Upload
others
View
1
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
XII IPA 5
Seni Rupa Modern Indonesia
A. Pendahuluan
Mempelajari seni rupa pada dasarnya mempelajari peradaban manusia. Sejarah
peradaban tidak dapat dipisah-pisahkan, karena pada dasarnya kesenian antar bangsa
memberi dan menerima pengaruh. Seni rupa adalah cabang seni yang membentuk karya
seni dengan media yang bisa ditangkap mata dan dirasakan dengan rabaan. Kesan ini
diciptakan dengan mengolah konsep garis, bidang, bentuk, volume, warna, tekstur, dan
pencahayaan dengan acuan estetika. Seni Rupa dibagi menjadi beberapa bagian, yaitu
Seni Rupa Tradisional, Seni Rupa Modern, dan Seni Rupa Kontemporer. Dalam jurnal
yang saya buat kali ini, saya akan membahas Seni Rupa Modern.
Seni Rupa Modern adalah suatu karya seni rupa yang merupakan hasil kreativitas untuk
menciptakan karya yang baru atau dengan kata lain karya seni rupa pembaruan.
Kreativitas dalam seni rupa di dalamnya terdapat estetika, karakter, inovasi, dan
originalitas. Seni rupa modern adalah seni yang tidak terbatas pada kebudayaan suatu
adat atau daerah, namun tetap berdasarkan sebuah filosofi dan aliran-aliran seni rupa.
B. Pengertian Seni Rupa Modern
Seni Rupa Modern adalah suatu karya seni rupa yang merupakan hasil kreativitas
untuk menciptakan karya yang baru atau dengan kata lain karya seni rupa pembaruan.
Kreativitas dalam seni rupa di dalamnya terdapat estetika, karakter, inovasi, dan
originalitas. Seni rupa modern adalah seni yang tidak terbatas pada kebudayaan suatu
adat atau daerah, namun tetap berdasarkan sebuah filosofi dan aliran-aliran seni rupa.
Istilah “modern” dalam seni rupa Indonesia yaitu betuk dan perwujudan seni yang terjadi
akibat dari pengaruh kaidah seni Barat / Eropa. Dalam perkembangannya sejalan dengan
perjuangan bangsa Indonesia untuk melepaskan diri dari penjajahan.
C. Perjalanan Seni Rupa Modern Indonesia
a. Masa Perintis (1826-1880)
Dimulai dari prestasi Raden Saleh Syarif Bustaman (1807 – 1880),
seorang seniman Indonesia yang belajar kesenian di eropa seperti di Belanda,
Jerman dan Perancis sekembalinya di Indonesia ia menyebarkan hasil
pendidikannya. Kemudian Raden Saleh dikukuhkan sebagai bapak perintis seni
Seni Rupa Modern Indonesia 1
XII IPA 5
lukisan modern. Corak lukisannya beraliran Romantis dan Naturalis. Dengan gaya
Romantisme yaitu suatu gaya lukisan yang penuh perasaan yang dilebih-
lebihkan.
BERBURU Banteng. Itulah judul salah satu lukisan
legendaris hasil karya Raden Saleh Syarif Bustam(1807-1880)Raden Saleh, Banteng melawan Singa
b. Masa seni lukis Indonesia jelita / moei (1920 – 1938)
Masa ini merupakan kelanjutan dari masa perintisan setelah pakum beberapa
saat karena meninggalnya Raden Saleh. Ditandai dengan hadirnya sekelompok
pelukis barat yaitu Rudolf Bonnet, Walter Spies, Arie Smite, R. Locatelli dan
lain-lain Kemudian munculah seniman Abdullah Surio Subroto dan diikuti oleh
anak-anaknya, Sujono Abdullah, Basuki Abdullah dan Trijoto Abdullah. Pelukis-
pelukis Indonesia yang lain seperti Pirngadi, Henk Ngantung, Suyono dll. Masa ini
disebut dengan masa Indonesia Jelita karena pelukisnya melukiskan tentang
kemolekan/keindahan obyek alam. Pelukis hanya mengandalkan teknik dan bahan
saja.
