Upload
heri
View
398
Download
25
Embed Size (px)
DESCRIPTION
tentang dam pengendali
Citation preview
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT ( RKS )
PEKERJAAN DAM PENGENDALI (DPi)
PASAL 1
U M U M.
1. Ruang Lingkup Pekerjaan.
Maksud dari kontrak ini adalah untuk melaksanakan pekerjaan selengkapnya,
sebagaimana diidentifikasi pada gambar dan diuraikan dalam Formulir
Penawaran dan Daftar Penawaran, yang sepenuhnya sesuai dengan
persyaratan dari spesifikasi ini.
2. Pembayaran untuk Pekerjaan.
a. Kontraktor harus melaksanakan pekerjaan sebagaimana ditunjukan secara
terinci pada gambar kontrak, dan mengikuti petunjuk dari Wakil Direksi,
dengan suatu system Harga Satuan yang beraneka ragam. Pembayaran
kepada kontraktor akan dilakukan menurut kuantitas yang sebenarnya
sesuai dengan item-item yang besangkutan dalam spesifikasi ini.
b. Pembayaran yang dilakukan terhadap kontraktor harus meliputi
kompensasi penuh atas semua biaya yang diadakan untuk semua buruh,
bahan-bahan,instalasi konstruksi pengorganisasian kerja, keuntungan, pajak,
3. Kepentingan Umum dan Pelayanan Masyarakat.
3.1. Semua kegiatan untuk melaksanakan pekerjaan termasuk pekerjaan
sementara harus dilaksanakan sedemikian rupa, sehingga tidak
menimbulkan gangguan yang berarti bagi kepentingan umum, jalan
masuk yang menuju ke jalan batas daerah pekerjaan dan yang
berdampingan.
3.2. Penyedia Jasa harus mengusahakan dengan segala upaya untuk
mencegah agar lalu lintas dalam rangka mobilisasi/demobilisasi tidak
merusak jalan atau jembatan yang berhubungan dengan atau yang
terletak pada jalan yang menuju lokasi pekerjaan.
Bila dipandang perlu Penyedia Jasa harus menyediakan
tanda-tanda/rambu lalu lintas yang jelas, untuk menjamin keselamatan
lalu lintas.
3.3. Bila pekerjaan harus melalui jalan yang mempunyai frekuensi lalu lintas
cukup padat, maka pekerjaan harus dilaksanakan secara bertahap dan
apabila perlu dikerjakan pada malam hari, tanpa ada tambahan biaya.
4. Pemberitahuan untuk memulai pekerjaan.
4.1. Penyedia Jasa diharuskan menyampaikan pemberitahuan kepada
Direksi secara tertulis mengenai kapan pekerjaan tersebut akan dimulai
dilapangan.
4.2. Sebelum mulai pelaksanaan pekerjaan Penyedia Jasa harus menyampaikan
secara tertulis tentang lokasi pengambilan material, dan jenis material
yang akan digunakan dalam pelaksanaan . Pemberitahuan tersebut
harus disampaikan dalam waktu yang cukup sebelum dimulainya
pelaksanaan pekerjaan, agar Direksi mempunyai waktu yang cukup
apabila pertimbangan perlu mengadakan penelitian dan pengujian
terlebih dahulu.
5. Rencana Kerja & Peralatan
5.1. Penyedia Jasa harus menyiapkan suatu rencana kerja dan
disampaikan kepada Direksi.
Rencana kerja harus mencakup :
- tahapan pelaksanaan pekerjaan.
- jadwal waktu yang diperlukan untuk pelaksanaan
- metode kerja
- peralatan kerja yang akan digunakan termasuk rencana
operasional dari alat tersebut.
5.2. Penyedia Jasa harus sudah mempersiapkan peralatan yang akan
digunakan sebelum pekerjaan dimulai, dengan kondisi peralatan dalam
keadaan baik dan siap untuk dioperasikan.
5.3. Penyedia Jasa dalam keadaan apapun tidak dibenarkan untuk
memindahkan alat-alat yang digunakan, sebagian atau keseluruhan
tanpa persetujuan dari Direksi.
5.4. Apabila dalam pelaksanaannya terdapat peralatan yang rusak, maka
Penyedia Jasa harus segera melakukan perbaikan atau mengganti
dengan peralatan lain yang sama dan siap untuk dioperasikan.
6. G a m b a r - G a m b a r.
6.1 Gambar- gambar untuk pekerjaan ini akan diberikan kepada Penyedia
Jasa dan gambar tersebut merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
dokumen kontrak.
