17
PENYULUHAN TRAUMA KEPALA RUANG 13 RSSA MALANG TIM PKRS

Sap

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Sap

PENYULUHAN

TRAUMA KEPALA

RUANG 13 RSSA MALANG

TIM PKRS

PROMOSI KESEHATAN RUMAH SAKIT (PKRS)

RSUD Dr.SAIFUL ANWAR MALANG

2013

Page 2: Sap

LEMBAR PENGESAHAN

Satuan acara penyuluhan ”Trauma Kepala” di Ruang 13 RSUD Dr. Saiful

Anwar Malang.

Telah disahkan pada :

Hari :

Tanggal :

Pembimbing Klinik

_____________________

Mengetahui,

Kepala Ruangan

_______________________

Page 3: Sap

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok Bahasan : Trauma Kepala

Sub Pokok Bahasan :

1. Pengertian Trauma Kepala

2. Penyebab Trauma Kepala

3. Klasifikasi trauma kepala

4. Tanda dan gejala trauma kepala

5. Pemeriksaan penunjang trauma kepala

6. Komplikasi trauma kepala

Sasaran: : Semua keluarga pasien yang ada di Ruang 13

Tempat : Ruang 13

Waktu : Jum’at, 04 Januari 2013

Tujuan :

TIU : Setelah di lakukan Penyuluhan selama 30 menit

Di harapkan keluarga pasien dapat memahami tentang Trauma Kepala

TIK : Setelah di berikan penyuluhan selama 30 menit di harapkan keluarga

pasien mampu:

1. Mengetahui pengertian Trauma Kepala

2. Mengetahui Penyebab Trauma Kepala

3. Mengetahui Klasifikasi trauma kepala

4. Mengetahui tentang tanda dan gejala trauma kepala

5. Mengetahui tentang pemeriksaan penunjang trauma kepala

6. Mengetahui komplikasi trauma kepala

Page 4: Sap

Materi :

1. Menjelaskan tentang Pengertian trauma kepala

2. Menjelaskan tentang penyebab trauma kepala

3. Menjelaskan Klasifikasi trauma kepala

4. Menjelaskan tentang tanda dan gejala trauma kepala

5. Menjelaskan tentang pemeriksaan penunjang trauma kepala

6. Menjelaskan komplikasi trauma kepala

Alat Bantu : 1. Leaflet

2. LCD Monitor

Metode : 1.Ceramah

2.Tanya Jawab

Evaluasi Stuktur :

a. Penyampaian penyuluhan berjalan dengan lancar

b. Penyuluhan di mulai tepat waktu

c. Tempat dan alat tersedia sesuai rencana

d. Ruangan dan suasana pada tempat penyuluhan tidak berisik

Evaluasi Audien :

a. Mampu menyebutkan Pengertian trauma kepala

b. Mampu menyebutkan penyebab trauma kepala

c. Mampu menyebutkan Klasifikasi trauma kepala

d. Mampu menyebutkan tanda dan gejala trauma kepala

e. Mampu menyebutkan tentang pemeriksaan penunjang trauma kepala

f. Mampu menyebutkan komplikasi trauma kepala

Pelaksana : Mahasiswa Akper Dian Husada Mojokerto,Stikes Banyuwangi, Stikes

Pemkab Jombang.Stikes Ngudia Husada Madura

Pengorganisasian pelaksanaan

A.Peran pemateri

a. Menyampaikan Materi

b. Memberikan respon sesuai dengan perilaku audien

Page 5: Sap

c. Memberikan reinforcement positif kepada audien

B.Peran Moderator

a. Membuka dan menutup penyuluhan

b. Memperkenalkan anggota kelompok kepada audien

c. Menjelaskan tujuan penyuluhan

C.Peran Fasilitator

a. Memotivasi peserta untuk berperan aktif selama penyuluhan

b. Memfasilitasi jalannya kegiatan

c. Memperagakan.

