18
SATUAN ACARA PENYULUHAN SINDROM NEFROTIK Makalah/SAP ini diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Mata Ajar “ Sistem Perkemihan” Disusun Oleh : Mahasiswa Laki-laki (Kelas 3A) PRODI S1 KEPERAWATAN STIKes KARSA HUSADA GARUT

Satuan Acara Penyuluhan Kelompok Putra

Embed Size (px)

DESCRIPTION

pengobatanPERTOLONGAN PERTAMA PADA KERACUNAN MAKANAN APA ITU KERACUNAN ? Keracunan adalah masuknya sesuatu kedalam tubuh dan menyebabkan tubuh bereaksi yang tidak diinginkan. Keracunan yang berbahaya bisa berujung pada kematian bila tidak mendapatkan penanganan yang cepat dan tepat. Masuknya sesuatu yang berbahaya kedalam tubuh akan menyebabkan organ tubuh dan jaringan tubuh bisa menjadi rusak dan tidak berfungsi dalam waktu yang sangat singkat. Ada dua hal yang dapat membuat orang keracunan yaitu yang disengaja maupun yang tidak disengaja.KERACUNAN MAKANANKeracunan makanan berasal dari makanan apapun dan dapat terjadi pada siapa saja, biasanya terjadi secara tidak disengaja. Keracunan makanan sangat mudah terjadi apabila tidak cermat dalam menyimpan ataupun memasak makanan.Untuk mengetahui penyebab keracunan makanan, maka ingat makanan apa yang telah dikonsumsi dalam 48 jam terakhir. Tapi terkadang gejala dari keracunan makanan bisa terjadi lebih cepat dari itu. Keracunan makanan bukan penyakit yang sepele karena jika dibiarkan dapat menyebabkan kematian.PENYEBABPenyebab keracunan makanan dapat dibagi menjadi 2 kategori yaitu makanan yang terinfeksi virus, bakteri dan parasit dan makanan yang beracun meliputi jamur beracun atau kontaminasi pestisida pada buah dan sayuran.GEJALA :1. Sakit dan kram perut2. Mual sampai muntah3. Diare4. Dapat disertai demamJika hal ini terjadi terus menerus, maka bisa menimbulkan dehidrasi yang berat. Kondisi dehidrasi berat ditandai dengan mulut kering, air liur yang lengket, pusing, kelelahan, mata cekung, denyut jantung meningkat, urine sedikit dan pekat.PERTOLONGAN PERTAMA PADA KERACUNAN MAKANAN:Jika gejalanya masih ringan, maka yang bisa dilakukan di rumah adalah :1. Tidak memberikan makanan padat selama masih mengalami mual atau muntah, tapi berikan cairan seperti oralit atau larutan gula garam sedikit demi sedikit dan sering. Bila tidak ada oralit dapat membuat larutan gula garam dengan cara masukkan 2 sendok teh gula dan ½ sendok teh garam ke dalam segelas air matang kemudian diaduk. Ini penting dilakukan untuk mencegah dehidrasi serta mengganti ion dan mineral tubuh yang hilang saat muntah dan atau diare.2. Hindari minuman yang beralkohol, berkafein dan minuman yang terlalu manis.3. Obat herbal seperti teh dengan jeruk nipis dan jahe dapat digunakan untuk meredakan gejala mual atau diare.4. Air kelapa dapat diberikan karena memiliki efek menetralisir racun5. Susu bisa diberikan dengan aman pada orang yang mengalami keracunan, tapi sebaiknya tidak diberikan pada orang yang memang diketahui memiliki intoleransi laktosa.6. Setelah mual dan muntah sudah mereda mulai berikan makanan secara perlahan. Pilih makanan yang lebih mudah dicerna (misalnya nasi, gandum, roti, kentang atau sereal dengan kadar gula rendah) dan diberikan dalam porsi kecil.Jika kondisinya tidak membaik segera bawa ke dokter atau Rumah Sakit terdekat untuk penanganan lebih lanjut.TIPS MENCEGAH KERACUNAN MAKANAN :1. Selalu mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir sebelum dan setelah memegang makanan terutama daging mentah, unggas, ikan, dan telur.2. Selalu mencuci tangan sehabis menggunakan toilet, mengganti popok bayi atau memegang hewan peliharaan3. Jangan memasak untuk orang lain saat sedang diare4. Cuci buah dan sayur sampai bersih dengan menggunakan air yang mengalir5. Bila ada luka di tangan, tutuplah dengan perban sebelum memegang makanan6. Bersihkan peralatan dapur dengan sabun dan air bersih7. Mensterilkan celemek dan kain serbet dapur dengan pemutih klorin.

