16
SAK BAYI NORMAL BAYI NORMAL A. Pendahuluan Bayi baru lahir (BBL) dengan kondisi normal merupakan dambaan setiap pasangan orang tua. Sebagian besar BBL (< 80%) akan lahir dengan kondisi normal. Hal ini sebagian besar merupakan kelanjutan keberhasilan hasil konsepsi dan indikator pelayanan kesehatan maternal-neonatal yang baik dan berkualitas. Namun ada kalanya bayi yang lahir dalam keadaan normal dalam perjalanan hidupnya kemudian menjadi bermasalah. Untuk itu diperlukan kecermatan dan perhatian dalam perawatan BBL, meskipun terlahir normal. Nasib anak yang dilahirkan dengan seksio sesarea (SC) banyak tergantung dari keadaan yang menjadi alasan untuk melakukan SC. Menurut statistik di negara-negara dengan pengawasan antenatal dan intranatal yang baik, kematian perinatal pasca SC berkisar 4-7%. B. Kriteria Bayi Normal a. Masa gestasi cukup bulan: 37-40 minggu b. Berat lahir 2500-4000 gram c. Lahir tidak dalam keadaan asfiksia: (lahir menangis keras, nafas spontan dan teratur, skor Apgar >7. d. Tidak terdapat kelainan kongenital berat C. Langkah Promotif/Preventif a. Mempersiapkan kehamilan ibu dengan baik dengan

Sak Bayi Normal

  • Upload
    gratia

  • View
    8

  • Download
    5

Embed Size (px)

Citation preview

SAK BAYI NORMALBAYI NORMAL

A. PendahuluanBayi baru lahir (BBL) dengan kondisi normal merupakan dambaan setiap pasangan orang tua. Sebagian besar BBL (< 80%) akan lahir dengan kondisi normal. Hal ini sebagian besar merupakan kelanjutan keberhasilan hasil konsepsi dan indikator pelayanan kesehatan maternal-neonatal yang baik dan berkualitas. Namun ada kalanya bayi yang lahir dalam keadaan normal dalam perjalanan hidupnya kemudian menjadi bermasalah. Untuk itu diperlukan kecermatan dan perhatian dalam perawatan BBL, meskipun terlahir normal. Nasib anak yang dilahirkan dengan seksio sesarea (SC) banyak tergantung dari keadaan yang menjadi alasan untuk melakukan SC. Menurut statistik di negara-negara dengan pengawasan antenatal dan intranatal yang baik, kematian perinatal pasca SC berkisar 4-7%. B. Kriteria Bayi Normal a. Masa gestasi cukup bulan: 37-40 minggu b. Berat lahir 2500-4000 gram c. Lahir tidak dalam keadaan asfiksia: (lahir menangis keras, nafas spontan dan teratur, skor Apgar >7.d. Tidak terdapat kelainan kongenital berat

C. Langkah Promotif/Preventifa. Mempersiapkan kehamilan ibu dengan baik dengan memperhatikan status nutrisi, kesehatan dan kesejahteraan ibu hamilb. Melaksanakan perawatan antenatal yang teraturc. Melakukan perawatan perinatal esensiald. Mencegah persalinan premature. Melakukan resusitasi dengan baik dan benar.

D. Langkah Diagnosis1. Anamnesisa. Riwayat perawatan antenatal yang teraturb. Riwayat HPHT ( hari pertama haid terakhir)c. Riwayat kehamilan ibu baik; tidak ada DM, preeklamsia / eklamsia, hipertensi, perdarahan antepartumd. Riwayat persalinan normale. Riwayat bayi lahir langsung menagis2. Pemeriksaan fisik :a. Berat lahir 2500-4000 gramb. Tidak dijumpai tanda-tanda prematuritasc. Bayi bugar, menangis keras, tonus otot baik, kulit kemerahan dan denyut jantung >100 kali/menitd. Tidak dijumpai kelainan kongenital3. Pemeriksaan penunjangBiasanya tidak diperlukan pemeriksaan penunjang, kecuali dalam keadaan ragu dan atau untuk menghitung masa gestasi, maka dapat dilakukan pemeriksaan skor ballard atau dubowitz

E. PenatalaksanaanManajemen BBL normal1 Perawatan esensial pasca persalinan yang bersih dan aman, serta inisiasi pernafasan spontan (resusitasi), dilanjutkan dengana. Stabilisasi suhu atau jaga agar suhu badan bayi tetap hangat dengan jalan membungkus badan dengan kain, selimut, atau pakaian kering dan hangat, memakai tutup kepala, segera meletakkan pada dada atau puting susu ibu, tidak memandikan sebelum berumur 6 jam.b. Pemberian asi dini dan eksklusif, dimulai pada 30 menit pertama2 Pencegahan terhadap infeksi dan pemberian imunisasi3 Pemberian vitamin K, secara intramuskuler atau oral, dosis injeksi 1 mg sekali pemberian, atau oral 2 mg sekali pemberian atau 1 mg 3 kali pemberian (saat lahir, umur 3-10 hari, dan umur 4-6 minggu).4 Perawatan mata dengan pemberian tetes mata antibiotika tetrasiklin atau klorampenikol.5 Perawatan tali pusat dengan menjaga kebersihan dan agar tetap kering tidak lembab.6 Pemberian vaksin polio dan hepatitis B pertama.

