16

Click here to load reader

Sap Karsinoma Cerviks

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Sap Karsinoma Cerviks

SATUAN ACARA PENGAJARAN (SAP)

CARSINOMA CERVIKS

DI BANGSAL B3 GINEKOLOGI

RSUP Dr. KARIADI SEMARANG

Disusun oleh :

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN SEMARANG

POLITEKNIK KESEHATAN SEMARANG

Page 2: Sap Karsinoma Cerviks

2006

SATUAN ACARA PENGAJARAN

Mata Ajar : Keperawatan Maternitas

Pokok Bahasan : Carsinoma Cerviks

Sub Pokok Bahasan : Pengenalan Carsinoma Cerviks

Hari/Tanggal : Jum’at, 5 Januari 2007

Waktu : WIB – selesai

Penyuluh : Riyan Akhmad Mustaghfirin

Tempat : Bangsal B3 Ginekologi RSUP Dr. Kariadi Semarang

A. LATAR BELAKANG

Di negara maju, penyakit kanker serviks telah menjadi bagian dari pelayanan

rutin kesehatan masyarakat sehingga diharapkan kejadian kanker serviks akan

semakin berkurang. Di negara berkembang penyakit kanker semakin banyak

jumlahnya seiring dengan tingginya usia harapan hidup (Manuaba, 2001 : 632).

Kanker serviks terjadi paling sering pada wanita usia 30 – 45 tahun, tetapi dapat

juga terjadi di usia dini yaitu usia 18 tahun. Aktifitas seksual berhubungan dengan

angka kejadian kanker serviks pada wanita di bawah usia 25 tahun, dengan riwayat

hubungan seksual lebih dari satu orang, dan beberapa kehamilan dini, angka

kejadian ini lebih prevalens. Penelitian menunjukkan bahwa tipe kanker ini

kemungkinan ditularkan secara seksual (Smeltzer Bare, 2001 : 1559).

Presentase angka kematian di Indonesia yang disebabkan kankers serviks

(kanker leher rahim) ternyata cukup tinggi. Menurut data BKKBN bulan Juli 2005

jumlah penderita kanker leher rahim di Indonesia sekitar dua ratus ribu setiap

tahunnya dan menduduki peringkat kedua setelah kanker payudara. Di negara kita,

program yang ditujukan untuk mendeteksi sejak dini gejala tersebut belum menjadi

fokus utama. Hal itulah yang mungkin menjadi penyebab semakin meningkatnya

presentase kematian yang disebabkan kanker serviks (http : //. Waspada online com

/ 16 Maret 2004).

Mengingat kanker serviks merupakan penyakit terminal pada organ reprodoksi

wanita dengan angka kejadian yang tinggi dan masalah keperawatan yang

komplek, maka peranan perawat sangatlah penting dalam memberikan asuhan

1

Page 3: Sap Karsinoma Cerviks

keperawatan pada klien dan keluarga untuk menghadapi masalah kesehatan pasien

yang berhubungan kanker serviks.

B. TUJUAN

a. Tujuan Umum

Setelah dilakukan tindakan keperawatan / pendidikan kesehatan maka Ny. H

mampu mengetahui segala sesuatu tentang penyakit Carsinoma Cerviks

b. Tujuan Khusus

Setelah dilakukan tindakan keperawatan / pendidikan kesehatan selama 1 x 30

menit Ny. H diharapkan mampu:

1. Mengetahui tentang pengertian Ca Cerviks

2. Mengetahui tentang penyebab Ca Cerviks

3. Mengetahui tentang tanda dan gejala Ca Cerviks

4. Mengetahui tentang penatalaksanaan pada pasien Ca Cerviks

5. Mengetahui tentang tindakan pencegahan agar tidak terjadi Ca Cerviks

C. SASARAN

Sasaran ditujukan pada Ny. H di Bangsal B3 Ginekologi RSUP Dr. Kariadi

Semarang.

