18
SATUAN ACARA PENYULUHAN DHF Kelompok 5 : Imam Abdul Nasir Citra Dewi Sri AGustina R Laras F. W PROMOSI KESEHATAN RUMAH SAKIT Dr.SAIFUL ANWAR MALANG

Sap Dhf Poli

Embed Size (px)

DESCRIPTION

SAP DHF

Citation preview

Page 1: Sap Dhf Poli

SATUAN ACARA PENYULUHAN

DHF

Kelompok 5 :

Imam Abdul Nasir

Citra Dewi

Sri AGustina R

Laras F. W

PROMOSI KESEHATAN RUMAH SAKIT

Dr.SAIFUL ANWAR MALANG

2015

Page 2: Sap Dhf Poli

LEMBAR PENGESAHAN

SATUAN ACARA PENYULUHAN DHF

DI POLI ANAK RSU Dr.Saiful Anwar Malang

Disahkan pada

Hari : Kamis

Tanggal : 01 Oktober 2015

Tempat : Poli Anak RSU Dr. Saiful Anwar Malang

Pembimbing Akademik Pembimbing Klinik

Mengetahui,

Kepala Ruangan Poli Anak

RSSA Malang

Christie I, SST

Page 3: Sap Dhf Poli

SATUAN ACARA PENYULUHAN

DHF

Pokok Pembahasan : DHF

Sub pokok pembahasan : DHF

Sasaran : Keluarga dan pasien yang ada di poli anak RSSA Malang

Hari/tanggal : Kamis, 01 Oktober 2015

Tempat : Poli Anak RSSA Malang

Pukul : 07.30 WIB

Penyuluh :Mahasiswa Ners UMM

A. Tujuan

1. Tujuan Umum

Setelah diberikan penyuluhan selama 15 menit tentang DHF diharapkan

keluarga pasien mengetahui tentang DHF.

2. Tujuan Khusus

Setelah diberikan penyuluhan selama 15 menit diharapkan keluarga pasien

mampu :

a. Menjelaskan pengertian DHF

b. Menjelaskan penyebab DHF

c. Mengetahui tanda dan gejala DHF

d. Mengetahui komplikasi dari DHF

e. Mengetahui pengobatan dan pencegahan dari DHF

3. Materi (terlampir)

Materi penyuluhan yang akan disampaikan meliputi :

Page 4: Sap Dhf Poli

1. Pengertian DHF

2. Etiologi DHF

3. Tanda dan gejala DHF

4. komplikasi DHF

5. pengobatan dan pencegahan DFH

4. Media

LCD

5. Metode Penyuluhan

Ceramah

Tanya jawab

6. Pengorganisasi

Moderator : Mahasiswa Ners UMM

Penyuluh : Mahasiswa Ners UMM

Observer : Mahasiswa Ners UMM

Pembagian Tugas

Moderator : Mengarahkan seluruh jalannya acara penyuluhan dari awal

sampai akhir

Penyuluh : Menyajikan materi penyuluhan

Observer : Mengamati jalannya acara penyuluhan dari awal sampai akhir

7. Kegiatan Penyuluhan

No Waktu Kegiatan Penyuluhan Respon Peserta

1 Pembukaan

(2 menit)

1. Memberi salam

2. Memperkenalkan diri

3. Menggali pengetahuan

keluarga pasien tentang

DHF

4. Menjelaskan tujuan

Penyuluhan

5. Membuat kontrak waktu

1. Menjawab salam

2. Mendengarkan dan

memperhatikan

3. Menjawab pertanyaan

4. Mendengarkan dan

memperhatikan

5. Menyetujui kontrak waktu

2 Kegiatan Inti

(15 menit)

1. Menjelaskan tentang

a. Pengertian DHF

1. Mendengarkan dan

memperhatikan penjelasan

Page 5: Sap Dhf Poli

b. Penyebab DHF

c. Tanda dan gejala

DHF

d. Penanganan

DHF

e. Komplikasi DFH

f. Pencegahan DHF

Penyuluh

2. Aktif bertanya

3. Mendengarkan

3 Penutup

(2 menit)

