Upload
wahyu-hasibuan
View
114
Download
2
Embed Size (px)
Citation preview
Judul : “SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN SELEKSI
PEMBERIAN BEASISWA DENGAN MENGGUNAKAN
METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP)
PADA STIKOM PELITA INDONESIA”.
Bidang Ilmu : Ilmu Komputer
I. Pendahuluan
I.1. Latar Belakang Masalah
Beasiswa adalah pemberian berupa bantuan keuangan yang diberikan
kepada perorangan, yang bertujuan untuk digunakan demi keberlangsungan
pendidikan yang ditempuh. Pemberian Beasiswa merupakan program kerja
yang ada di setiap universitas atau perguruan tinggi. Program beasiswa
diadakan untuk meringankan beban mahasiswa dalam menempuh masa studi
kuliah khususnya dalam masalah biaya. Pemberian beasiswa kepada
mahasiswa dilakukan secara selektif sesuai dengan jenis beasiswa yang
diadakan.
Disetiap lembaga pendidikan khususnya universitas banyak sekali
beasiswa yang ditawarkan kepada mahasiswa yang berprestasi dan yang
kurang mampu. Ada beasiswa yang dari lembaga milik nasional maupun
swasta. Untuk mendapatkan beasiswa tersebut maka harus sesuai dengan
aturan-aturan yang telah ditetapkan.
Stikom Pelita Indonesia menyediakan beberapa program beasiswa,
sebagai contoh yaitu Beasiswa Peningkatan Prestasi Akademik (PPA),
Beasiswa Bantuan Belajar Mahasiswa (BBM) yang diberikan Koordinasi
Perguruan Tinggi Swasta (Kopertis) wilayah X, Setiap jenis beasiswa memiliki
kriteria atau faktor bobot penilaian yang berbeda-beda. Beasiswa PPA
didasarkan pada prestasi mahasiswa mulai semester ke-4 yang memiliki
Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) minimal 3.00, beasiswa BBM yang memiliki
Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) minimal 2.50 diperuntukkan kepada seluruh
mahasiswa yang kurang mampu.
Pada program ini tidak semua yang mendaftarkan diri sebagai calon
penerima beasiswa tersebut akan diterima, hanya yang memenuhi kriteria-
kriteria saja yang akan memperoleh beasiswa tersebut. Oleh karena jumlah
peserta yang mengajukan beasiswa banyak, serta indikator criteria yang
banyak juga, maka perlu dibangun sebuah sistem pendukung keputusan yang
akan membantu penentuan siapa yang berhak untuk mendapatkan beasiswa
tersebut.
Selama ini untuk melakukan seleksi penerima beasiswa bagian
kemahasiswaan Stikom Pelita Indonesia masih melakukannya secara manual.
Proses penyeleksian secara manual membutuhkan ketelitian dan waktu,
karena data mahasiswa akan dibandingkan dengan kriteria beasiswa satu
persatu. Oleh karena itu pada proposal ini akan diimplementasikan suatu
sistem pengambilan keputusan yang dapat membantu membuat keputusan
calon penerima beasiswa secara otomatis dengan cepat dan tepat, sehingga
dapat untuk membantu meringankan kerja bagian kemahasiswaan Stikom
Pelita Indonesia dalam menentukan calon penerima beasiwa.
Berdasarkan hal- hal yang dikemukakan diatas,maka dilakukan
penelitian dengan judul : “SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN SELEKSI
PEMBERIAN BEASISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE
ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) PADA STIKOM PELITA
INDONESIA”.
II. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang penelitian di atas, maka penulis dapat
merumuskan masalahnya sebagai berikut :
Pelaksanaan seleksi pemberian beasiswa pada mahasiswa Stikom Pelita
Indonesia ini perhitungannya masih dilakukan secara manual serta tidak
terkomputerisasi dengan baik,sehingga bagian kemahasiswaan mengalami
kesulitan dalam menentukan calon penerima beasiswa yang lebih layak untuk
menerima, sehingga perlu dibuatkan sebuah program aplikasi sistem
pendukung keputusan dengan menggunakan metode Analytical hierarchy
process (ahp) untuk membantu bagian kemahasiswaan membuat keputusan
dalam menentukan calon penerima beasiswa.
III. Batasan Masalah
Untuk lebih mengarah pada tujuan yang diinginkan seperti yang telah
diuraikan diatas, maka perlu batasan masalah agar tidak menyimpang dari
tujuan semula, yang mana penulis lebih memfokuskan hanya untuk seleksi
pemberian beasiswa khususnya pada Stikom Pelita Indonesia saja dan tidak
membahas pada perguruan tinggi lainnya. Pembatasan masalah ini penulis
lakukan agar didalam pemecahan permasalahannya diharapkan bisa lebih
baik karena ruang lingkupnya tidak terlalu luas, sehingga penulis bisa
melakukan pembahasan secara terperinci sesuai dengan kemapuan yang
penulis miliki.
