RINGKASAN KRISTALISASI

Embed Size (px)

DESCRIPTION

kristalisasi

Citation preview

  • 5/26/2018 RINGKASAN KRISTALISASI

    1/15

    RINGKASAN

    BAB DUA PULUH DELAPAN

    KRISTALISASI

    Disusun oleh

    Rizki Hariyandi / 110140006

    Hayati Putri Melati Ginting / 110140008

    Etty Centaury Siregar /110140016

    Ika Fitrianti / 1100140026

    Ani Saadah / 110140028

    Lizaul Qadri / 080140038

    OPERASI TEKNIK KIMIA II

    UNIVERSITAS MALIKUSSALEH

    2013

  • 5/26/2018 RINGKASAN KRISTALISASI

    2/15

    KRISTALISASI

    Kristalisasi atau penghabluran ialah proses embentukan partikel-partikel

    zat padat didalam suatu fase homogen. Kristalisasi dapat terjadi sebagai

    pembentukan partikel padat didalam uap, seperti dalam hal pembentukan salju,

    sebagai pembekuan dadalam lelehan cair sebagaimana dalam pembuatan kristal

    tunggal yang besar, atau kristalisasi dari larutan cair.

    Kristalisasi dari larutan sangatlah penting dalam idustri karena banyaknya

    ragam bahan yang dipasarkan dalam bentuk kristal.penggunaannya sangat luas

    karena kristal yang terbentuk dari larutanyang tak murni selalu murni (kecuali

    jika terjadi pembentukan kristal campuran), dan kristalisasi merupakan metode

    yang praktis untuk mendapatkan bahan-bahan kimia murni dalam kondisi yang

    memenuhi syarat untuk pengemasan dan penyimpanan.

    Pentingnya ukuran kristalTujuan utama dalam kristalisasi adalah untuk mendapatkan perolehan

    yang memuaskan serta kemurnian yang tinggi, tetapi rupa dan jangkau ukuran

    kristal juga cukup menentukan dalam kristal hasil.

    Geometri kristal

    Kristal adalah suatu benda mati yang sangat terorganisasi. Kristal dicirikan

    oleh kenyataan bahwa partikel-partikel pembentuknya yang tersusun dalam suatu

    ssunantiga dimensi yang beraturan yang disebut kisi (lattice).

    Sistem kristalografi

    Oleh karena semua kristal dari setiap bahan tertentu mempunyai sudut

    antar muka yang sama walaupun terdapat perbedaan besar dalam tingkat

    perkembangan masing-masing muka, bentuk kristal diklasifikasikan atas dasar

    sudut-sudut ini, yaitu: kubus, hexagonal, trigonal,tetragonal, otorombik, monoklin

    dan triklin.

  • 5/26/2018 RINGKASAN KRISTALISASI

    3/15

    Kristal invarian

    Pada keadaan ideal, kristal yang tumbuh setiap memelihara keserupaan

    geometriknya selama pertumbuhan. Kristal demikian disebut kristal invarian.

    Ukuran kristal dan faktor bentuk

    Satu dimensi saja sudah cukup untuk menentukan ukuran kristal invarian,

    bagaimanapun bentuknya.

    Pada kebanyakan kristalisator, kondisinya tentulah tidak ideal, dan

    pertumbuhan kristal itu jauh dari invarian. Dalam kasus ekstrem, satu mka

    mungkin tumbuh jauh lebih cepat dari muka yang lain, sehingga menghasilkan

    kristal yang panjang dan berbentuk jarum, namun, konsep pertumbuhan invarian

    itu ssangat bermanfaat dalam menganalisis proses kristalisasi.

    PRINSIP KRISTALISASI

    Kristalisasi dapat dianalisi dari kemurnian, perolehan, kebutuhan energi,

    laju nukleasi dan laju pertumbuhan.

    Kemurnian hasil

    Kristal yang baik, terbentuk dengan baik, biasanya hampir murni, tetapi

    masih mengandung cairan nduk bila dikeluarkan dari magma akhir, dan jika

    panen itu mengandung agregat kristal, massa zat padat tu mungkin mengandung

    cairan induk bersama kristal. Bila cairan induk yang terkandung yang

    kemurniannya rendah itu dikeringkan, terjadi kontaminasi, dan derajat

    kontaminasi ini bergantung pada banyak dan derajat kemurnian cairan induk yang

    terkandung bersama kristal.

