46
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) Pokok Bahasan : Gangguan Jiwa Pada Anak dan Remaja Sub Pokok Bahasan : Gangguan Jiwa Pada Anak dan Remaja Sasaran : Keluarga Pasien dan Pasien Rawat Jalan Tempat : Poli Jiwa Rumah Sakit Jiwa Menur Surabaya Waktu : 06.30 WIB – 07.15 WIB (45 Menit) A. LATAR BELAKANG Gangguan jiwa pada anak-anak merupakan hal yang banyak terjadi, yang umumnya tidak terdiagnosis dan pengobatannya kurang adekuat. Masalah kesehatan jiwa terjadi pada 15% sampai 22% anak-anak dan remaja, namun yang mendapatkan pengobatan jumlahnya kurang dari 20% (Keys, 1998). Gangguan hiperaktivitas-defisit perhatian (ADHD/ Attention Deficit-Hyperactivity Disorder) adalah gangguan kesehatan jiwa yang paling banyak terjadi pada anak-anak, dimana insidensinya diperkirakan antara 6% sampai 9%. Diagnosis gangguan jiwa pada anak-anak dan remaja adalah perilaku yang tidak sesuai dengan tingkat usianya, menyimpang bila dibandingkan dengan norma budaya, yang

Satuan Acara Penyuluhan Poli Jiwa

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Satuan Acara Penyuluhan Poli Jiwa

Citation preview

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

Pokok Bahasan: Gangguan Jiwa Pada Anak dan RemajaSub Pokok Bahasan: Gangguan Jiwa Pada Anak dan RemajaSasaran: Keluarga Pasien dan Pasien Rawat JalanTempat: Poli Jiwa Rumah Sakit Jiwa Menur Surabaya Waktu: 06.30 WIB 07.15 WIB (45 Menit)

A. LATAR BELAKANGGangguan jiwa pada anak-anak merupakan hal yang banyak terjadi, yang umumnya tidak terdiagnosis dan pengobatannya kurang adekuat. Masalah kesehatan jiwa terjadi pada 15% sampai 22% anak-anak dan remaja, namun yang mendapatkan pengobatan jumlahnya kurang dari 20% (Keys, 1998). Gangguan hiperaktivitas-defisit perhatian (ADHD/ Attention Deficit-Hyperactivity Disorder) adalah gangguan kesehatan jiwa yang paling banyak terjadi pada anak-anak, dimana insidensinya diperkirakan antara 6% sampai 9%.Diagnosis gangguan jiwa pada anak-anak dan remaja adalah perilaku yang tidak sesuai dengan tingkat usianya, menyimpang bila dibandingkan dengan norma budaya, yang mengakibatkan kurangnya atau terganggunya fungsi adaptasi (Townsend, 1999). Dasar untuk memahami gangguan yang terjadi pada bayi, anak-anak, dan remaja adalah dengan menggunakan teori perkembangan. Penyimpangan dari norma-norma perkembangan merupakan tanda bahaya penting adanya suatu masalah.Gangguan spesifik dengan awitan pada masa kanak-kanak meliputi retardasi mental, gangguan perkembangan, gangguan eliminasi, gangguan perilaku destruktif, dan gangguan ansietas. Gangguan yang terjadi pada anak-anak dan juga terjadi pada masa dewasa adalah gangguan mood dan gangguan psikotik. Gejala-gejala gangguan jiwa pada anak-anak atau remaja berbeda dengan orang dewasa yang mengalami gangguan serupa.Menurutnya, Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007 menyatakan, bahwa prevalensi gangguan mental, seperti depresi dan kecemasan emosional penduduk Indonesia usia 15 tahun mencapai 11,6 persen. Ini berarti, jika total populasi di dalam kelompok tersebut pada tahun 2010 adalah sekitar 169 juta orang, maka jumlah ODGJ kurang lebih mencapai 19,6 juta orang.Sedangkan menurut WHO, sambung Noriyu, hingga tahun 2003, terdapat 25 persen negara-negara dengan hampir 31 persen dari populasi dunia yang belum memiliki UU KesehatanJiwa. Setengah dari UU Kesehatan Jiwa yang berlaku di seluruh dunia saat ini, disahkan setelah tahun 1990, sementara sekitar 15 persennya undang itu, diberlakukan sebelum 1960.

B. TUJUAN1. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM (TIU)Setelah diberikan penyuluhan tentang penyuluhan kesehatan jiwa selama 45 menit diharapkan keluarga dan pasien di Poli Jiwa mampu memahami gangguan jiwa pada anak dan remaja2. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS (TIK)Setelah mengikuti penyuluhan kesehatan jiwa selama 45 menit diharapkan pasien klien mampu :a) Menyebutkan definisi dari gangguan jiwa pada anak dan remajab) Menyebutkan jenis-jenis gangguan jiwa pada anak dan remajac) Menyebutkan penyebab gangguan jiwa pada anak dan remajad) Menyebutkan penatalaksanaan pada gangguan jiwa pada anak dan remaja3. WAKTU DAN TEMPATa) Hari/ Tanggal: Selasa,23 Desember 2014b) Pukul: 06.30 WIB 07.15 WIBc) Tempat: Poli Jiwa RSJ Menur Surabaya

C. MATERITerlampir

D. MEDIA DAN ALAT Flietchard Leaflet

E. METODEMetode yang digunakan dalam penyuluhan ini adalah ceramah, diskusi dan tanya jawab.

F. SETTING TEMPAT Peserta duduk di ruang tunggu Penyaji di depannya

G. PENGORGANISASIAN1. Moderator: Laily A.Firdausi S.Kep2. Penyaji: Suhendrik Adi Prayitno S.Kep3. Observer: Yohana T. Setu S.Kep4. Fasilator: Gedreida D.nuban S.Kep Lidiawati S.kep Nia Agustin S.kep

H. RENCANA PENYULUHAN

NoKegiatan PenyuluhanwaktuKegiatan Audiens

1Pembukaana. Salamb. Memperkenalkan Diric. Menjelaskan Tujuan5 menitmenjawab salammendengarkanmemperhatikan

2Penyajian MateriMenjelaskan materi tentang : Definisi Gangguan Jiwa pada Anak dan Remaja Jenis-jenis Gangguan Jiwa pada Anak dan Remaja Penyebab Gangguan Jiwa pada Anak dan Remaja Penatalaksanaan pada Gangguan Jiwa pada Anak dan Remaja30 menit

MendengarkanMemperhatikanMenanyakan hal-hal yang belum dimengertiMemperhatiakan dan mendengarkan

3Penutup Memberikan umpan balik Salam10 menitMeresponMenjawab

I. RENCANA EVALUASI

Evaluasi penyuluhan akan dilakukan dengan memberikan 4 pertanyaan tentang materi yang telah disampaikan ke pasien.

