Upload
pujimentari
View
146
Download
35
Embed Size (px)
DESCRIPTION
contoh RKL AMDAL dengan objek bangunan terminal
Citation preview
KATA PENGANTAR
Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL) dan Rencana Pemantauan
Lingkungan (RPL) rencana proyek pembangunan Stadion Lamong Kabupaten
Lamongan ini disusun dalam rangka pengelolaan dan pengawasan dampak
yang terjadi akibat proyek Pembangunan Stadion Lamong
Berdasarkan Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Republik
Indonesia Nomor 5 Tahun 2012 tentang Jenis Rencana Usaha dan Kegiatan
yang Wajib Memiliki AMDAL, pelaksanaan kegiatan ini harus dilengkapi
dengan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL). Kegiatan tersebut
diperkirakan berpotensi menimbulkan dampak terhadap lingkungan
sehingga perlu dilakukan pengelolaan dan pemantauan lingkungan. Rencana
Pengelolaan Lingkungan (RKL)dan Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL)ini
disusun oleh Tim Studi Tulus Consultant, sehingga diharapkan pemrakarsa,
yaitu Laskar Wongkito, dapat menindaklanjuti isi dari dokumen RKL dan RPL
ini.
Kepada semua pihak yang telah turut serta dalam membantu
tersusunnya dokumen RKL dan RPL proyek pembangunan Stadion Lamong
Kabupaten Lamongan, Tim Studi AMDAL mengucapkan terima kasih.
Surabaya, September 2014
Tim Studi AMDAL
Proyek Pembangunan Stadion Lamong
Kabupaten Lamongan
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Maksud dan Tujuan Pelaksanaan RKL – RPL
1.2 Kebijakan Pengelolaan Lingkungan
BAB 2 RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN
2.1 Dampak Penting yang Dikelola
2.1.1 Tahap Prakonstruksi
2.1.2 Tahap Konstruksi
2.1.3 Tahap Operasi
2.2 Dampak Lain yang Dikelola
2.2.1 Tahap Prakonstruksi
2.2.2 Tahap Konstruksi
2.2.3 Tahap Operasi
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Matriks Arahan Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL) Dampak
Penting
Tabel 2.2 Matriks Arahan Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL) Dampal
Lain dengan SOP
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Maksud dan Tujuan Pelaksanaan RKL – RPL
Perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup adalah upaya
sistematis dan terpadu yang dilakukan untuk melestarikan fungsi lingkungan
hidup dan mencegah terjadinya pencemaran dan atau kerusakan lingkungan
hidup yang meliputi perencanaan, pemanfaatan, pengendalian,
pemeliharaan, pengawasan dan penegakan hukum.
Dokumen Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL) kegiatan
pembangunan Stadion Lamong di Kabupaten Lamongan merupakan
dokumen yang memuat upaya – upaya mencegah, mengendalikan dan
menanggulangi dampak besar dan penting lingkungan hidup yang bersifat
negatif dengan meningkatkan dampak positif sebagai akibat dari rencana
kegiatan Stadion Lamong. Penyusunan rencana kegiatan Pengelolaan
Lingkungan merupakan upaya peduli serta rasa tanggung jawab pemrakarsa
untuk mengupayakan pelestarian lingkungan dan mengembangkan konsep
pembangunan berwawasan lingkungan.
Sedang Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup (RPL) meruapakan
satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan dengan Dokumen Rencana
Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL). Dokumen RPL ini adalah bagian dari
dokumen AMDAL yang disusun dan dipersiapkan sebagai salah satu syarat
bagi kelangsungan rencana kegiatan pembangunan Stadion Lamong serta
digunakan sebagai pedoman dasar bagis pelaksanaan pemantauan
lingkungan. Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup (RPL) merupakan
kegiatan yang dipersiapkan untuk menilai efisiensi dan efektivitas dari
kegiatan pengelolaan lingkungan yang telah dilakukan. Rencana
pemantauan lingkungan hidup sebagai salah satu studi AMDAL merupakan
kesinambungan dari studi ANDAL dan studi RKL yang dilakukan untuk
mengetahui apakah terjadi penyimpangan dalam pelaksanaan kegiatan
pengelolaan lingkungan.
Penetapan dampak besar dan penting dari keseluruhan rencana
kegiatan pembangunan Stadion Lamong Kabupaten Lamongan tersebut
didasarkan pada kajian studi ANDAL yang telah dibuat. Dampak-dampak
besar dan penting yang muncul tersebut perlu dikelola oleh pemrakarsa
sehingga keseimbangan ekosistem lingkungan tetap terjaga dan kualitas
daya dukung lingkungan akan meningkat.
Maksud Pelaksanaan RKL adalah sebagai berikut.
1. Inventarisasi terhadap semua dampak penting yang mungkin terjadi
pada lingkungan dan kegiatan pembangunan Stadion Lamong Kabupaten
Lamongan.
2. Memberi pedoman dan arah bagi semua pihak yang berkepentingan
untuk mencegah dan menanggulangi dampak negatif penting, serta
mengembangkan dampak positif penting dari kegiatan pembangunan
Stadion Lamong Kabupaten Lamongan.
Tujuan pelaksanaan RKL adalah sebagai berikut.
1. Mencegah penurunan kualitas lingkungan fisik kimia, hayati dan sosial
ekonomi serta budaya dan kesehatan masyarakat yang terkena dampak
besar dan penting, sedemikian rupa sehingga kelestarian dan
keseimbangangn lingkungan tidak terganggu.
2. Merumuskan tugas dan wewenang pihak – pihak yang terlibat dalam
pelaksanaan, pengawasan, pembinaan teknis serta pelaporan, sehingga
upaya pengelolaan lingkungan yang dilakukan menjadi efektif dan
efisien.
3. Tersajinya rumusan – rumusan pengelolaan lingkungan yang dapat
digunakan sebagai pertimbangan untuk penetapan rencana rinci
teknologi dan dasar pelaksanaan pengelolaan lingkungan.
4. Terciptanya kerjasama antara masyarakat dan instansi terkait serta
pemrakarsa sebagai pemrakarsa kegiatan, untuk menanggulangi
terjadinya dampak negatif dan meningkatkan dampak positif.
5. Meningkatkan dampak positif sehingga dampak tersebut dapat
memberikan manfaat yang lebih besar baik kepada pemarakarsa
maupun pihak lain terutama masyarakat sekitar yang turut menikmati
dampak positif tersebut.
6. Merumuskan upaya kebijakan pengendalian dampak lingkungan, baik
berupa aksi pencegahan maupun aksi penanggulangan terhadap seluruh
dampak negatif yang mungkin dapat terjadi, serta berbagai upaya
pengembangan terhadap dampak positif yang mungkin akan terjadi,
serta berbagai upaya pengembangan terhadap dampak positif yang
mungkin akan terjadi melalui pendekatan teknologi, sosial-ekonomi-
budaya dan kelembagaan (institusi).
1.2 Kebijakan Pengelolaan Lingkungan
Dalam penyusunan dokumen RKP RPL ini, Stadion Lamong
berkomitmen untuk memenuhi ketentuan peraturan dan perundangan di
bidang pengelolaan lingkungan hidup yang relevan dengan kegiatan RKL RPL
serta melakukan penyempurnaan pengelolaan dan pemantauan lingkungan
hidup secara berkelanjutan dalam bentuk mencegah, menanggulangi dan
mengendalikan dampak lingkungan yang disebabkan oleh kegiatan –
kegiatannya serta melakukan pelatihan bagi karyawannya di bidang
pengelolaan lingkungan hidup.
Stadion Lamong juga berkomitmen menggunakan sumber daya alam
secara optimal dalam konteks konservas dan minimalisasi limbah dalam
pembangunan Stadion Lamong, melaksanakan “green construction” dalam
pembangunan atau konstruksi Stadion Lamong yang ramah lingkungan.
Stadion Lamong wajib mengimplementasikan RKL dan RPL dalam semua
tahap konstruksi.
BAB 2RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN
Pada bab ini diuraikan bentuk-bentuk pengelolaan pengelolaan
lingkungan hidup yang dilakukan atas dampak yang ditimbulkan dalam
rangka untuk menghindari, mencegah dan meminimalisasi dan/atau
mengendalikan dampak negatif dan meingkatkan dampak positif dari
pembangunan Stadion Lamong Kabupaten Lamongan. Bentuk pengelolaan
lingkungan hidup yang dilakukan dibagi atas dampak penting yang dikelola
atas hasil arahan pengelolaan pada ANDAL dan dampak lingkungan lainnya
yang dikelola dimana pengelolaan lingkungannya telah direncanakan sejak
awal sebagai bagian dari rencana kegiatan.
2.1 Dampak Pentingyang Dikelola
2.1.1 Tahap Prakonstruksi
Dampak penting yang dikelola pada tahap prakonstruksi adalah
sebagai berikut.
1. Sosialisasi
a. Peluang Kerja Pada Proyek
- Dampak Lingkungan yang Dikelola
Timbulnya peluang kerja pada proyek
- Sumber Dampak
Sosialisasi
- Indikator Keberhasilan Pengelolaan Lingkungan Hidup
Jumlah tenaga kerja yang direkrut selama tahap prakonstruksi
stadion sepak bola “ Stadion Lamong”
- Bentuk Pengelolaan Lingkungan Hidup
Pendekatan Teknologi :
Tidak ada
Pendekatan Sosial-Ekonomi :
Menginformasikan kepada masyarakat mengenai lowongan
pekerjaan apa saja yang tersedia dengan kriteria-kriteria nya
Pendekatan Instansi :
Koordinasi dengan RT/RW setempat dan Bupati Kabupaten
Lamongan
- Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup
Stadion
- Periode Pengelolaan Lingkungan Hidup
Selama stadion masih dioperasikan
- Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup
a. Instansi Pelaksana
Pemrakarsa
b. Instansi Pengawas
Lurah Banjar Rejo dan Lurah Sumber Agung
c. Instansi Penerima Laporan
Bupati Lamongan
b. Peluang Usaha di Sekitar Lokasi
- Dampak Lingkungan yang Dikelola
Timbulnya peluang usaha di sekitar lokasi proyek
- Sumber Dampak
Sosialisasi
- Indikator Keberhasilan Pengelolaan Lingkungan Hidup
Jumlah tenaga kerja yang direkrut selama tahap prakonstruksi
stadion sepak bola “ Stadion Lamong”
- Bentuk Pengelolaan Lingkungan Hidup
Pendekatan Teknologi:
Penyediaan stan atau tenda untuk berjualan
Pendekatan Sosial-Ekonomi:
Menginformasikan kepada masyarakat mengenai peluang usaha apa
saja yang tersedia dengan persyaratan-persyaratannya
Pendekatan Instansi:
Koordinasi dengan RT/RW setempat dan Lurah
- Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup
Stadion dan sekitarnya (radius 50 meter)
- Periode Pengelolaan Lingkungan Hidup
Selama Stadion masih dioperasikan
- Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup
a. Instansi Pelaksana
Pemrakarsa
b. Instansi Pengawas
Lurah Banjar Rejo dan Lurah Sumber Agung
c. Instansi Penerima Laporan
Gubernur Lamongan
2.1.2 Tahap Konstruksi
Dampak penting yang dikelola pada tahap konstruksi adalah sebagai
berikut.
2. Pembersihan Lahan
b. Jumlah Flora new
- Dampak Lingkungan yang Dikelola
Penurunan jumlah flora
- Sumber Dampak
Kegiatan pembersihan lahan
- Indikator Keberhasilan Pengelolaan Lingkungan Hidup
Jumlah dan Jenis flora tetap baik sebagaimana bila tanpa proyek
- Bentuk Pengelolaan Lingkungan Hidup
Pendekatan Teknologi :
Pembudidayaan flora dan penggunaan teknologi-teknologi
holtikultura
Pendekatan Sosial-Ekonomi:
Menginformasikan kepada masyarakat mengenai kemungkinan
terjadinya penurunan jumlah flora akibat pelaksanaan proyek
Pendekatan Instansi:
Koordinasi dengan RT/RW setempat dan BLH Kabupaten Lamongan
- Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup
Batas ekologis proyek
- Periode Pengelolaan Lingkungan Hidup
Sejak kegiatan pembersihan lahan hingga 6 bulan operasi
- Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup
a. Instansi Pelaksana
Pemrakarsa
b. Instansi Pengawas
BLH Kabupaten Lamongan (Staff Bidang Pengawasan dan
Pengendalian Lingkungan)
c. Instansi Penerima Laporan
Lurah Banjar Rejo dan Lurah Sumber Agung dan Badan
Lingkungan Hidup Kabupaten Lamongan
c. Jumlah Fauna
- Dampak Lingkungan yang Dikelola
Penurunan Jumlah Fauna
- Sumber Dampak
Kegiatan pembersihan lahan
- Indikator Keberhasilan Pengelolaan Lingkungan Hidup
Jumlah dan Jenis fauna tetap baik sebagaimana bila tanpa proyek
- Bentuk Pengelolaan Lingkungan Hidup
Pendekatan Teknologi :
Penangkaran hewan dilindungi dan mengembangbiakkan hewan-
hewan yang produktif maupun bersifat ekonomis
Pendekatan Sosial-Ekonomi:
Menginformasikan kepada masyarakat mengenai kemungkinan
terjadinya penurunan jumlah fauna akibat pelaksanaan proyek
Pendekatan Instansi:
Koordinasi dengan RT/RW setempat, Lurah, dan BLH Kabupaten
Lamongan
- Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup
Batas ekologis proyek
- Periode Pengelolaan Lingkungan Hidup
Sejak kegiatan pembersihan lahan hingga 12 bulan operasi
- Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup
a. Instansi Pelaksana
Pemrakarsa
b. Instansi Pengawas
BLH Kabupaten Lamongan (Staff Bidang Pengawasan dan
Pengendalian Lingkungan)
c. Instansi Penerima Laporan
Lurah Banjar Rejo dan Lurah Sumber Agung, Camat, dan Badan
Lingkungan Hidup Kabupaten Lamongan
3. Pembangunan Base Camp
a. Kualitas Badan Air / Air Permukaan
- Dampak Lingkungan yang Dikelola
Penurunan kualitas badan air / air permukaan
- Sumber Dampak
Kegiatan pembangunan base camp
- Indikator Keberhasilan Pengelolaan Lingkungan Hidup
Parameter yang digunakan adalah Peraturan Daerah Provinsi Jawa
Timur No. 2 tahun 2008 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan
Pengendalian Pencemaran Air di Provinsi Jawa Timur
- Bentuk Pengelolaan Lingkungan Hidup
Pendekatan Teknologi :
Menyediakan sistem air buangan dan sanitasi MCK yang memadai,
Membangun Septic Tank
Pendekatan Sosial-Ekonomi:
Menginformasikan kepada masyarakat tentang dampak penurunan
kualitas badan air
Pendekatan Instansi:
Koordinasi dengan RT/RW setempat, Lurah, dan BLH Kabupaten
Lamongan
- Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup
Septic tank dan IPAL
- Periode Pengelolaan Lingkungan Hidup
Dilakukan selama basecamp dioperasikan
- Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup
a. Instansi Pelaksana
Pemrakarsa
b. Instansi Pengawas
BLH Kabupaten Lamongan (Staff Bidang Pengawasan dan
Pengendalian Lingkungan)
c. Instansi Penerima Laporan
Lurah Banjar Rejo dan Lurah Sumber Agung, Camat, Bupati, dan
Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Lamongan
b. Volume Limbah Cair Domestik
- Dampak Lingkungan yang Dikelola
Peningkatan volume limbah cair domestik
- Sumber Dampak
Pembangunan base camp
- Indikator Keberhasilan Pengelolaan Lingkungan Hidup
karakteristik limbah cair dan pengendaliaannya disesuaikan dengan
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No.112/MenLH/VII/2003 tentang
Baku Mutu Kualitas Air Limbah Domestik
- Bentuk Pengelolaan Lingkungan Hidup
Pendekatan Teknologi :
Menyediakan sistem air buangan dan sanitasi MCK yang memadai,
Membangun Septic Tank
Pendekatan Sosial-Ekonomi:
Menginformasikan kepada masyarakat tentang dampak peningkatan
volume limbah cair domestik
Pendekatan Instansi :
Koordninasi dengan BLH Kabupaten Lamongan
- Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup
Septic tank dan IPAL
- Periode Pengelolaan Lingkungan Hidup
Dilakukan selama basecamp dioperasikan
- Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup
a. Instansi Pelaksana
Pemrakarsa
b. Instansi Pengawas
BLH Kabupaten Lamongan (Staff Bidang Pengawasan dan
Pengendalian Lingkungan)
c. Instansi Penerima Laporan
Lurah Banjar Rejo dan Lurah Sumber Agung, Camat, Bupati
Lamongan, dan Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Lamongan
4. Mobilisasi Tenaga Kerja
c. Keamanan dan Ketertiban masyarakat
- Dampak Lingkungan yang Dikelola
Penurunan keamanan dan keteriban masyarakat
- Sumber Dampak
Mobilisasi Tenaga Kerja
- Indikator Keberhasilan Pengelolaan Lingkungan Hidup
Tidak adanya tindak kriminal yang meresahkan masyarakat diarea
sekitar proyek
- Bentuk Pengelolaan Lingkungan Hidup
Pendekatan Teknologi :
Meminta kepada seluruh tenaga kerja untuk tidak mengemudi
dengan mengebut
Pendekatan Sosial-Ekonomi:
Meminta kepada seluruh tenaga kerja untuk berperilaku sopan
kepada warga
Pendekatan Instansi:
Koordinasi dengan RT/RW setempat
- Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup
Batas Sosial
- Periode Pengelolaan Lingkungan Hidup
Dilakukan selama tahap konstruksi berlangsung
- Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup
a. Instansi Pelaksana
Pemrakarsa
b. Instansi Pengawas
Penanggungjawab proyek (kontraktor)
c. Instansi Penerima Laporan
Lurah Banjar Rejo dan Lurah Sumber Agung dan Badan
Lingkungan Hidup Kabupaten Lamongan
5. Mobilisasi Peralatan dan Material
a. Jalan dan sarana lain
- Dampak Lingkungan yang Dikelola
Kerusakan Jalan dan Sarana Lain
- Sumber Dampak
Kegiatan mobilisasi peralatan dan material
- Indikator Keberhasilan Pengelolaan Lingkungan Hidup
Tidak adanya kerusakan jalan yang terjadi atau persentase luas
permukaan jalan yang rusak terhadap keseluruhan bagian jalan
yang ditinjau dengan nilai skala kerusakan jalan:
- Bentuk Pengelolaan Lingkungan Hidup
Pendekatan Teknologi :
1. Menyesuaikan kapasitas kendaraan pengangkut dengan kelas
jalan yang dilalui agar tidak menimbulkan kerusakan jalan,
2. Melakukan perbaikan dengan segera setiap kali ada kerusakan
jalan
Pendekatan Sosial-Ekonomi:
Meminta masyarakat untuk berhati-hati dalam berkendara selama
kegiatan berlangsung dan member masyarakat jalan alternative bila
memungkinkan
Pendekatan Instansi:
Koordinasi dengan Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Lamongan
- Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup
Di sepanjang jalan lokasi proyek yang menjadi akses alat berat atau
truk pengangkut material menuju lokasi proyek dan di sekitar area
proyek dengan jarak radius 500 meter dari lokasi proyek
- Periode Pengelolaan Lingkungan Hidup
Dilakukan satu kali setiap kegiatan mobilisasi peralatan dan material
berlangsung
- Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup
a. Instansi Pelaksana
Pemrakarsa
b. Instansi Pengawas
Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Lamongan
c. Instansi Penerima Laporan
Lurah Banjar Rejo dan Lurah Sumber Agung dan Dinas PU
Kabupaten Lamongan
b. Intensitas Kebisingan
- Dampak Lingkungan yang Dikelola
Peningkatan Intensitas Kebisingan
- Sumber Dampak
Kegiatan mobilisasi tenaga kerja
- Indikator Keberhasilan Pengelolaan Lingkungan Hidup
Kondisi kualitas kebisingan yang terukur masih sesuai dengan baku
mutu kebisingan menurut Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No.
48/MENLH/11/1996 tentang Baku Mutu Tingkat Kebisingan
- Bentuk Pengelolaan Lingkungan Hidup
Pendekatan Teknologi :
1. Pengaturan arus lalu lintas sehingga kegiatan demobilisasi
peralatan tidak menimbulkan kebisingan akibat kemacetan
2. Rute demobilisasi diupayakan melewati jalan tol, bukan melewati
jalan pemukiman
Pendekatan Sosial-Ekonomi:
pengaturan kesepakatan dengan perwakilan masyarakat terkena
dampak tentang pengaturan waktu demobilisasi peralatan jika harus
melewati jalan pemukiman
Pendekatan Instansi:
Melakukan koordinasi dengan Dishub Kabupaten Lamongan dan
Polsek setempat dalam hal pengaturan lalin
- Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup
Pada area proyek dan kegiatan terdekat proyek hingga radius 50 -
100 meter
- Periode Pengelolaan Lingkungan Hidup
Satu kali setiap kegiatan mobilisasi peralatan berlangsung.
- Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup
a. Instansi Pelaksana
Pemrakarsa
b. Instansi Pengawas
Dishub Kabupaten Lamongan
c. Instansi Penerima Laporan
Bupati dan BLH Kabupaten Lamongan
c. Kualitas Udara
- Dampak Lingkungan yang Dikelola
Penurunan Kualitas Udara
- Sumber Dampak
Kegiatan mobilisasi peralatan dan material
- Indikator Keberhasilan Pengelolaan Lingkungan Hidup
Kualitas udara tidak mengalami penurunan dan tetap di bawah baku
mutu kualitas udara berdasarkan Peraturan Gubernur Jatim No. 10
Tahun 2009 tentang Baku Mutu Udara Ambien dan Sumber Tidak
Bergerak di Jawa Timur
- Bentuk Pengelolaan Lingkungan Hidup
Pendekatan Teknologi :
1. Penyiraman atau pembasahan pada area di area proyek,
2. Pemagaran keliling area proyek dengan ketinggian minimal 1,5 -
2,0 meter
Pendekatan Sosial-Ekonomi:
Menginformasikan kepada warga sekitar akan kemungkinan adanya
penurunan kualitas udara akibat kegiatan mobilisasi peralatan dan
material
Pendekatan Instansi:
Koordinasi dengan RT/RW setempat dan BLH Kabupaten Lamongan
- Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup
Pada area proyek dan kegiatan terdekat proyek hingga radius 50 -
100 meter
- Periode Pengelolaan Lingkungan Hidup
Periode pengelolaan dilakukan satu kali setiap proses penyediaan
dan pengangkutan material
- Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup
a. Instansi Pelaksana
Pemrakarsa
b. Instansi Pengawas
BLH Kabupaten Lamongan
c. Instansi Penerima Laporan
BLH Kabupaten Lamongan dan BLH Jawa Timur
d. Tingkat kenyamanan berlalulintas
- Dampak Lingkungan yang Dikelola
Penurunan Tingkat Kenyamanan berlalu lintas
- Sumber Dampak
Kegiatan mobilisasi peralatan dan material
- Indikator Keberhasilan Pengelolaan Lingkungan Hidup
Tidak adanya kemacetan di Jalan Banjaran-Balan sebagai akses
keluar masuk peralatan dan material proyek , kecepatan rata-rata
pengguna jalan yang melintasi jalan akses proyek tidak kurang dari
30KM/jam
- Bentuk Pengelolaan Lingkungan Hidup
Pendekatan Teknologi :
1. Melakukan perbaikan dengan segera setiap kali ada kerusakan
jalan,
2. Penyiraman atau pembasahan pada areal di sekitar proyek,
3. Pengaturan arus lalu lintas sehingga kegiatan dapat berlangsung
singkat, tidak menimbulkan kemacetan sehingga akan
mengakumulasi adanya emisi gas buang kendaraan
Pendekatan Sosial-Ekonomi:
-
Pendekatan Instansi:
Koordinasi dengan RT/RW setempat
- Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup
Di sepanjang jalan lokasi proyek yang menjadi akses alat berat atau
truk pengangkut material menuju lokasi proyek dan di sekitar area
proyek dengan jarak radius 500 meter dari lokasi proyek
- Periode Pengelolaan Lingkungan Hidup
Periode pengelolaan dilakukan satu kali setiap kegiatan mobilisasi
peralatan dan material berlangsung
- Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup
a. Instansi Pelaksana
Pemrakarsa
b. Instansi Pengawas
Dinas PU Kabupaten Lamongan
c. Instansi Penerima Laporan
Bupati dan Dinas PU Kabupaten Lamongan
6. Pekerjaan Tiang Pancang dan Pondasi
a. Intensitas Kebisingan
- Dampak Lingkungan yang Dikelola
Peningkatan Intensitas Kebisingan
- Sumber Dampak
Kegiatan pekerjaan tiang pancang dan pondasi
- Indikator Keberhasilan Pengelolaan Lingkungan Hidup
Kondisi kualitas kebisingan yang terukur masih sesuai dengan baku
mutu kebisingan menurut Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No.
48/MENLH/11/1996 tentang Baku Mutu Tingkat Kebisingan
- Bentuk Pengelolaan Lingkungan Hidup
Pendekatan Teknologi :
Kegiatan pekerjaan tidak dilakukan pada malam hari
Pendekatan Sosial-Ekonomi:
pengaturan kesepakatan dengan perwakilan masyarakat terkena
dampak tentang pengaturan waktu pekerjaan tiang pancang dan
pondasi
Pendekatan Instansi:
Koordinasi dengan RT/RW setempat
- Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup
Tempat istirahat pekerja
- Periode Pengelolaan Lingkungan Hidup
Selama proses pekerjaan berlangsung hingga selesai
- Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup
a. Instansi Pelaksana
Pemrakarsa
b. Instansi Pengawas
Dinas PU Kabupaten Lamongan
c. Instansi Penerima Laporan
Kelurahan dan Dinas PU Kabupaten Lamongan
b. Kualitas Udara
- Dampak Lingkungan yang Dikelola
Penurunan Kualitas Udara
- Sumber Dampak
Kegiatan pekerjaan tiang pancang dan pondasi
- Indikator Keberhasilan Pengelolaan Lingkungan Hidup
Kualitas udara tidak mengalami penurunan dan tetap di bawah baku
mutu kualitas udara berdasarkan Peraturan Gubernur Jatim No. 10
Tahun 2009 tentang Baku Mutu Udara Ambien dan Sumber Tidak
Bergerak di Jawa Timur
- Bentuk Pengelolaan Lingkungan Hidup
Pendekatan Teknologi :
1. Penyiraman atau pembasahan pada areal di sekitar proyek,
2. Pemagaran keliling area proyek dengan ketinggian minimal 2,0
meter Pendekatan Sosial-Ekonomi:
menginformasikan kepada masyarakat akan kemungkinan adanya
penurunan kualitas udara akibat kegiatan pekerjaan tiang pancang
dan pondasi
Pendekatan Instansi:
-
- Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup
Pada area proyek dan kegiatan terdekat proyek hingga radius 50 -
100 meter
- Periode Pengelolaan Lingkungan Hidup
Selama proses pekerjaan berlangsung
- Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup
a. Instansi Pelaksana
Pemrakarsa
b. Instansi Pengawas
BLH Kabupaten Lamongan
c. Instansi Penerima Laporan
Kelurahan dan Dinas PU Kabupaten Lamongan
c. Kualitas Air Permukaan
- Dampak Lingkungan yang Dikelola
Penurunan Kualitas Air Permukaan
- Sumber Dampak
Kegiatan pekerjaan tiang pancang dan pondasi
- Indikator Keberhasilan Pengelolaan Lingkungan Hidup
Parameter yang digunakan adalah Peraturan Daerah Provinsi Jawa
Timur No. 2 tahun 2008 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan
Pengendalian Pencemaran Air di Provinsi Jawa Timur
- Bentuk Pengelolaan Lingkungan Hidup
Pendekatan Teknologi :
Menyediakan sistem air buangan dan sanitasi MCK yang memadai,
Membangun Septic Tank, dan pengendalian efluen ke drainase
Pendekatan Sosial-Ekonomi:
Menginformasikan kepada masyarakat tentang dampak penurunan
kualitas badan air
Pendekatan Instansi:
Koordinasi dengan RT/RW setempat, Lurah, dan BLH Kabupaten
Lamongan
- Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup
Septic tank dan IPAL
- Periode Pengelolaan Lingkungan Hidup
Dilakukan selama pekerjaan dilakukan hingga selesai
- Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup
a. Instansi Pelaksana
Pemrakarsa
b. Instansi Pengawas
BLH Kabupaten Lamongan (Staff Bidang Pengawasan dan
Pengendalian Lingkungan)
c. Instansi Penerima Laporan
Lurah Banjar Rejo dan Lurah Sumber Agung, Camat, Bupati, dan
Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Lamongan
d. Timbulan Sampah Domestik
- Dampak Lingkungan yang Dikelola
Peningkatan Timbulan sampah domestik
- Sumber Dampak
Kegiatan pekerjaan tiang pancang dan pondasi
- Indikator Keberhasilan Pengelolaan Lingkungan Hidup
Volume dan komposisi timbulan sampah serta sistem
pengelolaannya selama tahap konstruksi stadion sepak bola “
Stadion Lamong”
- Bentuk Pengelolaan Lingkungan Hidup
Pendekatan Teknologi :
1. Melakukan penanganan sampah secara sistematis mengenai
pewadahan dan pengangkutan ke TPS setempat
2. Memasang petunjuk larangan membuang sampah sembarangan
Pendekatan Sosial-Ekonomi:
Menginformasikan kepada masyarakat tentang dampak peningkatan
timbulan sampah dan pengelolaannya
Pendekatan Instansi:
Koordinasi dengan Dinas Pekerjaan Umum dan BLH Kabupaten
Lamongan
- Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup
Batas proyek
- Periode Pengelolaan Lingkungan Hidup
Selama proses pekerjaan berlangsung hingga selesai
- Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup
a. Instansi Pelaksana
Pemrakarsa
b. Instansi Pengawas
Dinas Pekerjaan Umum Bidang Pertamanan dan Persampahan
Kabupaten Lamongan
c. Instansi Penerima Laporan
Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kabupaten Lamongan dan BLH
Jawa Timur
e. Timbulan Limbah Cair Domestik
- Dampak Lingkungan yang Dikelola
Peningkatan volume limbah cair domestik
- Sumber Dampak
Pembangunan base camp
- Indikator Keberhasilan Pengelolaan Lingkungan Hidup
karakteristik limbah cair dan pengendaliaannya disesuaikan dengan
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No.112/MenLH/VII/2003 tentang
Baku Mutu Kualitas Air Limbah Domestik
- Bentuk Pengelolaan Lingkungan Hidup
Pendekatan Teknologi :
Menyediakan sistem air buangan dan sanitasi MCK yang memadai,
Membangun Septic Tank
Pendekatan Sosial-Ekonomi:
Menginformasikan kepada masyarakat tentang dampak peningkatan
volume limbah cair domestik
Pendekatan Instansi :
Koordninasi dengan BLH Kabupaten Lamongan
- Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup
Septic tank dan IPAL
- Periode Pengelolaan Lingkungan Hidup
Dilakukan selama basecamp dioperasikan
- Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup
a. Instansi Pelaksana
Pemrakarsa
b. Instansi Pengawas
BLH Kabupaten Lamongan (Staff Bidang Pengawasan dan
Pengendalian Lingkungan)
c. Instansi Penerima Laporan
Lurah Banjar Rejo dan Lurah Sumber Agung, Camat, Bupati
Lamongan, dan Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Lamongan
7. Pekerjaan Ground Reservoir, Septic Tank, dan IPAL
a. Intensitas Kebisingan
- Dampak Lingkungan yang Dikelola
Peningkatan Intensitas Kebisingan
- Sumber Dampak
Kegiatan pekerjaan Ground Reservoir, Septic Tank, dan IPAL
- Indikator Keberhasilan Pengelolaan Lingkungan Hidup
Kondisi kualitas kebisingan yang terukur masih sesuai dengan baku
mutu kebisingan menurut Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No.
48/MENLH/11/1996 tentang Baku Mutu Tingkat Kebisingan
- Bentuk Pengelolaan Lingkungan Hidup
Pendekatan Teknologi :
Kegiatan pekerjaan tidak dilakukan pada malam hari
Pendekatan Sosial-Ekonomi:
pengaturan kesepakatan dengan perwakilan masyarakat terkena
dampak tentang pengaturan waktu pekerjaan Ground reservoir,
septic tank, dan IPAL
Pendekatan Instansi:
Koordinasi dengan RT/RW setempat
- Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup
Pada area proyek dan kegiatan terdekat proyek hingga radius 50 -
100 meter
- Periode Pengelolaan Lingkungan Hidup
Selama proses pekerjaan berlangsung
- Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup
a. Instansi Pelaksana
Pemrakarsa
b. Instansi Pengawas
Dinas PU Kabupaten Lamongan
c. Instansi Penerima Laporan
Kelurahan dan Dinas PU Kabupaten Lamongan
b. Kualitas Udara
- Dampak Lingkungan yang Dikelola
Penurunan Kualitas Udara
- Sumber Dampak
Kegiatan pekerjaan ground reservoir, septic tank, dan IPAL
- Indikator Keberhasilan Pengelolaan Lingkungan Hidup
Kualitas udara tidak mengalami penurunan dan tetap di bawah baku
mutu kualitas udara berdasarkan Peraturan Gubernur Jatim No. 10
Tahun 2009 tentang Baku Mutu Udara Ambien dan Sumber Tidak
Bergerak di Jawa Timur
- Bentuk Pengelolaan Lingkungan Hidup
Pendekatan Teknologi :
1. Penyiraman atau pembasahan pada areal di sekitar proyek,
2. Pemagaran keliling area proyek dengan ketinggian minimal 2,0
meter Pendekatan Sosial-Ekonomi:
menginformasikan kepada masyarakat akan kemungkinan adanya
penurunan kualitas udara akibat kegiatan pekerjaan ground
reservoir, septic tank, dan IPAL
Pendekatan Instansi:
-
- Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup
Pada area proyek dan kegiatan terdekat proyek hingga radius 50 -
100 meter
- Periode Pengelolaan Lingkungan Hidup
Selama proses pekerjaan berlangsung
- Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup
a. Instansi Pelaksana
Pemrakarsa
b. Instansi Pengawas
BLH Kabupaten Lamongan
c. Instansi Penerima Laporan
Kelurahan dan Dinas PU Kabupaten Lamongan
c. Kualitas Air Permukaan
- Dampak Lingkungan yang Dikelola
Penurunan Kualitas Air Permukaan
- Sumber Dampak
Kegiatan pekerjaan tiang pancang dan pondasi
- Indikator Keberhasilan Pengelolaan Lingkungan Hidup
Parameter yang digunakan adalah Peraturan Daerah Provinsi Jawa
Timur No. 2 tahun 2008 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan
Pengendalian Pencemaran Air di Provinsi Jawa Timur
- Bentuk Pengelolaan Lingkungan Hidup
Pendekatan Teknologi :
Menyediakan sistem air buangan dan sanitasi MCK yang memadai,
Membangun Septic Tank, dan pengendalian efluen ke drainase
Pendekatan Sosial-Ekonomi:
Menginformasikan kepada masyarakat tentang dampak penurunan
kualitas badan air
Pendekatan Instansi:
Koordinasi dengan RT/RW setempat, Lurah, dan BLH Kabupaten
Lamongan
- Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup
Septic tank dan IPAL
- Periode Pengelolaan Lingkungan Hidup
Dilakukan selama pekerjaan dilakukan hingga selesai
- Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup
a. Instansi Pelaksana
Pemrakarsa
b. Instansi Pengawas
BLH Kabupaten Lamongan (Staff Bidang Pengawasan dan
Pengendalian Lingkungan)
c. Instansi Penerima Laporan
Lurah Banjar Rejo dan Lurah Sumber Agung, Camat, Bupati, dan
Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Lamongan
d. Timbulan Sampah Domestik
- Dampak Lingkungan yang Dikelola
Peningkatan Timbulan sampah domestik
- Sumber Dampak
Kegiatan pekerjaan ground reservoir, septic tank, dan IPAL
- Indikator Keberhasilan Pengelolaan Lingkungan Hidup
Volume dan komposisi timbulan sampah serta sistem
pengelolaannya selama tahap konstruksi stadion sepak bola “
Stadion Lamong”
- Bentuk Pengelolaan Lingkungan Hidup
Pendekatan Teknologi :
1. Melakukan penanganan sampah secara sistematis mengenai
pewadahan dan pengangkutan ke TPS setempat
2. Memasang petunjuk larangan membuang sampah sembarangan
Pendekatan Sosial-Ekonomi:
Menginformasikan kepada masyarakat tentang dampak peningkatan
timbulan sampah dan pengelolaannya
Pendekatan Instansi:
Koordinasi dengan Dinas Pekerjaan Umum dan BLH Kabupaten
Lamongan
- Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup
Batas proyek
- Periode Pengelolaan Lingkungan Hidup
Selama proses pekerjaan berlangsung hingga selesai
- Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup
a. Instansi Pelaksana
Pemrakarsa
b. Instansi Pengawas
Dinas Pekerjaan Umum Bidang Pertamanan dan Persampahan
Kabupaten Lamongan
c. Instansi Penerima Laporan
Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kabupaten Lamongan dan BLH
Jawa Timur
e. Timbulan Limbah Cair Domestik
- Dampak Lingkungan yang Dikelola
Peningkatan volume limbah cair domestik
- Sumber Dampak
Kegiatan pekerjaan ground reservoir, septic tank, dan IPAL
- Indikator Keberhasilan Pengelolaan Lingkungan Hidup
karakteristik limbah cair dan pengendaliaannya disesuaikan dengan
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No.112/MenLH/VII/2003 tentang
Baku Mutu Kualitas Air Limbah Domestik
- Bentuk Pengelolaan Lingkungan Hidup
Pendekatan Teknologi :
Menyediakan sistem air buangan dan sanitasi MCK yang memadai,
Membangun Septic Tank
Pendekatan Sosial-Ekonomi:
Menginformasikan kepada masyarakat tentang dampak peningkatan
volume limbah cair domestik
Pendekatan Instansi :
Koordninasi dengan BLH Kabupaten Lamongan
- Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup
Septic tank dan IPAL
- Periode Pengelolaan Lingkungan Hidup
selama pekerjaan dilakukan hingga selesai
- Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup
a. Instansi Pelaksana
Pemrakarsa dan kontraktor
b. Instansi Pengawas
BLH Kabupaten Lamongan (Staff Bidang Pengawasan dan
Pengendalian Lingkungan)
c. Instansi Penerima Laporan
Lurah Banjar Rejo dan Lurah Sumber Agung, Camat, Bupati
Lamongan, dan Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Lamongan
8. Pekerjaan Struktur Bangunan
a. Intensitas Kebisingan
- Dampak Lingkungan yang Dikelola
Peningkatan Intensitas Kebisingan
- Sumber Dampak
Kegiatan pekerjaan Struktur Bangunan
- Indikator Keberhasilan Pengelolaan Lingkungan Hidup
Kondisi kualitas kebisingan yang terukur masih sesuai dengan baku
mutu kebisingan menurut Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No.
