336

SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT

Embed Size (px)

Citation preview

7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT

http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 1/335

7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT

http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 2/335

i

SELAYANG PANDANG

RISKESDAS 2013

PROVINSI SUMATERA BARAT

Editor 

Lestari Handayani

Kontributor 

Lestari Handayani

Shinta Karina Yuniati

Uswatun Khasanah

Nur Lailatul Fadhilah

Andry Hartanto

Zahroh Elvikri

Diaz Adi Pradana

M. Reza Fathoni

Miftah Fawzy Sarengat

Arie Tri Sandy A

Adi Wasis P

Nadia Ayu NirmalaMuslimatul Rahma

FX. Sri Sadewo

Astri Paramarthaputri

Fransiska Sri Hartatik,

Andra Syahputra Gumilar

Galih Nur Ismiyati

Riswati

Forma Yoza

  Health Advocacy Yayasan Pemberdayaan Kesehatan Masyarakat 

Bekerja sama dengan

PUSAT HUMANIORA, KEBIJAKAN KESEHATAN

& PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT

http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 3/335

ii

SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013

PROVINSI SUMATERA BARAT 

Editor:

Lestari Handayani

Kontributor:

Lestari Handayani, Shinta Karina Yuniati, Uswatun Khasanah, Nur Lailatul Fadhilah,

Andry Hartanto, Zahroh Elvikri, Diaz Adi Pradana, M. Reza Fathoni,

Miftah Fawzy Sarengat, Arie Tri Sandy A, Adi Wasis P, Nadia Ayu Nirmala, Muslimatul

Rahma, FX. Sri Sadewo, Astri Paramarthaputri, Fransiska Sri Hartatik, Andra Syahputra

Gumilar, Galih Nur Ismiyati, Riswati, Forma Yoza

@2013 Healthy Advocacy

Cetakan Pertama – Agustus 2013

Penata Letak – Lestari Handayani

Desain Sampul – Nur Lailatul Fadhilah

ISBN 9786021762622

Diterbitkan oleh:Health Advocacy

Yayasan Pemberdayaan Kesehatan Masyarakat

Jl. Kalibokor 2/45 Surabaya

Email: [email protected] 

Bekerja sama dengan:

PUSAT HUMANIORA, KEBIJAKAN KESEHATAN & PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia

Jl. Indrapura 17 Surabaya

Email: [email protected]

Hak Cipta dilindungi oleh Undang-Undang

Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini tanpa

izin tertulis dari Pemegang Hak Cipta.

7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT

http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 4/335

iii

KATA PENGANTAR

Riskesdas 2013 merupakan “gawe” besar Badanlitbang kesehatan

yang pelaksanaannya didistribusikan kepada 5 korwil dengan masing-

masing bertanggung jawab terhadap 5-7 provinsi. Pusat Humaniora

Kebijakan Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat ditunjuk sebagai

Korwil 3 dan membawahi 7 provinsi yaitu Provinsi Sumatera Barat, Jawa

Timur, Maluku Utara, Papua, Sulawesi Utara, NTB, dan Bali.

Pelaksanaan yang hampir serentak, telah menggerakkan seluruh

tenaga yang ada di satuan kerja Badanlitbangkes, mulai dari pejabat

struktural, pejabat peneliti dan seluruh staf yang ada. Riskesdas juga

melibatkan sumberdaya manusia kesehatan dari luar Badanlitbang

Kesehatan sebagai Penanggung Jawab Tehnis (PJT), Penanggung Jawab

Operasional (PJO) dan Penanggung Jawab Administrasi Logistik (PJAL)

kabupaten/kota. Enumerator sebagai tenaga lapangan yang bertugas

mengumpulkan data direkrut dari tenaga lokal di kabupaten/kota

masing-masing. Seluruh tim Riskesdas menyebar ke seluruh provinsi di

Indonesia untuk melaksanakan pelatihan enumerator (TC) danmelakukan pengumpulan data (Puldat).

Pelaksanaan kegiatan pengumpulan data sangat bervariasi sesuai

dengan kondisi geografi, kependudukan, pemukiman, budaya, sosial

ekonomi setempat. Keadaan tersebut memberikan tantangan bagi

enumerator dan PJT kabupaten/kota dan telah memicu adrenalin para

enumerator yang rata-rata masih berusia muda (duapuluhan tahun).

Permasalahan yang berbeda-beda menyebabkan penyelesaian puldatyang juga bervariasi bahkan dalam satu provinsi terjadi perbedaan waktu

penyelesaian.

Dengan telah usai dan pulang seluruh tim Riskesdas di provinsi

Sumatera Barat, maka berarti telah selesai tahap pengumpulan data.

Tahap ini belum selesai karena masih banyak tahap yang akan dilalui

sehingga nantinya tersusun hasil Riskesdas 2013 di seluruh Indonesia.

7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT

http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 5/335

iv

Buku yang berisi laporan kegiatan pengumpulan data provinsi Sumbar ini

disusun untuk memberikan gambaran kegiatan puldat yang telah

dilakukan seluruh tim Riskesdas. Diharapkan tulisan ini dapat menjadi

bahan rujukan untuk kegiatan Riskesdas berikutnya ataupun rujukan bagikegiatan penelitian lainnya. Temuan, kendala dan kemudahan menjadi

bagian dari penulisan buku ini karena pada kenyataannya, pelaksanaan

Riskesdas ini tidaklah mudah. Dibutuhkan biaya besar, komitmen tinggi,

kerja keras dan cerdas, kemampuan intelektual yang baik dan

kemampuan manajerial untuk mengelolanya dari tingkat Badanlitbangkes

sampai dengan tingkat lapangan di rumah tangga yang didatangi. Tidak

lupa tantangan alam yang bervariasi, menuntut kesiapan fisik yang prima

dan kehati-hatian. Tantangan alam menjadi bagian yang harus dihadapi

khususnya enumerator dan para PJT kabupaten/kota. Kecelakaan telah

mewarnai kegiatan puldat ini, dan menjadi bagian yang tidak terlupakan

bagi yang mengalaminya.

Semoga ada manfaat yang bisa dipetik dari kegiatan Riskesdas di

Provinsi Sumatera Barat, dan tulisan ini menjadi bagian dari

pengungkapan dan penyampaian informasi lapangan.

Editor

7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT

http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 6/335

7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT

http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 7/335

7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT

http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 8/335

vii

Terakhir, ucapan terima kasih kami kepada Kepala Badan

Litbangkes Dr. Trihono, dr., MSc yang telah memfasilitasi seluruh

kegiatan Riskesdas tahun 2013. Melalui kepemimpinan beliau,

Riskesdas ke 3 ini dapat dilaksanakan dan diselenggarakan di 33provinsi seluruh Indonesia.

Sesungguhnya keberhasilan ini tidak akan terjadi tanpa ijin

dan pertolongan dari Allah, Tuhan Yang Maha Esa. Semoga Allah

memberikan keberkahan bagi semua yang terlibat dalam kegiatan

Riskesdas 2013. Amin.

Surabaya, 17 Agustus 2013

PJT Provinsi Sumatera Barat

Dr. Lestari Handayani, dr., M.Med(PH)

7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT

http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 9/335

7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT

http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 10/335

7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT

http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 11/335

x

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 305

DAFTAR PUSTAKA 307

LAMPIRAN Foto kegiatan

SK Tim Riskesdas 2013 Provinsi Sumatera Barat

310

314

7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT

http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 12/335

7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT

http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 13/335

xii

Tabel 4.17.3. Wilayah Puskesmas dan Kelurahan tempat BS

terpilih, Bukit Tinggi, Riskesdas 2013

254

Tabel 4.17.4. Pembagian Lokasi BS Masing-masing Tim

Enumerator, Bukit Tinggi, Riskesdas 2013

255

Tabel 4.17.5. Jadwal Penyelesaian Puldat , Bukit Tinggi,Riskesdas 2013

257

Tabel 4.17. 6. Jumlah Rumah Tangga dan Individu yang

Berhasil Dilakukan Pendataan di 19 BS, Kota

Bukit Tinggi, Riskesdas 2013

258

Tabel 4.18. 1. Kelurahan Lokasi BS yang menjadi Sampel

Penelitian, Payakumbuh, Riskesdas 2013

266

Tabel 4.20.1. Hasil Pengumpulan Data di provinsi Sumbar,

Riskesdas 2013

302

Tabel 4.20.2 . Pembiayaan puldat setiap kabupaten/kota,

Sumbar. Riskesdas 2013

303

7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT

http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 14/335

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Tas Survei robek akibat kualitas kurang bagus dan

beban berat

10

Gambar 2.2. Temuan bahan antiseptik yang sudah

kadaluwarsa

10

Gambar 2.3. Kuesioner dalam map 11

Gambar 2.4. Menggunakan tali rafia untuk menggantikan

benang tali pengikat kuesioner yang kurang (foto

kiri); Pembuatan nomor untuk ditempelkan di

rumah responden yang akan dikunjungi (fotokanan).

12

Gambar 2.5. Beberapa seragam lapangan diadakan secara

mandiri oleh enumertaor dan PJT kab/kota

13

Gambar 2.6. Tumpukan alat dan bahan biomedis (foto kiri);

pengambilan darah (foto kanan)

16

Gambar 2.7. Entry data setelah selesai wawancara 16

Gambar 3.1. Peta Provinsi Sumatera Barat 20

Gambar 3.2. Masjid banyak dijumpai di Sumbar 23

Gambar 3.3.Gambar 3.4.

Pantai Teluk BayurPerbukitan, sungai dan laut

2626

Gambar 4.1.2. Pengukuran Mata oleh Tim Sikakap di Dusun

Pinatetek, Sikakap

33

Gambar 4.1.3. Pantai Berdinding Cadas Jalan Masuk ke Dusun

Kaleak, Sanggalubek

35

Gambar 4.1.4. Kondisi jalan yang relatif baik (Polaga-Pinatetek) 37

Gambar 4.2.1. Enumerator yang sudah selesai wawancara

melakukan entry data (foto kiri). Wawancararesponden yang berjualan minuman (Foto kanan)

46

Gambar 4.2.2. PJT kabupaten Pesisir Selatan mengalami patah

tulang saat bertugas

52

Gambar 4.3.1. Siap menuju lapangan 65

Gambar 4.3.2. Pemeriksaan telinga 65

Gambar 4.3.3. Pemeriksaan gigi 58

Gambar 4.4.1. Menuju rumah responden melewati sawah 77

Gambar 4.4.2. Menyeberangi sungai menuju rumah responden 78

7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT

http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 15/335

xiv

Gambar 4.5.1. Pengambilan darah di BS Biomedis 94

Gambar 4.5.2. Jalanan rusak dan berlumpur 95

Gambar 4.6.1. Pemeriksaan telinga 111

Gambar 4.6.2. Melewati pematang sawah menuju rumah

responden

112

Gambar 4.7.1. Kartu Izin memasuki jorong, Kabupaten Agam

hanya berlaku sampai sore hari

118

Gambar 4.8.1. Memanfaatkan masjid sebagai laboratorium

lapangan

139

Gambar 4.9.1. Peta Kabupaten Pasaman 144

Gambar 4.9.2. Enumerator dengan seragam nasional dan lokal 148

Gambar 4.9.3. Menuju daerah sulit 193

Gambar 4.10.1. Peta Kabupaten Solok Selatan 155Gambar 4.10.2 Tim Riskesdas menembus persawahan luas yang

terbentang di Solok Selatan

158

Gambar 4.10.3 Pojok sinyal hp, hanya di lemari ini (Foto kiri);

Enumeator makan gadang di posko bisa

menelpon (Foto kanan)

175

Gambar 4.10.4. Di areal kebun teh 176

Gambar 4.11.1 Enumerator melakukan wawancara 185

Gambar 4.11.2. Supervisi PJT Prov. Saat puldat di rumah

responden yang berada di tengah perkebunankaret

186

Gambar 4.12.1. Supervisi PJT Provinsi di Pasaman Barat 194

Gambar 4.12.2. Pemeriksaan gigi oleh enumerator 207

Gambar 4.13.1. Wawancara dengan responden pembuat kuwe,

Kota Padang

214

Gambar 4.13.2. Suasana ruang tunggu puskesmas untuk

pengambilan sampel

215

Gambar 4.13.3. Tetap semangat diambil darah meskipun duduk di

kursi roda

215

Gambar 4.13.4. Wilayah kota Padang termasuk persawahan 215

Gambar 4.15.1. Kota Sawah Lunto dilihat dari Puncak Cemara 226

Gambar 4.15.2. Menuju rumah responden di perbukitan yang

harus ditempuh dengan jalan kaki (foto kiri) dan

bekas tambang batubara (foto kanan), Kota

Sawah Lunto, Riskesdas 2013

228

Gambar 4.16.1 Suasana kota Padang Panjang 240

7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT

http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 16/335

7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT

http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 17/335

7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT

http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 18/335

1

BAB 1

PENDAHULUAN

Badan Litbang Kesehatan Kementerian Kesehatan RI, melaksanakan

Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013 di seluruh wilayah Indonesia (33

Provinsi , 497 kabupaten/kota) mencakup sekitar 300.000 rumah tangga

yang tersebar dalam 12.000 blok sensus. Riskesdas merupakan riset

Nasional, berbasis komunitas untuk menilai keberhasilan pelaksanaan

pembangunan jangka menengah 2010-2014. Selain itu sebagai sarana

untuk mengevaluasi perkembangan status kesehatan masyarakat

Indonesia di tingkat nasional, provinsi, kabupaten/kota dalam enam

tahun terakhir. Termasuk masalah spesifik di setiap kabupaten/kota,

perkembangan faktor-faktor yang mempengaruhi status kesehatanmasyarakat di setiap tingkat wilayah pemerintahan, dan perkembangan

upaya pembangunan kesehatan di tingkat nasional, provinsi dan

kabupaten/kota.

Kegiatan Riskesdas dimulai sejak Januari sampai dengan Desember

2013. Tahapan kegiatan dilakukan sebelum pada akhirnya dilakukan

pengumpulan data di tingkat Rumah Tangga. Master of Trainer  (MoT)

telah dilaksanakan pada bulan Pebruari 2013 di Cisarua secara Nasional

untuk melatih Master Trainers yaitu Penanggung Jawab Tehnis Provinsi.

Dilanjutkan Training of Trainers (TOT) pada bulan Maret 2013

dilaksanakan di setiap Korwil. Provinsi Sumatera Barat termasuk dalam

lingkup wilayah tanggung jawab Korwil 3 yang pelaksanaannya dilakukan

oleh Pusat Humaniora, Kebijakan Kesehatan dan Pemberdayaan

Masyarakat (PHKKPM). TOT untuk Korwil 3 telah dilaksanakan 19-28

Maret 2013 di Surabaya dan telah melatih seluruh Penanggung Jawab

7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT

http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 19/335

2

Tehnis (PJT) kabupaten/kota dari 7

tanggung jawab PHKKPM atau kor

termasuk 19 orang PJT Kab/kota yang a

Sumatera Barat.Sebagai kelanjutan TOT adalah T 

335 orang enumerator sebagai pen

Sumatera Barat (Sumbar). Pelatihan

kabupaten/kota pada tanggal 19 sam

Padang. Para enumerator yang direkr

masing kabupaten/kota setelah dilatih

asal bersama denga PJT kabupaten/kot

data (puldat). Data Riskesdas 2013 dik

dengan akhir Juni 2013 oleh enume

masing.

Dengan usainya

kegiatan pengumpul-

an data di seluruh

kabupaten dan kota

di provinsi Sumatera

Barat maka puldat

Riskesdas 2013 telah

selesai. Data kese-

hatan masyarakat

maupun data bio-

medis telah berhasil

dikumpulkan. Perjalanan panjang enu

dengan tetesan keringat, kenangan m

dari keberhasilan penyelesaian kegiat

mengungkap kejadian yang terjadi di

2013 di Sumbar. Kejadian secara

Riskesdas dilaporkan oleh para PJT

langsung dan penanggung jawab pel

kabupaten/kota.

provinsi yang berada di bawah

il 3. Diantara PJT yang dilatih

kan bertanggung jawab di Provinsi

raining Centre (TC) untuk melatih

umpul data di seluruh provinsi

dilakukan oleh 19 orang PJT

ai dengan 28 April 2013 di kota

ut oleh Dinas Kesehatan masing-

dikembalikan ke kabupaten/kota

a untuk melakukan pengum-pulan

umpulkan pada awal Mei sampai

rator di kabupaten/kota masing-

erator, PJT kab/kota yang penuh

nis maupun duka menjadi bagian

an ini. Tulisan ini disusun untuk

balik keberadaan data Riskesdas

terperinci tentang pelaksanaan

kabupaten/kota sebagai pelaku

ksanaan puldat secara tehnis di

7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT

http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 20/335

3

Diharapkan dengan adanya tulisan ini yang dirangkai berdasar

laporan pengumpulan data yang disusun oleh PJT kabupaten/kota dapat

menjadi bahan kajian dan telaah dari kegiatan Riskesdas khususnya pe-

ngumpulan data. Penga-laman PJT yang telah mengawal pelaksanaanpuldat di seluruh kabupaten kota seluruh provinsi Sumbar merupakan

pelajaran berharga bagi riset nasional ke depan. Pengalaman tersebut

diharapkan juga bermanfaat bagi para PJT kabupaten/kota yang

merupakan tenaga kesehatan yang masih “fresh” dengan memberikan

wawasan kondisi kesehatan masyarakat, pengalaman sebagai manajer

lapangan dan tehnis survei kesehatan, memahami sosial budaya yang

berbeda dari daerah asalnya, dan tidak kalah pentingnya dapat

menikmati keindahan alam Sumatera Barat.

7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT

http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 21/335

7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT

http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 22/335

5

BAB 2

BAHAN DAN CARA

2.1 Responden dan Kegiatan

Pengumpulan data dengan sasaran sampel adalah Rumah Tangga

(RT) dan Anggota Rumah Tangga (ART) yang terpilih sebanyak 407 BS

(Blok Sensus) yang disampling oleh Badan Pusat Statistik (BPS).

Penentuan unit sampel berdasar bangunan sensus (bangsen) yang

selanjutnya dilacak RT dan individu yang ada dalam RT tersebut. Masing-

masing BS terdiri dari 25 RT dan masing-masing RT diperkirakan rata-rata

terdapat 4,5 individu. Perkiraan jumlah RT yang diwawancara di seluruh

Sumbar adalah 10.175. Pengumpulan data kesehatan masyarakat

dilakukan diseluruh 19 kabupaten kota di provinsi Sumbar dengan jumlah

BS yang bervariasi sesuai hasil penghitungan sampel yang dilakukan olehBPS.

Pengumpulan data kesehatan masyarakat dilakukan dengan

enumerator melakukan kunjungan rumah dan dilakukan wawancara

menggunakan panduan kuesioner yang terdiri dua macam yaitu

kuesioner rumah tangga dan kuesioner individu. Responden yang

diwawancara adalah seluruh anggota rumah tangga sesuai kriteria yang

ditetapkan dan kepala keluarga. Selain dilakukan wawancara juga

dilakukan pengukuran fisik (tinggi badan, berat badan, tekanan darah,lingkar perut, lingkar lengan atas) serta melakukan pemeriksaan fisik (gigi,

mata, telinga).

Data biomedis hanya dikumpulkan di 4 (empat) kabupaten/kota

yaitu kota Padang, kabupaten Lima Puluh Kota, Pasaman Barat dan Tanah

Datar dengan jumlah BS biomedis masing-masing secara berurutan

adalah 7, 5, 6, dan 4 BS. Pengumpulan data biomedis dilakukan dengan

mengambil sampel darah responden terpilih di laboratorium lapangan

dan dilakukan pemeriksaan serta pengiriman sampel biomedis.

7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT

http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 23/335

7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT

http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 24/335

7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT

http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 25/335

8

dengan selesai adalah 50 hari dengan diawali persiapan dan diakhir

pengepakan kuesioner sehingga berkisar antara 49-57 hari kerja PJT.

Sedangkan untuk hari kerja enumerator rata-rata berkisar antara 44-56

hari kerja. Secara terperinci pelaksanaan dan lama hari kerja PJT,

enumerator serta tanggal penyelesaian puldat tertuang dalam tabel 2.1.Lama penyelesaian dipengaruhi oleh beban kerja (jumlah BS dan BS

biomedis), jumlah tim dan keadaan geografi serta luas wilayah kerja.

Tabel 2.1. Jumlah BS, Jumlah Tim Enumerator menurut Kabupaten/Kota,

Provinsi Sumatera Barat, Riskesdas 2013

N0 Kabupaten/Kota

Total

BS

Jml BS

Biomed

Jml

Tim

Hari

kerjaEnum

Hari

KerjaPJT

Tgl

Selesai

1 Solok Selatan 19 - 3 51 54 21/6

2 Kota Payakumbuh 19 - 3 48 52 19/6

3 Kota Sawahlunto 16 - 3 46 52 19/6

4 Kota Padang 30 7 5 56 57 24/6

5 Agam 27 - 4 50 54 21/6

6 Lima Puluh Kota 24 5 4 55 57 24/6

7 Pasaman Barat 24 6 4 56 57 24/6

8 Dharmasraya 22 - 4 50 54 21/69 Pesisir Selatan 26 - 4 52 55 21/6

10 Tanah Datar 24 4 4 55 57 24/6

11 Kota Solok 16 - 3 44 52 19/6

12 Solok 24 - 4 50 55 21/6

13 Kep. Mentawai 18 - 3 50 52 19/6

14 Kota Bukittinggi 19 - 3 48 52 19/6

15 Padang Pariaman 24 - 4 48 54 21/6

16 Sijunjung 21 - 3 50 54 21/6

17 Pasaman 22 - 4 48 49 16/6

18Kota Padang

Panjang

14 - 2 44 50 19/6

19 Kota Pariaman 18 - 3 44 52 19/6

TOTAL 407 22 64

7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT

http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 26/335

7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT

http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 27/335

7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT

http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 28/335

11

-  Handscoen/sarung tangan 2 dos

-  Masker 2 dos

-  Antiseptic descosept 3 buah

-  Kaca mulut non disposable + wadah 4buah

-  Tissue gulung 2 buah-  Tas pengukur tinggi badan 1buah

-  Cairan pembersih kacamulut 1 buah

-  Tas ransel alat 1 buah

-  Cairan iodium test 2 buah

-  Baterai timbangan berat badan digital 3 buah

-  Baterai ukuran A2 12 buah

b. 

Kuesioner (jumlah sesuai BS yang harus diselesaikan)-  Map

-  Informed Consent (Persetujuan setelah Penjelasan=PSP)

-  Kuesioner Rumah Tangga

-  Kuesioner Individu

-  Kartu Hasil

-  Tambahan Kuesioner Blok IV

-  Tambahan Lembar Kuesioner Kesehatan Reproduksi

-  Tali Pengikat Kuesioner

c.  Bahan Kontak

Bahan kontak berupa uang diberikan sebagai pengganti waktu

yang diluangkan kepada responden yang bersedia diwawancara,

diukur dan diperiksa (data Kesehatan masyarakat) dan bersedia

diambil sampel biomedisnya. Besaran bahan kontak untuk setiap

Gambar 2.3.

Kuesioner dalam map

7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT

http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 29/335

7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT

http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 30/335

13

2.4.2 Alat dan Bahan Pengumpulan Data Biomedis 

Bahan dan Alat untuk pemeriksaan biomedis terdiri dari set Alat

Laboratorium Lapangan sejumlah 12 set yang dibagi untuk 4 kabupaten

/kota, formulir BM, set Bahan Pengambilan Spesimen Biomedis dan

Laboratorium Lapangan sejumlah 22 untuk 22 BS

a.  Alat Laboratorium Lapangan

b. Formulir BM

c.  Bahan Pengambilan Spesimen Darah dan Urin Biomedis

d. Bahan Pembuatan Hapusan Tebal Malaria

e.  Bahan Laboratorium Lapangan

f.  Bahan Pengiriman Spesimen ke Pusat

g.  Bahan kontak. Bagi responden yang bersedia diambil sampel

biomedis (darah) mendapat bahan kontak sebesar

Rp.35.000,- per orangh. Kuitansi Bahan Kontak

Daftar Bahan dan Alat Biomedis

- Form BM 01-04 (mobile)

- Stiker ART (mobile)

- Kartu Hasil Pemeriksaan Darah (salin dari BM 04)

Gambar 2.5.

Beberapa seragam lapangan diadakan secara mandiri olehenumerator dan PJT kab/kota

7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT

http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 31/335

7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT

http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 32/335

15

- Air kemasan 330 ml

- gelas plastik dan penutupnya 300 ml

- Stiker waktu

Tahap Pemisahan Serum dan Pewarnaan

-  Giemsa Stock 50 ml  -  Botol semprot berisi air 

-  Cryotube 4,5 ml -  Pipet Pasteur steril 

-  Air Mineral 600 ml (mengencerkan

Giemsa) 

-  Tissue ( dipakai juga untuk

pengambilan dan

pemeriksaan darah) 

-  Tabung centrifuge 15 ml  -  Sentrifuge Portable 

-  Nampan plastik (30 cm x 40 cm)  -  Cold Box 

-  Rak pewarnaan  -  Ice Pack (warna merah

atau putih) 

Tahap Pengepakan Spesimen Serum dan slide Malaria (ke BTDK)

-  Steroform Box -  Termometer

-  Storage box 4,5ml -  Kotak slide

-  Cold box (12 lt) -  Kertas tissue gulung

-  Ice Pack -  Lakban

-  Gel Pack -  Form BM 01-05

-  Kardus coklat bersablon alamat Termometer 

Tahap Pengepakan Slide Malaria (ke UPT)

-  Kotak slide -  Form BM 02 dan BM 05

-  Kardus coklat seukuran kotak

slide bersablon alamat-  Kotak kardus botol urin/air

ukuran (p x l x t): 22,5 x 9 x 9

-  Kertas tissue gulung -  Masker

-  Lakban -  Sarung tangan

-  Gunting -  Tissue

-  Tahap Pengepakan Urin, Air, -  Stiker tanda panah dan mudah

7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT

http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 33/335

7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT

http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 34/335

17

Tabel 2.2 Kebutuhan kuesioner, formulir dan alat . Provinsi Sumbar,

Riskesdas 2013

N0 KAB/KOTATim

gigi

PSP

Kues Kesmas BIOMEDIS

RT IND BS

Alat

set

Form

Biom

Stiker 

RT

Stiker 

IND

Wadah

Urin

Wadah

Air 

1 Solok Selatan 3 475 475 2375

2 Kota Paya Kumbuh 3 475 475 2375

3 Kota Sawahlunto 2 400 400 2000

4 Kota Padang 4 750 750 3750 7 3 788 175 788 350 21

5 Agam 4 675 675 3375

6 Pesisir Selatan  4 650 650 3250

7 Pasaman Barat 4 600 600 3000 6 3 675 150 675 300 18

8 Dharmasraya 3 550 550 2750

9 Lima Puluh Kota 4 600 600 3000 5 2 563 125 563 250 15

10 Tanah Datar  4 600 600 3000 4 2 450 100 450 200 12

11 Kota Solok 2 400 400 2000

12 Solok 3 600 600 3000

13 Kep. Mentawai 2 450 450 2250

14 Kota Bukit Tinggi 2 475 475 2375

15 Padang Pariaman 3 500 500 2500

16 Sijunjung 3 525 525 2625

17 Pasaman 3 550 550 2750

18Kota PadangPanjang

1 350 350 1750

19 Kota Pariaman 2 450 450 2250

TOTAL 56 10.175 10.175 50.875 22 10 2476 550 2476 1100 66

Prosedur Kerja

a.  Tahap Persiapan Lapangan

Tahap ini dilakukan setelah TC di masing-masing kabupaten/kota.Berupa rapat koordinasi ulang antara PJT kabupaten, PJO

kabupaten, PJAL kabupaten dan enumerator, persiapan surat

perijinan, surat tugas enumerator, penunjuk jalan, peta dari BPS,

posko, tempat tinggal PJT dan enumerator, pembagian alat dan

kuesioner, dll.

7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT

http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 35/335

7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT

http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 36/335

7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT

http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 37/335

20

Provinsi ini terletak di pesisir barat bagian tengah pulau Sumatera dengan

luas daratan 42.297,30 km² yang dari luas tersebut, lebih dari 45,17%

merupakan kawasan yang masih ditutupi hutan lindung. Garis pantai

provinsi ini seluruhnya bersentuhan dengan Samudera Hindia sepanjang

2.420.357 km dengan luas perairan laut 186.580 km² termasukdidalamnya adalah Kepulauan Mentawai.

Sumatera Barat merupakan salah satu daerah rawan gempa di

Indonesia yang disebabkan letaknya berada di jalur patahan

Semangko tepat di antara pertemuan dua lempeng benua besar,

yaitu Eurasia dan Indo-Australia. Gempa bumi besar yang terjadi akhir-

akhir ini di Sumatera Barat di antaranya adalah Gempa bumi 30

September 2009 dan Gempa bumi Kepulauan Mentawai 2010. Gempa

kecil sering terjadi di Sumatera.

Gambar 3.1.

Peta Provinsi Sumatera Barat

7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT

http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 38/335

7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT

http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 39/335

22

NoNama

Kabupaten/Kota

Jumlah Penduduk* (SP 2010)Luas (Ha)**

Laki-laki Perempuan Total

09 Pasaman 125 249 128 050 253 299 223.230

10 Solok Selatan 72 568 71 713 144 281 335.430

11 Dharmasraya 98 892 92 530 191 422 394.76312 Pasaman Barat 184 022 181 107 365 129 388.777

71 Kota Padang 415 315 418 247 833 562 69.496

72 Kota Solok 29 359 30 037 59 396 5.764

73 Kota Sawah Lunto 28 161 28 705 56 866 27.345

74 Kota Padang Panjang 23 369 23 639 47 008 2.300

75 Kota Bukittinggi 53 845 57 467 111 312 2.524

76 Kota Payakumbuh 57 894 58 931 116 825 8.034

77 Kota Pariaman 38 922 40 121 79 043 7.336

Prov. Sumatera Barat 2 404 377 2 442 532 4 846 909 4.229.730*Sumber Data: BPS 2010 SP 2010 ** Sumber Data: BPS 2011

Suku bangsa

Mayoritas penduduk Sumatera Barat merupakan suku

Minangkabau. Di daerah Pasaman selain suku Minang berdiam pula suku

Batak dan suku Mandailing. Suku Mentawai terdapat di Kepulauan

Mentawai. Di beberapa kota di Sumatera Barat terutama

kota Padang terdapat etnis Tionghoa, Tamil dan suku Nias dan di

beberapa daerah transmigrasi seperti di (Sitiung, Lunang Silaut, Padang

Gelugur dan lainnya) terdapat pula suku Jawa. Sebagian di antaranya

adalah keturunan imigran berdarah Jawa dari Suriname yang memilih

kembali ke Indonesia pada masa akhir tahun 1950-an. Oleh Presiden

Soekarno saat itu diputuskan mereka ditempatkan di sekitar daerah

Sitiung. Hal ini juga tidak lepas dari aspek politik pemerintah pusat pasca

rekapitulasi PRRI di Provinsi Sumatera Barat yang juga baru dibentuk saat

itu. Selain itu juga terdapat beragam suku nusantara lainnya yang masukpasca kemerdekaan sebagai perantau dan pekerja di berbagai bidang.

Bahasa

Bahasa yang digunakan dalam keseharian ialah bahasa daerah

yaitu Bahasa Minangkabau yang memiliki beberapa dialek, seperti dialek

Bukittinggi, dialek Pariaman, dialek Pesisir Selatan, dan dialek

Payakumbuh. Di daerah Pasaman dan Pasaman Barat yang berbatasan

7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT

http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 40/335

 

dengan Sumatera Utara, ditutur

Melayu dialek Mandailing. Semen

digunakan Bahasa Mentawai.

Agama

Islam adalah agama may

penduduk Sumatera Barat, yang

Minangkabau. Selain itu ada j

terutama ada di kepulauan Ment

 juga yang beragama Budha sekita

dianut oleh penduduk bukan oran

Tempat ibadah di Sumat

dan musala. Masjid terbesar adal

Padang yang saat ini pembangun

sedangkan masjid tertua di antara

Padang dan Masjid Tuo Kayu Ja

Minangkabau mendominasi baik

Raya Sumatera Barat memiliki

ukiran Minang sekaligus kaligrafi

terdiri dari beberapa tingkatan yacekung.

dan kota

Ga

Masjid banya

23

kan juga Bahasa Batak dan Bahasa

ara itu di daerah kepulauan Mentawai

ritas yang dipeluk oleh sekitar 98%

kebanyakan pemeluknya adalah orang

ga yang beragama Kristen, mereka

awai yaitu sekitar 1,6%. Selain itu ada

r 0,26%, dan Hindu sekitar 0,01%, yang

Minangkabau.

era Barat didominasi oleh masjid

ah Masjid Raya Sumatera Barat di kota

annya masih dalam tahap pengerjaan,

nya adalah Masjid Raya Ganting di kota

o di kabupaten Solok. Arsitektur khas

bentuk masjid maupun musala. Masjid

bangunan berbentuk gonjong, dihiasi

. Ada juga masjid dengan atap yang

g makin ke atas makin kecil dan sedikit

mbar 3.2.

dijumpai di Sumbar

7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT

http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 41/335

7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT

http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 42/335

7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT

http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 43/335

7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT

http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 44/335

7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT

http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 45/335

28

Alasan yang mendasar dari pola rekruitmen tersebut adalah

bahwa kabupaten kepulauan Mentawai merupakan salah satu daerah

sulit di Propinsi Sumatera Barat. Pemilihan ini diharapkan mewakili dari

masing-masing kecamatan, sehingga pada waktu pelaksanaan timenumerator dengan mudah dapat mencari dan juga tidak mengalami

kesulitan dalam membangun pos (tempat tinggal sementara) ketika

berada di lapangan. Namun demikian, PJT Kab. Kep. Mentawai telah

melakukan kontak dengan PJO setempat (Sdr. Nurhadi) untuk merekrut

orang-orang yang lebih berpengarahan dalam sensus atau penelitian

sejenis. Kenyataannya, hal itu tidak bisa dipenuhi sepenuhnya. Dua orang

dari Dinkes merupakan orang yang baru (tenaga honorer) yang tidak

mengerti atau berpengalaman dalam survei.

Disiplin dan Pengetahuan yang Terbatas. Perbedaan pola

rekruitmen ini nampaknya menentukan juga tidak displin tenaga

enumerator. Bila dibandingkan dengan lainnya, maka praktis kurang

disiplin. Diketahui sebagian besar tidak datang tepat waktu pada saat

awal pendaftaran. Alih-alih bahwa terhalang oleh keberangkatan kapal

Ambu-ambu/Gembolo yang mengambil rute Siberut-Padang, Tuapejat-

Padang dan/atau Sikakap-Padang. Pada saat pembukaan, hanya 8 (dela-

pan) enumerator yang datang. Pada hari berikutnya, jumlah enumerator

dari Kab. Kepulauan Mentawai bertambah menjadi 12 orang. Enumerator

baru lengkap hadir pada hari kedua.

Persoalan lain adalah para tim enumerator, terutama laki-laki,

sering melakukan aktivitas keluar masuk ruang dengan alasan pergi ke

toilet. Namun, kenyataannya mereka pergi ke lobby atau selasar untuk

merokok1. Setelah diusut, karena kebiasaan di ruang terbuka dan tidakterbiasa untuk mengikuti pelatihan, mereka menjadi mengantuk. Untuk

1Kebiasaan merokok sudah menjadi bagian masyarakat Kab. Kepulauan Mentawai.

Dari diskusi dengan tim kesehatan dari Pencerah Nusantara. Riset mereka

menunjukkan bahwa 90% lebih laki-laki dewasa di Kab. Kepulauan Mentawai

merokok. Kebiasaan merokok juga dilakukan oleh kalangan tenaga kesehatan. Di

Kantor Dinkes Kab. Kepulauan Mentawai dan Puskesmas, hampir seluruh laki-laki

merokok, termasuk dokter.

7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT

http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 46/335

7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT

http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 47/335

7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT

http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 48/335

31

Strategi lain yang sebenarnya hendak diterapkan oleh PJT adalah

mengerjakan bersama dalam satu pulau, yaitu: Pulau Sipora yang

menjadi pusat pemerintahan Kab. Kepulauan Mentawai terlebih dahulu.

Strategi itu diharapkan dapat menyamakan kemampuan dan melakukankoreksi bila ada kesalahan di awal penelitian. Namun demikian, hal itu

tidak dapat dilakukan karena (1) persoalan transportasi antar pulau yang

tidak pasti dan (2) ketidakpastian cuaca – di awal bulan Juni sudah

memasuki musim badai. Akhirnya, menggunakan pola yang disepakati

bersama antar tim enumerator, yaitu: masing-masing berangkat ke

pulaunya, baru setelah saling berkomunikasi dan kunjungan dari PJT

untuk melakukan validasi data dan melakukan pendampingan bila

bertepatan dengan saat turun lapangan.

Tabel 4.1.1. Daftar Nama Enumerator Kab. Kepulauan Mentawai,

Riskesdas 2013

Nama Enumerator Kepulauan Mentawai

Firdaus, AMD. Agustinus, AMK. Hannes Donisius

Helentina Suzana, Amd.

Farm.Emi Sarita Napitu, AMG. Ridho al amin, SKM.

Mery Rosida Girsang,

Amd.Kep.Hendri Dunant, Amd.

Paulus Tuirik Sabagalet,

Amd.Kep.

Noviyanto, Amd.Kep.Fajar Noprintis,

Amd.Kep.Palmi, Amd.

Alam Sukar, SKM. Ganda R. PutraMeriam Sabelina,

Amd.Keb.

Pelaksanaan di Lapangan. Ketika kegiatan TC berakhir (tanggal 28

April 2013), maka pada hari itu juga tim Sipora berangkat bersama

dengan PJT, PJO dan PJAL dengan menggunakan kapal Ambu-ambu

(Padang-Tuapeijat). Sementara itu, kedua tim lainnya baru berangkat 2

(dua) hari kemudian dengan tujuan pulau masing-masing, yaitu Padang-

Sikakap dan Padang-Muara Siberut. Waktu tempuh kapal berlayar dari

Pelabuhan Bungus (kurang lebih 30 km dari kota Padang) ke Tuapeijat

7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT

http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 49/335

32

dengan waktu tempuh kurang lebih 10 jam. Kapal berangkat pukul 20.00

WIB dan tiba 06.00 WIB pada hari berikutnya (29 April 2013).

Setelah tiba, tim Sipora memindahkan logistik ke rumah

anggotanya, yaitu Helen, sementara itu PJT, PJO dan PJAL ke kantor dinasmengurus perijinan survei ke Bakesbangpol dan mengusahakan dana

talangan ke Kadis Dinkes. Karena memang tidak ada persediaan kas, dana

talangan tidak dapat diperoleh. Hal itu kemudian dilaporkan ke Korwil III

untuk segera mengirimkan. Dana terkirim baru via transfer bank tanggal

2 Mei 2013 lewat Bank Mandiri dan langsung dikirim via Bank BRI, baik

untuk tim Sikakap dan tim Siberut. Baru esok hari mereka menerima dana

tersebut. Karena hari Jum’at, praktis turun lapangan pada hari Sabtu.

(Dengan kejadian ini, saya cukup bersyukur karena lebih menggunakan

strategi mereka untuk langsung ke pulau masing-masing. Bisa

dibayangkan, bila saya harus menanggung akomodasi dan konsumsi

selama 4 hari, sejak tanggal 29 April 2013).

Pada 2 minggu awal, tim Sipora mengerjakan BS-1 dan BS-2 di

Kelurahan Tuapeijat (Dusun Jati dan Mapadegat). Tim Sikakap

mengerjakan Dusun Pinatetek, Desa Sikakap dan Bulak Monga, Desa

Taikako. Tim Siberut terjun di Dusun Peigu dan Puro I, Desa Muara

Siberut. Menjadi catatan dalam puldat ini, Dusun Pinatetek yang

sekarang ini berbeda dengan dusun yang lama. Mereka pindah sekitar 3-4

km dari lokasi lama. Kepindahan itu tidak terlepas dari himbauan Bapak

Presiden (SBY) ketika meninjau gempa dan tsunami di Pagai Selatan.3

Hal

yang serupa di Dusun Maonai (Bulasat), Pagai Selatan. Hal itu telah

disampaikan pada waktu TC dan disetujui untuk tetap pada wilayah

tersebut. Menjadi masalah adalah Dusun Sinaka yang pindah tidakseluruhnya pindah, hanya sebagian saja. Untuk dusun Sinaka, hal

diputuskan pada pertengahan Mei 2013. Dua minggu awal ini sekaligus

menunggu persetujuan dan pencarian dana untuk daerah sulit dengan

tambahan dana sebesar Rp. 56.000.000,00.

3Dalam himbauannya, seluruh dusun yang berbeda di pinggir pantai harus pindah ke

daerah yang lebih tinggi untuk mengurangi kurban tsunami bila terjadi gempa.

7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT

http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 50/335

 

Setelah kurang lebih 3 (tig

saya sendiri selaku PJT memutusk

menggunakan kapal motor (ka

(Terlampir). Selama beberapaPinatetek (BS-1) dan Bulak Mong

kembali ke Tuapeijat untuk mem

BS-2 (Mapadegat). Pada saat ya

tentang persetujuan dana daer

kecuali adalah dana akomodas

melanjutkan dengan kapal mot

Siberut sudah berangkat ke Mato

anggota tim (Ridho) untuk mel

validasi di lapangan, yaitu Dusu

menjadi sampel propinsi, sehingg

Karena dana daerah sulit b

oleh Tim Sipora dan Tim Sikakap

BS di Kec. Sipora Selatan (Siob

perpindahan ke Sioban dan mem

Dari sisi medan lapangan bervari

hingga berjarak 30 km dengan

diselesaikan dengan baik.

Gam

Pengukuran Mata oleh Tim Si

33

) hari kegiatan tim Sipora berlangsung,

n untuk moving ke tim Sikakap dengan

u) Nade 202 dengan rincian biaya

ari di Sikakap, saya memantaui di(BS-2). Setelah itu, saya memutuskan

ntau pelaksanaan puldat Tim Sipora di

ng sama, saya memperoleh informasi

h sulit. Seluruh rancangan diterima,

i (penginapan). Dari Tuapeijat, saya

r yang sama ke Muara Siberut. Tim

tonan. Saya hanya bersama salah satu

akukan pemeriksaan entry data dan

Peigu dan Puro I. BS Dusun Peigu

terdapat pemeriksaan gigi.

elum cair, maka langkah yang dilakukan

dalah menyelesaikan masing-masing 2

an). Untuk itu, saya juga melakukan

eriksa kuliatas data yang dikumpulkan.

si, mulai dari jarak kurang lebih 3 km

medan yang bervariasi. Hal itu dapat

bar 4.1.2.

kakap di Dusun Pinatetek, Sikakap

7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT

http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 51/335

7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT

http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 52/335

7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT

http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 53/335

7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT

http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 54/335

37

Gambar 4.1.4.

Kondisi jalan yang relatif baik (Polaga-Pinatetek)

Ada fasilitas kapal motor reguler yang murah, yaitu Rp. 5.000,00,namun terbatas pada jalur kecamatan besar. Selain tertentu rutenya,

 jadwal keberangkatan pun sebenarnya tidak bisa dipastikan karena

tergantung dari cuaca dan pembiayaan Pemda setempat. Selain itu,

waktu tempuh menjadi lamanya, yaitu berkisar antara 5-10 jam

tergantung daerah tujuannya. Untuk menuju ke BS, tim enumerator juga

tetap harus menyewa boat. Bila tidak sesuai jadwal kapal motor tersebut,

sebagai konsekuensinya, mereka menyewa boat seperti yang

disampaikan dalam RAB dan disetujui sebagai dana transportasi daerah

sulit.

Di Pulau Pagai Selatan, terdapat ojek antar desa. Namun

demikian, biaya sangat besar bila menuju ke BS Sinaka dan Maonai.

Untuk ke Kuribuah (Sinaka Baru), dari Lukmasua ke Perum yang

dilanjutkan dengan jalan kaki selama 3 jam perjalanan. Sementara ke

Sinaka lama, harus dilanjutkan dengan perahu motor.

 Jaringan Internet. Pada minggu pertama, jaringan internet via

Kominfo lancar, sehingga bisa melakukan download yang baik (18 MByte)

7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT

http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 55/335

38

untuk update mandat. Namun tidak demikian sesudahnya, jaringan

menjadi buruk. Tim hanya mengandalkan warnet yang kecepatan sangat

lambat dan telkomflash dengan kondisi yang serupa.

Pengiriman Paket. Ketika minggu-minggu pertama datang, PJTtelah mencoba melakukan uji untuk pengiriman barang yang nantinya

untuk kuesioner. Melalui kantor pos, PJT berhasil mengirim dan sampai

ke Surabaya (Sidoarjo) dalam waktu 1 (satu) minggu dengan biaya relatif 

murah. Kenyataan yang menggembirakan ini menjadi berbeda ketika

pada waktu pengiriman kuesioner. Ada kebijakan baru di Kantor Pos

Tuapeijat. Kantor Pos tersebut merupakan cabang dari Kantor Pos di

Sipora Selatan (Sioban). Pada saat pengiriman, ada pergantian pimpinan

kantor cabang tersebut dan kebijakan baru. Kebijakannya adalah

larangan pengiriman barang karena statusnya sebagai kantor cabang.

Alternatif lain adalah dengan TIKI. Alternatif itu tidak diambil karena

biaya jauh lebih besar, yaitu Rp. 22.000 per kg ditambah dengan biaya

administrasi Rp. 7.000 per kg. Untuk itu, diambil alternati kedua yaitu

pengiriman via Padang dengan terlebih dahulu menggunakan kapal

Gembolo. Bisa dibayangkan, beban kuesioner seberat 200 kg. Biaya

keseluruhan pengiriman di kantor Pos Padang hanya Rp. 1,5 juta.

Kesimpulan

Terlepas dari segala kesulitan,

pengalaman survei ini sangat berarti bagi tim

enumerator dan PJT. Pengalaman ini tidak saja

mendewasakan, tetapi memberikan penge-

tahuan yang baik. Segala kesulitan itu tidak

terlepas dari keterbatasan waktu, baik untuk

koordinasi awal, persiapan dan pembentukankerjasama tim. Namun demikian, dengan waktu

yang telah disepakati dan beberapa halangan

menyulitkan, tim enumerator, PJT, PJO dan PJAL

dapat menyelesaikan tugas pengumpulan data di 16 BS Kab. Kepulauan

Mentawai dengan baik.

7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT

http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 56/335

7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT

http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 57/335

7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT

http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 58/335

7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT

http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 59/335

7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT

http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 60/335

7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT

http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 61/335

44

d.  Tahap Pengumpulan Data

Tahap pengumpulan data dilaksanakan setelah proses

pemutakhiran bangunan sensus selesai. Dikarenakan lokasi blok

sensus yang saling berjauhan akhirnya tiap tim mengerjakan BS

masing-masing. Namun, pada minggu I puldat dua tim masing-masing melakukan puldat pada satu BS. Selanjutnya, masing-

masing tim bergerak sendiri di satu BS. Masing-masing tim

mengerjakan 7 BS didaerah mereka masing-masing, dan saya

sebagai PJT kabupaten setiap hari berpindah-pindah lokasi BS

untuk mengawasi jalannya proses pengumpulan data.

e.  Tahap Penyelesaian

Setelah semua rangkaian puldat selesai dilaksanakan, setiap tim

mengumpulkan seluruh alat dan sisa logistik di dinas kesehatan.Semua alat dan sisa logistik tersebut dihitung ulang. Seluruh

kuesioner yang telah di-entri, dikelompokkan berdasarkan blok

sensus dan diikat menjadi satu. Kemudian semua kuesioner, alat

dan sisa logistik di serah terimakan kepada PJO dan PJAL

kabupaten Pesisir Selatan untuk kemudian dikirim ke LitBangKes

Surabaya.

Hasil Kegiatan

Tempat Tinggal PJT, enumerator dan basecamp

Temuan PJT bertempat tinggal di kontrakan di pusat administratif 

Kabupaten yang dicarikan oleh PJAL Kabupaten.

Enumerator berkumpul di suatu basecamp (selama puldat

ada 2 basecamp karena letak BS yang berjauhan). 

Kendala  Wilayah Pesisir Selatan yang cukup luas ditambah tidak

adanya bantuan transport dari dinas kesehatan sehingga

mempersulit mobilitas PJT dan enumerator. Hal ini diatasidengan menyewa kendaraan salah seorang enumerator. 

Kemudahan  Para enumerator yang cukup kooperatif terutama

memfasilitasi PJT saat mengikuti puldat. 

Peta Bangunan Sensus

Temuan Peta yang kami dapatkan dari Badan Pusat Statistik (BPS)

Kabupaten berupa sketsa peta blok sensus yang lengkap

7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT

http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 62/335

45

dengan detail bangunan fisiknya. 

Kendala  Ada beberapa peta yang tidak lengkap. Selain itu ada

beberapa nomor bangunan fisik yang tertera di peta tidak

sama dengan nomor bangunan fisik yang tertempel distiker rumah. 

Kemudahan  Peta bangunan sensusnya dibuat secara rapi sehingga

memudahkan kami dalam membaca. 

Pemutakhiran Bangunan Sensus

Temuan Di Kabupaten Pesisir Selatan banyak dari bangunan sensus

yang telah kosong ditinggal pemiliknya sehingga kamiharus menaikkan cadangan. 

Kendala Stiker bangunan sensus yang berbeda dengan nomor

bangunan sensus pada DSBS 

Kemudahan  Kerjasama antara para kepala kampung yang bersedia

memberikan petunjuk dalam menemukan bangunan

sensus, di samping ada beberapa enumerator yang

merupakan warga asli dari wilayah tempat puldat sangat

membantu mencari alamat bangsen 

Penunjuk Jalan

Temuan Selama puldat tidak ada penunjuk jalan khusus yang

disediakan oleh BPS. Kami hanya mengandalkan kepala

kampung masing-masing dan beberapa warga setempat

untuk mencari bangsen yang tertera pada peta. 

Kendala  BPS sempat memberitahukan bahwa ada penunjuk jalankhusus bagi BS yang sulit dijangkau, namun sampai puldat

berakhir BPS tidak menindaklanjuti. Beberapa lokasi BS

yang cukup luas sehingga kepala kampung (sebagai

penunjuk jalan) tidak hafal betul dan kurang mengenal

warga yang menjadi responden. 

Kemudahan  Masing-masing Kepala kampung sangat kooperatif 

bertindak sebagai penunjuk jalan. 

7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT

http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 63/335

7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT

http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 64/335

7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT

http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 65/335

7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT

http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 66/335

7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT

http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 67/335

7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT

http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 68/335

7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT

http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 69/335

7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT

http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 70/335

53

4.3. Kabupaten Solok

Gambaran Umum Kabupaten Solok

Kabupaten Solok merupakan salah satu kabupaten di Provinsi

Sumatera Barat yang membentang dari arah Barat ke tenggara. Terletak

antara 010 20’ 27” dan 010 2’ 39” Lintang Selatan dan 1000 25‘ 00” dan

1000

33‘ 43” Bujur Timur. Pemekaran wilayah Kabupaten Solok pada

akhir tahun 2003 telah melahirkan satu kabupaten baru yaitu Kabupaten

Solok Selatan. Dengan terjadinya pemekaran ini berarti luas wilayah

Kabupaten Solok mengalami pengurangan secara signifikan dari semula708.402 Ha (7.084,02Km² ) menjadi 373.800 Ha (3.378Km²).

Ditinjau dari sudut pandang letak Kabupaten Solok, posisinya

sangat strategis karena disamping dilewati jalur Jalan Lintas Sumatera

 juga berbatasan langsung dengan Kota Padang selaku ibukota propinsi.

Adapun batas-batas wilayah Kabupaten Solok adalah sebagai berikut :

- Sebelah Utara berbatas dengan Kabupaten Tanah Datar

- Sebelah Selatan berbatas dengan Kabupaten Solok Selatan

- Sebelah Barat berbatas dengan Kota Padang dan Kab. PesisirSelatan

- Sebelah Timur berbatas dengan Kabupaten Sawahlunto/Solok

Kabupaten Solok terdiri dari 14 Kecamatan, 74 Nagari dan 411

Jorong. Kecamatan yang memiliki nagari terbanyak adalah kecamatan IX

Koto Sungai Lasi 9 Nagari sedangkan kecamatan dengan jumlah nagari

terkecil adalah kecamatan Pantai Cermin, Danau kembar dan Junjung

Sirih yang masing-masingnya memiliki 2 Nagari.

Topografi wilayah kabupaten Solok sangat bervariasi antara

daratan, lembah dan bukit dengan ketinggian antara 329 meter s/d 1.458

meter diatas permukaan laut, dengan curah hujan 565-2735 mm/tahun.

Secara umum keadaan morfologi Kabupaten Solok terbagi atas tiga

kelompok besar yaitu: Morfologi mendatar, Morfologi perbukitan,

Morfologi Perbukitan Terjal, yang terdiri dari: Pemukiman (2,05 km²/Ha),

Lahan Sawah (6,70 km²/Ha), Tegal, Kebun, Huma (9,86 Km²/Ha), Hutan

lindung (38,88 Km²/Ha), Hutan rakyat (15,81 Km²/Ha), Kawasan

7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT

http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 71/335

54

perkebunan (2,24 Km²/Ha), Kawasan yang belum diusahakan (9,60

Km²/Ha), Lainnya (14,856 Km²/Ha).

Di Kabupaten Solok selain memiliki banyak sungai juga memiliki

banyak danau yang terkenal dengan pesona keindahannya. Diantaradanau – danau tersebut yang terluas adalah Danau Singkarak, dan diikuti

oleh Danau Diatas, Danau Dibawah dan Danau Talang. Disamping itu

Kabupaten Solok juga memiliki satu gunung berapi yaitu Gunung Talang.

Kependudukan

Berdasarkan data yang ada jumlah Penduduk Kabupaten Solok

pada tahun 2012 tercatat 358.600 jiwa dengan jumlah KK 79.362 yang

terdiri dari 175.248 jiwa laki-laki dan 183.352 jiwa perempuan. Jumlah

penduduk yang terbanyak adalah Kecamatan Lembah Gumanti wilayah

kerja Puskesmas Alahan Panjang, dengan jumlah penduduk 53.114 jiwa

dan yang paling sedikit adalah Kecamatan X Koto Diatas wilayah kerja

Puskesmas Paninjauan dengan jumlah penduduk 6.594 jiwa.

Penduduk Kabupaten Solok adalah mayoritas suku Minangkabau

dan beragama islam. Rata-rata perjiwa dalam rumah tangga adalah 4

orang, untuk yang tertinggi adalah kecamatan Junjung Sirih wilayah kerja

Puskesmas Paninggahan sebesar 6 jiwa/kk sedangkan yang terendahadalah kecamatan X Koto Diatas wilayah kerja Puskesmas Paninjauan

dengan rata-rata 3 jiwa/kk.

Masalah utama kependudukan di Kabupaten Solok pada dasarnya

meliputi dua hal pokok, yaitu jumlah penduduk yang besar dan

persebaran penduduk yang kurang merata. Jumlah penduduk yang besar

dapat menjadi potensi, tetapi dapat juga menjadi beban dalam proses

pembangunan jika berkualitas rendah. Oleh sebab itu untuk menunjang

keberhasilan pembangunan Nasional dalam menangani permasalahanpenduduk, pemerintah daerah Kabupaten Solok dalam menangani

permasalahan penduduk, Pemda tidak saja mengarahkan pada upaya

pengendalian jumlah penduduk tetapi juga menitik beratkan pada

peningkatan kualitas sumber daya manusianya.

Pendidikan

7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT

http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 72/335

55

Pendidikan merupakan proses pemberdayaan peserta didik sebagai

objek dalam membangun kehidupan yang lebih baik. Dikabupaten Solok

pada tahun 2012 jumlah penduduk diatas 10 tahun yang minimal telah

menamatkan SD adalah 78.596 jiwa. Sedangkan penduduk yang belum

atau tidak menamatkan pendidikan SD atau tidak pernah sekolah adalah65.957 jiwa dan yang sampai pada pendidikan perguruan tinggi /

universitas adalah 7.551 jiwa. Pendidikan tertinggi yang masih berjalan

saat ini di tahun 2012 adalah SD dan perguruan tinggi saat ini di kab solok

masih sangatlah minim, dari gambar tersebut bisa dilihat perguruan

tinggi sebanyak 7551.

Alat Bahan Pengumpulan Data Kesmas

Bahan yang digunakan untuk pengumpulan data kesmas terdiri

dari alat dan bahan pengukur pemeriksaan beserta tas, kuesioner, bahan

kontak, dan kuitansi bahan kontak. 

Alat dan bahan yang digunakan dalam pengumpulan data terdiri

dari (tiap tim) :

-  Timbangan berat badan digital 1 buah

-  Pengukur tinggi badan 1 buah

-  Pengukur tekanan darah digital 1 buah

-  Pita pengukur lingkar perut dan lingkar lengan atas 1 buah

-  Tumbling E 1 buah

-  Pita pengukur jarak visus 6 meter 1 buah

-  Pinhole 1 buah

-  Loop 1 buah

-  Pen light 2 buah

-  Spekulum telinga 3 buah

-  Handscoen 2 kotak

-  Masker 2 kotak-  Antiseptic descosept 3 buah

-  Kaca mulut 3 buah

-  Tissue gulung 2 buah

-  Tas pengukur tinggi badan 1 buah

-  Tas ransel alat 1 buah

-  Cairan pembersih kacamulut 1 buah

-  Cairan iodium test 2 buah

-  Baterai timbangan berat badan digital 3 buah

7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT

http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 73/335

56

-  Baterai ukuran A2 12 buah

Kuesioner

-  Map 150 buah

-  Informed Consent 150 buah

-  Kuesioner Rumah Tangga 150 buah-  Kuesioner Individu 675 buah

-  Kartu Hasil 675 buah

-  Tambahan Kuesioner Blok IV 4 buah

-  Tambahan Lembar Kuesioner Kesehatan Reproduksi 20 buah

-  Tali Pengikat Kuesioner 150 buah

Bahan Kontak

Bahan kontak sejumlah KK dan individu yang diwawancara

dengan besaran Rp. 50.000/KK dan untuk masing-masingindividu yang diwawancarai Rp 10.000.

Kuitansi Bahan Kontak

Prosedur Kerja

Pelaksanaan puldat dilakukan oleh 4 tim atau 20 orang enumerator

dengan pembagian kerja yang telah disepakati bersama. Berikut nama 20

enumerator kabupaten Solok.