1. Menyimpulkan materi

yang disampaikan oleh

penyuluh

2. Mengevaluasi peserta

atas penjelasan yang

disampaikan dan

penyuluh menanyakan

kembali mengenai materi

penyuluhan

3. Salam Penutup

1. Mendengarkan dan

Memperhatikan

2. Menjawab pertanyaan yang

diberikan

3. Menjawab salam

8. Evaluasi Lisan

1. Pengertian DHF

2. Etiologi DHF

3. Tanda dan gejala DHF

4. komplikasi DHF

5. pengobatan dan pencegahan DFH

Page 6: Sap Dhf Poli

( SAP )

SATUAN ACARA PENYULUHAN

I. TOPIK

DHF

II. LATAR BELAKANG

III. SASARAN

Sasaran dalam penyuluhan ini adalah semua pengunjung yang terdiri dari pasien,

keluarga dan paramedis di Poli Anak RSU Dr.Saiful Anwar Malang.

IV. TUJUAN

a. Tujuan Umum

Setelah dilakukan penyuluhan masyarakat dapat memahami tentang DHF.

b. Tujuan Khusus

Setelah dilakukan penyuluhan, ibu dapat memahami tentang DHF antara lain:

1. Pengertian DHF

2. Etiologi DHF

3. Tanda dan gejala DHF

4. komplikasi DHF

5. pengobatan dan pencegahan DFH

Page 7: Sap Dhf Poli

V. MATERI

A.  Pengertian

a.    Demam berdarah merupakan manifestasi klinis yang berat dari penyakit arbovirus.

(Soedarmo Sumarno, 2005).

b.    Dengue ialah infeksi arbovirus (arthropod-borne virus) akut ditularkan oleh nyamuk

spesies Aedes. (Hasan Rusepno, 2007).

c.    Demam Berdarah Dengue merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus dengue

yang termasuk golongan arbovirus melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti betina.

(Hidayat A. Aziz Alimul, 2008).

2.    Etiologi

Penyebab penyakit Demam Berdarah Dengue adalah virus Dengue. Di Indonesia,

virus tersebut sampai saat ini telah diisolasi menjadi 4 serotipe virus Dengue yang

termasuk dalam grup B arthropediborne viruses (arboviruses), yaitu DEN-1, DEN-2,

DEN-3, dan DEN-4.(Nursalam Susilaningrum, 2005).

Penyakit ini disebabkan oleh virus Dengue dan ditularkan oleh nyamuk Aedes. Di

Indonesia dikenal dua jenis nyamuk Aedes yaitu:

a.    Aedes Aegypti

1)   Paling sering ditemukan

2)   Adalah nyamuk yang hidup di daerah tropis, terutama hidup dan berkembang biak di

dalam rumah, yaitu di tempat penampungan air jernih atau tempat penampungan air di

sekitar rumah.

3)   Nyamuk ini sepintas lalu tampak berlurik, berbintik bintik putih.

4)   Biasanya menggigit pada siang hari, terutama pada pagi dan sore hari.

5)   Jarak terbang 100 meter

b.    Aedes Albopictus

Page 8: Sap Dhf Poli

1)   Tempat habitatnya di tempat air bersih. Biasanya di sekitar rumah atau pohon-

pohon, seperti pohon pisang, pandan kaleng bekas.

2)   Menggigit pada waktu siang hari

3)   Jarak terbang 50 meter. (Rampengan T H, 2007)

3.    Klasifikasi

a.    Derajat I : Demam disertai gejala klinis lain atau perdarahan spontan, uji

turniket positif, trombositopenia, dan hemokosentrasi.

b.    Derajat II : Derajat I disertai perdarahan spontan dikulit atau perdarahan lain

c.    Derajat III : Kegagalan sirkulasi : nadi cepat dan lemah, hipotensi, kulit dingin

lembab, gelisah.

d.   Derajat IV : Renjatan berat, denyut nadi, dan tekanan darah tidak dapat diukur.

Yang disertai dengan Dengue Shock Sindrom. (Suriadi dan Rita

Yuliani, 2006).

4.    Manifestasi klinis

1. Masa Inkubasi

Sesudah nyamuk menggigit penderita dan memasukkan virus dengue ke dalam kulit, terdapat masa laten yang berlangsung 4-5 hari diikuti oleh demam, sakit kepala dan malaise.

2.  Demam

Demam terjadi secara mendadak berlangsung selama 2 – 7 hari kemudian turun

menuju suhu normal atau lebih rendah. Bersamaan dengan berlangsung demam, gejala –

gejala klinik yang tidak spesifik misalnya anoreksia. Nyeri punggung , nyeri tulang dan

persediaan, nyeri kepala dan rasa lemah dapat menyetainya.

