49
Amerika Serikat terletak di tengah-tengah benua Amerika Utara, dibatasi oleh Kanada di sebelah utara dan Meksiko di sebelah selatan. Negara Amerika Serikat terbentang dari Samudra Atlantik di pesisir timur hingga Samudra Pasifik di pesisir barat, termasuk kepulauan Hawaii di lautan Pasifik, negara bagian Alaska di ujung utara benua Amerika, dan beberapa teritori lainnya. Penetap pertama wilayah yang kini menjadi Amerika Serikat berasal dari Asia sekitar 15.000 tahun yang lalu. Mereka menyeberangi jembatan darat Bering ke Alaska.[1] Selanjutnya, penduduk asli Amerika bermukim di wilayah tersebut selama ribuan tahun sebelum kedatangan para kolonis Eropa. Pada tahun 1492, Christopher Columbus berhasil mencapai Amerika. Orang- orang Inggris lalu bermukim di Jamestown, Virginia pada tahun 1607. Permukiman ini dianggap sebagai permukiman pertama di Amerika Serikat. Selanjutnya, Amerika Serikat terus didatangi oleh orang-orang Inggris. Orang Perancis, Spanyol, dan Belanda juga bermukim di sebagian Amerika Serikat.[2] Pada tahun 1770-an, tiga belas koloni Inggris meliputi dua setengah juta penduduk. Koloni-koloni ini tumbuh dan berkembang dengan pesat, serta mengembangkan sistem politik dan hukum sendiri. Meskipun demikian, perkembangan koloni-

Sejarah Amerika Serikat

Embed Size (px)

Citation preview

Amerika Serikat terletak di tengah-tengah benua Amerika Utara, dibatasi oleh

Kanada di sebelah utara dan Meksiko di sebelah selatan. Negara Amerika Serikat

terbentang dari Samudra Atlantik di pesisir timur hingga Samudra Pasifik di

pesisir barat, termasuk kepulauan Hawaii di lautan Pasifik, negara bagian Alaska

di ujung utara benua Amerika, dan beberapa teritori lainnya.

Penetap pertama wilayah yang kini menjadi Amerika Serikat berasal dari Asia

sekitar 15.000 tahun yang lalu. Mereka menyeberangi jembatan darat Bering ke

Alaska.[1] Selanjutnya, penduduk asli Amerika bermukim di wilayah tersebut

selama ribuan tahun sebelum kedatangan para kolonis Eropa. Pada tahun 1492,

Christopher Columbus berhasil mencapai Amerika. Orang-orang Inggris lalu

bermukim di Jamestown, Virginia pada tahun 1607. Permukiman ini dianggap

sebagai permukiman pertama di Amerika Serikat. Selanjutnya, Amerika Serikat

terus didatangi oleh orang-orang Inggris. Orang Perancis, Spanyol, dan Belanda

juga bermukim di sebagian Amerika Serikat.[2] Pada tahun 1770-an, tiga belas

koloni Inggris meliputi dua setengah juta penduduk. Koloni-koloni ini tumbuh

dan berkembang dengan pesat, serta mengembangkan sistem politik dan hukum

sendiri. Meskipun demikian, perkembangan koloni-koloni Inggris berakhir tidak

baik bagi penduduk asli Amerika, karena banyak dari mereka yang tewas akibat

penyakit, dan mereka kehilangan negeri mereka.

Parlemen Inggris menegakkan otoritasnya atas koloni-koloni ini dengan

menetapkan pajak baru, yang dianggap inkonstitusional oleh orang Amerika

karena mereka tidak terwakili di Parlemen.[3] Konflik yang memanas berujung

pada perang penuh yang dimulai pada April 1775. Setelah melalui Revolusi

Amerika, koloni-koloni menyatakan kemerdekaan dari Kerajaan Britania Raya

pada tanggal 4 Juli 1776 dan mendirikan Amerika Serikat.

Dengan dukungan militer dan keuangan berskala besar dari Perancis serta

kepemimpinan Jenderal George Washington, Pasukan Patriot memenangkan

Perang Revolusi dan perdamaian disepakati pada tahun 1783. Selama dan setelah

perang, 13 negara bersatu di bawah pemerintah federal yang ditetapkan melalui

Pasal-Pasal Konfederasi. Ketika dokumen ini tak lagi bekerja dengan baik,

Konstitusi baru ditetapkan pada tahun 1789 dan hingga ini menjadi dasar bagi

pemerintah federal Amerika Serikat, dan kemudian hari meliputi pula Undang-

Undang HAM. Dengan Washington sebagai presiden pertama dan Alexander

Hamilton sebagai kepala penasehat keuangannya, pemerintahan nasional yang

kuat pun dibentuk. Pada Sistem Partai Pertama, dua partai politik nasional

berkembang mendukung atau menolak kebijakan Hamilton. Ketika Thomas

Jefferson menjadi presiden, ia membeli Wilayah Louisiana dari Perancis,

menggandakan luas wilayah Amerika. Perang kedua dan terakhir melawan Inggris

berlangsung pada tahun 1812. Hasil utama dari perang tersebut adalah

berakhirnya dukungan Eropa bagi serangan suku Indian terhadap para pemukim

barat.

Di bawah dukungan demokrasi Jefferson dan demokrasi Jackson, Amerika Serikat

meluas melalui pembelian Louisiana hingga sejauh California dan Oregon, serta

pencarian lahan murah untuk para petani dan pemilik budak Yeoman yang

mempromosikan demokrasi dan perluasan, yang harus dibayar dengan kekerasan

dan kebencian terhadap kebudayaan Eropa. Perluasan ini, di bawah Manifest

Destiny, adalah penolakan terhadap saran Partai Whig yang ingin meningkatkan

dan memodernisasi ekonomi dan masyarakat alih-alih memperluas wilayah.

Perbudakan dihapuskan di semua negara bagian di Utara (sebelah utara garis

Mason-Dixon yang memisahkan Pennsylvania dan Maryland) pada tahun 1804,

namun tetap berlangsung di negara-negara bagian di Selatan karena tingginya

permintaan kapas dari Eropa.

Setelah tahun 1820, serangkaian kompromi menunda pertikaian mengenai

masalah perbudakan. Pada pertengahan tahun 1850-an, kekuatan Republik

merebut kendali politik atas Utara dan berjanji untuk menghentikan perluasan

perbudakan, yang mengindikasikan penghapusan perbudakan. Pemilihan presiden

pada tahun 1860 yang dimenangkan oleh Abraham Lincoln dari partai Republik

membuat sebelas negara budak melepaskan diri dan mendirikan Konfederasi pada

tahun 1861. Setelah empat tahun pertumpahan darah, Uni, di bawah Presiden

Lincoln dan Ulysses S. Grant sebagai jendera panglima mengalahkan Selatan

dengan Robert E. Lee sebagai jenderalnya yang paling terkenal. Akhirnya

perbudakan dihapuskan dan Selatan menjadi miskin. Pada era Rekontsruksi

(1863–77), Amerika Serikat mengakhiri perbudakan dan memperluas hak hukum

dan hak suara untuk mantan budak (Orang Afrika Amerika yang pernah menjadi

budak). Pemerintah nasional menjadi lebih kuat, dan karena Amandemen

Keempat Belas, pemerintah kini memiliki tugas nyata untuk melindungi hak

individu. Rekonstruksi berakhir pada 1877 dan sejak tahun 1890-an hingga 1960-

an sistem Jim Crow (segregasi) membuat orang kulit hitam berada dalam

inferioritas politik, sosial, dan ekonomi. Seluruh Selatan mengalami kemiskinan

hingga paruh kedua abad ke-20, ketika Utara dan Barat berkembang dan makmur

dengan cepat.

Amerika Serikat menjadi kekuatan industri yang unggul pada awal abad ke-20

akibat ledakan jumlah wirausahawan di Utara dan kedatangan jutaan pekerja

imigran serta petani dari Eropa. Jaringan rel kereta nasional diselesaikan, dan

pertambangan serta pabrik berskala besar mengindustrialisasi kawasan Timur

Laut dan Barat Tengah. Ketidakpuasan kelas menengah atas korupsi, inefisiensi,

dan politik tradisional memicu gerakan Progresif sejak tahun 1890-an hingga

1920-an, yang mendorong terjadinya reformasi dan memungkinkan hak suara

perempuan serta pelarangan alkohol (yang dicabut pada 1933). Meskipun pada

awalnya netral dalam Perang Dunia I, Amerika Serikat menyatakan perang

terhadap Jerman pada tahun 1917, dan mendanai Sekutu hingga meraih

kemenangan setahun kemudian. Setelah dekade kemakmuran pada tahun 1920-an,

runtuhnya Wall Street 1929 menandani dimulainya Depresi Besar yang mendunia

selama sedasawarsa. Franklin D. Roosevelt yang Demokrat menjadi presiden dan

menerapkan program barunya, New Deal, untuk bantuan, pemulihan, dan

reformasi, yang mendefinisikan liberalisme Amerika modern. Setelah serangan

Jepang ke Pearl Harbor pada 7 Desember 1941, Amerika Serikat memasuki

Perang Dunia II bersama Sekutu dan membantu mengalahkan Jerman Nazi di

Eropa dan mengalahkan Jepang di Timur Jauh.

