30
SAMPLING AUDIT DALAM PENGUJIAN PENGENDALIAN By: Debie Eko Nurcahyo on 07.37 SHARE IT PLEASE inShare KONSEP-KONSEP DASAR SAMPLING AUDIT Sifat dan Tujuan Sampling Audit AU 350.01 mendefinisikan sampling audit sebagai penerapan prosedur audit terhadap unsur-unsur suatu saldo akun atau kelompok transaksi yang kurang dari 100 % dengan tujuan untuk menilai beberapa karakteristik saldo akun atau kelompok transaksi tersebut. Sampling audit diterapkan baik untuk pengujian pengendalian dan pengujian substantif. Ketidakpastian dan Sampling Audit Standar pekerjaan lapangan kedua dan ketiga berisi elemen ketidakpastian. Ketidakpastian yang melekat dalam audit sering disebut sebagai risiko audit. Sampling audit menerapkan dua komponen risiko audit, yaitu : a. Risiko pengendalian b. Pengujian rincian risiko Sampling audit dalam pengujian pengendalian memberikan informasi yang secara langsung berhubungan dengan penilaian auditor atas risiko pengendalian, dan sampling audit dalam pengujian substantif membantu auditor mengkuantifikasi dan mengendalikan pengujian rincian atas risiko. Risiko Sampling dan Risiko Nonsampling Risiko sampling berkaitan dengan kemungkinan bahwa sampel yang diambil tidak menggambarkan secara benar populasi tersebut. Dalam melakukan pengujian pengendalian jenis risiko sampling berikut dapat terjadi : a. Risiko atas penilaian tingkat risiko pengendalian yang terlalu rendah b. Risiko atas penilaian tingkat risiko pengendalian yang terlalu tinggi Sedangkan dalam melakukan pengujian substantif risiko sampling berikut dapat terjadi : a. Risiko kesalahan penerimaan

Sampling Audit Dalam Pengujian Pengendalian

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Statistik Sampling

Citation preview

SAMPLING AUDIT DALAM PENGUJIAN PENGENDALIANBy:Debie Eko Nurcahyoon 07.37SHARE IT PLEASEinShare

KONSEP-KONSEP DASAR SAMPLING AUDITSifat dan Tujuan Sampling AuditAU 350.01 mendefinisikan sampling audit sebagai penerapan prosedur audit terhadap unsur-unsur suatu saldo akun atau kelompok transaksi yang kurang dari 100 % dengan tujuan untuk menilai beberapa karakteristik saldo akun atau kelompok transaksi tersebut. Sampling audit diterapkan baik untuk pengujian pengendalian dan pengujian substantif.

Ketidakpastian dan Sampling AuditStandar pekerjaan lapangan kedua dan ketiga berisi elemen ketidakpastian. Ketidakpastian yang melekat dalam audit sering disebut sebagai risiko audit. Sampling audit menerapkan dua komponen risiko audit, yaitu :a. Risiko pengendalianb. Pengujian rincian risikoSampling audit dalam pengujian pengendalian memberikan informasi yang secara langsung berhubungan dengan penilaian auditor atas risiko pengendalian, dan sampling audit dalam pengujian substantif membantu auditor mengkuantifikasi dan mengendalikan pengujian rincian atas risiko.

Risiko Sampling dan Risiko NonsamplingRisiko sampling berkaitan dengan kemungkinan bahwa sampel yang diambil tidak menggambarkan secara benar populasi tersebut. Dalam melakukan pengujian pengendalian jenis risiko sampling berikut dapat terjadi :a. Risiko atas penilaian tingkat risiko pengendalian yang terlalu rendahb. Risiko atas penilaian tingkat risiko pengendalian yang terlalu tinggiSedangkan dalam melakukan pengujian substantif risiko sampling berikut dapat terjadi :a. Risiko kesalahan penerimaanb. Risiko kesalahan penolakanRisiko nonsampling menunjukkan bagian risiko audit yang tidak disebabkan oleh pengujian hanya pada sebagian data. Sumber-sumber risiko nonsampling meliputi :a. Kesalahan manusiab. Penerapan prosedur audit yang tidak sesuai dengan tujuan auditc. Salah menginterpretasikan hasil sampeld. Kepercayaan pada informasi yang salah diterima dari pihak lain

Sampling Nonstatistik dan StatistikDalam melakukan pengujian audit yang sesuai dengan GAAS, auditor dapat menggunakan sampling nonstatistik atau sampling statistik atau keduanya. Kedua jenis sampling memerlukan pertimbangan dalam perencanaan dan pelaksanaan rencana sampling serta pengevaluasian hasil-hasilnya. Lebih dari itu, kedua jenis sampling tersebut dapat memberiakn bahan bukti yang cukup sebagaimana dipersyaratkan dalam standar pekerjaan lapangan yang ketiga. Perbedaan penting antara kedua jenis sampling ini adalah bahwa hukum probabilitas digunakan untuk mengendalikan risisko sampling dalam sampling statistik.

Teknik Sampling AuditAuditor dapat menggunakan sampling untuk memeperoleh informasi tentang beberapa perbedaan karakteristik populasi. Namun demikian, kebanyakan sampel audit mengarah pada :a. Tingkat penyimpanganb. Jumlah uangPada saat sampling statistik dugunakan, teknik sampel ini masing-masing ditunjukkan sebagai sampling atribut dan sampling variabel.

SAMPLING NONSTATISTIK UNTUK PENGUJIAN PENGENDALIANPengendalian yang Dapat Diuji dengan Menggunakan Sampling Nonstatistika. Pengujian prosedur pengendalian dengan program komputerUntuk prosedur pengendalian yang diprogram secara spesifik sesuai kehendak, biasanya cukup bagi auditor untuk menguji pengendalian yang diprogram dengan hanya dua transaksi yang sesuai : satu transaksi yang diproses dengan benar dan satu transaksi yang harus ditandai sebagai suatu pengecualian. Akan tetapi, auditor dapat menguji setiap aspek pengendalian yang diprogram dengan ukuran sampel dua pengujian transaksi.

b. Pengujian prosedur pengendalian umum komputerProsedur pengendalian umum komputer meliputi pengendalian organisasi dan operasi, pengembangan sistem dan pengendalian dokumentasi, pengendalian perangkat keras dan sistem perangkat lunak, pengendalian akses, serta pengendalian data dan prosedur.

Langkah-langkah dalam Sampling NonstatistikSampel nonstatistik tepat digunakan ketika auditor menginspeksi ringkasan laporan yang dapat memberikan bukti tentang efektivitas pengendalian umum, prosedur tindak lanjut manual, atau pengendalian manajemen. Langkah-langkah yang tercakup dalam rencana sampling nonstatistik meliputi hal-hal berikut ini :a. Menentukan tujuan audit dan prosedur untuk memenuhi tujuan tersebutb. Menentukan populasi dan unit samplingc. Menspesifikasi pengendalian yang dikehendaki dan bukti bahwa pengendalian tersebut efektif atau tidak efektifd. Menggunakan pertimbangan profesional untuk menentukan ukuran sampele. Menggunakan pertimbangan profesional untuk menentukan metode pemilihan sampelf. Menetapkan prosedur audit untuk pengujian pengendaliang. Menerapkan prosedur audit untuk pengujian pengendalianh. Mengevaluasi hasil sampel

MERANCANG ATRIBUT SAMPEL STATISTIK UNTUK PENGUJIAN PENGENDALIANMenetapkan Tujuan AuditTujuan menyeluruh dari pengendalian adalah untuk mengevaluasi efektivitas rancangan dan operrasi pengendalian intern. Satu atau lebih rencana sampling atribut dapat dirancang untuk mengevaluasi efektivitas pengendalian yang berkaitan dengan kelompok transaksi tertentu. Hasil pengujian pengendalian yang ada daalm rencana sampling atribut kemudian digunakan untuk menilai risiko pengendalian pada saldo akun terkait yang dipengaruhi oleh kelompok tersebut.

