Upload
phyan-hyun
View
220
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
selamat
Citation preview
Selamat Pagi, saya akan menajwab pertanyaan bagian A
A. Cara Tabung (Tube Method)
Dalam mempelajari kepekaan bakteri terhadapa antibiotika, dikenal adanya Tube Method.
Cara tabung dilakukan melalui suatu deretan penipisan antibiotik dalam perbenihan cair, kemudian
ditanami bakteri uji. Kepekaan di ukur dengan melihat konsentrasi antibiotik terendah yang masih
dapat menghambat pertumbuhan bakteri (MIC = KHM).
Metode tabung ini menggunakan antimikroba dengan kadar yang menurun secara bertahap, baik
dengan media cair atau padat. selanjutnya media diinokulasi bakteri uji dan dieramkan. selanjutnya
pada Tahap akhir yang dilakukan adalah antimikroba dilarutkan dengan kadar yang menghambat atau
mematikan.
Uji kepekaan cara dilusi agar memakan waktu dan penggunaanya dibatasi pada keadaan tertentu saja.
Uji kepekaan cara dilusi cair dilakukan dengan menggunakan tabung reaksi, cara ini dianggap tidak
praktis dan jarang dipakai, namun kini ada cara yang lebih sederhana dan banyak dipakai, yakni
menggunakan microdilution plate. Keuntungan uji mikrodilusi cair adalah bahwa uji ini memberi hasi
kuantitatif yang menunjukkan jumlah antimikroba yang dibutuhkan untuk mematikan bakteri (Jawetz
et al., 2005).
Contoh Uji kepekaan bakteri terhadapa antibiotik dengan metode tube dilution test
Dikutip dari Jurnal yang berjudul “Staphylococcus aureus pada Komunitas Lebih Resisten
terhadap Ampisilin dibandingkan Isolat Rumah Sakit”.
Pengujian ini digunakan untuk mengetahui nilai KHM ampisilin baik terhadap S.aureus isolat rumah
sakit maupun isolat komunitas. Tiap jenis isolat dibagi menjadi dua kelompok, yaitu kelompok
kontrol (tanpa ampisilin) dan kelompok perlakuan yang dibagi menjadi 6 kelompok berdasarkan
konsentrasi akhir ampisilin yang diujikan, yaitu konsentrasi 1,25 µg/ml, 2,5 µg/ml, 5 µg/ml, 10
µg/ml, 20 µg/ml, dan 40 µg/ml.
pada penelitian ini menunjukkan nilai KHM ampisilin terhadap S.aureus isolat rumah sakit
adalah ≥ 2,5 µg/ml,
sedangkan nilai KHM ampisilin terhadap S.aureus isolat cukup sedangkan pada isolat komunitas
termasuk pada komunitas adalah ≥ 20 µg/ml. Menurut panduan CLSI kategori lemah. Hal ini sesuai
dengan hasil uji kepekaan tahun 2011, bakteri S.aureus dinyatakan sensitif terhadap antibiotika yang
menunjukkan tingkat resistensi isolat ampisilin bila nilai KHM ampisilin ≤ 0,12 µg/ml sedangkan
komunitas terhadap ampisilin yang lebih tinggi bakteri S.aureus dinyatakan resisten terhadap
ampisilin dibandingkan dengan isolat rumah sakit. bila nilai KHM ≥0,25 µg/ml (7). Berdasarkan
panduan dari CLSI tersebut maka hasil uji kepekaan antibiotika pada penelitian ini menunjukkan
bahwa baik isolat rumah sakit maupun isolat komunitas telah resisten terhadap ampisilin, namun
tingkat resistensi isolat komunitas terhadap ampisilin lebih tinggi dibandingkan dengan isolat rumah
sakit. Penelitian ini juga melaporkan hasil hitung koloni bakteri S.aureus pada medium NAP menurun
dengan meningkatnya konsentrasi ampisilin yang dipaparkan, baik pada isolat rumah sakit maupun
isolate komunitas.
Sumber :
http://eprints.ums.ac.id/20603/3/BAB_1.pdf (dikses 30 November 2015)
https://scele.ui.ac.id/pluginfile.php/187882/mod_resource/content/3/Kepekaan_bakteri_thd_antibiotika.pdf (dikses 30 November 2015)
Santosaningsih, Dewi. Lilik Zuhriyah. Martha Nurani P. 2011. Staphylococcus aureus pada
Komunitas Lebih Resisten terhadap Ampisilin dibandingkan Isolat Rumah Sakit. Jurnal Kedokteran
Brawijaya vol 26 no. 4 : 204-207
Sumber :
http://eprints.ums.ac.id/20603/3/BAB_1.pdf (dikses 30 November 2015)
https://scele.ui.ac.id/pluginfile.php/187882/mod_resource/content/3/Kepekaan_bakteri_thd_antibiotika.pdf (dikses 30 November 2015)