: Hentikan intrevensi
REASSEEMENT : melakukan pengkajian kembali tentang pola diet HT yang pernah dilkakukan
c. Tanggal : 31 Juli 2015 Hari : Jum’at
SUBYEKTIF: Ny. K menderita hipertensi sejak berusia 40 tahun (±36 tahun) Klien malas kontrol / memeriksakan diri ke pelayanan kesehatan karena frekuensinya
terlalu sering (tiap bulan) Klien biasanya meminta obat hipertensi (Furosemid 40 mg) kepada saudara yang
berprofesi sebagai dokter atau langsung mengunjungi klinik, dan jarang ke puskesmas. Klien mengaku obat sering diminum namun terkadang lupa & malas karena sering BAK.
Klien mengatakan rutin mengikuti posyandu lansia dan hasil pengukuran TD selalu tinggi (± 170/100 mmHg) namun klien tidak merasakan keluhan sama sekali.
OBYEKTIF: Tekanan darah Ny. K 180/100 mmHg Nadi Ny. K 74x/menit RR Ny. K 18x/menit
ANALISA : Ketidakefektifan Manajemen Regimen Terapeutik KeluargaPLANNING :
NOC : Knowledge : Hypertension Management Keluarga melakukan modifikasi dalam pelaksanaan diet HT dan DM .
NOC : Knowledge : Health Resources Mampu berkoordinasi atau menggunakan sumber perawatan kesehatan.
NIC : Nutrition Therapy- Kaji jenis makanan yang dapat menyebabkan alergi pada klien- Anjurkan memakai bumbu dapur untuk alternative pengganti garam- Diskusikan bersama klien dan keluarga tentang jenis makanan yang akan dipilih
sesuai jenis diet (rendah natrium, tinggi kalium dan rendah kalori )- Dampingi keluarga dalam pembuatan daftar dan jadwal pelaksanaan program dietNIC : Admission Care- Menentukan pilihan untuk mendatangi pelayanan kesehatan- Mengkaji kemampuan keluarga dalam mengakses pelayanan kesehatan- Beri informasi kepada klien tentang pentingnya akses kepelayanan kesehatan'- Beri pujian dan dukungan kepada keluarga terhadap upaya akses kepelayanan
kesehatan sebelumnya.
IMPLEMENTASI : - Mengaji jenis makanan yang dapat menyebabkan alergi pada klien- Menganjurkan memakai bumbu dapur untuk alternative pengganti garam- Mendiskusikan bersama klien dan keluarga tentang jenis makanan yang akan dipilih
sesuai jenis diet (rendah natrium dan tinggi kalium)- Mendampingi keluarga dalam pembuatan daftar dan jadwal pelaksanaan program
diet- Menentukan pilihan untuk mendatangi pelayanan kesehatan- Mengkaji kemampuan keluarga dalam mengakses pelayanan kesehatan- Memberi informasi kepada klien tentang pentingnya akses kepelayanan kesehatan- Memberi pujian dan dukungan kepada keluarga terhadap upaya akses kepelayanan
kesehatan sebelumnya.
EVALUASI : S :
Klien dan keluarga mengatakan sanggup mengurangi pemakaian garam dengan mengurangi sedikit-sedikit tiap harinya agar mudah terbiasa.
Klien dan keluarga menagatakan akan berkomitmen dengan pola hidup dalam mengatur diet dan pola makan, serta kedepannya akan mengunjungi puskesmas untuk melakukan kontrol
Klien dan keluarga mengatakan senang atas kunjungan perawatO :
Klien tampak antusias saat interaksi dengan perawat Tekanan darah Ny. K 180/100 mmHg Nadi Ny. K 74x/menit RR Ny. K 18x/menit
A: Masalah teratasiP: hentikan Intervensi
REASSEEMENT : tidak dilakukan
5. Foto Klien
DAFTAR PUSTAKA
Doengoes, et.al. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan, Pedoman untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien. Jakarta: EGC.
Herdman, T.H (ed). 2012. Nanda Internasional : Diagnosa Keperawatan Definisi dan Klasifikasi 2012-2014. Jakarta :EGC.
Muttaqin, A. 2009. AsuhanKeperawatan Klien dengan Gangguan Sistem Kardiovaskular dan Hematologi. Jakarta : Salemba Medika.
Price, Wilson. 2005. Patofisiologi : Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Jakarta :EGC.Stockslager, J. dan Liz Schaeffer. 2008. Buku saku : Asuhan keperawatangeriatric. Edisi 2.
Alih bahasa Nike B.S. Jakarta : EGC.Wilkinson, Judith. 2005. Nursing Diagnoses Handbook With NIC Interventions Dan NOC
Outcomes. New Jersey: Pearson Prentica Hall.Wolff, Hans Peter. 2009. Hipertensi – cara mendeteksi dan Mencegah Tekanan darah Tinggi
Sejak Dini. Jakarta: Buana Ilmu Populer.Arif Mansjoer dkk. 2000. Kapita Selekta Kedokteran Jilid I. Jakarta: Media Aesculapius.Brunner, Suddarth. 2002. Keperawatan Medikal Bedah Vol 2. Jakarta: EGC.Buku Pedoman Sehat Bersama Askes, Sehat Bersama Hipertensi. 2007. Jakarta : Depkes
RI.Darmojo, B.2006. Buku Ajar Geriatri (Ilmu Kesehatan Usia Lanjut) Jakarta : Balai Pustaka
FKUIDochterman, J. M. 2008. Nursing Interventions Classification Fifth Edition. USA : Mosby.Herdman, T.H. 2011. NANDA International Diagnosis Keperawatan Definisi dan Klasifikasi
2012-2014. Jakarta : EGC.Moorhead, S, et al. 2008. Nursing Outcomes Classification Fourth Edition. USA : Mosby.Smelzer, Suzanne C,et al.2002. Keperawatan medikal bedah. Hal 1220-1226. Jakarta : EGCWaspadji, S. 2002. Komplikasi Kronik Diabetes: Mekanisme Terjadinya, Diagnosis dan
Strategi Pengelolaan. Jakarta: FKUI.
Wijayakusuma, H. 2008. Bebas Diabetes Mellitus Ala Hembing. Jakarta: Puspa Swara
Jayalan, dkk. 2010. The Effect Of Hibiscus Rosa-Sinensis Flower Extract On The Formation
Of Foam Cells In The Aorta In Alloxan-Induced Diabetic RAT(Rattus Norvegicus
Strain Wistar)
Kurniawan, F. 2013. Gandum Sebagai Faktor Pencetus DM Tipe I Pada Anak. Fakultas
Kedokteran Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya, Jakarta, Indonesia.
Mardi Santoso. (2008). Senam Diabetes Indonesia Seri 4 Persatuan Diabetes Indonesia.
Jakarta: Yayasan Diabetes Indonesia.