Menjelaskan Populasi dan Unit SamplingDalam atribut sampel statistik untuk pengujian pengendalian, populasi merupakan kelompok transaksi yang diuji. Auditor harus menentukan bahwa penyajian secara fisik atas populasi tersebut adalah sesuai tujuan rencananya.Identifikasi populasi juga termasuk pertimbangan homogenitas populasi pada pengendalian yang diuji.Unit sampling merupakan elemen individual dalam populasi. Unit sampling dapat berupa dokumen, item-item dalam dokumen, ayat jurnal atau register atau cataatn dalam arsip komputer. Unit sampling mempunyai dampak yang signifikan terhadap terhadap efisiensi audit.

Menspesifikasi Atribut-atribut yang DikehendakiAtribut harus ditunjukkan untuk setiap pengendalian yang diperlukan untuk mengurangi risiko pengendalian atas sebuah asersi. Setiap atribut harus berhubungan dengan pengendalian dimana auditor mencari tingkat risiko pengendalian yang diperkirakan dibawah tingkat maksimum. Namun demikian, setiap atribut mungkin tidak sama pentingnya. Pentingnya setiap atribut secara relatif harus dipertimbangkan dalam penentuan parameter statistik dimana diperlukan spesifikasi untuk menentukan ukuran sampel dan untuk mengevaluasi hasil sampel.

Menentukan Ukuran SampelDalam menentukan ukuran sampel untuk setiap atribut atau pengendalian yang diuji, auditor harus menspesifikasi pengurutan nilai setiap faktor-faktor berikut :a. Risiko atas perkiraan risiko pengendalian yang terlalu rendahb. Tingkat penyimpangan yang dapat ditoleransic. Tingkat penyimpangan populasi yang diharapkan

Menentukan Metode Pemilihan SampelSeluruh item dalam populasi harus mempunyai kesempatan untuk dipilih.Untuk melakukan hal ini, rencana sampling statistik memerlukan penggunaan metode pemilihan acak. Metode pemilihan acak yang digunakan dalam sampling atribut adalah :a. Sampling nomor acakUntuk menggunakan sampling nomor acak, auditor harus mempunyai dasar untuk menghubungkan nomor-nomor tertentu dengan setiap item dalam populasi. Kemudian, dengan merajuk ke tabel nomor-nomor acak, pemilihan nomor tersebut dapat dilakukan dengan memilih item-item yang akan menjadi sampel.b. Sampling sistematisSampling sistematis terdiri dari pemilihan setiap item ke-n dalam populasi dari satu atau lebih item awal yang dipilih secara acak. Interval antara item-item biasanya dianggap sebagai interval lompatan. Ketika menggunakan metode pemilihan sistematis, auditor harus menandai adanya kemungkinan pola berputar dalam populasi yang serupa dengan interval lompatan.

MEMBUAT ATRIBUT SAMPEL SECARA STATISTIK DAN MENGEVALUASI HASIL-HASILNYAMelaksanakan Rencana samplingSetelah rencana sampling dirancang, item-item sampel dipilih dan diuji untuk menentukan sifat dan frekuensi penyimpangan dari pengendalian. Penyimpangan meliputi kesalahan dokumen, tidak ada inisial yang menujukan kinerja pengendalian, ketidaksesuaian dalam dokumen dan catatan yang berkaitan, tidak adanya harga yang diotorisasi, dan kesalahan perhitungan yang ditemukan dengan pengerjaan kembali oleh auditor.

Mengevaluasi Hasil Sampela. Menghitung tingkat penyimpangan sampelb. Menentukan batas penyimpangan atasc. Menentukan cadangan untuk risiko samplingd. Mempertimbangkan aspek penyimpangan kualitatife. Menarik kesimpulan secara menyeluruh

PERTIMBANGAN-PERTIMBANGAN LAINNYASampling PenemuanSampling penemuan adalah bentuk dari sampling atribut yang dirancang untuk menemukan sedikitnya satu pengecualian jika tingkat penyimpangan dalam populasi sama atau diatas tingkat yang ditentukan. Sampling penemuan bermanfaat ketika auditor :a. Sedang menguji sebuah populasi besar yang terdiri dari item-item berisi proporsi risiko pengendalian yang sangat tinggib. Curiga bahwa telah terjadi ketidaksesuaian dengan ketentuanc. Mencari bukti tambahan dalam sebuah kasus untuk menentukan apakah ketidaksesuaian dengan ketentuan merupakan kejadian yang terisolasi atau bagian dari pola yang berulang-ulang