Setelah Perang Dunia II, Amerika Serikat dan Uni Soviet muncul sebagai negara

adidaya yang saling bersaing dan memulai Perang Dingin. Kedua negara ini saling

bertikai secara tak langsung dalam persaingan senjata dan perlombaan angkasa.

Kebijakan luar negeri Amerika Serikat selama Perang Dingin dipusatkan pada

pembendungan Komunisme, dan negara ini ikut serta dalam perang di Korea dan

Vietnam untuk mencapai tujuan ini. Liberalisme memperoleh banyak kemenangan

pada masa New Deal dan juga pada pertengahan 1960-an, khususnya dalam

kesuksesan gerakan hak sipil, namun konservatisme kembali berkembang pada

tahun 1980-an di bawah Ronald Reagan. Perang Dingin berakhir setelah bubarnya

Uni Soviet pada tahun 1991, menjadikan Amerika Serikat sebagai satu-satunya

negara adikuasa. Memasuki abad ke-21, konflik internasional berpusat di sekitar

Timur Tengah dan meningkat tajam menyusul serangan 11 September serta

Perang Melawan Terorisme yang dideklarasikan setelahnya. Amerika Serikat

mengalami resesi ekonomi terburuk sejak Perang Dunia II pada akhir tahun 2000-

an, yang disusul oleh melambatnya pertumbuhan ekonomi selama tahun 2010-an.

Daftar isi

1 Prasejarah

2 Pra-Columbus

3 Zaman kolonial

3.1 Kolonisasi Spanyol, Belanda, dan Prancis

3.2 Kolonisasi Inggris

3.3 Integrasi politik dan otonomi

4 Revolusi Amerika

5 Awal Republik

5.1 Konfederasi dan Konstitusi

5.2 Pemerintahan Washington

6 Abad ke-19

6.1 Pemerintahan Jefferson

6.2 Perbudakan

6.3 Era Perasaan Baik

6.4 Pemindahan Indian

6.5 Abolisionisme

6.6 Perluasan ke Barat

6.7 Industrialisasi dan ekspansi

6.8 Pemisahan Utara dan Selatan

6.9 Perang Saudara

6.10 Rekonstruksi

6.11 Zaman Sepuhan

7 Abad ke-20

7.1 Masa Progresivisme

7.2 Imperialisme

7.3 Perang Dunia I

7.4 Hak suara perempuan

8 Periode antar perang: 1919–1939

9 Perang Dunia II

10 Perang Dingin

11 Era setelah Perang Dingin

12 Catatan kaki

13 Bacaan lanjutan

14 Pranala luar

Prasejarah

!Artikel utama untuk bagian ini adalah: Prasejarah di Amerika Serikat

Pada awal era Paleozoikum, Amerika Utara berada di belahan Bumi Selatan, dan

banyak lautnya yang dipenuhi oleh beragam makhluk laut. Pada paruh akhir

Paleozoiukum, lautan berubah menjadi rawa dan menjadi habitat bagi amfibi dan

reptil awal. Ketika benua ini menjadi bagian dari Pangea, terjadi kondisi kering

dan leluhur mamalia mendominasi kawasan ini hingga mengalami kepunahan

masal.

Dinosaurus muncul pada masa Trias, periode pertama dari era Mesozoikum, dan

dengan cepat menyebar ke Amerika Serikat. Setelah Pangea terpecah, Amerika

Utara mulai bergerak ke ara utara dan barat. Pada masa Jura akhir, dataran di

kawasan barat Amerika Utara menjadi rumah bagi dinosaurus seperti Allosaurus,

Apatosaurus, dan Stegosaurus. Pada masa Kapur, Teluk Meksiko meluas dan

memecah Amerika Utara. Plesiosaurus dan mosasaurus hidup di perairannya. Di

kemudian hari, dataran pesisir kawasan barat dihuni oleh dinosaurus seperti

Edmontosaurus, Triceratops, dan Tyrannosaurus, hingga seluruh dinosaurus

mengalami kepunahan masal.

Pada era Senozoikum, mamalia mulai mendominasi daratan Amerika Utara.

Selama masa Eosen, kawasan barat menjadi habitat bagi unta dan kuda primitif

yang kecil serta karnivora creodonta. Titanotheres yang mirip badak mendominasi

Dakota Selatan pada masa Oligosen. Setelah itu, iklim di Amerika Serikat

mendingin hingga masa Pleistosen, ketika gletser menyebar. Kucing gigi pedang,

mammoth berbulu, mastodon, dan serigala mengerikan menghuni kawasan ini,

hingga akhirnya kedatangan manusia membuat mereka punah melalui perburuan.

Pra-Columbus

!Artikel utama untuk bagian ini adalah: Pra-Columbus

Bangsa-bangsa asli yang menempati tanah Amerika sebelum kedatangan bangsa

kulit putih.

Tidak ada kepastian mengenai bagaimana dan kapan penduduk asli Amerika

pertama kali menetap di Benua Amerika dan Amerika Serikat modern. Teori

paling terkenal menyatakan bahwa orang bermigrasi dari Eurasia menyeberangi

Beringia, sebuah jembatan darat yang menghubungkan Siberia dengan Alaska

modern, dan kemudian menyebar ke selatan di sepanjang Benua Amerika. Migrasi

ini kemungkinan dimulai pada 30.000 tahun silam[4] dan berlanjut hingga sekitar

10.000 tahun silam, ketika jembatan tanah itu terendam akibat naiknya permukaan

air yang disebabkan oleh berakhirnya periode glasial terakhir.[5] Penduduk awal

ini, yang disebut bangsa Paleoamerika, dengan cepat terbagi menjadi ratusan

bangsa dan suku dengan budaya yang beragam.

Masa Pra-Columbus meliputi semua subdivisi periode dalam sejarah dan

prasejarah benua Amerika sebelum munculnya pengaruh signifikan Eropa di

benua Amerika. Masa ini mencakup masa permukiman asli pada periode

Paleolitikum Atas hingga kolonisasi Eropa selama periode Modern Awal.

Meskipun secara teknis merujuk kepada era sebelum perjalanan Christopher

Columbus pada 1492 hingga 1504, pada praktiknya istilah ini biasanya meliputi

sejarah kebudayaan asli benua Amerika hingga ditaklukan atau secara signifikan

dipengaruhi oleh bangsa Eropa, bahkan meskipun ini terjadi puluhan hingga

ratusan tahun setelah kedatangan awal Columbus.

Pada masa itu, penduduk asli Amerika menetap di Amerika Serikat. Mereka

memiliki budaya yang berbeda: penduduk asli di Amerika Serikat timur berburu;

penduduk asli di Amerika Serikat barat laut menangkap ikan; penduduk asli di

barat daya menanam jagung dan membangun rumah yang disebut pueblo; dan

penduduk asli di Great Plains berburu bison.[6][7]

Zaman kolonial

Conquistador Spanyol Coronado menjelajahi sebagian Barat Daya Amerika sejak

1540 hingga 1542.

!Artikel utama untuk bagian ini adalah: Sejarah kolonial Amerika Serikat

Setelah periode penjelajahan yang dilakukan oleh negara-negara besar di Eropa,

permukiman pertama didirikan pada 1607.[8] Orang Eropa membawa kuda, sapi,

dan babi ke benua Amerika, dan membawa jagung, kalkun, kentang, kacang,

tembakau, dan labu ke Eropa. Lingkungan berpenyakit terbukti mematikan bagi

banyak penjelajah dan para pemukim awal menderita penyakit-penyakit baru.

Dampak penyakit baru bahkan lebih buruk bagi penduduk asli Amerika, terutama

penyakit cacar dan campak. Banyak sekali penduduk asli yang meninggal,

biasanya sebelum permukiman Eropa berskala besar dimulai.[9][10]

Kolonisasi Spanyol, Belanda, dan Prancis

Para penjelajah Spanyol adalah orang Eropa pertama yang tiba di benua Amerika,

melalui ekspedisi kedua Christopher Columbus, yang mencapai Puerto Rico pada

19 November 1493; yang lainnya mencapai Florida pada 1513.[11] Dengan cepat

ekspedisi Spanyol mencapai Pegunungan Appalachia, Sungai Mississippi, Grand

Canyon,[12] dan Great Plains. Pada 1540, Hernando de Soto melakukan

penjelajahan besar-besaran ke kawasan Tenggara. Selain itu, pada tahun yang

sama Francisco Vázquez de Coronado menjelajahi Arizona hingga Kansas tengah.