Tabel 4.3.1 Nama Tim Enumerator Kabupaten Solok, Riskesdas 2013

Nama 20 orang Enumerator Kabupaten Solok

1. Saiful Jamal, AMKL 11.Poppy Mayang Sari, Amd.Keb

2. Dika Maya Sari 12.Dasrul Shani, Amd.AK

3. Filsa Mudita, AMKL 13.Ns. Hafzil Iska, S.Kep

4. Ahmad Khaidir, AMKL 14.Zeri Rofandila, Amd.KG

5. Ade Lestari, Amd.Gz 15.Ade Fitri, Amd.Kep

6. Rama Warizona, Amg 16.Sofia Weli, Amd.Keb

7. Afrilly Pratama, S.Gz 17.Septi Eka Sari, Amd.Keb

8. Elsa Yulia Farma, S.Gz 18.Tria Shinta Angelina, Amd.Keb

9. Monica Rahayu Puteri, Amd.Keb 19.Nadya Marcelina, Amd.Keb

7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT

http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 74/335

7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT

http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 75/335

58

sensus yang saling berjauhan akhirnya tiap tim mengerjakan BS

masing-masing. Masing-masing tim mengerjakan 4 BS didaerah

mereka masing-masing, dan saya sebagai PJT kabupaten setiap

hari berpindah-pindah lokasi BS untuk mengawasi jalannya proses

pengumpulan data.a.  Tahap Penyelesaian

Setelah semua rangkaian puldat selesai dilaksanakan, setiap tim

mengumpulkan seluruh alat dan sisa logistik di dinas kesehatan.

Semua alat dan sisa logistik tersebut dihitung ulang. Seluruh

kuesioner yang telah di entry, dikelompokkan berdasarkan blok

sensus dan diikat menjadi satu. Kemudian semua kuesioner, alat

dan sisa logistik di serah terimakan kepada PJO dan PJAL

kabupaten Solok untuk kemudian di kirim ke LitBangKes Surabaya.

Hasil Kegiatan

Tempat Tinggal PJT, Enumerator Dan Posko

PJT bertempat tinggal di homestay yang berada di tengah kota

dan dijadikan sebagai posko sedangkan enumerator tinggal diposko

masing-masing tim. Wilayah kabupaten solok yang cukup luas ditambah

tidak adanya bantuan transport dari dinas kesehatan mempersulit

mobilitas PJT dan enumerator. Hal ini diatasi dengan memakai kendaraan

pribadi enumerator masing-masing ditambah lagi dengan adanya dua BS

desa tertinggal, dimana dalam perjalanan ke desa tersebut hanya bisa

Gambar 4.3.1.

Siap menuju

lapangan

7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT

http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 76/335

59

dilalui dengan berjalan kaki. Namun kemudahan juga dialami karena

kondisi geografis kabupaten solok yang sebagian besar terdiri dari daerah

dataran rendah sehingga perjalanan menuju lokasi puldat bisa berjalan

mudah.

Peta Bangunan Sensus

Peta yang kami dapatkan dari Badan Pusat Statistik (BPS)

Kabupaten berupa sketsa peta blok sensus yang lengkap. Peta bangunan

sensusnya dibuat secara rapi sehingga memudahkan kami dalam

membaca. Ada beberapa peta yang tidak jelas, karena peta yang tim

dapatkan berupa hasil scan dari peta asli yang ditulis dengan pensil.

Selain itu ada beberapa nomor bangunan fisik yang tertera di peta tidaksama dengan nomor bangunan fisik yang tertempel di stiker rumah dan

sebagian ada lagi peta yang kosong.

Pemutakhiran Bangunan Sensus

Pemutahiran yang dilakukan di kabupaten solok banyak dari

bangunan sensus yang telah kosong ditinggal pemiliknya sehingga kami

harus menaikkan cadangan. Selain itu peran wali nagari setempat sangat

membantu dalam proses pemutakhiran bangunan sensus, karena

gambaran di peta bangsen kadang berbeda dengan kondisi yang

sebenarnya. Diperoleh kendala dalam pemutakhiran karena stiker

bangunan sensus yang berbeda dengan nomor bangunan sensus pada

DSBS. Namun peran wali nagari setempat sangat membantu dalam

proses pemutakhiran bangunan sensus, karena mereka sangat paham

dengan wilayahnya sehingga mampu mendeteksi gambaran di peta

bangsen yang kadang berbeda dengan kondisi yang sebenarnya.

Penunjuk Jalan

Penunjuk jalan pada umumnya adalah wali nagari. Masing-masing

Wali Nagari sangat kooperatif dalam hal menunjukkan jalan. Beberapa

lokasi BS yang cukup jauh dan luas sehingga penunjuk jalan tidak hafal

betul sehingga terpaksa ketua Tim selalu bertanya kepada setiap warga.

Di beberapa BS ketua Tim yang menjadi penunjuk jalan dengan alasan

beliau yang paling mengerti daerah tersebut.

7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT

http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 77/335

60

Surat Perijinan

Surat perizinan untuk pengumpulan data selesai tepat satu hari

sebelum tim enumerator hendak turun ke lapangan untuk pemutakhiranbangsen sehingga pelaksanaan puldat dapat dilakukan sesuai jadwal. Hal

ini didukung oleh BaLitBangKespol KabupatenSolok sangat kooperatif 

dengan PJT, PJO dan PJAL kabupaten.

Wawancara

Responden yang di wawancarai pada riskesdas 2013 di wilayah

Kabupaten Solok terdiri dari empat macam suku yaitu penduduk aslisuku Minang dan suku Jawa. Dikarenakan keberanekaragaman suku

tersebut proses wawancara agak sedikit terhambat dalam hal bahasa

karena ada beberapa responden yang tidak bisa berbahasa Indonesia

dengan fasih sehingga beberapa wawancara terpaksa dilakukan dengan

menggunakan perantara penerjemah termasuk untuk bahasa Jawa

adalah langsung PJTnya terjun. Meskipun ada kendala bahasa, namun

sebagian besar responden kooperatif dan terbuka dengan enumerator

dalam melakukan wawancara bahkan untuk pertanyaan pribadi mereka

 juga cukup terbuka sehingga memudahkan enumerator dalam melakukanpengumpulan data.

Pengukuran Berat Badan

Dalam pengukuran berat badan yang menggunakan timbangan

digital, kadangkala enumerator lupa melepas baterai selepas

penggunaan. Baterai dibiarkan sampai satu hari didalam alat timbangan,

sehingga mempengaruhi kecepatan baterai menjadi habis sehingga harusdiganti. Banyak rumah-rumah responden yang beralaskan kayu, tanah

dan semen yang tidak rata sehingga harus mencari tempat yang rata agar

timbangan benar-benar menunjukkan hasil yang akurat. Dukungan

responden yang cukup kooperatif, sehingga proses pembacaan

pengukuran juga cepat.

7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT

http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 78/335

7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT

http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 79/335

62

tersebut dikarenakan responden yang bergerak terlalu aktif saat

pengukuran berlangsung serta baterai alat yang habis

Pemeriksaan Visus dan Kelainan Mata

Kebanyakan responden sangat setuju dilakukan pemeriksaan visus.Beberapa responden yang salah mengintrepretasikan penjelasan dari

enumerator. Banyak responden yang meskipun penurunan visus sudah

cukup parah tidak menggunakan alat bantu (kacamata). Rumah

responden yang kurang penerangan dan luas maka pengukuran dilakukan

di depan rumah responden. Beberapa responden yang kurang kooperatif 

tidak mau dilakukan pemeriksaan dengan alasan sibuk dan lain-lain.

Selain itu responden anak kecil juga tidak mau dilakukan pemeriksaan

karena takut.

Pada umumnya responden setuju untuk di lakukan pemeriksaan

pada mata sehingga pemeriksaan berjalan cepat dan lancar. Ada sebagian

Responden yang setelah diperiksa terdapat kelainan berupa pterygium

dipermukaan mata. Kendala pemeriksaan adalah karena tim enumerator

kebanyakan tidak mempunyai jam terbang tinggi dalam pemeriksaan

permukaan mata sebelumnya. Sehingga ditakutkan hasil pemeriksaan

mengalami bias dari yang semestinya.

Dari hasil pemeriksaan di semua BS kabupaten Solok tidak

didapatkan responden yang mengalami xeroftalmia namun karena timenumerator kebanyakan tidak mempunyai jam terbang tinggi dalam

pemeriksaan xeroftalmia sebelumnya, dikawatirkan hasil pemeriksaan

mengalami bias dari yang semestinya.

Pemeriksaan Telinga

Proses pemeriksaan telinga cukup lancar walaupun ada beberapa

responden yang menolak untuk diperiksa dengan alasan malu takutbanyak kotorannya. Beberapa responden yang menolak untuk diperiksa

dengan alasan menggangu privasi. Setelah dijelaskan maksud dan tujuan

ada responden yang bersedia tetapi ada yang tetap menolak. Untuk tes

bisik, kadang dalam pelaksanaannya mengalami kesulitan karena tidak

adanya kamar yang memenuhi syarat untuk tes bisik karena lingkungan

yang terlalu bising.

7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT

http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 80/335

63

Pemeriksaan Gigi

Proses pemeriksaan berjalan cukup lancar. Beberapa dari

enumerator ada perawat gigi dan di tiap Tim ada perawat gigi disamping

umumnya responden yang cukup kooperatif. Sebagian responden tidak

mau untuk diperiksa dan menolak untuk diperiksa gigi karena alasan malu

tetapi setelah dijelaskan maksud dan tujuan banyak responden yang

menyetujui.

Entry DataSecara umum entri data berjalan lancar karena para enumerator

semua mahir mengoperasikan komputer sehingga proses mengentry

berjalan cukup lancar. Tiap tim mendapatkan tugas untuk mengentry

data dari enam blok sensus yang menjadi tanggung jawab tiap tim. Untuk

puldat BS pertama, tiap tim enumerator diharuskan mengentry data di

posko tim enumerator dengan pengawasan PJT. Hal ini dikarenakan

untuk memudahkan PJT melakukan supervisi para enumerator bila

mereka menemui kesulitan di tengah-tengah proses entry data. Setelah

dinilai cukup lancar, PJT kemudian memperbolehkan enumerator untuk

mengentry data di rumah atau markas masing-masing tim.

Kendala dijumpai saat Software yang diberikan berkali-kali di

update ulang dari Pusat sehingga sempat membuat bingung para

enumerator, sehingga sedikit menghambat proses pengentryan data.

Pada awalnya proses entry berjalan cukup lambat karena para

enumerator belum terbiasa dalam menggunakan software pengentry

data. Para enumerator juga sering salah memasukkan data saat

mengentry. Kesalahan paling sering adalah kesalahan memasukkan NKS

dan nomor bangsen .

Pengiriman Data

Dalam melakukan pengiriman data menurut petunjuk teknis semula

pengiriman data dilakukan segera setelah pengentryan data dalam suatu

Blok sensus selesai. Tetapi karena berbagai hal, pengiriman data entryan

tidak selalu setelah satu blok sensus tertentu selesai di entry, melainkan

7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT

http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 81/335

7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT

http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 82/335

65

membuat data yang terkumpul menjadi bias dan menyebabkan

enumerator harus bekerja dua kali karena berulangkali ada software

yang direvisi.

2.  Diusahakan pemerintah lebih sering melakukan pengecekan

kesehatan diberbagai daerah pedesaan yang tidak terjangkau di desatertinggal sehingga bisa terseleksi ketat untuk pengawasan lebih

lanjut dalam menangani masalah kesehatan di indonesia.

3.  Dalam perekrutan Enumerator setidaknya perlu disesuaikan dengan

kebutuham tenaga kesehatan agar Riskesdas berikutnya berjalan

dengan lancar dan di dalam tiap Tim enumerator semua sesuai

kebutuhan yang ada .

Gambar 4.3.2.

Pemeriksaan telinga

Gambar 4.3.3.

Pemeriksaan gigi

7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT

http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 83/335

7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT

http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 84/335

67

Penduduk Kabupaten Sijunjung mayoritas adalah Suku Minangkabau dan

 juga ada suku Jawa, Batak, Sunda dan lain-lain terutama di daerah

transmigrasi di Kecamatan Kamang Baru, sebagian besar penduduk

beragama Islam. Rata-rata per jiwa dalam rumah tangga di Kabupaten

Sijunjung adalah 4,25 orang yang tertinggi di Koto VII yaitu 4,61 danterendah Kec.Kupitan 4,04.

Berdasarkan luas daerah Kabupaten Sijunjung secara umum

kepadatan penduduknya tiap km2 dihuni oleh 66 jiwa (66jiwa/km2).

Kecamatan Koto VII merupakan daerah yang terpadat penduduknya yaitu

232 jiwa/km2  sedangkan kepadatan penduduk terjarang pada

Kecamatan Sumpur Kudus yaitu 40,57jiwa/km2. Komposisi Kelompok

Umur penduduk Tahun2012 dapat diketahui bahwa rasio beban

tanggungan atau perbandingan antara banyaknya orang yang belumproduktif (usia kurang dari 15 tahun) dan tidak produktif lagi (usia diatas

65 tahun ke atas) dengan banyaknya orang yang termasuk usia produktif 

(15–64tahun) adalah 60,78 persen.

Pendidikan

Di Kabupaten Sijunjung persentase penduduk yang dapat membaca

tahun 2012 berdasarkan BPS adalah sebesar 93.46% dan yang buta huruf sebesar 6.54%. Sedangkan menurut tingkat pendidikan yang ditamatkan

persentase jumlah penduduk di atas 10 tahun dengan kategori

tidak/belum pernah sekolah sebanyak 14.89% terdiri dari laki-laki 7.51%

dan perempuan 7.38%. Persentase penduduk yang tidak memiliki

ijazah/STTBSD/MI sebanyak 13.13% terdiri dari 5.65% laki-laki dan 7.48%

perempuan, minimal telah menamatkan SLTP/MTs sebanyak 18.62%

dengan rincian laki-laki 9.47% dan perempuan9.14%. Namun yang sampai

pada pendidikan Perguruan Tinggi/ Universitas baru 2.61% laki-laki

1.14% dan perempuan1.47%.

Kondisi Lingkungan

Rumah yang ada yang terdata pada seksi Penyehatan Lingkungan

Bidang PMK Dinas Kesehatan Kabupaten Sijunjung tahun 2012 tercatat

berjumlah 43.639 rumah di lakukan pemeriksaan seluruh rumah (100%)

dengan persentase rumah sehat sebesar 67,9% atau meningkat jika

7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT

http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 85/335

68

dibandingkan dengan tahun 2011 yaitu sebesar 62,6 %. Keluarga yang

memiliki jamban sehat 75,5%.,keluarga yang memiliki tempat sampah

sehat 63.3%, rumah atau bangunan bebas dari jentik nyamuk

aedesaegypti 58,14%.

Air dalah salah satu kebutuhan utama manusia, sumber air yang

digunakan rumah tangga dibedakan menurut sumbernya diantaranya

ledeng, sumur pompa tangan, sumur gali, penampungan air hujan, air

kemasan dan sumber lainnya. Pada tahun 2012 keluarga yang

menggunakan sumber air bersih jumlahnya 43.028 (98,6%) terdiri ledeng

19.717 (45,2%), Sumurgali 13.111 (30,0%), mata air 4.408 (10,1%),

penampungan air hujan 1.126 (2,6%) dan lainnya sekitar 4.636 (10,6%),

sedang persentase keluarga yang menggunakan sumber air minum yang

terlindung adalah 41.507 (95,1%) terdiri dari keluarga pemakai air isiulang 17,6%, ledeng 34,5%, sumur terlindung 37,6%, mata air terlindung

5,3% selebihnya masih menggunakan sumber air minum yang belum

terlindung seperti sumur tak terlindung dan mata air tidak terlindung.

Bahan Pengumpulan Data

Bahan yang digunakan untuk pengumpulan data terdiri dari alat

pengukur pemeriksaan beserta tas, kuesioner, bahan kontak, dan kuitansibahan kontak.

Alat yang digunakan dalam pengumpulan data terdiri dari :

-  Timbangan berat badan digital merk 3 buah

-  Pengukur tinggi badan 3 buah

-  Pengukur tekanan darah digital merk Omron IA1 3 buah

-  Pita pengukur lingkar perut dan lingkar lengan atas 3 buah

-  Tumbling E 3 buah

- Pita pengukur jarak visus 3 buah

-  Pinhole 3 buah

-  Loop 3 buah

-  Pen light 6 buah

-  Spekulum telinga 9 buah

-  Handscoen 6 dos

-  Masker 6 dos

-  Antiseptic descosept 9 buah

-  Kaca mulut 9 buah

7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT

http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 86/335

69

-  Tissue gulung 6 buah

-  Tas pengukur tinggi 1 buah

-  Tas ransel alat 1 buah

Kuesioner-  Map 390 buah

-  Informed Consent 358 buah

-  Kuesioner Rumah Tangga 358 buah

-  Kuesioner Individu 2005 buah

-  Kartu Hasil 1994 buah

-  Tambahan Blok IV 16 buah

-  Tambahan Kespro 80 buah

-  Tali Pengikat Kuesioner 400 buah

Bahan Kontak

Kuitansi Bahan Kontak

Prosedur Kerja

Penanggungjawab Teknis Kabupaten Sijunjung mempunyai

enumerator sebanyak 15 orang dan telah membaginya ke dalam 3 tim

yaitu tim 1, tim 2 dan tim 3 dengan komposisi tiap tim terdiri dari 1 oranglaki-laki sebagai ketua tim dan 4 orang perempuan sebagai anggotanya.

Latar pendidikan hampir sama dalam setiap tim yang terdiri dari perawat,

ahli gizi, bidan, dan sanitarian. Para enumerator telah dibekali

pengetahuan tentang riskesdas dengan diadakannya Training Center (TC)

di Hotel Rocky Plaza Padang selama 10 hari dan sudah disepakati pula

Rencana Tindak Lanjut (RTL) untuk pembagian jadwal dan wilayah kerja

untuk masing-masing tim. Terpilih 21 BS dari Kabupaten Sijunjung. Dipilih

1 BS dikerjakan secara bersama-sama oleh 3 tim untuk evaluasi awal

dalam waktu 3 hari. Dan 20 BS sisanya dibagi 3 tim, sehingga ada dua tim

mengerjakan 7 BS dan satu tim mengerjakan 6 BS. Tim enumerator

adalah seperti terlihat dalam tabel berikut (Tabel 4.4.1)

7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT

http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 87/335

70

Tabel 4.4.1. Nama-nama Enumerator kabupaten Sijunjng, Riskesdas 2013

Tim 1 Tim 2 Tim 3

Niko Putra, Amd, GzMardani Yusmar,

S.KM.

Jafrinov Yuandra, S.Kep.

Ns. Desnita, S.KepNs.Liska Putri Yendra,

S.Kep.Stephani, Amd, Kep

Ns. Yana Tilova. H. S.KepShelly Gita Perdani,

S.GzHelly Despika Reza, S.Gz.

Cerya Mitra S, Amd KebRahma Yoza Z., Amd,

KebDessy Anggelia, Amd, Keb

Nora Sari, AMKL Silvia Nengcy, AMKL Septika Restu, AMKL

Pembagian wilayah ini berdasarkan dari daerah administratifnya

(pengelompokan wilayah berdasarkan kecamatan). Setiap tim dibagi rata

untuk wilayah kerja di daerah yang sulit dan daerah yang mudah

berdasarkan peta administrtif. Berdasarkan kesepakatan RTL, rata-rata

setiap tim mendapat 2 BS daerah sulit dan sisanya BS di daerah yang

mudah dijangkau (Tabel 4.4.2)

Pengumpulan data dari masing-masing BS dimulai dari

pemutakhiran kemudian dilanjutkan wawancara dan pengukuran

responden. Pemutakhiran dilakukan dengan cara mencocokkan peta dan

nomor bangunan sensus dari daftar sampel bangunan sensus (DSBS)

dengan nomor bangunan sensus yang ada di stiker. Dari 30 rumah tangga

terpilih di DSBS, 25 rumah tangga pertama sebagai rumah tangga utama

dan 5 rumah tangga sisanya adalah cadangan, apabila rumah tangga

utama ditemukan kurang dari 25 RT dapat mengambil sampel dari RT

cadangan. Apabila pada saat pemutakhiran, dari 30 RT ternyata hanya

ditemukan 20-25 RT maka hanya sejumlah RT tersebut yang diambilsebagai sampel dan tidak perlu menambah RT baru. Namun apabila yang

ditemukan kurang dari 20 RT maka dilakukan penambahan sampel RT

baru secara random dalam BS yang sama hingga jumlah seluruh sampel

dalam BS itu jumlahnya 25 RT.

7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT

http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 88/335

7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT

http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 89/335

72

tinggal di rumah dinas puskesmas setempat sesuai dengan

BS masing-masing. 

Kendala : -

Kemudahan: Medan jalan yang bisa dijangkau dengan kendaraanbermotor walalupun di BS daerah sulit memudahkan PJT

melakukan supervisi 

Peta Bangunan Sensus

Temuan : Peta dari Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten berupa

sketsa peta blok sensus dengan detail bangunan fisiknya,

namun ada beberapa BS yang petanya belum dibuat. Kendala : Ada beberapa nomor bangunan fisik yang tertera di peta

tidak sama dengan nomor bangunan fisik yang tertempel

di stiker rumah. Ada juga beberapa rumah yang tidak

ditemukan di lapangan, meskipun peta bangunan fisiknya

ada 

Kemudahan: Peta bangunan sensus mudah dibaca dengan variasi

warna, sehingga memudahkan untuk menemukan

bangunan sensus. 

Pemutakhiran Bangunan Sensus

Temuan : Sebagian stiker nomor bangunan sensus di BS Koto Baru

tidak sesuai dengan nomor yang tertera di lembar bangsen

karena ada kesalahan petugas BPS saat menempelkan

stiker nomor bangsen 

Kendala : Puldat terhambat karena harus konsultasi lebih lanjutdengan BPS untuk tindak lanjut pemutakhiran data

bangsen 

Kemudahan: Rata-rata stiker bangunan sensus kondisinya masih baik,

sehingga memudahkan enumerator untuk

mengidentifikasi. 

7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT

http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 90/335

7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT

http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 91/335

74

Kendala : -

Kemudahan: Karena timbangan yang digunakan adalah timbangan

digital jadi tidak perlu dilakukan kalibrasi

Pengukuran Tinggi Badan

Temuan : Para enumerator melakukan pengukuran tinggi badan

sesuai dengan standard operational procedurenya. 

Kendala : Alat pengukur tinggi badan yang terdiri dari beberapa

batang besi agak memberatkan enumerator dalam hal

mobilitas dari satu rumah responden ke responden lainnya 

Kemudahan: Cara pengukuran yang baku oleh pusat dengan mudahdimengerti oleh para enumerator. 

Pengukuran Lingkar Lengan Atas

Temuan : Ada beberapa enumerator yang melaksanakan

pengukuran lingkar lengan atas tidak sesuai prosedur,

tidak dicari titik tengahnya, tetapi langsung saja

dilingkarkan di lengan atas 

Kendala : Tidak ada 

Kemudahan: Semua responden sangat kooperatif dengan adanya

pengukuran lingkar lengan atas ini. 

Pengukuran Lingkar Perut

Temuan : Ada beberapa enumerator yang melaksanakan

pengukuran lingkar lengan atas tidak sesuai prosedur,

artinya tidak dicari titik tengah antara tepi bawah tulang

iga terakhir dengan tulang panggul bagian atas. Mereka

langsung melingkarkan pita melewati pusar, bahkan ada

yang langsung melingkarkan tanpa menyingkirkan pakaian

responden 

Kendala : Ada beberapa responden yang masih malu-malu untuk

diperiksa lingkar perutnya dengan harus membuka baju 

7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT

http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 92/335

7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT

http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 93/335

7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT

http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 94/335

 

Entry Data dan Pengiriman Data

Temuan : Hampir semua en

dengan manajeme

yang lupa tentangsehingga PJT harus

Kendala : Adanya bebera

enumerator kebin

Ada Beberapa enu

sehingga saat pe

dalam zip. 

Kemudahan: Masing-masing tim

data sehingga entr

Kesimpulan

Pengumpulan data Riskesda

56 hari di Kabupaten Sijunjun

kooperatif untuk dilakukan wawa

enumerator adalah petugas hon

pengalaman lebih di masyarakat,

Ga

Menuju Rumah Re

77

umerator masih belum paham benar

data alias Gaptek. Banyak dari mereka

ara entry data dan manajemen lainnyaberulang-ulang memberi penjelasan.

a updater membuat beberapa

ungan karena harus menginstal lagi.

erator lupa untuk menghapus file TC

namaan file terjadi kesalahan nama

terdapat 3 laptop untuk peng-entry -an

data dapat dilakukan dengan cepat.

s 2103 yang dilkasanakan kurang lebih

berjalan lancar, responden sangat

ncara dan pengukuran. Sebagian besar

orer puskesmas yang sudah memiliki

sehingga mereka tidak kesulitan dalam

bar 4.4.1.

sponden Melewati Sawah

7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT

http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 95/335

78

memnghadapi responden dengan beragam karakter dan diterima dengan

baik oleh responden.

Selama pengumpulan data pada 21 BS, enumerator mampu

mengumpulkan data sebanyak 503 sampel rumah tangga dengan totalindividu yang diwawancarai sejumlah 1921 responden, dari sampel 525

rumah tangga yang direncanakan. Rata-rata 1 BS ditemukan 23 bangunan

sensus dari 30 bangunan sensus yang disampling di masinng-masing BS.

Beberapa kendala dan kesulitan yang dialami mampu diselesaikan

dengan baik. Kendala dalam melaksanakan puldat di daerah sulit, kendala

komunikasi dengan responden yang awalnya menolak untuk diperiksa,

dan kesulitan dalam hal manajemen data mampu diselesaikan dengan

baik. Koordinasi antara Kadinkes, PJT, PJO, PJAL, dan enumerator berjalan

dengan baik, sehingga kesalahpahaman yang terjadi bisa cepat

diminimalisir.

Saran

1.  Perlunya koordinasi yang intensif antara Litbang Pusat dan Dinkes

Kab/Kota untuk meminimalisir miss comunications terkait persiapan

riset-riset berskala nasional selanjutnya. 

2.  Waktu pelatihan enumerator diperpanjang karena mayoritas merekabelum menguasai betul saat terjun ke lapangan terutama mengenai

manajemen data.

Gambar 4.4.2.

Menyeberangi

sungai menuju

rumah

responden

7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT

http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 96/335

79

4.5. Tanah Datar

Gambaran Umum Kabupaten Tanah Datar

Kabupaten Tanah Datar merupakan salah satu Kabupaten diPropinsi Sumatera Barat. Secara administrasi pemerintah Kabupaten

Tanah Datar terdiri atas 14 kecamatan dan 75 nagari.

Kabupaten Tanah Datar terletak pada 0 0 19 0 - 0 0 30 0 

Lintang Selatan dan 100 0 19 0 - 100 0 - 51 0 Bujur Timur . Luas

wilayah Kabupaten Tanah Datar 1.336 Km2, dengan batas – batas wilayah

sebagai berikut :

-  Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Agam dan 50 Kota.

-  Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Solok.-  Sebelah Barat dengan Kabupaten Padang Pariaman.

-  Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Sawah Lunto dan

Sijunjung.

Topografi Kabupaten Tanah Datar merupakan daerah perbukitan

dan pergunungan . Bagian tengah wilayah Kabupaten Tanah Datar

memiliki daerah perbukitan yang umumnya beriklim sedang dengan

temperatur antara 20 0 - 25 0 C, dengan ketinggian antara 20 – 1000 m

dari permukaan laut. Berdasarkan topografi dan keadaan tanahnya makaKabupaten Tanah Datar sangat potensial untuk pengembangan agrobisnis

dan agroindustri. Luas Wilayah Kabupaten Tanah Datar lebih kurang

1333,3 Km persegi atau 3,15 % dari luas Propinsi Sumatera Barat.

Penduduk yang berkualitas merupakan modal dasar untuk

kelangsungan pembangunan terutama pembangunan kesehatan.

Penduduk yang besar dengan kualitas yang rendah merupakan beban

bagi pembangunan. Oleh karena itu pembangunan kesehatan Kabupaten

Tanah Datar diarahkan pada pengendalian kualitas, pengembangankualitas serta pengarahan mobilitas sehingga mempunyai ciri kerakteristik

yang menunjang pembanguan Kabupaten, dengan jumlah penduduk

338.494 Jiwa dengan 86.739 KK dengan kepadatan penduduk per Km

sebanyak 255 jiwa. Bila dilihat dari rata-rata jiwa per rumah tangga maka

rata-rata ditemukan 3,92 jiwa per rumah tangga. Dilihat dari rasio beban

tanggungan didapatkan sebesar 63,4  berarti kelompok umur tidak

produktif masih relatif. Perbandingan laki-laki dan perempuan sebesar

94,92. Sedangkan untuk tingkat pendidikan yang diselesaikan diketahui

7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT

http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 97/335

80

bahwa untuk tingkat pendidikan tinggi kelompok perempuan lebih tinggi

dari laki-laki karena jumlah penduduk perempuan lebih banyak dari pada

laki-laki dan adanya upaya pemberdayaan yang lebih baik lagi pada

perempuan dalam memberikan kesempatan yang lebih luas untuk

mendapatkan pendidikan.

Pendidikan

Pendidikan berkaitan erat dengan peningkatan sumber daya

manusia. Ada beberapa ukuran yang dapat digunakan untuk melihat

kualitas pendidikan antara lain menilai tingkat intelegensia,

kreatifitas/inovasi dan kemampuan lain dari lulusannya. Ukuran-ukuran

tersebut relatif sulit untuk diterapkan karena rumit, sehingga tidak cocokuntuk ruang lingkup yang luas. Sehingga kualitas pendidikan jarang

digunakan untuk menilai keberhasilan pembangunan antara lain distribusi

penduduk menurut tingkat pendidikan yang ditamatkan , angka

partisipasi sekolah dan indikator lain. Dengan mengacu kepada 7 (tujuh)

agenda pokok pembangunan Kabupaten Tanah Datar, sektor pendidikan

merupakan agenda nomor 2 (dua) dari arah kebijakan tahun 2011-2015

Indikator pemeratan pendidikan dasar dan menengah diukur

melalui Angka Partisipasi Kasar (APK) dan Angka Partisipasi Murni (APM).APK adalah jumlah siswa secara keseluruhan pada jenjang dan jenis

pendidikan tertentu dibandingkan dengan jumlah penduduk usia tertentu

dan dinyatakan dalam bentuk persentase, sedangkan APM adalah jumlah

siswa pada usia tertentu pada jenjang jenis pendidikan tertentu

dibandingkan dengan jumlah penduduk pada usia tertentu dan

dinyatakan dalam bentuk persentase.

Lingkungan

Rumah Sehat adalah bangunan rumah tinggal yang memenuhi

syarat kesehatan, yaitu rumah yang memiliki jamban yang sehat, sarana

air bersih, tempat pembuangan air limbah, ventilasi rumah yang baik,

kepadatan hunian rumah yang sesuai dan lantai rumah tidak terbuat dari

tanah. Dari kompilasi data yang dikumpulkan melalui Profil Kesehatan

Kabupaten Tanah Datar, jumlah rumah yang ada 82.205 rumah dan

diperiksa 37.669 rumah (45.8%) dan yang memenuhi syarat kesehatan

7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT

http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 98/335

81

21,478 rumah (57%). Jika dilihat persentase rumah yang memenuhi

syarat kesehatan masih sangat kecil (57%) hal ini disebabkan karena

keterbatasan anggaran untuk melakukan pemantauan terhadap rumah

yang ada. Pemantauan Rumah tangga yang berperilaku hidup bersih dan

sehat juga masih rendah (0,3%) hal ini juga karena adanya keterbatasananggaran untuk kegiatan tersebut.

Tempat – tempat Umum (TTU) dan tempat Umum Pengelolaan

Makanan (TUPM) merupakan suatu sarana yang dikunjungi banyak orang,

dan berpotensi menjadi tempat penyebaran penyakit. TUPM meliputi di

restoran, pasar, dan lain – lain. Sedangkan TUPM sehat adalah tempat

umum dan tempat pengelolaan makanan dan minuman yang memenuhi

syarat kesehatan, yaitu memiliki sarana air bersih, tempat pembuangan

sampah, sarana pembuangan sampah, sarana pembuangan limbah,ventilasi yang baik, luas lantai (luas ruangan) yang sesuai dengan

banyaknya pengunjung dan memiliki pecahayaan ruang yang memadai.

Data tahun 2012 yang diperoleh profil Kabupaten Tanah Datar

memperlihatkan bahwa dari jumah Tempat Umum dan Pengelolaan

Makanan yang ada sebanyak 3.663 buah, yang diperiksa 3.663, yang

diperiksa yang masuk kategori sehat sebanyak 2.081 buah (56.81%). Jika

dibandingkan tahun sebelumnya terjadi penurunan persentase TUPM

yang memenuhi syarat kesehatan dari 66.61% menjadi 56.81%. Jika

dibandingkan dengan target Indonesia Sehat 2011 adalah 80,0%, maka

Kabupaten Tanah Datar masih dibawah target Nasional.

Sumber air minum yang digunakan rumah tangga dibedakan

menurut air kemasan, ledeng, pompa, sumur terlindung, sumur tidak

terlindung, mata air terlindung, mata air tidak terlindung, air sungai, air

hujan, dan lainnya. Data dan Hasil kompilasi per Puskesmas pada tahun

2012, Jumlah KK yang ada sebanyak 100.168 KK yang sudah diperiksa

sumber air bersihnya sebanyak 63.454 Kk (63.3%) dengan masing –

masing sarana antara lain ledeng 32.7%, sumur pompa tangan 0 %, sumur

gali 35.9%, mata air 7.9 %, penampungan air hujan 5.4 %, dan lain –

lainnya 18,1%.

Kepemilikan sarana sanitasi dasar yang dimiliki oleh keluarga

meliputi kepemilikan Jamban, tempat sampah dan pengelolaan air

limbah (PAL). Berdasarkan tabel 66 lampiran profil terlihat bahwa dari

100.168 KK yang ada, sudah seluruhnya diperiksa (100%). Untuk Jamban,

 jumlah KK 80.557 dan sebagian besar (80,4%) sudah diperiksa.

7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT

http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 99/335

82

Kepemilikan tempat sampah, jumlah KK yang memiliki sebanyak 100.168

KK dan yang memilikinya tempat sampah sebanyak 63.593 KK ( 63,5% ).

Sedangkan untuk PAL, Jumlah KK yang diperiksa sebanyak 100.168 KK dan

yang memiliki PAL sebanyak 58.423 KK (58,3%). Berdasarkan data di atas

dapat dinyatakan bahwa kepemilikan sanitasi dasar di Kabupaten TanahDatar secara umum masih belum sesuai yang diharapkan dan

membutuhkan upaya promotif yang lebih intensif dan komprehensif agar

seluruh rumah tangga memiliki sanitasi dasar yang sehat.

Bahan Pengumpulan Data dan Prosedur Kerja

Kabupaten Tanah Datar termasuk salah satu dari empat kabupaten

di wilayah provinsi Sumatra Barat yang mendapat beberapa blok sensusyang mewakili sampel nasional. Sehingga bersama dengan kota Padang,

Kabupaten Lima Puluh Kota dan Kabupaten Pasaman Barat, Kabupaten

Tanah Datar harus mengerjakan beberapa blok sensus biomedis. Karena

itu secara garis besar alat yang digunakan untuk pengumpulan data

terbagi menjadi dua yaitu Alat dan bahan puldat Kesmas dan Alat bahan

puldat biomedis.

Alat Bahan Pengumpulan Data Kesmas

Bahan yang digunakan untuk pengumpulan data kesmas terdiri dari

alat dan bahan pengukur pemeriksaan beserta tas, kuesioner, bahan

kontak, dan kuitansi bahan kontak.

Alat dan bahan yang digunakan dalam pengumpulan data terdiri

dari (tiap tim) :

-  Timbangan berat badan digital 1 buah

-  Pengukur tinggi badan 1 buah

-  Pengukur tekanan darah digital 1 buah

-  Pita pengukur lingkar perut dan lingkar lengan atas 1 buah

-  Tumbling E 1 buah

-  Pita pengukur jarak visus 6 meter 1 buah

-  Pinhole 1 buah

-  Loop 1 buah

-  Pen light 2 buah

-  Spekulum telinga 3 buah

7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT

http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 100/335

7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT

http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 101/335

84

melaksanakan pemutakhiran bangunan sensus terlebih dulu. Selain itu

sebelum pengumpulan data, PJT kabupaten mencari tempat tinggal

selama bertugas yang berlokasi di tengah kota. Tempat tinggal tersebut

sekaligus dijadikan sebagai posko pusat dari seluruh enumerator. Semua

barang dan logistik juga dipindahkan dan disimpan di posko tersebut.Barang dan logistik tersebut direkapitulasi ulang sebelum digunakan

untuk puldat serta diserah terimakan ke tim enumerator penanggung

 jawab tiap alat dan logistik tersebut.

Tahap Pemutakhiran Bangunan Sensus

Pemutakhiran Bangunan Sensus ini dilakukan selama tiga hari. Tiap

tim enumerator bergerak sendiri-sendiri mengerjakan pemutakhiranbangunan sensus pada enam blok sensus yang telah menjadi tanggung

 jawab masing-masing tim. Selain melakukan pemutakhiran, tiap tim

enumerator juga melakukan sosialisasi dan kontrak waktu dengan para

wali jorong serta penduduk yang terpilih sebagai sampel, Sehingga saat

puldat dilaksanakan, tiap sampel dapat ditemukan dengan mudah dan

proses puldat dapat terlaksana dengan lancar.

Tahap Pengumpulan Data

Tahap pengumpulan data dilaksanakan dalam beberapa bagian.

Pada bagian pertama, keempat tim enumerator mengerjakan 4 blok

sensus secara bersama. Pada bagian kedua dua tim, yaitu tim 2 dan tim 3

mengerjakan empat blok sensus secara bersama. Sedangkan tim 1 dan

tim 4 berjalan sendiri-sendiri untuk mengerjakan blok sensus biomedis

mereka masing-masing. Pada bagian ketiga, kondisi tersebut dibalik.

Dimana Tim 1 dan tim 4 mengerjakan empat blok sensus secara bersama.

Sedangkan tim 2 dan 3 berjalan sendiri-sendiri untuk mengerjakan bloksensus biomedis mereka masing-masing. Pada bagian keempat, tim

enumerator dibagi menjadi dua. Tim 1 dan 4 mengerjakan empat blok

sensus secara bersama. Begitu juga dengan tim 2 dan 3 melakukan yang

mengerjakan empat blok sensus yang tersisa secara bersama. Sehingga

blok sensus yang dikerjakan genap menjadi 24 blok sensus.

7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT

http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 102/335

85

Tabel 4.5.1. Nama dan Pendidikan Enumerator

NO NAMA PENDIDIKAN NO NAMAPENDIDIKA

N

1 Ardison DIII Perawat 11 Yola AnggaraPratama

DIII Bidan

2 Yudia Gusti Rini S I Perawat 12 Rani Salam DIII Bidan

3 Miranti DIII Bidan 13 Almizan Iqbal S I Kesmas

4 Dona Fatma L.S. DIII Bidan 14 Azizah DIV bidan

5 Liza Marnis DIII Kesling 15 Eska Putri S I Kesmas

6Angga Okta

Irawan

DIII Perawat 16 Rezi Ertada Putri DIII Bidan

7 Zaitul Rezia DIII Perawat 17 Ulva Nikmatya DIII Gizi

8 Vivi Angraini DIII Bidan 18 Dian Nofrian S I

9 Gusnita DIII Perawat 19 Siska Trisnawati DIII Bidan

10Nova Seni

HardalenaS I Kesmas 20 Dian Aprio Gusti S I Perawat

Tahap Penyelesaian

Setelah semua rangkaian puldat selesai dilaksanakan, setiap tim

mengumpulkan seluruh alat dan sisa logistik di posko pusat. Semua alat

dan sisa logistik tersebut dihitung ulang. Seluruh kuesioner yang telah di

entry, dikelompokkan berdasarkan blok sensus dan diikat menjadi satu.

Kemudian semua kuesioner, alat dan sisa logistik diserah terimakan

kepada PJO dan PJAL kabupaten Tanah Datar untuk kemudian ditindak

lanjuti oleh PJO dan PJAL kabupaten.

Hasil Kegiatan

Tempat tinggal PJT, enumerator dan posko

Temuan :  PJT bertempat tinggal di rumah kontrakan yang berada di

tengah-tengah wilayah kabupaten Tanah Datar. Rumah

tersebut sekaligus dijadikan sebagai posko enumerator

sehari-hari. Para enumerator sendiri sebagian besar

tinggal di rumah sendiri, walau ada sebagian kecil

enumerator menginap di dekat posko.

7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT

http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 103/335

86

Kendala :  Tidak ada

Kemudahan:  Fasilitas dari dinas kesehatan Kabupaten Tanah Datar

yang sangat meringankan PJT dalam melaksanakan tugas.

Selain itu wilayah Kabupaten Tanah Datar yang tidakterlalu luas sangat memudahkan PJT untuk mensupervisi

tiap tim enumerator di blok sensus masing-masing.

Peta Bangunan Sensus

Temuan :  Peta bangunan sensus didapatkan setelah PJT kabupaten

langsung mendatangi Badan Pusat Statistik Kabupaten

Tanah Datar

Kendala :  Ada beberapa peta yang tidak jelas, karena peta yang tim

dapatkan berupa hasil scan dari peta asli yang ditulis

dengan pensil. Selain itu ada beberapa nomor bangunan

fisik yang tertera di peta tidak sama dengan nomor

bangunan fisik yang tertempel di stiker rumah.

Kemudahan:  Petugas dari Badan Pusat Statistik Kabupaten Tanah Datar

sangat kooperatif dalam pengadaan peta bangunan

sensus.

Pemutakhiran Bangunan Sensus

Temuan :  Banyak dari bangunan sensus yang telah kosong ditinggal

pemiliknya. Selain itu peran wali jorong setempat sangat

membantu dalam proses pemutakhiran bangunan sensus,

karena gambaran di peta bangsen kadang berbeda

dengan kondisi yang sebenarnya.

Kendala :  Ada beberapa bangunan sensus yang tidak dijumpai stikerbangsennya Ada pula didapatkan stiker bangsen yang

ternyata tidak sama dengan nomor bangsen pada lembar

DSBS.

Kemudahan:  Wali Jorong beserta perangkatnya rata-rata sangat

kooperatif dalam membantu pelaksananaan

pengumpulan data. Hal ini sangat membantu kelancaran

puldat.

7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT

http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 104/335

87

Penunjuk Jalan

Temuan :  Kebanyakan penunjuk jalan di lapangan adalah wali

 jorong dusun itu sendiri. Walau ada beberapa blok sensus

yang meminta bantuan perangkat dusun atau kaderposyandu setempat.

Kendala :  Ada sebagian kecil penunjuk jalan yang kurang mengenal

warga tersebut dengan baik. Hal ini terutama ditemukan

di blok sensus yang terletak wilayah tengah kabupaten.

Kemudahan:  Para penunjuk jalan tersebut sangat kooperatif dalam

membantu pelaksananaan pengumpulan data. Bahkan

ada yang terus menemani tim enumerator hingga proses

puldat di blok sensus tersebut selesai.

Surat Perijinan

Temuan :  Surat perizinan untuk pengumpulan data selesai tepat

pada pagi hari saat tim enumerator hendak turun ke

lapangan untuk pemutakhiran bangsen.

Kendala :  Surat perizinan sempat macet cukup lama di

Balitbangkespol Kabupaten Tanah Datar karenamenunggu tanda tangan sekkab. Karena hal ini, proses

puldat sempat terancam untuk ditangguhkan.

Kemudahan:  Atas inisiatif PJO, untuk sementara dibuatkan surat tugas

sementara dari Dinas Kesahatan Kabupaten Tanah Datar,

sehingga proses pengumpulan data tidak tertunda.

Wawancara

Temuan :  sebagian besar responden yang di wawancarai pada

riskesdas 2013 di wilayah Kabupaten Tanah Datar adalah

penduduk asli suku Minang.

Kendala :  Ada beberapa responden yang tidak bisa berbahasa

Indonesia, sehingga proses wawancara harus

dilangsungkan dalam bahasa minang. Selain itu banyak

responden yang tidak ada di rumah saat wawancara

dilakukan. Sehingga tim enumerator tak jarang melakukan

7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT

http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 105/335

88

wawancara pada malam hari karena menunggu

responden pulang. Tak jarang pula tim enumerator

kembali ke blok sensus tersebut beberapa hari kemudian

untuk mewawancarai responden yang tidak dapat ditemui

pada kunjungan pertama.

Kemudahan:  Sebagian besar responden kooperatif dan terbuka dengan

enumerator dalam melakukan wawancara sehingga

memudahkan enumerator dalam melakukan

pengumpulan data.

Pengukuran Berat Badan

Temuan :  Responden sangat aktif dan antusias ketika ditimbang

walaupun kadang harus dilakukan lebih dari sekali karena

belum sesuai dengan prosedur penimbangan yang benar

Kendala :  Ada beberapa timbangan yang error  sehingga harus di

lakukan beberapa cara dahulu agar bisa digunakan

kembali. Kasalahan teknis tersebut kebanyakan karena

timbangan digital tersebut tidak ditempatkan di tempat

yang benar-benar rata, melainkan di atas karpet atau

tikar. Sehingga hasil yang ditunjukkan menunjukkanperbedaan yang cukup signifikan dengan pengukuran

dengan prosedur yang benar.

Kemudahan:  antusiasme dari responden tinggi sehingga memudahkan

pengukuran berat badan.

Pengukuran Tinggi Badan

Temuan :  Responden sangat aktif dan antusias ketika akan diukurtinggi badan walaupun kadang harus dilakukan lebih dari

sekali karena belum sesuai dengan prosedur pengukuran

tinggi badan yang benar

Kendala :  pengukuran untuk bayi dan balita sering harus diulang

karena bayi dan balita yang akan diukur seringkali tidak

kooperatif. Bahkan ada beberapa bayi dan balita yang

tdiak bisa diukur karena rewel dan terus-menerus

7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT

http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 106/335

89

menangis. Selain itu ada beberapa responden lanjut usia

yang tidak bisa diukur tinggi badannya karena bungkuk.

Kemudahan:  antusiasme dari responden cukup tinggi sehingga

memudahkan pengukuran tinggi badan.

Pengukuran Lingkar Lengan Atas

Temuan :  pengukuran lingkar lengan atas cukup lancar walau pada

awalnya ada beberapa responden yang menolak untuk

diukur.

Kendala :  beberapa responden awalnya menolak dilakukan

pengukuran lingkar lengan atas dikarenakan merasa

mengganggu privasi. Tetapi setelah dijelaskan akan

manfaatnya, para responden tersebut akhirnya mau dan

bersedia untuk diukur. Selain itu, ada alat pengukur

lingkar lengan atas luntur pada angka skala

pengukurannya, sehingga alat tersebut harus diganti

dengan pita pengukur yang baru.

Kemudahan:  Setelah dijelaskan akan manfaat dari pengukuran ini, para

responden jadi cukup kooperatif.

Pengukuran Lingkar Perut

Temuan :  pengukuran lingkar perut cukup lancar walau ada

beberapa responden yang menolak untuk diukur.

Kendala :  Beberapa responden menolak diukur lingkar perutnya

dikarenakan malu. Ada responden yang tetap menolak

walaupun tim melakukan pengukuran di ruang tertutup

dan dilakukan oleh petugas dengan jenis kelamin yangsama.

Kemudahan:  Setelah dijelaskan akan manfaat dari pengukuran ini, ada

beberapa responden menjadi cukup kooperatif.

Pengukuran Tekanan Darah

Temuan :  Responden sangat aktif dan antusias ketika diukur

7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT

http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 107/335

7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT

http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 108/335

91

Pemeriksaan Xeroftalmia

Temuan :  Dari hasil pemeriksaan tidak didapatkan responden yang

mengalami xeroftalmia

Kendala :  Tim enumerator kebanyakan tidak mempunyai jamterbang tinggi dalam pemeriksaan xeroftalmia

sebelumnya. Sehingga ditakutkan hasil pemeriksaan

mengalami bias dari yang semestinya. Selain itu

responden anak agak sulit untuk diperiksa karena kerap

kali rewel dan menangis.

Kemudahan:  -

PemeriksaanTelinga

Temuan :  pemeriksaan telinga cukup lancar walau pada awalnya

ada beberapa responden yang menolak untuk diperiksa

karena takut proses pemeriksaan tidak nyaman.

Kendala :  ada tim enumerator yang tidak mempunyai jam terbang

tinggi dalam pemeriksaan telinga sebelumnya. Sehingga

ditakutkan hasil pemeriksaan mengalami bias dari yang

semestinya. Selain itu untuk tes bisik, kadang dalam

pelaksanaannya mengalami kesulitan karena tidak adanyakamar yang memenuhi syarat untuk tes bisik akibat terlalu

bising.

Kemudahan:  Setelah dijelaskan akan manfaat dari pemeriksaan telinga,

para responden jadi cukup kooperatif.

Pemeriksaan Gigi

Temuan :  Responden sangat aktif dan atusias ketika akan diperiksa

giginya.

Kendala :  Tidak ada anggota tim enumerator yang mempunyai latar

belakang dokter gigi atau perawat gigi. Sehingga di

takutkan akan terjadi bias yang cukup signifikan dengan

keadaan yang sebenarnya.

Kemudahan:  antusiasme dari responden cukup tinggi sehingga

memudahkan jalannya pemeriksaan gigi.

7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT

http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 109/335

7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT

http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 110/335

93

Bahkan terkadang email riskesdas tersebut sama sekali

tidak bisa dibuka.

Kemudahan:  Tim Mandat cukup kooperatif dalam membantu PJT

dalam melakukan pengiriman data ke tim mandat pusat

Pengumpulan Data Biomedis

Temuan :  Pada blok sensus biomedis, ada sedikit hal yang berbeda

dengan pengumpulan data biasa. Hal yang berbeda itu

adalah adanya pengumpulan sampel biomedis berupa

sampel urine, garam dan sampel air. Selain itu juga

dilakukan pengumpulan serum dari darah yang diambil

saat laboratorium lapangan.

Kendala :  Para enumerator masih bingung untuk penentuan

responden yang akan diambil sampel urine dan airnya.

Sehingga sering kali sampel urine dan air di ambil dari

responden yang salah. Kesalahan tersebut kebanyakan

bersumber dari kekurang pahaman enumerator terhadap

penggunaan Kish Table. Karena kesalahan tersebut sering

mereka harus kembali ke rumah responden untuk

mengambil kembali sampel urine dan air yang benarmenurut Kish Table. Solusinya para enumerator

kemudian di latih kembali untuk menggunakan Kish Table.

Kemudahan:  Para enumerator mau untuk belajar memperbaiki

kesalahan yang mereka buat saat puldat biomedis.

Laboratorium Lapangan

Temuan :  Laboratorium lapangan pada awalnya dilakukan selamaempat hari yaitu pada hari ke-5, ke-6, ke-11 dan ke-12.

Tetapi karena berbagai alasan hanya satu blok sensus

biomedis di Kabupaten Tanah Datar yang melaksanakan

laboratorium lapangan selama empat hari. Sedangkan tiga

blok sensus biomedis lain hanya melaksanakan lab

lapangan 3 hari, yaitu pada hari ke-5, ke-6 dan ke -11

Kendala :  Banyak responden yang masuk kriteria inklusi dan telah

7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT

http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 111/335

94

diundang, tetapi ternyata pada waktu hari lab lapangan

dilaksanakan, reponden tersebut tidak hadir dengan

berbagai alasan.

Kemudahan:  para wali jorong, dokter serta paramedis pendamping

amat sangat membantu pelaksanaan laboratorium lab

lapangan di masing-masing blok sensus biomedis.

Pengiriman Spesimen Biomedis

Temuan:

Kendala :

Pengiriman specimen biomedis dilakukan dua kali dalam tiap

blok sensus biomedis. Spesimen yang dikirim meliputi sampel

serum, sampel urine, sampel air dan sampel garam.

Pada dua pengiriman sampel serum yang pertama, ternyata

sampai di Jakarta suhu serum naik. Hal ini dikarenakan

pengiriman oleh kargo yang lebih dari sehari, serta petunjuk

teknis pengepakan serum dari pusat yang kurang tepat

sehingga begitu sampai di Jakarta suhu serum mengalamikenaikan drastis. Jalan keluarnya, PJT mengganti kargo yang

digunakan untuk pengiriman sampel. Selain itu, tim biomedis

provinsi Sumbar memodifikasi sendiri teknis pengepakan

serum. Setelah dua langkah diatas dilakukan, pengiriman

serum selanjutnya berjalan cukup lancar. Dalam proses

pengiriman, PJT mengambil alih kendali karena PJO dan PJAL

berhalangan karena terlalu sibuk dengan pekerjaan di

dinkeskab.

Gambar 4.5.1.

Pengambilan darah di BS Biomedis

7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT

http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 112/335

7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT

http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 113/335

96

adalah, telah diwawancarai 600 rumah tangga dan 2061 individu dalam

24 blok sensus.

Saran

Dari pelaksanaan riskesdas 2013 di Kabupaten Tanah Datar,

penulis mengajukan saran sebagai berikut :

1.  Petunjuk teknis pengepakan sampel bio-medis yang dibuat oleh tim

biomedis pusat perlu dievaluasi kembali. Hal ini perlu dilakukan agar

di masa depan, kejadian naiknya suhu serum saat dikirim tidak

terulang kembali.

2.  Sebaiknya update dan revisi software pengentry data tidak dilakukan

saat pengumpulan data telah dilakukan, karena hal tersebut dapat

membuat data yang terkumpul menjadi bias.

3.  Perekrutan enumerator kedepannya perlu disesuaikan dengan

kebutuhan di lapangan. Agar kejadian dimana tidak adanya

enumerator dengan latar belakang dokter gigi atau perawat gigi pada

pemeriksaan gigi tidak terulang lagi. Hal ini penting untuk

meminimalisir kemungkinan data yang didapat tidak akurat.

7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT

http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 114/335

97

4.6. Padang Pariaman

Gambaran Umum Kabupaten Padang Pariaman

Padang Pariaman adalah sebuah kabupaten di provinsi Sumatera

Barat, Indonesia. Kabupaten ini memiliki luas wilayah 1.328,79 km² dan

populasi 391.056 jiwa (Sensus Penduduk 2010). Sejak dikeluarkannya

Surat Keputusan (SK) DPRD No. 05/KEP.D/DPRD 2008 dan SK Bupati No.

02/KEP/BPP/2008, tertanggal 2 Juli 2008, ibu kota kabupaten ini

dipindahkan dari Kota Pariaman ke Parit Malintang, yakni sebuah nagari

di kecamatan Enam Lingkung.

Pada awalnya Kabupaten Padang Pariaman sesuai dengan

Peraturan Komisaris Pemerintah di Sumatera No.81/Kom/U/1948

tentang Pembagian Kabupaten di Sumatera Tengah yang terdiri dari 11Kabupaten diantaranya disebut dengan nama Kabupaten Samudera

dengan ibukotanya Pariaman, meliputi daerah kewedanaan Air Bangis,

Pariaman, Lubuk Alung, Padang Luar-Kota, Mentawai dan Nagari-Nagari

Tiku, Sasak dan Katiagan. Kabupaten Samudera ini terdiri dari 17 wilayah

(gabungan nagari-nagari).

Kabupaten Padang Pariaman dibentuk dengan Undang-Undang

Nomor 12 Tahun 1956 tanggal 19 Maret 1956 tentang Pembentukan

Daerah otonom Kabupaten Dalam Lingkungan Daerah Propinsi Sumatera

Tengah, dimana Propinsi Sumatera tengah dibentuk menjadi 14Kabupaten, yang salah satunya adalah Kabupaten Padang/Pariaman

dengan batas-batas sebagai yang dimaksud dalam pasal 1 dari Surat

Ketetapan Gubernur Militer Sumatera Tengah tanggal 9 Nopember 1949

No. 10/G.M/S.T.G./49, dikurangi dengan daerah Kampung-Kampung Ulak

Karang, Gunung Pangilun, Marapalam, Teluk Bajur, Seberang Padang dan

Air Manis dari kewedanaan Padang Kota yang telah dimasukkan kedalam

daerah Kota Padang, sebagai dimaksud dalam Surat ketetapan Gubernur

Kepala Daerah Propinsi Sumatera Tengah Tanggal 15 Agustus 1950 No.65/G.P./50 Bupati Padang Pariaman semasa Agresi Milter Belanda Tahun

1948 adalah Mr. BA. Murad.

Secara Administrasi Kabupaten Padang Pariaman sampai tahun

2010 terdiri dari 17 Kecamatan dan 60 Nagari serta 444 Korong, daerah

ini berbatas dengan Kota Pariaman yang terletak di Tengah Kabupaten

Padang Pariaman dan berbatas sebelah Utara dengan Kabupaten Agam,

sebelah Selatan dengan Kota Padang, Sebelah Timur dengan Kabupaten

Solok dengan Kabupaten Tanah Datar serta sebelah Barat dengan

7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT

http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 115/335

7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT

http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 116/335

99

Tabel 4.6.1. Luas Wilayah Kabupaten Padang Pariaman Menurut

Kecamatan, Riskesdas 2013

No. Kecamatan Luas Daerah (Km2)

1 Batang Anai 180,39

2 Lubuk Alung 111,63

3 Sintuk Toboh Gadang 25,56

4 Ulakan Tapakis 38,85

5 Nan Sabaris 29,12

6 2 x 11 Enam Lingkung 36,25

7 Enam Lingkung 39,20

8 2 x 11 Kayu Tanam 228,70

9 VII Koto Sungai Sarik 90,93

10 Patamuan 53,05

11 Padang Sago 32,06

12 V Koto Kampung Dalam 61,41

13 V Koto Timur 64,80

14 Sungai Limau 70,38

15 Batang Gasan 40,31

16 Sungai Geringging 99,35

17 IV Koto Aur Malintang 126,80

Kabupaten Padang Pariaman 1.328,79

Topografi

Keadaan Topografi Kabupaten Padang Pariaman berupa daratan

seluas 714,47 km2 atau 59,57 persen dari wilayah daratan merupakan

daratan rendah dengan ketinggian antara 0 - 100 meter dari permukaan

air laut, sedangkan yang lainnya merupakan daerah bergelombang dan

7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT

http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 117/335

100

berbukit yaitu dengan ketinggian 100 m sampai 1500 meter dari

permukaan air laut.