Page 9: Sap Dhf Poli

3.  Perdarahan

Perdarahan biasanya terjadi pada hari ke 2 dan 3 dari demam dan umumnya terjadi

pada kulit dan dapat berupa uji tocniguet yang positif mudah terjadi perdarahan pada

tempat fungsi vena, petekia dan purpura. Perdarahan ringan hingga sedang dapat terlihat

pada saluran cerna bagian atas hingga menyebabkan haematemesis. Perdarahan

gastrointestinat biasanya di dahului dengan nyeri perut yang hebat.

4.  Hepatomegali

Pada permulaan dari demam biasanya hati sudah teraba, meskipun pada anak yang

kurang gizi hati juga sudah. Bila terjadi peningkatan dari hepatomegali dan hati teraba

kenyal harus di perhatikan kemungkinan akan tejadi renjatan pada penderita .

5.  Renjatan (Syok)

Permulaan syok biasanya terjadi pada hari ke 3 sejak sakitnya penderita, dimulai

dengan tanda – tanda kegagalan sirkulasi yaitu kulit lembab, dingin pada ujung hidung,

jari tangan, jari kaki serta sianosis disekitar mulut. Bila syok terjadi pada masa demam

maka biasanya menunjukan prognosis yang buruk. (Suriadi dan Rita Yuliani, 2006).

5.    Patofisiologi

a.    Virus Dengue akan masuk kedalam tubuh melalui gigitan nyamuk Aedes Aegepty

dan kemudian akan bereaksi dengan antibody dan terbentuklah kompleks virus antibodi,

dalam sirkulasi akan mengaktifasi sistem komplemen. Akibat aktifasi C3 danC5 akan

dilepas C3a dan C5a, 2 peptida berdaya untuk melepaskan histamin dan merupakan

mediator kuat sebagai faktor meningginya permeabilitas dinding pembuluh darah dan

menghilangkan plasma melalui endotel dinding itu.

b.    Terjadinya trombositopenia, menurunnya fungsi trombosit dan menurunnya faktor

koagulasi (protrobin, faktor V, VII, IX, X dan fibrinogen ) merupakan faktor penyebab

terjadinya perdarahan hebat, terutama perdarahan saluran gastrointestinal pada DHF.

Page 10: Sap Dhf Poli

c.    Yang menentukan beratnya penyakit adalah permeabilitas dinding pembuluh darah,

menurunnya volume plasma, terjadinya hipotensi, trombositopenia dan diatesis

hemoragik, Renjatan terjadi secara akut.

d.   Nilai hematokrit meningkat bersamaan dengan hilangnya plasma melalui endotel

dinding pembuluh darah. dan dengan hilangnya plasma klien mengalami hipovolemik.

Apabila tidak diatasi bisa terjadi anoksia jaringan, asidosis metabolik dan kematian.

(Suriadi dan Rita Yuliani, 2006).

6.    Komplikasi

a.    Ensefalopati dengue

b.    Kelainan ginjal

c.    Odem paru. (Hadinegoro H Sri Rezeki, 2005).

7.    Pengobatan dan Pencegahan

a.    Pengobatan

Penatalaksanaan untuk klien Demam Berdarah Dengue adalah penanganan pada derajat

I hingga derajat IV.

Derajat I dan II

1)   Pemberian cairan yang cukup dengan infus RL dengan dosis 75 ml/kg BB/hari untuk

anak dengan berat badan kurang dari 10kg atau bersama diberikan oralit, air buah atau

susu secukupnya, atau pemberian cairan dalam waktu 24 jam antara lain sebagai

berikut:

a)    100 ml/kg BB/24 jam untuk anak dengan BB < 25 kg

b)   75 ml/kg BB/24 jam untuk anak dengan BB 26-30 kg

c)    60 ml/kg BB/24 jam untuk anak dengan BB 31-40 kg

d)   50 ml/kg BB/24 jam untuk anak dengan BB 41-50 kg

Page 11: Sap Dhf Poli

2)   Pemberian obat antibiotik apabila adanya infeksi sekunder

3)   Pemberian antipieritika untuk menurunkan panas.

4)   Apabila ada perdarahan hebat maka berikan darah 15 cc/kg BB/hari.

