Rmk Sesi 2_resume

Embed Size (px)

DESCRIPTION

ASP

Citation preview

RINGKASAN MATERI KULIAHMATA KULIAH AKUNTANSI SEKTOR PUBLIKDosen pengampu : Muhammad Agung Prabowo, Ph.D

ORGANISASI PEMERINTAHAN: TINJAUAN GOVERNANCE

Disusun Oleh:DINI MEIYANTI(S431308020)

PROGRAM MAGISTER AKUNTANSIFAKULTAS EKONOMI DAN BISNISUNIVERSITAS SEBELAS MARETPEBRUARI 2014

LEMBAGA LEMBAGA NEGARA, FUNGSI DAN TUGASNYA Sebagai negara demokrasi, pemerintahanIndonesia menerapkan teoritrias politika.Trias politika adalah pembagian kekuasaanpemerintahan menjadi tiga bidang yang memiliki kedudukan sejajar. Ketigabidang tersebut yaitu :Legislatif bertugas membuat undang undang.Bidang legislatif adalahDewanPerwakilan Rakyat (DPR). Yang kedua, Eksekutifbertugas menerapkan atau melaksanakanundang-undang. Bidang eksekutif adalahpresiden dan wakil presiden besertamenteri-menteri yang membantunya. Yang ketiga, Yudikatif bertugasmempertahankan pelaksanaan undang-undang. Adapun unsur yudikatifterdiri atasMahkamah Agung(MA) dan Mahkamah Konstitusi (MK).Lembaga-lembaga negara Indonesia diposisikan sesuai dengan ketigaunsur di depan. Selain lembaga tersebut masih ada lembaga yang lain. Lembagatersebut antara lainMajelis Permusyawaratan Rakyat(MPR), Komisi Yudisial(KY), dan Mahkamah Konstitusi (MK).Lembaga-lembaga negara seperti Komisi Yudisial(KY) dan Mahkamah Konstitusi merupakan lembaga baru. Selain itu amandemenUUD 1945 juga menghapuskan Dewan Pertimbangan Agung (DPA). Sebagaipenggantinya, Presiden membentuk suatu dewan pertimbangan yang bertugasmemberi nasihat dan pertimbangan pada Presiden.Berikut adalah nama lembaga-lembaga negara hasil amandemen UUD'45, fungsi, tugas dan wewenangnya.1. Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR)Sesuai dengan Pasal 3 Ayat 1 UUD 1945 MPR amandemen mempunyai tugas dan wewenang sebagai berikut : mengubah dan menetapkan undang-undang dasar; melantik presiden dan wakil presiden; memberhentikan presiden dan wakil presiden dalam masa jabatannya menurut undang-undang dasar.2. Dewan Perwakilan Rakyat (DPR)Berdasarkan UU Pemilu N0. 10 Tahun 2008 ditetapkan sebagai berikut: jumlah anggota DPR sebanyak 560 orang; jumlah anggota DPRD provinsi sekurang-kurangnya 35 orang dan sebanyak- banyak 100 orang; jumlah anggota DPRD kabupaten/kota sedikitnya 20 orang dan sebanyak- banyaknya 50 orang.Lembaga negara DPR mempunyai fungsi berikut ini : pertama, Fungsi legislasi, artinya DPR berfungsi sebagai lembaga pembuat undang-undang. Yang kedua, Fungsi anggaran, artinya DPR berfungsi sebagai lembaga yang berhak untuk menetapkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Yang ketiga Fungsi pengawasan, artinya DPR sebagai lembaga yang melakukan pengawasan terhadap pemerintahan yang menjalankan undang-undang. DPR sebagai lembaga negara mempunyai hak-hak, antara lain sebagai berikut. Pertama, Hak interpelasi adalah hak DPR untuk meminta keterangan kepada pemerintah mengenai kebijakan pemerintah yang penting dan strategis serta berdampak luas bagi kehidupan masyarakat. Yang kedua, Hak angket adalah hak DPR untuk melakukan penyelidikan terhadap suatu kebijakan tertentu pemerintah yang diduga bertentangan dengan peraturan perundang-undangan. Yang ketiga, Hak menyatakan pendapat adalah hak DPR untuk menyatakan pendapat terhadap