Topografi wilayah Kabupaten Padang Pariaman termasuk iklim

tropis besar yang memiliki musim kering yang sangat pendek dan daerahlautan sangat dipengaruhi oleh angin laut. Suhu udara terpanas jatuh

pada bulan Mei, sedangkan suhu terendah terdapat pada bulan

September. Dilihat dari topografi wilayah, Kabupaten Padang Pariaman

terdiri dari wilayah daratan pada daratan Pulau Sumatera dan 6 pulau-

pulau kecil, dengan 40 % daratan rendah yaitu pada bagian barat yang

mengarah ke pantai. Daerah dataran rendah terdapat disebelah barat

yang terhampar sepanjang pantai dengan ketinggian antara 0 – 10 meter

di atas permukaan laut, serta 60% daerah bagian timur yang merupakan

daerah bergelombang sampai ke Bukit Barisan. Daerah bukitbergelombang terdapat disebelah timur dengan ketinggian 10 – 1000

meter di atas permukaan laut. Daerah bergelombang dan dataran tinggi

terletak pada bagian timur dan sebagian bagian utara, dimana pada

daerah perbatasan dengan Kabupaten Solok, Tanah Datar, dan Agam

adalah merupakan daerah gugusan Bukit Barisan yang membujur

sepanjang bagian barat Pulau Sumatera.

Iklim

Sepanjang tahun 2010, curah hujan dan hari hujan yang tercatat

pada seluruh tempat pengukuran mengalami penurunan dibanding tahun

sebelumnya yaitu rata-rata 427,7 mm/bulan dengan rata-rata jumlah hari

hujan sebanyak 22 hari/bulan sedangkan tahun 2010 mencapai rata-rata

321,9 mm/bulan dengan rata-rata jumlah hari hujan sebanyak 14

hari/bulan. Suhu udara berkisar antara 24,4°C-25,7°C, jadi untuk rata-rata

suhu maksimum 31,08°C dan rata-rata suhu minimum yaitu 21,34°C,

dengan kelembapan relatif 86,75 %.

Kependudukan

Jumlah penduduk Kabupaten Padang Pariaman tahun 2010 tercatat

sebanyak 393.571 jiwa, terdiri dari 193.472 orang laki-laki dan 200,089

orang perempuan. Sedangkan tahun sebelumnya tercatat sebanyak

392.941 jiwa (188.714 laki-laki dan 204.227 perempuan). Dibanding

7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT

http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 118/335

101

tahun 2009, penduduk Kabupaten Padang Pariaman pada tahun 2010

mengalami kenaikan 630 jiwa atau sebesar 0,16%.

Jumlah rumah tangga Kabupaten Padang Pariaman yaitu 89.424

rumah tangga, dengan tingkat kepadatan penduduk sebesar 296 jiwa perKm2. Penduduk terpadat terdapat di Kecamatan Nan Sabaris dengan 925

 jiwa per Km2, serta diikuti Kecamatan Sintuk Toboh Gadang dengan 700

 jiwa per Km2. Penduduk terjarang tedapat di Kecamatan 2x11 Kayu

Tanam dengan kepadatan 112 jiwa per Km2, serta Kecamatan IV Koto Aur

Malintang dengan kepadatan 155 jiwa per Km2.

Dilihat per kecamatan, jumlah penduduk tertinggi terdapat di

Kecamatan Batang Anai yaitu 44.459 jiwa dengan persebaran 11,30% dan

diikuti Kecamatan Lubuk Alung sebanyak 43.020 jiwa dengan persebaran

10,93% dari keseluruhan jumlah penduduk Kabupaten Padang Pariaman.

Kecamatan yang memiliki jumlah penduduk terendah yaitu Kecamatan

Padang Sago sebanyak 8.010 jiwa atau 2,03% dari keseluruhan jumlah

penduduk Kabupaten Padang Pariaman.

Sedangkan jumlah orang yang bekerja sebanyak 142.222 orang

dengan rincian 83.836 laki-laki dan 58.386 perempuan. Dilihat dari

tingkat pendidikan pekerja di Kabupaten Padang Pariaman terbanyak

pada tingkat pendidikan tidak tamat SD sebanyak 45.173 orang,

selanjutnya 36.760 orang pada tingkat pendidikan SD dan sebanyak 6.749

orang berpendidikan diatas sekolah menengah atas

(Diploma/Universitas).

Sosial Ekonomi

Dilihat dari tingkat kesejahteraan keluarga berdasarkan data dari

Dinas Kependudukan, Catatan Sipil dan Keluarga Berencana sebanyak

10.118 keluarga berada pada tingkat pra sejahtera, 21.663 keluarga padatingkat Sejahtera I, 28.297 keluarga pada tingkat Sejahtera II, 25.382 pada

tingkat Sejahtera III, dan sebanyak 1.443 keluarga pada tingkat Sejahtera

III Plus. Sebagai daerah yang agraris, potensi unggulan Kabupaten Padang

Pariaman adalah sektor pertanian, hal ini dapat dilihat dari struktur

perekonomiannya. Struktur perekonomian Kabupaten Padang Pariaman

masih didominasi oleh sektor pertanian, terutama pertanian tanaman

pangan yang sampai tahun 2010 sebesar 23,89%. Selain sektor pertanian,

Sektor lainnya yang juga cukup dominan adalah sektor angkutan dan

7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT

http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 119/335

102

komunikasi sebesar 25,27%, sektor jasa-jasa sebesar 16,04%, sektor

perdagangan, hotel dan restoran sebesar 11,63%, serta sektor industri

pengolahan sebesar 11,83 %.

Lingkungan

Kabupaten Padang Pariaman mempunyai lahan seluas 132.879 Ha.

Luas keseluruhan ini meliputi daerah terbangun yang digunakan untuk

berbagai kegiatan perumahan/permukiman dan daerah tidak terbangun

seperti pertanian, perkebunan dan sebagainya. Penggunaan lahan

terbesar adalah perkebunan rakyat yaitu 36.461 Ha atau 27,44% dari luas

Kabupaten Padang Pariaman, kemudian hutan seluas 28.644 Ha atau

27,44% dan sawah seluas 27.129 Ha atau 20,42% dari luas Kabupaten

Padang Pariaman.

Penggunaan lahan untuk perkebunan rakyat terluas terletak di

Kecamatan Sungai Geringging yaitu seluas 5.492 Ha, untuk kawasan

hutan terluas berada di Kecamatan 2 x 11 Kayu Tanam, yakni seluas

10.701 Ha. Potensi Kehutanan di Kabupaten Padang Pariaman belum ada

yang dimanfaatkan untuk Hutan Produksi, melainkan hanya difungsikan

antara lain sebagai Hutan Lindung, Perlindungan dan Pelestarian Alam

(PPA) dan areal penggunaan lain. Sedangkan penggunaan lahan untuk

budidaya pertanian terluas terletak di Kecamatan Batang Anai yaitu

seluas 3.201 Ha dan diikuti Kecamatan Lubuk Alung seluas 3.095 Ha

Prosedur Kerja

Pengumpulan data Riskesdas 2013 di Kabupaten Padang Pariaman

dilakukan dengan wawancara, pengukuran dan pemeriksaan, alat dan

bahan yang diperlukan dalam kegiatan pengumpulan data dengan

prosedur kerja sebagai berikut:

Persiapan untuk melakukan pengumpulan data Riskesdas 2013

yaitu Dinas Kesehatan Kabupaten Padang Pariaman melakukan

perekrutan sebanyak 20 orang tenaga enumerator. Jumlah tim

enumerator untuk pengumpulan data Riskesdas di Kabupaten Padang

Pariaman adalah sebanyak 4 tim. Dimana masing-masing tim terdiri dari 5

orang anggota, yang terdiri dari 1 orang berjenis kelamin laki-laki (sebagai

ketua tim) dan 4 orang berjenis kelamin perempuan (anggota tim). Jadi

7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT

http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 120/335

103

total keseluruhan terdapat 20 orang enumerator (4 tim x 5 orang = 20

orang). Pendidikan terakhir enumerator minimal D3. Total jumlah blok

sensus (BS) untuk Kabupaten Padang Pariaman adalah 24 BS, sehingga

satu tim memiliki tanggung jawab sebanyak 6 BS (24 BS : 4 Tim = 6 BS).

Sebelum terjun ke lapangan, enumerator dibekali pengetahuan

cara wawancara, pengukuran dan pemeriksaan dalam pelatihan “Training

Centre” selama 10 hari yang diadakan di Hotel Rocky, Padang, Sumatera

Barat. Setelah selesai pelatihan, enumerator, PJT Kab, PJO dan PJAL

menuju Kabupaten Padang Pariaman untuk segera mencari posko

enumerator dan melakukan briefing tahap awal serta melakukan

penghitungan jumlah kuesioner. Kemudian mengurus perizinan

pengumpulan data di kantor Bakesbangpol. Setelah semua persiapan

terselesaikan maka tahap berikutnya adalah pengumpulan data Riskesdasyang terdiri dari pemuktahiran bangsen dan pengumpulan data

(wawancara, pengukuran dan pemeriksaan) yang akan diuraikan sebagai

berikut:

Pemuktakhiran Bangsen

Pengecekan bangunan sensus terpilih dilakukan untuk

mengidentifikasi keberadaan bangunan sensus terpilih dengan DaftarRKD13.BANGSEN. Enumerator tidak diperbolehkan untuk mengganti blok

sensus terpilih yang terdapat dalam RKD 13 BANGSEN. Bangunan sensus

yang terdapat pada RKD 13 BANGSEN merupakan bangunan sensus hasil

SP2010 (bulan Mei). Untuk melakukan identifikasi keberadaan bangunan

sensus dengan Daftar RKD13.BANGSEN digunakan pendekatan alamat

dan nama-nama kepala rumah tangga yang saat SP2010 mendiami

bangunan sensus tersebut. Pemutakhiran rumah tangga di dalam

bangunan sensus dilakukan untuk mengidentifikasi rumah tangga yang

sekarang mendiami atau menghuni bangunan sensus terpilih yangditemukan (tahun 2013).

Daftar sampel bangunan sensus yang disiapkan sebanyak 25

bangunan sensus dan ditambah 5 bangunan sensus sebagai sampel

cadangan (no sampel 26 s.d. 30). Sampel cadangan digunakan apabila

sampel bangunan sensus utama tidak ditemukan, dibongkar/digusur,

atau kosong. Sampel cadangan digunakan sedemikian rupa sehingga

secara total sampel tetap 25 bangunan sensus. Apabila pada kasus

7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT

http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 121/335

7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT

http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 122/335

105

dapat berdiri, pengukuran berat badan, lingkar lengan atas pada

perempuan 15-49 tahun, dan lingkar perut pada semua anggota rumah

tangga 15 tahun atau lebih.

c.  Pemeriksaan

Pemeriksaan dalam pengumpulan data Riskesdas ini meliputi

pemeriksaan tekanan darah pada responden usia lebih dari 15 tahun,

pemeriksaan gigi dan mulut untuk responden usia lebih dari 12 tahun,

pemeriksaan ketajaman penglihatan (visus) untuk responden usia lebih

dari 6 tahun, dan pemeriksaan pendengaran (konversasi) untuk

responden usia lebih dari 5 tahun.

d. Entry Data

Setelah pengumpulan data dilakukan maka tahap selanjutnya

adalah melakukan entry data kuesioner di laptop dan membuat fomulir

control data untuk masing-masing BS.

Hasil Kegiatan

Persiapan

Tahap awal persiapan untuk melakukan pengumpulan dataRiskesdas 2013 yaitu Dinas Kesehatan Kabupaten Padang Pariaman

melakukan perekrutan sebanyak 20 orang tenaga enumerator. Jumlah

tim enumerator untuk pengumpulan data Riskesdas di Kabupaten Padang

Pariaman adalah sebanyak 4 tim. Dimana, masing-masing tim terdiri dari

5 orang anggota, yang terdiri dari 1 orang berjenis kelamin laki-laki

(sebagai ketua tim) dan 4 orang berjenis kelamin perempuan (anggota

tim). Jadi total keseluruhan terdapat 20 orang enumerator (4 tim x 5

orang = 20 orang). Pendidikan terakhir enumerator minimal D3. Total jumlah blok sensus (BS) untuk Kabupaten Padang Pariaman adalah 24 BS,

sehingga satu tim memiliki tanggung jawab sebanyak 6 BS (24 BS : 4 Tim =

6 BS).

Sebelum terjun ke lapangan, enumerator dibekali pengetahuan

cara wawancara, pengukuran dan pemeriksaan dalam pelatihan “Training

Centre” selama 10 hari yang diadakan di Hotel Rocky, Padang, Sumatera

Barat. Setelah selesai pelatihan, enumerator, PJT Kab, PJO dan PJAL

menuju Kabupaten Padang Pariaman. Pada hari Senin, tanggal 29 April

7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT

http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 123/335

106

2013, PJT tiba di Kabupaten Padang Pariaman. Kegiatan awal yang

dilakukan adalah mencari kontrakan yang akan dijadikan posko untuk

kegiatan Riskesdas 2013, diupayakan posko dapat menampung sebanyak

20 orang enumerator (Tim 1, 2, 3, 4), sehingga jika ada evaluasi atau

briefing, maka posko dapat menjadi tempat yang representatif. Pada hariini PJT, PJO dan PJAL melakukan pengurusan izin untuk pungumpulan

data di Kantor Bakesbangpol. Kendala yang ditemui yaitu pengurusan

surat izin tidak bisa 1 hari langsung selesai, karena pihak Bakesbangpol

meminta identitas Ibu Atmarita yang tertulis di surat izin sebagai Ketua

Peneliti. Kemudian, PJT Kab melaporkan permasalahan ini kepada PJ Prov

untuk segera ditindaklanjuti.

Pada hari berikutnya (Selasa, 30 April 2013), PJT dan semua

enumerator berkumpul di Dinkes untuk menemui Kepala DinasKesehatan Kabupaten Padang Pariaman dan menyampaikan rencana

tindak lanjut pengumpulan data Riskesdas 2013 di Kabupaten Padang

Pariaman. Sepulangnya dari Dinas Kesehatan PJT mendapatkan informasi

bahwa KTP an.Ibu Atmarita sudah dikirimkan via email, kemudian PJT dan

PJAL menuju Bakesbangpol untuk pengurusan surat izin yang kemarin

tertunda. Setelah itu, melakukan briefing dengan PJO, PJAL dan semua

enumerator di posko tentang rencana kegiatan puldat yang tertulis di RTL

tanggal 1 Mei 2013, tetapi sepertinya puldat akan dimulai tanggal 2 Mei

2013 karena terkait dana yang belum di transfer ke PJO, sehingga besok

akan dilakukan pemuktahiran bangsen dan menyerahkan surat izin

kepada masing-masing wali nagari. Kegiatan dilanjutkan dengan

menghitung ulang jumlah kuesioner di posko bersama seluruh

enumerator.

Hari selanjutnya (Rabu, 1 Mei 2013), PJT Kab mendatangi kantor

Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Padang Pariaman untuk

memperoleh peta sesuai dengan blok sensus yang telah ditetapkan yaitu

sebanyak 24 BS. Kendala yang ditemui yaitu BPS hanya memberikan peta

buta kepada PJT dan di dalam peta tersebut tidak ada bangunan

sensusnya. PJT sudah meminta peta yang ada bangsennya tetapi tidak

diberikan oleh pihak BPS dengan alasan perintah dari BPS Provinsi.

Akhirnya PJT menghubungi BPS Provinsi dan peta dengan bangunan

sensus bisa didapatkan. Kemudian PJT bersama seluruh enumerator

berkumpul di posko untuk mempersiapkan kuesioner BS 1, 2, 3 dan 4.

Kuesioner, PSP dan kartu hasil dimasukkan ke dalam map masing-masing.

7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT

http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 124/335

107

Masing-masing Tim enumerator melakukan pemuktahiran bangsen dan

menyerahkan surat izin kepada wali nagari. Pada siang harinya PJT dan

PJO mendapatkan informasi bahwa dana sudah di transfer ke PJO,

sehingga di informasikan kepada seluruh tim bahwa besok pengumpulan

data akan dimulai.

Wawancara, Pengukuran dan Pemeriksaan

Pengumpulan dimulai pada hari Kamis tanggal 2 Mei 2013. PJT dan

masing-masing ketua tim enumerator menuju ke Dinas Kesehatan untuk

mengambil surat tugas dari Dinkes dan surat izin dari Bakesbangpol,

masing-masing ketua tim menerima sejumlah uang untuk bahan kontak

responden, uang operasional tim, uang transport beserta bukti tanda

terima bahan kontak Rumah Tangga dan ART yang diwawancarai.

Masing-masing tim menuju lokasi BS masing-masing. PJT mendampingi

tim enumerator di BS Pilubang, Kecamatan Sungai Limau. Kendala yang

ditemui yaitu responden banyak yang tidak bisa ditemui saat itu juga

karena ada yang masih sekolah dan ada juga yang bekerja sebagai buruh

mulai pagi sampai dengan malam hari. Solusinya yaitu membuat janji

dengan keluarga yang bersangkutan, kira-kira kapan kita dapat bertemu

untuk kembali wawancara dengan mereka.

Pengumpulan data hari berikutnya PJT mengikuti tim enumerator

ke lokasi pengumpulan data, sebelumnya PJT diantarkan enum ke wali

nagari. Puldat di BS dilakukan hingga malam pukul 19.00 WIB. Kendala di

lapangan, cuaca hujan terus di lokasi BS sehingga jalan licin karena jalan

yang bebatuan dan banyak air yang menggenang. Pada saat PJT

mendampingi Tim untuk pengumpulan data di BS Kasang, Kecamatan

Batang Anai, terdapat kendala yaitu banyak bangsen yang merupakan

bangunan kosong. Sebelumnya, PJT di antar oleh ketua TIM ke kantor

wali nagari. Setelah di lapangan, ternyata dari 30 bangsen yangdisediakan oleh BPS, sebanyak 9 bangsen adalah bangunan kosong,

karena banyak rumah yang statusnya adalah rumah yang dikontrakan.

Jadi total rumah tangga yang diwawancarai enumerator adalah 21 rumah

tangga.

Pada hari Minggu 5 Mei 2013, PJT mendownload updater dari

mandat dan menginstalkannya di laptop masing-masing tim dan tim

1,2,3,4 tetap melakukan puldat seperti biasa di lapangan. Entry data

rencana dilakukan hari ini tetapi tidak jadi dilakukan, karena PJT

7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT

http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 125/335

108

mendapatkan info bahwa updater masih belum sempurna untuk ART usia

5 tahun. Kemudian pada hari Senin 6 Mei 2013 sekitar pukul 15.00 wib

perwakilan dari masing-masing tim melakukan install updater terbaru

dan mencoba entry data di laptop. PJT memberikan pengarahan untuk

mengulang langkah-langkah entry data dan masing-masing tim mencobamengentry data 2 rumah tangga.

Pengumpulan data pada hari Selasa 7 Mei 2013, PJT mendampingi

tim untuk puldat dan masing-masing tim sudah ada yang mulai

mengentry data di laptop. Beberapa tim menggunakan strategi 2 orang

entry data dan 3 orang tetap melakukan puldat rumah tangga dan ART

yang masih belum sempat ditemui untuk diwawancarai. Pada hari Kamis,

16 Mei 2013, PJT mendampingi pemuktahiran bangsen di BS Lubuk Alung

(NKS 0504401), Kecamatan Lubuk Alung. Setelah sampai di posko, PJTmemeriksa hasil kuesioner dan entry data, sembari menunggu

kedatangan supervisi dari PJT Provinsi Sumatera Barat (Ibu Dr. Lestari

Handayani). Malam hari sekitar pukul 19.00 WIB bertemu dengan ibu

Lestari di posko bersama dengan perwakilan dari tim 1, 2, 3 dan 4.

Pertemuan ini membahas tentang suka duka enumerator selama puldat

di lapangan, serta beberapa masukan dari enumerator, yaitu tas

enumerator, tas kesmas, tas tempat pengukuran TB dan BB sudah banyak

yang robek, kemudian reagen test iodium tinggal sedikit.

Kendala di lapangan untuk menemukan bangsen responden

memang sering kali terjadi, akan tetapi untuk mempermudah

menemukan bangsen tim enumerator meminta bantuan kader posyandu

sebagai penunjuk jalan yang ternyata adalah seseorang yang dulunya

dimintai tolong oleh BPS setempat untuk memasang stiker bangsen pada

masing-masing rumah di daerah tersebut. Kendala lainnya yaitu

masyarakat di BS Batang Anai banyak penduduk transmigrasi suku Nias,

sehingga anggota tim enumerator susah berkomunikasi dengan bahasa

Nias. Hal ini dikarenakan penduduk setempat kurang bisa berbahasa

Indonesia maupun bahasa Minang. Solusi untuk permasalahan ini yaitu

dengan bantuan salah seorang kader yang dapat menggunakan bahasa

Nias dan bahasa Indonesia sehingga dapat membantu tim enumerator

untuk berkomunikasi dan juga sebagai penunjuk jalan ke rumah-rumah

warga yang tercantum dalam daftar bangsen.

Kendala dalam hal pengukuran dan pemeriksaan hampir tidak ada,

semua responden bersedia untuk dilakukan pemeriksaan dan

7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT

http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 126/335

109

pengukuran. Tetapi ada beberapa anak kecil yang tidak mau dilakukan

pemeriksaan karena takut, padahal tim enumerator telah dengan rendah

hati membujuk dan merayu si anak agar mau diperiksa, akan tetapi tetap

saja anak tidak mau dan menangis. Hal ini hanya terjadi pada satu atau

dua rumah tangga saja, selebihnya semua responden kooperatif.Tahapan dan langkah-langkah untuk pemeriksaan dan pengukuran juga

telah dilakukan enumerator sesuai dengan prosedur. Hanya saja yang

sangat disayangkan adalah sosialisasi mengenai adanya kegiatan

RISKESDAS di masyarakat Padang Pariaman, bahkan mungkin di seluruh

Kabupaten di Indonesia sangat kurang, karena berdasarkan cerita dari

pengalaman-pengalaman PJT lainnya ditemukan masalah yang serupa.

Sehingga responden banyak yang mengira bahwa tim enumerator adalah

petugas sensus pertanian, yang kebetulan pelaksanaannya hampirbersamaan. Selain itu, proses surat menyurat dari pemerintah Provinsi

Sumatera Barat mengenai perizinan pengumpulan data yang belum

sampai di tingkat kabupaten terutama dengan pihak Bupati,

Bakesbangpol, Wali Nagari dan Wali Jorong tentang adanya kegiatan

Riskesdas sebaiknya perlu dibenahi, karena pada saat pelaksanaan

Riskesdas kemarin surat untuk Bakesbangpol dibagikan pada saat akhir

kegiatan TC kepada PJO, lalu PJO dan PJT yang menyerahkannya ke

Kantor Bakesbangpol di Kabupaten. Untung saja kita diberikan

kemudahan karena PJO kenal dengan Kepala Bakesbangpol, sehinggasurat menyurat mengenai perizinan dapat terselesaikan dan kegiatan

pengumpulan data dapat terlaksana.

Entry Data dan Pengiriman Data 

Kegiatan entri data merupakan salah satu tahapan manajemen

data. Penggunaan perangkat yang tepat dan program entri data yang baik

serta tenaga pengentri yang cermat dan tepat, bertujuan untukmengurangi kesalahan dalam melakukan entri data hasil wawancara dari

kuesioner ke dalam bentuk file elektronik. Program entri Riskesdas 2013

dijalankan dalam Windows 7. Program ini mempunyai kemampuan untuk

mengikuti alur kuesioner dengan membuat pembatasan nilai atau kode

yang tidak diperlukan sehingga diharapkan dapat meminimalisasi

kesalahan dalam memasukan data.

Kuesioner Riskesdas 2013 yang akan dientri terdiri dari kuesioner

rumah tangga (RKD13.RT) dan kuesioner individu (RKD13.IND). Tugas tim

7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT

http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 127/335

110

enumerator adalah mengentri Kuesioner Rumah Tangga (RKD13.RT), dan

Kuesioner Individu (RKD13.IND) tersebut. Sebelum mulai memasukkan

data, kuesioner yang dientri harus sudah melalui proses pengecekan dan

editing oleh Ketua Tim dan PJT Kabupaten. Entri data (Kuesioner Rumah

Tangga dan Kuesioner Individu) harus dilakukan per rumah tanggadimulai dari ART urutan pertama, kedua, dan seterusnya (mengacu pada

blok IV kuesioner RKD13.RT) sesuai urutannya. Apabila satu rumah

tangga tersebut sudah selesai terentri, simpan data tersebut sebelum

melanjutkan entri ke rumah tangga berikutnya. Entri data harus dilakukan

per Blok Sensus (BS)/ Nomor Kode Sample (NKS) hingga selesai sebelum

melanjutkan ke BS/ NKS berikutnya. Pengentri harus teliti dalam

memasukkan data yang ada dikuesioner, sehingga tidak ada Blok yang

terlewati, baik disengaja maupun tidak.Kendala yang ditemui pada saat entry dan pengiriman untuk data

Kabupaten Padang Pariaman hampir tidak ada. Hanya saja terlalu banyak

updater yang dikirimkan oleh tim mandat sehingga kesannya program

entry data masih belum sempurna karena masih banyak yang harus

diperbaiki. Hal ini mungkin tidak masalah bagi wilayah yang masih bisa

menggunakan modem untuk mengunduh updater atau terdapat warnet

di wilayah setempat, tetapi apabila tidak ada maka proses entry data

akan terhambat. Untuk tim mandat juga diharapkan agar lebih teliti lagi,

karena pada saat PJT kabupaten Padang Pariaman mencheck di web

pengumpulan data, data untuk kabupaten Padang Pariaman telah di

clean oleh tim mandat sebanyak 20 BS, padahal PJT hanya mengirimkan

data sebanyak 19 BS. Setelah PJT mengkonfirmasi dengan tim mandat

ternyata ada kesalahan yaitu data kabupaten lain masuk ke dalam data

kabupaten Padang Pariaman.

Kesimpulan

Berdasarkan uraian kegiatan Riskesdas 2013 di Kabupaten Padang

Pariaman sebelumnya maka dapat ditarik beberapa simpulan yaitu:

1.  Kegiatan pengumpulan data di Kabupaten Padang Pariaman

berlangsung selama 54 hari terhitung mulai tanggal 29 April 2013

sampai dengan 21 Juni 2013. Kegiatan pengumpulan data berjalan

lancar, masalah atau kendala di lapangan dapat teratasi dengan baik.

7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT

http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 128/335

 

2.  Beberapa kendala yang ada s

Kabupaten Padang Pariaman y

a.  Sosialisasi dari pemerintah

sangat kurang, baik itu di KKabupaten lainnya.

b. Proses surat menyurat dar

mengenai perizinan peng

lamban. Hal ini dilihat dari

data yang belum sampai d

Bupati, Bakesbangpol, Wali

c.  BPS Kabupaten Padang Pari

buta kepada PJT dan di dalsensusnya. Hal ini dikare

petugas BPS Kabupaten

menghubungi BPS Provinsi

didapatkan.

d. Banyaknya program updat 

menimbulkan kesan bahw

sempurna karena masih b

mungkin tidak masalah bagi

modem untuk mengunduh u

setempat, tetapi apabila ti

terhambat.

Ga

Pemeriksa

111

lama pengumpulan data Riskesdas di

itu:

mengenai adanya kegiata n RISKESDAS

bupaten Padang Pariaman maupun di

i pemerintah Provinsi Sumatera Barat

mpulan data Riskesdas yang masih

proses permohonan izin pengumpulan

i tingkat kabupaten terutama dengan

agari dan Wali Jorong.

man awalnya hanya memberikan peta

am peta tersebut tidak ada bangunanakan adanya salah persepsi antara

dan BPS Provinsi. Akhirnya PJT

an peta dengan bangunan sensus bisa

r  yang dikirimkan oleh tim mandat

a program entry  data masih belum

anyak yang harus diperbaiki. Hal ini

wilayah yang masih bisa menggunakan

 pdater atau terdapat warnet di wilayah

ak ada maka proses entry data akan

bar 4.6.1.

an telinga dan gigi

7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT

http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 129/335

112

Saran

Sosialisasi dari pemerintah untuk kegiatan Riskesdas yang berskala

nasional ini sebaiknya lebih ditingkatkan, karena akan berpengaruh pada

proses pelaksanaan kegiatan pengumpulan data di lapangan yangmelibatkan peran masyarakat sebagai responden, misalnya melalui media

elektronik maupun media massa. Kemudian surat menuyurat untuk

proses perizinan sebaiknya dilakukan sesegera mungkin sebelum

pelaksanaan pengumpulan data di Kabupaten, karena kegiatan ini

melibatkan berbagai lintas sektor, tidak hanya pada bidang kesehatan

saja dan membutuhkan kerja sama dan izin dari pemerintah kabupaten

setempat untuk mengambil data di masyarakat.

Selain itu,

saran untuk ke-

giatan selanjut-

nya mungkin da-

pat ditambahkan

pada kuesioner

pertanyaan me-

ngenai filariasis,

karena di kue-

sioner tidak adamemuat perta-

nyaan yang ber-

kaitan tentang fi-

lariasis. Padahal di

Kabupaten Padang

Pariaman sendiri

merupakan dae-

rah endemis filariasis. Kemudian diperlukan adanya peningkatan kualitas

tas untuk enumerator, tas kesmas dan tas pengukuran tinggi badan,

karena banyak enumerator yang mengeluh karena kualitas tas kurang

baik, mudah robek dan putus. Dengan adanya laporan ini diharapkan

dapat menjadi bahan untuk mengevaluasi kegiatan Riskesdas dan semoga

dapat menjadi bahan masukkan untuk perbaikan kegiatan lain yang

serupa di waktu yang akan datang.

Gambar 4.6.2.

Melewati pematang sawah menuju rumah responden

7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT

http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 130/335

7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT

http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 131/335

114

1. ketinggian 0-500 m dpl seluas 44,55% sebagian besar berada

di wilayah Barat yaitu Kecamatan Tanjung Mutiara, Lubuk

Basung, Ampek Nagari dan sebagian Kecamatan Tanjung

Raya.

2. ketinggian 500 -1000 m dpl seluas 43,49% berada pada

wilayah Kecamatan Baso, Ampek Angkek, Canduang,

Malalak, Tilatang Kamang, Palembayan, Palupuh,

Banuhampu dan Sungai Pua.

3. ketinggian lebih dari 1000 m dpl seluas 11,96% meliputi

sebagian Kecamatan IV Koto, Kecamatan Matur, Canduang

dan Sungai Pua.

Kawasan sebelah Barat merupakan daerah yang datar sampailandai (0 – 8 %) mencapai luas 71.956 ha, bagian tengah dan Timur

merupakan daerah yang berombak dan berbukit sampai dengan lereng

yang sangat terjal (> 45%) dengan luas kawasan 129.352 ha. Kawasan

dengan kemiringan yang sangat terjal (> 45%) berada pada jajaran Bukit

Barisan dengan puncak Gunung Marapi dan Gunung Singgalang yang

terletak di Selatan dan Tenggara Kabupaten Agam.

Iklim 

Temperatur udara pada dataran rendah minimum 250C dan

maksimum 330C, sedangkan di daratan tinggi temperatur minimum 200C

dan maksimum 290C. Kelembaban udara rata-rata 88%, kecepatan angin

antara 4-20 km/jam dan penyinaran matahari rata-rata 58%. Musim

hujan terjadi antara bulan Januari sampai dengan bulan Mei dan pada

bulan September sampai bulan Desember, sedangkan untuk musim

kemarau berlangsung antara bulan Juni sampai dengan bulan Agustus.

Penggunaan Lahan 

Kondisi lahan yang terdapat pada wilayah ini merupakan

perbukitan/ pegunungan dan pesisir serta kawasan lindung. Basis

ekonomi adalah pertanian yang terdiri dari perkebunan, pertanian lahan

kering, lahan basah, hortikultura dan peternakan dengan kondisi iklim

yang mendukung sepanjang tahun, serta perikanan. Berhubungan

dengan kondisi tersebut diatas Kabupaten Agam juga merupakan daerah

7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT

http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 132/335

115

rawan bencana dengan potensi gempa bumi, bahaya abrasi, gerakan

tanah/longsor, letusan gunung berapi, banjir dan tsunami.

Penduduk dan Perekonomian 

Jumlah penduduk Kabupaten Agam pada tahun 2002 adalah

417.324 orang, terdiri dari 199.915 orang laki-laki dan 217.409 orang

perempuan. Jumlah penduduk terbesar terdapat di Kecamatan Lubuk

Basung dengan 44.991 orang. Sedangkan yang terendah terdapat di

Kecamatan Palupuh dengan 12.714 orang. Kecamatan yang penduduknya

terpadat adalah Kecamatan Banuhampu Sungai Puar dengan kepadatan

penduduk sekitar 732 orang per Km2. Sementara, Kecamatan Pelupuh

merupakan daerah terjarang penduduknya dengan kepadatan hanya 54

orang per Km2.

Saat ini, perekonomian Kabupaten Agam dibentuk oleh sektor

pertanian, perkebunan dan kehutanan, perikanan, pertambangan,

pariwisata, dan industri. Kontribusi sektor-sektor tersebut cukup

signifikan bagi kehidupan sosial budaya masyarakat di Kabupaten Agam.

Kabupaten Agam berpotensi pada sektor perkebunan, terutama dengan

komoditi andalannya, yaitu kelapa sawit. Komoditi andalan lainnya

adalah hasil laut. Mata pencaharian utama masyarakat kita adalah disektor pertanian.

Bahan Pengumpulan Data

Bahan yang digunakan untuk pengumpulan data terdiri dari

alat pengukur pemeriksaan beserta tas, kuesioner, bahan kontak,

dan kuitansi bahan kontak.

Alat yang digunakan dalam pengumpulan data terdiri dari :-  Timbangan berat badan digital merk 4 buah

-  Pengukur tinggi badan 4 buah

-  Pengukur tekanan darah digital merk Omron IA1 4 buah

-  Pita pengukur lingkar perut dan lingkar lengan atas 4 buah

-  Tumbling E 4 buah

-  Pita pengukur jarak visus 4 buah

-  Pinhole 4 buah

- Loop 4 buah

7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT

http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 133/335

116

-  Pen light 8 buah

-  Spekulum telinga 12 buah

-  Handscoen 8 dos

-  Masker 8 dos

-  Antiseptic descosept 12 buah-  Kaca mulut 12 buah

-  Tissue gulung 8 buah

-  Tas pengukur tinggi 4 buah

-  Tas ransel alat 4 buah

Kuesioner

-  Map 675 buah

-  Informed Consent 658 buah

- Kuesioner Rumah Tangga 640 buah

-  Kuesioner Individu 3348buah

-  Kartu Hasil 3200 buah

-  Tali Pengikat Kuesioner 675 buah

Bahan Kontak

Kuitansi Bahan Kontak

Prosedur Kerja

Sebelum turun ke lapangan, Penanggungjawab Teknis Kab. Agam

telah membagi enumerator sebanyak 20 orang ke dalam 4 tim dengan

komposisi laki-laki dan wanita beserta latar belakang pendidikan adalah

sama untuk setiap tim. Masing-masing tim terdiri dari 5 orang yakni 1

orang laki-laki sebagai ketua tim dan 4 orang perempuan sebagai anggota

tim. Masing-masing telah dibekali pengetahuan tentang riskesdas dengan

pelatihan di Hotel Rocky Plaza selama 10 hari dan sudah pula dilakukan

pembagian wilayah kerja untuk masing-masing tim. Kab. Agam terpilih 27

Blok Sensus (BS). Berikutnya, PJT bersama PJO memilih 3 BS paling sulitberdasarkan wilayah administratif untuk dikerjakan secara bersama-sama

oleh 4 tim dalam waktu 5 hari. Setelah menyelesaikan 3 BS tersebut,

masing-masing tim bertanggung jawab terhadap 6 BS lainnya. Pembagian

tugas masing-masing tim terdiri dari 3 orang yang melakukan wawancara,

2 orang yang melakukan pengukuran. 3 orang pewawancara tersebut

terdiri dari 1 bidan yang bertugas untuk menanyakan pertanyaan

kesehatan reproduksi dan kesehatan anak, 2 perawat bertugas untuk

menanyakan blok lainnya.

7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT

http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 134/335

117

Hasil Kegiatan

Persiapan Lapangan

Tempat Tinggal PJT, enumerator dan posko

Temuan : Awalnya, enumerator tinggal di rumah dinas di kawasan

Jirek Bukittinggi dan dijadikan sebagai Posko. Sedangkan

PJT tinggal di kamar kosan dekat Posko.

Kendala : -

Kemudahan: Dinkes Kab. Agam yang kooperatif yang mau menyediakan

rumah dinas untuk Posko.

Peta Bangunan Sensus

Temuan : peta yang kami dapatkan dari Badan Pusat Statistik (BPS)

Kabupaten berupa sketsa peta blok sensus yang lengkap

dengan detail bangunan fisiknya.

Kendala : ada beberapa nomor bangunan fisik yang tertera di peta

tidak sama dengan nomor bangunan fisik yang tertempel

di stiker rumah, nomor bangunan fisik pada peta sangat

kecil, sehingga menyusahkan enumerator.

Kemudahan: BPS sigap dan kooperatif dalam menyediakan peta. Kurang

dari sehari permintaan tertulis, PJT bisa mendapatkan peta

BS dengan mudah.

Pemutakhiran Bangunan Sensus

Temuan : ada beberapa nomor bangunan sensus dalam BS berbeda

antara nomor yang tertulis di stiker dengan yang terteradari BPS

Kendala : Perbedaan tersebut memperlambat kerja tim enumerator

karena harus konsul PJT Kab. Agam dan konsul PJT

provinsi.

Kemudahan: Pada beberapa BS pedesaan, keterangan warga sangat

membantu dalam menemukan lokasi bangunan sensus

(Bangsen).

7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT

http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 135/335

118

Penunjuk Jalan

Temuan : Kantor nagari dan jorong sangat kooperatif dalam hal

menunjukkan siapa yang menjadi penunjuk jalan.

Kendala : ada sebagian penunjuk jalan yang kurang paham dankurang mengenal warga tersebut dengan baik terutama

 jika penunjuk jalannya adalan bidan

Kemudahan: jika penunjuk jalan ini adalah kader setempat, jadi sangat

memudahkan tim enumerator dalam hal pencarian

Bangsen.

Surat Perijinan

Temuan : Ada jorong yang mewajibkan enumerator memakai kartu

tanda pengenal yang dikalungkan agar mudah dikenali

warga

Kendala : Kartu tanda pengenal dari jorong tersebut tertulis izin

bertamu untuk Puldat hanya sampai jam 15.30 WIB

Kemudahan: komunikasi antar enumerator dan wali jorong yang baik

sehingga diizinkan untuk Puldat lebih lama dari yang

tertera di kartu.

Gambar 4.7.1.

Kartu Izin memasuki jorong di

Kabupaten Agam. Izin masuk hanya

berlaku sampai sore hari.

Pengumpulan Data

Wawancara

Temuan : Beberapa responden tidak mengerti maksud dari

pertanyaan enumerator karena kendala pendengaran

7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT

http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 136/335

119

terutama responden tua yang tidak memiliki sanak

saudara.

Kendala : Beberapa responden berharap enumerator tidak hanya

menanyai dan memeriksa tapi juga memberi obatKemudahan: Semangat para enumerator untuk tidak menyerah dalam

mencoba bertanya dengan cara lain. Para enumerator juga

dengan sabar menjelaskan tujuan Riskesdas yang bukan

untuk pengobatan

Pengukuran Berat Badan

Temuan : Pengukuran berat badan relatif berjalan dengan baikKendala : -

Kemudahan: Para responden kooperatif dalam pengukuran berat badan

karena melihat timbangan digital yang tidak pernah

mereka ketahui sebelumnya

Pengukuran Tinggi Badan

Temuan : Pengukuran tinggi badan relative tidak mengalamihambatan yang berarti

Kendala : pada kelompok I, tiang pengukur tinggi badan hilang

karena jatuh di jalan

Kemudahan: kelompok I meminjam alat pengukur tinggi badan

kelompok lainnya yang tidak Puldat

Pengukuran Lingkar Lengan Atas (Lila)

Temuan : Pengukuran Lila relatif berjalan dengan baik

Kendala : -

Kemudahan: Masyarakat yang kooperatif dalam pengukuran Lila

Pengukuran Lingkar Perut

Temuan : Pengukuran lingkar perut relatif berjalan dengan baik

7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT

http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 137/335

120

Kendala : -

Kemudahan: Masyarakat yang kooperatif dalam pengukuran lingkar

perut, kerja sama para enumerator yang membagi tugas

pengukuran lingkar perut responden menurut jeniskelamin enumerator agar menghindari perasaan malu

masyarakat

Pengukuran Tekanan Darah (TD)

Temuan : Pengukuran TD relatif berjalan dengan baik

Kendala : tensimeter salah satu kelompok rusak selama beberapa

hari

Kemudahan: kerja sama enumerator antar kelompok berjalan dengan

baik sehingga bisa saling meminjam tensimeter dengan

menyesuaikan Puldat antar kelompok. Enumerator dengan

pendidikannya teknik medis akhirnya berhasil

memperbaiki tensimeter tersebut.

Pemeriksaan Visus

Temuan : Beberapa responden rumahnya kecil dan sempit

Kendala : beberapa responden enggan keluar dari rumah untuk

dilakukan pengukuran visus padahal rumahnya sempit dan

gelap

Kemudahan: semangat enumerator untuk membujuk responden

Pemeriksaan Kelainan Permukaan Mata

Temuan : Ketidaksesuaian antara data responden dan fakta di

lapangan

Kendala : Enumerator kurang terampil dalam memeriksa kelainan

mata

Kemudahan: komunikasi yang baik antara PJT dan enumerator sehingga

enumerator mau mendiskusikan kesulitan memeriksa

mata.

7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT

http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 138/335

121

Pemeriksaan Xeroftalmia

Temuan : Pemerikasaan xeroftalmia relatif berjalan dengan baik

Kendala : -

Kemudahan: semangat enumerator serta masyarakat yang kooperatif 

mengizinkan anaknya diperiksa matanya.

Pemeriksaan Telinga

Temuan : Pemerikasaan telinga relatif berjalan dengan baik

Kendala : -

Kemudahan: para enumerator konsisten dalam menggunakan standarpemeriksaan yang dipelajari saat TC, termasuk dalam

menggunakan speculum saat pemeriksaan.

Pemeriksaan Konversasi

Temuan : Para responden sering tertawa dalam pemeriksaan

konversasi

karena dianggap lucu

Kendala : -

Kemudahan: masyarakat kooperatif 

Pemeriksaan Gigi

Temuan : beberapa data responden dan fakta di lapangan tidak

sesuai

Kendala : beberapa responden malu untuk membuka mulut

Kemudahan: para enumerator memeriksa gigi dengan cepat agarresponden tidak berubah pikiran dan menjadi semakin

malu.

Entry Data dan Pengiriman Data

Temuan : jumlah ART form kontrol dan enty data tidak sesuai

7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT

http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 139/335

7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT

http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 140/335

7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT

http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 141/335

124

penggunaan lahan di Lima Puluh K

dibawah ini.

Penduduk

Jumlah penduduk Kabupaten Li

tercatat sebanyak 336.067 jiwa, deng

laki-laki dan 170.451 jiwa penduduk

kelamin (sex ratio) sebasar 97,16. Kala

Kabupaten Lima Puluh Kota yaitu se

 jumlah penduduk sebesar 336.067

penduduk per nagari adalah sebesar 4

tinggi rata-ratanya adalah Kecamatanper nagari.

Kepadatan penduduk Kabupaten

mencapai 100 jiwa per km2

dengan lua

ta dapat dilihat di gambar 2.1

a Puluh Kota pada tahun 2008

n rincian 165.616 jiwa penduduk

perempuan dengan rasio jenis

dilihat jumlah Nagari yang ada di

banyak 79 nagari, maka dengan

 jiwa tersebut, rata-rata jumlah

.254 jiwa. Kecamatan yang paling

uguak dengan jumlah 6.765 jiwa

Lima Puluh Kota pada tahun 2009

kabupaten sebesar 3.354,30 Km2.

7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT

http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 142/335

125

Kecamatan yang paling tinggi tingkat kepadatan penduduknya adalah

Kecamatan Luak dengan tingkat kepadatan sebesar 386 jiwa per km2, dan

kecamatan yang paling jarang penduduknya adalah Kecamatan Kapur IX

dengan tingkat kepadatan sebesar 37 jiwa per km2. Jumlah rumah tangga

yang ada di Kabupaten Lima Puluh Kota pada tahun 2009 tercatat sebesar87.160. Maka kepadatan penduduk per rumah tangga pada tahun 2009

tercatat sebesar 4 jiwa per rumah tangga. Penduduk menurut kelompok

umur di Kabupaten Lima Puluh Kota masih di dominasi oleh penduduk

yang berumur muda. Kelompok umur yang paling besar jumlahnya adalah

kelompok 0 s/d 4 tahun dengan jumlah sebanyak 36.837 jiwa, sedangkan

kelompok yang paling kecil jumlahnya adalah kelompok 60 s/d 64 tahun

yaitu sebesar 12.469 jiwa.

Bahan Pengumpulan Data Kesmas

Alat yang digunakan untuk pengumpulan data oleh 4 tim terdiri dari

alat pengukur pemeriksaan beserta tas, kuesioner, bahan kontak, dan

kuitansi bahan kontak.

-  Timbangan berat badan digital 4 buah

-  Pengukur tinggi badan 4 buah

-  Pengukur tekanan darah digital merk Omron IA1 4 buah-  Pita pengukur lingkar perut & lingkar lengan atas 4 buah

-  Tumbling E 4 buah

-  Pita pengukur jarak visus 4 buah

-  Pinhole 4 buah

-  Loop 4 buah

-  Pen light 4 buah

-  Spekulum telinga 9 buah

-  Handscoen 8 dos

-  Masker 8 dos-  Antiseptic descosept 4 buah

-  Kaca mulut 6 buah

-  Tissue gulung 8 buah

-  Tas pengukur tinggi 4 buah

-  Tas ransel alat 4 buah

7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT

http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 143/335

126

Kuesioner terdiri dari:

-  Map 549 buah

-  Informed Consent 529 buah

-  Kuesioner Rumah Tangga 572 buah

-  Kuesioner Individu 1075 buah-  Kartu Hasil 1174 buah

-  Tambahan Blok IV 24 buah

-  Tambahan Kespro 100 buah

-  Tali Pengikat Kuesioner 370 buah

Bahan Kontak sejumlah kebutuhan yaitu sebanyak responden yang dapat

diwawancara dengan besaran uang Rp. 50.000,-/KK, sedangkan untuk

individu yang diwawancara menerima Rp.10.000,-/individu. Respondenyang terpilih sebagai BS biomedis mendapatkan uang kontak sebesar Rp.

35.000,-/individu yang bersedia diambil darahnya.

Bahan Pengumpulan Data Biomedis

Bahan dan Alat untuk pemeriksaan biomedis terdiri dari 3 set Alat

Laboratorium Lapangan, kuesioner BM, 5 set Bahan Pengambilan

Spesimen Biomedis dan Laboratorium Lapangan

•  Alat Laboratorium Lapangan•  Kuesioner BM

•  Bahan Pengambilan Spesimen Darah dan Urin

Biomedis

•  Bahan Pembuatan Hapusan Tebal Malaria

•  Bahan Laboratorium Lapangan

•  Bahan Pengiriman Spesimen ke Pusat

Prosedur Kerja Tim Biomedis serta Alur Kegiatan

1.  Tim Pendamping PKM (dokter)

•  Memastikan responden memenuhi kriteria inklusi

•  Menangani responden jika ada kejadian yang tidak

diinginkan.

•  Membantu kegiatan jika ada kejadian simpang.

•  Posisi duduk pada meja 1 bersama E1.

7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT

http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 144/335

127

•  Mengisi data responden terkait kriteria inklusi di form

BM.02 dan BM.04

•  Bersama dengan PJO membantu mencari solusi

penanganan limbah biomedis.

2.  Tim Pendamping PKM (paramedis)

•  Sifatnya dinamis

•  Mengatur alur datang dan keluar responden.

•  Mengecek kesesuaian form dari tiap responden 

mencocokkan ART ke form BM. 01 ke setiap RT

•  Membantu menangani / mendampingi saat

pengambilan darah (terutama pada anak-anak)

•  Melakukan pengambilan darah, Jika enumerator tidak

ada yang mampu mengambil darah (berganti fungsidengan E2)

•  Memegang buku cacatan waktu pemeriksaan glukosa

kedua dan memanggil pasien tsb.

•  Memanggil responden setelah 2 jam PP untuk

pemeriksaan glukosa kedua.

3.  Enumerator 1 (E1)

•  Menempelkan atau mengecek stiker pada semua form

dan semua tembusan (form BM 01, 02, 03, 04, dan 05)

•  Menyerahkan berkas ke responden dan mengarahkan

responden untuk ke bagian pemeriksaan biomedis.

4.  Enumerator 2 (E2)

•  Melakukan pengambilan darah vena

•  Bertanggung jawab terhadap keamanan responden

•  Melakukan penutupan jarum syrinx (sementara)

setelah pengambilan darah

•  Menyerahkan syrinx tsb ke E3

•  Mengarahkan responden untuk dilakukanpembebanan (bagi yang puasa) ke meja E5.

5.  Enumerator 3 (E3)

•  Menerima syrinx, mengencangkan tutup jarum, dan

membuang jarum bersama tutupnya ke dalam tempat

limbah tajam.

•  Meneteskan 1 tetes darah ke parafilm yang letaknya

diantara E3 dan E4

7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT

http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 145/335

7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT

http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 146/335

129

Jenis Stiker :

1.  Stiker Kuning :

a.  Kuesioner RT di halaman depan (1)

b. 

Form BM. 01c.  Pada Sampel garam

d.  Pada botol air minum

2.  Stiker Putih :

a.  Kuesioner Individu (ART) di halaman belakang

b.  Form BM.01 (rangkap 5)

c.  Form BM.02 (rangkap 5)

d.  Form BM.04 (rangkap 4)

e.  Pada sampel (botol urin, Venoject, RDT malaria, Slide malaria,

cryotube serum)

Pewarnaan Sediaan Darah Malaria (Giemsa 3% atau boleh juga 5%)

Contoh kasus:

Jika ada 5 responden yang demam (dalam 2 hari terakhir) ada 10 SD

1 SD kira-kira 1 mL larutanbuat 10 ml 0,3 ml Giemsa stock + 9,7

ml akuades, atau (jika 5 % 0,5 ml Giemsa stock + 9,5 ml akuades)

Catatan :

1.  Pipet Pasteur yang digunakan untuk mengambil Giemsa stock

harus tersendiri.

2.  Pada saat mencuci slide larutan giemsa jangan dibuang 

langsung alirkan air perlahan.

Pemisahan serum

1.  Sentrifuge perhatikan posisi tabung, volume darah harus

balans/dibuat seimbang.

2.  Pisahkan serum dengan pipet pasteur masukan dalam tabung

NUNC putih (cryotube serum 4,5 ml yang sudah diberi label).

3.  Simpan dalam box beri termometer didalamnya.

4.  Jika setelah disentrifuge ternyata serum tidak terpisah buka

tabung, pisahkan darah/bekuan darah dari dinding tabung

7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT

http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 147/335

130

(gunakan pipet) tapi tidak diaduk  sentrifuge kembali dengan

kecepatan & waktu yang sama seperti semula

Packing

1.  Sampel darah

a.  Paket A Serum (dingin dalam steroform), berkas atau

formulir, dan Slide malaria ke Pusat BTDK Jln Percetakan

Negara 23 Jakarta.

b.  Paket B Slide malaria ke Loka Litbang Aceh atau Baturaja

atau Ciamis atau Banjarnegara atau Tanah Bumbu atau

Donggala atau Waikabubak atau Papua.

2.  Botol air minum dan urin dimasukan dalam box putih di kotakyang berbeda.

Kotak putih kembali dimasukan ke dalam kardus coklat kecil berisi

3 kotak putih.

c.  Paket C Sampel urin dan air alamat yang dituju GAKI

Magelang

Berikan segera kepada PJO Kab/kota PJO yang akan kirim

bersamaan dengan sampel biomedis.

3.  Garam dimasukan dalam kotak putih, dikumpulkan sampai 1 BS

dan dikirimkan ke kab/kota. PJO menampung semua sampel

garam dari seluruh BS Biomedis se kabupaten dan

mengirimkannya sekaligus ke GAKI Magelang.

d.  Paket D Sampel garam

Prosedur Kerja Kesmas

Prosedur kerja yang dilakukan untuk mengumpulkan data di

lapangan terdiri dari beberapa tahapan sebagai berikut :

Penanggungjawab Teknis Kabupaten Lima Puluh Kota mempunyai

enumerator sebanyak 20 orang dan telah membaginya ke dalam 4 tim

yang masing-masing telah dibekali pengetahuan tentang riskesdas

dengan pelatihan di Hotel Rocky Plaza selama 10 hari dan sudah pula

dilakukan pembagian wilayah kerja untuk masing-masing tim. Terpilih 24

BS dari Kabupaten Lima Puluh Kota. Dipilih 4 BS yang paling berdekatan

berdasarkan wilayah administratif untuk dikerjakan secara bersama-sama

7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT

http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 148/335

131

oleh 2 tim dalam waktu 8 hari. Dan 20 BS sisanya dibagi 3 tim, sehingga

masing-masing tim mengerjakan 6 BS. Pembagian wilayah ini

berdasarkan dari daerah asal enumerator dan jarak antar BS dikarenakan

kondisi geografis Kabupaten Lima Puluh Kota yang sulit sehingga

membutuhkan koordinasi yang baik antara PJT, PJO dan Enumeratordalam mengatur BS tempat pengumpulan data.

Pengumpulan data dari masing-masing BS dimulai dari

pemutakhiran kemudian dilanjutkan wawancara dan pengukuran

responden. Pemutakhiran dilakukan dengan cara mencocokkan peta dan

nomor bangunan sensus dari daftar sampel bangunan sensus (DSBS)

dengan nomor bangunan sensus yang ada di stiker. Dari 30 rumah tangga

terpilih di DSBS, 25 rumah tangga pertama sebagai rumah tangga utama

dan 5 rumah tangga sisanya adalah cadangan, apabila rumah tanggautama ditemukan kurang dari 25 RT dapat mengambil sampel dari RT

cadangan. Apabila pada saat pemutakhiran, dari 30 RT ternyata hanya

ditemukan 20-25 RT maka hanya sejumlah RT tersebut yang diambil

sebagai sampel dan tidak perlu menambah RT baru. Namun apabila yang

ditemukan kurang dari 20 RT maka dilakukan penambahan sampel RT

baru secara random dalam BS yang sama hingga jumlah seluruh sampel

dalam BS itu jumlahnya 25 RT. Pembagian tugas masing-masing tim

diserahkan sepenuhnya kepada masing masing tim dengan melihat

kondisi BS yang dituju.

Hasil Kegiatan

Banyak hal yang ditemui selama proses pengumpulan data

Riskesdas di Kabupaten Lima Puluh Kota baik yang menjadi kendala

maupun kemudahan. Berikut rangkuman temuan yang didapat selama

proses pengumpulan data:

a.  Persiapan

Tempat Tinggal PJT, enumerator dan posko

Temuan : PJT bertempat tinggal di rumah keluarga yang bertempat

di Kota Payakumbuh, sekitar 15 menit dari Dinkes

Kabupaten

Kendala : Wilayah Kabupaten 50 Kota yang sangat luas, yang tidak

memungkinkan untuk dibuat menjadi satu posko

7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT

http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 149/335

132

Kemudahan: Mendapatkan transportasi berupa sepeda motor, mobil

dan sopir yang membantu PJT mengawasi puldat

Peta Bangunan SensusTemuan : Peta telah disiapkan jauh hari sebelumnya oleh pihak BPS

Kabupaten 50 Kota namun belum ada koordinasi dari

pihak dinkes kabupaten.

Hanya mendapatkan satu kopi peta yang tidak semuanya

berdasarkan survey terbaru. Beberapa masih

menggunakan SP 2007

Kendala : Ada beberapa nomor bangunan fisik yang tertera di peta

tidak sama dengan nomor bangunan fisik yang tertempel

di stiker rumah. Ada juga beberapa rumah yang tidak

ditemukan di lapangan, meskipun peta bangunan fisiknya

ada.

Ada 3 peta yang benar benar kosong sehingga sulit untuk

menentukan bangunan yang akan di sensus

Kemudahan: Peta difotokopi untuk menghindari adanya peta yang

hilang

Pemutakhiran Bangunan Sensus

Temuan : Banyak nomor bangunan sensus berbeda antara nomor

yang tertulis di stiker dengan yang tertera dari BPS. Hal ini

memperlambat kerja tim enumerator karena harus konsul

PJT Kabupaten Lima Puluh Kota dan konsul PJT provinsi.

Kendala : Tidak tersedianya mantis dalam semua nagari sehingga

penunjuk jalan beberapa BS terpaksa dilakukan oleh wali

 jorong berdasarkan nama warganya lalu dilakukan

verifikasi dengan melihat stiker BPS ataupun Peta.Masalah terjadi jika tidak ada stiker BPS ataupun Peta

Kosong.

Ada 1 BS yang penduduknya nomaden sehingga

menyulitkan untuk pemutakhiran.

Ada 5 BS yang rumahnya di tengah hutan, sehingga untuk

mencari rumah dibutuhkan waktu yang lama

Kemudahan: Karena sebagian besar Kabupaten Lima Puluh Kota terdiri

dari pedesaan, masyarakat yang tertera dalam daftar

7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT

http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 150/335

133

sampel bangunan sensus sebagian besar masih sama baik

rumah dan namanya.

Penunjuk JalanTemuan : Nagari sangat kooperatif dalam hal menunjukkan siapa

yang menjadi penunjuk jalan.

Kendala : Ada sebagian penunjuk jalan yang kurang paham dan

kurang mengenal warga tersebut dengan baik.

Kami harus menunggu staff desa untuk mencari seseorang

yang akan menjadi penunjuk jalan, karena sebagian besar

para kantor desa tidak membaca dengan seksama

mengenai surat tersebut, dan bahkan ada yang

mengatakan belum menerima, padahal setelah dicari di

tumpukan berkas, surat itu ditemukan

Kemudahan: Penunjuk jalan kami terdiri dari mantis, wali jorong dan

petugas puskesmas yang sangat kooperatif.

Surat Perijinan

Temuan : Surat perizinan pengumpulan data baru turun 2 hari

setelah pengajuan surat tersebut. Sebelumnya PJO-PJAL

meminta KTP PJT Kota untuk dijadikan sebagai pihak

penanggungjawab penelitian di kota

Kendala : Tidak ada

Kemudahan: Balitbangkespol Kabupaten Lima Puluh Kota sangat

kooperatif dengan PJT, PJO dan PJAL kota.

Pegawai BPS, Dinkes dan Balitbangkespol sering touring

bersama PJT sehingga akrab

b. Wawancara, Pengukuran dan Pemeriksaan

Wawancara

Temuan : 95% warga Kabupaten Lima Puluh Kota menggunakan

bahasa minang dalam berkomunikasi. Hanya 5%

warganya yang berkomunikasi dengan menggunakan

Bahasa Indonesia.