[13] Spanyol mengirim beberapa pemukim, mendirikan permukiman Eropa

permanen pertama di Amerika Serikat di St. Augustine, Florida pada 1565, namun

hanya sedikit yang menetap permanen di sana. Permukiman Spanyol yang tumbuh

menjadi kota-kota penting antara lain Santa Fe, Albuquerque, San Antonio,

Tucson, San Diego, Los Angeles, Santa Barbara dan San Francisco.[14]

Klaim teritorial Eropa di Amerika Utara, sek. 1750

Prancis

Kerajaan Britania Raya

Spanyol

New Netherland adalah koloni Belanda abad ke-17 yang berpusat di New York

City modern dan Lembah Sungai Hudson, di mana mereka berdagang dengan

suku Indian di utara dan menahan perluasan Yankee dari New England. Orang

Belanda adalah para Kalvinis yang mendirikan Gereja Reformasi di Amerika,

namun mereka toleran terhadap agama dan kebudayaan lainnya. Koloni ini direbut

Inggris pada 1644 dan meninggalkan warisan yang bertahan lama dalam

kehidupan budaya dan politik Amerika, termasuk keterbukaan pikiran dan

pragmatisme perdagangan di kota, suatu tradisionalisme rural di pedesaan yang

dicirikan oleh kisah Rip Van Winkle, serta politisi seperti Martin Van Buren,

Theodore Roosevelt, Franklin D. Roosevelt dan Eleanor Roosevelt.[15]

New France adalah daerah yang dikolonisasi oleh Prancis sejak 1534 hngga 1763.

Ada sedikit pemukim permanen di luar Quebec dan Acadia, namun Konfederasi

Wabanaki menjadi sekutu militer New France melalui empat Peperangan Prancis

dan Indian melawan koloni-koloni Inggris yang bersekutu dengan Konfederasi

Iroquois. Selama Perang Prancis dan Indian, New England berperang dengan

sukses melawan Acadia dan Inggris memindahkan orang Acadia dari Acadia

(Nova Scotia) lalu menggantinya dengan para Petani New England.[16] Pada

akhirnya, beberapa orang Acadia bermukim kembali di Louisiana, di mana

mereka mengembangkan kebudayaan pedesaan Cajun yang unik dan masih ada

hingga kini. Mereka menjadi warga negara Amerika Serikat pada 1803 melalui

Pembelian Louisiana.[17] Desa-desa Prancis lainnya di sepanjang sungai

Mississippi dan Illinois direbut ketika orang Amerika Serikat mulai berdatangan

setelah 1770.[18]

Wilayah-wilayah lain dimukimi oleh orang Skotlandia-Irlandia, Jerman, dan

Swedia.[19]

Kolonisasi Inggris

Informasi lebih lanjut: Kolonisasi Inggris di benua Amerika

Kapal Mayflower membawa Pilgrim Fathers ke Amerika.

Pembantaian para pemukim Jamestown pada 1622. Dengan cepat para kolonis di

Selatan memusuhi semua suku Indian

Lahan di sepanjang pesisir timur ditempati terutama oleh kolonis Inggris pada

abad ke-17, bersama sejumlah kecil orang Belanda dan Swedia. Amerika Kolonial

dicirikan oleh amat kurangnya tenaga kerja yang parah sehingga diberlakukan

bentuk kerja paksa seperti perbudakan dan kerja wajib, serta oleh kebijakan

Inggris berupa pengabaian ramah (pengabaian salut) yang mengizinkan

perkembangan semangat Amerika terpisah dari para pendiri Eropanya.[20] Lebih

dari separuh imigran Eropa datang ke Amerika Kolonial sebagai pekerja paksa.

[21]

Bangsa Inggris mencoba mendirikan permukiman di Pulau Roanoke tahun 1585,

tetapi tidak berlangsung lama.[22] Pada tahun 1607, permukiman Inggris pertama

yang dapat bertahan berdiri di Sungai James di Jamestown, Virginia, yang

memulai Perbatasan Amerika. Permukiman ini didirikan oleh John Smith, John

Rolfe, dan orang-orang Inggris lainnya yang tertarik dengan kekayaan dan

petualangan. Koloni ini hampir gagal bertahan dan mengalami kesusahan selama

puluhan tahun karena penyakit dan kelaparan, hingga akhirnya mengalami

keberhasilan setelah adanya gelombang baru pemukim tiba pada akhir abad ke-17

yang mendirikan pertanian komersial berbasis tembakau.[23] Antara akhir 1610-

an dan Revolusi, Inggris mengirimkan sekitar 50.000 narapidana ke koloni di

Amerika.[24] Satu contoh konflik yang parah adalah pemberontakan Powhatan

1622 di Virginia, di mana suku Indian membunuh ratusan pemukim Inggris.

Konflik terbesar antara suku Indian dan pemukim Inggris pada abad ke-17 adalah

Perang Raja Phillip di New England.[25] Perang Yamasee di Carolina Selatan

juga menghasilkan banyak korban.[26]

New England pada awalnya dihuni oleh orang Puritan yang mendirikan Koloni

Teluk Massachusetts pada 1630, meskipun sudah ada ada satu permukiman kecil

pada 1620 oleh sekelompok orang Inggris yang dijuluki Pilgrim Fathers (orang

yang melarikan diri karena berselisih paham dengan gereja) di Koloni Plymouth.

Alih-alih menemukan emas, Pilgrims dan Puritan lebih tertarik untuk membuat

masyarakat yang lebih baik, yang mereka juluki "kota di sebuah bukit."[27] Roger

Williams, yang ditendang keluar dari Massachusetts, mendirikan koloni di Rhode

Island tahun 1636. Koloni Tengah, terdiri atas negara bagian New York, New

Jersey, Pennsylvania, dan Delaware modern, dicirikan oleh tingkat keragaman

yang tinggi. Upaya pertama untuk mendirikan permukiman Inggris di selatan

Virginia adalah Provinsi Carolina. Sementara koloni yang terakhir berdiri di

antara Tiga Belas Koloni adalah Koloni Georgia yang berdiri pada 1733.[28]

Perkembangan koloni merupakan hal yang buruk bagi penduduk asli Amerika.

Mereka kehilangan negeri mereka, dan banyak dari antara mereka yang meninggal

akibat variola, penyakit yang dibawa bangsa Eropa ke Amerika.

Koloni memiliki ciri berupa keragaman keagamaan, dengan banyaknya

Kongresionalis di New England, Reformasi Jerman dan Belanda di Koloni

Tengah, Katolik di Maryland, dan Prebisterian Skotlandia Irlandia di perbatasan.

Banyak pejabat kerajaan dan pedagang adalah penganut Anglikan.[29]

Pada awal tahun 1700-an, relijiusitas amat meluas melalui kemunculan suatu

gerakan keagamaan yang disebut Gerakan Kebangunan Rohani Pertama, yang

dipimpin oleh pengkotbah seperti Jonathan Edwards.[30] Gerakan Kebangunan

merupakan salah satu peristiwa pertama dalam sejarah Amerika yang merupakan

"pergerakan besar", atau sesuatu yang melibatkan banyak orang Amerika.

Gerakan Kebangunan Rohani, bersama dengan Penghukuman Penyihir Salem,

merupakan tanggapan atas situasi Amerika saat itu, dan mungkin memengaruhi

pemikiran yang digunakan dalam Revolusi Amerika.[31] Evangelis Amerika yang

terpengaruh Kebangunan menambahkan penekanan baru dalam pencurahan ilahi

dari Roh Kudus dan konversi yang mengajarkan kepada para penganut baru cinta

intens pada Tuhan. Kebangkitan itu mengemas keunggulan itu dan memajukan

evangelikalisme yang baru dibentuk menjadi republik awal, memberi tempat bagi

Gerakan Kebangunan Rohani Kedua, yang dimulai pada akhir 1790-an.[32]

Pada tahun 1733, terdapat tiga belas koloni. Koloni-koloni ini biasanya

dikelompokan menjadi New England (New Hampshire, Massachusetts, Rhode

Island dan Connecticut), koloni-koloni Tengah (New York, New Jersey,

Pennsylvania, Delaware), dan Selatan (Maryland, Virginia, Carolina Utara,

Carolina Selatan, dan Georgia). New England memiliki peternakan-peternakan

kecil, dan lebih bertumpu pada perikanan, perkapalan, dan industri-industri kecil.

