14
1. Sebutkan dan jelaskan jenis-jenis demam? 2. Bagaimana patogenesis demam? 3. Bagaimana mekanisme bakteri? 4. Bagaimana mekanisme parasit? 5. Bagaimana mekanisme virus? 6. Bagaimana respon imun tubuh pada infeksi bakteri, virus, dan parasit? 7. Demam typhoid a. Definisi b. Etiologi c. Gejala dan tanda d. Faktor resiko e. Komplikasi f. Epidemiologi g. Diagnosis h. Pemeriksaan penunjang i. Tata laksana j. Prognosis k. Cara penularan l. Pencegahan 8. Demam berdarah a. Definisi b. Etiologi c. Gejala dan tanda d. Faktor resiko e. Komplikasi f. Epidemiologi g. Diagnosis h. Pemeriksaan penunjang i. Tata laksana j. Prognosis k. Cara penularan l. Pencegahan 9. Hepatitis A a. Definisi b. Etiologi c. Gejala dan tanda d. Faktor resiko e. Komplikasi

Sebutkan Dan Jelaskan Jenis

Embed Size (px)

DESCRIPTION

tugas

Citation preview

1. Sebutkan dan jelaskan jenis-jenis demam?2. Bagaimana patogenesis demam?

3. Bagaimana mekanisme bakteri?

4. Bagaimana mekanisme parasit?

5. Bagaimana mekanisme virus?

6. Bagaimana respon imun tubuh pada infeksi bakteri, virus, dan parasit?

7. Demam typhoid

a. Definisi

b. Etiologi

c. Gejala dan tanda

d. Faktor resiko

e. Komplikasi

f. Epidemiologi

g. Diagnosis

h. Pemeriksaan penunjang

i. Tata laksana

j. Prognosis

k. Cara penularan

l. Pencegahan

8. Demam berdarah

a. Definisi

b. Etiologi

c. Gejala dan tanda

d. Faktor resiko

e. Komplikasi

f. Epidemiologi

g. Diagnosis

h. Pemeriksaan penunjang

i. Tata laksana

j. Prognosis

k. Cara penularan

l. Pencegahan

9. Hepatitis A

a. Definisi

b. Etiologi

c. Gejala dan tanda

d. Faktor resiko

e. Komplikasi

f. Epidemiologi

g. Diagnosis

h. Pemeriksaan penunjang

i. Tata laksana

j. Prognosis

k. Cara penularan

l. Pencegahan

10. Mekanisme Parasetamol11. Anamnesis pasien demam

12. Pemfis pasien demam

13. Mengapa teman satu kosnya mengalami gejala yang sama?

14. Mengapa shinta mengeluh mual dan tidak nafsu makan?

15. Perbedaan demam typhoid, DBD, dan Hep A?

16. Kenapa Shinta mengeluh pegal-pegal?

17. Interpretasi hasil laboratorium

1 (Tata, Alvin). 2 (Wendi). 3 (Sri, Maf). 4 (Cory, Jenny). 5 (Hadi Fariza). 6 (Deyshie Atun Lutfi). 7a,b,c (Cory Fariza). 7d,e,F (Maf, Jenny). 7g,h (Lutfi alvin). 7i,j (Sri Atun). 7k,l (Deyshie, Wendy). 8a,b,c (Tata Cory). 8d,e,f (Hadi, Cory). 8g,h (Deyshie, Tata). 8i,j (Fariza,Jenny).8k,l (Lutfi, Atun).9a,b,c (Maf, Alvin). 9d,e,f (Sri, Wendy).9g,h(Jenny, Hadi).9i,j (Tata Deyshie).9k,l (Wendy,cory).10 (Sri, Jenny).11 (Lutfi,Atun).12 (Fariza, Mafisah).13 (Alvin, Hadi).14( Wendy, Mafisah).15 (Tata, Atun). 16 (Deyhie, Jenny).17 (Sri, Cory).A. Pengertian DemamDemam (fever, febris) adalah kenaikan suhu tubuh di atas variasi sirkadian yang normal sebagai akibat dari perubahan pusat termoregulasi yang terletak dalam hipotalamus anterior. Suhu tubuh normal dapat dipertahankan, ada perubahan suhulingkungan, karena adanya kemampuan pada pusat termoregulasi untuk mengatur keseimbangan antara panas yang diproduksi oleh jaringan, khususnya oleh otot dan hati, dengan panas yang hilang terjadi peningkatan suhu dalam tubuh. Suhu oral normal adalah 35,8C-37,3C (96,5- 99,2F). Suhu rektal lebih tinggi sekitar 0,30,5C (0,5-1F). (Juliana, 2008)B. Termoregulasi Saat DemamBila demam timbul, maka mekanisme termoregulasinya mempertahankan suhu badan lebih tinggi dari normal, seolah-olah thermostat disetel ulang ke titik baru diatas 37C. Kemudian reseptor suhu akan memberikan isyarat bahwa suhu tubuh sebenarnya berada dibawah set point dan