6.2. Penyedia Jasa wajib untuk membuat gambar kerja dan melaksanakan
pekerjaan sesuai dengan gambar kerja yang telah disetujui oleh Direksi
dan spesifikasi-spesifikasi lain yang berhubungan dengan pekerjaan
tersebut.
6.3. Apabila terjadi kesalahan ataupun kekurangan dari gambar dengan
kondisi dilapangan, Penyedia Jasa harus mengajukan kepada Direksi
secara tertulis, dan Direksi akan melakukan koreksi dan menjelaskan
gambar-gambar tersebut untuk kelengkapan yang telah disebutkan
dalam spesifikasi teknis.
6.4. Paling lambat 7 (tujuh) hari sebelum pekerjaan dimulai Pemborong harus
menyerahkan gambar-gambar kerja (3 copy) kepada Direksi.dan Bila
diminta oleh Direksi juga diperhitungkan.
6.5. Gambar kerja untuk semua pekerjaan harus senantiasa disimpan
dilapangan. Gambar-gambar tersebut harus ada dalam kondisi baik,
dapat dibaca dan sudah menjalani revisi terakhir.
6.6. Pemborong harus menyediakan gambar-gambar yang menunjukan
perbedaan antara gambar-gambar rencana dan gambar-gambar kerja,
semua biaya untuk menyiapkan dan mencetak akan ditanggung oleh
pemborong.
6.7. Jika tidak ada kesamaan antara ukuran dan gambar, maka segera diminta
pertimbangan kepada Direksi untuk menetapkan mana yang benar.
6.8. Semua gambar kerja disetujui oleh Direksi Pekerjaan dan telah dilaksanakan
dilapangan, menjadi dokumen akhir dan digambar kembali sebagai As
Build Drawing dan disetujui oleh Direksi Pekerjaan.
7. Foto Proyek
7.1. Foto Proyek yang memperlihatkan kemajuan, ciri-ciri tertentu
pekerjaan, peralatan atau hal-hal yang menarik perhatian lainnya
sehubungan dengan pekerjaan lingkungannya harus dibuat oleh
Kontraktor 3 (tiga) tahap yaitu 0%, 50%, 100%.
7.2. Foto Proyek tiap tahap tersebut diatas dibuat 3 (tiga) set dilampirkan
pada saat pengambilan angsuran sesuai dengan tahapan angsuran.
7.3. Pengambilan titik pandang harus tetap / sama dari setiap pemotretan
sesuai dengan petunjuk pengawas / Direksi Pekerjaan.
7.4. Foto setiap tahap ditempelkan pada album / map dengan keterangan
singkat, dan penempatan dalam album disyahkan oleh Pemimpin Proyek
dan Teknis penempelan / penempatan dalam album ditentukan oleh
Pengawas.
7.5. Pemotretan akibat forcemayeure diambil sedikitnya 3 (tiga) kali.
8. Rapat – Rapat
8.1. Apabila dipandang perlu Pemberi Tugas dapat mengadakan
rapat-rapat yang mengundang Direksi dan Pemborong maupun pihak-
pihak tertentu yang bersangkutan dengan pembahasan dan
permasalahan dalam rapat tersebut.
8.2. Disamping Direksi dan / atau Pemborong dapat mengusulkan untuk
diadakan rapat membahas permasalahan yang ada.
8.3. Semua hasil risalah rapat merupakan ketentuan yang bersifat
mengikat.
9. Prestasi / Kemajuan Pekerjaan
9.1. Prestasi Pekerjaan ditentukan dengan jumlah prosentase pekerjaan
yang telah diselesaikan. Prosentase pekerjaan ini dihitung dari nilai /
harga kontrak yang mana jumlah tertentu dalam satuan volume
pekerjaan telah diselesaikan.
9.2. Pembayaran akan dilakukan sesuai dengan prestasi / kemajuan
pekerjaan tersebut dengan harga satuan sesuai dengan volume
pekerjaan yaitu harga satuan yang telah mencakup harga beban tenaga
kerja dan angkutan serta pekerjaan-pekerjaan lainnya yang perlu
dilakukan agar tercapai hasil pekerjaan sebaik-baiknya.
9.3. Untuk pekerjaan - pekerjaan tertentu yang mana harga satuan telah
diuraikan oleh Pemborong, maka prestasi pekerjaan dan
pembayarannya dapat dihitung dan diterima walaupun seluruh
prosentase pekerjaan tertentu belum selesai.