Citation preview

Page 1: Satuan Acara Penyuluhan Kelompok Putra

SATUAN ACARA PENYULUHAN

SINDROM NEFROTIK

Makalah/SAP ini diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Mata Ajar

“ Sistem Perkemihan”

Disusun Oleh :

Mahasiswa Laki-laki

(Kelas 3A)

PRODI S1 KEPERAWATAN

STIKes KARSA HUSADA GARUT

2013/2014

Jl. Nusa Indah No. 24 Garut Telp. (0262) 235860

Page 2: Satuan Acara Penyuluhan Kelompok Putra

1

SATUAN ACARA PENYULUHAN

1. Pengantar

Mata Kuliah : Sistem Perkemihan

Pokok Bahasan : Penyakit Sindrom Nefrotik

Sub Pokok Bahasan : Mengenali dan memahami penyakit Sindrom Nefrotik

Sasaran : Pasien dan Keluarga Pasien

Hari/Tanggal : Selasa , 1 Oktober 2013

Waktu : 08.00 – 08.30 WIB (30 menit)

Tempat : Aula RSUD Dr. Salamet Garut

Penyuluh : Tim Mahasiswa S1 Keperawatan STIKes Karsa Husada Garut.

2. Latar Belakang

Sindrom nefrotik merupakan gangguan klinis ditandai oleh peningkatan protein,

penurunan albumin dalam darah (hipoalbuminemia), edema dan serum kolesterol yang

tinggi dan lipoprotein densitas rendah (hiperlipidemia). (Brunner & Suddarth, 2001).

Insidens lebih tinggi pada laki-laki dari pada perempuan. Mortalitas dan prognosis

anak dengan sindrom nefrotik bervariasi berdasarkan etiologi, berat, luas kerusakan

ginjal, usia anak, kondisi yang mendasari, dan responnya trerhadap pengobatan. Sindrom

nefrotik jarang menyerang anak dibawah usia 1 tahun. Sindrom nefrotik perubahan

minimal ( SNPM ) menacakup 60 – 90 % dari semua kasus sindrom nefrotik pada anak.

Angka mortalitas dari SNPM telah menurun dari 50 % menjadi 5 % dengan majunya

terapi dan pemberian steroid. Bayi dengan sindrom nefrotik tipe finlandia adalah calon

untuk nefrektomi bilateral dan transplantasi ginjal. ( Cecily L Betz, 2002 ).\

Berdasarkan hasil penelitian univariat terhadap 46 pasien, didapatkan insiden

Page 3: Satuan Acara Penyuluhan Kelompok Putra

2

terbanyak sindrom nefrotik berada pada kelompok umur 2 – 6 tahun sebanyak 25 pasien

(54,3%), dan terbanyak pada laki-laki dengan jumlah 29 pasien dengan rasio 1,71 : 1.

