Risiko, Pengamanan Dan ian Aplikasi

Embed Size (px)

Citation preview

Banking Audit with ACL

BAB III RISIKO, PENGAMANAN DAN PENGENDALIAN APLIKASI3.1 RISIKO Penggunaan teknologi computer dan komunikasi di bidang perbankan, pada satu sisi dapat meningkatkan efisiensi kegiatan operasional, kualitas dan kecepatan pelayanan pada nasabah yang pada akhirnya akan meningkatkan keunggulan bersaing bank tersebut. Sedangkan di sisi lain mengandung risiko potensial, yang apabila tidak diantisipasi dengan baik akan merugikan bank yang bersangkutan. Menurut Soepraptomo (1994), ada tiga jenis risiko yang dihadapi bank dalam penggunaan teknologi informasi dan komputer. Pertama, environment risk atau risiko yang berasal dari lingkungan intern dan ekstern bank yang meliputi faktor loyalitas staf dan kesadaran atas pengamanan. Kedua, operation risk atau risiko yang lahir akibat kegiatan operasional bank, sehingga semakin besar skala kegiatan yang dikomputerisasikan, maka semakin besar potensi kejahatan yang mungkin muncul. Ketiga, produk atau service risk yaitu risiko yang muncul karena bank melansir satu produk atau jasa. Penggunaan teknologi sistem informasi (TSI) dalam melakukan pemrosesan data sangat berbeda dari sistem manual. Walaupun kedua sistem tersebut sama-sama dapat menimbulkan risiko, akan tetapi penggunaan TSI memiliki risiko yang lebih bersifat teknis dan khusus (Panduan Pengendalian Umum TSI-BI 1995), diantaranya adalah :

Risiko, Pengamanan dan Pengendalian Aplikasi

29

Banking Audit with ACL

1. Risiko pada tahap perencanaan dan pengembangan sistem Risiko pada tahap perencanaan dan pengembangan sistem terjadi bila orang-orang yang menggunakan sistem dan mengerti prosedur pemakaian aplikasi tidak dilibatkan, sehingga pada saat aplikasi diimplementasikan terjadi kesalahan-kesalahan prosedur operasional yang telah ada. Kebutuhan-kebutuhan end user tidak terpenuhi akibat tidak diikutsertakan dalam tahap perencanaan pembuatan aplikasi. Tahapan perencanaan tidak menggunakan standar perancangan sistem sehingga aliran informasi dan kebutuhan sistem tidak terpenuhi 2. Risiko kekeliruan pada tahap pengoperasian Tidak adanya panduan pemakaian sistem (user manual system) dan tidak ada pesan kesalahan dalam pemakaian sistem, sehingga informasi akhir tidak sesuai dengan yang dibutuhkan 3. Risiko akses oleh pihak yang tidak berwenang Pembatasan pemakaian sistem aplikasi setiap pemakaian sistem dan pencegahan akses bagi yang tidak berwenang 4. Risiko kerugian akibat terhentinya operasi TSI secara total atau sementara sehingga mengganggu kelancaran operasional bank. Risiko ini terjadi bila salah satu bagian dari TSI tidak mendukung seperti hardware, software, sistem aplikasi, data dan sarana pendukung operasional mengalami gangguan. Misalkan kerusakan server sehingga sistem aplikasi perbankan tidak dapat digunakan

Risiko, Pengamanan dan Pengendalian Aplikasi

30

Banking Audit with ACL

5. Risiko kehilangan / kerusakan data Risiko kehilangan / kerusakan data yang berakibat bank tidak dapat beroperasi.

Jenis-jenis risiko tersebut menuntut pihak bank untuk berhati-hati dalam penggunaan teknologi informasi dan komputer dan konsekuensinya adalah memasukkan faktor sistem keamanan data sebagai salah satu kriteria dalam pemilihan teknologi komputer dan informasi yang akan diterapkan oleh bank yang bersangkutan. Beberapa alternatif yang bisa dilakukan untuk mengantisipasi dan menanggulangi risiko tersebut, diantaranya adalah pemilihan sumber daya manusia yang berkualitas, aspek manajemen bisnis perbankan, serta pengenalan berbagai metode sistem keamanan data yang perlu diimplementasikan pada teknologi sistem informasi itu sendiri.