IV. Tinjauan Pustaka
Dalam usaha meningkatkan kualitas penelitian ini diperlukan rujukan
yang sesuai. Berikut ini adalah uraian teori yang digunakan sebagai landasan
dalam melakukan penelitian ini dan pendapat para pakar dan peneliti
sebelumnya sehubungan dengan topik penelitian.
4.1 Konsep Dasar Sistem
Suatu sistem dapat didefinisikan sebagai suatu kesatuan yang terdiri
dari dua atau lebih komponen atau subsistem yang berinteraksi untuk
mencapai suatu tujuan. Suatu sistem dapat terdiri dari sistem – sistem bagian
(subsistem). Misalnya sistem komputer yang terdiri dari subsistem perangkat
keras dan subsistem perangkat lunak. Subsistem – subsistem saling
berinteraksi dan saling berhubungan membentuk satu kesatuan sehingga
tujuan atau sasaran sistem tersebut dapat tercapai.
Untuk lebih jelasnya dapat kita lihat defenisi berikut, dimana sistem itu
dikenal dengan dua kelompok pendekatan :
1. Kelompok pertama, menekankan sistem itu sebagai atau pada
prosedur yaitu : “Sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-
prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk
melakukan suatu kegiatan atau untuk menyelesaikan suatu sasaran
tertentu”.
2. Kelompok kedua, menekankan sistem itu sebagai elemen atau
komponennya yaitu : “Sistem adalah kumpulan dari elemen-elemen
yang berinteraksi untuk mencapai tujuan tertentu”.
Adapun pengertian sistem menurut para ahli adalah sebagai berikut :
Menurut Jogiyanto HM ( 2001 : 1 ), mendefenisikan sistem: “ Suatu sistem
adalah suatu jaringan kerja dan prosedur-prosedur yang saling berhubungan,
berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau usaha untuk
menyelesaikan suatu sasaran tertentu ”.
Menurut Indrajit ( 2001 ), mendefenisikan sistem:“ Kata sistem
mengandung arti kumpulan dari komponen-komponen yang memiliki unsus
keterkaitan antara satu dan lainnya”.
Menurut pendapat Abdul Kadir (2002 : 10) dalam bukunya
Pengenalan Sistem Informasi :“ Sistem adalah sejumlah komponen yang
dapat diproses untuk mencapai suatu tujuan”.
Jadi untuk memahami sistem itu tergantung kepada segi pandang
masing-masing kita, karena kedua kelompok besar itu tidaklah bertentangan
dan malahan dapat saling memberi dukungan, baik sistem sebagai prosedur
maupun sistem sebagai komponen.
4.2 Karakteristik Sistem
Komponen-komponen atau sub sistem dalam suatu sistem tidak dapat
berdiri sendiri, semua saling berhubungan dan berinteraksi membentuk suatu
kesatuan sehingga sasaran atau tujuan sistem tersebut dapat tercapai.
Komponen-komponen ini merupakan salah satu unsur karakteristik sistem.
Untuk lebih jelasnya karakteristik sistem dapat diuraikan sebagai
berikut :
1. Komponen Sistem
Komponen-komponen sistem atau elemen-elemen sistem dapat berupa
sub sistem atau bagian dari sistem. Suatu sistem dapat mempunyai
suatu sistem yang lebih besar yang disebut supra sistem.
2. Batas Sistem (Boundary)
Merupakan daerah yang membatasi antara suatu sistem dengan
sistem yang lainnya atau dengan lingkungan luarnya.
3. Lingkungan Luar Sistem (Environment)
Yaitu lingkungan luar sistem yang mempengaruhi operasi sistem.
Lingkungan luar sistem yang ada yang menguntungkan dan dapat juga
bersifat merugikan. Lingkungan luar sistem ada yang menguntungkan
yang merupakan energi bagi sistem, dengan demikian harus tetap
dijaga dan dipelihara sedangkan lingkungan yang merugikan harus
ditahan dan dikendalikan.
4. Penghubung sistem (Interface)
Merupakan media penghubung antara satu sub sistem dengan sub
sistem lainnya sehingga memungkinkan sumber-sumber daya
mengatur antara sub sistem.
5. Masukan Sistem (Input)
Masukan adalah energi yang dimasukan kedalam sistem. Masukan
tersebut dapat berupa : Maintenance input, energi yang dimasukan
berguna agar sistem dapat dioperasikan. Signal input, energi yang
diproses untuk didapatkan hasil keluaran atau output.
6. Keluaran Sistem (Output)
Merupakan hasil pengolahan dari masukan sistem yang dapat berupa
keluaran yang berguna dan keluaran yang tidak berguna.
7. Pengolahan Sistem
Merupakan proses pengolahan masukan menjadi keluaran yang
dibutuhkan.
8. Sasaran
Segala sesuatu yang hendak atau ingin dicapai. Suatu sistem
dikatakan berhasil apabila telah mencapai sasaran atau tujuan yang
dimaksud.
