Upload
nailatul-izza-humammy
View
274
Download
5
Embed Size (px)
Citation preview
7/25/2019 Revisi Laporan Limnologi Inti
1/60
I. PENDAHULUAN
A Latar Belakang
Salah satunya perairan air tawar adalah waduk. Waduk menempati ruang
yang lebih kecil bila dibandingkan dengan lautan maupun daratan, meskipun
demikian ekosistem air tawar memiliki peranan yang sangat penting karena
merupakan sumber air rumah tangga dan industri yang murah. Perairan air tawar
merupakan tempat disposal atau pembuangan yang mudah dan murah (Heddy &
Kurniati, 1!".
Waduk merupakan salah satu contoh perairan tawar buatan yang dibuat
dengan cara membendung sungai tertentu dengan berbagai tu#uan yaitu sebagai
pencegah ban#ir, pembangkit tenaga listrik, penyuplai air bagi kebutuhan irigasin
pertanian, untuk kegiatan perikanan baik perikanan tangkap maupun budidaya
karamba, dan bahkan untuk kegiatan pariwisata. $engan demikian keberadaan
waduk telah memberikan man%aat sendiri bagi masyarakat di sekitarnya (Wiadnya
et al., 1".
Waduk mempunyai karakteristik yang berbeda dengan badan air lainnya.
Waduk menerima masukan air secara terus menerus dari sungai yang
mengalirinya. 'ir sungai ini mengandung bahan organik dan anorganik yang
dapat menyuburkan perairan waduk. 'wal ter#adinya inundasi (pengisian air" yaitu
dengan adanya dekomposisi bahan organik berlebihan yang berasal dari perlakuan
sebelum ter#adi inundasi. Semua perairan waduk akan mengalami eutro%ikasi
setelah 1) tahun inundasi karena sebagai hasil dekomposisi bahan organik.
*utro%ikasi akan menyebabkan meningkatnya produksi ikan sebagai kelan#utan
dari tropik le+el organik dalam suatu ekosistem (Wiadnya et al., 1".erdapat #asad-#asad hidup di dalam perairan, dan salah satunya adalah
plankton yang merupakan organisme mikro yang melayang dalam air laut atau
tawar. Pergerakannya secara pasi% tergantung pada angin dan arus. Plankton
terutama terdiri dari tumbuhan mikroskopis yang disebut %itoplankton dan hewan
mikroskopis yang disebut ooplankton (Herawati, 1/".
Suatu perairan dikatakan subur apabila mengandung banyak unsur hara
atau nutrien yang dapat mendukung kehidupan organisme dalam air terutama
%itoplankton. 0itoplankton menduduki tropik le+el pertama dalam rantai makanan
7/25/2019 Revisi Laporan Limnologi Inti
2/60
sebagai produsen primer sehingga %itoplankton dapat melakukan proses
%otosintesis untuk mengubah bahan anorganik men#adi bahan organik dengan
bantuan sinar matahari. Sumber energi dan bahan organik yang dihasilkan
produsen akan diman%aatkan oleh dirinya sendiri dan oleh organisme pada tingkat
rantai makanan yang lebih tinggi (uliana, )223".
0itoplankton merupakan organisme pertama yang terganggu karena
adanya beban masukan yang diterima oleh perairan. 4ni disebabkan karena
%itoplankton adalah organisme pertama yang meman%aatkan langsung beban
masukan tersebut. 5leh karena itu perubahan yang ter#adi dalam perairan sebagai
akibat dari adanya beban masukan yang ada akan menyebabkan perubahan pada
komposisi, kelimpahan dan distribusi dari komunitas %itoplankton. 6aka dari itu
keberadaan %itoplankton dapat di#adikan sebagai indikator kondisi kualitas
perairan, selain itu %itoplankton dapat digunakan sebagai indikator perairan karena
si%at hidupnya yang relati% menetap, #angka hidup yang relati% pan#ang dan
nmempunyai toleransi spesi%ik pada lingkungan. Kelimpahan %itoplankton #uga
termasuk %aktor yang menmpengaruhi produkti%itas primer perairan selain nutrisi
dan cahaya matahari (uliana, )223".
B. Tujuan
1. 6engetahui cara ker#a pengukuran parameter %isika perairan yang meliputi
suhu air, kedalaman, penetrasi cahaya, padatan tersuspensi total dan
pengukuran parameter kimia perairan yang meliputi pengukuran dera#at
keasaman, oksigen terlarut, karbondioksida bebas, $aya 6enggabung 'sam
($6'", 7iological 58ygen $emand (75$", 9hemical 58ygen $emand
(95$", orto%os%at dan nitrat.
). 6engetahui kualitas perairan parameter %isika dan kimia Waduk Pen#alin
Kabupaten 7rebes.
. 6engetahui cara ker#a pengukuran parameter biologi yang meliputi
kelimpahan plankton dan keanekaragaman, kloro%il dan produkti+itas primer.
!. 6engetahui #enis dan kelimpahan plankton Waduk Pen#alin Kabupaten
7rebes.
)
7/25/2019 Revisi Laporan Limnologi Inti
3/60
II. TINJAUAN PUSTAKA
*kosistem perairan tawar secara umum dibagi men#adi dua yaitu perairan
mengalir (lotic water" dan perairan mengenang (lentic water". Perairan lotik
7/25/2019 Revisi Laporan Limnologi Inti
4/60
dicirikan adanya arus yang terus menerus dengan kecepatan ber+ariasi sehingga
perpindahan massa air berlangsung terus menerus. 9ontoh perairan lotik antara
lain sungai kali, kanal dan lain lain. Perairan menggenang disebut #uga perairan
tenang yaitu perairan dimana aliran air lambatatau bahkan tidak ada dan massa air
terakumulasi dalam periode waktu yang lama. 'rus tidak men#adi %aktor pembatas
utama bagi biota yang hidup didalamnya contoh perairan lentik antara lain waduk,
danau, kolam telaga dan lain lain (7arus, )222".
6enurut 5dum (13", berdasarkan letaknya onasi periran tawar dapat
dibedakan men#adi ! ona yaitu :
1. ;ona litoral, merupakan daerah pinggiran yang masih bersentuhan dengan
daratan. Pada daerah ini ter#adi pencampuran sempurna antara berbagai %aktor
%isika kimiawi perairan. 5rganisme yang biasanya ditemukan antara lain
tumbuhan a
7/25/2019 Revisi Laporan Limnologi Inti
5/60
dapat digunakan sebagai indikator pencemaran karena habitat, mobilitas, dan
umurnya yang relati% lama mendiami suatu wilayah perairan (=ont#i, 1".
Kualitas perairan memberikan pengaruh yang cukup besar terhadap
sur+i+al dan pertumbuhan makhluk-makhluk yang hidup di perairan tersebut.
Kualitas suatu perairan ditentukan oleh si%at %isik, kimia, dan biologis dari
perairan tersebut. 4nteraksi antara ketiga si%at tersebut menentukan kemampuan
perairan untuk mendukung kehidupan organisme di dalamnya. Kualitas air
mempengaruhi #umlah, komposisi, keanekaragaman #enis, produksi dan keadaan
%isiologi organisme perairan. 5leh karena itu diperlukan suatu cara tertentu untuk
menentukan kualitas perairan baik secara kualitati% maupun kuantitati% (Sirad et
al., )22/".
III. MATERI DAN METODE
A. MATERI
>
7/25/2019 Revisi Laporan Limnologi Inti
6/60
'lat yang digunakan untuk pengambilan sampel plankton adalah
plankton-net no. )>, ember plastik ukuran 12 liter, botol sampel? untuk
pengamatan plankton alat yang digunakan adalah mikroskop binokuler, object
glass, cover glass, dan pipet tetes? sedangkan pengukuran parameter %isik dan
kimia serta mengukur produkti+itas primer alat yang digunakan antara lain
termometer, Depth sounder, Secchi disk, @acum %ilter, @acum pump, o+en,
desikator, timbangan analitik, cawan penguapan, gelas ukur, timbangan analitik,
botol Winkler, spektro%otometer, erlenmeyer, tabung reaksi, buret dan stati%,
corong biuret, pipet seukuran, pipet tetes, ember, tali, dan kertas label.
7ahan yang digunakan dalam praktikum antara lain : sampel air waduk
untuk pengawetan plankton (akuades, larutan %ormalin !2A, dan larutan lugol"?
untuk pengukuran pH (kertas pH"? untuk SS (kertas saring Whatman no. !1 dan
a =, larutan H)S5!pekat,
indikator amilum, akuades"? pengukuran orto%os%at (larutan =a5H, reagen
campuran dan indikator phenolphthalein"? pengukuran produkti+itas primer
(larutan 6nS5!, larutan K5H-K4, larutan =a)S)52,2)> =, larutan H)S5!pekat,
indikator amilum, akuades", K)9r)5B2,2)>, 'g)S5!, dan 0'S 2,1 =.
B. METODE
Praktikum ini dilakukan dengan menggunakan metode sur+ei dan
pengambilan sampel dilakukan secara acak. Parameter yang diamati adalah %aktor
%isika yang terdiri dari suhu, penetrasi cahaya, kedalaman, Total Dissolved Solid
($S" dan Total Suspended Solid (SS". 0aktor kimia yang terdiri dari pH,
oksigen terlarut ($5", 95) bebas, Biological Oxygen Demand (75$", $aya
6enggabung 'sam ($6'", ortho%os%at, Chemical Oxygen Demand (95$",
ammonia, total %os%or, nitrit serta nitrat, dan %aktor biologis yang terdiri dari
keragaman dan kelimpahan plankton serta produkti+itas primer.
3
7/25/2019 Revisi Laporan Limnologi Inti
7/60
A. Parameter F!ka
". Su#u ar $an u$ara
Suhu air permukaan diukur dengan menggunakan termometer celcius.
ermometer dicelupkan ke dalam air sekitar atau > menit sampai
menun#ukkan angka yang konstan, lalu dicatat. Pengukuran suhu udara
dilakukan dengan menggunakan termometer celcius dengan cara termometer
dibiarkan pada udara terbuka sekitar atau > menit sampai menun#ukkan
angka yang konstan, lalu dicatat.
%. Penetra! &a#a'a atau ke&era#an
a. Secchi diskditurunkan ke dalam badan air hingga hampir tidak nampak
lagi, kemudian diukur dengan meteran sebagai nilai 8.
b. Secchi diskditurunkan ke dalam badan air hingga tidak nampak lagi, kemudian
diangkat perlahan hingga mulai nampak lagi, lalu diukur sebagai nilai y.
c. 7esarnya penetrasi cahaya dihitung dengan rumus sebagai berikut :
Penetrasi cahaya C)
Y +
keterangan :8 : #arak saat kepingsecchitidak terlihat oleh mata
y : #arak saat kepingsecchi terlihat lagi oleh mata
(. Ke$alaman
empelkan u#ung muka depth sounder ke permukaan air, lalu tekan
tombol maka kedalaman air akan nampak pada layar.
). Total Suspended Solid*TSS+
a. Kertas saring Whatman no. !1 dikeringkan dalam o+en dengan suhu 12>o
9 selama 1 #am kemudian ditimbang sebagai berat awal (w2".
,. Sampel air diambil 1222 ml, dikocok sampai merata dan disaring dengan
at tersuspensi yang tertampung dikeringkan dalam o+en dengan suhu
12>o9 selama 1 #am dan ditimbang sebagai berat akhir (w 1".
&. Selan#utnya dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
SS C
w1w
0
1000
B
7/25/2019 Revisi Laporan Limnologi Inti
8/60
keterangan :
w1 : berat kertas saring dan at tersuspensi
w2 : berat kertas saring
1222 : berat air sampel yang dianalisa
-. Total Dissolved Solid*TDS+
b. $S diukur dengan menggunakan $S meter.
B. Parameter Kma
". Derajat kea!aman *H+
=ilai pH diukur dengan menggunakan kertas pH indikator. Kertas
pH indikator dicelupkan ke dalam air sampai beberapa menit, kemudian
warnanya dicocokkan dengan warna standar. Warna yang sesuai dengan yang
telah dicelupkan tadi menun#ukkan nilai pH sampel.
