Upload
m-syaqib-arsalan
View
71
Download
2
Embed Size (px)
DESCRIPTION
keperawatan gawat darurat
Citation preview
SATUAN ACARA PENYULUHAN
“Hubungan Hiperkolesterol terhadap Penyakit Jantung Koroner”
A. TOPIK PENYULUHAN : Sistem Kardivaskuler
B. POKOK BAHASAN : Hubungan hiperkolesterol terhadap
penyakit jantung koroner
C. TUJUAN
Tujuan Instruksional Umum:
Setelah dilakukan pendidikan kesehatan mengenai hubungan hiperkolesterol
terhadap penyakit jantung koroner pada keluarga klien terutama klien dengan
masalah kardiovaskuler, keluarga dank lien mampu ikut berpartisipasi terhadap
tindakan pencegahan terjadinya penyakit jantung koroner terutama terhadap faktor
resiko hiperkolesterol.
Tujuan Instruksional Khusus:
1. Definisi, penyebab, tanda dan gejala, dan pencegahan PJK
2. Definisi, fungsi, klasifikasi, makanan yang mengandung kolesterol (sumber
kolesterol) serta pengendaliannya
3. Definisi, penyebab, dan penatalaksanaan hiperkolesterol
4. Hubungan hiperkolesterol terhadap penyakit jantung koroner
C. SASARAN : Keluarga klien terutama klien dengan
masalah kardiovaskuler di Ruang ICU/ICCU RSUD Ulin Banjarmasin
D. WAKTU DAN TEMPAT
Hari : Selasa
Tanggal : 19 Maret 2013
Pukul : 09.00-09.30 WITTA
E. KEGIATAN PENYULUHAN
Tahap Kegiatan Kegiatan perawat Kegiatan klien Media
Pembukaan
(5 menit)
Salam pembuka
Memperkenalkan diri
Menjelaskan maksud dan
tujuan:
Tujuan Umum :
Klien mampu ikut
berpartisipasi terhadap
tindakan pencegahan
terjadinya penyakit jantung
koroner terutama terhadap
faktor resiko hiperkolesterol
Tujuan khusus :
Sasaran dapat mengetahui
tentang :
5. Definisi, penyebab, tanda
dan gejala, dan
pencegahan PJK
6. Definisi, fungsi,
klasifikasi, makanan yang
mengandung kolesterol
(sumber kolesterol) serta
pengendaliannya
7. Definisi, penyebab, dan
penatalaksanaan
hiperkolesterol
8. Hubungan hiperkolesterol
terhadap penyakit jantung
koroner
Mendengarkan
keterangan penyaji
Ceramah
Penyajian
( 15 menit )
Menyampaikan materi:
1. Penyakit Jantung Koroner
(Definisi, etilogi, faktor
resiko dan tanda gejala)
2. Kolesterol dan
Memperhatikan dan
mendengarkan
keterangan penyaji
Ceramah
Leaflet
hiperkolesterol (Definisi,
fungsi, klasifikasi, jenis
makanan, pengendalian
dan penatalaksanaan
hiperkolesterol)
3. Hubungan antara
hiperkolesterol dengan PJK
Penutup
( 10 menit )
Melakukan tanya jawab
Evaluasi
Menutup pertemuan
Mendengarkan dan
bertanya
Ceramah
F. MATERI PENYULUHAN : Terlampir
G. EVALUASI :
1. Evaluasi struktur
Tim penyuluh datang sebelum waktu yang ditetapkan untuk mempersiapkan
sarana dan prasarana untuk kegiatan penyuluhan. Keluarga pasien yang dirawat di
ICU/ICCU berhadir dan antusias dalam menghadiri penyuluhan.
2. Evaluasi proses
Pelaksanaan penyuluhan berjalan sesuai rencana. Keluarga pasien yang
dirawat di ICU/ICCU antusias mendengarkan materi penyuluhan dan menjawab
pertanyaan yang diajukan penyaji.