3.2

PENERAPAN

PENGENDALIAN

INTERN

PADA

SISTEM

APLIKASI Pengendalian

intern

adalah

metode-metode

atau

prosedur-

prosedur yang digunakan dalam proses bisnis untuk menjaga kekayaan perusahaan, memonitor keakuratan data keuangan serta mendorong efisiensi operasi, dan melaksanakan kebijakan manajemen (Zucconi, 1987). Sedangkan menurut Muljono (1992), pengendalian internal

Risiko, Pengamanan dan Pengendalian Aplikasi

31

Banking Audit with ACL

meliputi susunan organisasi dan semua cara dan peraturan yang telah ditetapkan oleh perusahaan untuk menjaga dan mengamankan harta miliknya, memeriksa kecermatan memajukan dan efisiensi kebenaran kerja dan data-data mendorong

administrasi/keuangan,

dipatuhinya kebijaksanaan yang telah ditetapkan oleh top management. Pengendalian internal di bank yang sudah menerapkan teknologi komputer dalam operasionalnya harus tercermin dalam aplikasi komputer yang digunakan tersebut. Masalahnya adalah bagaimana bentuk

implementasi internal control yang memadai tersebut. Beberapa pedoman umum yang dapat diikuti, yaitu : 1. Adanya plan of organization yang dilengkapi dengan pemisahan wewenang dan tanggung jawab secara fungsional, yaitu : a. Pemisahan fungsi penyimpanan dari

asset

dan

fungsi

akuntansi/administrasi b. Pemisahan fungsi penyimpanan dan pejabat yang mempunyai wewenang dalam melaksanakan transkasi, misalnya pemisahan fungsi teller dengan pejabat yang mengotorisasi transaksi dengan nominal sangat besar c. Pemisahan petugas operasional dengan fungsi administrasi

2. Adanya sistem pembagian wewenang yang memadai dalam setiap proses kegiatan

Risiko, Pengamanan dan Pengendalian Aplikasi

32

Banking Audit with ACL

3. Adanya praktek-praktek kerja yang sehat dalam melaksanakan setiap tugas dan fungsi yang harus dilakukan oleh setiap tingkat manajemen dan oleh semua personalia di masing-masing bank 4. Adanya tingkat kualitas personil yang sesuai dengan wewenang dan tanggung jawabnya

A. Pembagian Tugas (Division of duties) Pemisahan tugas dalam kegiatan perbankan dimaksudkan untuk mendapatkan internal check secara otomatis melalui prosedur kerja yang melibatkan fungsi-fungsi operasional sesuai dengan wewenang dan tingkat otoritas masing-masing. Teknis pemrograman komputernya biasanya menggunakan sistem keamanan yang berlapis, misalnya melalui pembatasan wewenang menggunakan file data base atau file program dengan menggunakan sistem operasi Novell Netware jika bank tersebut menggunakan jaringan komputer, serta pembatasan penggunaan menu aplikasi perbankan yang bisa di-set-up oleh pejabat yang berwenang. Pembagian tugas pada operasional bank biasanya dapat dilihat pada sistem dan prosedur operasional bank untuk setiap aktifitas yang dilakukan bank sesuai dengan fungsi dan peranan perbankan. Contohcontoh sistem dan prosedur tersebut dapat dilihat pada gambar-gambar yang terdapat pada halaman akhir bagian ini. Secara umum pejabat atau bagian yang terlibat dengan tugas dan wewenang masing-masing pada kasus ini adalah sebagai berikut :

Risiko, Pengamanan dan Pengendalian Aplikasi

33

Banking Audit with ACL

1. Customer Service

yang akan menerima aplikasi permohonan

pembukaan tabungan dan menginputnya ke sistem aplikasi tabungan sehingga diperoleh nomor rekening nasabah 2. Teller akan menerima selembar check miliki nasabah dan akan menginput jumlah nominalnya ke rekening nasabah 3. Bagian kliring sebagai offset (lawan dalam jurnal akuntansinya terhadap rekening tabungan) yang akan mencatat dan memproses

check tersebut selanjutnya4. Bagian akuntansi (terletak di back office) yang akan mencatat transaksi tersebut dan menyusun laporan keuangannya, misal pada saat proses akhir hari

Pembagian tugas ini juga bisa diterapkan pada tingkatan otoritas diantara pegawai bank dalam hal tugas dan tanggung jawab yang berbeda sesuai dengan deskripsi tugasnya masing-masing. Contoh tingkat otoritas pada bagian teller adalah sebagai berikut : K06

Teller pemula dibatasi hanya untuk penarikan tunai di bawahRp. 10.000.000,00

K05 K04

Teller senior untuk transaksi sampai dengan Rp. 25.000.000,00 Head Teller untuk transaksi sampai dengan Rp. 50.000.000 sertamengubah limit transaksi teller yang menjadi tanggung jawabnya

Contoh tingkat otorisasi dalam sistem Tabungan :

