28
SATUAN ACARA PENYULUHAN HIPERTENSI SAP ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Promosi Kesehatan D-IV Keperawatan semester tiga Dosen pembimbing: Siti Fauziah, APP, S.Pd, M.Kes Disusun oleh: Rohmad Adi Setiyoko (P07120213035) KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN YOGYAKARTA

Satuan Acara Penyuluhan Fix

Embed Size (px)

DESCRIPTION

SAP

Citation preview

Page 1: Satuan Acara Penyuluhan Fix

SATUAN ACARA PENYULUHAN

HIPERTENSI

SAP ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Promosi Kesehatan D-IV

Keperawatan semester tiga

Dosen pembimbing: Siti Fauziah, APP, S.Pd, M.Kes

Disusun oleh:

Rohmad Adi Setiyoko (P07120213035)

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN YOGYAKARTA

JURUSAN KEPERAWATAN

2014

Page 2: Satuan Acara Penyuluhan Fix

KATAPENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah

memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

Satuan Acara Penyuluhan (SAP) Hipertensi tanpa ada hambatan. Penyusunan ini

SAP bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah Promosi Kesehatan dan

menambah informasi bagi mahasiswa dan masyarakat tentang penyakit hipertensi.

Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Abidillah Mursyd, Bla Bla Bla selaku Direktur Poltekkes Kemenkes

Yogyakarta

2. Tri Prabowo, SKM., M.Sc. selaku Ketua Jurusan Keperawatan

3. Siti Fauziah, S. Pd., APP., M.Kes. selaku Dosen Pembimbing Mata Kuliah

Promosi Kesehatan

4. Teman-teman yang telah bersedia membantu dalam penyusunan SAP ini.

Penulis menyadari bahwa SAP ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena

itu, penulis mohon kritik dan saran dari pembaca demi kesempurnaan.

Sleman, 13 Oktober 2014

Penulis

Page 3: Satuan Acara Penyuluhan Fix

BAB I

ANALISA SUMBER BELAJAR

A. Pengkajian

Pengkajian dilakukan oleh mahasiswa praktik Poltekkes Jurusan

Keperawatan terhadap keluarga Tn.W. Keluarga Tn. W terdiri dari Tn. W

(58 th), Ny. W (52 th), An. R (29 th), Nn. C (26 th) Istri An. R, dan An K (3

th) Cucu Tn. W. Keluarga Tn. W merupakan keluarga petani dengan tingkat

pendidikan rendah. Pengkajian terhadap keuarga Tn. W dengan kasus

hipertensi yang dialami Tn. W dilakukan menggunakan metode wawancara

dan observasi. Hasil pengkajian sebagai berikut :

1. Faktor Predisposisi

a. Riwayat kesehatan

Ny. W mengatakan bahwa suaminya sudah mengalami

hipertensi sejak 2 tahun yang lalu. Tn. W mengatakan sering merasa

pusing saat bekerja terlalu capek, sesak nafas, gelisah, dan susah

tidur. An. R mengatakan di lingkungan sekitar tempat tinggalnya

belum pernah ada penyuluhan tentang hipertensi. Ny. W mengatakan

jarang memeriksakan kesehatan suaminya ke puskesmas atau

petugas kesehatan kecuali jika Tn. W mengeluh sakit. Di keluarga

Tn. W tidak ada yang mengetahui bahaya hipertensi dan mereka

memiliki anggapan bahwa hipertensi hanya seperti masuk angin

biasa yang bisa sembuh dengan hanya beristirahat dan minum jamu.

b. Kondisi fisik

Berat badan : 66 kg

Tinggi badan : 159 cm

Tekanan darah :185/100 mmHg

Nadi : 85 kali/menit

Suhu tubuh : 36,9oC

RR : 22 kali/menit

Page 4: Satuan Acara Penyuluhan Fix

c. Motivasi belajar

Bredasarkan wawancara yang dilakukan, keluarga Tn. W

memiliki motifasi untuk belajar dan mengetahui apa itu hipertensi

dan apa bahaya dari hipertensi.

d. Kesiapan belajar

Keluarga Tn. W bersedia mendapatkan penyuluhan kesehatan

tentang hipertensi pada hari Kamis 23 Oktober 2014 pukul 9.00 -

9.45 di rumah Tn. W.

e. Kemampuan membaca

Tn. W, Ny. W, An. R, dan Nn. C mampu membaca dan menulis

dibuktikan dengan setelah diberikan contoh bacaan mereka masing-

masing mampu menjelaskan isi dari bacaan tersebut. Sehingga

metode ceramah dan diskusi dengan media leaflet dan lembar balik

mampu digunakan secara efektif sebagai metode dan media dalam

penyuluhan kesehatan.

