15
SATUAN ACARA PENYULUHAN Bidang Studi : Sistem Muskuloskeletal Topik : Post fraktur Sub topik : Mobilisasi post fraktur Sasaran : Pasien dan keluarga di Ruang Bone Tempat : Ruang Tunggu Angsoka 1 RSUP Sanglah Denpasar Hari/Tanggal : Kamis, 7 Januari 2016 Waktu : 1 x 30 menit I. Tujuan Instruksional Umum Setelah diberikan penyuluhan kesehatan mengenai mobilisasi post fraktur diharapkan pasien dan keluarga memahami tentang mobilisasi post fraktur II.Tujuan Instruksional Khusus Setelah dilakukan pendidikan kesehatan 25 menit, klien dan keluarga dapat mengetahui dan melaksanakan: 1. Pengertian fraktur 2. Penyebab fraktur 3. Manfaat mobilisasi post fraktur III. Sasaran Pasien dan keluarga post fraktur IV.Materi

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Embed Size (px)

DESCRIPTION

SAP

Citation preview

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Bidang Studi : Sistem Muskuloskeletal

Topik : Post fraktur

Sub topik : Mobilisasi post fraktur

Sasaran : Pasien dan keluarga di Ruang Bone

Tempat : Ruang Tunggu Angsoka 1 RSUP Sanglah Denpasar

Hari/Tanggal : Kamis, 7 Januari 2016

Waktu : 1 x 30 menit

 

I. Tujuan Instruksional Umum

Setelah diberikan penyuluhan kesehatan mengenai mobilisasi post fraktur

diharapkan pasien dan keluarga memahami tentang mobilisasi post fraktur

II. Tujuan Instruksional Khusus

Setelah dilakukan pendidikan kesehatan 25 menit, klien dan keluarga dapat

mengetahui dan melaksanakan:

1. Pengertian fraktur

2. Penyebab fraktur

3. Manfaat mobilisasi post fraktur

III. Sasaran

Pasien dan keluarga post fraktur

IV. Materi

1. Pengertian fraktur

2. Penyebab fraktur

3. Manfaat mobilisasi post fraktur

V. Metode

1. Ceramah.

2. Demostrasi

3. Tanya Jawab

VI. Media

1. Leaflet

2. LCD

VII.Evaluasi

1. Evaluasi Struktur

a. Peserta hadir ditempat penyuluhan

b. Penyelenggaraan penyuluhan dilaksanakan di ruang tunggu angsoka 1

c. Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan dilakukan sebelumnya

2. Evaluasi Proses

a. Peserta antusias terhadap materi penyuluhan

b. Tidak ada peserta yang meninggalkan tempat penyuluhan

c. Peserta mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan secara benar

3. Evaluasi Hasil

a. Pasien-pasien dapat menyebutkan pengertian fraktur, penyebab,

pencegahan dan mobilisasi post fraktur

b. Jumlah hadir dalam penyuluhan minimal 5 pasien

VIII. Kegiatan Penyuluhan

No. WAKTU KEGIATAN PENYULUH KEGIATAN

PESERTA

METODE

1. Pembukaan :

5 menit

Membuka kegiatan

dengan mengucapkan

salam.

Memperkenalkan diri

Menjelaskan tujuan dari

penyuluhan

Menyebutkan materi

yang akan diberikan

Menjawab salam

Mendengarkan

Memperhatikan

Memperhatikan

·      

Ceramah

·      

Ceramah

·      

Ceramah

·      

Ceramah

2. Pelaksanaan Menggali pengetahuan Memperhatikan ·      Ceramah

: 10menit pasien tentang fraktur

Menjelaskan pengertian

fraktur

Menjelaskan penyebab

fraktur

Menjelaskan mobilisasi

pada pasien post fraktur

Mendemonstrasikan

mobilisasi fraktur

Memperhatikan dan

menjawab

pertanyaan yang

diajukan

Memperhatikan

Memperhatikan

Memperhatikan

·      Ceramah

·      Ceramah

·      Ceramah

·      Ceramah

·     

Demostrasi

3. Evaluasi :

5 menit

Menanyakan kepada

peserta tentang materi

yang telah diberikan, dan

reinforcement kepada

peserta yang dapat

menjawab pertanyaan.

