Upload
pramuji-handrajadi
View
21
Download
4
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Speech about STAN
Citation preview
Bismillaahirrahmaanirrahiim,
Assalaamualaikum Warahmatullah Wabarakaatuh.
Selamat pagi dan salam sejahtera bagi kita semua.
Pertama-tama marilah kita panjatkan puji syukur kehadirat Allah yang Maha Kuasa , karena
hanya dengan ridho-Nya lah kita dapat berkumpul di sini dalam keadaan sehat tidak kurang
sesuatu apapun.
Teman-teman mahasiswa, selamat datang di dunia baru!
Selamat datang di kampus Ali Wardana Sekolah Tinggi Akuntansi Negara. Kampus pencetak
abdi keuangan negara yang cerdas akal budi .
Selamat datang sebagai Mahasiswa. Selamat datang para Agent of Change. Selamat datang
para Social Control. Selamat Datang para Iron Stock. Hidup Mahasiswa!
Kata “mahasiswa” sendiri memiliki arti definitif sebagai orang yang belajar di perguruan tinggi.
Namun secara maknawi, mahasiswa bukan hanya orang yang belajar di perguruan tinggi saja.
Terlalu sempit ketika mengartikan bahwa mahasiswa adalah entitas pelajar perguruan tinggi
dan akan menimbulkan persamaan dengan siswa yang juga sebagai orang yang belajar di
sebuah institusi pendidikan. Mahasiswa bukan sekadar kata biasa, titel, gelar, namun
mahasiswa berarti sebuah strata sosial yang tinggi. Naiknya strata sosial berarti naiknya
tanggung jawab yang diemban oleh pemiliknya. Bukan berarti hanya dijadikan sebagai
kebanggaan, lalu bertindak bebas seenaknya, namun tanggung jawab yang diemban harus
segera dilaksanakan. Mahasiswa merupakan penggerak, motor, dan pendobrak peradaban
dengan idealisme tinggi yang dimilikinya. Idealisme, inilah kekuatan utama mengapa mahasiswa
sangat erat dengan perubahan
Sekarang saya ingin bertanya, apa sesungguhnya yang kalian cari disini? Apa tujuan kalian
kesini? Ingin jadi the next Gayus? Kampus ini sudah cukup terhina dengan semua perbuatan
Gayus. Kampus ini butuh mahasiswa dengan niat yang lurus, amanah dan penuh intergritas.
Jika kalian tidak memiliki ketiganya, lebih baik pulang lah saja kalian. Pulang ke kampus lama
kalian. Pulang kepangkuan ibu kalian.
Kali ini saya ingin mengutip artikel salah satu kakak tingkat yang ditulis dalam blognya dengan
judul “Karena STAN tak bertabur bunga, Pulanglah!”
“Sekolah Tinggi Akuntansi Negara, Pandai penempa cita baja” –Penggalan lagu Mars STAN
Layaknya baja yang ditempa, maka bukan harum wewangi yang tercium, tapi bau busuk
menyengat yang akan tercium. Bukan sejuknya taman bunga yang dirasakan, tapi panasnya api
ribuan celcius. Karena yang dibicarakan disini tak hanya besi, namun baja kawan! Baja yang
pedih!
Daripada kau harus merasakan semua kepedihan itu, pulanglah sesegara mungkin. Secepat
yang kau bisa. Karena di sini, setiap hari adalah hari-hari perjuangan.
Karena STAN tak bertabur bunga, maka semenjak pertama kau pun akan merasakan aturan
ketat, dari mulai baju kuliah yang ditentukan, rambut yang dirapikan layaknya anak sekolah,
hingga aturan lain yang begitu menyesakkan. Tak sebebas kuliah di tempat lain. Tapi, itulah
ajarannya, soal disiplin yang akan membantumu nanti dalam banyak hal.
Karena STAN tak bertabur bunga, maka kau mungkin akan pergi jauh meninggalkan tempatmu
sekarang. Dari jogja ke Makasar, dari Pati ke Palembang, atau bahkan dari Jayapura ke Jakarta.