2. Faktor Pemungkin

a. Ketrampilan perawat/penyuluh : Mahasiswa Poltekkes Jurusan

Keperawatan, mahasiswa praktik perguruan tinggi lain, dan perawat

puskesmas yang mempunyai ketrampilan dalam memberikan

penyuuhan kesehatan serta mempunyai pengetahuan yang cukup

mengenai materi yang akan disampaikan.

b. Sumber daya : Tersedianya alat bantu berupa leaflet dan lembar balik

tentang hipertensi dan juga contoh makanan yang dihindari dan

disarankan untuk dikonsumsi.

3. Faktor Penguat

a. Penampilan tenaga kesehatan : penyuluh berpenampilan rapi, dan

bersikap sopan serta mampu menjadi role play bagi keluarga Tn. W

sehingga keluarga Tn. W semakin berkeinginan untuk tau materi yang

akan disampaikan.

Page 5: Satuan Acara Penyuluhan Fix

b. Dukungan Keluarga: Keluarga Tn. W mendukung adanya penyuluhan

tentang hipertensi dengan tujuan untuk meningkatkan pemahaman

mengenai penyakit hipertensi yang diderita Tn. W.

B. Analisa Data

Data Masalah Penyebab

DS:

1. Ny. W mengatakan bahwa

suaminya sudah mengalami

hipertensi sejak 2 tahun yang

lalu

2. Tn. W mengatakan sering

merasa pusing saat bekerja

terlalu capek, sesak nafas,

gelisah, dan susah tidur

3. An. R mengatakan di

lingkungan sekitar tempat

tinggalnya belum pernah ada

penyuluhan tentang hipertensi

4. Ny. W mengatakan jarang

memeriksakan kesehatan

suaminya ke puskesmas atau

petugas kesehatan kecuali jika

Tn. W mengeluh sakit.

5. Di keluarga Tn. W tidak ada

yang mengetahui bahaya

hipertensi dan mereka memiliki

anggapan bahwa hipertensi

hanya seperti masuk angin biasa

yang bisa sembuh dengan hanya

beristirahat dan minum jamu.

Kurang pengetahuan

tentang hipertensi

pada Tn. W di

keluarga Tn. W

Kurang paparan

informasi

Page 6: Satuan Acara Penyuluhan Fix

DO :

1. Berat badan 66 kg

2. Tinggi badan 159 cm

3. Tekanan darah 185/100

mmHg

4. Nadi 85 kali/menit

5. Suhu tubuh 36,9oC

6. RR 22 kali/menit

C. Diagnosa Keperawatan

Kurang pengetahuan tentang hipertensi pada Tn. W di keluarga Tn. W

berhubungan dengan kurangnya informasi ditandai dengan:

DS:

1. Ny. W mengatakan bahwa suaminya sudah mengalami hipertensi sejak

2 tahun yang lalu.

2. Tn. W mengatakan sering merasa pusing saat bekerja terlalu capek,

sesak nafas, gelisah, dan susah tidur.

3. An. R mengatakan di lingkungan sekitar tempat tinggalnya belum

pernah ada penyuluhan tentang hipertensi.

4. Ny. W mengatakan jarang memeriksakan kesehatan suaminya ke

puskesmas atau petugas kesehatan kecuali jika Tn. W mengeluh sakit.

5. Di keluarga Tn. W tidak ada yang mengetahui bahaya hipertensi dan

mereka memiliki anggapan bahwa hipertensi hanya seperti masuk

angin biasa yang bisa sembuh dengan hanya beristirahat dan minum

jamu.

Page 7: Satuan Acara Penyuluhan Fix

DO:

1. Berat badan : 66 kg

2. Tinggi badan : 159 cm

3. Tekanan darah:185/100 mmHg

4. Nadi : 85 kali/menit

5. Suhu tubuh : 36,9oC

6. RR : 22 kali/menit

B. Perencanaan

Berkaitan dengan diagnosa keperawatan di atas, akan dilakukan penyuluhan

kesehatan dengan topik hipertensi kepada keluarga Tn.A.