D. METODE

Ceramah

Diskusi/ tanya jawab

E. MEDIA

Materi

Leaflet

F. SUSUNAN ACARA

Tahap Kegiatan Waktu

Pembukaan ☺ Mengucapkan salam

☺ Penyampaian maksud dan tujuan pertemuan

sesuai kontrak waktu

5 menit

2

Page 4: Sap Karsinoma Cerviks

Proses

Penutup

☺ Melakukan penyuluhan tentang pengertian

Ca cerviks

☺ Melakukan penyuluhan tentang penyebab

Ca Cerviks

☺ Melakukan penyuluhan tentang tanda dan

gejala Ca Cerviks

☺ Melakukan penyuluhan tentang

penatalaksanan pada pasien Ca Cerviks

☺ Melakukan penyuluhan tentang tindakan

pencegahan agar tidak terjadi Ca cerviks

☺ Memberikan pertanyaan pada keluarga

☺ Menutup pertemuan dan mengucapkan

salam

☺ Kontrak waktu untuk pertemuan selanjutnya

15 menit

10 menit

G. KRITERIA EVALUASI

Kriteria Evaluasi

a. Evaluasi Struktural

Kesepakatan pertemuan dengan peserta didik

Kesiapan penyuluh dari mahasiswa tingkat III Prodi Keperawatan

Semarang.

b. Evaluasi Proses

Peserta

- Peserta didik mengikuti kegiatan sampai selesai.

- Pertemuan berjalan dengan lancar.

Penyuluh

- Bisa memfasilitasi jalannya penyuluhan.

- Bisa menjalankan perannya sesuai tugas dan tanggungjawab.

c. Evaluasi Hasil

Tes lisan : di akhir ceramah

3

Page 5: Sap Karsinoma Cerviks

Penilaian

Sistem penilaian sesuai dengan masing-masing pertanyaan tiap nomor :

Nomor 1 bila benar semua nilai 4 point

Nomor 2 bila benar semua nilai 4 point

Nomor 3 bila benar semua nilai 4 point

Nomor 4 bila benar semua nilai 4 point

Nomor 5 bila benar semua nilai 4 point

Jumlah nilai benar pada soal 20 point

Klasifikasi penilaian :

Bila nilai benar 0 – 6 = C, berarti kurang memahami

Bila nilai benar 7 – 13 = B, berarti cukup memahami

Bila nilai benar 14 – 20 = A, berarti paham dan mengerti

H. DAFTAR PERTANYAAN

1. Sebutkan pengertian Ca Cerviks ?

2. Sebutkan penyebab Ca Cerviks ?

3. Sebutkan tanda dan gejala Ca Cerviks ?

4. Sebutkan penatalaksanaan pada pasien Ca Cerviks ?

5. Sebutkan tindakan pencegahan agar tidak terjadi Ca Cerviks ?

4

Page 6: Sap Karsinoma Cerviks

MATERI CARSINOMA CERVIKS

A. PENGERTIAN

Kanker adalah suatu pertumbuhan sel – sel abnormal yang cenderung

menginfasi jaringan di sekitarnya dan menimbulkan metastase (Elysabeth, 2000:

96).

Pengertian kanker serviks atau kanker leher rahim adalah tumor ganas yang

tumbuh di dalam serviks atau bagian terendah dari rahim yang menempel pada

puncak vagina, usia penderita antara 35 sampai 55 tahun. (http : // www.

Medicastore com / 2001).

Kanker serviks merupakan keadaan dimana sel-sel neoplastik terdapat pada

seluruh lapisan epitel. (Welson dan Price, 1995 : 1137).

B. ETIOLOGI

Penyebab kanker serviks belum diketahui secara pasti. Faktor yang diduga

berhubungan dengan kanker serviks adalah sejenis virus Human Papilloma Virus

(HPV) yang ditularkan melalui hubungan seksual dengan laki-laki yang terkena

penyakit ini. Tapi sebaliknya, laki-laki pun dapat terinfeksi dari wanita yang telah

terinfeksi sebelumnya. (Pusat Data & Informasi, 16 Juli 2005).