SAMPLING AUDIT DALAM PENGUJIAN SUBSTANTIF1:22 p.m.| Labels:makalah,materi kuliah

KONSEP DASARSifat dan TujuanSampling audit adalah penerapan prosedur audit yang kurang dari 100% pada item-item dalam populasi, seperti saldo akun atau kelompok transaksi, yang bertujuan untuk mengevaluasi beberapa karakteristik populasi tersebut. Rencana sampling untuk pengujian substantif dapat dirancang untuk :Memperoleh bukti bahwa saldo akun tidak mengandung salah saji yang materialMembuat estimasi independen mengenai jumlah tertentuKetidakpastian, Risiko-risiko Sampling, dan Risiko AuditAuditor dibenarkan untuk menerima beberapa ketidakpastian dalam pengujian substantif jika biaya dan waktu yang dibutuhkan untuk pengujian 100% atas item dalam populasi, menurut pertimbangannya, lebih besar daripada konsekuensi kemungkinan kesalahan pendapat karena hanya menguji sampel data.Sampling audit dalam pengujian substantif ditunjukkan baik untuk risiko sampling dan risiko nonsampling. Risiko sampling yang berkaitan dengan pengujian substantif adalah :Risiko kesalahan penerimaan, yaitu risiko bahwa sampel yang mendukung kesimpulan bahwa saldo akun yang dicatat tidak salah saji secara material ketika sebenarnya saldo akun tersebut salah saji secara materialRisiko kesalahan penolakan, yaitu risiko bahwa sampel yang mendukung kesimpulan bahwa akun yang dicatat adalah salah saji material ketika sebenarnya saldo akun tersebut tidak salah saji secara materialRisiko kesalahan penerimaan dalam sampling audit berhubungan dengan risiko deteksi yang berkaitan dengan pengujian substantif terinsi yang spesifik yang diterapkan pada pemilihan item sampel. Risiko kesalahan penerimaan dapat ditentukan secara kuantitatif dengan menggunakan model risiko audit dan pemecahan untuk TD sebagai berikut : TD = AR IR X CR X APPendekatan-pendekatan Sampling StatistikDua pendekatan sampling statistik berikut dapat digunakan oleh auditor dalam pengujian substantif :Sampling PPSSampling variabel klasikPerbedaan utama antara kedua pendekatan tersebut adalah bahwa sampling PSS didasarkan pada teori sampling atribut, sedangkan sampling variabel klasik didasarkan pada teori distribusi normal. Setiap pendekatan bermanfaat dalam memperoleh bukti yang cukup sesuai standar pekerjaan lapangan yang ketiga.SAMPLING PPS (PROBABILITY PROPORTIONAL TO SIZE)Menentukan Tujuan Rencana SamplingTujuan rencana sampling PPS pada umumnya adalah untuk memperoleh bukti bahwa saldo akun yang dicatat tidak salah saji secara material. Auditor perlu melaksanakan pengujian lain pada sampel atau item-item dalam populasi sebelum menyimpulkan bahwa seluruh asersi yang berkaitan dengan akun tersebut telah bebas dari salah saji yang material.Menetapkan Populasi dan Unit SamplingPopulasi terdiri dari kelompok transaksi atau saldo akun yang diuji. Untuk setiap populasi, auditor harus memutuskan apakah seluruh item tersebut akan diikutkan. Unit sampling dalam sampling PPS adalah rupiah itu sendiri, dan populasinya adalah jumlah rupiah yang sama dengan jumlah total rupiah pada populasi tersebut. Meskipun setiap rupiah tersebut merupakan dasar pemilihan sampel, namun yang diuji auditor adalah akun, transaksi, dokumen, atau item-item sejenis yang berkaitan dengan rupiah yang dipilih.Menentukan Ukuran SampelRumus untuk menentukan ukuran sampel dalam sampling PPS adalah : n = BV X RF TM (AM X EF)BV = nilai buku populasi yang diujiRF = faktor reliabilitas untuk resiko kesalahan penerimaanTM = salah saji yang dapat ditoleransiAM = salah saji yang diantisipasiEF = faktor ekspansi untuk salah saji yang diantisipasiMenentukan Metode Pemilihan SampelMetode pemilihan sampel yang paling banyak digunakan dalam sampling PPS adalah pemilihan sistematis. Metode ini memisahkan total populasi dalam rupiah ke interval yang sebanding dengan rupiah. Dengan demikian, interval sampling harus dihitung sebagai berikut : SI = BV nMelaksanakan Rencana SamplingDalam fase perencanaan, auditor memakai prosedur auditing yang sesuai untuk menentukan nilai audit setiap unit logis yang ada dalam sampel. Ketika terjadi perbedaan, auditor mencatat nilai buku dan nilai auditnya dalam kertas kerja. Informasi ini kemudian digunakan untuk memproyeksikan salah saji total dalam populasi.Mengevaluasi Hasil SampelDalam mengevaluasi hasil sampel, auditor memperhitungkan batas atas salah saji (upper misstatement limit UML) dari data sampel dan membandingkannya dengan salah saji yang dapat ditoleransi tertentu dalam perancangan sampel. Juka UML lebih kecil atau sama dengan salah saji yang dapat ditoleransi, hasil sampel mendukung kesimpulan bahwa nilai buku populasi tidak dicatat melebihi TM pada risiko kesalahan penerimaan yang ditetapkan. UML dihitung sebagai berikut :UML = PM + ASRPM = salah saji total yang diproyeksikan dalam populasiASR = cadangan risiko samplingKelebihan dan Kekurangan Sampling PPSKelebihan sampling PPS adalah :Sampling PPS umumnya lebih mudah digunakan daripada sampling variabel klasik karena auditor dapat menghitung ukuran sampel dan mengevaluasi hasil sampel secara langsung atau dengan bantuan tabelUkuran sampel PPS tidak didasarkan pada beberapa ukuran penyimpangan yang diestimasi pada nilai auditSampling PPS secara otomatis menghasilkan sampel yang sudah distratifikasi karena item-itemnya dipilih dalam proporsi pada nilai rupiahnyaPemilihan sampel sistematis PPS secara otomatis menujukkan beberapa item yang secara individual signifikan jika nilai-nilainya melebihi pisah batas atas moneterJika auditor memperkirakan tidak ada salah saji, sampling PPS biasanya akan menghasilkan ukuran sampel yang lebih kecil daripada hasil dari sampling variabel klasikSampel PPS lebih mudah dirancang, dan pemilihan sampel dapat dimulai sebelum tersedia populasi yang lengkapSebaliknya, sampling PPS mempunyai kekurangan sebagai berikut :Sampling PPS mengandung asumsi bahwa nilai audit unit sampling harus tidak kurang dari nol atau lebih besar dari nilai bukuJika kekurangsajian ditunjukkan dalam sampel tersebut, evaluasi atas sampel tersebut memerlukan pertimbangan khususPemilihan saldo nol atau saldo dengan tanda yang berbeda memerlukan pertimbangan khususEvaluasi PPS dapat melebihi ASR jika salah saji ditemukan dalam sampelSejalan dengan meningkatnya jumlah salah saji yang diperkirakan, ukuran sampel yang sesuai juga meningkatSAMPLING VARIABEL KLASIKDalam pendekatan ini, teori distribusi normal digunakan dalam pengevaluasian karakteristik populasi berdasarkan hasil sampel yang digambarkan dari populasinya. Sampling variabel klasik bermanfaat bagi auditor pada saat tujuan audit berkaitan dengan kemungkinan kurang saji atau lebih saji dari saldo akun, dan keadaan lain ketika sampling PPS tidak tepat atau tidak efektif.Estimasi Mean Per Unit (MPU)Sampling estimasi MPU mencakup penentuan nilai audit untuk setiap item dalam sampel. Rata-rata nilai audit ini kemudian dihitung dan dikalikan dengan jumlah unit dalam populasi yang ditemukan pada estimasi total nilai populasi. Cadangan risiko sampling yang berkaitan dengan estimasi ini juga dihitung untuk digunakan dalam mengevaluasi hasil-hasil sampel tersebut.Estimasi DiferensiasiDalam sampling estimasi diferensiasi perbedaan dihitung untuk setiap item sampel dari nilai audit item tersebut dikurangi nilai bukunya. Rata-rata perbedaan ini kemudian digunakan untuk memperoleh estimasi nilai total populasi, dan variabilitas perbedaan digunakan untuk menentukan cadangan resiko sampling yang dicapai. Tiga kondisi berikut diperlukan dalam penggunaan estimasi diferensiasi :Nilai buku setiap item populasi harus diketahuiTotal nilai buku populasi harus diketahui dan sesuai dengan jumlah nilai buku item-item secaar individualTerdapat perbedaan yang besar antara nilai audit dan nilai buku yang diperkirakan Estimasi RasioDalam sampling estimasi rasio, pertama auditor menentukan nilai audit untuk setiap item dalam sampel. Berikutnya, rasio dihitung dengan membagi jumlah nilai audit dengan jumlah nilai buku untuk item sampel tersebut. Rasio ini dikalikan dengan total nilai buku untuk mendapatkan estimasi nilai populasi total. Cadangan risiko sampling kemudian dihitung berdasarkan variabilitas rasio nilai audit dan nilai buku item sampel secara individual.Kelebihan dan Kekurangan Sampling Variabel KlasikKelebihan utama sampel variabel klasik adalah :Sampel-sampelnya lebih mudah untuk diperluas daripada sampel PPS, jika diperlukanSaldo nol dan saldo yang bertanda berbeda tidak memerlukan pertimbangan perancangan khususJika ada perbedaan yang besar antara nilai audit dan nilai buku, tujuan auditor dapat terpenuhihanya dengan ukuran sampel yang lebih kecil dibandingkan sampling PPSSedangkan kekurangan utamanya adalah :Sampling variabel klasik lebih rumit dibanding sampling PPS, umumnya, auditor memerlukan bantuan program komputer untuk merancang sampel yang efisien dan mengevaluasi hasil sampelUntuk menentukan ukuran sampel, auditor harus mempunyai estimasi penyimpangan standar karakteristik yang dikehendaki dalam populasiSAMPLING NONSTATISTIK DALAM PENGUJIAN SUBSTANTIFMenentukan Ukuran SampelPertimbangan yang hati-hati dalam perancangan sampel harus dilakukan untuk memperoleh sampel-sampel yang efisien dan efektif. Hal ini dihasilkan dalam sampel statistik yang secara eksplisit menspesifikasi faktor-faktor penting dan menghubungkannya ke model matematika. Pertimbangan faktor-faktor yang sama dalam sampel-sampel nonstatistik dapat membantu menghasilkan sampel yang lebih efisien dan efektif, sekalipun faktor-faktor ini tidak secara eksplisit dikuantifikasikan.Mengevaluasi Hasil-hasil SampelDalam sampling nonstatistik seperti halnya sampling statistik, auditor harus :Memproyeksikan salah saji yang ditemukan dalam sampel pada populasinyaMempertimbangkan risiko sampling ketika mengevaluasi hasil sampelDua metode yang dipakai dalam memproyeksikan salah saji dalam sampling nonstatistik adalah :Metode rasio dimana auditor mengestimasi nilai audit populasi berdasarkan rasio nilai audit sampel dibagi dengan nilai buku sampel-sampel tersebutMetode diferensiasi dimana auditor mengestimasi nilai audit populasi dengan menambah proyeksi diferensiasi antara nilai audit dan nilai buku dari populasi