Insiden sindrom nefrotik pada anak di Hongkong dilaporkan 2 - 4 kasus per 100.000 anak

per tahun ( Chiu and Yap, 2005 ). Insiden sindrom nefrotik pada anak dalam kepustakaan

di Amerika Serikat dan Inggris adalah 2 - 4 kasus baru per 100.000 anak per tahun. Di

negara berkembang, insidennya lebih tinggi. Dilaporkan, insiden sindrom nefrotik pada

anak di Indonesia adalah 6 kasus per 100.000 anak per tahun. (Tika Putri,

http://one.indoskripsi.com ). Dengan adanya insiden ini, diharapkan perawat lebih

mengenali tentang penyakit nefrotik dan mengaplikasikan rencana keperawatan terhadap

pasien nefrotik.

Berdasarkan data tersebut, penulis tertarik untuk mengangkat masalah tentang

Nefrotik Syndrom dalam pendidikan kesehatan yang akan diberikan pada pasien dan

keluarga pasien yang dirawat di Aula RSUD Dr. Salamet Garut.

3. Tujuan Instruksional

a. Tujuan Umum

Setelah diberikan penyuluhan tentang Sindrom Nefrotik diharapkan keluarga

pasien mampu memahami tentang penyakit Sindrom Nefrotik.

b. Tujuan Khusus

Setelah mengikuti penyuluhan diharapkan klien atau keluarga mampu:

1. Menyebutkan pengertian Nefrotik Syndrom

2. Menyebutkan penyebab Nefrotik Syndrom

3. Menyebutkan gejala Nefrotik Syndrom

4. Menyebutkan komplikasi Nefrotik Syndrom

5. Menyebutkan penangan Nefrotik Syndrom

Page 4: Satuan Acara Penyuluhan Kelompok Putra

3

4. Materi Penyuluhan

a. Pengertian penyakit Nefrotik Syndrom

b. Penyebab penyakit Nefrotik Syndrom

c. Gejala penyakit Nefrotik Syndrom

d. Komplikasi penyakit Nefrotik Syndrom

e. Penanganan Nefrotik Syndrom

(Terlampir)

5. Metode Penyuluhan

a. Ceramah

b. Tanya Jawab

6. Media Penyuluhan

a. Materi SAP

b. Leaflet

c. Infocus

d. Power Point

7. Kegiatan Penyuluhan

Page 5: Satuan Acara Penyuluhan Kelompok Putra

4

Tahap

KegiatanKegiatan Penyuluh

Kegiatan Peserta

PenyuluhMetode Waktu

Pembukaan 1. Membuka acara dengan

mengucapkan salam

2. Memperkenalkan diri

3. Menjelaskan tujuan

penyuluhan

4. Menyebutkan materi yang

akan diberikan

1. Menjawab salam

2. Memperhatikan

3. Memperhatikan

4. Memperhatikan

Ceramah 5 menit

Penyampaian

Materi

1. Menjelaskan pengertian

penyakit Nefrotik Syndrom

2. Menyebutkan penyebab

Nefrotik Syndrom

3. Memberikan kesempatan

pada audience untuk

bertanya dan memberikan

jawaban atas pertanyaan

4. Menjelaskan gejala

Nefrotik Syndrom

5. Menjelaskan komplikasi

penyakit Nefrotik Syndrom

6. Menjelaskan penanganan

Nefrotik Syndrom

7. Memberikan kesempatan

pada audience untuk

Mendengarkan dan

menyimak

Ceramah 12 menit

Page 6: Satuan Acara Penyuluhan Kelompok Putra

5

bertanya dan memberikan

jawaban atas pertanyaan

Evaluasi 1. Meminta audience

menyebutkan pengertian

penyakit Nefrotik Syndrom

2. Meminta audience

menyebutkan penyebab

penyakit Nefrotik Syndrom

3. Meminta audience

menyebutkan gejala

penyakit Nefrotik Syndrom

4. Meminta audience

menjelaskan komplikasi

penyakit Nefrotik Syndrom

5. Meminta audiens

penanganan penyakit

Nefrotik Syndrom

1. Menyebutkan

pengertian

penyakit Nefrotik

Syndrom

2. Menyebutkan

penyebab

penyakit Nefrotik

Syndrom

3. Menyebutkan

gejala penyakit

Nefrotik Syndrom

4. Menjelaskan

komplikasi

penyakit Nefrotik

Syndrom

5. Menjelaskan

penanganan

penyakit Nefrotik

syndrome.