48/MENLH/11/1996 tentang Baku Mutu Tingkat Kebisingan
- Bentuk Pengelolaan Lingkungan Hidup
Pendekatan Teknologi :
Kegiatan pekerjaan tidak dilakukan pada malam hari
Pendekatan Sosial-Ekonomi:
pengaturan kesepakatan dengan perwakilan masyarakat terkena
dampak tentang pengaturan waktu pekerjaan Struktur Bangunan
Pendekatan Instansi:
Koordinasi dengan RT/RW setempat
- Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup
Pada area proyek dan kegiatan terdekat proyek hingga radius 50 -
100 meter
- Periode Pengelolaan Lingkungan Hidup
Selama proses pekerjaan berlangsung
- Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup
a. Instansi Pelaksana
Pemrakarsa
b. Instansi Pengawas
Dinas PU Kabupaten Lamongan
c. Instansi Penerima Laporan
Kelurahan dan Dinas PU Kabupaten Lamongan
b. Kualitas Udara
- Dampak Lingkungan yang Dikelola
Penurunan Kualitas Udara
- Sumber Dampak
Kegiatan pekerjaan Struktur Bangunan
- Indikator Keberhasilan Pengelolaan Lingkungan Hidup
Kualitas udara tidak mengalami penurunan dan tetap di bawah baku
mutu kualitas udara berdasarkan Peraturan Gubernur Jatim No. 10
Tahun 2009 tentang Baku Mutu Udara Ambien dan Sumber Tidak
Bergerak di Jawa Timur
- Bentuk Pengelolaan Lingkungan Hidup
Pendekatan Teknologi :
1. Penyiraman atau pembasahan pada areal di sekitar proyek,
2. Pemagaran keliling area proyek dengan ketinggian minimal 2,0
meter Pendekatan Sosial-Ekonomi:
menginformasikan kepada masyarakat akan kemungkinan adanya
penurunan kualitas udara akibat kegiatan pekerjaan Struktur
Bangunan
Pendekatan Instansi:
-
- Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup
Pada area proyek dan kegiatan terdekat proyek hingga radius 50 -
100 meter
- Periode Pengelolaan Lingkungan Hidup
Selama proses pekerjaan berlangsung
- Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup
a. Instansi Pelaksana
Pemrakarsa
b. Instansi Pengawas
BLH Kabupaten Lamongan
c. Instansi Penerima Laporan
Kelurahan dan Dinas PU Kabupaten Lamongan
c. Kualitas Air Permukaan
- Dampak Lingkungan yang Dikelola
Penurunan Kualitas Air Permukaan
- Sumber Dampak
Kegiatan pekerjaan tiang pancang dan pondasi
- Indikator Keberhasilan Pengelolaan Lingkungan Hidup
Parameter yang digunakan adalah Peraturan Daerah Provinsi Jawa
Timur No. 2 tahun 2008 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan
Pengendalian Pencemaran Air di Provinsi Jawa Timur
- Bentuk Pengelolaan Lingkungan Hidup
Pendekatan Teknologi :
Menyediakan sistem air buangan dan sanitasi MCK yang memadai,
Membangun Septic Tank, dan pengendalian efluen ke drainase
Pendekatan Sosial-Ekonomi:
Menginformasikan kepada masyarakat tentang dampak penurunan
kualitas badan air
Pendekatan Instansi:
Koordinasi dengan RT/RW setempat, Lurah, dan BLH Kabupaten
Lamongan
- Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup
Septic tank dan IPAL
- Periode Pengelolaan Lingkungan Hidup
Dilakukan selama pekerjaan dilakukan hingga selesai
- Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup
a. Instansi Pelaksana
Pemrakarsa
b. Instansi Pengawas
BLH Kabupaten Lamongan (Staff Bidang Pengawasan dan
Pengendalian Lingkungan)
c. Instansi Penerima Laporan
Lurah Banjar Rejo dan Lurah Sumber Agung, Camat, Bupati, dan
Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Lamongan
d. Timbulan Sampah Domestik
- Dampak Lingkungan yang Dikelola
Peningkatan Timbulan sampah domestik
- Sumber Dampak
Kegiatan pekerjaan struktur bangunan
- Indikator Keberhasilan Pengelolaan Lingkungan Hidup
Volume dan komposisi timbulan sampah serta sistem
pengelolaannya selama tahap konstruksi stadion sepak bola “
Stadion Lamong”
- Bentuk Pengelolaan Lingkungan Hidup
Pendekatan Teknologi :
1. Melakukan penanganan sampah secara sistematis mengenai
pewadahan dan pengangkutan ke TPS setempat
2. Memasang petunjuk larangan membuang sampah sembarangan
Pendekatan Sosial-Ekonomi:
Menginformasikan kepada masyarakat tentang dampak peningkatan
timbulan sampah dan pengelolaannya
Pendekatan Instansi:
Koordinasi dengan Dinas Pekerjaan Umum dan BLH Kabupaten
Lamongan
- Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup
Batas proyek
- Periode Pengelolaan Lingkungan Hidup
Selama proses pekerjaan berlangsung hingga selesai
- Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup
a. Instansi Pelaksana
Pemrakarsa
b. Instansi Pengawas
Dinas Pekerjaan Umum Bidang Pertamanan dan Persampahan
Kabupaten Lamongan
c. Instansi Penerima Laporan
Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kabupaten Lamongan dan BLH
Jawa Timur
e. Timbulan Limbah Cair Domestik
- Dampak Lingkungan yang Dikelola
Peningkatan volume limbah cair domestik
- Sumber Dampak
Kegiatan pengerjaan struktur bangunan
- Indikator Keberhasilan Pengelolaan Lingkungan Hidup
karakteristik limbah cair dan pengendaliaannya disesuaikan dengan
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No.112/MenLH/VII/2003 tentang
Baku Mutu Kualitas Air Limbah Domestik
- Bentuk Pengelolaan Lingkungan Hidup
Pendekatan Teknologi :
Menyediakan sistem air buangan dan sanitasi MCK yang memadai,
Membangun Septic Tank
Pendekatan Sosial-Ekonomi:
Menginformasikan kepada masyarakat tentang dampak peningkatan
volume limbah cair domestik
Pendekatan Instansi :
Koordninasi dengan BLH Kabupaten Lamongan
- Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup
Septic tank dan IPAL
- Periode Pengelolaan Lingkungan Hidup
Dilakukan selama pekerjaan dilakukan hingga selesai
- Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup
a. Instansi Pelaksana
Pemrakarsa
b. Instansi Pengawas
BLH Kabupaten Lamongan (Staff Bidang Pengawasan dan
Pengendalian Lingkungan)
c. Instansi Penerima Laporan
Lurah Banjar Rejo dan Lurah Sumber Agung, Camat, Bupati
Lamongan, dan Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Lamongan
9. Pembangunan Stadion
a. Intensitas Kebisingan
- Dampak Lingkungan yang Dikelola
Peningkatan Intensitas Kebisingan
- Sumber Dampak
Kegiatan Pembangunan Stadion
- Indikator Keberhasilan Pengelolaan Lingkungan Hidup
Kondisi kualitas kebisingan yang terukur masih sesuai dengan baku
mutu kebisingan menurut Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No.
48/MENLH/11/1996 tentang Baku Mutu Tingkat Kebisingan
- Bentuk Pengelolaan Lingkungan Hidup
Pendekatan Teknologi :
Kegiatan pekerjaan tidak dilakukan pada malam hari
Pendekatan Sosial-Ekonomi:
pengaturan kesepakatan dengan perwakilan masyarakat terkena
dampak tentang pengaturan waktu pembangunan stadion
Pendekatan Instansi:
Koordinasi dengan RT/RW setempat
- Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup
Pada area proyek dan kegiatan terdekat proyek hingga radius 50 -
100 meter
- Periode Pengelolaan Lingkungan Hidup
Selama proses pekerjaan berlangsung
- Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup
a. Instansi Pelaksana
Pemrakarsa
b. Instansi Pengawas
Dinas PU Kabupaten Lamongan
c. Instansi Penerima Laporan
Kelurahan dan Dinas PU Kabupaten Lamongan
b. Kualitas Udara
- Dampak Lingkungan yang Dikelola
Penurunan Kualitas Udara
- Sumber Dampak
Kegiatan Pembangunan Stadion
- Indikator Keberhasilan Pengelolaan Lingkungan Hidup
Kualitas udara tidak mengalami penurunan dan tetap di bawah baku
mutu kualitas udara berdasarkan Peraturan Gubernur Jatim No. 10
Tahun 2009 tentang Baku Mutu Udara Ambien dan Sumber Tidak
Bergerak di Jawa Timur
- Bentuk Pengelolaan Lingkungan Hidup
Pendekatan Teknologi :
1. Penyiraman atau pembasahan pada areal di sekitar proyek,
2. Pemagaran keliling area proyek dengan ketinggian minimal 2,0
meter Pendekatan Sosial-Ekonomi:
menginformasikan kepada masyarakat akan kemungkinan adanya
penurunan kualitas udara akibat kegiatan Pembangunan Stadion
Pendekatan Instansi:
-
- Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup
Pada area proyek dan kegiatan terdekat proyek hingga radius 50 -
100 meter
- Periode Pengelolaan Lingkungan Hidup
Selama proses pekerjaan berlangsung
- Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup
a. Instansi Pelaksana
Pemrakarsa
b. Instansi Pengawas
BLH Kabupaten Lamongan
c. Instansi Penerima Laporan
Kelurahan dan Dinas PU Kabupaten Lamongan
c. Kualitas Air Permukaan
- Dampak Lingkungan yang Dikelola
Penurunan Kualitas Air Permukaan
- Sumber Dampak
Kegiatan pekerjaan Pembangunan Stadion
- Indikator Keberhasilan Pengelolaan Lingkungan Hidup
Parameter yang digunakan adalah Peraturan Daerah Provinsi Jawa
Timur No. 2 tahun 2008 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan
Pengendalian Pencemaran Air di Provinsi Jawa Timur
- Bentuk Pengelolaan Lingkungan Hidup
Pendekatan Teknologi :
Menyediakan sistem air buangan dan sanitasi MCK yang memadai,
Membangun Septic Tank, dan pengendalian efluen ke drainase
Pendekatan Sosial-Ekonomi:
Menginformasikan kepada masyarakat tentang dampak penurunan
kualitas badan air
Pendekatan Instansi:
Koordinasi dengan RT/RW setempat, Lurah, dan BLH Kabupaten
Lamongan
- Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup
Septic tank dan IPAL
- Periode Pengelolaan Lingkungan Hidup
Dilakukan selama pekerjaan dilakukan hingga selesai
- Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup
a. Instansi Pelaksana
Pemrakarsa
b. Instansi Pengawas
BLH Kabupaten Lamongan (Staff Bidang Pengawasan dan
Pengendalian Lingkungan)
c. Instansi Penerima Laporan
Lurah Banjar Rejo dan Lurah Sumber Agung, Camat, Bupati, dan
Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Lamongan
d. Timbulan Sampah Domestik
- Dampak Lingkungan yang Dikelola
Peningkatan Timbulan sampah domestik
- Sumber Dampak
Kegiatan pembangunan stadion
- Indikator Keberhasilan Pengelolaan Lingkungan Hidup
Volume dan komposisi timbulan sampah serta sistem
pengelolaannya selama tahap konstruksi stadion sepak bola “
Stadion Lamong”
- Bentuk Pengelolaan Lingkungan Hidup
Pendekatan Teknologi :
1. Melakukan penanganan sampah secara sistematis mengenai
pewadahan dan pengangkutan ke TPS setempat
2. Memasang petunjuk larangan membuang sampah sembarangan
Pendekatan Sosial-Ekonomi:
Menginformasikan kepada masyarakat tentang dampak peningkatan
timbulan sampah dan pengelolaannya
Pendekatan Instansi:
Koordinasi dengan Dinas Pekerjaan Umum dan BLH Kabupaten
Lamongan
- Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup
Batas proyek
- Periode Pengelolaan Lingkungan Hidup
Selama proses pekerjaan berlangsung hingga selesai
- Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup
a. Instansi Pelaksana
Pemrakarsa
b. Instansi Pengawas
Dinas Pekerjaan Umum Bidang Pertamanan dan Persampahan
Kabupaten Lamongan
c. Instansi Penerima Laporan
Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kabupaten Lamongan dan BLH
Jawa Timur
e. Timbulan Limbah Cair Domestik
- Dampak Lingkungan yang Dikelola
Peningkatan volume limbah cair domestik
- Sumber Dampak
Pembangunan stadion
- Indikator Keberhasilan Pengelolaan Lingkungan Hidup
karakteristik limbah cair dan pengendaliaannya disesuaikan dengan
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No.112/MenLH/VII/2003 tentang
Baku Mutu Kualitas Air Limbah Domestik
- Bentuk Pengelolaan Lingkungan Hidup
Pendekatan Teknologi :
Menyediakan sistem air buangan dan sanitasi MCK yang memadai,
Membangun Septic Tank
Pendekatan Sosial-Ekonomi:
Menginformasikan kepada masyarakat tentang dampak peningkatan
volume limbah cair domestik
Pendekatan Instansi :
Koordninasi dengan BLH Kabupaten Lamongan
- Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup
Septic tank dan IPAL
- Periode Pengelolaan Lingkungan Hidup
Dilakukan selama pekerjaan dilakukan hingga selesai
- Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup
a. Instansi Pelaksana
Pemrakarsa
b. Instansi Pengawas
BLH Kabupaten Lamongan (Staff Bidang Pengawasan dan
Pengendalian Lingkungan)
c. Instansi Penerima Laporan
Lurah Banjar Rejo dan Lurah Sumber Agung, Camat, Bupati
Lamongan, dan Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Lamongan
10. Perpipaan, Mechanical, Electrical, dan Finishing
a. Intensitas Kebisingan
- Dampak Lingkungan yang Dikelola
Peningkatan Intensitas Kebisingan
- Sumber Dampak
Kegiatan pekerjaan perpipaan, Mechanical, Electrical, dan Finishing
- Indikator Keberhasilan Pengelolaan Lingkungan Hidup
Kondisi kualitas kebisingan yang terukur masih sesuai dengan baku
mutu kebisingan menurut Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No.
48/MENLH/11/1996 tentang Baku Mutu Tingkat Kebisingan
- Bentuk Pengelolaan Lingkungan Hidup
Pendekatan Teknologi :
Kegiatan pekerjaan tidak dilakukan pada malam hari
Pendekatan Sosial-Ekonomi:
pengaturan kesepakatan dengan perwakilan masyarakat terkena
dampak tentang pengaturan waktu pembangunan stadion
Pendekatan Instansi:
Koordinasi dengan RT/RW setempat
- Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup
Pada area proyek dan kegiatan terdekat proyek hingga radius 50 -
100 meter
- Periode Pengelolaan Lingkungan Hidup
Selama proses pekerjaan berlangsung
- Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup
a. Instansi Pelaksana
Pemrakarsa
b. Instansi Pengawas
Dinas PU Kabupaten Lamongan
c. Instansi Penerima Laporan
Kelurahan dan Dinas PU Kabupaten Lamongan
b. Kualitas Udara
- Dampak Lingkungan yang Dikelola
Penurunan Kualitas Udara
- Sumber Dampak
Kegiatan perpipaan, Mechanical, Electrical, dan Finishing
- Indikator Keberhasilan Pengelolaan Lingkungan Hidup
Kualitas udara tidak mengalami penurunan dan tetap di bawah baku
mutu kualitas udara berdasarkan Peraturan Gubernur Jatim No. 10
Tahun 2009 tentang Baku Mutu Udara Ambien dan Sumber Tidak
Bergerak di Jawa Timur
- Bentuk Pengelolaan Lingkungan Hidup
Pendekatan Teknologi :
1. Penyiraman atau pembasahan pada areal di sekitar proyek,
2. Pemagaran keliling area proyek dengan ketinggian minimal 2,0
meter Pendekatan Sosial-Ekonomi:
menginformasikan kepada masyarakat akan kemungkinan adanya
penurunan kualitas udara akibat kegiatan perpipaan, Mechanical,
Electrical, dan Finishing
Pendekatan Instansi:
-
- Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup
Pada area proyek dan kegiatan terdekat proyek hingga radius 50 -
100 meter
- Periode Pengelolaan Lingkungan Hidup
Selama proses pekerjaan berlangsung
- Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup
a. Instansi Pelaksana
Pemrakarsa
b. Instansi Pengawas
BLH Kabupaten Lamongan
c. Instansi Penerima Laporan
Kelurahan dan Dinas PU Kabupaten Lamongan
c. Kualitas Air Permukaan
- Dampak Lingkungan yang Dikelola
Penurunan Kualitas Air Permukaan
- Sumber Dampak
Kegiatan pekerjaan perpipaan, mechanical, electrical, dan finishing
- Indikator Keberhasilan Pengelolaan Lingkungan Hidup
Parameter yang digunakan adalah Peraturan Daerah Provinsi Jawa
Timur No. 2 tahun 2008 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan
Pengendalian Pencemaran Air di Provinsi Jawa Timur
- Bentuk Pengelolaan Lingkungan Hidup
Pendekatan Teknologi :
Menyediakan sistem air buangan dan sanitasi MCK yang memadai,
Membangun Septic Tank, dan pengendalian efluen ke drainase
Pendekatan Sosial-Ekonomi:
Menginformasikan kepada masyarakat tentang dampak penurunan
kualitas badan air
Pendekatan Instansi:
Koordinasi dengan RT/RW setempat, Lurah, dan BLH Kabupaten
Lamongan
- Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup
Septic tank dan IPAL
- Periode Pengelolaan Lingkungan Hidup
Dilakukan selama pekerjaan dilakukan hingga selesai
- Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup
a. Instansi Pelaksana
Pemrakarsa
b. Instansi Pengawas
BLH Kabupaten Lamongan (Staff Bidang Pengawasan dan
Pengendalian Lingkungan)
c. Instansi Penerima Laporan
Lurah Banjar Rejo dan Lurah Sumber Agung, Camat, Bupati, dan
Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Lamongan
d. Timbulan Sampah Domestik
- Dampak Lingkungan yang Dikelola
Peningkatan Timbulan sampah domestik
- Sumber Dampak
Kegiatan pekerjaan perpipaan, mechanical, electrical, dan finishing
- Indikator Keberhasilan Pengelolaan Lingkungan Hidup
Volume dan komposisi timbulan sampah serta sistem
pengelolaannya selama tahap konstruksi stadion sepak bola “
Stadion Lamong”
- Bentuk Pengelolaan Lingkungan Hidup
Pendekatan Teknologi :
1. Melakukan penanganan sampah secara sistematis mengenai
pewadahan dan pengangkutan ke TPS setempat
2. Memasang petunjuk larangan membuang sampah sembarangan
Pendekatan Sosial-Ekonomi:
Menginformasikan kepada masyarakat tentang dampak peningkatan
timbulan sampah dan pengelolaannya
Pendekatan Instansi:
Koordinasi dengan Dinas Pekerjaan Umum dan BLH Kabupaten
Lamongan
- Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup
Batas proyek
- Periode Pengelolaan Lingkungan Hidup
Selama proses pekerjaan berlangsung hingga selesai
- Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup
a. Instansi Pelaksana
Pemrakarsa
b. Instansi Pengawas
Dinas Pekerjaan Umum Bidang Pertamanan dan Persampahan
Kabupaten Lamongan
c. Instansi Penerima Laporan
Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kabupaten Lamongan dan BLH
Jawa Timur
e. Timbulan Limbah Cair Domestik
- Dampak Lingkungan yang Dikelola
Peningkatan volume limbah cair domestik
- Sumber Dampak
Kegiatan pekerjaan perpipaan, Mechanical, Electrical, dan Finishing
- Indikator Keberhasilan Pengelolaan Lingkungan Hidup
karakteristik limbah cair dan pengendaliaannya disesuaikan dengan
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No.112/MenLH/VII/2003 tentang
Baku Mutu Kualitas Air Limbah Domestik
- Bentuk Pengelolaan Lingkungan Hidup
Pendekatan Teknologi :
Menyediakan sistem air buangan dan sanitasi MCK yang memadai,
Membangun Septic Tank
Pendekatan Sosial-Ekonomi:
Menginformasikan kepada masyarakat tentang dampak peningkatan
volume limbah cair domestik
Pendekatan Instansi :
Koordninasi dengan BLH Kabupaten Lamongan
- Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup
Septic tank dan IPAL
- Periode Pengelolaan Lingkungan Hidup
Dilakukan selama pekerjaan dilakukan hingga selesai
- Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup
a. Instansi Pelaksana
Pemrakarsa
b. Instansi Pengawas
BLH Kabupaten Lamongan (Staff Bidang Pengawasan dan
Pengendalian Lingkungan)
c. Instansi Penerima Laporan
Lurah Banjar Rejo dan Lurah Sumber Agung, Camat, Bupati
Lamongan, dan Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Lamongan
11. Pembangunan Jalan, Areal Parkir, dan Drainase
a. Intensitas Kebisingan
- Dampak Lingkungan yang Dikelola
Peningkatan Intensitas Kebisingan
- Sumber Dampak
Kegiatan pembangunan Jalan, Areal Parkir, dan Drainase
- Indikator Keberhasilan Pengelolaan Lingkungan Hidup
Kondisi kualitas kebisingan yang terukur masih sesuai dengan baku
mutu kebisingan menurut Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No.