Derajat III

1)   Pemberian cairan yang cukup dengan infus RL dengan dosis 20 ml/kg BB/jam,

apabila ada perbaikan lanjutkan peberian RL 10 m/kg BB/jam, jika nadi dan tensi tidak

stabil lanjutkan jumlah cairan berdasarkan kebutuhan dalam waktu 24 jam dikurangi

cairan yang sudah masuk.

2)   Pemberian plasma atau plasma ekspander (dekstran L ) sebanyak 10 ml/kg BB/jam

dan dapat diulang maksimal 30 ml/ kg BB dalam 24 jam, apabila setelah 1 jam

pemakaian RL 20 ml/kg BB/jam keadaan tekanan darah kurang dari 80 mmHg dan nadi

lemah, maka berikan cairan yang cukup berupa infus RL dengan dosis 20 ml/kg BB/jam

jika baik lanjutkan RL sebagaimana perhitungan selanjutnya.

3)   Apabila 1 jam pemberian 10 ml/kg BB/jam keadaan tensi masih menurun dan

dibawah 80 mmHg maka penderita harus mendapatkan plasma ekspander sebanyak 10

ml/kgBB/jam diulang maksimal 30 mg /kg BB/24 jam bila baik lanjutkan RL

sebagaimana perhitungan diatas

Derajat IV

1)   Pemberian cairan yang cukup dengan infus RL dengan dosis 30 ml/kgBB/jam,

apabila keadaan tekanan darah baik, lanjutkann RL sebanyak 10 ml/kgBB/jam.

2)   Apabila keadaan tensi memburuk maka harus dipasang. 2 saluran infuse dengan

tujuan satu untuk RL 10 ml/kgbb/1jam dan satunya pemberian palasma ekspander atau

dextran L sebanyak 20 ml/kgBB/jam selam 1 jam,

3)   Apabila keadaan masih juga buruk, maka berikan plasma ekspander 20

ml/kgBB/jam,

Page 12: Sap Dhf Poli

4)   Apabila masih tetap memburuk maka berikan plasma ekspander 10 ml/kgBB/jam

diulangi maksimun 30 ml/kgBB/24jam.

5)   Jika setelah 2 jam pemberian plasma dan RL tidak menunjukan perbaikan maka

konsultasikan kebagian anastesi untuk perlu tidaknya dipasang central vaskuler pressure

atau CVP. (Hidayat A Aziz Alimul, 2008).

b.    Pencegahan

1)   Ada 3 cara pemberantasan vector

a)    Fogging focus

Dalam keadaan krisis ekonomi sekarang ini, dana terbatas maka kegiatan fogging hanya

dilakukan bila hasil penyelidikan epidemologis butul-butul memenuhi kriteria

b)   Abatisasi

Dilaksanakan di desa/ kelurahan endemis terutama di sekolah dan tempat-tempat

umum.

c)    Tanpa inteksida

- Membasmi jentik nyamuk penular demam berdarah dengan cara 3M:

- Menguras secara teratur seminggu sekali atau menaburkan abate/altosit ketempat

penampungan air bersih

- Menutupnya rapat-rapat tempat penampungan air.

- Mengubur atau menyingkirkan kaleng-kaleng bekas, plastik dan barang bekas,

lainnya yang dapat menampung air hujan, sehingga tidak menjadi sarang nyamuk

Aedes Aegypti.

Page 13: Sap Dhf Poli

VI. CARA PENYAMPAIAN

Kelompok dengan metode ceramah dan tanya jawab.

VII. SARANA

LCD dan Leaflet.

VIII. EVALUASI

Page 14: Sap Dhf Poli

DAFTAR PUSTAKA

Doenges, Marilynn E, dkk, 2000. Penerapan Proses Keperawatan dan Diagnosa

Keperawatan. Jakarta : EGC

Hendrayanto. 2004. Ilmu Penyakait Dalam. Jilid 1. Jakarta : FKUIM

Mansjoer, Arif dkk. 2000. Kapita Selekta Kedokteran. Jilid 2. Jakarta

Smeltzer, Suzanne C dan Brenda G Bare. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah.

Edisi 8. Volume 1. Penerbit Buku Kedokteran : EGC

Soegijarto, Soegeng. 2006. Demam Berdarah Dengue. edisi 2. Surabaya : Aerlangga

Widyastuti, Palupi. 2004. Pencegahan, Pengendalian Dengue Dan Demam Berdarah.

Jakarta : EGC