Lampiran : Materi

A. PENGERTIANGangguan jiwa pada anak-anak merupakan hal yang banyak terjadi, yang umumnya tidak terdiagnosis dan pengobatannya kurang adekuat. Masalah kesehatan jiwa terjadi pada 15% sampai 22% anak-anak dan remaja, namun yang mendapatkan pengobatan jumlahnya kurang dari 20% (Keys, 1998).Gangguan hiperaktivitas-defisit perhatian (ADHD/ Attention Deficit-Hyperactivity Disorder) adalah gangguan kesehatan jiwa yang paling banyak terjadi pada anak-anak, dimana insidensinya diperkirakan antara 6% sampai 9%.Diagnosis gangguan jiwa pada anak-anak dan remaja adalah perilaku yang tidak sesuai dengan tingkat usianya, menyimpang bila dibandingkan dengan norma budaya, yang mengakibatkan kurangnya atau terganggunya fungsi adaptasi (Townsend, 1999). Dasar untuk memahami gangguan yang terjadi pada bayi, anak-anak, dan remaja adalah dengan menggunakan teori perkembangan. Penyimpangan dari norma-norma perkembangan merupakan tanda bahaya penting adanya suatu masalah.Gangguan spesifik dengan awitan pada masa kanak-kanak meliputi retardasi mental, gangguan perkembangan, gangguan perkembangan, gangguan eliminasi, gangguan perilaku disruptif, dan gangguan ansietas. Gangguan yang terjadi pada anak-anak dan juga terjadi pada masa dewasa adalah gangguan mood dan gangguan psikotik. Gejala-gejala gangguan jiwa pada anak-anak atau remaja berbeda dengan orang dewasa yang mengalami gangguan serupa.

B. KEPERAWATAN JIWA PADA REMAJAMasa remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa. Haber, Hoskins, Leach, dan Sideleau (1987) menentukan usia remaja antara 12-18 tahun, sementara Wilson dan Kneils (1988) menggunakan usia 12-20 tahun sebagai batasan remaja.Landasan TeoritisMenurut Wilson dan Kneils (1988) dua teori yang menjadi landasan utama untuk memahami tentang perkembangan remaja adalah teori perkembangan dan teori humanistic. Stuart dan Sundeen (1995) mengemukakan teori biologis, teori psikoanalisis, teori perkembangan intelektual, teori budaya, dan teori multidimensional.Teori PerkembanganTeori perkembangan memungkinkan perawat untuk mengidentifikasi penyimpangan yang terjadi pada proses tumbuh-kembang remaja. Teori Sigmund Freud, Erik Erikson, dan Sulivan member penghayatan kepada kita tentang perjuangan remaja dalam mencapai kedewasaan.Proses perkembangan identitas diri remaja memerlukan citra diri juga hubungan antarperan yang akan dating dengan pengalaman masa lalu. Untuk mendapatkan kesamaan dan kesinambungan pada umumnya remaja harus mengulangi penyelesaian krisis masa lalu dengan mengintegrasikan elemen masa lalu dan membina identitas akhir. Periode krisis yang perlu ditinjau kembali adalah rasa percaya, otonomi, rasa inisiatif, dan rasa industry.Pada tahap pertama, remaja perlu mencari ide dan objek untuk tempat melimpahkan rasa percaya (sense of rust). Konflik yang tidak terselesaikan pada tahap pertama ini membuat remaja merasa ditinggalkan. Biasanya, dimanifestasikan melalui pertilaku makan yang berlebihan serta ucapan kasar dan bermusuhan. Tahap kedua adalah ras otonomi, remaja belajar bertindak dan membuat keputusan secara mandiri. Konflik masa lalu yang tidak terselesaikan membuat remaja takut mengikuti kegiatan yang akan membuat ia ragu akan kemampuannya. Tahap ketiga adalah rasa inisiatif, ketika anak tidak lagi mementingkan bagaimana berjalan, tetapi apa yang dapatdilakukan dengan kemampuan tersebut. Pada tahapan ini, mereka mengujicoba apa yang mungkin dilakukan dan bukan apa yang dapat dilakukan. Konflik masa ini akan terbawa pada saat remaja, yaitu ketidakmampuan untuk mengambil inisiatif. Tahap keempat adalah rasa inbdustrim yang menuntut remaja untuk memiliuh karier yang tidak saja menjamin secara financial, tetapi juga member kepuasan karena penampilan kerja yang baik. Teori Interaksi HumanistikInteraksi perlu mengintegrasikan prinsip-prinsip interaksi humanistic dalam pengkajian dan asuhan keperawatan untuk mengembangkan hubungan rasa percaya dengan remaja. Perawat perlu memerhatikan dampak tahapan perkembangan, factor social budaya, pengaruh keluarga, dan konflik psikodinamika yang dimanefestasikan melalui perilaku remaja. Pertanyaan yang perlu diperhatiakan perawat adalah sebagai berikut :1. Apa arti perilaku atau masalah ini bagiu remaja?2. Apa yang dikatakan remaja tentang perilakunya?3. Apa dampak masalh ini pada remaja? Apakah ini suatu masalah yang biasa terjadi pada kelompok usia remaja?4. Bagaimana perubahan ini mempengaruhi remaja dan hubungannya dengan orang lain?5. Apa tujuan yang dimiliki remaja dalam waktu dekat dan yang akan dating?6. Apa kekuatan personal yang dimiliki remaja untuk mengatasi masalah yang sedang dihadapinya ?7. Pertimbangan apa yang telah dibuat (perawat dan remaja) berkaitan dengan factor perkembangan, keluarga, biologis, atau social budaya ?Perkembangan remaja1. Perkembangan kognisiPerkembangan kognisi pada masa ini disebut operasional formal yaitu kemampuan berpoikir abstrak dan logis dengan cirri-ciri :Mampu mengembangkan, mempertimbangkan dan mengetes hipotesa. Pada masa remaja terdapat keterbatasan perkembangan pemikiran remaja, yaitu :a. Argumentativeness : remaja secara terus menerus mencari kesempatan untuk mencoba dan menunjukkan kemampuan berargumentasinya.b. Indicesiveness : oleh karena remaja mulai menyadari betapa banyak pilihan hidup yang ditawarkan, mereka mengalami kebingungan untuk memutuskan sesuatu yang sederhana. c. Hipokrit : remaja kadang-kadang tidak mengenali perbedaan antara idealism dengan kenyataan yang ada.d. Imaginary audience : remaja mengasumsikan bahwa orang lain memiliki pemikiran yang sama dengan apa yang sedang dia pikirkan tentang dirinya,. e. Personal fable : remaja merasa dirinya special, memiliki pengalaman unik yang tidak pernah dimiliki oleh orang lain, dan tidak terkena aturan-aturan yang ada.2. Perkembangan sosioemosional Identitas diri.Pada masa remaja tugas utama perkembangan adalah menghadapi krisis antara pencapaian identitas diri dengan kebingungan identitas (role confution). Jika identitas diri berhasil di capai maka remaja menjadi dewasa yang matang dimana terdapat keseimbangan antara perkembangan diri dengan keadaan sosialnya. Sebaliknya jika remaja gagal mencapai identitas dirinya maka remaja akan menghadapi kebingungan peran/identitas.Terdapat 4 keadaan identitas diri, yaitu :a. Identity diffusion, suatu keadaan dimana belum mengalami krisis atau membuat komitmen akan melakukan sesuatub. Identity foreclosure, suatu keadaan dimana remaja telah membuat komitmen namun belum mengalami krisis.c. Identity moratorium, suatu keadaan dimana remaja telah emngalami krisis namun belum membuat komitmen.d. Identity achivement, suatu keadaan dimana remaja telah mengalami krisis dan telah membuat komitment.