Risiko, Pengamanan dan Pengendalian Aplikasi

34

Banking Audit with ACL

** BANK GUNADARMA ** Kode Staff

Tanggal : 18/07/94 ------------------------------------------------------------------------------OP Sandi N a m a Bts.Wng. Autorisasi Exp-Date Kd.Cab. ------------------------------------------------------------------------------K01 K02 K03 K04 K05 K06 K07 MAS CASH OFFICER CUSTOMER SERVICE HEAD TELLER FARIDA (TELLER1) KARTIKA (TELLER2) JUNIAR (TELLER3) EDP PASSWORD 500000000.00 0.00 50000000.00 25000000.00 7000000.00 2000000.00 0.00 0.00 1 4 1 3 3 3 1 9 18/07/94 18/07/94 18/07/94 18/07/94 18/07/94 18/07/94 18/07/94 18/07/94 01 01 01 01 01 01 01 01

Gambar 3.1 Daftar user ID beserta batasan wewenang dan otorisasi

B. Dual control

Dual control adalah suatu bentuk prosedur kerja yang menciptakansuatu pengecekan ulang suatu pekerjaan yang telah dilakukan oleh petugas sebelumnya, dengan tujuan untuk menciptakan : 1. Apakah pelaksanaan tugas tersebut telah dilakukan sesuai batasan wewenangnya 2. Apakan transaksi yang terjadi telah dicatat, dibukukan,

diadminitrasikan dengan benar 3. Apakah transaksi-transaksi tersebut telah dilaksanakan dengan benar Contoh metode penerapan pada aplikasi komputernya adalah dengan sistem offset departemen (pemeriksaan ulang secara otomatis dengan menggunakan komputer tanpa menggunakan dokumen tertulis atau

paperless) pada contoh kasus di atas, dengan penjelasan sebagai berikut :

Risiko, Pengamanan dan Pengendalian Aplikasi

35

Banking Audit with ACL

1. Teller

secara

otomatis akan menginput jumlah penyetoran,

misal

sebesar Rp. 1.000.000 (dengan catatan kliring sudah efektif). Pencatatan akuntansi mengharuskan jika terjadi penambahan

tabungan (sisi kredit) maka ada pasangan rekening lawan yang di debet. Tetapi masalahnya, rekening lawan tersebut (misalnya warkat kliring) bukan wewenang teller yang bersangkutan. Hal ini bisa ditangani dengan menggunakan prosedur offset departemen, yaitu pada saat teller selesai menginput penambahan tabungan, sistem aplikasi tabungan membuat jurnal lawannya sebesar Rp. 1.000.000 yang ditujukan ke bagian kliring. Status pencatatan ini bersifat sementara sampai bagian kliring yang menggunakan sistem aplikasi tabungan yang sama membuat penjurnalan balik 2. Bagian kliring seharusnya melakukan penjurnalan balik segera offset yang dilakukan bagian tabungan tersebut dan secara efektif

menambahkannya ke dalam ledger yang tetap yaitu warkat kliring sebesar Rp. 1.000.000. Jika bagian kliring tersebut belum membalik jurnalnya, maka pada saat bagian akuntansi (back office) melakukan proses akhir hari untuk menghitung saldo hari ini, maka sisten secara otomatis akan mendeteksinya yaitu dengan membuat laporan offset departemen dan bisa diketahui bagian mana yang belum melakukan jurnal balik.

Risiko, Pengamanan dan Pengendalian Aplikasi

36

Banking Audit with ACL

C. Joint custody (Dual Custody) Sistem atau prosedur dalam penyimpanan uang, surat-surat berharga, atau dokumen lainnya dengan menggunakan kunci yang diciptakan lebih dari satu kombinasi dengan maksud untuk menghindari kemungkinan penyalahgunaan oleh pemegang kunci atau pemaksaan pihak lain. Contohnya penyimpanan uang di main vault (lemari besi) yang harus menggunakan dua orang, misal kunci satu oleh petugas front office dan kunci utama oleh pegawai dengan jabatan lebih tinggi.Mulai

Tgl sistem sama ?Ya

Tidak

Rubah Tanggal

Masukkan Id & Password Petugas yang berwenang (Teller)

Masukkan Tanggal Proses Hari Berikutnya

Persetujuan dari atasan (Head Teller)

