Upload
others
View
1
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
Seminar Tugas Akhir Juni 2014
WIRELESS SNELLEN DENGAN DOUBLE CHART DILENGKAPI KONTROL PASIEN
(KONTROL MOTOR DAN PERPINDAHAN LAMPU)
(Satrio Hendra Yunianto1, I Dewa Gedhe Hari Wisana 2 , Endang Dian Setioningsih 3
ABSTRAK
Dalam pemeriksaan ketajaman penglihatan seseorang sering kita temui tes visus dengan menggunakan snellen. Tes visus ini dimulai dari pembacaan huruf terbesar hingga terkecil yang disusun membentuk kerucut. Pasien berdiri dengan jarak 6 meter atau kurang dari box snellen yang dioperasikan oleh operator. Sehingga operator harus selalu memantau dan standby selama pemeriksaan berlangsung, serta mencatat hasil pembacaan pasien. Hal itu, membuat pemeriksaan tidak efektif untuk dilakukan.
Untuk mengatasi masalah tersebut, penulis membuat “Wireless Snellen Double Chart yang dilengkapi Control Pasien” menggunakan 2 tampilan chart untuk anak-anak dan untuk orang dewasa, dimana chart untuk anak berbentuk huruf E yang menghadap ke berbagai arah dan chart dewasa yang berisi huruf yang berbeda. Dua tampilan tersebut dikontrol oleh mikrokontroler dengan mengatur pergerakan motor saat pemilihan mode yang akan digunakan. Sedangkan untuk control table dan box snellen terhubung secara wireless. Wireless yang digunakan adalah modul TLP 433A sebagai transmitter dan RLP 433A sebagai receiver.
Berdasarkan pengambilan data waktu pergerakan putaran motor, saat berputar kekanan persentase error sebesar 0,88574% dan saat berputar kekiri persentase error sebesar 0,4782%. Setelah melakukan pengukuran kemampuan motor berpuar sebanyak 50 kali motor masih sanggup untuk berbutar kekanan dan kekiri. Secara keseluruhan alat dapat berfungsi dengan baik.
Kata Kunci: E-chart, Motor, Snellen, Visus, Wireless
PENDAHULUANLatar Belakang
Melakukan pemerikaan mata sangat penting dilakukan untuk memastikan apakah penglihatan kita mengalami gangguan atau tidak. Terutama pada anak usia 1-5 tahun, pemeriksaan mata perlu dilakukakan untuk menghindari terjadinya penyakit amblyia.
Amblyopia atau lazy eye merupakan penyebab kehilangan penglihatan pada anak hal ini terjadi karena salah satu mata tidak berkembang dengan baik. Karena sebelah matanya berkembang terlalu pesat, mata yang satunya mungkin tidak berkembang hingga terjadi Amblyopia. Kehilangan penglihatan secara permanen mungkin terjadi karena otak si anak beradaptasi dengan mata yang tidak berkembang. Kondisi ini biasa terjadi pada anak usia 3 sampai 6 tahun. Jika ada masalah penglihatan pada anak segera pakaikan kacamata. Menurut Dr. Hsueh, jika
Amblyopia ditangani pada usia 5-6 tahun maka kebutaan tidak akan terjadi.
Untuk pemeriksaan awal kesehatan mata anak menggunakan tes visus/ketajaman penglihatan yang disebut dengan E-tumbling.
E-tumbling E-chart sebagai media, huruf E berada paling atas dan dicetak besar. Tes mata ini digunakan karena anak-anak biasanya belum bisa membaca yang diharapkan tes ini tidak membingunkan si anak. Hasil tes akan menilai apakah mata si anak bekerja dengan baik dan bisa melihat dengan jelas. Tes ini juga pernah dibuat oleh (Ristica Tyas Surya, 2010) yang berjudul “SNELLEN DILENGKAPI AMPILAN NORMALN/TIDAK NORMAL”, alat yang telah dibuat tersebut hanya digunakan untuk orang dewasa, dimana chart tersebut hurufnya bervariasi dan tidak beraturan, serta dilengkapi dengan dengan hasil NORMAL/TIDAK NORMAL yang ditampilkan pada control pasien yang
1
Seminar Tugas Akhir Juni 2014
dihubungkan dengan kabel. Namun kabel yang digunakan cepat putus, sehingga menyebabkan seringnya penggantian kabel.
Untuk itu, penulis mengembangkan alat tersebut menggunakan dua chart sekaligus, agar dapat digunakan untuk dewasa dan anak balita usia 3-5 tahun, yang belum bisa menggenal huruf. Chart tersebut berupa huruf E, sehingga terdapat pemilihan mode chart yang akan digunakan. Alat ini juga dilengkapi dengan hasil pasien dengan sistem wireless antara control pasien ke box snellen agar tidak dibutuhkan kabel penghubung.
Penulis merancang alat tersebut dengan judul “WIRELESS SNELLEN DENGAN DOUBLE CHART DILENGKAPI KONTROL PASIEN.”