Page 8: Satuan Acara Penyuluhan Fix

BAB II

SATUAN ACARA PENYULUHAN HPERTENSI

Diagnosa keperawatan:

Kurang pengetahuan tentang hipertensi pada Tn. W di keluarga Tn. W

berhubungan dengan kurangnya informasi ditandai dengan:

DS:

1. Ny. W mengatakan bahwa suaminya sudah mengalami hipertensi

sejak 2 tahun yang lalu.

2. Tn. W mengatakan sering merasa pusing saat bekerja terlalu capek,

sesak nafas, gelisah, dan susah tidur.

3. An. R mengatakan di lingkungan sekitar tempat tinggalnya belum

pernah ada penyuluhan tentang hipertensi.

4. Ny. W mengatakan jarang memeriksakan kesehatan suaminya ke

puskesmas atau petugas kesehatan kecuali jika Tn. W mengeluh

sakit.

5. Di keluarga Tn. W tidak ada yang mengetahui bahaya hipertensi

dan mereka memiliki anggapan bahwa hipertensi hanya seperti

masuk angin biasa yang bisa sembuh dengan hanya beristirahat dan

minum jamu.

DO:

Berat badan : 66 kg

Tinggi badan : 159 cm

Tekanan darah:185/100 mmHg

Nadi : 85 kali/menit

Suhu tubuh : 36,9oC

RR : 22 kali/menit

Page 9: Satuan Acara Penyuluhan Fix

1. Topik

Hipertensi

2. Sasaran

a. Sasaran program : Tn. W

b. Sasaran penyuluhan : Keluarga Tn. W

3. Tujuan

a. Tujuan umum

Diharapkan setelah dilakukan penyuluhan selama 45 menit, semua

anggota keluarga Tn. W mampu memahami apa itu penyakit hipertensi

b. Tujuan khusus

Setelah mendapat penyuluhan selama 45 menit, semua anggota keluarga

Tn. W mampu:

1) Menjelaskan pengertian hipertensi

2) Menyebutkan penggolongan hipertensi

3) Menyebutkan penyebab hipertensi

4) Menyebutkan tanda dan gejala hipertensi

5) Menyebutkan cara mencegah terjadinya hipertensi

6) Mengetahui cara mengobati penyakit hipertensi

7) Mengidentifikasi diet untuk hipertensi

8) Menyebutkan komplikasi dari penyakit hipertensi.

4. Materi (terlampir)

a. Pengertian hipertansi

b. Penggolongan hipertensi

c. Penyebab hipertensi

d. Tanda dan gejala hipertensi

e. Cara mencegah hipertensi

f. Cara mengobati hipertensi

g. Diet untuk penyakit hipertensi.

h. Komplikasi hipertensi.

Page 10: Satuan Acara Penyuluhan Fix

5. Metode

Ceramah dan diskusi

6. Media dan Alat

a. Media:

1) Leaflet tentang hipertensi meliputi pengertan hipertensi,

penggolongan hipertensi, penyebab hipertensi, tanda dan gejala

hipertensi, cara mencegah hipertensi, cara mengobati hipertensi,

diet untuk hipertensi, komplikasi hipertensi.

2) Lembar balik mengenai hipertensi meliputi pengertan hipertensi,

penggolongan hipertensi, penyebab hipertensi, tanda dan gejala

hipertensi, cara mencegah hipertensi, cara mengobati hipertensi,

diet untuk hipertensi, komplikasi hipertensi.

b. Alat:

1) Meja 1 buah

2) Kursi 4 buah

3) Replika makanan yang harus dihindari

7. Waktu

Hari : Senin

Tanggal : 27 Oktober 2014

Pukul : 09.00 - 09.30 WIB

Alokasi waktu :

Kegiatan Waktu

Fase orientasi

Pembukaan 2 menit

Perkenalan 1 menit

Menyampaikan kontrak waktu 1 menit

Fase kerja

Materi penyuluhan: 20 menit

Page 11: Satuan Acara Penyuluhan Fix

1. Pengertian hipertansi

2. Penggolongan hipertensi.

3. Penyebab hipertensi.

4. Tanda dan gejala hipertensi.

5. Cara mencegah dan mengobati.

6. Terapi nutrisi hipetrtensi

7. Komplikasi hipertensi.

Kesempatan bertanya 7 menit

Rangkuman materi 4 menit

Evaluasi penyuluhan 5 menit

Fase Terminasi

Menyimpulkan hasil 3 menit

Penutup 2 menit

8. Tempat

Penyuluhan akan dilakukan di ruang tamu keluarga Tn. W.