3. Evaluasi hasil
Keluarga pasien yang dirawat di ICU/ICCU mampu menjawab pertanyaan
yang diajukan oleh pemateri.
Keluarga pasien yang dirawat di ICU/ICCU dapat menjawab pertanyaan-
pertanyaan dari pemateri, meliputi:
a. Definisi, penyebab, faktor resiko PJK
Jawaban Peserta
Penyakit jantung koroner (PJK) adalah kondisi kesakitan arteri koroner.
Penyebab PJK:
1. Aterosklerosis
2. Trombosis
Faktor- faktor risiko PJK:
Faktor yang dapat dicegah
1. Hiperkolesterol
2. Rokok
3. Obesitas
4. Stress
5. Kurang Olah raga
6. Diabetes Melitus
7. Hipertensi
Faktor yang tidak dapat diubah
1. Riwayat Keluarga
2. Laki-laki lebih sering daripada perempuan yang belum menopause
3. Usia
b. Hubungan hiperkolesterol terhadap penyakit jantung koroner
Jawaban Peserta
Kolesterol yang berlebihan dalam darah akan mudah melekat pada dinding
sebelah dalam pembuluh darah. Timbunan lemak di dalam lapisan pembuluh
darah (plak kolesterol) membuat saluran pembuluh darah menjadi sempit sehingga
aliran darah kurang lancar. Plak kolesterol pada dinding pembuluh darah bersifat
rapuh dan mudah pecah, meninggalkan “luka” pada dinding pembuluh darah yang
dapat mengaktifkan pembentukan bekuan darah. Pembuluh darah yang sudah
mengalami penyempitan dan pengerasan oleh plak kolesterol, maka bekuan darah
ini mudah menyumbat pembuluh darah secara total, kondisi ini disebut dengan
aterosklerosis. Aterosklerosis bisa terjadi pada arteri di otak, jantung, ginjal, organ
vital lainnya dan lengan serta tungkai. Jika aterosklerosis terjadi di dalam arteri
yang menuju ke jantung (arteri koroner), bisa terjadi penyakit jantung koroner.
Pertanyaan yang muncul dari Keluarga pasien yang dirawat di ICU/ICCU:
a. Contoh diet rendah kolesterol?
Jawaban Pemateri
Bahan Makanan Kolesterol
(mg/100 gr)
Asam Lemak Jenuh
(gr/100gr)
Otak Sapi 2100 1,8
Ginjal sapi 690 3,8
Hati-Jerohan 375 2,5
Kuning telur (1 butir) 275 1,7
Udang 130 0,2
Daging babi 70 11,3
Daging sapi 70 5,1
Daging kambing 70 3,6
Daging ayam 60 0,9
Ikan 45 0,1
Keju (1 cangkir) 35 6,5
Susu (1 cangkir) 33 5,1
Minyak kelapa 0 80,2
Minyak babi 0 28,4
Minyak kedelai 0 12,8
b. Manajemen stress pada resiko Penyakit Jantung Koroner?
Jawaban Pemateri
Berbagi masalah dengan orang terdekat merupakan salah satu metode alternatif
yang dapat dilakukan apabila seorang mengalami suatu masalah. Diharapkan
dengan berbagi masalah seseorang mendapat support system yang baik untuk
menghadapi masalahnya sehingga jalan keluar dapat muncul dari dirinya sendiri
ataupun dari hasil berdiskusi dengan teman berbagi tersebut. Dengan masalah
terpecahkan maka salah satu risiko dari Penyakit Jantung Koroner yaitu stress
dapat diminimalkan ataupun dihilangkan.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Penyakit jantung merupakan penyebab kematian nomer 1 dunia. Menurut
perkiraan Badan Kesehatan Dunia (WHO), prevalensi PJK pada tahun 2003
tercatat sebanyak 16,6 juta orang meninggal akibat penyakit kardiovaskuler dan
pada tahun 2001 saja tercatat sebanyak 7,2 juta kematian akibat PJK.
