Upload
ngothu
View
247
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
SEMIOTIKA KORUPSI DALAM LIRIK LAGU
“REKENING GENDUT” KARYA IWAN FALS
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Komunikasi Penyiaran Islam (S.Sos)
Oleh:
DINA KAROMATUNISA
NIM: 1113051000161
KONSENTRASI JURNALISTIK
JURUSAN KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1438 H /2017 M
i
ABSTRAK
Dina Karomatunisa
1113051000161
Semiotika Korupsi dalam Lirik Lagu “Rekening Gendut” Karya Iwan Fals
Korupsi merupakan salah satu tindakan yang keji untuk dilakukan, namun
tindakan ini sudah menjadi hal yang biasa dilakukan oleh orang-orang yang
berpengaruh seperti pejabat negara, birokrat, PNS, dan perdana menteri. Tindakan
tersebut sangat merugikan negara dan rakyat, hal ini dikarenakan uang yang
seharusnya digunakan untuk keperluan negara atau rakyat malah digunakan untuk
kepentingan diri sendiri. Berbagai cara digunakan rakyat untuk menyampaikan
aspirasi kepada pemerintah, salah satunya menggunakan media musik. Musik
merupakan salah satu media yang efektif untuk digunakan, karena aspirasi yang
disampaikan lewat lirik lagu dapat didengar oleh siapapun, kapanpun dan
dimanapun selain itu juga tidak menimbulkan kerusuhan. Salah satu musisi yang
menyampaikan aspirasinya lewat musik yakni Iwan Fals, lewat lirik lagu ia
menyampaikan kritik sosial yang dijadikan sebagai alat untuk memperjuangkan hak
rakyat.
Lagu Rekening Gendut karya Iwan Fals, merupakan lagu yang
menggambarkan tindak pidana korupsi yang terjadi di kalangan orang-orang
berpengaruh. Dalam lirik lagu ini, Iwan Fals menyampaikan aspirasinya
menggunakan bahasa kiasan dan peribahasa untuk menggambarkan tindak pidana
korupsi. Sehingga dalam penelitian ini menggunakan kajian semiotika Roland
Barthes untuk mengetahui makna yang ada dalam lirik lagu Rekening Gendut.
Kemudian dalam penelitian ini merumuskan pertanyaan sebagai berikut,
bagaimana makna korupsi yang ada dalam lirik lagu Rekening Gendut?.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini yakni analisis semiotika
Roland Barthes, yang menggunakan signifikansi dua tahap untuk mencari makna
yaitu denotasi dan konotasi. Barthes menyebut signifikansi tahap pertama dengan
sebutan denotasi, yakni makna yang paling nyata dalam lirik lagu Rekening Gendut.
Kemudian dalam signifikansi tahap kedua, Barthes menggunakan istilah konotasi
sebagai tempat ideologi yang berhubungan dengan mitos.
Setelah mengetahui makna yang terkandung dalam lirik lagu Rekening
Gendut, maka kesimpulannya adalah lirik lagu Rekening gendut menggambarkan
pelaku tindak pidana korupsi dalam hal ini yakni orang-orang yang berpengaruh di
negeri ini. Dalam lagu tersebut dijelaskan bahwa tindak pidana korupsi sudah
menjadi hal yang biasa dilakukan oleh para PNS, pejabat, birokrat dan perdana
menteri. Tindak pidana ini terjadi dikarenakan gaya hidup yang mewah dan sifat
yang serakah.
Kata kunci: Lirik Lagu Rekening Gendut, Korupsi, Semiotika Roland Barthes.
ii
KATA PENGANTAR
Bismillahirrohmanirrohim
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Puji syukur peneliti ucapkan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, yang telah
memberikan rahmat, hidayah serta kenikmatan yang berlimpah sehingga peneliti
dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat dan salam selalu terlimpah kepada
junjungan Nabi besar Muhammad Shallallah ‘Alayhi wa Sallam, beserta keluarga,
sahabat, dan kita selaku umatnya.
Dalam penulisan skripsi ini peneliti menyadari bahwa tanpa adanya
dorongan, saran, bimbingan dari berbagai pihak terkait, peneliti tidak dapat
menyelesaikan skripsi ini. Untuk itu peneliti sangat berterima kasih kepada kedua
orang tua tercinta, yakni Sobirin dan Aklis Khamidah yang telah memberikan
dukungan dan semangat serta solusi yang baik kepada peneliti. Selain itu peneliti
juga sangat berterima kasih kepada:
1. Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Dr. Arief Subhan,
M.A, Wakil Dekan I Bidang Akademik, Dr. Suparto, M.Ed Ph.D M.A,
Wakil Dekan II Bidang Administrasi Umum, Dra. Hj. Roudhonah,
M.Ag, Wakil Dekan III Bidang Kemahasiswaan, Dr. Suhaimi, M.Si.
2. Ketua Konsentrasi Jurnalistik, Kholis Ridho, M.Si serta Sekretaris
Konsentrasi Jurnalistik, Dra. Hj. Musrifah Nurlaily, MA.
3. Dosen pembimbing skripsi, Dr. Rulli Nasrullah, M,Si yang telah
meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan dan motivasi kepada
penulis sehingga skripsi ini selesai dengan baik.
iii
4. Seluruh Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, yang telah
mentransformasikan ilmu, sehingga peneliti mampu menyelesaikan studi
maupun skripsi ini.
5. Staf Tata Usaha Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi.
6. Segenap pimpinan dan karyawan Perpustakaan Fakultas Ilmu Dakwah
dan Ilmu Komunikasi serta Perpustakaan Utama UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, yang telah memudahkan penulis untuk
mendapatkan berbagai referensi.
7. Keluarga Besar Peneliti yakni, Mbah Kakung Dimyati, Mbah Putri
Tanisah, Pakde Jen, Pakde Amron, Bude Ubun, Bude Mus, Lik Kho, Lik
Yoto, Lik Alip, Um Didi, Lik Asih, Um Lis, Mas Abidin dan adiku
tercinta Ulviani Zahrotunisa serta Devi Listiani, yang telah memberikan
semangat dan mendoakan peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini.
8. Calon pendamping peneliti yakni Rusnanto, yang selalu memberikan
dukungan dan motivasi sehingga skripsi ini selesai.
9. Segenap teman-teman peneliti, Iladiena Zulfa, Jasmine Nurfitri
Yamandharlie, Anzalia Silma, Putri Husnul Aprilia, Lulu Mawaddah,
Nurul Ulya, Yuandita Fajrin, Latifa Krisna Ayu, Samha Nailufar, Lulu
Mam’luah, Endah Dwi Cahyani, Sri Riska Nur Pauji, Neng Fitriah, Faid
Nur Sopia dan Nurul Hikmahwati, yang telah memberikan semangat dan
dukungan terhadap peneliti.
10. Lembaga Otonom DNK TV, Pak Dedi Fahrudin selaku General
Manager, teman-teman angkatan 4, serta seluruh anggota DNK TV, yang
telah berbagi ilmu serta motivasi selama peneliti kuliah.
iv
11. Teman-teman jurnalistik A dan B angkatan 2013, yang telah
menghabiskan waktu bersama selama kuliah.
Terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu, mendukung,
mendoakan dan meluangkan waktu untuk berbagi informasi kepada peneliti dalam
menyelesaikan skripsi ini, semoga Allah SWT membalas semua kebaikan dengan
balasan yang setimpal, amin.
Peneliti menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih banyak
kekurangannya dan kelemahannya, karena kesempurnaan hanya milik Allah SWT
dan kekurangan ada pada kita semua. Peneliti sangat berharap adanya kritik dan
saran dari pembaca, agar skripsi ini menjadi lebih baik lagi. Semoga skripsi ini
bermanfaat bagi penulis dan para pembaca, Amin.
Wassalamualaikum Wr. Wb
Jakarta, 28 Agustus 2017
Dina Karomatunisa
v
DAFTAR ISI
ABSTRAK ............................................................................................................. i
KATA PENGANTAR .......................................................................................... ii
DAFTAR ISI .......................................................................................................... v
DAFTAR TABEL ................................................................................................ vi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ....................................................................................... 1
B. Pembatasan dan Rumusan Masalah ....................................................... 4
C. Tujuan Penelitian ................................................................................... 4
D. Manfaat Penelitian ................................................................................. 5
E. Metodologi Penelitian ............................................................................ 5
F. Tinjauan Pustaka .................................................................................. 10
G. Sistematika Penulisan .......................................................................... 12
BAB II LANDASAN TEORI
A. Musik sebagai Media Komunikasi ....................................................... 14
B. Pemaknaan dalam Semiotika ............................................................... 20
1. Semiotika Secara Umum ................................................................ 21
2. Semiotika Roland Barthes .............................................................. 22
C. Korupsi dalam Islam ............................................................................ 25
BAB III GAMBARAN UMUM
A. Profil Iwan Fals .................................................................................... 40
B. Iwan Fals dan Kritik Sosial dalam Lagu-lagunya ................................ 43
C. Rekening Gendut .................................................................................. 45
BAB IV TEMUAN DAN ANALISIS DATA
A. Temuan Penelitian ................................................................................ 48
B. Interpretasi Lirik Lagu Rekening Gendut ............................................ 82
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan .......................................................................................... 86
B. Saran ..................................................................................................... 87
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 88
LAMPIRAN-LAMPIRAN
vi
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Analisis Data Bait Pertama .................................................................... 48
Tabel 4.2 Analisis Data Bait Kedua ....................................................................... 52
Tabel 4.3 Analisis Data Bait Ketiga ...................................................................... 56
Tabel 4.4 Analisis Data Bait Keempat ................................................................... 59
Tabel 4.5 Analisis Data Bait Kelima...................................................................... 62
Tabel 4.6 Analisis Data Bait Keenam .................................................................... 68
Tabel 4.7 Analisis Data Bait Ketujuh .................................................................... 72
Tabel 4.8 Analisis Data Bait Kedelapan ................................................................ 76
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Hampir di seluruh belahan dunia orang mengenal atau pernah
mendengarkan musik, karena musik merupakan salah satu media hiburan.
Selain berfungsi sebagai media hiburan, musik juga dapat menjadi perantara
untuk mengkomunikasikan pemahaman penciptanya. Hal ini karena pada
hakikatnya musik adalah produk pikiran yang dapat membangkitkan suasana
hati dan mempengaruhi pikiran atau tindakan seseorang manusia.