10. Penyelesaian Pekerjaan
10.1. Pekerjaan harus mencakup semua elemen yang walaupun tidak diuraikan
secara khusus dalam spesifikasi dan gambar-gambar, tetap diperlukan
agar hasil pekerjaan dapat berfungsi dengan baik secara keseluruhan
sesuai dengan kontrak.
10.2. Pemborong harus menguji hasil pekerjaan setiap tahap dan atau secara
keseluruhan sesuai dengan spesifikasi teknis yang bersangkutan.
10.3. Dalam hal sesuatu dari pekerjaan selama pengujian tidak memenuhi
syarat, Pemborong dengan biaya sendiri harus mengadakan perbaikan-
perbaikan, sampai dalam pengujian ulang berhasil secara memuaskan.
11. Laporan - laporan
Selama periode pekerjaan di lapangan, kontraktor harus membuat laporan
mingguan kemajuan kerja. Laporan kemajuan kerja ini harus memuat
sekurang-kurangnya informasi dibawah ini dengan kejadian yang dijumpai
selama periode pembuatan laporan kerja yang bersangkutan.
12. Standard Rujukan
12.1. Bila bahan-bahan atau cara pengerjaan pekerjaan disyaratkan oleh
spesifikasi ini guna memenuhi atau kode-kode atau standard yang
disebutkan secara khusus, adalah tanggung jawab kontraktor untuk
menyediakan bahan-bahan dan cara pengerjaan tersebut.
12.2. Jaminan Kualitas
- Selama Pengadaan
Dalam pengadaan semua jenis barang yang digunakan dalam
pekerjaan, maka adalah tanggung jawab kontraktor untuk
membuktikan persyaratan terinci dari kode dan standard yang
disebutkan secara khusus serta untuk membuktikan bahwa jenis
barang yang diadakan untuk penggunaan dalam pekerjaan
memenuhi atau melampaui persyaratan.
- Selama Pelaksanaan
Direksi mempunyai hak untuk menolak jenis barang yang dimasukkan
kedalam pekerjaan, yang gagal untuk memenuhi persyaratan
minimum yang ditetapkan. Selanjutnya Direksi mempunyai hak dan
tanpa mengabaikan cara lainnya, untuk menerima jenis barang yang
tidak sesuai dengan cara penyesuaian Harga Satuan atau jumlah
(kuantitas) untuk jenis barang tersebut.
- Tanggung Jawab Kontraktor
Juga merupakan tanggung jawab kontraktor, bila disyaratkan
demikian dalam Dokumen Kontrak atau permintaan tertulis dari
Direksi, untuk diserahkan kepada Direksi semua bukti yang
diperlukan mengenai bahan-bahan atau kecelakaan kerja atau
kedua-duanya, yang memenuhi atau melampuai persyaratan dari
kode atau standard yang disebutkan secara khusus.
12.3 Standard
Standard yang dapat digunakan yang terdaftar dalam spesifikasi ini
termasuk, tetapi tidak perlu terbatas pada standard yang diumumkan
dengan resmi oleh lembaga dan organisasi.
NI / SNI : Normalization Indonesian Standard
ACI : American Concrete Institute
ASTM : American Society of Testing and Materials
CRSI : Concrete Reinforcing Steel Institute
NEC : National Electrical Code
BSI : British Standard
PBI 1971 : Peraturan Beton Indonesia 1971
PUBI 1982 : Persyaratan Umum Bahan Bangunan Indonesia 1982
SII : Standard Industri Indonesia
13. Dokumen Rekaman Terakhir.
13.1. Umum.
Tujuan dari pembuatan /penggunaan rekaman akhir proyek adalah
menyiapkan informasi nyata menyangkut semua aspek pekerjaan, baik
yang tidak terlihat maupun terlihat. Hasil ini dibutuhkan untuk
memungkinkan pembuatan modifikasi dimasa datang dari rancangan
guna mempercepat penanganan tanpa ada penundaan pekerjaan dan
untuk maksud penghematan pada pekerjaan pengukuran lapangan,
investigasi dan pengujian.