Selesai

Gambar 3.2 Flowchart Buka Sistem

Risiko, Pengamanan dan Pengendalian Aplikasi

37

Banking Audit with ACL

Dual custody juga bisa diterapkan pada sistem aplikasi komputer,yaitu prosedur membuka sistem pada saat sistem aplikasi tersebut akan digunakan (misalnya pagi hari pada saat bank mulai beroperasi pada hari tersebut). Sistem aplikasi tersebut baru bisa dijalankan jika sudah dibuka oleh dua orang pegawai, biasanya satu pejabat operasional dan satu pejabat manajerial. D. Number control Bentuk mekanisme pengawasan melalui prenumbered atas formulir dan kertas-kertas kerja yang dipakai untuk melaksanakan kegiatan transaksi-transaksi sehari-hari, maupun pemberian kode penomoran yang sistematis atas setiap transaksi, dengan maksud : 1. Mempermudah pengendalian arus pekerjaan itu sendiri 2. Pengawasan atas formulir-formulir kerja itu sendiri terutama atas surat berharga yang dapat diperjualbelikan 3. Mempermudah pelaksanaan kembali apabila terjadi penyimpanganpenyimpangan

Number control ini biasanya diterapkan pada nomor nota transaksi yangdiinput oleh teller atau nota posting transaksi pada sistem general ledger bank.

Risiko, Pengamanan dan Pengendalian Aplikasi

38

Banking Audit with ACL

E. Independence balancing

Independence balancing adalah bentuk pengawasan melaluipersamaan akuntansi yang secar otomatis akan menghasilkan

keseimbangan antara saldo suatu rekening dengan rekening lainnya mengingat proses akuntansi yang benar tentu akan menghasilkan saldosaldo yang seimbang. Untuk lebih menjamin kebenaran atas

keseimbangan saldo-saldo tersebut maka sebaiknya antara proses penyusunan rekening tersebut dengan rekening lawannya dikelola oleh petugas-petugas yang terpisah.

Independence

balancing

akan

memudahkan memeriksa kebenaran transaksi, misal jumlah uang tunai fisik yang menjadi tanggung jawab salah seorang teller bisa dibandingkan dengan rekapitulasi transaksi yang sudah diinput oleh teller tersebut yang bisa dicetak sistem aplikasi tabungan oleh petugas bagian back office atau oleh head teller. Prinsip

independence

balancing

juga

bisa

terlihat

dalam

pemeriksaan transaksi yang melibatkan dua departemen seperti contoh di atas. Pada saat bagian akuntansi mencetak neraca harian pada saat proses akhir hari, neraca tersebut menunjukkan saldo antara aktiva dan pasiva yang seimbang tetapi harus diperiksa rekening atau ledgernya terlebih dahulu. Jika terdapat rekening selisih yang ditunjukkan pada rekening offset departemen pada sejumlah nominal tertentu, misal sebesar Rp. 10.000.000, maka hal ini menunjukkan prosedur transaksi

Risiko, Pengamanan dan Pengendalian Aplikasi

39

Banking Audit with ACL

yang salah akibat salah satu departemen belum membalikkan transaksi tersebut dan dialokasikan pada rekening yang seharusnya.

3.3 METODE PENGAMANAN DAN PENGENDALIANKetergantungan kelancaran kegiatan operasional perbankan

terhadap sistem aplikasi yang cenderung semakin tinggi, sejalan dengan resiko kerugian yang mungkin timbul, maka diperlukan adanya mekanisme kontrol dan pengamanan yang memadai. Dengan tersedianya mekanisme kontrol dan pengamanan yang memada, kelancaran kegiatan usaha akan terjamin dan kemungkinan timbulnya resiko yang diakibatkan oleh penyelenggaraan TSI oleh bank akan dapat dihindari/dikurangi. Adapun prosedur pengamanan data yang harus dilakukan oleh pengguna sistem aplikasi diantaranya adalah Pembatasan akses dilakukan dengan tujuan untuk mengurangi kemungkinan timbulnya resiko penggunaan sistem aplikasi oleh pihak yang tidak berwenang, terutama kerugian sebagai akibat dari perubahan, kerusakan dan hilangnya data. Dalam sistem pengamanan ini diperlukan adanya mekanisme yang dapat digunakan untuk memantau akses pihak yang tidak berwenang.

Risiko, Pengamanan dan Pengendalian Aplikasi

40

Banking Audit with ACL

Penetapan petugas yang bertanggung jawab untuk merumuskan dan melaksanakan fungsi pengamanan dan maintenance terhadap sistem aplikasi. Untuk menjamin efektivitas fungsi pengamanan, maka petugas tersebut sebaiknya tidak diberikan tugas-tugas yang

berhubungan dengan pengoperasian, data entry dan transaksi. Pembatasan akses, sehingga fasilitas akses terhadap sistem aplikasi hanya dapat dilakukan oleh petugas yang berwenang dengan melalui pemberian password. Prosedur pengamanan tersebut sekurang-kurangnya dapat menjamin bahwa semua laporan aktivitas pengamanan, termasuk laporan aksesakses yang tidak berwenang, dianalisis secara teratur untuk

mengetahui kelemahan-kelemahan pengamanan dan melakukan tindak lanjutnya.

