Upload
langit-biru
View
57
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
MATA KULIAH SEMINAR BK
1. Kenyataan yang terjadi di lapangan
Fakta yang terjadi di lapangan, proses konseling individual yang terjadi tidak
sesuai dengan konsep konseling yang sebenarnya. Dalam proses konseling konselor
banyak memberikan nasihat atau saran-saran. Proses konseling yang terjadi di SMAN 6
Malang, konseling yang dilakukan tidak atas dasar keinginan konseli untuk
melaksanakan konseling melainkan atas dasar surat panggilan dari konselor untuk
memanggil konseli, sehinnga hal ini mengakibatkan konseli merasa takut, tidak terbuka
dalam menyampaikan masalah yang dihadapi karena merasa terpaksa.
Konselor kurang memiliki keterampilan dalam menyambut konseli, sehingga
timbul suasana yang kurang hangat. Karena konselor kurang menyambut konseli secara
baik, dan tidak membangun hubungan yang baik pula, tetapi konselor langsung mengarah
pada masalah konseli.
Dalam proses konseling konselor kurang mampu menerapkan teknik-teknik
konseling yang ada. Tidak ada teknik penerimaan yang baik, konselor kurang mampu
membangun rapport sehingga suasana konseling tidak begitu hangat dan akrab, karena
konseli merasa tegang, posisi duduk konseli berhadap- hadapan dan terhalang oleh meja,
sehingga konseli semakin kurang terbuka dalam menyampaikan masalahnya.
2. Teori
2.1 Hakikat konseling
secara etimologi = dari bahasa latin “consilium” artinya dengan/bersama dirangkai dengan
“menerima/memahami. Dalam bahasa anglo saxon konseling berarti
“menyerahkan/menyampaiakn”. Proses pemberian bantuan seseorang kepada orang lain
dalam membuat keputusan atau memecahkan sutu masalah melalui pemahaman terhadap
fakta-fakta, harapan, kebutuhan dan perasaan klien.
2.2 Teori Konseling
Bernard & fulmer 1969 : konseling meliputi pemahaman dan hub.individu untuk
mnegungkpakan kebuthan,motivasi,dean potensi yang unik dari individu dan membantu
individu yang bersangkutan mengapresiasikan ketig hal tersebut
2.3 Pendekatan Konseling
1. Pendekatan Authoritatian / directive pusat dari keberhasilan konseling adalah konselor
2. Pendekatan Directive konseli diberikan kesempaan untuk memimpin proses konseling
dan memecahkan masalah sendiri
3. Pendekatan edetic konselor menggunakan cara yang baik sesuai masalah konseli.
2.4 Tahap Proses konseling
Tahap Tahap Konseling Individual
No Tahapan Kegiatan Tekhnik
1. a. Mengawali pertemuan Menyambut :
Menjawab salam,
menjabat tangan dan
mempersilahkan duduk
(menawarkan tempat
duduk).
Acceptance
penerimaan
(verbal)
b. Structuring : Time Limit Acceptance
Role Limit
Batasan Peran
Kalimat Jaminan
penerimaan
Penerimaan non verbal -menganggukkan kepala
-menepuk bahu
Acceptance ( penerimaan )
Non verbal
2. Pengumpulan Data Pertanyataan Terbuka dan
Tertutup
Questioning
3. Restatement ( pengulangan ) menyatakan kembali
pernyataan klien
( sebagian atau seluruhnya
) yang dianggap penting.
Restatement ( pengulangan )
4. pemantulan perasaan konselor memantulkan
perasaan
Reflection of fefling
5. Diam Konselor berhenti sejenak Silence ( diam )
6. penguatan / dukungan konselor memberikan
dukungan / penguatan
terhadap pernyataan
positif klien agar ia
menjadi lebih yakin dan
percaya diri.
Reassurance ( penguatan /
dukungan )
7. ringkasan / kesimpulan konselor menyimpulkan
atau ringkasan mengenai
apa yang telah
dikemukakan klien pada
Summary ( ringkasan /
kesimpulan )
proses komunikasi
konseling.
8. pengakhiran digunakan konselor untuk
mengakhiri komunikasi
berikutnya maupun
mengakhiri karena
komunikasi konseling
betul-betul telah
“berakhir”.
Termination ( pengakhiran )
3 Pembahasan
Menurut C.H Patterson konseling bukanlah pemberian nasihat, saran-saran,
namun konseling yang terjadi di SMA N 6 Malang, dalam proses konseling konselor
memberikan nasehat dan saran kepada konseli. Konseling seharusnya dilakukan dengan
tidak memaksa konseli, sedangkan yang terjadi di lapangan konseli menerima surat
panggilan untuk melaksanakan konseling.
Proses konseling yang seharusnya dilakukan, konselor perlu memperhatikan
teknik penyambutan dan penerimaan konseli yang sesuai dengan teknik konseling yang
ada. Sementara itu dalam pelaksanaanya, konseling dilakukan tanpa adanya penyambutan
yang hangat dari konselor, dalam hal ini konselor tidak menerima konseli (menjemput),
berjabat tangan, dan tidak adanya pembinaan rapport dari konselor. Dalam proses
konseling konselor tidak mengungkapakan mengenai batasan peran, kata jaminan, dan
kontrak waktu juga tidak dilakukan. Penggalian data dilakukan secara singkat, dan tidak
mendalam, sehingga proses konseling terkesan terburu-buru. Pemantulan perasaan
sebagai bentuk simpati kepada konseli juga tidak dilakukan selama proses konseling.
Posisi duduk yang tepat dalam proses konseling hendaknya pandangan tidak terfokus
pada satu titik dengan kata lain tidak diperkenankan berhadap-hadapan dan tidak
terhalang oleh meja, namun kondisi yang terjadi di SMAN 6 malang konseli dan konselor
saling berhadap-hadapan sehingga terkesan konseli kurang terbuka, malu, dan kurang
merasa nyaman dalam menyampaikan pendapatnya.
4. Solusi
Sebagai konselor :
Sharing dengan teman sejawat tentang teori dan praktik konseling
Sebagai teman sejawat :
Studi literature tentang video konseling yang benar dan salah kemudian mendiskusikan
bersama-sama
Sebagai praktikan :
Membuatkan buku paket yang praktis untuk dibaca tentang teori2 dan praktik konseling