Berdasarkan laporan WHO tahun 2002, diketahui sebanyak 4,4 juta kematian
akibat hiperkolesterol (Oetoro, 2007).
Penyakit jantung koroner adalah salah satu penyakit degeneratif yang
banyak dipengaruhi oleh gaya hidup suatu masyarakat. Hal pertama yang dapat
dilakukan adalah mengenali dan mengetahui apa saja yang termasuk dalam risiko
penyakit jantung tersebut (Fitriani, 2007). Faktor risiko penyakit jantung dapat
dibagi ke dalam 2 kelompok, yakni faktor risiko yang dapat dikontrol (dapat
diobati) seperti adanya penyakit hipertensi, kebiasaan merokok, kolesterol tinggi,
kurang olahraga, gemuk, dan diabetes, dan faktor risiko yang tidak dapat dikontrol
seperti pertambahan usia dan riwayat keluarga (genetik). Jika faktor-faktor risiko
tersebut saling berinteraksi dan terjadi secara bersamaan, maka risiko kejadian
penyakit jantung koroner akan berlipat ganda (Daniel, 2009)
Penyakit jantung koroner yaitu penyakit pada pembuluh darah arteri
koroner jantung, di mana arteri/pembuluh darah tersebut menjadi lebih keras dan
sempit sehingga menyebabkan aliran darah ke otot jantung berkurang.
Penyempitan ini disebabkan oleh adanya tumpukan lemak pada dinding pembuluh
darah yang disebut sebagai plak aterosklerosis (Daniel, 2009)
Hasil penelitian yang dilakukan pada tahun 2006 di daerah miskin
perkotaan menunjukkan kasus yang didiagnosis PJK ditemukan sebanyak 19,8%
responden. Terdapat 8,1% responden menderita hiperkolesterolemi, sehingga
harus diatasi dengan peningkatan gaya hidup sehat yang dapat mencegah
terjadinya penyakit degeneratif seperti PJK (Werdha dkk, 2006).
Masalah penyakit jantung koroner perlu diperhatikan dengan melakukan
pencegahan dan pengendalian faktor risiko. Faktor-faktor risiko berupa obesitas,
hipertensi, kadar gula darah, kolesterol total, dan merokok ini harus diatasi dengan
peningkatan gaya hidup sehat yang dapat mencegah terjadinya penyakit
degeneratif seperti PJK. Sehingga perlu dilakukan penyuluhan tentang hubungan
antara hiperkolesterol terhadap kejadian penyakit jantung koroner dan
penanggulangan faktor risiko terutama hiperkolesterol.
1.2 Tujuan
Tujuan Umum :
Klien mampu ikut berpartisipasi terhadap tindakan pencegahan terjadinya
penyakit jantung koroner terutama terhadap faktor resiko hiperkolesterol
Tujuan khusus :
Sasaran dapat mengetahui tentang :
c. Definisi, penyebab, faktor resiko, dan tanda dan gejala PJK
d. Definisi, fungsi, klasifikasi, makanan yang mengandung kolesterol
(sumber kolesterol) serta pengendaliannya
e. Definisi, penyebab, penatalaksanaan hiperkolesterol
f. Hubungan hiperkolesterol terhadap penyakit jantung koroner
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Penyakit Jantung Koroner
2.1.1 Definisi
Penyakit jantung koroner merupakan kondisi patologis arteri koroner yang
ditandai dengan penimbunan abnormal lipid atau lemak dan jaringan fibrosa di
dinding pembuluh darah yang mengakibatkan perubahan struktur dan fungsi arteri
dan penurunan aliran darah ke jantung (Smeltzer & Bare, 2001).