akan mengaktifkan mekanisme peningkatan suhu sehingga terjadi demam. Suhu tubuh pada manusia adalah hasil akhir dari produksi panas oleh proses metabolik atau aktivitas obat dan kehilangan panas, dihantar oleh aliran darah ke struktur subkutan dan kutan, dan disebarkan oleh keringat. (Guyton, 2008)C. Organ TermoregulatorSuhu tubuh dikendalikan oleh hipotalamus. Neuron-neuron pada hipotalamus anterior praoptik dan hipotalamus posterior menerima dua jenis sinyal, satu dari saraf perifer yang mencerminkan reseptor-reseptor untuk hangat dan dingin dan lainnya dari temperatur darah yang membasahi daerah ini. Kedua sinyal ini diintegrasikan oleh pusat termoregulasi hipotalamus untuk mempertahankan temperatur normal. (Juliana, 2008)Pirogen merupakan substansi yang menyebabkan demam dan berasal baik dari eksogen maupun endogen. Pirogen eksogen berasal dari luar hospes, sementara pirogen endogen diproduksi oleh hospes, pirogen umumnya sebagai reseptor terhadap stimulan awal yang biasanya timbul oleh karena infeksi atau inflamasi. Pirogen endogen yang dihasilkan baik secara sistemis atau lokal, berhasil memasuki sirkulasi dan menyebabkan demam pada tingkat pusat termoregulasi di hipotalamus. (Juliana, 2008)D. Mekanisme DemamDemam disebabkan oleh zat toksik yang mempengaruhi pusat pengaturan suhu, penyakit-penyakit bakteri, tumor otak, atau dehidrasi. Banyak hasil pemecahan protein dan zat-zat tertentu seperti toksin lipopolisakarida yang disekresi oleh bakteri yang dapat menyebabkan titik setel termostat hipotalamus meningkat. Zat yang menyebabkan efek ini dinamakan pirogen. (Guyton, 2008)Banyak agen yang menghasilkan demam pada manusia yang telah terbukti merangsang produksi pirogen endogen oleh leukosit-leukosit manusia in vitro.Seluruh substansi di atas menyebabkan sel-sel fagosit mononuklear-monosit, makrofag jaringan, atau sel Kupffer-membuat pirogen endogen. (EP= endogenous pyrogen) adalah suatu protein kecil (berat molekul 20.000) yang mirip interleukin 1, yang merupakan suatu mediator proses imun antar sel yang penting. Pirogen endogen telah diisolasi dari netrofil, eosinofil, monosit, sel Kupffer, makrofag alveoli dan sinovium. Pirogen endogen menginduksi demam melalui pengaruh pada area preoptik di hipotalamus anterior. (Juliana, 2008)Pirogen endogen meningkatkan titik patokan termostat hipotalamus selama demam dengan memicu pengeluaran lokal prostaglandin, yaitu zat perantara kimiawi lokal yang bekerja langsung di hipotalamus. Hipotalamus kemudian mempertahankan suhu di titik patokan baru bukan di suhu tubuh yang normal. Menggigil ditimbulkan agar dengan cepat meningkatkan produksi panas (Sherwood, 2001).

Infeksi/Peradangan

Neutrofil

PirogenEndogen

Mengeluarkan

Prostaglandin

MengawaliRespon Dingin

Demam

Gambar 1 : Terjadinya Demam (Sherwood, 2001)E. Fase-Fase DemamFase-fase demam terbagi menjadi:

1. Fase Awal (Awitan)

a. Peningkatan denyut jantung

b. Peningkatan laju dan kedalaman pernapasan

c. Menggigil akibat tegangan dan kontraksi otot

d. Kulit pucat dan dingin karena vasokonstriksi

e. Adanya sensasi dingin

f. Dasar kuku mengalami sianosis karena vasokontriksi

g. Rambut kulit berdiri

h. Peningkatan suhu tubuh

2. Fase Demam

a. Menggigil sudah lenyap

b. Tubuh terasa hangat dan panas

c. Merasa tidak panas atau dingin

d. Peningkatan nadi dan laju pernapasan

e. Dehidrasi ringan hingga berat

f. Hilang nafsu makan (demam memanjang)

g. Kelemahan, keletihan, dan nyeri ringan pada otot akibat katabolisme protein.