Batasan MasalahAgar pembahasan alat ini tidak terjadi
pelebaran masalah dalam penyajiannya, penulis membatasi pokok- pokok yang akan dibahas yaitu :1. Jika mode E-Chart alat digunakan untuk
balita 3-5 tahun (dengan ketentuan belum bisa mengenal huruf) dan jika snellen biasa, alat digunakan untuk orang dewasa.
2. Hasil pemeriksaan pasien berupa normal/tidak normal yang ditampilkan pada LCD.
3. Penulisan tidak membahas tentang gangguan penglihatan pasien secara mendalam (mata minus).
4. Penulis hanya menyajikan 6 pola pemeriksaan.
5. Menggunakan Lampu DC sebanyak 22 buah.
6. Lampu snellen tidak berpindah sebelum salah satu tombol pada control pasien ditekan.
7. Penekanan tombol “tidak” akan diakumulasikan sebagai hasil ketidaknormalan.
8. Tinggi snellen sudah disesuakan dengan tinggi badan pasien (dewasa dan anak-anak) dalam posisi duduk, yaitu 1 M
Rumusan Masalah“Dapatkah dibuat Wireless Snellen
Double Chart Dilengkapi Control Pasien?”
Tujuan Penelitian
Tujuan UmumDibuatnya alat snellen dengan double
chart menggunakan sistem wireless chart pertama unutk anak usia 3-5 tahun dan chart kedua untuk dewasaTujuan Khusus1. Membuat program untuk
memerintahkan driver lampu dan motor.
2 Membuat rangkaian driver lampu.3 Membuat rangkaian driver motor.4 Mencoba keseluruhan kerja alat.
ManfaatManfaat Teoritis
Menambah pengetahuan dibidang alat kesehatan, dan mengplikasikannya dengan cara membuat alat. Khusunya lat diagnostik yaitu snellen (tes ketajaman mata).Manfaat Praktis
Dengan adanya alat ini penulis berharap, alat ini bisa digunakan dengan dua fungsi yaitu untuk tes ketajaman mata anak-anak dan ketajaman mata orang dewasa dengan mudah dan cepat.
METODOLOGIDiagram Mekanis Sistem
2
Seminar Tugas Akhir Juni 2014
Keterangan Gambar :No 1 : Gambar Mekanik
MotorNo 2 : StabiliserNo 3 : Motor DCNo 4 : Limit Swich Putar KananNo 5 : Limit Swich Putar KiriNo 6 : GearCara Kerja Mekanik Motor
Ketika motor berputar stabilizer yang tersambung oleh chart akan ikut berputar, karena stabilizer menempel pada gear motor yang bergerak. Motor dapat bergerak ke kiri maupun kekanan, ketika bergerak ke kanan motor akan dihentikan oleh limit swich putar kanan dan motor akan dihentikan oleh limit swich kiri ketika bergerak ke kiri.
Diagram Blok Sistem
Gambar 3.2 Diagram Blok Transmitter
Saat tombol START, MODE, E, YA, TIDAK ditekan maka IC mikrokontroller akan mendapatkan logika 0, sehingga menjalankan program.
Fungsi masing-masing bagian transmitter :
1. Tombol START digunakan untuk mengubah pola acak yang akan dikir-imkan melalui transmitter
2. Tombol MODE digunakan untuk mengaktifkan motor (pada blok re-ceiver)
3. Tombol E, TIDAK, YA digunakan un-tuk memindahkan lampu dan penyim-panan data benar atau salah
4. LCD digunakan untuk menampilkan hasil pemeriksaan normal atau tidak normal.
5. Transmiter digunakan untuk mengir-imkan data ke receiver. Yang menggu-nakan modul pemancar wireless (TLP433A)
Gambar 3.3 Diagram blok receiver
Saat modul receiver menerima data. Data akan diolah IC mikrokontroller yang berfungsi untuk mengatur driver lampu yang akan mengaktifkan lampu penerangan snellen dan motor.
3
2345 6
1
Mikrokontrollertransmitter
program
Start
Tidak
E
E
E
E
Mode1
Mode2
DriverMotor
Motor
Driver lampu
Lampu snellen
mikrokontroller
Seminar Tugas Akhir Juni 2014
Diagram Alir Proses/Program
Gambar 3.4. Diagram Alir Program transmitter
Program akan mendeteksi penekanan tombol START dan MODE.
1. Saat tombol START ditekan, maka akan merubah pola pemeriksaan snellen, penekanan tombol start menentukan pola pemeriksaan yang digunakan, kemudian akan dikirimkan oleh transmitter. Jika tombol start tidak ditekan maka akan selalu mendeteksi penekanan tombol.
