Ringkasan-4 (Anestesi)

Embed Size (px)

Citation preview

  • 7/28/2019 Ringkasan-4 (Anestesi)

    1/7

    - 25 -

    - 25 -

    ANESTESI

    Untuk dapat melakukan pembedahan / operasi diperlukan suatu obat penghilang rasa

    nyeri. Obat penghilang rasa nyeri yang pertama kali digunakan dalam pembedahan ialah dietil

    eter dalam tahun 1846 oleh William Morfon di Boston.

    Anestesi adalah suatu keadaan depresi umum yang bersifat reversibel dari pelbagai

    pusat-pusat di SSP, dimana seluruh perasaan dan kesadaran ditiadakan sehingga agak mirip

    dengan keadaan pingsan. Istilah anestetika dikemukakan pertama kali oleh O.W. Holnes yang

    artinya tidak ada rasa sakit.

    Anastetika dibagi menjadi dua kelompok yaitu :

    1. Anastesi umum yaitu hilang rasa sakit disertai hilang kesadaran.

    2. Anastesi lokal yaitu hilang rasa sakit tanpa disertai hilang kesadaran.

    I. ANASTESI UMUM

    Anastetika umum digunakan pada pembedahan dengan maksud mencapai keadaan

    pingsan, merintangi rangsangan nyeri (analgesia), memblokir reaksi reflek terhadap

    manipulasi pembedahan serta menimbulkan pelemasan otot (relaksasi).

    Kemampuan mengatur suatu pembiusan dimasukkan sebagai kemungkinan

    menaikkan dan menurunkan ke dalam pembiusan setiap saat pada daerah pembiusan dari

    suatu obat pembius dalam daerah antara tercapainya kedalaman pembiusan yang

    diinginkan dan mulainya stadium asfiksia.

    Dengan demikian suatu obat pembius mungkin tidak berbahaya jika daerah

    pembiusan dari hampir semua obat pembius adalah kecil. Pada kelebihan konsentrasi yang

    dibutuhkan untuk stadium toleransi sekitar 50 % sering telah tercapai konsentrasi

    mematikan.

    Syarat-syarat Anastesi Umum yang Ideal adalah :

    1. Toksitasnya rendah dan luas terapeutik besar.

    2. Dapat mudah ditangani oleh para ahli bius.

    3. Recaovery harus berlkangsung cepat tanpa efek sisa seperti rasa kacau, mual

    dan muntah-muntah

    ==================================================================

  • 7/28/2019 Ringkasan-4 (Anestesi)

    2/7

    - 26 -

    - 26 -

    4. Aliran pada tubuh dan keluar cepat, tanpa efek samping seperti gelisah dan

    merangsang mukosa.

    5. Khasiat analgetik dan narkotik baik.

    6. Sedapat mungkin pengaruh terhadap pernafasan dan sirkulasi kecil.

    7. Tidak mengiritasi kulit dan membran mukosa.

    8. Sifat fisika dan kimia menguntungkan (stabil dalam penyimpanan tidak

    dapat terbakar, tidak dapat meledak).

    Karena tidak dikenal obat yang memiliki semua sifat diatas, maka biasanya

    anestesi umum dikombinasi dengan obat pembantu yang diberikan kepada pasien sebagai

    premedikasilabih kurang 1 jam sebelum induksi dimulai, dengan tujuan sebagai berikut :

    1. meniadakan kegelisahan (gunakan morfin atau petidin, juga derivat

    klorpromazin, diazepam atau pentobarbital

    2. Menghentikan sekresi ludah dan dahak yang dapat mengakibatkan kejang

    tenggorokan ( gunakan atropin dan skopolamin)

    3. Memperkuat efek anestetik.

    4. Memperkuat realksasi otot adakalanya diberikan relaksan otot seperti

    tubokurarin dan galamin.