kebijakan pemerintah mengenai kejadian yang luar biasa yang terdapat di dalam negeri disertai dengan rekomendasi penyelesaiannya atau sebagai tindak lanjut pelaksanaan hak interpelasi dan hak angket. Untuk memudahkan tugas anggota DPR maka dibentuk komisi-komisi yang bekerja sama dengan pemerintah sebagai mitra kerja.3. Dewan Perwakilan DaerahSesuai dengan Pasal 22 D UUD 1945 maka kewenangan DPD, antara lain sebagai berikut.Dapat mengajukan rancangan undang-undang kepada DPR yang berkaitan dengan otonomi daerah, hubungan pusat dengan daerah, pembentukan dan pemekaran, serta penggabungan daerah, pengelolaan sumber daya alam dan sumber daya ekonomi lainnya, perimbangan keuangan pusat dan daerah.b. Ikut merancang undang-undang yang berkaitan dengan otonomi daerah, hubungan pusat dengan daerah, pembentukan dan pemekaran, serta penggabungan daerah, pengelolaan sumber daya alam dan sumber daya ekonomi lainnya, perimbangan keuangan pusat dan daerah.c. Dapat memberi pertimbangan kepada DPR yang berkaitan dengan rancangan undang-undang, RAPBN, pajak, pendidikan, dan agama.d. Dapat melakukan pengawasan yang berkaitan dengan pelaksanaan undang-undang otonomi daerah, hubungan pusat dengan daerah, pembentukan dan pemekaran serta penggabungan daerah, pengelolaan sumber daya alam dan sumber daya ekonomi lainnya, perimbangan keuangan pusat dengan daerah, pajak, pendidikan, dan agama.4. Presiden dan Wakil PresidenSebagai seorang kepala negara, menurut Undang-Undang DasarNegara Republik Indonesia Tahun 1945, Presiden mempunyai wewenang sebagaiberikut: pertama, membuat perjanjian dengan negara lain dengan persetujuan Dewan PerwakilanRakyat. Yang kedua, mengangkat duta dan konsul. Duta adalah perwakilan negara Indonesia di negarasahabat. Duta bertugas di kedutaan besar yang ditempatkan di ibu kota negarasahabat itu. Sedangkan konsul adalah lembaga yang mewakili negara Indonesiadi kota tertentu di bawah kedutaan besar kita. Keiga, menerima duta dari negara lain. Yang terakhir, memberi gelar, tanda jasa dan tanda kehormatan lainnya kepada warga negaraIndonesia atau warga negara asing yang telah berjasa mengharumkan nama baikIndonesia.Sebagai seorangkepala pemerintahan, presiden mempunyai kekuasaan tertinggi untuk menyelenggarakan pemerintahan negara Indonesia. Wewenang, hak dan kewajiban Presiden sebagai kepala pemerintahan, diantaranya: memegang kekuasaan pemerintah menurut Undang-Undang Dasar, berhak mengajukan Rancangan Undang-Undang (RUU) kepada DPR, menetapkan peraturan pemerintah, memegang teguh Undang-Undang Dasar dan menjalankan segala Undang-Undang dan peraturannya dengan selurus-lurusnya serta berbakti kepada Nusadan Bangsa, memberi grasi dan rehabilitasi dengan memperhatikan pertimbangan MahkamahAgung. Selain sebagai kepala negara dan kepala pemerintahan, seorang presiden jugamerupakan panglima tertinggi angkatan perang. Dalam kedudukannya seperti ini,presiden mempunyai wewenang sebagai berikut: menyatakan perang, membuat perdamaian dan perjanjian dengan negara laindengan persetujuan DPR, membuat perjanjian internasional lainnya dengan persetujuan DPR, menyatakan keadaan bahaya.5. Mahkamah AgungKewajiban dan wewenang Mahkamah Agung, antara lain sebagai berikut: berwenang mengadili pada tingkat kasasi, menguji peraturan