3. Fase Pemulihan

a. Kulit tampak merah dan hangat

b. Berkeringat

c. Menggigil ringan

d. Kemungkinan mengalami dehidrasi

(Mims, 2001)F. Tipe dan Jenis DemamBeberapa tipe demam yang mungkin dijumpai antara lain:

1. Demam septik

Pada tipe demam septik, suhu badan berangsur naik ke tingkat yang tinggi sekali pada malam hari dan turun kembali ke tingkat di atas normal pada pagi hari. Sering disertai keluhan menggigil dan berkeringat. Bila demam yang tinggi tersebut turun ke tingkat yang normal dinamakan juga demam hektik.

2. Demam remiten

Pada tipe demam remiten, suhu badan dapat turun setiap hari tetapi tidak pernah mencapai suhu badan normal. Perbedaan suhu yang mungkin tercatat dapat mencapai dua derajat dan tidak sebesar perbedaan suhu yang dicatat pada demam septik.

3. Demam intermiten

Pada tipe demam intermiten, suhu badan turun ke tingkat yang normal selama beberapa jam dalam satu hari. Bila demam seperti ini terjadi setiap dua hari sekali disebut tersiana dan bila terjadi dua hari bebas demam di antara dua serangan demam disebut kuartana.

4. Demam kontinyu

Pada tipe demam kontinyu variasi suhu sepanjang hari tidak berbeda lebih dari satu derajat. Pada tingkat demam yang terus menerus tinggi sekali disebut hiperpireksia.

5. Demam siklik

Pada tipe demam siklik terjadi kenaikan suhu badan selama beberapa hari yang diikuti oleh periode bebas demam untuk beberapa hari yang kemudian diikuti oleh kenaikan suhu seperti semula.

(Nelwan, 2007)Jenis-jenis demam terdiri dari:

1. Demam Fisiologi, demam ini cenderung normal dan sebagai penyesuaian terhadap fisiologis tubuh, misalnya pada orang yang mengalami dehidrasi dan tingginya aktivitas tubuh (olahraga). (Sherwood, 2001)2. Demam Patologis, demam ini tidak lagi dikatakan sebagai demam yang normal. Demam yang terjadi sebagai tanda dari suatu penyakit. Demam patologis terbagi lagi menjadi dua sebagai berikut:

a. Demam Infeksi yang suhunya bisa mencapai lebih dari 38C. Penyebabnya beragam, yakni infeksi virus (flu, cacar, campak, SARS, flu burung, dan lain-lain), jamur, dan bakteri (tifus, radang tenggorokan, dan lain-lain).

b. Demam Non Infeksi, seperti kanker, tumor, atau adanya penyakit autoimun seseorang (rematik, lupus, dan lain-lain).

(Samuelson, 2007)G. Penyebab DemamSecara umum, penyebab demam adalah adanya infeksi. Akan tetapi, demam mempunyai daftar penyebab lain yang cukup panjang, termasuk racun, kanker, penyakit autoimun, dan lain-lain. Berikut sebagian kecil contoh penyebab demam:

a. Adanya infeksi seperti saluran kemih (sering buang air besar atau kecil disertai rasa pegal), infeksi streptokokus pada tenggorokan, dan abses gigi.

b. Infeksi mononukleosis disertai pegal.

c. Kelelahan karena perubahan suhu lingkungan yang terlalu panas.