48/MENLH/11/1996 tentang Baku Mutu Tingkat Kebisingan
- Bentuk Pengelolaan Lingkungan Hidup
Pendekatan Teknologi :
Kegiatan pekerjaan tidak dilakukan pada malam hari
Pendekatan Sosial-Ekonomi:
pengaturan kesepakatan dengan perwakilan masyarakat terkena
dampak tentang pengaturan waktu pembangunan jalan, areal parkir,
dan drainase
Pendekatan Instansi:
Koordinasi dengan RT/RW setempat
- Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup
Pada area proyek dan kegiatan terdekat proyek hingga radius 50 -
100 meter
- Periode Pengelolaan Lingkungan Hidup
Selama proses pekerjaan berlangsung
- Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup
a. Instansi Pelaksana
Pemrakarsa
b. Instansi Pengawas
Dinas PU Kabupaten Lamongan
c. Instansi Penerima Laporan
Kelurahan dan Dinas PU Kabupaten Lamongan
b. Kualitas Udara
- Dampak Lingkungan yang Dikelola
Penurunan Kualitas Udara
- Sumber Dampak
Kegiatan Pembangunan Jalan, Areal Parkir dan DrainaseIndikator
Keberhasilan Pengelolaan Lingkungan Hidup
Kualitas udara tidak mengalami penurunan dan tetap di bawah baku
mutu kualitas udara berdasarkan Peraturan Gubernur Jatim No. 10
Tahun 2009 tentang Baku Mutu Udara Ambien dan Sumber Tidak
Bergerak di Jawa Timur
- Bentuk Pengelolaan Lingkungan Hidup
Pendekatan Teknologi :
1. Penyiraman atau pembasahan pada areal di sekitar proyek,
2. Pemagaran keliling area proyek dengan ketinggian minimal 2,0
meter Pendekatan Sosial-Ekonomi:
menginformasikan kepada masyarakat akan kemungkinan adanya
penurunan kualitas udara akibat kegiatan Pembangunan Jalan, Areal
Parkir dan Drainase
Pendekatan Instansi:
-
- Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup
Pada area proyek dan kegiatan terdekat proyek hingga radius 50 -
100 meter
- Periode Pengelolaan Lingkungan Hidup
Selama proses pekerjaan berlangsung
- Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup
a. Instansi Pelaksana
Pemrakarsa
b. Instansi Pengawas
BLH Kabupaten Lamongan
c. Instansi Penerima Laporan
Kelurahan dan Dinas PU Kabupaten Lamongan
c. Kualitas Air Permukaan
- Dampak Lingkungan yang Dikelola
Penurunan Kualitas Air Permukaan
- Sumber Dampak
Kegiatan pembangunan jalan, areal parker, dan drainase
- Indikator Keberhasilan Pengelolaan Lingkungan Hidup
Parameter yang digunakan adalah Peraturan Daerah Provinsi Jawa
Timur No. 2 tahun 2008 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan
Pengendalian Pencemaran Air di Provinsi Jawa Timur
- Bentuk Pengelolaan Lingkungan Hidup
Pendekatan Teknologi :
Menyediakan sistem air buangan dan sanitasi MCK yang memadai,
Membangun Septic Tank, dan pengendalian efluen ke drainase
Pendekatan Sosial-Ekonomi:
Menginformasikan kepada masyarakat tentang dampak penurunan
kualitas badan air
Pendekatan Instansi:
Koordinasi dengan RT/RW setempat, Lurah, dan BLH Kabupaten
Lamongan
- Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup
Septic tank dan IPAL
- Periode Pengelolaan Lingkungan Hidup
Dilakukan selama pekerjaan dilakukan hingga selesai
- Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup
a. Instansi Pelaksana
Pemrakarsa
b. Instansi Pengawas
BLH Kabupaten Lamongan (Staff Bidang Pengawasan dan
Pengendalian Lingkungan)
c. Instansi Penerima Laporan
Lurah Banjar Rejo dan Lurah Sumber Agung, Camat, Bupati, dan
Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Lamongan
d. Timbulan Sampah Domestik
- Dampak Lingkungan yang Dikelola
Peningkatan Timbulan sampah domestik
- Sumber Dampak
Kegiatan pekerjaan perpipaan, mechanical, electrical, dan finishing
- Indikator Keberhasilan Pengelolaan Lingkungan Hidup
Volume dan komposisi timbulan sampah serta sistem
pengelolaannya selama tahap konstruksi stadion sepak bola “
Stadion Lamong”
- Bentuk Pengelolaan Lingkungan Hidup
Pendekatan Teknologi :
1. Melakukan penanganan sampah secara sistematis mengenai
pewadahan dan pengangkutan ke TPS setempat
2. Memasang petunjuk larangan membuang sampah sembarangan
Pendekatan Sosial-Ekonomi:
Menginformasikan kepada masyarakat tentang dampak peningkatan
timbulan sampah dan pengelolaannya
Pendekatan Instansi:
Koordinasi dengan Dinas Pekerjaan Umum dan BLH Kabupaten
Lamongan
- Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup
Batas proyek
- Periode Pengelolaan Lingkungan Hidup
Selama proses pekerjaan berlangsung hingga selesai
- Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup
a. Instansi Pelaksana
Pemrakarsa
b. Instansi Pengawas
Dinas Pekerjaan Umum Bidang Pertamanan dan Persampahan
Kabupaten Lamongan
c. Instansi Penerima Laporan
Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kabupaten Lamongan dan BLH
Jawa Timur
e. Timbulan Limbah Cair Domestik
- Dampak Lingkungan yang Dikelola
Peningkatan volume limbah cair domestik
- Sumber Dampak
Kegiatan pembangunan jalan, areal parker, dan drainase
- Indikator Keberhasilan Pengelolaan Lingkungan Hidup
karakteristik limbah cair dan pengendaliaannya disesuaikan dengan
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No.112/MenLH/VII/2003 tentang
Baku Mutu Kualitas Air Limbah Domestik
- Bentuk Pengelolaan Lingkungan Hidup
Pendekatan Teknologi :
Menyediakan sistem air buangan dan sanitasi MCK yang memadai,
Membangun Septic Tank
Pendekatan Sosial-Ekonomi:
Menginformasikan kepada masyarakat tentang dampak peningkatan
volume limbah cair domestik
Pendekatan Instansi :
Koordninasi dengan BLH Kabupaten Lamongan
- Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup
Septic tank dan IPAL
- Periode Pengelolaan Lingkungan Hidup
Dilakukan selama pekerjaan dilakukan hingga selesai
- Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup
a. Instansi Pelaksana
Pemrakarsa
b. Instansi Pengawas
BLH Kabupaten Lamongan (Staff Bidang Pengawasan dan
Pengendalian Lingkungan)
c. Instansi Penerima Laporan
Lurah Banjar Rejo dan Lurah Sumber Agung, Camat, Bupati
Lamongan, dan Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Lamongan
12. Demobilisasi Peralatan
a. Jalan dan Sarana Lain
- Dampak Lingkungan yang Dikelola
Kerusakan Jalan dan Sarana Lain
- Sumber Dampak
Kegiatan demobilisasi peralatan
- Indikator Keberhasilan Pengelolaan Lingkungan Hidup
Tidak adanya kerusakan jalan yang terjadi atau persentase luas
permukaan jalan yang rusak terhadap keseluruhan bagian jalan
yang ditinjau dengan nilai skala kerusakan jalan:
- Bentuk Pengelolaan Lingkungan Hidup
Pendekatan Teknologi :
1. Menyesuaikan kapasitas kendaraan pengangkut dengan kelas
jalan yang dilalui agar tidak menimbulkan kerusakan jalan,
2. Melakukan perbaikan dengan segera setiap kali ada kerusakan
jalan
Pendekatan Sosial-Ekonomi:
Meminta masyarakat untuk berhati-hati dalam berkendara selama
kegiatan berlangsung dan member masyarakat jalan alternative bila
memungkinkan
Pendekatan Instansi:
Koordinasi dengan Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Lamongan
- Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup
Di sepanjang jalan lokasi proyek yang menjadi akses alat berat atau
truk pengangkut material menuju lokasi proyek dan di sekitar area
proyek dengan jarak radius 500 meter dari lokasi proyek
- Periode Pengelolaan Lingkungan Hidup
Dilakukan satu kali setiap kegiatan mobilisasi peralatan dan material
berlangsung
- Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup
a. Instansi Pelaksana
Pemrakarsa
b. Instansi Pengawas
Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Lamongan
c. Instansi Penerima Laporan
Lurah Banjar Rejo dan Lurah Sumber Agung dan Dinas PU
Kabupaten Lamongan
b. Intensitas Kebisingan
- Dampak Lingkungan yang Dikelola
Peningkatan Intensitas Kebisingan
- Sumber Dampak
Kegiatan demobilisasi peralatan
- Indikator Keberhasilan Pengelolaan Lingkungan Hidup
Kondisi kualitas kebisingan yang terukur masih sesuai dengan baku
mutu kebisingan menurut Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No.
48/MENLH/11/1996 tentang Baku Mutu Tingkat Kebisingan
- Bentuk Pengelolaan Lingkungan Hidup
Pendekatan Teknologi :
Kegiatan pekerjaan tidak dilakukan pada malam hari
Pendekatan Sosial-Ekonomi:
pengaturan kesepakatan dengan perwakilan masyarakat terkena
dampak tentang pengaturan waktu pengaturan kesepakatan dengan
perwakilan masyarakat terkena dampak tentang pengaturan waktu
demobilisasi peralatan
Pendekatan Instansi:
Koordinasi dengan RT/RW setempat
- Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup
Pada area proyek dan kegiatan terdekat proyek hingga radius 50 -
100 meter
- Periode Pengelolaan Lingkungan Hidup
Selama proses pekerjaan berlangsung
- Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup
a. Instansi Pelaksana
Pemrakarsa
b. Instansi Pengawas
Dinas PU Kabupaten Lamongan
c. Instansi Penerima Laporan
Kelurahan dan Dinas PU Kabupaten Lamongan
c. Kualitas Udara
- Dampak Lingkungan yang Dikelola
Penurunan Kualitas Udara
- Sumber Dampak
Kegiatan Demobilisasi Peralatan
- Indikator Keberhasilan Pengelolaan Lingkungan Hidup
Kualitas udara tidak mengalami penurunan dan tetap di bawah baku
mutu kualitas udara berdasarkan Peraturan Gubernur Jatim No. 10
Tahun 2009 tentang Baku Mutu Udara Ambien dan Sumber Tidak
Bergerak di Jawa Timur
- Bentuk Pengelolaan Lingkungan Hidup
Pendekatan Teknologi :
1. Penyiraman atau pembasahan pada areal di sekitar proyek,
2. Pemagaran keliling area proyek dengan ketinggian minimal 2,0
meter Pendekatan Sosial-Ekonomi:
menginformasikan kepada masyarakat akan kemungkinan adanya
penurunan kualitas udara akibat kegiatan Demobilisasi Peralatan
Pendekatan Instansi:
-
- Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup
Pada area proyek dan kegiatan terdekat proyek hingga radius 50 -
100 meter
- Periode Pengelolaan Lingkungan Hidup
Selama proses pekerjaan berlangsung
- Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup
a. Instansi Pelaksana
Pemrakarsa
b. Instansi Pengawas
BLH Kabupaten Lamongan
c. Instansi Penerima Laporan
Kelurahan dan Dinas PU Kabupaten Lamongan
d. Kenyamanan Berlalulintas
- Dampak Lingkungan yang Dikelola
Penurunan Tingkat Kenyamanan berlalu lintas
- Sumber Dampak
Kegiatan demobilisasi peralatan
- Indikator Keberhasilan Pengelolaan Lingkungan Hidup
Tidak adanya kemacetan di Jalan Banjaran-Balan sebagai akses
keluar masuk peralatan dan material proyek , kecepatan rata-rata
pengguna jalan yang melintasi jalan akses proyek tidak kurang dari
30KM/jam
- Bentuk Pengelolaan Lingkungan Hidup
Pendekatan Teknologi :
1. Melakukan perbaikan dengan segera setiap kali ada kerusakan
jalan,
2. Penyiraman atau pembasahan pada areal di sekitar proyek,
3. Pengaturan arus lalu lintas sehingga kegiatan dapat berlangsung
singkat, tidak menimbulkan kemacetan sehingga akan
mengakumulasi adanya emisi gas buang kendaraan
Pendekatan Sosial-Ekonomi:
-
Pendekatan Instansi:
Koordinasi dengan RT/RW setempat
- Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup
Di sepanjang jalan lokasi proyek yang menjadi akses alat berat atau
truk pengangkut material menuju lokasi proyek dan di sekitar area
proyek dengan jarak radius 500 meter dari lokasi proyek
- Periode Pengelolaan Lingkungan Hidup
Periode pengelolaan dilakukan satu kali setiap kegiatan mobilisasi
peralatan dan material berlangsung
- Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup
a. Instansi Pelaksana
Pemrakarsa
b. Instansi Pengawas
Dinas PU Kabupaten Lamongan
c. Instansi Penerima Laporan
Bupati dan Dinas PU Kabupaten Lamongan
2.1.3 Tahap Operasi
Dampak penting yang dikelola pada tahap operasi adalah sebagai
berikut.
13. Aktifitas Penggunaan Stadion
c. Kualitas Air Permukaan
- Dampak Lingkungan yang Dikelola
Penurunan Kualitas Air Permukaan
- Sumber Dampak
Aktifitas Penggunaan Stadion
- Indikator Keberhasilan Pengelolaan Lingkungan Hidup
Parameter yang digunakan adalah Peraturan Daerah Provinsi Jawa
Timur No. 2 tahun 2008 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan
Pengendalian Pencemaran Air di Provinsi Jawa Timur
- Bentuk Pengelolaan Lingkungan Hidup
Pendekatan Teknologi :
Menyediakan sistem air buangan dan sanitasi MCK yang memadai,
Membangun Septic Tank, dan pengendalian efluen ke drainase
Pendekatan Sosial-Ekonomi:
Menginformasikan kepada masyarakat tentang dampak penurunan
kualitas badan air
Pendekatan Instansi:
Koordinasi dengan RT/RW setempat, Lurah, dan BLH Kabupaten
Lamongan
- Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup
Sumber timbulan limbah cair domestik pada stadion
- Periode Pengelolaan Lingkungan Hidup
Dilakukan selama pekerjaan dilakukan hingga selesai
- Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup
a. Instansi Pelaksana
Pemrakarsa
b. Instansi Pengawas
BLH Kabupaten Lamongan (Staff Bidang Pengawasan dan
Pengendalian Lingkungan)
c. Instansi Penerima Laporan
Lurah Banjar Rejo dan Lurah Sumber Agung, Camat, Bupati, dan
Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Lamongan
d. Peluang Kerja Pada Proyek
- Dampak Lingkungan yang Dikelola
Timbulnya peluang kerja pada proyek
- Sumber Dampak
Aktifitas Penggunaan Stadion
- Indikator Keberhasilan Pengelolaan Lingkungan Hidup
Jumlah tenaga kerja yang direkrut selama tahap prakonstruksi
stadion sepak bola “ Stadion Lamong”
- Bentuk Pengelolaan Lingkungan Hidup
Pendekatan Teknologi :
Tidak ada
Pendekatan Sosial-Ekonomi :
Menginformasikan kepada masyarakat mengenai lowongan
pekerjaan apa saja yang tersedia dengan kriteria-kriteria nya
Pendekatan Instansi :
Koordinasi dengan RT/RW setempat dan Bupati Kabupaten
Lamongan
- Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup
Stadion
- Periode Pengelolaan Lingkungan Hidup
Selama stadion masih dioperasikan
- Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup
a. Instansi Pelaksana
Pemrakarsa
b. Instansi Pengawas
Lurah Banjar Rejo dan Lurah Sumber Agung
c. Instansi Penerima Laporan
Bupati Lamongan
e. Peluang Usaha di Sekitar Lokasi
- Dampak Lingkungan yang Dikelola
Timbulnya peluang usaha di sekitar lokasi proyek
- Sumber Dampak
Aktifitas Penggunaan Stadion
- Indikator Keberhasilan Pengelolaan Lingkungan Hidup
Jumlah tenaga kerja yang direkrut selama tahap prakonstruksi
stadion sepak bola “ Stadion Lamong”
- Bentuk Pengelolaan Lingkungan Hidup
Pendekatan Teknologi:
Penyediaan stan atau tenda untuk berjualan
Pendekatan Sosial-Ekonomi:
Menginformasikan kepada masyarakat mengenai peluang usaha apa
saja yang tersedia dengan persyaratan-persyaratannya
Pendekatan Instansi:
Koordinasi dengan RT/RW setempat dan Lurah
- Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup
Stadion dan sekitarnya (radius 50 meter)
- Periode Pengelolaan Lingkungan Hidup
Selama Stadion masih dioperasikan
- Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup
a. Instansi Pelaksana
Pemrakarsa
b. Instansi Pengawas
Lurah Banjar Rejo dan Lurah Sumber Agung
c. Instansi Penerima Laporan
Gubernur Lamongan
f. Kenyamanan Berlalu lintas
- Dampak Lingkungan yang Dikelola
Penurunan Tingkat Kenyamanan berlalu lintas
- Sumber Dampak
Aktifitas Penggunaan Stadion
- Indikator Keberhasilan Pengelolaan Lingkungan Hidup
Tidak adanya kemacetan di Jalan Banjaran-Balan sebagai akses
keluar masuk peralatan dan material proyek , kecepatan rata-rata
pengguna jalan yang melintasi jalan akses proyek tidak kurang dari
30KM/jam
- Bentuk Pengelolaan Lingkungan Hidup
Pendekatan Teknologi :
1. Melakukan perbaikan dengan segera setiap kali ada kerusakan
jalan,
2. Penyiraman atau pembasahan pada areal di sekitar proyek,
3. Pengaturan arus lalu lintas sehingga kegiatan dapat berlangsung
singkat, tidak menimbulkan kemacetan sehingga akan
mengakumulasi adanya emisi gas buang kendaraan
Pendekatan Sosial-Ekonomi:
-
Pendekatan Instansi:
Koordinasi dengan RT/RW setempat
- Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup
Di sepanjang jalan lokasi proyek yang menjadi akses alat berat atau
truk pengangkut material menuju lokasi proyek dan di sekitar area
proyek dengan jarak radius 500 meter dari lokasi proyek
- Periode Pengelolaan Lingkungan Hidup
Periode pengelolaan dilakukan satu kali setiap kegiatan mobilisasi
peralatan dan material berlangsung
- Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup
a. Instansi Pelaksana
Pemrakarsa
b. Instansi Pengawas
Dinas PU Kabupaten Lamongan
c. Instansi Penerima Laporan
Bupati dan Dinas PU Kabupaten Lamongan
g. Keamanan dan Ketertiban Masyarakat
- Dampak Lingkungan yang Dikelola
Penurunan keamanan dan ketertiban
- Sumber Dampak
Aktifitas Penggunaan Stadion
- Indikator Keberhasilan Pengelolaan Lingkungan Hidup
Tidak adanya tindak kriminal yang meresahkan masyarakat diarea
sekitar proyek
- Bentuk Pengelolaan Lingkungan Hidup
Pendekatan Teknologi :
Meminta kepada seluruh tenaga kerja untuk tidak mengemudi
dengan mengebut
Pendekatan Sosial-Ekonomi:
Meminta kepada seluruh tenaga kerja untuk berperilaku sopan
kepada warga
Pendekatan Instansi:
Koordinasi dengan RT/RW setempat
- Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup
Batas Sosial
- Periode Pengelolaan Lingkungan Hidup
Dilakukan selama stadion dioperasikan
- Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup
a. Instansi Pelaksana
Pemrakarsa
b. Instansi Pengawas
Penanggungjawab proyek (kontraktor)
c. Instansi Penerima Laporan
Lurah Banjar Rejo dan Lurah Sumber Agung dan Badan Lingkungan
Hidup Kabupaten Lamongan
h. Timbulan Sampah Domestik
- Dampak Lingkungan yang Dikelola
Peningkatan Timbulan sampah domestik
- Sumber Dampak
Aktifitas Penggunaan Stadion
- Indikator Keberhasilan Pengelolaan Lingkungan Hidup
Volume dan komposisi timbulan sampah serta sistem
pengelolaannya selama tahap konstruksi stadion sepak bola “
Stadion Lamong”
- Bentuk Pengelolaan Lingkungan Hidup
Pendekatan Teknologi :
1. Melakukan penanganan sampah secara sistematis mengenai
pewadahan dan pengangkutan ke TPS setempat
2. Memasang petunjuk larangan membuang sampah sembarangan
Pendekatan Sosial-Ekonomi:
Menginformasikan kepada masyarakat tentang dampak peningkatan
timbulan sampah dan pengelolaannya
Pendekatan Instansi:
Koordinasi dengan Dinas Pekerjaan Umum dan BLH Kabupaten
Lamongan
- Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup
Batas proyek
- Periode Pengelolaan Lingkungan Hidup
Selama proses pekerjaan berlangsung hingga selesai
- Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup
a. Instansi Pelaksana
Pemrakarsa
b. Instansi Pengawas
Dinas Pekerjaan Umum Bidang Pertamanan dan Persampahan
Kabupaten Lamongan
c. Instansi Penerima Laporan
Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kabupaten Lamongan dan BLH
Jawa Timur
i. Timbulan Limbah Cair Domestik
- Dampak Lingkungan yang Dikelola
Peningkatan volume limbah cair domestik
- Sumber Dampak
Aktifitas Penggunaan Stadion
- Indikator Keberhasilan Pengelolaan Lingkungan Hidup
karakteristik limbah cair dan pengendaliaannya disesuaikan dengan
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No.112/MenLH/VII/2003 tentang
Baku Mutu Kualitas Air Limbah Domestik
- Bentuk Pengelolaan Lingkungan Hidup
Pendekatan Teknologi :
Menyediakan sistem air buangan dan sanitasi MCK yang memadai,
Membangun Septic Tank
Pendekatan Sosial-Ekonomi:
Menginformasikan kepada masyarakat tentang dampak peningkatan
volume limbah cair domestik
Pendekatan Instansi :
Koordninasi dengan BLH Kabupaten Lamongan
- Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup
Septic tank dan IPAL
- Periode Pengelolaan Lingkungan Hidup
Dilakukan selama pekerjaan dilakukan hingga selesai
- Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup
a. Instansi Pelaksana
Pemrakarsa
b. Instansi Pengawas
BLH Kabupaten Lamongan (Staff Bidang Pengawasan dan
Pengendalian Lingkungan)
c. Instansi Penerima Laporan
Lurah Banjar Rejo dan Lurah Sumber Agung, Camat, Bupati
Lamongan, dan Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Lamongan
Tabel 2.1 Matriks Arahan Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL) Dampak Penting
No.
