Upload
kustam-nurohman
View
73
Download
2
Embed Size (px)
DESCRIPTION
sap tbc
Citation preview
SATUAN ACARA PEMBELAJARAN TBC
Disusun oleh :
1. Angga Prasetya
2. Evi Indriyani
3. Kustam Nurohman
4. Lurgianto Septadi
5. Reni Oktaviani
6. Roikahtul Jannah
7. Susmiati
8. Suciyanti
9. Uswatun Khasanah
STIKES AL IRSYAD AL ISLAMIYYAH CILACAP
D-3 KEPERAWATAN
TAHUN AJARAN 2012/2013
SAP TUBERCULOSIS
Pokok Bahasan : Tuberculosis ( TBC )
Sub pokok bahasan : - Pengertian TBC
- Macam dan Penyebab TBC
- Tanda dan Gejala TBC
- Resiko terkena TBC
- Komplikasi TBC
- Pencegahan dan pengobatan TBC
- Gizi Seimbang Penderita TBC
Hari / tanggal :
Tempat :
Waktu :
Sasaran : pasien TBC dan keluarga
Petugas Penkes : 1. Angga Prasetya
2. Evi Indriyani
3. Kustam Nurohman
4. Uswatun Khasanah
A. TIU (Tujuan Intruksional Umum)
Setelah mengikuti penyuluhan tentang TBC selama 30menit, pasien dan keluarga
mampu memahami tentang TBC.
B. TIK ( Tujuan Intruksional Khusus)
Setelah mengikuti penyuluhan tentang TBC selama 30menit diharapkan pasien dan
keluarga mampu :
1. Memahami tentang Pengertian TBC
2. Mengetahui dan memahami Penyebab TBC 1 dari 7 item
3. Mengetahui dan memahami Tanda dan gejala TBC
4. Mencegah terjadinya Komplikasi TBC
5. Melakukan pengobatan dan pencegahan TBC
6. Mamahami tentang diit untuk Penderita TBC
C. Materi
Terlampir
D. Metode
Ceramah
Diskusi
Tanya Jawab
E. Media
Lembar balik
Leaflet
F. Kegiatan belajar mengajar
Tahap Waktu Kegiatan Pemberi
Materi
Kegiatan
sasaran
Media
Pendahuluan
(Orientasi)
Tahap kerja
5 menit
10
1. Memberi salam
2. Memperkenalkan diri
3. Menjelaskan TIU,TIK
4.Kontak waktu dan
bahasa
5. Apersepsi
1. Menjelaskan materi
tentang
- Pengertian TBC
- Penyebab TBC
- Tanda dan Gejala
1. menjawab salam
2. mendengarkan
3. memperhatikan
4. Menjawab
5. menjawab apa yang
diketahui
1. Mendengarkan/
memperhatikan
2. Mendengarkan
3. Bp.Bambang
Lembar
Leaflet
Penutup
(Terminasi)
5menit
TBC
- Resiko terkena TBC
- Komplikasi TBC
- Pengobatan TBC
Dan Pncegahan TBC
- Gizi Seimbang TBC
2. Memberikan
reinforcement
positif
3. Memberikan
kesempatan
untuk bertanya
4. Menjelaskan atau
menjawab
pertanyaan
5. Memberi evaluasi
1.Menyimpulkan
mengajuka
n
pertanyaan
4. Mendengarkan
5. Menjawab
pertanyaan apa yang
diberikan presentator
1. Mendengarkan
2. Mendengarkan
2.Kontrak waktu
3.Menutup dengan salam
3. Menjawab salam
G. Pengorganisasian
1. Leader : Reni Oktaviani
2. Observer : Roikhatul Jannah
3. Moderator : Angga Prasetya
4. Fasilitator : Susmiati
Evi Indriyani
Uswatun Khasanah
Kustam Nurohman
Lurgianto
H. Evaluasi
1. Prosedur Evaluasi
Klien menjawab pertanyaan
a. Apa pengertian TBC?
b. Jelaskan Macam dan Penyebab TBC?
c. Sebutkan Tanda dan Gejala TBC?
d. Siapa saja yang beresiko terkena TBC?
e. Apa saja Komplikasi TBC?
f. Bagaimana Pencegahan dan pengobatan TBC?
g. Bagaimana pemberian gizi pada penderita TBC
2. Kriteria Evaluasi
a. Evaluasi struktur :
a) Menyiapkan SAP
b) Menyiapkan materi dan media
c) Kontrak waktu dengan sasaran
d) Menyiapkan tempat
e) Menyiapkan pertanyaan
b. Evaluasi proses :
a) Sasaran memperhatikan
b) Aktif bertanya
c) Menjawab atau mengulang kembali
c. Evaluasi hasil
a) Pendkes dikatakan berhasil apabila sasaran mampu menjawab ≥ 80%
pertanyaan yang diberikan.
b) Pendkes dikatakan cukup berhasil apabila sasaran mampu menjawab 50 – 80%
pertanyaan yang diberikan.
c) Pendkes dikatakan kurang berhasil apabila sasaran hanya mampu menjawab <
50% pertanyaan yang diberikan.