Menjawab

pertanyaan

·      Ceramah

4. 5

menit

Terminasi :

Mengucapkan

terimakasih atas peran

serta peserta.

Mengucapkan salam

penutup

Mendengarkan

Menjawab salam

·      Ceramah

IX. PENGORGANISASIAN

Pembicara :

Demostran :

Fasilitator :

X. DAFTAR PUSTAKA

Doenges M.E. (1989) Nursing Care Plan, Guidlines for Planning Patient Care (2

nd ed ). Philadelpia, F.A. Davis Company.

Long; BC and Phipps WJ (1985) Essential of Medical Surgical Nursing : A

Nursing Process Approach St. Louis. Cv. Mosby Company.

Poter & Pery. 2005. Fundamental Of Nursing

Lampiran Materi

A. Definisi

Rusaknya kontinuitas tulang pangkal paha yang dapat disebabkan oleh

trauma langsung, kelelahan otot, kondisi-kondisi tertentu seperti degenerasi

tulang / osteoporosis.

Fraktur adalah putusnya hubungan normal suatu tulang atau tulang rawan

yang disebabkan oleh kekerasan. (E. Oerswari, 1989 : 144).

Fraktur atau patah tulang adalah terputusnya kontinuitas jaringan tulang atau

tulang rawan yang umumnya disebabkan oleh rudapaksa (Mansjoer, 2000 :

347).

Fraktur tertutup adalah bila tidak ada hubungan patah tulang dengan dunia

luar. Fraktur terbuka adalah fragmen tulang meluas melewati otot dan kulit,

dimana potensial untuk terjadi infeksi (Sjamsuhidajat, 1999 : 1138).

Fraktur femur adalah terputusnya kontinuitas batang femur yang bisa terjadi

akibat trauma langsung (kecelakaan lalu lintas, jatuh dari ketinggian), dan

biasanya lebih banyak dialami oleh laki-laki dewasa. Patah pada daerah ini

dapat menimbulkan perdarahan yang cukup banyak, mengakibatkan

pendertia jatuh dalam syok (FKUI, 1995:543)

Fraktur olecranon adalah fraktur yang terjadi pada siku yang disebabkan

oleh kekerasan langsung, biasanya kominuta dan disertai oleh fraktur lain

atau dislokasi anterior dari sendi tersebut (FKUI, 1995:553).

B. ETIOLOGI

1. Trauma langsung/ direct trauma, yaitu apabila fraktur terjadi di tempat

dimana bagian tersebut mendapat ruda paksa (misalnya benturan,

pukulan yang mengakibatkan patah tulang).

2. Trauma yang tak langsung/ indirect trauma, misalnya penderita jatuh

dengan lengan dalam keadaan ekstensi dapat terjadi fraktur pada

pegelangan tangan.

3. Trauma ringan pun dapat menyebabkan terjadinya fraktur bila tulang

itu sendiri rapuh/ ada “underlying disesase” dan hal ini disebut dengan

fraktur patologis.

C. TANDA DAN GEJALA

1. Deformitas

Daya terik kekuatan otot menyebabkan fragmen tulang berpindah dari tempatnya

perubahan keseimbangan dan contur terjadi seperti :

a. Rotasi pemendekan tulang

b. Penekanan tulang

2. Bengkak : edema muncul secara cepat dari lokasi dan ekstravaksasi darah

dalam jaringan yang berdekatan dengan fraktur

3. Echumosis dari Perdarahan Subculaneous

4. Spasme otot spasme involunters dekat fraktur

5. Tenderness/keempukan

6. Nyeri mungkin disebabkan oleh spasme otot berpindah tulang dari

tempatnya dan kerusakan struktur di daerah yang berdekatan.