4.3 Pengertian Keputusan
Keputusan – keputusan dibuat untuk memecahkan masalah. Dalam
usaha memecahkan suatu masalah, pemecah masalah mungkin membuat
banyak keputusan. Keputusan merupakan hasil dari kegiatan memilih suatu
strategi tindakan dalam pemecahan masalah. Jadi dapat disimpulkan
keputusan adalah rangkaian tindakan yang perlu diikuti dalam memecahkan
masalah untuk menghindari atau mengurangi dampak negatif, atau untuk
memanfaatkan kesempatan.
a. Jenis – Jenis Keputusan
Menurut Herbert A. Simon, keputusan berada pada suatu rangkaian
kesatuan, dengan keputusan terprogram pada satu ujungnya dan
keputusan tak terprogram pada ujung yang lain. Oleh karena itu jenis–
jenis keputusan menurut Hebert A. Simon adalah sebagai berikut:
1. Keputusan terprogram adalah bersifat berulang dan rutin,
sedemikian hingga suatu prosedur pasti telah dibuat untuk
menanganinya sehingga keputusan tersebut tidak perlu
diperlakukan de novo (sebagai sesuatu yang baru) setiap kali
terjadi.
2. Keputusan tak terprogram adalah bersifat baru, tidak
terstruktur dan jarang konsekuen. Tidak ada metode yang pasti
untuk menangani masalah ini karena belum pernah ada
sebelumny, atau karena sifat dan struktur persisnya tak terlihat
atau rumit, atau karena begitu pentingnya sehingga
memerlukan perlakuan yang sangat khusus.
b. Kriteria Keputusan
Tujuan dari keputusan untuk mencapai target atau aksi tertentu yang
harus dilakukan. Sebelum menentukan keputusan yang akan diambil,
seorang pengambil keputusan harus mengtahui kriteria – kriteria dari
keputusan tersebut, yaitu :
1. Banyak pilihan / alternatif
2. Ada kendala atau syarat
3. Mengikuti suatu pola/model tingkah laku,baik yang terstruktur
maupun tidak terstruktur
4. Banyak input / variabel
5. Ada faktor risiko
6. Dibutuhkan kecepatan, ketepatan, dan keakuratan.
4.4 Dasar - Dasar Pengambilan Keputusan
1. Pengertian Pengambilan Keputusan
Persoalan pengambilan keputusan pada dasarnya adalah bentuk
pemilihan dari berbagai alternatif tindakan yang mungkin dipilih yang
prosesnya melalui mekanisme tertentu dengan tujuan menghasilkan
sebuah keputusan yang terbaik. Jadi Pengambilan Keputusan dapat
diartiakan sebagai suatu tindakan memilih strategi atau aksi yang
diyakini manajer (pengambil keputusan)akan memberikan solusi
terbaik atas sesuatu masalah yang dihadapi.
2. Tahap – tahap Pengambilan Keputusan :
Menurut Simon (1960), tahap – tahap pengambilan keputusan terdiri
dari :
a. Intelligence
Tahap ini merupakan proses penelusuran dan pendeteksian dari ruang
lingkup problematika serta proses pengenalan masalah. Data masukan
diperoleh, diproses dan diuji dalam rangka mengidentifikasikan
masalah.
b. Design
Tahap ini merupakan proses menemukan, mengembangkan dan
menganalisis alternatif tindakan yang bisa dilakukan. Tahap ini
meliputi proses untuk mengerti masalah, menurunkan solusi dan
menguji kelayakan solusi.
c. Choice
Pada tahap ini dilakukan proses pemilihan diantara berbagai alternatif
tindakan yang mungkin dijalankan.
d. Implementation
Hasil pemilihan tersebut kemudian diimplementasikan dalam proses
pengambilan keputusan.
Tahap – tahap pengambilan keputusan yang dijelaskan diatas dapat
digambarkan seperti gambar 1 dibawah ini :
Gambar 1. Tahap Proses Pengambilan Keputusan
4.5. Konsep Dasar Sistem Pendukung Keputusan
Definisi Sistem Pendukung Keputusan.
Konsep Sistem Pendukung Keputusan (SPK) dimulai pada akhir tahun
1960-an dengan timesharing komputer. Dimana untuk pertama kalinya
seseorang dapat berinteraksi langsung dengan komputer tanpa harus melalui
spesialis informasi. Baru pada tahun 1971, istilah Sistem Pendukung
Keputusan (SPK) atau Decision Support System (DSS) diciptakan oleh
G.Anthony Gorry dan Michael S. Scott Morton. SPK diciptakan karena mereka
merasa perlunya suatu kerangka kerja untuk mengarahkan aplikasi komputer
kepada pengambilan keputusan manajemen.
Pada dasarnya pengambilan keputusan adalah suatu pendekatan
sistematis pada hakekat suatu masalah, pengumpulan fakta – fakta,
penentuan yang matang dari alternatif yang dihadapi, dan pengambilan
tindakan yang menurut perhitungan merupakan perhitungan yang paling
tepat. Sistem Pendukung Keputusan merupakan sistem informasi interaktif
yang menyediakan informasi, pemodelan dan pemanipulasian data.
