11
RANGKUMAN MATAKULIAH PENGAUDITAN II Disusun Oleh: NAMA : LENI PRADASARI NIM : F0313049 KELAS: B FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2015

Rmk Bab 19 Audit Siklus Akuisisi Dan Pembayaran

Embed Size (px)

DESCRIPTION

AUDIT

Citation preview

Page 1: Rmk Bab 19 Audit Siklus Akuisisi Dan Pembayaran

RANGKUMAN MATAKULIAH

PENGAUDITAN II

Disusun Oleh:

NAMA : LENI PRADASARI

NIM : F0313049

KELAS : B

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2015

Page 2: Rmk Bab 19 Audit Siklus Akuisisi Dan Pembayaran

AUDIT SIKLUS AKUISISI DAN PEMBAYARAN: PENGUJIAN PENGENDALIAN,

PENGUJIAN SUBSTANTIF ATAS TRANSAKSI DAN UTANG USAHA

A.    Akun Dan Kelas Transaksi Dalam Siklus Akuisisi Dan Pembayaran

Tujuan Audit ini adalah untuk mengevaluasi apakah akun-akun yang dipengaruhi

oleh akuisisi barang dan jasa serta pengeluaran kas bagi akusisi tersebut disajikan secara

wajar sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang diterima umum.

Terdapat tiga kelas transaksi yang dimasukkan ke dalam siklus:

1.    Akuisisi barang dan jasa

2.    Pengeluaran kas

3.    Retur dan pengurangan pembelian serta diskon pembelian

B.    Fungsi Bisnis Dalam Siklus Serta Dokumen Dan Catatan Terkait

 Siklus akuisisi dan pembayaran melibatkan keputusan dan proses yang diperlukan

untuk memperoleh barang serta jasa guna mengoperasikan suatu bisnis. Siklus tersebut

umumnya dimulai dengan pembuatan permintaan pembelian oleh karyawan yang

berwenang yang memerlukan barang dan jasa, dan berakhir dengan pembayaran utang

usaha.

1.   Memproses Pesanan Pembelian

Permintaan akan barang dan jasa oleh personil klien merupakan titik awal bagi siklus

ini. Dokumen yang umum digunakan meliputi:

a)   Permintaan pembelian (purchase requisition)

Permintaan pembelian digunakan untuk meminta barang dan jasa oleh

karyawan yang berwenang.

b)   Pesanan pembelian (purchase order)

Pesanan pembelian adalah dokumen yang digunakan untuk memesan

barang dan jasa dari vendor.

c)   Faktur vendor (vendor invoice)

Faktur vendor adalah dokumen yang diterima dari vendor dan menunjukkan

jumlah yang terutang atas suatu akuisisi

d)   Memo debet (debit memo)

Memo debet merupakan dokumen yang diterima dari vendor dan

menunjukkan pengurangan jumlah yang terutang kepada vendor akibat retur

barang atau pengurangan yang diberikan.

e)   Voucher

Page 3: Rmk Bab 19 Audit Siklus Akuisisi Dan Pembayaran

Voucher sering digunakan oleh organisasi dalam menetapkan cara yang

formal untuk mencatat dan mengendalikan akuisisi, terutama dengan

memungkinkan setiap transaksi akuisisi diberi nomer urut.

f)    File transaksi akuisisi

File transaksi akuisisi adalah file yang dibuat computer yang meliputi

semua transaksi akuisisi yang diproses oleh system akuntansi selama satu

periode.

g)   Jurnal akuisisi atau listing

Listing atau laporan ini dibuat dari file transaksi akuisisi dan umumnya

meliputi nama vendor, tanggal, jumlah, dan klasifikasi akun atau klasifikasi setiap

transaksi, seperti perbaikan dan pemeliharaan, persediaan atau utilitas.

h)   File induk utang usaha (accounts payable master file)

Mencatat transaksi akuisisi, pengeluaran kas, serta retur dan pengurangan

akuisisi untuk setiap vendor. File induk ini diperbaharui dari file transaksi

akuisisi, retur dan pengurangan, serta pengeluaran kas yang terkomputerisasi.