Kendala : PJT agak susah dalam mengoreksi kebenaran pertanyaan

wawancara. Dibutuhkan waktu lebih banyak untuk PJT

7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT

http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 151/335

134

dalam mentranslate pertanyaan dalam bahasa minang.

Kemudahan: Semua enumerator adalah orang asli Kabupaten Lima

Puluh Kota sehingga sangat memudahkan pengumpulan

data dengan wawancara.

PJT sedikit menguasai bahasa minang

Pengukuran Berat Badan 

Temuan : Para enumerator melakukan pengukuran berat badan

sesuai dengan standard operational procedurenya.

Kendala : 1 timbangan rusak, tapi berhasil diperbaiki

Kulaitas timbangan yang jelek sehingga mempersulit

pengukuran, karena membutuhkan tempat yang

benar benar datar padahal banyak rumah tangga yangberada di hutan dan masih beralaskan tanah.

Kemudahan: Dilakukan kalibrasi dengan botol mineral 1 liter tiap

ganti BS

Pengukuran Tinggi Badan

Temuan : Para enumerator melakukan pengukuran tinggi badan

sesuai dengan standard operational procedurenya.

Kendala : Alat pengukur tinggi badan yang terdiri dari beberapabatang besi agak memberatkan enumerator dalam hal

mobilitas dari satu rumah responden ke responden

lainnya

Kemudahan: Cara pengukuran yang baku oleh pusat dengan mudah

dimengerti oleh para enumerator.

Dibantu puskesmas untuk membawa alat saat

perpindahan BS

Pengukuran Lingkar Lengan Atas

Temuan : Para enumerator melakukan pengukuran tinggi badan

sesuai dengan standard operational procedurenya.

Kendala : Pita pengukur lingkar lengan atas mengalami

kerusakan tintanya, sehingga bila digunakan tulisan

yang ada di pita akan menempel pada lengan

responden, sehingga kami mengganti pita tersebut

dengan pita meteran biasa.

7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT

http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 152/335

7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT

http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 153/335

136

Pemeriksaan Kelainan Permukaan Mata

Temuan : Para enumerator tidak mengalami kesusahan dalam

mengidentifikasi kelainan permukaan mata berkat

adanya buku peraga.Kendala : Tidak ada

Kemudahan: Semua warga sangat kooperatif dengan adanya

pemeriksaan kelainan permukaan mata ini.

Pemeriksaan Xeroftalmia

Temuan : Tidak ada anak balita yang menderita xeroftalmia di

wilayah Kabupaten Lima Puluh Kota

Kendala : Ada beberapa anak balita yang menangis saatdiperiksa oleh enumerator

Kemudahan: Para balita didampingi oleh orang tua yang kooperatif 

sehingga memudahkan enumerator dalam memeriksa

responden.

Pemeriksaan Telinga

Temuan : Pemeriksaan telinga yang dilakukan oleh enumerator

telah sesuai dengan “standard operational 

 procedure” .

Kendala : Tidak ada

Kemudahan: Semua warga sangat kooperatif dengan adanya

pemeriksaan telinga ini.

Pemeriksaan Konversasi

Temuan : Ditemukan beberapa orang yang mengalami

gangguan pendengaran sehingga hasilnya berkode (4)bisa mengulangi kata-kata dengan suara keras.

Kendala : Tidak ada

Kemudahan: Semua warga sangat kooperatif dengan adanya

pemeriksaan konversasi ini.

Pemeriksaan Gigi 

Temuan : Pada orang tua usia lanjut, banyak ditemukan gigi

7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT

http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 154/335

7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT

http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 155/335

138

diambil darahnya

Tempat BS yang jauh dari dinas sehingga menyulitkan

dalam pengiriman serum dari BS ke dinas

Gel pack yang dibekukan telah mencair sebelum

waktunya, hanya bertahan 1 hari padahaldiberitahukan bisa bertahan 3 hari.

Kunci ruang vaksin puskesmas hilang waktu hari

laboratorium lapangan

Dana untuk pengolahan limbah terhambat, sehingga

puskesmas tidak mau mengelola limbahnya

Solusi : Barang Biomedis dititipkan di rumah salah satu

responden

Saat kegiatan, ternyata ruang vaksin yang digunakanmenyimpan barang masih terkunci. PJT minta bantuan

staf puskesmas untuk mencongkel kunci gembok ruang

vaksin dengan obeng

Evaluasi

pengiriman:

Pengiriman pertama suhu 30 derajat ketika sampai,

pengirman kedua 9 derajat.

JNE sampai Jakarta dalam waktu 12 jam

2.  Taeh Baruah

Temuan &

Kendala :

Tempat Laboratorium Lapangan yang jauh dari

puskesmas, akhirnya menggunakan TPA untuk

laboratorium lapangan

Tempat BS yang jauh dari dinas sehingga menyulitkan

dalam pengiriman serum dari BS ke dinas

Lampu musholla pecah sehingga harus mengganti.

Dana untuk pengolahan limbah terhambat, sehingga

puskesmas tidak mau mengelola limbahnya

Solusi : AmanPJT mengganti lampu musholla

Evaluasi

Pengiriman:

Pengiriman pertama suhu 10 derajat ketika sampai,

pengirman kedua 4 derajat.

JNE sampai dalam waktu 12 jam

Stiker ART hanya tertempel di lembar 1 BM01 selanjutnya

tidak tertempel

7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT

http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 156/335

 

3.  Taram

Temuan &

Kendala :

Tempat Labo

puskesmas, akh

HP enumerator

menyeberangi s

Tempat BS ya

dalam pengirim

Dana untuk p

puskesmas tidaSolusi : Aman

Evaluasi

Pengiriman:

Pengiriman pe

pengirman ked

JNE sampai dala

4.  Halaban

Temuan &

Kendala :

Tempat Labor

puskesmas, akDokter penda

laboratorium l

Tempat BS yan

dalam pengiri

Dana untuk

puskesmas tid

Kontainer Sty

ditemukan se 139

ratorium Lapangan yang jauh dari

irnya menggunakan balai jorong

, validator dan PJT tercebur ketika harus

ungai menuju BS

g jauh dari dinas sehingga menyulitkan

an serum dari BS ke dinas

ngolahan limbah terhambat, sehingga

mau mengelola limbahnya

tama suhu 2 derajat ketika sampai,

a 0 derajat.

m waktu 12 jam

torium Lapangan yang jauh dari

hirnya menggunakan balai taniping yang datang terlambat sehingga

pangan tertunda

g jauh dari dinas sehingga menyulitkan

an serum dari BS ke dinas

engolahan limbah terhambat, sehingga

k mau mengelola limbahnya

rofoam rusak dan thermometer tidak

ingga serum dikirim apa adanya tanpa

Gambar.4.8.1

Memanfaatkan

masjid sebagai

laboratorium

lapangan

7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT

http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 157/335

140

thermometer

Solusi : PJT menegur dokter pendamping

Evaluasi

Pengiriman:

Pengiriman pertama suhu 0 derajat ketika sampai,

pengiriman kedua tidak ada termometer.JNE sampai dalam waktu 12 jam

5.  Pandam Gadang

Temuan

& Kendala :

Kondisi geografis kita mengalami kendala dimana letak

bangsen tersebar di 2 jorong (desa) dan di atas 3 bukit.

Jarak dari jalan terakhir yang bisa dilewati motor ke

rumah bangsen hampir 2 jam perjalanan.

Listrik sering mati lampu

Logistik sulit dibawa ke lokasi BS

Koordinasi sulit, karena lokasi jauh dari dinkes kab dan

sinyal tidak ada

Solusi : Enumerator dan dokter pendamping melakukan mobile

 field laboratory  dengan menjemput bola ke responden

yang tua yang tidak bisa turun gunung

Evaluasi

Pengiriman:

Pengiriman pertama suhu 0 derajat ketika sampai,

pengiriman kedua 2 derajat.

JNE sampai dalam waktu 12 jamCatatan:

1) Surat tugas untuk dokter dan perawat belum diberikan beserta

uang transport hingga laporan akhir ini ditulis;

2) Sampel garam dikirim oleh PJO di akhir puldat

Pengumpulan data kesehatan masyarakat dan biomedis telah

diselesaikan sesuai rencana penjadwalan yang disepakati bersama. 24 BS

telah dislesesaikan dan menghasilkan data sebanyak 592 RT terdiri dari1796 individu. Termasuk pengumpulan data biomedis juga dapat

diselesaikan sesuai perencanaan meskipun terjadi pergeseran jadwal

karena keterlambatan datangnya sentrifuse. Berikut ini pada tabel 4.8.1,

disampaikan secara detil hasil puldat BS biomedis sejumlah 4 BS.

7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT

http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 158/335

141

Tabel 4.8.1 Rekapitulasi Hasil Pengambilan Sampel Biomedis, Kabupaten

Lima Puluh Kota, Riskesdas 2013

NO Kecamatan NagariKota/

DesaNKS RT IND

1

PayakumbuhKoto Tangah Simalanggang K

1500205 25 72

2 0500206 25 90

3 Taeh Baruah D 2007302 25 83

4 Akabiluru Batu Hampa D 0018001 25 65

5

Luak

Sungai Kamuyang D 0011501 25 80

6Tanjuang Aro Sikabu Kabu

Pd. PanjangD 0011901 25 78

7 Lareh Sago Halaban Halaban D 2013201 24 678 Labuah Gunuang D 0008101 22 67

9Situjuah Limo

NagariSitujuah Banda Dalam D 0005001

25 77

10

Harau

Taram D 2018601 25 79

11 Lubuak Batingkok D 0008901 25 80

12

Sarilamak

K 0502001 25 85

13 K 502003 24 79

14 K 0500101 25 86

15Guguak

Kubang D 0006501 23 62

16 Guguak Viii Koto K 0500901 24 84

17Mungka

Jopang Manganti D 0014803 25 63

18 Simpang Kapuak D 2003901 25 77

19Bukik Barisan

Koto Tangah D 0018801 25 55

20 Maek D 0011001 25 61

21 Gunuang Omeh Pandam Gadang D 2010201 25 69

22 Kapur Ix Lubuak Alai D 0016301 25 85

23 Pangkalan Koto

Baru Manggilang

Manggilang D 0011301 25 66

24 Pangkalan D 0010101 25 86

Kesimpulan

Tim enumerator Kabupaten Lima Puluh Kota telah berhasil

menyelesaikan pengumpulan data dari 24 BS, 592 rumah tangga, dan

1796 individu dalam waktu 56 hari mulai dari persiapan hingga

7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT

http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 159/335

142

pengiriman kuesioner dengan kekuatan 4 tim sebanyak total 20 orang.

Beberapa kendala baik yang bersifat teknis seperti jumlah kuesioner,

perizinan dan lain-lain, ataupun kendala yang bersifat substansial seperti

manajemen data, muncul pada saat pengumpulan data. Akan tetapi,

dengan adanya koordinasi yang baik antara PJT, PJO, dan PJAL sertaenumerator maka semua kendala tersebut dapat teratasi.

Adanya riset kesehatan dasar berbasis nasional di Kabupaten Lima

Puluh Kota berjalan lancar dan diterima baik oleh warga Kabupaten Lima

Puluh Kota, Propinsi Sumatra Barat. Kami sangat beruntung 95%

warganya sangat kooperatif untuk dilakukan wawancara dan pengukuran

karena sebagian besar wilayah Kabupaten Lima Puluh Kota adalah

pedesaan maka dari itu sangat memudahkan enumerator untuk

melakukan pengumpulan data.

Saran

Kendala yang terjadi dapat diatasi namun disarankan berikut ini:

1.  Diadakan publikasi dan sosialisasi secara besar-besaran di media

massa maupun media elektronik mengingat riset ini adalah riset

berbasis nasional. Banyak dari staff dinas kesehatan maupun kantor

kecamatan kelurahan yang tidak mengetahui adanya riset ini, bahkanada sebagian warga kota yang menolak untuk dilakukan

pengumpulan data.

2.  Penghitungan jumlah kuesioner secara tepat terutama untuk

kuesioner rumah tangga, lembar persetujuan dan map.

1.  Pembuatan lembar penolakan yang formal dari pusat agar terjadi

keseragaman.

2.  Dalam hal admintrasi, hendaknya pengiriman jumlah uang tidak

terlambat terutama uang bahan kontak.

3.  Sebaiknya masing-masing ketua tim diberi uang pulsa agarmeningkatkan kualitas kinerja masing-masing tim.

4.  Waktu pelatihan enumerator diperpanjang karena mayoritas mereka

belum menguasai betul saat terjun ke lapangan terutama mengenai

manajemen data.

5.  Dalam hal proses entri data, blok kesehatan jiwa hendaknya

diperbaiki, terutama untuk responden yang mengalami gangguan

 jiwa partial yang masih dapat diajak untuk wawancara.

7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT

http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 160/335

143

4.9. Pasaman

Geografi

Kabupaten Pasaman merupakan kabupaten paling utara dari

provinsi Sumatera Barat dengan luas 4.011, 1 km2 atau setara dengan

9,33 % dari luas provinsi Sumatera Barat. Kabupaten Pasaman terdiri atas

12 kecamatan dan 32 Nagari. Sedangkan yang diambil sampel untuk

puldat Riskesdas 2013 adalah 10 kecamatan. Kabupaten Pasaman

dilintasi oleh garis Khatulistiwa yakni garis lintang bumi 0o

tepatnya

berada di kecamatan Bonjol. Perlu diketahui bahwa di Indonesia titik

lintang 0o

hanya ada 2 tempat yakni di Pontianak Kalimantan Timur, dan

di Pasaman Sumatera Barat.

Topografi 

Wilayah kabupaten Pasaman terdiri dari 3 satuan topografi yaitu

dataran rendah, dataran tinggi, dan Pegunungan. Daerah terendah

adalah di kecamatan Tigo Nagari, dan tertinggi adalah di kecamatan

Lubuk Sikaping. Sebagian besar wilayah kabupaten Pasaman adalah

kawasan hutan (48,24%), sedangkan kawasan terkecil adalah kawasanindustri (0,01%).

Iklim 

Iklim kabupaten Pasaman adalah tropis basah dengan kisaran suhu 20o-

31oC.

Kependudukan dan Perekonomian 

Berdasarkan kondisi Geografis dan potensi SDA yang telah

dimanfaatkan, terdapat 3 sektor potensi yang diunggulkan yaitu

pertanian tanaman pangan, perkebunan, perikanan.

Jumlah penduduk kabupaten Pasaman tahun 2011 adalah 255.186

 jiwa. Angka kepadatan penduduk setiap km2 adalah 64 jiwa. Rata-rata

banyak anggota keluarga per RT adalah 4,8 jiwa.

7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT

http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 161/335

144

Gambar 4.9.1.

Peta Kabupaten Pasaman

Prosedur KerjaPembagian Tim Enumerator

Keseluruhan enumerator kabupaten Pasaman berdomisili di

kabupaten Pasaman, sehingga memudahkan kinerja dalam pengumpulan

data. Enumerator berjumlah 20 orang yang kemudian dibagi dalam 4 tim.

Pembagian tim berdasarkan jenis kelamin, pendidikan, dan tempat

tinggal.

7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT

http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 162/335

145

-  Jenis Kelamin

Dari 20 orang enumerator, terdapat 8 orang laki-laki, dan 12

orang perempuan. Dibagi dalam 4 tim. Sehingga masing-masing

tim terdiri atas 2 laki-laki, dan 3 perempuan.

-  PendidikanRincian pendidikan 20 orang enumerator :

S1 Keperawatan : 3 orang

D3 Keperawatan : 5 orang

D3 Kebidanan : 3 orang

S1 Kesehatan Masyarakat : 5 orang

D3 Kesehatan Lingkungan : 3 orang

D3 Gizi : 1 orang

Sehingga komposisi masing-masing tim dikondisikan seimbangyakni ada paramedis, non paramedis, pendidikan S1, dan

pendidikan D3.

-  Tempat tinggal

Pembagian berdasarkan tempat tinggal juga perlu

dipertimbangkan, karena akan disesuaikan dengan pembagian BS

per tim. Hal ini penting karena terkait dengan pemahaman

wilayah yang akan dilakukan pengumpulan data.

Nama-nama enumerator dengan gelarnya

Tim 1 Tim 2

Aan Oktavia Yuman Lubis, SKM Risqi Kurniawan, Amd. Kep

Fahrul Rahfi, Amd. Kep.  Ns. Frandyka Hendry, S. Kep. 

Yessi Lestari, Amd. Kep.  Mike Armayenita, SKM. 

Ns. Lila Prima Setia, S. Kep.  Dasmiati, Amd. Keb. 

Karni Armida, Amd. Keb.  Yonna Rinnesa, AMKL. 

Tim 3 Tim 4

Hidayatullah, AMKL Idrus Kamal, SKM

Freddy Leonardo, Amd. Kep.  Ikhsan Adwin, AMKL 

Ns. Yoeke Argitha Martha, S. Kep  Fitria Ningsih, SKM. 

Purwanti Ningsih, AMG.  Desni Habibah, Amd. Kep. 

Rini Yanti, Amd. Keb.  Suci Muchtariza, SKM 

7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT

http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 163/335

146

Pembagian BS 

Pada Riskesdas 2013 ini, kabupaten Pasaman terbagi dalam 22 Blok

Sensus yang terbagi dalam 10 kecamatan. 22 blok sensus ini dibagi 4 tim,

sehingga masing-masing tim mengerjakan 5,5 blok sensus. 2 blok sensusdi awal, dikerjakan oleh 4 tim. Sehingga kerja puldat awal, 1 BS dikerjakan

oleh 2 tim. Kemudian untuk selanjutnya masing-masing tim mengerjakan

5 BS/tim.

Pada pembahasan rencana tindak lanjut ketika TC di hotel Rocky,

teridentifikasi adanya daerah sangat sulit, sehingga sejak awal PJO dan

PJAL sudah merencanakan untuk penambahan anggaran dana. Sehingga

puldat dapat berjalan lancar tanpa terhambat oleh anggaran dana.

Dengan adanya daerah sangat sulit berjumlah 1 BS di Kec. MapatTunggul-Nagari Lubuk Gadang-Jorong Marapan, dengan pertimbangan

kesulitan medan dan ada kepercayaan adat setempat sehingga 1 BS

tersebut harus diselesaikan dalam waktu yang lebih singkat. Karena

pertimbangan tersebut diambil solusi yaitu, 1 BS tersebut dikerjakan oleh

4 tim. Sehingga diestimasikan puldat di lapangan membutuhkan waktu

maksimal 2-3 hari. 1 BS daerah sulit ini direncanakan akan dipuldat di

akhir, setelah semua BS selesai dilakukan puldat. Karena kondisi ini,

puldat di Kab. Pasaman terbagi dalam 7 Ronde (rentang waktu) :

-  Ronde 1: 1 Mei – 5 Mei 2013

-  Ronde 2: 6 Mei – 11 Mei 2013

-  Ronde 3: 12 Mei – 18 Mei 2013

-  Ronde 4: 19 Mei – 25 Mei 2013

-  Ronde 5: 26 Mei – 2 Juni 2013

-  Ronde 6: 3 Juni – 10 Juni 2013

-  Ronde 7: 11 Juni – 15 Juni 2013

Ronde 1 tetap berjalan sesuai rencana awal yaitu 2 BS dikerjakanoleh 4 tim. Pada ronde 2 sampai dengan ronde 5 masing-masing tim

mengerjakan 1 BS/ ronde. Ronde 6, tim 1-2-3 mengerjakan 1 BS per tim,

dibantu oleh tim 4 yang anggotanya disebar di tim yang lain. Penyebaran

anggota tim 4 ini dikarenakan 1 BS daerah sulit yang rencana awalnya

hanya dikerjakan tim 4 menjadi dikerjakan bersama oleh keseluruhan

tim. Ronde 7, yaitu untuk BS daerah sulit, 1 BS dikerjakan oleh 4 tim.

Komposisi BS yang terbagi dalam masing-masing tim dipertimbangkan

7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT

http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 164/335

147

sesuai wilayah tempat tinggal anggota tim, dengan harapan lebih ada

pemahaman yang baik mengenai wilayah puldat.

Pengecekan Bahan dan Alat 

Awal sebelum berlangsungnya pengumpulan data, yaitu sekitar

tanggal 29-30 Mei, dilakukan pengecekan alat dan bahan. Alat untuk

pengumpulan data pada masing-masing tim, lengkap dan berfungsi baik.

Bahan untuk pengumpulan data diantaranya kuesioner RT, kuesioner

IND, kuesioner tambahan blok 4, kuesioner tambahan kespro, PSP, Map,

tali, dan kartu hasil kami lakukan pengecekan dan penghitungan. Setelah

kami lakukan pengecekan dan penghitungan, semuanya lengkap.

Kemudian kami susun, sehingga per map telah lengkap berisi 1 kuesionerRT, 5 kuesioner IND, PSP, 5 kartu hasil.

Pembagian Tugas di dalam Tim

Ketua :

- Penanggung Jawab HubLu (Survei, hubungan kepala Jorong ;pak RT,

hubungan dengan penunjuk jalan.

- Pengatur strategi kerja lapangan

- Membantu anggota dalam pelaksanaan puldat di rumah tangga

Anggota:

-  Salah satu anggota bertugas sebagai penanggung jawab tetap

mengenai keuangan, bahan kontak, PSP

-  Pembagian kerja ketika puldat di rumah tangga, ada enumerator yang

memiliki tugas tetap sebagai pewawancara kuesioner rumah tangga,

pewawancara kuesioner individu. Sehingga ada spesialisasi denganharapan semakin mahir, terbiasa dan lebih cepat dalam melakukan

puldat di rumah tangga selanjutnya.

-  Semua anggota bertugas melakukan pengecekan ulang kuesioner

masing-masing yang telah diisi, sehingga bila terdapat kekurangan

dapat langsung dilengkapi.

-  Entry data

7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT

http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 165/335

148

Tahapan Kerja Puldat di Masing-masing BS:

1.  Perizinan ke perangkat desa setempat (Kepala Jorong) dan

Puskesmas setempat

2. 

Menemui penunjuk jalan yang disarankan oleh Kepala Jorong3.  Melakukan pemutakhiran bersama penunjuk jalan

4.  Puldat ke masing-masing rumah tangga

5.  Entry Data

6.  Pembuatan Form kontrol

7.  Mengumpulkan kuesioner beserta data entri ke PJT

Untuk menambah kepercayaan masyarakat, ketika hari-hari awal terjun

ke BS yang dituju, dibuat kesepakatan agar semua enumerator

mengenakan seragam riskesdas. Khusus untuk kabupaten Pasaman,

terdapat 2 baju seragam. Yaitu seragam nasional riskesdas yang

berwarna hijau (gambar kiri), dan seragam lokal riskesdas Pasaman yang

berwarna biru (gambar kanan).

Hasil Kegiatan 

Persiapan Lapangan 

Pada umumnya, nama yang dikenal oleh warga adalah nama

panggilan tanpa mengetahui nama aslinya yang sering kali jauh berbeda

antara keduanya.

Gambar 4.9.2.

Enumerator dengan seragam nasional dan lokal

7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT

http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 166/335

149

a.  Penunjuk Jalan

b. Penunjuk jalan didapatkan atas petunjuk kepala Jorong. Penunjuk

 jalan biasanya adalah kader setempat.

c.  Posko

PJT berangkat menuju kabupaten Pasaman bersama dengan

seluruh tim Enumerator pasca pelatihan TC di Hotel Rocky Padang. Di

Kabupaten Pasaman, PJT bertempat tinggal di rumah sewa yang terletak

di kecamatan Lubuk Sikaping (pusat kab. Pasaman). Tempat tinggal PJT ini

kemudian digunakan sebagai posko enumerator.

Posko enumerator digunakan sebagai pusat kerja seluruh tim.

Tempat dimana alat dan bahan disimpan, tempat evaluasi, tempat entry

data. Ada beberapa enumerator yang tinggal di Posko, terutama

enumerator yang bertempat tinggal jauh dari BS yang dipuldat.

d. Peta Blok Sensus

Sebelum dilakukan puldat PJO dan PJAL membantu mengusahakan

pengadaan peta BS dari BPS. Untuk mendapatkan peta BS sangat mudah

prosedurnya, sehingga tidak ditemukan kendala. Identitas peta BS

lengkap, hanya saja dalam membaca butuh keterampilan. Ada beberapa

BS dengan Peta yang kurang jelas dimana posisi bangsennya dikarenakan

bangsen jauh dari jalan utama, ada beberapa jalan-jalan kecil tidaktergambar di peta.

e.  Pemutakhiran Bangsen

Secara umum pemutakhiran Bangsen dibantu oleh penunjuk jalan.

Namun dalam beberapa kondisi, penunjuk jalan tidak bisa sepenuhnya

mendampingi. Sehingga sisa bangsen yang belum dimutakhirkan,

terpaksa dimutakhirkan sendiri dengan cara bertanya-tanya pada warga.

Kesulitan utama yang pernah dihadapi adalah nama kepala rumah tangga

yang tercantum dalam DSBS adalah nama asli, sedangkan masyarakatmengenal dengan nama panggilan yang berdeda sehingga kesulitan

menemuinya. Sering kali penunjuk jalan tidak dapat mendampingi

sepenuhnya, sehingga tim enumerator mencari informasi sendiri dari

warga.

7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT

http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 167/335

150

Pendataan

Proses pendataan di kab. Pasaman, berjalan dengan lancar sesuai

 jadwal yang telah ditetapkan yaitu 48 hari. Terdapat tantangan yang

cukup membuat tim berpikir keras, yakni tim 3 enumerator yang sempatdi demo oleh warga Kec. Panti Jorong Rambah Lanai dikarenakan warga

merasa diperlakukan tidak adil karena yang menjadi responden justru

orang yang berada. Pada intinya warga berebut bahan kontak.

Alhamdulillah dengan keterampilan lobying tim enumerator, akhirnya

berhasil terhandle.

Terdapat satu kekhususan dalam puldat di kab. Pasaman, yaitu

terdapat satu daerah sangat sulit yang bertempat di Kec. Mapat Tunggul,

Nag. Lubuk Gadang, Jorong Marapan. Pemerintah daerah setempat telah

menetapkan bahwa daerah tersebut merupakan daerah sangat sulit.

Akses menuju kesana melalui jalanan terjal yang cukup rusak, kemudian

meyusuri sungai dengan sampan/perahu untuk kemudian menyeberang

sehingga sampai di daerah tersebut. Kesulitan terbesar menuju kesana

adalah dalam hal transportasi, tantangan selanjutnya adalah tantangan

adat dimana suasana mistis disana masih kental ‘katanya’ sehingga kami

ditekankan untuk tidak minum atau makan apapun dari daerah tersebut.

Sehingga kami membawa bekal sendiri. Dalam hal proses wawancara

tidak ada masalah, suasana masyarakatnya hampir sama denganmasyarakat di BS lainnya.

Wawancara

Proses wawancara selama pengumpulan data semakin hari semakin

terampil dan semakin cepat. Dikarenakan dalam proses wawancara

terdapat pembagian spesialisasi kuesioner. Spesialisasi kuesioner RT &

spesialisasi kuesioner IND. Kuesioner IND juga masih dibagi

spesialisasinya, ada yang spesialisasi wawancara WUS, anak balita, danselain 2 kategori tersebut. Perlu keterampilan khusus dalam wawancara

WUS dan balita.

Kesulitan yang ditemui ketika wawancara adalah ketika

mewawancara lansia, terutama untuk kuesioner IND Blok E tentang

Disabilitas, dan Blok F tentang kesehatan jiwa dimana pada blok tersebut

kami tidak boleh memberikan penjelasan maksud pertanyaan. Karena

7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT

http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 168/335

151

responden lansia tersebut sama sekali tidak bisa menjawab, dengan

terpaksa kami melakukan pemberian penjelasan.

Pernah ditemui proses wawancara yang dapat mempengaruhi

validitas data. Hal ini harus dicermati sebagai pelajaran untukkesempatan riskesdas selanjutnya. Enumerator pernah menanyakan

kuesioner individu kepada individu lain. Misalkan kuesioner ayah,

ditanyakan kepada ibu. Sehingga PJT harus lebih ketat lagi dalam

mengawasi kinerja enumerator.

Kemudian terdapat beberapa kesalahan yang ditemukan di dalam

penulisan data pada kuesioner, diantaranya:

-  Blok I mengenai pengenalan tempat nomer 8 yaitu tentang No.

Urut sampel Rumah Tangga. Pada BS awal, enumerator salahmengisikan, enumerator mengisikan nomer urut yang tercantum

dalam DSBS. Padahal seharusnya adalah nomer urut sampel

Rumah Tangga dalam satu bangunan sensus yang telah

dimutakhirkan.

-  Pengkategorian obat pada kuesioner RT blok VI mengenai Farmasi

dan Yankestra. Obat Antibiotik ada yang masih dimasukkan jenis

kode 1 = obat keras, padahal ada penggolongan sendiri antibiotik

yaitu kode 3. Hal ini dikarenakan keterbatasan pengetahuan

enumerator, mana obat yang termasuk antibiotik dan yang bukan

dan informasi tersebut tidak didapatkan pada kemasan obat.

Pengukuran

Secara umum proses pengukuran tidak ada kendala. Hanya saja pernah

ditemui kesulitan pengukuran pada lansia yang sudah tidak sanggup

bangun dari posisi tidur.

Pemeriksaan

Secara umum pada proses pemeriksaan berjalan tanpa kendala.

Pada kondisi tertentu ketika listrik mati, pemeriksaan visus dilakukan

dengan menggunakan pencahayaan lampu sepeda motor.

7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT

http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 169/335

152

Entry Data 

Pemahaman enumerator mengenai entri data cukup baik,

dikarenakan pendidikan yang mencukupi dan usia yang relatif masih

muda sehingga pengajaran mengenai entry data dapat dengan mudahdipahami enumerator. Ada beberapa revisi software entry data dari

pusat, dan Alhamdulillah koneksi internet di tempat kami cukup baik

sehingga software entri data selalu terupdate.

Entri data BS pertama, semua enumerator melakukan pengentrian

di posko, sehingga jika terdapat kesulitan dapat langsung diatasi.

Kesulitan yang ditemui:

-  Pada proses entri, di tengah-tengah proses entri pada suatu

rumah tangga tiba-tiba menghilang data entrian rumah tanggatersebut yang sedang dientri. Setelah dikonsultasikan ke PJ.

Mandat pusat, dan dipelajari oleh tim mandat pusat, ternyata

terdapat kelemahan pada software yaitu untuk rumah tangga

yang ART nya ada yang berusia tepat 5 tahun, maka sistem akan

langsung menutup proses entri. Karena pengalaman ini kemudian

tim mandat melakukan revisi software yang kemudian dikirim ke

email masing-masing PJT.

-  Pada RT yang terdiri atas lebih dari 1 keluarga, maka ART keluarga

lain (keluarga non inti, mis. Keluarga adik kepala rumah tangga)

pada kuesioner RT blok IV kolom 3 mengenai hubungan dengan

kepala RT dikategorikan sebagai kode 8 = Famili lain.

-  Pada entri kuesioner IND, ditemukan kesulitan pada blok XI

mengenai keterangan individu. Akan ditemukan kesulitan di

dalam memasukkan nomor urut ART ayah kandung dan ibu

kandung yang termasuk dalam ART dalam ruta. Sistem entri

menolak nomor urut ART yang dituliskan (mis. No urutnya 04).

Sistem entri hanya mau dituliskan no. Urut “00”. Padahal kode“00” hanya untuk yang bukan termasuk ART. Kondisi ini kami

konsultasikan ke PJ Mandat Pusat, dan ternyata hal ini memang

kelemahan software. Solusinya adalah memberi keterangan pada

kolom catatan bahwa “yang bernama si A termasuk ART

bernomor sekian”.

-  Kuesioner RT blok VIII mengenai Kesehatan Lingkungan

pertanyaan 1b mengenai jumlah pemakaian air rumah tangga

dalam liter/hari. Di buku panduan disebutkan bila setelah

7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT

http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 170/335

153

diprobing, responden tetap tidak mampu menyebutkan berapa

pemakaian air perhari maka dapat dituliskan kode 8888. Ketika

kami mencoba memasukkan ke dalam entrian, kode tersebut

tidak dapat dientrikan. Jadi mohon tim mandat melakukan koreksi

ulang.

Pengiriman Data 

Setiap selesai 1 BS dientri, kami lakukan pengiriman data ke tim

mandat pusat. Kami kirimkan data entri sekaligus form kontrol. Pada

proses pengiriman secara umum tidak didapatkan kesulitan, karena

koneksi internet di Lubuk Sikaping cukup baik.

Kesimpulan 

1.  Prosedur kerja:

Pembagian tim disesuaikan dengan jenis kelamin, tempat tinggal

dan pendidikan, sedangkan pembagian BS disesuaikan dengan

tempat tinggal anggota tim dengan jumlah BS yang dikerjakan 5,5

BS/tim.

Gambar 4.9.3.

Menuju daerah sulit

7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT

http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 171/335

7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT

http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 172/335

 

4.10. Solok Selatan 

Geografi

Kabupaten Solok Selatan t

Lintang Selatan dan 1000

53' 24”

Solok Selatan terletak dibagian

berbatasan dengan Propinsi J

Kabupaten Solok Selatan adalah s

Sebelah Utara : Kabupaten So

Sebelah Selatan : Propinsi Jamb

Sebelah Barat : Kab. Pesisir S

Sebelah Timur : Kabupaten Sij

 

Gam

Peta Kabup

155

erletak antara 010 17' 13” – 10 46 ' 45”

- 1010

26' 27” Bujur Timur. Kabupaten

elatan Propinsi Sumatera Barat yang

ambi. Adapun batas-batas wilayah

bagai berikut:

lok

i

latan

unjung

bar 4.10.1.

ten Solok Selatan

7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT

http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 173/335

156

Wilayah

Luas wilayah kabupaten solok selatan adalah 3.346,20 km per

segi. Secara administratif Kabupaten Solok Selatan memiliki 7 (tujuh)

Kecamatan yaitu Kecamatan Sangir, Sangir Jujuan, Sangir Balai Janggo,Sangir Batang Hari, Sungai Pagu, Pauh Duo dan Koto Parik Gadang

Diateh; 32 Nagari; 242 jorong. 

Topografi 

Wilayah Kabupaten Solok Selatan terletak pada ketinggian 350 -

430 meter diatas permukaan laut, dengan topografi bervariasi antara

dataran lembah bergelombang, berbukit dan bergunung-gunung yangmerupakan rangkaian dari Bukit Barisan yang membujur dari utara ke

selatan. Secara topografis 60 % dari wilayah Solok Selatan berada pada

kemiringan di atas 40 % yang tergolong sangat curam dan rawan

terhadap bahaya longsor.

Kabupaten Solok Selatan dapat diklasifikasikan menjadi tiga tipe

wilayahnya: (1) kawasan dataran tinggi bergelombang yang menempati

wilayah bagian Timur, mulai dari Lubuk Malako di Kecamatan Sangir

Jujuan ke arah Utara sampai ke wilayah Kecamatan Sangir Batang Hari;

(2) kawasan perbukitan, lebih dominan menutupi wilayah Kabupaten

Solok Selatan, mulai dari bagian Utara sampai bagian tengahnya; (3)

kawasan lembah kaki pegunungan yang menempati wilayah bagian Barat

berbatasan dengan Kabupaten Pesisir Selatan dan bagian Selatan, yang

merupakan kaki Gunung Kerinci.

Iklim dan Hidrologi 

Kabupaten Solok Selatan secara umum beriklim tropis dengantemperatur bervariasi antara 20°C hingga 33°C dengan curah hujan

cukup tinggi yaitu 1.600-4.000 mm/tahun. Dengan kelembaban udara

berkisar 80 %, Kabupaten Solok Selatan mempunyai iklim tropika basah.

Pada umumnya musim penghujan berlangsung pada bulan Januari s/d

Mei, September s/d Desember, sedangkan musim kemarau pada bulan

Juni s/d Agustus. Angin pada umumnya bertiup dari arah Barat Daya –

Tenggara.

7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT

http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 174/335

157

Kabupaten Solok Selatan dilalui oleh 18 aliran sungai. Lima di antaranya

terdapat di Kecamatan Sangir, tiga di Sungai Pagu dan sepuluh sungai di

kecamatan lainnya, masing-masing di antaranya terdapat dua sungai.

Sungai-sungai besar yang mengalir pada umumnya mempunyai

kedalaman yang cukup, bersifat permanen, dan memiliki arus yang cukup

deras. Dengan bentangan alamnya yang berbukit-bukit dan dilalui oleh

banyak sungai, menjadikan Kabupaten Solok Selatan rawan terhadap

bahaya banjir dan longsor 

Penggunaan Lahan

Sebagian besar dari luas wilayah Kabupaten Solok Selatan yang

mencapai 359.000 ha adalah kawasan hutan yang mencapai luas 261.000Ha atau sekitar 72,70 % dari total luas wilayah Kabupaten Solok Selatan

359.000 Ha. Selanjutnya kegiatan perkebunan merupakan penggunaan

lahan terbesar kedua yang mempunyai luas 79.800 Ha atau sekitar 22,23

%. Penggunaan lahan terkecil di wilayah perencanaan adalah padang

rumput yang hanya memiliki luas 18,10 Ha atau sekitar 0,01 %.

Penduduk

Sebagian besar penduduk Kabupaten Solok Selatan adalah

beretnis Minangkabau yang wilayah adatnya terbagi dua, yaitu Alam

Surambi Sungai Pagu di bagian barat dan Rantau XII Koto di bagian timur.

Masyarakat adat Alam Surambi Sungai Pagu mendiami Lembah Muara

Labuh sepanjang aliran Batang Suliti dan Batang Bangko, masyarakat

Rantau XII koto mendiami daerah sepanjang aliran Batang Sangir. Di

samping dihuni oleh etnis Minangkabau, Kabupaten Solok Selatan juga

dihuni oleh etnis Jawa. Etnis Jawa datang sebagai transmigran seperti di

Nagari Sungai Kunyit dan Dusun Tangah, namun ada juga yang datang

bekerja di sektor perdagangan dan karyawan pabrik.

Berdasarkan data BPS Tahun 2011, jumlah penduduk Kabupaten

Solok Selatan sebanyak 147.369 jiwa terdiri dari laki-laki 74.117 jiwa dan

perempuan 73.252 jiwa dengan kepadatan penduduk 44,04

 jiwa/kilometer persegi. Bila dibandingkan dengan tahun 2010 terjadi

peningkatan pertumbuhan penduduk 7,83 persen. Tingginya rata-rata

pertumbuhan penduduk di Kabupaten Solok Selatan adalah sebagai

7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT

http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 175/335

7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT

http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 176/335

159

Perumahan dan Pemukiman

Kondisi topografi daerah Kabupaten Solok Selatan yang tidak

rata cenderung berbukit bukit menyebabkan kurangnya areal yang dapat

dijadikan pemukiman. Sehingga perumahan dan permukiman di SolokSelatan, penyebarannya cenderung tidak merata. Kawasan perumahan

penduduk terletak di daerah dataran bergelombang, mulai dari Pakan

Rabaa, Muara Labuh hingga terus ke bagian timur ke arah Padang Aro

dan Abai. Perumahan berada sepanjang jaringan jalan dengan lebar

beberapa ratus meter dari ruas jalan eksisting yang ada. Saat ini

pengembangan perumahan dan permukiman terkonsentrasi pada 3

kecamatan yaitu: Kecamatan Sangir, Sungai Pagu dan Sangir Jujuan. Pada

tahun 2008, kepemilikan rumah ada sekitar 25.610 unit, dan mengalami

peningkatan untuk tahun 2009 menjadi 26.220 unit.

Jumlah pengembang perumahan KPR/BTN di Kabupaten Solok

Selatan jumlahnya masih sedikit. Pola penyediaan rumah saat ini masih

dilakukan secara self help atau dilakukan sendiri, baik secara individual

maupun kolektif. Hal ini menyebabkan bentuk dan luasan rumah

cenderung beragam. Jika dilihat dari status persentase kepemilikan

bangunan (Susenas 2009), sebagian besar bangunan di Kabupaten Solok

Selatan adalah rumah milik pribadi yaitu sekitar 70,12, Kontrak/sewa

sebesar 5,37 %, sisanya sebesar 24,52 merupakan bangunan milik adatdan pemerintah. Di bidang perumahan dan permukiman, perhatian

berikutnya tertuju pada pengadaan air bersih. Pengadaan air bersih

merupakan kebutuhan bagi masyarakat. Saat ini, pelayanan jaringan

PDAM masih sangat terbatas. Sepanjang tahun 2009, Perusahaan Daerah

Air Minum Kabupaten Solok Selatan telah memasang sambungan air

minum untuk rumah sebanyak, 5.218 pelanggan (meningkat dari tahun

2008, yaitu 4.645 pelanggan) dan untuk sambungan kran umum sebanyak

71 unit (turun dari tahun 2008, yaitu 53 unit).

Bagian dari perumahan dan permukiman yang juga sangat

mendukung kelangsungan dan kenyamanan hunian adalah drainase dan

 persampahan. Kondisi drainase saat ini beragam antar wilayah. Saluran

drainase sering tidak berfungsi karena budaya masyarakat yang masih

membuang sampah ke dalam saluran drainase, disamping relatif 

rendahnya pemeliharaan saluran tersebut.

7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT

http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 177/335

160

Listrik

Kebutuhan listrik Kabupaten Solok Selatan dipasok oleh PT PLN III

Ranting Muaro Labuah. Layanan PLN terhadap masyarakat berupa

 jaringan tersambung ke rumah tangga, perkantoran, pertokoan danlampu jalan, terutama pada tempat kawasan penduduk yang padat

seperti Muara Labuh dan padang Aro, Jaringan ini baru bisa melayani

85,2 % dari total kebutuhan masyarakat. Namun demikian dengan sistem

inter koneksi jaringan ini sudah mencapai sebagian besar pedesaan dan

wilayah perkebunan.

Air Bersih dan Sanitasi 

Air bersih merupakan kebutuhan yang sangat vital bagi kehidupan

manusia. Air digunakan untuk minum, mandi, mencuci, memasak dan

lain-lain. Saat ini, pelayanan jaringan PDAM masih sangat terbatas.

Hingga tahun 2009, terdapat sekitar 5.217 sambungan rumah yang

terpasang. Kebutuhan air bersih ini dilayani dari unit instalasi Muara

labuh sebanyak 2.494 sambungan, Pasir Talang sebanyak 2.063

sambungan, Sangir 913 sambungan, dan Sungai Batang Hari sebanyak 14

sambungan, sedangkan kran umum yang terpasang sebanyak 81 unit.

Dari ke empat unit PDAM ini memiliki kapasitas sumber air minumsebesar 590 liter/detik.

Prosedur Kerja Puldat

Dengan kondisi geografis dataran lembah bergelombang, berbukit

dan bergunung-gunung dengan ketinggian antara 350-430 mdpl (meter

diatas permukaan laut), sebagian besar kawasan hutan (72,7 %), terdiri

dari 7 (tujuh) Kecamatan dengan 39 Nagari dan 242 jorong. Dalampelaksanaan Riskesdas tahun 2013 ini, Kabupaten Solok Selatan terpilih

sebagai riset kesmas tanpa biomedis dengan jumlah total sampel

sebanyak 19 BS atau 475 Keluarga, atau 1733 individu. Ke-19 blok sensus

tersebut memiliki karakteristik lokasi tersendiri. Mulai dari daerah

perbukitan dan hutan, ataupun pedesaan dengan jarak antar rumah yang

berjauhan, sampai dengan perkotaan dengan masyarakatnya yang

memiliki kesibukan yang cukup tinggi. Hal tersebut menjadi sebuah

tantangan tersendiri bagi tim Solok Selatan.

7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT

http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 178/335

161

Tim Solok Selatan terdiri dari 15 orang enumerator sebagai

pengumpul data dan terbagi ke dalam 3 tim. Tiap tim dituntut untuk

mampu menyelesaikan pengumpulan data tepat waktu dengan apapun

medan dan kondisinya. Dari ke-19 blok sensus tersebut setiap tim

menyelesaikan masing – masing 6 blok sensus, di Kabupaten Solok

Selatan terdapat 1 blok sensus yang tergolong sulit wilayah administratif 

dan penduduknya. Desa tersebut adalah desa Pinti Kayu Gadang dan

Ladang Konsi di kecamatan Pakan Rabaa Timur yang berjarak tempuh

sekitar 2,5 jam dari pusat kota. Wilayah administratifnya yang sebagian

besar terdiri dari hutan. Mengingat medan di desa ini yang cukup

menantang dan penduduknya yang agak primitif serta terbatasnya sarana

sinyal untuk komunikasi, membuat desa ini menjadi BS pertama yang

diselesaikan oleh 3 TIM pada saat pengumpulan data di Riskesdas 2103.

Tahap Perekerutan Tim

Terpilihnya seorang Penanggung Jawab Teknis Kabupaten Solok

selatan beserta enumerator sebanyak 15 orang yang terdiri dari 3 tim

yaitu tim 1, tim 2 dan tim 3. Tim 1 dan 3 dengan komposisi tim terdiri dari

2 orang laki-laki dan 3 orang perempuan; Tim 2 dengan komposisi tim

terdiri dari 1 orang laki-laki dan 4 orang perempuan. Keunggulan Tim

Kabupaten Solok Selatan adalah semua tenaga pengumpul data dengan

latar belakang pendidikan kesehatan, 1 orang terpilih menjadi sebagaiketua tim dan 4 orang sebagai anggotanya.

Tahap Pembekalan Materi

Masing-masing telah dibekali pengetahuan tentang riskesdas

dengan pelatihan di Hotel Rocky Plaza selama 10 hari. Di tahap ini,

seluruh enumerator diberikan materi pelatihan dan praktek pemeriksaan

kesehatan tentang tata cara pengumpulan data dilapangan. Pelatihan

tersebut juga meliputi simulasi pengumpulan data meliputi kuesioner danpemeriksaan kesehatan di rumah-rumah penduduk dan dilanjutkan

pembekalan cara entry data hasil pengumpulan data yang telah didapat.

Tahap Pembuatan Rencana Tindak Lanjut

Telah dilakukan pembuatan rencana tindak lanjut pembagian

wilayah kerja untuk masing-masing tim berdasarkan daerah wilayah

tempat kerja enumerator sebelumnya dengan tujuan agar

7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT

http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 179/335

162

mempermudah saat pengumpulan data. Dari 19 BS Kabupaten Solok

Selatan yang terpilih sebagai sampel pengumpulan data riskesdas 2013,

dipilih 1 BS yang paling sulit berdasarkan wilayah administratif untuk

dikerjakan secara bersama-sama oleh 3 tim dalam waktu 4 hari. Dan 18

BS sisanya dibagi 3 tim, sehingga masing-masing tim mengerjakan 6 BS.

Pembagian wilayah ini berdasarkan dari daerah administratifnya

(pengelompokan wilayah berdasarkan kecamatan). Wilayah

administratifnya terdiri dari utara pusat kota, tengah pusat kota dan

selatan pusat kota. Tim 1 mengumpulkan data dari 6 BS di sebelah utara

pusat kota, 6 BS untuk tim 2 di sebelah tengah pusat kota dan tim 3

mengumpulkan 6 BS di sebelah selatan pusat kota. Dan semua tim

memiliki posko utama dimasing- masing wilayah pengumpulan data.

Tahap Pengumpulan Data

Pengumpulan data dari masing-masing BS dimulai dari

pemutakhiran bangunan sensus dengan bantuan peta yang diperoleh dari

BPS setempat dan dibantu oleh penunjuk jalan (kepala jorong atau warga

yang mengenal baik daerahnya), kemudian dilanjutkan wawancara dan

pengukuran responden. Pemutakhiran dilakukan dengan cara

mencocokkan peta dan nomor bangunan sensus dari daftar sampel

bangunan sensus (DSBS) dengan nomor bangunan sensus yang ada di

stiker. Dari 30 rumah tangga terpilih di DSBS, 25 rumah tangga pertamasebagai rumah tangga utama dan 5 rumah tangga sisanya adalah

cadangan, apabila rumah tangga utama ditemukan kurang dari 25 RT

dapat mengambil sampel dari RT cadangan. Apabila pada saat

pemutakhiran, dari 30 RT ternyata hanya ditemukan 20-25 RT maka

hanya sejumlah RT tersebut yang diambil sebagai sampel dan tidak perlu

menambah RT baru. Namun apabila yang ditemukan kurang dari 20 RT

maka dilakukan penambahan sampel RT baru secara random dalam BS

yang sama hingga jumlah seluruh sampel dalam BS itu jumlahnya 25 RT.PJT ikut langsung selama pemutahiran dan pengumpulan data dilapangan

dengan mendampingi dan bertanggung jawab dengan kerja semua tim

selama pengumpulan data di 19 BS kabupaten Solok Selatan. Adapun

pembagian tugas masing-masing tim setiap pengumpulan data di RT

terdiri dari 3 orang yang melakukan wawancara, 2 orang yang melakukan

pengukuran. Setelah dilakukan pengukuran di RT pertama 2 orang

melanjutkan pengumpulan data di RT berikutnya, setiap 1 BS telah

diselesaikan masing-masing tim dan kuesioner hasil pengumpulan data

7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT

http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 180/335

163

dikoreksi oleh PJT dilanjutkan dengan tahap entry data kuesioner, dan

ketua tim masing-masing memberikan hasil entry data pada PJT untuk

dikirimkan ke tim mandat pusat, hal ini merupakan strategi yang

dilakukan selama pengumpulan data dengan tujuan pertimbangan waktu

dan tenaga kerja.

Tahap Penyelesaian.

Setelah semua rangkaian puldat selesai dilaksanakan, setiap tim

mengumpulkan seluruh alat di dinas kesehatan. Semua alat tersebut

dihitung ulang. Seluruh kuesioner yang telah di entry, dikelompokkan

berdasarkan blok sensus dan diikat menjadi satu beserta peta bangunan

sensus dan form kontrol data. Kemudian semua kuesioner dan alat di

serahterimakan kepada PJO dan PJAL kabupaten Solok Selatan untukkemudian di kirim ke LitBangKes Surabaya.

Bahan Pengumpulan Data

Bahan yang digunakan untuk pengumpulan data terdiri dari

alat pengukur pemeriksaan beserta tas, kuesioner, bahan kontak,

dan kuitansi bahan kontak.

Alat yang digunakan dalam pengumpulan data terdiri dari :-  Timbangan berat badan digital merk 3 buah

-  Pengukur tinggi badan 3 buah

-  Pengukur tekanan darah digital merk Omron IA1 3 buah

-  Pita pengukur lingkar perut dan lingkar lengan atas 3 buah

-  Tumbling E 3 buah

-  Pita pengukur jarak visus 3 buah

-  Pinhole 3 buah

-  Loop 3 buah

-  Pen light 6 buah

-  Spekulum telinga 9 buah

-  Handscoen 6 dos

-  Masker 6 dos

-  Antiseptic descosept 9 buah

-  Kaca mulut 12 buah

-  Tissue gulung 6 buah

-  Tas pengukur tinggi 1 buah

7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT

http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 181/335

164

-  Tas ransel alat 1 buah

Kuesioner

-  Map 475 buah

-  Informed Consent 475 buah

-  Kuesioner Rumah Tangga 475 buah

-  Kuesioner Individu 2325 buah

-  Kartu Hasil 2375 buah

-  Tambahan Blok IV 40 buah

-  Tambahan Kespro 100 buah

-  Tali Pengikat Kuesioner 475 buah

Hasil Kegiatan

Membutuhkan perjuangan ekstra dalam puldat riskesdas 2013 ini

karena pengambilan data tidak hanya dilakukan dengan wawancara saja,

enumerator juga harus melakukan berbagai pengukuran dan

pemeriksaan, seperti berat badan, tinggi/panjang badan, lingkar perut,

lingkar lengan atas, tajam penglihatan, kesehatan gigi, tekanan darah,

dan pemeriksaan THT. Kelengkapan alat puldat yang dibawa juga banyak.

Enumerator tidak hanya mempersiapkan kuesioner saja, namun mereka

 juga harus membawa alat pemeriksaan dan pengukuran ke tiap-tiap

rumah yang terpilih sebagai sampel. Kuesioner pengumpulan datasetelah melewati tahap pengoreksian oleh PJT dan dinyatakan tidak ada

koreksi maka kuesioner ini dilanjutkan dengan proses entry data.

Semua tim enumerator Kabupaten Solok Selatan telah mampu

menyelesaikan pengumpulan data riskesdas 2013 sesuai dengan target

waktu yang sudah ditentukan dari pusat yakni mulai tanggal 30 April

sampai tanggal 18 Juni 2013. Bermacam-macam karakteristik masyarakat

dan kondisi geografis yang menantang mampu dilewati dengan baik oleh

tim enumerator. Secara kinerja enumerator yang berjumlah 15 orang inirata-rata cukup baik karena mayoritas dari mereka adalah tenaga

kesehatan di Puskesmas dan sudah memiliki pengalaman yang cukup

dalam terjun ke lapangan menghadapi masyarakat. Berdasarkan

pemantauan PJT di lapangan mereka mampu berkomunikasi dengan baik

dan masyarakat pun menerima mereka dengan baik.

Adapun beberapa kejadian unik yang dijumpai PJT dan Enumerator

selama pengumpulan data riskesdas 2013 di lapangan, yaitu di Nagari

7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT

http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 182/335

7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT

http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 183/335

7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT

http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 184/335

7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT

http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 185/335

7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT

http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 186/335

169

wilayah Kabupaten Solok Selatan terdiri dari dua macam

suku yaitu adalah penduduk asli suku Minang, dan suku

Jawa. 

Kendala : -Kemudahan : Sebagian besar responden kooperatif dan terbuka

dengan enumerator dalam melakukan wawancara

bahkan untuk pertanyaan pribadi mereka juga cukup

terbuka sehingga memudahkan enumerator dalam

melakukan pengumpulan data. 

Pengukuran Berat Badan

Temuan :  Para enumerator melakukan pengukuran berat badan

sesuai dengan standard operational procedurenya. 

Kendala :  Banyak rumah-rumah responden yang beralaskan semen

yang tidak rata sehingga harus mencari tempat yang rata

agar timbangan benar-benar menunjukkan hasil yang

valid. 

Kemudahan : Responden yang cukup kooperatif. Proses pembacaan

pengukuran juga cepat. Karena timbangan yangdigunakan adalah timbangan digital jadi tidak perlu

dilakukan kalibrasi. 

Pengukuran Tinggi Badan

Temuan :  Para enumerator melakukan pengukuran tinggi badan

sesuai dengan standard operational procedurenya 

Kendala :  Pengukuran untuk responden lansia tidak bisa berdiridengan tegak sehingga validasi pengukuran tinggi badan

untuk kategori ini masih dipertanyakan serta bayi dan

balita sering harus diulang karena bayi dan balita yang

akan diukur seringkali tidak kooperatif. Bahkan ada

beberapa bayi dan balita yang tdiak bisa diukur karena

rewel dan terus-menerus menangis sehingga untuk kasus

seperti ini kami terpaksa harus memakai meteran. 

7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT

http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 187/335

170

Kemudahan : Responden yang cukup kooperatif. Proses pembacaan

pengukuran juga cepat. 

Pengukuran Lingkar Lengan Atas

Temuan :  Pengukuran lingkar lengan atas cukup lancar walaupun

ada beberapa responden yang menolak untuk diukur

tetapi setelah dijelaskan maksud dan tujuan tersebut

akhirnya mereka menyetujui. 

Kendala :  Beberapa responden yang menolak untuk diukur dengan

alasan mengganggu privasi tetapi setelah dijelaskan

maksud dan tujuan tersebut akhirnya mereka

menyetujui. Pita LiLa banyak juga yang sudah luntur,

sehingga kami mengganti pita tersebut dengan pita

meteran biasa. 

Kemudahan : Beberapa responden yang cukup kooperatif dan mengerti

maksud dan tujuan dilakukan pengukuran lingkar lengan

atas sehingga mempermudah proses pengukuran. 

Pengukuran Lingkar Perut

Temuan :  Pengukuran lingkar perut cukup lancar walaupun ada

beberapa responden yang menolak untuk diukur tetapi

setelah dijelaskan maksud dan tujuan tersebut akhirnya

mereka menyetujui. 

Kendala :  Beberapa responden tetap tidak menyetujui dilakukan

pemeriksaan lingkar perut dengan alasan malu walaupun

sudah dijelaskan maksud dan tujuan dan dilakukan

pemeriksaan dengan enumerator berjenis kelamin sama

dan di tempat yang tertutup sehingga membuat

responden merasa aman dan nyaman.

Kemudahan : - 

7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT

http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 188/335

7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT

http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 189/335

7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT

http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 190/335

173

 juga menolak untuk diperiksa gigi karena alasan malu

tetapi setelah dijelaskan maksud dan tujuan banyak

responden yang menyetujui..

Kemudahan : Responden yang cukup kooperatif. 

Entry Data

Temuan :  Masing – masing tim mendapatkan tanggung jawab unt

mengentry data dari enam blok sensus yang telah diam

pengumpulan datanya . Untuk puldat BS pertama, tiap ti

enumerator diharuskan mengentry data di posko ti

enumerator dengan pengawasan PJT. Para enumerator masi

belum paham benar dengan manajemen data. Banyak da

mereka yang lupa tentang cara entry data dan manajeme

lainnya sehingga PJT harus memberi ulang tentang pelajara

Hal ini dikarenakan untuk memudahkan PJT mensupervi

para enumerator bila mereka menemui kesulitan di tenga

tengah proses entry data. Setelah dinilai cukup lancar, PJ

kemudian memperbolehkan enumerator untuk mengent

data di rumah atau markas masing-masing tim. 

Kendala :  masing – masing tim hanya memiliki 1 atau 2 laptop saj

sehingga membutuhkan waktu yang cukup lama untuk enr

data. Software yang berkali-kali di update sempat membu

bingung para enumerator, sehingga sedikit menghamb

proses pengentryan data. Pada awalnya proses entry berjala

cukup lambat karena para enumerator belum terbiasa dala

menggunakan software pengentry data. Para enumerat

 juga sering salah memasukkan data saat mengentr

Kesalahan paling sering adalah kesalahan memasukkanomor bangsen. Kendala utama lainnya adalah sarana listr

yang sering mati lampu sehingga terhambatnya pros

pengentryan data. Terbatasnya failitas internet dan siny

tidak memungkinkan hasil enrty data yang telah seles

dikerjakan oleh enumerator di kirmkan pada PJT lewat em

sehingga harus diberikan langsung masing –masing ha

enrty data kepada PJT sesuai waktu dan tempat yan

disepakati karena jarak posko masing-masing tim enumerat

7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT

http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 191/335

174

yang jauh dengan posko utama PJT sehingga setelah

beberapa blok sensus selesai dientry baru diberikan kepada

PJT. 