[33] Koloni Selatan memiliki perkebunan tembakau dan kapas. Kebun-kebun ini

awalnya digarap oleh pekerja yang bersedia bekerja beberapa tahun dengan upah

pintu masuk ke Amerika dan tanah, lalu oleh budak. Koloni tengah memiliki

peternakan berukuran kecil, dan dikenal memiliki budaya dan kepercayaan yang

beragam.[34]

Ketigabelas koloni tersebut terikat dengan "ekonomi Atlantik", yang meliputi

penggunaan kapal untuk perdagangan budak, tembakau, rum, gula, emas, rempah-

rempah, ikan, kayu, dan barang hasil produksi, antara Amerika, Hindia Barat,

Eropa, dan Afrika.[35][36] New York, Philadelphia, Boston, dan Charleston

merupakan kota dan pelabuhan utama pada masa itu.[37]

Integrasi politik dan otonomi

Bersatu, atau Mati, kartun politik tahun 1756 karya Benjamin Franklin yang

mendorong koloni-koloni untuk bersatu selama Perang Prancis dan India.

Dari tahun 1754 hingga 1763, Inggris dan Perancis terlibat dalam perang yang

disebut Perang Tujuh Tahun. Inggris berhasil memenangkan perang. Perancis

menyerahkan koloninya di Kanada kepada Inggris, dan menyerahkan Louisiana

ke Spanyol; Spanyol menyerahkan Florida kepada Inggris. Perang ini adalah titik

balik dalam perkembangan politik koloni. Pengaruh para pesaing utama Tahta

inggris di koloni dan Kanada, Prancis dan suku Indian Amerika Utara, amat

berkurang. Selain itu, upaya perang berakibat pada integrasi politik koloni yang

lebih besar, seperti ditunjukkan dalam Kongres Albany dan disimbolkan oleh

seruan Benjamin Franklin supaya semua koloni "Bersatu atau Mati."

Menyusul penguasaan Inggris atas wilayah Prancis di Amerika Utara, Raja

George III mengeluarkan Proklamasi Kerajaan 1763, yang menyatakan bahwa

orang yang tinggal di tiga belas koloni tidak dapat menetap di sebelah barat

Pegunungan Appalachia.[38] Tujuan dari proklamasi ini adalah untuk

mengorganisir kekaisaran Amerika Utara baru dan melindungi suku Indian dari

perluasan kolonial ke kawasan barat. Pada masa selanjutnya, terjadi ketegangan

antara para kolonis dengan Kerajaan. Parlemen Inggris mengeluarkan Undang-

Undang Materai 1765, menerapkan pajak terhadap koloni tanpa melalui legislatif

kolonial. Pajak-pajak tamaban juga ditetapkan melalui Undang-Undang Gula

(1764), Undang-Undang Perangko (1765), Undang-Undang Townsend (1767),

dan Undang-Undang Teh (1773).Para kolonis melakukan protes karena tidak

memiliki perwakilan di Parlemen Inggris dan merasa bahwa mereka tidak

memperoleh hak-hak mereka.[3] Mereka mengeluarkan seruan "Tolak pajak tanpa

perwakilan rakyat," yang berarti mereka meminta agar mereka memiliki suara di

Parlemen Britania.[39] Mereka terus menolak membayar pajak seiring ketegangan

yang semakin meningkat pada akhir 1760-an dan awal 1770-an.[40]

Pesta Teh Boston pada 1773 adalah aksi langsung oleh para aktivis di kota Boston

untuk memprotes pajak baru untuk teh. Para kolonis di Boston membuang ratusan

kotak berisi teh dari kapal di Pelabuhan Boston, sebagai tanggapan terhadap

Undang-Undang Teh. [41] Parlemen merespon cepat setahun kemudian. Pasukan

Inggris mengambil alih Boston, serta mengeluarkan Undang-Undang Paksaan,

yang mencabut hak pemerintahan mandiri Massachusetts dan menempatkan

wilayah itu di bawah kekuasaan pasukan. Tindakan ini memicu kemarahan dan

perlawanan di semua koloni. Para pemimpin patriot dari tiga belas koloni

mengadakan Kongres Kontinental Pertama untuk mengkoordinasikan perlawanan

mereka terhadap Undang-Undang Paksaan. Tokoh-tokoh penting dalam kongres

tersebut adalah Benjamin Franklin, John Adams, Thomas Jefferson, John

Hancock, Roger Sherman, dan John Jay. Kongres menyerukan boikot terhadap

perdagangan Inggris, menerbitkan daftar hak dan keluhan, serta mempetisi raja

untuk mengatasi semua keluhan itu.[42] Semua tindakan ini tidak terlalu

berpengaruh, sehingga Kongres Kontinental Kedua pun digelar pada 1775 untuk

mengorganisir pertahanan koloni melawan Pasukan Inggris.

Revolusi Amerika

!Artikel utama untuk bagian ini adalah: Sejarah Amerika Serikat (1776–1789)

!Artikel utama untuk bagian ini adalah: Perang Revolusi Amerika

Deklarasi Kemerdekaan Amerika Serikat.

Pada tahun 1776, Thomas Paine menulis pamflet Common Sense, yang

menyatakan bahwa koloni-koloni harus merdeka dari Britania. Pada 4 Juli 1776,

ketigabelas koloni setuju terhadap Deklarasi Kemerdekaan Amerika Serikat.[43]

Kolonis-kolonis telah terlibat dalam pertempuran dengan Britania dalam Perang

Revolusi Amerika. Perang dimulai pada tahun 1775 di Lexington dan Concord.

[44]

Pada 1777, pasukan Amerika berhasil merebut Saratoga sehingga membuat

Prancis bersedia bersekutu dengan Amerika. Selain itu, Prancis juga membawa

serta Spanyol dan Belanda untuk ikut bersekutu bersama Amerika, sedangkan

Inggris berperang tanpa sekutu.[45]

Meskipun tentara Amerika di bawah kepemimpinan George Washington banyak

mengalami kekalahan, mereka memenangkan perang setelah kemenangan di

Yorktown yang dibantu oleh Perancis. Traktat Paris ditandatangani, dan Britania

menarik semua pasukannya dari Amerika Serikat.

Pada 4 Juli 1776, Kongres Kontinental Kedua berkumpul di Philadelphia dan

menyatakan kemerdekaan Amerika Serikat. Kemerdekaan ini didasarkan pada

prinsip-prinsip republik, yang menekankan kedaulatan rakyat, menuntut

kewajiban warga negara, menolak korupsi, dan menentang aristokrasi.[46] Ahli

politik Seymour Martin Lipset menulis bahwa Amerika Serikat adalah koloni

besar pertama yang sukses memberontak melawan kekuasaan kolonial. Dalam

pengertian ini, Amerika Serikat adalah 'bangsa baru' pertama."[47] Menurut

sejumlah sejarawan, revolusi Amerika adalah sumber utama untuk agama sipil

Amerika yang tak berdenominasi dan telah membentuk patriotisme dan kenangan

serta makna negara tersebut.[48]

Awal Republik

!Artikel utama untuk bagian ini adalah: Sejarah Amerika Serikat (1789–1849)

Lihat pula: Sistem Partai Pertama dan Sistem Partai Kedua

Konfederasi dan Konstitusi

Konstitusi Amerika Serikat

Pada tahun 1781, koloni-koloni mempersiapkan sebuah Uni melalui Pasal-Pasal

Konfederasi, akan tetapi hanya dapat berlangsung selama enam tahun. Sebagian

besar kekuasaan diserahkan kepada negara-negara bagian, dan hanya sedikit

kekuasaan yang dimiliki pemerintah pusat.[49] Selain itu, tidak terdapat presiden.

Pasal-Pasal Konfederasi juga tidak dapat menghentikan penduduk asli Amerika

atau orang Britania di perbatasan, dan juga tak mampu menghentikan

pemberontakan seperti Pemberontakan Shays. Setelah pemberontakan Shays',

banyak orang merasa Pasal-Pasal Konfederasi telah gagal.[50] Akibatnya, para

nasionalis, yang sebagian besarnya veteran perang, diorganisir di setiap negara

bagian dan meminta Kongres menyelenggarakan Konvensi Philadelphia pada

1787.[51]

Konstitusi Amerika Serikat ditulis pada tahun 1787. Tokoh-tokoh yang membantu

penulisan konstitusi, seperti Washington, James Madison, Alexander Hamilton,

dan Gouverneur Morris, merupakan pemikir-pemikir utama Amerika pada masa

itu. Beberapa tokoh akan memegang posisi penting dalam pemerintahan baru.