2. Saat tombol MODE ditekan, maka program akan mengirimkan logika melalui transmitter untuk mengak-tifkan motor (pada bagian receiver). Jika tidak ditekan, maka akan kembali
4
Seminar Tugas Akhir Juni 2014
mendeteksi kembali MODE hingga terjadi penekanan
Urutan Kegiatan
1. Mempelajari literatur2. Menentukan topik 3. Menyusun latar belakang, batasan
masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat
4. Membuat diagram mekanis, diagram blok sistem dan diagram alir proses/program
5. Menentukan rancangan penelitian, variabel-variabel penelitian dan definisi operasional
6. Menyusun proposal7. Merancang rangkaian mekanik dan
rangkaian elektronik dalam bentuk modul-modul
8. Menyatukan modul-modul membentuk sistem modul
9. Menguji sistem modul dan mengukur besaran-besaran fisis yang diperlukan
10. Menyusun laporan karya tulis ilmiah
PENGUJIAN DAN PEMBAHASANTeknik Pengujian dan Pengukuran
Proses Pembuatan4.1.1 Rangkaian Minisystem Receiver
Spesifikasi Rangkaian minisystem sebagai berikut:
1. Tegangan input vcc 5V DC2. IC Mikrokontroller yang digunakan
adalah AT89S51 dengan menggunakan bahasa assembly
Gambar rangkaian minisystem receiver:
J 9
1
R 4
1k
D 2
D IO D E
R 11K
J 1
s u pp ly 5V
12
v c c
J 10
1
J 2
to d r iv e r lam pu
12345
v c c
J 4
s u pp ly 12V
12
+1 2
Y 1
12M H z
J 3t o d r iv e r lam p
12345678
D 4
C 2
30p
v c c
J 15d ll
123
R 2
1K
v c c
C 3
30p
+1 2
v c c
J 11C O N 8
1 2 3 4 5 6 7 8
+ 12
S W 1
re s e t
v c c
J 1 6
s u pp ly R LP
12
V C C
D 5
XTL2
J 6
1
J 8
1
v c c
J 5
P R O G R A ME R123456
J 7r-pac k
123456789
v c c
XTL1
D 1
414 9
U 1
A T89C 5 1
91819
20
29
30
31
40
12345678
2122232425262728
1011121314151617
3938373635343332
R S TXTA L2XTA L1
GN
D
P S E N
A LE / P R O G
E A / V P P
VC
C
P 1 . 0P 1 . 1P 1 . 2P 1 . 3P 1 . 4P 1 . 5P 1 . 6P 1 . 7
P 2 . 0 /A 8P 2 . 1 /A 9
P 2 . 2 /A 1 0P 2 . 3 /A 1 1P 2 . 4 /A 1 2P 2 . 5 /A 1 3P 2 . 6 /A 1 4P 2 . 7 /A 1 5
P 3 . 0 /R XDP 3 . 1 /T XD
P 3 . 2 / I N TOP 3 . 3 / I N T1
P 3 . 4 /T OP 3 . 5 /T 1
P 3 . 6 /W RP 3 . 7 / R D
P 0 . 0 / A D 0P 0 . 1 / A D 1P 0 . 2 / A D 2P 0 . 3 / A D 3P 0 . 4 / A D 4P 0 . 5 / A D 5P 0 . 6 / A D 6P 0 . 7 / A D 7
XTL2
R 3
2 20
+ C 110uF
XTL1
J 13
H T1 2D
1234J 1 4
d ll
1234
Langkah-langkah pengaturan/pengujian yaitu:1. Menghubungkan vcc input modul
2. Melakukan flash program dengan menghubungkan programmer pada port minisystem
3. Melakukan pengecekan tegangan pada port3.0 – port 3.3 yang terhubung pada port data IC HT12D, apakah sudah sesuai dengan logika pada port data transmitter
4.1.2 Rangkaian Driver Motor
Spesifikasi Rangkaian Driver Motor sebagai berikut:
1. Tegangan Input VCC 6V DC2. Motor Gear Box 12V DC3. Menggunakan Optoisolator aktif
low4. Menggunakan Rellay 12V DC
Gambar Rangkaian Driver Motor:
J 1 0
C O N 1
1
+1 2 v
5 v
R 6
2 20
D 2
D I O D E
J 12
k ip a s
12
J 6
C O N 1
1
+12 v
+1 2 v
D 8
D I O D E
J 8
from
trav
o
12
E N
R 52 20
E N
D 1
L E D
I S O 2
O P T O p c 8 1 7
12
43
+1 2 v
Q 3
N P N E C B
C 3
1 0 u F
J 3
s w1 of f
12
D 5
D I O D E
E N
IS O 1O P TO p c 8 1 7
12
43 R 2
1 kD 7
LED
kiri
+ 12 v
Q 1
T IP L 75 5
1
2 3
Q 2N P N E C B
K 1
R E L A Y D P D T
35
4
67
812
U 1L M 7 8 0 6
1 3
2
IN O U T
GN
D
J 2
s up p ly
12
R 3
1 k
D 6
LED
kan
an
J 9
C O N 1
1
C 22 20 u F
K 2
R EL A Y D P D T
35
4
67
812
+1 2 v
+ C 41 0u F
R 1
2 2 0 O h m
J 5
m o t o r
12
D 3
D I O D E
5 v
J 7
C O N 1
1
C 13 30 0 u F /2 5 v
5 v
J 4
s w2 of f
12
J 1
d ar i m ik ro
123
D 4
D IO D E
Langkah-langkah pengaturan/pengujian yaitu:
1. Menghubungkan vcc input modul2. Mengukur tegangan input
menggunakan multimeter3. Mengukur tegangan pada kaki 2
optoisolator4. Mencocokkan perubahan logika
data input dari mikrokontroler.5. Mengukur tegangan output.