Karakteristik bermain bagi remaja:1. Game dan athletic adalah yang paling umum dan penting2. Aktivitas teman sebaya3. Membatasi aturan dalam suatu tempat4. Kompetitif adalah hal yang penting.Contoh permainan dan aktifitas: 1. Olah raga2. Video game3. Mendengarkan radio, cd4. Mencoba dengan gaya rambutnya, pakaian dan make up5. Membaca majalahBercakap lewat thelepone.

C. JENIS-JENIS GANGGUAN JIWA PADA ANAK DAN REMAJA1. Gangguan perkembangan pervasif. Ditandai dengan masalah awal pada tiga area perkembangan utama: perilaku, interaksi sosial, dan komunikasi.a. Retardasi mental. Muncul sebelum usia 18 tahun dan dicirikan dengan keterbatasan substandar dalam berfungsi, yang dimanifestasikan dengan fungsi intelektual secara signifikan berada dibawah rata-rata (mis., IQ dibawah 70) dan keterbatasan terkait dalam dua bidang keterampilan adaptasi atau lebih (mis., komunikasi, perawatan diri, aktivitas hidup sehari-hari, keterampilan sosial, fungsi dalam masyarakat, pengarahan diri, kesehatan dan keselamatan, fungsi akademis, dan bekerja. b. Autisme Dicirikan dengan gangguan yang nyata dalam interaksi sosial dan komunikasi, serta aktivitas dan minat yang terbatas (Johnson, 1997). Gejala-gejalanya meliputi kurangnya responsivitas terhadap orang lain, menarik diri dari hubungan sosial, kerusakan yang menonjol dalam komunikasi, dan respon yang aneh terhadap lingkungan (mis., tergantung pada benda mati dan gerakan tubuh yang berulang-ulang seperti mengepakkan tangan, bergoyang-goyang, dan memukul-mukulkan kepala)c. Gangguan perkembangan spesifikDicirikan dengan keterlambatan perkembangan yang mengarah pada kerusakan fungsional pada bidang-bidang, seperti membaca, aritmetika, bahasa, dan artikulasi verbal.2. Defisit perhatian dan gangguan perilaku disruptifa. Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD)Dicirikan dengan tingkat gangguan perhatian, impulsivitas, dan hiperaktivitas yang tidak sesuai dengan tahap perkembangan. Menurut DSM IV, ADHD pasti terjadi di sedikitnya dua tempat (mis., di sekolah dan di rumah) dan terjadi sebelum usia 7 tahun (DSM IV, 1994).b. Gangguan perilakuDicirikan dengan perilaku berulang, disruptif, dan kesengajaan untuk tidak patuh, termasuk melanggar norma dan peraturan sosial. Sebagian besar nak-anak dengan gangguan ini mengalami penyalahgunaan zat atau gangguan kepribadian antisosial setelah berusia 18 tahun. Contoh perilaku pada anak-anak dengan gangguan ini meliputi mencuri, berbohong, menggertak, melarikan diri, membolos, menyalahgunakan zat, melakukan pembakaran, bentuk vandalisme yang lain, jahat terhadap binatang, dan serangan fisik terhadap orang lain.c. Gangguan penyimpangan oposisiGangguan ini merupakan bentuk gangguan perilaku yang lebih ringan, meliputi perilaku yang kurang ekstrim. Perilaku dalam gangguan ini tidak melanggar hak-hak orang lain sampai tingkat yang terlihat dalam gangguan perilaku. Perilaku dalam gangguan ini menunjukkan sikap menentang, seperti berargumentasi, kasar, marah, toleransi yang rendah terhadap frustasi, dan menggunakan minuman keras, zat terlarang, atau keduanya).3. Gangguan ansietas sering terjadi pada masa kanak-kanak atau remaja dan berlanjut ke masa dewasa.a. Gangguan obsesif kompulsif, gangguan ansietas umum, dan fobia banyak terjadi pada anak-anak dan remaja, dengan gejala yang sama dengan yang terlihat pada orang dewasa.b. Gangguan ansietas akibat perpisahan adalah gangguan masa kanak-kanak yang ditandai dengan rasa takut berpisah dari orang yang paling dekat dengannya. Gejala-gejalanya meliputi menolak pergi ke sekolah, keluhan somatik, ansietas berat terhadap perpisahan dan khawatir tentang adanya bahaya pada orang-orang yang mengasuhnya.4. Skizofreniaa. Skizofrenia anak-anak jarang terjadi dan sulit didiagnosis. Gejala-gejalanya dapat menyerupai gangguan pervasif, seperti autisme. Walaupun penelitian tentang skizofrenia anak-anak sangat sedikit, namun telah dijumpai perilaku yang khas (Antai-Otong, 1995b), seperti beberapa gangguan kognitif dan perilaku, menarik diri secara sosial, dan komunikasi.b. Skizofrenia pada remaja merupakan hal yang umum dan insidensinya selama masa remaja akhir sangat tinggi. Gejala-gejalanya mirip dengan skizofrenia dewasa. Gejala awalnya meliputi perubahan ekstrim dalam perilaku sehari-hari, isolasi sosial, sikap yang aneh, penurunan nilai-nilai akademik, dan mengekspresikan perilaku yang tidak disadarinya.5. Gangguan mooda. Gangguan ini jarang terjadi pada masa anak-anak dan remaja dibanding pada orang dewasa (Keltner,1999). Prevalensi pada anak-anak dan remaja berkisar antara 1% sampai 5% untuk gangguan depresi. Eksistensi gangguan bipolar (jenis manik) pada anak-anak masih kontroversial. Prevalensi penyakit bipolar pada remaja diperkirakan 1%. Gejala depresi pada anak-anak sama dengan yang diobservasi pada orang dewasa.b. Bunuh diriAdanya gangguan mood merupakan faktor resiko yang serius untuk bunuh diri. Bunuh diri adalah penyebab kematian utama ketiga pada individu berusia 15 sampai 24 tahun. Tanda-tanda bahaya untuk bunuh diri pada remaja meliputi menarik diri secara tiba-tiba, berperilaku keras atau sangat memberontak, menyalahgunakan obat atau alkohol, secara tidak biasanya mengabaikan penampilan diri, kualitas tugas-tugas sekolah menurun, membolos, melarikan diri, keletihan berlebihan dan keluhan somatik, respon yang buruk terhadap pujian, ancaman bunuh diri yang terang-terangan secara verbal, dan membuang benda-benda yang didapat sebagai hadiah (Newman, 1999).6. Gangguan penyalahgunaan zat.a. Gangguan ini banyak terjadi ; diperkirakan 32% remaja menderita gangguan penyalahgunaan zat (Johnson, 1997). Angka penggunaan alkohol atau zat terlarang lebih tinggi pada anak laki-laki dibanding perempuan. Risiko terbesar mengalami gangguan ini terjadi pada mereka yang berusia antara 15 sampai 24 tahun. Pada remaja, perubahan penggunaan zat menjadi ketergantungan zat terjadi lebih cepat; misalnya, pada remaja penggunaan zat dapat berkembang menjadi ketergantungan zat dalam waktu 2 tahun sedangkan pada orang dewasa membutuhkan waktu antara 15 sampai 20 tahun. b. Komorbiditas dengan gangguan psikiatrik lainnya merupakan hal yag banyak terjadi, termasuk gangguan mood, gangguan ansietas, dan gangguan perilaku disruptif.c. Tanda bahaya penyalahgunaan zat pada remaja, diantaranya adalah penurunan fungsi sosial dan akademik, perubahan dari fungsi sebelumnya, seperti perilaku menjadi agresif atau menarik diri dari interaksi keluarga, perubahan kepribadian dan toleransi yang rendah terhadap frustasi, berhubungan dengan remaja lain yang juga menggunakan zat, menyembunyikan atau berbohong tentang penggunaan zat.