Back up data, sistem aplikasi, perangkat keras dan lunak yangmendukung dengan prosedur back up yang baik yaitu back up dilakukan beberapa kali dengan tempat penyimpanan yang berbeda serta lokasi yang aman dari gangguan fisik dan manusia.

Pengendalian apalikasi secara umum terdiri dari dua bentuk pengendalian yaitu pengendalian file (file control) dan pengendalian transaksi (transaction control). Teknik-teknik yang digunakan dalam pengendalian aplikasi ini adalah relatif banyak jumlahnya tetapi secara umum dikelompokkan berdasarkan tujuannya, yaitu untuk (1) ketepatan

Risiko, Pengamanan dan Pengendalian Aplikasi

41

Banking Audit with ACL

dan kelengkapan input, (2) ketepatan dan kelengkapan up date, (3) validitas transaksi, (4) transaksi yang dibangkitkan secara otomatis oleh komputer, (5) memelihara data yang tersimpan pada

file,

(6)

pengendalian pembuatan file dan konversi ke sistem baru, serta termasuk (7) pengendalian operasional dan administratif. Dari berbagai teknik-teknik yang tersedia, pada modul ini hanya dibatasi pada teknik-teknik pengendalian yang diimplementasikan pada sebuah contoh program aplikasi perbankan, yaitu aplikasi general ledger dan aplikasi tabungan. Teknik-teknik pengendaliannya lebih banyak pada pengendalian transaksi (transaction control), yaitu:

1. Teknik-Teknik untuk menjamin kelengkapan input yaitu dengan

computer matching (Kasusnya adalah pembukaan rekening baru). Jikapengisian data belum lengkap maka sistem komputer akan menolak dan tidak akan diproses lebih lanjut. 2. Teknik-teknik untuk menjamin ketepatan input dengan programmed

edit check, yang meliputi reasonableness checks, dependency checks, existence checks, format checks, mathematical accuracy checks, dan check digit verifikation (kasusnya adalah check digit pada nomorrekening tabungan). Penjelasan singkat berbagai teknik programmed

edit checks tersebut adalah sebagai berikut:

Reasonable check

Risiko, Pengamanan dan Pengendalian Aplikasi

42

Banking Audit with ACL

Memeriksa apakan isi data yang dimasukkan ke dalam sistem berada pada kisaran yang sudah ditetapkan sebelumnya. Contohnya adalah tanggal transaksi pada besok hari otomatis tidak bisa diterima jika tanggal sistem atau tanggal proses yang sedang berjalan adalah tanggal hari ini.

Dependency ChecksMenguji apakah isi dua atau lebih elemen data atau field pada transaksi mengandung hubungan logis yang benar. Hubungan tersebut biasanya mengenai tanggal dan indikator, misalnya tanggal jatuh tempo deposito berkaitan dengan tanggal pembukaan deposito atau contoh lainnya, jika seorang nasabah tergolong bukan prime customer, maka pengisian persen bunga tidak bisa diinput sembarangan (misal jauh lebih lebih tinggi dari yang lain) tetapi berdasarkan tabel bunga yang sudah ditetapkan sebelumnya.

Existence checksMenguji kode data yang dimasukkan sesuai dengan kode yang sudah tersimpan di dalam file atau program. Contohnya adalah

penjurnalan suatu transaksi pada aplilasi general ledger harus menginput nomor ledger atau sub ledger yang sesuai dengan sistem penomoran yang sudah ditetapkan sebelumnya, atau contoh lainnya,

Risiko, Pengamanan dan Pengendalian Aplikasi

43

Banking Audit with ACL

pemasukkan kode transaksi biasanya sesuai dengan kode-kode yang sudah ditetapkan sebelumnya.

Format ChecksMenguji kesesuaian format data transaksi (eksistensi format numerik atau karakter abjad). Contohnya adalah jika nominal transaksi diisi dengan karakter maka sistem akan menolak (biasanya dilengkapi dengan pesan atau bunyi kesalahan), atau nama nasabah tidak boleh dikosongkan pada input data nasabah.

Mathematical accuracy checksMemeriksa perhitungan matematis yang dilakukan oleh sistem, misalnya jika posisi saldo satu rekening adalah Rp 100 000, maka sistem akan menolak seandainya diinput transaksi penarikan tabungan sebesar Rp 500 000.