Musik juga dapat menjadi perantara untuk mengkomunikasikan atau
membangkitkan serangkaian emosi.1 Hal tersebut karena di dalam musik
terdapat pesan moral yang dituangkan oleh pengarang, pesan tersebut
merupakan cerminan pengarang mengenai realita yang ada di sekitarnya. Media
musik merupakan salah satu media yang efektif untuk menyampaikan kritik dan
aspirasi mengenai fenomena yang terjadi. Hal ini karena kritik dan aspirasi yang
ada di dalam musik terdengar indah saat lirik, nada dan irama menjadi satu.
Selain itu, dengan musik aspirasi dan kritik yang ada di dalamnya dapat
didengar oleh siapa pun, kapan pun dan dimana pun. Tak hanya itu saja,
khalayak juga akan menyadari jika aspirasi dan kritik yang ada di dalam musik
merupakan realita yang ada di kehidupan masyarakat, sehingga khalayak akan
tergerak jika mendengarkan musik tersebut karena aturan yang berlaku di
1Djohan, Psikologi Musik (Yogyakarta: Penerbit Best Publisher, 2009), hal. 16 dan
97
2
kehidupan masyarakat tak sesuai dengan realita yang ada. Adapun musisi yang
menyampaikan kritik sosial dan kritik terhadap pemerintah lewat musik antara
lain Iwan Fals dan grup band Slank.
Dari tahun 70’an sampai sekarang, Iwan Fals atau pemilik nama asli
Virgiawan Listanto masih tetap berkarya dalam musik. Lewat lirik lagu-lagunya
ia menyampaikan pendapatnya terhadap kehidupan sosial Indonesia bahkan
kritik terhadap pemerintah. Seperti halnya lagu kontroversial yang dirilis pada
tahun 1989 adalah Bento, Bento sendiri merupakan singkatan dari Benteng
Soeharto.2
Dalam lagu tersebut menceritakan tentang pemimpin yang kejam. Selain
lagu Bento, penyanyi kelahiran Jakarta, 3 September 1961 kala itu juga
mengkritik pemerintah melalui lagu Bongkar. Dalam lagu Bongkar, Iwan Fals
menceritakan soal ketidakadilan. Dua lagu tersebut sampai sekarang masih
diminati oleh para pendengar.3 Selain itu dalam lagu-lagunya juga banyak yang
menyoroti masalah sosial dan percintaan, seperti lagu Barang Antik, Ibu,
Sarjana Muda, Untukmu Terkasih, Yang Terlupakan dan sebagainya.
Selain Iwan Fals, terdapat juga grup musik Indonesia yang menyampaikan
aspirasinya melalui lagu-lagunya. Grup musik tersebut merupakan Slank, yang
terdiri dari enam personil yaitu Bimbim, Kaka, Ridho, Abdee, Ivanka. Pada saat
Pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono dan Jusuf Kalla, grup band Slank
mengkritisi kebijakan kenaikan harga BBM pada saat itu dengan lagu berjudul
Krisis BBM. Dalam lagu tersebut, Slank menyiratkan jika harga BBM naik
2Kpl/ Faj, “10 Single legendaris Iwan Fals,” artikel diakses pada tanggal 1 Februari
2017 dari http://musik.kapanlagi.com/berita/10-single-abadi-iwan-fals-069041-4.html. 3Andika Perdana, “50 Lagu Iwan Fals yang Berkenan Sepanjang Sejarah,” artikel
diakses pada tanggal 1 Februari 2017 dari http://hidupmulia.net/50-judul-lagu-populer/.
3
menambah jumlah rakyat miskin. Adapun penggalan lirik lagu tersebut yaitu
“BBM naik sama dengan rakyatnya jadi pada miskin, kita disuruh ngirit, DPR
minta naik gaji”. Selain lagu itu, terdapat juga lagu yang mengkritisi
pemerintah di antaranya Naik-naik ke Puncak Gunung, Kalau Aku Jadi
Presiden, Gosip Jalanan.
Melalui musik, kedua musisi tersebut menyampaikan aspirasinya kepada
pemerintah. Dengan musik, pola pikir dan perilaku khalayak yang
mendengarkan musik tersebut secara terus menerus juga akan berubah. Hal ini
dikarenakan khalayak merasa lirik lagu yang dinyanyikan sesuai dengan realita
yang ada, sehingga memiliki kedekatan emosional dengan pendengarnya.
Musik merupakan media yang efektif untuk menyampaikan pesan mengenai
fenomena sosial yang sedang terjadi, karena kedekatan emosional akan terjalin
saat pesan yang disampaikan sesuai dengan realita. Sehingga pola pikir serta
perilaku khalayak akan berubah saat mendengarkan lagu tersebut berulang-
ulang. Berbicara mengenai masalah sosial, seperti yang kita ketahui tindak
pidana korupsi sudah menjadi persoalan di masyarakat dan sudah menjadi hal
yang wajar dilakukan oleh oknum-oknum yang bekerja di lingkungan
pemerintah seperti pejabat, birokrat atau pegawai negeri.
Masalah tersebut membuat musisi menyampaikan kritiknya terhadap
pemerintah, tak jarang kritik yang di sampaikan ke dalam lirik lagu
mengandung sarkasme dan kemarahan terhadap pelaku tindak pidana korupsi.
Sarkasme tersebut, ia tuangkan ke dalam bahasa kiasan dan peribahasa.
Sehingga terlihat indah saat dinyanyikan, namun susah untuk dimengerti makna
yang ada di dalam lagu tersebut. Hal ini karena bahasa kiasan ataupun
4
peribahasa tak jarang mempunyai wajah ganda. Lewat sebuah lagu, musisi
membuktikan bahwa musik bisa menggerakkan masyarakat agar menantang
ketidakadilan di negeri ini. Selain itu musik juga dijadikan sebagai alat untuk
memperjuangkan keadilan
Oleh karena itu penulis tertarik untuk meneliti lagu Rekening Gendut
menggunakan analisis semiotika Roland Barthes untuk memahami makna
denotasi, konotasi dan mitos yang tersampaikan dalam lirik lagu Rekening
Gendut. Dengan judul skripsi “Semiotika Korupsi dalam Lirik Lagu
Rekening Gendut Karya Iwan Fals”.
B. Batasan dan Rumusan Masalah
1. Pembatasan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, penelitian ini berfokus pada tanda-
tanda dalam lirik Rekening Gendut yang berindikasi korupsi dengan
menggunakan metode analisis semiotika Roland Barthes.
2. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini, yaitu:
1. Bagaimana makna korupsi yang ada dalam lirik lagu Rekening Gendut?
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui makna korupsi yang ada dalam lirik lagu Rekening
Gendut.
5
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi
perkembangan ilmu di bidang akademis terutama perkembangan
penelitian kualitatif dan analisis semiotika dalam media musik.
2. Manfaat Praktis
Penelitian ini diharapkan mampu memberikan pengetahuan baru bagi
khalayak bahwa lagu bukan sekedar hiburan saja, melainkan memiliki
fungsi untuk menyampaikan pendapat mengenai fenomena yang sedang
terjadi yaitu dengan mengekspresikannya ke dalam lirik lagu.
E. Metodologi Penelitian
1. Paradigma Penelitian
Menurut Moleong dalam Fita, Paradigma Penelitian merupakan
kumpulan dari sejumlah asumsi yang dipegang bersama, konsep atau
proposisi yang mengarahkan cara berpikir dalam penelitian.4 Dalam
penelitian ini menggunakan paradigma konstruktivis.
Menurut Guba dalam gunawan, konstruktivisme adalah pengetahuan
yang dapat digambarkan sebagai hasil dari aktivitas manusia yang tidak
pernah dipertanggungjawabkan sebagai kebenaran tetap yang
merupakan permasalahan baru dan selalu berubah. Dalam artian, bahwa
4Fita Fathurokhmah, “Paradigma Penelitian Kualitatif”. Dalam Materi Kuliah
Metodologi Penelitian Komunikasi, (Jakarta: Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah, 2016), h. 8
6
aktivitas manusia merupakan aktivitas mengonstruksi realitas dan
hasilnya tidaklah kebenaran yang tetap tapi selalu berubah.5
Konstruktivis yakni bersifat subjektif, yang berarti data adalah
sesuatu yang menjadi perasaan dan keinginan pihak yang diteliti untuk
menyatakannya dengan konstruksi makna atau penafsiran.
2. Pendekatan Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif, yang
bertujuan untuk menjelaskan fenomena dengan mendalam melalui
pengumpulan data.6
Penelitian kualitatif lebih menekankan pada proses bukan pada
hasil, data dan informasi yang diperlukan digunakan untuk
mengungkapkan proses suatu kegiatan.7 Data tersebut biasanya berupa
kata-kata atau teks yang kemudian dianalisis, hasil analisis tersebut
dapat berupa deskripsi atau penggambaran. Hasil pendekatan penelitian
kualitatif sangat dipengaruhi oleh pemikiran, pandangan dan
pengetahuan peneliti. Hal ini dikarenakan data yang diperoleh
diinterpretasikan oleh peneliti untuk menangkap arti yang mendalam.8
3. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis
semiotika Roland Barthes yakni signifikansi dua tahap (two order of
5Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif: Teori dan Praktik (Jakarta: Bumi
Aksara, 2013). Hal. 49 6Rahmat Krisyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi (Jakarta: Kencana Prenada
Media Group, 2007). Hal. 58 7Rulli Nasrullah, “Metode Penelitian Media”. Dalam Materi Kuliah Riset Media.
(Jakarta Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, 2016). Hal. 8 8Conny R. Semiawan, Metode Penelitian Kualitatif. (Jakarta: Grasindo, 2010), h.
7
7
signification), denotasi, konotasi dan mitos. Hal ini dikarenakan tanda-
tanda bahasa yakni huruf, kata, kalimat hanya mengemban arti dengan
pembacanya. Pembacalah yang dapat menghubungkan tanda dengan
apa yang ditandakan sesuai dengan konvensi dalam sistem bahasa yang
bersangkutan. 9
4. Subjek dan Objek Penelitian
Dalam penelitian ini subjek penelitiannya adalah lirik lagu Rekening
Gendut, sedangkan objek penelitiannya adalah kata-kata yang
menyiratkan tindak pidana korupsi dalam lirik lagu Rekening Gendut.
5. Teknik Pengumpulan Data
Adapun pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yakni:
a. Observasi
Istilah observasi mengarah pada kegiatan memerhatikan
secara akurat, mencatat fenomena yang muncul, serta
mempertimbangkan hubungan antar aspek dalam fenomena
tersebut.10 Observasi yang berarti mengamati dengan teliti dan
sistematis sasaran perilaku yang dituju.11
Dalam konteks alamiah, pengamatan yaitu studi yang
disengaja dan dilakukan secara sistematis, terencana, terarah pada
suatu tujuan dengan mengamati dan mencatat fenomena atau
perilaku satu maupun sekelompok orang dalam kehidupan sehari-
9Alex sobur, Semiotika Komunikasi (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009), Hal.