Setting tempat: di dalam ruang tamu rumah Tn. W terdapat kursi dan meja

yang akan digunakan sebagai alat penyuluhan. Penyuluhan akan dilakukan

dengan cara, penyuluh dan anggota keluarga Tn. W duduk berhadapan, dan

lembar balik akan ditaruh di meja setelah penyuluh membutuhkan materi

yang ada pada lembar balik.

9. Rencana Evaluasi

Keterangan:

= Penyuluh

= Tn. W

= Ny. W

= An. R

= Nn. C = Meja

Page 12: Satuan Acara Penyuluhan Fix

a. Evaluasi proses

Evaluasi yang dilakukan selama proses penyuluhan kesehatan

berlangsung, meliputi:

1) Partisipasi Tn. W serta anggota keluarga.

2) Perhatian dan antusias yang diberikan Tn. W selama penyuluhan

berlangsung

b. Evaluasi hasil

Evaluasi dengan meberikan daftar pertanyaan, daftar wawancara, dan

observasi menggunakan lembar observasi sesuai dengan aspeknya ;

kognitif, afektif.

No. Aspek Waktu Metode Instrumen Evaluator

1 Kognitif Segera

setelah

penyuluhan

Tanya

jawab

Daftar

pertanyaan

Rohmad

Adi S.

2 Afektif Segera

setelah

penyuluhan

Wawancara Daftar

wawancara

Rohmad

Adi S.

c. Lebar evaluasi

1) Aspek kognitif

a) Apa itu hipertensi?

b) Bagaimana penggolongan hipertensi?

c) Apa penyebab hipertensi?

d) Apa tanda dan gejala hipertensi?

e) Bagaimana cara mencegah dan mengobati hipertensi?

f) Makanan apa saja yang sebaiknya dihindari dan yang

sebaiknya dikonsumsi bagi penderita hipertensi?

g) Apa komplikasi yang bisa ditimbulkan dari hipertensi?

2) Aspek afektif

Page 13: Satuan Acara Penyuluhan Fix

a) Upaya apa yang akan bapak lakukan dalam menangani

penyakit hipertensi?

b) Bapa akan melakukan apa jika merasakan gejala hipertensi?

c) Makanan seperti apa saja yang sebaiknya akan bapak

konsumsi dan yang akan bapak hindari?

Yogyakarta, 27 Oktober 2014

Penyusun

Rohmad Adi Setiyoko

Page 14: Satuan Acara Penyuluhan Fix

Lampiran Materi

HIPERTENSI

A. Pengertian Hipertensi

Menurut Kabo (2010) hipertensi adalah suatu kondisi medis yang

kronis di mana tekanan darah meningkat di atas tekanan darah yang

disepakati normal .Hipertensi adalah tekanan darah persisten dimana tekanan

sistoliknya di atas 140 mmHg dan teknan diastolic di atas 90 mmHg

(smelz&bare, 2002).

Pada manula, hipertensi didefinisikan sebagai tekanan sistolik 160

mmHg dan tekanan darah distolik 90 mmHg (Suddrath and Brunner, 2002).

Hipertensi adalah faktor penyebab utama kematian karena stroke dan

factor yang memperberat infark miokard (serangan jantung). Kondisi tersebut

merupakan gangguan yang paling umum pada tekanan darah. Hipertensi

merupakan gangguan asimptomatik yang sering terjadi dengan peningkatan

tekanan darah secara persisten. Diagnose hipertensi pada orang dewasa dibuat

saat bacaan diastolic rata-rata dua atau lebih, paling sedikit dua kunjungan

berikut adalah 90mmHg atau lebih tinggi atau bila tekanan darah multiple

sistolik rerata pada dua atau lebih kunjungan berikutnya secara konsisten

lebih tinggi dari 140mmHg (Potter& Perry, 2005).

B. Penggolongan hipertensi

Klasifikasi pada klien dengan hipertensi berdasarkan standart WHO.