F. PemantauanTerapi1. Bayi normal biasanya tidak memerlukan terapi lebih lanjutPemantauan lain:2. Meskipun bayi normal, tetap harus dipantau selama minimal 6 jam untuk melihat kemungkinan timbulnya bahaya, terutama hipotermi dan hipoglikemia serta gangguan nafas.Pemantauan tumbuh kembang:3. Perlu kunjungan tindak lanjut pada bidan atau dokter4. Pemeriksaan imunisasi BCG pada usia 1 bulan5. Periksa teratur di klinik tumbuh kembang, pos yandu, puskesmas, bidan atau dokter praktek untuk memantau tumbuh kembangnya.

G. Asuhan keperawatan bayi baru lahir normalPengkajian 1. Pengkajian fisika. Pengukuran umum : Lingkar kepala 33-35 cm, Lingkar dada 30,5-33 cm, Lingkat kepala 2-3 cm > dari linkar dada, Panjang kepala ke tumit 48-53 cm, BBL 2700-4000 gramb. Tanda vital : Suhu 36,50C-370C (aksila), Frekwensi jantung 120-140 x/m (apical), Pernafasan 30-60x/m Tekanan darahc. Kulit : Saat lahir: merah terang, menggembung, halus Hari kedua-ketiga: merah muda, mengelupas, kering Vernik kaseosa Lanugo Edema sekitar mata, wajah, kaki, punggung tangan, telapak, dan skrotum atau labia.d. Kepala Fontanel anterior: bentuk berlian, 2,5-4,0 cm Fontanel posterior:bentuk segitiga 0,5-1 cm Fontanel harus datar, lunak danpadat Bagian terlebar dari fontanel diukur dari tulang ke tulang, bukan dari sututa ke sutura.e. Mata : Kelopak biasanya edema, mata tertutup Warna agak abu-abu, biru gelap, coklat Tida ada air mata Ada refleks merah, reflek pupil (repon cahaya), refleks berkedip (respon cahaya atau sentuhan) Fiksasi rudimenter pada obyek dan kemampuan mengikuti ke garis tengah.f. Telinga : Posisi puncak pinna berada pada garis horizontal bersama bagian luar kantus mata Reflek moro atau refleks terkejut ditimbulkan oleh bunyi keras dan tiab-tiba Pina lentur adanya kartilago.g. Hidung : patensi nasal, rabas nasal-mukus putih encer, bersinh. Mulut dan tenggorok : Utuh, palatum arkus-tinggi, uvula di garis tengah, frenulum lidah, frenulum bibir atas Reflek menghisap kuat dan terkoordinasi, reflek rooting Refleks gag, refleks ekstrusi Salivasi minimal atau tidak ada, menangis keras.i. Leher : Pendek, gemuk, biasanya dikelilingi oleh lipatan kulir, reflek leher tonik, refleks neck-righting, refleks otolith rightingj. Dada : Diameter anterior posteriordan lateral sama Retraksi sternal sedikit terlihat selama inspirasi Terlihat prosesusxifoideus pembesaran dada.k. Paru-paru : Pernafasan utamanya adalah pernafasan abdominal Reflek batuk tidak ada saat lahir, ada setelah 1-2 hari. Bunyi nafas bronchial sama secara bilaterall. Jantung : Apeks: ruang intercostal ke4-5, sebelah lateral batas kiri sternum Nada S2 sedikit lebih tajam dan lebih tinggi daripada S1m. Abdomen : Bentuk silindris Hepar: dapat diraba 2-3 cm dibawah marjin kostal kanan Limpa: puncak dapat diraba pada akhir minggu pertama Ginjal: dapat diraba 1-2 cm diatas umbilicaus Pusat umbilicus: putih kebiruan pada saat lahir dengan 2 arteri dan 1 vena Nadi femoral bilateral saman. Genetalia wanita : Labia dan klitoris biasanya edema Labia minora lebih besar dari labia mayora Meatus uretral di belakang klitoris Verniks kaseosa di antara labia Berkemih dalam 24 jamo. Genetalia pria :p. Punggung dan rektum : Spina utuh, tidak ada lubang masa, atau kurva menonjol Refleks melengkung, batang tubuh Wink anal Lubang anal paten Lintasa mekonium dalam 36 jamq. Ekstrimitas : 10 jari kaki dan tangan rentang gerak penuh punggung kuku merah muda, dengan sianosis sementara segera setelah lahir fleksi ekstremitas atas dan bawah telapak biasanya datar ekstrimitas simetris tonus otot sama secara bilateral, terutama tahanan pada fleksi berlawanan nadi brakialis bilateral sama.r. Sistem neuromuskuler: Ekstrimitas biasanya mempertahankan derajat fleksi Ekstensi ekstrimitas diikuti dengan posisi fleksi sebelumnya. Kelambatan kepala saat duduk, tetapi mampu menahan kepala agar tetap tegak walaupun sementara Mampu memutar kepala dari satu sisi kesisi lain ketika tengkuran Mampu menahan kepala dalam garis horizontal dengan punggung bila tengkurap.