%. Ok!gen terlarut *DO+
$5 diukur dengan menggunakan metode Winkler (Wetel and
Dikens, 1)". 9aranya adalah sebagai berikut :
a. Sampel air diambil dengan menggunakan botol Winkler )>2 ml secara
hati-hati supaya tidak terdapat gelembung udara dalam botol.
b. Sampel air yang telah diambil ditambah 6nS5!dan K5H-K4 masing-
masing 1 ml kemudian dikocok sampai homogen. 7otol dibolak-balik
minimal 1> kali dan sesudahnya diamkan sekitar ) menit atau hingga
ter#adi endapan berwarna coklat.
c. Kemudian ditambahkan 1 ml H)S5!pekat sampai endapan larut.
d. Selan#utnya diambil 122 ml sampel air dan dimasukkan ke dalam botol
*rlenmeyer kemudian ditambahkan indikator amilum sebanyak B-12tetes hingga berwarna biru.
e. Kemudian dititrasi dengan =a)S)52,2)> = hingga tepat #ernih. Kadar
oksigen terlarut dihitung dengan rumus :
Kandungan 5ksigen terlarut C
x122
1222
p 8 < 8 / mgEl
keterangan :
/
7/25/2019 Revisi Laporan Limnologi Inti
9/60
p : #umlah =a)S)52,2)> = yang digunakan untuk titrasi (ml"
< : normalitas larutan =a)S)5 ( 2,2)> ="
/ : bobot setara oksigen
(. Kar,/n$/k!$a *0O%+ ,e,a!
Karbondioksida (95)" bebas diukur dengan menggunakan metode
titrimetri dengan =a)95(Wetel and Dikens, 1)".
a. Sampel air diambil dengan menggunakan botol Winkler )>2 ml secara
hati-hati supaya tidak terdapat gelembung udara dalam botol.
b. Kemudian diambil 122 ml dimasukkan ke dalam labu *rlenmeyer dan
ditambah dengan indikator phenolpthalin sebanyak > tetes.
c. Kemudian dititrasi dengan =a)95 2,21 = hingga berwarna merah
#ambu.
d. Kadar 95)bebas ditentukan menurut rumus berikut :
Kandungan 95)bebas C122
1222
8 p 8 < 8 )) mgEl
keterangan :
p : #umlah =a)95yang terpakai (ml"
< : normalitas =a)95(2,21 ="
)) : bobot setara 95)
). Da'a mengga,ung a!am *DMA+
a. $6' diukur dengan cara mengambil sampel air dengan botol Winkler )>2
ml secara hati-hati supaya tidak terdapat gelembung udara dalam botol.
b. Kemudian diambil 122 ml dimasukkan ke dalam labu *rlenmeyer dan
ditambah -> tetes indikator methyl orange.c. Selan#utnya dititrasi dengan larutan H9l 2,1 = sampai larutan berwarna
merah bata.
d. Kandungan $6' dihitung dengan menggunakan rumus :
Kandungan $6' C122
1222
8 p 8 2 ml
sampel yang telah diencerkan untuk 75$2dan 75$>.
g. Sampel 75$>dan blanko 75$> disimpan dalam 75$ inkubator padasuhu )2o9 selama > hari.
h. Sampel untuk 75$2dan blanko 75$2langsung dititrasi (lihat pengukuran
$5".
i. Setelah hari ke-> sampel untuk 75$>dan blanko 75$>dititrasi.
#. Kadar 75$ dihitung menggunakan rumus berikut :
75$>C
( ) ( )( )!
!BB 1>2>2
keterangan :
F2 : 5)terlarut sampel saat t C 2 ( mg 2)El"
F> : 5)terlarut sampel saat t C > ( mg 2)El"
72 : 5)terlarut blanko saat t C 2 ( mg 2)El"
7> : 5)terlarut sampel saat t C > ( mg 2)El"
p : %aktor pengenceran
12
7/25/2019 Revisi Laporan Limnologi Inti
11/60
1. Pengukuran 0OD
a. Sampel air diambil sebanyak 12 ml.
,. K)9r)5B ditambahkan ke dalam sampel.
&. Sebanyak 1> ml H)S5!pekat ditambahkan.
$. Sampel di re%luks selama ) #am dengan suhu 3>o9.
e. Selan#utnya ditambahkan akuades dan -> tetes indicator %eroin.
2. Sampel dititrasi dengan larutan 0'S.
g. Hasil titrasi dihitung dengan rumus
95$ C
( AB )x N x 8000
Vs
3. Pengukuran Am/na
a. Sampel air dengan +olume >2 ml ditambahkan 1 ml ;nS5! kemudian
diteteskan =a5H hingga ada endapan putih.
b. Saring dengan kertas whatman.
c. *$' 1 tetes ditambahkan kemudian ditambahkan larutan nestler.
d. Hasil dispektro%otometer dengan G !)> nm.
4. Pengukuran Ntrat
a. Sampel air sebanyak >2 ml diambil
b. 1 ml H9= 1 = ditambahkan ke dalam sampel air.
c. Spektro%otometer G ))2 nm.
5. Pengukuran Ntrt
a. Sampel air sebanyak >2 ml diambil dari waduk.
b. Sampel sebanyak 1 ml ditambahkan 1 ml sul%aramida, dan 1 ml =*$.
c. Spektro%otometer dengan G !> nm.
". Pengukuran T/tal P
a. Sampel air diambil sebanyak >2 ml.
b. Sebanyak 1 ml H)S5!>= dan 2,! gr K)S)5/ditambahkan
c. Sampel dipanaskan hingga )2 ml.
d. 4ndikator pp ditambahkan kemudian ditambahkan =a5H hingga warna
men#adi merah muda.
e. 'kuades ditambahkan hingga >2 ml lalu dispektro%otometer G //2 nm.
11
7/25/2019 Revisi Laporan Limnologi Inti
12/60
%. Pengukuran Ort/2/!2at
a. Sampel yang telah diawetkan diambil >2 ml ke dalam *rlenmeyer.
b. Sebanyak 1-) tetes pp dan 1/2 tetes =a5H hingga larutan berwarna
merah muda (pH
/".
c. Sebanyak / ml reagen campuran campuran y (>2 ml H)S5! > = > ml
K. 'ntimol 1> ml 'mmonium 6olybdat 2 ml 'sam 'sorbic 122
ml '. air yang tertampung
dalam botol plankton-net dipindahkan ke dalam botol sampel dan diberi
label, kemudian ditambahkan larutan lugol sebanyak tetes dan %ormalin
!2A sampai konsentrasinya !A. 7anyaknya %ormalin yang ditambahkan
berdasarkan rumus =18 @1C =)8 @).
b. 4denti%ikasi dan penghitungan plankton
Pengamatan plankton secara kualitati% dilakukan dengan
membolak-balikan botol sampel sampai homogen. Sebanyak satu tetes
diambil lalu diletakkan di atas object glass dan ditutup dengan cover
glass. Sampel plankton diamati dengan menggunakan mikroskop
sebanyak )2 lapang pandang, setiap sampel diulang kali. Plakton yang
ditemukan diidenti%ikasi menggunakan buku identi%ikasi antara lain :
$a+is (1>>" dan Sachlan (1/)". Plankton yang telah diamati kemudian
dihitung kelimpahannya dengan menggunakan rumus : 0 8 = (indEp"
1)
7/25/2019 Revisi Laporan Limnologi Inti
13/60
('PH', 13>", dimana = adalah #umlah indi+idu rataan tiap preparat,
dan 0 adalah :
0 C"
!
#
#
$
$ 11
)
1
)
1
Keterangan:
0 : #umlah indi+idu per liter
= : #umlah indi+idu yang diamati
J1 : luas gelas penutup 1/81/ mm ()! mm)"
J) : luas lapang pandang (1,11)B mm)"
@1 : +olume air dalam botol penampung ()> ml"
@) : +olume air di bawah gelas penutup (2,2> ml"
P : #umlah lapang pandang yang diamati ()2 kali"
W : +olume air yang disaring (122 D"
Keanekaragaman plankton dihitung menggunakan rumus :
H =t=1
s
Pi lnPi
Keterangan:
H : 4ndeks Keragaman
S : Lumlah spesies
Pi : niE=
ni : Lumlah indi+idu spesies i
= : Lumlah total plankton
%. Pr/$ukt6ta! PrmerPengukuran produkti+itas primer menggunakan metode oksigen botol
gelap-terang. 7otol Winkler gelap dan botol Winkler terang diikat dengan tali
dan masing-masing diisi dengan air waduk. Kemudian kedua botol
dicelupkan ke dalam waduk dengan cara digantung selama > #am yaitu dari
pukul 2:22 sampai pukul 1:22. Kemudian $5 botol gelap-terang diukur.
Mumus #umlah oksigen yang dihasilkan atau dibutuhkan pada saat proses
1
7/25/2019 Revisi Laporan Limnologi Inti
14/60
%otosintesisE respirasi dapat dirumuskan sebagai berikut (Wetel dan Dikens
11".
Keterangan:
=PP :%et !rimary !roductivity (mg5)ElE#am"
M : Mespirasi dan dekomposisi (mg5)ElE#am"
NPP : &ross !rimary !roductivity(mg5)ElE#am"
D : konsentrasi oksigen dalam botol terang (mg5)El"
$ : konsentrasi oksigen pada botol gelap (mg5)El"
4 : konsentrasi oksigen pada botol inisial (mg5)El"
t : lama inkubasi (#am"
Perhitungan produkti+itas primer %itoplankton dilakukan menurut
rumus :
Keterangan:
NPP : Produksi Primer Kotor
=PP : Produksi Primer 7ersih
2,B> : 0aktor kon+ersi dari oksigen ke karbon (1)E)"
D7 : 7otol terang, kandungan 5)pada botol terang setelah inkubasi
$7 : 7otol gelap, kandungan 5)pada botol terang setelah inkubasi
7erdasarkan kandungan kloro%ilnya, maka dapat dihitung nilai
produkti+itas primer.
PP CC 3,7
R
k
Keterangan:
1!
%!! '
%!!
&!!
7/25/2019 Revisi Laporan Limnologi Inti
15/60
PP : Produkti+itas Primer (gram 9Em)Ehari"
9 : Lumlah seluruh kloro%il (kloro%il a b c"
M : $aya tembus cahaya (keceraahan"
k : =ilai e8tinction cahaya (2,2! 2,22//9 2,2>!9)E"
1>
7/25/2019 Revisi Laporan Limnologi Inti
16/60
II. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Ha!l
Ta,el ". Ha!l Anal!! Parameter F!ka
ParameterKel/m/k
" % ( ) - 1 3 4 5 "7
Su#u Ar
*70+)B )/ 2 )/ ) )B )/ )/ 2 )/
Su#u U$ara
*70+! )3 2 )B )/ )/ ) ) )/ 1
TDS
*mg8l+>/ 32 > 31 32 >! >/ >/ > >B
TSS
*mg8l+/, 12 B,) ,B 1, ),B 1B,> ) )B /
Ke&era#an*&m+
1>2 1)/ 12 1,> 13,! 132 1/ 13B,> 1)/,> 1>2
Ke$alaman
*m+) !,> 3,B !,> ,/ 3,3> /,/3 ,/ ,2) !,)/
Ta,el %. Ha!l Anal!! Parameter Kma
Paramete
r
Kel/m/k
" % ( ) - 1 3 4 5 "7
H 3 B B 3 3 B 3 3 B >
DO ),> !,! !, !,! !,! !,3 ! >,> ,! >,)
1
7/25/2019 Revisi Laporan Limnologi Inti
17/60
BOD
*mg8l+- 1,3 !,2> ,) ,1 ),3 1,>3 ,3 1,/
0OD
*mg8l+)/,/) // )1,2) 1),3 >>,) >3 /,3 //,/ 11,2 12,/
0O% ,e,a!
*mg8l+B,!/ ,/> ),) ,
idak
terdeteksi>,1B ,3 2,//
idak
terdeteksi),)
DMA
*mg8l+
2,) 2,1) 2,> 1 2,3 2, 2,! 2,2,>! 1,1
Ntrat
*mg8l+2,)21 2,2B 2,2/ 2,12) 2,1!) 2,1B> 2,12 2,2)> 2,1/
2,23
B
Ntrt
mg8l+2,1/B 2,1! 2,2)2 2,2)> 2,221 2,212 2,22> 2,221 2,22)
2,22
!