Sistem Pendukung Keputusan (SPK) adalah sebuah sistem yang
dimaksudkan untuk mendukung para pengambil keputusan manajerial dalam
situasi keputusan semi terstruktur. SPK dimaksudkan untuk menjadi alat
bantu bagi para pengambil keputusan untuk memperluas kapabilitas mereka,
namun tidak untuk menggantikan penilaian mereka.
4.6 Tujuan Sistem Pendukung Keputusan
Adapun tujuan dari Sistem Pendukung Keputusan (SPK) adalah sebagai
berikut :
1. Punya kemampuan mendukung pemecahan masalah yang
kompleks
2. Bereaksi cepat terhadap situasi yang tak diharapkan pada
kondisiyang berubah .
3. Meningkatkan produktivitas dan analis
4. Belajar dan mengembangkan program baru, dengan menggunakan
pola analisis “what if” ( apabila), merupakan sarana dalam
pelatihan manajer.
5. Meningkatkan efektivitas manajerial, dengan menghemat waktu
kerja pada bidang analisis, perencanaan dan pelaksanaan.
Sistem pendukung keputusan memiliki tiga subsistem utama yang
menentukan kapabilitas SPK yaitu :
1. Subsistem Manajemen Basis Data (Data Base Management
Subsystem)
SPK membutuhkan Data Base Management System (DBMS) yang
pengelolaannya harus cukup fleksibel untuk penambahan dan
pengurangan data secara cepat serta kemampuan untuk mengelola
berbagai variasi data.
2. Subsistem Manajemen Basis Model (Model Base Management
Subsystem)
Kemampuan yang dimiliki subsistem basis model adalah :
a. Menciptakan model – model baru secara cepat dan mudah.
b. Mengakses dan mengintegrasikan model – model keputusan.
c. Mengelola basis model untuk menyimpan, membuat dialog,
menghubungkan dan mengakses model.
3. Subsistem Perangkat Lunak Penyelenggara Dialog (Dialog
Generation and Management Software)
Untuk lebih jelasnya mengenai komponen – komponen dari sistem
pendukung keputusan dapat dilihat pada gambar 2 dibawah ini :
Gambar 2. Komponen Sistem Pendukung Keputusan
4.7 Model Analytical Hierarchy Process (AHP)
AHP adalah sebuah metode memecah permasalahan yang komplek/
rumit dalam situasi yang tidak terstruktur menjadi bagian-bagian komponen.
Mengatur bagian atau variabel ini menjadi suatu bentuk susunan hierarki,
kemudian memberikan nilai numerik untuk penilaian subjektif terhadap
kepentingan relatif dari setiap variabel dan mensintesis penilaian untuk
variabel mana yang memiliki prioritas tertinggi yang akan mempengaruhi
penyelesaian dari situasi tersebut.
AHP menggabungkan pertimbangan dan penilaian pribadi dengan cara
yang logis dan dipengaruhi imajinasi, pengalaman, dan pengetahuan untuk
menyusun hierarki dari suatu masalah yang berdasarkan logika, intuisi dan
juga pengalaman untuk memberikan pertimbangan. AHP merupakan suatu
proses mengidentifikasi, mengerti dan memberikan perkiraan interaksi sistem
secara keseluruhan.
Pada dasarnya langkah langkah dalam metode ahp meliputi :
1. Menyusun hirarki dari permasalahan yang dihadapi.
Persoalan yang akan diselesaikan, diuraikan menjadi unsur-unsurnya,
yaitu kriteria dan alternatif, kemudian disusun menjadi struktur hierarki
Gambar 3. Diagram model AHP
2. Penilaian kriteria dan alternatif
Kriteria dan alternatif dinilai melalui perbandingan berpasangan. Menurut
Saaty (1988), untuk berbagai persoalan, skala 1 sampai 9 adalah skala
terbaik dalam mengekspresikan pendapat. Nilai dan definisi pendapat
kualitatif dari skala perbandingan dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Skala Penilaian Perbandingan Berpasangan
Intensitas Kepentingan
Keterangan
1 Kedua elemen sama pentingnya
3 Elemen yang satu sedikit lebih penting daripada elemen yang lainnya
5 Elemen yang satu lebih penting daripada yang lainnya
7 Satu elemen jelas lebih mutlak penting daripada elemen lainnya
9 Satu elemen mutlak penting daripada elemen lainnya
2,4,6,8 Nilai-nilai antara dua nilai pertimbangan-pertimbangan yang berdekatan
Selanjutnya adalah membuat tabel perbandingan prioritas setiap
elemen dengan membandingkan masing - masing elemen menjadi :
Tabel 2. Table matriks perbandingan prioritas setiap elemen.