17. 10Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif: Teori dan Praktik (Jakarta: Bumi
Aksara, 2013). Hal. 143 11Haris Herdiansyah, Metodologi Penelitian Kualitatif (Jakarta: Salemba
Humanika, 2010) Hal. 131
8
hari. Dengan demikian hasil pengamatan dapat
dipertanggungjawabkan kebenarannya.12
Observasi dalam penelitian ini yaitu mengamati subjek (lirik
lagu Rekening Gendut) dan objek (kata-kata yang menyiratkan
tindak pidana korupsi dalam lirik lagu Rekening Gendut), selain itu
peneliti juga mengamati fenomena korupsi melalui pemberitaan
media. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan analisis
dokumen sebagai instrumen observasi, yang berarti hanya
mengamati dokumen sebagai sumber informasi kemudian
diinterpretasikan ke dalam hasil penelitian.
b. Dokumentasi
Dokumen adalah sumber data yang digunakan untuk
melengkapi penelitian, seperti halnya film, gambar, karya-karya
monumental, yang dapat memberikan informasi bagi proses
penelitian.13
Dokumentasi yakni teknik untuk mengumpulkan data melalui
berbagai informasi dan mengkaji berbagai literatur yang
berhubungan dengan bahan penelitian. Seperti halnya buku,
majalah, koran, jurnal, internet dan hasil penelitian sebelumnya.
6. Teknik Analisis Data
Teknis analisis data menggunakan semiotika Roland Barthes, yang
membuat sebuah model sistematis dalam menganalisis makna dari
12Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif: Teori dan Praktik (Jakarta: Bumi
Aksara, 2013). Hal. 150 13Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif: Teori dan Praktik (Jakarta: Bumi
Aksara, 2013). Hal. 178
9
tanda-tanda yaitu dengan gagasan signifikansi dua tahap (two order of
signification). Pada signifikansi tahap pertama merupakan hubungan
antara signifier (ekspresi) dan signified (isi) di dalam sebuah tanda
terhadap realitas eksternal, Barthes menyebutnya sebagai denotasi
yakni makna paling nyata.14 Kemudian signifikansi tahap kedua disebut
konotasi, yang merupakan gambaran interaksi yang terjadi ketika tanda
bertemu dengan emosi dari pembaca serta nila-nilai dari
kebudayaannya.
Pada signifikasi tahap kedua yang berhubungan dengan isi, tanda
bekerja melalui mitos. Mitos adalah bagaimana kebudayaan
menjelaskan beberapa aspek tentang realitas.15 Mitos mungkin hidup
dalam gosip yang mungkin kemudian dibuktikan dengan tindakan
nyata, sehingga sikap kita terhadap sesuatu ditentukan oleh mitos yang
ada di dalam diri kita. Mitos tersebut menyebabkan kita mempunyai
prasangka tertentu terhadap suatu hal yang dinyatakan dalam mitos.
Mitos adalah alat di mana suatu ideologi berwujud.16
Untuk menganalisis lirik lagu Rekening Gendut, melihat tanda
berupa kata atau kalimat yang dikaitkan dengan kasus tindak pidana
korupsi. Kemudian dideskripsikan berdasarkan aspek denotasi dalam
lirik, setelah itu diksinya dikaitkan dengan konotasi dan mitos yang
14Indiawan Seto Wahyu Wibowo, Semiotika Komunikasi: Aplikasi praktis bagi
penelitian dan skripsi komunikasi (Jakarta: Penerbit Mitra Wacana Media, 2013) h. 21 15Alex sobur, Analisis Teks Media: Suatu Pengantar Untuk Analisis Wacana,
Analisis Semiotik, dan Analisis Framing. (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009) hal
127-128. 16 Indiawan Seto Wahyu Wibowo, Semiotika Komunikasi: Aplikasi praktis bagi
penelitian dan skripsi komunikasi (Jakarta: Penerbit Mitra Wacana Media, 2013) h. 22
10
berlaku dalam masyarakat sehingga makna dan ideologi dalam lirik
lagu tersebut dapat diketahui. Hal ini karena pada saat konotasi menjadi
mantap itu akan menjadi mitos, dan ketika mitos menjadi mantap itu
akan menjadi ideologi.17
F. Tinjauan Pustaka
Dalam menentukan judul skripsi ini, sebelumnya peneliti sudah
mengadakan tinjauan pustaka ke perpustakaan Ilmu Dakwah dan Ilmu
komunikasi, serta ke Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah. Peneliti
belum menemukan judul skripsi mahasiswa/i yang hampir serupa. Ada
beberapa skripsi yang serupa namun memiliki fokus yang berbeda dengan
yang diteliti peneliti, studi penelitian tersebut yakni:
1. Skripsi yang berjudul “Musik Sebagai Media Kritik Sosial (Analisis
Lagu Karya Group Band Simponi)” oleh Angki Chandra Rusnianto.
Dalam skripsi tersebut, Angki meneliti lagu Vonis dan Berebut Surga
karya grup Band Simponi. Dalam kedua lagu tersebut peneliti mencari
tahu mengenai kritik sosial yang dikonstruksi oleh grup Band Simponi,
dengan menggunakan analisis framing yang diperkenalkan oleh
Zhongdhang Pan dan Gerald M. Kosicki.
Dalam kedua lagu tersebut, Angki menemukan bahwa grup Band
Simponi mencoba membingkai isu korupsi dan lemahnya hukum di
Indonesia melalui lagu Vonis. Dengan menggunakan simbol seorang
17 Benny H. Hoed, Semiotika dan Dinamika Sosial Budaya. (Depok: Komunitas
Bambu, 2014) hal. 139
11
hakim, yang seharusnya menegakkan hukum namun bertindak
sebaliknya yakni dengan cara menerima suap. 18
2. Skripsi yang berjudul “Analisis Isi Pesan Dakwah Dalam Lirik Lagu
Grup Musik Vagetoz Album Kuatkan Aku” oleh Achmad Anwar
Sjadad. Dalam skripsi tersebut Achmad Anwar meneliti pesan-pesan
dakwah dan pesan yang mendominasi yang ada dalam delapan lirik lagu
album Kuatkan Aku Grup Musik Vagetoz, dengan menggunakan
analisis isi dengan pendekatan penelitian kuantitatif.
Dalam delapan lirik lagu album Kuatkan Aku grup musik Vagetoz,
Achmad Anwar Sjadad menemukan pesan dakwah yang terdapat dalam
delapan lirik lagu album Kuatkan Aku yakni pesan akidah, pesan akhlak
dan pesan muamalah. Kemudian Achmad Anwar juga menemukan
pesan dakwah yang mendominasi dari isi lirik lagu album Kuatkan Aku,
yaitu pesan akhlak dengan nilai 41%, pesan akidah dengan nilai 35%,
kemudian pesan muamalah dengan nilai 24%.19
3. Kemudian skripsi yang berjudul “Musik Sebagai Media Perlawanan dan
Kritik Sosial (Analisis Wacana Kritis Album Musik 32 Karya Pandji
Pragiwaksono)”, oleh Muharam Yuliansyah. Dalam skripsi tersebut
Muharam Yuliansyah meneliti bentuk perlawanan dan kritik sosial yang
diwacanakan dalam lagu-lagu Pandji Pragiwaksono yang bertemakan
perlawanan dan kritik sosial di album 32, di lihat dari analisis teks,
18Angki Chandra Rusnianto, “Musik Sebagai Media Kritik Sosial (Analisis Lagu
Karya Grup Band Simponi)”, (Skripsi S1 Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi,
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2016). 19Achmad Anwar Sjadad, “Analisis Isi Pesan Dakwah Dalam Lirik Lagu Grup
Musik Vagetoz Album Kuatkan Aku”, (Skripsi S1 Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2013).
12
kognisi sosial dan konteks sosial. Dengan menggunakan analisis wacana
model Teun A Van Dijk, dengan pendekatan kualitatif.
Dalam album 32, Muharam Yuliansyah menemukan wacana
perlawanan dan kritik sosial terhadap hegemoni orde baru dalam
menyambut pemilu 2014. Menurutnya hal tersebut tergambar dalam
lirik-lirik lagu, hasil kognisi sosial dari pencipta lagu dan konteks sosial
yang terjadi pada saat album ini dibuat.20
Meskipun peneliti memiliki persamaan dalam bahan penelitian yakni
musik, namun penelitian ini memiliki perbedaan dengan skripsi di atas
yakin dalam metode dan objek yang dipakai. Penelitian ini
menggunakan metode analisis semiotika Roland Barthes dengan
pendekatan kualitatif, kemudian objek yang diteliti yakni kata-kata yang
menyiratkan tindak pidana korupsi dalam lirik lagu Rekening Gendut.
G. Sistematika Penulisan
Secara sistematis penulisan skripsi in dibagi menjadi lima bab, yaitu:
BAB I PENDAHULUAN
Meliputi latar belakang masalah, batasan dan rumusan masalah,
tujuan penelitian, manfaat penelitian, tinjauan pustaka, metodologi
penelitian dan sistematika penulisan.
20Muharam Yuliansyah, “Musik Sebagai Media Perlawanan dan Kritik Sosial
(Analisis Wacana Kritis Album Musik 32 Karya Pandji Pragiwaksono)”. (Skripsi S1
Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta, 2015).
13
BAB II Landasan Teori
Berisi musik sebagai media komunikasi, pemaknaan dalam semiotik
yang meliputi semiotika secara umum dan semiotika Roland Barthes,
korupsi dalam Islam.
BAB III GAMBARAN UMUM
Meliputi profil dan sejarah Iwan Fals, kemudian gambaran umum
mengenai lirik lagu Rekening Gendut.
BAB IV ANALISIS PENELITIAN
Berisi analisis semiotika lirik lagu Rekening Gendut yang
berindikasi korupsi, kemudian interpretasi peneliti terhadap korupsi dalam
lirik lagu Rekening Gendut.
BAB V PENUTUP
Berisi kesimpulan dan saran.