Dampak Lingkung
an Yang Dikelola
Sumber
Dampak
Indikator Keberhasilan Pengelolaan Lingkungan
Hidup
Bentuk Pengelolaan Lingkungan HidupLokasi Pengelo
laan Lingkungan
Hidup
Periode
Pengelolaan Lingkungan Hidup
Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup
Pendekatan Teknologi
Pendekatan Sosial
Ekonomi
Pendekatan Instit
usi
Instansi
Pelaksana
Instansi Pengawas
Instansi
Penerima Laporan
Dampak Penting yang DikelolaI. Tahap PraKonstruksi
Peningkatan Peluang Kerja Pada Proyek
Sosialisasi
Jumlah tenaga kerja yang direkrut selama tahap prakonstruksi stadion sepak bola “ Stadion Lamong”
Menginformasikan kepada
masyarakat mengenai lowongan
pekerjaan apa saja yang
tersedia dengan kriteria-kriteria
nya
Koordinasi
dengan RT/R
W setempat dan Bupati Kabupaten
Lamongan
Stadion
Selama stadion masih
dioperasikan
Pemrakarsa
Lurah Banjar
Rejo dan Lurah
Sumber Agung
Bupati
Lamongan
Peningkatan Peluang Usaha Disekitar Lokasi
Jumlah tenaga kerja yang direkrut selama tahap prakonstruksi stadion sepak bola “ Stadion Lamong”
Penyediaan stan atau tenda untuk
berjualan
Menginformasikan kepada
masyarakat mengenai
peluang usaha apa saja yang
tersedia dengan persyaratan-
persyaratannya
Koordinasi
dengan RT/R
W setempat dan Lurah
Stadion dan
sekitarnya
(radius 50
meter)
Selama Stadion masih
dioperasikan
Pemrakarsa
Lurah Banjar
Rejo dan Lurah
Sumber Agung
Gubernur
Lamongan
II. Tahap Konstruksi
Penurunan Jumlah Flora
Pembersihan Lahan
Jumlah dan Jenis flora tetap baik sebagaimana bila tanpa proyek
Pembudidayaan flora dan
penggunaan teknologi-teknologi
holtikultura
Menginformasikan kepada
masyarakat mengenai
kemungkinan terjadinya penurunan
jumlah flora akibat
pelaksanaan proyek
Koordinasi
dengan RT/R
W setempat dan BLH
Kabupaten
Lamongan
Batas ekologis proyek
Sejak kegiata
n pembersihan lahan
hingga 6 bulan operasi
Pemrakarsa
BLH Kabupaten Lamongan
(Staff Bidang
Pengawasan dan
Pengendalian
Lingkungan)
Lurah Banjar Rejo
dan Lurah Sumb
er Agung dan Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Lamongan
Penur Jumlah dan Jenis Penangkaran Menginformasik Koordi Batas Sejak Pe BLH Lurah
unan Jumlah Fauna
fauna tetap baik sebagaimana bila tanpa proyek
hewan dilindungi dan
mengembangbiakkan hewan-hewan yang
produktif maupun bersifat
ekonomis
an kepada masyarakat mengenai
kemungkinan terjadinya penurunan
jumlah fauna akibat
pelaksanaan proyek
nasi dengan RT/R
W setemp
at, Lurah,
dan BLH
Kabupaten
Lamongan
ekologis proyek
kegiatan
pembersihan lahan
hingga 12
bulan operasi
mrakarsa
Kabupaten Lamongan
(Staff Bidang
Pengawasan dan
Pengendalian
Lingkungan)
Banjar Rejo
dan Lurah Sumb
er Agung dan Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Lamongan
Penurunan Kualitas Air Permukaan
Pembanguna
n Basecamp
Parameter yang digunakan adalah Peraturan Daerah
Provinsi Jawa Timur No. 2 tahun 2008
tentang Pengelolaan Kualitas Air dan
Pengendalian Pencemaran Air di
Provinsi Jawa Timur
Menyediakan sistem air
buangan dan sanitasi MCK
yang memadai, Membangun Septic Tank
Menginformasikan kepada
masyarakat tentang dampak
penurunan kualitas badan
air
Koordinasi
dengan RT/R
W setemp
at, Lurah,
dan BLH
Kabupaten
Lamongan
Septic Tank dan
IPAL
Dilakukan
selama baseca
mp dioperasikan
Pemrakarsa
BLH Kabupaten Lamongan
(Staff Bidang
Pengawasan dan
Pengendalian
Lingkungan)
Lurah Banjar Rejo
dan Lurah Sumb
er Agun
g, Cama
t, Bupati, dan Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Lamongan
Peningkatan Timbulan Limbah Cair Domestik
karakteristik limbah cair dan
pengendaliaannya disesuaikan dengan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup
No.112/MenLH/VII/2003 tentang Baku Mutu Kualitas Air Limbah Domestik
Menyediakan sistem air
buangan dan sanitasi MCK
yang memadai, Membangun Septic Tank
Menginformasikan kepada
masyarakat tentang dampak
peningkatan volume limbah cair domestik
Koordninasi
dengan BLH
Kabupaten
Lamongan
Septic Tank dan
IPAL
Dilakukan
selama baseca
mp dioperasikan
Pemrakarsa
BLH Kabupaten Lamongan
(Staff Bidang
Pengawasan dan
Pengendalian
Lingkungan)
Lurah Banjar Rejo
dan Lurah Sumb
er Agun
g, Cama
t, Bupat
i Lamongan, dan
Badan Lingk
ungan Hidup Kabupaten Lamongan
Penurunan Keamanan dan Ketertiban Masyarakat
Mobilisasi
Tenaga
Kerja
Tidak adanya tindak kriminal yang meresahkan
masyarakat diarea sekitar proyek
Meminta kepada seluruh
tenaga kerja untuk tidak mengemudi
dengan mengebut
Meminta kepada seluruh
tenaga kerja untuk
berperilaku sopan kepada
warga
Koordinasi
dengan RT/R
W setemp
at
Batas Sosial
Dilakukan
selama tahap
konstruksi
berlangsung
Pemrakarsa
Penanggungjawab proyek
(kontraktor)
Lurah Banjar Rejo
dan Lurah Sumb
er Agung dan Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Lamongan
Kerusakan jalan dan sarana lain
Mobilisasi
Peralatan dan
Material
Tidak adanya kerusakan jalan yang terjadi atau persentase luas permukaan jalan yang rusak terhadap keseluruhan bagian jalan yang ditinjau dengan nilai skala kerusakan jalan:> 50% kerusakan jalan = 140%-50% kerusakan jalan =220%-40% kerusakan jalan = 36%-20% kerusakan jalan = 4<5% kerusakan jalan = 5
1. Menyesuaikan kapasitas kendaraan pengangkut dengan kelas jalan yang dilalui agar tidak menimbulkan kerusakan jalan,2. Melakukan perbaikan dengan segera setiap kali ada kerusakan jalan
Meminta masyarakat
untuk berhati-hati dalam berkendara
selama kegiatan berlangsung dan
member masyarakat jalan alternative bila memungkinkan
Koordinasi
dengan Dinas
Pekerjaan
Umum Kabupaten
Lamongan
Di sepanjang jalan lokasi proyek yang
menjadi akses
alat berat atau truk pengang
kut material menuju lokasi proyek dan di sekitar area
proyek dengan jarak radius 500
meter dari
lokasi proyek
Dilakukan satu
kali setiap
kegiatan
mobilisasi
peralatan dan
material berlang
sung-
Institusi Pengelo
laan Lingkungan
Hidup
Pemrakarsa
Dinas Pekerjaan
Umum Kabupaten Lamongan
Lurah Banjar Rejo dan
Lurah Sumb
er Agung dan Dinas
PU Kabupaten
Lamongan
Peningkatan Intensitas Kebisi
Kondisi kualitas kebisingan yang terukur masih sesuai dengan baku mutu kebisingan menurut
1. Pengaturan arus lalu lintas sehingga kegiatan demobilisasi
pengaturan kesepakatan
dengan perwakilan masyarakat
Melakukan
koordinasi
dengan
Pada area
proyek dan
kegiatan
Satu kali
setiap kegiata
n
Pemrakarsa
Dishub Kabupaten Lamongan
Bupati dan BLH Kabu
ngan
Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No. 48/MENLH/11/1996 tentang Baku Mutu Tingkat Kebisingan
peralatan tidak menimbulkan kebisingan akibat kemacetan2. Rute demobilisasi diupayakan melewati jalan tol, bukan melewati jalan pemukiman
terkena dampak tentang
pengaturan waktu
demobilisasi peralatan jika
harus melewati jalan
pemukiman
Dishub Kabupaten
Lamongan dan
Polsek setemp
at dalam
hal pengaturan lalin
terdekat proyek hingga radius 50-100 meter
mobilisasi
peralatan
berlangsung.
paten Lamongan
10
Penurunan Kualitas Udara
Kualitas udara tidak mengalami penurunan dan tetap di bawah baku mutu kualitas udara berdasarkan Peraturan Gubernur Jatim No. 10 Tahun 2009 tentang Baku Mutu Udara Ambien dan Sumber Tidak Bergerak di Jawa Timur
1. Penyiraman atau pembasahan pada area di area proyek,2. Pemagaran keliling area proyek dengan ketinggian minimal 1,5 - 2,0 meter
Menginformasikan kepada
warga sekitar akan
kemungkinan adanya
penurunan kualitas udara akibat kegiatan
mobilisasi peralatan dan
material
Koordinasi
dengan RT/R
W setempat dan BLH
Kabupaten
Lamongan
Pada area
proyek dan
kegiatan terdekat proyek hingga radius
50 - 100 meter
Periode pengelo
laan dilakukan satu
kali setiap proses
penyediaan dan pengangkutan materia
l
Pemrakarsa
BLH Kabupaten Lamongan
BLH Kabupaten Lamongan dan
BLH Jawa Timur
11 Penurunan Kenyamanan berlalu lintas
Tidak adanya kemacetan di Jalan Banjaran-Balan sebagai akses keluar masuk peralatan dan material proyek , kecepatan rata-rata pengguna jalan yang melintasi jalan akses proyek tidak kurang dari 30KM/jam
1. Melakukan perbaikan dengan segera setiap kali ada kerusakan jalan,2. Penyiraman atau pembasahan pada areal di sekitar proyek,3. Pengaturan arus lalu lintas sehingga kegiatan dapat berlangsung singkat, tidak menimbulkan kemacetan sehingga akan mengakumulasi adanya emisi gas buang kendaraan
Koordinasi
dengan RT/R
W setemp
at
Di sepanjang jalan lokasi proyek yang menjadi akses alat berat atau truk pengangkut material menuju lokasi proyek dan di sekitar area proyek dengan jarak radius 500 meter dari
Periode pengelo
laan dilakukan satu
kali setiap
kegiatan
mobilisasi
peralatan dan
material
berlangsung
Pemrakarsa
Dinas PU Kabupate
n Lamongan
Bupati dan Dinas
PU Kabupaten Lamongan
lokasi proyek
12
Peningkatan Intensitas Kebisingan
Pekerjaan
Tiang pancang dan Ponda
si
Kondisi kualitas kebisingan yang
terukur masih sesuai dengan baku mutu
kebisingan menurut Keputusan Menteri Lingkungan Hidup
No. 48/MENLH/11/1996 tentang Baku Mutu Tingkat Kebisingan
Kegiatan pekerjaan tidak dilakukan pada
malam hari
pengaturan kesepakatan
dengan perwakilan masyarakat
terkena dampak tentang
pengaturan waktu pekerjaan tiang pancang dan pondasi
Koordinasi
dengan RT/R
W setemp
at
Pada area
proyek dan
kegiatan terdekat proyek hingga radius
50 - 100 meter
Selama proses pekerja
an berlang
sung
Pemrakarsa
Dinas PU Kabupate
n Lamongan
Bupati dan Dinas
PU Kabupaten Lamongan
13
Penurunan Kualitas Udara
Kualitas udara tidak mengalami
penurunan dan tetap di bawah baku mutu
kualitas udara berdasarkan
Peraturan Gubernur Jatim No. 10 Tahun 2009 tentang Baku
Mutu Udara Ambien dan Sumber Tidak Bergerak di Jawa
Timur
1. Penyiraman atau pembasahan pada areal di sekitar proyek,2. Pemagaran keliling area proyek dengan ketinggian minimal 2,0 meter
menginformasikan kepada
masyarakat akan
kemungkinan adanya
penurunan kualitas udara akibat kegiatan pekerjaan tiang
pancang dan pondasi
Pada area
proyek dan
kegiatan terdekat proyek hingga radius
50 - 100 meter
Selama proses pekerja
an berlang
sung
Pemrakarsa
BLH Kabupaten Lamongan
BLH Kabupaten Lamongan dan
BLH Jawa Timur
14
Penurunan Kualitas Air Permukaan
Parameter yang digunakan adalah Peraturan Daerah
Provinsi Jawa Timur No. 2 tahun 2008
tentang Pengelolaan Kualitas Air dan
Pengendalian Pencemaran Air di
Provinsi Jawa Timur
Menyediakan sistem air
buangan dan sanitasi MCK
yang memadai, Membangun Septic Tank,
dan pengendalian
efluen ke drainase
Menginformasikan kepada
masyarakat tentang dampak
penurunan kualitas badan
air
Koordinasi
dengan RT/R
W setemp
at, Lurah,
dan BLH
Kabupaten
Lamongan
Septic Tank dan
IPAL
Dilakukan
selama pekerja
an dilakuk
an hingga selesai
Pemrakarsa
BLH Kabupaten Lamongan
(Staff Bidang
Pengawasan dan
Pengendalian
Lingkungan)
Lurah Banjar Rejo
dan Lurah Sumb
er Agun
g, Cama
t, Bupati, dan Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Lamongan
15
Peningkatan timbulan sampah domes
Volume dan komposisi timbulan sampah serta sistem
pengelolaannya selama tahap
konstruksi stadion sepak bola “ Stadion
1. Melakukan penanganan sampah secara sistematis mengenai pewadahan dan pengangkutan
Menginformasikan kepada
masyarakat tentang dampak
peningkatan timbulan
sampah dan
Koordinasi
dengan Dinas
Pekerjaan
Umum
batas proyek
Dilakukan
selama pengerj
aan berlang
sung
Pemrakarsa
Dinas Pekerjaan
Umum Bidang
Pertamanan dan
Persampah
Badan Lingkungan Hidup (BLH
) Kabu
tik Lamong"
ke TPS setempat 2. Memasang petunjuk larangan membuang sampah sembarangan
pengelolaannya
dan BLH
Kabupaten
Lamongan
hingga selesai
an Kabupaten Lamongan
paten Lamongan dan
BLH Jawa Timur
16
Peningkatan Timbulan Limbah Cair Domestik
karakteristik limbah cair dan
pengendaliaannya disesuaikan dengan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup
No.112/MenLH/VII/2003 tentang Baku Mutu Kualitas Air Limbah Domestik
Menyediakan sistem air
buangan dan sanitasi MCK
yang memadai, Membangun Septic Tank
Menginformasikan kepada
masyarakat tentang dampak
peningkatan volume limbah cair domestik
Koordninasi
dengan BLH
Kabupaten
Lamongan
Septic Tank dan
IPAL
Dilakukan
selama pekerja
an dilakuk
an hingga selesai
Pemrakarsa
BLH Kabupaten Lamongan
(Staff Bidang
Pengawasan dan
Pengendalian
Lingkungan)
Lurah Banjar Rejo
dan Lurah Sumb
er Agun
g, Cama
t, Bupat
i Lamongan, dan
Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Lamongan
17
Peningkatan Intensitas Kebisingan
Pekerjaan
Ground
Reservoir,
Septic Tank, dan
IPAL
Kondisi kualitas kebisingan yang
terukur masih sesuai dengan baku mutu
kebisingan menurut Keputusan Menteri Lingkungan Hidup
No. 48/MENLH/11/1996 tentang Baku Mutu Tingkat Kebisingan
Kegiatan pekerjaan tidak dilakukan pada
malam hari
pengaturan kesepakatan
dengan perwakilan masyarakat
terkena dampak tentang
pengaturan waktu pekerjaan
Ground reservoir, septic tank, dan IPAL
Koordinasi
dengan RT/R
W setemp
at
Pada area
proyek dan
kegiatan terdekat proyek hingga radius
50 - 100 meter
Selama proses pekerja
an berlang
sung
Pemrakarsa
Dinas PU Kabupate
n Lamongan
Bupati dan Dinas
PU Kabupaten Lamongan
18
Penurunan Kualitas Udara
Kualitas udara tidak mengalami
penurunan dan tetap di bawah baku mutu
kualitas udara berdasarkan
Peraturan Gubernur Jatim No. 10 Tahun 2009 tentang Baku
Mutu Udara Ambien
1. Penyiraman atau pembasahan pada areal di sekitar proyek,2. Pemagaran keliling area proyek dengan ketinggian minimal 2,0
menginformasikan kepada
masyarakat akan
kemungkinan adanya
penurunan kualitas udara akibat kegiatan
pekerjaan
Pada area
proyek dan
kegiatan terdekat proyek hingga radius
50 - 100
Selama proses pekerja
an berlang
sung
Pemrakarsa
BLH Kabupaten Lamongan
BLH Kabupaten Lamongan dan
BLH Jawa Timur
dan Sumber Tidak Bergerak di Jawa
Timurmeter
ground reservoir, septic tank, dan IPAL
meter
19
Penurunan Kualitas Air Permukaan
Parameter yang digunakan adalah Peraturan Daerah
Provinsi Jawa Timur No. 2 tahun 2008
tentang Pengelolaan Kualitas Air dan
Pengendalian Pencemaran Air di
Provinsi Jawa Timur
Menyediakan sistem air
buangan dan sanitasi MCK
yang memadai, Membangun
Septic Tank dan pengendalian
efluen ke drainase
Menginformasikan kepada
masyarakat tentang dampak
penurunan kualitas badan
air
Koordinasi
dengan RT/R
W setemp
at, Lurah,
dan BLH
Kabupaten
Lamongan
Septic Tank dan
IPAL
Dilakukan
selama pekerja
an dilakuk
an hingga selesai
Pemrakarsa
BLH Kabupaten Lamongan
(Staff Bidang
Pengawasan dan
Pengendalian
Lingkungan)
Lurah Banjar Rejo
dan Lurah Sumb
er Agun
g, Cama
t, Bupati, dan Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Lamongan
20
Peningkatan timbulan sampah domestik
Volume dan komposisi timbulan sampah serta sistem
pengelolaannya selama tahap
konstruksi stadion sepak bola “ Stadion
Lamong"
1. Melakukan penanganan sampah secara sistematis mengenai pewadahan dan pengangkutan ke TPS setempat 2. Memasang petunjuk larangan membuang sampah sembarangan
Menginformasikan kepada
masyarakat tentang dampak
peningkatan timbulan
sampah dan pengelolaannya
Koordinasi
dengan Dinas
Pekerjaan
Umum dan
BLH Kabupaten
Lamongan
batas proyek
Dilakukan
selama pengerj
aan berlang
sung hingga selesai
Pemrakarsa
Dinas Pekerjaan
Umum Bidang
Pertamanan dan
Persampahan
Kabupaten Lamongan
Badan Lingkungan Hidup (BLH
) Kabupaten Lamongan dan
BLH Jawa Timur
21 Peningkatan Timbulan Limbah Cair Domestik
karakteristik limbah cair dan
pengendaliaannya disesuaikan dengan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup
No.112/MenLH/VII/2003 tentang Baku Mutu Kualitas Air Limbah Domestik
Menyediakan sistem air
buangan dan sanitasi MCK
yang memadai, Membangun Septic Tank
Menginformasikan kepada
masyarakat tentang dampak
peningkatan volume limbah cair domestik
Koordninasi
dengan BLH
Kabupaten
Lamongan
Septic Tank dan
IPAL
selama pekerja
an dilakuk
an hingga selesai
Pemrakarsa
BLH Kabupaten Lamongan
(Staff Bidang
Pengawasan dan
Pengendalian
Lingkungan)
Lurah Banjar Rejo
dan Lurah Sumb
er Agun
g, Cama
t, Bupat
i Lamongan,
dan Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Lamongan
22
Peningkatan Intensitas Kebisingan
Pekerjaan
Struktur
Bangunan
Kondisi kualitas kebisingan yang
terukur masih sesuai dengan baku mutu
kebisingan menurut Keputusan Menteri Lingkungan Hidup
No. 48/MENLH/11/1996 tentang Baku Mutu Tingkat Kebisingan
Kegiatan pekerjaan tidak dilakukan pada
malam hari
pengaturan kesepakatan
dengan perwakilan masyarakat
terkena dampak tentang
pengaturan waktu pekerjaan
Struktur Bangunan
Koordinasi
dengan RT/R
W setemp
at
Pada area
proyek dan
kegiatan terdekat proyek hingga radius
50 - 100 meter
Selama proses pekerja
an berlang
sung
Pemrakarsa
Dinas PU Kabupate
n Lamongan
Bupati dan Dinas
PU Kabupaten Lamongan
23
Penurunan Kualitas Udara
Kualitas udara tidak mengalami
penurunan dan tetap di bawah baku mutu
kualitas udara berdasarkan
Peraturan Gubernur Jatim No. 10 Tahun 2009 tentang Baku
Mutu Udara Ambien dan Sumber Tidak Bergerak di Jawa
Timur