2.1.2 Etiologi
3. Aterosklerosis
4. Trombosis
2.1.3 Faktor- faktor risiko PJK antara lain :
Faktor yang dapat dicegah
8. Hiperkolesterol
9. Rokok
10. Obesitas
11. Stress
12. Kurang Olah raga
13. Diabetes Melitus
14. Hipertensi
Faktor yang tidak dapat diubah
4. Riwayat Keluarga
5. Laki-laki lebih sering daripada perempuan yang belum menopause
6. Usia
(Sanif, 2009)
2.1.3 Patofisiologi
Aterosklerosis dimulai ketika kolesterol berlemak tertimbun di intima
arteri besar. Timbunan tersebut dinamakan ateroma yang dapat mengganggu
absorbsi nutrien oleh sel-sel endothel yang menyusun lapisan dinding dalam
pembuluh darah dan menghambat aliran darah karena timbunan itu menonjol ke
lumen pembuluh darah. Struktur anatomi arteri koroner yang berpilin dan
berkelok-kelok saat memasuki jantung menimbulkan kondisi yang rentan untuk
terbentuknya ateroma (Smeltzer & Bare, 2001).
Endotel pembuluh darah yang terkena akan mengalami nekrotik dan
menjadi jaringan parut, selanjutnya lumen menjadi lebih sempit dan aliran darah
terhambat. Pada lumen yang menyempit dan berdinding kasar, akan cenderung
terjadi pembentukan bekuan darah, hal ini menjelaskan bagaimana terjadinya
koagulasi intravaskuler, diikuti oleh penyakit tromboemboli yang merupakan
komplikasi tersering aterosklerosis (Smeltzer & Bare, 2001).
2.1.4 Manifestasi Kinis
1. Iskemia ringan (Angina pektoris)
Nyeri dada yang hilang timbul
Nyeri menyebar ke ke rahang bawah, permukaan tangan kiri dan
jari
Nyeri seperti di tekan benda berat, dijepi atau terasa panas.
Nyeri timbul saat aktivitas hilang saat berhenti
Lama nyeri 1-5 menit
2. Iskemia berat (Infark miokardium)
Nyeri seperti pada iskemia ringan tetapi berlangsung kurang lebih
30 menit
Nausea
Berkeringat
Takikardi
Pucat dan gelisah
3. Aritmia
4. Gagal jantung
5. Kematian mendadak (suddenth death)
(Mansjoer, 2001)
2.1.5 Pencegahan
1. Pencegahan Primer
Pencegahan primer meliputi segala usaha yang dilakukan sebelum
timbulnya gejala proses penyakit, yaitu mencegah 5 faktor yang dapat
diubah, seperti:
Merokok
Tekanan darah tinggi
Hiperglikemia
Kolesterol darah tinggi
2. Pencegahan Sekunder
Segala usaha yang dilakukan untuk mengurangi perkembangan atau
mencegah kekambuhan proses penyakit seperti:
Kontrol diit
Latihan
Obat-obatan
2.2 Kolesterol
2.2.1 Definisi Kolesterol
Kolesterol adalah zat lemak yang sangat penting dalam pembentukan
dinding sel pada tubuh manusia dan hewan. Kolesterol juga ditemukan beredar
dalam sirkulasi darah manusia. Kolesterol yang terdapat dalam tubuh manusia
berasal dari dua sumber utama yaitu dari makanan yang dikonsumsi dan dari
pembentukan oleh hati. Kolesterol yang berasal dari makanan terutama terdapat
pada daging, unggas, ikan dan produk olahan susu. Jeroan daging seperti hati
sangat tinggi kandungan kolesterolnya, sedangkan makanan yang berasal dari
tumbuhan justru tidak mengandung kolesterol sama sekali. Setelah makan,
kolesterol akan diserap oleh usus halus untuk selanjutnya masuk ke sirkulasi
darah dan disimpan dalam suatu mantel protein. Mantel protein-kolesterol ini
kemudian dikenal dengan nama kilomikron (Anynomus, 2008).