Sumber :

1. Hasan Sjahrir, Ilmu Penyakit Saraf Neurologi Khusus, Dian Rakyat,

Jakarta, 2004

2. Harsono, Kapita Selekta Neurologi, Gadjah Mada Universiti Press,

Yogyakarta, 2005

3. Mahar Mardjono, Priguna Sidharta, Neurologi Klinis Dasar, dian Rakyat,

Jakarta, 2004

4. Arif Mansjoer dkk Editor, Trauma Susunan Saraf dalam Kapita Selekta

Kedokteran edisi Ketiga jilid 2, Media Aesculapius, Jakarta, 2000

5. Robert L. Martuza, Telmo M. Aquino, Trauma dalam Manual of

Neurologic Therapeutics With Essentials of Diagnosis, 3th ed, Litle

Brown & Co, 2000

6.  http://haris715.blogspot.com/2012/12/askep-trauma-capitis-cedera-

kepala.html#ixzz2GVzcTYsW

Page 6: Sap

URAIAN KEGIATAN

TAHAPAN KEGIATAN

PENYULUH

KEGIATAN

AUDIENS

ALAT

BANTU/MEDIA

PEMBUKAAN

5 Menit

1.Mengucapkan salam

2.Salam perkenalan

3.Menyampaikan maksud

dan tujuan

4.Melakukan kontrak

Waktu

1.Menjawab salam

2.Mendengarkan dan

memperhatikan

3.Mendengarkan dan

Memperhatikan

4.Menyetujui kontrak

yang

di berikan

PENYAJIAN

20 Menit

1.Menggali sejauh mana

pengetahuan audien

tentang trauma kepala

2.Menjelaskan tentang

Pengertian trauma

kepala

3.Menjelaskan tentang

penyebab trauma

kepala

4.Menjelaskan tentang

Klasifikasi trauma

kepala

5.Menjelaskan tentang

tanda dan gejala

trauma kepala

6. Menjelaskan tentang

pemeriksaan

penunjang trauma

1.Memberikan pendapat

2.Mendengarkan

3.Mendengarkan.

4.Mendengarkan

5.Mendengarkan

6.Mendengarkan

Leaflet

LCD

Leaflet

LCD

Page 7: Sap

kepala

7.Menjelaskan

komplikasi trauma

kepala

8. Menjawab atau

menjelaskan materi yang

belum mengerti

7.Mendengarkan

8.Menanyakan materi

yang kurang jelas

PENUTUP

5 Menit

1.Menanyakan apakah

audiens mamahami dan

mengerti tentang materi

yangdisampaikan

2.Memberikan beberapa

pertanyaan untuk

mengevaluasi sejauh

mana pemahaman

audien

tentang materi yang

disampaikan

3. Menyimpulkan

materi yang di

sampaikan bersama

audiens

4.Membagikan leaflet

5.Menutup penyuluhan

6.Mengucapkan salam

1.Menjawab pertanyaan

2.Menjawab pertanyaan

3.Menyimpulkan materi

yang disampaikan

bersama dengan

penyaji

4.Menerima leaflet

5.Mendengarkan

6.Menjawab salam

Leaflet

Page 8: Sap

MATERI PENYULUHAN

1. PengertianTrauma Kepala adalah cedera kepala yang menyebabkan kerusakan pada kulit kepala, tulang tengkorak dan pada otak

2. Penyebab

a. Kecelakaan lalu lintas/industri

b. Jatuh

c. Benturan benda tajam/ tumpul

d. Trauma pada saat kelahiran

e. Benturan dari objek yang bergerak (cedera akselerasi)

f. Benturan kepala pada benda padat yang tidak bergerak (cedera deselerasi)

3. Patofisiologi 

- Trauma kapitis menyebabkan cedera pada kulit kepala, tulang kepala, jaringan otak.

Cedera otak bisa berasal dari trauma langsung dan trauma tidak langsung pada kepala.

- Kerusakan neurologis langsung disebabkan oleh suatu benda atau serpihan tulang yang

menembus dan merobek jaringan otak, oleh pengaruh suatu kekuatan atau energi yang

diteruskan ke otak.