(Mims, 2001)H. Penatalaksanaan1. Kompres hangat

Kompres dapat menyebabkan vasodilatasi perifer, sehingga panas tubuh dapat keluar melalui pori-pori kulit, baik dalam bentuk uap maupun keringat. Adanya pengeluaran panas ini diharapkan suhu tubuh dapat diminimalisir. (Davis dan Phair, 2004)2. Terapi Antimikroba

Pasien-pasien yang mempunyai gejala klinis infeksi dapat dimulai dengan terapi antibiotik. Antibiotik spectrum luas juga diindikasikan pada pasien demam dengan potensi infeksi serius, sebelum bukti infeksius didokumentasikan.(Tierney, 2002)3. Pengobatan dengan antipiretik, bekerja dengan cara menghambat produksi prostaglandin E2 di hipotalamus anterior. Contohnya adalah parasetamol, aspirin dan obat anti inflamasi non steroid (ibuprofen).(Davis dan Phair, 2004)BAB IIIPEMBAHASAN

Pada scenario 3 blok Premedical Science in Pathological Setting ini akan membahas tentang demam, terkait mekanisme, penyebab serta penatalaksanaanya. Pada scenario disebutkan bahwa pada suatu pagi Dea, mahasiswi kedokteran semester satu, mengeluh demam dan menggigil. Demam merupakan suatu tanda penyakit tertua dan universal yang terjadi tidak hanya pada mamalia, tetapi juga dialami oleh burung, reptilia, amfibi, dan ikan.

Demam (fever, febris) adalah kenaikan suhu tubuh di atas variasi sirkadian yang normal sebagai akibat dari perubahan pusat termoregulasi yang terletak dalam hipotalamus anterior. Suhu tubuh normal dapat dipertahankan, ada perubahan suhulingkungan, karena adanya kemampuan pada pusat termoregulasi untuk mengatur keseimbangan antara panas yang diproduksi oleh jaringan, khususnya oleh otot dan hati, dengan panas yang hilang terjadi peningkatan suhu dalam tubuh. Suhu oral normal adalah 35,8C-37,3C (96,5- 99,2F). Suhu rektal lebih tinggi sekitar 0,30,5C (0,5-1F).

Penyebab demam bermacam-macam, tetapi secara umum demam disebabkan adanya infeksi, sedangkan yang lainnya dapat disebabkan oleh racun, kanker, penyakit autoimun, dan lain-lain. Demam infeksi ini disebabkan masuknya mikroorganisme ke dalam tubuh, seperti jamur, bakteri,dan virus. Mikroorganisme ini masuk ke dalam tubuh umumnya memiliki suatu zat toksin yang dikenal dengan pirogen eksogen. Dengan masuknya mikroorganisme tersebut, tubuh akan berusaha melawan dan mencegahnya dengan sistem imun berupa leukosit, makrofag, dan limfosit untuk memakannya (fagositosis). Adanya fagositosis ini, sistem imun akan mengeluarkan zat kimia yang dikenal sebagai pirogen endogen (khususnya IL-1) yang berfungsi sebagai anti infeksi. Pirogen endogen yang keluar, selanjutnya akan merangsang sel-sel endotel hipotalamus (sel penyusun hipotalamus) untuk mengeluarkan substansi asam arakhinodat yang dibantu oleh enzim fosfolipase A2. Asam arakhinodat akan memicu pengeluaran prostaglandin E2 dengan campur tangan dari enzim siklooksigenase (COX). Prostglandin selanjutnya akan mempengaruhi kerja dari hipotalamus karena hipotalamus yang berperan sebagai termostat (pengatur suhu). Hipotalamus yang akan mengetahui berapa suhu tubuh yang seharusnya dan akan mengirim pesan ke tubuh untuk menjaga suhu tetap stabil dan senantiasa berada dalam batas normal. Di hipotalamus terdapat dua pusat pengaturan suhu, yaitu regio anterior diaktifkan oleh rasa hangat, sedangkan regio posterior diaktifkan oleh rasa dingin. Adanya gangguan pirogen endogen yang mengacaukan fungsi hipotalamus, menyebabkan hipotalamus akan meningkatkan titik patokan suhu tubuh di atas normal sekitar di atas 37C.

Demam yang dialami Dea adalah demam yang terus-menerus, tidak mengalami penurunan meski sudak diberikan penanganan berupa kompres dan obat. Berdasarkan tinjauan pustaka yang telah kita bahas pada bab sebelumnya demam Dea ini termasuk dalam tipe demam kontinyu. Dalam penanganan yang telah dilakukan oleh Dea sebenarnya sudah tepat yaitu dengan kompres serta pemberian obat. Tetapi lebih baiknya kompres dengan air hangat. Fungsi kompres ini adalah menyebabkan vasodilatasi perifer, sehingga panas tubuh dapat keluar melalui pori-pori kulit, baik dalam bentuk uap maupun keringat. Adanya pengeluaran panas ini diharapkan suhu tubuh dapat diminimalisir. Obat yang paling tepat diberikan yaitu antipiretik, antara lain parasetamol, aspirin, ibufroten dan lain-lain. Tapi pada kenyataannya demam Dea tidak kunjung reda, hal ini mungkin disebabkan karena penanganan yang kurang tepat, seperti kompres yang diberikan berupa kompres dingin atau bias juga karena obat yang diminum tidak berupa obat antipiretik seperti yang dianjurkan untuk penanganan demam.