    Dalam praktenya, sebagian besar cairan induk yang terkandung itu

    dipisahkan dari kristal dengan cara filtrasi dan sentrifugasi, sedang sisanya

    dikeluarkan dengan mencucinya dengan pelarut segar.efektivitas langkah

    pemurnian bergantung pada ukuran dan keseragaman kristal.

  • 5/26/2018 RINGKASAN KRISTALISASI

    4/15

    Keseimbangan dan Perolehan

    Keseimbangan dalam proses kristalisasi dapat dicapai bila larutan itu

    jenuh, dan hubungan keseimbangan untuk kristal lindak adalah kurva kelarutan.

    Banyak bahan anorganik yang penting-penting mengkristalisai dengan air kristal.

    Pada beberapa sistem, terbentuk beberapa macam hidrat, bergantung pada

    konsentrasi dan suhu, dan keseimbangan dalam sistemitu bisa sangat murni.

    Perolehan

    Pada kebanyakan proses kristaalisasi, kristal dan cairan induk berada pada

    waktu yang cukup lama sehingga mencapai keseimbangan, dan cairan induk itu

    jenuh pada suhu akhir proses itu. Perolehan dari proses itu dapat dihitung dari

    konsentrasi larutan awal dan kelarutan pada suhu akhir. Jika selama proses itu

    terjadi penguapan yang sangat besar, kuantitasnya harus siketahui atau dapat

    diperkirakan. Bila laju pertumbuhan kristal itu lambat, diperlukan waktu yang

    agak panjang untuk mencapai keseimbangan. Hal ini sangat besar bila larutan itu

    viskos sehingga sangat sedikit saja permukaan kristal yang terkena larutan lewat

    jenuh. Dalam kondisi demikian cairan induk akhir mungkin sangat jenuh, dan

    perolehan yang didapat akan lebih kecil dari menurut hasil perhitungan dari kurva

    larutan.

    Jika kristal itu bebas air, perhitungan perolehan itu sederhana, karena fase

    padat tidak mengandung pelarut. Bila panen itu mengandung air kristalisasi, air

    yang terdapat bersama kristal itu harus diperhitungkan, karena air ini tidak

    terkandung didalam larutan. Dat kelarutan itu biasanya diberikan sebagai bagian

    massa bahan bebas air per seratus bagian dari massa pelarut total atau dalam

    persen massa zat terlarut bebas air.

    Neraca entalpi

    Kalor kristalisasi sangat diperlukan dalam perhitungan neraca kalor untuk

    kristalisasi. Kalor ini adalah kalor laten yang keluar karena pembentukan zat padat

    dari larutan. Biasanya kristalisasi itu eksoterm, dan kalor kristalisasi itu berubah

    menurut suhu dan konsentrasi.

  • 5/26/2018 RINGKASAN KRISTALISASI

    5/15

    Keadaan lewat jenuh

    Neraca massa dan entalpi tidak dapat memberikan tentang distribusi

    ukuran kristal (CSD) hasil yang keluar dari kristalisator. Hukum kekekalan tidak

    akan berbeda baik untuk kristal kecil maupun kristal besar.

    Dalam pembentukan kristal diperlukan dua langkah: (1) Lahirnya suatu

    partikel baru (nukleasi) dan (2) Tumbuhnya partikel itu menjadi sesuatu yang

    makroskopik. Laju nukleasi dan laju pertumbuhan tidak dapat berlangsung dalam

    larutan jenuh maupun tak-jenuh. Keadaan lewat jenuh bisa diciptakan dengan

    salah satu dari tiga metode. Jika kelarutan zat terlarut itu meningkat banyak

    dengan kenaikan suhu, larutan jenuh menjadi lewat jenuh hanya dengan

    pendinginan dan penurunan suhu. Jika pengaruh kelarutan terhadap suhu relatif

    kecil kita dapat menciptakan larutan lewat jenuh dengan menguapkan sebagian

    pelarut. Jika kita tidak menginginkan pendinginan atau penguapan, misalnya bila

    kelarutannya sangat tinggi, keadaan lewat jenuh dapat dibuat dengan

    menambahkan komponen ketiga.