14
BAB II
LANDASAN TEORI
1. Musik Sebagai Media Komunikasi
Musik menurut Jamalus yang dikutip oleh Muttaqin, merupakan ungkapan
pikiran dan perasaan pencipta yang dituangkan melalui unsur-unsur musik yaitu
irama, melodi, bentuk, struktur lagu dan ekspresi sebagai kesatuan di dalamnya
sehingga menghasilkan suatu hasil karya bunyi dalam bentuk lagu. Rina, dalam
Muttaqin juga setuju dengan pendapat “musik merupakan salah satu cabang
kesenian yang pengungkapannya dilakukan melalui suara atau bunyi-bunyian”.1
Musik dipahami Machlis yang dikutip Muttaqin, memiliki tujuan yang sama
seperti bahasa pada umumnya, yakni untuk mengkomunikasikan pemahaman.
Karena menurutnya musik sebagai bahasa emosi-emosi. Namun tentunya musik
merupakan bahasa yang berbeda, meskipun bahasa musik memiliki tata bahasa,
sintaksis, dan retorika. Setiap kata-kata dalam musik memiliki pengertian yang
konkret, kata-kata tersebut mengekspresikan ide-ide yang spesifik. Sementara
nada-nada dalam musik mempunyai hubungan dengan nada-nada lain, dan musik
dapat menyugestikan pernyataan-pernyataan misterius dari perasaan atau pikiran.2
Lagu merupakan bagian dari musik, musik tidak dapat dipisahkan dalam
kehidupan sehari-hari. Seperti halnya, upacara-upacara tradisional dari berbagai
pelosok dunia menggunakan musik untuk mempengaruhi perilaku psikologisnya.
Tak hanya itu orang-orang juga mendengarkan musik dalam aktivitasnya dengan
1 Moh. Muttaqin, Kustap. Seni Musik Klasik. (Jakarta: Direktorat Pembinaan
Sekolah Menengah Kejuruan, 2008) Hal. 3 2Moh. Muttaqin, Kustap. Seni Musik Klasik. (Jakarta: Direktorat Pembinaan
Sekolah Menengah Kejuruan, 2008) Hal. 4
15
tujuan yang berbeda, ada yang untuk berelaksasi dan ada juga yang meningkatkan
produktivitasnya.3
Lagu merupakan salah satu media yang digunakan oleh musisi untuk
menyampaikan pikirannya melalui bahasa yang ada di setiap lirik di dalamnya.
Lirik lagu merupakan hasil pemikiran pengarang dalam memandang sebuah
fenomena yang terjadi pada saat itu. Fenomena di sini bukan hanya dipahami
sebagai sosiologi masyarakat, tapi dalam hal abstrak juga seperti ide pemikirannya
dan segi psikologisnya.4
Teks sendiri dalam teori bahasa merupakan himpunan huruf yang
membentuk kata ataupun kalimat yang dapat dirangkai dengan sistem tanda dan hal
tersebut dapat disepakati oleh masyarakat, sehingga saat sebuah teks dibaca dapat
mengungkapkan makna yang terkandung di dalamnya.5 Teks bukanlah tempat
makna-makna berhenti melainkan sebagai jembatan perlintasan makna-makna
tersebut. “Teks bersifat plural, dalam artian teks berusaha menyempurnakan ke-
plural-an yang sesungguhnya yang dimiliki makna”.6
Teks bersifat plural dalam artian di sini bukanlah memiliki beberapa makna,
namun teks berusaha menyempurnakan makna yang sesungguhnya. Jadi dalam
sebuah teks awalnya memang memiliki banyak makna, tapi teks tersebut selalu
mempunyai makna baru dan itu pun tergantung pada keterkaitan penanda saat di
3Kurnia Afandi, Ridi Ferdiana dan Hanung Adi Nugroho. Review: Musik dan
Denyut Jantung Pada Era Digital. Vol. 1 No. 3 (2014). Hal 149 4Ridwan Sugiwardana, “Pemaknaan Realitas Serta Bentuk Kritik Sosial”, Jurnal
Ilmiah, No. 2, 2016, hal. 87. 5Alex sobur, Analisis Teks Media: Suatu Pengantar Untuk Analisis Wacana,
Analisis Semiotik, dan Analisis Framing. (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009) hal 54 6Roland Barthes, Imaji, Musik dan Teks. Penerjemah Agustinus Hartono.
(Yogyakarta: Jalasutra, 2010). Hal 163
16
ucapkan atau penggunaan bahasa yang disampaikan. Karena secara etimologis, teks
merupakan sebuah jaringan, pabrik berantai atau saling keterkaitan.7
Teks selalu memiliki wajah ganda, hal ini dikarenakan saat kita berpikir
mengenai sebuah makna dan menarik kesimpulan dari makna tersebut kemudian
teks sering kali menorehkan makna lain yang berbeda dari makna yang diambil.
Makna tersebut sering kali tak terpikirkan, karena makna tersebut mungkin makna
sekunder yang tidak dikehendaki oleh pengarang. Namun, keberadaan makna
tersebut sudah membuktikan bahwa sebuah teks menyimpan penafsiran baru yang
kerap kali terduga. Pengertian-pengertian teks juga tidak sebatas pada pemaknaan
denotatif yang ingin mengakap makna secara tersurat, namun juga pemaknaan
konotatif yang tak tersurat atau logika yang dengan sengaja disembunyikan di balik
teks.8
Bahasa sendiri menurut Ensiklopedia Indonesia yang dikutip oleh Sobur,
merupakan kata-kata untuk melukiskan suatu pikiran, perasaan ataupun
pengalaman. Pada saat ingin menghubungkan antara bahasa dan berpikir, kita
langsung merujuk pada hal yang lebih khusus, yaitu bahasa dan persepsi mengenai
realitas sosial. Menurut salah satu teori principle of linguistic relativity yang
dikembangkan oleh von Humboldt, Sapir, Whorf, dan Cassier. Dalam Rakhmat
yang dikutip Sobur, “bahasa dapat menyebabkan kita memandang realitas sosial
dengan cara tertentu”.9
Jadi lewat bahasa yang disampaikan oleh seseorang, kita dapat menilai
realitas sosial dengan cara tertentu. Hal tersebut tergantung bagaimana sang penutur
7Roland Barthes, Imaji, Musik dan Teks. Penerjemah Agustinus Hartono. Hal 163 8Muhammad Al-Fayyadl, Derrida. (Yogyakarta: LKiS, 2006) Hal 78. 9Alex Sobur, Semiotika Komunikasi. (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009).
Hal 274 & 290
17
menggunakan bahasa pada saat menyampaikan realitas sosial tersebut. Speech Acts,
J. R. Saerle dalam Sobur mengemukakan, secara pragmatis setidak-tidaknya
terdapat tiga jenis tindakan yang mungkin diwujudkan oleh seorang penutur di
dalam bahasa. Yaitu, tindakan untuk mengungkapkan sesuatu, tindakan melakukan
sesuatu, dan tindakan mempengaruhi lawan bicara. Hakikat bahasa Dalam
Poepoprodjo yang dikutip oleh Sobur, ialah bahasa tutur, bahasa tutur memiliki
daya pesona yang begitu kuat, namun jika diwujudkan ke dalam gambar-gambar
visual daya pesonanya akan hilang.10
Musik adalah bagian dari media, media merupakan suatu pengantar
pembawa pesan. Di dalam media terdapat medium yang membawa konten
sekaligus konteks. Menurut Mc. Luhan yang dikutip oleh Rulli Nasrullah, “the
medium is the message” dalam hal ini medium tidak hanya memediasi pesan,
namun medium ialah “pesan itu sendiri yang dapat mengubah bagaimana pola-pola
komunikasi antar manusia. Dalam Meyrowitz yang dikutip oleh Rulli Nasrullah,
medium as languange merupakan medium ialah bahasa itu sendiri. Hal tersebut
bahwa media mempunyai sesuatu yang unik yang bisa mewakili ekspresi dan
mengandung suatu pesan yang disampaikan di dalamnya. Secara gramatikal pesan
dapat menghasilkan persepsi, emosi, bahkan respon yang berbeda karena pesan
tersebut dapat dibentuk dengan sedemikian rupa.11
Di dalam media terdapat beragam bentuk yang dimuat dengan berbagai
sajian fakta atau opini bahkan juga ilusi yang berbentuk berita, drama, iklan, film,
musik ataupun talk show. Media mungkin menyajikan sebuah realitas atau juga
10Alex Sobur, Semiotika Komunikasi. Hal 273 & 289 11Rulli Nasrullah, CyberMedia. (Yogyakarta: IDEA Press, 2013). hal 6-7
18
rangkaian fiksi, sehingga media telah menjadi alat untuk mempresentasikan
berbagai gagasan atau realitas atau juga fiksi. Secara harfiah kata representasi
berasal dari kata re dan presentation, yang mengandung arti pada saat media
menyajikan realitas mengenai dunia, hal tersebut sebenarnya merupakan presentasi
ulang dari realitas sebelumnya. Dalam media, konteks representasi di sini
merupakan konsep realitas yang mencakup konsep atau gagasan yang fiktif.12
Dengan media siber, medium dapat dipresentasikan dalam berbagai
perspektif baik secara online ataupun offline. Kata cyber sendiri banyak digunakan
untuk menjelaskan realitas media baru. Menurut Howard Rheingold dalam Rulli
Nasrullah, “cyberspace merupakan ruang konseptual dimana semua kata, hubungan
manusia, data, kesejahteraan, dan juga kekuatan dimanifestasikan oleh setiap orang
melalui teknologi CMC (Computer Mediated Communication) atau komunikasi
media komputer”. Dalam literatur akademis, banyak penyebutan yang disematkan
untuk media siber seperti halnya media online, media virtual, digital media, e-
media, network media, media web, media baru dan lain-lain. Penyebutan tersebut
merujuk pada hal teknis seperti teknologi, pada intinya penyebutan tersebut
merujuk pada perangkat media baik itu perangkat keras maupun perangkat lunak.13
“Media siber dipandang sebagai bentuk cara berkomunikasi baru, Gillmor
menyatakan dalam Rulli Nasrullah, karena pola komunikasi yang ada di media siber
bisa terjadi menjadi many to many dan few to few”. Padahal selama ini pola
komunikasi terdiri dari one to many seperti halnya televisi, radio, atau buku. Selain
one to many, juga terdapat pola komunikasi one to one yaitu seperti telepon dan
12Udi Rusadi, Kajian Media: Isu Ideologis Dalam Perspektif Teori dan Metode.