A.DEFINISI DAN TUJUAN SAMPLING AUDITIkatan Akuntansi Indonesia melalui Standar Profesional Akuntan Publik Seksi 350 mendefinisikan sampling audit sebagai :penerapan prosedur audit terhadap unsure-unsur suatu saldo akun atau kelompok transaksi yang kurang dari seratus persen dengan tujuan untuk menilai beberapa karakteristik saldo akun atau kelompok transaksi tersebut.Sampling audit dapat diterapkan baik untuk melakukan pengujian pengendalian maupun pengujian substantive. Meskipun demikian, auditor biasanya tidak menerapkan sampling audit dalam prosedur pengujian yang berupa pengajuan pertanyaan atau tanya jawab, observasi, dan prosedur analitis. Sampling audit banyak diterapkan auditor dalam prosedur pengujian yang berupavouching, tracing, dan konfirmasi. Sampling audit, jika diterapkan dengan semestinya akan dapat menghasilkan bukti audit yang cukup, sesuai dengan yang diinginkan standar pekerjaan lapangan yang ketiga.

B.KETIDAKPASTIAN DAN SAMPLING AUDITSemakin banyak sampel yang diambil, semakin banyak waktu dan biaya yang diperlukan. Auditor juga mengakui adanya konsekuensi negative dari kemungkinan kesalahan pengambilan keputusan yang didasarkan atas kesimpulan hasil audit terhadap data sampel semata. Apabila auditor ingin mengurangi kemungkinan kesalahan keputusan tersebut, auditor harus menambah jumlah sampel. Hal ini mengakibatkan peningkatan biaya dan waktu yang diperlukan. Sebaliknya, apabila auditoringin mengurangi biaya dan waktu untuk melakukan pemeriksaan, maka auditor harus mengurangi jumlah sampel. Hal ini akan memperbesar kemungkinan kesalahan pengambilan keputusan yang didasarkan atas kesimpulan hasil audit terhadap data sampel tersebut.Ketidakpastian meliputi :a.Ketidakpastian yang disebabkan langsung oleh penggunaan sampling (resiko sampling),b.Ketidakpastian yang disebabkan faktor selain sampling (resiko non sampling).1)RISIKO SAMPLINGTingkat risiko sampling mempunyai hubungan yang terbalik dengan ukuran sampel. Semakin kecil ukuran sampel, semakin tinggi risiko samplingnya. Sebaliknya, semakin besar ukuran sampel, semakin rendah risiko samplingnya. Risiko sampling dapt dibedakan atas :a)Risiko sampling dalam pengujian substantive atas detail atau rincian.Auditor memperhatikan dua aspek penting dari risiko sampling, yang meliputi :1.Risiko keliru menerima(risk of incorrect acceptance)2.Risiko keliru menolak(risk of incorrect rejection)

b)Risiko sampling dalam melaksanakan pengujian pengendalianAuditor memperhatikan dua aspek penting dalam risiko sampling, yang meliputi :1.Risiko penentuan tingkat risiko pengendalian yang terlalu rendah(risk of assessing control risk too low)2.Risiko penentuan tingkat risiko pengendalian yang terlalu tinggi(risk of assessing control risk too high)2)RISIKO NON SAMPLINGRisiko non sampling meliputi semua aspek risiko audit yang tidak berkaitan dengan sampling. Risiko ini tidak penah dapat diukur secara matematis. Risiko non sampling timbul karena :a.Kesalahan manusia seperti gagal mengakui kesalahan dalam dokumen.b.Kesalahan pemilihan maupun penerapan prosedur audit yang tidak sesuai dengan tujuan audit.c.Salah interpretasi hasil sampel

C.PENDEKATAN SAMPLING AUDITStandar Profesional Akuntan Publik pada Standar pekerjaan lapangan ketiga menyatakan bahwa:bukti audit kompeten yang cukup harus diperoleh melalui inspeksi, pengamatan, pengajuan pertanyaan, dan konfirmasi sebagai dasar yang memadai untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan auditanAda dua pendekatan umum dalam sampling audit yang dapat dipilih auditor untuk memperoleh bukti audit kompeten yang cukup. Kedua pendekatan tersebut adalah :1)SAMPLING STATISTIKSampling statistik lebih banyak memerlukan biaya daripada sampling non statistik. Namun, tingginya biaya dapat dikompensasi dengan tingginya manfaat yang dapat diperoleh melalui pelaksanaan sampling statistik. Sampling statistik menguntungkan manajemen dalam tiga hal berikut :a.Perencanaan sampel yang efisienb.Pengukuran kecukupan bukti yang dihimpunc.Pengevaluasian hasil sampelDisamping itu, sampling statistik mendukung auditor untuk mengkuantufikasi dan mengendalikan risiko sampling. Ada dua macam tehnik sampling statistik, yaitu :a.Attribute samplingb.Variables sampling2)SAMPLING NON STATISTIKSampling non statistik merupakan sampel yang dilakukan berdasarkan criteria subyektif. Auditor dapat menentukan besarnya sampel yang diambil dalam sampling non statistik, dengan melakukan pertimbangan subyektif berdasarkan pengalamanannya. Pelaksaan evaluasi atas sampel juga dilakukan berdasar kriteria subyektif dan pengalaman auditor yang bersangkutan.