- Riwayat kerusakan yang disebabkan oleh beberapa hal tergantung pada kekuatan yang

menimpa.

Kekuatan akselerasi dan deselerasi menyebabkan isi dalam tengkorak yang keras,

bergerak, dengan demikian memaksa otak membentur permukaan dalam tengkorak pada

tempat yang berlawanan (counter coup) karena ada benturan keras ke otak maka bagian

ini dapat merobek dan mengoyak jaringan, kerusakan diperhebat bila ada rotasi

tengkorak. Bagian otak yang paling keras mengalami kerusakan adalah bagian anterior

dari lobus frontalis dan temporalis, bagian posterior lobus oksipitalis dan bagian atas

mesencefalon.

Page 9: Sap

Efek sekunder trauma yang menyebabkan perubahan neurologik berat disebabkan oleh

reaksi jaringan terhadap cedera. Setiap kali jaringan mengalami cedera, responnya dapat

mempengaruhi perubahan isi cairan intrasel dan ekstrasel. Peningkatan suplay darah ke

tempat cedera dan mobilisasi sel-sel untuk memperbaiki kerusakan sel. Neuron dan sel-

sel fungsional dalam otak tergantung dari suplay nutrien yang konstan dalam bentuk

glukosa dan O2 dan sangat peka terhadap cedera metabolik apabila suplay terhenti.

Sebagai akibat cedera, sirkulasi otak dapat kehilangan kemampuannya untuk mengatur

volume darah yang tersedia, menyebabkan iskemia pada beberapa tempat tertentu dalam

otak.

4. Klasifikasi Trauma Kepala 

a. Luka/lecet pada kulit kepala yang paling sering terjadi, karena kulit kepala terdiri dari

banyak pembuluh darah dengan kemampuan yang kurang, kebanyakan lukanya disertai

dan bercampur dengan perdarahan komplikasi utama yang terjadi pada kulit kepala

adalah infeksi.

b. Trauma Kepala terdiri dari :

1) Trauma Kepala Terbuka

Adalah suatu keadaan dimana tengkorak sudah fraktur dan bagian duramaternya terbuka

dan tergores. Ada jenis fraktur kepala terbuka yang mengenai dasar tengkorak, yaitu

fraktur basis kranii yang ditandai dengan :

a) Echymosis disekitar Os mastoideus

b) Hemotimpanum yaitu perdarahan yang keluar dari telinga.

c) Echymosis periorbital (black eyes) walaupun trauma tidak ada pada mata. 

d) Rinorrhea (perdarahan hidung) atau ottorhea (perdarahan telinga)

2) Trauma Kepala Tertutup 

a) Concussion/commotio/memar

Adalah banyak cedera yang mengakibatkan kerusakan fungsi neurologi tanpa terjadinya

kerusakan struktur, untuk sementara kehilangan kesadaran dalam beberapa menit atau 2-3

jam. Fenomena ini memerlukan pengawasan dan orientasi secara bertahap. Dapat juga

disertai dengan pusing dan sakit kepala, karakteristik gejala commotio, sakit kepala,

Page 10: Sap

pusing, lelah, amnesia retrograde dan ketidakmampuan berkonsentrasi. 

b) Contusio 

Adalah cedera kepala yang termasuk didalamnya luka memar, perdarahan dan edema.

Keadaan ini lebih serius daripada commotio serebri. Pasien dapat tidak sadar dalam

waktu yang tidak tentu (2-3 jam, atau bulanan). Amnesia retrograde lebih berat dan jelas.

Gejala neurologis, parese, cedera. connorio ini biasanya dapat terlihat pada lobus frontalis

jika dilakukan lumbal funksi maka liquor serebrospinal hemoragic.

c) Laceratio Cerebri (trauma kapitis berat)

Adanya sobekan pada jaringan otak karena tekanan atau fraktur dan luka tusukan. Dapat

terjadi perdarahan, hematoma dan edema cerebral. Akibat perdarahan dapat terjadi

ketidaksadaran, hemiplegi dan dilatasi pupil, cerebral laceratio diklasifikasikan

berdasarkan lokasi benturan yaitu :

Coup, counter coup lesi tidak langsung terjadi pada tempat pukulan melainkan terlihat

pada bagian belakangnya.