D. ETIOLOGI GANGGUAN JIWA PADA ANAK-ANAK DAN REMAJATidak ada penyebab tunggal dalam gangguan mental pada anak-anak dan remaja. Berbagai situasi, termasuk faktor psikobiologik, dinamika keluarga, dan faktor lingkungan berkombinasi secara kompleks.1. Faktor-faktor psikobiologika. Riwayat genetika keluarga, seperti retardasi mental, autisme, skizofrenia kanak-kanak, gangguan perilaku, gangguan bipolar, dan gangguan ansietas.b. Abnormalitas struktur otak. Penelitian menemukan adanya abnormalitas struktur otak dan perubahan neurotransmitter pada pasien yang menderita autisme, skizofrenia kanak-kanak, dan ADHD.c. Pengaruh pranatal, seperti infeksi maternal, kurangnya perawata pranatal, dan ibu yang menyalahgunakan zat, semuanya dapat menyebabkan abnormalitas perkembangan saraf yang berkaitan dengan gangguan jiwa. Trauma kelahiran yang berhubungan dengan berkurangnya suplai oksigen pada janin sangat signifikan dalam terjadinya retardasi mental dan gangguan perkembangan saraf lainnya.d. Penyakit kronis atau kecacatan dapat menyebabkan kesulitan koping bagi anak.2. Dinamika keluargaa. Penganiayaan anak. Anak yang terus-menerus dianiaya pada masa kanak-kanak awal, perkembangan otaknya kurang adekuat (terutama otak kiri). Penganiayaan dan efeknya pada perkembangan otak berkaitan dengan berbagai masalah psikologis, seperti depresi, masalah memori, kesulitan belajar, impulsivitas, dan kesulitan dalam membina hubungan (Glod, 1998).b. Disfungsi sistem keluarga (mis., kurangnya sifat pengasuhan, komunikasi yang buruk, kurangnya batasan antar generasi, dan perasaan terjebak) disertai dengan keterampilan koping yang tidak adekuat antaranggota keluarga dan model peran yang buruk dari orang tua.3. Faktor lingkungana. Kemiskinan. Perawatan pranatal yang tidak adekuat, nutrisi yang buruk, dan kurang terpenuhinya kebutuhan akibat pendapatan yang tidak mencukupi dapat memberi pengaruh buruk pada pertumbuhan dan perkembangan normal anak.b. Tunawisma. Anak-anak tunawisma memiliki berbagai kebutuhan kesehatan yang memengaruhi perkembangan emosi dan psikologi mereka. Berbagai penelitian menunjukkan adanya peningkatan angka penyakit ringan kanak-kanak, keterlambatan perkembangan dan masalah psikologis diantara anak tunawisma ini bila dibandingkan dengan sampel control (Townsend, 1999).c. Budaya keluarga. Perilaku orang tua yang secara dramatis berbeda dengan budaya sekitar dapat mengakibatkan kurang diterimanya anak-anak oleh teman sebaya dan masalah psikologik.