D.SAMPLING DALAM PENGUJIAN SUBSTANTIFStandar Profesional Akuntan Publik 350. Par 16 menyebutkan berbagai faktor yang harus dipertimbangkan auditor dalam perencanaan sampel atas pengujian substantive. Faktor-faktor tersebut meliputi :a.Hubungan antara sampel dengan tujuan audit yang relevan yang harus dicapai.b.Pertimbangan pendahuluan atas tingkat tingkat materialitas.c.Tingkat risiko keliru menerima yang dapat diterima auditor.d.Karakteristik populasi.Disamping faktor tersebut diatas auditor harus cermat dalam mempertimbangkan pula hal-hal berikut :1.Pemilihan sampel2.Pelaksanaa evaluasi atas hasil sampel

E.VARIABLE SAMPLINGVariable sampling tepat untuk diterapkan auditor, antara lain pada :a.Observasi dan penilaian persediaanb.Konfirmasi piutang dagangc.Cadangan untuk piutang tak tertagihd.Cadangan persediaan yang rusake.Menilai persediaan dalam prosesf.Menilai aktiva tetap dalampublic utility companyg.Penilaian umur piutangAda tiga tehnik yang dapat digunakan dalam variable sampling, yaitu :1.Mean-per-unit(MPU)Langkah-langkah dalam perencanaan estimasi MPU, meliputi :a.Menentukan tujuan rencana samplingb.Mendefinisikan kondisi kesalahanc.Mendefinisikan populasi dan unit samplingd.Menentukan ukuran sampele.Menentukan metode pemilihan sampelf.Melaksanakan rencana samplingg.Mengevaluasi hasil sampel2.Difference estimationDalam sampling estimasi perbedaan ini, perbedaan dihitung untuk setiap item sampel yang sama dengan nilai audit item tersebut dikurangi nilai bukunya. Auditor kemudian menggunakan rata-rata perbedaan untuk menghimpun estimasi nilai populasi total. Variabilitas perbedaan tersebut digunakan untuk menentukan(achieved precision)atau cadangan(allowance)yang dapat diterima oleh risiko sampling.Ada empat hal yang harus dipenuhi untuk menggunakan tehnik sampling ini, yaitu :a.Nilai buku setiap item populasi harus dapat diketahui auditorb.Total nilai buku populasi harus diketahui auditorc.Jumlah keseluruhan dari nilai buku item populasi harus sama dengan total nilai buku populasid.Harus ada perbedaan antara nilai audit dan nilai buku yang dapat diharapkan3.Sampling Estimasi RasioDalam sampling ini, auditor menentukan nilai audit untuk setiap item sampel. Rasio dihitung dengan menghitung hasil pembagian jumlah nilai audit dibagi jumlah nilai buku item sampel. Rasio tersebut kemudian dikalikan dengan nilai buku total untuk menghasilkan nilai populasi yang diestimasikan.Sama dengan estimasi perbedaan, ada empat hal yang harus dipenuhi untuk menggunakan tehnik sampling ini.

F.SAMPLING DALAM PENGUJIAN PENGENDALIANStandar Profesional Akuntan Publik 350 par 31 menyebutkan faktor-faktor yang haru7s di pertimbangkan auditor dalam perencanaan sampel atas pengujian pengendalian. Seperti telah dikemukakan, bahwa dalam menyelenggarakan pengujian pengendalian, auditor memberiakn dua aspek penting dalam risiko sampling, yang meliputi risiko penentuan tingkat risiko pengendalian yang terlalu rendah(risk of assessing control risk to low)dan risiko penentuan tingkat risiko pengendalian yang terlalu tinggi(risk of assessing control risk too high).G.ATTRIBUTE SAMPLINGTehnik ini digunakan dalam pengujian pengendalian. Kegunaannya adalah untuk memperkirakan tingkat deviasi atau penyimpangan dari pengendalian yang ditentukan dalam populasi.Sampling atribut untuk pengujian pengendalian, meliputi tahap berikut :1.Menentukan tujuan pengujian audit2.Menspesifikasi atribut yang akan diperiksa dan kondisi penyimpangan3.Mendefinisikan populasi dan unit sampling4.Menspesifikasikan tingkat penyimpangan yang dapat diterima5.Menspesifikasikanrisk of assessing control risk too lowyang dapat diterima atauacceptable risk of over reliance6.Mengestimasi tingkat penyimpangan populasi7.Menentukan ukuran sampel8.Menentukan metode pemilihan sampel9.Melaksanakan prosedur audit10.Mengevaluasi hasil sampelTingkat penyimpangan yang dapat diterima sering disebut dengantolerable deviation rate(TDR). TDR mencerminkan tingkat penyimpangan dalam populasi yang dapat diterima auditor. TDR mempunyai pengaruh yang signifikan atas ukuran sampel. TDR mempunyai hubungan terbalik dengan besar kecilnya sampel. Semakin rendah TDR, semakin besar jumlah sampel yang diperlukan auditor.Aceptable risk of over reliance(ARO) merupakan risiko bahwa auditor menilai suatu pengendalian berjalan efektif, padahal pada kenyataannya tingkat deviasi populasi lebih tinggi daripada ARO. Auditor harus menggunakan pertimbangan profesionalnya dalam pemilihan ARO yang tepat untuk situasi tertentu. Besarnya ARO tergantung dengan keekstensifan rencana auditor untuk mengurangi tingkat risiko pengendalian yang ditetapkan. ARO dipengaruhiplanned assessed level of control riskatau tingkat risiko pengendalian yang ditetapkan yang direncanakan, ARO mempunyai hubungan searah denganplanned assessed level of control risk.Semakin tinggi Planned assessed level of control risk, semakin tinggi ARO.Apabila penilaian aspek kuantitatif dan kualitatif atas hasil sampel mendukung kesimpulan bahwa ada penyimpangan pengendalian, maka auditor harus menggunakan pertimbangan profesional untuk menentukan tindakan yang tepat. Jika auditor menyimpulkan bahwa hasil sampel tidak mendukung tingkat risiko pengendallian yang direncanakan atas suatu asersi, maka dia harus mennilai kembali sifat, waktu, dan luas prosedur pengujian substantive.Perlu dibedakan antara TDR dan ARO yang dipilih auditor sebelum tes dilakukan, dengan UDL, dan ARO hasil perhitungan secara obyektif berdasarkan sampel. TDR dan ARO yang dipilih auditor sebelum tes dilakukan, merupakan TDR dan ARO standar. Sebelum populasi dapat diterima, UPL harus lebih kecil atau sama dengan TDR. Apabila UDL harus lebih besar daripada TDR, maka auditordapat melakukan empat alternative tindakan berikut :1.Merevisi TDR atau ARO. Langkah ini diambil apabila auditor berkesimpulan bahwa spesifikasi sebelumnya terlalu konservatif.2.Menambah ukuran atau jumlah sampel. Apabila sampel ternyata tidak representative, maka auditor dapat menambah sampel dan mengevaluasi kembali hasilnya. Peningkatan jumlah sampel dan mengevaluasi kembali hasilnya. Peningkatan jumlah sampel akan mengurangi UDL sehingga terjadi penuruna risiko sampling.3.Menambah prosedur pengujian substantive.4.Memberitahu manajemen mengenai masalah struktur pengendalian intern. Apabila auditor menilai bahwa struktur pengendalian intern tidak berjalan secara efektif, maka auditor perlu menginformasi hal inni kepada manajemen.Ada tiga cara yang dapat dilakukan untuk mengestimasi tingkat penyimpangan populasi yang diharapkan, yang meliputi :a.Tingkat penyimpangan sampel yang ditemukan dalam audit tahun sebelumnya terhadap klien yang sama, disesuaikan dengan mempertimbangkan perubahan efektivitas pengendalian tahun berjalan.b.Estimasi yang dilakukan berdasarkan tingkat resiko yang ditentukan berdasarkan bukti efektifitas operasi prosedur dan kebijakan pengendalian tahun berjalan.c.Auditor menghimpun sampel kecil terlebih dahulu, kemudian berdasarkan nilai audit item sampel ini, auditor auditor mengestimasi standar deviasi populasi.Dalam melakukan evaluasi atas sampling atribut, auditor harus :a.Menghitung tingkat penyimpangan sampelb.Menentukan batas penyimpangan sampelc.Menentukan cadangan (allowance) yang direncanakan untuk risiko sampling