Konstitusi ini mendirikan pemerintahan nasional yang lebih kuat dan memiliki

tiga cabang: eksekutif (Presiden dan kabinetnya), legislatif (Dewan Perwakilan

Rayat dan Senat), dan yudikatif (pengadilan federal).[52] Selain itu, Kongres

diberi otoritas untuk melarang perdagangan budak internasional setelah 20 tahun.

Konstitusi ini diratifikasi oleh negara-negara bagian pada tahun 1788.

Pemerintahan Washington

George Washington, presiden pertama Amerika Serikat.

Pada tahun 1789, George Washington, presiden Konvensi Konstitusi, terpilih

sebagai presiden pertama Amerika Serikat. Prestasi utama dari kepemimpinan

Washington adalah terciptanya pemerintahan nasional yang diakui oleh seluruh

rakyat Amerika[53] Pemerintahannya mendirikan Bank Amerika Serikat untuk

menstabilkan sistem keuangan serta menetapkan sistem tarif seragam dan pajak.

Pada masa jabatan Washington, Pemberontakan Wiski meletus. Petani-petani di

pedesaan mencoba untuk menghentikan pengumpulan pajak terhadap wiski.

Pada tahun 1795, Kongres menyetujui Traktat Jay, yang membuka perdagangan

dengan Britania.[54] Traktat ini dibuat dengan tujuan memperbaiki hubungan

dengan Britania.[55] Thomas Jefferson dan James Madison sangat menentang

traktat ini.[56] Akibatnya sebagian pemilih mendukung partai oposisi, dan

dimulailah Sistem Partai Pertama.

Setelah menjabat selama dua periode, Washington tak mau berkuasa lagi. Ia

menulis surat perpisahan, yang isinya menekankan manfaat pemerintahan federal

dan pentingnya etika dan moral sembari memperingatkan terhadap persekutuan

asing dan pembentukan partai politik.[57]

Dalam pemilu tahun 1796, John Adams berhasil mengalahkan Thomas Jefferson.

Pemilu ini merupakan pemilu antar dua partai politik pertama di Amerika Serikat.

[58] Sebagai presiden, Adams membuat Angkatan Darat dan Laut Amerika

Serikat menjadi lebih besar, tetapi juga mengeluarkan hukum untuk menutup

koran yang menulis hal-hal jelek tentangnya.

Abad ke-19

Pemerintahan Jefferson

Jefferson berhasil mengalahkan Adams pada pemilu tahun 1800. Salah satu hal

penting yang dilakukannya sebagai presiden adalah membeli Louisiana dari

Perancis.[59] Jefferson mengirim Lewis dan Clark melalui Ekspedisi Lewis dan

Clark untuk memetakan Pembelian Louisiana. Jefferson amat meyakini

republikanisme dan berpendapat bahwa prinsip tersebut harus berbasis petani dan

pekebun yeoman.

Pesaing utama Jefferson adalah John Marshall, seorang Federalis dari Virginia.

Marshall berhasil mendefinisikan fungsi Mahkamah Agung, khususnya kekuasaan

untuk menolak hukum Kongres yang menyalahi Konstitusi, yang pertama kali

ditetapkan pada 1803 dalam Marbury v. Madison.[60]

Presiden Jefferson juga berusaha menghentikan perdagangan dengan Inggris dan

Perancis, yang sedang terlibat dalam perang.[61] Perang meletus antara Amerika

Serikat dan Inggris pada tahun 1812 ketika James Madison menjabat sebagai

presiden. Perang ini disebut Perang 1812. Perang ini berakhir setelah Amerika

Serikat memperoleh kemenangan menetukan dalam Pertempuran New Orleans,

[62] dan disepakatinya Perjanjian Ghent.[62]

Perbudakan

Penetap menyeberangi Dataran Nebraska.

Salah satu masalah pada periode ini adalah perbudakan. Negara-negara bagian di

Selatan Atas sempat melakukan pembebasan banyak budak namun kebutuhan

tenaga kerja untuk perkebunan besar membuat perbudakan kembali meningkat.

Pada tahun 1861, lebih dari tiga juta orang Afrika-Amerika menjadi budak di

Selatan.[63] Sebagian besar bekerja memetik kapas di perkebunan besar. Selatan

ingin agar perbudakan tetap ada, sementara Utara berusaha mengakhirinya.

Era Perasaan Baik

Sebagai penentang perang, kelompok Federalis menggelar Konvensi Hartford

pada 1814 yang mengisyaratkan pemisahan, namun pengaruh mereka melemah

setelah kemenangan Amerika di New Orleans.[64] Sementara itu pemerintah,

setelah sebelumnya menutup Bank Amerika Serikat, memutuskan untuk

mendirikan Bank Kedua Amerika Serikat pada 1816.[65][66]

Setelah Perang 1812, Amerika mengakhiri Sistem Partai Pertama dan mengalami

"Era Perasaan Baik" di bawah kepemipinan Presiden James Madison dan James

Monroe.[65][66] Di bawah Monroe, kebijakan Amerika Serikat di Amerika Utara

adalah Doktrin Monroe, yang menyatakan bahwa benua Amerika tidak boleh lagi

dijajah oleh negara-negara Eropa.[67] Ini adalah momen yang menentukan dalam

kebijakan luar negeri Amerika Serikat. Pada masa ini pula, Kongres meminta

"sistem Amerika", yaitu dengan menghabiskan dana untuk perbankan,

transportasi, dan komunikasi, agar kota-kota menjadi lebih besar dan pabrik-

pabrik dibangun.[68] Salah satu proyek transportasi besar pada masa ini adalah

Kanal Erie di New York. Pada tahun 1840-an, jalur kereta api juga dibangun.

Ribuan mil jalur kereta dan telegraf telah dibangun di Amerika Serikat pada tahun

1860.[69]

Pemindahan Indian

Pada 1830, Kongres mengeluarkan Undang-Undang Pemindahan Indian, yang

memaksa suku Indian di kawasan timur untuk berpindah ke wilayah barat di

seberang Sungai Mississippi.[70] Sementara kelompok demokrat Jackson

menuntut pemindahan paksa suku Indian yang menolak mengakui hukum negara

ke Barat. Kelompok Whig dan keagamaan menganggap bahwa tindakan tersebut

tak manusiawi, seperti terlihat pada Jejak Air Mata.[71]

Abolisionisme

Setelah 1840, gerakan abolisionisme menggalang banyak dukungan, terutama di

kalangan perempuan relijius di Timur Laut yang dipengaruhi oleh Gerakan

Kebangunan Rohani Kedua, yang dimulai pada 1800-an di New York.[72]

Gerakan Kebangunan Rohani berkaitan erat dengan gerakan anti perbudakan di

Amerika Serikat.[73] William Lloyd Garrison menerbitkan surat kabar

antiperbudakan yang paling berpengaruh, yaitu The Liberator, sedangkan

Frederick Douglass, seorang mantan budak, mulai menulis di surat kabar tersebut

sekitar 1840 lalu mendirikan surat kabar abolisionisnya sendiri, North Star pada

1847.[74]

Perluasan ke Barat

!Artikel utama untuk bagian ini adalah: Perbatasan Amerika

Penduduk dan wilayah Amerika Serikat mengalami perkembang pesat, dan

banyak penduduk yang melakukan migrasi ke barat.[75] Mereka berpindah ke

sebelah barat Sungai Mississippi dan Pegunungan Rocky pada masa ini. Orang-

orang pertama yang pindah ke Barat adalah orang yang menjual kulit binatang.

[76][77] "Thesis Perbatasan" yang amat berpengaruh menyatakan bahwa

perbatasan barat membentuk karakter Amerika Serikat.[78] Pada tahun 1840-an,

banyak orang pindah ke Oregon, dan semakin banyak orang yang pindah ke Barat

setelah Demam Emas California tahun 1849.[79][80] Sejak awal 1830-an hingga

1869, Jalur Oregon dan banyak cabangnya digunakan oleh lebih dari 300.000

pemukim. Sementara Penduduk asli Amerika semakin terdesak oleh peristiwa

seperti pengusiran. Selain Jejak Air Mata, peristiwa penting terkait pengusiran

suku Indian adalah Perang Black Hawk.[81]

Industrialisasi dan ekspansi

Industri di Amerika Serikat juga berkembang. Banyak pabrik dibangun di kota-

kota timur laut seperti Lowell, Massachusetts. Kebanyakan pabrik memproduksi

pakaian. Sebagian besar pekerja di pabrik adalah perempuan, dan sebagian

merupakan anak-anak dari Irlandia dan Jerman.[82][83] Meskipun mengalami

industrialisasi, mata pencaharian sebagian besar penduduk Amerika pada saat itu

adalah petani.[84]

Ilustrasi Pengepungan Veracruz, bagian dari Perang Meksiko-Amerika.

