Schistosoma Japonicum

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Infeksi Cacing Trematoda

Citation preview

PowerPoint Presentation

SchistosomaRezky Rahmayanti / J1C111043japonicum

Trematoda merupakan cacing pipih yang berbentuk seperti daun, dilengkapi dengan alat-alat ekskresi, alat pencernaan, alat reproduksi jantan dan betina yang menjadi satu (hermafrodit) kecuali pada Trematoda darah (Schistosoma). Mempunyai batil isap kepala di bagian anterior tubuh dan batil isap perut di bagian posterior tubuh. Trematoda

Dalam siklus hidupnya Trematoda pada umumnya memerlukan keong sebagai hospes perantara I dan hewan lain (Ikan, Crustacea , keong) ataupun tumbuh-tumbuhan air sebagai hospes perantara kedua. Manusia atau hewan Vertebrata dapat menjadi hospes definitifnya. Habitat Trematoda dalam tubuh hospes definitif bermacam-macam, ada yang di usus, hati, paru-paru, dan darah Kebutuhan Siklus Hidup

Trematoda adalah cacing yang secara morfologi berbentuk pipih seperti daun. Pada umumnya cacing ini bersifat hermaprodit, kecuali genusSchistosoma. Pada dasarnya daur hidup trematoda ini melampui beberapa beberapa fase kehidupan dimana dalam fase tersebut memerlukan hospes intermedier untuk perkembangannya. Pengertian Trematoda

Menurut lokasi berparasitnya cacing trematoda dikelompokkan sebagai berikut:Trematoda pembuluh darah:Schistosoma haematobium, S. mansoni, S. JaponicumTrematoda paru:Paragonimus westermaniTrematoda usus:Fasciolopsis buski,Echinostoma revolutum, E. ilocanumTrematoda hati:Clonorchis sinensis, Fasciola hepatica, F. gigantica Kelompok Trematoda

Gambar 1. Schistosoma japonicum jantan dan betina Schistosoma japonicum

Schistosoma japonicumadalah satu-satunya kebetulan manusia darah yang terjadi di China. Ini adalah penyebab Schistosomiasis japonica, penyakit yang masih tetap merupakan masalah kesehatan yang signifikan terutama di daerah danau dan rawa.

Schistosomiasis adalah infeksi yang disebabkan terutama oleh tiga spesies schistosome;Schistosoma mansoni, Schistosoma japonicumdanSchistosoma haematobium S. japonicumyang paling menular dari tiga spesies Infeksi oleh schistosomes diikuti oleh demam Katayama akut. Schistosomiasis

Sejarah penyakit Katayama ditemukan penemuanS. japonicumdi Jepang pada tahun 1904. Penyakit ini dinamai setelah daerah yang secara endemik, kabupaten Katayama, Hiroshima, Jepang. Jika tidak diobati, maka akan berkembang menjadi kondisi kronis yang ditandai oleh penyakit hepatosplenic dan perkembangan fisik dan kognitif terganggu. S. japonicummuncul di 60% dari semua penyakit saraf di schistosomes karena migrasi telur schistosome ke otakSejarah Penyakit

Morfologi Schistosoma berbeda dengan Termatoda yang khas, karena bentuknya yang kecil memanjang dan jenis kelamin yang terpisah.Cacing jantan yang lebih besar dan berwarna kelabu mempunyai ujung anterior yang silindris dan badannya yang lebih kuat terlipat membentuk canalis gynaecophoris ventral panjang dan didalamnya terdapat cacing betina yang berwarna lebih tua yang langsing yang dipeluk selama kopulasi. Morfologi

Integymen adalah halus atau mempunyai tonjolan, tergantung daripada spesies. Usus bercabang menjadi dua coecum, yang menggabungkan diri dibagian posterior badan yang menjadi saluran tunggal yang buntu.Jumlah testis pada cacing jantan dan panjangnya uterus dan jumlah telur adalah tertentu untu masing-masing spesies. Morfologi

Sistem ekskresi terdiri atas sel api, saluran pengumpul, dan dua saluran panjang yang masuk menuju kandung kencing kecil dengan satu porus ekskresi di ujung.Ukuran tubuh cacingSchistosomajantan lebih besar tetapi lebih pendek dari pada cacing betina. Cacing jantan berukuran 9,5 19,5 mm x 0,9 mm (tergantung dari spesiesnya) dan cacing betina 16,0 26,0 mm x0,3 mm (tergantung dari spesiesnya)Sistem Eksresi & Ukuran TubuhKlasifikasi dari cacing ini adalah sebagai berikut:Kingdom: AnimaliaPhylum: PlatyhelminthesClass: TrematodaSubclass:DigeneaOrder: StrigeididaGenus: SchistosomaSpecies: Schistosoma japonicum Klasifikasi

Telur dan CacingSecara singkat, telur dari parasit yang dirilis pada kotoran dan jika mereka datang dalam kontak dengan air mereka menetas menjadi larva yang berenang bebas, miracidia disebut. larva kemudian harus menginfeksi keong dari genus Oncomelania seperti jenis lindoensis Oncomelania dalam atau dua hari satu.Di dalam bekicot, larva mengalami reproduksi aseksual melalui serangkaian tahapan yang disebut sporocyst. Siklus Hidup