Pada saat Dea mengeluh demam dan menggigil, kakak tingkatnya diperiksa suhu tubuhnya menggunakan thermometer pada axillanya. Pengukuran suhu tubuh pada umumnya dapat dilakukan pada tiga tempat, yaitu oral, rectal dan axilla. Untuk orang dewasa pada umunya menggunakan pemeriksaan suhu axilla yang memiliki selisih 0,6 derajat Celcius lebih rendah daripada suhu oral. Hasil pemeriksaan yang didapat yaitu 39 derajat Celsius. Berdasarkan hasil tinjuan pustaka, suhu pada derajat ini termasuk dalam derajat demam, yang harus diberikan penanganan. Namun apabila penanganan yang telah dilakukan seperti yang telah dilakukan Dea tidak kunjung memberikan penurunan suhu, sebaiknya segera berobat ke dokter agar diberikan penanganan medis yang tepat sesuai prosedur yang telah ditetapkan.

BAB IVKESIMPULAN DAN SARANA. Kesimpulan1. Demam (fever, febris) adalah kenaikan suhu tubuh di atas variasi sirkadian yang normal sebagai akibat dari perubahan pusat termoregulasi yang terletak dalam hipotalamus anterior.

2. Bila demam timbul, maka mekanisme termoregulasinya mempertahankan suhu badan lebih tinggi dari normal.

3. Pirogen merupakan substansi yang menyebabkan demam dan berasal baik dari eksogen maupun endogen. Pirogen eksogen berasal dari luar hospes, sementara pirogen endogen diproduksi oleh hospes, pirogen umumnya sebagai reseptor terhadap stimulan awal yang biasanya timbul oleh karena infeksi atau inflamasi

4. Penyebab demam itu bermacam-macam, dapat disebabkan oleh infeksi, racun, kanker, penyakit autoimun, dan lain-lain.

5. Menggigil merupakan usaha tubuh untuk memproduksi panas lebih banyak, sedangkan vasokonstriksi perifer usaha untuk menghemat panas.

6. Tipe demam terdiri dari demam septik, demam remiten, demam intermitten, demam kontinyu, dan demam siklik.

7. Fungsi kompres pada penanganan demam yaitu dapat menyebabkan vasodilatasi perifer, sehingga panas tubuh dapat keluar melalui pori-pori kulit, baik dalam bentuk uap maupun keringat. Adanya pengeluaran panas ini diharapkan suhu tubuh dapat diminimalisir.

8. Obat yang digunakan dalam penanganan demam yaitu antipiretik yang dapat menghambat produksi prostaglandin, contohnya yaitu aspirin, parasetamol dan ibuprofen.

B. Saran1. Sebaiknya kita menjaga kesehatan kita agar terhindar dari penyakit.

2. Mencegah penyakit lebih baik daripada mengobati

3. Sebaiknya kita tidak sembarang minum obat, tetapi harus sesuai resep dokter.

4. Jika terjadi demam segera lakukan tindakan yang dapat menurunkan demam, antara lain dengan melakukan pengompresan dan segera periksakan ke dokter.

DAFTAR PUSTAKADavis, A.T dan Phair, J.P., 2004. The Biologic and Clinical Basis of Infectious by Shulman, Phai, Sommer. 4th ed. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Guyton & Hall. 2008. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta : EGC

Juliana, D. 2008. Uji Efek Antipiretik Infusa Daun Asam Jawa (Tamrindus indica ) pada Kelinci Putih Jantan Galur New Zealand. Surakarta : FF UMS

Mims, C.A., 2001. The Pathogenesis of Infectious Disease. 4th ed. Jakarta: Salemba Medika.

Price dan Wilson. 2006. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Ed: Ke-6. Jakarta: EGC.

Samuelson, J. 2007. Buku Ajar Patologi oleh Kumar V., Cotran R.S., Robbins S.L. vol. 1. 7th ed. Jakarta: EGC.

Sheerwood, L. 2001. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem Edisi 2. Jakarta : EGC

Nelwan. 2007. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta : FKUI