Andrew Jackson terpilih sebagai presiden pada tahun 1828. Sebagian besar

pendukungnya merupakan orang miskin yang tidak pernah memilih sebelumnya,

sehingga ia memberi mereka pekerjaan sebagai "hadiah". Selain itu, ia juga

menetapkan pajak impor tinggi yang tidak disukai oleh Selatan. [85] Wakil

presiden Jackson, John C. Calhoun, yang berasal dari Selatan, menulis bahwa

Selatan sebaiknya menghentikan kebijakan tersebut dan meninggalkan Amerika

Serikat.[85]

Pada masa ini pula muncul Manifest Destiny. Daniel Walker Howe berpendapat

bahwa, "Meskipun imperialisme Amerika tidak mencerminkan konsensus

Amerika; hal tersebut memicu perbedaan pendapat dalam peemrintahan

nasional."[86] Manifest Destiny memberikan nada retorika untuk perluasan, yang

didukung oleh Demokrat. Salah satu perluasan ini adalah aneksasi Republik Texas

pada 1845. Texas bergabung dengan Amerika Serikat setelah meninggalkan

Meksiko, sehingga Meksiko tidak menyukai hal ini, dan Amerika menginginkan

wilayah Meksiko di Pantai Barat.[87] Akibatnya, Perang Meksiko-Amerika

meletus. AS berhasil memenangkan perang ini, dan memperoleh wilayah

California dan Amerika Serikat Barat Daya. Orang-orang di Utara tidak menyukai

perang ini, karena mereka merasa perang ini hanya untuk keuntungan Selatan.[88]

Pemisahan Utara dan Selatan

Tentara Utara yang tewas di Gettysburg, Pennsylvania. Gambar diambil pada 5

atau 6 Juli 1863 oleh Timothy H. O'Sullivan.

!Artikel utama untuk bagian ini adalah: Asal-usul Perang Saudara Amerika

Pada tahun 1840-an dan 1850-an, Utara dan Selatan kurang saling menyukai

karena berbagai perbedaan, seperti:

Ekonomi Utara berdasarkan pada industri, sedangkan Selatan berdasarkan

agraris.

Negara bagian Utara tidak memerlukan budak, sementara Selatan memerlukan

budak.[89] Orang-orang di Selatan juga marah dengan buku-buku seperti Uncle

Tom’s Cabin yang menyatakan bahwa perbudakan itu salah.

Utara memiliki Partai Republik, sementara Selatan memiliki Partai Demokrat.

Perbedaan pandangan mengenai kekuasaan pemerintahan federal.

Pejabat-pejabat pemerintahan berusaha membuat perjanjian untuk mencegah

perang. Masalah perbudakan di wilayah baru sempat nampak akan selesai dengan

adanya Kompromi 1850 yang difasilitasi oleh Henry Clay dari partai dan Whig

Stephen Douglas dari Demokrat. Kompromi ini meliputi penunjukkan California

sebagai negara bebas. Poin yang bermasalah dalam kesepakatan ini adalah

Undang-Undang Budak Buronan.[90]

Akan tetapi, perjanjian-perjanjian ini tidak berhasil menghentikan perpecahan.[91]

Kompromi 1820 dicabut pada 1854 dengan adanya Undang-Undang Kansas-

Nebraska, yang mempromosikan Senator Douglas atas nama "kedaulatan rakyat"

dan demokrasi. Peraturan ini mengizinkan masing-masing wilayah menetukan

sendiri hukum tentang perbudakan. Kelompok antiperbudakan marah dan

mendirikan Partai Republik.

Orang-orang Utara dan Selatan mulai saling membunuh di Kansas dalam suatu

peristiwa yang disebut Kansas Berdarah karena masalah perbudakan. Peristiwa ini

disebut "Kansas Berdarah". Pada tahun 1859, John Brown mengambil alih sebuah

kota di Virginia untuk menunjukkan bahwa perbudakan itu salah dan ia mencoba

mengajak budak-budak melawan pemiliknya.[92] Tokoh-tokoh lainnya yang

memimpin pemberontakn budak antara lain Gabriel Prosser (1800), Denmark

Vesey (1822), Nat Turner (1831), dan (1859). Ini membuat Selatan melakukan

pengawasan budak yang lebih ketat dan mengurangi orang kulit hitam bebas.

Keputusan Mahkamah Agung tahun 1857 dalam Dred Scott v. Sandford memihak

Selatan dan menyatakan bahwa perbudakan legal di Amerika Serikat. Keputusan

ini membuat Utara marah.

Perang Saudara

!Artikel utama untuk bagian ini adalah: Perang Saudara Amerika

Abraham Lincoln dari Partai Republik berhasil memenangkan pemilu pada tahun

1860. Setelah itu, sebelas negara bagian meninggalkan Amerika Serikat dan

mendirikan Negara Konfederasi Amerika. Maka meletuslah Perang Saudara

Amerika antara Utara dengan Selatan. Bersama dengan bagian barat laut Virginia,

yang menjadi Virginia Barat, empat "negara bagian budak" tidak memisahkan diri

dan kemudian dikenal sebagai negara bagian perbatasan.[93]

Perang Saudara dimulai dengan serangan Konfederasi terhadap instalasi militer

Amerika Serikat di Fort Sumter di Carolina Selatan. Bentrokan besar pertama

terjadi pada Pertempuran Bull Run Pertama.[94] Perang dengan cepat terbagi

menjadi dua teater, yaitu Timur dan Barat. Di teater Barat, Uni cukup sukses,

dengan kemnengan pada beberapa pertempuran besar, seperti Pertempuran

Perryville Dan Pertempuran Shiloh.[95]

Di teater Timur, Jenderal George B. McClellan memimpin pasukan Uni. Ia

mengorganisir pasukan baru Potomac namun gagal merebut ibukota Konfederasi,

Richmond, Virginia dalam Kampanye Semenanjungnya. Pada akhirnya ia mundur

setelah menderita serangan dari Jenderal Konfederasi yang baru ditunjuk, Robert

E. Lee.[96]

Konfederasi memiliki jenderal yang lebih cakap daripada utara, akan tetapi

memiliki lebih sedikit jalur kereta dan hampir tidak mempunyai pabrik senjata.

[97] Pada pertengahan perang, Lincoln mengumandangkan Proklamasi

Emansipasi yang akan membebaskan semua budak di Konfederasi, dan

memperbolehkan orang kulit hitam bertempur dalam angkatan bersenjata Utara.

Merasa percaya diri setelah mengalahkan Uni pada Pertempuran Bull Run Kedua,

Lee melancarkan invasi ke utara yang berhasil dihentikan oleh McClellan dalam

Pertempuran Antietam yang memakan banyak korban. Sementara pengganti

McClellan, Jenderal Ambrose Burnside, menderita kekalahan oleh pasukan Lee

yang lebih sedikit dalam Pertempuran Fredericksburg pada akhir 1862. Lee

kembali menang dalam Pertempuran Chancellorsville pada Mei 1863, namun

kehilangan ajudan pentingnya, Stonewall Jackson. Lee akhirnya mengalami

kekalhan dalam Pertempuran Gettysburg pada 1-3 Juli 1863. Peristiwa ini adalah

titik balik Perang Saudara Amerika.[98] Uni kembali memperoleh keunggulan

setelah Jenderal Ulysses S. Grant merebut Sungai Mississippi dalam Pertempuran

Vicksburg. Akibatnya wilayah Konfederasi pun terpecah.

Dua tahun terakhir perang memakan banyak korban bagi kedua pihak, dengan

Grant melancarkan perang atrisi melawan Pasukan Virginia Utara pimpinan

Jenderal. Perang atrisi ini terbagi menjadi tiga kampanye utama. Yang pertama,

Kampanye Overland memaksa Lee mundur ke kota Petersburg di mana Grant

melancarkan serangan besar keduanya, yaitu Kampanye Richmond-Petersburg di

mana ia mengepung Petersburg. Setelah pengepungan selama sepuluh bulan,

Petersburg menyerah. Namun, pertahanan Fort Gregg membuat Lee mampu

menggerakan pasukannnya keluar dari Petersburg. Grant mengejarnya dan

melancarkan serangan terakhir, Kampanye Appomattox yang membuat Lee

menyerah pada 9 April 1865 di Gedung Pengadilan Appomattox. Akhirnya,

seluruh pasukan Konfederasi menyerah dan perang pun berakhir.