(Jakarta: Rajawali Pers, 2015). Hal 86 13Rulli Nasrullah, CyberMedia. (Yogyakarta: IDEA Press, 2013). Hal.16-24
19
surat. Pada intinya many to many dan few to few terjadi karena terdapat koneksi
antara perangkat komputer dengan perangkat komputer yang lain atau disebut
internet, yang berarti menghubungkan komputer secara global. “Global di sini
menunjuk pada cara kerjanya yang terhubung dalam jaringan (online) tanpa
mempertimbangkan batasan lokasi, perangkat keras ataupun program yang
digunakan”.14
Dengan adanya media siber, khalayak dengan gampang berkomunikasi
melalui jaringan atau internet. Salah satunya penyanyi, mereka
mengkomunikasikan pemikirannya melalui lagu (bukan musik secara keseluruhan)
yang terdapat teks di dalamnya. Lagu tersebut kemudian dapat dengan mudah
didengarkan oleh khalayak melalui aplikasi yang ada di dalam handphonenya atau
situs web yang memiliki jaringan internet. Namun terkadang khalayak tidak
mengetahui makna yang ingin disampaikan oleh penyanyi. Merujuk pada
dokonstruksionisme yang dirintis Derrida, makna bukan sekedar tanda yang
disepakati oleh banyak orang. Dengan kata lain makna dari suatu kata atau kalimat
tidak bisa dimaknai secara tunggal, tetapi juga dibuka peluang makna lainnya.15
Jadi tidak heran jika ada perbedaan dalam menafsirkan sebuah teks, termasuk lagu.
Semiotika digunakan sebagai pendekatan untuk menganalisis teks media
dengan asumsi bahwa media itu sendiri dikomunikasikan melalui seperangkat
tanda. Teks media yang tersusun atas seperangkat tanda tersebut tidak pernah
membawa makna tunggal. Kenyataannya, teks media selalu memiliki ideologi
dominan yang terbentuk melalui tanda tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa teks
14Rulli Nasrullah, CyberMedia. Hal 27. 15Alex Sobur, Analisis Teks Media (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2012) hal.
106.
20
media membawa kepentingan-kepentingan tertentu, juga kesalahan-kesalahan
tertentu yang lebih luas dan kompleks.16
2. Pemaknaan Dalam Semiotika
2.1. Semiotika
Semiotika lahir pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20, akan tetapi ilmu
ini baru berkembang mulai pertengahan abad ke-20.17 Semiotika berasal dari kata
Yunani semeion, yang berarti tanda. Semiotika adalah ilmu yang mengkaji tanda
(sign) dan segala yang berhubungan dengannya, yaitu: cara berfungsinya,
hubungannya dengan tanda-tanda lain, pengirimannya, dan penerimanya oleh
penggunanya.18 Analisis semiotika pada dasarnya merupakan sebuah cara untuk
mencari sesuatu yang dipertanyakan lebih lanjut ketika membaca teks atau narasi
tertentu. Analisisnya bersifat paradigmatic, yakni berupaya untuk menemukan
makna termasuk dari sesuatu yang tersembunyi di balik sebuah teks.19
Tanda sendiri merupakan suatu atas dasar konvensi sosial yang terbangun
sebelumnya dan dapat dianggap mewakili sesuatu yang lain.20 jika tanda diterapkan
pada tanda-tanda bahasa maka huruf, kata, kalimat, tidak mempunyai arti pada
dirinya sendiri. Namun yang ada tanda-tanda itu hanya mengamban arti
(significant) dengan pembacanya, pembaca tersebut yang dapat mengubungkan
16Alex Sobur, Analisis Teks Media. hal. 95 17Rachmat Djoko Pradopo, Semiotika: Teori, Metode, dan Penerapannya Dalam
Pemaknaan Sastra. Faculty of Cultural Sciences. Vol.11 No. 1 (1999): hal. 76. 18Juni Wati Sri Rizki, Kepemilikan Media dan Ideologi Pemberitaan. (Yogyakarta:
Deepublish, 2016) Hal. 50. 19Indiawan Seto Wahyu Wibowo, Semiotika Komunikasi: Aplikasi praktis bagi
penelitian dan skripsi komunikasi (Jakarta: Penerbit Mitra Wacana Media, 2013) Hal. 8 20Indiawan Seto Wahyu Wibowo, Semiotika Komunikasi: Aplikasi praktis bagi
penelitian dan skripsi komunikasi. Hal. 7
21
tanda dengan apa yang dikaitkan (signifie) sesuai dengan kesepakatan yang berlaku
dalam bahasa yang bersangkutan. Menurut Lechte yang dikutip oleh Alex Sobur
dalam buku Semiotika Komunikasi menjelaskan, “semiotika adalah teori tentang
tanda dan penandaan”.21
Ferdinand De Saussure menyebut ilmu semiotika yang sudah
dikembangkannya di Eropa menjadi semiologi. Menurutnya semiologi di dasarkan
pada anggapan, selama tingkah laku dan perbuatan manusia berfungsi sebagai tanda
atau membawa makna, maka harus ada sistem pembedaan dan konvensi di
belakangnya yang memungkinkan makna tersebut jadi, di mana ada tanda maka di
sana ada sistem. Terdapat lima pandangan Saussure yang terkenal di antaranya:
signifier (penanda) dan signified (petanda), form (bentuk) dan content (isi), langue
(bahasa) dan parole (tuturan atau ujaran), synhronic (sinkronik) dan diachronic,
serta syntagmatic dan associative atau paradigmatik.22 Hal yang paling penting dari
pemikiran Saussure adalah pandangannya tentang tanda, Saussure meletakkan
tanda dalam konteks komunikasi manusia dengan pemilahan antara signifiant
(penanda) dan signifie (petanda). Dari pandangannya tersebut, ia meramalkan akan
muncul ilmu baru yang menyatukan segenap ilmu, yaitu bernama semiologi.23
Istilah ilmu semiotika yang digunakan Saussure berbeda dengan Charles
Sander Peirce. Peirce menyebut ilmu yang di kembangkan di Amerika dengan
istilah semiotika. Teori semiotik Peirce lebih menekankan pada logika dan filosofi
dari tanda-tanda yang ada di masyarakat, dalam semiotika sering kali disebut
21Alex sobur, Semiotika Komunikasi (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009)
Hal. 16-17. 22Bambang Mudjiyanto & Emilsyah Nur. Semiotika Dalam Metode Penelitian
Komunikasi. BBPPKI Makasar. Vol. 16 No.1 (2013): hal. 74 dan 76 23Kurniawan, Semiologi Roland Barthes. (Magelang: IndonesiaTera, 2001). hal 14.
22
sebagai grand theory. Peirce membedakan tipe-tipe tanda antara lain ikon (icon),
indeks (index) dan lambang (symbol) yang di dasari atas relasi di antara
representamen dan objeknya.24
Menurut Danesi dan Peron dalam Benny H. Hoed, tujuan utama semiotik
adalah memahami kemampuan otak untuk memproduksi serta memahami tanda dan
kegiatan membangun pengetahuan tentang sesuatu dalam kehidupan manusia.
Kemampuan di sini yaitu semiosis, sedangkan kegiatan manusia yang berkaitan
dengan tanda yakni representasi. Menurutnya penelitian semiotik mencakup tiga
ranah yang berkaitan dengan apa yang diserap manusia dari lingkungannya, yaitu
yang bersangkutan dengan “tubuh”, “pikiran”, dan “kebudayaan” manusia. Pada
tahap awal, pada dasarnya semiosis menyangkut segi fisik atau tubuh. Selanjutnya
berkembang kegiatan di dalam pikiran melalui representasi, dan kemudian menjadi
sesuatu yang hidup dalam kebudayaan, jika dilakukan dalam rangka kehidupan
sosial sebagai signifying order. Dari situlah akan mudah dipahami bahwa terdapat
hubungan erat antara semiosis, representasi dan signifiying order.25
2.2. Semiotika Roland Barthes
Roland Barthes merupakan penerus pemikiran Saussure. Ia meneruskan
pemikiran Saussure dengan menekankan interaksi antara teks dengan pengalaman
personal dan kultural penggunaannya, interaksi antara konvensi dalam teks dengan
konvensi yang dialami dan diharapkan oleh penggunanya.26 Roland Barthes
24Bambang Mudjiyanto & Emilsyah Nur. Semiotika Dalam Metode Penelitian
Komunikasi. BBPPKI Makasar. Vol. 16 No.1 (2013): hal. 74-75. 25Benny H. Hoed, Semiotika dan Dinamika Sosial Budaya. (Depok: Komunitas
Bambu, 2014) hal. 35 26Juni Wati Sri Rizki, Kepemilikan Media dan Ideologi Pemberitaan. ( Yogyakarta:
Deepublish, 2016) Hal. 52-53.
23
memasukkan seni dan bahasa ke dalam kajian semiologi seperti fotografi (1984),
sastra (1987), majalah, dan musik di antara sekian banyak minatnya (1973; 1984).27
Semiotika menurut Barthes yang dikutip oleh Alex Sobur dalam buku
Analisis Teks media (2009:123) adalah “ilmu mengenai bentuk (form)”. Studi ini
mengkaji signifikansi yang terpisah dari isinya (content). Semiotik tak hanya
meneliti signifier dan signified, namun juga meneliti mengenai hubungan yang
mengikat di antara mereka yaitu tanda yang berhubungan secara keseluruhan.28
Gagasan Barthes dalam Fiske yang dikutip Juni Wati, dikenal dengan “order of
signification” atau signifikansi dua tahap.29 Hal ini terlihat pada gambar di bawah
ini:
First Order Second Order
Reality Signs Culture
\
Sumber: John Fiske, Introduction to Communication Studies, 1990, hlm. 88 dalam
(Sobur, 2009:127)
27Jane Stokes, How To Do Media And Cultural Studies: Panduan Untuk
Melaksanakan Penelitian Dalam Kajian Media dan Budaya. (Yogyakarta: PT. Benteng
Pustaka, 2003) Hal 76. 28Alex Sobur, Analisis Teks Media. (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2012) hal. 123. 29Juni Wati Sri Rizki, Kepemilikan Media dan Ideologi Pemberitaan. (Yogyakarta:
Deepublish, 2016) Hal. 52-53.
denotation
Signifier
Signified
Myth
Connotat
ion
24
Melalui gambar di atas, seperti dikutip Fiske dalam (Sobur, 2009:128),
Barthes menjelaskan signifikasi tahap pertama merupakan hubungan antara
signifier (penanda) dan signified (petanda) di dalam sebuah tanda terhadap realitas
eksternal. Dalam hal ini Barthes menyebutnya sebagai denotasi, yakni makna
paling nyata dari tanda. Untuk menunjukkan signifikansi tahap kedua, Barthes
menggunakan istilah konotasi. Hal ini menggambarkan interaksi yang terjadi ketika
tanda bertemu dengan perasaan atau emosi dari pembaca serta nilai-nilai dari
kebudayaannya. Dengan kata lain, denotasi adalah apa yang digambarkan tanda
terhadap sebuah objek; sedangkan konotasi adalah bagaimana
menggambarkannya.30
Konotasi sebagai pemaknaan kedua, Barthes mengetengahkan konsep
tersebut yang didasari oleh “pandangan budaya”, “pandangan politik” atau
“ideologi” pemberi makna.31 Pada signifikasi tahap kedua yang berhubungan
dengan isi, tanda bekerja melalui mitos (myth). Mitos ialah bagaimana kebudayaan
menjelaskan atau memahami beberapa aspek tentang realitas atau gejala alam.