Kemudahan : Para enumerator sebagian besar mahir mengoperasikancomputer sehingga proses mengentry berjalan cukup

lancar 

Pengiriman Data

Temuan :  Menurut petunjuk teknis semula pengiriman data dilakukan

segera setelah pengentryan data dalam suatu Blok sensus

selesai. Tetapi karena berbagai hal, pengiriman data entryan

tidak selalu setelah satu blok sensus tertentu selesai di entry,

melainkan hasil entryan dari satu blok sensus dikirim

bersamaan dengan entryan blok sensus yang lain. 

Kendala :  Hambatan yang paling sering ditemui adalah sinyal internet

yang kadang tidak lancar, bahkan menghilang. Selain itu

email riskesdas sendiri, yang digunakan untuk mengemail

data, terkadang mengalami kendala teknis, sehingga tidak

bisa digunakan untuk mengemail data, Bahkan terkadang

email riskesdas tersebut sama sekali tidak bisa dibuka. 

Kemudahan : Tim Mandat cukup kooperatif dalam membantu PJT

dalam melakukan pengiriman data ke tim mandat pusat

Kesimpulan

Adanya Riskesdas (Riset kesehatan Dasar) berbasis nasional ini

diterima baik oleh warga Kabupaten Solok Selatan, Propinsi Sumatra

Barat. 95% warganya sangat kooperatif untuk dilakukan wawancara dan

pengukuran karena sebagian besar wilayah Solok Selatan adalah

pedesaan maka dari itu sangat memudahkan enumerator untuk

melakukan pengumpulan data. Semua tim enumerator Kabupaten Solok

Selatan telah mampu menyelesaikan pengumpulan data riskesdas 2013

sesuai dengan target waktu yang sudah ditentukan dari pusat yakni mulai

tanggal 30 April sampai tanggal 18 Juni 2013. Bermacam-macam

karakteristik masyarakat dan kondisi geografis yang menantang mampu

7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT

http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 192/335

 

dilewati dengan baik oleh tim

sensus dengan 475 rumah tangga

diambil datanya oleh tim enumera

Saran

1.  Waktu pelatihan enumerator

mereka menguasai betul saat

pelatihan yang matang s

responden. Selain itu pem

diberikan lebih sederhana ag

memahami serta sebaiknya u

data tidak dilakukan saat pen

hal tersebut dapat membuat

menyebabkan enumeratorberulangkali ada software yan

2.  Perekrutan enumerator ked

kebutuhan di lapangan. A

enumerator dengan latar bel

pada pemeriksaan gigi tidak

meminimalisir kemungkinan d

Pojok sinyal hp, hanya di lemari ini

makan gadang

175

enumerator. Total sebanyak 19 blok

dan 1733 anggota rumah tangga yang

tor dalam waktu 1 bulan 20 hari.

sebaiknya diperpanjang karena agar

erjun ke lapangan dan memiliki bekal

at berhadapan langsung dengan

ekalan mengenai manajemen data

r para enumerator bisa lebih mudah

pdate dan revisi software pengentry

umpulan data telah dilakukan, karena

ata yang terkumpul menjadi bias dan

harus bekerja dua kali karenadirevisi. 

epannya perlu disesuaikan dengan

ar kejadian dimana tidak adanya

akang dokter gigi atau perawat gigi

terulang lagi. Hal ini penting untuk

ta yang didapat tidak akurat.

.10.3.

bisa menelpon (Foto kiri); Enumerator

i posko (Foto kanan)

7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT

http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 193/335

7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT

http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 194/335

7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT

http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 195/335

178

Rasio beban tanggungan penduduk Kabupaten Dharmasraya

sebesar 55.51% dengan penyebaran jumlah penduduk di Kabupaten

Dharmasraya terbesar terdapat di Kecamatan Pulau punjung dengan

 jumlah 39.272 jiwa diikuti kecamatan Koto baru dengan jumlah 30.422

 jiwa dan Kecamatan Sitiung 24.149jiwa, sedangkan jumlah pendudukterkecil terdapat di Kecamatan Padang Laweh dengan jumlah 6.046 jiwa.

Pendidikan

Jumlah sekolah di Kabupaten Dharmasraya pada tahun 2012

untuk jenjang Sekolah Dasar (SD) hingga Sekolah Menengah Atas (SMA)

tercatat 228 unit sekolah di Kabupaten Dharmasraya. Pendidikan

tertinggi yang ditamatkan penduduk Kabupaten Dharmasraya usia >10

tahun pada tahun 2011 berjumlah 161.402 jiwa dengan lulusan S1

berjumlah 4188 jiwa, DIII 4157 jiwa, SMA,SMP dan SD berjumlah 100.737

 jiwa. Persentase Angka buta huruf umur >10 tahun di kabupaten

Dharmasraya pada tahun 2011 sebesar 2.61%.

Bahan dan Alat Pengumpulan Data

Bahan yang digunakan untuk pengumpulan data terdiri dari alat

pengukur pemeriksaan beserta tas, kuesioner, bahan kontak, dan kuitansibahan kontak.

Alat yang digunakan dalam pengumpulan data terdiri dari :

-  Timbangan berat badan digital merk 4 buah

-  Pengukur tinggi badan 4 buah

-  Pengukur tekanan darah digital merk Omron IA1 4 buah

-  Pita pengukur lingkar perut dan lingkar lengan atas 4 buah

-  Tumbling E 4 buah

- Pita pengukur jarak visus 4 buah

-  Pinhole 4 buah

-  Loop 4 buah

-  Pen light 8 buah

-  Spekulum telinga 12 buah

-  Handscoen 8 dos

-  Masker 8 dos

-  Antiseptic descosept 12 buah

-  Kaca mulut 12 buah

7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT

http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 196/335

7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT

http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 197/335

180

Hasil Kegiatan

Tempat Tinggal PJT, enumerator dan posko

Temuan : PJT bertempat tinggal di kos yang berada di wilayah

kabupaten bagian tengah dan dijadikan sebagai posko.Enumerator tinggal di bascamp tim atau di rumah sendiri

sendiri 

Kendala : Luas kabupaten Dharmasraya yang terlalu luas sehngga

sedikit menyulitkan PJT untuk mobile dalam supervisi dari

tim ke tim lain 

Kemudahan: Fasilitas dari Dinas Kesehatan Dharmasraya yang

membuat PJT lebih ringan dalam mengerjakan tugas 

Peta Bangunan Sensus

Temuan : peta yang kami dapatkan dari Badan Pusat Statistik (BPS)

Kabupaten berupa sketsa peta blok sensus yang lengkap

dengan detail bangunan fisiknya. 

Kendala : ada beberapa nomor bangunan fisik yang tertera di peta

tidak sama dengan nomor bangunan fisik yang tertempel

di stiker rumah. 

Kemudahan: peta bangunan sensusnya dibuat secara rapi sehingga

memudahkan kami dalam membaca 

Pemutakhiran Bangunan Sensus

Temuan : ada beberapa perbedaan antara gambar di dalam peta

dengan kondisi nyata di kelurahan IX koto pulau punjung.

Di kelurahan sungai rumbai peta bangunan sensus tidakdidapatkan nomer bangunan fisik. 

Kendala : ada beberapa perbedaan antara gambar di dalam peta

dengan kondisi nyata di kelurahan IX koto pulau punjung.

Di kelurahan sungai rumbai peta bangunan sensus tidak

didapatkan nomer bangunan fisik. 

Kemudahan: Karena sebagian besar Kabupaten Dharmasraya terdiri

dari pedesaan, masyarakat yang tertera dalam daftar

7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT

http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 198/335

181

sampel bangunan sensus sebagian besar masih sama baik

rumah dan namanya. 

Penunjuk Jalan

Temuan : Kelurahan sangat kooperatif dalam hal menunjukkan

siapa yang menjadi penunjuk jalan. 

Kendala : ada sebagian penunjuk jalan yang kurang paham dan

kurang mengenal warga tersebut dengan baik 

Kemudahan: karena penunjuk jalan ini adalah kader setempat, jadi

sangat memudahkan tim enumerator dalam hal pencarian

bangunan sensus. 

Surat Perijinan

Temuan : Surat perizinan turun lapangan baru turun 2 hari setelah

pengajuan dengan sebelumnya PJO-PJAL meminta KTP PJT

Kabupaten untuk dijadikan sebagai pihak

penanggungjawab penelitian di kabupaten 

Kendala : response time yang kurang dari balitbangkespol sehingga

harus menunggu beberapa hari Kemudahan: balitbangkespol Kabupaten Dharmasraya sangat

kooperatif dengan PJT, PJO dan PJAL kabupaten. 

Wawancara

Temuan : sebagian besar masyarakat Dharmasraya adalah

masyarakat transmigran dari jawa. Sehingga sebagian

besar yang diwawancari adalah masyarakata transmigran

dari jawa dan sebagian lainnya adalah penduduk asli

minang 

Kendala : ada beberapa responden yang tidak bisa berbahasa

Indonesia. Utamanya adalah responden dengan usia tua

yang transmigrasi dari pulau jawa 

Kemudahan: sebagian besar responden kooperatif dan terbuka dengan

enumerator dalam melakukan wawancara sehingga

7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT

http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 199/335

7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT

http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 200/335

7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT

http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 201/335

184

Pemeriksaan Xeroftalmia

Temuan : tidak ditemukan secara spesifik xeroftalmia 

Kendala : kesulitan dalam menentukan apakah termasuk xerftalmia

atau bukan 

Kemudahan: responden antusias dengan pemeriksaan xerofthalmia 

Pemeriksaan Telinga

Temuan : ditemukan beberapa jenis telinga dan lubang telinga

secara variasi oleh responden 

Kendala : untuk penderita yang masih balita susah untuk

berkoordinasi dengan enumerator 

Kemudahan: responden antusias dengan pemeriksaan ini 

Pemeriksaan Konversasi

Temuan : ditemukan beberapa responden yang sulit untuk

mendengar dikarenakan beberapa hal 

Kendala : untuk responden dengan rumah di tepi jalan harus

mencari tempat yang agak jauh agar konversasi lancar 

Kemudahan: responden antusias dengan pemeriksaan ini 

Pemeriksaan Gigi

Temuan : beberapa jenis penyakit gigi ditemukan pada saaat

pemeriksaan 

Kendala : responden awalnya menolak diperiksa karena malusehingga butuh wawancara ulang agar responden setuju 

Kemudahan: enumerator semangat dalam bekerja 

Entry Data dan Pengiriman Data

Temuan : beberapa enumerator masih kesulitan dalam masalah

manajemen data sehingga dilakukan briefing ulang untuk

manajemen data. 

7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT

http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 202/335

7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT

http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 203/335

7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT

http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 204/335

7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT

http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 205/335

7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT

http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 206/335

189

dengan jumlah rumah yang diperiksa. Data terinci pada lampiran tabel

62.

Berdasarkan data yang diperoleh dari Seksi Penyehatan Lingkungan

Dinkes Pasaman Barat tahun 2011, nampak bahwa persentase meliputiHotel sehat sebesar 81,25%, Restoran/R-Makan sehat 76,64%, Pasar

sehat 65%, Tempat Umum & Pengelolaan Makanan Lainnya (TUPM =

60,25%). Dibandingkan dengan tahun 2012 terjadi peningkatan yaitu

persentase meliputi Hotel sehat sebesar 81,25%, Restoran/R-Makan

sehat 78,83 %, Pasar sehat sebesar 72,50%, Tempat Umum &

Pengelolaan Makanan Lainnya (TUPM = 66,06%), dimana TUPM ini terdiri

dari jasa boga, makanan jajanan, industri makanan minuman, desa

pengrajin makanan, rumah ibadah, RS, industri kecil RT.

Air merupakan kebutuhan essensial bagi mahluk hidup. Tanpa air

tidak akan ada kehidupan di bumi ini. Sekitar 71% komposisi bumi terdiri

dari air. Rumus kimia air adalah H2O (tersusun atas dua atom hidrogen

dan satu atom oksigen). Air bersifat tidak berwarna, tidak berasa dan

tidak berbau. Air bersih merupakan kebutuhan yang sangat penting bagi

rumah tangga dalam kehidupan sehari-hari. Ketersediaan dalam jumlah

yang cukup terutama untuk keperluan minum dan masak merupakan

tujuan dari program penyediaan air bersih yang terus menerus

diupayakan pemerintah.

Sumber air minum yang digunakan rumah tangga dibedakan

menurut air kemasan, ledeng, pompa, sumur terlindung, sumur tidak

terlindung, mata air terlindung, mata air tidak terlindung, air sungai, air

hujan dan lainnya. Data Seksi penyehatan Lingkungan Dinkes Kab.

Pasaman Barat menunjukkan bahwa rumah tangga di Pasaman Barat

yang menggunakan air minum dari air ledeng sebesar 16,6%, sumur

pompa tangan 1,9%, sumur galian 53,3%, penampungan air hujan 2,5%.

Masalah penyehatan lingkungan pemukiman khususnya padapembuangan tinja merupakan salah satu dari berbagai masalah

kesehatan yang perlu mendapatkan prioritas. Penyediaan sarana

pembuangan tinja masyarakat terutama dalam pelaksanaannya tidaklah

mudah, karena menyangkut peran serta masyarakat yang biasanya

sangat erat kaitannya dengan prilaku, tingkat ekonomi, kebudayaan dan

pendidikan. Menurut hasil pendataan Seksi penyehatan Lingkungan,

persentase rumah tangga yang menggunakan tangki sebagai

penampungan akhir tinja, tercatat sekitar 98,6%, pada tahun 2011,

7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT

http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 207/335

7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT

http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 208/335

191

-  Cairan pembersih kacamulut 1 buah

-  Cairan iodium test 2 buah

-  Baterai timbangan berat badan digital 3 buah

-  Baterai ukuran A2 12 buah

Kuesioner

-  Map 150 buah

-  Informed Consent 150 buah

-  Kuesioner Rumah Tangga 150 buah

-  Kuesioner Individu 675 buah

-  Kartu Hasil 675 buah

-  Tambahan Kuesioner Blok IV 4 buah

- Tambahan Lembar Kuesioner Kesehatan Reproduksi 20 buah

-  Tali Pengikat Kuesioner 150 buah

Alat Bahan Pengumpulan Data Biomedis

Alat dan Bahan pengumpulan data biomedis dibagi menjadi dua

yaitu Paket BS Biomedis dan Paket Tim Biomedis sebagai berikut :

NO NAMA ALAT DAN BAHAN PAKET BS JUMLAH Lokasi

1. Bahan Pengambilan Darah dan Pemisahan Serum- Masker 1 pack Tas 2

- Alkohol swab 3 pack Tas 2

- Torniquet  1 pcs Tas 2

- Plester luka 124 pcs Tas 1

- Sarung tangan 1 box Tas 1

- Syringe 10 cc 82 pcs Tas 2

- Syringe 5 cc 41 pcs Tas 1

- Wing needle 25G  13 pcs Tas 1

- nedle 24 G 27 pcs Tas 1- nedle 22 G 82 pcs Tas 1

- Blood Lancet 82 pcs Tas 1

- Vacutainer plain 10 ml , 157 pcs Tas 1

- Pipet Pasteur 125 pcs Tas 2

- Cryotube4,5 ml 125 pcs Tas 1

- Parafilm 5 cm x 76 m 1 bundel (1,5 m) Tas 2

- Absorban pad 1 pack Tas 1

7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT

http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 209/335

7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT

http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 210/335

193

8. Alat

- Strip Accu check performa 4 botol (@ isi 25)

- Microcuvet Homoque 3 botol (@ isi 50)

9. Pengumpulan urin dan ai

- Botol urin dan air ukuran (LxT)= 4,5 x 9 cm 80 botol

- Plastik bening pelapis gelas plastik ukuran

2kg @100 lbr

1 pack

- Selotif bening ukuran 2,5 cm 1 pcs

- Selotif kertas ukuran 2,5 cm 1 pcs

- Masker 0,25 box

- Sarung tangan 0,25 box

- Tissue gulung 1 pcs

- Stiker tanda panah untuk paket urin 2 pcs

- Stiker tanda mudah pecah untuk paket urin 2 pcs

- Stiker tanda panah untuk paket air 2 pcs

- Stiker tanda mudah pecah untuk paket air 2 pcs

- Box sampel urin = 22,5 x 9 x 9 cm 7 box

- Box sampel urin= 13,5 x 9 x 9 cm 1 box

- Box sampel air= 9 X 9 X 9 cm 1 box

- Kotak kardus = 30 X 25 X 20 cm utk box

sampel garam

1 box

- Kantong plastik ukuran besar pembungkus 6

box sampel urin/air

1 pcs

10. Pengumpulan garam

- Plastik sealed/zip ukuran 10x15 cm 1 pack

- Box sampel garam utk 25 sampel garam=

22,5 x 9 x 9 cm

1 box

- Stiker "jangan dibalik" (besar) untuk di kotak

kardus

1 pcs

- Stiker "mudah pecah" (besar) untuk di kotak

kardus

1 pcs

11. Formulir

- Form BM.01 26 ply

- Form BM.02 118 ply

- Form BM.03 118 ply

- Form BM.04 118 ply

- Form BM.05 2 ply

- Stiker RT 138 nomer

- Stiker ART 26 nomer

- Kartu hasil 118 pcs

7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT

http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 211/335

194

NO NAMA ALAT DAN BAHAN PAKET

1 Batu batere cadangan A2

2 Cold box (12 lt)

3 Ice Pack

4 Baki/nampan plastic

5 timer mekanik

6 rack pewarnaan +nampan

7 botol semprot plastik untuk alcoh

8 botol semprot plastik untuk air

9 sabun antiseptic

10 Alkohol 70%

11 Lakban bening/coklat 90 yard unt

12 Accu check performa

13 Sentrifuge portable

14 Hemoque (Alat pemeriksaan Hb)

15 Wadah plastik urin

16

Kotak kardus ukuran : PXLXT= 3

Satu kab = 1 kotak kardus, beri

garam

17Kantong plastik ukuran besar (da

enam box sampel garam). Satu ka

IM JUMLAH

8 pcs

2 pcs

12 pcs

1 pc

1 pc

1 pc

l 1 pc

1 pc

1 botol

1 botol

k packaging 1 pc

1 unit

1 unit

1 unit

1 pc

X 25 X 20 cm.

si 6 box sampel 1 pc

at membungkus

= 1 bh1pc

Gambar

4.12.1.

Supervisi

PJT Provinsi

di Pasaman

Barat

7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT

http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 212/335

195

Prosedur Kerja

Tahap Training.

Tahap ini berlangsung selama sepuluh hari dan bertempat di Hotel

rocky. Di tahap ini, seluruh enumerator diberi pelatihan tentang tata carapengumpulan data, baik pengumpulan data kesmas maupun biomedis.

Pelatihan tersebut juga meliputi simulasi pengumpulan data di rumah-

rumah penduduk dan simulasi pelaksanaan lab lapangan. Pada 2 hari

terakhir pelatihan, diadakan koordinasi antara PJT Kabupaten, PJO

kabupaten, PJAL Kabupaten dan seluruh enumerator kabupaten Pasaman

Barat guna embahas prosedur teknis dan operasional selama

pengumpulan data 2 bulan kedepan.

Tahap Persiapan Lapangan

Tahap ini dilakukan selama 2 hari. Berupa rapat koordinasi ulang

antara PJT kabupaten, PJO kabupaten, PJAL kabupaten dan enumerator.

Hasil rapat tersebut adalah, sebelum pengumpulan data tim enumerator

akan melaksanakan pemutakhiran bangunan sensus terlebih dulu Selain

itu sebelum pengumpulan data, PJT kabupaten mencari tempat tinggal

selama bertugas yang berlokasi di tengah kota. Posko dibagi tiga tempat

dikarenakan lokasi puldat yang saling berjauhan. Barang dan logistiktersebut direkapitulasi ulang sebelum digunakan untuk puldat serta

diserah terimakan ke tim enumerator penanggung jawab tiap alat dan

logistik tersebut.

Tahap Pemutakhiran Bangunan Sensus

Pemutakhiran Bangunan Sensus ini dilakukan sebelum melakukan

pengumpulan data di lapangan. Tiap tim enumerator bergerak sendiri-sendiri mengerjakan pemutakhiran bangunan sensus pada 6 enam blok

sensus yang telah menjadi tanggung jawab masing-masing tim. Selain

melakukan pemutakhiran, tiap tim enumerator juga melakukan sosialisasi

dan kontrak waktu dengan para wali jorong serta penduduk yang terpilih

sebagai sampel, Sehingga saat puldat dilaksanakan, tiap sampel dapat

ditemukan dengan mudah dan proses puldat dapat terlaksana dengan

lancar.

7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT

http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 213/335

7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT

http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 214/335

197

Peta Bangunan Sensus

-  Temuan : Peta yang kami dapatkan dari Badan Pusat

Statistik (BPS) Kabupaten berupa sketsa peta

blok sensus yang lengkap dengan detailbangunan fisiknya.

-  Kendala : Ada beberapa peta yang tidak jelas, karena

peta yang tim dapatkan berupa hasil scan dari

peta asli yang ditulis dengan pensil. Selain itu

ada beberapa nomor bangunan fisik yang

tertera di peta tidak sama dengan nomor

bangunan fisik yang tertempel di stiker

rumah.

-  Kemudahan : Peta bangunan sensusnya dibuat secara rapisehingga memudahkan kami dalam

membaca.

Pemutakhiran Bangunan Sensus

-  Temuan : Di Kabupaten Pasaman Barat banyak dari

bangunan sensus yang telah kosong ditinggal

pemiliknya sehingga kami harus menaikkancadangan . Selain itu peran wali jorong

setempat sangat membantu dalam proses

pemutakhiran bangunan sensus, karena

gambaran di peta bangsen kadang berbeda

dengan kondisi yang sebenarnya.

-  Kendala : Stiker bangunan sensus yang berbeda dengan

nomor bangunan sensus pada DSBS.

-  Kemudahan : Peran wali jorong setempat sangat

membantu dalam proses pemutakhiranbangunan sensus, karena gambaran di peta

bangsen kadang berbeda dengan kondisi yang

sebenarnya.

Penunjuk Jalan

Temuan : Beberapa BS didapatkan kepala jorong yang

7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT

http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 215/335

198

meminta agar beliau yang menjadi penunjuk jalan

dengan alas an beliau yang paling mengerti

daerah tersebut. 

Kendala : Beberapa lokasi BS yang cukup luas sehinggapenunjuk jalan tidak hafal betul dan kurang

mengenal warga yang menjadi responden. 

Kemudahan: Masing-masing Kepala Jorong sangat kooperatif 

dalam hal menunjukkan siapa yang menjadi

penunjuk jalan. 

Surat Perijinan

Temuan : Surat perizinan untuk pengumpulan data selesai

tepat satu hari sebelm tim enumerator hendak

turun ke lapangan untuk pemutakhiran bangsen. 

Kendala : -

Kemudahan: BaLitBangKespol Kabupaten Pasaman Barat sangat

kooperatif dengan PJT, PJO dan PJAL kabupaten. 

Wawancara

Temuan : Responden yang di wawancarai pada riskesdas

2013 di wilayah Kabupaten Pasaman Barat terdiri

dari empat macam suku yaitu adalah penduduk

asli suku Minang, suku Batak Mandailing, suku

Jawa dan suku Batak Toba . 

Kendala : Dikarenakan keberanekaragaman suku tersebut

proses wawancara agak sedikit terhambat dalamhal bahasa karena ada beberapa responden yang

tidak bisa berbahasa Indonesia dengan fasih

sehingga beberapa wawancara terpaksa dilakukan

dengan menggunakan perantara penerjemah. Hal

ini juga diantisipasi sebelumnya dengan

perekrutan enumerator yang bisa berbahasa

batak. 

7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT

http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 216/335

199

Kemudahan: Sebagian besar responden kooperatif dan terbuka

dengan enumerator dalam melakukan wawancara

bahkan untuk pertanyaan pribadi mereka juga

cukup terbuka sehingga memudahkan enumerator

dalam melakukan pengumpulan data. 

Pengukuran Berat Badan

Temuan : Lupa melepas baterai selepas penggunaan. Baterai

dibiarkan sampai satu hari didalam alat timbangan 

Kendala : Banyak rumah-rumah responden yang beralaskan

semen yang tidak rata sehingga harus mencari

tempat yang rata agar timbangan benar-benar

menunjukkan hasil yang valid. 

Kemudahan: Responden yang cukup kooperatif. Proses

pembacaan pengukuran juga cepat. 

Pengukuran Tinggi Badan 

Temuan : Responden lansia tidak bisa berdiri dengan tegak

sehingga validasi pengukuran tinggi badan untukkategori ini masih dipertanyakan. 

Kendala : Pengukuran untuk bayi dan balita sering harus

diulang karena bayi dan balita yang akan diukur

seringkali tidak kooperatif. Bahkan ada beberapa

bayi dan balita yang tdiak bisa diukur karena rewel

dan terus-menerus menangis sehingga untuk kasus

seperti ini kami terpaksa harus memakai meteran. 

Kemudahan: Responden yang cukup kooperatif. Prosespembacaan pengukuran juga cepat. 

Pengukuran Lingkar Lengan Atas

Temuan : Pengukuran lingkar lengan atas cukup lancar

walaupun ada beberapa responden yang menolak

untuk diukur tetapi setelah dijelaskan maksud dan

7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT

http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 217/335

200

tujuan tersebut akhirnya mereka menyetujui. 

Kendala : Beberapa responden yang menolak untuk diukur

dengan alasan mengganggu privasi tetapi setelah

dijelaskan maksud dan tujuan tersebut akhirnyamereka menyetujui. Pita LiLa banyak juga yang

sudah luntur. 

Kemudahan: Beberapa responden yang cukup kooperatif dan

mengerti maksud dan tujuan dilakukan

pengukuran lingkar lengan atas sehingga

mempermudah proses pengukuran. 

Pengukuran Lingkar Perut

Temuan : Pengukuran lingkar perut cukup lancar walaupun

ada beberapa responden yang menolak untuk

diukur tetapi setelah dijelaskan maksud dan tujuan

tersebut akhirnya mereka menyetujui. 

Kendala : Beberapa responden tetap tidak menyetujui

dilakukan pemeriksaan lingkar perut dengan alas

an malu walaupun sudah dijelaskan maksud dan

tujuan dan dilakukan pemeriksaan dengan

enumerator berjenis kelamin sama. 

Kemudahan: Beberapa responden yang cukup kooperatif dan

dan mengerti maksud dan tujuan dilakukan

pengukuran lingkar perut sehingga mempermudah

proses pengukuran. 

Pengukuran Tekanan Darah

Temuan : Hasil yang kurang valid untuk pengukuran tekana

darah dengan tekanan sistol lebih dari 200 mmHg. 

Kendala : alat pengukur tekanan darah kadang mengalami

error  . Setelah ditelusuri lebih lanjut, kesalahan

teknis tersebut dikarenakan responden yang

bergerak terlalu aktif saat pengukuran berlangsung

7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT

http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 218/335

7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT

http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 219/335

7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT

http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 220/335

7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT

http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 221/335

7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT

http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 222/335

205

tersebut kebanyakan bersumber dari kekurang

pahaman enumerator terhadap penggunaan Kish

Table. Karena kesalahan tersebut sering mereka

harus kembali ke rumah responden untuk

mengambil kembali sampel urine dan air yangbenar menurut Kish Table. 

Kemudahan: Para enumerator mau untuk belajar memperbaiki

kesalahan yang mereka lakukan saat puldat

biomedis. 

Laboratorium Lapangan

Temuan : Dilakukan pemberitahuan sebelumnya lewat

undangan resmi lewat surat dengan menyertakan

tanda tangan Kepala Jorong, tanda tangan ketua

tim enumerator dan menyertakan kop surat dari

kementrian kesehatan sehingga terkesan seperti

undangan resmi.

Laboratorium lapangan pada awalnya dilakukan

selama empat hari yaitu pada hari ke-5dan 6, serta

hari ke-11 dan 12. Tetapi karena berbagai alasanhanya empat blok sensus biomedis di Kabupaten

Pasaman Barat yang melaksanakan laboratorium

lapangan selam empat hari. Sedangkan dua blok

sensus biomedis lain hanya melaksanakan lab

lapangan 3 hari.

Kendala : Banyak responden yang masuk kriteria inklusi dan

telah diuundang, tetapi ternyata pada waktu hari

lab lapangan tidak hadir dengan berbagai alasan.Apabial responden tidak datang tetap dihubungi

lewat SMS dan telepon sampai batas waktu yang

ditentukan. 

Kemudahan: Wali jorong, Kepala Puskesmas, dokter serta

paramedik dan staf puskesmas amat sangat

membantu pelaksanaan laboratorium lab lapangan

di masing-masing blok sensus biomedis 

7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT

http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 223/335

206

Pengiriman Spesimen Biomedis

Temuan : Pengiriman spesimen biomedis dilakukan dua kali

dalam tiap blok sensus biomedis. Dalam prakteknya

ada beberapa BS yang dikirimkan dua kali ada yangsatu kali karena alasan waktu. Spesimen yang

dikirim meliputi sampel serum (dua kali dalam

1BS), sampel urine (dua kali), sampel air (satu kali)

dan sampel garam (dikumpulkan setelah sampel

garam satu kabupaten terkumpul). 

Kendala : Pada dua pengiriman sampel serum yang pertama,

ternyata sampai di Jakarta suhu serum naik. Hal ini

dikarenakan pengiriman oleh kargo yang lebih dari

sehari, serta petunjuk teknis pengepakan serum

dari pusat yang kurang tepat sehingga begitu

sampai di Jakarta suhu serum mengalami kenaikan

(dua sampel serum pertama sampai ke Jakarta

dengan suhu 20ºc dan 14°c). Jalan keluarnya, PJT

mengganti kargo yang digunakan untuk pengiriman

sampel.Selain itu, tim biomedis provinsi Sumbar

memodifikasi sendiri teknis pengepakan serum

yaitu dengan menambah jumlah icepack ataumemberi tambahan batu es. Setelah dua langkah

diatas dilakukan, pengiriman serum selanjutnya

berjalan cukup lancar. 

Kemudahan: Para enumerator amat membantu sekali dalam

proses pengepakan dan pengiriman sampel

biomedis. 

Kesimpulan

Secara garis besar, pelaksananaan riskesdas 2013 di kabupaten

Pasaman Barat berlangsung cukup lancar dan berjalan sesuai dengan

prosedur. Pengumpulan data dimulai dari tanggal 1 Mei 2013 dan

berakhir pada tanggal 24 Juni 2013. Beberapa hambatan yang ditemui

saat proses pengumpulan data diantaranya adalah BS daerah sulit yaitu

harus menggunakan perahu sewa menyebrangi pulau dan setelah itu

menyewa ojek kemudian berjalan kaki sampai ke tempat tujuan oleh

7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT

http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 224/335

 

karena itu PJT dan PJO bersam

daerah sulit agar proses puldat be

ditemui adalah dari pengumpulan

dua pengiriman serum pertama b

Litbang Jakarta, suhu serum meteknis pengepakan dan pengga

diselesaikan dengan baik. Sela

permasalahan lain pada saat persi

proses entry data. Tapi berkat k

Kabupaten Pasaman Barat, dan

semua permasalahan tersebut d

hasil dari riskesdas 2013 di Kabu

diwawancarai 595 rumah tangga d

Gamb

Pemeriksaan gi

207

-sama menyusun anggaran untuk BS

rjalan lebih lancar. Hambatan lain yang

data di blok sensus biomedis, dimana

sa dibilang gagal karena saat sampai di

ingkat amat drastis. Berkat modifikasitian kargo hambatan tersebut dapat

in biomedis, sebenarnya di jumpai

apan lapangan, pengumpulan data dan

rjasama semua anggota tim riskesdas

ukungan semua elemen yang terkait,

pat diselesaikan dengan baik. Adapun

paten Pasaman Barat ini adalah, telah

an 2567 individu dalam 24 blok sensus.

r 4.12.2.

i oleh enumerator

7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT

http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 225/335

208

Saran

Dari pelaksanaan riskesdas 2013 di Kabupaten Pasaman Barat,

penulis mengajukan saran sebagai berikut :

1.  Petunjuk teknis pengepakan sampel biomedis yang dibuat olehtim biomedis pusat perlu dievaluasi kembali. Hal ini perlu

dilakukan agar dalam riskesdas 2016 mendatang, kejadian naiknya

suhu serum saat dikirim tidak terulang kembali.

2.  Sebaiknya update dan revisi software pengentry data tidak

dilakukan saat pengumpulan data telah dilakukan, karena hal

tersebut dapat membuat data yang terkumpul menjadi bias dan

menyebabkan enumerator harus bekerja dua kali karena

berulangkali ada software yang direvisi.

3.  Perekrutan enumerator kedepannya perlu disesuaikan dengan

kebutuhan di lapangan. Agar kejadian dimana tidak adanya

enumerator dengan latar belakang dokter gigi atau perawat gigi

pada pemeriksaan gigi tidak terulang lagi. Hal ini penting untuk

meminimalisir kemungkinan data yang didapat tidak akurat.

7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT

http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 226/335

209

4.13. Kota Padang

Gambaran Umum Kota Padang

GeografiLetak Kota Padang secara geografis pada bagian pantai Barat

Sumatera pada posisi 00°  44’ 00’‘-01°  08’ 35’’ Lintang Selatan dan 100°

08’ 35’’-100° 34’ 09’’ Bujur Timur dengan luas keseluruhan 694,96 km2.

Secara geografis Kota Padang merupakan perpaduan dataran rendah dan

perbukitan serta aliran sungai dan pulau-pulau, dengan uraian 21 buah

sungai dan 19 buah pulau yang tersebar di beberapa kecamatan dengan

pemanfaatan lahan produktif 180 km2

sedangkan panjang pantai 68.126

km. Curah hujan rata-rata adalah 384,88 mm perbulan. Temperatur 22°

C-31,7° C dengan kelembaban udara berkisar 70-84 % (BPS Kota Padang,

2008).

Secara administrasi Pemerintahan Kota Padang terdiri dari 11

Kecamatan dan 104 Kelurahan. Kota Padang ini sebelah utara berbatas

dengan Kabupaten Padang Pariaman, sebelah Selatan berbatas dengan

Kabupaten Pesisir Selatan, sebelah timur berbatas dengan Kabupaten

Solok, sebelah barat berbatas dengan Samudra Indonesia (BPS Kota

Padang, 2008).

Demografi

Berdasarkan Badan Pusat Statistik Kota Padang tahun 2008, tercatat

 jumlah penduduk Kota Padang sebanyak 856.815 jiwa yang terdiri dari

423.039 jiwa laki-laki dan 433.776 jiwa perempuan dengan ratio 97,52

dimana laju pertumbuhan penduduk 2,31 % per tahun. Kecamatan yang

paling tinggi laju pertumbuhan penduduknya adalah Kecamatan Koto

Tangah (4,27 %). Kecamatan Padang Timur adalah daerah yang palingtinggi kepadatan penduduknya yaitu 10.696/km

2dan daerah terendah

tingkat kepadatan penduduknya adalah Bungus Teluk Kabung yaitu

239/km2.

Komposisi penduduk Kota Padang menurut kelompok umur,

menunjukkan bahwa penduduk yang berusia muda (0-14 tahun) sebesar

28 %, yang berusia produktif (15-64 tahun) sebesar 68 %, dan yang

berusia tua (>65 tahun) sebesar 4 %. Dengan demikian penduduk Kota

7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT

http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 227/335

7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT

http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 228/335

211

menyebabkan masyarakat di daerah tertinggal mengalami kesulitan

untuk melakukan aktivitas ekonomi dan sosial.

Menurut Badan Pusat Statistik, presentase penduduk berumur 10

tahun keatas yang termasuk dalam angkatan kerja sebanyak 44,28 %.Penduduk Kota Padang yang termasuk angkatan kerja terdiri atas

penduduk yang bekerja sebesar 42,35 % dan yang mencari pekerjaan

sebesar 1,93 %. Sementara yang bukan angkatan kerja (sekolah,

mengurus rumah tangga, dan lain-lain) sebesar 55,71 %. Angka diatas

menunjukkan bahwa di Kota Padang penduduk bekerja di sektor jasa-jasa

yaitu 29,29 % dan disusul bidang perdagangan, hotel dan restoran

sebanyak 27,23 % (BPS Kota Padang, 2008).

Bahan Pengumpulan Data

Bahan-bahan yang digunakan pada saat pemutakhiran adalah

sebagai berikut :

•  Daftar BANGSEN.

•  Peta bermuatan dari BPS.

•  Pensil dan penghapus untuk mengisi pada daftar BANGSEN.

Bahan-bahan yang digunakan pada saat pengumpulan data kesehatan

masyarakat jumlahnya disesuaikan dengan jumlah tim (5 tim):

•  Lembar PSP.

•  Kuesioner individu.

•  Kuesioner rumah tangga.

•  Map Riskesdas 2013.

•  Dan alat kesmas yang lain

•  Undangan PERDAMI.

Bahan-bahan yang digunakan pada saat pengumpulan data biomedis :

•  Formulir BM. 01-05.•  Stiker rumah tangga dan individu.

•  Tas bahan biomedis lengkap dengan isinya sesuai jumlah BS

Biomedis di kota Padang yaitu 7 BS, termasuk wadah dan dos

untuk pengiriman sampel biomedis

•  Alat biomedis: centrifuse, alat pemeriksaan glukosa darah, RDT

malaria, alat pengukur Hb darah, alat untuk membuat apusan

darah tebal malaria.

7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT

http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 229/335

212

Bahan-bahan yang digunakan pada saat pengumpulan data biomedis :

•  Komputer/lap top. 

•  Flash disc dan

•  alat tulis 

Prosedur Kerja

Sebelum memulai pengumpulan data, team melaksanakan

pemutakhiran dulu. Pertama-tama melapor ke Lurah atau Sekretaris

Lurah setempat untuk meminta ijin melakukan kegiatan Riskesdas 2013

di kelurahan tersebut. Setelah itu, melapor kepada ketua RT / RW

setempat sesuai daftar BANGSEN. Kemudian meminta tolong

menunjukkan kira-kira rumah yang sesuai dengan nama pemilik di daftarBANGSEN berlokasi di mana. Setelah itu menuju lokasi yang ditentukan

dan menyamakan nomor bangunan sensus. Bila tidak sesuai, mencari

rumah yang nomor bangunan sensus sesuai dengan BANGSEN. Apabila

masih menemui kesulitan di lapangan, menghubungi KSK yang sudah

ditentukan oleh BPS Kota Padang.

Setelah pemutakhiran selesai, dilanjutkan dengan mengunjungi

rumah tangga yang bangunan sensusnya ditemukan. Tiap team yang

terdiri dari 5 orang membagi tugas sebagai berikut : 2 orang yang

bertugas wawancara, 1 orang yang bertugas menyiapkan alat dan

mengukur tinggi dan berat badan, 1 orang menyiapkan tensimeter dan

penlight serta mengukur tekanan darah, keadaan kornea dan lensa mata,

keadaan telinga, dan tes bisik, 1 orang menyiapkan meteran, tali 6 meter,

tumbling E, dan pinhole untuk mengukur lingkar lengan, lingkar perut,

dan visus. Hal ini dilakukan secara rolling dan bergantian dari setiap 5

rumah tangga. Untuk blok sensus yang biomedis, saat di rumah tangga

responden, sehabis selesai wawancara, enumerator yang bertugas

wawancara, selesai wawancara mengambil sampel urine, air, dan garam.

Saat pelaksanaan biomedis, 2 hari sebelum pelaksanaan sudah

mengunjungi Puskesmas menemui Kepala Puskesmas dan dokter

pendamping untuk melapor dan survei tempat yang akan digunakan

untuk tempat pelaksanaan. Sehari sebelum pelaksanaan, semua alat

sudah dipindahkan ke Puskesmas. Team yang terdiri dari 5 orang

membagi tugas sebagai berikut, 1 orang di bagian pendaftaran, 1 orang

yang bertugas mengambil darah, 1 orang yang bertugas melakukan

7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT

http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 230/335

213

pemeriksaan berupa glukosa darah, RDT malaria, dan hemoglobin, 1

orang yang bertugas pada pembebanan, dan 1 orang yang bagian

melengkapi dan menuliskan kartu hasil pemeriksaan biomedis. Setelah

pelaksanaan biomedis selesai, alat-alat dibawa kembali ke posko. Saat di

posko, dilakukan pengecekkan kembali formulir BM. 01-05 terutamaalasan tidak didapatkan sampel urine dan serum. Setelah itu, dilakukan

pengepakkan sesuai POB. Setelah pengepakkan selesai, menghubungi

PJO untuk mengambil paket yang sudah siap dikirim melalui TIKI.

Kuesioner yang sudah dicleaning, kemudian diperiksa oleh PJT

apabila sudah diperiksa oleh PJT, kuesioner diperbaiki terlebih dahulu bila

masih kurang atau bermasalah. Selesai diperbaiki, barulah team

mengentri data menggunakan program yang telah ditentukan. Setelah

mengentri data, team membuat formulir kontrol data sesuai format yangtelah ditentukan. Kemudian, PJT memeriksa hasil entrian data dan

formulir kontrol data. Apabila sudah beres dan lengkap, PJT mengezip

data entrian tersebut. Kemudian, mengirimkan hasil zip dan formulir

kontrol data ke team Mandat melalui email Riskesdas 2013.

Setelah itu, PJT mengisi formulir rekapan yang telah dibuat berupa

 jumlah kuesioner rumah tangga, kuesioner individu, sampel urine dan air,

dan dana responden sebagai laporan kepada PJO.

Pada akhir pengumpulan data seluruhnya, semua alat dan bahan

yang tersisa beserta kuesioner yang tersisa, dikumpulkan, ditata, dan

dipak yang nantinya diserahkan semuanya kepada Dinkes melalui PJO.

Hasil Kegiatan

Persiapan Lapangan

Dalam persiapan lapangan didapatkan beberapa kendala sebagai

berikut: ketidak cocokan antara nomor bangunan sensus, alamat, dan

nama kepala keluarga, sehingga membingunggkan para enumerator saat

melakukan pemutakhiran. Selain itu, ada beberapa blok sensus yang peta

bermuatannya tidak ada di BPS sehingga harus mensurvei semua rumah

yang ada di blok sensus tersebut. Selain itu, adablok sensus yang juga

banyak bangunan tidak ditemukan atau bangunan kosong sehingga harus

mencari rumah tangga sendiri yang juga ditentukan bersama dengan

ketua RT atau RW.

7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT

http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 231/335

214

Wawancara, Pengukuran, dan Pemeriksaan

Dalam melakukan wawancara responden yang sibuk bekerja sering

menjawab dengan terburu-buru tanpa memperhatikan pertanyaan yang

diajukan oleh para enumerator dan juga kadang kala meminta

enumerator untuk cepat. Hal ini mengakibatkan pengisian kuesioner ada

yang salah atau terlewat, dan pengukuran tidak akurat. Selain itu, juga

ada anggota rumah tangga yang tidak mau diwawancarai denganberbagai alasan. Ada juga anggota rumah tangga yang mau diwawancarai

tapi menolak beberapa item pengukuran sehingga pengukuran tidak

dapat dilakukan.

Pelaksanaan Biomedis

Untuk pemeriksaan biomedis respon rate responden sangat kurang.

Hal ini diakibatkan karena kesibukkan kerja dan kegiatan sehari-hari,

gosip dari tetangga menggenai sakitnya saat diambil darah, dan rasa

takut responden melihat jarum suntik. Selain itu, juga banyak responden

yang beralasan tidak adanya transportasi untuk menuju Puskesmas

tempat pelaksanaan biomedis. 

Gambar 4.13.1

Wawancara dengan

responden pembuat

kuwe, Kota Padang

7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT

http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 232/335

 

Entry Data dan Pengiriman Data

Pada awal-awal pengentria

updater terbaru dari team Mand

untuk mengentri data. Selain itu,dibuka pada saat ingin mengirimk

Hasil rekapan dan jumlah r

sampel urine, air, maupun darah

tabel di bawah ini. Total rumah t

712 dengan jumlah individu yang

Gambar 4.13.2.

Suasana ruang tunggu puskesmas

pengambilan sampel biomedis, K

Padang.

215

data, dibingungkan oleh updater-

t sehingga team menunda sementara

website dan email kadang kala susahn data ke team Mandat.

umah tangga maupun individu, serta

ang berhasil diambil dapat dilihat pada

angga yang berhasil diwawancarai ada

iwawancarai 2.608 orang

ntuk

ota Gambar 4.13.3.

Tetap semangat diambil darah

meskipun duduk di kursi roda

Gambar 4.13.4.

Wilayah kota Padang

termasuk persawahan

7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT

http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 233/335

216

Tabel 4.13. 1. Hasil Pengumpulan Data Kesehatan Masyarakat dan

Biomedis, Kota Padang, Riskesdas 2013

No. Blok Sensus

JUMLAH

RT IND URINE AIR PemeriksaanDarah

1 Lubuk Buaya 25 68 - - -

2 Ulak Karang Selatan 22 76 12 3 25

3 Koto Luar 22 71 - - -

4 Anduring (1) 20 62 - - -

5 Bandar Buat 25 97 18 3 48

6 Kubu Marapalam 21 65 - - -

7 Gunung Pangilun 24 88 - - -

8 Korong Gadang 25 99 - - -

9 Sawahan Timur 23 69 22 3 25

10 Bungus Barat (1) 25 121 - - -

11 Padang Sarai 25 83 - - -

12 Kapala Koto 25 93 26 3 32

13 Sebarang Palinggam 25 111 - - -

14 Belakang Tangsi 20 59 - - -

15 Surau Gadang 25 99 28 3 25

16 Air Pacah 25 117 - - -17 Tarantang 25 91 - - -

18 Bungus Selatan 25 104 - - -

19 Olo 25 104 - - -

20 Pasa Gadang 25 86 21 3 31

21 Kampung Lapai Baru 24 81 - - -

22 Bungo Pasang 20 62 - - -

23 Parak Laweh Pulau Air Nan XX 21 68 - - -

24 Bungus Timur 25 110 - - -

25 Parak Gadang Timur 20 76 - - -

26 Alai Parak Kopi 25 78 - - -

27 Anduring (2) 25 79 - - -

28 Parupuk Tabing 25 106 29 3 35

29 Bungus Barat (2) 25 104 - - -

30 Gates Nan XX 25 110 - - -

7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT

http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 234/335

217

Kesimpulan

Kesimpulan yang didapatkan dalam pelaksanaan Riskesdas :

1.  Perlunya persiapan yang matang dan berkoordinasi dengan

berbagai sektor membuat pengumpulan data berjalan denganlancar dan hambatan yang ada dapat diselesaikan dengan baik.

2.  Dalam pelaksanaan Riskesdas yang merupakan kegiatan besar ini,

masih banyak kekurangan terutama dalam hal-hal program,

BANGSEN, dan koordinasi di lapangan, serta sepengetahuan

masyarakat mengenai kegiatan Riskesdas.

3.  Hasil yang dicapai dalam pengumpulan data Kota Padang ini masih

kurang dari target. Didapatkan 712 rumah tangga yang berhasil

diwawancarai dari target sebesar 750 rumah tangga. Sampel

individu yang berhasil diwawancarai berjumlah 2.608 orang dari3.750 yang ditargetkan.

4.  Kendala yang dihadapi dapat dijadikan sebagai pertimbangan

dalam perencanaan kegiatan Riskesdas selanjutnya.

5.  Dari kegiatan ini juga didapatkan bahwa kepedulian masyarakat

untuk mengikuti serangkaian kegiatan kesehatan masih dirasa

kurang. Riskesdas dianggap bukan sebagai sesuatu yang penting.

Terbukti dari ketidakmauan responden untuk dilakukan

pengukuran dan pengambilan sampel darah maupun urine.

Saran

Saran yang dapat diberikan sebagai berikut :

1.  Sebaiknya dari pusat menjalin kerjasama yang sudah benar-benar

disepakati sehingga di lapangan tidak terjadi hambatan, terutama

dengan BPS, Dinkes setempat, dan Kepala Daerah setempat. 

2.  Sebaiknya diadakan iklan yang menyatakan akan dilaksanakan

kegiatan Riskesdas agar masyarakat tahu dan menyambut baik

kegiatan tersebut. 3.  Adanya keterbukaan mengenai hak yang diperoleh agar ada

keikhlasan dan rasa tanggung jawab dalam menunaikan pekerjaan

yang sudah diberikan. 

4.  Program dan kuesioner sebaiknya difixkan sebelum acara

pengumpulan data agar tidak membingungkan berbagai pihak. 

5.  Alat-alat sebaiknya dilengkapi sebelum terjun ke lapangan untuk

pengumpulan data. 

7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT

http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 235/335

218

4.14. Kota Solok

Gambaran Umum Kota Solok

Kota Solok mempunyai lokasi sangat strategis, karena terletak

pada persimpangan jalan antar provinsi dan antar kabupaten/kota. Dariarah Selatan jalur lintas dari Provinsi Lampung, Provinsi Sumatera

Selatan dan Provinsi Jambi, kota ini merupakan titik persimpangan untuk

menuju Kota Padang sebagai ibu kota Provinsi Sumatera Barat yang

 jaraknya hanya sekitar 64 Km saja. Bila ke arah utara akan menuju Kota

Bukittinggi yang berjarak sekitar 71 Km untuk menuju kawasan Sumatera

Bagian Utara. Dulunya Kota ini merupakan Ibu kota Kabupaten Solok.

Kota Solok terletak pada posisi 0º32" LU - 1º45" LS, 100º27" BT -

101º41" BT dengan luas 57,64 km² (0,14% dari luas Provinsi SumateraBarat). Wilayah administrasi Kota Solok berbatasan dengan Kabupaten

Solok dan Kota Padang. Kota Solok memiliki peran sentral di dalam

menunjang perekonomian masyarakat Kota Solok dan Kabupaten Solok

pada umumnya. Topografi Kota Solok bervariasi antara dataran dan

berbukit dengan ketinggian 390 dpl serta curah hujan rata-rata 184,31

mm kubik per tahun. Terdapat tiga anak sungai yang melintasi Kota Solok,

yaitu Sungai Batang Lembang, Sungai Batang Gawan dan Sungai Batang

Air Binguang. Suhu udara berkisar dari 26,1 °C sampai 28,9 °C. Dilihat dari

 jenis tanah, 21,76% tanah di Kota Solok merupakan tanah sawah dan

sisanya 78,24% berupa tanah kering. Menurut Badan Pusat Statistik.

Kota Solok, jumlah penduduk Kota Solok pada tahun 2011

tercatat sebesar 60.721 jiwa dengan tingkat kepadatan penduduk

sebesar 1.053 jiwa/Km². Tingkat kepadatan di Kecamatan Tanjung

Harapan lebih tinggi yaitu 1262. jiwa/Km² dibandingkan di Kecamatan

Lubuk Sikarah yaitu 918 jiwa/Km². Komposisi Penduduk Kota Solok

menurut kelompok umur menunjukan bahwa penduduk yang berusia

muda (0-14 th) sebesar 31.3 %, yang berusia produktif (15-64 th)

sebesar 64.8 % dan yang berusia tua (>65 th) sebesar 38%.

Wilayah Kota Solok secara administrasi terdiri dari 2 kecamatan dengan

13 Kelurahan.

7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT

http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 236/335

219

1. Kecamatan Lubuk Sikarah

•  Jumlah Penduduk : 32.605 Jiwa.

•  Luas Kecamatan : 35 Km².

Terdiri 7 Kelurahan, yakni :

•  Kelurahan Tanah Garam.

•  Kelurahan VI Suku.

•  Kelurahan Sinapa Piliang.

•  Kelurahan IX Korong.

•  Kelurahan Aro IV Korong.

•  Kelurahan Kampai Tabu Karambie.

•  Kelurahan Simpang Rumbio.

2. Kecamatan Tanjung Harapan

•  Jumlah Penduduk : 26.712 Jiwa.

•  Luas Kecamatan: 22,64 Km².

Terdiri atas 6 Kelurahan, yakni :

•  Kelurahan Koto Panjang.

•  Kelurahan Pasar Pandan Airmati.

•  Kelurahan Tanjung Paku.

•  Kelurahan Nan Balimo.

•  Kelurahan Kampung Jawa.

•  Kelurahan Laing.

Prosedur Kerja pengumpulan Data

Dalam pelaksanaan Riskesdas digunakan bahan pendukung untuk

pengisian kuesioner. Kuesioner,merupakan bahan yang sangat penting

karena kuesioner ini digunakan untuk mencatat data-data responden.

Selain kuesioner sebagai alat pemandu wawancara, dilakukan pula

pemeriksaan dan pengukuran menggunakan alat-alat yang sudah

disediakan dalam pengumpulan data.

7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT

http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 237/335

220

Enumerator kota solok terdiri dari 3 tim dan menyelesaikan 16 BS yang

tiap BS terdiri dari 25 Rumah tangga, caranya yaitu :

1.  Enumerator melihat daftar bangsen pada BS yang terpilih

2. 

Enumerator dan PJT mendatangi bangsen yang terdapat pada daftarbangsen

3.  Perkenalan dan menjelaskan maksud dan tujuan enumerator datang

ke rumah responden demikian juga kepada angota rumah tangga

lainnya pada rumah tersebut

4.  Setelah responden mengetahui maksud dan tujuannya,responden

menandatangani inform concent  

5.  Enumerator menanyakan berapa orang yang tinggal dalam rumah

tersebut dan tinggal atau akan tinggal > 5 tahun di dalam rumah

tersebut6.  Enumerator mewawancarai seluruh anggota rumah tangga yang

tinggal dalam rumah tersebut dan tinggal atau akan tinggal > 5 tahun

di dalam rumah tersebut

7.  Enumerator melakukan pengukuran sesuai data yang diminta dalam

kuesioner

8.  Setelah wawancara dan pengukuran selesai dilakukan, orang yang

tinggal dalam rumah tersebut dan tinggal atau akan tinggal > 5 tahun

di dalam rumah tersebut menandatangani dan menerima uang

kontak sebagai tanda terima kasih telah dilakukan wawancara dan

pengukuran

9.  PJT mengawasi yang dilakukan enumerator sudah benar sesuai

dengan prosedur yang ada

10. Enumerator dan PJT minta ijin undur diri

11. Melakukan tugas lainnya

Dalam melakukan pemeriksaan dan pengukuran dilakukan dengan

menggunaka alat yang disediakan sebagai berikut:

1.  Tensimeter digital

2.  Alat ukur tinggi badan,

3.  Meteran, digunakan untuk mengukur lingkar lengan atas wanita umur

15 tahun – 49 tahun dan digunakan untuk mengukur lingkar perut

dilakukan semua responden berumur diatas 14 tahun keculali wanita

hamil.

4.  Pin hole, digunakan untuk menfokuskan pengelihatan responden

melihat tumbling E.

7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT

http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 238/335

221

5.  Tumbling E, digunakan untuk mengetahui masih berfungsinya

penglihatan responden, caranya responden menebak kemana arah

kaki E pada jarak yang telah ditentukan.

6.  Tali 6 meter dan 3 meter, digunakan untuk memberi jarak 6 meter

dari tumbling E ke responden, jika responden masih tidak dapatmelihat tumbling E maka jaraknya didekatkan lagi menjadi 3 meter.

7.  Pen light, digunakan untuk membantu memberi penerangan saat

memeriksa mata responden apakah ada kelainan pada mata

responden dan telinga responden, serta mulut responden.

8.  Timbangan yang digunakan merek camry, semua responden diukur

berat badannya. Responden harus berdiri tegak lurus diatas

timbangan tersebut, timbangan ditaruh diatas alas yang padat dan

rata.9.  Spekulum, digunakan untuk membantu melihat kelainan pada liang

telinga responden, untuk bantuan melihat liang telinga digunakan pen

light .

10. Kaca mulut, digunakan untuk melihat kondisi gigi dan rongga mulut

responden, untuk bantuan melihat rongga mulut maka digunakan pen

light.

11. Antiseptic, digunakan untuk mensterilkan kaca mulut dan

mensterilkan tangan enumerator.

12. Masker, digunakan saat pemeriksaan kepada responden berlangsung,untuk menghidari menularnya penyakit enumerator ke responden

ataupu sebaliknya.

13. Sarung tangan, digunakan saat pemeriksaan kepada responden

berlangsung, untuk menghidari menularnya penyakit enumerator ke

responden ataupun sebaliknya.

Hasil Kegiatan

Persiapan Lapangan

Kegiatan Puldat diawali dengan TOT yang dilangsungkan di

Surabaya. Di akhir TOT, PJO kota Solok diharapkan segera melakukan

rekrutmen enumerator untuk dilatih saat TC di kota Padang. Setelah TOT

berakhir, PJT kota Solok tetap berkoordinasi dengan PJO kota Solok, PJT

kota Solok juga mengirimkan Kriteria enumerator, beserta hak yang

didapatkan enumerator. Setelah PJT kota Solok mengirimkan kriteria dan

hak enumerator, PJT kota Solok meminta feedback atau laporan daftar

7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT

http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 239/335

222

enumerator. Beberapa hari sebelum TC dimulai, PJT kota Solok ke

sumatera barat mengontak enumerator kota Solok untuk melakukan

koordinasi. Akibat PJT menghubungi enumerator tanpa melalui PJO,

terjadi ketegangan. Terjadi kesalahpahaman antara PJT dengan PJO dan

PJAL sehingga sempat menimbulkan kemarahan PJO kepada PJT. PJO kotaSolok dan PJAL kota Solok yang merasa telah mengadakan seleksi, tidak

berkenan PJT mengumumkan dan menghubungi langsung enumerator

yang telah diseleksi. Dalam hal ini tujuan PJT kota Solok untuk

memperlancar kegiatan ternyata ditanggapi keliru oleh PJO dan PJAL.

Pada tanggal 19 april 2013 pagi, PJT dan enumerator bertemu

dalam kegiatan TC pada tanggal 19-28 april 2013 di hotel Rocky – kota

Padan. Usai TC, pada tanggal 29 april 2013, masing-masing PJT berangkat

ke kota/ kabupaten yang telah menjadi tugasnya. Pada hari pertama dikota solok PJT dan enumerator berkunjung ke kantor dinkes untuk

berkenalan kadinkes, PJO dan PJAL kota Solok. Harapan bahwa usai TC

dapat segera dilaksanakan puldat, tidak terlaksana di kota Solok. Hal ini

dikarenakan ketatnya peraturan yang diterapkan di kota Solok. Belum

ada surat ijin ke walikota, menyebabkan Kepala Dinas Kesehatan tidak

berkenan puldat dilaksanakan, disamping belum berkenan membuatkan

surat tugas untuk enumerator. Selain itu Kadinkes minta dibuatkan

permintaan surat ijin dari Pusat Humaniora ke walikota untuk penelitian

riskesdas ini dengan tembusan ke Dinas Kesehatan Kota Solok dan bukan

surat ijin penelitian atas nama Ketua pelaksana Riskesdas 2013 yaitu ibu

Atmarita. Sehingga untuk keperluan tersebut dibutkan surat ijin baru

untuk merijinan bagi PJT kota Solok dan enumerator yang berjumlah 15

orang.