Klasifikasi Sistolik diastolik

Normal <140 mmHg <90 mmHg

Hipertensi ringan 140-180 mmHg 90-105 mmHg

Hipertensi perbatasan 140-160 mmHg 90-95 mmHg

Hipertensi sedang dan berat >180 mmHg >105 mmHg

Hipertensi sistolik terisolasi >140 mmHg <90 mmHg

Hipertensi sistolik perbatasan 140-160 mmHg <90 mmHg

Page 15: Satuan Acara Penyuluhan Fix

Tekanan Darah Pada Dewasa menurut JNC VII

Kategori Sistol Diastol

Normal < 120 mmHg (dan) < 80 mmHg

Pre-hipertensi 120-139 mmHg (atau) 80-89 mmHg

Stadium 1 140-159 mmHg (atau) 90-99 mmHg

Stadium 2 >= 160 mmHg (atau) >= 100 mmHg

C. Penyebab Hipertensi

Hipertensi tidak dapat memiliki sebab yang di ketahui (essensial,

idiopatik, atau primer) atau berkaitan dengan penyakit lain (sekunder).

(Dorlan, 1998).

Berdasarkan penyebab hipertensi di bagi menjadi dua golonagan yaitu :

1. Hipertensi essensial dan hipertensi primer yang tidak diketahui

penyebabnya, disebut juga hipertensi idiopatik. Terdapat sekitar 95%

kasus. Banyak faktor yang mempengaruhinya seperti genetic,

lingkungan, hiper aktivitas susunan saraf simpatis, system

reninangiotensin, efek dalam ekskersi Na, peningkatan Na dan Ca

ekstrseluler dan factor-faktor yang meningkatkan resiko epertiobesitas,

alcohol, merokok serta polisitemia.

2. Hipertensi sekunder atau hipertensi renal. Terdapat sekitar 5% kasus.

Penyebab spesifiknya dikietahui seperti gangguan estrogen, penyakit

ginjal, hipertensi vascular renal, hiper aldos teronismepromer, dan

sindrom cushing, feokromositoma, koarksasio aorta, hipertensi yang

berhubungan dengan kehamilan (mansjoer A dkk, 2001).

D. Tanda dan gejala Hipertensi

1. Tekanan darah meningkat, tachikardi.

2. Palpitasi, berkeringat dingin, pusing, nyeri kepala bagian

suboccipital,mati rasa (kelemahan salah satu anggota tubuh).

3. Kecemasan, depresi, dan cepat marah.

4. Diplodia (penglihatan ganda).

Page 16: Satuan Acara Penyuluhan Fix

5. Mual dan muntah.

6. Sesak nafas, tachipneu.

E. Cara Mencegah dan Mengobati Hipertensi

1. Pencegahan Hipertensi

Sebelum penyakit hipertensi menyerang kita akan lebih baik

jika kita mencegahnya terlebih dahulu. Cara yang tepat untuk

mencegah hipertensi yaitu :

a. Tidak merokok karena nikotin dalam rokok dapat mengakibatkan

jantung berdenyut lebih cepat dan menyempitkan pembuluh darah

kecil yang menyebabkan jntung terpaksa memompa lebih kuat

untuk memenuhi keprluan tubuh kita.

b. Kurangi konsumsi garam karena garam berlebih dalam darah

dapat menyebabkan lebih banyak air yang disimpan dan ini

mengakibatkan tekanan darah menjadi tinggi.

c. Kurangi lemak, lemak yang berlebih akan terkumpul di sekeliling

pembuluh darah dan menjadikannya tebal dan kaku.

d. Pertahankan berat badan ideal

e. Olahraga secara teratur

f. Hindari konsumsi alcohol

g. Konsumsi makanan sehat, rendah lemak, kaya vitamin dan

mineral alami

2. Pengobatan Hipertensi

Hipertensi esensial tidak dapat diobati tetapi dapat

diberikan pengobatan untuk mencegah terjadinya komplikasi.

Langkah awal yang biasanya dilakukanya itu merubah pola hidup

penderitaya itu dengan :

a. Penderita hipertensi yang mengalami kelebihan berat badan

dianjurkan untuk menurunkan berat badannya sampai batas ideal

b. Membatasi alkohol

Page 17: Satuan Acara Penyuluhan Fix

c. Olahraga aerobic sekitar 30-45 menit/hari

d. Merubah pola makan penderita yaitu dengan mengurangi

pemakaian garam sampai <2,3g Natrium atau 6g Natrium Klorida

e. Berhenti merokok

f. Mengurangi asupan lemak jenuh dan kolesterol dalam makanan.