4.1.3 Rangkaian delay motorSpesifikasi rangkaian driver lampu sebagai berikut :
1. Tegangan input vcc 5 V DC dan 12V DC
2. Menggunakan Optoisolator aktif low
3. Menggunakan Rellay 12V DC
5
Seminar Tugas Akhir Juni 2014
Gambar Rangkaian Driver Lampu:
K 1
R E LA Y S P D T
35
412
J 6
S U P P L Y
123
1 2 v
R 1
1 K
1 2 v
C 11 0 u F
D 1
4 0 0 7
R 2
2 2 0
I S O 1p c 8 1 7
12
43
5 v
J 1
d a r i l im it s w ic h
12
5 v
Q 2N P N B C E
J 2
k e G N D
12
4.1.4 Rangkaian Driver Lampu Spesifikasi rangkaian driver lampu sebagai berikut :
4. Tegangan input vcc 5 V DC dan 12V DC
5. Menggunakan Optoisolator aktif low
6. Menggunakan Rellay 12V DC 7. Lamp DC sebanyak 22 buah
Gambar Rangkaian Driver Lampu:
D 5
L E D
J 6
1 7 -2 0
1234
i
IS O 1 0p c 8 1 7
12
43
Q 1 0N P N E C B
J 1
1 2 V
12
J
+1 2v
K 7
R E L A Y S P D T
35
412
k
+1 2 v
D 6
L E D
l
V C C+1 2 v
m
R 1 81 k
C 7
1 0 0 u F
n
J 3
1 -8
12345678
V C Co
b
K 1 0
R E L A Y S P D T
35
412
J 1 4
9 -1 6
12345678
V C C
p
a
a
+1 2 v
R 1 1
2 2 0
Q 7N P N E C B
qb
r
C 1 0
10 0 u F
J 1 1
2 1 -2 2
12
D 9
D I O D E
1
c
s
R 2 4 1 k
1
d
V C C
te
R 2 12 2 0
IS O 7p c 8 1 7
12
43
J 1 3
C O N 2
12
u
f
J 1 6
1 , 2
12
v
g
R 1 2
2 2 0
D 1 2
D I O D E
R 1 52 2 0
h
Langkah-langkah pengaturan/pengujian yaitu:1. Menghubungkan vcc input modul2. Mengukur tegangan input
menggunakan multimeter3. Mengukur tegangan pada kaki 2
optoisolator4. Mencocokkan perubahan logika data
input dari mikrokontroler.5. Mengukur tegangan output.
4.1.5 Program untuk kirim dataProgram untuk driver motorListing Program kirim data sebagai
berikut :Ambil data :
clr p1.0setb p1.1ret
end
Program untuk driver lampunyala_lampu1 :
mov p2,#11111110bmov p0,#11111111bsetb p1.2
setb p1.3setb p1.4setb p3.4setb p3.5setb p3.6setb p3.7ret
end
Hasil Pengukuran
Table 4.1 hasil pengukuran
kecepatan putar motor
MotorGerak Motor Ke (s)
1 2 3 4 5PutarKanan 11,38 11.20 11.24 11,11 11,02
PutarKiri 11,29 11,29 11,29 11,11 11,20
Table 4.2 hasil pengukuran kinerja
putaran motor
No
Kinerja motor Baik (B)/Tidak
No
Kinerja motor Baik (B)/Tidak
putar kanan
putar kiri
putar kana
n
putar kiri
1 B B 26 B B2 B B 27 B B3 B B 28 B B4 B B 29 B B5 B B 30 B B6 B B 31 B B7 B B 32 B B8 B B 33 B B9 B B 34 B B
10 B B 35 B B11 B B 36 B B12 B B 37 B B13 B B 38 B B14 B B 39 B B15 B B 40 B B
6
Seminar Tugas Akhir Juni 2014
16 B B 41 B B17 B B 42 B B18 B B 43 B B19 B B 44 B B20 B B 45 B B21 B B 46 B B22 B B 47 B B23 B B 48 B B24 B B 49 B B25 B B 50 B BKeterangan : B = Baik, T = Tidak
Σ data = 50Σ B = 50Σ S = 0Prosentase ketepatan = 100 %
Tabel 4.3 pengujian motor dan lampu dengan panjang antenna ¼ λ pada jarak 6-8 meter
Tombol
yang
Ditekan
Kinerja
Alat
(Bisa
(B)/Tidak
(T))
Tegangan Input
Driver (V)
Mode1 B Pin1=0,73,Pin2=4,93
Mode2 B Pin1=4,72,Pin2=0,76
Lampu1 B 1,04
Lampu2 B 1,05
Lampu3 B 1,05
Lampu4 B 1,05
Lampu5 B 1,02
Lampu6 B 1,04
Lampu7 B 1,02
Lampu8 B 1,01
Lampu9 B 0,73
Lampu10 B 0,74
Lampu11 B 0,73
Lampu12 B 0,73
Lampu13 B 0,73