    Untuk meniadakan efek samping pasca pembedahan seperti gelisah dan mual biasa pula

    dilakukan tindakan posmedikasi dengan pemberian klorpromazin atau anti emetik (anti

    muntah) seperti metopimazin, tietilperazin)

    Stadium atau Taraf pada Anestesi Umum

    1. Stadium I (Analgesia)

    Pasien akan mengalami :

    Kesadaran berkurang.

    Rasa nyeri hilang.

    Terjadi euforia (rasa nyaman yang disertai impian yang mirip halusinasi).

    Contoh : Eter dan nitrogenmonoksida

    2. Stadium II (Eksitasi)

    Dimulai hilangnya kesadaran sampai stadium operasi penderita mengalami :

    Pernafasan tidak teratur.

    ==================================================================

  • 7/28/2019 Ringkasan-4 (Anestesi)

    3/7

    - 27 -

    - 27 -

    Dapat terjadi batuk dan muntah.

    Kesadaran menurun dan penderita gelisah.

    Amnesia.

    Contoh : Halotan dan tiopental.

    3. Stadium III (Anestesia atau induksi)

    Penderita tidak sadar dan tidak mempunyai refleks nyeri.

    Pernafasan menjadi dangkal, cepat dan teratur seperti keadaan tidur

    (pernafasan perut).

    Gerakan mata dan refleks mata hilang.

    Otot menjadi lemas.

    4. Stadium IV (Asfiksia atau pelumpuhan sum-sum tulang)

    Tingkat paralisis pernafasan yaitu pernafasan berhenti dan depresi tekanan

    darah yang berat. Apabila tidak dilakukan pernafasan buatan dan bantuan farmakologi

    terhadap tekanan darah dalam waktu beberapa menit pasien akan meninggal. Taraf ini

    sedapat mungkin dihindarkan. Pada hakikatnya, kembalinya kesadaran / siuman

    berlangsung dalam urutan terbalik, dari 3 ke 4, maksudnya kenapa harus dimulai dari

    Stadium 4.

    Mekanisme KerjaKebanyakan anestesi umum tidak dimetabolisme oleh tubuh karena tidak bereaksi

    secara kimiawi dengan zat-zat faal. Teori terakhir memperkirakan bahwa obat anastetik

    umum mempengaruhi Natrium Channel berdasarkan interaksi molekulnya dengan matrik

    membran lipid.

    Adapun menurut teori lemak dan MayerOverton mekanisme kerja anestetik umum

    adalah : Karena sel-sel saraf dan membran-membrannya mengandung lemak, maka suatu

    anestetika dapat masuk ke dalam jaringan sel saraf karena daya larutnya dalam lemak.

    Semakin baik daya larut suatu obat dalam lemak / minyak dan semakin kecil daya larutnya

    dalam air, maka semakin kuat pula khasiat depresinya atau sel-sel saraf yaitu kegiatan

    anastetiknya, tapi teori ini kurang memuaskan.

    Suatu teori baru menyarankan bahwa anestesi umum dapat membentuk hidrat-hidrat

    dengan air yang stabil dibawah pengaruh protein-protein SSP. Hidrat-hidrat gas ini

    ==================================================================

  • 7/28/2019 Ringkasan-4 (Anestesi)

    4/7

    - 28 -

    - 28 -

    mungkin dapat merintagi penghantaran rangsang di sinap-sinap sehingga mengakibatkan

    anestesi.

    Penggunaan Anastesi Umum

    Menurut penggunaannya anastetik umum dibagi 2 (dua) golongan :

    1. Anastetik Inhalasi : diberikan sebagai uap melalui saluran nafas (eter, kloroform

    dan halotan yang berupa cairan dan gas tertawa (N 20), siklopropan dan kloretil berupa

    gas.

    Keuntungan obat-obat yang diberikan sebagai uap melalui sel nafas :

    Resorpsi yang cepat melalui paru-paru

    Pemberiannya mudah dipantau dan bila perlu setiap waktu dapat dihentikan

    Teknik pemberian obat inhalasi :

    Sistim terbuka : Gas diteteskan pada kain kasa dibawah suatu

    kap dari kawat yang menutupi mulut dan hidung pasien.