1. Penyiraman atau pembasahan pada areal di sekitar proyek,2. Pemagaran keliling area proyek dengan ketinggian minimal 2,0 meter
menginformasikan kepada
masyarakat akan
kemungkinan adanya
penurunan kualitas udara akibat kegiatan
pekerjaan struktur
bangunan
Pada area
proyek dan
kegiatan terdekat proyek hingga radius
50 - 100 meter
Selama proses pekerja
an berlang
sung
Pemrakarsa
BLH Kabupaten Lamongan
BLH Kabupaten Lamongan dan
BLH Jawa Timur
24 Penurunan Kualitas Air Permukaan
Parameter yang digunakan adalah Peraturan Daerah
Provinsi Jawa Timur No. 2 tahun 2008
tentang Pengelolaan Kualitas Air dan
Pengendalian Pencemaran Air di
Provinsi Jawa Timur
Menyediakan sistem air
buangan dan sanitasi MCK
yang memadai, Membangun
Septic Tank dan pengendalian
efluen ke drainase
Menginformasikan kepada
masyarakat tentang dampak
penurunan kualitas badan
air
Koordinasi
dengan RT/R
W setemp
at, Lurah,
dan BLH
Kabupaten
Lamongan
Septic Tank dan
IPAL
Dilakukan
selama pekerja
an dilakuk
an hingga selesai
Pemrakarsa
BLH Kabupaten Lamongan
(Staff Bidang
Pengawasan dan
Pengendalian
Lingkungan)
Lurah Banjar Rejo
dan Lurah Sumb
er Agun
g, Cama
t, Bupati, dan Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Lamongan
25
Peningkatan timbulan sampah domestik
Volume dan komposisi timbulan sampah serta sistem
pengelolaannya selama tahap
konstruksi stadion sepak bola “ Stadion
Lamong"
1. Melakukan penanganan sampah secara sistematis mengenai pewadahan dan pengangkutan ke TPS setempat 2. Memasang petunjuk larangan membuang sampah sembarangan
Menginformasikan kepada
masyarakat tentang dampak
peningkatan timbulan
sampah dan pengelolaannya
Koordinasi
dengan Dinas
Pekerjaan
Umum dan
BLH Kabupaten
Lamongan
batas proyek
Dilakukan
selama pengerj
aan berlang
sung hingga selesai
Pemrakarsa
Dinas Pekerjaan
Umum Bidang
Pertamanan dan
Persampahan
Kabupaten Lamongan
Badan Lingkungan Hidup (BLH
) Kabupaten Lamongan dan
BLH Jawa Timur
26
Peningkatan Timbulan Limbah Cair Domestik
karakteristik limbah cair dan
pengendaliaannya disesuaikan dengan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup
No.112/MenLH/VII/2003 tentang Baku Mutu Kualitas Air Limbah Domestik
Menyediakan sistem air
buangan dan sanitasi MCK
yang memadai, Membangun Septic Tank
Menginformasikan kepada
masyarakat tentang dampak
peningkatan volume limbah cair domestik
Koordninasi
dengan BLH
Kabupaten
Lamongan
Septic Tank dan
IPAL
Dilakukan
selama pekerja
an dilakuk
an hingga selesai
Pemrakarsa
BLH Kabupaten Lamongan
(Staff Bidang
Pengawasan dan
Pengendalian
Lingkungan)
Lurah Banjar Rejo
dan Lurah Sumb
er Agun
g, Cama
t, Bupat
i Lamongan, dan
Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Lamongan
27
Peningkatan Intensitas Kebisingan
Pembanguna
n Stadio
n
Kondisi kualitas kebisingan yang
terukur masih sesuai dengan baku mutu
kebisingan menurut Keputusan Menteri Lingkungan Hidup
No. 48/MENLH/11/1996 tentang Baku Mutu Tingkat Kebisingan
Kegiatan pekerjaan tidak dilakukan pada
malam hari
pengaturan kesepakatan
dengan perwakilan masyarakat
terkena dampak tentang
pengaturan waktu
pembangunan stadion
Koordinasi
dengan RT/R
W setemp
at
Pada area
proyek dan
kegiatan terdekat proyek hingga radius
50 - 100 meter
Selama proses pekerja
an berlang
sung
Pemrakarsa
Dinas PU Kabupaten Lamongan
Bupati dan Dinas
PU Kabupaten Lamongan
28
Penurunan Kualitas
Kualitas udara tidak mengalami
penurunan dan tetap di bawah baku mutu
1. Penyiraman atau pembasahan pada areal di
Pada area
proyek dan
Selama proses pekerja
an
Pemrakarsa
BLH Kabupaten Lamongan
BLH Kabupaten Lamo
Udara
kualitas udara berdasarkan
Peraturan Gubernur Jatim No. 10 Tahun 2009 tentang Baku
Mutu Udara Ambien dan Sumber Tidak Bergerak di Jawa
Timur
sekitar proyek,2. Pemagaran keliling area proyek dengan ketinggian minimal 2,0 meter
kegiatan terdekat proyek hingga radius
50 - 100 meter
berlangsung
ngan dan
BLH Jawa Timur
29
Penurunan Kualitas Air Permukaan
Parameter yang digunakan adalah Peraturan Daerah
Provinsi Jawa Timur No. 2 tahun 2008
tentang Pengelolaan Kualitas Air dan
Pengendalian Pencemaran Air di
Provinsi Jawa Timur
Menyediakan sistem air
buangan dan sanitasi MCK
yang memadai, Membangun Septic Tank
Menginformasikan kepada
masyarakat tentang dampak
penurunan kualitas badan
air
Koordinasi
dengan RT/R
W setemp
at, Lurah,
dan BLH
Kabupaten
Lamongan
Septic Tank dan
IPAL
Dilakukan
selama pekerja
an dilakuk
an hingga selesai
Pemrakarsa
BLH Kabupaten Lamongan
(Staff Bidang
Pengawasan dan
Pengendalian
Lingkungan)
Lurah Banjar Rejo
dan Lurah Sumb
er Agun
g, Cama
t, Bupati, dan Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Lamongan
30
Peningkatan timbulan sampah domestik
Volume dan komposisi timbulan sampah serta sistem
pengelolaannya selama tahap
konstruksi stadion sepak bola “ Stadion
Lamong"
1. Melakukan penanganan sampah secara sistematis mengenai pewadahan dan pengangkutan ke TPS setempat 2. Memasang petunjuk larangan membuang sampah sembarangan
Menginformasikan kepada
masyarakat tentang dampak
peningkatan timbulan
sampah dan pengelolaannya
Koordinasi
dengan Dinas
Pekerjaan
Umum dan
BLH Kabupaten
Lamongan
batas proyek
Dilakukan
selama pengerj
aan berlang
sung hingga selesai
Pemrakarsa
Dinas Pekerjaan
Umum Bidang
Pertamanan dan
Persampahan
Kabupaten Lamongan
Badan Lingkungan Hidup (BLH
) Kabupaten Lamongan dan
BLH Jawa Timur
31
Peningkatan Timbulan Limbah Cair Domestik
karakteristik limbah cair dan
pengendaliaannya disesuaikan dengan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup
No.112/MenLH/VII/2003 tentang Baku Mutu Kualitas Air
Menyediakan sistem air
buangan dan sanitasi MCK
yang memadai, Membangun Septic Tank
Menginformasikan kepada
masyarakat tentang dampak
peningkatan volume limbah cair domestik
Koordninasi
dengan BLH
Kabupaten
Lamongan
Septic Tank dan
IPAL
Dilakukan
selama pekerja
an dilakuk
an hingga selesai
Pemrakarsa
BLH Kabupaten Lamongan
(Staff Bidang
Pengawasan dan
Pengendalian
Lurah Banjar Rejo
dan Lurah Sumb
er Agun
g,
Limbah DomestikLingkunga
n)
Camat,
Bupati
Lamongan, dan
Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Lamongan
32
Peningkatan Intensitas Kebisingan
Perpipaan,
Mechanical, Electri
cal dan
Finishing
Kondisi kualitas kebisingan yang
terukur masih sesuai dengan baku mutu
kebisingan menurut Keputusan Menteri Lingkungan Hidup
No. 48/MENLH/11/1996 tentang Baku Mutu Tingkat Kebisingan
Kegiatan pekerjaan tidak dilakukan pada
malam hari
pengaturan kesepakatan
dengan perwakilan masyarakat
terkena dampak tentang
pengaturan waktu pekerjaan
perpipaan, mechanical,
electrical, dan finishing
Koordinasi
dengan RT/R
W setemp
at
Pada area
proyek dan
kegiatan terdekat proyek hingga radius
50 - 100 meter
Selama proses pekerja
an berlang
sung
Pemrakarsa
Dinas PU Kabupaten Lamongan
Bupati dan Dinas
PU Kabupaten Lamongan
33
Penurunan Kualitas Udara
Kualitas udara tidak mengalami
penurunan dan tetap di bawah baku mutu
kualitas udara berdasarkan
Peraturan Gubernur Jatim No. 10 Tahun 2009 tentang Baku
Mutu Udara Ambien dan Sumber Tidak Bergerak di Jawa
Timur
1. Penyiraman atau pembasahan pada areal di sekitar proyek,2. Pemagaran keliling area proyek dengan ketinggian minimal 2,0 meter
menginformasikan kepada
masyarakat akan
kemungkinan adanya
penurunan kualitas udara akibat kegiatan
pekerjaan perpipaan,
mechanical, electrical, dan
finishing
Pada area
proyek dan
kegiatan terdekat proyek hingga radius
50 - 100 meter
Selama proses pekerja
an berlang
sung
Pemrakarsa
BLH Kabupaten Lamongan
BLH Kabupaten Lamongan dan
BLH Jawa Timur
34 Penurunan Kualitas Air Permukaan
Parameter yang digunakan adalah Peraturan Daerah
Provinsi Jawa Timur No. 2 tahun 2008
tentang Pengelolaan Kualitas Air dan
Pengendalian Pencemaran Air di
Provinsi Jawa Timur
Menyediakan sistem air
buangan dan sanitasi MCK
yang memadai, Membangun Septic Tank
Menginformasikan kepada
masyarakat tentang dampak
penurunan kualitas badan
air
Koordinasi
dengan RT/R
W setemp
at, Lurah,
dan BLH
Kabupaten
Septic Tank dan
IPAL
Dilakukan
selama pekerja
an dilakuk
an hingga selesai
Pemrakarsa
BLH Kabupaten Lamongan
(Staff Bidang
Pengawasan dan
Pengendalian
Lingkungan)
Lurah Banjar Rejo
dan Lurah Sumb
er Agun
g, Cama
t, Bupat
Lamongan
i, dan Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Lamongan
35
Peningkatan timbulan sampah domestik
Volume dan komposisi timbulan sampah serta sistem
pengelolaannya selama tahap
konstruksi stadion sepak bola “ Stadion
Lamong"
1. Melakukan penanganan sampah secara sistematis mengenai pewadahan dan pengangkutan ke TPS setempat 2. Memasang petunjuk larangan membuang sampah sembarangan
Menginformasikan kepada
masyarakat tentang dampak
peningkatan timbulan
sampah dan pengelolaannya
Koordinasi
dengan Dinas
Pekerjaan
Umum dan
BLH Kabupaten
Lamongan
batas proyek
Dilakukan
selama pengerj
aan berlang
sung hingga selesai
Pemrakarsa
Dinas Pekerjaan
Umum Bidang
Pertamanan dan
Persampahan
Kabupaten Lamongan
Badan Lingkungan Hidup (BLH
) Kabupaten Lamongan dan
BLH Jawa Timur
36
Peningkatan Timbulan Limbah Cair Domestik
karakteristik limbah cair dan
pengendaliaannya disesuaikan dengan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup
No.112/MenLH/VII/2003 tentang Baku Mutu Kualitas Air Limbah Domestik
Menyediakan sistem air
buangan dan sanitasi MCK
yang memadai, Membangun Septic Tank
Menginformasikan kepada
masyarakat tentang dampak
peningkatan volume limbah cair domestik
Koordninasi
dengan BLH
Kabupaten
Lamongan
Septic Tank dan
IPAL
Dilakukan
selama pekerja
an dilakuk
an hingga selesai
Pemrakarsa
BLH Kabupaten Lamongan
(Staff Bidang
Pengawasan dan
Pengendalian
Lingkungan)
Lurah Banjar Rejo
dan Lurah Sumb
er Agun
g, Cama
t, Bupat
i Lamongan, dan
Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Lamongan
37
Peningkatan Intensitas Kebisingan
Pembanguna
n Jalan, Areal Parkir
Kondisi kualitas kebisingan yang
terukur masih sesuai dengan baku mutu
kebisingan menurut Keputusan Menteri
Kegiatan pekerjaan tidak dilakukan pada
malam hari
pengaturan kesepakatan
dengan perwakilan masyarakat
terkena dampak
Koordinasi
dengan RT/R
W setemp
Pada area
proyek dan
kegiatan terdekat
Selama proses pekerja
an berlang
sung
Pemrakarsa
Dinas PU Kabupaten Lamongan
Bupati dan Dinas
PU Kabupaten
dan Draina
seLingkungan Hidup
No. 48/MENLH/11/1996 tentang Baku Mutu Tingkat Kebisingan
tentang pengaturan
waktu pekerjaan pembangunan
jalan, areal parkir, dan drainase
at
proyek hingga radius
50 - 100 meter
Lamongan
38
Penurunan Kualitas Udara
Kualitas udara tidak mengalami
penurunan dan tetap di bawah baku mutu
kualitas udara berdasarkan
Peraturan Gubernur Jatim No. 10 Tahun 2009 tentang Baku
Mutu Udara Ambien dan Sumber Tidak Bergerak di Jawa
Timur
1. Penyiraman atau pembasahan pada areal di sekitar proyek,2. Pemagaran keliling area proyek dengan ketinggian minimal 2,0 meter
menginformasikan kepada
masyarakat akan
kemungkinan adanya
penurunan kualitas udara akibat kegiatan Pembangunan Jalan, Areal Parkir dan Drainase
Pada area
proyek dan
kegiatan terdekat proyek hingga radius
50 - 100 meter
Selama proses pekerja
an berlang
sung
Pemrakarsa
BLH Kabupaten Lamongan
BLH Kabupaten Lamongan dan
BLH Jawa Timur
39
Penurunan Kualitas Air Permukaan
Parameter yang digunakan adalah Peraturan Daerah
Provinsi Jawa Timur No. 2 tahun 2008
tentang Pengelolaan Kualitas Air dan
Pengendalian Pencemaran Air di
Provinsi Jawa Timur
Menyediakan sistem air
buangan dan sanitasi MCK
yang memadai, Membangun Septic Tank
Menginformasikan kepada
masyarakat tentang dampak
penurunan kualitas badan
air
Koordinasi
dengan RT/R
W setemp
at, Lurah,
dan BLH
Kabupaten
Lamongan
Septic Tank dan
IPAL
Dilakukan
selama pekerja
an dilakuk
an hingga selesai
Pemrakarsa
BLH Kabupaten Lamongan
(Staff Bidang
Pengawasan dan
Pengendalian
Lingkungan)
Lurah Banjar Rejo
dan Lurah Sumb
er Agun
g, Cama
t, Bupati, dan Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Lamongan
40 Peningkatan timbulan sampah domestik
Volume dan komposisi timbulan sampah serta sistem
pengelolaannya selama tahap
konstruksi stadion sepak bola “ Stadion
Lamong"
1. Melakukan penanganan sampah secara sistematis mengenai pewadahan dan pengangkutan ke TPS setempat 2. Memasang petunjuk larangan membuang
Menginformasikan kepada
masyarakat tentang dampak
peningkatan timbulan
sampah dan pengelolaannya
Koordinasi
dengan Dinas
Pekerjaan
Umum dan
BLH Kabupaten
Lamongan
batas proyek
Dilakukan
selama pengerj
aan berlang
sung hingga selesai
Pemrakarsa
Dinas Pekerjaan
Umum Bidang
Pertamanan dan
Persampahan
Kabupaten Lamongan
Badan Lingkungan Hidup (BLH
) Kabupaten Lamongan dan
BLH Jawa
sampah sembarangan
Timur
41
Peningkatan Timbulan Limbah Cair Domestik
karakteristik limbah cair dan
pengendaliaannya disesuaikan dengan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup
No.112/MenLH/VII/2003 tentang Baku Mutu Kualitas Air Limbah Domestik
Menyediakan sistem air
buangan dan sanitasi MCK
yang memadai, Membangun Septic Tank
Menginformasikan kepada
masyarakat tentang dampak
peningkatan volume limbah cair domestik
Koordninasi
dengan BLH
Kabupaten
Lamongan
Septic Tank dan
IPAL
Dilakukan
selama pekerja
an dilakuk
an hingga selesai
Pemrakarsa
BLH Kabupaten Lamongan
(Staff Bidang
Pengawasan dan
Pengendalian
Lingkungan)
Lurah Banjar Rejo
dan Lurah Sumb
er Agun
g, Cama
t, Bupat
i Lamongan, dan
Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Lamongan
42
Kerusakan jalan dan sarana lain
Demobilisas
i Perala
tan
Tidak adanya kerusakan jalan yang
terjadi atau persentase luas
permukaan jalan yang rusak terhadap
keseluruhan bagian jalan yang ditinjau dengan nilai skala kerusakan jalan:
> 50% kerusakan jalan = 1, 40%-50% kerusakan jalan =2, 20%-40% kerusakan jalan = 3, 6%-20%
kerusakan jalan = 4, <5% kerusakan jalan
= 5
1. Menyesuaikan kapasitas kendaraan pengangkut dengan kelas jalan yang dilalui agar tidak menimbulkan kerusakan jalan,2. Melakukan perbaikan dengan segera setiap kali ada kerusakan jalan
Meminta masyarakat
untuk berhati-hati dalam berkendara
selama kegiatan berlangsung dan
member masyarakat jalan alternative bila memungkinkan
Koordinasi
dengan Dinas
Pekerjaan
Umum Kabupaten
Lamongan
Di sepanjang jalan lokasi proyek yang
menjadi akses
alat berat atau truk pengang
kut material menuju lokasi proyek dan di sekitar area
proyek dengan jarak radius 500
meter dari
lokasi proyek
Dilakukan satu
kali setiap
kegiatan
mobilisasi
peralatan dan
material berlang
sung-
Institusi Pengelo
laan Lingkungan
Hidup
Pemrakarsa
Dinas Pekerjaan
Umum Kabupaten Lamongan
Lurah Banjar Rejo dan
Lurah Sumb
er Agung dan Dinas
PU Kabupaten
Lamongan
43Peningkatan
Kondisi kualitas kebisingan yang
Kegiatan pekerjaan tidak
pengaturan kesepakatan
Koordinasi
Pada area
Selama proses
Pemr
Dinas PU Kabupaten
Bupati dan
Intensitas Kebisingan
terukur masih sesuai dengan baku mutu
kebisingan menurut Keputusan Menteri Lingkungan Hidup
No. 48/MENLH/11/1996 tentang Baku Mutu Tingkat Kebisingan
dilakukan pada malam hari
dengan perwakilan masyarakat
terkena dampak tentang
pengaturan waktu
demobilisasi peralatan
dengan RT/R
W setemp
at
proyek dan
kegiatan terdekat proyek hingga radius
50 - 100 meter
pekerjaan
berlangsung
akarsa
Lamongan
Dinas PU
Kabupaten Lamongan
44
Penurunan Kualitas Udara
Kualitas udara tidak mengalami
penurunan dan tetap di bawah baku mutu
kualitas udara berdasarkan
Peraturan Gubernur Jatim No. 10 Tahun 2009 tentang Baku
Mutu Udara Ambien dan Sumber Tidak Bergerak di Jawa
Timur
1. Penyiraman atau pembasahan pada areal di sekitar proyek,2. Pemagaran keliling area proyek dengan ketinggian minimal 2,0 meter
menginformasikan kepada
masyarakat akan
kemungkinan adanya
penurunan kualitas udara
akibat kegiatanDemobilisasi Peralatan
Pada area
proyek dan
kegiatan terdekat proyek hingga radius
50 - 100 meter
Selama proses pekerja
an berlang
sung
Pemrakarsa
BLH Kabupaten Lamongan
BLH Kabupaten Lamongan dan
BLH Jawa Timur
45
Penurunan Kenyamanan Berlalulintas
Tidak adanya kemacetan di Jalan Banjaran-Balan sebagai akses keluar masuk peralatan dan material proyek , kecepatan rata-rata pengguna jalan yang melintasi jalan akses proyek tidak kurang dari 30KM/jam
1. Melakukan perbaikan dengan segera setiap kali ada kerusakan jalan,2. Penyiraman atau pembasahan pada areal di sekitar proyek,3. Pengaturan arus lalu lintas sehingga kegiatan dapat berlangsung singkat, tidak menimbulkan kemacetan sehingga akan mengakumulasi adanya emisi gas buang kendaraan
Koordinasi
dengan RT/R
W setemp
at
Di sepanjang jalan lokasi proyek yang menjadi akses alat berat atau truk pengangkut material menuju lokasi proyek dan di sekitar area proyek dengan jarak radius 500 meter dari lokasi proyek
Periode pengelo
laan dilakukan satu
kali setiap
kegiatan
mobilisasi
peralatan dan
material
berlangsung
Pemrakarsa
Dinas PU Kabupaten Lamongan
Bupati dan Dinas
PU Kabupaten Lamongan