LAMPIRAN MATERI
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN
TUBERCULOSIS PARU
A. Pengertian
Tuberculosis adalah penyakit yang disebabkan Mycobacterium tuberculosis yang
hampir seluruh organ tubuh dapat terserang olehnya, tapi yang paling banyak adalah
paru-paru (IPD, FK, UI).
Tuberculosis adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh Mycobacterium
Tuberculosis dengan gejala yang sangat bervariasi ( Mansjoer , 1999).
B. Etiologi
Etiologi Tuberculosis Paru adalah Mycobacterium Tuberculosis yang berbentuk
batang dan Tahan asam ( Price , 1997 )
Penyebab Tuberculosis adalah M. Tuberculosis bentuk batang panjang 1 – 4 /m
Dengan tebal 0,3 – 0,5 m. selain itu juga kuman lain yang memberi infeksi yang
sama yaitu M. Bovis, M. Kansasii, M. Intracellutare.
C. Patofis
TB. Primer
Kuman dibatukkan / bersin (droplet nudei inidinborne)
Terisap organ sehat
Menempel di jalan nafas / paru-paru
Menetap / berkembang biak
Sitoplasma makroflag
Membentuk sarang TB Pneumonia kecil
(sarang primer / efek primer)
Radang saluran pernafasan
(limfangitis regional)
Komplek primer
Sembuh Sembuh dengan bekas Komplikasi
TB Sekunder
Kuman dormat (TB Primer)
Infeksi endogen
TB DWS (TB. Post Primer)
Sarang pneumenia kecil
Tuberkel
Reorpsi Meluas Meluas
Sembuh
Perkapuran Jaringan Keju
Sembuh Kavitas
Meluas Memadat/bekas Bersih Sembuh
Sarang pneumonia baru Tuberkuloma
D. Klasifikasi
Klasifikasi Kesehatan Masyarakat (American Thoracic Society, 1974)
- Kategori 0 = - Tidak pernah terpapar / terinfeksi
- Riwayat kontak negatif
- Tes tuberkulin
- Kategori I = - Terpapar TB tapi tidak terbukti ada infeksi
- Riwayat / kontak negatif
- Tes tuberkulin negatif
- Kategori II = - Terinfeksi TB tapi tidak sakit
- Tes tuberkulin positif
- Radiologis dan sputum negatif
- Kategori III = - Terinfeksi dan sputum sakit
Di Indonesia Klasifikasi yang dipakai berdasarkan DEPKES 2000 adalah Kategori 1 :
- Paduan obat 2HRZE/4H3R3 atau 2HRZE/4HR atau 2HRZE/6HE
Obat tersebut diberikan pada penderita baru Y+TB Paru BTA Positif,
penderita TB Paru BTA Negatif Roentgen Positif yang “sakit berat”
dan Penderita TB ekstra Paru Berat.
Kategori II :
- paduan obat 2HRZES/HRZE/5H3R3E3
Obat ini diberikan untuk : penderita kambuh (relaps), pendrita gagal
(failure) dan penderita dengan pengobatan setelah lalai ( after default)
Kategori III :
- paduan obat 2HRZ/4H3R3
Obat ini diberikan untuk penderita BTA negatif fan roentgen positif
sakit ringan, penderita ekstra paru ringan yaitu TB Kelenjar Limfe
(limfadenitis), pleuritis eksudativa uiteral, TB Kulit, TB tulang (kecuali
tulang belakang), sendi dan kelenjar adrenal.
Adapun tambahan dari pengobatan pasien TB obat sisipan yaitu diberikan
bila pada akhir tahab intensif dari suatu pengobatan dengan kategori 1 atua 2, hasil
pemeriksaan dahak masih BTA positif, diberikan obat sisipan ( HRZE ) setiap hari
selama satu bulan.
E. Gejala Klinis
Gejala umum Tb paru adalah batuk lebih dari 4 minggu dengan atau tanpa
sputum , malaise , gejala flu , demam ringan , nyeri dada , batuk darah . ( Mansjoer ,
1999)
Gejala lain yaitu kelelahan, anorexia, penurunan Berat badan ( Luckman
dkk, 93 )
1. Demam : Subfebril menyerupai influenza
2. Batuk : Batuk kering (non produktif) batuk produktif
(sputum)
3. Hemaptoe
4. Sesak Nafas : Pada penyakit TB yang sudah lanjut dimana
infiltrasinya sudah ½ bagian paru-paru
5. Nyeri dada
6. Malaise : Anoreksia, nafsu makan menurun, sakit kepala, nyeri otot,
keringat malam
F. Pemeriksaan Penunjang
1. Darah : - Leokosit sedikit meninggi
- LED meningkat
2. Sputum : BTA
Pada BTA (+) ditermukan sekurang-kurangnya 3 batang kuman
pada satu sediaan dengna kata lain 5.000 kuman dalam 1 ml
sputum.