Tanya

jawab

10

menit

Terminasi 1. Mengucapkan terimakasih

atas perhatian yang

diberikan

2. Mengucapkan salam

penutup.

1. Memperhatika

2. Membalas salam

Ceramah 3 Menit

Page 7: Satuan Acara Penyuluhan Kelompok Putra

6

8. Sumber

Mansoer, Arif. Dkk. 1999. Kapita Selekta Kedokteran. Jilid 2. Jakarta : Media

Aeusculapius

Ngastiyah. (2005). Perawatan Anak Sakit. Jakarta: Buku Kedokteran EGC

Smelltzer C. Suzanne & Bare G Brenda.  2004.  Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta.

EGC

9. Setting Tempat

10. .Pengorganisasian

A. Moderator           

B. Penyuluh           

C. Fasilitator             

RINCIAN TUGAS

i. Moderator :  Bertugas memimpin jalanya penyuluhan

A

C

C

C

B

C

C

CC

D

Keterangan gambar :

A : Penyaji

B : Moderator

C : Audience/peserta

D : Fasilitator

Page 8: Satuan Acara Penyuluhan Kelompok Putra

7

ii. Penyuluh : Bertugas memberikan penjelasan tentang materi yang

akan disampaikan kepada audien.

iii. Fasilitator : Bertugas menyediakan semua alat yang diperlukan dalam

penyuluhan.

11. Kriteria Evaluasi

a. Evaluasi Struktur

♥ Kesepakatan dengan audience. (waktu dan tempat)

♥ Kesiapan materi penyaji

b. Evaluasi Proses

o Audience bersedia di tempat sesuai dengan kontrak waktu yang ditentukan

o Peserta antusias untuk bertanya tentang hal-hal yang tidak diketahuinya

o Peserta menjawab semua pertanyaan yang telah diberikan

c. Mahasiswa

Dapat memfasilitasi jalannya penyuluhan

Dapat menjalankan peranannya sesuai dengan tugas

d. Evaluasi Hasil

Kegiatan penyuluhan berjalan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.

Adanya kesepakatan antara keluarga dengan perawat dalam melaksanakan

implementasi keperawatan selanjutnya.

e. Evaluasi materi Penyuluhan

i. Apa pengertian dari Sindrom Nefrotik itu ?

Syndrom nefrotik  adalah gangguan spesifik di mana ginjal rusak,

menyebabkan kebocoran sejumlah besar protein dari darah ke dalam urin.

ii. Apa Penyebab Sindrom Nefrotik itu ?

1. Tidak diketahui penyebabnya

Page 9: Satuan Acara Penyuluhan Kelompok Putra

8

2. Peradangan Glomerulus

3. Penyakit : kencing manis, Syndroma Lupus

4. Bawaan

iii. Apa saja Gejala Sindrom Nefrotik itu ?

1. Bengkak pada seluruh tubuh ; mata, kaki dan tangan, perut serta

lapisan paru-paru (lebih berat pada pagi hari )

2. Hipertensi

3. Kencing sedikit kadang berbusa dan berdarah

4. Kelemahan/keletihan

5. Sakit kepala

6. Mual dan tidak nafsu makan

iv. Apa saja Komplikasi Sindrom Nefrotik itu ?

1. Gagal Ginjal Akut

2. Penumpukan cairan diparu-paru

3. Infeksi

v. Apa Penanganan Sindrom Nefrotik itu ?