H.SAMPEL DENGAN TUJUAN GANDAAuditor dalam situasi tertentu, dapat merancang sampel yang memenuhi dua tujuan sekaligus, yaitu :a.Menentukan risiko pengendalianb.Menguji kebenaran jumlah moneter ransaksi yang dicatatUntuk melakukan hal itu, auditor biasanya telah membuat estimasi pendahuluan bahwa terdapat tingkat risiko yang rendah bahwa penyimpangan dari procedure atau kebijakan struktur pengendalian intern yang ditetapkan dalam populasi, akan melebihi tingkat penyimpangan yang dapat diterima.Ukuran sampel yang dirancang harus merupakan yang terbesar diantara ukuran-ukuran sampel yang dirancang untuk masing-masing tujuab terpisah. Penilaian untuk setiap tujuan harus dilakukan secara terpisah dengan menggunakan tingkat risiko yang sesuai untuk masing-masing tujuan pengujian.

SAMPLING AUDIT DALAM PENGUJIAN SUBSTANTIF

KONSEP-KONSEP DASAR SIFAT DAN TUJUANSampling audit adalah penerapan prosedur pengauditan atas unsur-unsur dalam suatu populasi kurang dari 100%, seperti saldo rekening atau kelompok transaksi, dengan tujuan untuk mengevaluasi sejumlah karakteristik populasi. Audit sampling yang akan diterangkan dalam bab ini digunakan untuk mendapatkan informasi tentang jumlah-jumlah rupiah. Jadi sampel ini digunakan dalam rangka pengujian subtantif, yaitu mengumpulkan bukti tentang kewajaran asersi-asersi manajemen dalam laporan keuangan. Rencana sampling dalam pengujian subtantif dirancang untuk (1) mendapatkan bukti bahwa suatu saldo rekening tidak salah saji secara material(sebagai contoh, mislanya nilai buku rekening piutang dagang), atau (2) membuat suatu estimasi independen tentang suatu jumlah (sebagai contoh, misalkan nilai persediaan yang tidak ada catatan nilai bukunya).

KETIDAKPASTIAN, RISIKO SAMPLING, DAN RISIKO AUDITAuditor dimungkinkan untuk menerima sejumlah ketidakpastian dalam pengujian subtantif, apabila waktu dan biaya untuk memeriksa unsur-unsur dalam populasi menurut pertimbangannya akan lebih besar daripada akibat kemungkinan menyatakan pendapat yang keliru dari hasil pemeriksaan hanya pada data sampel.Sampling audit dalam pengujian subtantif dipengaruhi baik oleh risiko sampling maupun risiko nonsampling. Risiko sampling yang berkaitan dengan pengujian subtantif adalah: Risiko keliru menerima (biasa disebut risiko beta) yaitu risiko mengambil kesimpulan, berdasarkan hasil sampel, bahwa saldo rekening tidak berisi salah saji material, padahal kenyataannya saldo rekening telah salah saji secara material. Risiko keliru menolak (biasa disebut risiko alpha) yaitu risiko mengambil kesimpulan, berdasarkan hasil sampel, bahwa saldo rekening berisi salah saji secara material, pada kenyataannya saldo rekening tidak berisi salah saji secara material.

PENDEKATAN SAMPLING STATISTIKAda dua pendekatan sampling statistik yang bisa digunakan oleh auditor dalam pengujian subtantif, yaitu:(1) sampling probabilitas proporsional dengan ukuran (PPU), dan(2) Sampling variabel klasik.Perbedaan kedua pendekatan tersebut ialah bahwa sampling PPU didasarkan pada teori sampling atribut, sedangkan sampling variabel klasik didasarkan pada teori distribusi normal.

SAMPLING PROBABILITAS PROPORSIONAL DENGAN UKURANSampling PPU adalah suatu pendekatan yang menggunakan teori sampling atribut untuk menyatakan kesimpulan dalam jumlah rupiah, bukan sebagai tingkat deviasi. Jenis sampling ini bisa digunakan dalam pengujian subtantif terhadap transaksi dan saldo-saldo. Model ini terutama diterapkan dalam pengujian transaksi dan saldo yang salah saji terlalu tinggi (overstatement) dan terutama akan berguna dalam pengujian: Piutang apabila pengkreditan yang tidak dikerjakan terhadap rekening debitur tidak signifikan. Investasi dalam surat berharga. Pengujian harga persediaan apabila diperkirakan hanya terdapat sedikit selisih tambahan pada aktiva tetap. Pendekatan ini juga tidak sesuai untuk digunakan, apabila tujuan utama sampling adalah untuk melakukan estimasi secara independen atas kelompok transaksi atau saldo-saldo.

Rencana SamplingTahap-tahap dalam rencana sampling adalah(1) Menetapkan tujuan rencana,(2) Merumuskan populasi dan unit sampling,(3) Menentukan ukuran sampel,(4) Menentukan metoda pemilihan sampel,(5) Melaksanakan rencana sampling,(6) Mengevaluasi hasil sampel.

Menetapkan Tujuan Rencana SamplingTujuan sampling PPU yang paling umum adalah untuk mendapatkan bukti bahwa saldo rekening menurut catatan tidak salah saji secara material. Asersiasersi laporan keuangan yang dibuktikan sampel bergantung kepada prosedur yang diterapkan untuk unsur sampel bergantung kepada prosedur yang diterapkan unsur-unsur sampel yang bersangkutan.

Merumuskan Populasi dan Unit SamplingPopulasi terdiri dari kelompok transaksi atau saldo rekening yang akan diuji. Untuk setiap populasi, auditor harus memutuskan apakah semua unsur akan dimasukkan. Sebagai contoh, ada 4 kemungkinan populasi apabila populasi didasarkan pada saldo rekening dalam buku pembantu piutang dagang, yaitu semua saldo, saldo debet saja, saldo kredit saja, dan saldo nol.