    Satuan untuk keadaan lewat jenuh

    Keadaan lewat jenuh adalah selisih konsentrasi antara larutan lewat jenuh

    dimana kristal bertumbuh dengan konsentrasi larutan yang dalam keseimbangan

    dengan kristal. Keadaan lewat jenuh dapat didefenisikan oleh persamaan:

    y y - ys

    c c - cs

    Dimana:

    y =lewat jenuh, fraksi mol zat terlarut

    Y = fraksi mol zat terlarut di dalam larutan

    ys= fraksi mol zat terlarut di dalam larutan jenuh

    c = lewat jenuh molar, mol per satuan volume

    C = konsentrasi mol zat terlarut di dalam larutan

    cs= konsentrasi molar zat terlarut di dalam larutan jenuh

    keadaan diatas dihubungkan oleh persamaan

    c = Mysys

  • 5/26/2018 RINGKASAN KRISTALISASI

    6/15

    Dimana Mdan smasing-masing ialah densitas molar larutan dan larutan

    jenuh. Karena pada kristalisator M

    dan sdapat dianggap sama, maka:

    c = My

    Rasio konsentrasi dan lewat-jenuh fraksional s didefenisikan oleh:

    = 1 +

    =

    = 1 +

    1 + s

    Lewat jenuh biasanya dinyatakan dalam beda-suhu ekivalen dan bukan

    dalam beda konsentrasi.

    Nukleasi

    Laju nukleasi ialah banyaknya partikel baru yang terbentuk persatuan

    waktu persatuan magma atau larutan induk bebas zat padat. Besaran ini

    merupakan parameter kinetik pertama yang mengendalikan CSD(distribusi ukuran

    kristal).

    Asal kristal dalam kristalisator

    Nukleasi dibagi menjadi tiga kelompok yaitu, nukleasi palsu, nukleasi primer dan

    nukleasi sekunder.Salah satu asal kristal adalah atrisi makroskopik, yang lebih berdekatan

    dengan kominusi dari pada nukleasi. Atrisi adalah salah satunya sumber kristal

    baru yag tidak bergantung padda lewat jenuh.

    Nukleasi palsu

    Nukleasi palsu yang berhubungan dengan pertumbuhan terjadi bila

    keadaan lewat jenuh itu besar. Cirinya ialah terdapatnya pertumbuhan abnormal

    berupa jarum atau sungut pada ujung ujung krisal. Proses ini disebut pembiakan

    jarum. Bentuk nukleasi palsu dapat dihindarkan dengan menumbuhkan kristal itu

    pada lewat jenuh rendah da dengna menggunakanpompa dan agitator yang

    dirancang baik da dioperasikan sebagaimana mestinya.

    Nukleasi primer

    Pada dasarnya fenomena nukleasi sama dengan peristiwa kristalisasi dari

    larutan, kristalisasi dari cairan, kondensasi tetesan kabut didalam uap yang lewat

  • 5/26/2018 RINGKASAN KRISTALISASI

    7/15

    dingin, dan pembangkit gelembung didalam zat cair panas lanjut.dalam semua hal

    itu, nukleasi merupakan akibat dari fluktuasi lokal yang berlangsung cepat pada

    skala molekul didalam fase homogen yang berada pada ketimbangan metastabil,

    fenomena dasarnya disebut nukleasi homogen. Variasi dari nukleasi homogen

    terjadi apabila partikel zat padat asing masih mempengaruhi proses nukleasi

    dengan mengkatalisasi laju pertambahan nukleaasi pada suatu keadaan lewat

    jenuh tertentu atau memberikan suatu laju tertentu pada lewat jenuh dimana

    nukleasi homogen hanya akan berlangsung sesudah memakan waktu yang lama

    proses ini disebut nukleasi heterogen.

    Inti kristal dapat terbentuk dari berbagai jenis partikel molekul, atom atau

    ion. Inti-inti itu berada dalam kesetimbangan tak stabil. Jadi, urutan tahap evolusi

    kristal adalah

    Gerombolan (klaster) embrio inti(nukleasi) kristal

    Keseimbangan

    Kristal kecil dapat berada dalam keseimbangan dengan larutan lewat

    jenuh. Keseimbangan itu tidak stabil, oleh karena jika disitu terdapat pula kristal

    besar, kristal kecil akan larut dan kristal besar akan tumbuh hingga kristal kecil

    besar akan tumbuh hingga kristal kecil itu akan pupus . fenomena ini disebut

    pematangan otswald. Pengaruh ukuran partikel terhadap kelarutan merupakan

    faktor yang menentukan dalam nukleasi.