2.2.2 Fungsi Kolesterol
Kolesterol memiliki fungsi penting dalam tubuh, diantaranya adalah:
• Melapisi dinding sel untuk memudahkan nutrisi masuk ke sel tersebut
• Untuk pertumbuhan jaringan otak dan saraf
• Bahan pembentukan vitamin D untuk penyerapan kalsium
• Membentuk hormon seksual
Karena penting sekali maka kolesterol dalam darah sebesar 70-75% diproduksi
oleh organ hati, selebihnya ( 25-30% ) dari asupan makanan (Widodo, 2008).
2.2.3 Klasifikasi Kolesterol
1. Kolesterol LDL
Kolesterol LDL sering disebut dengan kolesterol ‘jahat’, karena
peningkatan kadar kolesterol ini dalam darah dihubungkan dengan
peningkatan resiko penyakit jantung koroner. Kolesterol LDL akan
berakumulasi di dinding arteri sehingga membentuk semacam plak yang
menyebabkan dinding arteri menjadi kaku dan rongga pembuluh darah
menyempit. Proses ini dikenal dengan nama atherosklerosis.
Kadar LDL dalam darah:
Kurang dari 100 Optimal
100-129 Mendekati optimal
130-159 Batas normal tertinggi
160-189 Tinggi
Lebih dari 190 Sangat tinggi
2. Kolesterol HDL
Kolesterol HDL sering disebut dengan kolesterol ‘baik’ karena kolesterol
HDL mencegah terjadinya atherosklerosis dengan cara mengeluarkan
kolesterol ‘jahat’ dari dinding arteri dan mengirimkannya ke hati. Jadi, bila
kadar kolesterol LDL tinggi sedangkan kadar kolesterol HDL rendah maka
merupakan faktor resiko terjadinya atherosklerosis. Sebaliknya yang
diharapkan adalah kadar kolesterol LDL rendah dan kadar kolesterol HDL
yang tinggi.
Kadar HDL dalam darah:
Kurang dari 40 Rendah
Lebih dari 60 Tinggi
3. Kolesterol Total
Kurang dari 200 Yang diperlukan
200-239 Batas normal tertinggi
Lebih dari 240 Tinggi
4. Trigliserida
Kurang dari 150 Normal
150-199 Batas normal tertinggi
200-499 Tinggi
Sama atau lebih dari 500 Sangat tinggi
2.2.4 Pengaturan Kadar Kolesterol
Pengaturan makan ini beperan dalam membatasi jumlah kolesterol yang
masuk ke dalam tubuh. Tubuh dapat menghasilkan kolesterol yang diperlukan di
dalam tubuh yaitu oleh organ hati. Dalam mengatur makan, hindari makanan yang
mengandung kolesterol yaitu minyak dan lemak hewan, antara lain daging
sapi/kambing/babi, kulit ayam, jerohan, otak, hati ayam, cumi, udang, kerang,
kepiting, kuning telur. Kolesterol berbeda dengan TGA. Sumber TGA antara lain
gorengan, santan, asam lemak trans, margarine, butter (Oetoro, 2007)
2.2.5 Bahan Makanan Yang Mengandung Kolesterol
Bahan Makanan Kolesterol
(mg/100 gr)
Asam Lemak Jenuh
(gr/100gr)
Otak Sapi 2100 1,8
Ginjal sapi 690 3,8
Hati-Jerohan 375 2,5
Kuning telur (1 butir) 275 1,7
Udang 130 0,2
Daging babi 70 11,3
Daging sapi 70 5,1
Daging kambing 70 3,6
Daging ayam 60 0,9
Ikan 45 0,1
Keju (1 cangkir) 35 6,5
Susu (1 cangkir) 33 5,1
Minyak kelapa 0 80,2
Minyak babi 0 28,4
Minyak kedelai 0 12,8
2.3 Hiperkolesterol
2.3.1 Definisi
Kadar kolesterol total normal 200 mg/dL, kadar trigliserida (TGA) kurang
dari 150 mg/dL, kadar HDL lebih dari 50 mg/dL, dan kadar LDL kurang dari
100mg/dL. Hiperkolesterol merupakan kadar kolesterol dalam darah yang
melebihi kadar normal tersebut (Oetoro, 2007).