Range checksPemeriksaan ini masih tergolong dalam ketepatan matematis, contohnya adalah input tanggal transaksi dengan angka 32 akan ditolak karena kisaran jumlah hari dalam satu bulan tidak melebihi 31 hari.

Check digit verification

Risiko, Pengamanan dan Pengendalian Aplikasi

44

Banking Audit with ACL

Teknik ini digunakan untuk mengendalikan ketepatan input dengan menggunakan suatu nomor referensi, yang biasanya

dibangkitkan atau dibuat secara otomatis oleh sistem komputer. Contohnya adalah check digit pada nomor rekening tabungan yaitu 1 digit terakhir yang dihitung secara matematis berdasarkan deretan digit sebelumnya. Contoh operasi matematis yang digunakan adalah

modulus (sisa pembagian) 11.

3. Teknik untuk menjamin kelengkapan up date, yaitu dengan computer

matching (kasusnya adalahsaldo).

proses akhir hari untuk meng-update

4. Teknik-teknik untuk menjamin validitas transaksi, yaitu melalui proses otorisasi transaksi pada program (kasusnya adalah tingkatan otorisasi pengguna sistem aplikasi tabungan)

3.4

CONTOH APLIKASI

PENGAMANAN

DAN

PENGENDALIAN

1. Pada Aplikasi General Ledger Level otorisasi dan password Level otorisasi tertinggi ada pada masing-masing pimpinan cabang (0xx) dan masing-masing pimpinan akan membuat ID & otorisasi bagi areanya.Risiko, Pengamanan dan Pengendalian Aplikasi 45

Banking Audit with ACL

Contoh :1XX 2XX 3XX : Kepala Group : Kepala Departemen : Supervisor 4XX 8XX 9XX : User Operasional : Team Audit : System Operasional

Pimpinan (user level 000)

membuatkan user ID untuk pimpinan-pimpinan cabang

Cabang 0A1

cabang 0A2

cabang 0A3

dst.

Masing-masing pimpinan cabang membuat user ID untuk kepala group dan pejabat lainnya pada cabang-cabang tersebut

1AA 1BB..dst

Kepala group/divisi

1AA Ka Dep. Tabungan Ka Dep. Deposito Ka Dep. CIS

1BB Ka Dep. Giro & PRK Ka Dep. Pinjaman

1CC Ka Dep. Sundries Ka Dep. Transfer

1DD Ka Dep. Personalia Ka Dep. Umum

1EE Ka Dep. Audit

1FF Ka Dep. DPC

Tahap selanjutnya untuk supervisor dan user201 Ka.dep. personalia 202 Ka.dep. umum 203 Ka.dep. giro-prk 301 Supv. personalia 302 Supv. umum 303 Supv. Giro-prk 401 user opr.personalia 402 user opr.umum 403 user opr.giro 801 audit personalia 802 audit umum 803 audit giro 901 DPC personalia 902 DPC umum 903 DPC giro-prk

Risiko, Pengamanan dan Pengendalian Aplikasi

46

Banking Audit with ACL

204 Ka.dep. deposito 205 Ka.dep. tabungan 206 Ka.dep. pinjaman 207 Ka.dep. CIS 208 Ka.dep. sundries 209 Ka.dep. transfer

304 Supv. deposito 305 Supv. tabungan 306 Supv. pinjaman 307 Supv. CIS 308 Supv. sundries 309 Supv. transfer

404 user opr.deposito 405 user opr.tabungan 406 user opr.pinjaman 407 user opr.CIS 408 user opr.sundries 409 user opr.transfer

804 audit deposito 805 audit tabungan 806 audit pinjaman 807 audit CIS 808 audit sundries 809 audit transfer

904 DPC deposito 905 DPC tabungan 906 DPC pinjaman 907 DPC CIS 908 DPC sundries 909 DPC transfer

Batasan wewenang

User level 000 dapat masuk ke menu :a. pembuatan password (menu no. 23) b. Posting mutasi (menu no. 41) c. Melihat mutasi pernota (menu no. 51) d. Offset departemen (menu no. 53) e. Melihat Saldo hari ini (menu no. 54) f. Melihat posisi saldo (menu no. 55) g. Laporan selama proses (menu 61) h. Laporan Saldo (menu 62) i. Laporan audit (menu 63) j. Laporan akunting (menu 64) k. Laporan master file (menu 65)