E. PENATALAKSANAAN GANGGUAN JIWA PADA ANAK-ANAK DAN REMAJA1. Perawatan berbasis komunitas saat ini lebih banyak terdapat pada managed care.a. Pencegahan primer melalui berbagai program sosial yang ditujukan untuk menciptakan lingkungan yang meningkatkan kesehatan anak. Contohnya adalah perawatan pranatal awal, program intervensi dini bagi orang tua dengan faktor resiko yang sudah diketahui dalam membesarkan anak, dan mengidentifikasi anak-anak yang berisiko untuk memberikan dukungan dan pendidikan kepada orang tua dari anak-anak ini.b. Pencegahan sekunder dengan menemukan kasus secara dini pada anak-anak yang mengalami kesulitan di sekolah sehingga tindakan yang tepat dapat segera dilakukan. Metodenya meliputi konseling individu dengan program bimbingan sekolah dan rujukan kesehatan jiwa komunitas, layanan intervensi krisis bagi keluarga yang mengalami situasi traumatik, konseling kelompok di sekolah, dan konseling teman sebaya.c. Dukungan terapeutik bagi anak-anak diberikan melalui psikoterapi individu, terapi bermain, dan program pendidikan khusus untuk anak-anak yang tidak mampu berpartisipasi dalam sistem sekolah yang normal. Metode pengobatan perilaku pada umumnya digunakan untuk membantu anak dalam mengembangkan metode koping yang lebih adaptif.d. Terapi keluarga dan penyuluhan keluarga penting untuk membantu keluarga mendapatkan keterampilan dan bantuan yang diperlukan guna membuat perubahan yang dapat meningkatkan fungsi semua anggota keluarga.2. Pengobatan berbasis rumah sakita. Unit khusus untuk mengobati anak-anak dan remaja, terdapat di rumah sakit jiwa. Pengobatan di unit-unit ini biasana diberikan untuk klien yang tidak sembuh dengan metode alternatif yang kurang restriktif, atau bagi klien yang beresiko tinggi melakukan kekerasan terhadap dirinya sendiri ataupun orang lain.b. Program hospitalisasi parsial juga tersedia, memberikan program sekolah di tempat (on-site) yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan khusus anak yang menderita penyakit jiwa.c. Seklusi dan restrein untuk mengendalikan perilaku disruptif masi menjadi kontroversi. Penelitian menunjukkan bahwa metode ini dapat bersifat traumatik pada anak-anak dan tidak efektif untuk pembelajaran respon adaptif. Tindakan yang kurang restriktif meliputi istirahat (time-out), penahanan terapeutik, menghindari adu kekuatan, dan intervensi dini untuk mencegah memburuknya perilaku. 3. FarmakoterapiMedikasi digunakan sebagai satu metode pengobatan. Medikasi psikotropik digunakan dengan hati-hati pada klien anak-anak dan remaja karena memiliki efek samping yang beragam.a. Perbedaan fisiologi anak-anak dan remaja memengaruhi jumlah dosis, respon klinis, dan efek samping dari medikasi psikotropik.Perbedaan perkembangan neurotransmiter pada anak-anak dapat memengaruhi hasil pengobatan psikotropik, mengakibatkan hasil yang tidak konsisten, terutama dengan antidepresan trisiklik.

F. PENCEGAHAN DENGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIKa. Definisi KomunikasiAda beberapa pengertian komunikasi yang di kemukakan oleh beberapa para ahli, yaaitu :1 Menurut Edward Depari, komunikasi adalah proses penyampaian gagasan, harapan dan pesan yang disampaikan melalui lambang - lambang tertentu, mengandung arti, dilakukan oleh penyampai pesan ditujukan kepada penerima pesan. 2 Menurut James A.F. Stoner, komunikasi adalah proses dimana seorang berusaha memberikan pengertian dengan cara pemindahan pesan.3 Menurut John R. Schemerhom, komunikasi adalah proses antara pribadi dalam mengirim dan menerima simbol-simbol yang berarti bagi kepentingan mereka. 4 Menurut Dr. Phill Astrid Susanto, komunikasi adalah proses pengoperan lambang-lambang yang mengandung arti.5 Menurut Human Relation of Work, Keith Devis, komunikasi adalah proses lewatnya informasi dan pengertian seseorang ke orang lain. 6 Menurut Oxtord Dictionary (1956), komunikasi adalah pengiriman atau tukar menukar informasi, ide atau sebagainya. 7 Menurut Drs. Onong Uchjana Effendy, MA, komunikasi mencangkup ekspresi wajah, sikap dan gerak-gerik suara, kata-kata tertulis, percetakan, kereta api, telegraf, telepon dan lainnya. Dari beberapa pengertian komunikasi di atas, dapat disimpulkan pengertian komunikasi adalah penyampaian dari seseorang ke orang lain, dengan menyertakan kode atau lambang penyampaiannya itu sendiri melalui suatu proses. Pada umumnya komunikasi mempunyai tujuan, antara lain :1 Supaya yang disampaikan dapat mengerti 2 Memahami orang lain, komunikator harus mengerti aspirasi orang lain, janngan memaksakan kehendak.3 Supaya gagasan dapat diterima orang lain, melalui pendekatan persuasif bukan memaksakan kehendak.4 Menggerakkan orang lain untuk melakukan sesuatu, kegiatan yang banyak mendorong dengan cara yang baikApabila komunikasi dipandang dari arti yang lebih luas tidak hanya diartikan sebagai pertukaran berita dan pesan, tetapi sebagai kegiatan individu dan kelompok mengenai tukar menukar data, fakta, dan ide maka fungsinya dalam setiap sistem sosial yaitu sebagai informasi, sosialisasi (pemasyarakatan), motivasi, perdebatan dan diskusi, pendidikan, memajukan kehidupan, hiburan dan integrasi. b. Menurut Mudjiti (1999) dalam teknik komunikasi menyatakan bahwa fungsi komunikasi adalah :1 Komunikasi merupakan alat suatu organisasi sehingga dapat mencapai tujuannya.2 Komunikasi merupakan alat untuk mengubah perilaku pada suatu organisasi. 3 Komunikasi adalah alat untuk menyampaikan informasi kepada seluruh organisasi. Berdasarkan fungsi komunikasi itu, maka komunikasi memegang peran penting dalam suatu organisasi untuk mencapai tujuan. Komunikasi dianggap sebagai proses yang mempunyai unsur-unsur komunikasi sebagai berikut :1 Komunikator merupakan seseorang atau sekelompok orang yang berinisiatif untuk menjadi sumber dalam sebuah hubungan.2 Komunikan adalah objek, sasaran atau audiens dari suatu sasaran dari kegiatan komunikasi atau orang yang menerima pesan atau lambang. 3 Pesan adalah keseluruhan dari apa yang disampaikan oleh komunikator. 4 Saluran adalah saluran penyampaian pesan, disebut juga media. 5 Umpan balik adalah untuk mengetahui pesan tersebut berhasil atau gagal. c. Faktor - Faktor Yang Mempengaruhi Komunikasi Komunikasi sering mengalami gangguan sehingga proses komunikasi tidak seperti yang diharapkan. Banyak hal yang dapat mempengaruhi komunikasi diantaranya :1 Latar Belakang BudayaInterpretasi suatu pesan akan terbentuk dari pola pikir seseorang melalui kebiasaannya, sehingga semakin sama latar belakang budaya antara komunikator dengan komunikan maka komunikasi semakin efektif.2 Ikatan Kelompok atau GroupNilai - nilai yang dianut oleh suatu kelompok sangat mempengaruhi cara mengamati pesan.3 HarapanHarapan mempengaruhi penerimaan pesan sehingga dapat menerima pesan sesuai dengan yang diharapkan.4 PendidikanSemakin tinggi pendidikan akan semakin kompleks sudut pandang dalam menyikapi isi pesan yang disampaikan.5 SituasiPerilaku manusia dipengaruhi oleh lingkungan / situasi. Faktor situasi ini adalah:1 Faktor ekologis ( iklim atau kondisi alam ).2 Faktor rancangan dan arsitektural ( penataan ruang ).3 Faktor temporal, misal keadaan emosi.4 Suasana perilaku, misal cara berpakaian dan cara berbicara.5 Teknologi.6 Faktor sosial, mencakup sistem peran, struktur sosial dan karakteristik sosial individu.7 Lingkungan psikososial yaitu persepsi seseorang terhadap lingkungannya.8 Stimuli yang mendorong dan memperteguh perilaku.