F. Diet untuk Hipertensi

1. Makanan yang sebaiknya dihindari

a. Makanan manis, untuk mencegah terjadinya kegemukan.

Contoh: gula, minuman bersoda, kue, pudding, roti, biscuit yang

mengandung pemanis sintetis.

b. Sayuran dan buah kalengan yang mengandung bahan pengawet

natrium.

Contoh: dendeng, sarden.

c. Makanan asin atau tinggi garam. Asupan garam dapur sebaiknya 1-

1,5 gram per hari atau setara dengan 2 gram (1/2 sendok the peres).

Pada penderita hipertensi sedang sebaiknya 600-800 mg per hari atau

setara dengan 1 gram per hari (1/4 sendok the peres) garam dapur.

Sementara itu, asupan natrium pada penderita hipertensi berat hanya

boleh 200-400 mg per hari (tanpa pemberian garam dapur).

Contoh: telur asin, ikan asin, dan makanan asin lainnya.

d. Daging kambing dan durian. Sebenarnya, tidak hanya daging

kambing dan durian yang dilarang, tetapi semua jenis makanan

berprotein tinggi lemak, dan tinggi hidrat arang serta makanan

bernatrium tinggi (makanan bersantan, ikan asin, daging merah dan

makanan yang digoreng) sebaiknya dihindari atau dibatasi.

e. Kopi dan alkohol

2. Makanan yang sebaiknya dikonsumsi

Page 18: Satuan Acara Penyuluhan Fix

a. Ikan. Memiliki manfaat yang baik sebagai pencegah dari

pembentukan plak pada dinding pembuluh darah, mengurangi

peradangan dan mencegah tekanan darah tinggi.

b. Jus seledri. jus seledri dengan rutin minum jus seledri 2-3 gelas per

hari dapat mencegah hipertensi dan mampu mengembalikan tekanan

darah pada posisi normal, tak hanya itu seledri juga dapat digunakan

untuk mereka yang memiliki asam urat.

c. Minyak zaitun. Minyak zaitun yang selalu ada dalam menu diet sehat

sebagai pengganti dari minyak goreng untuk mengolah makanan

ternyata dapat digunakan sebagai obat untuk mengatasi hipertensi.

d. Buah dan sayuran aneka warna; kol, brokoli, bayam,dll.

e. Mentimun. Buah ketimun atau mentimun merupakan buah yang kaya

akan kandungan air yang memiliki fungsi untuk membantu tubuh dari

hidrasi dan menurunkan tekanan pada pembuluh darah nadi.

G. Komplikasi Hipertensi

Pada hipertensi berat terjadi komplikasi yaitu apabila tekanan darah

diastolic sama ataulebih besar dari 130mmHg, atau kenaikan tekanan darah

yang terjadi secara mendadak, alat-alat tubuh yang sering terserang

hipertensi antara lain:

1. Mata : perdarahan retina, gangguan penglihatan sampai dengan

kebutaan.

2. Ginjal : gagal ginjal

3. Jantung : payah jantung, jantung koroner.

4. Otak : perdarahan akibat pecahnya pembuluh darah yang dapat

menggakibatkan stroke, hingga kematian.

(Mansjoer,dkk, 2001).

DAFTAR PUTAKA

Page 19: Satuan Acara Penyuluhan Fix

Doenges. E. Marilynn, 1999. Rencana Asuhan Keperawatan Edisi 3. Jakarta: EGC.

Hall dan Guyton. 1997. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 8. Jakarta: EGC.

Mansjoer, Arif, 2001. Kapita Selekta Kedokteran Edisi Ketiga Jilid Pertama. Jakarta: Media Aesculapius.

Margatan Arcole, 1995. Isu tentang Pola Hidup Sehat. Solo: Rineka Cipta.

Payne Mark, 1995. Kiat Menghindari Penyakit Jantung. Jakarta: PT. Gramedia.

Suyono, Slamet. 2001. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II Edisi Ketiga. Jakarta: Balai Penerbit FKUI.