Mitos merupakan produk kelas sosial yang sudah mempunyai suatu dominasi.32
Menurut Umar Yunus dalam Indiawan, mitos dibentuk melalui anggapan
berdasarkan observasi kasar yang digeneralisasikan oleh karena itu mitos lebih
banyak hidup dalam masyarakat. Mitos mungkin hidup dalam gosip yang mungkin
kemudian dibuktikan dengan tindakan nyata. Sehingga sikap kita terhadap sesuatu
ditentukan oleh mitos yang ada di dalam diri kita, mitos tersebut menyebabkan kita
30 Alex Sobur, Analisis Teks Media (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2012) hal. 127-
128. 31Benny H. Hoed, Semiotika dan Dinamika Sosial Budaya. (Depok: Komunitas
Bambu, 2014) hal. 191 32Alex Sobur, Analisis Teks Media. Hal. 127-128.
25
mempunyai prasangka tertentu terhadap suatu hal yang dinyatakan dalam mitos.
Mitos adalah alat dimana suatu ideologi berwujud, mitos dapat berangkai menjadi
mitologi yang memainkan peranan penting dalam kesatuan-kesatuan budaya.33
Barthes menerangkan teorinya tentang mitos dengan mengembangkan segi
signifie (petanda, “makna”) oleh pemakai bahasa. Pada saat konotasi menjadi
mantap itu akan menjadi mitos, dan ketika mitos menjadi mantap itu akan menjadi
ideologi. Sehingga jika suatu fenomena dimaknai dengan konotasi dan menjadi
mantap, maka fenomena tersebut menjadi mitos dan selanjutnya menjadi ideologi.34
Van zoest (1991) dalam Indiawan menegaskan siapapun bisa menemukan ideologi
dalam teks dengan jalan meneliti konotasi-konotasi yang terdapat di dalamnya.35
3. Korupsi dalam Islam
Menurut Fockema Andreae, korupsi berasal dari bahasa latin yaitu “Coruptio”
atau “Corruptus”. Asal kata corruptio yaitu corrumpere, dari bahasa latin di atas
maka turun ke banyak bahasa Eropa, seperti Inggris, yaitu corruption, corrupt;
Prancis, yaitu Corruption; dan Belanda, yaitu corruptie (korruptie). Dari bahasa
belanda inilah kata “korupsi” turun ke bahasa Indonesia. Secara harfiah kata
korupsi yaitu keburukan, ketidakjujuran, kebusukan, kebejatan, dapat disuap,
penyimpangan dari kesucian, tidak bermoral, ataupun kata-kata ucapan yang
menghina atau memfitnah.36
33Indiawan Seto Wahyu Wibowo, Semiotika Komunikasi: Aplikasi praktis bagi
penelitian dan skripsi komunikasi (Jakarta: Penerbit Mitra Wacana Media, 2013) h. 22 34Benny H. Hoed, Semiotika dan Dinamika Sosial Budaya. (Depok: Komunitas
Bambu, 2014) hal. 139 35Indiawan Seto Wahyu Wibowo, Semiotika Komunikasi: Aplikasi praktis bagi
penelitian dan skripsi komunikasi (Jakarta: Penerbit Mitra Wacana Media, 2013) h. 22 36Jawade Hafidz Arsyad, Korupsi dalam Perspektif HAN: Hukum Adminstrasi
Negara. (Jakarta: Sinar Grafika, 2013). Hal 3
26
Dalam pandangan Lubis dan Scott yang dikutip oleh Nurdjana, tentang
korupsi disebutkan bahwa “dalam arti hukum, korupsi adalah tingkah laku yang
menguntungkan kepentingan diri sendiri dengan merugikan orang lain, oleh para
pejabat pemerintah yang langsung melanggar batas-batas hukum atas tingkah laku
tersebut, sedangkan menurut norma-norma pemerintah dapat dianggap korupsi
apabila hukum dilanggar atau tidak dalam bisnis tindakan tersebut adalah tercela.”37
Lord Acton mengungkapkan “Power tends to corrupt, absolute power
corrupts absolutely”, artinya korupsi muncul jika terjadi penyalahgunaan
kekuasaan, terlebih lagi jika kekuasaan tersebut bersifat absolut atau mutlak, maka
korupsi semakin menjadi-jadi. Bukan hanya dalam bentuk suap yang terjadi di
kalangan birokrat, namun sudah menjadi usaha mengakumulasi modal antara
pejabat tinggi dan pengusaha besar.38 Pendapat yang lebih tua seperti Rousseau,
pemikir Prancis di abad ke-19, lebih menyalahkan kehidupan politik dan sosial bagi
timbulnya korupsi. Menurut Rousseau, sistem politik dapat merusak manusia
karena menimbulkan korupsi.39
Pada intinya korupsi merupakan suatu peluang untuk keuntungan dirinya
dengan cara merugikan orang lain, baik itu dilakukan sendiri maupun kelompok.
Biasanya hal tersebut dilakukan untuk mendapatkan keuntungan yang lebih banyak
seperti halnya naik jabatan atau menjadi orang yang berpengaruh dalam perusahaan
dan lain sebagainya.
37Nurdjana, Sistem Hukum Pidana dan Bahaya Laten Korupsi “Perspektif
Tegaknya Keadilan Melawan Mafia Hukum”. (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010). Hal.
16 38Mansyur Semma, Negara dan Korupsi (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2008)
h. 32. 39Mansyur Semma, Negara dan Korupsi. h. 37
27
Menurut Prof. Dr. Syed Husein Alatas, terdapat 7 tipologi atau bentuk dan jenis
korupsi yaitu sebagai berikut:40
a. Korupsi Transaktif (Transactive Corruption)
Dalam hal ini terdapat kesempatan antara pihak pemberi dan pihak
penerima demi keuntungan kedua belah pihak dan diusahakan
tercapainya keuntungan oleh kedua pihak tersebut. Biasanya korupsi
jenis ini melibatkan dunia usaha atau bisnis dengan pemerintah.
b. Korupsi Perkerabatan (nepotistic corruption)
Korupsi jenis ini menyangkut penyalahgunaan kekuasaan dan
wewenang untuk keuntungan bagi sanak saudara, teman. Seperti halnya
dalam dunia kerja, biasanya orang tersebut memasukkan saudara,
kerabat maupun temannya ke dalam kantornya. Padahal teman atau
kerabatnya tidak memiliki keahlian dibidang yang dicari.
c. Korupsi yang memeras (extortive corruption)
Jenis korupsi ini dipaksakan kepada suatu pihak untuk menyuap,
biasanya terdapat ancaman guna mencegah kerugian, teror,
kepentingan terhadap orang-orang dan hal-hal yang ia miliki.
d. Korupsi Investif (investive corruption)
Pemberian barang atau jasa kepada pihak lain demi keuntungan di masa
depan.
e. Korupsi Defensif (defensive corruption)
40Syed Hussain Alatas, Korupsi: Sifat, Sebab dan Fungsi. (Jakarta: LP3ES, 1987).
Bagian pendahulan ix-x.
28
Korupsi jenis ini membuat pihak yang dirugikan terpaksa ikut terlibat
di dalamnya bahkan menjadi korban perbuatan korupsi. Seperti halnya
pengusaha yang membayar preman-preman, agar usahanya aman dan
tidak ada yang mengganggunya.
f. Korupsi Otogenik (outogenic corruption)
Merupakan korupsi yang dilakukan oleh seorang diri, tidak ada orang
lain yang terlibat.
g. Korupsi Suportif (supportive corruption)
Yaitu korupsi dukungan, tidak ada orang atau pihak lain yang terlibat.
Contohnya, membayar pemilih untuk memilih dirinya.
Itulah beberapa uraian mengenai jenis korupsi. Dalam Islam korupsi tidaklah
diperbolehkan apa pun itu jenisnya karena dengan korupsi berarti menyembunyikan
kebenaran. Terlebih lagi korupsi hanya menguntungkan bagi orang-orang tertentu
dan lebih banyak merugikan orang lain atau publik. Sebagai mana firman Allah
Swt, dalam Alquran surat Al-Baqarah ayat 42 berbunyi:
Dan janganlah kamu campur adukkan yang hak dengan yang bathil dan
janganlah kamu sembunyikan yang hak itu, sedang kamu mengetahui.41
Sebab-sebab orang melakukan korupsi menurut Andi Hamzah dalam
Jawade Hafidz Arsyad (2013) di antaranya sebagai berikut:42
41Alquran surat Al-Baqarah ayat 42. 42Jawade Hafidz Arsyad, Korupsi dalam Perspektif HAN: Hukum Adminstrasi
Negara. (Jakarta: Sinar Grafika, 2013). Hal 11-16
29
a. Kurangnya gaji atau pendapatan pegawai negeri dibandingkan dengan
kebutuhan yang makin hari makin meningkat.
b. Latar belakang kebudayaan atau kultur Indonesia yang merupakan sumber
atau sebab meluasnya korupsi.
c. Manajemen yang kurang baik dan kontrol yang kurang efektif dan efesien.
d. Modernisasi yang mengembangkan korupsi.
Itulah sebab-sebab melakukan korupsi, yang pada akhirnya bisa berdampak
kepada negara, seperti halnya pendapatan negara menyusut. Selain itu kurangnya
kepercayaan terhadap pemerintah dan masyarakat bersikap apatis terhadap anjuran
dan tindakan pemerintah. Tak hanya itu saja, pendapatan negara juga menyusut
apabila oknum pejabat melakukan penyelewengan pada sektor penerimaan-
penerimaan negara. Terlebih lagi jika pejabat dan para penegak hukum mudah di
suap maka ketahanan, keamanan negara akan rapuh dan hukum tak lagi dihormati.
Selain itu mental pribadi juga akan rusak karena korupsi, Itulah dampak korupsi
menurut Evi Hartanti.43 agar hal tersebut tidak terjadi maka dimulai dari diri sini
dengan bersikap jujur, amanah, dan selalu bersyukur dengan apa yang dimiliki.
