RMK 3

Embed Size (px)

Citation preview

RMK Akuntansi Manajemen SILVYANTI A31111117 HARGA POKOK VARIABEL (HPV) PENGERTIAN DAN MANFAAT HARGA POKOK VARIABEL Variabel costing merupakan metode penentuan harga pokok produksi yang hanya memperhitungkan biaya produksi yang berperilaku variable ke dalam harga pokok produksi. Penentuan harga pokok variabel (variable costing) adalah suatu konsep penentuan harga pokok yang hanya memasukkan biaya produksi variabel sebagai elemen harga pokok produk. Biaya produksi tetap dianggap sebagai biaya periode atau biaya waktu (period cost) yang langsung dibebankan kepada laba-rugi periode terjadinya dan tidak diperlakukan sebagai biaya produksi. Manfaat data perhitungan harga pokok dengan menggunakan metode variabel costing (HPV) adalah: Menigkatkan estimasi tingkat profitabilitas produk, konsumen, dan segmen bisnis lain. Laba periodik tidak dipengaruhi oleh tingkat persediaan. Dengan asumsi hal-hal lain tetap (harga jual, biaya,bauran benjualan dan sebagainya) laba akan searah dengan penjualan. Dengan menggunakan Variabel costing, biaya produksi per unit tidak mengandung biaya tetap. Laba bersih berdasarkan variabel costing lebih dekat dengan aliran kas bersih. Hal ini akan sangat penting untuk perusahaan yang mengalami masalah aliran kas. PERBEDAAN PERHITUNGAN LABA BERSIH YANG MENGGUNAKAN METODE HPV DENGAN HARGA POKOK PENUH Perhitungan biaya variabel Laba bersih operasional tidak dipengaruhi oleh perubahan dalam produksi dengan perhitungan biaya variabel. Laba bersih operasional adalah sama untuk tiga tahun dengan perhitungan biaya variabel, walaupun produksi melebihi penjualan untuk satu tahun dan kurang dari penjualan untuk tahun berikutnya. Ringkasnya, perubahan

dalam produksi tidak memiliki pengaruh terhadap laba bersih operasional ketika metode perhitungan biaya variabel digunakan. Perhitungan biaya penyerapan atau biaya penuh (full cost) Laba bersih operasional dipengaruhi oleh perubahan dalam produksi dengan perhitungan biaya penyerapan. Laba bersih operasional dengan perhitungan biaya penyerapan meningkat di tahun 2, sebagai respon dari peningkatan produksi di tahun tersebut, dan kemudian menurun di tahun 3, sebagai respons atas penurunan produksi untuk tahun tersebut. Pada dasarnya laba bersih operasional meningkat dan menurun antara kedua tahun ini walaupun jumlah unit yang terjual sama setiap masing-masing tahun. Alasan yang menjelaskan ini dapat ditelusuri lewat biaya overhead pabrik tetap yang berubah dari satu periode ke periode lainnya dalam metode perhitungan biaya penyerapan sebahai akibat dari perubahan dalam persediaan. KOREKSI LAPORAN LABA RUGI YANG MENGGUNAKAN METODE-METODE HPV MENJADI HARGA POKOK PENUH DAN SEBALIKNYA Dengan metode perhitungan biaya penyerapan, jika persediaan meningkat maka beberapa biaya produksi tetap dalam periode berjalan tidak tampak dalam laporan laba rugi sebagai bagian dari harga pokok penjualan. Biaya-biaya ini akan ditangguhkan ke periode berikutnya dan akan dimasukkan dalam akun persediaan dalam neraca. Dengan metode perhitungan biaya variabel, seluruh biaya overhead tetap diperlakukan sebagai beban periode berjalan. Persediaan akhir dalam metode perhitungan biaya variabel lebih rendah dibanding perhitungan biaya penyerapan karena dalam perhitungan biaya variabel, hanya biaya produksi variabel yang dibebankan ke unit produk dan dengan demikian dimasukkan dalam persediaan. Selisih yang ada dalam persediaan akhir menjelaskan perbedaan dalam laba bersih operasional kedua metode perhitungan biaya tersebut. Laba bersih operasional dalam perhitungan biaya overhead pabrik ditangguhkan dalam persediaan untuk periode berikutnya. Laporan laba rugi perhitungan biaya penyerapan tidak membedakan antara biaya tetap dan variabel, sehingga metode ini tidak cocok untuk perhitungan biaya-volume-laba yang penting untuk peencanaan dan pengendalian yang baik. Untuk menghasilkan data untuk analisis biaya-volume-laba, dibutuhkan waktu untuk mengerakan ulang dan mengklasifikasikan biaya dalam laporan perhitungan biaya penyerapan.

-

Pendekatan perhitungan biaya variabel untuk menentukan biaya produksi per unit sesuai dengan pendekatan kontibusi karena kedua konsep tersebut mengklasifikasikan biaya berdasarkan perilakunya. Pada dasarnya, perbedaan antara metode perhitungan biaya penyerapan dan perhitungan biaya variabel terletak pada waktu (timing). Pendukung metode perhitungan biaya variabel menyatakan bahwa biaya produksi tetap harus segera dibebankan secara total, sedangkan pendukung perhitungan biaya penyerapan menyatakan bahwa biaya produksi tetap harus dibababkan pada pendapatan sesuai jumlah unit yang terjual.