Berdasarkan sensus tahun 1860, sekitar 8% pria kulit putih usia 13 hingga 43

tahun tewas dalam perang ini.[99]

Rekonstruksi

!Artikel utama untuk bagian ini adalah: Sejarah Amerika Serikat (1865–1918)

!Artikel utama untuk bagian ini adalah: Era rekonstruksi Amerika Serikat

Andrew Johnson.

Rekonstruksi berlangsung sejak Proklamasi Emansipasi Lincoln pada 1 Januari

1863 hingga Kompromi 1877.[100]

Lincoln terpilih kembali sebagai presiden pada tahun 1864. Akan tetapi, ketika

menghadiri drama di Ford's Theatre, Washington, D.C., ia ditembak oleh John

Wilkes Booth. Lincoln menjadi presiden Amerika pertama yang tewas dibunuh.

[101] Ia digantikan oleh Andrew Johnson.

Pada masa ini, tiga "Amandemen Rekonstruksi", yaitu Amandemen Ketigabelas,

Amandemen Keempatbelas, dan Amandemen Kelimabelas, disetujui, yang isinya

memperluas hak sipil untuk orang kulit hitam. Maka budak-budak dibebaskan dan

menjadi warga negara. Mereka juga memiliki hak suara. Namun para mantan

budak ini mengalami ancaman kelaparan dan pengangguran. Permasalahan in

ditangani oleh agensi bantuan federal besar pertama, yaitu Biro Mantan Budak,

yang dijalankan oleh Angkatan Darat.[102]

Kongres pada masa itu dikuasai oleh "Republikan Radikal", yang ingin

menghukum Selatan setelah Perang Saudara.[103] Mereka tidak menyukai

Johnson dan hampir menghentikan jabatannya.[103] Pemerintahan Republik baru

berhasil berkuasa dengan berbasis pada koalisi Mantan Budak, Carpetbagger

(pendatang baru dari Utara), dan Scalawag (orang kulit putih Selatan).

Kongres mengirim banyak tentara ke Selatan dan memaksa Selatan menyetujui

amandemen ke-14 dan 15. Selatan tidak menyukai hal ini, dan membuat hukum

"Jim Crow" yang menempatkan orang kulit hitam dalam peran-peran yang rendah

dan memaksa mereka bekerja sebagai petani miskin.[104] Orang Kulit Putih di

Selatan juga mendirikan Ku Klux Klan yang menyerang orang kulit hitam.

Penegakan hukum yang tegas oleh Presiden Ulysses Grant melalui Undang-

Undang Ku Klux Klan pada 1870 berhasil membubarkan Klu Klux Klan. Akan

tetapi, masih ada kelompok-kelompok paramiliter lainnya, seperti Liga Putih dan

Kaus Merah yang berupaya menegakkan kembali kekuasaan politik kulit putih di

Selatan selama 1870-an.[105]

Rekonstruksi berakhir setelah pemilihan tahun 1876 antara calon dari Republik

Rutherford B. Hayes dan calon dari Demokrat Samuel J. Tilden, yang

dimenangkan oleh Hayes.[106] Setelah 1890, Selatan secara efektif membatasi

orang kulit hitam. Orang kulit hitam dipisahkan di tempat umum dan menjadi

warga negara kelas dua akibat sistem Jim Crow hingga berhasilnya gerakan Hak

Sipil pada 1964-65.[107][108]

Jalur kereta api transkontinental selesai dibangun pada tahun 1869. Jalur ini

membantu kemudahan transportasi di Amerika Serikat. Chicago, tempat jalur-

jalur bertemu, menjadi pusat perdagangan antara Barat dan Timur.[109]

Zaman Sepuhan

!Artikel utama untuk bagian ini adalah: Zaman Sepuhan

"Zaman Sepuhan" adalah istilah yang digunakan oleh Mark Twain untuk

menggambarkan periode pada akhir abad ke-19 dimana terjadi peningkatan besar-

besaran dalam hal kekayaan dan kemakmuran Amerika Serikat. Reformasi pada

Zaman ini meliputi Undang-Undang Layanan Sipil, Undang-Undang Perdagangan

Antarnegara Bagian, dan Undang-Undang Antipercaya Sherman. Twain yakin

bahwa di balik kemakmuran itu, terdapat banyak spekulator tanah, skandal politik,

dan praktik bisnis tak etis.[110]

Pada 1890 produksi industri dan pendapatan per kapita Amerika adalah yang

tertinggi di dunia. Untuk mengatasi utang yang besar dan rendahnya harga produk

pertanian, para petani bergabung dengan Partai Populis.[111] Selain itu, Amerika

Serikat didatangi oleh pendatang dari berbagai negara, seperti Irlandia, Italia,

Jerman, Eropa Timur, dan Cina.[112] Sebagian besar dari mereka bekerja di

pabrik-pabrik besar dan tinggal di kota besar, seperti New York City, Chicago,

dan Boston. Mereka biasanya menghuni apartemen yang kecil, miskin, dan

berdekatan.[113] Pendatang-pendatang ini seringkali digunakan sebagai "mesin

politik". Mereka diberi pekerjaan dan uang, dengan imbalan suara dalam pemilu.

[113]

"Mesin-mesin politik" telah menguasai pemerintahan dalam dekade terakhir abad

ke-19. Sebagian besar presiden terpilih karena mesin politik.[114] Pemilik bisnis

besar seringkali memiliki kekuasaan yang lebih besar daripada pemerintahan.

[114] Contohnya adalah John D. Rockefeller, Andrew Carnegie, dan J.P. Morgan.

Depresi yang parah di seluruh Amerika Serikat terjadi pada 1893. Depresi ini

disebut Kepanikan 1893 dan berdampak pada petani, pekerja, serta penguasaha

karena harga, gaji, dan keuntungan menurun drastis.[115] Akibatnya, Presiden

Grover Cleveland banyak disalahkan. Kericuhan buruh menimbulkan banyak

serangan, yang paling terkenal adalah Serangan Pullman pada 1894. Partai

Populis memperoleh banyak dukungan dari para petani kapas dan gandum serta

para penambang batu bara, namun pengaruhnya kalah oleh gerakan Perak Bebas

yang lebih populer.[116] Kemakmuran kembali dialami Amerika Serikat di bawah

pimpinan Presiden William McKinley, yang mengalahkan William Jennings

Bryan dalam pemilihan umum.

Abad ke-20

Masa Progresivisme

!Artikel utama untuk bagian ini adalah: Era Progresif

"Sepuluh ribu mil, dari ujung ke ujung", kartun politik yang menggambarkan

kekuasaan Amerika Serikat pada tahun 1898.

Pada Era Progresif, terjadi Gerakan progresif yang menyerukan modernitas dan

reformasi. Politis terkemuka pada masa ini antara lain Theodore Roosevelt,

Charles Evans Hughes, dan Robert LaFollette dari Republik, serta William

Jennings Bryan dari Demokrat, yang mendukung reformasi progresif. Empat

amandemen konstitusi baru, yaitu Amandemen Keenambelas, Amandemen

Ketujuhbelas, Amandemen Kedelapanbelas, dan Amandemen Kesembilanbelas—

yang berasal dari aktivisme progresif, membawa reformasi berupa pajak

penghasilan federal, pemilihan langsung Senator, dan hak pilih perempuan.[117]

Imperialisme

!Artikel utama untuk bagian ini adalah: Imperlialisme Amerika

Pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20, Amerika Serikat menjadi lebih aktif

dalam urusan luar negeri. Pada tahun 1898, Amerika Serikat berperang melawan

Spanyol. AS berhasil memenangkan perang, dan menguasai Puerto Riko, Guam,

Guantanamo, dan Filipina.[118] Ditambah dengan pembelian Alaska dan

pengambilalihan Hawaii, Amerika Serikat telah memperoleh seluruh wilayahnya

hari ini, ditambah beberapa wilayah yang akan lepas setelah Perang Dunia II.[119]

William Jennings Bryan memimpin Partai Demokrat menentang penguasaan atas

Filipina, yang menurutnya sebagai imperlialisme dan bertentangan dengan

demokrasi Amerika.[120] Namun, Bryan kalah dari William McKinley dalam

pemilihan presiden tahun 1900.[121]

Pada tahun 1901, Theodore Roosevelt menjadi presiden Amerika Serikat. Ia

memiliki kebijakan luar negeri yang disebut "Big Stick". Maksudnya ialah bahwa

[AS] harus memiliki angkatan laut yang besar dan melakukan pengawasan

terhadap Amerika Latin.[122][123] Antara tahun 1908 hingga 1930, Amerika

Serikat beberapa kali mengirimkan tentara ke Amerika Latin. Selain itu, ketika

Theodore Roosevelt masih menjabat, penggalian Terusan Panama dimulai.