13.2. Memindahkan data kedalam gambar.
Pemindahan seluruh data yang diperlihatkan pada gambar rekaman
kedalam gambar rekaman akhir proyek harus dilaksanakan secara hati-
hati dan catatan semua perubahan-perubahan yang dibuat selama
pelaksanaan serta kedudukan dari bagian konstruksi harus jelas. Untuk
menarik perhatian dengan memberi tanda pada bagian daerah yang
kena pengaruh. Data masukan pekerjaan perubahan yang dipindahkan
ke Dokumen Catatan Akhir Proyek yang asli harus rapi, konsisten dan
ditulis pakai tinta.atau memakai pensil keras (H,2H)
13.3. Memindahkan data Kedokumen Lain
Bila dokumen proyek yang telah diperlihatkan telah dibuat rapi dan
bersih (tidak termasuk gambar-gambar) selama pelaksanaan pekerjaan,
dan persetujuan Direksi, maka Dokumen Rekaman Proyek tersebut
dapat diterima dan dianggap sebagai Dokumen Akhir Rekaman Proyek
oleh Direksi. Jika ada Dokumen semacam itu belum disetujui oleh
Direksi, maka pihak Kontraktor harus meminta salinan Dokumen baru
dari Direksi. Pihak Kontraktor harus dengan hati-hati mengisi kembali
salinan Dokumen baru tersebut untuk selanjutnya meminta
persetujuan Direksi.
13.4. Penelaahan dan Persetujuan
Serahkan Dokumen Rekaman Akhir yang lengkap kepada Direksi pada
saat mengajukan permohonan Berita Acara Penyerahan Akhir. Jika
Pihak Kontraktor diminta Direksi, untuk mengikuti/ menghadiri
pertemuan atau pertemuan-pertemuan penelaahan dan menurut
pendapat Direksi perlu dibuat perbaikan lagi terhadap Dokumen
tersebut, maka pihak Kontraktor harus segera mengadakan perbaikan
atas perubahan-perubahan yang diperlukan dan harus segera
menyerahkan kembali Dokumen Rekaman Akhir Proyek, kepada Direksi
untuk disetujui.
14. Lingkup Pekerjaan.
14.1. Pekerjaan yang dimaksud adalah pekerjaan pembangunan Dam
Pengendali (DPi)
14.2 Lingkup pekerjaan terdiri dari :
a. Pekerjaan Galian tanah
b. Pekerjaan Timbunan kembali
c. Pekerjaan Bronjong batu kali
15.3.Lokasi Pekerjaan.
Lokasi pekerjaan di Bandung Indonesia
PASAL 2
PEKERJAAN PERSIAPAN.
1. Pekerjaan Yang Harus Dipersiapkan.
1.1. Pekerjaan persiapan adalah pekerjaan awal, yang meliputi kegiatan-
kegiatan untuk mendukung permulaan pelaksanaan pekerjaan konstruksi;
yang termasuk dalam pekerjaan persiapan adalah :
- Melakukan pengukuran/uitzet dan menyiapkan gambar pelaksanaan
- Mendatangkan tenaga kerja,alat-alat kerja,perlengkapan-perlengkapan
dan kegiatan-kegiatan lain ditempat pekerjaan.
- Pemasangan bouwplank untuk pembentukan profil dan batas-batas
bangunan.
- Melaksanakan mobilisasi alat-alat berat yang akan digunakan untuk
menunjang pelaksanaan pekerjaan.
- Mengeluarkan biaya yang diperlukan untuk pembayaran peralatan
termasuk pembelian dan biaya pemindahan.
- Mengeluarkan biaya yang diperlukan untuk pembayaran setiap
pekerjaan lain yang harus dilakukan atau pekerjaan yang tak terduga
pada peremulaan pelaksanaan pekerjaan.
1.2. Semua fasilitas alat kerja,peralatan yang dibuat atau dibawa ketempat
kerja,menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa atas kelengkapan, effisiensi,
penggunaan, perlindungan, pemeliharaan, perbaikan dan pengamanannya.
1.3. Semua fasilitas sebagaimana item 1.2 diatas, Direksi berhak mengatur
penggunaannya untuk menyelesaikan pekerjaan selama masa pelaksanaan
pekerjaan (kontrak).
2. PENGUKURAN DAN GAMBAR PELAKSANAAN (SHOP DRAWING)
2.1. Pengukuran detail seluruh pekerjaan harus dilakukan dengan teliti dan
sesuai dengan ukuran–ukuran yang tercantum dalam gambar kontrak,
tidak dibenarkan memperbandingkan dengan skala; untuk ini harus
mendapatkan persetujuan Direksi.
2.2. Sebelum memulai pelaksanan pekerjaan Penyedia Jasa diwajibkan
mengadakan pengukuran kondisi existing,yang disaksikan Direksi dan
dibuat gambar-gambar detail pengukuran sebagai dasar untuk membuat
gambar pelaksanaan (shop drawing) guna pelaksanaan dan perhitungan
volume dan harus sudah disetujui Pemimpin Proyek atau Pejabat yang
ditunjuk.