Am/na*mg8l+
2,1) 2,1/> 2,32 2,> 2,!21 2,122 2,321 2,B/ 2,!)/ 2,!!2
TP
*mg8l+2,1) 2,2)1 2,)2 2,2) 2,13/ 2,1) 2,)B1 2,3) 2,12 2,>)
Ort/2/!2a
t
*mg8l+
2,1) 2,2)) 2,22 2,2> 2,!!3 2,12> 2,2B3 2,2! 2,2>> 2,2>1
Ta,el ).( Ha!l Anal!! Parameter Kma
Kel. Pr/$ukt6ta! Prmer Kl/r/2l
1 1!),BBB!
a: 2,/3>
b: 1,)12B
c: 1,2!!/
) !2>),BB a: ),B12>
b: 1,3/!/1
)
7/25/2019 Revisi Laporan Limnologi Inti
18/60
c: 1,B)113
>,>>
a: ),)B2>
b: 2,>2/)
c: ),/B>B/
! B,B
a: 1,1))1
b: 2,333B/
c: 2,31B11
> B,!!3>
a: 1,>13B
b: 1,)3)/
c: 1,!>2B>
3 //!,!
a: 2,B3/B
b: 2,B22B!
c: 2,B>BB
B )/2BB, a: 2,>)32>b: 2,B!!B
c: 2,!3
/ >)>,
a: 2,3)12
b: 2,21
c: 2,)/!!1
!!B,/
a: 1,23)3
b: 2,13
c: 2,B1/)
12 3>3,>B1!
a : 2,///>
b: 2,!)BBc: B,/3B
Per#tungan Parameter F!ka
SS CW1W0
1000 8 123
C0,20280,2001
1000 8 123
C ),B grEml
Per#tungan Parameter Kma
95) bebas C1000
100 8 p 8 < 8 )) mgEl
C1000
100 8 ),> 8 2,21 8 ))
7/25/2019 Revisi Laporan Limnologi Inti
19/60
C >,1B mgEl
$6' C1000
100 8 p 8 8 2,2)
C 2, mgEl
75$ C(X0X5 )(B0B5 )(1p)
p
C(7,17,1 )(5,98,5)(10,5)
0,5
C ),3 mgEl
95$ C( AB )x N x 8000
Vs
C(169 )x 0,1x 8000
100
C >3 mgEl
Per#tungan Parameter B/l/g
PP CC 3,7
R
k
C ),))!/ 8 ,B 8 1>2E 2,13
C //!,!
Kloro%il a C 11,/> $33! 1,>! $3!B 2,2/ $32
C (11,/> 8 2,2B" (1,>! 8 2,2>" (2,2/ 8 2,2>!"
C 2,B3/B
Kloro%il bC ->,! $33! )1,2 $3!B ),33 $32
C - (>,! 8 2,2B" ()1,2 8 2,2>" (),33 8 2,2>!"
C 2,B22B!
Kloro%il c C -1,3B $33! B,32 $3!B )!,>) $32
C - (1,3B 8 2,2B" (B,32 8 2,2>" ()!,>) 8 2,2>!"
C 2,B>BB
Lumlah total kloro%il (9" C kloro%il abc
!
7/25/2019 Revisi Laporan Limnologi Inti
20/60
C 2,B3/B 2, B22B! 2,B>BB
C ),))!/
Kecerahan (M" C 132
=ilai e8tinction cahaya (k" C 2,2! 2,22// 9 2,2>! 9 )E
C 2,2! 2,22// (),))!/" 2,2>! (),))!/" )E
C 2,13
=PP CLIt
C94,6
5
C4 ,6
5
C 2,// mgE5)ElE#am
M CIDt
C4,65,2
5
C - 2,1) mgE5)ElE#am
NPP CLD
t
C95,2
5
C 2,B3 mgE5)ElE#am
=PP C 2,B>LB (ppmO2 )IB (ppmO2)
N PQ
C 2,B>94,651,2
C 2,B>4,4
6
C 2,)B>
>
7/25/2019 Revisi Laporan Limnologi Inti
21/60
NPP C 2,B>
LB (ppmO2 )DB(ppmO2)N PQ
C 2,B>95,251,2
C 2,B>3,8
6
C 2,)B
Kelimpahan Plankton
0 CQ 1
Q 2 8V1
V2 81
p 81
w
C324
1,11279 890
0,05 81
20 81
100
C )1,13 8 1/22 8 2,2> 8 2,21
C )3),2!!
Staurastrum tetracerum C 1 8 )3),2!! C )3),2!!
Crucigenia sp C 1 8 )3),2!! C )3),2!!
Callothrixsp. C ) 8 )3),2!! C >)!.2//
&lenodiniumsp C 8 )3),2!! C B/3.1)
Brachionussp. C 1 8 )3),2!! C )3),2!!
(nkistrodesmus )alcatus C 1B 8 )3),2!! C !!>!.B!/
!innularia gibba C 1 8 )3),2!! C )3),2!!
!andorina morum C ) 8 )3),2!! C >)!.2//
!eridinium palatinum C 1 8 )3),2!! C )3),2!!
Desmidium aptoganum C 1 8 )3),2!! C )3),2!!Keanekaragaman Plankton
H C - O Pi ln Pi
C - O O(2,2 4n 2,2" (2,2 4n 2,2" (2,23 4n 2,23" (2,2 4n 2,2"
(2,2 4n 2,2" (2,>3 4n 2,>3" (2,2 4n 2,2" (2,23 4n 2,23" (2,2 4n
2,2" (2,2 4n 2,2"Q
C - (-2,12>" (-2,12>" (- 2,13/" (- 2,)13" (-2.12>" (- 2.)!" (-
2,12>" (-2,13/" (-2,12>" (-2,12>"Q
3
7/25/2019 Revisi Laporan Limnologi Inti
22/60
C -(-1,>23"
H C 1,>23
Pi CN
Staurastrum tetracerum ' 1E2 C 2,2
Crucigenia sp. C 1E2 C 2,2
Callothrix sp. C )E2 C 2,2>
&lenodiniumsp C E2 C 2,2
Brachionussp. ' 1E2 C 2,2
(nkistrodesmus )alcatus ' 1BE2 C 2,>3
!innularia gibba ' 1E2 C 2,2
!andorinamorum ' )E2 C 2,2>
!eridiniumpalatinum ' 1E2 C 2,2
Desmidium aptoganum ' 1E2 C 2,2
B
7/25/2019 Revisi Laporan Limnologi Inti
23/60
9am,ar ).". Sta!un Per&/,aan 1 *Keram,a+
9am,ar #a!l erlakuan arameter 2!ka: kma: ,/l/g
9am,ar ).%. Ha!l
Anal!! A,!/r,an!Kl/r/2l a:,: $an &
9am,ar ).1. Ha!lAnal!! 0OD
9am,ar )."7. HA!lAnal!! t/tal P
/
7/25/2019 Revisi Laporan Limnologi Inti
24/60
9am,ar ).4. Ha!l
Anal!! Ntrat
9am,ar ).5. Ha!l
Anal!! Ort/2/!2at
9am,ar )."(.Callothrix
!.
9am,ar ).").
Ankistrodesmus
falcatus
9am,ar )."-.
Crucigenia !.
9am,ar )."1.Desmidium
aptoganum
9am,ar )."3.
Pandorina morum
9am,ar )."4.
Pinnularia gibba
9am,ar )."5.
9am,ar ).%7.
Glenodinium !.
9am,ar ).%".
Brachionus!.
9am,ar ).%%.
Staurastrum tetracerum
7/25/2019 Revisi Laporan Limnologi Inti
25/60
Pem,a#a!an
Waduk Pen#alin terletak di $esa Windua#i Kec. Paguyangan Kab. 7rebes,
Lawa engah pada ketinggian 3> mdpl dengan luas permukaan sebesar 1)> ha
dan +olume ,> #uta m. $ari kota Paguyangan #araknya 3 km, dari kota 7umiayu
1) km. Sedangkan dari Purwokerto 2 km. $i sebelah selatan berbatasan dengan
Kabupaten 7anyumas dan Kabupaten 9ilacap, di sebelah timur dengan Kabupaten
egal, di sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten 9irebon dan Kabupaten
Kuningan. $ari ka#ian merupakan daerah aliran sungai Waduk Pen#alin yang
secara geogra%is terletak pada 2B1 21R - 2B)2 !BR DS (Dintang Selatan" dan
1221 !1R - 122 )2R 7 (7u#ur imur" (Purwati et al., )212".
Waduk ini dibangun pada tahun 121! dan dipergunakan untuk
memenuhi kebutuhan air irigasi seluas ).222 Ha. Sumber air waduk berasal dari
aliran Sungai Pen#alin, Sungai Soka, Sungai Narung dan Sungai Pemali. Selain
dari sungai, sumber lainnya berasal dari air hu#an yang #atuh di $aerah 'liran
Sungai ($'S" Waduk Pen#alin dan yang #atuh langsung ke waduk. 9urah hu#an
tahunan rata-rata di daerah ini berkisar antara ).B>2 mm (Hedianto et al., )21".
@olume e%ekti% waduk pada awal mula beroperasi sebesar ,> #uta m.
Setelah beroperasi selama B3 tahun diperkirakan +olume Waduk Pen#alin kurang
dari >2A. Hal ini dibuktikan dari +olume waduk yang sudah tidak dapat lagi
mengairi irigasi seluas ).222 Ha. Seiring ber#alannya waktu, selain ber%ungsi
sebagai irigasi, Waduk Pen#alin #uga diman%aatkan sebagai lokasi wisata dan
budidaya perikanan (Hedianto et al., )21".
Pengu#ian kualitas air dapat dilakukan untuk mengetahui kondisi air di
suatu perairan sesuai dengan baku mutu atau tidak. I#i pemerikasaan kualitas air
di suatu area perairan mencakup pengukuran parameter %isika, kimia, dan biologi.
Pengukuran parameter %isika meliputi suhu, penetrasi cahaya, kedalaman, Total
Dissolved Solid($S" dan Total Suspended Solid(SS". 0aktor kimia yang terdiri
dari pH, oksigen terlarut ($5", 95) bebas,Biological Oxygen Demand (75$",
$aya 6enggabung 'sam ($6'", ortho%os%at, ChemicalOxygen Demand (95$",
ammonia, total %os%or, nitrit serta nitrat. Sedangkan pengukuran parameter biologi
meliputi keragaman dan kelimpahan plankton serta produkti+itas primer ('PH',
1>".
12
7/25/2019 Revisi Laporan Limnologi Inti
26/60
". Parameter F!ka
Pamameter %isika yang diamati antara lain: Suhu udara, suhu air,
kedalaman, penetrasi cahaya, Total Suspended Solid (SS", Total Dissolved
Solid($S".
a. Su#u
Suhu merupakan %aktor %isika yang penting di semua sektor
kehidupan di dunia. 6enurut hukum @ant Ho%%, kenaikan suhu 129 akan
mempercepat reaksi men#adi dua kali lebih cepat. Suhu menurun secara
teratur sesuai dengan kedalaman perairan. Hal ini karena kurangnya intensitas
matahari yang masuk ke perairan. Suhu air pada kedalaman melebihi 1222
meter relati% konstan, berkisar antara )-!o9. Suhu merupakan salah satu %aktor
yang sangat penting dalam mengatur proses kehidupan dan penyerapan
organisme. Proses kehidupan +ital yang sering disebut proses metabolisme
hanya ber%ungsi dalam kisaran suhu yang relati% sempit biasanya 2-!2o9
(6itsch and Nosselink, 1!".
7erdasarkan hasil pengukuran, terdapat +ariasi suhu air dan suhu
udara di Waduk Pen#alin pada stasiun yang berbeda. Hasil pengukuran
disa#ikan dalam gra%ik di bawah ini.
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
0
5
10
1520
25
30
35
40
Su#u
Suhu Air Suhu Udara
Kel/m/k
Su#u *O0+
11
7/25/2019 Revisi Laporan Limnologi Inti
27/60
7erdasarkan hasil pengukuran yang dilakukan, suhu air waduk pada
beberapa titik cenderung menun#ukkan hasil yang hampir sama berkisar )B
2o9. 6enurut 'labaster (1/)", yang menyatakan suatu daerah perairan
memiliki si%at lambat dalam menerima kalor namun #ika kalor telah terikat,
pelepasan kalor tersebut #uga cenderung lambat. 0luktuasi suhu air di suatu
daerah perairan yakni suhu cenderung akan tinggi pada waktu siang
men#elang sore hari namun pada waktu malam hari suhunya akan cenderung
turun sampai men#elang pagi hari. Perairan yang dangkal akan lebih cepat
menyerap kalor dan lebih cepat melepaskannya dibandingkan dengan
perairan yang dalam. 6enurut $a+is (1>", suhu air di dalam suatu perairan
tropis cenderung lebih konstan dibanding daerah lainnya. Kisaran suhu yang
baik untuk pertumbuhan plankton di dalam suatu perairan adalah )2-2o9,
sehingga dapat dikatakan bahwa suhu air di Waduk Pen#alin berada pada
kisaran normal dan dalam keadaan baik untuk siklus rantai kehidupan di
dalamnya yang dapat mengoptimalkan pertumbuhan organism ikan yang
dibudidayakan
,. Penetra! &a#a'a
Kecerahan adalah sebagian cahaya yang diteruskan dalam air dan
dinyatakan dengan persen (A", dari beberapa pan#ang gelombang di daerah
spektrum yang terlihat cahaya yang melalui lapisan sekitar satu meter, #atuh
agak lurus pada permukaan air (Kordi & ancung, )22B".
Kecerahan air berkisar antara !2-/> cm, tidak melan#utkan perbedaan
yang besar. Kecerahan air pada musim kemarau (Luli September )222"
adalah !2-/> cm, dan pada musim hu#an (=o+ember dan $esember )222"
antara 32-/2 cm. Kecerahan air di bawah 122 cm, tergolong tingkatkecerahan rendah ('krimi & Subroto, )22)".
