7
MATA KULIAH SEMINAR BK 1. Kenyataan yang terjadi di lapangan Fakta yang terjadi di lapangan, proses konseling individual yang terjadi tidak sesuai dengan konsep konseling yang sebenarnya. Dalam proses konseling konselor banyak memberikan nasihat atau saran-saran. Proses konseling yang terjadi di SMAN 6 Malang, konseling yang dilakukan tidak atas dasar keinginan konseli untuk melaksanakan konseling melainkan atas dasar surat panggilan dari konselor untuk memanggil konseli, sehinnga hal ini mengakibatkan konseli merasa takut, tidak terbuka dalam menyampaikan masalah yang dihadapi karena merasa terpaksa. Konselor kurang memiliki keterampilan dalam menyambut konseli, sehingga timbul suasana yang kurang hangat. Karena konselor kurang menyambut konseli secara baik, dan tidak membangun hubungan yang baik pula, tetapi konselor langsung mengarah pada masalah konseli. Dalam proses konseling konselor kurang mampu menerapkan teknik-teknik konseling yang ada. Tidak ada teknik penerimaan yang baik, konselor kurang mampu

Seminar Bk

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Seminar Bk

MATA KULIAH SEMINAR BK

1. Kenyataan yang terjadi di lapangan

Fakta yang terjadi di lapangan, proses konseling individual yang terjadi tidak

sesuai dengan konsep konseling yang sebenarnya. Dalam proses konseling konselor

banyak memberikan nasihat atau saran-saran. Proses konseling yang terjadi di SMAN 6

Malang, konseling yang dilakukan tidak atas dasar keinginan konseli untuk

melaksanakan konseling melainkan atas dasar surat panggilan dari konselor untuk

memanggil konseli, sehinnga hal ini mengakibatkan konseli merasa takut, tidak terbuka

dalam menyampaikan masalah yang dihadapi karena merasa terpaksa.

Konselor kurang memiliki keterampilan dalam menyambut konseli, sehingga

timbul suasana yang kurang hangat. Karena konselor kurang menyambut konseli secara

baik, dan tidak membangun hubungan yang baik pula, tetapi konselor langsung mengarah

pada masalah konseli.

Dalam proses konseling konselor kurang mampu menerapkan teknik-teknik

konseling yang ada. Tidak ada teknik penerimaan yang baik, konselor kurang mampu

membangun rapport sehingga suasana konseling tidak begitu hangat dan akrab, karena

konseli merasa tegang, posisi duduk konseli berhadap- hadapan dan terhalang oleh meja,

sehingga konseli semakin kurang terbuka dalam menyampaikan masalahnya.

2. Teori

2.1 Hakikat konseling

secara etimologi = dari bahasa latin “consilium” artinya dengan/bersama dirangkai dengan

“menerima/memahami. Dalam bahasa anglo saxon konseling berarti

Page 2: Seminar Bk

“menyerahkan/menyampaiakn”. Proses pemberian bantuan seseorang kepada orang lain

dalam membuat keputusan atau memecahkan sutu masalah melalui pemahaman terhadap

fakta-fakta, harapan, kebutuhan dan perasaan klien.

2.2 Teori Konseling

Bernard & fulmer 1969 : konseling meliputi pemahaman dan hub.individu untuk

mnegungkpakan kebuthan,motivasi,dean potensi yang unik dari individu dan membantu

individu yang bersangkutan mengapresiasikan ketig hal tersebut

2.3 Pendekatan Konseling

1. Pendekatan Authoritatian / directive pusat dari keberhasilan konseling adalah konselor

2. Pendekatan Directive konseli diberikan kesempaan untuk memimpin proses konseling

dan memecahkan masalah sendiri

3. Pendekatan edetic konselor menggunakan cara yang baik sesuai masalah konseli.

2.4 Tahap Proses konseling

Tahap Tahap Konseling Individual

No Tahapan Kegiatan Tekhnik

1. a. Mengawali pertemuan Menyambut :

Menjawab salam,

menjabat tangan dan

mempersilahkan duduk

(menawarkan tempat

duduk).

Acceptance

penerimaan

(verbal)

b. Structuring : Time Limit Acceptance

Page 3: Seminar Bk

Role Limit

Batasan Peran

Kalimat Jaminan

penerimaan

Penerimaan non verbal -menganggukkan kepala

-menepuk bahu

Acceptance ( penerimaan )

Non verbal

2. Pengumpulan Data Pertanyataan Terbuka dan

Tertutup

Questioning

3. Restatement ( pengulangan ) menyatakan kembali

pernyataan klien

( sebagian atau seluruhnya

) yang dianggap penting.

Restatement ( pengulangan )

4. pemantulan perasaan konselor memantulkan

perasaan

Reflection of fefling

5. Diam Konselor berhenti sejenak Silence ( diam )

6. penguatan / dukungan konselor memberikan

dukungan / penguatan

terhadap pernyataan

positif klien agar ia

menjadi lebih yakin dan

percaya diri.

Reassurance ( penguatan /

dukungan )

7. ringkasan / kesimpulan konselor menyimpulkan

atau ringkasan mengenai

apa yang telah

dikemukakan klien pada

Summary ( ringkasan /

kesimpulan )

Page 4: Seminar Bk

proses komunikasi

konseling.

8. pengakhiran digunakan konselor untuk

mengakhiri komunikasi

berikutnya maupun

mengakhiri karena

komunikasi konseling

betul-betul telah

“berakhir”.

Termination ( pengakhiran )

3 Pembahasan

Menurut C.H Patterson konseling bukanlah pemberian nasihat, saran-saran,

namun konseling yang terjadi di SMA N 6 Malang, dalam proses konseling konselor

memberikan nasehat dan saran kepada konseli. Konseling seharusnya dilakukan dengan

tidak memaksa konseli, sedangkan yang terjadi di lapangan konseli menerima surat

panggilan untuk melaksanakan konseling.

Proses konseling yang seharusnya dilakukan, konselor perlu memperhatikan

teknik penyambutan dan penerimaan konseli yang sesuai dengan teknik konseling yang

ada. Sementara itu dalam pelaksanaanya, konseling dilakukan tanpa adanya penyambutan

yang hangat dari konselor, dalam hal ini konselor tidak menerima konseli (menjemput),

berjabat tangan, dan tidak adanya pembinaan rapport dari konselor. Dalam proses

konseling konselor tidak mengungkapakan mengenai batasan peran, kata jaminan, dan

kontrak waktu juga tidak dilakukan. Penggalian data dilakukan secara singkat, dan tidak

mendalam, sehingga proses konseling terkesan terburu-buru. Pemantulan perasaan

Page 5: Seminar Bk

sebagai bentuk simpati kepada konseli juga tidak dilakukan selama proses konseling.

Posisi duduk yang tepat dalam proses konseling hendaknya pandangan tidak terfokus

pada satu titik dengan kata lain tidak diperkenankan berhadap-hadapan dan tidak

terhalang oleh meja, namun kondisi yang terjadi di SMAN 6 malang konseli dan konselor

saling berhadap-hadapan sehingga terkesan konseli kurang terbuka, malu, dan kurang

merasa nyaman dalam menyampaikan pendapatnya.

4. Solusi

Sebagai konselor :

Sharing dengan teman sejawat tentang teori dan praktik konseling

Sebagai teman sejawat :

Studi literature tentang video konseling yang benar dan salah kemudian mendiskusikan

bersama-sama

Sebagai praktikan :

Membuatkan buku paket yang praktis untuk dibaca tentang teori2 dan praktik konseling