2. Pengkajian usia gestasi3. Observasi status tidur dan aktivitas Tidur regular: 4-5 jam/hari, 10-20 menit/siklus mata tertutup, pernafasan regular, Tak ada gerakan kecuali sentakan tubuh yang tiba-tiba. Tidur ireguler: 12-15 jam/hari, 20-45 menit/siklus tidur, mata tertutup, pernafasan tidak teratur, sedikit kedutan pada otot. Mengantuk: bervariasi, mata mungkin terbuka, pernafasan ireguler, gerakan tubuh aktif. Inaktivitas sadar: 2-3 jam/hari. Berespon terhadap lingkungan dengan gerakan aktif dan mencari obyek pada rentang dekat. Terbangun dan menangis: 1-4 jam/hari. Mungkin dengan merengek dan sedikit gerakan tubuh, berlanjut pada menangis keras dan marah serta gerakan ekstrimitas yang tidak terkoordinasi.4. Observasi perilaku kedekatan orang tua Bila bayi dibawa ke orang tua, apakah mereka meraih anak dan memanggil namanya? Apakah orang tua membicarakan tentang anaknya dalam hal identifikasi/ Kapan orang tua menggendong bayi, kontak tubuh seperti apa yang terjadi? Ketika bayi bangun, stimulasi apa yang dilakukan? Seberapa nyaman keleihatan orang tua dalam merawat bayi? Tipe afeksi apa yang ditunjuukan pada bayi baru lahir, seperti tersenyum, membelai, mencium atau menimang? Bila bayi rewel, tehnik kenyamanan apa yang dilakukan orang tua?Diagnosa Keperawatan Yang Mungkin Muncul 1. Bersihan jalan nafas tidak efektif b.d. mucus berlebihan, posisi tidak tepat2. Risiko infeksi b.d. kurangnya pertahanan imunologis, faktor lingkungan, penyakit ibu.3. Hipotermi b.d berada di lingkungan yang dingin/sejuk, pakaian yang tidak memadai, evaporasi kulit di lingkungan yang dingin.4. Risiko trauma berhubungan dengan ketidakberdayaan fisik5. Perubahan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh (resiko tinggi) b.d. imaturitas, kurang pengetahuan orang tua.6. Perubahan oroses keluarga b.d krisis maturasi, kelahiran cukup bulan, perubahan dalam unit keluarga7. PK HipoglikemiDiagnosa keperawatan yang sering muncul1. bersihkan jalan nafas tidak efektif sampai dengan obstruksi jalan nafas banyaknya mukus.2. resiko infeksi3. resiko ketidakseimbangan suhu tubuh dengan faktor resiko paparan dingin/sejuk: perubahan suhu infra uteri ke extra uteri.

Rencana KeperawatanNo Dianogsa Keperawatan Tujuan Intervensi1. Bersihan jalan nafas tak efektif b.d obstruksi jalan nafas : banyaknya mucus.

Batasan karakteristik :- Dyspuea- Cyanosis- Kelainan suara nafas (kracles)- Mata melebar- Produksi sputan- Gelisah- Perubahan frekwensi dan irama nafasSetelah dilakukan tindakan keperawatan selama X 24 jam, klien diharapkan mampu menunjukan jalan nafas yang paten dengan indicator :

Status Respirasi : Patensi Jalan Nafas (0410) :- Pasien tampak tenang (tidak cemas)- RR: 30-60X/menit- Irama nafas teratur- Pengeluaran sputum pada jalan nafas- Tidak ada suara nafas tambahan- Warna kulit kemerahan Manajemen Jalan Nafas (3140) :1. Buka jalan nafas 2. Posisikan klien untuk memak-simalkan ventilasi3. Identifikasi klien perlunya pema-sangan alat jalan nafas buatan4. Keluarkan sekret dengan suction5. Auskultasi suara nafas, catat adanya suara tambahan6. Monitor respirasi dan ststus O2