    Kelarutan suatu zat dihubungkan dengan ukuran partikelnya oleh persamaan

    kelvin

    ln =4

    dimana,

    L = ukuran kristal

    = rasio konsentrasi larutan lewat jenuh dan larutan jenuh

    = volume molar kristal= tegangan antar muka rata-rata antara zat padat dan zat cairv= banyaknya ion per molekul zat terlarut (untuk kristal molekular v=1)

    laju nukleasi dinyatakan dalam persamaan berikut

  • 5/26/2018 RINGKASAN KRISTALISASI

    8/15

    B = C exp [-16322

    32()3(ln )2

    Dimana,

    B= laju nukleasi, jumlah /3-det=tetapan avogadro 6,0222 x1023 molekul / g. MolR = tetapan gas 8,3143 x 107erg/g mol-k

    C= faktor frekuensi

    Nukleasi sekunder

    Pembentukan inti yang dapat dikatakan dipengaruhi oleh kristal kristal

    makroskopik yang sudah ada didalam magma dinamakan nukleasi sekunder.

    Nukleasi sekunder dikenal dua macam yaitu nukleasi yang disebabkan digeser

    oleh fluida dan nukleasi yang disebabkan oleh tubrukan antar sesama kristal yang

    ada.

    Pertumbuhan Kristal

    Pertumbuhan kristal adalah suatu proses difusi, yang dimodifikasi oleh

    pengaruh permukaan padat tempat pertumbuhan itu berlangsung. Molekul-

    molekul atau ion-ion zat terlarut mencapai muka kristal yang bertubuhan itu

    dengan cara difusi melalui fase zat cair. Koefisien perpindahan massa yang biasa,

    yaitu , berlaku pada langkah ini. Setelah mencapai permukaan, molekul atauion itu harus ditampung oleh kristal dan disusun di dalam kisi ruang. Reaksi ini

    berlangsung dengan laju tertentu pada permukaan dan keseluruhan proses itu

    terdiri dari dua langkah.

    Koefisien pertumbuhan individu dan menyeluruh. Dalam oprasi

    perpindahan massa biasanya diandaikan bahwa terdapat keseimbangan pada antar

    muka kedua fase.

    Koefisien perpindahan massa dapat ditulis:

    = = (28-12)

    Dimana : = fluks molar, mol per satuan waktu per satuan luasm = laju perpindahan massa, mol/jam

  • 5/26/2018 RINGKASAN KRISTALISASI

    9/15

    = luas permukaan Kristal

    = koefisien perpindahan massaKoefisien untuk reaksi permukaan diberikan oleh

    = (28-13)

    Tahanan dari kedua langkah itu dapat berjumlahkan untuk memberikan

    koefisien meyeluruhKyang didefinisikan oleh

    (28-14)

    Eliminasiy, dari persamaan (28-12) dan (28-13) diikuti dengan subsititusidalam persamaan (28-14) menghasilkan

    = 11/+ 1/

    (18-15)

    Laju pertumbuhan. Untuk Kristal invariant volume kristal sebanding

    dengan kubus yang panjang karakteristiknyaL, yaitu

    = 3 (28-16)Dimana a ialah suatu tetapan. Jika M ialah densitas molar, massa kristal

    m menjadi

    = = 3 (28-17)Diferensial persamaan (28-17) terhadap waktu memberikan

    = 32 (28-18)

    Laju pertumbuhan dL/dt ditandai dengan lambing G.

    Dari persamaan 28-2), = 6/ = 62subsititusi ini terhadap dan

    dari persamaan (28-18) ke dalam persamaan (28-14) memberikan

    = 32

    62 (28-19)

    Sehingga

    = 2

    Koefisien perpindahan massa. Untuk partikel berbentuk bola, koefisien

    perpindahan massa dapat kita ramalkan dengan menggunakan persamaan (21-

    53)

  • 5/26/2018 RINGKASAN KRISTALISASI

    10/15

    Koefisien pertumbuhan permukaan. Sudah banyak penelitian mengenai

    pertumbuhan Kristal dengan reaksi antarmuka yang dilakukan dan dilaporkan

    dalam monograf standar tentang kristalisai.