Lampu14 B 0,74
Lampu15 B 0,73
Lampu16 B 0,73
Lampu17 B 1,03
Lampu18 B 1,02
Lampu19 B 1
Lampu20 B 1,02
Lampu21 B 1,05
Lampu22 B 1,02
Keterangan : B = Baik, T = Tidak
Σ data = 24Σ B = 24Σ S = 0Prosentase ketepatan = 100 %
Tabel 4.4 pengujian motor dan lampu dengan panjang antenna ¼ λ pada jarak 9 meter
Tombol
yang
Ditekan
Kinerja
Alat
(Bisa
(B)/Tidak
(T))
Tegangan Input
Driver (V)
Mode1 B Pin1=0,73,Pin2=4,93
Mode2 B Pin1=4,72,Pin2=0,76
Lampu1 T 4,45
Lampu2 T 4,38
Lampu3 T 4,35
Lampu4 T 4,34
Lampu5 T 4,35
Lampu6 T 4,35
Lampu7 T 4,35
Lampu8 T 4,35
Lampu9 T 4,35
Lampu10 T 4,35
Lampu11 T 4,34
7
Seminar Tugas Akhir Juni 2014
Lampu12 T 4,34
Lampu13 T 4,34
Lampu14 T 4,34
Lampu15 T 4,35
Lampu16 T 4,35
Lampu17 T 4,34
Lampu18 T 4,35
Lampu19 T 4,35
Lampu20 T 4,34
Lampu21 T 4,32
Lampu22 T 4,32
Keterangan : B = Baik, T = Tidak
Σ data = 24Σ B = 2Σ S = 22Prosentase ketepatan = 8,3 %
Tabel 4.5 pengujian motor dan lampu dengan panjang antenna ¼ λ pada jarak 10 meter
Tombol
yang
Ditekan
Kinerja
Alat
(Bisa
(B)/Tidak
(T))
Tegangan Input
Driver (V)
Mode1 T Pin1=5,93,Pin2=4,93
Mode2 T Pin1=5,72,Pin2=4,76
Lampu1 T 4,45
Lampu2 T 4,38
Lampu3 T 4,35
Lampu4 T 4,34
Lampu5 T 4,34
Lampu6 T 4,35
Lampu7 T 4,35
Lampu8 T 4,32
Lampu9 T 4,35
Lampu10 T 4,35
Lampu11 T 4,34
Lampu12 T 4,34
Lampu13 T 4,33
Lampu14 T 4,33
Lampu15 T 4,35
Lampu16 T 4,35
Lampu17 T 4,34
Lampu18 T 4,35
Lampu19 T 4,34
Lampu20 T 4,34
Lampu21 T 4,33
Lampu22 T 4,33
Keterangan : B = Baik, T = Tidak
Σ data = 24Σ B = 0Σ S = 24Prosentase ketepatan = 0 %
Tabel 4.6 pengujian motor dan lampu dengan panjang antenna ½ λ pada jarak 6-9 meter
Tombol
yang
Ditekan
Kinerja
Alat
(Bisa
(B)/Tidak
(T))
Tegangan Input
Driver (V)
Mode1 B Pin1=0,73,Pin2=4,93
Mode2 B Pin1=4,72,Pin2=0,76
Lampu1 B 1,04
Lampu2 B 1,05
Lampu3 B 1,05
Lampu4 B 1,05
Lampu5 B 1,02
Lampu6 B 1,04
Lampu7 B 1,02
Lampu8 B 1,01
Lampu9 B 0,73
8
Seminar Tugas Akhir Juni 2014
Lampu10 B 0,74
Lampu11 B 0,73
Lampu12 B 0,73
Lampu13 B 0,73
Lampu14 B 0,74
Lampu15 B 0,73
Lampu16 B 0,73
Lampu17 B 1,03
Lampu18 B 1,02
Lampu19 B 1
Lampu20 B 1,02
Lampu21 B 1,05
Lampu22 B 1,02
Tabel 4.7 pengujian motor dan lampu dengan panjang antenna ½ λ pada jarak 10 meter
Tombol
yang
Ditekan
Kinerja
Alat
(Bisa
(B)/Tidak
(T))
Tegangan Input
Driver (V)
Mode1 B Pin1=0,73,Pin2=4,92
Mode2 B Pin1=4,74,Pin2=0,76
Lampu1 T 4,34
Lampu2 T 4,34
Lampu3 T 4,34
Lampu4 T 4,34
Lampu5 T 4,35
Lampu6 T 4,35
Lampu7 T 4,34
Lampu8 T 4,35
Lampu9 T 4,35
Lampu10 T 4,35
Lampu11 T 4,34
Lampu12 T 4,34
Lampu13 T 4,33
Lampu14 T 4,33
Lampu15 T 4,35
Lampu16 T 4,35
Lampu17 T 4,34
Lampu18 T 4,34
Lampu19 T 4,34
Lampu20 T 4,34
Lampu21 T 4,33
Lampu22 T 4,33
Tabel 4.8 pengujian motor dan lampu dengan panjang antenna ½ λ pada jarak 11 meter
Tombol
yang
Ditekan
Kinerja
Alat
(Bisa
(B)/Tidak
(T))
Tegangan Input
Driver (V)
Mode1 T Pin1=5,94,Pin2=4,93
Mode2 T Pin1=5,72,Pin2=4,75
Lampu1 T 4,45
Lampu2 T 4,38
Lampu3 T 4,35
Lampu4 T 4,34
Lampu5 T 4,34
Lampu6 T 4,35
Lampu7 T 4,35