2. Pada Aplikasi Tabungan

User ID/Password

Risiko, Pengamanan dan Pengendalian Aplikasi

47

Banking Audit with ACL

User ID digunakan untuk menjaga kerahasiaan data atau informasi yangtidak bisa diakses oleh orang lain, atau metode ini digunakan untuk memenuhi faktor security pada tujuan sistem keamanan. Penggunaan sistem aplikasi perbankan untuk operasional tidak terlepas dari user

id/password yaitu orang atau pejabat bank yang berhak mengoperasikansistem aplikasi tersebut yang juga sudah dilengkapi dengan tingkat otorisasinya sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya dalam operasional perbankan. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam user

id/password

ini

adalah

kehati-hatian

dalam

pemasukannya

untuk

menghindari diketahui oleh orang lain (aspek security) dan pemeliharaan periode berlakunya user id/password tersebut (maintenance). Metode pengamanan datanya menggunakan enkripsi, yaitu dengan mengaburkan tampilan input data pada layar (screen saver ) untuk menghindari penggunaan tugas dan wewenangnya oleh orang lain pada saat yang bersangkutan sudah masuk ke sistem aplikasi tetapi sedang tidak berada di tempat. Pemberian akses dengan pemberian password kepada setiap pengguna. Pemberian password didasarkan pada suatu kebijaksanaan password secara tertulis dan didokumentasikan baik dalam hal

penambahan, pengapusan, pengubahan kemanpuan setiap pengguna. Perumusan ketentuan tertulis mengenai sistem password tersebut antara lain adalah : Jumlah karekter contohnya pada aplikasi tabungan sebanyak 8

Risiko, Pengamanan dan Pengendalian Aplikasi

48

Banking Audit with ACL

Tidak ditampilkan ada waktu membuka sistem dimana telah dienkripsi pada layar

Tidak dapat dicetak pada maintenace password Disimpan dalam file setelah dilakukan enkripsi

Log off secara otomatis apabila pengguna tidak aktif untuk beberapawaktu tertentu

Penon-aktifan password apabila seorang pengguna pindah/berhenti kerja atau cuti

Pembatasan kegagalan log-on contohnya pada aplikasi tabungan sebanyak 3 kali

Check Digit Check digit sering digunakan bank-bank dalam struktur nomor rekeningdengan tujuan untuk menghindari kesalahan nomor rekening nasabah yang seharusnya ke nomor rekening nasabah lain. Secara umum, check

digit menggunakan rumus matematika yang mengoperasikan deretanbilangan-bilangan pada nomor rekening yang di-set oleh bank dan biasanya ditempatkan pada digit terakhir dari suatu nomor rekening. Salah satu contoh struktur nomor rekening nasabah tabungan suatu bank adalah sebagai berikut X1X2 . X3X4 . X5 . X6X7X8X9X10 . X11. Nomor rekening tersebut menunjukkan beberapa informasi sesuai dengan kebijakan yang sudah ditetapkan bank, diantaranya adalah :X1X2Kode cabang bank dengan kapasitas maksimal 100 kantor cabang mulai 00 sampai

Risiko, Pengamanan dan Pengendalian Aplikasi

49

Banking Audit with ACL

X3X4 X5 X6 - X10 X11

99 Kode aplikasi yang digunakan (Tabungan, Giro atau Deposito) Kode mata uang yang digunakan Nomor urut nasabah yang dapat menampung 99999 orang nasabah Check digit yang dihitung otomatis komputer dengan menggunakan rumus matematis tertentu yang mengoperasikan nilai-nilai pada digit-digit sebelumnya

Sedangkan salah satu contoh rumus matematis yang digunakan untuk menghitung check digit tersebut adalahn

X11 = Xi mod 11i=1

Sehingga apabila diketahui 10 digit pertama suatu nomor rekening adalah 02.05.0.00150., maka dengan menggunakan rumus di atas, perhitungan

check digit-nya adalah sebagai berikut :Z = (10)+(22)+(30)+(45)+(50)+(60)+(70)+(81)+(95)+(100) = 77 Dimana X11 = 77 mod 11 = 0, jadi struktur nomor rekening Tabungan selengkapnya 02.05.0.00150.0

Level otorisasi Level otorisasi tertinggi ada pada masing-masing pimpinan cabang dan masing-masing pimpinan akan membuat ID & otorisasi bagi areanya. Tabel 3.1 Tingkatan OtorisasiTingkatan 1 2 3 4 Keterangan Kepala Departemen