Selama waktu penantian menunggu terbitnya surat ijin , selama

satu minggu, PJT dan enumerator belum dapat turun lapangan bahkan

tidak diijinkan untuk melakukan penghitungan kuesioner. Waktu

menunggu tersebut dimanfaatkan PJT kota untuk meninjau lapangan

sebagai pengenalan medan. Dibantu oleh enumerator, dan setelah

berkoordinasi dengan berkoordinasi dengan PJO dan PJAL dilakukan

penjajagan BS yang akan didatangi.

7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT

http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 240/335

223

Pengumpulan Data

Pada tanggal 7 Mei, surat ijin turun lapangan telah turun. Pada

hari itu juga, tiga tim turun lapangan untuk pemutakhiran data di Pasar

Pandan Air Mati(PPA) 013B, PJT kota solok dan enumerator mendatangikantor kelurahan PPA, selanjutannya diadakan pengumpulan data. Pada

BS pertama diadakan penyerbuan bersama dimana tiga tim mengerjakan

1 BS.

Selanjutnya, pada tanggal 10 Mei diadakan pemutakhiran data di

Kampung Jawa 008B dan pengumpulan data. Pada BS kedua dan

selanjutnya satu tim melakukan pengumpulan data pada satu BS

tersebut sampai BS terakhir. Tanggal 11 Mei melakukan pemutakhiran di

Sinapa Piliang 005B dan diadakan pengumpulan data. Tanggal 12 Mei

dilakukan pemutakhiran data dan pengumpulan data di Tanah Garam

018B, tanggal 15 Mei diadakan pemutakhiran data dan pengumpulan

data di Tanah Garam 012B, tanggal 17 Mei diadakan pemutakhiran data

dan pengumpulan data di 6 suku 001B, tanggal 18 Mei diadakan

pemutakhiran data dan pengumpulan data di Simpang Rumbio 005B,

tanggal 21 Mei diadakan pemutakhiran data dan pengumpulan data di

Simpang Rumbio 010B, tanggal 22 Mei diadakan pemutakhiran data dan

pengumpulan data di Kampai Tabu Karambil 001B, tanggal 23 Mei

diadakan pemutakhiran data dan pengumpulan data di Tanjung Paku001B, tanggal 27 Mei diadakan pemutakhiran data dan pengumpulan

data di Tanjung Paku 006B, tanggal 28 Mei diadakan pemutakhiran data

dan pengumpulan data di Nan Balimo 002 B, tanggal 29 Mei diadakan

pemutakhiran data dan pengumpulan data di Nan Balimo 008B.

Pada tanggal 3 Juni diadakan pemutakhiran data dan pengumpulan

data di Nan Balimo 020B, dilanjutkan tanggal 4 Juni diadakan

pemutakhiran data dan pengumpulan data di 9 Korong dan pada tanggal

5 juni diadakan pemutakhiran data dan pengumpulan data di KampungJawa 016B.

Tanggal selanjutnya, PJT dan enumerator melakukan entry data.

Seharusnya jadwal Riskesdas kota Solok berakhir tanggal 19 Juni, akan

tetapi dikarenakan ada kecelakaan PJT Pessel, maka PJT kota Solok

diperbantukan untuk membantu PJT pessel dari Padang. Oleh karena itu

tanggal 18 Juni PJT kota Solok pamitan danberangkat ke Padang untuk

membantu PJT Pessel. Tanggal 19- 21 juni PJT kota Solok membantu PJT

7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT

http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 241/335

7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT

http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 242/335

225

pada responden yang sosial ekonomi termasuk kelas menengah dan

kelas atas. Mereka kurang merespon kunjungan enumerator bahkan

menolak dan butuh dilakukan pendekatan khusus> Pemeriksaan yang

dilakukan enumerator dianggap kurang berbobot karena mereka punya

uang dan sudah rutin cek kesehatan. Selain itu mereka merasa merasatidak perlu karena mempunyai saudara atau kerabat yang berprofesi

dokter atau tenaga kesehatan lainnya yang dapat melakukan

pemeriksaan seperti yang dilakukan dalam Riskesdas ini.

Saran

Saran untuk Riskesdas selanjutnya sebisa mungkin surat perijinan

diurus sampai ke pihak pihak yang kemungkinan ada hubungannya,seperti di kota Solok, harus ada surat ijin atau pemberitahuan kepada

walikota. Selain itu adanya petunjuk atau peta yang lebih jelas lagi

karena di kota Solok tidak diberikan penunjuk jalan. Enumerator hanya

hanya bermodalkan peta yang kurang jelas pula sehingga menyebabkan

kesulitan tersendiri dalam menemukan rumah responden. Perlu ada

promosi pelaksanaan Riskesdas baik sepanduk atau lewat media cetak

atau media tulis atau diberikan surat undangan atau pemberitahuan

kepada responden> Hal ini perlu mengingat kesadaran masyarakat

terhadap pentingnya survei kesehatan masih rendah akibat kurangnya

informasi tentang hal tersebut.

7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT

http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 243/335

226

4.15. Kota Sawah Lunto

Gambaran Umum Kota Sawah Lunto

Kota Sawahlunto dikenal seba

wilayah 27.345 Ha atau 273.45 Km2.Kecamatan, 10 Kelurahan dan 27 des

Kota Padang (Ibu Kota Propinsi) adalah

 jalan darat dengan kondisi baik dala

roda empat.Dari luas wilayahnya, yan

dengan 9.939 Ha, disusul Kecamatan

Lembah Segar dengan 5.528 Ha dan

dengan luas 3.293 Ha.

Gamba

Kota Sawah Lunto dili(Sumber : doku

Geografi dan Topografi 

Secara geografis Kota Sawahlunt

100.41° – 100.49°BT, berbatas sebelah

Datar, sebelah Timur dengan Kabu

sebelah Selatan dan barat dengan Kab

gai kota tambang dengan luas

Secara administrasi terdiri dari 4. Jarak dari Kota Sawahlunto ke

95 km yang dapat dicapai melalui

waktu 2 jam dengan kendaraan

terluas yakni Kecamatan Talawi

Barangin 8.854,7 Ha Kecamatan

terakhir Kecamatan Silungakang

r 4.15.1

at dari Puncak Cemaramentasi pribadi)

berada pada 0.34° – 0.46°LS dan

utara dengan Kabupaten Tanah

aten Sawahlunto/Sijunjung dan

upaten Solok. Bentang alam Kota

7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT

http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 244/335

227

Sawhalunto terbentuk oleh perbukitan terjal, landai dan pendataran

dengan elevasi 250 – 650 m diatas permukaan laut.

Perbukitan terjal merupakan bentang alam yang terjal menjadi

faktor pembatas dalam pengembangan wilayah kota, sedang pusat kotalama sawahlunto terletak pada bentang alam landai sempit dan

memanjang dengan luas 5,8 km2. Pendataran yang relatif lebar terdapat

diwilayah Kecamatan Talawi, wilayah ini terbentang dari Utara ke

Selatan, bagian Timur dan Selatan, bagian Timur dan Selatan, bagian

Timur dan Selatan mempunyai topografi yang relatif curam (kemiringan

lebih dari 40%), sedangkan di bagian utara bergelombang yang relative

datar. Luas wilayah Kota Sawahlunto paling banyak terletak pada

ketinggian 100 – 500 m. Secara garis besar Kota Sawahlunto terdiri dari

Kawasan Lindung (26,5%) dan Kawasan Budidaya (73,5). Penggunaantanah yang dominant merupakan perkebunan campuran (34,1%) hutan

lebat dan belukar (19,5%). Sedangkan danau (0,2%) danau ini merupakan

bekas galian penambangan batu bara.

Iklim dan Penggunaan Lahan 

Seperti daerah lainnya di Propinsi Sumatera Barat, Kota Sawahlunto

mempunyai iklim tropis dengan suhu berkisar antara 22° - 33° C.Sepanjang tahun terdapat dua musim yaitu musim hujan pada bulan

November sampai Juni dan musim kemarau pada bulan Juli sampai bulan

Oktober. Curah hujan rata-rata lebih kurang sebesar 1.071,6 milimeter

per tahun dan curah hujan rata-rata tertinggi terjadi pada bulan

Desember.

Karena wilayah topografi Kota yang berbukit dan relatif curam,

maka pemanfaatan lahan yang ada cukup beragam dan bercampur

anatar meliputi daerah yang terbangun yang digunakan untuk berbagaikegiatan perumahan/permukiman dan daerah tidak terbangun seperti

lahan pertanian, perkebunan dan sebagainya.Penggunaan lahan yang

dominan adalah digunakan untuk kawasan hutan dan yang paling terkecil

untuk tambak/kolam.

7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT

http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 245/335

228

Penduduk 

Jumlah penduduk Kota Sawahlunto akhir tahun 2008 adalah

sebanyak 54.913 jiwa terdiri dari 27.045 jiwa pria dan 27.868 jiwa wanita,

dengan kepadatan penduduk 200,82 jiwa/km

2

. Mata pencarianpenduduk sangat beraneka ragam seperti bekerja di bidang pertanian,

sektor pertambangan dan bidang jasa.Struktur ekonomi masyarakat Kota

Sawahlunto sebagian besar ditopang oleh sektor

pertambangan.Subsektor pertanian tanaman pangan, indusrti

kecil/kerajinan rumah tangga dan sektor peternakan.

Dengan adanya perluasan wilayah berdasarkan peraturan

pemerintah No.44 tahun 1990, Kota Sawahlunto tidak hanya dikenal

sebagaidaerah sentral industri kerajinan, makanan kecil, peternakan,

buah-buahan dan merupakan salah satu daerah tujuan wisata.

Pembangunan ekonomi daerah yang tangguh dan berkeadilan

merupakan agenda Pembangunan Pemerintah Daerah sebagai komitmen

dalam memajukan perekonomian Kota Sawahlunto yang difokuskan

kepada pengembangan Industri Wisata, revitalisasi pertanian,

pengembangan industri kecil dan menengah, pengembangan

kelembagaan ekonomi dan peningkatan investasi.

Gambar4.15.2

Menuju rumah responden di perbukitan yang harus ditempuh dengan jalan kaki

(foto kiri) dan bekas tambang batubara (foto kanan), Kota Sawah Lunto,

Riskesdas 2013

7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT

http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 246/335

229

Transportasi 

Sarana perhubungan berupa jaringan jalan raya untuk menunjang

kelancaran usaha investasi di Kota sawahlunto. Infrastruktur jaringan

transportasi yang tersedia di Kota Sawahlunto tahun 2009 meliputiberbagai akses perhubungan yang menghubungkan Kota Sawahlunto ke

Kota/Kabupaten dan kemudahan akses perhubungan antara kecamatan,

antar desa/kelurahan bahkan ke sentra-sentar produksi. Kota Sawahlunto

dilalui oleh Jalan Nasional Trans Sumatera sepanjang 8,15 Km dan dilalui

 jalur Kereta Api.

Di Kota Sawahlunto untuk kemudahan akses transportasi dari dan

ke Sawahlunto tersedia Bus Antar Kota Dalam Propinsi (AKDP) sebanyak

37 unit dan travel ke berbagai kota termasuk antar propinsi sebanyak 25

unit dan Bus Pariwisata 3 unit, sedangkan untuk kemudahan akses

transportasi dalam Kota Sawahlunto tersedia 61 unit angkot dan sekitar

650 unit ojek sepeda motor di berbagai pangkalan persimpangan jalan

Sebagai daerah pedalaman yang dilingkari bukit, Kota sawahlunto

tidak mempunyai daerah pantai. Perhubungan laut hanya dapat melalui

pelabuhan Teluk Bayur Padang dengan jarak 95 km dari Kota Sawahlunto

dengan kondisi permukaan jalan baik dan diasapal. Perhubungan darat di

Kota Sawahlunto ada beberapa sungai antara lain Batang Ombilin, abtang

Malakutan, Batang Lunto, ABtang Lasi dan Batang Sumpahan. Kesemua

laur sungai ini mengalir pada lembah pebukitan melalui suatu daerah

aliran sungai yaitu Batang Ombilin namun bukan digunakan untuk

angkuta sungai.

Jaringan Listrik dan Telekomunikasi 

Jaringan Listrik Kota Sawahlunto dikelola oleh PLN dengan 3 unit

pelayanan meliputi area pelayanan Kota, Pelayanan Silungkang dan areapelayanan Talawi. Jaringan listrik di Kota Sawahlunto telah menjangkau

hampir semua Desa/Kelurahan yang ditopang dari Jaringan Interkoneksi

Sumatera Bagian Selatan yang salah satu pembangkit nya yaitu PLTU

Ombilin dengan daya 2x100 MW, disamping pembangkit swadaya

masyarakat berupa diesel.

Kota Sawahlunto telah memiliki sarana telepon otomatis, HP,

telegraf, jasa pelayanan kantor pos dan jasa pelayanan swasta TIKI. Untuk

7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT

http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 247/335

230

prasarana telekomunikasi ini terdapat 1 (satu) unit sentral local (STO).

Jumlah sambungan telepon terpasang sebanyak 2894 unit.Prasarana

telekomunikasi ini sudah semakin lengkap dengan sudah dibangunnya

menara pemancar untuk telepon seluler (HP) dengan berbagai Operator

dan beberapa Tower atau BTS dan telah menjangkau ke seluruh pelosokKota Sawahlunto. Dengan cepat nya berkembang teknologi dan

telekomunikasi di Kota Sawahlunto maka usaha ke Warung Internet

cepat berkembang, sehingga bukan tidak mungkin suatu saat Sawahlunto

menjadi Cyber City  yang mana tempat layanan free hotspot semakin

memberikan kemudahan mengakses Internet.

Sarana Air Bersih 

Sampai sat ini daerah Sawahlunto masih sering mengalami

kekurangan air bersih. Untuk memenuhi kebutuhan air bersih tersebut,

baik di Kota Sawahlunto maupun di desa/kelurahan, pemerintah kota

telah melakukan berbagai upaya di antaranya secara bertahap

membangun sarana air bersih salah satunya dengan membangun instalasi

pengolahan air bersih di Kayu Gadang yang sumber air nya berasa dari

Sungai Ombilin.

Pada saat ini di Kota sawahlunto telah tersedia fasilitas air minumyang dikelola oleh PDAM dan fasilitas air minum tersedia pada 3

kecamatan, yaitu Kecamatan Talawi, Kecamatan Barangin, dan

kecamatan Lembah Segar. Sumber-sumber air minum di Kota sawahlunto

diperoleh dari Batang Ombilin, Batang Lunto, Batang Sumpahan dan

sumber mata air (mata air Kajai dan Batang Lumindai)

Bahan Pengumpulan Data dan Prosedur Kerja

Bahan Pengumpulan Data

Bahan yang digunakan untuk pengumpulan data terdiri dari alat

pengukur pemeriksaan beserta tas, kuesioner, bahan kontak, dan kuitansi

bahan kontak.

Alat yang digunakan dalam pengumpulan data di Sawahlunto

untuk 3 tim terdiri dari :

-  Timbangan berat badan digital merk 3 buah

- Pengukur tinggi badan 3 buah

7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT

http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 248/335

7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT

http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 249/335

232

Terpilih 16 BS dari Kota Sawah Lunto. Dipilih 1 BS yang paling sulit

berdasarkan wilayah administratif untuk dikerjakan secara bersama-sama

oleh 3 tim dalam waktu 4 hari. Dan 15 BS sisanya dibagi 3 tim, sehingga

masing-masing tim mengerjakan 5 BS. Pembagian wilayah ini

berdasarkan dari daerah administratifnya (pengelompokan wilayahberdasarkan kecamatan). Wilayah administratifnya teridiri dari utara

kota, tengah kota dan selatan kota. Tim 1 mengumpulkan data dari 5 BS

di sebelah utara kota, 5 BS untuk tim 2 di sebelah tengah kota dan 5 BS

untuk tim 3 di sebelah selatan kota.

Pengumpulan data dari masing-masing BS dimulai dari

pemutakhiran kemudian dilanjutkan wawancara dan pengukuran

responden. Pemutakhiran dilakukan dengan cara mencocokkan peta dan

nomor bangunan sensus dari daftar sampel bangunan sensus (DSBS)dengan nomor bangunan sensus yang ada di stiker. Dari 30 rumah tangga

terpilih di DSBS, 25 rumah tangga pertama sebagai rumah tangga utama

dan 5 rumah tangga sisanya adalah cadangan, apabila rumah tangga

utama ditemukan kurang dari 25 RT dapat mengambil sampel dari RT

cadangan. Apabila pada saat pemutakhiran, dari 30 RT ternyata hanya

ditemukan 20-25 RT maka hanya sejumlah RT tersebut yang diambil

sebagai sampel dan tidak perlu menambah RT baru. Namun apabila yang

ditemukan kurang dari 20 RT maka dilakukan penambahan sampel RT

baru secara random dalam BS yang sama hingga jumlah seluruh sampel

dalam BS itu jumlahnya 25 RT.

Pembagian tugas masing-masing tim terdiri dari 3 orang yang

melakukan wawancara, 2 orang yang melakukan pengukuran. 3 orang

pewawancara tersebut terdiri dari 1 bidan yang bertugas untuk

menanyakan pertanyaan kesehatan reproduksi dan kesehatan anak, 2

perawat bertugas untuk menanyakan blok lainnya.

Hasil Kegiatan

Banyak hal yang ditemui selama proses pengumpulan data

Riskesdas di Sawah Lunto baik yang menjadi kendala maupun

kemudahan. Berikut rangkuman temuan yang didapat selama proses

pengumpulan data:

7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT

http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 250/335

233

Tempat Tinggal PJT, enumerator dan posko 

Temuan : PJT bertempat tinggal di homestay yang berada di tengah

kota dan dijadikan sebagai posko. Enumerator tinggal di

rumah penduduk atau bidan setempat sesuai dengan BSmasing-masing.

Kendala : -

Kemudahan : Luas wilayah Kota Sawah Lunto yang tidak terlalu luas

memudahkan PJT untuk mobile dalam supervisi dari tim

ke tim lain.

Peta Bangunan Sensus 

Temuan : Peta yang kami dapatkan dari Badan Pusat Statistik (BPS)

Kabupaten berupa sketsa peta blok sensus yang lengkap

dengan detail bangunan fisiknya.

Kendala : Ada beberapa nomor bangunan fisik yang tertera di peta

tidak sama dengan nomor bangunan fisik yang tertempel

di stiker rumah. Ada juga beberapa rumah yang tidak

ditemukan di lapangan, meskipun peta bangunan fisiknya

ada.

Kemudahan : Peta bangunan sensusnya dibuat secara rapi sehinggamemudahkan kami dalam membaca.

Pemutakhiran Bangunan Sensus 

Temuan : Ada beberapa nomor bangunan sensus dalam 1 BS

(hampir 25 RT di Kelurahan Kubang Sirakuk Utara)

berbeda antara nomor yang tertulis di stiker dengan yang

tertera dari BPS. Hal ini memperlambat kerja timenumerator karena harus konsul PJT Kota Sawah Lunto

dan konsul PJT provinsi.

Kendala : Ada beberapa nomor bangunan sensus dalam 1 BS

(hampir 25 RT di Kelurahan Kubang Sirakuk Utara)

berbeda antara nomor yang tertulis di stiker dengan yang

tertera dari BPS. Hal ini memperlambat kerja tim

enumerator karena harus konsul PJT Kota Sawah Lunto

dan konsul PJT provinsi.

7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT

http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 251/335

234

Kemudahan : Karena sebagian besar Kota Sawah Lunto terdiri dari

pedesaan, masyarakat yang tertera dalam daftar sampel

bangunan sensus sebagian besar masih sama baik rumah

dan namanya.

Penunjuk Jalan 

Temuan : Kelurahan sangat kooperatif dalam hal menunjukkan

siapa yang menjadi penunjuk jalan.

Kendala : Ada sebagian penunjuk jalan yang kurang paham dan

kurang mengenal warga tersebut dengan baik.

Kami harus menunggu staff desa untuk mencari

seseorang yang akan menjadi penunjuk jalan, karenasebagian besar para kantor desa tidak membaca dengan

seksama mengenai surat tersebut, dan bahkan ada yang

mengatakan belum menerima, padahal setelah dicari di

tumpukan berkas, surat itu ditemukan

Kemudahan : Karena penunjuk jalan ini adalah kader setempat, jadi

sangat memudahkan tim enumerator dalam hal

pencarian bangunan sensus.

Surat Perijinan 

Temuan : Surat perizinan pengumpulan data baru turun 2 hari

setelah pengajuan surat tersebut. Sebelumnya PJO-PJAL

meminta KTP PJT Kota untuk dijadikan sebagai pihak

penanggungjawab penelitian di kota

Kendala : -

Kemudahan : Balitbangkespol Kota Sawah Lunto sangat kooperatif 

dengan PJT, PJO dan PJAL kota.

Wawancara 

Temuan : 95% warga Sawah Lunto menggunakan bahasa minang

dalam berkomunikasi. Hanya 5% warganya yang

berkomunikasi dengan menggunakan Bahasa Indonesia.

7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT

http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 252/335

235

Kendala : PJT agak susah dalam mengoreksi kebenaran pertanyaan

wawancara. Dibutuhkan waktu lebih banyak untuk PJT

dalam mentranslate pertanyaan dalam bahasa minang.

Kemudahan : Semua enumerator adalah orang asli Sawah Lunto

sehingga sangat memudahkan pengumpulan data denganwawancara.

Pengukuran Berat Badan 

Temuan : Para enumerator melakukan pengukuran berat badan

sesuai dengan standard operational procedurenya.

Kendala : -

Kemudahan : Karena timbangan yang digunakan adalah timbangan

digital jadi tidak perlu dilakukan kalibrasi

Pengukuran Tinggi Badan 

Temuan : Para enumerator melakukan pengukuran tinggi badan

sesuai dengan standard operational procedurenya.

Kendala : Alat pengukur tinggi badan yang terdiri dari beberapa

batang besi agak memberatkan enumerator dalam halmobilitas dari satu rumah responden ke responden

lainnya

Kemudahan : Cara pengukuran yang baku oleh pusat dengan mudah

dimengerti oleh para enumerator.

Pengukuran Lingkar Lengan Atas 

Temuan : Ada beberapa enumerator yang melaksanakanpengukuran lingkar lengan atas tidak sesuai standart,

artinya tidak dicari titik tengahnya, tetapi langsung saja

dilingkarkan di lengan atas.

Kendala : Pita pengukur lingkar lengan atas mengalami kerusakan

dalam tintanya, sehingga bila digunakan tulisan yang ada

di pita akan menempel pada lengan responden, sehingga

kami mengganti pita tersebut dengan pita meteran biasa.

Kemudahan : Semua warga sangat kooperatif dengan adanya

7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT

http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 253/335

236

pengukuran lingkar lengan atas ini.

Pengukuran Lingkar Perut 

Temuan : Ada beberapa enumerator yang melaksanakan

pengukuran lingkar lengan atas tidak sesuai standart,

artinya tidak dicari titik tengah antara tepi bawah tulang

iga terakhir dengan tulang panggul bagian atas. Mereka

langsung melingkarkan pita melewati pusar.

Kendala : Pita pengukur lingkar lengan atas mengalami kerusakan

dalam tintanya, sehingga bila digunakan tulisan yang ada

di pita akan menempel pada perut responden, sehingga

kami mengganti pita tersebut dengan pita meteran biasa.Kemudahan : Semua warga sangat kooperatif dengan adanya

pengukuran lingkar perut ini.

Pengukuran Tekanan Darah 

Temuan : Ada warga yang tensinya di atas 200mmHg dan di alat

tersebut tertulis error, sehingga kami mengkonsulkan

dengan PJT Provinsi dan akhirnya menemukan solusinya.

Kendala : Pada saat pengukuran ada sebagian warga yang tetap

berbicara sehingga terbaca error di alat tensi tersebut

meskipun tim enumerator telah memperingatkannya

Kemudahan : Semua warga sangat kooperatif dengan adanya

pengukuran tekanan darah ini

Pemeriksaan Visus 

Temuan : Pemeriksaan visus yang dilakukan oleh enumerator telahsesuai dengan “standard operational procedure” .

Kendala : -

Kemudahan : Semua warga sangat kooperatif dengan adanya

pengukuran visus ini.

7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT

http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 254/335

237

Pemeriksaan Kelainan Permukaan Mata 

Temuan : Para enumerator tidak mengalami kesusahan dalam

mengidentifikasi kelainan permukaan mata berkat adanya

buku peraga.Kendala : -

Kemudahan : Semua warga sangat kooperatif dengan adanya

pemeriksaan kelainan permukaan mata ini.

Pemeriksaan Xeroftalmia 

Temuan : Tidak ada anak balita yang menderita xeroftalmia di

wilayah Sawah LuntoKendala : Ada beberapa anak balita yang menangis saat diperiksa

oleh enumerator

Kemudahan : Para balita didampingi oleh orang tua yang kooperatif 

sehingga memudahkan enumerator dalam memeriksa

responden.

Pemeriksaan Telinga 

Temuan : Pemeriksaan telinga yang dilakukan oleh enumerator

telah sesuai dengan “standard operational procedure” .

Kendala : -

Kemudahan : Semua warga sangat kooperatif dengan adanya

pemeriksaan telinga ini.

Pemeriksaan Konversasi 

Temuan : Ditemukan beberapa orang yang mengalami gangguan

pendengaran sehingga hasilnya berkode (4) bisamengulangi kata-kata dengan suara keras.

Kendala : -

Kemudahan : Semua warga sangat kooperatif dengan adanya

pemeriksaan konversasi ini.

7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT

http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 255/335

238

Pemeriksaan Gigi 

Temuan : Pada orang tua usia lanjut, banyak ditemukan gigi

missing. Untuk anak-anak usia 14-15 tahun ada beberapa

giginya yang masih merupakan gigi susu.Kendala : Ada beberapa warga yang awalnya menolak untuk

dilakukan pemeriksaan gigi karena malu.

Kemudahan : Para enumerator berhasil merayu warga yang menolak

untuk dilakukan pemeriksaan gigi.

Entry Data dan Pengiriman Data 

Temuan : Para enumerator masih belum paham benar dengan

manajemen data. Banyak dari mereka yang lupa tentang

cara entry data dan manajemen lainnya sehingga PJT

harus memberi ulang tentang pelajaran

Kendala : Adanya beberapa updater membuat beberapa

enumerator kebingungan karena harus menginstall lagi.

Beberapa enumerator lupauntuk menghapus file TC

sehingga saat penamaan file terjadi kesalahan nama

dalam zip.

Kemudahan : Masing-masing tim mempunyai minimal 3 laptop untukpeng-entry-an data sehingga entry data dapat dilakukan

sehari saja.

Kesimpulan

Tim enumerator Kota Sawah Lunto telah berhasil menyelesaikan

pengumpulan data dari 16 BS, 400 rumah tangga, dan 1436 individu

dalam waktu 52 hari mulai dari persiapan hingga pengiriman kuesioner

dengan kekuatan 3 tim sebanyak total 15 orang.

Beberapa kendala baik yang bersifat teknis seperti jumlah

kuesioner, perizinan dan lain-lain, ataupun kendala yang bersifat

substansial seperti manajemen data, muncul pada saat pengumpulan

data. Akan tetapi, dengan adanya koordinasi yang baik antara PJT, PJO,

dan PJAL serta enumerator maka semua kendala tersebut dapat teratasi.

Adanya riset kesehatan dasar berbasis nasional di Sawah Lunto

berjalan lancar dan diterima baik oleh warga Kota Sawah Lunto, Propinsi

7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT

http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 256/335

239

Sumatra Barat. Kami sangat beruntung 95% warganya sangat kooperatif 

untuk dilakukan wawancara dan pengukuran karena sebagian besar

wilayah Sawah Lunto adalah pedesaan maka dari itu sangat memudahkan

enumerator untuk melakukan pengumpulan data.

Saran

1.  Dilakukan sosialisasi tentang Riskesdas secara besar-besaran di

media massa maupun media elektronik mengingat riset ini adalah

riset berbasis nasional. Banyak dari staff dinas kesehatan maupun

kantor kecamatan kelurahan yang tidak mengetahui adanya riset ini,

bahkan ada sebagian warga kota yang menolak untuk dilakukan

pengumpulan data2.  Penghitungan jumlah kuesioner secara tepat terutama untuk

kuesioner rumah tangga, lembar persetujuan dan map.

3.  Pembuatan lembar penolakan yang formal dari pusat agar terjadi

keseragaman.

4.  Dalam hal admintrasi, hendaknya pengiriman jumlah uang tidak

terlambat terutama uang bahan kontak.

5.  Sebaiknya masing-masing ketua tim diberi uang pulsa agar

meningkatkan kualitas kinerja masing-masing tim.

6.  Waktu pelatihan enumerator diperpanjang karena mayoritas mereka

belum menguasai betul saat terjun ke lapangan terutama mengenai

manajemen data.

7.  Dalam hal proses pengentryan data, blok kesehatan jiwa hendaknya

diperbaiki, terutama untuk responden yang mengalami gangguan

 jiwa partial yang masih dapat diajak untuk wawancara

7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT

http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 257/335

240

4.16. Kota Padang Panjang

Gambaran Umum Kota Padang Panjang

Kota Padang Panjang “ Serambi Mekah” merupakan ikon untuk kota

ini. Memasuki Kota Padang Panjang berasa di luar negeri, disuguhipemandangan yang indah dengan air terjun yang ada di pinggir jalan, rel

kereta api yang berada tepat diatas jalan raya, bukit dengan pepohonan

yang amat rimbun maka tak heran apabila udara sangat dingin.

Sepanjang jalan terlihat bukit dan pemandangan yang sangat indah, kota

yang bersih dan rapi.

Kota Padang Panjang memiliki luas ± 23,00 km² setara dengan

2.300 Ha yang mencakup 2 kecamatan yaitu kecamatan Padang Panjang

Barat dan Padang Panjang Timur yang masing-masing terdiri dari 8

(delapan) kelurahan. Secara administrasi Kota Padang Panjang

mempunyai batas sebagai berikut :

-  Sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan X Koto (Kabupaten

Tanah Datar)

-  Sebelah timur berbatasan dengan Kecamatan Batipuh (Kabupaten

Tanah Datar)

-  Sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan X Koto (Kabupaten

Tanah Datar)

-  Sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan X Koto (Kabupaten

Tanah Datar)

Gambar 4.16.2.

Kota Serambi Mekah: Transparansipenganggaran

Gambar 4.16.1.

Suasana Kota Padang Panjang

7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT

http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 258/335

241

Secara geografis terletak antara 1000 20’ - 1000 27’ Bujur Timur

serta 00

27’ - 00

30’ Lintang Selatan, merupakan dataran tinggi (daerah

pegunungan) dengan ketinggian 550-900 meter di atas permukaan laut

dengan lebih dari 40 % lahannya berada pada kemiringan > 40 %.

Sedangkan suhu udara rata-rata adalah 21,880C dengan kelembabanudara adalah 88,03 %. Kondisi ini menyebabkan banyak ditemukan kasus

penyakit yang dipengaruhi oleh udara dingin diantaranya: Bronkitis,

Sinusitis, Asma Bronchial dan lain-lain. Hasil Kajian Penilaian Resiko

Bencana Gempa Bumi dan Bahaya Gunung Berapi di Kota Padang Panjang

tahun 2006 (Pusat Survei Geologi dan Bappeda Kota Padang Panjang),

maka secara umum formasi Geologi Kota Padang Panjang terdiri dari

batuan malihan, batuan tufaan aliran piroklastik, batuan tufaan dan lahar

II. Kemudian dari struktur geologinya terdapat satu sesar aktif yangmelewati Kota Padang Panjang yaitu sesar Bukit Jalat dan satu lagi

berdekatan dengan Kota Padang Panjang (pada bagian timur) yaitu sesar

Sumatera.

Penduduk

Jumlah penduduk Kota Padang Panjang menurut Badan Pusat

Statistik Kota Padang Panjang pada tahun 2012 sebanyak 48.187 jiwa

yang tersebar di 16 kelurahan yang ada dan terdiri dari 23.946 penduduk

laki-laki dan 24.241 penduduk perempuan, dengan jumlah rumah tangga

11.153 dan rata-rata jiwa per rumah tangga sebesar 4,32 dan kepadatan

penduduk 2.366/km2. Dengan tingkat kepadatan penduduk tertinggi di

kecamatan Padang Panjang Barat 3.242/km2

sedangkan di Kecamatan

Padang Panjang timur 1.722/ km2,  ini menunjukkan penyebaran

penduduk di Kota Padang Panjang tidak merata. Mobilisasi penduduk

Kota Padang Panjang cukup tinggi, hal ini dikarenakan Padang Panjang

merupakan daerah strategis yang terletak di persimpangan antara KotaBukittinggi, Batusangkar, Solok dan Padang.

Keadaan Ekonomi

Kondisi perekonomian merupakan salah satu indikator dalam

menentukan keberhasilan pembangunan daerah. Mata pencaharian

penduduk Kota Padang Panjang adalah berdagang, pegawai negeri sipil,

bertani, wiraswasta dan lainnya. Pada tahun 2012 Kota Padang Panjang

7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT

http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 259/335

242

memberikan jaminan kesehatan bagi masyarakatnya dengan pelayanan

kesehatan masyarakat yang dicakup Jamkesmas sebanyak 4.336 jiwa dan

sisanya jaminan kesehatan masyarakat ditanggung JPKM-PP .

Pemerintahan Kota Padang Panjang punya kebijakan bahwa setiap uang

yang diterima pegawai berupa gaji dilingkungan Pemkot akan langsungdipotong 2,5% untuk diserahkan kepada Badan Amil Zakat dan

kegunaanya untuk mengkover biaya kesehatan yang tidak bisa

ditanggung oleh Pemkot, untuk usaha bagi masyarakat yang ingin buka

usaha dalam bentuk toko atau usaha lainya yang terpenting kegunaanya

 jelas maka akan diberika modal secara Cuma Cuma oleh BAZ ini,

peraturan ini mungkin juga diberlakukan sesuai dengan slogan kota

padang panjang yaitu Serambi Mekah.

Pendidikan

Data Dinas Catatan Sipil tahun 2012, tercatat tingkat pendidikan

masyarakat di kota Padang Panjang cukup baik dengan jumlah terbanyak

berpendidikan tingkat SMU dengan jumlah 15.362 orang. Sedangkan

yang merupakan lulusan akademi sampai dengan universitas terdapat

6563 orang.

Lingkungan 

Berdasarkan data yang diperoleh dari Seksi Penyehatan Lingkungan

pada tahun 2012 rumah yang diperiksa sebanyak 9.102 rumah,

didapatkan sebanyak 5.639 (62 %) rumah yang dinyatakan sehat.

Presentase rumah sehat belum mencapai 100 % disebabkan berbagai

faktor diantaranya adalah pengetahuan masyarakat yang masih kurang

tentang indikator rumah sehat dan adanya masyarakat yang masih

memiliki perekonomian rendah. Dari 10.876 rumah yang diperiksa jentik

nyamuknya, ditemukan rumah yang bebas jentik nyamuk 96,6% (10.453rumah).

Air dan sanitasi yang baik merupakan elemen penting yang

menunjang kesehatan manusia. Air merupakan kebutuhan essensial bagi

kebutuhan manusia, sumber air bersih yang digunakan rumah tangga

dibedakan menurut sumbernya diantaranya air kemasan, air ledeng,

sumur pompa tangan, sumur gali, mata air, penampungan air hujan

(PAH), dan sumber lainnya. Untuk kualitas fisik air minum dengan

7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT

http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 260/335

243

kategori baik adalah: tidak keruh, tidak berwarna, tidak berasa dan tidak

berbau. Dari 11.033  KK yang ada 9141 KK yang diperiksa sarana air

bersihnya. Dari yang diperiksa 8109 KK(88,7%) yang memiliki sarana air

bersih.

Sarana sanitasi dasar merupakan satu indikator penting untuk

diperhatikan dan salah satu indikator kemajuan pembangunan kesehatan

suatu daerah. Kepemilikan sarana sanitasi dasar yang dimiliki oleh

keluarga meliputi persediaan air bersih (PAB), kepemilikan jamban,

tempat sampah dan pengelolaan air limbah (PAL). Jumlah KK di Kota

Padang Panjang adalah 11.033, dan tidak semua KK yang dapat diperiksa

karena keterbatasan sumber daya yang ada. Dan dari KK yang diperiksa

didapat hasil sebagai berikut : yang memiliki jamban sehat sebanyak

6.545 KK (72,8%), yang memiliki tempat sampah yang masuk kategorisehat hanya 8.265 KK (92,7%) yang memiliki PAL sehat hanya 6.376 KK

(70,2%).

Tempat-tempat umum dan tempat pengolahan makanan

merupakan sarana yang penting diperhatikan karena berhubungan

dengan kepentingan banyak orang dan berpotensi sebagai media

penyebaran penyakit. Di Kota Padang Panjang pada tahun 2012 dari 51

restoran/rumah makan yang diperiksa 74,5% sudah memenuhi kreteria

persyaratan sehat, dari 11 hotel yang diperiksa 90,9% memenuhi syaratkesehatan,dari 2 buah pasar yang diperiksa,belum ada yang memenuhi

syarat kesehatan, dan dari 582 TUPM lain yang diperiksa, 66,8% dari

TUPM lainnya memenuhi syarat kesehatan.

Sumber air minum yang digunakan masyarakat terdiri dari

beberapa diantaranya adalah air kemasan, air isi ulang, ledeng meteran,

ledeng enceran, pompa, sumur terlindung, mata air terlindung, air hujan,

sumur tak terlindung, mata air tak terlindung, air sungai dan lain-lain.

Dari sumber air minum diatas yang terbanyak digunakan masyarakatadalah leding meteran sebanyak 72,2%.

Hasil Kegiatan Pengumpulan Data

Cara Kerja

Sample Riskesdas 2013 yang terpilih hanya 14 blok sensus yang

terletak di 2 kecamatan yaitu Kecamatan Pandang Panjang Timur dan

7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT

http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 261/335

244

Kecamatan Padang Panjang barat. Dengan BS tersebut kami hanya

disediakan 2 tim yaitu tim 1 dan tim 2, untuk alat alat kesmas kitaa juga

hanya disediakan 2 paket yang terdiri dari alat ukur tinggi badan, alat

ukur berat badan, alat pemeriksaan gigi, pemeriksaan telinga,

pemeriksaan mata, test iodium, tissue dan lain lain, semua ditaruh dalam1 buah tas yang akan dibawa oleh masing-masing tim. BS kami ada 14,

kami bagi jadi 2 dan masing masing tim akan mengerjakan 7 BS yang

mana lokasi BS tersebut kami laaksanakan secara bersebelahan sehingga

mempermudah koordinasi dengan PJT. Pembagian tanggung jawab

dalam setiap tim sama karena kebetulan tim padang panjang sebagian

besar perempuan, hari pertama semua tim akan melakukan pemutahiran

data, hari kedua sudah melakukan puldat apabila bertemu dengan ruta

yang jumlah artnya sedikit akan dikerjakan oleh 2 orang saja yang 3mendata responden berikutnya. Setiap hari ketua Tim akan menyetor

kuesioner yang sudah selesai dari lapangan untuk di koreksi apabila ada

yang dirasa kurang maka akan dikembalikan lagi untuk cross check data.

Persiapan

Pengumpulan Data di Kota Padang Panjang kami menemukan

ternyata untuk prekrutan tenaga enumerator tidak dilakukan secara

transparan, pihak dinas kesehatan langsung menetapkan orang orang

yang akan terlibat dalam riskesdas 2013 ini, kebetulan dari 10

enumerator 6 diantaranya PNS pada Dinkes dan puskesmas jadi 4 orang

tenaga baru lulus dari akademi kebidanan dan akademi keperawatan.

Sempat juga kami tanyakan langsung ke orang dalam (PJAL) mengapa

kegiatan Riskesdas ini langsung turun ke Instalasi Farmasi karena terus

terang kami bingung ternyata lewat info orang tersebut Kadinkes

langsung disposisi ke Kepala Instalasi dalam hal ini PJO riskesdas,

menurut sumber yang lain PJO dan PJAL sudah pengalaman dengan risetyang diadakan oleh Litbang Kesehatan. Maka dari itu Posko Riskesdas di

sepakati di Gudang Farmasi Instalasi Farmasi Dinas Kesehatan Kota

Padang Panjang.

PJO dan PJAL yang dipilih adalah orang yang sangat cepat dan

berpengalaman jadi sebelum turun ke lapangan untuk Puldata PJT yang

berasal dari Jakarta diantar berkeliling kota padang Panjang untuk

mengenal BS atau desa desa terpilih sebagai sample. PJT kota

dipertemukan dengan Kepala Dinas Kesehatan kota Padang Panjang yang

7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT

http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 262/335

245

dijabat oleh Dr. Dasril sebagai Plh karena Kepala Dinas Kesehatan maju

sebagai calon wakil walikota. Dr.Dasril yang menjabat sebagai Sekretaris,

otomatis beliau yang diangkat sebagai Pelaksana Harian. Dukungan

kepala Dinas sangat baik dan memberikan pesan kepada kepada PJO

agar membantu kelancaran Puldat Riskesdas. Masukan dari kepala Dinasterkait kegiatan Riskesdas antara lain, agar PJT dan PJAL diberikan Tas

Riskesdas serta uang penginapan untuk PJT dan enumerator kalau bisa

 jangan disamakan karena untuk Kota Padang Panjang karena penginapan

di kota Padang Panjang rata-rata mahal. Makanan di kota Padang Panjang

tidak berbeda jauh dengan di tempat-tempat lain di Sumbar namun

makanan yang sangat populer dan khas dari kota Padang Panjang adalah

Sate Mak Syukur. Lokasi wisata karena merupakan perkotaan dikenal

tempat wisata Mifan yang ramai dikunjungi wisatawan lokal dari kota-kota lain di Sumbar. Kebudayaan yang khas yang berkaitan dengan

Kesehatan ibu dan anak beliau berbeda dengan orang jawa karena di

Padang Panjang tidak mengenal ritual.

Persiapan Lapangan semua berjalan lancar karena pihak dinkes

dan PJO sudah sangat terbiasa melaksanakan kegiatan seperti ini tanpa

surat dari walikota setempat enumerator sudah bisa turun ke lapangan,

ini juga karena hubungan personal antar PJO dengan beberapa petinggi

pemerintahan di Padang Panjang, PJO nya pemain sepak bola.

Tempat tinggal atau Kost2an di Padang Panjang sangatlah sulit

makanya jadi inget apa kata dr.dasril makanya beliau bilang untuk

penginapan kalau bisa dibedakan, jadi tahu apa maksud pembicaraan

beliau ternyata di Padang Panjang harga tanah sangat mahal dan ada

keterbatasan jumlah bangunan dari Pemerintah karena Padang panjang

termasuk daerah rawan gempa sehingga bangunan disini tidak boleh

bertingkat lebih dari 2, berdasarkan informasi yang kami denger bahwa

tanah di Padang Panjang ini sangat produkti untuk cocok tanam jadi

masyarakat lebih senang tanah2 tersebut untuk sawah ataupun ladang.

Dengan bantuan PJAL akhirnya kami dapat rumah yang sangat besar dan

posisnya benar benar ditengah kota yaitu daerah Pasar Usang disitulah

kami tinggal bersama enum dan digunakan sekalian buat posko. Peta BS

kami tidak ambil karena PJO menjamin tanpa peta pun untuk padang

panjang ini tidak akan mengalami kesulitan dalam pencarian alamat.

7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT

http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 263/335

7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT

http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 264/335

247

capek untuk puldata, ketiga agar tidak menimbulkan perselisihan antara

enumerator karena yang entri khan tidak kelapangan. Yang kami lakukan

setelah dari lapangan kuesioner di kirim ke PJT untuk di edit apabila

sudah lengkap dan betul akan diserahkan ke PJAL untuk entri data dalam

1 BS bisa diselesaikan 2hari jadi hari ke 3 PJT akan Zipfile lalu mengirim keMandat Pusat dan ini dilakukan selalu oleh PJT kemudian PJT

memberitahu mandate pusat lewat sms atau BBM.

Kemudahan dalam pelaksanaan RISKESDAS di Kota Padang

Panjang adalah Akses dan Luas kota yang sangat kecil sehingga

mempermudah perpindahan PJT dengan enumerator. Masyarakat

setempat sangat kooperatif dan mau atau mudah diwawancarai bahkan

saat mereka bekerja diladang kemudian kami datang untuk wawancara

salah satu anaknya akan memanggil ayahnya yang sedang mencangkul.Dukungan PJO dan PJAL dalam persiapan maupun penyelesaian

administrasi sangat membantu kelancaran puldat.

Kendala dalam pelaksanaan Riskesdas yang dirasakan PJT adalah

Tim Enumerator susah sekali merespon apa yang disampaikan , mereka

 jarang sekali mau terima telpon ataupun membalas sms yang dikirim.

Kurangnya keterbukaan PJO tentang masalah dana dengan enumerator,

meskipun sebenarnya masalah dana sudah dibicarakan di awal apa saja

yang menjadi hak hak enumerator selama menjalankan pengumpulandata. Namun seiring berjalanya waktu PJO hanya menyampaikan bukan

keseluruhannya tapi hanya uang transport selama Puldat, untuk uang

penginapan, uang transport antar kues ke PJT, uang pindah BS untuk

masing masing tim itu tidak disampaikan. Bahkan PJT membantu sebagai

mediator antara enumerator dan PJO terkait keterbukaan maslaha

keuangan dengan menjelaskan hak enumerator. Pada akhirnya,

ditemukan kesepakatan bahwa enumerator tidak mau dibayar dimuka

tetapi dibayarkan setelah Puldat selesai.

Sosialisasi tentang Riskesdas dirasakan sangat kurang bahkan

pegawai Dinas Kesehatan sendiri mempertanyakan “...apa itu Riskesdas

kok kami tidak tahu...”. Informasi ini diketahui secara kebetulan saat

wawancara dengan responden yang bekerja sebagai PNS Dinkes. Dapat

dibayangkan kondisi di masyarakat tentunya semakin parah dalam

mengenal tentang “Riskesdas”. Mengantisipasi hal tersebut, pada saat

pemutahiran bangunan sensus, diberikan penjelasan kepada

masyarakat/sasaran responden tentang Riskesdas. Dijelaskan pula

7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT

http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 265/335

248

tentang pemberian kompensasi berupa uang sebesar 50.000 untuk

kepala rumah tangga dan 10.000,- untuk anggota rumah tangga,

khususnya bila dijumpai kesulitan dalam pencarian alamat.

Kesimpulan

1.  Pengumpulan data berjalan lancar tanpa hambatan berarti

2.  Sosialisasi tentang Riskesdas sangat kurang

3.  Data BPS menyulitkan tim enumerator karena tidak sesuai kondisidilapangan

4.  Prosedur Pengukuran dibuat lebih flexible karena jika yang dikur

berlainan jenis akan sungkan melakukanya

Saran

1.  Riskesdas agar disosialisasikan sampai tingkat kelurahan atau RT

setempat2.  Perekrutan enumerator ada baiknya ada campur tangan orang

pusat karena kalau diserahkan ke Dinkes yang direkrut orangnya

mereka.

3.  PJO dan PJAL agar diberi kelengkapan berupa tas dan kaos karena

mereka juga membantu turun ke lapangan yang akan

mempengaruhi sukses tidaknya Riskesdas.

Gambar 4.16.3.

Wawancara dan

Pengukuran

Responden di Warung

7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT

http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 266/335

249

4.17. Kota Bukittinggi

Gambaran Umum Kota Bukit Tinggi

Kota Bukittinggi terletak antara 100,200-100,250 Bujur Timur dan00.16

0-00.20

0Lintang Selatan. Memiliki luas daerah sekitar 25,24 km

2,

luas tersebut merupakan 0.06 persen dari luas propinsi Sumatera Barat.

Kota Bukittinggi dikenal dengan “KOTA TRIARGA”, julukan ini muncul

karena kondisi geografis kota yang dikelilingi oleh 3 gunung yaitu Gunung

Singgalang, Gunung Merapi dan Gunung Sago. Kota ini terletak pada

ketinggian 780-950 m diatas permukaan laut. Kota Bukittinggi terdiri dari

3 Kecamatan yang terbagi dalam 24 Kelurahan Kecamatan Mandiangin

Koto Selayan merupakan kecamatan terluas (12,16 km

2

), yang terdiri atas9 kelurahan. Kecamatan Guguk Panjang 6,83 km2

terdiri dari 8 kelurahan.

Sedangkan kecamatan terkecil adalah Kecamatan Aur Birugo Tigo Baleh

yang memiliki luas 6,25 km2, terdiri dari 8 kelurahan.

Topografi Kota Bukittinggi berbukit dan berlembah, terbentang

sebuah lembah (canyon) yang khas dan diberi nama Ngarai Sianok. Ngarai

ini merupakan identitas geologis Kota Bukittinggi. Kota Bukittinggi

memiliki iklim pegunungan yang sejuk dengan temperatur udara berkisar

antara 16,10

- 24,90C, kelembaban udara antara 82,0 - 90,8% dan tekanan

udara antara 220C - 25

0C, serta curah hujan rata-rata antara 136,4

mm/tahun. Tanah merupakan lapisan Tuff dari lereng Gunung Merapi

yang subur. Tata Guna Lahan sebagian besar digunakan untuk

pemukiman, hotel dan pasar.

Penduduk 

Sesuai dengan data dari BPS Kota Bukittinggi, jumlah penduduk

Kota Bukittinggi pada tahun 2011 tercatat sebesar 113.569 jiwa/km2

,dengan tingkat kepadatan 4.500 jiwa per km

2. Kepadatan penduduk Kota

Bukittinggi tidak merata, kepadatan penduduk tertinggi adalah di

Kecamatan Guguk Panjang dengan kepadatan penduduk 6.185 jiwa/km2.

Komposisi penduduk Kota Bukittinggi menurut kelompok umur,

menunjukkan bahwa penduduk yang berusia muda (0-14 tahun) sebesar

29,23%, yang berusia produktif (15-64 tahun) sebesar 66,11% dan yang

berusia tua (>65 tahun) sebesar 4,66%. Angka Beban Tanggungan

(Dependency Ratio) penduduk Kota Bukittinggi pada tahun 2011, sebesar

7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT

http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 267/335

250

51,27. Angka ini mengalami penurunan dibandingkan tahun 2010 (59.3).

Apabila dibandingkan antar jenis kelamin, maka angka beban tanggungan

laki-laki sedikit lebih besar jika dibandingkan dengan angka beban

tanggungan perempuan, yaitu 52,94% untuk laki-laki dan 49,74% untuk

perempuan. 

Ekonomi

Kondisi perekonomian Kota Bukittinggi pada tiga tahun terakhir

relatif stabil dan menunjukan perkembangan yang cukup memuaskan.

Pada tahun 2011 jumlah penduduk miskin (berdasarkan Bidang Promosi

dan Sumber Daya Kesehatan) tercatat sebesar 20.626 jiwa atau 18.2%

dari penduduk, dimana sebesar 1000 jiwa pelayanan kesehatannya difasilitasi oleh Pemerintah Kota Bukittinggi melalui Jamkesda dan

selebihnya melalui Jamkesmas. Peningkatan produktifitas ekonomi Kota

Bukittinggi didominasi dari sektor perdagangan dan wisata. Peningkatan

ekonomi telah mendorong berkembangnya taraf kehidupan masyarakat

secara makro. Meningkatnya aktifitas ekonomi menyebabkan

peningkatan usaha kecil dan menengah disektor kerajinan dan industri

kecil serta mengalami kemudahan dalam pengadaan bahan baku dan

pemasaran hasil-hasilnya.

Pendidikan

Keadaan pendidikan di Kota Bukittinggi dapat dilihat dari

kemampuan baca tulis penduduk yang tercermin dari Angka Melek Huruf,

yaitu persentase penduduk umur 10 tahun ke atas yang dapat membaca

dan menulis huruf latin atau huruf lainnya. Berdasarkan data BPS, pada

tahun 2011 persentase penduduk yang dapat membaca huruf latin

sebesar 100% baikpada laki-lakimaupun pada perempuan. Persentasependuduk yang dapat membaca huruf latin dari tahun 2008 – 2011.

Dibandingkan dengan tahun 2009 maka persentase penduduk yang dapat

membaca huruf latin mengalami peningkatan pada laki-laki yaitudari

99,79% .

Pada tahun 2011, jumlah penduduk berusia 10 tahun keatas

sebesar 80.370 jiwa. Jumlah penduduk berusia 10 tahun keatas yang

tidak/belum pernah bersekolah sebesar 14.16%. Sedangkan 18.78%

7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT

http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 268/335

251

bersekolah di SD/MI, sebesar 19.19% di SLTP/MTs, sebesar 35.66% di

SMU/SMK dan 12.20% di Akademi/Universitas. Menurut jenis kelamin

persentase jumlah penduduk perempuan yang tidak/belum pernah

bersekolah lebih kecil dari pada jumlah penduduk laki-laki, begitu juga

dengan jumlah penduduk yang menamatkan Akademi/universitas.

Prosedur Kerja Pengumpulan Data

Dalam pelaksanaan riskesdas 2013, PJT maupun enumerator telah

mendapat pelatihan atau training untuk proses pengambilan data

wawancara dan pengukuran. Pelatihan atau Training centre telah

diadakan selama 10 hari di hotel Rocky Padang pada tanggal 19-29 April

2013. Selesai pelaksanaan pelatihan, PJT kab/kota, enumerator, PJO dan

PJAL kembali ke Kabupaten/kota masing-masing untuk melakukan

persiapan seperti penghitungan kuesioner, penyerahan surat

bakesbangpol kepada pihak-pihak terkait dan penghitungan uang untuk

responden, yang kesemuanya dilakukan bersama-sama dengan PJO dan

PJAL.

Setelah pelatihan selesai, kami langsung menuju posko / base camp

tim yang telah ditentukan sebelumnya saat pelatihan. Tempat posko

kami yang terpilih yaitu di rumah salah satu enumerator yang terletak di

dekat pusat kota sehingga mudah untuk menjangkau ke berbagai daerah

sensus yang akan di tuju. Terdapat total 3 kecamatan di daerah

Bukittinggi dan 24 kelurahan. Namun yang terpilih untuk daerah sensus

hanya 19 kelurahan di kota Bukittinggi.

Dengan 19 kelurahan tersebut dibutuhkan 25 rumah tangga untuk

diwawancara di setiap kelurahannya. Sehingga dilakukan penghitungan

kuesioner yang dibutuhkan, sebelum pengumpulan data dimulai.

Penghitungan di lakukan hari pertama sebelum pengumpulan data di

posko tim. Bahan-bahan yang dibawakan untuk kebutuhan pengumpulandata antara lain kuesioner RT (rumah tangga), kuesioner IND (individu),

map, tali pengikat, kartu hasil, PSP (informed consent) dan kuesioner

tambahan untuk blok IV dan blok Kespro. Dalam 1 map terdiri dari 1 PSP,

1 Kues RT, 5 kues ind untuk tiap 1 rumah tangga. Setelah di lakukan

penghitungan bersama di posko tim, didapatkan hasil sebagai berikut:

7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT

http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 269/335

252

Tabel 4.17.1. Jumlah Kebutuhan Bahan Pengumpulan Data, Bukit Tinggi,

Riskesdas 2013

Jenis BahanJumlah

dibutuhkan

Jumlah

diterima

Jumlah

KekuranganPSP 475 464 11

Kuesioner RT 475 473 2

Kuesioner IND 2375 2367 8

Map 475 473 2

Kartu hasil 2375 2363 12

Blok IV (tambahan) 0 19 0

Kespro Ic (tambahan) 0 94 0

Hasil penerimaan bahan kesmas tersebut kemudian dilaporkan ke

PJT provinsi supaya segera dapat ditindaklanjuti. Kemudian kuesioner dan

map di tata sesuai urutan yang telah ditentukan dan di bagi menjadi 19

BS. Tiap BS mengambil 1 ikatyang berisi 25 map. Selanjutnya sebelum

pengumpulan data di mulai, berkoordinasi dengan PJO dan PJAL yang

berasal dari dinas kesehatan setempat, menyerahkan surat bakesbangpol

ke kelurahan yang dituju. Selain itu juga diberikan surat tugas dan surat

permintaan penunjuk jalan oleh Dinkes kota Bukittinggi. Surat

permintaan penunjuk jalan diserahkan ke puskesmas yang menaungi

kelurahan yang di tuju.

Terdapat 6 puskesmas yang dimintai tolong untuk memberikan

kader sebagai penunjuk jalan. Dalam hal ini, tidak menggunakan peta dan

mantri statistik dari BPS terlebih dahulu karena dirasa kader yang lebih

mengenal lingkungan daerah setempat. Selain itu juga peta yang

didapatkan kurang bisa membantu dalam menentukan rumah karena

peta yang kurang lengkap. Namun jika nantinya terjadi kesulitan dalam

pencarian rumah, dilakukan opsi menggunakan bantuan mantra statistik

BPS.

Pelaksana pengumpulan data Riskesdas 2013 di kota Bukittinggi

terdiri dari 15 orang enumerator yang dibagi dalam 3 tim. Pembagian tim

telah dilakukan oleh PJO sesaat sebelum pelatihan dan dilakukan

kesepakatan ulang dengan PJT kota serta enumerator. Nama-nama

7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT

http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 270/335

253

enumerator dalam 3 tim secara terperinci bisa dilihat pada tabel 4.17.2

berikut ini.

Tabel 4.17. 2. Daftar Nama Enumerator dalam Tim, Bukit Tinggi,

Riskesdas 2013

Tim 1 Tim 2 Tim 3

Dasrimon, S.Kep

Lisa Febria N, A.Md.Keb

Septy Chairina

W,A.Md.Gz

Widya Basri, SKM

Ariestia Freddy,A.Md.Keb

Budi Lesmana M.,

A.MKG

Asy Syifa B., A.Md.Keb

Fani Andayani, S.Kep

Nidya Ikha Putri, S.ST

Vella Rizka Octari,A.Md.Gz

Mila Sari, S.ST

Nailal Husna, A.Md.Keb

Kurnia Putri M., A.Md.Keb

Nurdiana,A.Md.Kep

Yessi Nur Adha,A.Md.Gz

Pembagian tim didasarkan atas penyamarataan latar belakang

pendidikan enumerator di masing-masing tim. Tiap tim terdapat

enumerator yang berprofesi sebagai bidan, perawat dan gizi. Selain itu

 juga terdapat 1 perawat gigi di tim 2, 1 kesehatan masyarakat di tim 1

dan 1 kesling di tim 3. Ketua tim yang terpilih adalah dua laki-laki dan

satu perempuan yang berasal dari kesehatan lingkungan. Tugas ketua timadalah membagi tugas pada saat pengumpulan data dan mengoreksi

kuesiner yang telah diisi.