7. Kehilangan sensasi (mati rasa, mungkin terjadi dari rusaknya

saraf/perdarahan)

8. Pergerakan abnormal

9. Shock hipovolemik hasil dari hilangnya darah

10. Krepitasi (Black, 1993 : 199).

V.           LANGKAH-LANGKAH ROM POST FRAKTUR

Mobilisasi adalah kemampuan seseorang untuk bergerak secara bebas, teratur

untuk memenuhi kebutuhan hidup sehat menuju kemandirian

Mobilisasi :

1.      Aktif

Yaitu latihan pada tulang dan sendi yang dapat dilakukan sendiri tanpa bantuan

perawata atau keluarga

2.      Pasif

Mobilisasi pasif adalah latihan yang diberikan pada klien yang mengalami

kelemahan otot lengan maupun otot kaki berupa latihan pada tulang dan sendi

dimana klien tidak dapat melakukannya sendiri, sehingga klien memerlukan

bantuan perawat atau keluarga

Manfaat Mobilisasi

s  Memelihara fleksibilitas dari tulang dan sendi

s  Menjaga agar tidak terjadi kerapuhan tulang

s  Meningkatkan kekuatan otot

Hal – Hal yang Harus Diperhatikan Dalam Mobilisasi

s  Perhatikan keadaan umum penderita, apakah merasa kelelahan, pusing atau

kecapaian

s  Pastikan cincin dan perhiasan dilepas untuk menghindari terjadinya

pembengkakan dan luka

s  Pastikan pakaian dalam keadaan longgar

s  Jangan lakukan pada penderita patah tulang

s  Jangan lakukan latihan fisik segera setelah penderita makan

s  Gunakan gerakan badan yang benar untuk menghindari ketegangan atau luka

pada penderita

s  Gunakan kekuatan dengan pegangan yang nyaman ketika melakukan latihan

s  Gerakan bagian tubuh dengan lancar, pelan dan berirama

s  Hindari gerakan yang terlalu sulit

s  Jika kejang pada saat latihan, hentikan

s  Jika terjadi kekakuan tekan pada daerah yang kaku, teruskan latihan dengan

perlahan

Menurut (Potter & Perry, 2005), mobilisasi dapat di lakukan dengan range of

motion aktif.

1. Leher, spina, serfikal

Fleksi : Menggerakan dagu menempel ke dada, rentang 45°

Ekstensi : Mengembalikan kepala ke posisi tegak, rentang 45°

Hiperektensi : Menekuk kepala ke belakang sejauh mungkin, rentang 40-45°

Fleksi lateral : Memiringkan kepala sejauh mungkin sejauh mungkin

kearah setiap bahu, rentang 40-45°

Rotasi : Memutar kepala sejauh mungkin dalam gerakan sirkuler, rentang 180°

Ulangi gerakan berturut-turut sebanyak 4 kali.

2. Bahu

Fleksi : Menaikan lengan dari posisi di samping tubuh ke depan ke posisi

di atas kepala, rentang 180°

Ekstensi : Mengembalikan lengan ke posisi di samping tubuh, rentang

180°

Hiperektensi : Mengerkan lengan kebelakang tubuh, siku tetap lurus,

rentang 45-60°

Abduksi : Menaikan lengan ke posisi samping di atas kepala dengan

telapak tangan jauh dari kepala, rentang 180°

Adduksi : Menurunkan lengan ke samping dan menyilang tubuh sejauh

mungkin, rentang 320°

Rotasi dalam : Dengan siku pleksi, memutar bahu dengan menggerakan

lengan sampai ibu jari menghadap ke dalam dan ke belakang, rentang 90°

Rotasi luar : Dengan siku fleksi, menggerakan lengan sampai ibu jari ke

atas dan samping kepala, rentang 90°

Sirkumduksi : Menggerakan lengan dengan lingkaran penuh, rentang 360°

Ulang gerakan berturut-turut sebanyak 4 kali.

3. Siku

Fleksi : Menggerakkan siku sehingga lengan bahu bergerak ke depan sendi

bahu dan tangan sejajar bahu, rentang 150°

Ektensi : Meluruskan siku dengan menurunkan tangan, rentang 150°

4. Lengan bawah

Supinasi : Memutar lengan bawah dan tangan sehingga telapak tangan

menghadap ke atas, rentang 70-90°

Pronasi : Memutar lengan bawah sehingga telapak tangan menghadap ke

bawah, rentang 70-90°

Ulang gerakan berturut-turut sebanyak 4 kali.