    Salah satu teori yang didasarkan atas konsep bahwa pertumbuhan itu

    berlangsung lapis demi lapis pada permukaan kristal, dan bahwa setiap lapisan

    baru mulai sebagai inti dua dimensi yang melekat pada permukaan itu.

    Selisih antara laju pertumbuhan menurut pengamatan dan yang menurut

    teori telah dijelaskan oleh teori dislokasi-sekrup Frank (Frank screw-dislocation

    theory) kisi ruang sebenarnya pada kristal nyata jauh dari pada sempurna, dan

    kristal banyak mempunyai ketaksempurnaan yang disebut dislokasi (dislocation).

    Persamaan laju pertumbuhan. Metode umum untuk menaksir nilai tidakada. Untuk laju pertumbuhan Kristal yang disinggung dalam pembahan mengenai

    nukleasi didapatkan bahwa untuk zat anorganik yang terhidrasi

    = 1 (28-21)Untuk Kristal organik

    = 12/ (28-22)Laju pertumbuhan semua Kristal bergantung pada suhu dan mematuhi

    persamaan Arrhenius

    = 3/ (28-23)Hukum Ltentang pertumbuhan kristal. Jika semua kristal dalam megma

    tumbuh dalam bidang lewat jenuhya yang seragam dan pada suhu yang sama, dan

    jika semua kristal itu tumbuh sejak mula menurut persamaan (28-21) atau (28-22),

    maka semua kristal itu tidak saja akan invarian, tetapi akan mempunyai laju

    pertumbuhan yang sama tidak bergantung pada ukuran kristal. Pertumbuhan ini

    disebut hukum L. Bila berlaku Gf (L), pertumbuhan total masing-masingkristal didalam magma selama interval waktu t yang sama adalah sama, dan

    = (28-24)Bila persamaan (28-24) tidak berlaku, G = f (L) dan pertumbuhan itu

    dikatan bergantung besarnya kristal (size dependent). Mungkin karena kesalahan-

    kesalahan yang saling menghapus, hukum Lcukup tetap dalam berbagai situasi

  • 5/26/2018 RINGKASAN KRISTALISASI

    11/15

    sehingga dapat diguakan, dan dengan demikian dapat menyederhanakan

    perhitungan pada proses-proses industri.

    Peralatan Kristalisasi

    Kristalisasi komersial ada yang berporasi secara kontinu (sinambung) dan

    ada pula lebih disukai. Persyaratan pertama dari setiap katalisator ialah

    kemampuan membuat larutan lewat jenuh, karena kristalisasi tidak akan dapat

    berlangsung tanpa lewat jenuh.

    Ada 3 metode yang dapat digunakan untuk membuat keadaan lewat jenuh,

    bergantung terutama pada sifat kurva larutan zat terlaru

    1. Zat terlarut seperti kalium nitrat dan natrium sulfit sangat tidak mudahterlarut pada suhu rendah dibandingkan dengan suhu tinggi, sehingga

    lewat jenuh dapat diciptakan hanya dengan pendinginan.

    2. Bila larutan dapat dikatakan tidak tergantung pada suhu, bagaimana halnyapada garam dapur, atau berkurang bila suhu dinaikkan, keadaan lewat

    jenuh dapat dibuat dengan penguapan (evaporasi) .

    3. Dalam kasus antara, kombinasi antara evaporasi dan pendinginanlah yangefektif.

    Macam- macam Kristalisasi

    Kristalisator komersial dapat pula dibeda-bedakan menurut beberapa cara.

    Salah satu perbedaan adalah dalam caranya kristal itu dikontakkan dengan zat cair

    jenuh. Dalam teknik pertama, yang disebut metode zat cair sirkulasi (circulating-

    liquid method) , arus larutan lewat jenuh dilewatkan melalui hamparan fluidisasi

    yang terdiri dari kristal-kristal yang sedang bertumbuh, dimana kelewt jenuhan

    dilepaskan dengan nukleasi dan pertumbuhan. Dalam teknik kedua yang disebut

    metode magma-sirkulasi (circulating-magma metod) keseluruhan magma itu

    disirkulasi melalui langkah kristalisasi maupun langkah lewat jenuh tanpa

    pemisahan zat cair dari zat padat. Pada kedua metode itu larutan umpan

    ditambahkan ke dalam arus sirkulasi antara zone supersaturasi (pembuatan lewat

    jenuh).