    Sistim tertutup : Suatu mesin khusus menyalurkan campuran

    oksigen dan gas kedalam kap dimana sejumlah CO2 dari ekhalasi

    dimasukkan kembali guna memperdalam pernafasan dan mencegah

    timbulnya apnoea (terhentinya pernafasan). N2O, siklopropan, dan

    halotan biasanya diberikan seperti ini.

    Insuflasi : Gas ditiupkan kedalam mulut, tenggorokan atautrakea (batang tenggorok) dengan perantaraan suatu mesin, cara ini

    berguna untuk operasi-operasi dimana kap tidak dapat digunakan,

    seperti pengeluaran amandel (tonsillektomi).

    2. Anestetik Injeksi : diberikan secara Intra Vena

    Contoh : Diazepam, Barbital ultra short acting dan lain-lain.

    Obat-obat ini juga dapat diberikan dalam sediaan suppositoria secara rektal

    tetapi resorpsinya kurang teratur. Obat ini digunakan untuk mendahului anastesi total

    juga sebagai anastesi pada pembedahan singkat.

    Penggolongan Obat

    Bermacam-macam obat anatesi yang digunakan, terbagi dalam :

    1. Obat anastesi cair

    ==================================================================

  • 7/28/2019 Ringkasan-4 (Anestesi)

    5/7

    - 29 -

    - 29 -

    Contoh : eter, venil eter, trikloretilen, etil klorida dan kloroform

    2. Obat anastesi berupa gas

    Contoh : Nitrogen oksida (N2O), Halotan dan siklopropan

    3. Obat anastesi yang diberikan secara IV

    Contoh : Pentotal, neracial, motoheksital dan beberapa barbiturat berefek singkat.

    Obat anastesi yang diberikan perektal adalah evertin dan diberikan IV dan I.m

    dengan efek analgesik pada sistem somatis meskipun tidak mencapai kedalam

    efek analgesik kuat untuk organ viseral. Kefamin banyak diberikan sebagai

    induksi.

    II. ANESTESI LOKAL

    Anestesi lokal adalah obat-obatan merintangi secara reversibel penerusan impuls-

    impuls saraf sentral (pusat) pada penggunaan lokal. Sehingga menghilangkan / mengurangi

    rasa nyeri, gatal, panas atau dingin.

    Anestesi lokal pertama adalah kokain, yang diperoleh dari daun tumbuhan

    erythroxillon coca ( kadar 0,6 1,8 %) yang digunakan oleh penduduk di pegunungan

    Andes (Peru) dengan cara mengunyahnya sehingga memberikan perasaan nyaman dan

    mempertinggi daya tahan tubuh.

    Alkaloid ini pertama digunakan untuk penghilang rasa nyeri dalam pengobatan

    mata, kemudian dalam kedokteran gigi, kemudain juga dibunakan untuk anestesi blokade

    saraf pada pembedahan maupun dalam anestesi spinal.

    Tahun 1892 diperkenalkan anestesi sintetik pertama yaitu prokain dan benzokain

    (1905), disusul oleh derivatlain seperti tetrakain, butakain dan cinchocain. Kemudian

    muncul anestetik modern seperti lidokain (1947), mevicain (1957), prilokain (1963) dan

    buvivakain (1967).

    Syarat-syarat Anestetika Lokal yang Ideal

    1. Tidak merangsang jaringan

    2. Tidak mengakibatkan kerusakan permanen terhadap susunan saraf

    3. Toksitas sistemis yang rendah

    4. Efektif secara penyuntikan atau penggunaan lokal pada selaput lendir

    ==================================================================

  • 7/28/2019 Ringkasan-4 (Anestesi)

    6/7

    - 30 -

    - 30 -

    5. Waktu dimulai daya kerjanya sesingkat mungkin dan untuk jangka waktu yang

    cukup lama

    6. Dapat larut dalam air sambil menghasilkan larutan yang stabil juga terhadap

    pemasangan pada waktu sterilisasi

    Mekanisme Kerja Anestesi Lokal

    Pusat mekanisme kerja dari anastetik lokal terletak di membran sel terhadap ion-ion

    Natrium yang perlu bagi fungsi saraf yang layak pada waktu yang bersamaan ambang

    kepekaan terhadap rangsangan listrik lambat laun meningkat, yang pada akhirnya

    memblokir impuls.