Adapun untuk memiliki hal-hal tersebut, terdapat beberapa nilai-nilai dalam Islam
di antaranya:44
1. Nilai Ketauhidan dan Konsistensi
La ilaha illallah ( الَ إِلَهَ إاِلَّ للاه ) merupakan kalimat tauhid, yang mempunyai arti
tiada tuhan selain Allah. Makna lainnya adalah tidak ada yang disembah kecuali
Allah, hal ini berarti seorang muslim tidak diperbolehkan menyembah selain Allah
43Surachmin, Suhandi Cahaya. Strategi & Teknik Korupsi. (Jakarta: Sinar Grafika,
2013). Hal 85-86 44Jawade Hafidz Arsyad, Korupsi dalam Perspektif HAN: Hukum Adminstrasi
Negara. (Jakarta: Sinar Grafika, 2013). Hal. 20
30
Swt. Pada umumnya manusia mengagung-agungkan sesuatu yang real selain Allah
SWT, bentuknya seperti harta, tahta, cinta dan nafsunya sendiri. Tanpa disadari
manusia rela dijadikan budak oleh 4 hal tersebut, padahal ke empat hal tersebut
bukanlah sumber kebenaran melainkan bisikan dari hati nuraninya.
Dari tauhid kemudian melahirkan sikap istiqamah atau konsisten, seperti halnya
kisah nabi saat berdakwah untuk menyebarkan agama Islam. Saat itu elite-elite
Mekah melakukan upaya untuk menghentikan dakwah nabi dengan berbagai cara
seperti harta, tahta, wanita maupun dengan tindakan fisik. Namun nabi tetap
berdakwah menegakkan kebenaran dan bersikap sesuai aturan Islam. Sikap
konsisten tersebut, membuat Nabi mendapatkan tindakan kekerasan yang lebih
yaitu pembaikotan. Nabi beserta Abu Thalib, Bani Hasyim dan pelindungnya
diasingkan di suatu tempat selama 3 tahun. Selain itu orang-orang Quraisy juga
dilarang untuk melakukan kontak ekonomi maupun perkawinan dengan mereka,
bahkan nabi sempat mengganjal perutnya karena tak tahan menahan sakitnya lapar.
Meskipun nyawa nabi terancam namun dia tetap Istiqomah pada jalan yang
seharusnya, sebagaimana dalam Alquran surat Hud ayat 112.
Maka tetaplah kamu pada jalan yang benar, sebagaimana diperintahkan
kepadamu dan (juga) orang yang telah tobat beserta kamu dan janganlah
kamu melampaui batas. Sesungguhnya Dia Maha melihat apa yang kamu
kerjakan.45
Jadi meskipun di depan kita banyak rintangan untuk menjalankan kebenaran
seperti halnya godaan untuk korupsi, baik itu dengan suap, jabatan, ataupun wanita.
45Alquran surat Hud ayat 112.
31
Janganlah goyah dengan apa yang kamu yakini, meskipun hal tersebut sulit untuk
dijangkau. Karena dengan kamu tetap istiqamah maka sikap tersebut membawa
kamu sabar sehingga kamu berada pada jalan yang benar.
2. Nilai Larangan Memakan Harta Haram dan Sikap Hidup Sederhana
Salah satu sikap Istiqamah pada jalan yang benar adalah tidak memakan harta
haram, sebagaimana firman Allah SWT yang berbunyi:
Dan janganlah sebahagian kamu memakan harta sebahagian yang lain di
antara kamu dengan jalan yang bathil dan (janganlah) kamu membawa
(urusan) harta itu kepada hakim, supaya kamu dapat memakan sebahagian
daripada harta benda orang lain itu dengan (jalan berbuat) dosa, Padahal
kamu mengetahui. (Qs. Al-Baqarah: 188)46
Dalam Islam tidak diperbolehkan memakan harta yang haram, seperti
halnya korupsi. Maksud “haram” di sini terdapat kaitannya antara perilaku
seseorang dengan apa yang dimakannya, yaitu harta yang diperolehnya dari
perilaku atau tindakan yang salah. Seperti halnya, larangan untuk memakan hasil
korupsi. Sebaliknya dalam Surat Al-Maidah ayat 88, menyuruh memakan makanan
yang halal dan selalu bersyukur dengan apa yang Allah swt berikan.
46Alquran surat Al-Baqarah ayat 188.
32
Dan makanlah makanan yang halal lagi baik dari apa yang Allah telah rezeki
kan kepadamu, dan bertakwalah kepada Allah yang kamu beriman kepada-
Nya.47
Selain larangan memakan harta haram, Islam juga menganjurkan untuk
hidup sederhana atau tidak berlebihan (Israf) dalam mengonsumsi sesuatu dan tidak
rakus terhadap dunia. Karena Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebihan,
Seperti dalam firman Allah SWT (Qs. Al-a’raaf: 31) yaitu:
...
Makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah
tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan.48
Meskipun dalam Alquran surat Al-Imran:14 mengakui bahwa manusia
memiliki kecenderungan untuk kaya secara meterial, namun dengan cara menjual
barang atau jasa yang halal. Dalam Alquran juga menyebutkan dunia (materi)
sebagai tipuan, permainan atau senda gurau dan ujian yaitu pada surat Al-Imran:185
dan Al-An’am: 32 yang berbunyi:
...
Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan.
(QS.Al-Imran:185)49
47Alquran surat Al-Maidah ayat 88. 48Alquran surat Al-a’raaf ayat 31. 49Alquran surat Al-Imran ayat 185.
33
Dan Tiadalah kehidupan dunia ini, selain dari main-main dan senda gurau
belaka[468]. dan sungguh kampung akhirat itu lebih baik bagi orang-orang
yang bertakwa. Maka tidakkah kamu memahaminya?
Maksudnya: kesenangan-kesenangan duniawi itu hanya sebentar dan tidak
kekal. janganlah orang terperdaya dengan kesenangan-kesenangan dunia,
serta lalai dari memperhatikan urusan akhirat. (Al-An’am:32)50
Dari ayat tersebut menjelaskan, bahwa apa yang dicari di dunia hanyalah
kesenangan saja dan tidak akan ada puasnya jika hanya memikirkan dunia. Padahal
kesenangan tersebut hanyalah sementara tidaklah kekal. Seperti halnya orang yang
melakukan korupsi, dia tidak akan merasa puas dengan apa yang dimilikinya.
Sehingga dia akan melakukan berbagai cara agar keinginannya tercapai baik itu
dengan jalan salah, dan pada akhirnya apa yang dilakukannya akan diketahui oleh
orang lain.
3. Nilai Kejujuran dan akuntabilitas
Jujur (sidik) merupakan salah satu sifat yang harus dimiliki oleh para Nabi.
Sebagaimana Nabi merupakan pemimpin yang melanjutkan tugas kenabiannya,
sehingga dalam hal tersebut harus memiliki sifat jujur. Tak hanya Nabi saja yang
harus memiliki sifat jujur, orang-orang yang beriman juga harus memiliki sifat
tersebut baik itu pemimpin maupun masyarakat biasa. Sebagaimana dalam Alquran
surat At-Taubah ayat 119 yang berbunyi:
Hai orang-orang yang beriman bertakwalah kepada Allah, dan hendaklah
kamu bersama orang-orang yang benar. (Qs. At-Taubah:119)51
50Alquran surat Al-An’am ayat 32. 51Alquran surat At-Taubah ayat 119.
34
Dalam hadis riwayat Bukhari dan Muslim menjelaskan bahwa hanya orang
munafiklah yang perkataannya tidak sesuai dengan realitas yang sebenarnya atau
berbohong. lanjut dalam hadis Bukhari dan Muslim juga dijelaskan mengenai ciri-
ciri orang munafik di antaranya, apabila berkata ia berdusta, apabila berjanji ia
mengingkari dan apabila diberi amanah ia berkhianat.52 Jika seorang pemimpin
memiliki ciri-ciri tersebut, maka akan berdampak kepada rakyat. Seperti halnya
korupsi, yang berawal dari kebohongan dengan memberikan bukti laporan palsu.
Maka akan melahirkan kebohongan yang dilakukan bersama, sementara rakyat
yang akan menderita karena hak-haknya dan juga kekayaan negara telah dirampok
oleh pemimpin yang memiliki sifat pembohong. Karenanya sistem sosial pun
menjadi rusak, seperti rusaknya sistem hukum, birokrasi akibat korupsi dan sistem
politik. Dalam Qs. Muhammad ayat 21, Allah SWT berfirman:
...
53.Taat dan mengucapkan perkataan yang baik (adalah lebih baik bagi mereka)
Dari ayat di atas, menjelaskan sesungguhnya ucapan yang sesuai atau jujur
merupakan sifat yang lebih baik dimiliki. Karena dengan berkata jujur akan
melahirkan perilaku yang baik juga. Selain berkata jujur, dalam Islam juga
diwajibkan dan dianjurkan untuk mempraktikkan sifat amanah atau dapat
52Mujiyo Nurkholis, How to Love Rasulullah. (Bandung: PT Mizan Publika, 2006).
Hal. 211 53Alquran surat Muhammad ayat 21.
35
dipercaya. Karena sifat amanah merupakan akhlak yang mulia,54 sebagai mana
firman Allah SWT yang berbunyi:
Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang
berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di
antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah
memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah
adalah Maha mendengar lagi Maha melihat. (QS. An-nisa: 58).55
Pengertian amanah sangatlah luas, yang mencakup aspek hidup manusia di
antaranya agama, akhlak, mental, materi dan sosial. Amanah dapat didefinisikan
Sifat yang dapat dipercaya, yang ada dalam diri manusia untuk melakukan
kewajibannya dengan sangat baik dan tidak disalah gunakan kewajiban tersebut.56
Dan Allah SWT juga menjelaskan dalam surat An-nisa ayat 58 agar menyampaikan
amanat tersebut kepada orang yang berhak menerimanya dan berlakulah adil. Selain
itu dalam Al-Anfal ayat 27 Allah SWT juga menjelaskan, kesalahan dalam
melaksanakan tanggung jawab yang berarti khianat.