  • 5/26/2018 RINGKASAN KRISTALISASI

    12/15

    Banyaknya katalisator mempunyai suatu cara pengadukan untuk

    memperbaiki laju pertumbuhan, mencegah pemisahan larutan lewat jenuh yang

    menyebabkan terjadinya nuklesi yang berlebihan, secara untuk menjaga kristal-

    kristal agar tetap berata dalam suspensi dikeseluruhan zone kristalisasi.

    Satu keuntunag dari unit sirkulasi paksa yang menggunakan pemanas luar

    adalah bahwa beberapa unit yang identik dapat lalu dihubungkan dalam efek

    berganda dengan menggunakan uap dari satu unit untuk memanaskan unit

    berikutnya dalam deretan itu, sistem seperti ini dinamakan evaporator-

    kristalisator (evaporator-crystallizer).

    Katalisatoer Vakum

    Kebanyakan katalisator modren termasuk dalamkatagori unit vakum

    dimana digunakan pendinginan evaporasi adiabatik untuk meciptakan keadaan

    lewat jenuh, katalisator itu berupa suatu bejana tertutup dimana vakum dijaga

    dengan kondensor. Larutan jenuh yang panas yang suhunya jauh diatas titik didih

    pada tekanan didalam katalisator diumpankan ke dalam bejana. Larutan umpan

    mendingin secara spontan menjadi suhu keseimbangan. Keadaan lewat jenuh yang

    dibangkitkan oleh pendinginan dan penguapan itu menyebabkan timbulnya

    nukleasi dan pertumbuhan.magma hasil dikeluarkan dari kristalisator.

    Sebuah kristalisator vokum kontinu dengan unit pelengkap yang

    konvensional untuk mengumpan unit dan mengolah magma yang dihasilkan .

    Magma disirkulasi dari dasar kristalisator. Yang berbentuk kerucut,memalui pipa

    turun ke pompa sirkulasi, mengalir ke atas melalui pemanas tabung vertikal yang

    dipananskan oleh uap yang kondensasi di dalam selongkongan dan kemudian ke

    dalam tabung alat. Uap panas masuk melalui pemanas tangensial.

    Larutan umpan masuk ke dalampipa turun disedot oleh pompa di sedot

    oleh pompa sirkulasi cairan induk dan kristal ditarik keluar melalui pipa pengeluar

    yang ditempatkan di ataspemasuk umpan di dalam pipa turun. Cairan induk

    dipisahkan dari kristal di dalam pemisah- sentrifugal kontinu; kristal dibawa

    keluar ebagai hasil atau untuk diolah lebih lanjut, dan cairan induk didaurkan

    kembali ke dalam pipa turun.

  • 5/26/2018 RINGKASAN KRISTALISASI

    13/15

    Kristalisator vakum dalam bentuknya yang sederhana mempunyai

    keterbatasan dari segi kristalisasi. Pada tekanan rendah seperti yang terdapat di

    dalam unit, pengaruh tinggi-tekan statik terhadap titik didih cukup penting.

    Misalnya, air pada 45oF mempunyai tekanan uap 0,30 in , Hg, yang merupakan

    tekanan yang dapat yang dapat dicapai dengan mudah didalam penggalak jek-uap.

    Tinggi-tekan statik besar 1 ft akanmeningkatkan tekanan absolut menjadi 1,18 in.

    Hg dimana titik didih air adalah 84oF. Umpan pada suhu ini tidak akan mengalami

    kilatan jika dimasukkan pada titik yang lebih dari 1 ft di bawah permukaan

    magma.

    Kristalisator Tabung-Jujut-Sekat

    Alat yang lebih efektif dan serbaguna ialah kristalisator tabung-jujut-sekat

    (draft-tube-baffle) .Tubuh kristal sator ini diperlengkapi dengan tabung-jujut,

    yang juga berfungsi sebagai sekat untuk memberikan sirkulasi magma, dan

    agitator propeler yang mengarah kebawah untuk memberikan sirkulasi yang

    terkendali di dalam kristalisator.