Setelah tahap cercaria reproduksi aseksual (lain larva berenang bebas) yang dihasilkan dalam jumlah besar, yang kemudian meninggalkan (gudang ke lingkungan) siput dan harus menginfeksi inang vertebrata yang cocok.Setelah cercaria menembus kulit tuan rumah kehilangan ekornya dan menjadi schistosomule . Cacing kemudian bermigrasi melalui sirkulasi berakhir di pembuluh darah mesenterika dimana mereka kawin dan mulai bertelur Telur menyusup melalui jaringan dan lulus dalam tinja Siklus Hidup

Siklus HidupSetelah parasit telah memasuki tubuh dan mulai memproduksi telur, menggunakan sistem kekebalan tubuh inang (granuloma) untuk transportasi telur ke dalam usus.Granuloma, yang terdiri dari sel-sel motil, membawa telur ke lumen usus. Ketika dalam lumen, sel-sel granuloma membubarkan meninggalkan telur untuk dibuang dalam tinja. Patologi dan Gejala Klinik

Sayangnya, sekitar dua-pertiga dari telur tidak dikeluarkan, melainkan membangun dalam usus. Hal ini dapat menyebabkan fibrosis pada kasus kronis.S.japonicum adalah yang paling patogen spesies Schistosoma karena memproduksi hingga 3000 telur per hari, sepuluh kali lebih besar dari S. mansoni. Patologi dan Gejala Klinik

S. japonicum sebagai penyakit kronis, dapat menyebabkan demam Katayama, fibrosis hati, sirosis hati, hipertensi portal hati, splenomegali, dan ascites.Beberapa telur bisa lewat hati dan masuk paru-paru, sistem syaraf dan organ lain di mana mereka dapat mempengaruhi kesehatan individu terinfeksi Patologi dan Gejala Klinik

Manifestasi klinisSchistosomiasis secara umum mempunyai gejala klinis awal yang sama, misalnya gatal-gatal pada saat serkaria telah masuk ke dalam kulit, kalau serkaria yang masuk ke dalam kulit cukup banyak akan terjadi dermatitis. Kemudian pada saat larva cacing melewati paru akan terjadi batuk berdahak dan demam.Padastadium berikutnya akan terjadi gejala disentri atau urtikaria (pada infeksiS. haematobium). Gambaran Penyakit

Schistosomiasis mansoni, S. japonikum dan S. mekongi dapat menyebabkan hepatomegali (pembengkakan hati) dan splenomegali (pembengkakan limpa). Pada penderita schistosomiasis japonikum dan mekongi yang sudah parah akan menderita asites yang diikuti dengan kematian.Gambaran Penyakit

Schistosomiasis adalah dengan cara pemerikasaan tinja dan Pemeriksaan urine. Cara pemeriksaan tinja adalah Tinja yang keluar seluruhnya harus dicampur baik-baik dengan 0,5% larutan glycerin dalam air dan sesudah sedimentasi di dalam gelas runcing cairan yang terdapat di atas harus dituang. Mencampur dan menuang harus dilakukan beberapa kali sampai hanya tertinggal sisa sedikit yang diperiksa di bawah mikroskopDiagnosis

Memberi penyuluhan kepada masyarakat di daerah endemis tentang cara cara penularan dan cara pemberantasan penyakit ini.Buang air besar dan buang air kecil dijamban yang saniter agar telur cacing tidak mencapai badan-badan air tawar yang mengandung keong sebagai inang antara. Pengawasan terhadap hewan yang terinfeksi S. japonicum perlu dilakukan tetapi biasanya tidak praktis.Cara Pencegahan Penyakit

Memperbaiki cara-cara irigasi dan pertanian; mengurangi habitat keong dengan membersihkan badan-badan air dari vegetasi atau dengan mengeringkan dan mengalirkan airMemberantas tempat perindukan keong dengan moluskisida (biaya yang tersedia mungkin terbatas untuk penggunaan moluskisida ini)Cara Pencegahan Penyakit

Untuk mencegah pemajanan dengan air yang terkontaminasi (contoh : gunakan sepatu bot karet).Untuk mengurangi penetrasi serkaria setelah terpajan dengan air yang terkontaminsai dalam waktu singkat atau secara tidak sengaja yaitu kulit yang basah dengan air yang diduga terinfeksi dikeringkan segera dengan handuk.Bisa juga dengan mengoleskan alkohol 70% segera pada kulit untuk membunuh serkaria. Cara Pencegahan Penyakit

Persediaan air minum, air untuk mandi dan mencuci pakaian hendaknya diambil dari sumber yang bebas serkaria atau air yang sudah diberi obat untuk membunuh serkariannya.Cara yang efektif untuk membunuh serkaria yaitu air diberi iodine atau chlorine atau dengan menggunakan kertas saring. Membiarkan air selama 48 ?72 jam sebelum digunakan juga dianggap efektif.Cara Pencegahan Penyakit

SekianWassalamualaikum wr. wb&