i)    Neraca saldo utang usaha (accounts payable trial balance)

Mencantumkan jumlah yang terutang kepada setiap vendor atau dari setiap

faktur atau voucher pada suatu titik waktu. Neraca tersebut dibuat langsung dari

file induk utang usaha.

j)    Laporan vendor (vendor’s statement)

Dokumen yang disiapkan setiap bulan oleh vendor dan menunjukkan saldo

awal, akuisisi, retur dan pengurangan, pembayaran kepada vendor dan

menunjukkan saldo awal, akuisisi, retur, dan pengurangan, pembayaran kepada

vendor, dan saldo akhir.

2.    Memproses dan Mencatat Pengeluaran Kas

Pembayaran atas pembelian barang dan jasa merupakan aktivitas yang signifikan

bagi semua entitas. Aktivitas tersebut secara langsung akan mengurangi saldo akun

kewajiban, terutama utang usaha. Dokumen yang terkait dengan proses pengeluaran

kas yang diperiksa auditor termasuk:

a)   Cek

      Dokumen ini umumnya digunakan untuk membayar akuisisi ketika

pembayaran sudah jatuh tempo.

b)   File transaksi pengeluaran kas (cash disbursement transaction file)

Page 4: Rmk Bab 19 Audit Siklus Akuisisi Dan Pembayaran

      File yang dibuat dengan computer yang mencantumkan semua transaksi

pengeluaran kas yang diproses oleh system akuntansi selama suatu periode.

c)    Jurnal atau listing pengeluaran kas (cash disbursement Journal or Listing)

Listing atau laporan yang dibuat dari file transaksi pengeluaran kas yang

mencantumkan semua transaksi selama setiap periode waktu.

  3. Akuisisi Telah Dicatat Secara Akurat (keakuratan)

Luas pengujian yang terinci atas akun neraca dan beban tergantung pada evaluasi

auditor mengenai keefektifan pengendalian internal, keakuratan transaksi akuisisi

yang dicatat. Pengujian yang terinci atas persediaan dapat dikurangi secara

signifikan apabila auditor yakin bahwa catatan perpetual memang akurat dan

biasanya diuji sebagai bagian dari pengujian pengendalian dan pengujian substantif

atas transaksi akuisisi.

4. Akuisisi Telah Diklasifikasikan dengan Benar (klasifikasi)

Pengujian yang terinci dapat dikurangi jika auditor yakin bahwa pengendalian

internal sudah memadai untuk memberikan kepastian yang layak menyangkut

klasifikasi yang benar dalam jurnal akuisisi. Karena menghabiskan waktu bagi

auditor untuk mendokumentasikan pengujian atas akuisisi aktiva tetap demi tujuan

keakuratan dan klasifikasi. 

C. Metodologi untuk Merancang Pengujian Pengendalian dan Pengujian Substantif

atas Transaksi

Sampling Atribut untuk Pengujian Pengendalian dan Pengujian Substantif atas

Transaksi .

Terdapat tiga perbedaan yang penting antara akuisisi dan pembayaran

dibandingkan dengan siklus lainnya.

1.  Terdapat sejumlah besar akun yang terlibat termasuk akun laporan laba rugi

dan neraca. Hal ini meningkatkan potensi salah saji klasifikasi yang mungkin

akan mempengaruhi laba.

2.  Sudah umum bagi transaksi dalam siklus ini untuk menuntut pertimbangan

yang signifikan seperti biaya lease dan kontruksi. Pertimbangan tersebut

mengakibatkan meningkatnya kemungkinan salah saji. Akibatnya auditor

sering mengurangi tingkat pengecualian yang dapat ditoleransi untuk atribut

keakuratan.

Page 5: Rmk Bab 19 Audit Siklus Akuisisi Dan Pembayaran

3.  Jumlah nilai uang setiap transaksi dalam siklus mencakup rentang yang luar.

Akibatnya auditor sering memisahkan item-item yang bernilai besar dan tidak

biasa serta mengujinya atas dasar 100 persen.