d. Cara Berkomunikasi dengan RemajaMasa remaja adalah pola pikir dan tingkah laku peralihan dari anak ke dewasa. Bila stress, diskusi tentang masalahnya dengan teman sebaya dan keluarganya. Menolak orang yang berusaha menjatuhkan harga dirinya dengan memberi support penuh perhatian. a) Cara Membangun Hubungan Yang Harmonis Dengan RemajaHal yang sering orang tua lakukan dalam berkomunikasiDalam berkomunikasi, orang tua ingin segera membantu menyelesaikan masalah remaja, ada hal-hal yang orang tua yang sering lakukan, seperti :1) Cenderung lebih banyak bicara dari pada mendengarkan.2) Merasa tau lebih banyak dari pada remaja.3) Cenderung memberi arahan dan nasihat.4) Tidak berusaha mendengarkan dulu apa yang sebenarnya terjadi dan yang dialami remaja.5) Tidak memberikan kesempatan agar remaja mengemukakan pendapat.6) Tidak mencoba menerima dahulu kenyataan yang dialami remaja dan memahaminya.7) Merasa putus asa dan marah-marah karena tidak tahu lagi apa yang harus dilakukan terhadap remaja.b) Kunci pokok berkomunikasi dengan remajaAdapun kunci pokok yang dilakukan orang tua terhadap anaknya yang beranjak dewasa seperti :1 Mendengar supaya remaja mau berbicara2 Menerima dahulu perasaan remaja.3 Bicara supaya didengar.Oleh sebab itu orang tua harus mau belajar dan berubah dalam cara berbicara dan cara mendengar.c) Mengenal Diri Remaja1 Pahami Perasaan RemajaBanyak terjadi masalah dalam berkomunikasi dengan remaja, yang disebabkan karena orang tua kurang dapat memahami perasaan anaknya yang diajak bicara. Agar komunikasi dapat lebih efektif orang tua perlu meningkatkan kemampuannya dan mencoba memahami perasaan anak sebagai lawan bicara.2 Bagaimana memahami perasaan remaja.Untuk memahami perasaan remaja, orang tua harus menerima dulu perasaan dan ungkapan remaja terutama ketika ia sedang mengalami masalah, agar ia merasa nyaman dan mau melanjutkan pembicaraan dengan orang tua. Orang tua akan lebih mengerti apa yang sebenarnya dirasakan remaja.d) Membuat Remaja Mau Berbicara Pada Orang Tua Saat Menghadapi Masalah Dan Membantu Remaja Menyelesaikan Masalah.1 Pesan kamu dan pesan sayaPesan kamu adalah cara seperti ini bukanlah penyampaian akibat perilaku anak terhadap orang tua tetapi berpusat pada kesalahan anak cenderung tidak membedakan antara anak dan perilakunya sehingga membuat anak merasa disalahkan, direndahkan dan di sudutkan.Pesan saya lebih menekankan perasaan dan kepedulian orang tua sebagai akibat perilaku anak sehingga anak belajar bahwa setiap perilaku mempunyai akibat terhadap orang lain. Melalui pesan saya akan mendorong semangat anak, mengembangkan keberaniannya, sehingga anak akan merasa nyaman.2 Menentukan masalah siapaKetika menghadapi remaja sebagai lawan bicara yang bermasalah, kita perlu mengetahui masalah siapa ini. Hal ini perlu dibiasakan karena : Kita tidak mungkin menjadi seorang yang harus memecahkan semua masalah. Kita harus mengajarkan kepada remaja rasa tanggung jawab dalam memecahkan masalahnya sendiri. Kita perlu membantu remaja untuk tidak ikut campur urusan orang lain. Anak perlu belajar mandiri3 Apa yang harus dilakukan ?Setelah kita mengetahui masalah siapa maka akibatnya siapa yang punya masalah harus bertanggung jawab untuk menyelesaikannya. Bila masalah itu adalah masalah remaja maka tekhnik yang digunakan adalah mendengar aktif. Bila masalah itu adalah masalah orang tua maka tekhnik yang digunakan adalah pesan saya.e. Komunikasi TerapeutikPada Remaja:1 Pola pikir dan tingkah lakuPeralihan dari anak ke dewasa2 Bila stres, diskusi tentang masalahnya dengan teman sebaya, orang dewasa Diluar keluarga dan terbuka terhadap perawat.3 Menolak orang yang berusaha menjatuhkan harga dirinya Beri support penuh perhatian Jangan melakukan intrupsi Ekspresi wajah tidak menunjukkan heran Hindari pertanyaan yang menimbulkan rasa malu (jaga privasi)f. Faktor Yang Mempengaruhi Komunikasi Pada Anak Dan Remaja1 Pendidikan Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka komunikasi berlangsung secara efektif.2 PengetahuanSemakin banyak pengetahuan yang didapat maka komunikasi berlangsung secara efektif.3 SikapSikap mempengaruhi dalam berkomunikasi. Bila komunikan bersifat pasif/ tertutup maka komunikasi tidak berlangsung secara efektif.4 Usia tumbuh kembang status kesehatan anakBila ingin berkomunikasi, maka harus disesuaikan dengan tingkat usia agar komunikasi tersebut berlangsung secara efektif.5 SaluranSaluran sangat penting dalam berkomunikasi agar pesan dapat tersampaikan ke komunikan dengan baik. 6 Lingkungan