1. Istirahat

2. Diet tinggi protein 3-4 gram / kg BB/hari dan diet rendah garam

3. Obat untuk mengeluarkan cairan ( furosemide )

4. Obat kosticosteroid ( Metyl prednisolon )

5. Obat antibiotic ( jika ada infeksi )

6. Pungsi asites ( penyedotan cairan dalam perut )

Page 10: Satuan Acara Penyuluhan Kelompok Putra

9

Lampiran Materi

NEFROTIK SYNDROM

1. Definisi

Syndrom nefrotik  adalah gangguan spesifik di mana ginjal rusak, menyebabkan

kebocoran sejumlah besar protein dari darah ke dalam urin.

Sindrom Nefrotik adalah Status klinis yang ditandai dengan peningkatan

permeabilitas membran glomerulus terhadap protein, yang mengakibatkan kehilangan

protein urinaris yang massif (Donna L. Wong, 2004).

Sindrom nefrotik adalah kumpulan gejala klinis yang timbul dari kehilangan

protein karena kerusakan glomerulus yang difus. (Luckmans, 1996 : 953).

Sindrom nefrotik adalah penyakit dengan gejala edema, proteinuria,

hipoalbuminemia dan hiperkolesterolemia kadang-kadang terdapat hematuria, hipertensi

dan penurunan fungsi ginjal. (Ngastiyah, 1997).

2. Penyebab

- Tidak diketahui penyebabnya

- Peradangan Glomerulus

- Penyakit : kencing manis, Syndroma Lupus

- Bawaan

Sebab penyakit sindrom nefrotik yang pasti belum diketahui, akhir-akhir ini dianggap

sebagai suatu penyakit autoimun. Jadi merupakan suatu reaksi antigen-antibodi.

Page 11: Satuan Acara Penyuluhan Kelompok Putra

10

Umumnya para ahli membagi etiologinya menjadi:

1. Sindrom nefrotik bawaan

Diturunkan sebagai resesif autosomal atau karena reaksi maternofetal. Gejalanya

adalah edema pada masa neonatus. Sindrom nefrotik jenis ini resisten terhadap semua

pengobatan. Salah satu cara yang bisa dilakukan adalah pencangkokan ginjal pada

masa neonatus namun tidak berhasil. Prognosis buruk dan biasanya penderita

meninggal dalam bulan-bulan pertama kehidupannya.

2. Sindrom nefrotik sekunder

Disebabkan oleh:

a. Malaria kuartana atau parasit lain.

b. Penyakit kolagen seperti lupus eritematosus diseminata, purpura anafilaktoid.

c. Glumeronefritis akut atau glumeronefritis kronis, trombisis vena renalis.

d. Bahan kimia seperti trimetadion, paradion, penisilamin, garam emas, sengatan

lebah, racun oak, air raksa.

e. Amiloidosis, penyakit sel sabit, hiperprolinemia, nefritis membranoproliferatif

hipokomplementemik.

3. Sindrom nefrotik idiopatik ( tidak diketahui sebabnya )

Berdasarkan histopatologis yang tampak pada biopsi ginjal dengan pemeriksaan

mikroskop biasa dan mikroskop elektron, Churg dkk membagi dalam 4 golongan yaitu:

kelainan minimal,nefropati membranosa, glumerulonefritis proliferatif dan

glomerulosklerosis fokal segmental.

4. Gejala

Bengkak pada seluruh tubuh ; mata, kaki dan tangan, perut serta lapisan paru-paru

(lebih berat pada pagi hari )

Hipertensi

Kencing sedikit kadang berbusa dan berdarah

Page 12: Satuan Acara Penyuluhan Kelompok Putra

11

Kelemahan/keletihan

Sakit kepala

Mual dan tidak nafsu makan

5. Komplikasi

- Gagal Ginjal Akut

- Penumpukan cairan diparu-paru

- Infeksi

6. Penanganan

a. Diperlukan tirah baring selama masa edema parah yang menimbulkan keadaan

tidak berdaya dan selama infeksi yang interkuten. Juga dianjurkan untuk

mempertahankan tirah baring selama diuresis jika terdapat kehilangan berat badan

yang cepat.