5. Pergelangan tangan

Fleksi : Menggerakan telapak tangan ke sisi bagian dalam lengan bawah,

rentang 80-90°

Ekstensi : Mengerakan jari-jari tangan sehingga jari-jari, tangan, lengan

bawah berada dalam arah yang sama, rentang 80-90°

Hiperekstensi : Membawa permukaan tangan dorsal ke belakang sejauh

mungkin, rentang 89-90°

Abduksi : Menekuk pergelangan tangan miring ke ibu jari, rentang 30°

Adduksi : Menekuk pergelangan tangan miring ke arah lima jari, rentang

30-50°

Ulang gerakan berturut-turut sebanyak 4 kali.

6. Jari- jari tangan

Fleksi : Membuat genggaman, rentang 90°

Ekstensi : Meluruskan jari-jari tangan, rentang 90°

Hiperekstensi : Menggerakan jari-jari tangan ke belakang sejauh mungkin,

rentang 30-60°

Abduksi : Mereggangkan jari-jari tangan yang satu dengan yang lain,

rentang 30°

Adduksi : Merapatkan kembali jari-jari tangan, rentang 30°

Ulang gerakan berturut-turut sebanyak 4 kali.

7. Ibu jari

Fleksi : Mengerakan ibu jari menyilang permukaan telapak tangan, rentang

90°

Ekstensi : menggerakan ibu jari lurus menjauh dari tangan, rentang 90°

Abduksi : Menjauhkan ibu jari ke samping, rentang 30°

Adduksi : Mengerakan ibu jari ke depan tangan, rentang 30°

Oposisi : Menyentuhkan ibu jari ke setiap jari-jari tangan pada tangan

yang sama

Ulang gerakan berturut-turut sebanyak 4 kali.

8. Pinggul

Fleksi : Mengerakan tungkai ke depan dan atas, rentang 90-120°

Ekstensi : Menggerakan kembali ke samping tungkai yang lain, rentang

90-120°

Hiperekstensi : Mengerakan tungkai ke belakang tubuh, rentang 30-50°

Abduksi : Menggerakan tungkai ke samping menjauhi tubuh, rentang 30-

50°

Adduksi : Mengerakan tungkai kembali ke posisi media dan melebihi jika

mungkin, rentang 30-50°

Rotasi dalam : Memutar kaki dan tungkai ke arah tungkai lain, rentang 90°

Rotasi luar : Memutar kaki dan tungkai menjauhi tungkai lain, rentang 90°

Sirkumduksi : Menggerakan tungkai melingkar

Ulang gerakan berturut-turut sebanyak 4 kali.

9. Lutut

Fleksi : Mengerakan tumit ke arah belakang paha, rentang 120-130°

Ekstensi :Mengembalikan tungkai kelantai, rentang 120-130°

Ulang gerakan berturut-turut sebanyak 4 kali.

10. Mata kaki

Dorsifleksi : Menggerakan kaki sehingga jari-jari kaki menekuk ke atas,

rentang 20-30°

Flantarfleksi : Menggerakan kaki sehingga jari-jari kaki menekuk ke

bawah, rentang 45-50°

Ulang gerakan berturut-turut sebanyak 4 kali.

11. Kaki

Inversi : Memutar telapak kaki ke samping dalam, rentang 10°

Eversi : Memutar telapak kaki ke samping luar, rentang 10°

Ulang gerakan berturut-turut sebanyak 4 kali.

12. Jari-Jari Kaki

Fleksi : Menekukkan jari-jari kaki ke bawah, rentang 30-60°

Ekstensi : Meluruskan jari-jari kaki, rentang 30-60°

Abduksi : Menggerakan jari-jari kaki satu dengan yang lain, rentang 15°

Adduksi : Merapatkan kembali bersama-sama, rentang 15°

Ulang gerakan berturut-turut sebanyak 4 k