Upload
destiaeddy
View
1.713
Download
2
Embed Size (px)
Citation preview
WELCOME IN OUR PRESENTATION
Kelompok 81. Apriana Kartini2. Ayu Eka Lestari3. Destia Eddy Muchtar4. Lia Laswari5. Nuraini
Latar belakang peristiwa kerusuhan Maluku
Awal Peristiwa
Kerusuhan Bergeser Ke Luar Pulau Ambon
Timbul Fanatisme Agama yang Kuat
Warga Muslim Daerah Leihitu Bergerak
Saling Menyerang
Pecahnya kerususuhan dimana-mana
Latar Belakang Peristiwa Maluku
• Kerusuhan Ambon (Maluku) yang terjadi sejak bulan Januari 1999 telah menimbulkan korban jiwa dan harta benda yang cukup besar serta telah membawah penderitaan dalam bentuk kemiskinan dan kemelaratan bagi rakyat di Maluku pada umumnya dan kota Ambon pada khususnya.
• Kerusuhan Ambon (Maluku) yang semula menurut pemahaman kalangan masyarakat awam sebagai sebuah tragedi kemanusiaan yang disebabkan oleh suatu tindak/peristiwa kriminal biasa, ternyata berdasarkan fakta-fakta yang ditemukan di lapangan adalah merupakan sebuah rekayasa yang direncanakan oleh orang atau kelompok tertentu demi kepentingannya dengan mempergunakan isu SARA ( suku agama ras antar golongan )
Begitu matangnya rencana yang dilakukan yang diikuti dengan berbagai penyebaran isu yang menyesatkan, seperti adanya usaha-usaha dari kelompok separatis RMS (Republik Maluku Selatan) yang sengaja diidentifisir dengan Republik Maluku Serani (Kristen), adanya usaha untuk membantai umat Islam di Maluku, keterlibatan preman Kristen Jakarta, isu pemasokan senjata kepada umat Kristen di Maluku dari Israel dan Belanda, serta berbagai isu menyesatkan lainnya telah menimbulkan semakin kuat dan mengentalnya sikap dan prilaku fanatisme terhadap masing-masing agama (Islam dan Kristen).
Berbagai upaya yang dilakukan oleh pemerintah dan ABRI untuk mengklarifikasi isu-isu yang tidak bertanggung jawab tersebut ternyata tidak mampu meredam kekuatan dari mereka yang menginginkan agar kerusuhan Ambon (Maluku) terus diperpanjang dan diperluas. ABRI (TNI dan Polri) seperti sengaja ikut menciptakan konflik yang berkepanjangan melalui penanganan pengendalian keamanan yang tidak profesional dan terkesan bertendensi mengipas-ngipas agar kerusuhan di Maluku tak kunjung selesai.Peranan Pemerintah Daerah, Tokoh Masyarakat, Tokoh Agama, Militer serta komponen bangsa lainnya yang ada di daerah melalui berbagai upaya rekonsiliasi untuk mendamaikan pihak-pihak yang bertikai hanya bersifat "semu" belaka.
Home
Kronologi Peristiwa Kerusuhan Maluku
Awal Peristiwa
Kerusuhan pada tanggal 19 Januari 1999 masih dalam hari raya Idul Fitri (hari kedua), pemuda Bugis NS bersama temannya seorang pemuda Bugis lain bernama T, melakukan pemalakan di Batu Merah terhadap pemuda Kristen J.L selama beberapa kali ketika J.L mengendari angkotnya dari jurusan Mardika – Batu Merah. Namun permintaan kedua pemuda Bugis tersebut tidak dilayaninya, karena J.L belum mempunyai uang, mengingat belum ada penumpang yang dapat diangkutnya, karena hari itu hari raya Idul Fitri. Permintaan dengan desakan yang sama dilakukan oleh pemuda NS hingga kali yang ketiga saat pemuda Ambon J.L berada di terminal Batu Merah, malah pemuda Bugis NS tidak segan-segan mengeluarkan badiknya untuk menikam pemuda Ambon J.L. Untunglah J.L sempat menangkisnya dengan mendorong pintu mobilnya.Merasa dirinya terancam, pemuda J.L langsung pulang ke rumahnya mengambil parang (golok) dan kembali ke terminal Batu Merah. Disana ia masih menemukan pemuda Bugis NS bersama temannya T. Ia kemudian memburunya, dan NS kemudian berlari masuk ke kompleks pasar Desa Batu Merah.NS kemudian ditahan oleh warga Batu Merah, dan ketika ia ditanya apa permaslahannya, maka ia (NS) menjawab bahwa, "ia akan dibunuh oleh orang Kristen".Jawabannya ini kemudian yang memicu kerusuhan Ambon, dengan munculnya warga Muslim dimana-mana untuk menyerang warga Kristen dan sebaliknya juga warga Kristen yang muncul untuk mempertahankan diri.