Faktor yang dapat mendukung terjadinya kanker serviks diantaranya adalah

sebagai berikut :

1. Endogen

Berasal dari dalam tubuh yaitu seperti, pemakaian kontrasepsi seperti IUD

karena iritasi tali IUD, pemakaian pil oral yang dapat menurunkan asam folik

(Ida B. Manuaba, 2001 : 633).

2. Eksogen

Berasal dari luar tubuh yang biasanya bersifat menahun adanya rangsang dan

pancetus. Kasinogen kimiawi contohnya obat-obatan, Fisika contohnya

radiasi, makanan yang banyak mengandung bahan pengawet, pewarna,

pemanis, dan perasa dapat menyebabkan kanker.

3. Gaya hidup/adat/kebiasaan

Kehidupan seksual ganti-ganti pasangan, melakukan hubungan seks di usia

muda kurang dari 17 tahun, karena serviks belum seluruhnya tertutup oleh sel

5

Page 7: Sap Karsinoma Cerviks

skuamosa, sehingga mudah mengalami perlukaan, tidak serkumsisi adanya

hestune yang bersifat karsinogenik,. persalinan melebihi tiga orang dan dengan

jarak kehamilan atau persalinan terlalu dekat (Ida B. Manuaba, 2001 : 633).

4. Penyakit

Peradangan kanker serviks yang menahun dan hygiene yang kurang baik

contoh adanya peradangan yang disebabkan oleh Streptococcus, Stapilococcus

enterococcus, Neisseria gonorhoe, Clamidia tracomatis, Virus herpes simplek

tipe 2, Human papiloma virus/HPV penelitian yang dilakukan di Rumah Sakit

Dr. Cipto Mangunkusumo bekerja sama dengan Universitas Leiden Belanda

menunjukkan HPV ditemukan pada 96% penderita kanker (http//www.klinik

com. Farid. 23 Juni 2005 Com).

5. Lingkungan/geografi/rasial

Adanya pencemaran lingkungan yang menahun yang mengandung karsinogen.

Di Libanon wanita muslim terhindar dari resiko tinggi kanker serviks, wanita

yahudi angka kejadian rendah. Di Amerika serikat menunjukkan angka

kejadian tinggi, terutama ras negro dan lingkungan prostitusi.

C. TANDA & GEJALA

Dari anamnesa ditemukan keluhan menoragi, keputihan warna putih atau

purulent yang berbau dan tidak gatal, perdarahan pasca coitus, perdarahan spontan

dan bau busuk yang khusus. Dapat juga ditemukan gejala karena metastasis

seperti obstruksi total vesika urinaria. Pada tahap lanjut ditemukan keluhan cepat

lelah, kehilangan berat badan dan anemia. Pada pemeriksaan fisik serviks dapat

teraba membesar, irreguler, teraba lunak. Bila tumor tumbuh eksofisik maka

terlihat lesi pada porsio atau sudah sampai vagina.

Diagnosis harus dipastikan dengan pemeriksana histologik dan jaringan yang

diperoleh dari biopsy. (Mansyoer, 1999 : 379)

Gejala klinik secara umum dapat pula digambarkan sebagai berikut :

Stadium dini, yang mempunyai terjadi leukoria yang sulit sembuh, kontak

berdarah, tanpa gejala dijumpai kebetulan.

Stadium pertengahan terjadi perdarahan irreguler, leukoria bercampur darah,

urine berdarah, berak bercampur darah.

6

Page 8: Sap Karsinoma Cerviks

Stadium lanjut Leukoria berbau, perdarahan terus menerus urine atau berak

berdarah, terjadi fistula seperti vesiko-vaginal, rectovaginal, perdarahan

profus, terjadi terrible trict yaitu pinggang sakit, kaki bengkak, obstruksi

ureter.