6enurut *%%endi ()22", kecerahan air tergantung pada warna dan
kekeruhan. Kecerahan merupakan ukuran transparansi perairan yang
ditentukan secara +isual dnegan menggunakan secchi disk. Kekeruhan pada
perairan yang tergenang (lentik", misalnya danau, lebih banyak disebabkan
oleh bahan tersuspensi yang berupa koloid dan partikel-partikel halus
sedangkan kekeruhan pada sungai yang sedang ban#ir lebih banyak
1)
7/25/2019 Revisi Laporan Limnologi Inti
28/60
disebabkan oleh bahan-bahan tersuspensi yang berukuran lebih besar yang
berupa lapisan permukaan tanah yang terletak oleh aliran air pada saat hu#an.
Pengukuran penetrasi cahaya yang dilakukan dengan secchi disk.
Hasil pengukuran di beberapa stasiun di Waduk Pen#alin disa#ikan dalam
gra%ik di bawah ini:
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
0
50
100
150
200
Kecerahan
Kecerahan
Kelompok
Kecerahan (cm)
7erdasarkan hasil yang didapatkan dari pengukuran yang dilakukan,
penetrasi cahaya pada beberapa titik di waduk cenderung menun#ukkan hasil
yang berbeda. Penetrasi cahaya yang masuk ke kolam berkolerasi dengan
tingkat kedalaman kolam tersebut. 6enurut Soeseno (1B2", perairan dengan
kedalaman kurang dari >2 m masih mendapat cahaya matahari sampai pada
dasar perairan kolam tersebut. Sedangkan perairan dengan kedalaman lebih
dari >2 m cahaya matahari tidak dapat menenmbus hingga dasar waduk
tersebut. Sedangkan rata-rata nilai penetrasi cahaya yang diamati di WadukPen#alin antara 1,) - ) cm.
6enurut 'r%iati et al.()22)", kecerahan air berkisar antara !2-/> cm.
Perairan oligotropik mempunyai batas kecerahan T3 m, mesotropik 3 m
dan eutropik U m. 7erdasarkan keterangan tersebut dan hasil pengamatan,
dapat dikatakan bahwa perairan Waduk Pen#alin termasuk perairan eutropik.
Perairan eutropik merupakan perairan yang dangkal, tumbuhan litoral
melimpah, kepadatan plankton lebih tinggi, sering ter#adi blooming alga
1
7/25/2019 Revisi Laporan Limnologi Inti
29/60
dengan tingkat penetrasi cahaya matahari umumnya rendah. Semakin dalam
perairan maka semakin tidak subur, tumbuhan litoral #arang dan kepadatan
plankton rendah, tetapi #umlah spesiesnya tinggi. *utro%ikasi akan
menyebabkan meningkatnya produksi ikan sebagai kelan#utan dari tropik
le+el organik dalam suatu ekosistem (Wiadnya et al., 1"
&. Ke$alaman
Kedalaman air merupakan parameter yang penting dalam
memecahkan masalah tertentu berbagai pesisir seperti erosi, pertambakan,
stabilitas garis pantai, pelabuhan dan konsekuensi pelabuhan dan konsekuensi
pelabuhan, e+aluasi penyimpanan pasang surut, pengerukan, pemeliharaan
dan lain-lain (Pourawala, )21)".
6enurut 'riana ()22)", basimeteri adalah ukuran tinggi rendahnya
dasar laut. Perubahan kondisi hidrogra%i di wilayah perairan laut dan pantai
disamping disebabkan oleh %enomena perubahan penggunaan lahan di
wilayah sungai. erbawanya berbagai material partikel dan kandungan oleh
aliran sungai semakin mempercepat proses pendangkalan di perairan.
Kedalaman perairan sangat berpengaruh terhadap kualitas air pada lokasi
yang dangkal akan lebih mudah ter#adi pengadukan dasar akibat dari
pengaruh gelombang yang pada akhirnya kedalaman perairan lebih dari m
dari dasar #aring (Setiawan, )21)".
7erdasarkan hasil pengukuran, terdapat +ariasi kedalaman di Waduk
Pen#alin pada stasiun yang berbeda. Hasil pengukuran disa#ikan dalam gra%ik
di bawah ini:
1!
7/25/2019 Revisi Laporan Limnologi Inti
30/60
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
0
2
4
6
8
10
12
Kedalaman
Kedalaman
Kelompok
Kedalaman (m)
7erdasarkan hasil yang didapatkan dari pengukuran kedalaman yang
dilakukan di beberapa titik menun#ukan kedalaman yang berbeda-beda.
6enurut 9holik (1/3", kedalaman kolam dapat dipengaruhi oleh padatan
suspensi yang mengendap di dasar kolam baik yang terbawa masuk melalui
aliran air maupun hasil dari buangan metabolisme dan seresah yang
mengendap di dasar perairan. Kedalaman air yang baik untuk kolam budidaya
berkisar B2-122 cm. Kedalaman Waduk Pen#alin berdasarkan hasil
pengukuran berkisar dari )-,/ m, sehingga dalam kedalaman ini kurang baik
untuk budidaya ikan atau organisme lain di dalamnya. Kedalaman yang
terlalu rendah dapat menyebabkan tingkat penyerapan panas sinar matahari
yang terlalu tinggi dan luas permukaan untuk respirasi sempit sehingga dapat
mempengaruhi metabolisme dan pertumbuhan organisme tidak optimal
(Sumawid#a#a, 1B!".$. Total Suspended Solid*TSS+
Kandungan padatan tersuspensi dalam perairan tidak boleh melebihi
1222 mgEl (Pascod, 1B". ingginya kandungan SS dalam perairan akan
mengurangi kedalaman penetrasi cahaya matahari ke dalam air sehingga
berpengaruh langsung terhadap %otosintesis oleh %itoplankton dan pengaruh
tidak langsung terhadap keberadaan ooplankton dalam perairan (0ardia,
1)". Total Suspended Solid(SS" yang tinggi dalam suatu perairan dapat
1>
7/25/2019 Revisi Laporan Limnologi Inti
31/60
mengurangi nilai guna perairan dan mempengaruhi organisme yang hidup di
dalamnya (Sumawid#a#a, 1B!".
Hasil pengukuran kadar SS disa#ikan dalam histogram berikut ini :
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
0
5
10
15
20
25
30
TSS
TSS
Kelompok
TSS (mg/l)
Total Suspended Solid(SS" dari hasil praktikum pada beberapa titik
percobaan, diperoleh data yaitu dibawah )2 mgEl. Hasil pengukuran SS ini
masih dalam batas untuk perairan prerikanan. Hasil pengukuran SS
menun#ukan nilai yang normal atau masih dalam baku mutu air untuk
perikanan, yakni berdasar PP =o./) ahun )22) baku mutu pH untuk
perairan kelas tiga adalah !22 mgEl. Sumawid#a#a (1B!" menyatakan bahwa
SS akan berpengaruh terhadap ke#ernihan air, selan#utnya berpengaruh
terhadap daya penetrasi cahaya dan akhirnya akan mempengaruhi
produkti+itas primer. SS yang tinggi dapat menghalangi masuknya sinar
matahari ke dalam air, sehingga akan mengganggu proses %otosintesis danmenyebabkan turunnya oksigen terlarut yang dilepas ke dalam air oleh
tanaman.
e. Total Dissolved Solids*TDS+
Total Dissolved Solids($S" merupakan semua substansi anorganik
dan organik dalam air yang dapat melewati %ilter ) Vm. Secara umum, $S
adalah #umlah kation dan anion dalam air. 4on dan senyawa ionik yang
menyusun $S biasanya mencakup karbonat, bikarbonat, klorida, %luorida,
13
7/25/2019 Revisi Laporan Limnologi Inti
32/60
sul%at, %os%at, nitrat, kalsium, magnesium, sodium, dan potasium, namun
semua ion yang ada akan berkontribusi terhadap #umlah total. 4on organik
mencakup polutan, herbisida, dan hidrokarbon. Selain itu, senyawa bahan
organik di tanah seperti asam humik atau %ul+ik #uga tercakup di $S. $S
mencakup semua molekul mineral dan organik yang menyediakan man%aat
seperti nutrien atau kontaminan seperti logam beracun dan polutan organik.
'ir dengan konsentrasi $S lebih tinggi dari 1222 mgEl dianggap keruh.
Perubahan konsentrasi $S di perairan alami seringkali merupakan hasil dari
limbah industri, perubahan keseimbangan air (dengan membatasi pemasukan
air, dengan peningkatan penggunaan air atau peningkatan presipitasi", atau
dengan penyusupan garam ke air (Ninting, )22B". 7erdasarkan PP =o./)
ahun )221 tentang baku mutu kandungan #umlah padatan terlarut pada
perairan kelas dua yang dian#urkan adalah maksimal >22 mgED.
Hasil pengukuran $S disa#ikan dalam histogram berikut :
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
0
10
20
30
40
50
60
70
TDS
TDS
Kelompok
TDS (mg/l)
7erdasarkan hasil pengukuran $S, didapatkan nilai rentang $S
antara >! mgEl sampai dengan 31 mgEl, dengan rata-rata >/,! mgEl. Hasil ini
menun#ukan nilai $S masih dibawah nilai batas. 'rtinya keadaan perairan
waduk Pen#alin masih cukup baik dilihat dari nilai $S nya. $S tidak
dianggap sebagai polutan primer terhadap berbagai pengaruh kesehatan yang
terkait pada standar air minum untuk manusia, namun $S dianggap sebagai
1B
7/25/2019 Revisi Laporan Limnologi Inti
33/60
indikasi karakteristik estetika dari air minum dan sebagai indikator luas
terhadap susunan kontaminan kimiawi. $S dapat menyebabkan toksisitas
melalui peningkatan salinitas, perubahan komposisi ionic perairan dan
toksisitas ion indi+idu. Peningkatan salinitas terbukti menyebabkan
perubahan dalam komunitas biotik, membatasi biodi+ersitas, menyingkirkan
spesies yang kurang toleran, dan menyebabkan dampak akut atau kronik di
tahapan hidup tertentu (*%%endi, )22".
%. Parameter Kma
Pamameter kimia yang diamati antara lain: pH (dera#at keasaman",
Dissolved Oksigen ($5", karbondioksida (95)" bebas, $aya mengapung
asam ($6'", Biological Oxygen Demand (75$", Chemical Oxygen
Demand (95$", 5rtho%os%at, ammonia, otal 0os%or, nitrit dan =itrat.
a. H *$erajat kea!aman+
6enurut Kordi & tan#ung ()22B", dera#at keasaman lebih dikenal
dengan istilah pH. pH (singkatan daripuissane negati) de *", yaitu logaritma
dari kepekaan ion-ion H (hidrogen" yang terlepas dalam satu cairan. $era#at
keasaman atau pH air menun#ukkan akti+itas ion hidrogen dalam larutan
tersebut dan dinyatakan sebagai konsentrasi ion hidrogen (dalam nol per liter"
pada suhu tertentu atau dapat ditulis.
pH C -log (H" (Kordi & an#ung, )22B".
Suatu ukuran yang menun#ukkan apakah air bersi%at asam atau dasar
dikenal sebagai pH. lelah tepatnya, pH menun#ukkan konsentrasi ion hidrogen
dalam air dan dide%inisikan sebagai logaritma negati% dari konsentrasi ion
hidrogen molar (-log (H". 'ir dianggap asam bila pH dibawah B dan dasar
ketika pH di atas B. Sebagai besar nilai pH ditemui #atuh antara 2 sampai 1B.pH yang baik adalah budidaya adalah 3,>-2 (Wurts & Mobert, 1)".
Kecepatan di%usi oksigen dari udara, tergantung dari beberapa %aktor, sepreti
kekeruhan air, suhu, slainitas, pergerakan massa air dan udara, seperti arus,
gelombang dan pasang surut (Salmin, )22>".
Hasil pengukuran $S disa#ikan dalam histogram berikut :
1/
7/25/2019 Revisi Laporan Limnologi Inti
34/60
1 2 3 4 5 6 7 8 9 100
1
2
3
4
5
6
7
8
pH
pH
Pengukuran dera#at keasaman (pH" dilakukan dengan menggunakan
kertas pH Ini+ersal. 7erdasarkan hasil pengukuran yang dilakukan diperoleh
nilai pH air berkisar >-B. Hasil pengukuran pH menun#ukan nilai yang normal
atau masih dalam baku mutu air untuk perikanan, yakni berdasar PP =o./)
ahun )221 baku mutu pH untuk perairan kelas tiga adalah berkisar 3-.
6enurut 'labaster & Dloyd (1/)", nilai pH yang terdapat dalam perairan
dapat menggambarkan tingkat produkti+itas perairan tersebut, yaitu pH >,>-
3,> termasuk dalam perairan yang tidak produkti%, nilai pH 3,>-B termasuk
dalam perairan yang produkti%, dan pH B,>-/,> termasuk dalam perairan yang
sangat produkti%.