3Menentukan Ukuran SampelRumus untuk menentukan ukuran sampel dalam sampling PPU adalah :SD(AS FE)n NB x FK =Keterangan:NB = nilai buku populasi yang diujiFK = faktor keandalan (realibility factor) untuk risiko keliru menerima yangditetapkanSD = salah saji ditoleransiAS = antisipasi salah sajiFE = faktor ekspansi untuk antisipasi salah saji

Dalam menetapkan tingkat risiko salah menerima yang dapat diterima, auditor harus mempertimbangkan (1) Tingkat risiko audit yang ditetapkan auditor bahwa suatu salah saji material tidak akan terdeteksi, (2) Tingkat risiko pengendalian yang ditetapkan, dan (3) Hasil pengujian detil dan prosedur analitis. Salah saji bisa ditoleransi(SD) adalah maksimum salah saji yang diterima untuk berada dalamsuatu rekening sebelum hal itu dipandang sebagai salah saji secara material. Semakin kecil SD akan semakin besar ukuran sampelnya.Dalam sampling PPU, auditor tidak mengkualifikasi risiko keliru menolak. Namun demikian, hal tersebut dikendalikan secara tidak langsung dengan menetapkan antisipasi salah saji (AS) yang berhubungan terbalik dengan risiko keliru menolak dan berhubungan langsung dengan ukuran sampel.Faktor Ekspansi (FE) diperlukan hanya apabila salah saji diantisipasi. Semakin kecil risiko keliru menerima, semakin besar faktor ekspansi. Pengaruh perubahan dalam nilai suatu faktor terhadap ukuran sampel, apabila faktor-faktor lainnya konstan, dapat diringkas sebagai berikut:Faktor Hubungan terhadap ukuran sampel-Nilai-Risiko keliru menerima-Salah saji ditoleransi-Antisipasi salah saji

Faktor ekspansi untuk antisipasi salah saji-Langsung-Terbalik-Terbalik-Langsung-Langsung

Menentukan Metoda Pemilihan SampelMetoda pemilihan yang paling banyak digunakan dalam sampling PPU adalah pemilihan sistematik. Metoda ini membagi total rupiah menjadi intervalinterval rupiah yang sama. Dengan demikian interval sampling dapat dihitung dengan cara sebagai berikut:4nIS=NB

Melaksanakan Rencana SamplingPada tahap rencana ini, auditor menerapkan prosedur pengauditan yang sesuai untuk menentukan suatiu nilai menurut audit untuk setiap unit logis yang diikutsertakan dalam sampel.

Mengevaluasi Hasil SampelDalam melakukan evaluasi atas hasil sampel, auditor menghitung batas atas salah saji (BAS) dari data sampel dan membandingkannya dengan salah saji yang ditoleransi sebagaimana ditetapkan dalam rancangan sampel. Batas atas salah saji dapat dihitung dengan cara sebagai berikut:BAS = PS + CRSKeterangan :PS = Total proyeksi salah saji dalam populasiCRS = Cadangan risiko salah saji

Apabila tidak ditemukan salah saji dalam sampel, maka faktor PS dalam rumus diatas adalah nol rupiah. Dalam hal tidak terdapat salah saji, maka factor cadangan resiko sampling (CRS) terdiri dari satu komponen yang disebut presisi dasar (PD). Jumlahnya diperoleh dengan mengalikan faktor keandalan (FK) untuk salah saji nol pada risiko keliru menerima yang ditetapkan dengan interval sampling (IS). Dan apabila ditemukan beberapa salah saji dalam sampel, auditor harus menghitung baik proyeksi total salah saji dalam populasi maupun cadangan risiko sampling untuk menentukan batas atas salah saji untuk salah saji terlalu tinggi. Cadangan risiko sampling. CRS untuk sampel yang berisi salah saji memiliki dua komponen seperti dinyatakan dalam formula berikut:CRS = PD + KCKeterangan :PD = presisi dasarKC = kenaikan cadangan yuang disebabkan oleh salah saji.

Seperti halnya dalam sampling atribut, auditor harus mempertimbangkan aspek kualitatif dari salah saji dalam jumlah rupiah.

Keuntungan dan Kerugian Pemakaian Sampling PPUAudit Sampling Guideyang disusun oleh AICPA menyebutkan keuntungan dan kerugian pemakaian sampling PPU. Keuntungan sampling PPU adalah sebagai berikut: Lebih mudah digunakan dibandingkan dengan sampling variabel klasik karena auditor dapat menghitung ukuran sampel dan mengevaluasi hasil sampel dengan tangan atau dengan bantuan tabel.

Besarnya ukuran sampel PPU tidak didasarkan atas berbagai taksiran nilai audit. Sampling PPU secara otomatis menghasilkan sampel berstrata Pemilihan sampel sistematik PPU, secara otomatis mengidentifikasi setiap unsure yang secara individual signifikan apabila nilainya melebihi batas atas rupiah tertentu. Apabila auditor menduga terjadi salah saji, sampling PPU biasanya akan menghasilkan ukuran sampel yang lebih kecil daripada sampel yang dihasilkan oleh sampling variabel klasik. Sampel PPU dirancang lebih mudah dan pemilihan sampel bisa dimulai sebelum tersedia populasi yang lengkap.

Kerugian pemakaian sampling PPU adalah sebagai berikut:Sampling PPU didasarkan pada asumsi bahwa nilai audit dari suatu unit sampling tidak akan lebih kecil dari nol atau lebih besar dari nilai buku. Apabila diperkirakan terjadi salah saji terlalu rendah atau nilai audit lebih kecil dari nol, maka diperlukan perancangan yang khusus. Apabila ditemukan salah saji terlalu rendah dalam sampel, maka evaluasi atas sampel memerlukan pertimbangan khusus. Pemilihan saldo nol memerlukan pertimbangan khusus. Evaluasi PPU bisa melebihi CRS apabila salah saji ditemukan dalam sampel, akibatnya auditor kemungkinan besar akan menolak nilai buku populasi yang sesungguhnya bisa diterima. Apabila jumlah salah saji meningkat, maka ukuran sampel yang sesuai juga akan meningkat. Oleh karena itu akan terjadi pengambilan sampel yang besar dibandingkan dengan sampel pada sampling variabel klasik.

SAMPLING VARIABEL KLASIKDalam pendekatan ini teori distribusi normal digunakan untuk mengevaluasi karakteristik populasi berdasarkan hasil sampel yang ditarik dari populasi. Sampling variabel klasik akan berguna bagi auditor apabila tujuan audit berkaitan dengan kemungkinan terjadinya salah saji terlalu tinggi atau rendah pada suatu saldo rekening dan hal-hal lainnya.

Jenis-jenis Teknik Sampling Variabel KlasikTiga teknik yang bisa digunakan dalam sampling variabel klasik adalah:(1) Mean-per-unit (MPU),(2) Selisih, dan(3) Rasio.Kendala yang harus dipertimbangkan dalam memilih teknik yang sesuai: Kemampuan untuk merancang suatu strata sampel. Ekspektaksi jumlah perbedaan antara nilai audit dengan nilai buku.

Estimasi Mean-Per-Unit (MPU)Sampling estimasi MPU meliputi penentuan nilai audit untuk setiap unsur dalam sampel. Rerata dari nilai-nilai audit tersebut kemudian dihitung dan dikalikan dengan jumlah unit dalam popualsi sehingga bisa diperoleh taksiran total nilai populasi.