2.3.2 Etiologi
Hiperkolesterol dapat di sebabkan oleh beberapa hal seperti:
1. Gaya Hidup
Konsumsi makanan yang mengandung:
Berlemak jenuh contoh:jerohan,keju, gorengan,minyak kelapa.
Berkolesterol tinggi contoh: otak, jerohan,kuning telur, udang.
Merokok, kopi, alkohol, kurang olah raga, stress, pil Kontrasepsi,
usia.
2. Faktor genetik / faktor keturunan, hal ini perlu diwaspadai pada yang:
Mempunyai riwayat keluarga sekandung : Hipertensi, penyakit
jantung koroner, Stroke sebelum 60 th.
(Widodo, 2008)
2.3.3 Pengendalian Hiperkolesterol
Cara untuk menyikapi kolesterol adalah dengan mengubah pola hidup
sehat yang terdiri dari 4S yaitu makan sehat, berpikir sehat, istirahat sehat dan
aktivitas sehat.
1. Makan sehat dapat diartikan dengan menghindari makanan yang tinggi
lemak dan sumber kolesterol, hindari alkohol dan konsumsi gula yang
berlebihan. Makanlah makanan tinggi serat, gunakan minyak mufa (mono-
unsaturated fatty acid) dan pufa (poly-unsaturated fatty acid),
suplementasi minyak ikan, vitamin antioksidan dan pertahankan berat
badan ideal.
Minyak atau lemak nabati (lemak yang berasal dari tumbuh-tumbuhan)
masih dapat Anda konsumsi asal tidak berlebihan, sebab lemak nabati
tidak mengandung kolesterol dan sedikit kadar lemak jenuhnya (saturated
fat).
Senyawa lemak yang banyak terdapat dalam lemak nabati adalah lemak
tak jenuh (unsaturated fat) yang tidak menaikkan kadar kolesterol darah,
bahkan menurut beberapa laporan penelitian dapat menurunkan kadar
kolesterol LDL. Asam lemak omega-3 terdapat pada ikan laut dalam
seperti ikan salmon, ikan tuna, asam lemak omega-6 terdapat pada minyak
jagung dan minyak kedelai, sedangkan asam lemak omega-9 terdapat pada
alpukat, minyak zaitun dan canola oil merupakan lemak baik.
2. Dalam berpikir sehat, diperlukan pengelolaan stress dengan baik.
3. Istirahat yang sehat dengan tetap melaksanakan aktivitas teratur
4. Berolah-raga secara teratur sudah dibuktikan pula dapat menurunkan kadar
kolesterol total dan meningkatkan kadar kolesterol HDL. Olahraga
membantu membakar kolesterol/lemak dalam tubuh menjadi energy.
(Anynomous, 2008)
2.3.4 Penatalaksanaan Hiperkolesterol
Obat hiperkolesterol yang beredar di Indonesia dibagi menjadi lima, antara
lain Asam Fibrat, Resin, Penghambat HMGCoa reduktase, Asam nikotinat dan
Ezetimibe.
1. Golongan asam fibrat adalah Gemfibrozil, Fenofibrate dan Ciprofibrate.
Gemfibrozil sangat efektif dalam menurunkan trigliserid plasma.
Gemfibrozil meningkatkan aktivitas lipoprotein lipase sehingga bersihan
partikel kaya trigliserid meningkat. Kadar kolesterol HDL juga meningkat
pada pemberian Gemfibrozil. Fibrate menurunkan produksi LDl dan
meningkatkan kadar HDL. LDL ditumpuk di arteri sehingga
meningkatkan resiko penyakit jantung, sedangkan HDL memproteksi
arteri atas penumpukkan itu.