Home
PECAHNYA KERUSUHAN DIMANA-MANA
Beberapa saat berselang atau sekitar 5 menit setelah peristiwa saling kejar-mengejar antara pemuda Muslim asal Bugis, NS dengan pemuda Kristen asal Ambon J.L, seperti ada komando, kerusuhan akhirnya pecah dimana-mana dalam kota Ambon.Kira-kira jam 15.00 WIT ratusan masa Muslim muncul dari Desa Batu Merah (lokasi dimana pemuda Bugis NS dikejar dan berteriak akan dibunuh oleh oleh orang Kristen) bangkit menyerang warga Kristen di kawasan Mardika (tetangga desa Batu merah) dengan menggunakan berbagai alat tajam (parang, panah, tombak dan lain-lain) dengan seragam dan berikat kepala putih. Mereka sempat melukai, merusak dan mebakar rumah-rumah warga Kristen Mardika. Demikian juga pada waktu yang bersamaan, beberapa lokasi pemukiman Kristen seperti Galunggung, Tanah Rata, Kampung Ohiu, Silale dan Waihaong ikut diserang oleh kelompok penyerang Muslim. Beberapa orang warga Kristen terbunuh, ratusan rumah dibakar dan sebuah gereja yang terletak di kawasan Silale dirusak dan akhirnya dibakar oleh masa.
Home
Saling MenyerangSetelah terjadi kerusuhan pada tanggal 19 Januari 1999 seperti di daerah Batu Merah dan kawasan Merdika, memasuki malam hingga pagi hari tanggal 20 Januari 1999 suasana terasa semakin mencekam contohnya saja seperti yg terjadi di daerah Pohon Puleh dan Anthony Rhebok yang saling melakukan penyerangan dengan pelemparan batu diteruskan dengan pengrusakan & pembakaran rumah di antara kedua pihak , keadaan menjadi semakin memburuk , apalagi disertai dengan semakin berkembangnya isu pertikaian yang bernuansa SARA yang memunculkan perasaan “ harus mempertahankan harga diri dalam membela agama mereka masing masing “ Home
Warga Muslim Jazirah Leihitu Bergerak
Tanggal 20 Januari 1999 kira kira pukul 09.00 WIT , warga muslim Jazirah Leihitu (muslim ) mulai bergerak ke kota Ambon beralasan ingin mengetahui tentang isu tentang pembakaran sebuah masjid . Namun , ternyata yg terjadi adalah mereka bekerja sama dg umat muslim Ambon utk melakukan penyerangan ke desa desa kristen.Operasi penyerangan dilakukan sejak pagi hingga sore hari yang menghanguskan perkampungan seperti Desa/Dusun Kristen Telaa Kodok, Durian Patah , Waiheru dan Negeri Lama.
Home
Timbul Fanatisme Agama Yang kuat
Home
Kerusuhan demi kerusuhan di pulau Ambon akhirnya bersangkut paut dengan sikap toleransi warga yang berdomisili di Ambon , sementara isu yang bernuansa SARA semakin di pertajam sehingga menimbulkan fanatisme antar masing masing umat beragama.
Home
Penyerangan balik umat kristen
pada tanggal 21 Januari 1999 warga Kristen yang berdomisili di Batu Gajah Dalam mendengar terbunuhnya 2 (dua) orang pendeta dan pembakaraan beberapa buah gereja dalam penyerangan yang dilakukan oleh warga Muslim dari jasirah Leihitu kemudian bangkit menyerang warga Muslim Dusun Batu Bulan dan membantai sejumlah warganya. . Dari data di lapangan terungkap 150 buah rumah dibakar/dirusak, 5 (lima) orang dibunuh dan 1 (satu) buah Mesjid terbakar. Demikian juga pada tanggal yang sama warga Kristen yang berdomesili di Batu Gantung Dalam (Kampung Ganemo), Mangga Dua, Kudamati ikut melakukan penyerangan terhadap warga Muslim yang berada di sekitarnya.
Kerusuhan bergeser keluar Ambonprovokasi isu SARA dalam kerusuhan Ambon yang semakin mengental di kalangan masyarakat yang akhirnya keluar dari wilayah pulau Ambon.Serentak umat Muslim di kota Sanana (Kabupaten Maluku Utara) menyerang kelompok minoritas Kristen di kota Sanana dan sekitarnya pada tanggal 21 Januari 1999 tengah malam. Puluhan rumah dan bangunan dirusak dan (3 orang warga Kristen dan 3 orang warga Muslim) mengalami luka-luka.Demikian juga 24 Kepala Keluarga minoritas Kristen yang tinggal di Dusun Papora, Desa Luhu (beragama Muslim) Kecamatan Seram Barat Piru dibumi hangsukan oleh warga Desa Luhu. Rumah-rumah dan harta benda mereka dibakar habis termasuk 2 (dua) buah Gereja.
Kesimpulan
Jadi , sebenarnya awal atau permasalahan dari konflik Maluku itu bukan konfik antar agama melainkan konflik yang melibatkan umat beragama . Simbol agama di eksploitasi dan dipolitisi oleh elit kekerasan sehingga menimbulkan suasana eksplosif dan tidak aman bagi masyarakat maluku.
SekianDan
Terima Kasih
Wassalam Wr Wb
See You Next
Time