III. Tahap Operasi
46
Penurunan Kualitas Air Permukaan
Aktivitas
Penggunaan Stadio
n
Parameter yang digunakan adalah Peraturan Daerah
Provinsi Jawa Timur No. 2 tahun 2008
tentang Pengelolaan Kualitas Air dan
Pengendalian Pencemaran Air di
Provinsi Jawa Timur
Menyediakan sistem air
buangan dan sanitasi MCK
yang memadai, Membangun Septic Tank
Menginformasikan kepada
masyarakat tentang dampak
penurunan kualitas badan
air
Koordinasi
dengan RT/R
W setemp
at, Lurah,
dan BLH
Kabupaten
Lamongan
Septic Tank dan
IPAL
Dilakukan
selama pekerja
an dilakuk
an hingga selesai
Pemrakarsa
BLH Kabupaten Lamongan
(Staff Bidang
Pengawasan dan
Pengendalian
Lingkungan)
Lurah Banjar Rejo
dan Lurah Sumb
er Agun
g, Cama
t, Bupati, dan Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Lamongan
47
Peningkatan Peluang Kerja Pada Proyek Jumlah tenaga kerja
yang direkrut selama tahap prakonstruksi stadion sepak bola “ Stadion Lamong”
Menginformasikan kepada
masyarakat mengenai lowongan
pekerjaan apa saja yang
tersedia dengan kriteria-kriteria
nya
Koordinasi
dengan RT/R
W setempat dan Bupati Kabupaten
Lamongan
Stadion
Selama stadion masih
dioperasikan
Pemrakarsa
Lurah Banjar
Rejo dan Lurah
Sumber Agung
Bupati
Lamongan
48
Peningkatan Peluang Usaha Disekitar Lokasi
Penyediaan stan atau tenda untuk
berjualan
Menginformasikan kepada
masyarakat mengenai
peluang usaha apa saja yang
tersedia dengan persyaratan-
persyaratannya
Koordinasi
dengan RT/R
W setempat dan Lurah
Stadion dan
sekitarnya
(radius 50
meter)
Selama Stadion masih
dioperasikan
Pemrakarsa
Lurah Banjar
Rejo dan Lurah
Sumber Agung
Gubernur
Lamongan
49
Penurunan Kenyamanan Berlalulintas
Tidak adanya kemacetan di Jalan
Banjaran-Balan sebagai akses keluar masuk peralatan dan
material proyek , kecepatan rata-rata
pengguna jalan yang melintasi jalan akses proyek tidak kurang
dari 30KM/jam
1. Melakukan perbaikan dengan segera setiap kali ada kerusakan jalan,2. Penyiraman atau pembasahan pada areal di sekitar proyek,3. Pengaturan
Koordinasi
dengan RT/R
W setemp
at
Di sepanjang jalan lokasi proyek yang menjadi akses alat berat atau truk
Periode pengelo
laan dilakuk
an selama stadion dioperasikan
Pemrakarsa
Dinas PU Kabupaten Lamongan
Bupati dan Dinas
PU Kabupaten Lamongan
arus lalu lintas sehingga kegiatan dapat berlangsung singkat, tidak menimbulkan kemacetan sehingga akan mengakumulasi adanya emisi gas buang kendaraan
pengangkut material menuju lokasi proyek dan di sekitar area proyek dengan jarak radius 500 meter dari lokasi proyek
50
Penurunan Keamanan dan Ketertiban Masyarakat
Tidak adanya tindak kriminal yang meresahkan
masyarakat diarea sekitar proyek
Meminta kepada seluruh
tenaga kerja untuk tidak mengemudi
dengan mengebut
Meminta kepada seluruh
tenaga kerja untuk
berperilaku sopan kepada
warga
Koordinasi
dengan RT/R
W setemp
at
batas sosial
Dilakukan
selama stadion dioperasikan
Pemrakarsa
Penanggungjawab proyek
(kontraktor)
Lurah Banjar Rejo
dan Lurah Sumb
er Agung dan Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Lamongan
51
Peningkatan Timbulan Sampah Domestik
Volume dan komposisi timbulan sampah serta sistem
pengelolaannya selama tahap
konstruksi stadion sepak bola “ Stadion
Lamong"
1. Melakukan penanganan sampah secara sistematis mengenai pewadahan dan pengangkutan ke TPS setempat 2. Memasang petunjuk larangan membuang sampah sembarangan
Menginformasikan kepada
masyarakat tentang dampak
peningkatan timbulan
sampah dan pengelolaannya
Koordinasi
dengan Dinas
Pekerjaan
Umum dan
BLH Kabupaten
Lamongan
Batas proyek
Dilakukan
selama pengerj
aan berlang
sung hingga selesai
Pemrakarsa
Dinas Pekerjaan
Umum Bidang
Pertamanan dan
Persampahan
Kabupaten Lamongan
Badan Lingkungan Hidup (BLH
) Kabupaten Lamongan dan
BLH Jawa Timur
52
Peningkatan Timbulan
karakteristik limbah cair dan
pengendaliaannya disesuaikan dengan
Menyediakan sistem air
buangan dan sanitasi MCK
Menginformasikan kepada
masyarakat tentang dampak
Koordninasi
dengan BLH
Septic Tank dan
IPAL
Dilakukan
selama pekerja
Pemrakarsa
BLH Kabupaten Lamongan
(Staff
Lurah Banjar Rejo
dan
Limbah Cair Domestik
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup
No.112/MenLH/VII/2003 tentang Baku Mutu Kualitas Air Limbah Domestik
yang memadai, Membangun Septic Tank
peningkatan volume limbah cair domestik
Kabupaten
Lamongan
an dilakuk
an hingga selesai
Bidang Pengawasa
n dan Pengendali
an Lingkunga
n)
Lurah Sumb
er Agun
g, Cama
t, Bupat
i Lamongan, dan
Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Lamongan
2.2 Dampak Lain dengan SOP yang Dikelola
2.2.1 Tahap Prakonstruksi
Dampak penting yang dikelola pada tahap prakonstruksi adalah
sebagai berikut.
1. Survey Awal
a. Pro-kontra masyarakat terhadap proyek yang direncanakan
- Dampak Lingkungan yang Dikelola
Peningkatan pro-kontra masyarakat terhadap proyek yang
direncanakan
- Sumber Dampak
Survey Awal
- Indikator Keberhasilan Pengelolaan Lingkungan Hidup
1. Tidak terjadi keributan yang mengganggu
2. Mendapatkan kesepakatan bersama atau dari suara terbanyak
- Bentuk Pengelolaan Lingkungan Hidup
Pendekatan Teknologi :
Sebagaimana terlampir pada SOP Pendekatan Masyarakat untuk
menghadapi pro kontra
Pendekatan Sosial-Ekonomi : -
Pendekatan Instansi : -
- Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup
Lokasi proyek pembangunan dan tempat tinggal masyarakat
dalam lingkup batas sosial
- Periode Pengelolaan Lingkungan Hidup
Dilakukan 1 kali selama kegiatan survey berlangsung
- Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup
a. Instansi Pelaksana
Pemrakarsa
b. Instansi Pengawas
RT setempat, RW setempat, Lurah Banjar Rejo, dan Lurah
Sumber Agung
c. Instansi Penerima Laporan
BLH Kabupaten Lamongan
2. Perijinan
a. Pro-kontra masyarakat terhadap proyek yang direncanakan
- Dampak Lingkungan yang Dikelola
Peningkatan pro-kontra masyarakat terhadap proyek yang
direncanakan
- Sumber Dampak
Perijinan
- Indikator Keberhasilan Pengelolaan Lingkungan Hidup
1. Tidak terjadi keributan yang mengganggu
2. Mendapatkan kesepakatan bersama atau dari suara terbanyak
- Bentuk Pengelolaan Lingkungan Hidup
Pendekatan Teknologi :
Sebagaimana terlampir pada SOP Pendekatan Masyarakat untuk
menghadapi pro kontra
Pendekatan Sosial-Ekonomi : -
Pendekatan Instansi : -
- Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup
Lokasi proyek pembangunan dan tempat tinggal masyarakat
dalam lingkup batas sosial
- Periode Pengelolaan Lingkungan Hidup
Dilakukan 1 kali selama kegiatan perijinan berlangsung
- Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup
a. Instansi Pelaksana
Pemrakarsa
b. Instansi Pengawas
RT setempat, RW setempat, Lurah Banjar Rejo, dan Lurah
Sumber Agung
c. Instansi Penerima Laporan
BLH Kabupaten Lamongan
3. Sosialisasi
a. Pro-kontra masyarakat terhadap proyek yang direncanakan
- Dampak Lingkungan yang Dikelola
Peningkatan pro-kontra masyarakat terhadap proyek yang
direncanakan
- Sumber Dampak
Sosialisasi
- Indikator Keberhasilan Pengelolaan Lingkungan Hidup
1. Tidak terjadi keributan yang mengganggu
2. Mendapatkan kesepakatan bersama atau dari suara terbanyak
- Bentuk Pengelolaan Lingkungan Hidup
Pendekatan Teknologi :
Sebagaimana terlampir pada SOP Pendekatan Masyarakat untuk
menghadapi pro kontra
Pendekatan Sosial-Ekonomi : -
Pendekatan Instansi : -
- Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup
Lokasi proyek pembangunan dan tempat tinggal masyarakat
dalam lingkup batas sosial
- Periode Pengelolaan Lingkungan Hidup
Dilakukan 1 kali selama kegiatan sosialisasi berlangsung
- Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup
a. Instansi Pelaksana
Pemrakarsa
b. Instansi Pengawas
RT setempat, RW setempat, Lurah Banjar Rejo, dan Lurah
Sumber Agung
c. Instansi Penerima Laporan
BLH Kabupaten Lamongan
b. Kompensasi/ganti rugi kepada masyarakat
- Dampak Lingkungan yang Dikelola
Pemberian kompensasi/ganti rugi kepada masyarakat
- Sumber Dampak
Sosialisasi
- Indikator Keberhasilan Pengelolaan Lingkungan Hidup
1. Tidak terjadi keributan yang mengganggu
2. Mendapatkan kesepakatan bersama atau dari suara terbanyak
- Bentuk Pengelolaan Lingkungan Hidup
Pendekatan Teknologi :
Sebagaimana terlampir pada SOP Pendekatan Masyarakat untuk
menghadapi pro kontra
Pendekatan Sosial-Ekonomi : -
Pendekatan Instansi : -
- Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup
Lokasi proyek pembangunan dan tempat tinggal masyarakat
dalam lingkup batas sosial
- Periode Pengelolaan Lingkungan Hidup
Dilakukan 1 kali selama kegiatan sosialisasi berlangsung
- Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup
a. Instansi Pelaksana
Pemrakarsa
b. Instansi Pengawas
RT setempat, RW setempat, Lurah Banjar Rejo, dan Lurah
Sumber Agung
c. Instansi Penerima Laporan
BLH Kabupaten Lamongan
2.2.2 Tahap Konstruksi
1. Pembersihan Lahan
a. Estetika lingkungan sekitar
- Dampak Lingkungan yang Dikelola
Penurunan estetika lingkungan sekitar
- Sumber Dampak
Pembersihan Lahan
- Indikator Keberhasilan Pengelolaan Lingkungan Hidup
1. Kebersihan lingkungan terjaga
2. Tidak kehilangan manfaat vegetasi sekitar proyek
3. Tidak terdapat infrastruktur strategis yang rusak
- Bentuk Pengelolaan Lingkungan Hidup
Pendekatan Teknologi :
SOP Pendekatan Masyarakat untuk memberikan kompensasi/ganti
rugi
Pendekatan Sosial-Ekonomi :
Pendekatan Instansi :
- Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup
Batas ekologis proyek
- Periode Pengelolaan Lingkungan Hidup
Dilakukan selama pengerjaan berlangsung hingga selesai
- Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup
a. Instansi Pelaksana
Pemrakarsa
b. Instansi Pengawas
Dinas Pekerjaan Umum Bidang Pertamanan dan Persampahan
Kabupaten Lamonga
c. Instansi Penerima Laporan
Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kabupaten Lamongan dan BLH
Jawa Timur
2. Mobilisasi Peralatan dan Material
a. Estetika lingkungan sekitar
- Dampak Lingkungan yang Dikelola
Penurunan estetika lingkungan sekitar
- Sumber Dampak
Mobilisasi Peralatan dan Material
- Indikator Keberhasilan Pengelolaan Lingkungan Hidup
1. Kebersihan lingkungan terjaga
2. Tidak kehilangan manfaat vegetasi sekitar proyek
3. Tidak terdapat infrastruktur strategis yang rusak
- Bentuk Pengelolaan Lingkungan Hidup
Pendekatan Teknologi :
SOP Pendekatan Masyarakat untuk memberikan kompensasi/ganti
rugi
Pendekatan Sosial-Ekonomi : -
Pendekatan Instansi : -
- Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup
Di sepanjang jalan lokasi proyek yang menjadi akses alat berat
atau truk pengangkut material menuju lokasi proyek dan di
sekitar area proyek dengan jarak radius 500 meter dari lokasi
proyek
- Periode Pengelolaan Lingkungan Hidup
Dilakukan selama pengerjaan berlangsung hingga selesai
- Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup
a. Instansi Pelaksana
Pemrakarsa
b. Instansi Pengawas
Dinas Pekerjaan Umum Bidang Pertamanan dan Persampahan
Kabupaten Lamonga
c. Instansi Penerima Laporan
Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kabupaten Lamongan dan BLH
Jawa Timur
3. Pekerjaan Tiang Pancang dan Fondasi
a. Estetika lingkungan sekitar
- Dampak Lingkungan yang Dikelola
Penurunan estetika lingkungan sekitar
- Sumber Dampak
Pekerjaan Tiang Pancang dan Pondasi
- Indikator Keberhasilan Pengelolaan Lingkungan Hidup
1. Kebersihan lingkungan terjaga
2. Tidak kehilangan manfaat vegetasi sekitar proyek
3. Tidak terdapat infrastruktur strategis yang rusak
- Bentuk Pengelolaan Lingkungan Hidup
Pendekatan Teknologi :
SOP Pendekatan Masyarakat untuk memberikan kompensasi/ganti
rugi
Pendekatan Sosial-Ekonomi : -
Pendekatan Instansi : -
- Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup
batas proyek
- Periode Pengelolaan Lingkungan Hidup
Dilakukan selama pengerjaan berlangsung hingga selesai
- Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup
a. Instansi Pelaksana
Pemrakarsa
b. Instansi Pengawas
Dinas Pekerjaan Umum Bidang Pertamanan dan Persampahan
Kabupaten Lamongan
c. Instansi Penerima Laporan
Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kabupaten Lamongan dan BLH
Jawa Timur
b. Volume sampah sisa material
- Dampak Lingkungan yang Dikelola
Peningkatan volume sampah sisa material
- Sumber Dampak
Pekerjaan Tiang Pancang dan Pondasi
- Indikator Keberhasilan Pengelolaan Lingkungan Hidup
Volume dan komposisi timbulan sampah serta sistem
pengelolaannya selama tahap konstruksi stadion sepak bola “
Stadion Lamong”
- Bentuk Pengelolaan Lingkungan Hidup
Pendekatan Teknologi :
Sebagaimana terlampir pada SOP Penanganan Limbah Proyek
untuk mengelola limbah padat dan cair yang dihasilkan
Pendekatan Sosial-Ekonomi :
Menginformasikan kepada masyarakat tentang dampak
peningkatan timbulan sampah dan pengelolaannya
Pendekatan Instansi :
Koordinasi dengan Dinas Pekerjaan Umum dan BLH Kabupaten
Lamongan
- Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup
batas proyek
- Periode Pengelolaan Lingkungan Hidup
Dilakukan selama pengerjaan berlangsung hingga selesai
- Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup
a. Instansi Pelaksana
Pemrakarsa
b. Instansi Pengawas
Dinas Pekerjaan Umum Bidang Pertamanan dan Persampahan
Kabupaten Lamongan
c. Instansi Penerima Laporan
Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kabupaten Lamongan dan BLH
Jawa Timur
4. Pekerjaan Ground Reservoir, Septic Tank, dan IPAL
a. Estetika lingkungan sekitar
- Dampak Lingkungan yang Dikelola
Penurunan estetika lingkungan sekitar
- Sumber Dampak
Pekerjaan Ground Reservoir, Septic Tank, dan IPAL
- Indikator Keberhasilan Pengelolaan Lingkungan Hidup
1. Kebersihan lingkungan terjaga
2. Tidak kehilangan manfaat vegetasi sekitar proyek
3. Tidak terdapat infrastruktur strategis yang rusak
- Bentuk Pengelolaan Lingkungan Hidup
Pendekatan Teknologi :
SOP Pendekatan Masyarakat untuk memberikan kompensasi/ganti
rugi
Pendekatan Sosial-Ekonomi : -
Pendekatan Instansi : -
- Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup
batas proyek
- Periode Pengelolaan Lingkungan Hidup
Dilakukan selama pengerjaan berlangsung hingga selesai
- Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup
a. Instansi Pelaksana
Pemrakarsa
b. Instansi Pengawas
Dinas Pekerjaan Umum Bidang Pertamanan dan Persampahan
Kabupaten Lamongan
c. Instansi Penerima Laporan
Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kabupaten Lamongan dan BLH
Jawa Timur
b. Volume sampah sisa material
- Dampak Lingkungan yang Dikelola
Peningkatan volume sampah sisa material
- Sumber Dampak
Pekerjaan Ground Reservoir, Septic Tank, dan IPAL
- Indikator Keberhasilan Pengelolaan Lingkungan Hidup
Volume dan komposisi timbulan sampah serta sistem
pengelolaannya selama tahap konstruksi stadion sepak bola “
Stadion Lamong”
Pendekatan Teknologi :
Sebagaimana terlampir pada SOP Penanganan Limbah Proyek
untuk mengelola limbah padat dan cair yang dihasilkan
Pendekatan Sosial-Ekonomi :
Menginformasikan kepada masyarakat tentang dampak
peningkatan timbulan sampah dan pengelolaannya
Pendekatan Instansi :
Koordinasi dengan Dinas Pekerjaan Umum dan BLH Kabupaten
Lamongan
- Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup
batas proyek
- Periode Pengelolaan Lingkungan Hidup
Dilakukan selama pengerjaan berlangsung hingga selesai
- Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup
a. Instansi Pelaksana
Pemrakarsa
b. Instansi Pengawas
Dinas Pekerjaan Umum Bidang Pertamanan dan Persampahan
Kabupaten Lamongan
c. Instansi Penerima Laporan
Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kabupaten Lamongan dan BLH
Jawa Timur
5. Pekerjaan Struktur Bangunan
a. Estetika lingkungan sekitar
- Dampak Lingkungan yang Dikelola
Penurunan estetika lingkungan sekitar
- Sumber Dampak
Pekerjaan Struktur Bangunan
- Indikator Keberhasilan Pengelolaan Lingkungan Hidup
Kebersihan lingkungan terjaga
- Bentuk Pengelolaan Lingkungan Hidup
Pendekatan Teknologi :
SOP Pendekatan Masyarakat untuk memberikan kompensasi/ganti
rugi
Pendekatan Sosial-Ekonomi : -
Pendekatan Instansi : -
- Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup
batas proyek
- Periode Pengelolaan Lingkungan Hidup
Dilakukan selama pengerjaan berlangsung hingga selesai
- Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup
a. Instansi Pelaksana
Pemrakarsa
b. Instansi Pengawas
Dinas Pekerjaan Umum Bidang Pertamanan dan Persampahan
Kabupaten Lamongan
c. Instansi Penerima Laporan
Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kabupaten Lamongan dan BLH
Jawa Timur
b. Volume sampah sisa material
- Dampak Lingkungan yang Dikelola
Peningkatan volume sampah sisa material
- Sumber Dampak
Pekerjaan Struktur Bangunan
- Indikator Keberhasilan Pengelolaan Lingkungan Hidup
Volume dan komposisi timbulan sampah serta sistem
pengelolaannya selama tahap konstruksi stadion sepak bola “
Stadion Lamong”
Pendekatan Teknologi :