2.3. Penyedia Jasa diwajibkan membuat patok-patok sementara dari
dolken/kayu, dipasang sedemikian rupa sehingga tidak goyang/hilang.
2.4. Penyedia Jasa diwajibkan menjaga patok/titik pengukuran ini karena
sebagai titik bantu dalam pelaksanaan dan pengecekan hasil pelaksanaan
pekerjaan. Apabila titik /patok pengukuran tersebut hilang maka
diwajibkan menggantinya dengan patok/titik baru dengan persetujuan
Direksi. Bila diminta Direksi maka Penyedia Jasa harus membuat titik tetap,
pada titik yang ditunjuk oleh Direksi dan dibuat dari beton dengan standar
Neut Beton.
3. MOBILISASI DAN DEMOBILISASI.
3.1. Penyedia Jasa harus melakukan mobilisasi den demobilisasi tenaga kerja
lengkap dengan alat-alat kerja yang dibutuhkan dengan secukupnya sesuai
dengan kebutuhan dan jadwal masing-masing pekerjaan.
3.2. Bila dipandang perlu Direksi berhak memerintahkan untuk segera
menambah jumlah peralatan dengan kapasitas yang lebih memadai
dengan maksud agar pekerjaan dapat selesai sesuai jadwal.
3.3. Peralatan mesin yang digunakan untuk pekerjaan pokok harus sudah
tersedia dilapangan dan siap operasi 7 (tujuh) hari kalender setelah
tanggal mulai pekerejaan diterebitkan
3.4. Kondisi peralatan mesin harus dalam keadaan baik dan menjamin
lancarnya pelaksanaan pekerjaan.
3.5. Penyedia Jasa harus mempunyai tenaga mekanik dan alat bantu yang
memadasi untuk perbaikan.
3.6. Harus disediakan gudang yang letaknya tidak jauh dari lokasi pekerjaan
untuk menyimpan minyak pelumas,bahan bakar, genset listrik dll.
3.7. Pemindahan/demobilisasi semua peralatan yang dipergunakan dalam
pelaksanaan pekerjaan ini keluar dari lokasi pekerjaan, harus mendapat
persetujuan Direksi.
4. PEMBUATAN DAN PEMASANGAN BOUWPLANK.
5.1 Bouwplank dibuat dari papan meranti dengan sebelah atas diserut halus
dan rata engan ukuran lebar 20 cm, dan tebal sekurang-kurangnya 2 cm.
5.2 Bouwplank ini dipakukan pada tiang dari kayu kaso dan tertanam kokoh
denganb jarak maks. 1,50 m; pengukuran/pemasangan bouwplank harus
dilaksanakan dengan menggunakan instrumen waterpass/theodolit.
5.3 Tinggi peil bouwplank harus ditulis pada papan bouwplank dengan cat
warna merah.
5.4 Pemasangan bouwplank harus mendapatkan persetujuan Direksi.
6. PENGUKURAN DAN PEMBAYARAN.
Semua pembayaran terhadap pekerjaan peresiapan mobilisasi/ demobilisasi,
kistdam dan pengeringan sudah termasuk dalam harga satuan pekerjaan pokok;
kecuali apabila dalam BQ dicantumkan sebagai satuan tersendiri, pembayaran
pekerjaan diatur sbb :
7.1. Pembayaran Mobilisasi dan Demobilisasi.
a. Biaya untuk pekerjaan mobilisasi/demobilisasi dinyatakan dalam satuan
tetap
b. Mobilisasi dimaksudkan adalah untuk peralatan mesin berupa peralatan
berat dan lainnya yang menunjang pekerjaan konstruksi.
c. Pembayaran didasarkan kepada nilai bobot dimana peralatan telah sampai
dilapangan dalam keadaan baik dan siap operasi.
PASAL 3
BAHAN – BAHAN
1. U m u m
Bahan – bahan yang akan digunakan dalam pekerjaan harus sudah memenuhi
syarat syarat teknik dan harus mendapatkan persetujuan Direksi.
Jika dalam pelaksanaan pekerjaan Penyedia Jasa menggunakan bahan-bahan
dan campuran-campuran yang kualitasnya belum disetujui Direksi, maka
pelaksanaan pekerjaan dapat dihentikan/dibongkar dan untuk itu Penyedia Jasa
harus menanggung semua akibat, termasuk sanksi sesuai peraturan yang
berlaku.