perundangundangandi bawah undang-undang terhadap undang-undang, danmempunyai wewenang lainnya yang diberikan oleh undang-undang;mengajukan tiga orang anggota hakim konstitusi; memberikan pertimbangan dalam hal presiden memberi grasi dan rehabilitasi.6. Mahkamah KonstitusiKeberadaan Mahkamah Konstitusi diatur dalam Undang-Undang Dasar NegaraRepublik Indonesia Tahun 1945 dan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor24tahun 2003tentang Mahkamah Konstitusi.Mahkamah Konstitusi berwenang mengadili pada tingkat pertama dan terakhir yangputusannya bersifat final. 7. Komisi YudisialKomisi Yudisial adalah lembaga negara yang mempunyai wewenang berikut ini: mengusulkan pengangkatan hakim agung; menjaga dan menegakkan kehormatan, keluhuran martabat, serta perilaku hakim.8. Badan Pemeriksa Keuangan (BPK)Tugas BPK adalah memeriksa pengelolaan keuangan negara. Hasil pemeriksaan BPK diserahkan kepada DPR, DPD, dan DPRD sesuai dengan kewenangannya. Berdasarkan UUD 1945 Pasal 23 F maka anggota BPK dipilih oleh DPR dengan memperhatikan pertimbangan DPD dan diresmikan oleh presiden. BPK berkedudukan di ibu kota negara dan memiliki perwakilan di setiap provinsi.III. REGULASI YANG TERKAIT DENGAN AKUNTANSI SEKTOR PUBLIKParadigma baru dalam Reformasi Manajemen Sektor Publik adalah penerapan akuntansi dalam praktik pemerintah guna mewujudkan good governance. Landasan hukum pelaksanaan reformasi tersebut telah disiapkan oleh Pemerintah dalam suatu Paket UU Bidang Keuangan Negara yang terdiri dari UU Keuangan Negara, UU Perbendaharaan Negara, dan UU Pemeriksaan Tanggung Jawab Keuangan Negara yang pada saat ini telah disahkan oleh DPR. Terdapat empat prinsip dasar pengelolaan keuangan negara yang telah dirumuskan dalam 3 Paket UU Bidang Keuangan Negara tersebut, yaitu : Akuntabilitas berdasarkan hasil atau kinerja, Keterbukaan dalam setiap prinsip transaksi, Pemberdayaan manajer professional dan Adanya lembaga pemeriksa internal yang kuat, profesional, dan mendiri serta dihindarinya duplikasi dalam pelaksanaan pemerintahan.Prinsip-prinsip tersebut sejalan dengan prinsip-prinsip desentralisasi dan otonomi daerah yang telah ditetapkan dalam Undang-Undang No. 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah dan Undang-Undang No. 25 Tahun Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah. Dengan demikian, pelaksanaan tiga UU Bidang Keuangan Negara tersebut nantinya, selain menjadi acuan dalam pelaksanaan reformasi manajemen pemerintah, diharapkan akan memperkokoh landasan pelaksanaan desentralisasi dan otonomi daerah di NKRI.Paradigma baru regulasi Akuntansi Sektor Publik1. UU No. 17 Tahun 2003 Tentang Keuangan Negara2. UU No. 1 Tahun 2004 Tentang Perbendaharaan Negara3. UU No. 15 Tahun 2004 Tentang Pemeriksaan Pengelolaan Keuangan Negara4. UU No. 25 Tahun 2004 Tentang Sistem Perencanaan dan Pembangunan Nasional5. UU No. 