A B C
A 1 3 5
B 0,333 1 2
C 0,2 0,5 1
Jumlah 1,533 4,5 8
Aturan pengisian tabel adalah dengan menganalisa prioritas antara
baris dibandingkan dengan kolom. Kemudian menganalisa prioritas elemen
lain dengan menggunakan persamaan matematika yang menyebutkan jika
A:B = X, maka B:A = 1/X. Jika prioritas A (baris) : B (kolom) = 3, maka prioritas
B (baris) : A (kolom) = 1/3 atau 0,333.
Langkah berikutnya adalah menentukan bobot tiap elemen dimana
nilai bobot tersebut berkisar 0 – 1 dan total bobot untuk setiap kolom adalah
1. Cara menentukan bobot tiap elemen adalah nilai prioritas pada tiap kotak
dibagi dengan penjumlahan keseluruhan angka yang ada dalam kolom yang
sama. Misalnya : bobot dari (A,A) = 1 / 1,533 = 0,652. Dengan perhitungan
yang sama bobot prioritas tabel di atas menjadi :
Tabel 3. table perhitungan bobot tiap elemen
A B C
A 0,652 0,667 0,625
B 0,217 0,222 0,250
C 0,130 0,111 0,125
Selanjutnya adalah mencari nilai bobot untuk masing-masing elemen
dengan melakukan penjumlahan setiap nilai bobot prioritas pada setiap baris
tabel dibagi dengan jumlah elemen. Berikut adalah bobot masing-masing
elemen.
A = (0,652 + 0.667 + 0,625) / 3 = 0,648
B = (0,217 + 0,222 + 0,250) / 3 = 0,230
C = (0,130 + 0,111 + 0,125) / 3 = 0,122
Kriteria Pemberian Beasiswa
Pada Stikom Pelita Indonesia proses pemberian beasiswa kepada mahasiswa
yang berhak untuk menerima dilakukan di bagian kemahasiswaan, Dalam
menentukan rancangan pemberian beasiswa ini dengan menggunakan
metode AHP, penyusunan suatu masalah ke dalam suatu hirarki merupakan
hal yang sangat mendasar.
Adapun kriteria yang menjadi dasar dalam pengambilan keputusan pada
Stikom Pelita Indonesia adalah sebagai berikut :
1. Nilai IPK (Indek Komulatif Keseluruhan).
2. Pekerjaan Orang tua.
3. Penghasilan Orang tua.
4. Jumlah saudara kandung.
5. Jumlah tanggungan orang tua.
6. Semester.
V. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Membuktikan bahwa sistem pendukung keputusan dengan
menggunakan metode ahp yang dibangun diharapkan dapat
membantu bagian kemahasiswaan dalam menentukan siapa calon
penerima beasiswa yang layak menerima beasiswa.
2. Membuktikan bahwa dengan menggunakan aplikasi sistem pendukung
keputusan dapat mempercepat dan meningkatkan kinerja dibagian
kemahasiswaan.
3. Membuktikan bahwa dengan menggunakan aplikasi ini, Stikom Pelita
Indonesia dapat menghasilkan keputusan yang tepat sasaran dalam
pemilihan calon penerima beasiswa
VI. Kontribusi Penelitian
Kontribusi penelitian sebagai berikut :
1. Mempermudah bagian kemahasiswaan dalam penentuan calon
penerima beasiswa.
2. Meningkatkan kinerja dan menghemat waktu dibagian kemahasiswaan
dalam proses penentuan calon penerima beasiswa.
3. Sebagai referensi bagi peneliti- peneliti selanjutnya yang ingin
melakukan penelitian perancangan sistem penunjang keputusan
VII. Metodologi Penelitian
Dalam merancang suatu sistem penunjang keputusan yang memenuhi
kebutuhan sesuai dengan karakteristik dan kemampuan SPK, dibutuhkan
suatu penelitian untuk mengidentifikasi data dan informasi yang dibutuhkan.
Metodologi yang umum digunakan dalam pengembangan sistem informasi
hingga saat ini adalah metode sistem development life cycle( SDLC).
SDLC adalah metodologi yang digunakan untuk mengembangkan,
memelihara, dan atau mengganti sistem informasi. Gambar berikut adalah
bagan dari SDLC yang umum di mana terdiri atas tujuh fase. SDLC juga sering
disebut metodologi ‘Waterfall’ karena lebih menyerupai air terjun. Berikut
gambar dari SDLC dengan tujuh fase :
Gambar 4. Tahap-tahap System Development Life Cycle
Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam tiap tahapan dari
metode System Development Life Cycle (SDLC) yaitu :
1. Project Identification and Selection (Identifikasi dan Seleksi)
a. Mengidentifikasi proses penyaluran seleksi peserta calon yang
berhak menerima beasiswa
b. Melakukan pendataan mengenai serangkaian kriteria
keputusan,kriteria yang dicari adalah apa yang menjadi dasar
dalam pengambilan keputusan dan menentukan bobot pada setiap
criteria keputusan
c. Melakukan pengumpulan teori dan konsep yang mungkin akan
digunakan dalam tahap penelitian selanjutnya dari literatur
maupun melalui jaringan internet.
kebutuhan dari keseluruhan sistem informasi perusahaan harus
diidentifikasi, dianalisa, dijadwalkan atau diatur.