Apabila dianggap perlu Direksi berhak untuk mengadakan pengujian bahan-
bahan yang akan dipergunakan dengan biaya menjadi tanggung jawab Penyedia
Jasa.
1.1. Pengukuran dan Pembayaran.
Harga satuan penawaran dalam BQ untuk setiap uraian pekrjaan yang
memakai semen, sudah termasuk harga pembelian, transportasi, biaya
pengiriman, pembongkaran, penyimpanan di gudang.
Tidak ada penambahan pembayaran ekstra untuk semen yang
tersisa,terbuang dan rusak dll.
1.2. B a t u K a l i.
a. Batu kali diperoleh dari tempat pengambilan yang telah disetujui
Direksi.
Batu-batu yang digunakan adalah jenis boulder atau batu kali yang
mempunyai Berat Jenis 2,4 dan Compresive strength/tegangan
kompresi > 400 kg/cm2
b. Untuk penggunaan pada pasangan batu,pasangan batu kosong harus
digunakan batu-batu yang keras,padat,bersih dan bebas dari retak
ataupun pecah.
c. Batu yang tidak memenuhi syarat harus disingkirkan dari lokasi
pekerejaan atas biaya Penyedia Jasa.
1.3. Pengukuran dan Pembayaran.
Harga satuan pekerjaan pada daftar Bill of Quantities (BQ) sudah termasuk
harga pembelian material pasir,batukali,agregat , bahan perkuatan, biaya
perosesan produksi dan penimbunan serta penempatan akhir untuk
pekerjaan beton, pas. batu kali, pas. batu kosong ataupun pekerjaan
pasngan lainnya.
PASAL 4
SYARAT- SYARAT TEKNIK
I. PEKERJAAN TANAH.
1. Persiapan lahan.
1.1 Semua lahan dalam batas pelaksanaan perlu diadakan pembersihan
seperti ditetapkan dalam gambar atau ditentukan oleh Direksi. Lokasi
pekerjaan harus bersih dari semua pohon-pohon atau benda-benda
yang mengganggu kecuali ada ketentuan lain dari Direrksi.
1.2 Pemborong diminta untuk melaksanakan pembersihan sebelum
pelaksanaan konstruksi dilaksanakan dan hasil pembersihan harus
dibuang kelokasi yang disetujui oleh Direksi.
1.3 Kerusakan terhadap benda milik masyarakat atau pribadi yang
disebabkan pelaksanaan pembersihan lokasi harus diperbaiki dan diganti
dengan biaya Penyedia Jasa.
1.4 Jika material hasil pembersihan akan dibakar, Penyedia Jasa harus
mendapat ijin dari Direksi dan menempatkan orang untuk
mengawasinya dari kemungkinan bahaya kebakaran lingkungan maupun
harta benda. Bekas pembakaran harus dirapihkan sehingga tidak
mengganggu lingkungan.
2. Galian Tanah/ Lumpur.
2.1. U m u m.
a. Semua galian akan dilaksanakan sesuai dengan profil ,elevasi yang
ditunjukan dalam gambar desain atau ditentukan oleh Direksi.
b. Semua galian harus dilaksanakan sedemikian rupa sehingga tidak
mengganggu stabilitas jalan-jalan, jalan kereta api dan konstruksi-
konstruksi yang berdekatan lainnya. Kerusakan bangunan yang
ditimbulkan karena cara pelaksanaan yang salah/kurang baik
menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa.
2.2. Ketentuan Pelaksanaan.
a. Galian harus dilaksanakan dengan cara sedemikian rupa sehingga
menjamin stabilitas kemiringan lereng samping dan tidak
membahayakan. Bila terjadi kelongsoran akibat pemotongan terlalu
dalam karena alasan-alasan yang dianggap kelalaian Penyedia Jasa
atau akibat dari metode yang salah, Penyedia Jasa harus
bertanggung jawab untuk memperbaikinya kembali tanpa adanya
tambahan biaya.
b. Dalam pelaksanaan pekerjaan galian Penyedia Jasa dianjurkan
menggunakan alat berat.
Dalam menggunakan alat berat Penyedia Jasa harus
memperhatikan kondisi setempat.
c. Jenis alat berat yang akan dipakai dalam pelaksanaan pekerjaan
serta jumlah alat berat disesuaikan dengan medan dan metode
kerja, jenis dan kapasitas alat berat yang akan dipakai dalam
pelaksanaan harus mendapatkan persetujuan Direksi.
d. Kerusakan bangunan, jalan raya (yang dipakai sebagai jalan kerja)
dan lain-lain yang terjadi akibat pelaksanaan pekerjaan ini adalah
menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa, selain itu Penyedia Jasa
harus menjaga kelancaran lalulintas, kebersihan dan keselarasan
lingkungan.