Wilayah BS yang terkena sampel ada di 6 Puskesmas dengan jumlah

BS yang bervariasi. Secara terperinci BS dengan wilayah puskesmas dapat

dilihat pada tabel dibawah ini.

7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT

http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 271/335

254

Tabel 4.17. 3. Wilayah Puskesmas dan Kelurahan tempat BS terpilih,

Bukit Tinggi, Riskesdas 2013

Puskesmas Daerah BS

Guguk panjang Tarok dipo 1Tarok dipo 2

Tarok dipo 3

Pakan kurai 1

Pakan kurai 2

Bukit cangang kayu ramang

Perkotaan Bukit apit puhun

Mandiangin Campago ipuh 1

Campago ipuh 2

Campago guguk bulek 1

Campago guguk bulek 2

Plus Mandiangin Puhun tembok

Puhun pintu kabun 1

Puhun pintu kabun 2

Tigo Baleh Birugo

Aur kuning

Kubu tanjung

Ladang cakiah

Gulai Bancah Kubu gulai bancah

19 BS yang dituju oleh 3 tim dibagi menjadi 6 BS tiap tim dan 1 BS

dikerjakan bersama-sama saat awal pendataan. Pendataan dimulai tepat

tanggal 1 Mei 2013. Pendataan pertama kali dilakukan di Kubu GulaiBancah yang dikerjakan oleh 3 tim. 25 ruta (rumah tangga) di bagi untuk

3 tim. Tim 1 dan 2 mendapat 8 ruta dan tim 3 mendapat 9 ruta. Target

pengerjaan selama 4 hari karena dilakukan bersama-sama. Pertama kali

saat menuju Kubu Gulai Bancah, kami menghubungi kader terlebih

dahulu untuk janjian bertemu. Setelah bertemu dengan kader kami

melakukan pemutakhiran bangsen (bangunan sensus). Pemutakhiran

dilakukan dengan cara mendatangi bangunan sensus yang terpilih oleh

kader dan anggota tim. Dicocokkan melalui stiker BPS yang tertera di

7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT

http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 272/335

255

rumah tersebut. Jika tidak ada, maka pencarian bangsen berpatokan

pada nama kepala rumah tangga.

Satu DSBS diberikan 30 data bangsen, apabila 25 data pertama ada

yang tidak ditemukan maka dapat menggunakan 5 data terakhir sebagaicadangan. Jika mendapat data kurang dari 20 bangsen maka harus

meminta tanda tangan dan stempel ketua RT sebagai bukti bahwa hanya

dapat menemukan 20 bangsen atau kurang. Untuk BS kedua dan

selanjutnya dikerjakan oleh masing-masing tim yang telah di bagi

berdasarkan kedekatan wilayah antar BS. Pembagian Lokasi BS untuk

setiap tim dapat dilihat pada tabel 4.17.4 dibawah ini.

Tabel 4.17.4. Pembagian Lokasi BS Masing-masing Tim Enumerator,

Bukit Tinggi, Riskesdas 2013

Tim 1 Tim 2 Tim 3

Tarok dipo 1

Tarok dipo 2

Pakan kurai 1

Pakan kurai 2

Bukit apit puhun

Puhun tembok

Campago ipuh 1

Campago ipuh 2

Campago guguk bulek 1

Campago guguk bulek 2

Puhun pintu kabun 1

Puhun pintu kabun 2

Tarok dipo 3

Bukit cangang kayu ramang

Birugo

Aur kuning

Kubu tanjung

Ladang cakiah

Masing-masing tim memiliki cara kerja yang berbeda untuk

pembagian tugas dalam pengumpulan data. Pada tim 1 dengan ketua tim

Dasrimon, mereka melihat terlebih dahulu berapa jumlah responden

yang akan diwawancara, jika jumlah responden sedikit atau kurang dari 3

maka cukup dua anggota tim yang melakukan wawancara. Sedangkan

tiga anggota tim lainnya menuju ke rumah responden berikutnya. Dan

ada satu anggota tim yang bertugas untuk mengambil alat-alatpemeriksaan. Hal ini sama dengan yang dilakukan oleh tim 3. Mereka

membagi jumlah tim menjadi dua jika jumlah responden yang didata

hanya sedikit. Namun jika jumlah responden lebih dari tiga maka mereka

akan mengerjakan bersama-sama. Lain halnya dengan tim 2 yang diketuai

oleh Budi Lesmana. Tim 2 lebih suka bekerja bersama-sama. Tiap rumah

responden selalu dikerjakan berlima. Meskipun jumlah responden banyak

ataupun sedikit mereka tetap mengerjakannya bersama-sama.

7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT

http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 273/335

256

Masing-masing cara tersebut memiliki kekurangan dan kelebihan.

Cara yang dipakai tim 1 dan 3 memiliki kelebihan yaitu banyak ruta yang

bisa didapat dalam satu waktu. Namun dalam pengerjaan satu ruta

membutuhkan waktu yang lama. Sedangkan cara yang dipakai tim 2 bisa

cepat dalam mengerjakan satu ruta namun agak lama dan sedikit yangdidapat dalam satu waktu. Akan tetapi kedua cara tersebut tidak

menghalangi pengumpulan data selesai sesuai target waktu yang telah

ditentukan yaitu 8 hari untuk 1 BS.

Dalam proses koreksi dan peng-entry-an data pun mereka punya

cara yang berbeda. Untuk tim 1 dan 3 melakukan koreksi setelah selesai

pengumpulan data 25 rumah tangga terpilih. Setelah kuesioner diperiksa

oleh ketua tim, kemudian dibawa ke PJT kab/kota untuk diperiksa.

Kemudian jika salah maka akan dikembalikan lagi untuk diperbaiki.Perbaikan ditunjukkan kembali ke PJT kab/kota, kemudian jika data telah

lengkap baru dapat dientry ke laptop. Sedangkan untuk tim 2, koreksi

dilakukan setelah selesai mengerjakan beberapa rumah tangga dalam

satu hari. Namun entry data tetap dilakukan terakhir saat selesai

mengerjakan 25 ruta dalam 1 BS.

Hasil entry data kemudian dibawa ke PJT kab/kota untuk diperiksa

dan dicocokkan terlebih dahulu dengan DSBS. Jika sudah sesuai, PJT

kab/kota melakukan proses zip dan menyimpan data zip untuk dikirim.Hasil zip yang telah terkumpul dari 3 tim, tiap minggu nya akan dikirim

PJT kab/kota ke mandat pusat melalui internet. Karena koneksi modem

yang kurang bagus, sehingga PJT kab/kota melakukan proses pengiriman

di warnet yang kebetulan berada tepat di sebelah posko tim.

Kuesioner-kuesioner yang telah terisi oleh data dikelompokkan

sesuai BS yang dikerjakan oleh masing-masing tim, diikat menjadi satu

dengan tali rafia. Setelah proses pengumpulan data berakhir semua,

sudah mengumpulkan data dari 19 BS, kuesioner siap untuk di kirim keSurabaya. Melalui PJO dan PJAL, kuesioner yang telah terbungkus rapi di

dalam kardus, dikirim dengan menggunakan jasa pos Indonesia

Bukittinggi dengan total berat 143 kg yang membutuhkan biaya

1.451.000 rupiah.

Bahan dan alat tertentu yaitu alat pengukur tinggi badan,

timbangan, tensimeter digital yang digunakan selama puldat Riskesdas

setelah selesai, selanjutnya diserahkan ke dinas kesehatan setempat

sebagai hibah dari Kementerian Kesehatan.

7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT

http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 274/335

257

Hasil Kegiatan

Hasil Kegiatan puldat 1 BS diselesaikan rata rata dalam waktu 7 hari

termasuk entry data, kecuali 1 BS awal yang dikerjakan bersama-sama

oleh 3 tim sebagai pembelajaran. Jadwal penyelesaian puldat oleh 3 timdapat dilihat pada table 4.17.5 berikut ini.

Tabel 4.17.5. Jadwal Penyelesaian Puldat , Bukit Tinggi, Riskesdas 2013

Tanggal pelaksanaan Kelurahan Lokasi BS

1 – 5 Mei 2013 Kubu Gulai Bancah

6-12 Mei 2013 Tarok Dipo 1; Puhun Pintu Kabun 1; Ladang Cakiah

13-19 Mei 2013 Tarok dipo 2; Puhun Pintu Kabun 2; Kubu Tanjung

20-25 Mei 2013 Pakan Kurai 1; Campago Guguk Bulek 1; Aur Kuning

26 Mei-1 juni 2013 Pakan Kurai 2; Campago Ipuh 2; Bukit Cangang Kayu

Ramang

2-8 Juni 2013 Bukit Apit Puhun; Campago Guguk Bulek 2; Birugo

9-14 Juni 2013 Kabun Pulasan; Campago Ipuh 1; Tarok dipo 3

Dalam Riskesdas 2013, ditetapkan bahwa 1 BS terdiri dari 25 rumah

tangga (RT) namun pengumpulan data tidak selalu dapat menjangkau

keseluruhan target bangsen yang ditetapkan karena berbagai kendala.

Beberapa hal yang diijinkan oleh metode puldat bahwa keluarga

dianggap tidak termasuk dalam sampel apabila rumah kosong, rumah

Gambar 4.17.1.

Enumerator mengenakan

baju putih-putih untuk

menghindari penolakan

responden

7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT

http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 275/335

258

tangga termasuk RT khusus, berganti peruntukan, rumah roboh, ART

pergi dalam waktu lebih 6 bulan, tidak dapat ditemui selama masa

puldat. Cakupan jumlah BS yang mampu didata seluruhnya yaitu 19 BS

namun jumlah RT tidak seluruhnya 25 yang dapat didata. Secara lengkap,

hasil puldat dapat dilihat pada tabel 4.17.6. berikut ini.

Tabel 4.17. 6. Jumlah Rumah Tangga dan Individu yang Berhasil

Dilakukan Pendataan di 19 BS, Kota Bukit Tinggi,

Riskesdas 2013

No Lokasi Kelurahan Jumlah RT Jumlah Individu

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.11.

12.

13.

14.

15.

16.

17.

18.

19.

Tarok dipo 1

Tarok dipo 2

Tarok dipo 3

Pakan kurai 1

Pakan kurai 2

Bukit cangang kayu ramang

Bukit apit puhun

Campago ipuh 1

Campago ipuh 2

Campago guguk bulek 1Campago guguk bulek 2

Puhun tembok

Puhun pintu kabun 1

Puhun pintu kabun 2

Birugo

Aur kuning

Kubu tanjung

Ladang cakiah

Kubu gulai bancah

25

25

25

24

24

25

23

25

24

2325

25

24

25

25

22

25

24

25

77

98

81

89

92

77

69

89

83

7291

102

86

97

78

84

86

88

90

Kendala Puldat

Selama Riskesdas, baik persiapan maupun pengumpulan data,

terdapat beberapa kendala yang terjadi di lapangan namun masih dapat

diatasi. Kendala tersebut antara lain:

7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT

http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 276/335

259

-  Adanya bangsen yang tidak memiliki stiker maupun tidak sesuai

dengan stiker BPS yang tertempel di rumah-rumah. Sehingga

dalam menyelesaikan masalah ini tim enumerator menggunakan

nama kepala keluarga yang terdapat dalam DSBS sebagai acuan

pencarian rumah. Namun terdapat satu daerah yang agak susahdalam pencarian nama kepala keluarga tersebut karena warga

tidak mengenal nama aslinya.Daerah tersebut adalah daerah

Kubu Tanjung. Nama yang dikenal oleh masyarakatpada

umumnya adalah nama gala/gelar yang telah diberikan tertua di

daerah tersebut, sehingga tim enumerator harus bertanya ke

setiap rumah yang berdekatan dengan rumah responden lainnya

yang telah ditemukan.

- Beberapa penolakan oleh responden. Penolakan terjadi terutamapada responden yang bekerja sebagai pedagang, petani dan

anggota DPRD. Bukittinggi sebagai kota wisata menyebabkan

banyak sekali penduduknya yang berprofesi sebagai pedagang.

Para pedagang hanya memiliki sedikit waktu untuk ditemui karena

mereka bekerja selama 7 hari non stop. Dan akan lebih sibuk pada

hari-hari libur. Sedangkan untuk petani pun sangat susah untuk

ditemui karena kesibukannya bertani di wilayah yang jauh dari

rumahnya. Penolakan pengambilan data oleh responden

diselesaikan dengan melakukan pendekatan melalui kaderkesehatan setempat. Jika kader gagal melakukan pendekatan, PJT

kota mencoba untuk mendatangi rumah responden untuk

memberikan penjelasan lebih lanjut. Jika tetap menolak, maka

responden tersebut dianggap gagal didata dan dibutuhkan

tandatangan penolakan wawancara dari responden.

-  Adanya respon yang kurang positif dari salah satu ketua RT

sebagai penunjuk jalan yang menggantikan kader. Ketua RT

tersebut kurang kooperatif karena tidak mau mengantar dan

menunjukkan rumah responden yang terpilih di wilayah beliau.

Hal ini dikarenakan adanya kesalahpahaman dari bapak ketua RT

yang beranggapan bahwa kami berkunjung ke rumah responden

dalam rangka pemberian bantuan kesehatan. Ketua RT

beranggapan bahwa beberapa orang yang terpilih di wilayahnya

dianggap tidak berhak untuk menerima bantuan karena termasuk

orang mampu. Dalam penyelesaian hal ini, tim enumerator telah

memberi penjelasan mengenai tujuan dan pentingnya riset ini.

7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT

http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 277/335

260

Namun ketua RT masih belum mengerti juga. Kemudian PJT kota

pun turun untuk mencoba memberikan penjelasan kembali

kepada beliau namun masih dengan respon yang sama. Sehingga

akhirnya PJT dan tim bersepakat untuk melaporkan ke dinas

kesehatan. Belum ada tindak lanjut dari dinas kesehatan kotasehingga tim dan PJT memutuskan untuk terjun langsung tanpa

bantuan petunjuk jalan dari ketua RT. Akan tetapi, karena

seringnya tim enumerator berkunjung ke rumah ketua RT

akhirnya beliaupun luluh juga dan mau menunjukkan rumah-

rumah responden yang terpilih di wilayah tersebut.

-  Bahan dan alat pun juga menjadi sedikit kendala untuk kami pada

masa puldat. Beberapa bahan mengalami kehabisan sebelum

puldat selesai. Salah satunya adalah tetes iodium yang tidak dapatkami temukan di kota Bukittinggi. Sehingga untuk

mendapatkannya kami harus menunggu kiriman dari Surabaya.

Kesimpulan

Riskesdas 2013 kota Bukittinggi Sumatera Barat berjalan lancar,

lebih awal dari target waktu yang telah ditentukan. Selesai dalam waktu

50 hari dalam menyelesaikan 19 BS yang telah terpilih. Jumlah rumah

tangga yang didapat sebesar 463 ruta. Jumlah anggota keluarga yang

diwawancarai sebesar 1629 individu. Meskipun dalam pelaksanaanpuldat terdapat beberapa kendala, namun pada intinya semua kendala

dapat diatasi dengan melakukan pendekatan kepada perangkat

pemerintahan setempat dengan melakukan koordinasi bersama PJO dan

PJAL serta pengarahan dan pelaksanaan langsung oleh enumerator yang

merupakan warga setempat.

Saran

Riskesdas sebagai salah satu survey kesehatan terbesar di Indonesia

bukan kali pertama ini diadakan. Akan tetapi masih banyak masyarakat

khususnya tenaga kesehatan yang belum mengetahui mengenai survey

kesehatan Riskesdas. Hal ini yang membuat sedikit kesulitan dalam

menjelaskan ke masyarakat. Lain halnya dengan survey pertanian yang

sudah sangat dikenal di masyarakat. Hal ini dikarenakan banyaknya iklan

mengenai survey pertanian di televisi maupun media cetak. Kami

sarankan adanya iklan atau pemberitahuan yang gencar mengenai

7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT

http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 278/335

 

Riskesdas ini, dapat mempermud

masyarakat. Sehingga tidak banya

Selain itu masih banyaknya

acuan dalam menentukan sam

kesulitan pada tim teknis lapanga jelas sebelum puldat dimulai a

kemunduran waktu dalam penga

kuesioner, alat dan bahan pemeri

lebih baik lagi.

Gam

Suasanan satu sudut

Gam

Pemeriksaan tekanan darah pada r

kiri); Pemeriksaan mata

261

h proses perijinan pengambilan data di

data yang hilang.

perbaikan pada buku pedoman sebagai

el membuat sedikit kewalahan dan

n. Sebaiknya di berikan pedoman yanggar tidak timbul keragu-raguan dan

mbilan data. Kesiapan dan kecukupan

ksaan dan pengukuran perlu dilakukan

ar 4.17.3.

ota Bukit Tinggi yang sejuk

ar 4.17.2.

esponden menunjukkan hipertensi (foto

di kandang kuda (foto kanan)

7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT

http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 279/335

262

4.18. Kota Payakumbuh

Gambaran Umum Kota Payakumbuh

Kota payakumbuh merupakan salah satu dari 7 Kota PropinsiSumatera Barat secara geografi terletak pada posisi 000

17’ LS dan 100045’ BT. Posisinya pas di tengah-tengah kabupaten 50 kota. Sehingga

seluruh bagian luar kota berbatasan dengan kabupaten Lima puluh kota.

Sehingga seluruh bagian luar kota berbatasan dengan kabupaten 50 Kota.

Sebelah utara berbatasan dengan kecamatan Harau dan kecamatan

Payakumbuh. Sebelah selatan berbatasan dengan kecamatan Luak dan

kecamatan Situjuh Limo Nagari. Sebelah Barat berbatsan dengan

kecamatan payakumbuh dan kecamatan Akabiluru. Serta sebelah Timur

berbatasan dengan Kecamatan Luak dan kecamatan Harau.

Letak kota Payakumbuh sangat strategis bisa dilihat dari segi lalu

lintas angkutan darat antara provinsi Sumatera Barat dengan Riau. Kota

Payakumbuh merupakan pintu gerbang masuk dari arah Pekanbaru

menuju kota-kota yang ada di Provinsi Sumatera Barat. Jarak kota

Payakumbuhke kota Pekanbaru 188 km dan dapat ditempuh selama ± 4,5

 jam perjalanan dengan angkutan pribadi, sedangkan jarak ke kota Padang

sejauh 124 km, dapat di tempuhdengan kendaraan pribadi selama ± 3

 jam.

Kota payakumbuh tercatat memiliki luas wilayah ±80,43 km2

atau

setara dengan 0,19 % dari luas provinsi Sumatera Barat. Keadaan

topografi kota Payakumbuh bervariasi antara dataran dan berbukit

dengan ketinggian 514 meter diatas permukaan laut.

Perbukitan di kota Payakumbuh tersebar di kecamatan

Payakumbuh Barat dan Payakumbuh Timur. Di Payakumbuh barat

terdapat Bukit Panjamuran dengan ketinggian 768 meter. Bukit Gadang

dengan ketinggian 660 meter dan Bukit Sidoang dengan ketinggian 368meter. Sedangkan di payakumbuh timur terdapat bukit Air Hangat

dengan ketinggian 545 meter, Bukit Sitabur dengan ketinggian 498

meter.

Kota Payakumbuh juga dilalui oleh beberapa sungai antara lain

Batang Agam panjangnya 14,6 km, Batang Lampasi panjangnya 11,6 km.

Batang agam melalui beberapa kelurahan di kota payakumbuhbyaitu

Balai Panjang, Pakan sinayan, Bulakan balai kandhi, tanjung gadang balai

7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT

http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 280/335

263

Nan duo, Parik Rantang. Sedangkan Batang lampasi melalui kelurahan

Koto Panjang, sungai Durian, Payonibung, Talawi, balai Betung dan

tanjung Anau.

Ditinjau dari segi penggunaanya sebagian besar lahan di kotaPayakumbuh digunakan untuk area persawahan, luasnya mencapai 2.771

Ha.atau 34.45% dari luas tanah di kota Payakumbuh. Penggunaan lahan

untuk bangunan dan sekitarnya menempati no 2 terbesar yaitu seluas

1.931 Ha atau 24,01%. Digunakan untuk kebun/ladang seluas 1.184 Ha

atau 14,72% yang pada umumnya di Tanami jagung dan coklat. Hanya

sebagian kecil luas lahan di kota Payakumbuh yang di gunakan untik

kolam/ tebat, hutan rakyat dan padang rumput yaitu masing-masing 200

ha (2,49%), 361Ha (4,49%), dan 47 Ha (0,58%). Sedangkan tanah yang

dipergunakan selain diatas seluas 1.549 Ha atau 19,26%.

Banyaknya curah hujan tertinggi di kota Payakumbuh pada tahun

2011 terjadi pada bulan Desember yakni sebesar 439mm. sedangkan

curah hujan paling sedikit terjadi pada bulan juli 2011 yakni sekitar

17mm. sementara itu jumlah hari hujan paling banyak selama tahun 2011

terjadi pada bulan November yaitu selama 16 hari.

PendudukPenduduk mempunyai peran penting dalam proses pembangunan.

Karena penduduk merupakan salah satu modal dasar pembangunan.

Jumlah penduduk suatu daerah sangat dipengaruhi oleh factor kelahiran,

kematiandan migrasi atau perpindahan penduduk. Jumlah penduduk kota

Payakumbuh mencapai 120.051 tahun 2011. Selama periode 2009-2011,

terlihat kepadatan penduduk Kota Payakumbuh selalu meningkat dari

1.329 jiwa/km2. Tahun 2011, artinya dengan luas wilayah sekitar 80,43

km

2

, setiap km

2

di tempati sebanyak 1.493 jiwa tahun 2011. Dari 5kecamatan yang ada di Payakumbuh, kecamatan payakumbuh barat yang

terpadat penduduknya yaitu 2.359 jiwa/km2

pada tahun 2011. Sedangkan

kecamatan yang paling jarang penduduknya adalah kecamatan

payakumbuh selatan yaitu 684 jiwa/km2.

 

Rasio jenis kelamin adalah perbandingan antar jumlah penduduk

pria dengan jumlah penduduk wanita pada suatu daerah dan pada waktu

tertentu. Secara umum jumlah penduduk perempuan lebih banyak

dibandingkan penduduk laki-laki, hal ini akan terlihat dari rasio jenis

7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT

http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 281/335

264

kelamin (sex ratio) yang kurang dari 100. Pada tahun 2009 sex ratio

penduduk kota payakumbuh adalah 97,97 persen tahun 2010 dan 98,24

persen pada tahun 2011. Berdasarkan data tersebut, maka dapat

diinterpretasikan bahwa setiap 100 orang perempuan berbanding laki-

laki sebanyak 98 orang.

Jumlah rumah tangga di payakumbuh diperkirakan 28.807 rumah

tangga. Pada tahun 2011, meningkat dibandingkan tahun 2010 yang

berjumlah 28.163 rumah tangga selama kurun waktu 2009-2011. Jumlah

rata-rata anggota rumah tangga berkisar 4 orang. Hal ini merupakan

salah satu indicator yang menunjukkan keberhasilan dari program

pemerintah dalam upaya mengendalikan pertumbuhan penduduk

melalui program keluarga berencana (KB).

Pendidikan

Berdasarkan hasil survey social ekonomi nasional 2011, diperoleh

persentase penduduk yang berumur 10 tahun keatas yang tidak tamat

SD/tidak punya ijazah sebanyak 19,5%, dimana penduduk perempuan

lebih besar daripada laki-laki yaitu 20,18% perempuan dan 18,71 % laki-

laki. Selanjutnya penduduk kota payakumbuh yang menamatkan

pendidikan SD, SLTP, SLTA, Akademi/universitas masing masing tercatat22,63%, 19,22%, 28,60%, dan 10,10%.

Secara umum penduduk kota Payakumbuh mempunyai

kemampuan baca tulis yang cukup baik terlihat dengan angka buta huruf 

yang semakin kecil yakni sebesar 1,0% pada tahun 2010. Namun bila

diklasifikasikan berdasarkan jenis kelamin terlihat masih ada

ketimpangan gender dimana penduduk perempuan umumnya memiliki

kemampuan baca tulis yang jauh tertinggal disbanding penduduk laki-

laki. Angka buta huruf penduduk perempuan sebesar 1,4%, sedangkanangka buta huruf penduduk laki-laki hanya 0,6%.

Kesehatan

Kota Payakumbuh menyediakan pelayanan kesehatan yang

terjangkau oleh masyarakat umum dalam hal ini mewujudkan melalui

pengobatan gratis bagi warga kota Payakumbuh jika berobat di

puskesmas dan RSU Adnan WD. Secara umum jumlah tenaga kesehatan

7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT

http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 282/335

265

meningkat pada tahun 2011, terutama pada jumlah tenaga dokter dan

perawat. Dokter bertambah 14 orangmenjadi 57 dokter tahun 2011,

perawat bertambah 20 orang menjadi 190 perawat. Menariknya dari

seluruh tenaga kesehatan diatas, hampir 20% merupakan tenaga lainnya,

yang melengkapi tenaga kesehatan.

Upaya kesehatan berupa usaha preventif dan kuratif banyak

dipengaruhi oleh sarana dan prasarana kesehatan. Pada tahun 2011,

sarana kesehatan tidak berubah, perubahan hanya terjadi pada jumlah

toko obat dan apotik, masing-masing 10 unit dan 1 unit. Sarana lain

seperti rumah sakit tetap tiga unit, puskesmas 8 unit.

Pada akhirnya angka kesehatan berujung pada Angka Harapan

Hidup (AHH). Dalam kurun waktu tiga tahun terakhir, AHH terlihat stabil

pada angka 70 tahun. Angka Harapan Hidup tersebut lebih tinggi sedikit

dari rata-rata Sumbar yang mencapai 69 tahun lebih.

Komunikasi dan Transportasi

Pembangunan transportasi di Kota Payakumbuh sampai saat ini

hanya ter-gantung pada transportasi angkutan darat. Pada Tahun 2011

kondisi jalan di Kota Payakumbuh yang baik tercatat 137,46 km. Pada

umumnya permukaan jalan di Kota Payakumbuh adalah aspal yakni 96,16persen. Sedangkan sisanya kerikil, tanah dan tidak dirinci masing-masing

se-besar 1,06 persen, 1,96 persen dan 0,82 persen.

Metode Kegiatan

Kegiatan pengumpulan data Riset kesehatan dasar (Riskesdas) 2013

di Kota Payakumbuh di laksanakan selama ± 52 hari pada tanggal 29 April

2013- 19 Juni 2013. Kegiatan puldat dilakukan di 19 Kelurahan kotaPayakumbuh provinsi Sumatera Barat yang telah terpilih sesuai random.

19 kelurahan tersebut adalah:

7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT

http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 283/335

266

Tabel 4.18.1. Kelurahan Lokasi BS yang menjadi Sampel Penelitian,

Payakumbuh, Riskesdas 2013

Kecamatan Kelurahan

Payakumbuh Timur 1. Padang Tangah Payobada

2. Balai Jaring

3. Bodi

4. Payobasung

Payakumbuh Selatan 5. Balai Panjang

6. Limbukan

7. Padang Karambia

Payakumbuh Utara 8. Napar

9. Kubu Gadang

10. Balai Cacang

11. Kaniang Bukik

12. Tambago

Lamposi Tigo Nagori 13. Koto Panjang Padang

14. Parambahan

Payakumbuh Barat 15. Tanjuang Pauah

16. Ibuah

17. Parak Batuang

18. Balai Nan Duo

19. Tanjung Gadang

Pelaksanaan Kegiatan

Kegiatan dilaksanakan oleh PJT, PJO, PJAL kota dan enumerator

yang direkrut dari SDM setempat kecuali PJT yang berasal dari Surabaya.

Enumerator terdiri dari 3 tim masing-masing beranggotakan 5 orang

sehingga total enumerator adalah 15 orang.

7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT

http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 284/335

267

TIM 1 TIM 2 TIM 3

Roza Silfia, SKM Herlina, Amd. Keb Nini Widyastuti, A.Md

Irna Liza Pebriani, SKM Fauzan Azhar, SKM Wulan Denura, Amd.

Keb

Risa Susanti, SKM Detty Ervita, SKM Seveni Ovanina, Amd

Dayu Wahyuni, Amd.

Keb

Gita Rakhmawati, SKM Petir Rahma Rino, AMKL

Ihsan Satya Putera,

AMKL

Widya Delwanda, Amd.

Keb

Gusmanelli, SKM

Bahan dan Instrumen Penelitian

Bahan dan instrumen yang digunakan untuk pengumpulan data

Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013 terdiri dari kuesioner. Bahan

kontak, alat pengukuran dan pemeriksaan beserta Alat pengumpul

specimen untuk Blok Sensus Biomedis. Untuk Kota payakumbuh tidak

termasuk Blok Sensus Biomedis. Alat pengukuran dan pemeriksaan untuk

3 tim enumerator (15 orang) yang digunakan dalam pengumpulan data

terdiri dari :

Alat

-  Tensimeter digital 3 buah

-  Baterai Cadangan (AA) 24 buah

-  Baterai Cadangan (AAA) 18 buah

-  Baterai cadangan pipih 18 buah

-  Senter gigi / medical pen light 6 buah

-  Pinhole 3 buah

-  Tumbling E 3 buah

-  Tali 6 meter 3 buah-  Kaca mulut non disposable 12 buah

-  Lup 3 buah

-  Spekulum pemeriksaan telinga 3 buah

-  Tas alat 3 buah

-  Sarung tangan 6 buah

-  Masker 3 buah

-  Pita lila dan pinggang 3 buah

-  Gel antiseptic 15 buah

7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT

http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 285/335

268

-  Cairan antiseptic untuk gigi 6 buah

-  Tempat kaca mulut 2 buah

-  Iodine test 9 buah

-  Gunting 3 buah

-  Sarung tangan 6 buah-  Jas hujan 15 buah

-  Tisu gulung besar 6 buah

-  Timbangan berat badan 3 buah

-  Alat ukur panjang badan 3 buah

Kuesioner

-  Kuesioner Rumah Tangga 462 buah

-  Kuesioner Individu 2317 buah

- Map kuesioner 474 buah

-  Informed Consent / PSP 474 buah

-  Kartu Hasil 2375 buah

-  Tambahan Blok IV 50 buah

-  Tambahan Kespro 50 buah

-  Tali Pengikat Kuesioner 410 buah

Bahan Kontak

Kuitansi Bahan Kontak

Daftar sampel bangunan sensus

Peta Bangunan sensusLaptop / computer yang memenuhi spesifikasi ( Windows 7)

Alat / bahan ATK( pensil 2B, penghapus, pulpen, alas tulis dll)

Prosedur Penelitian

Tahap Persiapan

Pengumpulan data Riset kesehatan dasar (Riskesdas) 2013

merupakat riset nasional yang berbasis komunitas sehingga dalampelaksanaan riset ini memerlukan persiapan yang matang. Hal ini terbukti

bahwa agenda persiapan Riskesdas telah dilakukan sejak awal tahun 2013

dari kegiatan MoT, ToT dan TC.

TC merupakan kegiatan pelatihan kepada enumerator sebagai

pengumpul data Riskesdas 2013 yang dilakukan oleh PJT Kota

Payakumbuh sehingga enumerator mampu melakukan pengumpulan

data dengan sasaran sampel adalah Rumah Tangga (RT) dan Anggota

Rumah Tangga (ART) yang terpilih. Enumerator dilatih sehingga mampu

7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT

http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 286/335

269

melakukan wawancara dan melakukan pengukuran fisik (tinggi badan,

berat badan, tekanan darah, lingkar perut, lingkar lengan atas) serta

melakukan pemeriksaan (gigi, indera mata, telinga). Serta melakukan

pemeriksaan kandungan yodium dalam garam rumah tangga. Data

Riskesdas 2013 kota Payakumbuh diharapkan segera terkumpul padaawal bulan mei sampai akhir juni yang dilaksanakan oleh 15 orang

enumerator yang telah direkrut Dinas Kesehatan Kota Payakumbuh.

Mekanisme kegiatan Riskesdas 2013 Kota Payakumbuh telah

dipersiapkan oleh penanggung jawab teknis yang bekerja sama dengan

penanggung jawab operasional kota Payakumbuh sebelum turun ke

lapangan. Salah satunya yakni kerjasama dalam perekrutan enumerator

sehingga telah terpilih 15 orang dan sesuai dengan criteria yang telah

ditentukan oleh tim pusat Riskesdas 2013. Selain itu juga PJT kota salingmengingatkan dengan PJO untuk menyiapkan surat-surat yang

dibutuhkan dalam pengumpulan data, persiapan operasional untuk

pelatihan TC, kontrak kerja dan sebagainya.

Setelah mendapat daftar 3 tim enumerator dengan rincian 12 orang

perempuan dan tiga orang laki-laki, sehingga pembagian masing-masing

tim 4 orang perempuan dan 1 orang laki-laki, dan salah satu enumerator

telah di sepakati sebagai ketua tim. Selain itu PJT mengirim materi untuk

pembekalan TC selama 10 hari, di upayakan dalam pelatihan tersebutenumerator sudah mendapat bayangan dalam melakukan pengumpulan

data sehingga materi pelatihan bias di terima dengan baik. Selain itu tiap

tim enumerator juga mendapatkan pembagian wilayah kerja. Kota

Payakumbuh mendapatkan 19 Blok sensus atau kelurahan yang tersebar

di Lima kecamatan kota Payakumbuh. Dari 19 blok sensus terdapat 5

kelurahan yang termasuk blok sensus dengan NKS yang berkode 1 (satu)

yakni terdapat pemeriksaan gigi yaitu kelurahan Limbukan, Napar, Koto

Panjang Padang, Tanjuang Pauah, Tanjung Gadang. PJT dalam membagi

pembagian wilayah kerja berdasarkan kondisi geografis dan jumlah

kelurahan tiap kecamatan, sehingga PJT dapat memantau enumerator

dengan mudah karena masih dalam satu kawasan kecamatan bila

terdapat masalah atau kendala. 1 BS kelurahan padang tangah payobada

dikerjakan bersama sama oleh ketiga tim dalam waktu 4 hari, dengan

alasan tiap tim sdh mendapat bagian 6 BS serta agar adil terbagi rata,

selain itu PJT agar mudah memantau dalam pelaksanaan pengumpulan

7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT

http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 287/335

270

data pertama kali dan untuk mengantisipasi bila ada masalah dilapangan

supaya cepat ditemui karena tempat lokasi tidak terlalu jauh.

Untuk lebih jelasnya pembagian wilayah kerja kota Payakumbuh

bisa dilihat pada jadwal dan mapping pengumpulan data Riskesdas 2013kota Payakumbuh yang ada di lampiran. Namun mapping tersebut tidak

sesuai karena setelah melihat proses pengumpulan data dilapangan

dapat dilakukan lebih cepat dari yang diperkirakan sehingga waktu

pengumpulan data di kota Payakumbuh dimampatkan selama 52 hari.

Menyiapkan peta bangunan sensus yang telah ada gambar

bangunan rumah dan bisa di dapatkan di Badan Pusat Statistik (BPS) kota

Payakumbuh, sebelumnya untuk memperolehnya kita harus melalui

prosedur yaitu meminta izin dan menunjukkan surat tugas kepada kepala

BPS bahwa peta tersebut akan di gunakan sebagai pengumpulan data

Riskesdas 2013. Selain Peta Bangunan sensus kita juga menghubungi

petugas wilayah/kader untuk membantu saat tim enumerator

melakukan pemutakhiran. Serta memastikan dan berkolaborasi dengan

PJO bahwa surat perizinan akan dilakukan Riskesdas di kelurahan

tersebut sudah disampaikan/di kirim.

Tahap Pengumpulan data

Pengumpulan data dilaksanakan setelah persiapan siap dengan

baik, salah satunya adalah persiapan kelengkapan surat perizinan, surat

tugas, bahan kontak, kuesioner dan alat-alat pemeriksaan. Sebelum turun

kelapangan semua tim pergi ke kelurahan setempat untuk meminta izin

akan di lakukan riset pada masyarakat kelurahan tersebut. Setelah

mendapat izin dari lurah setempat, tim melakukan suatu pemutakhiran

yang berkolaborasi bersama petugas wilayah dan dibantu dengan peta.

Pemutakhiran merupakan fase yang harus dilakukan sebelum wawancara

dan pemeriksaan, karena fase ini sangatlah penting dan yangmenentukan siapa saja dan berapa orang yang berhak di jadikan

responden. Kemudian, tim enumerator dan petugas wilayah setempat

melakukan pemutahiran sesuai daftar data sampel bangunan sensus yang

telah di tentukan dari BPS pusat. Enumerator berhasil menemukan

rumah responden yang sesuai dengan nomer bangunan sensus dan

sesuai dengan nama KK serta peta bangunan sensus.. Bila, dalam

bangunan sensus tersebut nama tidak sesuai dengan data DSBS maka kita

probing kepada penghuni rumah tersebut, karena data ini merupakan

7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT

http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 288/335

271

data sensus tahun 2010 yang telah banyak mengalami perubahan atau

ketidaksamaan antara nama KK, bangunan tidak di temukan baik karena

kosong dan di robohkan ataupun di gusur. Beberapa ditemukan bahwa

satu rumah tersebut terdapat lebih dari 1 KK maka KK tersebut kita data

atau probing ulang dan diurutkan sesuai lamanya tinggal di rumahtersebut, kemudian di random dengan angka sesuai yang ada di data

DSBS.

Pemutahiran selesai, tim enumerator melakukan wawanncara di

rumah responden. Adapun tahapan kerja saat melakukan pengumpulan

dataadalah:

1.  Tim enumerator meminta izin kepada kepala rumah tangga atau

salah satu responden serta menjelaskan tujuan akan diadakan

riset ini. Bila pesetujuan/informed consent  di dapatkan dan

mengerti oleh responden bawhwa akan dilakukan wawancara

serta pemeriksaan dan pengukuran fisik maka semua responden

menandatangani lembar PSP yang telah disediakan.

2.  Tiap tim enumerator mempunyai cara yang berbeda dalam

melaksanakan pengumpulan data, namun perbedaan tersebut

tidak jauh berbeda dan tidak menyalahi prosedur yang telah di

tentukan. Diantaranya, dalam satu tim terdapat pembagian tugas

dan saling bergantian, 2 orang melakukan wawancara, 2 orangmelakukan pengukuran dan 1 orang menyiapkan alat dan

administrasi. Bila pengukuran responden selesai, enumerator

tersebut pindah ke responden lain untuk menjelaskan dan

menyiapkan akan dilakukan pengumpulan data. Selain itu bila

melihat kondisi lapangan dalam 1 KK anggota rumah tangga

sedikit, sehingga tim terbagi menjadi 2 dan alat pengukuran saling

bergantian.

3.  Pelaksanaan wawancara dan pengukuran saat di lapangan sesuai

dengan teori yang telah di dapatkan pada saat pelatihan. Setelah

selesai melakukan pengumpulan data responden diberikan uang

kontak sebagai pengganti waktu yang telah habis dan sebagai

ucapan terima kasih. Adapun uang kontak yang diberikan sebesar

50.000 untuk kepala rumah tangga dan 10.000 untuk anggota

rumah tangga. Dalam pemberian uang kontak tim enumerator

tidak lupa meminta tanda tangan kepada responden sebagai bukti

uang telah di berikan.

7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT

http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 289/335

272

4.  Estimasi waktu pengumpulan data tiap tim dan tiab blok sensus di

harapkan selesai dalam waktu 7-8 hari termasuk pengentryan

data dan pengiriman data ke mandat pusat.

Tahap Manajemen Data

Data yang terkumpul dari hasil penelitian di masyarakat dilakukaan

editing dan koding oleh enumerator. Setelah itu, sebelum di kirim ke PJT

untuk di cleaning terlebih dahulu diperiksa oleh ketua tim untuk di

lakukan cleaning oleh ketua tim. Setelah PJT mengcleaning dan tidak ada

revisi maka data siap untuk di entry.

Kegiatan entry data merupakan salah satu tahapan manajemen

data. Program entry data yang tepat dijalankan oleh komputer/laptopdalam windows 7 dan mempunyai spesifikasi yang telah di tentukan oleh

tim mandat pusat. Sebelumnya harus dilakukan install terlebih dahulu.

Adapun saat entry data harus diperhatikan petunjuk pelaksanaanya

agar tidak terjadi kesalahan dalam melakukan manajemen data,

diantaranya adalah entry data harus dilakukan per rumah tangga dan per

blok sensus. Pengentry juga di harapkan teliti dalam memasukkan data,

dan kondisi laptop jangan sampai kehabisan baterai.

Entry data telah selesai dan sudah tidak ada perbaikan lagi, data

tersebut di simpan dalam bentuk file serta di backup dengan melakukan

data ke direktori lain, ini di lakukan dengan tujuan agar jika terjadi

kerusakan data ataupun kesalahan PJT masih bias mengembalikan data

ke keadaan semula. Data yang sudah di entry dan disimpan kemudian di

rename dan di compres dalam bentuk zip file Riskesdas 2013. Data dalam

bentuk Zip file akan dikirim ke Manajemen data (Mandat) Pusat. Selain

data zip file, juga dikirimkan form control data (ms. Excel). Setelah data

terkirim di Mandat pusat, PJT menginformaikan kepada tim Mandatpusat bahwa data telah terkirim kemudian menunggu hasil ceaning dari

mandate pusat apakah ada revisi pada data tersebut.

Hasil Kegiatan

Kegiatan pengumpulan data Riskesdas 2013 yang di lakukan di kota

Payakumbuh akan berbeda dengan kota/kab lain. Hal ini di karenakan

karena perbedaan geografi dan topografi daerah, masyarakat kota

7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT

http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 290/335

273

Payakumbuh, sumber daya manusia dll. Namun, perbedaan tersebut bisa

dilalui karena dukungan enumerator dan SDM atau pegawai dinas

kesehatan kota Payakumbuh yang sudah mengetahui kondisi lingkungan

masyarakat karena sebagian besar enumerator merupakan penduduk asli

kota payakumbuh.

Selain perbedaan tersebut, ada suatu persamaan dalam

pelaksanaan pengumpulan data Riskesdas 2013 seluruh Indonesia yaitu

tentang tehnik dan cara pengumpulan data dalam hal ini termasuk

pengambilan dan penentuan responden yang akan diwawancara,

pengukuran fisik, pemeriksaan gigi dan pengamatan langsung. Hal ini di

dukung dengan adanya pelatihan dan teori serta materi yang telah

dibukukan. Walaupun ada beberapa kekurangan yaitu perubahan

persepsi dan pendapat tentang teori tersebut. Hal ini dapatmembingungkan enumerator selaku pengambilan data dilapangan.

Tujuan pelatihan tersebut yaitu agar menyamakan teori dan praktek

dilapangan dan meminimalisir bias. Sehingga pengambilan data seluruh

Indonesia akan sama.

Hhasil kegiatan ini dari mulai tahap persiapan data, tahap

pengumpulan data sampai tahap manajemen data, dilakukan selama 52

hari sejak tanggal 29 april sampai tanggal 19 juni 2013, setelah selesai

kegiatan TC di Hotel Rocky Padang. 

Tahap Persiapan 

a.  Menentukan tempat tinggal PJT, enumerator dan basecamp

riskesdas 2013.

Pada saat pertemuan pertama kali bersama PJT, PJO, PJAL dan

enumerator bahwa diputuskan untuk basecamp riskesdas bisa memakai

fasilitas rumas dinas kepala dinas kesehatan (masih dalam satu lingkupDKK Payakumbuh), dikarenakan rumah tersebut kosong dan semua

fasilitas misalnya air, listrik dan kamar tidur sudah ada dan masih

berfungsi. Dengan mendapat informasi tersebut enumerator bersedia

untuk menggunakan fasilitas tersebut yang sebelumnya akan mencari

rumah untuk basecamp didaerah pusat kota (Jalan Sukarno-Hatta).

Pada awalnya PJT juga akan menetap di rumah dinas tersebut,

karena setelah melihat kondisi rumah dinas tersebut kurang privacy

7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT

http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 291/335

274

karena rumah dinas tersebut merupakan gudang/tempat penyimpanan

barang-barang dinas setempat. Akhirnya PJT memutuskan untuk mencari

penginapan/kos di daerah pusat kota,ini bertujuan transportasi didaerah

itu mudah, banyak dan jangkauan antara beberapa BS serta basecamp

terjangkau.

Untuk tempat tinggal enumerator sebagian besar tinggal di rumah

masing masing, karena enumerotor merupakan anak daerah

payakumbuh sendiri. Namun ada 3 orang yang tinggal di penginapan dan

ikut tinggal bersama teman enumerator di karenakan mereka berasal dari

luar kota. Basecamp riskesdas 2013 kota payakumbuh tetap di rumah

dinas, akhirnya semua alat dan bahan pengumpulan data ada di rumah

dinas tersebut. Di samping itu, jika ada pertemuan seluruh enumerator

 juga berkumpul di rumah dinas tersebut. Namun berjalannya waktuenumerator tinggal di basecamp hanya untuk mengambil kuesioner dan

bahan pengumpulan data, hal ini karenakan enumerator malas untuk

kordinasi bersama pegawai dinkes untuk mengambil kunci dan kurang

 privacy  dikarenakan banyak pegawai yang masuk keluar di rumah

tersebut serta dikhawatirkan ada barang-barang dinas yang hilang dan

enumerator tidak mau mengambil resiko bila kejadian tersebut terjadi.

Walaupun yang bertanggungjawab membawa kunci tersebut adalah

enumerator yang merupakan pegawai dinas setempat. Terdapat 3 orang

enumerator yang berasal dari pegawai dinas dan ditunjuk sebagai ketua

sesuai surat tugas dengan alasan sebagai coordinator lapangan

perwakilan dinas kesehatan.

Enumerator akhirnya sering berkumpul di salah satu rumah

enumerator yang lebih dekat dengan BS tersebut atau langsung

koordinasi dan berkumpul di tempat kos PJT. Ini terjadi setelah

enumerator mendapat permasalahan masalah uang penginapan, karena

uang penginapan tidak akan diturunkan dan tidak ada kejelasan dari

pihak PJO, PJAL. Selain itu, hubungan antara enumerator tidak kompak

kembali khususnya antara enumerator dengan enumerator perwakilan

dinas.

b.  Peta Bangunan Sensus

Kegunaan peta pada pengumpulan data sangat penting, karena

mekanisme teori pengambilan sampel rumah tangga adalah sesuai

7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT

http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 292/335

275

dengan nomer bangunan sensus, nama merupakan sarana pelengkap

dalam pengambilan sampel. Data DSBS ini merupakan data sensus

penduduk tahun 2010, sehingga banyak data yang tidak sama khususnya

nama kepala rumah tangga, sehingga peta ini mempunyai peran yang

sangat penting apalagi sticker no bangunan sensus telah hilang.

Kegunaan peta ini berguna pada saat kita menemui BS yang

penduduknya tidak nomaden atau daerah rumah kontrak, sehingga

penghuninya sering berganti. Dan tidak kalah pentingnya pada saat

menemui kasus dalam 1 kelurahan nama kepala rumah tangga sama.

Perlu diketahui juga, awalnya peta bangsen tersebut mendapatkanya

sangat lama sekali, hingga pengumpulan data sudah berjalan ini terjadi

kemungkinn akibat miss communication antara pusat dan daerah. Di saat

PJT koordinasi dengan PJO tentang peta, pihak PJO dan DKK tidak adatanggapan, akhirnya PJT meminta izin PJO untuk mengurus di BPS kota

Payakumbuh karena di lapangan tidak bisa berjalan dengan baik tanpa

peta bangunan sensus.

Kendala lain dalam mendapatkan peta bangunan sensus adalah

saat di BPS sangat ketat sekali, padahal PJT sudah menjelaskan tujuan

dan menunjukkan surat tugas PJT dari Kemenkes RI. Pihak BPS hanya bisa

memberikan peta kosongan di karenakan peta bangunan sensus bersifat

rahasia dan takut digunakan hal-hal yang tidak berkenan, hingga akhirnyaPJT dan enumerator menghadap kepala BPS setempat, setelah

menjelaskan dan kepala BPS koordinasi dengan pusat akhirnya

memberikan peta bangunan sensus. Ini kemungkinan dikarenakan

kurangnya koordinasi dan komunikasi antara BPS pusat dan daerah serta

panitia riskesdas dan BPS.

c.Pemutakhiran Bangsen

Pada saat PJT dan enumerator malaksanakan pemutakhriran

bangsen sebagian besar tidak ada masalah. Ini dikarenakan karenaenumerator sangat mengerti teori tentang pengambilan sampel

khususnya pada saat pemutakhiran, diantaranya adalah pemilihan

sampel bila lebih dari 1 KK dan cara penentuan sampel dengan perkalian

angka random.

Ada beberapa blok sensus yang di kerjakan jauh-jauh hari sebelum

dilakukan pengumpulan data, ini salah satu strategi enumerator karena

BS awal pernah mendapat responden yang susah ditemui.

7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT

http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 293/335

276

Keberhasilan pemutakhiran bangsen ini dikarenakan terdapat

kerjasama antara petugas wilayah sebagai penunjuk jalan dan peta

bangsen. Ada beberapa BS yang susah ditemui misalnya antara nama

responden, nomer bangunan sensus dan peta yang tidak sama, terkadang

yang paling sering ditemukan kendala antara ketidaksamaan antara petadan nomer bangunan sensus.

d.Petugas Wilayah/Penunjuk Jalan

Penunjuk jalan kebanyakan adalah petugas wilayah setempat yang

sering membantu beberapa program yang ada di kelurahan tersebut.

Sehingga sebagian besar petugas wilayah tersebut mengenal secara

keseluruhan masyarakat di wilayah tersebut. Di beberapa daerah petugas

wilayah tersebut sering di sebut kader desa/kelurahan.

Petugas wilayah (kader) tersebut sebelumnya sudah dihubungi oleh

petugas kelurahan setempat sehingga pada saat enumerator dan PJT

meminta izin di kantor lurah sekalian bertemu dengan kader dan

langsung melanjutkan pemutakhiran bangsen. Kader wilayah merupakan

salah satu pendukung keberhasilan saat pemutakhiran, khususnya pada

saat peta tidak sesuai dengan nomer bangsen yang di daftar DSBS.

Ada beberapa kasus yang ditemui dilapangan diantaranya pada BS

pertama yaitu kelurahan Padang tangah Payobada kader mengalamikesulitan menemukan nama responden sedangkan peta pada saat itu

belum didapatkan serta sticker nomer bangsen kebanyakan sudah hilang.

Setelah ditelusuri kader tersebut bukan kader yang bertugas di RT

setempat sehingga banyak yang tidak dikenal dan daerah tersebut

merupakan daerah tempat kos/kontrak sehingga penghuni sering

berganti.

PJT juga pernah mendapat telepon gelap mengatasnamakan

masyarakat Kaniang Bukik, setelah enumerator dan PJT melaksanakankegiatan pemutakhiran. Penelepon tersebut tidak setuju diadakan

kegiatan tersebut dan akan menolak diadakan acara tersebut. Selain itu,

penelepon tersebut tidak suka dengan petugas kader yang mengantar

karena kader tersebut hanyalah petugas sapu dan pernah mempunyai

kasus di kelurahan. Karena enumerator dan PJT khawatir pengumpulan

data tidak berjalan, akhirnya PJT menghadap ke pak lurah meminta

bantuan agar masyarakat tidak terkecoh dengan tanggapan dengan

penelepon gelap, karena masyarakat saat ditemui pada waktu

7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT

http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 294/335

277

pemutakhiran sangat antusias dan terbuka. Selain itu saat penelepon

tersebut dilacak, nomer telepon sudah tidak aktif kembali.

e.Surat Perizinan

Surat perizinan kegiatan Riskesdas 2013 di kota Payakumbuh tidakada masalah. Karena sejak awal sebelum pelatihan TC berlangsung PJT

dan PJO sudah berkoordinasi untuk mengurus dan mengajukan surat izin

diantaranya surat izin kepada balitbangkespol, walikota maupun

kecamatan untuk diteruskan di kelurahan. Sehingga masalah perizinan di

kota Payakumbuh tidak ada masalah, karena pada saat perizinan atas

nama PJO setempat. Sehari sebelum kegiatan pengumpulan data

berlangsung PJT dan enumerator juga memastikan masalah surat

perizinan agar saat puldat tidak ada kendala.

Ada beberapa masalah pada saat di lapangan bahwa ada beberapa

BS sekitar 2 BS yang belum menerima surat izin dari Dinas Kesehatan

setempat, sehingga pada saat enumerator meminta izin untuk

melaksanakan pengumpulan data agak terganggu dan memperlambat

perizinan, namun setelah enumerator berkoordinasi dengan PJO

perizinan di kelurahan setempat bisa teratasi. Permasalahan ini

kemungkinan kurangnya koordinasi perizinan antara kecamatan dan

kelurahan atau kemungkinan keteledoran saat pengiriman surat

perizinan.

Selain masalah surat perizinan, enumerator juga

mempermasalahkan surat tugas yang ketua timnya tidak sama antara

saat pengumpulan data dan saat pelatihan. Karena ini berhubungan

dengan tugas mengcleaning kuesioner dan tanda tangan. Di dalam surat

tugas tertulis bahwa ketua tim saat ini adalah enumerator pegawai dinas

kesehatan, walaupun sebelumnya terjadi percecokan masalah ketua tim,

akhirnya diputuskan yang menjadi ketua tim yang tertulis di surat tugas.

f.Kuesioner Dan Alat Pemeriksaan Fisik.

Kuesioner yang diterima di Kota Payakumbuh jumlah tidak sesuai

yang dicantumkan, sehingga pada awalnya membuat gelisah karena takut

kekurangan. Namun masalah ini bisaa diatasi dengan estimasi jumlah

anggota rumah tangga di Kota Payakumbuh sehingga kuesioner

diharapkan tidak kurang. Selain itu percetakan kuesioner tidak bagus

banyak yang terbalik dan tidak jelas tulisannya.

7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT

http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 295/335

278

Alat pemeriksaan fisik saat dilapangan tidak ada masalah, namun

 jumlah yang ada tidak sesuai yang di harapkan. Sehingga harus membuat

alat baru yang telah di modifikasi misalnya  pinhole, tumbling E, tempat

alat pemeriksaan gigi kurang, serta kualitas meteran dan pengukuran lila

tidak bagus.

Tahap Pengumpulan Data 

Kegiatan pengumpulan data ini keberhasilannya ditentukan oleh

penguasaan materi oleh enumerator pada saat mengaplikasikan teori

tersebut di masyarakat. Teori tersebut menyangkut wawancara kepada

masyarakat, pengukuran fisik dan pemeriksaan gigi.

Wawancara merupakan proses interksi untuk mengumpulkan data,

sehingga wawancara ini merupakan tongkat keberhasilan kegiatan ini.

Wawancara tidak semudah yang kita lihat seperti berinteraksi saat santai

dengan teman, namun enumerator harus mempuyai strategi dan cara

agar memikat responden dan tidak menyinggung responden.

Beberapa enumerator di kota Payakumbuh mempunyai

ketrampilan wawancara yang berbeda-beda. Hal ini sesuai dengan

pengalaman kerja dan karakter enumerator sendiri saat berinteraksi

dengan responden. Keberhasilan wawancara enumerator saat dilapangantidak hanya menguasai materi namun enumerator harus pandai

membaca kondisi lapangan (karakteristik sosial/kultur masyarakat).

Ketiga tim Payakumbuh pembagianya sangat tepat sekali, yaitu

pemerataan antara enumerator yang sudah mempunyai pengalaman dan

yang belum berpengalaman.

Kemudahan kegitan ini adalah enumerator merupakan berasal dari

daerah tersebut sehingga sangat mengerti kondisi masyarakat tersebut,

sehingga dalam pengumpulan data tidak ada masalah yang berhubungandengan masyarakat payakumbuh. Selain itu, masyarakat payakumbuh

sangat welcome sekali dalam penyambutan kegiatan ini. Hanya saja saat

awal kegiatan ini masyarakat kurang welcome karena tidak mengetahui

tujuan kegiatan ini, sehingga persangkaan masyarakat enumerator adalah

sales atau program dari sensus pertanian.

Kerjasama antara enumerator juga sangat penting untuk

keberhasilan kegiatan ini, di samping itu juga hubungan kerjasama antara

7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT

http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 296/335

279

PJT, PJO, PJAL dan enumerator. Kekompakan enumerator meregang

disaat ada kejadian masalah uang penginapan yang tidak jelas dan tidak

akan dikeluarkan. Ini dikarenakan semua enumerator banyak yang tinggal

di rumah masing masing. Kendala ini terjadi karena tidak transparansi

dalam penjelasan antara PJO dan enumerator, karena komunikasi sangatpenting dalam permasalahan ini.

Pada saat dilapangan enumerator melakukan pengukuran barat

badan dan tinggi badan tidak ada masalah sama sekali. Hanya saja ada

beberapa tim pada awal pengumpulan data mekanisme cara

penimbangan dan pengukuran agak berbeda atau kurang tepat. Namun

setelah kejadian tersebut, PJT memberitahu kesalahan dan mengajari

cara yang sesuai teori. Kendala pada saat pengukuran ini adalah alat

timbang yang lama kelamaan sangat susah cara mengaktifkan, bahkancara menginjak on nya agak di tekan keras ada juga yang minta sedikit di

banting. Masyarakat tidak ada problem dalam penimbangan berat badan

dan pengukuran tinggi, bahkan sebagian sangat senang sekali karena

dengan kegiatan ini masyarakat akhirnya mengetahui berat badannya.

Dilapangan pengukuran lingkar lengan atas dan lingkar perut

sebagian besar masyarakat sangat antusias dan proses pemeriksaan

berjalan lancar. Kendala di lapangan pada kegiatan ini bila enumerator

sudah capek dan tidak diawasi pengukuranya tidak sesuai dengan teoriyaitu baju tidak di buka atau disisingkan, sehingga pengukuranya tinggal

mengurangi dari sedikit ketebalan baju dari hasil pengukuran.

Pengukuran tekanan darah sebagian besar hasilnya diatas rata rata

dari hasil yang periksakan di rumahsakit atau puskesmas setempat.

Padahal pada saat pengukuran cara nya sudah banar dan masyarakatnya

 juga sangat menerima. Namun, bila didapatkan responden yang

mempunyai riwayat tekanan darah tinggi (hipertensi) maka alat tersebut

akan mengalami eror, sehingga responden tersebut tidak terukurtensinya.

Enumerator pada saat pemeriksaan mata agak kesulitan karena

belum terbiasa melakukan dan menjumpai pemeriksaan tersebut.

Khususnya pada pemeriksaan kelainan permukaan mata dan xeroftalmia.