5. Tanda dan Gejala 

a. Commotio Cerebri

- Tidak sadar selama kurang atau sama dengan 10 menit.

- Mual dan muntah

- Nyeri kepala (pusing)

- Nadi, suhu, TD menurun atau normal

b. Contosio Cerebri

- Tidak sadar lebih dari 10 menit

- Amnesia anterograde

- Mual dan muntah

- Penurunan tingkat kesadaran 

- Gejala neurologi, seperti parese

- LP berdarah

c. Laserasio Serebri

- Jaringan robek akibat fragmen taham

Page 11: Sap

- Pingsan maupun tidak sadar selama berhari-hari/berbulan-bulan

- Kelumpuhan anggota gerak 

- Kelumpuhan saraf otak

6. Pemeriksaan Penunjang 

a. CT Scan (dengan atau tanpa kontras)

Mengidentifikasi adanya perdarahan, menentukan ukuran vertikel, pergeseran jaringan

otak

b. MRI (Magnetik Resonance Imaging)

Sama dengan CT Scan dengan atau tanpa kontras

c. PET (Positron Emission Tomography) menunjukkan perubahan aktivitas metabolisme

otak.

d. Echoencephalograpi : melihat keberadaan dan berkembangnya gelombang patologis.

e. Fungsi lumbal/listernograpi : dapat menduga kemungkinan adanya perdarahan

subarachnoid.

f. X-ray : mendeteksi adanya perubahan struktur tulang, pergeseran struktur dari garis

tengah, adanya frakmen tulang.

g. Cek elektrolit darah : untuk mengetahui ketidakseimbangan yang berperan dalam

peningkatan TIK.

h. Analisa Gas Darah : untuk mendeteksi jumlah ventilasi dan oksigenisasi 

i. Elekro Enchepalo Graphy (EEG) : untuk melihat aktifitas dan hantaran listrik di otak

j. Pneumoenchephalografi dengan memasukkan udara ke dalam ruangan otak apakah ada

penyempitan.

k. Darah lengkap untuk mengetahui kekuatan hemoglobin dalam mengikat O2.

7. Komplikasi 

Komplikasi yang dapat timbul pada pasien yang mengalami trauma kepala yaitu:

a. Shock disebabkan karena banyaknya darah yang hilang atau rasa sakit hebat. Bila

kehilangan lebih dari 50% darah dapat mengakibatkan kematian.

Page 12: Sap

b. Peningkatan tekanan intrakranial, terjadi pada edema cerebri dan hematoma dalam

tulang tengkorak.

c. Meningitis, terjadi bila ada luka di daerah otak yang ada hubungannya dengan luar.

d. Infeksi/kejang, terjadi bila disertai luka pada anggota badan atau adanya luka pada

fraktur tulang tengkorak.

e. Edema pulmonal akibat dari cedera pada otak yang menyebabkan adanya peningkatan

tekanan darah sistemik sebagai respon dari sistem saraf simpatis pada peningkatan TIK.

Peningkatan vasokontriksi tubuh ini menyebabkan lebih banyak darah dialirkan ke paru-

paru. Perubahan permeabilitas pembuluh darah paru berperan dalam proses

memungkinkan cairan berpindah ke dalam alveolus. 

8. Therapi / Pengelolaan Medik 

Pengobatan yang diberikan pada pasien trauma kapitis :

1. Pengobatan konservatif

- Bedrest total di RS

- Antikonvulsan (anti kejang)

- Diuretik 

- Corticosteroid (mengurangi edema)

- Barbiturat (penenang)

- Antibiotik (mencegah infeksi)

- Analgetik (mengurangi rasa takut).

2. Tindakan observatif

- Observasi pernapasan

- Monitor tekanan intrakranial 

- Monitor cairan elektrolit

- Monitor tanda-tanda vital 

3. Tindakan operatif bila ada indikasi