Seni Rupa Modern Indonesia 2
XII IPA 5
Lukisan Rudolf Bonet, Koleksi Presiden Soekarno
Basuki_abdullah_balinese beauty
Lukisan Karya Walter Spies
Abdullah SS, Mountain Lanscape
Seni Rupa Modern Indonesia 3
XII IPA 5
c. Masa Persagi (1938-1942)
Pada masa ini di Indonesia sedang terjadi pergolakan. Bangsa Indonesia
berjuang untuk mendapatkan hak yang sejajar dengan bangsa-bangsa lain, terutama
hak untuk merdeka dari penjajahan asing. Pergolakan di segala bidang pun terjadi,
seperti dalam bidang kesenian yang berusaha mencari ciri khas Indonesia. Pelopor
masa ini yang dikenal memiliki semangat tinggi adalah S. Sdjojono, ia tidak puas
dengan kehidupan seni rupa Jelita yang serba indah, karena dianggap bertolak
belakang dengan kejadian yang melanda bangsa Indonesia. Sebagai langkah
perjuangannya maka S. Sudjojono dan Agus Jayasuminta bersama kawan-kawannya
mendirikan PERSAGI (Persatuan Ahli-ahli Gambar Indonesia). Persagi bertujuan
untuk mengembangkan seni lukis di Indonesia dengan mencari corak Indonesia asli.
Konsep persagi itu sendiri adalah semangat dan keberanian, bukan sekedar
kecakapan melukis melainkan melukis dengan tumpahan jiwa.
PERSAGI (Peraturan Ahli Gambar Indonesia) didirikan tahun 1938 di
Jakarta yang diketuai oleh Agus Jaya Suminta dan sekretarisnya S. Sujoyono,
sedangkan anggotanya Ramli, Abdul Salam, Otto Jaya S, Tutur, Emira Sunarsa
(pelukis wanita pertama Indonesia)
S. Sudjoyono, “Tjap Go Meh”, 1940 S. Sudjoyono,Didepan Kelambu Terbuka
Seni Rupa Modern Indonesia 4
XII IPA 5
Otto Djaya, Penggodaan Dullah, Persiapan Gerilya,130X151
d. Masa Pendudukan Jepang (1942 – 1945)
Kegiatan melukis pada masa ini dilakukan dalam kelompok Keimin Bunka
Shidoso. Tujuannya adalah untuk propaganda pembentukan kekaisaran Asia Timur
Raya. Kelompok ini didirikan oleh tentara Dai Nippon dan diawasi oleh seniman
Indonesia, Agus Jayasuminta, Otto Jaya, Subanto, Trubus, Henk Ngantung, dll.
Untuk kelompok asli Indonesia berdiri pada tahun 1945 kelompok PUTRA (Pusat
Tenaga Rakyat), tokoh-tokoh yang mendirikan kelompok ini adalah tokoh empat
serangkai yaitu Ir. Sukarno, Moh. Hatta, KH. Dewantara dan KH. Mas Mansyur.
Khusus yang menangani bidang seni lukis adalah S. Sudjojono dan Affandi. Pelukis
yang ikut bergabung dalam Putra diantaranya Hendra Gunawan, Sudarso, Barli,
Wahdi, dll. Pada masa ini para seniman memiliki kesempatan untuk berpameran,
seperti pameran karya dari Basuki Abdullah, Affandi, Nyoman Ngedon, Hendra
Gunawan, Henk Ngantung, Otto Jaya.
e. Masa Sesudah Kemerdekaan (1945-1950)
setelah Indonesia merdeka bermunculanlah kelompok-kelompok seniman
lukis Indonesia, diantaranya:
Sanggar Masyarakat (1946) dipimpin Affandi, kemudian diganti nama menjadi
SIM (Seniman Indonesia Muda) yang dipimpin oleh S. Sudjojono;
Pelukis Rakyat (1947), Affandi dan Hendra Gunawan keluar dari SIM dan
mendirikan Pelukis Rakyat dipimpin oleh Affandi;
Perkumpulan Prabangkara (1948);
Seni Rupa Modern Indonesia 5
XII IPA 5
ASRI (Akademi Seni Rupa (1948), tokoh-tokoh pendirinya RJ. Katamsi,
S.Sudjojono,Hendra Gunawan, Jayengasmoro, Kusnadi dan Sindusisworo;
Tahun 1950 di Bandung berdiri Balai Perguruan Tinggi Guru Gambar yang
dipelopori oleh Prof. Syafei Sumarya, Mochtar Apin, Ahmad Sadali, Sujoko, Edi
Karta Subarna;
Tahun 1955, berdiri Yin Hua oleh Lee Man Fong ( perkumoulan pelukis
Indonesia keturunan Tionghoa);
Tahun 1958, berdiri Yayasan seni dan desain Indonesia oleh Gaos Harjasumantri
dkk;
Tahun 1959, berdiri Organisasi Seniman Indonesia oleh Nashar.