Lampu8 T 4,35
Lampu9 T 4,34
Lampu10 T 4,34
Lampu11 T 4,34
Lampu12 T 4,34
Lampu13 T 4,33
Lampu14 T 4,33
9
Seminar Tugas Akhir Juni 2014
Lampu15 T 4,35
Lampu16 T 4,35
Lampu17 T 4,34
Lampu18 T 4,35
Lampu19 T 4,34
Lampu20 T 4,34
Lampu21 T 4,33
Lampu22 T 4,33
Lampu22 T 4,33
Keterangan : B = Baik, T = Tidak
Σ data = 24Σ B = 0Σ S = 24Prosentase ketepatan = 0 %
Tabel 4.9 pengujian motor dan lampu dengan
panjang antenna ¾ λ pada jarak 6-15
meter
Tombol
yang
Ditekan
Kinerja
Alat
(Bisa
(B)/Tidak
(T))
Tegangan Input
Driver (V)
Mode1 B Pin1=0,73,Pin2=4,93
Mode2 B Pin1=4,72,Pin2=0,76
Lampu1 B 1,04
Lampu2 B 1,05
Lampu3 B 1,05
Lampu4 B 1,05
Lampu5 B 1,02
Lampu6 B 1,04
Lampu7 B 1,02
Lampu8 B 1,01
Lampu9 B 0,73
Lampu10 B 0,74
Lampu11 B 0,73
Lampu12 B 0,73
Lampu13 B 0,73
Lampu14 B 0,74
Lampu15 B 0,73
Lampu16 B 0,73
Lampu17 B 1,03
Lampu18 B 1,02
Lampu19 B 1
Lampu20 B 1,02
Lampu21 B 1,05
Lampu22 B 1,02
Keterangan : B = Baik, T = Tidak
Σ data = 24Σ B = 24Σ S = 0Prosentase ketepatan = 100 %
Tabel 4.10 pengujian motor dan lampu
dengan panjang antenna ¾ λ pada jarak 15-
25 meter
Tombol
yang
Ditekan
Kinerja
Alat
(Bisa
(B)/Tidak
(T))
Tegangan Input
Driver (V)
Mode1 B Pin1=0,73,Pin2=4,92
Mode2 B Pin1=4,74,Pin2=0,76
Lampu1 T 4,34
Lampu2 T 4,34
Lampu3 T 4,34
Lampu4 T 4,34
Lampu5 T 4,35
Lampu6 T 4,35
Lampu7 T 4,34
Lampu8 T 4,35
10
Seminar Tugas Akhir Juni 2014
Lampu9 T 4,35
Lampu10 T 4,35
Lampu11 T 4,34
Lampu12 T 4,34
Lampu13 T 4,33
Lampu14 T 4,33
Lampu15 T 4,35
Lampu16 T 4,35
Lampu17 T 4,34
Lampu18 T 4,34
Lampu19 T 4,34
Lampu20 T 4,34
Lampu21 T 4,33
Lampu22 T 4,33
Keterangan : B = Baik, T = Tidak
Σ data = 24Σ B = 2Σ S = 22Prosentase ketepatan = 8,3 %
Tabel 4.11 pengujian motor dan lampu
dengan panjang antenna ¾ λ pada jarak 26
meter
Tombol
yang
Ditekan
Kinerja
Alat
(Bisa
(B)/Tidak
(T))
Tegangan Input
Driver (V)
Mode1 T Pin1=5,94,Pin2=4,93
Mode2 T Pin1=5,72,Pin2=4,75
Lampu1 T 4,45
Lampu2 T 4,38
Lampu3 T 4,35
Lampu4 T 4,34
Lampu5 T 4,34
Lampu6 T 4,34
Lampu7 T 4,34
Lampu8 T 4,35
Lampu9 T 4,35
Lampu10 T 4,35
Lampu11 T 4,35
Lampu12 T 4,35
Lampu13 T 4,33
Lampu14 T 4,33
Lampu15 T 4,35
Lampu16 T 4,35
Lampu17 T 4,35
Lampu18 T 4,35
Lampu19 T 4,34
Lampu20 T 4,34
Lampu21 T 4,33
Lampu22 T 4,33
Keterangan : B = Baik, T = Tidak
Σ data = 24Σ B = 0Σ S = 24Prosentase ketepatan = 0 %
Tabel 4.12 pengujian motor dan lampu dengan panjang antenna λ pada jarak 6-15
meter
Tombol
yang
Ditekan
Kinerja
Alat
(Bisa
(B)/Tidak
(T))
Tegangan Input
Driver (V)
Mode1 B Pin1=0,73,Pin2=4,93
Mode2 B Pin1=4,72,Pin2=0,76
Lampu1 B 1,04
Lampu2 B 1,05
Lampu3 B 1,05
11
Seminar Tugas Akhir Juni 2014
Lampu4 B 1,05
Lampu5 B 1,02
Lampu6 B 1,04
Lampu7 B 1,02
Lampu8 B 1,01
Lampu9 B 0,73
Lampu10 B 0,74
Lampu11 B 0,73
Lampu12 B 0,73
Lampu13 B 0,73
Lampu14 B 0,74
Lampu15 B 0,73
Lampu16 B 0,73
Lampu17 B 1,03
Lampu18 B 1,02
Lampu19 B 1
Lampu20 B 1,02
Lampu21 B 1,05
Lampu22 B 1,02
Keterangan : B = Baik, T = Tidak
Σ data = 24Σ B = 24Σ S = 0Prosentase ketepatan = 100 %