,. Dissolved ksigen*DO+
5ksigen terlarut adalah parameter kimia perairan yang menun#ukkan
banyaknya oksigen yang terlarut dalam suatu ekosistem perairan. 5ksigenterlarut dibutuhkan oleh semua #asad hidup untuk pernapasanproses
metabolisme atau pertukaran at yang menghasilkan energi. Sumber utama
oksigen dalam suatu perairan berasal dari suatu proses di%usi dari udara bebas
dan hasil %otosintesis organisme yang hidup dalam perairan tersebut (Salmin,
)222".
5ksigen merupakan komponen penting dan men#adi %aktor pembatas
bagi organisme perairan. Hal ini karena daya larut oksigen di perairan rendah
1
7/25/2019 Revisi Laporan Limnologi Inti
35/60
serta dipengaruhi oleh suhu dan salinitas. 6akin tingggi suhu dan salinitas
maka kelarutan oksigen makin rendah. Kelarutan oksigen dalam air
dipengaruhi oleh beberapa %aktor seperti suhu, salinitas, pergerakan air, lias
daerah permukaan yang terbuka, tekanan atmos%ir dan persentase oksigen di
sekelilingnya.
6enurut Imaly & 9u+in (1//", dampak tingginya adar $5
terhadap lingkungan adalah:
1. Keaitersediaan oksigen terlarut merupakan in%ormasi pentingdalam reaksi
secara biologi dan biokimia di perairan.
). Konsentrasi oksigen yang tersedia berpengaruh secara langsung terhadap
kehidupan akuatik khususnya respirasi aerobik, pertumbuhan dan
reproduksi.
. Konsentrasi oksigen terlarut di perairan #uga menentukan kapasitas
perairan untuk menerima beban bahan organik tanpa menyebabkan
gangguan atau mematikan organisme hidup.
Hasil pengukuran yang dilakukan di beberapa stasiun di Waduk
Pen#alin disa#ikan dalam gra%ik di bawah ini.
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
DO
D
7erdasarkan hasil pengukuran yang dilakukan diperoleh rata-rata
per semua bagian kolam nilai $5-nya adalah >.1B mgEl. Hasil pengukuran
$5 menun#ukan nilai yang normal atau berada kisaran nilai baku mutu air
)2
7/25/2019 Revisi Laporan Limnologi Inti
36/60
untuk kolam perikanan. 7erdasarkan PP =o./) ahun )221, kadar oksigen
terlarut untuk perairan kelas tiga seharusnya lebih besar dari mgEl.
Sehingga dapat dikatakan kandungan oksigen terlarut di waduk pen#alin
berada pada kisaran normal dan baik untuk pertumbuhan optimal
organisme di dalamnya.
&. 0O%* kar,/n$/k!$a ,e,a!+
Karbondioksida merupakan produk dari respirasi yang dilakukan
oleh tanaman maupun hewan. Ketersediaan karbondioksida adalah sumber
utama untuk %otosintesis, dan pada banyak cara menun#ukkan hubungan
keterbalikan dengan oksigen. 6eskipun suhu merupakan %aktor utama
dalam regulasi konsentrasi oksigen dan karbondioksida, tetapi hal ini #uga
tergantung pada %otosintesis tanaman, respirasi dari semua organisme,
aerasi air, keberadaan gas gas lainnya dan oksidasi kimia yang mungkin
ter#adi (Noldman & Horne, 1/".
Ketersediaan karbondioksida terlarut di air dapat bersumber dari air
tanah, dekomposisi at organik, respirasi organisme air, senyawa kimia
dalam air maupun dari udara namun dalam #umlah yang sangat sedikit
(Subari#anti, 12". umbuhan akuatik, misalnya alga, lebih menyukai
karbondioksida sebagai sumber karbon dibandingkan dengan bikarbonat
dan karbonat. 7ikarbonat sebenarnya dapat berperan sebagai sumber
karbon. 7ikarbonat harus dikon+ersi terlebih dahulu men#adi
karbondioksida dengan bantuan enim karbonik anhidrase di dalam
kloroplas (7oney, 1/ dalam *%%endi, )22".
Karbondioksida baik dalam bentuk 95) bebas maupun sebagai
karbonat dan bikarbonat terdapat dalam air terutama dihasilkan oleh prosesperna%asan organisme dan penguraian bahan organik dalam perairan.
Kandungan karbon dioksida bebas #arang diukur di tambak, hal ini karena
kandungan pytoplankton
yang cukup tinggi dalam tambak sehinggan karbon dioksida yang
ada terpakai dalam proses %otosintesa ataupun segera dilepaskan ke udara.
Selain itu karena kuatnya si%at bu%%er air laut, 95)bebas yang masuk ke
dalam perairan segera berubah men#adi karbonat dan bikarbonat sehingga
)1
7/25/2019 Revisi Laporan Limnologi Inti
37/60
tidak banyak mempengaruhi pH air. $aya toleransi organisme terhadap
95) bebas dalam air bermacam-macam tergantung #enisnya tapi pada
umumnya bila lebih dari 1> ppm dapat memberikan pengaruh yang
merugikan.
Hasil pengukuran yang dilakukan di beberapa stasiun di Waduk
Pen#alin menun#ukkan adanya +ariasi nilai 95) bebas, sebagaimana
disa#ikan dalam gra%ik di bawah ini.
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
0
1
2
3
4
5
6
7
8
CO2 bebas
!2 "e"a#
7erdasarkan hasil pengukuran yang dilakukan diperoleh rata-rata
per semua bagian kolam nilai 95)-nya adalah >,1B mgEl. Hasil pengukuran
95)menun#ukan nilai yang normal atau berada kisaran nilai baku mutu
air untuk kolam perikanan. Kandungan 95) bebas pada waduk Pen#alin
masih bisa ditolerir oleh organisme perairan karena masih di bawah batas
normal yakni >2 mgEl (7rotowid#oyo et al., 1>".$. Da'a mengaung a!am *DMA+
$aya menggabung asam ($6'" sangat mempengaruhi %luktuasi
nilai pH dalam suatu perairan. 0luktuasi pH di perairan secara mendadak
dapat menyebabkan kematian biota akuatik. Keseimbangan pH perlu
di#aga agar kondisi dalam perairan tetap stabil. ingkat %luktuasi pH di
perairan perlu adanya sistem penyangga yang dapat mempertahankan
tingkat keasaman perairansehingga perlu dilakukan pengukuran $6' di
))
7/25/2019 Revisi Laporan Limnologi Inti
38/60
dalam suatu ekosistem perairan. $6' digunakan untuk mengetahui
#umlah total basa, biasanya sebanding dengan ion karbonat dan bikarbonat
(7rotowid#oyo et al., 1>".
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
0
0$2
0$4
0$6
0$8
1
1$2
DMA
D%A
7erdasarkan hasil pengukuran yang dilakukan diperoleh rata-rata
per semua bagian waduk nilai $6'-nya adalah 2, mgEl. Hasil
pengukuran $6' menun#ukan nilai yang tidak normal atau berada di luar
nilai baku mutu air. 6enurut Wardoyo (1/1", kadar $6' yang baik bagi
kolam perikanan berkisar antara ),2-),> mgEl. Sedangkan kadar $6' yang
diperoleh saat pengukuran adalah berkisar 2,1-1,1 mgEl, maka dapat
dikatakan kadar $6' pada Waduk Pen#alin di bawah kadar normal dan
kurang baik untuk kelangsungan hidup organisme di perairan tersebut. 'ir
akan kehilangan kemampuannya sebagai bu))er (penyangga kualitas air
dari goncangan pH" dan tingkat keasaman air tersebut terganggu. Hal inidapat menyebabkan kematian organisme perairan, termasuk ooplankton
pada kadar $6' yang rendah karena metabolisme dan respirasinya yang
akan terganggu (Sutisna & Sudarmanto, 1>".
e. Biological x!gen Demand *BOD+
6enurut *%%endi ()22", secara tidak langsung 75$ merupakan
gambar kadar garam organik, yaitu #umlah oksigen yang dibutuhkan oleh
mikroba oleh mikroba aerob untuk mengoksidasi bahan organik men#adi
)
7/25/2019 Revisi Laporan Limnologi Inti
39/60
karbondioksida dan air ($a+is & 9ornwell, 11". Parameter ini
dide%inisikan sebagai #umlah oksigen, dibagi dengan +olume sistem,
diambil melalui akti+itas respirasi mikroorganisme yang tumbuh pada
senyawa organik dalam sampel (misalnya air atau lumpur" ketika
diinkubasi pada suhu tertentu (biasanya )2o9" untuk #angka waktu tetap
(biasanya > hari, 75$>" (Louanneau et al., )21!".
Biochemical Oksigen Demandatau 75$ adalah suatu karakteristik
yang menun#ukkan #umlah oksigen terlarut yang diperlukan oleh
mikroorganisme (biasanya bakteri" untuk mengurai atau mendekomposisi
bahan organik dalam kondisi aerobik (alib, )21)". Selama pemeriksaan
75$, contoh yang diperiksa harus bebas dari udara luar mencegah
kontaminasi dari oksigen yang ada di udara bebas. Konsentrasi air
buanganEsampel tersebut yang harus berada pada suatu tingkat pencemaran
tertentu, hal ini untuk men#aga supaya oksigen terlarut selalu ada selama
pemeriksaan. Hal ini penting diperhatikan meningkat kelarutan oksigen
dalam air terbatas dan hanya berkisar ppm pada suhu )29 (Salmin,
)22>".
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
BOD
&D
0aktor-%aktor yang mempengaruhi 75$ adalah #umlah senyawa
organik yang diuraikan, tersedianya mikroorganisme aerob dan tersedianya
se#umlah oksigen yang dibutuhkan dalam proses penguraian tersebut
)!
7/25/2019 Revisi Laporan Limnologi Inti
40/60
(7arus, 12 dalam Sembiring, )22/". 7erdasarkan hasil pengukuran
didapatkan nilai 75$ Waduk Pen#alin sebesar ),3 mgEl. 7erdasarkan PP
=o./) ahun )221, baku mutu kandungan 75$ pada perairan kelas dua
adalah kurang dari mgEl, sehingga dapat dikatakan bahwa 75$ di
Waduk Pen#alin berada pada kisaran normal dan baik untuk pertumbuhan
optimal organisme di dalamnya. 6enurut Pascod (1B", nilai 75$ yang
tinggi dalam perairan akan menyebabkan de%isit oksigen sehingga
mengganggu kehidupan organisme perairan, dan pada akhirnya
menyebabkan kematian. Biological Oxygen Demand (75$" adalah
kuantitas oksigen yang diperlukan oleh mikroorganisme aerob dalam
menguraikan senyawa organik terlarut. Kandungan 75$ berkolerasi
dengan kandunganDissolved Oxygen($5", di mana apabila 75$ tinggi
maka $5 menurun karena oksigen yang terlarut tersebut digunakan oleh
bakteri, akibatnya ikan dan organisme air yg bernapas menggunakan
insang terancam mati. Hubungan keduanya adalah sama-sama untuk
menentukan kualitas air, tetapi 75$ lebih cenderung ke arah cemaran
organik. ingginya nilai 75$ dapat disebabkan oleh tingginya kandungan
bahan organik pada perairan tersebut yang dimungkinkan berasal dari
endapan pakan ikan maupun #asad biota yang mati.
2. Chemical ox!gen demand *0OD+
Chemical Oxygen Demand(95$" merupakan #umlah oksigen yang
dibutuhkan untuk mengoksidasi seluruh bahan-bahan organik yang ada
dalam air baik yang mudah diuraikan secara biologis maupun terhadap
yang sukar atau tidak bisa diuraikan secara biologis. Pengukuran 95$
dilakukan untuk mengetahui tingkat penguraian produk-produk kimiawiseperti senyawa minyak dan buangan kimia lainnya yang sangat sulit atau
bahkan tidak bisa diuraikan oleh mikroorganisme (alib & 6awar, )21)".
Selisih hasil nilai antara pengukuran 95$ dan 75$ memberikan
gambaran besarnya bahan organik yang sulit terurai di perairan tersebut.
=ilai dari 95$ bisa sama dengan 75$, tetapi nilai 75$ tidak bisa lebih
besar dari 95$, #adi nilai 95$ dapat menggambarkan #umlah total bahan
organik yang ada. =ilai 75$ tidak bisa lebih besar dari 95$ karena
)>
7/25/2019 Revisi Laporan Limnologi Inti
41/60
senyawa kompleks anorganik yang ada di perairan yang dapat teroksidasi
#uga akan ikut dalam reaksi pengu#ian (7arus, )221".
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
COD
!D
Kadar 95$ waduk berdasarkan praktikum didapatkan >3 mgEl.