2.3. Pembuangan hasil galian tanah/lumpur
a. Penjedia Jasa harus diwajibkan membuang hasil galian pada lokasi
yang tidak dilarang, lokasi tersebut akan ditunjukan oleh Direksi.
b. Pengadaan lokasi areal pembuangan hasil galian menjadi tanggung
jawab Penyedia Jasa dan mendapatkan ijin dari pemilik lokasi.
c. Jenis dan jumlah alat angkut disesuaikan keperluan dan medannya
d. Cara pengangkutan harus sedemikian rupa sehingga angkutan tanah
tidak berceceran di jalan dan tidak mengganggu kelancaran lalu
lintas.
e. Penimbunan hasil galian ditempat/lokasi pembuangan harus
dirapihkan dan tidak mengganggu lingkungan sekitar lokasi.
f. Segala akibat yang timbul pada waktu pelaksanaan pengangkutan
hasil galian ke lokasi pembuangan dan ditempat timbunan menjadi
tanggung jawab Penyedia Jasa.
3. Pengukuran Dan Pembayaran.
Harga-harga satuan yang ditawarkan dalam Daftar Kuantitas dan Harga untuk
berbagai item pekerjaan tanah harus sudah meliputi biaya pengadaan dan
pemakaian semua tenaga kerja, perlengkapan, bahan, pengangkutan dan lain-lain
yang diperlukan untuk membuat pekerjaan sesuai spesifikasi tehnis.
3.1. Pengukuran untuk pembayaran pekerjaan stripping dibuat menurut batas-
batas yang ditunjukkan dalam gambar atau atas petunjuk Direksi.
Pembayaran akan dibuat menurut harga satuan tiap meter persegi,
dimana harga ini sudah termasuk semua biaya pelaksanaan pekerjaan-
pekerjaan yang diperlukan dalam spesifikasi teknik ini.
3.2. Pengukuran untuk pembayaran galian bangunan (Structural Excavation)
dibuat menurut banyaknya volume bahan-bahan yang digali hanya sampai
batas-batas, bentuk dan ukuran-ukuran yang terlihat dalam gambar atau
perubahan-perubahan yang diperintah Direksi.
3.3. Pengukuran untuk pembayaran penggalian / pengerukan tanah/lumpur
dibuat menurut banyaknya volume galian / pengerukan yang dihitung
hanya sampai pada batas bentuk dan ukuran-ukuran yang tertera dalam
gambar atau perintah tertulis dari Direksi.
3.4. Pembayaran galian dibuat menurut harga satuan tiap meter kubik (m3),
dimana harga-harga ini sudah termasuk semua biaya pelaksanaan
pekerjaan-pekerjaan yang diperlukan dalam spesifikasi ini. Harga satuan ini
juga sudah termasuk seluruh biaya pengadaan lokasi bangunan,
pengangkutan, perapihan dilokasi buangan serta termasuk pembersihan
sampah, eceng, semak-semak dan lain-lain yang tertera dalam gambar
atau perintah tertulis dari Direksi.
3.5. Tidak ada pembayaran tambahan untuk galian yang dibuat penyedia jasa
untuk tujuan dan alasan memudahkan penyedia jasa bekerja, perbaikan
kembali galian yang rusak karena operasi penyedia jasa ataupun tidak
memenuhi Syarat Spesifikasi Teknis ini atau perbaikan kembali galian yang
berkelebihan.
PASAL 5
PEKERJAAN BRONJONG
1. Umum
Pemasangan bronjong dilakukan lapis demi lapis agar bronjong yang satu dengan
yang lainnya yang terdapat dalam satu lapisan dapat diikat dengan baik dan kuat
2. Tahap Pemasangan Patok dan Penggalian
1) Lakukan pemasangan patok dan benang untuk menandakan daerah penggalian
untuk pemasangan bronjong berdasarkan dimensi jaring dan disain. Termasuk
tempat ruangan untuk pemadatan merial pada bagian luar penenpatan
bronjong, dianjurkan lebar tempat 500 mm diukur dari bagian bawah area
bronjong.
2) Pastikan kemiringan yang tepat dibuat pada saat penggalian, paling tidak 1:2
(45º). Seandainya dibutuhkan gunakan penopang dan lembaran papan untuk
penahan. Pastikan daerah penggalian selalu kering
3) Selama penggalian, letakan jaringan bronjong pada bagian pinggir slope dan
mulai pembentukan jaring.