Affandi, Potret Diri Affandi, Kuda Putih
f. Masa Pendidikan Seni Rupa Melalui Pendidikan Formal
Pada tahun 1950 di Yogyakarta berdiri ASRI (Akademi Seni Rupa
Indonesia) yang sekarang namanya menjadi STSRI (Sekolah Tinggi Seni Rupa
Indonesia) yang dipelopori oleh RJ. Katamsi, kemudian di Bandung berdiri
Perguruan Tinggi Guru Gambar (sekarang menjadi Jurusan Seni Rupa ITB) yang
dipelopori oleh Prof. Syafei Sumarja. Selanjutnya LPKJ (Lembaga Pendidikan
Seni Rupa Modern Indonesia 6
XII IPA 5
Kesenian Jakarta) disusul dengan jurusan – jurusan di setiap IKIP Negeri bahkan
sekarang pada tingat SLTA
Kucing Hitam Merah Karya Popo IskandarLukisan Karya Barli Sasmita
Sri Hadi, Tari Bedoyo Ketawang dengan 5 penari jawa
(tahun 2005) , ukuran 2 x 1.5 M, oil 0n canvas
g. Masa Seni Rupa Baru Indonesia
Pada sekitar tahun 1974 muncul kelompok baru dalam seni lukis. Kelompok
ini menampilkan corak baru dalam seni lukis Indonesia yang membebaskan diri dari
batasan-batasan seni rupa yang telah ada. Konsep kelompok ini adalah:
Tidak membedakan disiplin seni;
Menghilangkan sikap seseorang dalam mengkhususkan penciptaan seni;
Mendambakan kreatifitas baru;
Membebaskan diri dari batasan-batasan yang sudah mapan;
Seni Rupa Modern Indonesia 7
XII IPA 5
Bersifat eksperimental.
Seniman muda yang mempelopori kelompok ini adalah Jim Supangkat, S.
Prinka, Dede Eri Supria, Munni Ardhi, Nyoman Nuarta, dll. Gerakan ini
menciptakan karuya seni yang betul-betul berbeda daripada masa sebelumnya
baik dari segi ide, tema, media
Karya Dede Eri SupriaDede Eri Supria Lukisan gaya Indonesia
baru
Clown-Attractions,-Dede.KaryaSeni Patung Nyoman Nuarta, Garuda
Whisnu Kencana
Seni Rupa Modern Indonesia 8
XII IPA 5
KaryaSeni Patung Nyoman Nuarta, Telapak
Tangan
D. Ciri-Ciri Seni Rupa Modern
Ciri-ciri seni rupa modern adalah konsep penciptaannya tetap berbasis pada sebuah
filosofi, tetapi jangkauan penjabaran visualisasinya tidak terbatas. Tidak terikat pada pakem-
pakem tertentu. Minimalis, rasionalitas, dominan dengan bentuk-bentuk geometris, tidak
ada unsur ornament, universal, fungsionalitas diprioritaskan, orisinalitas atau kemurnian
karya, penguatan konsep terhadap karya, kreativitas, lalu memutus hubungan dengan
sejarah.
E. Maestro Seni Rupa Modern Indonesia
a. Hendra Gunawan: Bebas pengaruh asing.