6enurut =urdin & Syahri ()22", metode standar penentuan kebutuhan
oksigen kimiawi atau 95$ yang digunakan saat ini kebanyakan masih
melibatkan penggunaan oksidator kuat kalium bikromat, asam sul%at pekat,
dan perak sul%at sebagai katalis. Kepedulian akan aspek kesehatan
lingkungan mendorong perlunya penin#auan kritis metode standar
penentuan 95$ tersebut. 'danya keterlibatan kandungan bahan-bahan
berbahaya dan beracun dalam proses analisisnya dapat merusak
lingkungan dengan kadar toksiknya, sehingga perlu dilakukan metode
alternati+e lain yang lebih baik dan ramah lingkungan. Salah satu metode
alternati% yang dapat digunakan adalah metode berbasis sel%otoelektrokimia dengan karakterisasi elektroda ker#a lapis tipis i5)E45.
Mata-rata hasil pengukuran yang didapatkan kadar 95$ yang
diperoleh sebesar berkisar /,/-/,3 mgEl. 7erdasarkan PP =o./) ahun
)221, baku mutu kandungan 95$ pada perairan kelas dua adalah >2
mgED. Sehingga dapat dikatakan bahwa kandungan 95$ di Waduk
Pen#alin tidak baik untuk pertumbuhan optimal organisme di dalamnya.
)3
7/25/2019 Revisi Laporan Limnologi Inti
42/60
=ilai 95$ yang didapatkan menun#ukkan total #umlah bahan organik yang
ada di kolam tersebut (7oyd, 1//".
g. Ort/2/!2at
5rto%os%at merupakan bentuk %os%or yang dapat diman%aankan
secara langsung oleh tumbuhan akuatik. Sedangkan poli%os%or harus
mengalami hidrolisis membentuk ortho%os%at terlebih dahulu sebelum
dapat diman%aatkan sebagai sumber %os%or. Setelah masuk ke dalam
tumbuhan, misalnya %itoplankton, %os%at anorganik mengalami perubahan
men#adi organo%os%at (*%%endi, )22"..
0os%at sebagai bagian penting dari %os%or, merupakan makronutrien
dalam air tawar yang dapat sangat pertumbuhan organisme sebagai elemen
utama %os%olipid dan 'P (Song, )213". 6enurut Sutrisno ()22!", %os%at
banyak terdapat di perairan dalam bentuk inorganik dan organik sebagai
larutan, debu dan tubuh organisme. Sumber utama phospat inorganik dari
penggunaan detergen, alat pembersih untuk keperluan rumah tangga atau
industri. 6enurut *%%endi ()22", %os%or dalam air dalam beberapa bentuk
partikular yang dapat larut, termasuk bahan organik yang mengikat %os%or,
inorganik poliphosphat dan inorganik orto%os%at. 5rto%os%at disini biasanya
berupa ion dari asam %os%or. 5rto%os%at merupakan bentuk %os%or yang
dapat digunakan secara langsung oleh tumbuhan akuatik, sedangkan
poli%os%at harus mengalami hidrolisis membentuk orto%os%at terlebih
dahulu, sebelum dapat diman%aatkan sebagai sumber %os%at. 7entuk dari
reaksi ionisasi asam orto%os%at ditentukan dalam persamaan :HP5! H
H)P5!
H)P5! H HP5!
)-
HP5!- H P5!
-
Keberdaan %os%or secara berlebihan yang disertai dengan
keberadaan nitrogen dapat menstimulur ledakan pertumbuhan alga
diperairan (algae bloom". 5rto%os%at merupakan nutrisi yang paling
penting dalam menentukan produkti+itas perairan. Keberadaan %os%at di
)B
7/25/2019 Revisi Laporan Limnologi Inti
43/60
perairan dengan segera dapat diserap oleh bakteri, phytoplankton dan
makro%ita (Sembiring, )22/".
0os%or, seperti #uga nitrogen dan sul%ur, turut serta pada daur dalam
dan #uga pada daur geologis dunia. $alam daur yang lebih kecil, bahan
organik yang mengandung %os%or (misalnya, sisa tumbuhan, kotoran
hewan" #adi busuk dan %os%or men#adi tersedia untuk mengambil oleh akar
tumbuhan dan penggabungan kembali men#adi bahan organik. Setelah
melalui rantai makan, sekali lagi melalui pengurai dan daur itu tertutup.
erdapat bocoran dari daur dalam dan daur luar. 'ir mengikis %os%or tidak
hanya dari batuan yang mengandung %os%at tetapi #uga dari tanah.
7eberapa daripadanya ditahan oleh kehidupan di air, tetapi akhirnya %os%or
menemui #alannya ke laut (Kimball, 1".
6enurut 0ansuri ()22", distribusi bentuk yang beragam dari %os%at
di air laut dipengaruhi oleh proses biologi dan %isik. $i permukaan air,
%os%at diangkut oleh %itoplankton se#ak proses %otosintesis. Konsentrasi
%os%at di atas 2, mm akan menyebabkan kecepatan pertumbuhan pada
banyak spesies %itoplankton.
1 2 3 4 5 6 7
0
0$05
0$1
0$15
0$2
0$25
0$3
0$35
0$4
0$45
0$5
r'hi()#(a'
7erdasarkan hasil pengukuran didapatkan nilai orto%os%at berkisar
antara 2,22-2,! mgEl. 7erdasarkan PP =o./) ahun )221, baku mutu
kandungan orto%os%at pada perairan kelas tiga adalah kurang dari 2,) mgEl,
)/
7/25/2019 Revisi Laporan Limnologi Inti
44/60
sehingga dapat dikatakan bahwa kandungan orto%os%at di Waduk Pen#alin
berada pada kisaran normal dan baik untuk pertumbuhan optimal
organisme di dalamnya. 6enurut Sumawid#a#a (1B!", %os%or umumnya
berasal dari pupuk, limbah industri dan domestik serta dari limpasan area
pertanian. Potensi %os%at menun#ukkan tingkat kesuburan lingkungan
perairan. ingkat kesuburan eutro%ik memiliki kadar orto%os%at dengan
kisaran 2,21-2,1 mgEl. 0os%or ber%ungsi dalam reaksi-reaksi pada %ase
gelap %otosintesis, respirasi, dan berbagai proses metabolisme lainnya.
Imumnya kandungan %os%at dalam perairan alami sangat kecil dan tidak
pernah melampaui 2,1 mgEl, kecuali bila ada penambahan dari luar oleh
%aktor antropogenik seperti dari sisa pakan ikan dan limbah pertanian.
#. Ntrat
=itrat merupakan elemen ekstract atau sebagai nutrien dalam
proses eutro%ikasi. Pada perairan alami mineral nitrat hanya sedikit. Soda
nitrat (=a=2" merupakan komponen utama dalam endapan ('r%iati et al.,
)22". 6enurut *%%endi ()22", nitrat adalah bentuk utama nitrogen
diperairan alami dan merupakan nutrient utama nitrigen diperairan alami
dan merupakan nutrient utama bagi pertumbuhan tanaman dan algae.
=itrat nitrogen sangat mudah larut dalam air dan bersi%at stabil. Senyawa
ini dihasilkan dari proses oksidasi sempurna senyawa nitrogen diperairan.
=itrat yang merupakan sumber nitrogen bagi tumbuhan selan#utnya
dikon+ensi men#addi protein. Proses kon+ensi iniditu#ukan dalam
persamaan :
=5 95) umbuhan 9ahaya matahari Protein
Turnovertinggi unsur = yang bersamaan dengan tingginya 75$tidak dapat menggambarkan kadar produksi danEatau konsumsi bersih
senyawa = pada area target (organisme perairan" karena ter#adi produksi
dan konsumsi unsur = secara bersamaan (4sobe et al., )211".
6enurut Desmana ()22!", nitrat merupakan proses akhir dari
oksidasi amoniak. =itrat ini merupakan substansi yang dapat ditoleransi
oleh kebanyakan ikan sehingga keberadaannya dekat diabaikan. =amun
bagi hewan a+ertebrata seperti udang, udang nitrat ini tidak dapat
)
7/25/2019 Revisi Laporan Limnologi Inti
45/60
ditoleransi. Pengguna nitrat adalah tanaman alga karena ber%ungsi sebagai
pupuk untuk pertumbuhannya.
0iksasi nitrogen, molekul nitrogen, =), sangat lembam. Intuk
memerlukan molekul itu agar atom-atomnya dapat bergabung dengan
atom-atom lain diperlukan pemasukan se#umlah besar energi. iga proses
berperan penting dalam %iksasi nitrogen dalam bios%er. Salah satu
diantaranya ialah halilintar memecahkan molekul-molekul nitrogen dan
memungkinkan bergabung dengan oksigen dalam udara. Proses ini analog
dengan yang ter#adi dalam mesin pembakar internal. =itrogen oksida
terbentuk yang larut dalam hu#an membentuk nitrat. $alam bentuk ini
senyawa itu terbawa ke bumi. 0iksasi nitrogen di atmos%er ini mungkin
diperkirakan sekitar >-/ A dari keseluruhannya (Kimball, 1".
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
0
0$05
0$1
0$15
0$2
0$25
N!ra!
*i'ra'
Praktikum kali ini didapatkan nilai nitrat sebesar 2,1B> mgE.Kondisi dimana konsentrasi oksigen terlarut sangat rendah dapat ter#adi
proses kebalikan dari nitri%ikasi yaitu proses denitri%ikasi dimana nitrat
melalui nitrit akan menghantarkan nitrogen bebas yang akhirnya akan
lemas ke udara atau dapat #uga kembali membentuk amoniumEamniak
melalui proses amnoni%ikasi nitrat (7arus, )221". $i perairan alami, nitrat
(=5)" biasanya ditemukan dalam #umlah sangat sedikit, lebih sedikit dari
2
7/25/2019 Revisi Laporan Limnologi Inti
46/60
pada nitrat, karena bersi%at tidak stabil dengan keberadaan oksigen
(*%%endi, )22".
. Ntrt
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
0
0$02
0$04
0$060$08
0$1
0$12
0$14
0$16
0$18
0$2
N!r!
*i'ri'
j. T/tal F/!2/r
1 2 3 4 5 6 7
0
0$05
0$1
0$15
0$2
0$25
0$3
0$35
T)'al +)#()r
k. Am/na
1
7/25/2019 Revisi Laporan Limnologi Inti
47/60
1 2 3 4 5 6 70
0$1
0$2
0$3
0$4
0$5
0$6
0$7
Am)nia
(. Parameter B/l/g
Pamameter biologi yang diamati antara lain: plankton, Produkti+itas
primer, bentos dan peri%iton.
a. Plankt/n
Plankton dide%inisikan sebagai organisme hanyut apapun yang hidup
dalam ona pelagik(bagian atas"samudera, laut, dan badan air tawar. Secara luas
plankton dianggap sebagai salah satu organisme terpenting di dunia, karena
men#adi bekal makanan untuk kehidupan akuatik. 7agi kebanyakan makhluk laut,
plankton adalah makanan utama mereka. Plankton terdiri dari sisa-sisa hewan dan
tumbuhan laut. Walaupun termasuk se#enis benda hidup, plankton tidak
mempunyai kekuatan untuk melawan arus, air pasang atau angin yang
menghanyutkannya. Plankton hidup di perairan di mana ia mendapat mineral dan
cahaya matahari yang mencukupi. 4ni penting untuk memungkinkannya terus
hidup. Plankton terbagi men#adi dua macam, yaitu %itoplankton dan ooplankton.
0itoplankton memegang peranan sangat penting sebagai produsen utama yang
menyuplai energi ke dalam #e#aring makanan di perairan tersebut. Sedangkan
ooplankton memainkan peran penting sebagai rantai pertama dalam trans%er
energi di #e#aring makanan perairan (hoha & 'ri%, )21".
6ichael (1!" membagi plankton dalam > golongan besar berdasarkan
ukurannya, yaitu:
)
http://id.wikipedia.org/wiki/Organismehttp://id.wikipedia.org/wiki/Zona_pelagikhttp://id.wikipedia.org/wiki/Samuderahttp://id.wikipedia.org/wiki/Samuderahttp://id.wikipedia.org/wiki/Lauthttp://id.wikipedia.org/wiki/Air_tawarhttp://id.wikipedia.org/wiki/Zona_pelagikhttp://id.wikipedia.org/wiki/Samuderahttp://id.wikipedia.org/wiki/Lauthttp://id.wikipedia.org/wiki/Air_tawarhttp://id.wikipedia.org/wiki/Organisme7/25/2019 Revisi Laporan Limnologi Inti
48/60
1. Iltrananoplankton yaitu plankton yang berukuran U ) Vm. 9ontohnya :
$iatom
). =anoplankton yaitu plankton yang berukuran ) Vm sampai dengan )2 Vm.
9ontohnya : 0lagellata
. 6ikroplankton yaitu plankton yang berukuran )2 Vm sampai dengan )22 Vm.