4) Bungkus jaring hingga berbentuk kotak dan ikatkan bersama bagian tepinya
menggunakan kawat yang telah digavanisir d= 3 mm, jepit dan ikatkan serta
dipotong dengan menggunakan tang.
3. Tahapan pekerjaan pemasangan lapisan bronjong
1) Modul Bronjong yang dipergunakan ukuran 2 m x 1 m x 0,5 m
2) Letakkan dan susun bronjong kawat dimulai dari lapisan terbawah
3) Ikatkan bronjong kawat yang satu dengan yang lain dengan lilitan kawat φ 3 mm
disepanjang sisinya
4) Isi bronjong kawat hingga penuh dan padat menggunakan batu kali dan atau
batu belah dengan φ 15 cm – 25 cm (lebih besar dari pada lobang anyaman)
5) Tutupkan tutup bronjong kawat lalu ikat sisi-sisinya dengan lilitan kawat φ 3
mm.
6) Ketika penggalian telah dilaksanakan dan hasil penggalian telah diperiksa,
turunkan bronjong ke dalam posisinya dan mulai mengisi jaring tersebut dengan
batu-batu.
7) Ukuran jaring normal untuk bronjong adalah 120 mm.
8) Batu-batu yang diletakkan di dalam bronjong harusmempunyai bentuk yang baik
dan mempunyai kualitas daya tahan yang cukup/baik, dan d>150 mm, lakukan
penguncian batu-batu besar tersebut dengan batu-batu yang lebih kecil.
9) Ketika bronjong telah diisi, ikatkan jaring secara bersamaan bagianyang telah
diikatkan sebelumnya, menggunakan kawat besi yang telah digalvanisir d= 3
mm, jepit dan ikatkan serta dipotong menggunakan tang.
10) Rongga antara dinding bagian belakang dinding bronjong dengan galian harus
ditimbun kembali dan dilakukan pemadatan.
PASAL 8
PEKERJAAN AKHIR DAN PEMERIKSAAN PEKERJAAN
1. Pekerjaan akhir
a. Pada akhir pekerjaan Penyedia Jasa harus :
a.1. Membongkar semua bangunan-bangunan sementara
dan mengeluarkan dari lokasi pekerjan, kecuali terhadap sesuatu
yang dinyatakan lain oleh Direksi.
a.2. Melakukan perapihan seperti membersihkan lapangan
dari sisa bahan bangunan, sisa bongkaran bangunan sementara,
sampah dan lain-lain sesuai petunjuk Direksi.
b. Kontraktor harus melakukan perbaikan-perbaikan pekerjaan yang rusak
atau cacat dan harus sudah selesai sebelum masa pemeliharaan berakhir.
Kontraktor harus selalu menjaga kerapihan lapangan sampai batas waktu
masa pemeliharaan selesai.
c. Kontraktor diwajibkan membuat As Built Drawing dari pelaksanaan
pekerjaan dan mendapat persetujuan dari Pemberi Tugas atau Pejabat
yang ditunjuk.
2. Pemeriksaan pekerjaan
a. Pemeriksa yang dilakukan Direksi :
a.1. Direksi akan melaksanakan pengawasan semua kegiatan
pekerjaan setiap dan mencatat semua kegiatan pekerjaan pada
Buku Harian.
a.2. Pada waktu pekerjaan akan diserahkan kepada Pihak Pertama,
Direksi akan mengadakan Pemeriksanaan Akhir untuk pekerjaan
tersebut.
b. Pemeriksaan oleh Tim Pemeriksa Serah Terima Pekerjaan (PHO)
b.1. Sebelum diadakan Serah Terima Pekerjaan kepada Pihak
Pertama, Tim Pemeriksa Serah Terima Pekerjaan (PHO)
mengadakan pemeriksaan hasil pekerjaan tersebut.
b.2. Apabila setelah diadakan Evaluasi Pemeriksaan oleh PHO ternyata
masih ditemukan kekurangan-kekurangan pekerjaan/tidak sesuai
dengan syarat-syarat teknis dan gambar desainnnya, maka
Kontraktor diwajibkan untuk memperbaiki sesuai dengan syarat-
syarat yang telah ditentukan.
b.3. Segala keperluan peralatan / biaya yang dikeluarkan untuk
keperluan pemeriksaan hasil pekerjaan dan segala akibat yang
timbul dalam hal pemeriksaan ini menjadi menjadi tanggung jawab
Kontraktor.
Jakarta April 2015
( nama )