2. Project Initiation and Planning (Inisialisasi dan Perencanaan)
a. Merumuskan masalah yang dihadapi dalam penyeleksian calon
peserta penerima beasiswa yang sedang berjalan dan mencoba
mengatasi permasalahan tersebut
b. Menentukan ruang lingkup sistem yang akan dibangun.
3. Analysis (Penganalisaan)
a. Menganalisa tentang sistem yang akan dipelajari dan pilihan dari
sistem pengganti yang diusulkan. Dengan mengamati pada tempat
yang akan diteliti untuk melihat sistem yang ada, kemudian
disempurnakan, diubah ke sistem yang lebih efisien.
b. Mengembangkan sistem penunjang keputusan mengenai seleksi
peserta calon penerima beasiswa yang berhak
c. Mengidentifikasikan kebutuhan sistem baru.
4. Logical Design (Rancangan Logika)
Semua fungsi dari sistem yang telah terpilih pada tahap analisa,
dijabarkan secara terpisah dari spesifikasi komputer tertentu.
Berhubungan dengan fungsi-fungsi, spesifikasi terperinci dari semua
elemen sistem (data, proses, input, output).
5. Physical Design (Rancangan Fisik)
Merancang antarmuka yang berguna untuk mengelola basis data,
mengelola model dan memberikan informasi mengenai seleksi
penerimaan beasiswa.
6. Implementation (Implementasi)
a. Mengkodekan program dan pengetesan aplikasi sistem penunjang
keputusan.
b. Memberikan pelatihan dan pemahaman kepada pengguna akan
model yang digunakan dan aplikasi yang baru.
7. Maintenance (Pemeliharaan)
Melakukan pemeliharaan dimana setelah rancangan modul program
aplikasi digunakan pemakai, dilakukan pengawasan proses, evaluasi dan
perubahan bila diperlukan. Perubahan akan dilakukan jika terdapat
ketidak sesuaian terhadap rancangan modul program aplikasi,spesifikasi
perangkat keras, maupun para pengguna akhir(end user).
VIII. Jadwal Pelaksanaan
IX. Personalia Penelitian
1. Peneliti
a. Nama : Rita Yohana
b. Program Studi : Teknik Informatika
c. Perguruan Tinggi : STIKOM PELITA INDONESIA PEKANBARU
d. Bidang Keahlian : Ilmu Komputer
e. Waktu Penelitian : 18 Jam/Minggu
X. Perkiraan Biaya Penelitian
No ITEM JUMLAH
.
1. Bahan dan Peralatan Penelitian Rp. 500.000,-
2. Seminar Rp.250.000,-
3. Laporan Rp. 300.000,-
TOTAL Rp. 1.050.000,-
XI. Aliran Sistem Informasi yang ada
Sistem Informasi untuk Penentuan pemberian beasiswa pada Stikom
Pelita Indonesia berawal dari Ketua Stikom menerima surat keputusan
penerimaan beasiswa dari Kopertis, yang selanjutnya ketua stikom akan
menyerahkan kepada bagian Kemahasiswaan, berdasarkan surat keputusan
penerimaa beasiswa tersebut maka bagian kemahasiswaan membuatkan
informasi/pengumuman beasiswa yang akan diinformasikan ke mahasiswa.
Berdasarkan informasi tersebut maka mahasiswa meminta formulir
beasiswa ke bagian kemahasiswaan dan melakukan pengisian formulir,
formulir yang telah di isi kembali diserahkan ke bagian kemahasiswaan, yang
selanjutnya formulir beasiswa terisi tersebut akan dilakukakan penyeleksian
mahasiswa yang berhak menerima beasiswa, dari proses penyeleksian ini
menghasilkan daftar penerima beasiswa seleksi I sebanyak 2 (dua) rangkap, 1
(satu) rangkap diarsipkan 1 (satu) lagi diberikan ke mahasiswa dan dari
proses penyeleksian ini juga menghasilkan daftar mahasiswa tidak lulus
seleksi 1 (satu) rangkap untuk diarsipkan bagian kemahasiswaan.
Berdasarkan Daftar penerima beasiswa terseleksi I ini, bagian
kemahasiswaan menyerahkan formulir beasiswa dari Kopertis sebanyak 2
(dua) rangkap untuk di isi oleh mahasiswa dan selanjutnya Formulir beasiswa
terisi tersebut akan kembali diserahkan beserta fotocopy KHS dan persyaratan
lainnya ke bagian kemahasiswaan. Bagian kemahasiswaan akan melakukan
pengecekan kelengkapan data, dari proses ini menghasilkan daftar penerima
beasiswa sebanayak 3 (tiga) rangkap, 1(satu) diarsipkan bagian
kemahasiswaan , dan 2 (dua) rangkap diserahkan ke Prodi untuk divalidasi.