D. PENATALAKSANAAN

Penatalaksaan pada pasien Ca Cerviks pada dasarnya ada 3, yaitu :

1. Operasi / Histerektomi

Histerektomi adalah suatu tindakan operasi untuk mengangkat rahim. Macam-

macam histerektomi :

a. Histerektomi Abdominalis Totalis

Adalah mengangkat seluruh bagian uterus bersama vagina.

b. Histerektomi Transvaginal

Adalah pengangkatan corpus uteri supra vaginalis

c. Histerektomi Radikal

Adalah pengangkatan uterus, ovarium kanan dan kiri, tuba kanan dan kiri

sampai dengan cerviks serta kelenjar-kelenjar yang ada di daerah

sekitarnya.

Penatalaksanaan berdasarkan stadium kanker yang terjadi adalah :

Stadium Penatalaksanaan

0 Biopsi kervent, histerektomi transvaginal

1a

Histeroktomi radikal, dengan limfa denopati panggul

dan evaluasi, kelenjar limfe, para aorta (bila terdapat

metastase dilakukan radioterapi pasca pembedahan)

IIIb, III, IV Histerektomi transvaginal

IV dan IVb Radioterapi, radiasi, paliatif, kemoterapi

2. Radioterapi / Penyinaran

Adalah pemeriksaan dengan menggunakan sinar Gamma, radio isotop

calsium, cobalt, radium, sinar beta dan bertujuan untuk menghancurkan sel –

sel dalam pengobatan penyakit (Danielle, 2000 : 643 )

Teknik pemberiannya adalah :

7

Page 9: Sap Karsinoma Cerviks

a. Radiasi lokal (intrakaviter)

Langsung pada servik dan corpus uteri, untuk petugas menggunakan after

loading.

b. Radiasi eksternal

Digunakan untuk memberantas metastase kelenjar limfe paracentrium

bagian interna sehingga memerlukan penyinaran di daerah sekitar arteri

obturatoria, persiapan pasien Hb 10 gr %, leukosit > 4000, trombosit >

150.000, dan pengobatan dihentikan jika peningkatan suhu > 38°C,

leukosit < 3000 mm3, trombosit < 1000.000 mm3, Hb < 8 gr%, perdarahan

pervagina.

Efek samping dari Radiasi yaitu, kemerahan atau eritema, combostio rad,

dermatitis, diare, ludah kental, rasa panas, disfagia, disuria, nafsu makan

menurun, hiperpigmentasi, atropi, ulserasi, dan nekrosis. ( Danielle, 2000: 33 )

Perawatan pada klien sebelum menjalani radioterapi diantaranya, siapkan

fisik dan mental, kosongkan vesika urinaria dan rektum, bantu menjaga

kenyamanan dan keamanan, pasang kateter irigasi. Selama radioterapi Klien

diatur berbaring terlentang, klien diberi analgetik dan antiseptik, gunakan

kantung perianal untuk menampung, drainase dari jaringan yang luruh, ajari

teknik relaksasi. Setelah radioterapi, bantu kenyaman klien, kateter dilepas

setelah dicatat jumlah keluaran cairan.

3. Kemoterapi / Citostatika

Citostatika mempengaruhi jaringan tumor dan jaringan sehat lainnya, oleh

karena itu diusahakan agar efek yang dicapai semaksimal mungkin dari

jaringan tumor dan seminimal mungkin pada jaringan sehat.

Keuntungan sitostatika yaitu kesanggupan obat tersebut mempengaruhi sel

tumor ganas yang telah menyebar jauh dimana operasi/penyinaran tidak dapat

dilakukan lagi, sebelum diberikan citostatika sebaiknya dilakukan penilaian

kepekaan tumor ganas (test sensivitas).