Pada masyarakat payakumbuh apada usia tua serng dijumpai kekeruhan

kornea atau katarak, walaupun belum kronis. Untuk pemeriksaan visus

tidak ada masalah yang berarti baik enumerator saat memeriksa maupun

responden saat di periksa. Sebagian besar tim bisa melakukanya dengan

7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT

http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 297/335

280

baik dan atas kerjasama dengan responden yang sangat baik dan

komunikatif. Dari 19 BS di kota Payakumbuh hanya ditemukan 1

responden yang mengalami kebutaan total, namun ini terjadi sejak 20

tahun yang lalu akibat trauma kecelakaan dan keterlambatan

penanganan untuk membawa ke dokter.

Pemeriksaan telinga di lapangan tidak ada kendala sama sekali,

hanya saja pada responden yang masih kecil agak sedikit susah untuk

koordinasi apalagi responden yang usia kevil dan penakut. Ada salah satu

tim 1 yang masih mengartikan bahwa tes pendengaran adalah sama

dengan tes bisik. Sehingga, saat memeriksa responden bukan dengan

 jarak 1 meter namun di bisik dari belakang. Namun dari awal sudah di

koreksi dan di beritahu cara yang benar, setelah ditanya ternyata tim

tersebut lupa saat mengikuti pelatihan TC. Pemeriksaan konversasi/pendengaran ini agak susah diaplikasikan dengan kendala mendapat

ruang yang tenang, walaupun di dalam rumah tetap saja terdapat suara

yang mempengaruhinya misalnya tangisan anak, suara radio tetangga dll.

Di kota Payakumbbuh terdapat 2 tim yang tidak ada perawat gigi,

sehingga agak mengalami kesulitan, namun lambat laun enumerator

sudah terbiasa menghadapi beragam bentuk gigi serta kelainanya.

Ketrampilan ini berhasil atas kooperatifnya saat enumerator dilatih dan

pengalaman setelah mendapat kasus dilapangan. Beberapa respondenada yang menolak dengan alasan malu, sehingga enumerator butuh

tenaga ekstra untuk menjelaskan kembali dan membujuknya.

Hasil pengumpulan data di Kota Payakumbuh tidak sesuai yang di

harap, tidak sesuai dengan target sampel sebesar 19 BS atau 475 RT.

Dalam kegiatan penelitian ini hanya mendapatkan 443 RT dengan

individu 1.519 orang. Hal ini dikarenakan ada beberapa bangunan sensus

yang tidak ditemukan dan juga di robohkan. Namun, yang terbanyak

dikarenakan blok sensus yang terpilih merupakan daerah perkotaanpusat yang penduduknya sering berpindah. Ada juga di daerah

perumahan yang tidak ditemukan bangunan sensusnya padahal sudah di

bantu dengan peta, kader dan Kepala RT setempat.

Tahap Manajemen data

Tim enumerator kota Payakumbuh pada saat manajemen data

tidak ada kendala yang banyak. Hal ini dikarenakan salah satu tiap tim

7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT

http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 298/335

281

sangat menguasai teori dan praktek tentang manajemen data khususnya

saat pengentryan dan permasalahan yang terjadi. Tim Payakumbuh

awalnya saat pengiriman data sangat terlambat dibanding dengan kota/

kabupaten lain. Hal ini di karenakan yang bertugas entry data hanya satu

orang dan satu laptop yang dikerjakan oleh enumerator yang di anggapmenguasai permasalahan entry data bila nanti terjadi. Disamping itu,

pengerjaan entry data dilakukan tiap malam hari setelah puldat dan bila

ada waktu libur.

Strategi entry data satu orang ini bertujuan dengan tidak banayk

tangan hasilnya bagus, awalnya PJT mengkhawatirkan dengan strategi ini.

Namun setelah dievaluasi kerjanya baik dan cepat sehingga selesai entry

data sesuai dengan jadwal yang diharapkan. Terdapat satu tim yang

pengerjaanya berganti orang justru hasilnya jelek dan bermasalah padasaat pengentryan. Kemungkinan ini terjadi karena kurang koordinasi tiap

tim saat entry data, dan hasil kerjanya yang berbeda antara enumerator

satu dengan yang lain. 

Kendala yang perlu

dijadikan pengalaman pa-

da saat kegiatan yang

akan datang adanya pe-

rubahan updater danpatch serta perubahan

kunci saat pengisian ku-

esioner. Selain karena

kendala jaringan internet

yang lambat juga mem-

bingungkan enumerator

untuk mengupdate file

terbaru, selain itu enu-

merator harus mengingat

dan memahami konsep terbaru saat mengentri data. 

Kesimpulan

Secara keseluruhan pelaksanaan riskesdas 2013 di Kota

Payakumbuh berjalan lancar. Dari 19 BS yang diwawancarainya sebanyak

443 rumah tangga yang seharusnya sesuai sampel dari BPS sebanyak 475

rumah tangga meskipun dijumpai beberapa kendala baik kendala intern 

Gambar 4.18.1.

Mengukur Lingkar Lengan

7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT

http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 299/335

282

maupun ekstern. Beberapa hambatan yang dialami dalam pelaksanaan

riskesdas antara lain manajemen data yang sering ada perubahan baik

tentang updater  maupun  patch yang membingungkan enumerator,

ketidaksamaan nomer bangsen dan peta, kurangnya sosialisasi di

masyarakat, masalah keuangan serta masalah perizinan. Namun, masalahtersebut hanyalah kerikil dalam melakukan penelitian sehingga masalah

tersebut bisa diatasi dapat diatasi dengan adanya koordinasi dari seluruh

tim riskesdas dan hasil penelitian di kota Payakumbuh sesuai target dan

sangat memuaskan.

Saran

Berdasar hasil kegiatan maka beberapa saran untuk riskesdasselanjutnya, diantaranya :

1.  Perekrutan enumerator perlu lebih diperhatikan, misalnya tidak

terkait dengan urusan dinas yang lain sehingga dalam melaksanakan

penelitian dapat focus. Selain itu untuk menunjang kegiatan di

lapangan seharusnya ada tenaga yang sesuai keahliannya, sebagai

contoh pemeriksaan gigi dan pemeriksaan mata agar tidak

memperoleh hasil yang bias.

2.  Sebaiknya update dan revisi software pengentry data tidak dilakukansaat pengumpulan data telah dilakukan, karena hal tersebut dapat

membuat enumerator bingung dan hasil datanya tidak maksimal.

3.  Konsep riskesdas sebaiknya dimatangkan sejak awal. Sehingga tidak

ada perubahan informasi yang menyangkut isi kuesioner dimana saat

TOT, TC dan bahkan pengumpulan data terjadi beberapa perbedaan

informasi masalah isi kuesioner.

4.  Sosialisasi dari pusat sampai di jajaran masyarakat harus dilakukan

sejak awal, sehingga dalam melaksanakan pengumpulan data tidak

ada kendala.5.  Hubungan kerjasama antar departemen harus di sosialisasikan dari

pusat sampai kedaerah dan alangkah baiknya di lampirkan surat yang

menyatakan kerjasama sehingga di daerah tidak mengalami kesulitan.

6.  Untuk bahan kuesioner dan peralatan pemeriksaan perlu di kaji

kembali, karena hasil yang ada tidak sesuai yang diharapkan. Misalnya

percetakan kuesioner banyak yang tidak jelas dan terbalik, selain itu

alat-alat tulis kualitasnya tidak baik dan jumlah bahan/ alat

pemeriksaan fisik tidak sesuai.

7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT

http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 300/335

7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT

http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 301/335

284

tahun. Sekarang sedang dibangun dermaga pelabuhan bertaraf 

Internasional di Ulakan sebelah barat Kota Pariaman yang akan

meningkatkan taraf hidup masyarakat. Keterjangkauan masyarakat

terhadap pelayanan kesehatan terkait dengan daya beli rendah juga

menjadi hambatan besar dalam pemenuhan kebutuhan terhadapmakanan yang sehat sehingga dapat melemahkan daya tahan tubuh yang

dapat berdampak pada kerentanan untuk terserang penyakit-penyakit

tertentu. Fenomena gizi buruk dan kurang seringkali dikaitkan dengan

kondisi ekonomi yang buruk jika merujuk pada fakta bahwa keterbatasan

pemenuhan pangan dapat menyebabkan busung lapar, Kwashiorkor,

penyakit kekurangan vitamin seperti  Xeropthalmia, Scorbut, dan beri-

beri.

Faktor pendidikan juga sangat mempengaruhi derajat kesehatanseseorang karena pendidikan bisa berpengaruh terhadap perilaku

kesehatan seseorang. Pengetahuan yang dimiliki oleh seorang yang

berpendidikan mempengaruhi keputusan seseorang untuk berprilaku

sehat. Angka buta huruf berkorelasi dengan angka kemiskinan. Sebab,

penduduk yang tidak bisa membaca secara tidak langsung mendekatkan

mereka pada kebodohan, sedangkan kebodohan itu sendiri mendekatkan

mereka pada kemiskinan. Di Kota Pariaman berdasarkan tingkat

pendidikan jumlah terbanyak adalah pada tingkat SMU yaitu 5.354 jiwa

(BPS Kota Pariaman, 2011).

Dari segi sosial ekonomi dapat dilihat perkembangan yang sangat

bervariasi dari tahun ke tahun. Pembangunan ekonomi yang diupayakan

diharapkan mampu mendorong kemajuan, baik fisik, sosial, mental, dan

spiritual di segenap pelosok negeri terutama wilayah yang tergolong

daerah tertinggal. Suatu daerah dikategorikan menjadi daerah tertinggal

karena beberapa faktor penyebab, yaitu geografis, sumber daya alam,

sumber daya manusia, prasarana dan sarana, daerah rawan bencana dan

konflik sosial, dan kebijakan pembangunan. Keterbatasan prasaranaterhadap berbagai bidang termasuk di dalamnya kesehatan

menyebabkan masyarakat di daerah tertinggal mengalami kesulitan

untuk melakukan aktivitas ekonomi dan sosial.

Bahan Pengumpulan Data

Bahan-bahan yang digunakan untuk pengumpulan data kesemas

pada saat pemutakhiran adalah sebagai berikut :

7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT

http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 302/335

285

-  Daftar Bangsen.

-  Peta bermuatan dari BPS.

-  Pensil dan penghapus untuk mengisi pada daftar BANGSEN.

Sedangkan bahan-bahan yang digunakan pada saat pengumpulan data

kesehatan masyarakat seperti yang tertera dalam daftar alat dan bahankesmas dengan jumlah sesuai kebutuhan untuk 18 BS dan dikerjakan oleh

3 tim.

Prosedur Kerja

a.  Tahap training Enumerator

Training di lakukan di Hotel Rocky selama 10 hari .

b.  Sebelum memulai pengumpulan data, team melaksanakan

pemutakhiran sensus. Tiap Tim enumerator bergerak masing-

masing melaksanakan pemutakhiran bangsen pada 18 blok

sensus. Pertama-tama melapor ke Lurah atau Sekretaris Lurah

setempat untuk meminta ijin melakukan kegiatan Riskesdas 2013

di kelurahan tersebut. Setelah itu, melapor kepada ketua RT /RW

setempat sesuai daftar Bangsen. Kemudian meminta tolong

menunjukkan kira-kira rumah yang sesuai dengan nama pemilik

di daftar Bangsen berlokasi di mana. Setelah itu menuju lokasiyang ditentukan dan menyamakan nomor bangunan sensus. Bila

tidak sesuai, mencari rumah yang nomor bangunan sensus sesuai

dengan Bangsen. Apabila masih menemui kesulitan di lapangan,

menghubungi KSK yang sudah ditentukan oleh BPS Kota

Pariaman.

c.  Tahap Pelaksanaan Pengumpulan Data

Setelah pemutakhiran selesai, dilanjutkan dengan mengunjungi

rumah tangga yang bangunan sensusnya ditemukan. Enumerator

terdiri dari 3 Tim. Tiap tim yang terdiri dari 5 orang membagi

tugas sebagai berikut : 2 orang yang bertugas wawancara, 1

orang yang bertugas menyiapkan alat dan mengukur tinggi dan

berat badan, 1 orang menyiapkan tensimeter dan penlight serta

mengukur tekanan darah, keadaan kornea dan lensa mata,

keadaan telinga, dan tes bisik, 1 orang menyiapkan meteran, tali

6 meter, tumbling E, dan pinhole untuk mengukur lingkar lengan,

7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT

http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 303/335

286

lingkar perut, dan visus. Hal ini dilakukan secara rolling dan

bergantian dari setiap 5 rumah tangga. Kuesioner yang sudah

dicleaning, kemudian diperiksa oleh PJT apabila sudah diperiksa

oleh PJT, kuesioner diperbaiki terlebih dahulu bila masih kurang

atau bermasalah. Selesai diperbaiki, barulah team mengentridata menggunakan program yang telah ditentukan. Setelah

mengentri data, team membuat formulir kontrol data sesuai

format yang telah ditentukan. Kemudian, PJT memeriksa hasil

entrian data dan formulir kontrol data. Apabila sudah beres dan

lengkap, PJT mengezip data entrian tersebut. Kemudian,

mengirimkan hasil zip dan formulir kontrol data ke team Mandat

melalui email Riskesdas 2013. Setelah itu, PJT mengisi formulir

rekapan yang telah dibuat berupa jumlah kuesioner rumahtangga, kuesioner individu, sampel urine dan air, dan dana

responden sebagai laporan kepada PJO.

d.  Tahap Penyelesaian Pengumpulan Data

Pada akhir pengumpulan data seluruhnya, semua alat dan bahan

yang tersisa beserta kuesioner yang tersisa, dikumpulkan, ditata,

dan dipak Kemudian semua kuesioner, alat dan sisa logistik

diserah terimakan kepada PJO dan PJAL Kota Pariaman untuk

kemudian ditindak lanjuti oleh PJO dan PJAL kabupaten.

Hasil Kegiatan

a.  Tempat Tinggal PJT, Enumerator dan Posko

PJT Kota Pariaman ngontrak di tengah-tengah masyarakat tepatnya

100M dari RSUD Pariaman. Para enumerator sendiri sebagian besar

tinggal di rumah sendiri, walau ada sebagian kecil enumerator menginap

di posko. Posko ada 4 yaitu Posko PJT, dan 3 posko masing2 tim. Dalampersiapan lapangan didapatkan beberapa kendala sebagai berikut :

ketidak cocokan antara nomor bangunan sensus, alamat, dan nama

kepala keluarga, sehingga membingungkan para enumerator saat

melakukan pemutakhiran. Selain itu, ada beberapa blok sensus yang peta

bermuatannya tidak ada di BPS sehingga harus mensurvei semua rumah

yang ada di blok sensus tersebut.

7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT

http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 304/335

287

b. Peta Bangunan Sensus, Penunjuk Jalan dan Perijinan

Peta bangunan sensus didapatkan setelah PJT kabupaten langsung

mendatangi Badan Pusat Statistik Kota Pariaman. Petugas dari Badan

Pusat Statistik sangat kooperatif dalam pengadaan dan menjelaskan petabangunan sensus. Penunjuk jalan dilakukan oleh wali jorong dan

pencarian bangsen lancer saja karena wali jorong sudah mengenal

wilayah dan rumah penduduk. Yang akan menjadi sample. Surat

perijinan pengumpulan data yang dilakukan oleh PJO lancar dan tidak ada

kendala.

c.  Wawancara, Pengukuran, dan Pemeriksaan

Sehubungan dengan pilkada yang akan di selenggarakan oleh Kota

Pariaman penduduk merasa curiga dan mengganggap bahwapengumpulan data ini dilakukan oleh salah satu partai untuk meraih

suara di masyarakat. Dalam melakukan wawancara responden yang sibuk

bekerja sering menjawab dengan terburu-buru tanpa memperhatikan

pertanyaan yang diajukan oleh para enumerator dan juga kadang kala

meminta enumerator untuk cepat. Hal ini mengakibatkan pengisian

kuesioner ada yang salah atau terlewat, dan pengukuran tidak akurat.

Rata-rata selama proses wawancara yang dilakukan oleh enumerator

tidak ada kendala berarti.

d. Entry Data dan Pengiriman Data

Entry Data. Pada awal-awal pengumpulan data, tiap tim enumerator

diharuskan mengentry data di posko PJT. Hal ini dikarenakan untuk

memudahkan PJT melihat para enumerator bila mereka menemui

kesulitan di tengah-tengah proses entry data. Setelah dinilai cukup lancar,

PJT kemudian memperbolehkan enumerator untuk mengentry data di

rumah atau posko masing-masing tim. Tentang sofwart PJT dan

Enumerator dibingungkan oleh updater-updater terbaru dari teamMandat sehingga team menunda sementara untuk mengentri data.

Apalagi tentang entryan data lingkar lengan responden yang tidak muncul

di sofwart yang mengakibatkan PJT terlambat mengirimkan data ke

pusat.

e.  Pengiriman Data.

Menurut petunjuk teknis semula pengiriman data dilakukan segera

setelah pengentrian data dalam suatu blok sensus selesai. Tetapi karena

7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT

http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 305/335

288

berbagai hal, pengiriman data entria

sensus tertentu selesai di entry, mela

sensus dikirim bersamaan dengan

Hambatan yang paling sering ditemui

tidak lancar, bahkan menghilang. Selaidigunakan untuk mengemail data, ter

sehingga tidak bisa digunakan untuk m

email riskesdas tersebut sama sekali tid

Gambar 4

Salah Satu Peta Bangsen, Kota

Gambar 4.19.2.

Pemeriksaan Visus di Kota Pariaman

n tidak selalu setelah satu blok

inkan hasil entrian dari satu blok

entrian blok sensus yang lain.

dalah sinyal internet yang kadang

n itu email riskesdas sendiri, yangadang mengalami kendala teknis,

engemail data, Bahkan terkadang

ak bisa dibuka.

.19.1

Pariaman, Riskesdas 2013

Gambar 4.19.3.

Pemeriksaan Lingkar Perut

7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT

http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 306/335

289

Kesimpulan

Perlunya persiapan yang matang dan berkoordinasi dengan

berbagai sektor membujat pengumpulan data berjalan dengan lancar dan

hambatan-hambatan yang ada dapat diselesaikan dengan baik. Berkatkerjasama semua anggota tim riskesdas Kota Pariaman, dan dukungan

semua elemen yang terkait, semua permasalahan tersebut dapat

diselesaikan dengan baik. Adapun hasil dari riskesdas 2013 ini adalah,

telah diwawancarai 450 rumah tangga dan 1829 individu dalam 18 blok

sensus.

Dalam pelaksanaan Riskesdas yang merupakan kegiatan besar ini,

masih banyak kekurangan terutama dalam hal-hal program, BANGSEN,

dan koordinasi di lapangan, serta sepengetahuan masyarakat mengenai

kegiatan Riskesdas. Kendala-kendala yang dihadapi dapat dijadikan

sebagai pertimbangan dalam perencanaan kegiatan Riskesdas

selanjutnya. Dari kegiatan Riskesdas 2013 ini juga didapatkan bahwa

kepedulian masyarakat untuk mengikuti serangkaian kegiatan kesehatan

masih sudah cukup tinggi.

Saran

•  Sebaiknya dari pusat menjalin kerjasama yang sudah benar-benardisepakati sehingga di lapangan tidak terjadi hambatan, terutama

dengan BPS, Dinkes setempat, dan Kepala Daerah setempat. 

•  Sebaiknya update dan revisi software pengentry data tidak

dilakukan saat pengumpulan data telah dilakukan, karena hal

tersebut dapat membuat data yang terkumpul menjadi bias 

•  Sebaiknya diadakan iklan yang menyatakan akan dilaksanakan

kegiatan Riskesdas agar masyarakat tahu dan menyambut baik

kegiatan tersebut. 

•  Adanya keterbukaan mengenai hak yang diperoleh agar ada

keikhlasan dan rasa tanggung jawab dalam menunaikan pekerjaan

yang sudah diberikan. 

•  Program dan kuesioner sebaiknya difixkan sebelum acara

pengumpulan data agar tidak membingungkan berbagai pihak. 

7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT

http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 307/335

290

4.20.  Provinsi Sumatera Barat

Pelaksanaan Pengumpulan Data

Pelaksanaan puldat di kabupaten dan kota bervariasi sesuai dengan

keadaan dan kesiapan daerah dalam melaksanakan Riskesdas. Targetyang ditetapkan oleh PJT provinsi untuk melaksanakan puldat adalah

tanggal 1 Mei sehingga PJT kabupaten/kota memiliki waktu 3 hari untuk

mempersiapkan dan mengenali lokasi puldat. Kabupaten/kota yang dapat

melaksanakan puldat pada tanggal 1 Mei 2013 adalah Kabupaten

Sijunjung, Pasaman Barat, Dharmas Raya, Kota Padang Panjang, dan kota

Bukit Tinggi. Sisanya bervariasi antara tanggal 2 sampai dengan 4 Mei

2013 sedangkan kota Pariaman baru melaksanakan puldat tanggal 6 Mei

dan kota Solok tanggal 7 Mei 2013.Meskipun awal pelaksanaan tidak bisa dilakukan secara bersamaan,

namun waktu-waktu yang kosong telah dimanfaatkan oleh PJT

kabupaten/kota bersama dengan enumerator dengan baik untuk

melakukan persiapan daerah. Persiapan tersebut antara lain melakukan

pendekatan dan koordinasi dengan PJO, PJAL, melakukan perijinan,

meminta peta dari BPS, mencari penunjuk jalan, mempersiapkan

lapangan khususnya untuk biomedis yang membutuhkan laboratorium

lapangan. Dukungan dari PJO dan PJAL serta perhatian dan kepedulian

kepala Dinas Kesehatan memberikan peran penting dalam kesuksesan

puldat Riskesdas.

PJT kabupaten/kota yang sebagian besar berasal dari Surabaya (17

orang), 1 orang dari Jakarta dan hanya 1 orang dari Padang memberikan

nuansa tersendiri bagi kerjasama mereka dengan enumerator yang

merupakan warga setempat. Komposisi kelimuan dari PJT

kabupaten/kota memberi pengaruh terhadap kesuksesan puldat.

Perbedaan budaya dari enumerator dan PJT di awal kegiatan

membutuhkan penyesuaian dari mereka. Namun dengan interaksi yang

intensif, adaptasi dapat dilakukan sehingga pada umumnya mereka dapat

bekerjasama dengan baik dengan saling menghargai dan menghormati.

Permasalahan terkait interaksi individu karena perbedaan karakter,

budaya dan sosial sempat terjadi namun dapat segera diselesaikan

dengan komitmen bersama untuk menyelesaikan puldat dengan sukses.

Di awal mereka mencoba saling mengenali sebagai bagian dari anggota

kelompok, ditengah-tengah jangka waktu kegiatan mereka terbentuk

7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT

http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 308/335

291

menjadi kelompok yang kompak dan penuh semangat untuk bekerja, dan

percikan masalah intern kelompok mulai muncul menjelang akhir

kegiatan puldat. Semua permasalahan tersebut dapat diselesaikan baik

secara individu maupun kelompok dengan damai.

Latar belakang pendidikan sebagian besar PJT (12 orang) adalah

dokter, 1 orang apoteker, 4 orang sarjana kesehatan masyarakat (2

diantaranya magister kesehatan masyarakat), seorang peneliti sarjana

sosial dan seorang dosen Unesa dengan latar belakang ilmu sosial.

Mereka telah memperkaya dan menjadi kekuatan tim Sumbar.

Banyaknya dokter dan SKM sebagai PJT membawa kemudahan

khususnya saat kegiatan pelatihan karena sebagian kegiatan adalah

pengukuran dan pemeriksaaan yang membutuhkan pengetahuan dan

ketrampilan kedokteran. Usia sebagian besar PJT masih muda yaituberkisar 25 tahun, merupakan modal penting mengingat tantangan

medan yang cukup berat sehingga mereka mampu mengimbangi

semangat enumerator dalam melakukan kunjungan lapangan. Namun

usia muda (seluruh dokter adalah lulusan baru yang baru selesai

melaksanakan internship) membuat jarak usia yang tidak banyak berbeda

dengan enumerator, sehingga membutuhkan kemampuan PJT untuk

memposisikan diri selaku pimpinan yang harus mengendalikan puldat

secara tehnis. Pengalaman yang masih minim dalam pekerjaan, membuat

sebagian PJT merasa stress menghadapi kegiatan ini. Namun sebagian

besar dapat dengan segera mengendalikan puldat baik secara tehnis

maupun non tehnis/ administrastif dan sosial. Hal ini karena tidak seluruh

PJO dan PJAL daerah memberikan dukungan optimal, sehingga akhirnya

PJT harus turun tangan untuk menyelesaikannya. Penyesuaian PJT

terhadap lingkungan sangat tergantung kemampuan mereka

bersosialisasi, bahkan sebagian PJT sudah mampu berbicara bahasa

Minang dengan lancar selama puldat.

Kekompakan dari PJT kabupaten/kota untuk selalu berkomunikasi

dan berbagi informasi memberikan kemudahan dalam menyelesaikan

permasalahan. Telah dibentuk kelompok komunikasi melalui black berry ,

whats app dan e-mail  internet serta telepon seluler merupakan sarana

komunikasi yang dijalin untuk saling berhubungan. Beruntung tim

Sumbar memiliki seorang dosen berpengalaman yang bersedia

ditempatkan di kepulauan Mentawai mengingat kerasnya tantangan alam

dan SDM enumerator yang seluruhnya PNS. Dengan pengalaman

7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT

http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 309/335

292

mengendalikan mahasiswa maka tim kepulauan Mentawai dapat

menyelesaikan puldat lebih cepat dari waktu yang diperkirakan.

Sumatera Barat menyediakan cukup banyak tenaga kesehatan

melalui sekolah-sekolah kesehatan yang banyak tersedia. Tenagakesehatan yang dihasilkan oleh fasilitas pendidikan setempat telah

mendukung penyediaan enumerator berkualitas. Tenaga enumerator

direkrut oleh Dinas Kesehatan di kabupaten/kota mempunyai kualifikasi

pendidikan sesuai harapan bahkan ada seorang dokter yang menjadi

enumerator di Pesisir Selatan. Berdasar informasi dari PJO dan PJAL,

peminat menjadi enumerator sangat tinggi. Bahkan sebagian besar

PJO/PJAL mengakui tidak menginformasikan perekrutan secara luas

karena mengkhawatirkan tingginya animo tenaga kesehatan untuk

mendaftar. Perekrutan dilakukan bervariasi, meskipun dengan beberapacara seleksi, tampaknya kedekatan antar individu masih mewarnai dalam

perekrutan enumerator. Disadari hal tersebut bisa membawa dampak

kurang baik tetapi sebaliknya juga bisa menguntungkan.Dengan

memahami karakter dan perilaku orang yang akan diajak bekerja, akan

lebih memberi keyakinan PJO/PJAL tentang kemampuan enumerator

dalam bekerja. Tidak adanya biaya perekrutan merupakan permasalahan

tersendiri yang menyebabkan kurang terbukanya kegiatan perekrutan.

Enumerator yang seluruhnya berasal dari tenaga kesehatan lokalmemberikan kemudahan tersendiri. Mereka mampu memahami karakter

masyarakat, kebiasaan, budaya dan bahasa sehingga memudahkan

pelaksanaan wawancara, pengukuran dan pemeriksaan. Sebagai orang

lokal, mereka cukup mudah untuk mengenali lokasi BS sehingga

hambatan dalam menemukan rumah tangga terpilih sebagai sampel pada

saat melakukan kunjungan lapangan banyak terkurangi. Dari pantauan

PJT kabupaten/kota, tampaknya ada sedikit perbedaan kinerja

enumerator yang  freelance dan yang dari PNS. Semangat kerja tinggi

lebih ditunjukkan oleh enumerator berasal dari tenaga lepas dibanding

PNS meskipun tidak seluruhnya demikian. Enumerator tampaknya sangat

menikmati kegiatan ini meskipun beban cukup berat karena mereka

harus melaksanakan kegiatan hampir tanpa hari istirahat dan

dilaksanakan dari pagi hingga petang. Pantauan saat supervisi juga

menunjukkan semangat yang luar biasa dari enumerator.

7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT

http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 310/335

293

Gambar 4.20.1

Wawancara bisa dilakukan dimana saja dan kapan saja

Kendala dan Tantangan

Persiapan yang matang merupakan salah satu kunci kesuksesan.

Persiapan mulai dari SDM, bahan dan alat, perijinan, dana, serta kesiapan

masyarakat menjadi sangat penting diperhatikan. Bahan berupa

kuesioner telah disediakan dengan cukup, namun dalam pembagian perkab/kota kurang terdistribusi dengan baik sehingga di tengah tengah

proses puldat dibutuhkan perpindahan kuesioner dari satu kab/kota ke

tempat lainnya. Peralatan kesmas terutama alat ukur lingkar perut

disediakan dengan kualitas yang kurang baik sehingga memerlukann

penggantian dengan meteran biasa. Demikian pula dengan timbangan

berat badan cukup banyak keluhan karena cara operasionalnya yang agak

rumit. Untuk mengantisipasi kendala lapangan akibat timbangan rusak,

dilakukan upaya membeli timbangan digital meski dengan merek

berbeda. Demikian pula dengan tensimeter yang rusak dilakukan

peminjaman ke puskesmas, meskipun kemudian ada upaya

mendatangkan pengganti tensimeter dan timbangan badan dari Jakarta.

Kendala utama dari keterlambatan pelaksanaan puldat adalah

ketidak siapan daerah dalam menerima tim Riskesdas untuk

melaksanakan kegiatan. Perijinan di berbagai kabupaten dan kota sangat

ketat baik perijinan langsung dari kepala daerah maupun perijinan

melalui Badan Kebangsaan dan Sosial Politik. Kurang tersosialisasinya

7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT

http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 311/335

294

kegiatan Riskesdas merupakan salah

banyak aparat pemerintahan yang ti

Riskesdas bagi bidang kesehatan. Sur

tentang Riskesdas, tidak menyebutka

Walikota tetapi langsung kepada Keprasa tersinggung beberapa pihak da

segera memberikan ijin pelaksanaan pu

Pencarian rumah tangga menjadi

yang tidak memiliki penunjuk jalan ya

kabupaten/kota sebagian kurang infor

Riskesdas sehingga ada sebagian yang

sekali tentang keberadaan rumah

Sebagian PJT dan enumerator bahka

sebagai petunjuk untuk menemukanTinggi dan Padang Panjang. Mengingat

pertanian nasional pada waktu bers

menghadirkan mantri statistik sebagai

survei. Akibatnya, PJT dan enumerat

 jalan yang pada umumnya kepala joron

Wilayah Sumatera yang luas da

daerah sulit yang harus didatangi en

Gambar 4.20.2.

Peta buta dari BPS, tanpa informasi

bangunan sensus

satu penyebab, sehingga cukup

ak memahami pentingnya data

at yang diterbitkan oleh Kemkes

alamat pengiriman Bupati dan

ala Dinkes. Hal ini menyebabkanri kepala daerah sehingga tidak

ldat.

kendala khususnya untuk daerah

g paham lingkungan. Kantor BPS

asi yang benar tentang kegiatan

tidak bersedia memberikan peta

bangsen. Namun setelah

dilakukan koordinasi ditingkat provinsi, penyediaan

peta menjadi lancar.

Penyediaan peta wilayah

dan bangunan sensus dari

BPS tidak selalu dalam

kondisi baik sehingga peta

tersebut tidak bisa

membantu menemukan

rumah tangga sampel.

Bahkan cukup banyak peta

yang menyesatkan karena

tidak sesuai lapangan atau

peta “buta” karena tidak

memberikan informasi sama

tangga atau bangunan sensus.

n tidak menggunakan peta BPS

esponden seperti misalnya BukitBPS sedang melaksanakan sensus

maan, maka BPS tidak sanggup

emandu ke rumah tangga sasaran

r lebih mengandalkan penunjuk

setempat.

n berbukit menyebabkan adanya

umerator. Wilayah sulit tersebut

7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT

http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 312/335

295

cukup banyak seperti di Pasaman Barat, Tanah Datar, Lima Puluh Kota,

Dharmas Raya dan Pesisir Selatan. Bahkan daerah perkotaan juga

memiliki wilayah yang cukup sulit dijangkau sehingga untuk menuju ke

rumah penduduk harus berjalan kaki seperti ditemukan di kota Sawah

Lunto. Tempat tersulit adalah kepulauan Mentawai karena terdiri darikepulauan yang terletak di lautan lepas. Transportasi dari kota Padang

menuju Mentawai dengan kapal besar tidak dapat dilakukan setiap hari

tetapi hanya pada hari hari tertentu rata-rata 2 kali seminggu. Sedangkan

dengan perahu nelayan dapat dilakukan hampir setiap hari bila cuaca

memungkinkan namun dengan resiko yang lebih besar. Perjalanan

dengan kapal besar cukup lama, bila kita berangkat dari kota Padang

malam hari maka kita baru tiba keesokan paginya. Meskipun ada

penerbangan dari Padang menuju Kota Tua Pejat, ibu kota KabupatenKepulauan Mentawai. Penerbangan dengan Susy Air ini sangat jarang

beroperasi sehingga tidak bisa diperkirakan kepastian jadwal

penerbangan.

Penerimaan masyarakat terhadap kehadiran enumerator sangat

bervariasi meskipun pada umumnya cukup baik. Penolakan cukup banyak

terjadi tepatnya di beberapa kota di daerah hunian elit karena

menganggap kegiatan ini tidak penting dan mereka kurang paham

tentang keberadaan Riskesdas. Pada umumnya masyarakat tidak tahu

adanya kegiatan Riskesdas sehingga mereka juga tidak mengetahui

maksud dan tujuan survei kesehatan. Penolakan banyak terjadi karena

mengira tim enumerator adalah berasal dari perusahaan yang

menawarkan dagangan. Bahkan dari kalangan kesehatan juga banyak

yang tidak tahu tentang Riskesdas. Oleh karena itu dalam mengantisipasi

penolakan tersebut dilakukan berbagai cara, misalnya menggunakan

pakaian putih layaknya petugas kesehatan puskesmas sebagai ganti

seragam kaos hijau dengan atribut Riskesdas. Membuat seragam jaket

dengan tulisan Riskesdas, membuat baju kaos seragam dengan tulisanRiskesdas yang lebih mencolok. Warna juga bisa menjadi penghambat di

daerah tertentu karena adanya warna yang mencerminkan partai

tertentu dari partai politik yang sedang berkampanye.

Bahan kontak berupa uang menjadi penyebab kemudahan ataupun

kesulitan dalam menemui responden. Daerah tertentu yang semula

menolak kehadiran enumerator, menjadi berubah menerima dengan

senang hati setelah tahu bahwa mereka akan menerima uang. Bahkan

7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT

http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 313/335

296

sebagian masyarakat meminta untuk diwawancara meskipun sebenarnya

tidak termasuk daftar sampel. Dalam hal ini, enumerator menjelaskan

prosedur Riskesdas, tetapi di wilayah tertentu masyarakat tetap tidak

mau mengerti sehingga PJT harus turun tangan memberi penjelasan

secara khusus. Sebaliknya, ada masyarakat yang menolak menerima uangbahan kontak dan mengembalikan kepada enumerator karena merasa

tidak memerlukan. Ada pula wilayah yang melakukan kesepakatan agar

semua responden tidak menerima uang agar tidak terjadi kericuhan

akibat saling iri terhadap RT yang terpilih sebagai sampel.

Pada daerah (jorong) di kabupaten tertentu ada pembatasan waktu

berkunjung ke masyarakat menyebabkan hambatan menemui warga

yang dibatasi dari pagi hingga sore. Padahal, pada umumnya masyarakat

sulit menemui warga pada pagi sampai dengan siang/sore karena masihbekerja di ladang/sawah/kantor/tempat usaha. Dengan meminta ijin

khusus kepada kepala jorong maka kegiatan puldat bisa dilaksanakan

sampai dengan malam hari. Puldat untuk daerah perkotaan maupun

pedesaan tidak jauh berbeda. Selain dilakukan kunjungan pada pagi

sampai sore hari, tetap harus dilakukan kunjungan pada malam hari

untuk menjaring responden yang bekerja pada pagi sampai dengan siang

hari.

Meskipun bahasa dan budaya tidak terlalu menjadi hambatan,namun di beberapa daerah transmigrasi yang dihuni oleh beberapa suku

dari Jawa (Jawa, Sunda) ada sedikit hambatan dalam bahasa. Meskipun

umumnya para transmigran sudah lama menetap di Sumatera, tidak

semuanya menguasai bahasa Minang. Ada beberapa lokasi yang masih

menggunakan bahasa asalnya di Jawa, sebaliknya enumerator tidak

banyak yang menguasai bahasa Jawa dan Sunda serta beberapa

bahasaMinang dialek lokal yang cukup banyak perbedaan. Kepercayaan

masyarakat juga mewarnai kegiatan puldat. Adanya kepercayaan

terhadap mistik menyebabkan enumerator di Dharmas Raya tidak

bersedia menginap di suatu desa tertentu. Perjalanan 3 jam dari

penginapan di desa lain menuju lokasi desa puldat harus ditempuh

sehingga pelaksanaan puldat dilaksanakan dengan selang satu hari.

Sumbar merupakan provinsi dengan wilayah perbukitan dengan

cukup banyak sungai serta hutan. Kondisi alam tersebut menyebabkan

kendala dalam mencapai sasaran yaitu rumah responden. Meskipun

daerah perkotaan, wilayah berupa persawahan, ladang, perbukitan masih

7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT

http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 314/335

297

dijumpai. Bahkan di kota Padang, enumerator harus melewati ladang dan

sawah untuk menuju rumah responden. Di kota Sawahlunto, kabupaten

Limapuluh Kota, masih ditemui rumah penduduk yang harus ditempuh

dengan jalan kaki dan berada di perbukitan. Alat transportasi yang

dipergunakan adalah sepeda motor, tetapi karena wilayahnya, sehinggasebagian harus ditempuh dengan berjalan kaki.

Hambatan lain yang dikeluhkan PJT dan enumerator adalah biaya.

Pelaksanaan puldat di kepulauan Mentawai juga sempat terhenti untuk

dapat menjangkau perpindahan pulau karena keterlambatan turunnya

dana. Untuk kepulauan Mentawai, diberikan dana transportasi tambahan

daerah sulit yang cukup besar jumlahnya. Hal ini karena untuk berpindah

BS berarti berpindah pulau dan membutuhkan biaya untuk sewa perahu

motor. Beberapa daerah lain yang mengajukan tambahan transportasi

daerah sulit adalah kabupaten Solok, Pasaman. Sedangkan Pesisir

Gambar 4.20.4.

Medan sulit, sepeda

motor harus didorong

menyeberangi sungai

Gambar 4.20.3.

Menelusur

pematang sawah

di tepi persawahan

dan perbukitan

7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT

http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 315/335

298

Selatan, Pasaman Barat dan Lima Puluh Kota sebenarnya juga menjumpai

daerah sulit, tetapi karena keterlambatan pengajuan dana maka tidak

bisa terpenuhi. Keterlambatan distribusi biaya khususnya untuk bahan

kontak menyebabkan pelaksanaan puldat sedikit terhambat. Pemberian

uang bahan kontak tidak dapat ditunda bila responden sudahdiwawancarai sehingga dana harus sudah tersedia sebelum enumerator

turun ke RT. PJO dan PJAL dalam melakukan koordinasi dan pengelolaan

keuangan tidak sama, ada yang sangat lancar dalam membantu

pendistribusian keuangan namun ada yang terkesan sangat berbelit

dalam mendistribusikan uang operasional lapangan bagi enumerator.

Ada keluhan beberapa daerah tentang uang operasional enumerator

yang hanya diberikan sedikit sekali, bahkan di akhir kegiatan puldat ada

penundaan pemberian uang yang menjadi hak enumerator denganberbagai alasan.

Beberapa PJT kab/kota mendapat fasilitas dari Dinas Kesehatan

berupa kendaraan sepeda motor atau mobil, rumah dinas dll. Seperti

yang terjadi di Limapuluh Kota dan Dharmasraya. Sebaliknya, di beberapa

tempat, keterbatasan sarana transportasi menjadi kendala tersendiri.

Tindakan beresiko kadang dilakukan baik oleh PJT maupun enumerator

dalam mencapai rumah responden. Beberapa kecelakaan dialami oleh

PJT dan enumerator. Dalam hal kecelakaan, enumerator maupun PJT

(non PNS) belum dilindungi oleh asuransi secara formal, sehingga untuk

menangani kecelakaan yang terjadi dikeluarkan biaya baik dari dana yang

dikelola PJO maupun langsung dari Pusat Humaniora.

Gambar 4.20.5.

Kelelahan setelah puldat

7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT

http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 316/335

299

Biomedis

Pelaksanaan Biomedis pada umumnya berjalan lancar tanpa

hambatan berarti. Kesediaan responden untuk diambil sampel darah

cukup baik tetapi pada umumnya menolak untuk pengambilan darahpada bayi. Koordinasi dengan puskesmas umumnya berjalan lancar.

Penetapan lokasi laboratorium lapangan pada umumnya di puskesmas

dan jaringannya, tetapi ada pula yang memanfaatkan masjid/mushala,

kantor desa, sebagai tempat pengambilan sampel biomedis. Peralatan

yang belum lengkap (centrifuse) menjadi penghambat, sehingga jadwal

pelaksanaan harus diubah. Lokasi sulit menjadi kendala dalam

pelaksanaan pengambilan sampel biomedis. Di Lima Puluh Kota, salah

satu BS biomedis, harus jemput bola mendatangi ke rumah responden

usia lanjut untuk diambil sampel biomedis karena kesulitan transportasi.

Pengiriman sampel darah di awal puldat biomedis kurang sesuai

standar. Akibat kurang bagusnya kualitas gel pack dan ice pack,

menyebabkan suhu dalam kotak sampel pengiriman menjadi tinggi.

Dengan modifikasi penambahan ice pack dan es batu serta mencari

ekspedisi yang dapat mengirim dengan cepat telah mengatasi

permasalahhan pengiriman sampel darah.

Capaian Pengumpulan Data Sumbar

Pengumpulan data di seluruh Sumbar terselesaikan secara

bertahap sesuai dengan beban kerja dan mulai pelaksanaan. Kabupaten

dan kota dengan BS Biomedis menyelesaikan puldat pada tanggal 24 Juni

sedangkan yang paling cepat diselesaikan oleh kabupaten Pasaman yaitu

Gambar 4.20.6.

Mengambil resiko denganberboncengan tiga tanpa

helm

7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT

http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 317/335

300

tanggal 16 Juni 2013. Perkembangan pengumpulan data dapat dipantau

melalui website Badanlitbangkes yaitu puldata.litbang.depkes.go.id. PJT

memiliki kewajiban untuk selalu melapor kepada tim manajemen data

provinsi yang telah ditetapkan. PJT harus melaporkan perkembangan

lapangan mulai dari responden yang diwawancara, data dari ART yangtelah dientri, jumlah data terkirim, dan selanjutnya tim Mandat akan

melaporkan pula jumlah data

yang diterima dan dilakukan

“cleaning”.

Meskipun penyelesaian

puldat secara tuntas di Sumbar

adalah 24 Juni, namun data

yang diterima oleh tim mandatbelum keseluruhannya. Masih

ada beberapa permasalahan

dalam cleaning sehingga tim

mandat harus selalu kontak

dengan PJT kabupaten/kota.

Dari target 407 BS yang

menjadi sasaran puldat di

Sumbar, terkumpul 11.494RT

yang berhasil didatangi dan

diwawancara dan data yang

bisa diterima serta dibersihkan

oleh tim mandat sejumlah

10.024 RT terdiri dari 36.847

individu. Dari data tersebut,

berarti ada 151 rumah tangga

yang tidak dapat diwawancara

dari seharusnya sejumlah 10.175 RT di 407 BS. Data juga menunjukkanbahwa dalam satu rumah tangga rata-rata terdiri dari 3,6 individu.

Kecepatan proses data hasil puldat selain dipengaruhi enumerator

dan PJT kabupaten/kota juga sangat dipengaruhi oleh keberadaan

mandat. Mandat Sumbar cukup responsif dengan selalu memantau dan

mengontak langsung PJT yang mendapat masalah dalam entri data dan

pengirimannya. Program entri yang sempat di update beberapa kali

menyebabkan keterlambatan enumerator melakukan entri data.

Gambar 4.20.7.

PJT kab/kota saling berbagi informasi

dalam updating program entry data via

email

7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT

http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 318/335

301

Kemampuan memahami program dan perubahannya baik oleh PJT

ataupun enumerator pada akhirnya dapat terselesaikan dengan

koordinasi yang baik antara mandat, PJT dan enumerator. Ketiadaan atau

kurang bagusnya sinyal telepon seluler menghambat pengiriman data.

PJT di kepulauan Mentawai mendapat kesulitan memperoleh sinyalsehingga hanya bisa mengirim data di tempat-tempat tertentu dan waktu

tertentu. Demikian pula dengan PJT lain seperti di Solok Selatan dan

beberapa tempat lain khususnya yang lokasinya perbukitan.

Pengiriman Kuesioner dilakukan melalui jasa pengiriman yang

dilakukan PJAL. Kuesioner yang telah terisi di kemas oleh enumerator &

siap dikirim ke Pusat Humaniora, Kebijakan Kesehatan & Pemberdayaan

Masyarakat di Surabaya. Pengiriman dilakukan dalam posisi PJT kab/kota

telah meninggalkan kab/kota, sehingga pemantauan berikutnyadilakukan oleh tim administrasi yang melakukan supervisi akhir.

Hasil secara lengkap dapat dilihat pada tabel 4.20.1 tentang hasil

puldat di Sumatera Barat yang di update pada tanggal 19 Juli 2013.

Gambar 4.20.8.

Kuesioner siap kirim ke Pusat

Humaniora di Surabaya

Gambar 4.20.9.

Sampel urin dan air serta serum yang akan dikirim

7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT

http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 319/335

302

Tabel 4.20.1. Hasil Pengumpulan Data di provinsi Sumbar, Riskesdas 2013

(Update : 19 July 2013, 14:27:35).

Sumber:  http://labmandat.litbang.depkes.go.id/progress-

puldata-rkd-2013 

No Kabupaten/ KotaTotalRT

TotalBS

Jumlah YangDiwawancarai

Jumlah Data YangTerkirim

Jumlah Data YgDiterima & Clean

Sementara

RT BS RT BS IND RT BS IND

1 AGAM 675 27 667 27 667 27 2290 667 27 2286

2 DHARMASRAYA 550 22 549 22 549 22 2007 549 22 2007

3 KEP. MENTAWAI 450 18 449 18 449 18 1769 449 18 1712

4 LIMA PULUH KOTA 600 24 593 24 593 24 1796 592 24 1796

5 PADANGPARIAMAN 

600 24 596 24 596 24 2315 596 24 2316

6 PASAMAN 550 22 2244 22 550 22 2244 550 22 2244

7 PASAMAN BARAT 600 24 595 24 595 24 2567 595 24 2567

8 PESISIR SELATAN 650 26 642 26 642 26 2391 642 26 2391

9 SIJUNJUNG 525 21 503 21 503 21 1922 503 21 1921

10 KAB. SOLOK 600 24 591 24 591 24 2042 591 24 2042

11 KAB. SOLOK SEL. 475 19 475 19 475 19 1733 475 19 1733

12 TANAH DATAR 600 24 600 24 600 24 2061 600 24 2061

13 BUKITTINGGI 475 19 463 19 463 19 1620 463 19 1629

14 PADANG 750 30 712 30 712 30 2608 712 30 2608

15 PADANG PANJANG 350 14 347 14 347 14 1193 347 14 1218

16 PARIAMAN 450 18 225 18 175 18 728 450 18 1829

17 PAYAKUMBUH 475 19 443 19 443 19 1519 443 19 1519

18 SAWAH LUNTO 400 16 400 16 400 16 1436 400 16 1435

19 KOTA SOLOK 400 16 400 16 400 16 1533 400 16 1533

TOTAL SUMBAR 10175 407 11494 407 9750 407 35774 10024 407 36847

7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT

http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 320/335

303

Dianggarkan sebesar Rp. 3.977.066.000,- atau sekitar 4 milyar rupiah

dan ternyata digunakan sebesar Rp. 3.799.425.515,-. Biaya tersebut

terbanyak digunakan antara lain untuk membayar biaya operasional

enumerator dan PJT kabupaten/kota di lapangan untuk mengumpulkan

data kesehatan masyarakat dan data biomedis, serta membayar biaya

kontak kepada responden. Keterlambatan turunnya dana terutama bahan

kontak menjadi penghambat enumerator saat wawancara. Keterlambatan

ini juga menghambat enumerator mencapai daerah sulit karena

membutuhkan biaya tambahan untuk transportasi.

Tabel 4.20.2 . Pembiayaan puldat setiap kabupaten/kota, Sumbar,

Riskesdas 2013

No. Kabupaten/Kota PAGU SPJ

1 Kep. Mentawai 221.025.000 214.071.000

2 Kab. Pesisir Selatan 234.700.000 227.910.000

3 Kab. Solok 222.850.000 214.354.000

4 Kab. Sijunjung 189.175.000 181.709.000

5 Kab. Tanah Datar 258.240.000 245.717.000

6 Kab. Padang Pariaman 217.450.000 212.172.000

7 Kab. Agam 243.325.000 232.957.340

8 Kab. Lima Puluh Kota 266.937.500 242.397.000

9 Kab. Pasaman 204.690.000 201.746.000

10 Kab. Solok Selatan 173.325.000 168.221.000

11 Kab. Dharmasraya 204.400.000 198.438.500

12 Kab. Pasaman Barat 271.135.000 257.069.975

13 Kota Padang 337.682.500 306.945.000

14 Kota Solok 147.750.000 142.712.00015 Kota Sawah Lunto 147.450.000 140.720.000

16 Kota Padang Panjang 127.000.000 121.550.700

17 Kota Bukit Tinggi 173.326.000 163.938.000

18 Kota Paya Kumbuh 172.425.000 164.707.000

19 Kota Pariaman 164.200.000 162.090.000

JUMLAH 3.977.086.000 3.799.425.515

7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT

http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 321/335

304

7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT

http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 322/335

305

BAB 5

KESIMPULAN & SARAN

Kesimpulan

Dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan Riskesdas mulai dari TC

sampai dengan pengumpulan data di provinsi Sumbar berlangsung dengan

lancar sesuai dengan rencana meskipun tidak lepas dari berbagai kendala.

Telah berhasil dikumpulkan data dari 407 BS tersebar di 19 kabupaten kota

sejumlah 10.024 RT terdiri dari 36.874 individu dalam kurun waktu 1 Mei

sampai dengan 24 Juni 2013. Kegiatan pengumpulan data diawali dengan

persiapan lapangan mulai dari perijinan, pengambilan peta bangunan

sensus, persiapan penginapan dan posko serta persiapan bahan dan alat.

Tahap ini sangat mempengaruhi tahap pengumpulan data. Pengumpulan

data dilakukan sesuai perencanaan yang telah disusun pada saat TC dandikembangkan mengikuti kondisi lapangan. Kegiatan puldat disertai dengan

kegiatan entri data dan pengiriman data. Kegiatan entri data terhambat

oleh adanya update program entri yang mengalami penyempurnaan

beberapa kali.

Wawancara pada umumnya berjalan lancar karena enumerator

menguasai budaya, kebiasaan dan bahasa setempat meski ada sedikit

hambatan di beberapa daerah karena penggunaan bahasa lokal yang

berbeda serta adanya kepercayaan terkait mistik. Keberadaan enumerator

yang memiliki semangat tinggi dan ditambah semangat dan kekompakan

dengan PJT kabupaten kota merupakan kunci kesuksesan puldat di

lapangan. Dukungan PJO, PJAL dalam koordinasi keuangan dan bahan alat

 juga sangat mendukung keberhasilan puldat. Hambatan adalah penerimaan

masyarakat terhadap kegiatan Riskesdas khususnya di daerah perkotaan

yang banyak menolak. Namun dengan penjelasan dan pemberian

pengertian, maka pelaksanaan puldat dapat diterima masyarakat. Adanya

7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT

http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 323/335

306

bahan kontak yang cukup besar menjadi salah satu sebab penerimaan

masyarakat untuk diwawancara, diukur dan diperiksa.

Pengukuran dan pemeriksaan pada umumnya berjalan lancar karena

enumerator adalah tenaga kesehatan yang rata-rata setiap tim memilikitenaga perawat kesehatan dan bidan serta sarjana kesehatan masyarakat.

Disamping itu PJT yang sebagian besar berlatar belakang dokter umum

memudahkan penyelesaian bila terjadi kendala pemeriksaan dan

pengukuran dan diharapka akan lebih menjaga kualitas pemeriksaan dan

pengukuran. Kendala timbul dari kualitas dan kuantitas alat pengukuran

serta pemeriksaan yang kurang baik.

Pelaksanaan puldat biomedis dapat berjalan lancar meskipun

pengambilan darah untuk bayi sangat sulit dilakukan karena orangtua tidak

mengijinkan. Hambatan pengiriman sampel darah akibat gelpack dan

icepack kurang telah tertangani dengan modifikasi dan penambahan es

batu. Ketersediaan centrifue yang terlambat datang menyebabkan jadwal

puldat harus berubah.

Hambatan terjadi pada pemanfaatan peta bangsen, ditemukan rumah

tangga dengan lokasi medan yang sulit, serta distribusi dana khususnya

bahan kontak yang tidak selalu turun dengan lancar. Kemudahan puldat

karena penunjuk jalan yang merupakan kepala jorong dan warga setempat

serta respon masyarakat yang baik terhadap kegiatan ini. Penolakan terjadi

akibat kurangnya sosialisasi sehingga masyarakat tidak memahami adanya

kegiatan Riskesdas sebagai survei kesehatan nasional. Bahan kontak disatu

sisi menjadi sarana mempermudah penerimaan terhadap kegiatan puldat

tetapi disisi lain dapat menjadi permasalahan karena saling iri bagi yang

tidak menerima uang.

SaranHasil temuan dalam kegiatan puldat ini mengusulkan:

1.  Persiapan yang lebih baik khususnya sosialisasi terhadap pelaksanaan

Riskesdas baik kepada pemerintah daerah, Dinkes, BPS maupun

masyarakat luas.

2.  Pemutakhiran data sebaiknya dilakukan oleh BPS dan dilakukan sebelum

pelaksanaan puldat. Dengan demikian terjamin kesiapan peta bangsen

7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT

http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 324/335

307

yang dapat digunakan sebagai patokan dan petunjuk dalam menemukan

bangsen.

3.  Kesiapan dana khususnya untuk bahan kontak serta biaya operasional

lapangan agar tidak menghambat pelaksanaan puldat. Perlu koordinasiyang baik PJO, PJAL dan PJT terkait operasional lapangan.

4.  Kesiapan Pusat/Badanlitbang terhadap perijinan daerah serta

memahami peraturan daerah yang diterapkan sehingga apa yang

dilakukan sejalan dan tidak bertentangan dengan peraturan daerah yang

berlaku. Dalam perijinan perlu menyebutkan secara tertulis kepala

daerah (gubernur, bupati, walikota) tidak langsung kepada kepala Dinas

Kesehatan.

5.  Kesiapan bahan dan alat dari sisi jumlah serta perbaikan kualitas alat danbahan sehingga tidak menghambat pelaksanaan wawancara,

pemeriksaan dan pengukuran.

6.  Program entry data sebaiknya sudah final sebelum turun puldat sehingga

tidak dilakukan lagi update program pada saat telah turun ke

masyarakat.

7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT

http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 325/335

308

DAFTAR PUSTAKA

BPS. Sensus Penduduk 2010.

http://sp2010.bps.go.id/index.php/site/tabel?tid=264&wid=1300000000 

Dinas KesehatanProvinsi Sumatera Barat. Profil Kesehatan Provinsi Sumatera Barat

Tahun 2012.

Dinas Kesehatan Kabupaten Solok Selatan. Profil Kesehatan Kabupaten Solok

Selatan Tahun 2012.

Dinas Kesehatan Kota Paya Kumbuh. Profil Kesehatan Kota Paya Kumbuh Tahun

2012

Dinas Kesehatan Kota Sawahlunto. Profil Kesehatan Kota Sawahlunto Tahun 2012

Dinas Kesehatan Kota Padang. Profil Kesehatan Kota Padang Tahun 2012

Dinas Kesehatan Kabupaten Agam. Profil Kesehatan Kabupaten Agam Tahun 2012

Dinas Kesehatan Kabupaten Lima Puluh Kota Profil Kesehatan Kabupaten Lima

Puluh Kota Tahun 2012

Dinas Kesehatan Kabupaten Pasaman Barat. Profil Kesehatan Kabupaten Pasaman

Barat Tahun 2012

Dinas Kesehatan Kabupaten Dharmasraya. Profil Kesehatan KabupatenDharmasraya Tahun 2012

Dinas Kesehatan Kabupaten Pesisir Selatan. Profil Kesehatan Kabupaten Pesisir

Selatan Tahun 2012

Dinas Kesehatan Kabupaten Tanah Datar. Profil Kesehatan Kabupaten Tanah Datar

Tahun 2012

Dinas Kesehatan Kota Solok. Profil Kesehatan Kota Solok Tahun 2012

Dinas Kesehatan Kabupaten Solok Profil Kesehatan Kabupaten Solok Tahun 2012

Dinas Kesehatan Kabupaten Kep. Mentawairofil Kesehatan Kabupaten Kep.

Mentawai Tahun 2012

Dinas Kesehatan Kota Bukit Tinggi Profil Kesehatan Kota Bukit Tinggi Tahun 2012

Dinas Kesehatan Kabupaten Padang Pariaman Profil Kesehatan Kabupaten Padang

Pariaman Tahun 2012

Dinas Kesehatan Kabupaten Sijunjung Profil Kesehatan Kabupaten Sijunjung Tahun

2012

7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT

http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 326/335

309

Dinas Kesehatan Kabupaten Pasaman Profil Kesehatan Kabupaten Pasaman Tahun

2012

Dinas Kesehatan Kota Padang Panjang Profil.esehatan Kota Padang Panjang Tahun

2012

Dinas Kesehatan Kota Pariaman. Profil Kesehatan Kota PariamanTahun 2012

Wikipedia. Provinsi Sumatera Barat. http://id.Wikipedia.org/wiki/Sumatera_ Barat

Badan Litbang Kesehatan. Progress Pengumpulan Data Riskesdas 2013.

http://labmandat.litbang.depkes.go.id/progress-puldata-rkd-2013 

7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT

http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 327/335

31

 

Kegiatan Penghilang Stre

Saat-Saat Santai PJ

ss PJT Kabupaten/Kota

Kabupaten/Kota

7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT

http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 328/335

311

Menikmati Keindahan Sumatera Barat

7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT

http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 329/335

31

 

Keindahan Seni da Budaya Sumbar

7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT

http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 330/335

 

313

7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT

http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 331/335

7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT

http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 332/335

7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT

http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 333/335

7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT

http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 334/335

7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT

http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 335/335