Obat antihiperlipidemik yang termasuk golongan resin adalah
Kolestiramin (Chlolestyramine). Obat antihiperlidemik ini bekerja dengan
cara mengikat asam empedu di usus dan meningkatkan pembuangan LDL
dari aliran darah.
2. Penghambat HMGCoa reduktase antara lain Pravastatin, Simvastatin,
Rosavastatin, Fluvastatin, Atorvastatin. Golongan ini bekerja dengan cara
menghambat pembentukan kolesterol dengan cara menghambat kerja
enzim yang ada di jaringan hati yang memproduksi mevalonate, suatu
molekul kecil yang digunakan untuk mensintesa kolesterol dan derivat
mevalonate. Selain itu meningkatkan pembuangan LDL dari aliran darah.
3. Asam nikotinat (nicotinic acid) atau Niasin / vitamin B3 yang larut air.
Dengan dosis besar asam nikotinat diindikasikan untuk meningkatkan
HDL atau kolesterol baik dalam darah. Sedangkan Ezetimibe dapat
menurunkan total kolesterol dan LDL juga meningkatkan HDL dengan
cara mengurangi penyerapan kolesterol di usus (Anynomous, 2008)
2.4 Hubungan Antara Hiperkolesterol Terhadap Penyakit Jantung Koroner
Berdasarkan hasil studi (Fitriani, 2007) dengan analisi multivariat, orang
dengan hiperkolesterol mempunyai resiko terhadap penyakit jantung koroner.
Menurut penelitian (Imran, 2007), penderita hiperkolesterol (330 mg/dl)
mempunyai resiko empat kali terkena penyakit jantung koroner. Jika seorang
penderita hipertensi sekaligus perokok, maka risikonya bertambah menjadi 4,5
kali. Jika penderita hiperkolesterol juga perokok, risiko menjadi enam kali.
Sedangkan pada penderita hipertensi yang juga hiperkolesterol, risikonya berlipat
menjadi sembilan kali. Kondisi paling parah adalah bila seseorang menderita
hipertensi, hiperkolesterol, dan perokok. Risiko terkena jantung koroner mencapai
16 kali dibandingkan seorang yang sehat.
Kolesterol yang berlebihan dalam darah akan mudah melekat pada dinding
sebelah dalam pembuluh darah. Selanjutnya, LDL akan menembus dinding
pembuluh darah melalui lapisan sel endotel, masuk ke lapisan dinding pembuluh
darah yang lebih dalam yaitu intima. LDL disebut lemak jahat karena memiliki
kecenderungan melekat di dinding pembuluh darah sehingga dapat menyempitkan
pembuluh darah. LDL ini bisa melekat karena mengalami oksidasi atau dirusak
oleh radikal bebas. LDL yang telah menyusup ke dalam intima akan mengalami
oksidasi tahap pertama sehingga terbentuk LDL yang teroksidasi. LDL-
teroksidasi akan memacu terbentuknya zat yang dpat melekatkan dan menarik
monosit (salah satu jenis sel darah putih) menembus lapisan endotel dan masuk ke
dalam intima.
Disamping itu LDL-teroksidasi juga menghasilkan zat yang dapat
mengubah monosit yang telah masuk ke dalam intima menjadi makrofag.
Sementara itu LDL-teroksidasi akan mengalami oksidasi tahap kedua menjadi
LDL yang teroksidasi sempurna yang dapat mengubah makrofag menjadi sel
busa. Sel busa yang terbentuk akan saling berikatan membentuk gumpalan yang
makin lama makin besar sehingga membentuk benjolan yang mengakibatkan
penyempitan lumen pembuluh darah.
Keadaan ini akan semakin memburuk karena LDL akan teroksidasi
sempurna juga merangsang sel-sel otot pada lapisan pembuluh darah yang lebih
dalam (media) untuk masuk ke lapisan intima dan kemudian akan membelah-
belah diri sehingga jumlahnya semakin banyak.
