Sejarah Desa

  • Upload
    plogica

  • View
    144

  • Download
    1

Embed Size (px)

Citation preview

BAB I PENDAHULUAN

A. DESKRIPSI Desa Pledokan merupakan salah satu dari 16 Desa di wilayah Kecamatan Sumowono yang terletak 5 Km ke arah Barat dari Kota Kecamatan. Desa Pledokan terdiri dari empat dusun yaitu dusun Pledokan, Dusun Ngaglik, Dusun Kemuning, dan Dusun Resowinangun, dan terdiri dari 4 Rukun warga (RW) dan 12 Rukun Tetangga (RT). Desa Pledokan mempunyai wilayah seluas 308,090 Ha dan seluruh penduduknya adalah etnis jawa Batas Wilayah Sebelah Utara Sebelah Selatan Sebelah Timur Sebelah barat : Deda Keseneng : Desa Kemitir, Desa Trayu : Desa Piyanggang dan Desa Trayu : Desa Duren ddan Keseneng

Curah hujan di desa Pledokan sekitar 13,215 Mm dengan suhu ratarata 16 -24C, hal tersebut mempunyai pengaruh langsung terhadap pola tanam masyarakat yang ada di desa Pledokan.

Sejarah Desa Desa Pledokan adalah kumpulan dari beberapa dusun yaitu, Dusun Pledokan, Dusun Ngaglik, Dudun Kemuning dan merupakan dusun yang termuda yang merupakan perkembangan dari dusun Ngaglik adalah dusun Resowinangun yang dibuka pada waktu kepala desa dijabat Bapak Sumantri dengan tokoh atau sesepuh bernama Mbah Reso. Konon cerita bahwa yang membuka ( bukak citak) adalah mbah menek, dengan singkat cerita penemu atau cikal bakal di wilayah tersebut adalah pledokan ngaglik dan kemuning mendirikan pemerintahan secara adat untuk mengatur dan mengurus kehidupannya.

Menjelang kemerdekaan Indonesia ada kesepakatan dari ketiga pemimpin adat atau kampung untuk bergabung menjadi satu pemerintahan dengan sebutan Pledokan. Maka dari ketiga kampung tersebut yaitu Pledokan,Ngaglik dan Kemuning memilih dan menunjuk seorang kepala atau pimpinan hingga samapi sekarang. Keempat makam pendiri kampung tersebut samapi sekarang tetap dikeramatkan oleh warga setempat dan hari dibukanya kampung Pledokan di uri-uri dan diperingati setiap tahun dengan istilah sedekah dusun (merti dusun atau desa)

B. KONDISI Desa Pledokan merupakan tipologi desa pegunungan yang

kebanyakan masyarakat bermata pencaharian sebagai petani dan peternak sapi dan Kambing. Kondisi tanah dibedakan menjadi dua yakni tanah kering yang sebagian besar digunakan untuk pekebunan sedangkan tanah basah (sawah) untuk pertanian tanaman pangan yaitu padi, jagung dan sayuran. Ekonomi warga Pledokan rata-rata masih termasuk alam kategori Pra Sejahtera. Kategori ini diukur dari mata pencaharian, pendapatan dan pendidikan yang masih jauh dari standar. Penduduk desa Pledokan berjumlah 1516, tingkat pendidikan masyarakat rata-rata lulusan sekolah menengah atas. Untuk Fasilitas Umum di desa Pledokan hanya ada satu sekolah dasar, satu TK, satu Puskesmas beserta rumah praktek bidan yang berada di dusun Pledokan, satu Balai desa, 3 tempat ibadah dan satu Lapangan. Minat masyarakat terhadap pendidikan cukup tinggi. Siswa SD Pledokan dari dusun Kemuning, dan Resowinangun harus berjalan kaki

selama tiga puluh menit untuk sampai di sekolah tepat waktu. Khusus untuk anak-anak dari dusun Ngaglik, mereka bersekolah tingkat dasar di daerah dusun Tlawah (SD Keseneng 2) karena jarak yang lebih dekat daripada SD Pledokan.