9ontohnya : sebagian besar plankton, 0oramini%era, Moti%era, 9iliata, lar+a
9opepoda
!. 6esoplankton yaitu plankton yang berukuran )22 Vm sampai dengan )222
Vm. 9ontohnya : 9ladocera dan 9opepoda
>. 6egaplankton yaitu plankton yang berukuran lebih dari )222 Vm. 9ontohnya :
Scyphooa.
7erdasarkan hasil praktikum yang kelompok 3 lakukan, plankton yang
diperoleh yaitu Desmidium aptoganum+ !eridinium palatinum+ !andorina
morum, !innularia gibba, Crucigenia sp? Staurastrum tetracerum, Brachionus,
dan (nkistrodesmus )alcatus. Desmidium aptoganum merupakan organisme yang
haploid. 7erwarna hi#au karena mengandung kloro%il-a dan b. $inding sel berasal
dari selullosa dan memiliki satu inti. Plankton spesies ini merupakan acontae
(tidak membentuk oospora maupun gamet yang mempunyai bulu cambuk".
6emiliki bentuk ber+ariasi dan mayoritas habitatnya di dalam air tawar. D-
aptoganum ada yang bersel tunggal dan ada yang berkoloni berbentuk benang
yang tidak melekat pada sesuatu alas. Meproduksi dari kelas Conyugataedengan
cara kopulasi dua sel, gamet tidak ber%lagel bersatu men#adi igot lalu
berkecambah. Klasi%ikasi dariDesmidium aptoganumadalah :
Kingdom : Plantae
0ilum : 9harophytaKeass : 9harophyceae
5rdo : $esmidales
0amili : $esmidiaceae
Nenus : $esmidium
Spesies :Desmidium aptoganum
!eridiniumpalatinummerupakan spesies uniseluler yang berenang akti%
dalam gerakan memutar. Selnya berbentuk bulat dengan ukuran 1-2 m serta
7/25/2019 Revisi Laporan Limnologi Inti
49/60
memiliki %lagel (Wehr & Sheath, )22/: B2B". Permukaan selnya terdapat
lempengan selulosa yang umumnya berbentuk heksagonal dan membungkus sel.
7agian sisi dorsal terdapat lekukan trans+ersal dan #uga lekukan longitudinal pada
sisi +entral. !eridinium merupakan %itoplankton yang termasuk kedalam di+isi
!yrrophyta. !yrrophyta lebih dikenal dengan Dino)lagellata. $ino%lagellata air
tawar umumnya tidak beracun dan tidak berbahaya seperti dino%lagellata air laut
yang bersi%at toksik dan memiliki e%ek negati% pada sistem perairan. =amun pada
beberapa penelitian dilaporkan kasus blooming dino%lagelata di perairan tawar
yang #uga bersi%at toksik bagi organisme akuatik lainnya terutama alga yaitu
!eridinium.!eridiniumbersi%at toksik karena menghasilkan toksin yang si%atnya
mematikan bagi organisme planktonik lain (allelopathy". !eridinium #uga
memiliki kemampuan mencegah %itoplankton lainnya untuk tumbuh dengan
biomassa yang tinggi, sehingga mengurangi persaingan nutrisi. Hal tersebut yang
menyebabkan !eridinium di dalam komunitas %itoplankton air tawar merupakan
#enis yang umum di#umpai dan dapat mendominasi biomassa di danau yang
beriklim tropis (Samudra, )21". Klasi%ikasi dari spesies ini adalah
Kingdom : Protooa
0ilum : 6yooa
Kelas : $inophyceae
5rdo : Peridinales
0amili : Peridineaceae
Nenus : Peridinium
Spesies :!eridinium palatinum
!andorinamorummemiliki bentuk koloni bulat sampai lon#ong, berisi !,
/, 13 atau ) sel. 6atriks gelatinous dengan dua lapis dengan lapisan luar lebih
encer. 7entuk sel biasanya piri%orm dengan dua %lagella( bi%lagella" yang muncul
dari bagian anterior sel. 7intik mata terletak pada bidang sel yang menghadap ke
luar (eksterior". 7agian dasar %lagella terdapat +akuola kontraktil. Kloroplas
berbentuk mangkuk dengan satu atau beberapa pirenoid. Pembiakan aseksual
dengan pembentukan koloni-koloni anak secara serentak oleh semua sel pada
koloni (seperti pada +ol+o8". Pembiakan seksual secara anisogami antara gamet-
gamet heterotalus. 0amili +ol+ocaceae #umlah sel dalam koloni, susunan dan
!
http://en.wikipedia.org/wiki/Flagellumhttp://en.wikipedia.org/wiki/Flagellum7/25/2019 Revisi Laporan Limnologi Inti
50/60
bentuknya telah mempunyai pola yang tetap keadaan ini disebut
senobia( senobium" (Prasetyo, 1/B". Klasi%ikasi dari Pandorina adalah
$i+isi : 9hlorophyta
Kelas : 9hlorophyceae
5rdo : @ol+ocales
0amili : @ol+ocaceae
Nenus : Pandorina
Spesies :!andorina morum
!innularia gibba termasuk organisme uniseluler dengan dinding sel
tersusun atas at pectic pada kerangka silika yang kaku. $inding sel terdiri dari
dua bagian yang disebut katup (hipoteka dan epiteka". Spesies ini memiliki dua
kloroplas hadir di sepan#ang sisi sel, dan mengandung kloro%il a, c, beta-karoten
dan %uco8anthin pigmen. Klasi%ikasi dari!innulariaadalah
$i+isi : 5chrophyta
Kelas : 7acillariophyceae
5rdo : =a+iculales
0amili : Pinnulariaceae
Nenus : Pinnularia
Species :!innularia gibba
Sel dengan berisi banyak dengan kandungan kloroplas serta mengandung
pirenoid. Hidup dengan membentuk koloni berupa benang-benang bercabang dan
menempel pada substrat (autotro%". Plankton #enis ini dapat berhabitat di air tawar
maupun air laut. Perkembangbiakannya secara +egetati% dalam bentuk oospore
dan generti% dalam bntuk isogami. Kloroplas yang tunggal berbentuk cangkir dan
parietal.Kingdom : Plantae
$i+isi : 9hlorophyta
Kelas : 9hlorophyceae
5rdo : 9hlorococcales
0amili : Scenedesmaceae
Nenus : 9rucigenia
Spesies : Crucigenia sp
>
http://en.wikipedia.org/wiki/Volvocaleshttp://en.wikipedia.org/wiki/Volvocaceaehttp://en.wikipedia.org/wiki/Pandorinahttp://en.wikipedia.org/wiki/Volvocaleshttp://en.wikipedia.org/wiki/Volvocaceaehttp://en.wikipedia.org/wiki/Pandorina7/25/2019 Revisi Laporan Limnologi Inti
51/60
Klasi%ikasi Staurastrum tetracerummenurut Haeckel (1/33" yaitu :
Kingdom : Plantae
Subkingdom : @iridaeplantae
0ilum : 9harophyta
Sub0ilum : Phragmophytina
4n%ra%ilum : Mudophytae
Kelas : 9harophyceae
5rdo : ;ygnematales
Subordo : $esmidiineae
0amili : $esmidiaceae
Nenus : Staurastrum tetracerum
6enurut Hyman (1>1" dan Suuki (1/" dalamLulianty et al. (1",
Brachionusmemiliki klasi%ikasi sebagai berikut:
0ilum : '+ertebrata
Kelas : 'schelmintes
Subkelas : Motaria
5rdo : *urotaria
0amili : 7rachionidae
Sub%amili : 7rachioninae
Nenus : 7rachionus
Species :Brachionus
ubuh Brachionus terbagi atas tiga bagian yaitu kepala, badan dan kaki
atau ekor. 7atas bagian kepala dengan badan tidak #elas, bagian kaki dan ekor
berakhir dengan belahan yang disebut #ari. 7adannya dilapisi oleh kutikula yang
tebal dan disebut lorika. I#ung depan tubuh dilengkapi dengan gelang-gelangsilika yang kelihatan melingkar seperti spiral disebut korona dan ber%ungsi untuk
memasukkan makanan ke dalam mulut.
Sel tubuh tersusun sebagai #aringan tubuh yang membentuk sistem organ
yang umumnya masih sangat sederhana. Sistem pencernaan dimulai dari mulut
yang dekat dengan korona. $i bagian mulut terdapat %aring yang disebut masta8.
Kerongkongannya pendek, yaitu yang menghubungkan antara masta8 dengan
lambung. 6akanan yang tidak dicerna dibuang keluar melalui anus (Wahyuni,
3
7/25/2019 Revisi Laporan Limnologi Inti
52/60
)22". 6akanan diambil terus menerus sambil berenang (4snansetyo &
Kurniastuty, 1>". Secara alami 7archionus suka makan #asad#asad renik yang
lebih kecil dari dirinya, antara lain ganggang renik, ragi, bakteri dan protooa.
Plankton terakhir yang berhasil teridenti%ikasi adalah (nkistrodesmus )alcatus.
Klasi%ikasi(nkistrodesmus )alcatusi adalah sebagai berikut :
Kingdom : Plantae
0ilum : 9hlorophyta
9lass : 9hlorophyta
5rdo : Sphaeropleales
0amili : Selenastraceae
Nenus : 'nkistrodesmus
Spesies :(nkistrodesmus )alcatus
,. Pr/$ukt6ta! rmer
Produkti+itas primer merupakan la#u produksi karbon organik persatuan
waktu yang merupakan hasil penangkapan energi matahari oleh tumbuhan hi#au
untuk diubah men#adi energi kimia melalui %otosintesis. 7esarnya produkti+itas
perairan suatu perairan mengindikasikan besarnya ketersediaan bahan organik
terlarut. Produkti+itas suatu perairan sangat ditentukan oleh si%at %isika dan kimia
serta organisme hidup pendukung lainnya. Suhu perairan merupakan %aktor
pembatas dari proses produksi di perairan. Suhu yang terlalu tinggi dapat merusak
#aringan tubuh %itoplankton, sehingga akan mengganggu proses %otosintesa dan
menghambat pembuatan ikatan-ikatan organik yang kompleks dari bahan organik
yang sederhana serta akan mengganggu kestabilan perairan itu sendiri (7arus et
al.)22/".
Perairan yang dalam akan mengandung bahan organik yang lebih sedikitatau kurang melimpah karna tidak adanya cahaya matahari yang masuk, sehingga
produkti+itas perairan tersebut #uga berkurang. 7ahan organik dapat menimbulkan
ter#adinya eutro%ikasi yaitu proses bertumbuh-kembangnya organisme perairan
karena kesuburan yang meningkat dan biasanya mempunyai dampak negati%
terhadap biota. Produkti+itas perairan merupakan #umlah bahan organik yang
dihasilkan oleh organisme autotro%, yaitu organisme yang mampu menghasilkan
bahan organik dari bahan anorganik dengan bantuan energi matahari, yang
B
7/25/2019 Revisi Laporan Limnologi Inti
53/60
terutama dilakukan oleh %itoplankton melalui proses %otosintesis (uningsih et al.,
)21!".
7esarnya produkti+itas suatu perairan mengindikasikan besarnya
ketersediaan nutrien terlarut. Proses %otosintesis sendiri dipengaruhi oleh %aktor
konsentrasi kloro%il a, serta intensitas cahaya matahari. =ilai produkti+itas
perairan dapat digunakan sebagai indikasi tentang tingkat kesuburan suatu
ekosistem perairan. =ilai produkti+itas perairan berbanding lurus dengan
banyaknya komposisi bahan organik yang terdapat pada setiap stasiun. Hal ini
menun#ukkan bahwa semakin banyaknya bahan organik dalam suatu perairan,
maka semakin tinggi pula produkti+itas perairannya (uningsih et al., )21!".
abel. abel perhitumgan ang Pake $5
Kel)mp),
-a,'u
a.al//
-a,'u
a,hir //
ama
n,u"a#i
Ti'ra#i
Dni#ial
Dini#ial
Ti'ra#i D'eran
D'eran
Ti'ra#i
Dela
p
Delap
TDS
ml
1 07$1
511$2
2 2$5 5 4$55 9$1 4$5 9 58
2 08$0
011$3
0 2$2
4$4
3$6 7$2 2$05 4$
1 60
3 07$00
11$02
2$15 4$3
4 8 2 4 59
4 07$3
011$0
5 3$2
4$4
5$25 10
$5 47
5 2$2 4$
4 60
6 07$3
012$2
3 2$3
4$6
4$5 9 2$6 5$
2 54
7 07$0
012$3
0 2 4 1$5 3 1$9
3$8
58
8 07$30 12$35 2$75 5$5 3$3 6$6 2$1 4$2 58
9 08$0
012$4
5 4$7
9$4
3$87 7$7
4 2 4 59
10 07$3
112$3
1 2$6
5$2
1$7 3$4 1$7 3$
4 57
7erdasarkan hasil pengukuran didapatkan nilai produkti%itas primer kolam
sebesar )/BB, mgEl. 7erdasarkan PP =o./) ahun )221, baku mutu kandungan
produkti%itas primer pada perairan kelas dua adalah kurang dari )2 mgE1. 6etode
/
7/25/2019 Revisi Laporan Limnologi Inti
54/60
pengukuran produkti+itas primer dilakukan dengan metode Winkler. Produkti+itas
primer dapat diketahui dari perubahan oksigen. 9ara yang umum dipakai dalam
mengukur produkti+itas primer suatu perairan adalah dengan menggunakan botol
gelap dan botol terang. 7otol terang mengubah kondisi oligotro%ik men#adi
kondisi eutro%ik dan itu #uga berarti ter#adi peningkatan produkti+itas. 7otol gelap
yang tidak menerima cahaya diduga hanya ter#adi proses respirasi, sementara pada
botol terang ter#adi baik proses %otosintesis maupun respirasi. erdapat suatu
kesepadanan yang pasti antara oksigen dan bahan organik yang dihasilkan dalam
proses %otosintesis, maka produksi oksigen #uga dapat di#adikan dasar untuk
pengukuran produkti+itas (5dum, 1B1".