Suction Jalan Nafas (3160) :1. Auskultasi suara nafas sebelum dan sesudah suctioning2. Informasikan pada keluarga tentang suctioning3. Berikan O2 dengan menggunakan nasal untuk memfasilitasi suction nasotracheal4. Gunakan alat yang steril setiap melakukan tindakan 5. Berikan waktu istirahat pada klien setelah kateter dikeluarkan dari naso trakeal6. Hentikan suction dan berikan O2 jika klien menunjukan bradikadi, peningkatan saturasi O2, dll.2. Resiko infeksi

Batasan karakteristik:- Prosedur invasif- Malnutrisi- Ketidakadekuatan imun buatan

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selamaX 24 jam, pasien diharapkan terhindar dari tanda dan gejala infeksi dengan indicator :Status Imun (0702) :- RR : 30-60X/menit- Irama napas teratur- Suhu 36-37 C- Integritas kulit baik- Integritas nukosa baik- Leukosit dalam batas normal

Mengontrol Infeksi (6540) :1. Bersihkan box / incubator setelah dipakai bayi lain2. Pertahankan teknik isolasi bagi bayi ber-penyakit menular3. Batasi pengunjung4. Instruksikan pada pengunjung untuk cuci tangan sebelum dan sesudah berkunjung5. Gunakan sabun antimikrobia untuk cuci tangan6. Cuci tangan sebelum dan sesudah mela-kukan tindakan keperawatan 7. Pakai sarung tangan dan baju sebagai pelindung8. Pertahankan lingkungan aseptik selama pemasangan alat9. Ganti letak IV perifer dan line kontrol dan dressing sesuai ketentuan10. Tingkatkan intake nutrisi11. Beri antibiotik bila perlu.

Mencegah Infeksi (6550)1. Monitor tanda dan gejala infeksi sistemik dan lokal2. Batasi pengunjung 3. Skrining pengunjung terhadap penyakit menular4. Pertahankan teknik aseptik pada bayi beresiko5. Bila perlu pertahankan teknik isolasi 6. Beri perawatan kulit pada area eritema7. Inspeksi kulit dan membran mukosa terhadap kemerahan, panas, dan drainase8. Dorong masukan nutrisi yang cukup9. Berikan antibiotik sesuai program 3. Resiko ketidakseimbangan suhu tubuh b.d faktor resiko paparan dingin / sejuk : perubahan suhu intrauteri ke extrauteri.Setelah dilakukan tindakan keperawatan selamaX 24 jam diharapkan klien terhindar dari ketidak-seimbangan suhu tubuh dengan indicator :Termoregulasi Neonatus (0801) :- Suhu axila 36-37 C- RR : 30-60 X/menit- HR 120-140 X/menit- Warna kulit merah muda- Tidak ada distress respirasi- Hidrasi adekuat- Tidak menggigil - Bayi tidak gelisah- Bayi tidak letargi

Mengatur temperature (3900) :1. Monitor temperatur klien sampai stabil 2. Monitor nadi, pernafasan3. Monitor warna kult4. Monitor tanda dan gejala hipotermi / hipertermi5. Perhatikan keadekuatan intake cairan6. Pertahankan panas suhu tubuh bayi (missal : segera ganti pakaian jika basah)7. Bungkus bayi dengan segera setelah lahir untuk mencegah kehilangan panas8. Jelaskan kepada keluarga tanda dan gejala hipotermi / hipertermi9. Letakkan bayi setelah lahir di bawah lampu sorot / sumber panas10. Jelaskan kepada keluarga cara untuk mencegah kehilangan panas / mencegah panas bayi berlebih11. Tempatkan bayi di atas kasur dan berikan selimut.

DAFTAR PUSTAKA

_________, 1985, Buku Kuliah 1, Ilmu Kesehatan Anak, Bagian Ilmu Kesehatan Anak, Fakultas Kedokteran, Universitas Indonesia, Jakarta.

IOWA Outcomes Project, Nursing Outcomes Classification (NOC), Edisi 2, 2000, Mosby

IOWA Outcomes Project, Nursing Interventions Classification (NIC), Edisi 2, 2000, Mosby

Nelson, 1992, Ilmu Kesehatan Anak, Bagian 2, EGC, Jakarta

Pusponegoro.H.D., dkk, 2004, Standar Pelayanan Medis Kesehatan anak, Edisi I, Ikatan Dokter Anak Indonesia.

Ralph & Rosenberg, 2003, Nursing Diagnoses: Definition & Classification 2005-2006, Philadelphia USA

Wong, 2003, Keperawatan Pediatrik, EGC, Jakarta

Carpenito, rencana Asuhan dan dokumentasi Keperawatan, Edisi 2, 1995, EGC, Jakarta

Noer. S., Waspadji.S., Rachman.M., Lesmana.L.A, Widodo.D., Isbagio.I., Alwi.I., Husodo.U.B.,1996, Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid 1, Balai Penerbit FKUI, Jakarta.