Mayoritas penduduk beragama islam dan sebagian kecil lainnya beragama Kristiani. Masyarakat desa Pledokan sangat terbuka, ramah,

menjunjung tinggi solidaritas kekeluargaan, religius dan toleran. Hal ini ditandai dengan adanya kegiatan-kegiatan kerohanian seperti pengajian ibu-ibu dan bapak-bapak yang dilaksanakan setiap kamis malam. Dari keadaan desa Pledokan yang telah kita ketahui kondisinya, mulai dari masalah kependudukan, keadaan geografis, ekonomi dan sosialnya, maka sebagai mahasiswa KKN perlu kita rencanakan program-program yang tepat sasaran dan memberikan manfaat bagi masyarakat sekitar dan mampu untuk memberdayakan warga dengan baik sebagai salah satu bentuk pengabdian kita terhadap masyarakat.

BAB II PERMASALAHAN, PENDEKATAN SOSIAL DAN PROGRAM KERJA

A. Identifikasi masalah Desa Pledokan terletak di Kecamatan Sumowono merupakan salah satu Desa kurang maju di kabupaten Semarang. Hal ini dikarenakan letak Desa yang jauh dari kota kecamatan dan akses keluar masuk desa yang sangat sulit serta keadaan geografis yang tidak mendukung karena merupakan wilayah pegunungan. Masalah-masalah yang dihadapi oleh masyarakat Desa Pledokan diantaranya yaitu pemberdayaan masyarakat, pendidikan,

kesehatan, perekonomian, dan infrastructural. Di Desa Pledokan hanya terdapat satu sekolah yaitu sebuah sekolah dasar yang bernama SDN Pledokan. Sedangkan untuk melanjutkan jenjang yang lebih tinggi yaitu SMP atau SMA mereka harus pergi ke kota, karena jarak yang sangat jauh itulah kebanyakan masyarakat cenderung untuk tidak melanjutkan pendidikannya. Kewajiban 9 tahun bersekolah yang dicanangkan pemerintah menjadi tidak berarti untuk desa Pledokan sendiri. Permasalahan lain adalah, dusun Ngaglik yang letaknya jauh dengan SD Pledokan mengakibatkan banyak masyarakat cenderung memilih pendidikannya di SD Keseneng yang letaknya lebih dekat, hal ini mengakibatkan pendidikan tidak terfokuskan sehingga mutu pendidikaan berbeda. Pemahaman materi yang kurang menjadi tambahan masalah dalam pendidikan anak-anak Pledokan. Masalah lain yang tak kalah penting yaitu masalah perkembangan teknologi yang berdampak pada pada kinerja perangkat desa yang masih manual dan kurangnya pemanfaatan fasilitas teknologi dilingkungan kelurahan dikarenakan perangkat desa belum bisa memanfaatkan secara optimal perkembangan informasi teknologi. Melihat permasalahan pendidikan diatas maka perlu diberikan pengembangan dalam pengatasan masalah yang ada.

Gizi merupakan unsur yang sangat penting di dalam tubuh. Dengan gizi yang baik, tubuh akan segar dan kita dapat melakukan aktivitas dengan baik. Gizi harus dipenuhi justru sejak masih anak-anak, karena gizi selain penting untuk pertumbuhan badan, juga penting untuk perkembangan otak. Untuk itu, orang tua harus mengerti dengan baik kebutuhan gizi si anak agar anak tidak mengalami kurang gizi. Selain itu, orang tua juga harus mengetahui apa dan bagaimana kurang gizi itu. Faktor yang menyebabkan kurang gizi telah diperkenalkan UNICEF dan telah digunakan secara internasional, yang meliputi beberapa tahapan penyebab timbulnya kurang gizi pada anak balita, baik penyebab langsung, tidak langsung, akar masalah, dan pokok masalah. Kurang gizi pada anak, bisa terjadi di usia Balita (Bawah Lima Tahun). Dalam pelaksanaan program peningkatan kesehatan anak perlu adanya penyuluhan - penyuluhan masalah gizi kurang terhadap masyarakat. Hal inilah yang akan menjadi fokus perhatian kami sebagai salah satu permasalahan kesehatan yang ada di Desa Pledokan