Tabel 4.13 pengujian motor dan lampu
dengan panjang antenna λ pada jarak 15-25
meter
Tombol
yang
Ditekan
Kinerja
Alat
(Bisa
(B)/Tidak
(T))
Tegangan Input
Driver (V)
Mode1 B Pin1=0,73,Pin2=4,92
Mode2 B Pin1=4,74,Pin2=0,76
Lampu1 T 4,34
Lampu2 T 4,34
Lampu3 T 4,34
Lampu4 T 4,34
Lampu5 T 4,35
Lampu6 T 4,35
Lampu7 T 4,34
Lampu8 T 4,35
Lampu9 T 4,35
Lampu10 T 4,35
Lampu11 T 4,35
Lampu12 T 4,34
Lampu13 T 4,33
Lampu14 T 4,33
Lampu15 T 4,35
Lampu16 T 4,35
Lampu17 T 4,34
Lampu18 T 4,34
Lampu19 T 4,34
Lampu20 T 4,34
Lampu21 T 4,33
Lampu22 T 4,33
Keterangan : B = Baik, T = Tidak
Σ data = 24Σ B = 2Σ S = 22Prosentase ketepatan = 8,3 %
Tabel 4.14 pengujian motor dan lampu
dengan panjang antenna λ pada jarak 26
meter
Tombol
yang
Ditekan
Kinerja
Alat
(Bisa
(B)/Tidak
Tegangan Input
Driver (V)
12
Seminar Tugas Akhir Juni 2014
(T))
Mode1 B Pin1=0,94,Pin2=4,93
Mode2 B Pin1=5,72,Pin2=0,75
Lampu1 T 4,45
Lampu2 T 4,38
Lampu3 T 4,35
Lampu4 T 4,34
Lampu5 T 4,34
Lampu6 T 4,35
Lampu7 T 4,35
Lampu8 T 4,35
Lampu9 T 4,34
Lampu10 T 4,34
Lampu11 T 4,34
Lampu12 T 4,34
Lampu13 T 4,33
Lampu14 T 4,33
Lampu15 T 4,35
Lampu16 T 4,35
Lampu17 T 4,34
Lampu18 T 4,35
Lampu19 T 4,34
Lampu20 T 4,34
Lampu21 T 4,33
Lampu22 T 4,33
Keterangan : B = Baik, T = Tidak
Σ data = 24Σ B = 0Σ S = 24Prosentase ketepatan = 0 %
Kinerja Sistem KeseluruhanPada pengukuran kinerja putaran
motor standart waktu yang dibutuhkan untuk satu kali berputar sebesar 11,29 detik. Stardart putaran tersebut diambil dari pengukuran yang sering muncul. Saat berputar kekanan persentase error sebesar 0,88574% dan saat
berputar kekiri persentase error sebesar 0,4782%. Setelah melakukan pengukuran kemampuan motor berpuar sebanyak 50 kali motor masih sanggup untuk berbutar kekanan dan kekiri.
Driver lampu dan driver motor menerima perintah dari mikro berupa tegangan high dan low. Tengan low antara 0V-2.4V, sedangkan diatas 2.4V-5V dianggap logika high. Driver lampu akan aktif ketika mendapatkan logikan low untuk menghidupkan lampu. Setelah melakukan pengukuran kinerja dari driver motor dan driver lampu terbukti jika driver akan bekerja bila mendapat tengan low dari mikro sekitar 0,7V, dan tidak bekerja jika mendapat tengan sebesar 4,73V. Pada driver terjadi perubahan data ketika mengambil data dengan menggunakan antena ¼, ½, ¾, λ. Dan juga ketika mengambil data dengan jarak yang berbeda-beda. Semakin panjang antena, kinerja dari driver motor dan driver lampu semakin bagus sebaliknya semakin panjang jarak antara kontrol table dengan chart akan semakin jelek.Kelemahan/Kekurangan Sistem
Dalam pembuatan modul ini, masih banyak kekurangan yang ada. Oleh sebab itu kami berharap, agar kekurangan tersebut dapat disempurnakan dan dikembangkan lebih baik lagi. Kekurangan dari modul kami adalah :1. Saat melakukan penekanan tompol power,
masih terjadi trilling pada driver lampu. Sehingga harus dimatikan terlebih dahulu selama 5 detik baru dihidupkan kembali.