Menentukan Tujuan RencanaTujuan suatu rencana sampling MPU bisa untuk (1) mendapatkan bukti bahwa saldo rekening menurut catatan adalah tidak salah saji secara material, (2) mengembangkan suatu estimasi independen tentang suatu jumlah, apabila tidak tersedia buku berdasarkan catatan.

Merumuskan populasi dan Unit SamplingAuditor mempertimbangkan sifat dari unsur-unsur yang membentuk populasi. Sampling unit harus sejalan dengan tujuan audit yang akan dilakukan.

Menentukan Ukuran SampelFaktor-faktor berikut menentukan ukuran sampel dalam suatu estimasi sampel MPU: Ukuran populasi (Jumlah unit), faktor ini akan menyangkut ukuran sampel dan hasil sampel. Semakin besar populasi semakin besar pula ukuran sampel. Estimasi standar deviasi populasi, ada tiga cara mengestimasi faktor ini, pertama dalam penugasan ulangan, kedua standar deviasi dapat diestimasi berdasarkan nilai buku yang tersedia, ketiga auditor dapat mengambil suatu sampel pendahuluan kecil.Salah saji bisa ditoleransi, pertimbangan-pertimbangan untuk menetapkan salah saji bisa ditoleransi (SD) dalam sampling MPU sama dengan pertimbangan yang dilakukan dalam sampling PPU.Resiko Keliru Menolak, faktor ini memungkinkan auditor untuk mengendalikan risiko apabila risiko sampel mendukung kesimpulan bahwa saldo rekening menurut pembukuan telah salah saji secara material, padahal sesungguhnya tidak demikian. Risiko keliru menerima, memiliki hubungan terbalik terhadap ukuran sampel, yakni semakin rendah risiko yang ditetapkan semakin besar ukuran sampelnya.Rencana cadangan untuk risiko sampel, diperoleh dari rumus berikut:CRS = R x SDKeterangan :CRS = cadangan untuk risiko sampling direncanakanR = rasio antara cadangan risiko sampling diinginkan dengan salah sajiditoleransi.SD = salah saji bisa ditoleransi

Menentukan Metoda Pemilihan SampelMetoda pemilihan nomor acak sederhana dan metode pemilihan sistematik bisa digunakan dalam pemilihan sample pada teknik MPU.

Melaksanakan Rencana SamplingTahap pelaksanaan pada rencana sampling estimasi MPU meliputi tahapantahapan berikut: Melakukan prosedur pengauditan yang tepat untuk menentukan nilai audit untuk setiap unsur sampel. Menghitung hal-hal berikut berdasarkan atas data sampel. Rerata nilai audit sampel standart deviasi dari nilai audit sampel

Mengevaluasi Hasil SampelAuditor melakukan penilaian kuantitatif dan kualitatif atas hasil sampel. Dalam melakukan penilaian kuantitatif auditor menghitung: (1) estimasi nilai total populasi, (2) cadangan risiko sampling yang dicapai (presisi yang dicapai), (3) suatu rentang untuk taksiran total nilai populasi (interval presisi).

SelisihDalam estimasi selisih, selisih antara ausit dan nilai buku dihitung untuk setiap unsur sampel. Berikut adalah tiga kondisi yang harus dipenuhi dalam penggunaan teknik ini;(1) Nilai buku setiap unsur populasi harus diketahui,(2) Total nilai buku populasi harus diketahui dan sama dengan hasil penjumlahan nilai-nilai buku dari unsur-unsur individual,(3) Selisih antara nilai buku dan nilai audit diperkirakan tidak sedikit.

Menentukan tujuan dan Merumuskan Populasi dan Unit SampelMetoda ini hanya dapat digunakan untuk mendapatkan bukti bahwa saldo menurut pembukuan tidak salah saji secara material.

Menentukan Ukuran SampelDalam estimasi selisih tidak hanya digunakan estimasi standar deviasi nilai audit saja, tetapi juga estimasi standar deviasi mengenai selisih antara nilai audit dengan nilai buku.

Menentukan Metoda Pemilihan SampelPelaksanaan tahap ini persis sama dengan apa yang dilakukan pada estimasi MPU.9Melaksanakan Rencana SamplingTahap pelaksanaan pada rencana sampling estimasi MPU meliputi tahapan-tahapan berikut: Melakukan prosedur pengauditan yang tepat untuk menentukan nilai audit untuk setiap unsur sampel. Menghitung hal-hal berikut :(1) hitung selisih untuk setiap unsur sampel,(2) jumlahkan semua selisih unsur sampel individual (dj),(3) bagikan jumlah selisih dengan jumlah unsur di dalam sampel ( d ),(4) hitung standar deviasi.Dalam penilaian kualitatif pada metoda ini, pertama-tama ditentukan estimasi total proyeksi selisih. Selanjutnya estimasi nilai populasi ditentukan dengan cara sebagai berikut:^ ^X=NB+D.Selanjutnya menghitung cadangan risiko sampling dicapai adalah sebagai berikut:A = N . UR .

Langkah terakhir dalam penilaian kuantitatif adalah menghitung untuk taksiran nilai total populasi dan menentukan apakah nilai buku jatuh pada rentang tersebut.

RasioDalam sampling estimasi rasio, auditor menentukan nilai audit untuk setiap unsur dalam sampel. Selanjutnya ia menghitung rasio dengan cara membagi jumlah nilai-nilai audit dengan jumlah nilai buku unsur-unsur sampel. Langkah-langkah dalam estimasi rasio sama dengan langkah-langkah pada estimasi selisih kecuali dalam beberapa hal yang akan diterangkan dibawah ini.

Melaksanakan Rencana SampelHitung rasio antara jumlah nilai audit dengan jumlah nilai buku untuk unsur-unsur sampel (R). Hitung rasio antara nilai audit dengan nilai buku untuk setiap unsur. Hitung standar deviasi untuk rasio individual dari unsur-unsur sampel (Srj).

Mengevaluasi Hasil SampelDalam estimasi rasio, estimasi nilai total populasi ditentukan dengan rumus berikut:X=NB x R^Rumus untuk menentukan cadangan untuk risiko sampling dicapai sama dengan rumus pada estimasi selisih, kecuali standar deviasi selisih diganti dengan standar deviasi untuk rasio individual dalam sampel. Tahap akhir adalah melakukan penilaian kuantitatif dan penilaian kualitatif terhadap hasil sampel sebagai dilakukan dalam estimasi MPU dan estimasi selisih.

Keuntungan Dan Kerugian Sampling VariabelKeuntungan yang pokok adalah: Jika diperlukan, sampel mudah diperluas, bila dibandingkan dengan sampling PPU. Saldo nol dan saldo tak biasa tidak memerlukan rancangan khusus. Apabila terdapat perbedaan besar antara nilai audit dengan nilai buku, tujuan auditor akan dapat terpenuhi dengan ukuran sampel yang kecil dibandingkan dengan sampling PPU. Kerugian yang utama adalah: Sampling variabel klasik lebih kompleks daripada sampling PPU. Pada umumnya auditor membutuhkan bantuan computer untuk merancang sampel yang efisien dan mengevaluasi hasil sampel. Untuk menentukan ukuran sampel, auditor harus memiliki estimasi atas standar deviasi dari berbagai karakteristik dalam populasi.