D. METODOLOGI UNTUK MERANCANG PENGUJIAN ATAS RINCIAN SALDO

UTANG USAHA

Karena semua transaksi dalam siklus akuisisi dan pembayaran umumnya mengalir

melalui utang usaha, akun ini penting bagi audit atas siklus akuisisi dan pembayaran.

Utang usaha adalah kewajiban yang belum dibayar atas barang dan jasa yang diterima

dalam peristiwa bisnis yang biasa.

Utang usaha harus dibedakan dari kewajiban akrual dan kewajiban berbunga.

Kewajiban akan dianggap utang usaha hanya jika total kewajiban itu diketahui dan

terhutang pada tanggal neraca. Jika kewajiban mencakup pembayaran bunga, hal tersebut

harus dicatat sebagai wesel bayar, utang kontrak, utang hipotik, atau utang obligasi.

Utang usaha cenderung material bagi sebagaian besar perusahaan, maka auditor hampir

selalu melaksanakan sejumlah pengujian atas rincian saldo.

1. Mengidentifikasi Risiko Bisnis Klien yg Mempengaruhi Utang Usaha (TahapI)

Usaha untuk merampingkan proses pembelian barang dan jasa telah mengubah

semua aspek siklus akuntansi dan pembayaran bagi banyak perusahaan. Pengaturan

sistem tersebut dapat menjadi kompleks. Auditor harus memahami sifat perubahan

sistem tersebut utuk mengidentifikasi apakah risiko bisnis klien dan pengendalian

manajemen yang terkait mempengaruhi kemungkinan salah saji yang material dalam

utang usaha.

2.  Menetapkan Salah Saji yang Dapat Ditoleransi dan Menilai Risiko Inheren

(Tahap I)

Seperti halnya Piutang usaha, utang usaha seringkali saldonya berjumlah besar

dan terdiri dari sejumlah besar saldo vendor serta relative mahal untuk mengaudit akun

tersebut. Karena alasan itu auditor umumnya menetapkan salah saji yang dapat

ditoleransi yang relative tinggi untuk utang usaha. Auditor sering menilai risiko inheren

sebagai sedang atau tinggi.

3.  Menilai Risiko Pengendalian dan Merancang serta Melaksanakan Pengujian

pengendalian dan pengujian Substantif atas Transaksi (tahap I dan II)

Setelah menetapkan salah saji yang dapat ditoleransi dan risiko inheren , auditor

menilai risiko pengendalian berdasarkan pemahaman terhadap pengendalian internal.

Pengujian susbtantif bergantung pada keefektifan relative pengendalian internal yang

Page 6: Rmk Bab 19 Audit Siklus Akuisisi Dan Pembayaran

berhubungan  dengan utang usaha. Setelah menilai risiko pengendalian, auditor

merancang dan melaksanakan pengujian pengendalian serta pengujian substrantif atas

transaksi akuisisi dan pengeluaran kas.

4.  Merancang dan Melaksanakan Prosedur analitis (tahap III)

Tujuan audit atas utang usaha secara keseluruhan adalah untuk menentukan apakah

saldo utang usaha telah dinyatakan secara wajar dan diungkapkan secaraa layak. Nilai

realisasi tidak dapat diterapkan pada kewajiban. Auditor tidak boleh mengabaikan

kemungkinan aktiva mengalami kurang saji tetapi lebih memperhatikan lebih saji. Karena

lebih saji ekuitas pemilik dapat terjadi baik dari lebih saji aktiva atau kurang saji

kewajiban, merupakan hal yang alami bagi akuntan publik untuk menekankan kedua salah

saji tersebut.

Penggunaan tujuan audit yang berkaitan dengan saldo sama dengan yang diterapkan

untuk memverifikasi piutang usaha, karena tujuan itu juga dapat diterapkan pada

kewajiban dengan tiga modifikasi kecil:

1.  Tujuan nilai realisasi tidak dapat diterapkan pada kewajiban. Nilai realisasi hanya

dapat diterapkan pada aktiva.