Hendra adalah seniman yang menghabiskan hidupnya di penjara sebagai
tahanan politik. Dia dituduh terlibat pemberontakan PKI dan dipenjara selama
belasan tahun. Padahal sejatinya Hendra tidak terlibat politik praktis. Dia hanya
menjadi anggota Lekra, lembaga kesenian bentukan PKI. Hendra disebut dekat
dengan rakyat karena dia melukis masalah keseharian rakyat. Di penjara Hendra
melukis. Hal itu menjadikan dia sebagai pelukis Indonesia yang paling bebas dari
pengaruh gaya dan aliran dari luar negeri. "Hendra tidak kena pengaruh dari luar
karena selalu berada di penjara. Dia murni pelukis Indonesia," kata OHD. Lukisan
Seni Rupa Modern Indonesia 9
XII IPA 5
Hendra dikenal karena pemilihan warnanya yang berbeda. Hendra juga dikenal
sangat memuliakan wanita.
b. Widayat:PicassoIndonesia
Widayat dijuluki Oei sebagai Picasso Indonesia. Meski demikian, Widayat
bukan hanya melukis abstrak. Lukisan pertamanya tahun 1953. Saat itu lukisan
Widayat masih beraliran realis. Widayat melukis dirinya bersama adik
perempuannya. Tahun-tahun berikutnya lukisan Widayat berubah menjadi abstrak.
Widayat banyak terpengaruh Picasso, juga dalam melukis tubuh telanjang. Tapi
lukisan telanjang karya Widayat berbeda dengan karya Affandi yang penuh gairah.
Oei menyebut Widayat sebagai Picasso Indonesia karena kreativitasnya. Karya
Widayat bersifat optimitis dan terlihat magis.
c. Affandi: Emosi dalam potret diri
Affandi mungkin pelukis paling terkenal dibanding maestro lain. Sebagian
besar lukisan Affandi bertema potret diri. Menurut OHD, lukisan merupakan
penyaluran jiwa Affandi, dari apa yang ada dalam pikirannya, disalurkan dalam
lukisan serta merta. Bahkan, Affandi kadang tak memakai kuas dalam melukis.
"Affandi sangat emosional, dia mencurahkan jiwanya melalui subyek yang
dilukisnya," kata OHD. Selain potret diri, Affandi sangat dipengaruhi budaya Bali.
Dia banyak melukis barong dan adu ayam. Oei juga punya satu lukisan Affandi yang
disebutnya sebagai mahakarya lukisan interior. Lukisan itu menunjukkan interior
kelenteng di Jogja dengan warna dominan merah dan hitam.
d. Soedibio:Bapak surealis Indonesia
Lukisan kelam Soedibio, tidak tanggung-tanggung, Oei menyebut Soedibio
sebagai bapak surealis Indonesia. "Tahun 40-an dia sudah membuat karya surealis,
sangat melampaui zamannya," kata Oei. Keunikan Soedibio ada pada gaya
lukisannya yang berubah dengan drastis sesuai kisah hidupnya. Lukisannya pada
zaman revolusi bernuansa kelam dan meununjukkan kekerasan. Dia kemudian
menghilang, dan kembali lagi dengan gaya lukisan yang lebih lembut.
e. Raden Saleh (1807 – 1880).
Nama lengkap Raden Saleh yaitu Raden Saleh Syarif Bustaman. Beliau
merupakan salah satu seniman modern Indonesia, seni rupa karyanya adalah berupa
lukisan. Beliau pernah belajar seni lukis di Belanda. Melihat lukisan Raden Saleh,
masyarakat Belanda terperangah. Raden Saleh merupakan seorang pelukis muda
Seni Rupa Modern Indonesia 10
XII IPA 5
yang dapat menguasai teknik dan menangkap watak seni lukis Barat. Oleh karena
itu , melihat lukisan Raden Saleh, masyarakat Belanda terperangah. Lukisan-
lukisannya yang dibuat Raden Saleh menampilkan ekspresi, ini adalah bukti bahwa
Raden Saleh adalah seorang romantisis. Salah satu lukisan Raden Saleh yaitu
„Badai‟. Lukisan Raden Saleh yang berjudul “Badai” ini merupakan ungkapan khas
karya yang beraliran Romatisme. Dalam aliran ini seniman sebenarnya ingin
mengungkapkan gejolak jiwanya yang terombang-ambing antara keinginan
menghayati dan menyatakan dunia (imajinasi) ideal dan dunia nyata yang rumit dan
terpecah-pecah. Dari petualangan penghayatan itu, seniman cenderung
mengungkapkan hal-hal yang dramatis, emosional, misterius, dan imajiner. Namun
demikian para seniman romantisme sering kali berkarya berdasarkan pada kenyataan
aktual.
Seni Rupa Modern Indonesia 11