Konsumsi oksigen yang terlampau banyak oleh organisme perairan pada
malam hari, kandungan 95), serta #umlah 5) terlarut dapat menyebabkan
meningkatnya angka kematian ikan yang diindikasikan dengan adanya eutro%ikasi.
*utro%ikasi merupakan hasil proses penguraian at-at orgabik di dalam air yang
menyebabkan meningkatnya kadar nitrogen dan %os%at sebagai sumber makanan
bagi alga. *utro%ikasi dapat dilihat dari pertumbuhan alga yang sangat cepat
dikarenakan kelimpahan nutrisi yang masuk ke badan perairan. 0aktor yang
mempengaruhi eutro%ikasi antara lain pupulasi organisme dalam perairan, kadar
oksigen terlarut ($5" dan kadar 95), serta at-at organik tyang terkandung di
dalam perairan tersebut (0ardia, 1)".
&. Kl/r/2l
Kandungan kloro%il, menggambarkan banyaknya %itoplankton yang berada
di perairan tersebut, yang #uga berperan dalam menentukan tingkat kesuburan
suatu kawasan perairan (Wiryanto et al., )21)". 0itoplankton di dalam ekosistem
perairan berperan sebagai pengubah at-at anorganik men#adi at-at organik
melalui proses %otosintesis, yang kemudian dapat menentukan produkti+itas
perairan. Proses %otosintesis memerlukan kloro%il, sehingga kandungan kloro%il-a
pada %itoplankton itu sendiri dapat di#adikan indikator tinggi rendahnya
produkti+itas suatu perairan (Moshisati, )22)".
7erdasarkan data hasil praktikum yang telah dilakuakan diperoleh kadar
kloro%il per unit +olume di Waduk Pen#alin yaitu berkisar antara 2,-B mgEm.
=ilai kadar kloro%il per unit +olume terendah yaitu 2, mgEmpada stasiun tu#uh,
7/25/2019 Revisi Laporan Limnologi Inti
55/60
sedangkan nilai kadar kloro%il per unit +olume tertinggi terletak pada stasiun 12
yaitu B,1 mgEm. =ilai kadar kloro%il per unit +olume pada perairan Waduk
Pen#alin menun#ukan kategori perairan dengan kondisi yang bagus (normal", hal
ini sesuai dengan pernyataan 7ohlen & 7oynton (133" dalam Miyono et al.
()223", memberikan kriteria untuk perairan teluk dan muara berdasarkan
kandungan kloro%il-a nya. Intuk perairan dengan kandungan kloro%il-a U1>
mgEm dikategorikan ke dalam kondisi yang bagus, 1> 2 mgEm kategori
sedang dan T 2 mgEmdikategorikan #elek.
ingginya kandungan kloro%il-a %itoplankton di suatu perairan tidak selalu
menggambarkan kondisi yang baik bagi perairan tersebut.Kandungan kloro%il-a
yang sangat tinggi mengindikasikan ter#adinya eutro%ikasi atau pengayaan at hara
yang berlebihan (Susana )22! dalam Miyono et al., )223". Secara umum,
konsentrasi kloro%il a akan menurun dengan bertambahnya kedalaman. Hal ini
berkaitan dengan kondisi intensitas cahaya dan kandungan nutrient yang sangat
dibutuhkan %itoplankton untuk melakukan %otosintesis. Kandungan nutrient di
permukaan cenderung sedikit dan akan semakin meningkat dengan bertambahnya
kedalaman dan akan terakumulasi di bawah lapisan termoklin. Penetrasi cahaya
matahari akan semakin berkurang dengan bertambahnya kedalaman (Wirasatriya,
)211".
Kandungan pigmen %otosintesis atau kloro%il (terutama kloro%il-a" dalam
air sampel menggambarkan biomassa %itoplankton dalam suatu perairan. Kloro%il-
a merupakan pigmen yang selalu ditemukan dalam %itoplankton serta semua
organisme autotro% dan merupakan pigmen yang terlibat langsung (pigmen akti%"
dalam proses %otosintesis. Lumlah kloro%il-a pada setiap indi+idu %itoplankton
tergantung pada #enis %itoplankton, oleh karena itu komposisi #enis %itoplanktonsangat berpengaruh terhadap kandungan kloro%il-a di perairan. =ilai kosentrasi
atau kandungan kloro%il-a pada %itoplankton dipengaruhi oleh %aktor %isika dan
kimia perairan lainnya serta %aktor biologi ('ri%in, )22"
!2
7/25/2019 Revisi Laporan Limnologi Inti
56/60
I;. KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
7erdasarkan hasil praktikum dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Parameter %isika perairan yang didapatkan yaitu suhu air )B29, kedalaman 3,3>
m, penetrasi cahaya 132 cm, padatan tersuspensi total )B mgEl dan pengukuran
parameter kimia perairan yang meliputi pengukuran dera#at keasaman adalah
sebesar B, 95)bebas >,1B mgEl, $aya 6enggabung 'sam ($6'" 2, mgEl,
Biological Oxygen Demand (75$" ),3 mgEl, Chemical Oxygen Demand
(95$" >3 mgEl, 5rto%os%at 2,12> mgEl, ammonia 2,1 mgEl, otal P 2,1) mgEl,
nitrit 2,212 mgEl dan nitrat 2,1B> mgEl.
). Kualitas perairan Waduk Pen#alin Kabupaten 7rebes adalah termasuk baik.
. Plankton yang ditemukan di Waduk Pen#alin Kabupaten 7rebes antara lain
Desmidium aptoganum+ !eridiniumpalatinum+ !andorinamorum, !innularia
gibba, Crucigenia sp? Staurastrum tetracerum, Brachionus, dan
(nkistrodesmus )alcatus-
!1
7/25/2019 Revisi Laporan Limnologi Inti
57/60
DAFTAR REFERENSI
'%%andi. )22. Pengaruh 95) (Karbondioksida" 6urni terhadap Pertumbuhan
6ikroorganisme pada Produk. $iambil dari www.repository.usu.ac.id
pada 2 6ei )21).
'krimi, dan Subroto. )22). *ngantar Dimnologi. Nramedia, Lakarta .
'labaster, L. S. and Dloyd, M. 1/). Water P.
'PH' ('merican Public Health 'ssociation". 1>. Standard 6ethod %or the
*8amination o% Water and Waste Water 1)th *dition. 'PH'-'WW'-
WP90, Washington $9.
'r%iati, $., 6usa 6., dan Wiranti. )22). Pendugaan Status ropik $engan
Pendekatan Kelimpahan, Komposisi dan Produkti+itas Primer
0itoplankton di Waduk Nondang Kabupaten Damongan, Lawa
imur. Lurnal Penelitian Perikanan 4ndonesia. 3(1":3)-3B.
'riana. )22). Pemetaan 7atimetri dan Karakteristik $asar Perairan dangkal di
Perairan Pulau dasar. $iambil dari www.irc.ipb.ac.idpada 2 6ei )21).
7arus. )221. Pengantar Dimnologi. . Swadaya 9ipta, Lakarta 7oney, '.$. 1/.
Phytoplankton. *dward 'rnold Publishers Dtd. Dondon.
7oyd, 9. *. 1//. Water Juality 4n Warm 0ish Pold. In7ersity 'libna, IS'.
7rotowid#oyo, 6. $., $. ribawono, dan *. 6ulbyantoro. 1>. Pengantar
Dingkungan dan 7udidaya 'ir. Diberty, ogyakarta.
9holik, 0., 'rtaty, dan 'ri%udin. 1/3. Pengelolaan Kualitas 'ir Kolam. $irektorat
Lenderal Perikanan, Lakarta.
$a+is, 9. 9. 1>. he 6arine and 0resh Water Plankton. 6ichigan State
In7ersity Press, IS'.
*%%endi, H. )22.Telaah .ualitas (ir-Kanisius.4P7. 7ogor.
*%%endi,H. )22. elaah Kualitas 'ir 7agi Pengelolaan Sumberdaya dan
Dingkungan Perairan.Penerbit Kanisius. ogyakarta
*rikarianto. )22/.!arameter/isika dan .imia !erairan-
0ansuri. )22. 0os%at. $iambil dari www.aosanyustory.blogspot.compada 2 6ei)21).
0ardia, S. 11. Polusi 'ir dan Idara. Kanisius, ogyakarta.
Ninting, 4r. Perdana. )22B. Sistem !engelolaan 0ingkungan Dan 0imbah
1ndustri+- Cetakan pertama. 7andung: rama Widya
Noldman, 9. M. and '. L. Horne. 1/. Dimnology. 6c Nraw-Hill 4nternational
7ook 9ompany, =ew ork.
Hadikusumah. )22/. Pengantar oceanogra%i. I4 Press, Lakarta.
!)
http://www.repository.usu.ac.id/http://www.irc.ipb.ac.id/#_blankhttp://www.aosanyustory.blogspot.com/http://www.repository.usu.ac.id/http://www.irc.ipb.ac.id/#_blankhttp://www.aosanyustory.blogspot.com/7/25/2019 Revisi Laporan Limnologi Inti
58/60
Hard#o#o 7 dan $#okosetiyanto. )22>. Pengukuran dan 'nalisis Kualitas 'ir.
*disi Kesatu, 6odul 1 - 3. Ini+ersitas erbuka. Lakarta.
Hariyadi, S., Suryadiputra, 4.=.=., dan Widigdo, 7. 1). 6etode 'nalisis
Kualitas 'ir. 0akultas Perikanan. 4nstitut Pertanian 7ogor. 7ogor.
Heddy, S dan Kurniati, 6. 1!. Prinsip-Prinsip $asar *kologi. P. Ma#a
Nra%indo Persada. Lakarta.
Hedianto, $imas 'ngga., Kunto Purnomo, $an 'ndri Warsa. )21. 4nteraksi
Peman%aatan Pakan 'lami 5leh Komunitas 4kan $i Waduk Pen#alin, Lawa
engah.Bawal, > (1", pp. -!2.
Herawati, *.. 1/. Pengantar Planktonologi (%itoplankton". =I0049E
I=47M'WE DIWE 04SH. Ini+ersitas 7rawi#aya. 6alang.
4snansetyo, '. dan Kurniastuty. 1>. eknik Kultur 0itoplankton $an
;ooplankton : Pakan 'lami Intuk Pembenihan 5rganisme Daut.
ogyakarta: Kanisius
4sobe, K., . Suwa, L. 4kutani, 6. Kuroiwa, . 6akita, . akebayashi, 6. oh, S.
5tsuka, K. Senoo, 6. 5hmori, dan K. Koba. )211. 'nalytical techni
7/25/2019 Revisi Laporan Limnologi Inti
59/60
Pascod, 6. 7. 1B. 4n+estigation o% Mational *%%luent and Stream Standard %or
ropical 9ountries. Is 'rmy Mesearch and $e+elopment Nroup 0ar 0ast.
'po, San 0ransisco.
Pickard, 1). Struktur .omunitas /itoplankton !ada DaerahYang Terbuka dan
Tertutup Oleh &ulma (ir Danau Taliwang .abupaten Sumbawa
%TB.Skripsi Program Studi 6ana#emen Sumberdaya Perairan 0akultas
Perikanan dan 4lmu Kelautan 4P7. 7ogor.
Ponawala. )21). 7ahan 5rganik dalam 5rganik dalam Perairan. $iambil dari
www.punawala.wordpress.compada 2 6ei )21).
Prasetyo, 4mam riastono. 13B. Beberapa &enus (lga (ir Tawar Sistematika
Dan Deskripsi 83enurut &ilbert 3- Smith9. 6alang: 064P' 4K4P 6alang.
Purwati, *ndang., 'ndri Suprayogi, Haniah. )212.