b. Diit. Pada beberapa unit masukan cairan dikurangi menjadi 900 sampai 1200 ml/

hari dan masukan natrium dibatasi menjadi 2 gram/ hari. Jika telah terjadi diuresis

dan edema menghilang, pembatasan ini dapat dihilangkan. Usahakan masukan

protein yang seimbang dalam usaha memperkecil keseimbangan negatif nitrogen

yang persisten dan kehabisan jaringan yang timbul akibat kehilangan protein. Diit

harus mengandung 2-3 gram protein/ kg berat badan/ hari. Anak yang mengalami

anoreksia akan memerlukan bujukan untuk menjamin masukan yang adekuat.

c. Perawatan kulit. Edema masif merupakan masalah dalam perawatan kulit. Trauma

terhadap kulit dengan pemakaian kantong urin yang sering, plester atau verban

harus dikurangi sampai minimum. Kantong urin dan plester harus diangkat

dengan lembut, menggunakan pelarut dan bukan dengan cara mengelupaskan.

Daerah popok harus dijaga tetap bersih dan kering dan scrotum harus disokong

dengan popok yang tidak menimbulkan kontriksi, hindarkan menggosok kulit.

d. Perawatan mata. Tidak jarang mata anak tertutup akibat edema kelopak mata dan

untuk mencegah alis mata yang melekat, mereka harus diswab dengan air hangat.

e. Kemoterapi:

Page 13: Satuan Acara Penyuluhan Kelompok Putra

12

i. Prednisolon digunakan secra luas. Merupakan kortokisteroid yang

mempunyai efek samping minimal. Dosis dikurangi setiap 10 hari hingga

dosis pemeliharaan sebesar 5 mg diberikan dua kali sehari. Diuresis

umumnya sering terjadi dengan cepat dan obat dihentikan setelah 6-10

minggu. Jika obat dilanjutkan atau diperpanjang, efek samping dapat

terjadi meliputi terhentinya pertumbuhan, osteoporosis, ulkus peptikum,

diabeters mellitus, konvulsi dan hipertensi.

ii. Jika terjadi resisten steroid dapat diterapi dengan diuretika untuk

mengangkat cairan berlebihan, misalnya obat-abatan spironolakton dan

sitotoksik ( imunosupresif ). Pemilihan obat-obatan ini didasarkan pada

dugaan imunologis dari keadaan penyakit. Ini termasuk obat-obatan

seperti 6-merkaptopurin dan siklofosfamid. 

f. Penatalaksanaan krisis hipovolemik. Anak akan mengeluh nyeri abdomen dan

mungkin juga muntah dan pingsan. Terapinya dengan memberikan infus plasma

intravena. Monitor nadi dan tekanan darah.

g. Pencegahan infeksi. Anak yang mengalami sindrom nefrotik cenderung

mengalami infeksi dengan pneumokokus kendatipun infeksi virus juga merupakan

hal yang menganggu pada anak dengan steroid dan siklofosfamid.

h. Perawatan spesifik meliputi: mempertahankan grafik cairan yang tepat,

penimbnagan harian, pencatatan tekanan darah dan pencegahan dekubitus.

i. Dukungan bagi orang tua dan anak. Orang tua dan anak sering kali tergangu

dengan penampilan anak. Pengertian akan perasan ini merupakan hal yang

penting. Penyakit ini menimbulkan tegangan yang berta pada keluarga dengan

masa remisi, eksaserbasi dan masuk rumah sakit secara periodik. Kondisi ini

harus diterangkan pada orang tua sehingga mereka mereka dapat mengerti

perjalanan penyakit ini. Keadaan depresi dan frustasi akan timbul pada mereka

karena mengalami relaps yang memaksa perawatan di rumah sakit.