Citostatika bersifat fractional kill sehingga jika disuntikkan pertama 60%

dari sel tumor ganas dapat dibunuh maka suntikan kedua juga 60% dan

seterusnya. Dengan demikian jumlah sel tumor ganas tidak pernah akan

8

Page 10: Sap Karsinoma Cerviks

menjadi nol, dan sel-sel yang tersisa akan memperbanyak diri menurut siklus

sel. (Danielle, 2000 : 44 )

Semakin besar masa tumor/makin banyak sel tumor ganas yang ada makin

banyak citostatika yang digunakan untuk menghilangkannya makin banyak

timbul penyulit.

Persyaratan sebelum pengobatan sitostatika adalah, Hb lebih dari 8 gr%,

leukosit lebih dari 4000/mm3, faal ginjal baik (ureum kurang dari 45 mg%,

kreatinin serum kurang dari 1,5 mg%), pemeriksaan lain dalam batas normal

sesuai dengan persyaratan jenis citostatika, dan faal hati yang baik

Penyulit yang mungkin muncul/terjadi selama/sesudah penggunaan

sitostatika yaitu, gangguan saluran pencernaan seperti neusia, vomitus,

anoreksia, stomatitis, gingivitis, pharingitis, laringitis, diare. Gangguan

sumsum tulang dan darah tepi diantaranya adalah, anemia, leukopeni,

trombositopeni, pansitoperi, dan ganggun sistemik adalah gangguan fungsi

hati, rambut rontok, perdarahan, febris, hiperpigmentasi kulit, pembengkakan

sendi, perasaan gatal seluruh tubuh.

E. PENCEGAHAN

1. Pencegahan dapat dilakukan dengan, personal hygiene yang baik terutama

daerah genetalia, penggunaan obat yang terkontrol, gaya hidup yang baik,

sirkumsisi bagi pasangan, lingkungan yang baik, dan papsmear atau servikal

smears dilakukan untuk wanita yang aktif seksualnya satu tahun satu kali,

sedangkan untuk wanita biasa mulai usia lebih dari 18 tahun tiap 2 tahun

sekali.( Ida B Manuaba, 2001 : 633 )

2. Upaya promotive utama dilakukan melalui, pendidikan seks remaja untuk

mengurangi kemungkinan infeksi virus human papiluma virus (HPV),

menunda hubungan seks remaja atau pendidikan seks yang bersih,

mengembangkan vaksin HPV, dan mengobati infeksi vagina sehingga pH

tetap dapat dipertahankan.( Ida B Manuaba, 2001: 639)

3. Upaya preventif utama dilakukan dengan, mengembangkan obat anti virus

yang efektif, meningkatkan screning terhadap kemungkinan serviks, dan

meningkatkan pendidikan dan melakukan screning masyarakat yang dianggap

menjadi sumber kemungkinan kanker serviks ( Ida B Manuaba, 2001 : 639 )

9

Page 11: Sap Karsinoma Cerviks

DAFTAR PUSTAKA

Bagian Obstetri dan Ginekologi FK Unpad Bandung. (2000). Obstetri Fisiology. Bandung : Elemen.

Carpenitto, Lynda Juall. (2000). Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Alih bahasa : Monica Ester, Edisi 8. EGC : Jakarta.

Doengoes, Marilynn E. (2001). Rencana Perawatan Maternal / Bayi Edisi 2. Jakarta : EGC.

G.W Garland and Joan M.E, 1999, Quickly Obstetric and ginekology of Nurses, English University Press, London

Haen Forer. (1999). Perawatan Maternitas Edisi 2. Jakarta : EGC.

Hinchliff, Sue. (1996). Kamus Keperawatan. Edisi; 17. EGC : Jakarta

Manuaba. (2001). Kapita Selekta Penatalaksanaan Rutin Obstetri Ginekologi dan KB. Jakarta : EGC.

Muchtar Rustam. (1998). Sinopsis Obstetri Fisiologi Obstetri Patologi Edisi: 2. Jakarta : EGC.

10