Bagian prodi akan mengarsipkan 1(satu) rangkap dan 1 (satu) rangkap
diserahkan ke ketua Stikom untuk divalidasi juga.
Daftar penerima beasiswa yang telah divalidasi ketua stikom tersebut
selanjutnya diserahkan ke Kopertis, dan akan melakukan pengesahan dan
menghasilkan daftar penerima beasiswa yang telah disahkan sebanyak 2(dua)
rangkap dan selanjutkan akan diserahkan lagi ke ketua stikom, ketua stikom
akan menyerahkan ke bagian kemahasiswaan untuk dibuatkan pengumuman
untuk diberikan ke mahasiswa.
Daftar penerima beasiswa yang telah disahkan ini juga diserahkan ke
bagian keu/adm untuk dilakukan pengecekan tunggakan biaya kuliah. Dari
proses pengecekan ini menghasilkan daftar tunggakan mahasiswa dan
beasiswa yang diterima. Selanjutnya dibuatkan laporan daftar tunggakan
mahasiswa, dari laporan tersebut akan dilakukan pemotongan beasiswa
sehingga menghasilkan sisa beasiswa yang diterima.
Beasiswa yang diterima dan sisa beasiswa yang diterima diserahkan
diserahkan ke mahasiswa. Dan berdasarkan beasiswa diterima dan sisa
beasiswa tersebut, bagian keu/adm membuat laporan penerimaan beasiswa
sebanyak 3 (tiga) rangkap, 1(satu) diarsipkan dan 1 (satu) rangkap untuk
diberikan ke bagian kemahasiswaan untuk diarsipkan dan 1 (satu) rangkap
lagi diberikan kepada ketua stikom.
Aspek-aspek sistem antara lain :
a. Component : bagian kemahasiswaan,bagian administrasi
b. Interrelationship : Berikut rincian hubungan interrelationship yang terjadi
:
- Bagian kemahasiswaan – bagian administrasi = penyerahan daftar
penerima beasiswa yang telah disahkan.
- Bagian administrasi – bagian kemahasiswaan = laporan
penerimaan beasiswa.
c. Boundary : Stikom Pelita Indonesia.
d. Input : formulir beasiswa,daftar penerima beasiswa.
e. Output : formulir beasisiwa terisi, daftar penerima beasiswa yg
disahkan,daftar mahasiswa tunggakan,laporan
mahasiswa tunggakan, daftar penerima beasiswa
terisi,laporan penerimaan beasiswa.
f. Interface : formulir beasiswa,fotocopy KHS.
g. Environment : Prodi, Ketua Stikom,Kopertis.
h. Constraint : memproses penerimaan beasiswa.
i. Goals : memudahkan dan mempercepat dalam pemrosesan
penerimaan beasiswa .
Gambar 5. Aliran Sistim Informasi Lama
Gambar 6. Context diagram lama
ANALISA SWOT
Istilah SWOT merupakan kependekan dari kata Strength, Weakness,
Opportunity dan threat, dimana dalam Bahsa Indonesia diartikan sebagai
kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman.
1. Strenght (Kekuatan)
a. Setelah melihat aliran sistem informasi di atas, maka dapat dilihat
adanya kekuatan dari sistim infomasi yang baru yaitu; kegiatan
penentuan pemberian beasiswa yang tepat sasaran atau beasiswa
diberikan kepada yang benar-benar berhak menerimanya.
b. Dengan dibangunnya sistim pendukung keputusan untuk seleksi
pemilhan beasiswa pada STIKOM PI ini jelas dan terarah serta
ditemukan solusi yang tepat untuk mengambil keputusan yang sedang
dihadapi.
c. Dengan adanya verifikasi username dan password pada sistim
pendukung keputusan ini, sehingga pengolahan dan pengaksesan data
hanya dapat dilakukan oleh orang-orang yang berkepentingan dan
bertanggung jawab saja, karena proses pengambilan keputusan dapat
salahgunakan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggungjawab.
d. Terciptanya hasil seleksi yang cepat dan transparant.
2. Weakness (Kelemahan)
a. Dibutuhkan suatu perangkat lunak yang handal untuk
menyelesaikan penghitungan data untuk sistim pendukung
keputusan yang menggunakan metode AHP, sehinnga data yang
dihasilkan akurat.
b. Dibutuhkan data dan penghitungan manual yang akurat.
c. Kesalahan dalam pemasukan data, akan berpengaruh pada
keputusan yang dihasilkan.
d. Sistim pendukung keputusan pemberian beasiswa ini hanya dibisa
digunakan pada lingkungan STIKOM PI saja.
e. Sistim pendukung keputusan pemberian beasiswa ini hanya pada
sampai pada tahap penyeleksian layak atau tidak layak seseorang
mahasiswa menerima beasiswa, tidak sampai pada jumlah nominal
beasiswa yang diterima, atau sistim tidak membahas sampai pada
administrasi mahasiswa.