Sebagaimana terlampir pada SOP Penanganan Limbah Proyek
untuk mengelola limbah padat dan cair yang dihasilkan
Pendekatan Sosial-Ekonomi :
Menginformasikan kepada masyarakat tentang dampak
peningkatan timbulan sampah dan pengelolaannya
Pendekatan Instansi :
Koordinasi dengan Dinas Pekerjaan Umum dan BLH Kabupaten
Lamongan
- Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup
batas proyek
- Periode Pengelolaan Lingkungan Hidup
Dilakukan selama pengerjaan berlangsung hingga selesai
- Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup
a. Instansi Pelaksana
Pemrakarsa
b. Instansi Pengawas
Dinas Pekerjaan Umum Bidang Pertamanan dan Persampahan
Kabupaten Lamongan
c. Instansi Penerima Laporan
Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kabupaten Lamongan dan BLH
Jawa Timur
6. Pembangunan Stadion
a. Estetika lingkungan sekitar
- Dampak Lingkungan yang Dikelola
Penurunan estetika lingkungan sekitar
- Sumber Dampak
Pembangunan Stadion
- Indikator Keberhasilan Pengelolaan Lingkungan Hidup
1. Kebersihan lingkungan terjaga
2. Tidak kehilangan manfaat vegetasi sekitar proyek
3. Tidak terdapat infrastruktur strategis yang rusak
- Bentuk Pengelolaan Lingkungan Hidup
Pendekatan Teknologi :
SOP Pendekatan Masyarakat untuk memberikan kompensasi/ganti
rugi
Pendekatan Sosial-Ekonomi : -
Pendekatan Instansi : -
- Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup
batas proyek
- Periode Pengelolaan Lingkungan Hidup
Dilakukan selama pengerjaan berlangsung hingga selesai
- Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup
a. Instansi Pelaksana
Pemrakarsa
b. Instansi Pengawas
Dinas Pekerjaan Umum Bidang Pertamanan dan Persampahan
Kabupaten Lamongan
c. Instansi Penerima Laporan
Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kabupaten Lamongan dan BLH
Jawa Timur
b. Peningkatan volume sampah sisa material
- Dampak Lingkungan yang Dikelola
Peningkatan volume sampah sisa material
- Sumber Dampak
Pembangunan Stadion
- Indikator Keberhasilan Pengelolaan Lingkungan Hidup
Volume dan komposisi timbulan sampah serta sistem
pengelolaannya selama tahap konstruksi stadion sepak bola “
Stadion Lamong”
- Bentuk Pengelolaan Lingkungan Hidup
Pendekatan Teknologi :
Sebagaimana terlampir pada SOP Penanganan Limbah Proyek
untuk mengelola limbah padat dan cair yang dihasilkan
Pendekatan Sosial-Ekonomi :
Menginformasikan kepada masyarakat tentang dampak
peningkatan timbulan sampah dan pengelolaannya
Pendekatan Instansi :
Koordinasi dengan Dinas Pekerjaan Umum dan BLH Kabupaten
Lamongan
- Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup
batas proyek
- Periode Pengelolaan Lingkungan Hidup
Dilakukan selama pengerjaan berlangsung hingga selesai
- Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup
a. Instansi Pelaksana
Pemrakarsa
b. Instansi Pengawas
Dinas Pekerjaan Umum Bidang Pertamanan dan Persampahan
Kabupaten Lamongan
c. Instansi Penerima Laporan
Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kabupaten Lamongan dan BLH
Jawa Timur
7. Perpipaan, Mechanical, Electrical dan Finishing
a. Estetika lingkungan sekitar
- Dampak Lingkungan yang Dikelola
Penurunan estetika lingkungan sekitar
- Sumber Dampak
Perpipaan, Mechanical, Electrical, dan Finishing
- Indikator Keberhasilan Pengelolaan Lingkungan Hidup
1. Kebersihan lingkungan terjaga
2. Tidak kehilangan manfaat vegetasi sekitar proyek
3. Tidak terdapat infrastruktur strategis yang rusak
- Bentuk Pengelolaan Lingkungan Hidup
Pendekatan Teknologi :
SOP Pendekatan Masyarakat untuk memberikan kompensasi/ganti
rugi
Pendekatan Sosial-Ekonomi : -
Pendekatan Instansi : -
- Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup
batas proyek
- Periode Pengelolaan Lingkungan Hidup
Dilakukan selama pengerjaan berlangsung hingga selesai
- Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup
a. Instansi Pelaksana
Pemrakarsa
b. Instansi Pengawas
Dinas Pekerjaan Umum Bidang Pertamanan dan Persampahan
Kabupaten Lamongan
c. Instansi Penerima Laporan
Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kabupaten Lamongan dan BLH
Jawa Timur
b. Volume sampah sisa material
- Dampak Lingkungan yang Dikelola
Peningkatan volume sampah sisa material
- Sumber Dampak
Perpipaan, Mechanical, Electrical dan Finishing
- Indikator Keberhasilan Pengelolaan Lingkungan Hidup
Volume dan komposisi timbulan sampah serta sistem
pengelolaannya selama tahap konstruksi stadion sepak bola “
Stadion Lamong”
- Bentuk Pengelolaan Lingkungan Hidup
Pendekatan Teknologi :
Sebagaimana terlampir pada SOP Penanganan Limbah Proyek
untuk mengelola limbah padat dan cair yang dihasilkan
Pendekatan Sosial-Ekonomi :
Menginformasikan kepada masyarakat tentang dampak
peningkatan timbulan sampah dan pengelolaannya
Pendekatan Instansi :
Koordinasi dengan Dinas Pekerjaan Umum dan BLH Kabupaten
Lamongan
- Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup
batas proyek
- Periode Pengelolaan Lingkungan Hidup
Dilakukan selama pengerjaan berlangsung hingga selesai
- Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup
a. Instansi Pelaksana
Pemrakarsa
b. Instansi Pengawas
Dinas Pekerjaan Umum Bidang Pertamanan dan Persampahan
Kabupaten Lamongan
c. Instansi Penerima Laporan
Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kabupaten Lamongan dan BLH
Jawa Timur
8. Pembangunan Jalan, Areal Parkir dan Drainase
a. Estetika lingkungan sekitar
- Dampak Lingkungan yang Dikelola
Penurunan estetika lingkungan sekitar
- Sumber Dampak
Pembangunan Jalan, Areal Parkir dan Drainase
- Indikator Keberhasilan Pengelolaan Lingkungan Hidup
1. Kebersihan lingkungan terjaga
2. Tidak kehilangan manfaat vegetasi sekitar proyek
3. Tidak terdapat infrastruktur strategis yang rusak
- Bentuk Pengelolaan Lingkungan Hidup
Pendekatan Teknologi :
SOP Pendekatan Masyarakat untuk memberikan kompensasi/ganti
rugi
Pendekatan Sosial-Ekonomi : -
Pendekatan Instansi : -
- Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup
batas proyek
- Periode Pengelolaan Lingkungan Hidup
Dilakukan selama pengerjaan berlangsung hingga selesai
- Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup
a. Instansi Pelaksana
Pemrakarsa
b. Instansi Pengawas
Dinas Pekerjaan Umum Bidang Pertamanan dan Persampahan
Kabupaten Lamongan
c. Instansi Penerima Laporan
Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kabupaten Lamongan dan BLH
Jawa Timur
b. Volume sampah sisa material
- Dampak Lingkungan yang Dikelola
Peningkatan volume sampah sisa material
- Sumber Dampak
Pembangunan Jalan, Areal Parkir dan Drainase
- Indikator Keberhasilan Pengelolaan Lingkungan Hidup
Volume dan komposisi timbulan sampah serta sistem
pengelolaannya selama tahap konstruksi stadion sepak bola “
Stadion Lamong”
- Bentuk Pengelolaan Lingkungan Hidup
Pendekatan Teknologi :
Sebagaimana terlampir pada SOP Penanganan Limbah Proyek
untuk mengelola limbah padat dan cair yang dihasilkan
Pendekatan Sosial-Ekonomi :
Menginformasikan kepada masyarakat tentang dampak
peningkatan timbulan sampah dan pengelolaannya
Pendekatan Instansi :
Koordinasi dengan Dinas Pekerjaan Umum dan BLH Kabupaten
Lamongan
- Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup
batas proyek
- Periode Pengelolaan Lingkungan Hidup
Dilakukan selama pengerjaan berlangsung hingga selesai
- Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup
a. Instansi Pelaksana
Pemrakarsa
b. Instansi Pengawas
Dinas Pekerjaan Umum Bidang Pertamanan dan Persampahan
Kabupaten Lamongan
c. Instansi Penerima Laporan
Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kabupaten Lamongan dan BLH
Jawa Timur
9. Demobilisasi Peralatan
a. Estetika lingkungan sekitar
- Dampak Lingkungan yang Dikelola
Penurunan estetika lingkungan sekitar
- Sumber Dampak
Demobilisasi Peralatan
- Indikator Keberhasilan Pengelolaan Lingkungan Hidup
1. Kebersihan lingkungan terjaga
2. Tidak kehilangan manfaat vegetasi sekitar proyek
3. Tidak terdapat infrastruktur strategis yang rusak
- Bentuk Pengelolaan Lingkungan Hidup
Pendekatan Teknologi :
SOP Pendekatan Masyarakat untuk memberikan kompensasi/ganti
rugi
Pendekatan Sosial-Ekonomi : -
Pendekatan Instansi : -
- Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup
Di sepanjang jalan lokasi proyek yang menjadi akses alat berat
atau truk pengangkut material dari lokasi proyek dan di sekitar
area proyek hingga jarak radius 500 meter dari lokasi proyek
- Periode Pengelolaan Lingkungan Hidup
Selama demobilisasi berlangsung
- Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup
a. Instansi Pelaksana
Pemrakarsa
b. Instansi Pengawas
Dinas Pekerjaan Umum Bidang Pertamanan dan Persampahan
Kabupaten Lamongan
c. Instansi Penerima Laporan
Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kabupaten Lamongan dan BLH
Jawa Timur
b. Volume sampah sisa material
- Dampak Lingkungan yang Dikelola
Peningkatan volume sampah sisa material
- Sumber Dampak
Demobilisasi Peralatan
- Indikator Keberhasilan Pengelolaan Lingkungan Hidup
Volume dan komposisi timbulan sampah serta sistem
pengelolaannya selama tahap konstruksi stadion sepak bola “
Stadion Lamong”
- Bentuk Pengelolaan Lingkungan Hidup
Pendekatan Teknologi :
Sebagaimana terlampir pada SOP Penanganan Limbah Proyek
untuk mengelola limbah padat dan cair yang dihasilkan
Pendekatan Sosial-Ekonomi :
Menginformasikan kepada masyarakat tentang dampak
peningkatan timbulan sampah dan pengelolaannya
Pendekatan Instansi :
Koordinasi dengan Dinas Pekerjaan Umum dan BLH Kabupaten
Lamongan
- Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup
Di sepanjang jalan lokasi proyek yang menjadi akses alat berat
atau truk pengangkut material dari lokasi proyek dan di sekitar
area proyek hingga jarak radius 500 meter dari lokasi proyek
- Periode Pengelolaan Lingkungan Hidup
Selama demobilisasi berlangsung
- Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup
a. Instansi Pelaksana
Pemrakarsa
b. Instansi Pengawas
Dinas Pekerjaan Umum Bidang Pertamanan dan Persampahan
Kabupaten Lamongan
c. Instansi Penerima Laporan
Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kabupaten Lamongan dan BLH
Jawa Timur
2.2.3 Tahap Operasi
1. Aktifitas penggunaan Stadion
a. Potensi kecelakaan lalulintas di sekitar Stadion
- Dampak Lingkungan yang Dikelola
Peningkatan potensi kecelakaan lalulintas di sekitar Stadion
- Sumber Dampak
Aktifitas penggunaan stadion
- Indikator Keberhasilan Pengelolaan Lingkungan Hidup
Tidak terjadi kecelakaan lalulintas di sekitar stadion
- Bentuk Pengelolaan Lingkungan Hidup
Pendekatan Teknologi :
Sebagaimana terlampir pada SOP penataan dan pengawasan lalu
lintas untuk meminimisasi potensi terjadinya kecelakaan
Pendekatan Sosial-Ekonomi : -
Pendekatan Instansi : -
- Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup
Di sepanjang jalan lokasi proyek yang menjadi akses pengguna
stadion pengangkut material menuju lokasi proyek dan di sekitar
area proyek dengan jarak radius 500 meter dari lokasi proyek
- Periode Pengelolaan Lingkungan Hidup
Selama stadion masih dioperasikan
- Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup
a. Instansi Pelaksana
Pemrakarsa
b. Instansi Pengawas
Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Lamongan
c. Instansi Penerima Laporan
Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kabupaten Lamongan dan BLH
Jawa Timur
Tabel 2.2 Matriks Arahan Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL) dampak strategis dan ber-SOP
No.
Dampak Lingkungan Yang Dikelola
Sumber Dampak
Indikator Keberhasila
n Pengelolaan Lingkungan
Hidup
Bentuk Pengelolaan Lingkungan Hidup
Lokasi Pengelolaa
n Lingkunga
n Hidup
Periode
Pengelolaan Lingkungan Hidup
Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup
Pendekatan Teknologi
Pendekatan Sosial
Ekonomi
Pendekatan Institu
si
Instansi
Pelaksana
Instansi
Pengawas
Instansi
Penerima Laporan
Dampak Penting yang DikelolaI. Tahap Prakonstruksi
Peningkatan pro-kontra
masyarakat terhadap
pembangunan proyek
Survey Awal
1. Tidak terjadi
keributan yang
mengganggu, 2.
Mendapatkan kesepakatan bersama atau
dari suara terbanyak
Sebagaimana terlampir pada SOP
Pendekatan Masyarakat
untuk menghadapi pro kontra
Lokasi proyek
pembangunan dan tempat tinggal
masyarakat dalam lingkup
batas sosial
Dilakukan 1 kali selama kegiatan survey berlangsung
Pemrakars
a
RT setempat, RW setemp
at, Lurah Banjar Rejo, dan
Lurah Sumber Agung
BLH Kabupaten Lamongan
Perijinan
Dilakukan 1 kali selama kegiatan perijinan berlangsung
Sosialisasi
Dilakukan 1 kali
selama kegiata
n sosialis
asi berlang
sung
Pemberian kompensasi/ganti rugi
kepada masyarakat
Masyarakat mendapatkan kompensasi/g
anti rugi sesuai
kesepakatan
Sebagaimana terlampir pada SOP Pendekatan Masyarakat untuk memberikan kompensasi/ganti rugi
II. Tahap Konstruksi
Penurunan estetika
lingkungan sekitar
Pembersihan Lahan
1. Kebersihan lingkungan terjaga, 2.
Tidak kehilangan
manfaat vegetasi sekitar
proyek, 3. Tidak
terdapat infrastruktur
strategis yang rusak
SOP Pendekatan Masyarakat
untuk memberikan kompensasi/
ganti rugi
Batas
ekologis proyek
Dilakukan
selama penger
jaan berlang
sung hingga selesai
Pemrakars
a
Dinas Pekerja
an Umum Bidang Pertam
anan dan
Persampahan
Kabupaten
Lamongan
Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kabupaten Lamongan dan BLH Jawa Timur
Mobilisasi Peralatan dan Material
Di sepanjang jalan lokasi
proyek yang menjadi
akses alat berat atau
truk pengangkut
material menuju lokasi
proyek dan di sekitar
area proyek dengan jarak
radius 500 meter dari
lokasi proyek
Pekerjaan Tiang Pancang dan Fondasi
batas proyek
Pekerjaan Ground Reservoir dan Septic Tank dan IPAL
Pekerjaan Struktur Bangunan
1. Kebersihan lingkungan terjaga
Pembangunan Stadion
1. Kebersihan lingkungan
terjaga, 2. Tidak
kehilangan manfaat vegetasi sekitar
proyek, 3. Tidak
terdapat infrastruktur
strategis yang rusak
Perpipaan, Mechanical, Electrical dan Finishing
Pembangunan Jalan, Areal Parkir dan Drainase
Demobilisasi Peralatan
Di sepanjang jalan lokasi proyek yang menjadi akses alat berat atau truk pengangkut material dari lokasi proyek dan di sekitar area proyek dengan jarak radius 500 meter dari lokasi proyek
Selama demobilisasi berlangsung
Dinas Pekerja
an Umum Bidang Pertamanan dan Persampahan
Kabupaten
Lamongan
Badan Lingkungan Hidup (BLH
) Kabupaten Lamongan dan
BLH Jawa Timur
10
Peningkatan volume sampah
sisa material
Pekerjaan Tiang Pancang dan Fondasi
Volume dan komposisi timbulan
sampah serta sistem
pengelolaannya selama
tahap konstruksi
stadion sepak bola “ Stadion
Lamong”
Sebagaimana terlampir pada SOP
Penanganan Limbah
Proyek untuk mengelola
limbah padat dan cair yang
dihasilkan
Menginformasikan kepada masyarakat
tentang dampak
peningkatan timbulan
sampah dan pengelolaann
ya
Koordinasi
dengan Dinas
Pekerjaan
Umum dan BLH
Kabupaten
Lamongan
batas proyek
Dilakukan
selama pengerj
aan berlang
sung hingga selesai
Pemrakars
a
Dinas Pekerja
an Umum Bidang Pertamanan dan Persampahan
Kabupaten
Lamongan
Badan Lingkungan Hidup (BLH
) Kabupaten Lamongan dan
BLH Jawa Timur
11
Pekerjaan Ground Reservoir dan Septic Tank dan IPAL
12Pekerjaan Struktur Bangunan
13Pembangunan Stadion
14
Perpipaan, Mechanical, Electrical dan Finishing
15
Pembangunan Jalan, Areal Parkir dan Drainase
16Demobilisasi Peralatan
Di sepanjang jalan lokasi proyek yang menjadi akses alat berat atau truk pengangkut material dari lokasi proyek dan di sekitar area proyek hingga jarak radius 500 meter dari lokasi proyek
Selama demobilisasi berlangsung
Dinas Pekerja
an Umum Bidang Pertamanan dan Persampahan
Kabupaten
Lamongan
Badan Lingkungan Hidup (BLH
) Kabupaten Lamongan dan
BLH Jawa Timur
III. Tahap OperasiPeningkatan potensi kecelakaan lalulintas di sekitar stadion
Aktivitas Penggunaan Stadion
Tidak terjadi kecelakaan lalulintas di sekitar stadion
Sebagaimana terlampir pada SOP penataan dan pengawasan lalu lintas untuk meminimisasi potensi terjadinya
Di sepanjang jalan lokasi proyek yang menjadi akses pengguna stadion pengangkut material menuju lokasi
selama stadion masih dioperasikan
Pemrakars
a
Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Lamongan
Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kabupaten Lamongan dan BLH
kecelakaan
proyek dan di sekitar area proyek dengan jarak radius 500 meter dari lokasi proyek
Jawa Timur
DAFTAR PUSTAKA
Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur No. 2 tahun 2008 Tentang
Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air di
Provinsi Jawa Timur
Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No. 112 Tahun 2003 tentang Baku
Mutu Air limbah Domestik
Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No. 48 Tahun 1996 tentang Baku
Mutu Tingkat Kebisingan
Peraturan Gubernur Jawa Timur No. 10 Tahun 2009 tentang Baku Mutu
Udara Ambien dan Emisi Sumber Tak Bergerak di Provinsi Jawa
Timur