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah6. UU No. 33 Tahun 2004: Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah7. PP No. 24 Tahun 2005 Tentang Standar Akuntansi Pemerintahan8. PP No. 71 Tahun 2010 Tentang Standar Akuntansi PemerintahanIV. Akuntabilitas Dalam pengertian yang sempit akuntabilitas dapat dipahami sebagai bentuk pertanggungjawaban yang mengacu pada kepada siapa organisasi (atau pekerja individu) bertanggungjawab dan untuk apa organisasi (pekerja individu) bertanggung jawab. Dalam pengertian luas, akuntabilitas dapat dipahami sebagai kewajiban pihak pemegang amanah (agent) untuk memberikan pertanggungjawaban, menyajikan, melaporkan, dan mengungkapkan segala aktivitas dan kegiatan yang menjadi tanggung jawabnya kepada pihak pemberi amanah (principal) yang memiliki hak dan kewenangan untuk meminta pertanggungjawaban tersebut. Akuntabilitas berhubungan terutama dengan mekanisme supervisi, pelaporan, dan pertanggungjawaban kepada otoritas yang lebih tinggi dalam sebuah rantai komando formal. Akuntabilitas publik terdiri atas dua macam, yaitu (1) akuntabilitas vertikal dan (2) akuntabilitas horisontal. Akuntabilitas vertikal adalah pertanggungjawaban atas pengelolaan dana kepada otoritas yang lebih tinggi, misalnya pertanggungjawaban unit-unit kerja (dinas) kepada pemerintah daerah, pertanggungjawaban daerah kepada pemerintah pusat, dan pemerintah pusat kepada MPR. Pertanggungjawaban horizontal adalah pertanggungjawaban kepada masyarakat luas. Ruang lingkup akuntabilitas tidak hanya pada bidang keuangan saja, tetapi meliputi: 1. Fiscal Accountability, Akuntabilitas yang dituntut masyarakat berkaitan pemanfaatan hasil perolehan pajak dan retribusi. 2. Legal accountability, Akuntabilitas yang berkaitan dengan bagaimana undang-undang maupun peraturan dapat dilaksanakan dengan baik oleh para pemegang amanah.3. Program accountability, Akuntabilitas yang berkaitan dengan bagaimana pemerintah mencapai program-program yang telah ditetapkan4. Process accountability, Akuntabilitas yang berkaitan dengan bagaimana pemerintah mengolah dan memberdayakan sumber-sumber potensi daerah secara ekonomi dan efisien.5. Outcome accountability, Akuntabilitas yang berkaitan dengan bagaimana efektivitas hasil dapat bermanfaat memenuhi harapan dan kebutuhan masyarakatAkuntabilitas publik yang harus dilakukan oleh organisasi sektor publik terdiri atas beberapa dimensi. Ellwood (1993) menjelaskan terdapat empat dimensi akuntabilitas yang harus dipenuhi oleh organisasi sektor publik, yaitu:1. Akutabilitas Kejujuran dan Akuntabilitas Hukum (Accountability for Probity and Legality), Akuntabilitas kejujuran terkait dengan penghindaran penyalahgunaan jabatan (abuse of power), sedangkan akuntabilitas hokum terkait dengan jaminan adanya kepatuhan terhadap hokum dan peraturan lain yang disyaratkan dalam penggunaan sumber dana publik.2. Akuntabilitas Proses, Akuntabilitas proses terkait dengan apakah prosedur yang digunakan dalam melaksanakan tugas sudah cukup baik dalam hal kecukupan sistem informasi akuntansi, sistem informasi manajemen, dan prosedur administrasi. Akuntabilitas proses termanifestasi melalui pemberian pelayanan publik yang cepat, responsive, dan murah biaya. 3. Akuntabilitas Program, Akuntabilitas program terkait dengan pertimbangan apakah tujuan yang ditetapkan dapat dicapai atau tidak, dan apakah telah mempertimbangkan alternatif program yang memberikan hasil yang optimal dengan biaya yang minimal.4. Akuntabilitas Kebijakan, Akuntabilitas kebijakan terkait dengan pertanggungjawaban pemerintah, baik pusat maupun daerah, atas kebijakan-kebijakan yang diambil pemerintah terhadap DPR/DPRD dan masyarakat luas.