2. Lampu pada huruf yang terbesar kurang terang, yang disebabkan supply pada rangkaian mengalami drop sehingga tegangan untuk lampu kurang
3. Program untuk menggerakkan driver lampu dan driver motor kurang bagus, karena bada jarak tertentu program hanya dapat menjalankan gerak motor sedangkan driver lampu tidak bekerja, padahal pengukuran dilakukan pada jarak yang sama.
PENUTUPKesimpulan
13
Seminar Tugas Akhir Juni 2014
Secara menyeluruh penelitian ini dapat Setelah dilakukan pengukuran dan analisa pada alat dapat disimpulkan bahwa :1. Pada pengukuran driver motor denangan
pengukuran sebanyak 50 kali. Mendapatkan hasil saat berputar kekanan maupun ke kiri sebanyak 50 kali data benar. Dengan persentase keberhasilan sebanyak 100 %. Dari hasil pengukuran tersebut dapat disimpulkan bahwa motor layak digunakan
2. Pada pengukuran alat dengan membandingkan jarak antara kontrol table dengan chart yang panjang antena ¼ λ, ½ λ, ¾ λ, λ. Keberhasilan kerja yang terpanjang menggunakan antena ¾ λ, λ dengan jarak 15M dengan persentase benerhasilan 100 %, 16-25M dengan keberhasilan 8,3%. Keseluruhan antena dapat menggerakkan alat dangan keberhasilan 100% yaitu pada jarak 6M
Dari hasil tersebut, semakin panjang antena kinerja dari driver motor dan driver lampu semakin bagus sebaliknya semakin panjang jarak antara kontrol table dengan chart akan semakin jelek. Hal ini membuktikan bahwa kinerja driver motor dan driver lampu berpengaruh terhadap panjang antenna dan jarak antara kontrol table dengan chart.
SaranKarena berbagai faktor mungkin alat
yang penulis buat ini masih jauh dari sempurna, baik dari segi perencanaan bentuk fisik ataupun kinerjanya. Adapun saran untuk kekurangan dari alat yang penulis buat ini adalah:1. Dapat dilakukan penambahan analisa hasil
visus tiap baris hurufnya saat pemeriksaan selesai, agar diagnosa yang dilakukan lebih detail.
2. Memperbaiki kinerja lampu, karena dari 38,21% dari kegagalan alat, disebabkan oleh lampu yang tidak bekerja.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Budiharto,widodo. Aneka Proyek Mikrokontroler (Panduan Utama
untuk Riset/ Tugas Akhir). Graham Ilmu. Yogyakarta :2011
[2] Nasir, abd, Abdul Muhith, M.E Ideputri. 2011. “Buku Ajar Metodologi Penelitian Kesehatan” : Konsep Pembuatan Karya Tulis dan Thesis untuk Mahasiswa Kesehatan. Muha Medika. Yogyakarta.
[3] ....,...., 2013. At89s51 Data Sheet, http://www.atmel.com/images/doc2487.pdf, (diakses pada 17 September 2013)
[4] ....,....,....,http://hnz11.wordpress.com/2009/07/15/snellen-chart/, (diakses pada 17 September 2013)
[5] ....,....,....,http://www.dietrendahkalori.com/kesehatan-anak/medical-checkup-pada-balita-1-5-tahun-bagian-3, (diakses pada 18 September 2013 )
[6] ....,....,....,http://www.parentsindonesia.com/article.php?type=article&cat=kids&id=540#, (diakses pada 18 September 2013)
[7] ....,....,....,http://wacanbocah.wordpress.com/2008/04/09/memeriksa-mata-menggunakan- snellen-chart/, (diakses pada 18 September 2013)
[8] ....,....,....,http://optikonline.info/2010/07/08/snellen-chart-dan-sejarahnya.html, (diakses pada 20 April 2014)
[9] ....,....,.....http://kpsfkunmul.files.wordpress.com/2014/03/trapmed-pemeriksaan-mata-blok-11.pdf, (diakses pada 23 Mei 2014)
[10] ....,....,.....http://elkaasik.com/dioda-komutasi, (diakses pada 22 Mei 2014)
[11] ....,....,.....http://mekatronikasmk.blogspot.com/2011/09/motor-dc.html, (diakses pada 22 Mei 2014)
[12] http://safroony.students.uii.ac.id/2013/05/20/aktif-high-dan-aktif-low-
14
Seminar Tugas Akhir Juni 2014
pada-input-dan-output-mikrokontroler-2/
15