    Diperkirakan bahwa pada proses stabilitas membran sel tersebut ion-ion kalsium

    memegang peranan penting, yakni molekul-molekul besar dari anastetika lokal mungkin

    mendesak sebagian ion-ion kalsium dan membran sel tanpa mengambil alih fungsinya

    sehingga membran sel menjadi lebih padat dan stabil dan dapat lebih baik melawan segala

    perubahan dalam permiabilitas.

    Disamping itu anastetika lokal mengganggu fungsi dari semua organ-organ dalam

    proses / tranmisi impuls-impuls dengan demikian anestesi lokal mempunyai efek yang

    penting terhadap susunan saraf sentral, ganglion otonomi cabang-cabang neuromus-kular

    dan semua jaringan otot.

    Penggunaan Anastesi Lokal

    Anastesi lokal seringkali digunakan secara parenteral misalnya pada waktu

    pembedahan kecil dimana pemakaian anastesi umum tidak diperlukan. Menurut cara

    pemakaian anastesi lokal dibedakan :

    1. Anastesi Infiltrasi :

    Anastesi lokal disuntikkan ke dalam jaringan / tempat yang dibius ujung-ujung

    sarafnya sehingga mengakibatkan hilangnya rasa dikulit dan dijaringan yang terletak

    lebih dalam, misalnya pada daerah kecil dikulit atau gusi (pencabutan gigi).

    2. Anastesi Konduksi (Penyaluran Saraf)

    Anastesi Lokal disuntikkan disekitar saraf tertentu yaitu pada suatu tempat

    berkumpulnya banyak saraf sehingga tercapai anastesia dari suatu bagian atau daerah

    ==================================================================

  • 7/28/2019 Ringkasan-4 (Anestesi)

    7/7

    - 31 -

    - 31 -

    yang lebih luas. Misalnya pada tangan atau kaki juga untuk menghalau rasa nyeri

    hebat.

    3. Anastesi Permukaan :

    Sebagai suntikan banyak digunakan sebagai penghilang rasa oleh dokter gigi

    untuk mencabut gerakan atau untuk pembedahan kecil seperti menjahit luka di

    kulit. Secara lokal untuk melawan rasa nyeri atau gatal.

    Dalam bentuk obat tetes mata mengukur tekanan intra okuler untuk mengeluarkan

    benda asing dimata, atau diberikan sebagai salep bila menghilangkan rasa gatal,

    nyeri kebakaran.

    Dalam bentuk suppositoria untuk ambeien.

    Obat-obatan anastesi lokal ini biasa dipakai adalah garam-garam kloridanya yang

    mudah larut dalam air. Untuk memperpanjang daya kerjanya maka pada anastesi lokal ini

    sering ditambahkan suatu obat lain guna menciutkan pembuluh darah (Vasakonstriktor)

    misalnya larutan adrenalin. Selain itu absorpsi akan memperlambat dan toksisitas akan

    berkurang, mulai kerja akan lebih dipercepat dengan khasiat yang lebih ampuh serta

    lokasi perbedahan boleh dikatakan praktis tidak berdarah.

    Penggolongan Obat

    Anastesi lokal dapat digolongkan secara kimia dalam beberapa kelompok :

    1. Senyawa Ester (PABA = Para Amino Butiric Acid)

    Contohnya : Procain, kokain, Benzokain, Butakain.

    2. Senyawa Amida

    Contohnya : Lidokain dan Prilokain, Mefivakain, Bupivakain,

    cinchokain, Artikain dan pramokain.

    3. Lain-lain

    Contohnya : Fenol, Benzil, Alkohol, Cryofluoran dan Etil klorida.

    ==================================================================