    Kristalisator tabung-jujut-sekat dapat pula diperlengkapi lagi dengan kaki

    elutriasi di bawah tubuh untuk mengklasifikasi kristal menurut ukuran, dan dapat

    pula dilengkapi dengan zone pengendapan yang bersekat untuk pengeluaran

    halusan.

    Perolehan dan Kristalisator Vakum

    Perolehan dari kristalisator vakum dapat dihitung dengan neraca entalpi

    dan neraca bahan. Kalkulasi grafik yang didasarkan atas grafik. Proses merupakan

    pembelahan adiabatik umpan itu menjadi magma hasil dan uap, maka titik b untuk

    umpan, amagma uap, dan e untuk magma terletak pada satu garis lurus. Isotrem

    yang menghubungkan titik d untuk krstal dengan titik f untuk cairan induk juga

    melalui titik e, dan titik ini di tentukan letaknya oleh perpotongan antara garis ab

    dan df. Dari segmen garis dan prinsip titik berat, rasio sebagai arus itu dapat

    dihitung.

    Contoh soal: sebuah kristalisator kontinu di umpankan dengan larutan MgSO431

    persen. Suhu keseimbangan magma di dalam kristalisator itu adalah 86oF (30oC)

  • 5/26/2018 RINGKASAN KRISTALISASI

    14/15

    dan kenaikan titik didih larutan adalah 2oF (1,11oC). Mgma yang dihasilkan ialah

    5 ton (4,536 kg) MgSO4 7H

    2perjam. Rasio volume zat padat terhadap magma

    adalah 0,15 densitas kristal dan cairan induk masing-masing adalah 105 dan 82,5

    lb/ft3. Berapakah suhu umpan ,laju umpan, dan laju evaporasi ?

    Penyelesaian :

    Rasio massa kristal terhadap cairan induk adalah

    0,15 105

    0,85 82,5= 0,224

    Larutan produksi cairan induk adalah 10.000/224 =44.lb/jam, magma total

    yang dihasilkan adalah 10,000 + 44,520=54,520 lb/jam .Kosentrasi rata-rata

    MgSO4di dalam magma adalah;

    0,224 0,448+0,285

    1,224= 0,322

    Entalpi magma adalah

    54,52012149(49)

    1,224= 62,4 Btu/lb

    Menurut prinsip titik berat, laju evaporasi adalah

    54,520 21 (62, 4)1098 (21) = 2,017 (915 )

    Laju umpan total adalah 54,520 + 2,017 = 56,537 lb/jam (25, 645 kg/jam)

    PENERAPAN PRINSIP PADA BIDANG RANCANG

    Dalam pengerjaan ini dilakukan perkiraan terhadap CSD (ditribusi ukuran

    kristal) dan diidealisasikan oleh oleh model suspensi campur pengeluaran hasil

    campur (mixed suspensionmixed product-removal model) atau disingkat dengan

    MSMPR.

    Kristalisator MSMPR beroprasi dengan ketentuan-ketentuan sebagai berikut :

    Operasi dalam keadaan steady Kristalisator selalu berisi magma suspensi campuran tanpa klasifikasi hasil Magma memiliki keadaan lewat jenuh yang seragam Tidak mengunakan sisitem klasifikasi menurut ukurannya Umpan tidak mengandung kristal

  • 5/26/2018 RINGKASAN KRISTALISASI

    15/15

    Magma hasil keluar katalisator dalam keadaan seimbang

    Tidak ada kristal yang pecah menjadi partikel dalam ukuran tertentuModel MSMPR dapat dikembangkan sehingga mencakup opresai keadaan

    Non Steady dengan menggunakan penurunan berikut

    Densitas populasi ialah kemiringan kurva distribusi kumulatif pada

    ukuran L ,atau :

    n =( ) =

    1

    Dimana :

    n : Jumlah atau Volume panjang

    Untuk menetukan umur kristal dalam model MSMPR menggunakan

    persamaan:

    L = G tm

    Persamaanmomenmerupakan hubungan fundamental dalam katalisator

    MSMPR,

    Koefisien kinetik yaitu jumlah kristal ncpersatuan massa volume zat cari

    , maka diperoleh persamaan :

    nc = = 0

    0 =

    Jika ukuran terbanyak digunakan sebagai parameter rancang, maka :

    =

    9

    2 ()