Checker / Supervisor Teller Front Office Customer Service

Risiko, Pengamanan dan Pengendalian Aplikasi

50

Banking Audit with ACL

5 6 8 9

Data Procesing Data Control Teller Back Office Security Password

Untuk melihat tingkatan otorisasi dapat dilihat pada pembuatan User ID yang dapat dilihat pada gambar dibawah ini :** BANK GUNADARMA ** 18/07/94 TABUNGAN

Maintenance Password +------------------------------------------------------------------------------+ 1. Staff-Id :K01 2. Password : 3. Nama :CASH OFFICER 4. Autorisasi :1 5. Kode batasan wewenang :01 6. Batas Waktu Password :18/07/94 7. Kode cabang :01 Isi dgn Y/T ===> 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9,10,11,12,13,14,15,16,17,18 8. Kode Cash Officer : Y--Y--Y--Y--Y--Y--Y--Y--Y--Y--Y-- -- -- -- -- -- -- 9. Kode Head Teller : -- -- -- -- -- -- -- -- -- -- -- -- -- -- -- -- -- 10. Kode Teller : -- -- -- -- -- -- -- -- -- -- -- -- -- -- -- -- -- 11. Kode R/K Khusus : -- -- -- --Y--Y-- -- -- -- -- -- -- -- -- -- -- -- 12. Kode Akhir Hari : -- -- -- -- -- --Y--Y--Y--Y--Y--Y--Y-- --Y-- -- -- 13. Kode Akhir Bulan : Y-- --Y--Y--Y--Y--Y--Y--Y--Y-- -- -- -- -- -- -- -- +------------------------------------------------------------------------------+ DATA OK (Y/T) 2

Gambar 3.3 Maintenance Password beserta wewenang dan batasan pemakaian menu sistem aplikasi perbankan

Pada pembuatan User_ID

K01 dengan jabatan sebagai Cash

Officer mempunyai level otorisasi 1 sebagai Kepala Departemen yangmempunyai batasan wewenang penarikan 01 (tertinggi) dan dapat membuka sebagai berikut: menu Cash officer dari nomer 1 sampai dengan nomer 11 menu Rekening Khusus nomer 4 dan 5 menu Akhir Hari 7 s/d 13 dan 15

Risiko, Pengamanan dan Pengendalian Aplikasi

51

Banking Audit with ACL

menu Akhir Bulan 1 dan 3 s/d 10

Batasan Wewenang Batasan wewenang pada aplikasi Tabungan adalah membatasi

setiap user untuk mengeluarkan uang (melayani penarikan uang). Batasan seorang teller senior akan lebih tinggi dibandingkan dengan teller junior, bila dibandingkan dengan Head Teller tentunya akan lebih rendah tingkatannya. Daftar batasan wewenang dapat di lihat pada menu Cash Officer seperti sebagai berikut :** BANK GUNADARMA ** Kode Batas Wewenang

Tanggal : 18/07/94 ------------------------------------------------------------------------------No. Kode Batas Pengambilan ------------------------------------------------------------------------------1 2 3 4 5 6 7 01 02 03 04 05 06 07 500,000,000.00 100,000,000.00 50,000,000.00 25,000,000.00 7,000,000.00 2,000,000.00 0.00

Gambar 3.4 Daftar batasan wewenang penarikan uang

Message ErrorPasa saat melakukan aktifitas dalam aplikasi tabungan melakukan salah input akan menampilkan informasi pada layar, baik hasil dari kegiatan pembukaan rekening yaitu bila kode account officer yang (AO) melakukan pengesahan pembukaan rekening tidak diinput maka akan

Risiko, Pengamanan dan Pengendalian Aplikasi

52

Banking Audit with ACL

ada informasi AO tidak ada begitu pula dengan tempat tanggal lahir yang tidak diisi maka akan muncul pesan pada layar monitor. Untuk kegiatan proses akhir hari bila, prosedu back up belum dilakukan maka pesan harus melakukan back up akan tampil pada layar.

Laporan Penghapusan Transaksi Bila melakukan penghapusan transaksi, transaksi yang dihapus tidak langsung hilang dari database tetapi akan disimpan untuk mengetahui teller yang sering melakukan kesalahan input.

Prosedur kerja yang tidak dijalankan dengan baik Pada tahapan akhir hari dan akhir bulan bila prosedur yang ada tidak dijalankan dengan benar pada suatu tahap akan muncul kesalahan dan tahapan kerja selanjutnya tidak dapat dijalankan. Untuk sistem aplikasi tabungan pada saat belum melakukan back up maka proses akhir hari tidak dapat dilakukan serta bila proses akhir hari sudah dilakukan ada transaksi yang belum diinput maka transaksi tidak dapat dilakukan

Risiko, Pengamanan dan Pengendalian Aplikasi

53