3. Test Tuberkulin : Mantoux Tes (PPD)
4. Roentgen : Foto PA
G. Medikamentosa
Jenis obat yang dipakai
- Obat Primer - Obat Sekunder
1. Isoniazid (H) 1. Ekonamid
2. Rifampisin (R) 2. Protionamid
3. Pirazinamid (Z) 3. Sikloserin
4. Streptomisin 4. Kanamisin
5. Etambutol (E) 5. PAS (Para Amino Saliciclyc Acid)
6. Tiasetazon
7. Viomisin
8. Kapreomisin
Pengobatan TB ada 2 tahap menurut DEPKES.2000 yaitu :
Tahap INTENSIF
Penderita mendapat obat setiap hari dan diawasi langsung untuk mencegah
terjadinya kekebalan terhadap rifampisin. Bila saat tahab intensif tersebut diberikan
secara tepat, penderita menular menjadi tidak tidak menular dalam kurun waktu 2
minggu. Sebagian besar penderita TB BTA positif menjadi negatif (konversi) pada
akhir pengobatan intensif. Pengawasan ketat dalam tahab intensif sangat penting
untuk mencegah terjadinya kekebalan obat.
Tahap lanjutan
Pada tahap lanjutan penderita mendapat obat jangka waktu lebih panjang dan jenis
obat lebih sedikit untuk mencegah terjadinya kelembutan. Tahab lanjutan penting
untuk membunuh kuman persisten (dormant) sehingga mencegah terjadinya
kekambuhan.
Paduan obat kategori 1 :
Tahap Lama (H) / day R day Z day F day Jumlah
Hari X
Nelan Obat
Intensif 2 bulan 1 1 3 3 60
Lanjutan 4 bulan 2 1 - - 54
Paduan Obat kategori 2 :
Tahap Lama (H)
@30
0
mg
R
@450
mg
Z
@500
mg
E
@
250
mg
E
@50
0
mg
Strep.
Injeks
i
Jumlah
Hari X
Nelan
Obat
Intensif 2
bulan
1
bulan
1
1
1
1
3
3
3
3
-
-
0,5 % 60
30
Lanjuta
n
5
bulan
2 1 3 2 - 66
Paduan Obat kategori 3 :
Tahap Lama H @ 300
mg
R@450mg P@500m
g
Hari X Nelan
Obat
Intensif 2 bulan 1 1 3 60
Lanjutan
3 x week
4 bulan 2 1 1 54
OAT sisipan (HRZE)
Tahap Lama H
@300mg
R
@450m
g
Z
@500mg
E day
@250mg
Nelan X
Hari
Intensif
(dosis
harian)
1 bulan 1 1 3 3 30
H. Kegagalan Pengobatan
Sebab-sebab kegagalan pengobataan :
a. Obat : - Paduan obat tidak adekuat
- Dosis obat tidak cukup
- Minum obat tidak teratur / tdk. Sesuai dengan
petunjuk yang diberikan.
- Jangka waktupengobatan kurang dari semestinya
- Terjadi resistensi obat.
b. Drop out : - Kekurangan biaya pengobatan
- Merasa sudah sembuh
- Malas berobat
c. Penyakit : - Lesi Paru yang sakit terlalu luas / sakit berat
- Ada penyakit lainyang menyertai contoh : Demam,
Alkoholisme dll
- Ada gangguan imunologis
I. Penanggulangan Khusus Pasien
a. Terhadap penderita yang sudah berobat secara teratur
- menilai kembali apakah paduan obat sudah adekuat mengenai dosis dan cara
pemberian.
- Pemeriksaan uji kepekaan / test resistensi kuman terhadap obat
b. Terhadap penderita yang riwayat pengobatan tidak teratur
- Teruskan pengobatan lama 3 bulan dengan evaluasi bakteriologis tiap-tiap
bulan.
- Nilai ulang test resistensi kuman terhadap obat
- Jangka resistensi terhadap obat, ganti dengan paduan obat yang masih sensitif.
c. Pada penderita kambuh (sudah menjalani pengobatan teratur dan adekuat sesuai
rencana tetapi dalam kontrol ulang BTA ( +) secara mikroskopik atau secara
biakan )
1. Berikan pengobatan yang sama dengan pengobatan pertama
2. Lakukan pemeriksaan BTA mikroskopik 3 kali, biakan dan resistensi
3. Roentgen paru sebagai evaluasi.
4. Identifikasi adanya penyakit yang menyertai (demam, alkoholisme / steroid
jangka lama)
5. Sesuatu obat dengan tes kepekaan / resistensi
6. Evaluasi ulang setiap bulannya : pengobatan, radiologis, bakteriologis.