Jauh sekali, dan jangan tanya kenapa kau harus lakukan perjalanan jauh itu demi hanya ilmu
yang sedikit itu, perantauan yang bodoh itu.
Karena STAN tak bertabur bunga, maka ada saja yang diterima bukan atas pilihannya. Ada juga
yang berpikir jika yang dicetaknya dari kampus ini hanya kacung-kacung keuangan Negara.
Prajurit-prajurit pelaksana berpangkat rendah. Memang seperti itu, dan harus diakui, bahkan
Menteri Keuang an sendiri pun tak pernah sekalipun asalnya dari kampus Ali Wardhana, Frans
Seda, atau BDK lainnya. Tapi, ada Hitler yang mengajarkan kita, ditinggalkan oleh cita-cita
pilihan senimannya, menjadi tentara di dinas militer. Tentara yang bukan berpangkat tinggi
malah, rendah dan tidak sesuai keinginan bukan merupakan sesuatu yang harus disesali. Pilihan
takdir membawanya menjadi tokoh yang dikenang bermasa-masa.
Karena STAN tak bertabur bunga, maka uang saku yang kau terima akan paling kecil diantara
Perguruan Tinggi Kedinasan lainnya. Tak cukup bagimu mungkin untuk menyambung hidup.
Tapi, bukankah di penjuru Indonesia lainnya ada orang-orang yang bahkan hidup dengan uang
yang lebih kecil daripada yang kau terima. Mereka mau berdesak-desakan menerima suap
pemerintah yang tak seberapa itu.
Karena STAN tak bertabur bunga, maka kau akan merasakan bagaimana sebagian dosen dengan
seenaknya mengganti jadwal kuliah atau pihak sekretariat yang bisa menyuruh apa pun
kepadamu sesukanya atas nama Drop Out. Tapi, bukankah seperti itu menjadi bawahan,
ditindas atasan adalah hal yang harus kau pelajari sebagai bagian dari kehidupan.
Karena STAN tak bertabur bunga, maka ia dua tahun ini pun lulusannya tetap dites CPNS. Sama
seperti yang lainnya. Tapi, bukankah begitu aturan seharusnya, setiap orang tanpa terkecuali
yang ingin menjadi CPNS harus ikut tes. Ada prinsip taat azas yang dijalani.
Karena STAN tak bertabur bunga, maka kau akan mengenal kota-kota bernama Waingapu,
Atambua, Entikon, Batulicin, dan bahkan kepulauan Natuna. Kau bukan anak Jenderal yang bisa
memilih dimana nantinya kau akan berpijak. Tapi, dari sana kau mengetahui Indonesia begitu
luas dan kaya.
Akhirnya, karena STAN tak bertabur bunga, pulanglah! Pulang ke tempatmu, ke pangkuan
ibumu. Jangan kau habiskan hidupmu sia-sia tak berarti di sini.
Yang ingin saya sampaikan disini adalah, tentukan tujuan kalian disini untuk apa? Ingin jadi apa? Tentukan dari sekarang. Niatkan yang lurus dan ikhlas. Kita berhutang kepada seluruh rakyat
Indonesia yang telah membiayai kuliah kita disini. Cobalah jadi orang yang tau balas budi. Jika tidak bisa membahagiakan mereka, setidaknya jangan tambah duka mereka.
Kalian saat ini adalah mahasiswa. Masa depan kampus ini, masa depan bangsa ini kalian yang menentukan. 20/30 tahun mendatang kalian adalah ujung tombak bangsa ini. Mau diapakan bangsa ini? Di bawa ke kejayaan atau makin hancur dan bobrok? Hanya kalian lah yang bisa menjawabnya.
Sekali lagi, saya ucapkan selamat datang di kampus STAN. Selamat Belajar, Selamat berkarya, Selamat bersinergi. Tiga hal yang merangkum masa-masa emas kita sebagai mahasiswa. Semoga dengan tiga hal itu kita bisa menjadi bagian dari kebangkitan dan kejayaan negeri ini.Hidup Mahasiswa! Hidup Indonesia! STAN!
Wassalamualaikum wr.wb