2.  Aspek hak dalam tujuan hak dan kewajiban tidak dapat diterapkan pada

kewajiban. Untuk aktiva auditor menggunakan hak klien atas penggunaan dan

pelepasan aktiva. Untuk kewajiban auditor memperhatikan kewajiban klien atas

pembayaran kewajiban.

3.  Untuk kewajiban, penekanan diberikan pada pencarian kurang saji dan bukan

lebih saji.

Pengujian Kewajiban Setelah Periode, karena menekankan pada kurang saji dalam

akun kewajiban, pengujian kewajiban setelah periode (out-of-period liabilities

test) merupakan hal yang penting bagi utang usaha. Prosedur audit yang sama

digunakan untuk mengungkapkan utang yang belum tercatat dapat diterapkan pada

tujuan keakuratan.

Memeriksa dokumentasi yang mendasari pengeluaran kas selanjutnya, auditor

memeriksa dokumen pendukung menyangkut pengeluaran kas setelah tanggal neraca

guna menentukan apakah pengeluaran kas dilakukan untuk kewajiban periode berjalan.

Memeriksa dokumentasi yang mendasari untuk tagihan yang belum dibayar

beberapa minggu setelah akhir tahun, auditor melaksanakan prosedur ini dengan

cara yang sama seperti sebelumnya dan untuk tujuan yang sama.

Page 7: Rmk Bab 19 Audit Siklus Akuisisi Dan Pembayaran

Menelusuri laporan penerimaan yang dikeluarkan sebelum akhir taun ke faktur

vendor terkait, semua barang dagang yang diterima sebelum akhir taun periode

akuntansi harus dicantumkan sebagai utang usaha.

Menelusuri laporan vendor yang menunjukan saldo yang jatuh tempo ke neraca

saldo utang usaha, jika klien menyimpan file laporan vendor, auditor dapat menelusuri

setiap laporan yang memiliki saldo yang jatuh tempo pada tanggal neraca ke listing

untuk memastikan bahwa hal itu telah dicantumkan sebagai utang usaha.

Mengirim konfirmasi ke vendor dengan siapa klien melakukan bisnis, walaupun

penggunaan konfirmasi untuk utang usaha kurang begitu umum ketimbang untuk

piutang usaha, auditor kadang-kadang menggunakannya untuk menguji vendor yang

dihapus dari daftar utang usaha, transaksi yang dihilangkan dan saldo akun yang salah

saji.

Pengujian pisah batas (cutoff tests) utang usaha dilakukan untuk menentukan apakah

transaksi yang dicatat bebrapa hari  sebelum dan setelah tanggal neraca dicantumkan

pada periode yang benar.

Hubungan pisah batas dengan observasi fisik persediaan, dalam ,menentukan

apakah pisah batas utang usaha sudah benar, sangatlah penting jika pengujian pisah

batas dikoordinasikan  dengan observasi fisik persediaan.

Persediaan dalam perjalanan, menyangkut utang usaha, auditor harus membedakan

antara akuisisi persediaan atas dasar FOB destination dan atas dasar FOB origin. Untuk

FOB destination, hak akan berpindah ke pembeli ketika persediaan diterima. Jika

akuisisi dilakukan atas dasar  FOB origin, perusahaan harus mencatat persediaan dan

utang yang terkait pada periode berjalan jika pengiriman dilakukan pada atau setelah

tanggal neraca.

Perbedaan antara faktur vendor dan laporan vendor, auditor harus membedakan

antara faktur vendor dengan laporan keuangan ketika memverifikasi jumlah yang

terutang kepada vendor. Auditor akan memperoleh bukti yang sangat handal mengenai

setiap transaksi.

Perbedaan antara laporan vendor dan konfirmasi perbedaan yang paling penting

terletak pada sumber informasinya. Laporan vendor disiapkan oleh vendor (pihak

ketiga yang independen) tetapi berada ditangan klien pada saat auditor memeriksanya.