Woodrow Wilson terpilih sebagai presiden pada tahun 1912. Ia adalah seorang

progresif, tetapi tidak sepenuhnya mirip Roosevelt.[124][125] Pada tahun itu pula,

Arizona menjadi negara bagian terakhir dari Amerika Serikat daratan, sehingga

Perbatasan Amerika pun berakhir. Inovasi yang muncul pada masa ini adalah

Kebijakan Pintu Terbuka, dimana kekuasaan imperial diberi akses setara untuk

bisnis Cina, namun mereka tak diperbolehkan menguasai Cina.[126]

Perang Dunia I

!Artikel utama untuk bagian ini adalah: Masuknya Amerika Serikat dalam Perang

Dunia I dan Front tanah air Amerika Serikat pada Perang Dunia I

Tentara Amerika selama Perang Dunia I.

Amerika Serikat awalnya tidak ingin terlibat dalam Perang Dunia I. Akan tetapi,

karena:

Ditenggelamkannya kapal RMS Lusitania oleh torpedo Jerman pada 7 Mei

1915

Terungkapnya Telegram Zimmermann, pesan Jerman kepada Meksiko yang

mengajak untuk bersama-sama menyerang AS

Amerika menyatakan perang terhadap Jerman pada 6 April 1917.[127] AS

membantu Sekutu, dan pada musim panas 1928 mengirim banyak sekali pasukan

di bawah Jenderal John J. Pershing.[128] dan perang berakhir setahun kemudian

dengan kekalahan Blok Sentral. Presiden Woodrow Wilson meminta Jerman

menggulingkan Kaisar dan menerima Empat Belas Poin. Wilson juga mencoba

mendirikan Liga Bangsa-Bangsa, akan tetapi Amerika Serikat tidak bergabung

karena kaum isolasionis di AS menolak traktat perjanjian.[129] Setelah Perang

Dunia I, sebuah pandemi flu mewabah, dan menewaskan banyak orang di AS dan

Eropa.[130] Selain itu, seusai Perang Dunia I, Amerika Serikat menjadi salah satu

negara terkaya dan terkuat di dunia.[131]

Hak suara perempuan

Informasi lebih lanjut: Hak suara perempuan di Amerika Serikat

Alice Paul menulis Amandemen Kesetaraan Hak

Gerakan hak suara perempuan dimulai dengan Konvensi Seneca Falls pada 1848,

digelar oleh Elizabeth Cady Stanton dan Lucretia Mott, serta Deklarasi Sentimen

yang menuntut kesetaraan hak untuk perempuan. Banyak aktivis yang menjadi

sadar secara politik selama gerakan abolisionis. Kampanye hak perempuan selama

"feminisme gelombang pertama" dipimpin oleh Mott, Stanton, Susan B. Anthony,

dll. Gerakan ini direorganisir setelah Perang Saudara, memperoleh para juru

kampanye berpengalaman, banyak di antaranya telah berjuang untuk pelarangan

di Women's Christian Temperance Union. Pada akhir abad ke-19 beberapa negara

bagian di barat telah memberikan hak suara penuh untuk perempuan,[132]

meskipun perempuan telah memperoleh kemenangan hukum yang signifikan,

meraih hak dalam berbagai bidang seperti properti dan hak asuh anak.[133]

Sekitar 1912 gerakan feminis, yang dulunya tumbuh dengan lambat, mulai

bangkit kembali, menekankan pada tuntutan untuk kesetaraan dan mengklaim

bahwa korupsi dalam politik Amerika harus dibersihkan oleh perempuan karena

laki-laki tidak mampu melakukannya.[134] Para pemrotes kemudian disebut

suffragette. Alice Paul memimpin parade di ibukot adan kota-kota besar. Alice

memisahkan diri dari Asosiasi Hak Suara Perempuan Amerika Nasional

(AHSPAN), yang lebih menyukai pendekatan yang lebih moderat dan mendukung

Partai Demokrat dan Woodrow Wilson, yang dipimpin oleh Carrie Chapman Catt.

Alice mendirikan Partai Perempuan Nasional yang lebih militan. Para pejuang hak

suara ditangkapi pada piket "Sentinel Sunyi" mereka di Gedung Putih, yang

merupakan pertama kalinya cara tersebut dilakukan. Mereka kemudian dijadikan

tahanan politik.[135]

Setelah Perang Dunia Pertama, semakin banyak negara bagian Barat yang

memberi hak suara untuk perempuan. Salah satu tokoh perempuan pertama yang

terpilih adalah Jeannette Rankin dari Montana. Kongres meloloskan Amandemen

Kesembilan Belas pada 1919, dan perempuan berhak memilih pada 1920.[136]

AHSPAN berubah menjadi Liga Pemilih Perempuan, dan Partai Perempuan

Nasional mulai menyerukan Amandemen Kesetaraan Hak. Pada 1928, hak suara

perempuan memperoleh kekuatan setelah kelompok Katolik menyadari perlunya

suara perempuan untuk memilih Al Smith, tokoh Katolik dari New York City.

Sementara kelompok Protestan menggalang perempuan untuk memilih Herbert

Hoover.[137]

Periode antar perang: 1919–1939

Pada tahun 1920-an, rasisme merebak. Ku Klux Klan semakin menguat dan

mengincar orang kulit hitam, Katolik, Yahudi, dan imigran.[138] Orang-orang

menuduh imigran dan pemimpin buruh (yang dituduh sebagai Bolshevik) bersalah

atas perang dan masalah-masalah lain dalam sektor bisnis.[34][139]

1920-an merupakan era ledakan ekonomi dan kesejahteraan bagi Amerika Serikat.

Pada masa ini, banyak orang Afrika-Amerika yang pindah dari Selatan ke kota-

kota besar seperti New York City, Chicago, St. Louis, dan Los Angeles.[140]

Mereka membawa musik jazz, sehingga tahun 1920-an dijuluki sebagai "Zaman

Jazz".

Franklin D. Roosevelt

Seusai Perang Dunia I, Amerika Serikat menetapkan kebijakan luar negeri yang

isolasionis. Hukum dan traktat yang mengakhiri perang disetujui. AS juga

menolak menjual senjata kepada mantan sekutunya.[141]

Warren G. Harding menjadi presiden pada tahun 1921. Ia meyakini bahwa jalan

terbaik untuk memperbaiki ekonomi adalah bersahabat dengan bisnis-bisnis besar

melalui pemotongan pajak dan pengurangan regulasi.[142] Performa ekonomi

berlangsung dengan baik di bawah kebijakan ini. Akan tetapi, jurang antara yang

kaya dan miskin semakin melebar.[143] Harding meninggal pada tahun 1923, dan

Calvin Coolidge menggantikannya. Seperti Harding, Calvin Coolidge meyakini

bahwa pemerintah tidak boleh campur tangan dalam urusan bisnis, sehingga ia

meneruskan banyak kebijakan Harding.[144][145] Coolidge memutuskan untuk

tidak menjadi kandidat dalam pemilu 1928 dan selanjutnya Herbert Hoover

menjadi presiden.

Pada tahun 1929, Depresi Besar melanda Amerika Serikat. Bursa efek jatuh, dan

banyak bank kehabisan uang dan ditutup.[146] Pada tahun 1932, lebih dari

seperempat rakyat Amerika Serikat menjadi pengangguran.[147]

Herbert Hoover, yang menjadi presiden pada saat itu, mencoba menghentikan

Depresi, tetapi gagal.[148] Pada tahun 1932, ia dikalahkan oleh Franklin D.

Roosevelt dalam pemilu. Franklin D. Roosevelt melancarkan kebijakan New

Deal, yaitu rangkaian program pemerintah yang memberikan bantuan, pemulihan,

dan reformasi.[149] Contoh program pada New Deal adalah jaminan sosial,

Works Progress Administration (pembangunan jalan, sekolah, gedung

pemerintahan dan karya seni), dan Civilian Conservation Corps (memberikan

anak muda pekerjaan untuk membantu lingkungan). Program-program seperti ini

mempekerjakan jutaan warga Amerika, meskipun dengan gaji yang kecil.[150]

[151] New Deal seringkali disebut sebagai periode yang "menyelamatkan

kapitalisme" dan menghentikan Amerika menjadi negara komunis atau fasis.[152]

Meskipun New Deal berhasil meningkatkan ekonomi, kebijakan ini tidak

mengakhiri Depresi Besar. Depresi ini diakhiri oleh Perang