Timbunan lemak di dalam lapisan pembuluh darah (plak kolesterol)
membuat saluran pembuluh darah menjadi sempit sehingga aliran darah kurang
lancar. Plak kolesterol pada dinding pembuluh darah bersifat rapuh dan mudah
pecah, meninggalkan “luka” pada dinding pembuluh darah yang dapat
mengaktifkan pembentukan bekuan darah.
Pembuluh darah yang sudah mengalami penyempitan dan pengerasan oleh
plak kolesterol, maka bekuan darah ini mudah menyumbat pembuluh darah secara
total, kondisi ini disebut dengan aterosklerosis. Aterosklerosis bisa terjadi pada
arteri di otak, jantung, ginjal, organ vital lainnya dan lengan serta tungkai. Jika
aterosklerosis terjadi di dalam arteri yang menuju ke jantung (arteri koroner), bisa
terjadi penyakit jantung koroner (Oetoro, 2008).
Menurut penelitian, makin gemuk seseorang makin bertambah kadar
kolesterolnya. Makin tinggi kolesterol, maka makin tinggi pula risiko
kematiannya. Jika LDL diturunkan satu persen, risiko terkena penyakit jantung
koroner bisa turun pula satu persen. Sebaliknya, jika HDL naik satu persen,
kesempatan sehat bisa naik tiga persen. Oleh karena itulah, sebaiknya orang
berusaha menaikkan kadar HDL (Imran, 2007).
DAFTAR PUSTAKA
Smeltzer & Bare, 2001. Buku Ajar keperawatan Medikal Bedah Brunner &
Suddarth. Jakarta; EGC.
Manjoer, Arief., dkk. 2001. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta; Media
Aesculapius.
Imran. 2007. Hidup Sehat Demi Jantung Anda.
http://www.bloggaul.com/luthfielufthansa/readblog/78342/hidup-sehat-
demi-jantung-anda. Diakses tanggal 18 Maret 2013 jam 17.00 WITA
Widodo, Bernadinus S. 2008. Apakah Kolesterol Itu?.
http://bsriwidodo.wordpress.com/2008/11/07/apakah-kolesterol-itu/.
Diakses tanggal 18 Maret 2013 jam 17.00 WITA
Daniel. 2009. Mitos dan Fakta Kolesterol.
http://www.majalah-farmacia.com/rubrik/one_news_print.asp?
IDNews=1076. Diakses tanggal 18 Maret 2013 jam 17.00 WITA
Werdha, Asri. dkk. 2009. Profil Penyakit Jantung Koroner (PJK) dan Faktor
Risiko PJK pada Penduduk Miskin Perkotaan di Jakarta.
http://www.litbang.depkes.go.id/risbinkes/Buku%20Laporan
%20Penelitian%202006/penyakit%20jantung%20koroner.htm. Diakses
tanggal 18 Maret 2013 jam 17.00 WITA
Oetoro, Samuel. Dr. MS, SpGK. 2007. Seminar RS Jantung Harapan Kita: Makan
Enak Jantung Sehat.
http://medicastore.com/seminar/23/Seminar_RS_Jantung_Harapan_Kita_
Makan_Enak_Jantung_Sehat.html. Diakses tanggal 18 Maret 2013 jam
17.00 WITA
LAPORAN HASIL PENYULUHAN
HUBUNGAN HIPERKOLESTEROL TERHADAP
PENYAKIT JANTUNG KORONER
Kelompok C
Winda Ayu Fazraningtyas, S.Kep NIM. I1B108201
Budi Setiawan, S.Kep NIM. I1B108203
Dewi Irianti, S.Kep NIM. I1B108209
Rizky Ariani, S.Kep NIM. I1B108219
Herry Setiawan, S.Kep NIM. I1B108227
Meti Agustini, S.Kep NIM. I1B108232
Raudhatul Jannah, S.Kep NIM. I1B108234
Rizani Pahmi, S.Kep NIM. I1B108239
Fatimatuzzahrah, S.Kep NIM. I1B108216
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN
2013