g. Teknik Komunikasi Pada Anak Dan RemajaKomunikasi dengan anak merupakan sesuatu yang penting dalam menjaga hubungan dengan anak, melalui komunikasi ini pula perawat dapat memudahkan mengambil bebrbagai data yang terdapat pada diri anak yang selanjutnya dapat diambil dalam menentukan masalah keperawatan. Beberapa cara yang digunakan alam berkomunikasi dengan anak, antara lain :1 Melalui orang lain atau pihak ketiga Cara berkomunikasi ini pertama dilakukan oleh anak dalam menumbuhkan kepercayaan diri anak, denga menghindari secara langsung berkomunikasi dengan melibatkan orang tua secara langsung yang sedangbberada disamping anak. Selain itu dapat digunakan dengan cara memberikan komentar tentang mainan, baju yang sedang dipakainya serta hal lainnya.2 BerceritaMelalui cara ini pesan yang akan disampaikan kepada anak dapat mudah diterima, mengingat anak sangat suka sekali dengan cerita, tetapi cerita yang disampaikan hendaknya sesuai dengan pesan yang akan disampaikan, yang akan diekspresikan melalui tulisan maupun gambar.3 MemfasilitasMemfasilitasi adalah bagian cara berkomunikasi, malalui ini ekspresi anak atau respon anak terhadap pesan dapat diterima, dalam memfasilitasi kita harus mampu mengekspresikan perasaan dan tidak boleh dominan , tetapi anak harus diberikan respons terhadap pesan yang disampaikan melalui mendengarkan dengan penuh perhatian dan jangan mereflisikan ungkapan negatif yang menunjukan kesan yang jelek pada anak.

4 Meminta untuk menyebutkan keinginanUngkapan ini penting dalam berkomunikasi dengan anak dengan meminta anak untuk menyebutkan keinginan dapat diketahui berbagai keluhan yang dirasakan anak dan keinginan tersebut dapat menunjukan persaan dan pikiran anak pada saat itu.5 Pilihan pro dan kontraPenggunaan teknik komunikasi ini sangat penting dalam menentukkan atau mengetahui perasaan dan pikiran anak, dengan mengajukan pasa situasi yang menunjukkan pilihan yang positif dan negatif yang sesuai dengan pendapat anak.6 Penggunaan skalaPengunaan skala atau peringkat ini digunakan dalam mengungkapkan perasaan sakit pada anak seperti pengguaan perasaan nyeri, cemas, sedih dan lain-lain, dengan menganjurkan anak untuk mengekspresikan perasaan sakitnya.7 MenulisMelalui cara ini anak akan dapat mengekspresikan dirinya baik pada keadaan sedih, marah atau lainnya dan biasanya banyak dilakukan pada anak yang jengkel, marah dan diam. Cara ini dapat dilakukan apabila anak sudah memiliki kemampuan untuk menulis.8 MenggambarSeperti halnya menulis menggambar pun dapat digunakan untuk mengungkapkan ekspresinya, perasaan jengel, marah yang biasanya dapat diungkapkan melalui gambar dan anak akan mengungkapkan perasaanya apabila perawat menanyakan maksud dari gambar yang ditulisnya.9 BermainBermain alat efektif pada anak dalam membantu berkomunikasi, melalui ini hubungan interpersonal antara anak, perawat dan orang di sekitarnya dapat terjalin, dan pesan-pesan dapat disampaikan.

a) Tahapan Komunikasi Pada Anak Dan Remaja 1 Tahap PrainteraksiMengumpulkan data tentang klien dengan mempelajari status atau bertanya kepada orang tua tentang masalah yang ada.2 Tahap PerkenalanMemberi salam dan senyum pada klien, melakukan validasi, mencari kebenaran data yang ada, megobservasi, memperkenlakan nama dengan tujuan, waktu dan menjelaskan kerahasiaan klien.3 Tahap KerjaMemberi kesempatan pada klien untuk bertanya, karena akan memberitahu tentang hal yang kurang dimengerti dalam komunikasi, menanyakan keluhan utama.4 Tahap TerminasiMenyimpulkan hasil wawancara meliputi evaluasi proses dan hasil, memberikan reinforcement positif, tidak lanjut, kontrak, dan mengakhiri wawancara dengan cara yang baik.