3. Opportunity (Peluang)
a. Sementara itu, peluang yang dapat dimanfaatkan untuk mengatasi
kelemahan yang ada adalah berkembangnya sistem komputerisasi
dan teknologi pada saat ini memberikan solusi bagi proses
penentuan pemberian beasiswa pada stikom pelita indonesia.
b. Penggunaan metode lain seperti Metode Fuzzy Multiple Attribute
Decision Making (FMADM) dengan metode Simple Additive
Weighting (SAW) dapat diterapkan untuk menentukan penerima
beasiswa dengan proses perangkingan yang akan meyeleksi
alternatif yang telah diberikan.
4. Threat (Ancaman)
a. Ancaman yang dihadapi STIKOM PI adalah munculnya kekecewaan
dari mahasiswa/i terhadap pemberian beasiswa yang tidak tepat
sasaran.
b. Proses-proses yang dapat dilakukan oleh sistem pendukung
keputusan biasanya tergantung juga pada kemampuan perangkat
lunak yang digunakannya.
c. Sistem pendukung keputusan ini tidak memiliki intuisi seperti yang
dimiliki oleh manusia. Karena sistem pendukung keputusan hanya
suatu kumpulan perangkat keras, perangkat lunak dan sistem
operasi yang tidak dilengkapi oleh kemampuan berpikir.
XII. Rencana Pengembangan
Dari sistem informasi yang lama maka akan dilakukan pengembangan
dengan sistem yang baru sebagai berikut :
1. Membuat context diagram baru
CD merupakan gambaran sistem secara umum yang memperlihatkan
hubungan antara entity entity serta aliran informasi dalam sebuah sistem
yang digambarkan secara logical seperti gambar dibawah ini :
Gambar 7. Context Diagram baru
2. Membuat UML
a. Usecase diagram
Diagram use case merupakan gambaran hubungan antara actor
dengan use case pada sistem yang diusulkan dari diagram ini kita
dapat melihat beberapa perbedaan dibandingkan dengan sistem yang
lama dengan sistem yang baru, dapat dilihat dalam gambar use case
dibawah ini.
Gambar 8. Use case diagram spk pemberian beasiswa
b. Activity diagram
Activity diagram menggambarkan berbagai alir aktivitas dalam sistem
yang sedang dirancang dan merupakan penjabaran dari diagram-
diagram lain tetapi perubahan yang terjadi sama dengan diagram-
diagram sebelumnya hanya saja cara penggambarannya lebih
difokuskan pada aktifitas- aktifitas pada sistem yang saling bergantung
satu sama lain.
Gambar 9. Activity diagram SPK pemberian beasiswa
c. Sequence diagram
Diagram sequence merupakan sebuah diagram yang menggambarkan
interaksi antar objek di dalam sebuah sistem dan lebih detail dalam
menggambarkan aliran data.
Gambar 10. Sequence diagram spk pemberian beasiswa
d. Class diagram
Diagram class mendeskripsikan jenis-jenis objek dalam sistem dan
berbagai macam hubungan statis yang terjadi serta menunjukkan
properti dan operasi sebuah class.
Gambar 11. Class diagram spk pemberian beasiswa
e. State diagram
Diagram state merupakan diagram yang menggambarkan behavior
yaitu perubahan state di suatu class berdasarkan event dan message
yang dikirimkan dan diterima oleh class tersebut.
Gambar 12. State diagram spk pemberian beasiswa
XIII. RANCANGAN OUTPUT
Laporan peserta seleksi calon penerima beasiswa Peningkatan Prestasi
Akademik (PPA)
Gambar 13. Rancangan output calon peserta lulus seleksi
pemberian beasiswa PPA
Laporan peserta seleksi calon penerima beasiswa
Bantuan Belajar Mahasiswa (BBM)
Gambar 14. Rancangan output calon peserta lulus seleksi
pemberian beasiswa BBM
Laporan Penerima Beasiswa Lulus Seleksi PPA dan BBM
Gambar 15. Rancangan output peserta lulus seleksi
pemberian beasiswa PPA dan BBM.
DAFTAR PUSTAKA
Irwanto, Djon, M.M. Perancangan Object Oriented Software dengan UML. Edisi I, Andi Offset, Yogyakarta, 2005.
Kusrini, M. Konsep dan Aplikasi Sistem Pendukung Keputusan.Yogyakarta: Penerbit Andi, 2007.
Aditya, W. Sistem Pendukung Keputusan Dengan Menggunakan Metode AHP Untuk Pembelian Barang, Yogyakarta, Skripsi Ilkom FMIPA UGM, 2005.
(http://en.wikipedia.com/wiki/analytical_hierarchy_process)
(http://id.wikipedia.org/wiki/Sistem_pendukung_keputusan)
(http://lissoi.multiply.com/journal/item/35)