G. PERAN KELUARGA DALAM PERAWATAN GANGGUAN JIWA

Keluarga adalah orang-orang yang sangat dekat dengan pasien dan dianggap paling banyak tahu kondisi pasien serta dianggap paling banyak memberi pengaruh pada pasien. Sehingga keluarga sangat penting artinya dalam perawatan dan penyembuhan pasien. Alasan utama pentingnya keluarga dalam perawatan jiwa adalah :1. Keluarga merupakan lingkup yang paling banyak berhubungan dengan pasien2. Keluarga (dianggap) paling mengetahui kondisi pasien3. Gangguan jiwa yang timbul pada pasien mungkin disebabkan adanya cara asuh yang kurang sesuai bagi pasien4. Pasien yang mengalami gangguan jiwa nantinya akan kembali kedalam masyarakat; khususnya dalam lingkungan keluarga5. Keluarga merupakan pemberi perawatan utama dalam mencapai pemenuhan kebutuhan dasar dan mengoptimalkan ketenangan jiwa bagi pasien.6. Gangguan jiwa mungkin memerlukan terapi yang cukup lama, sehingga pengertian dan kerjasama keluarga sangat penting artinya dalam pengobatan

Hal-hal yang perlu diketahui oleh keluarga dalam perawatan Gangguan Jiwa :1. Pasien yang mengalami gangguan jiwa adalah manusia yang sama dengan orang lainnya; mempunyai martabat dan memerlukan perlakuan manusiawi2. Pasien yang mengalami gangguan jiwa mungkin dapat kembali ke masyarakat dan berperan dengan optimal apabila mendapatkan dukungan yang memadai dari seluruh unsur masyarakat. Pasien gangguan jiwa bukan berarti tidak dapat sembuh3. Pasien dengan gangguan jiwa tidak dapat dikatakan sembuh secara utuh, tetapi memerlukan bimbingan dan dukungan penuh dari orang lain (dan keluarga)4. Tujuan perawatan adalah :1. Meningkatkan Kemandirian pasien2. Pengoptimalan peran dalam masyarakat3. Meningkatkan kemampuan memecahkan masalah5. Pasien memerlukan pemenuhan kebutuhan aktivitas sehari-hari seperti makan, minum dan berpakaian serta kebersihan diri dengan optimal. Keluarga berperan untuk membantu pemenuhan kebutuhan ini sesuai tahap-tahap kemandirian pasien6. Kegiatan sehari-hari seperti melakukan pekerjaan rumah (ringan), membantu usaha keluarga atau bekerja (seperti orang normal lainnya) merupakan salah satu bentuk terapi pengobatan yang mungkin berguna bagi pasien.7. Berilah peran secukupnya pada pasien sesuai dengan tingkat kemampuan yang dimiliki. Pemberian peran yang sesuai dapat meningkatkan harga diri pasien.8. Berilah motivasi pada pasien sesuai dengan kebutuhan (tidak dibuat-buat) dalam rangka meningkatkan moral dan harga diri.9. Kembangkan kemampuan yang telah dimiliki oleh pasien pada waktu yang lalu. Kemampuan masa lalu berguna untuk menstimulasi dan meningkatkan fungsi klien sedapat mungkin.

DAFTAR PUSTAKAIsaac, Ann. 2004. Panduan Belajar : Keperawatan Kesehatan Jiwa dan Psikiatrik. Jakarta: EGC.

http://nutrisijiwa.blogspot.com/2008/04/gangguan-psikiatri-anak-dan-remaja.html.

http://www.sekolahindonesia.com/sidev/NewDetailArtikel.asp?iid_artikel=13&cTipe_artikel=3 Sulis Styawan, 2007. Remaja dan perilaku menyimpang. FMIPA Universitas Negeri Yogyakarta (uny). PT Antar Surya Jaya Surabaya. 2007

PENATALAKSANAANJika muncul tanda-tanda diatas, segera:1. Bantu klien untuk mengungkapkan apa yang dirasakan2. Segera control ke RS sehingga mendapat pertolongan

PERAN KELUARGA1. Meningkatkan Kemandirian2. Pengoptimalan peran dalam masyarakat3. Meningkatkan kemampuan memecahkan masalah4. Berilah motivasi5. Kembangkan kemampuan yang telah dimilikiGEJALA1. Perubahan mood yang berlangsung lama2. Cemas dan Takut berlebihan3. Peubahan perilaku ekstrem4. Perubahan fisik, berat badan naik atau turun drastic5. Kurang KonsentrasiPENGERTIANGangguan jiwa pada anak-anak dan remaja adalah perilaku yang tidak sesuai dengan tingkat usianya, menyimpang bila dibandingkan dengan norma budaya, yang mengakibatkan kurangnya atau terganggunya fungsi adaptasi (Townsend, 2004).

PENYULUHANGANGGUAN JIWA PADA ANAK DAN REMAJA

Disusun Oleh:1. Laily A.Firdausi S.Kep2. Nia Agustin S.kep3. Yohana T. Setu S.Kep4. Gedreida D.nuban S.Kep5. Lidiawati S.kep6. Suhendrik Adi Prayitno S.Kep

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERSFAKULTAS ILMU KESEHATANUNIVERSITAS GRESIK

TERIMAKASIHWASSALAM

PENYEBAB1. Tidak teratur minum obat2. Lingkungan dengan stressor tinggi3. Keluarga dengan ekspresi emosi yang tinggi4. Kurangnya aktivitas

DAFTAR HADIRTERAPI AKTIVITAS KELOMPOKDI RUANG PURI MITRAPROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERSFAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS GRESIK

Hari/ Tanggal:No.Nama PesertaTanda tangan

FORMAT PENILAIANTERAPI AKTIVITAS KELOMPOKDI RUANG PURI MITRAPROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERSFAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS GRESIK

A. KEMAMPUAN VERBALBerikan nilai 1 (satu) pada setiap kemampuan yang dicapai, dan berikan nilai 0 (nol) pada setiap kemampuan yang tidak dicapai !No.Kemampuan

Tn.Tn.Ny.Ny.Ny.

1.Menyebutkan nama

2.Menyebutkan alamat

3.Menyebutkan hobi

B. KEMAMPUAN NON VERBALBerikan nilai 1 (satu) pada setiap kemampuan yang dicapai, dan berikan nilai 0 (nol) pada setiap kemampuan yang tidak dicapai !No.Kemampuan

Tn.Tn.Ny.Ny.Ny.

1.Menyebutkan nama

2.Menyebutkan alamat

3.Menyebutkan hobi