54Syaikh Salim Bin ‘Ied Al-Hilali, Ensiklopedia Larangan Menurut Al-Quran’ dan
As-Sunah. (Bogor: Pustaka Imam Asy-Syafi’i, 2005). Hal. 139 55Alquran surat An-nisa ayat 58. 56M. Khalilurrahman Al-Mahfani, Dahsyatnya Doa Anak Yatim. (Jakarta:
WahyuMedia, 2009) Hal. 131
36
Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang
berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di
antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah
memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah
adalah Maha mendengar lagi Maha melihat. (QS. An-nisa: 58)57
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengkhianati Allah dan
Rasul (Muhammad) dan (juga) janganlah kamu mengkhianati amanat-
amanat yang dipercayakan kepadamu, sedang kamu mengetahui. (QS. Al-
anfaal:27)58
Dari ayat di atas menjelaskan, jika kamu diberikan amanah mengenai suatu
hal, maka sampaikanlah amanat tersebut dengan sesuai dan jangan
menyelewengkan amanat tersebut. Namun seperti yang kita tahu, banyak dari
mereka yang tidak menyampaikan amanat dengan sesuai. Seperti halnya seorang
hakim, seharusnya tugas seorang hakim adalah menegakkan keadilan. Tapi tidak
untuk saat ini, banyak dari mereka yang mau disuap dan bukannya menegakkan
keadilan namun yang ada hanya kebohongan yang ia bela. Padahal ia mengetahui
jika orang yang ia bela merupakan orang yang salah.59 Dalam hal ini telah hilang
57Alquran surat An-nisa ayat 58. 58Alquran surat Al-anfaal ayat 27. 59Jerome Wirawan, “Dua Hakim Tipikor Ditangkap Khalayak Ragukan Integritas
Hukum”. Berita ini diakses pada tanggal 23 April 2017 dari
http://www.bbc.com/indonesia/berita_indonesia/2016/05/160525_indonesia_bengkulu_ha
kim_kpk.
37
integritas seorang hakim, sehingga rakyat atau publik sudah tidak mempercayai lagi
hukum yang ada saat ini. hal tersebut bisa mengakibatkan kehancuran suatu bangsa,
jika orang yang diberikan amanat tidak bisa menyampaikan amanat tersebut.
4. Nilai Transparansi dan Kontrol Kebijakan
Transparansi dalam Islam dapat dilihat dari memutuskan persoalan publik
dengan cara musyawarah dan melibatkan publik juga dalam memecahkan persoalan
tersebut. sebagaimana firman Allah SWT yang berbunyi.
Maka disebabkan rahmat dari Allah-Lah kamu Berlaku lemah lembut
terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah
mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. karena itu maafkanlah mereka,
mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka
dalam urusan itu[246]. kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad,
Maka bertawakallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-
orang yang bertawakal kepada-Nya. (QS.Ali-Imran:159)60
[246] Maksudnya: urusan peperangan dan hal-hal duniawiyah lainnya,
seperti urusan politik, ekonomi, kemasyarakatan dan lain-lainnya.
Dalam ayat di atas menjelaskan, bagaimana nabi memutuskan masalah yang
berhubungan dengan publik seperti halnya menghalau musuh yang datang untuk
berperang. Dalam persoalan tersebut nabi selalu melibatkan publik, paling tidak
60Alquran surat Ali-Imran ayat 159.
38
elitenya. Dalam hal tersebut berarti dilakukan secara transparan, meskipun biasanya
musyawarah dilakukan untuk perencanaan, proses, maupun pelaporan kegiatan
namun tetap saja inti dari musyawarah adalah melibatkan publik. Begitu pun
dengan urusan lainnya seperti urusan politik, ekonomi, sosial dan sebagainya harus
dilakukan juga secara transparan. Karena dengan bersifat transparan, maka tidak
melahirkan praduga buruk dari orang lain maupun publik. Selain itu, transparan
juga membawa pada akuntabilitas (amanah). Karena seseorang dapat dipercaya jika
menyampaikan sesuatu dengan benar (tabligh) dan dilakukan secara terbuka.
Dalam Islam juga mengharuskan adanya kontrol terhadap kebijakan, hal tersebut
dapat dilihat dalam surat Ali-Imran ayat 104 dan 110.
Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada
kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang
munkar[217]; merekalah orang-orang yang beruntung. (QS. Ali-
Imran:104)61
[217] Ma'ruf: segala perbuatan yang mendekatkan kita kepada Allah;
sedangkan Munkar ialah segala perbuatan yang menjauhkan kita dari pada-
Nya.
61Alquran surat Ali-Imran ayat 104.
39
Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh
kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada
Allah. Sekiranya ahli kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di
antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-
orang yang fasik. (Ali-Imran:110)62
Dalam ayat tersebut menjelaskan, agar menyuruh kepada yang ma’ruf yang
berarti perbuatan yang mendekatkan diri kepada Allah atau sesuatu yang baik. Serta
mencegah dari yang munkar yaitu sesuatu yang menjauhkan kita dari-Nya atau
sesuatu yang buruk. Dalam hal ini, jika kamu mengetahui seseorang yang akan
berbuat mungkar terlebih orang tersebut mempunyai kekuasaan, maka tentanglah
orang tersebut meskipun dia adalah kerabat, ataupun teman dekatmu.
62Alquran surat Ali-Imran ayat 110.
40
BAB III
GAMBARAN UMUM
1. Profil Iwan Fals1
Pemilik nama asli Virgiawan Listanto atau biasa dipanggil Iwan Fals
lahir di Jakarta, 2 September 1961 yakni anak dari pasangan Haryoso
(almarhum) dan Lies. Semasa kecilnya Iwan Fals pernah sekolah di Jeddah,
Arab Saudi, di KBRI selama 8 bulan. Dari kecil Iwan Fals gemar olahraga, ia
aktif dibidang bela diri karate, yudo, silat dan jenis olahraga lain seperti basket,
volly dan sepak bola. Virgiawan Listanto sempat berprestasi di bidang olahraga,
dia pernah Juara II Karate Tingkat Nasional, Juara IV Karate Tingkat Nasional
pada tahun 1989. Selain itu ia juga sempat melatih karate di STP (Sekolah
Tinggi Publisistik). Namun ternyata Iwan Fals lebih memilih musik dan
meninggalkan kegemarannya dibidang olahraga tersebut.
Perjalanan musik Iwan Fals dimulai saat ia duduk di bangku SMP di
Bandung, ia mulai mengamen kala itu. saat mengamen, teman-taman Iwan Fals
biasanya memainkan lagu-lagu Rolling Stone. Namun berbeda dengan Iwan
Fals, ia lebih memilih memainkan lagu sendiri. Dengan memegang prinsip
hidup sederhana dan mengalir, maka terciptalah lagu-lagu yang liriknya humor,
lucu, dan membuat orang bahagia. “jelek-jelek yang penting lagu ciptaan
sendiri”, ujar Iwan Fals dalam artikel Jejak Rekam Iwan Fals yang ditulis oleh
Tiga Rambu. Tak hanya mengamen saja, Iwan Fals juga datang ke hajatan,
kawinan, atau sunatan untuk menyanyi. Ia ditemani sekaligus mengetahui info
adanya hajatan dari Engkus, yakin seorang tukang bengkel sepeda. Karena
1Tiga Rambu, “Jejak Rekam Iwan Fals”. Artikel ini diakses pada tanggal 20 Maret
2017 dari http://iwanfals.co.id/article/our-story/53-biografi-iwan-fals.
41
banyaknya pengunjung yang datang ke bengkel, maka Engkus tahu jika ada
orang yang punya hajatan.
Selanjutnya datanglah ajakan dari Bambang Bule untuk mengadu nasib
di Jakarta, dia datang membawa tawaran rekaman karena sebelumnya Bambang
Bule mendengar Iwan Fals di Radio 8 EH milik ITB. Saat duduk di bangku
SMAK BPK Bandung, Iwan Fals sering di ajak mahasiswa ITB untuk
berdemonstrasi di mimbar mahasiswa. Dengan bermodalkan uang hasil menjual
sepeda motor untuk membuat master, akhirnya Bambang Bule berhasil bertemu
Iwan Fals. Virgiawan Listanto bersama rekan-rekannya yaitu Toto Gunarto,
Helmi dan Bambang Bule yang tergabung dalam Amburadul memutuskan
rekaman di Istana Music Records Jakarta. Namun album tersebut kurang laku
di pasaran, sehingga Iwan Fals kembali menjalani profesi sebagai pengamen.
Tak hanya mengamen saja, pria kelahiran 2 September 1961 ini
terkadang juga mengikuti festival. Ia meraih juara di festival musik Country,
Iwan Fals juga mengikuti festival lagu humor yang diselenggarakan Lembaga
Humor Indonesia. Oleh Arwah Setiawan (almarhum) lagu-lagu humor
Virgiawan Listanto kemudian direkam bersama Pepeng, Krisna dan Nana Krip,
yang di produseri oleh Handoko dari ABC Records. Rekaman tersebut kurang
sukses di pasaran karena hanya dikonsumsi oleh kalangan tertentu saja.
Hingga akhirnya lagu-lagu Iwan Fals mulai digarap serius di Musica
Studio, album Sarjana Muda misalnya, musiknya ditangani oleh Willy
Soemantri. Meskipun sudah rekaman dan kasetnya cukup laku di pasaran,
namun kebanyakan orang hanya mengetahui namanya saja tidak mengenal
wajahnya. Meskipun begitu Iwan Fals tetap menjalani profesinya sebagai
42
pengamen, ternyata album Sarjana Muda banyak diminati dan Iwan Fals mulai
mendapatkan berbagai tawaran untuk bernyanyi. Setelah kelahiran Cikal yakni
anak kedua pada tahun 1985, Iwan Fals berhenti mengamen kala itu. Iwan Fals
kemudian masuk televisi setelah tahun 1987 dan Lagu Oemar Bakri sempat
ditayangkan di TVRI.
Virgiawan Listanto menikah dengan Rosana yang akrab disapa Mbak
Yos. Dari pernikahannya tersebut, Iwan Fals dianugerahi tiga orang anak yaitu
Galang Rambu Anarki (alm), Annisa Cikal Rambu Basae dan Raya Rambu
Rabbani. Nama Galang dijadikan sebagai salah satu lagu oleh Iwan Fals, yang
berjudul Galang Rambu Anarki pada album Opini yang bercerita tentang
kegelisahan orang tua dalam menghadapi kenaikan harga-harga barang sebagai
imbas dari kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM) pada awal tahun 1981 yaitu
hari kelahiran Gilang (1 Januari 1981).
Galang mengikuti jejak ayahnya sebagai musisi, ia bergabung dalam
musik Bunga sebagai gitaris. Namun tak di sangka galang meninggal dunia
pada tanggal 25 April 1997. Sejak saat itu Iwan Fals Lama menghilang dari
dunia musik, ia mulai aktif lagi pada tahun 2002 dengan menciptakan album
yang bertajuk Suara Hati. Dalam album tersebut terdapat salah satu lagu yang
bercerita tentang keikhlasannya menghadapi kepergian Galang yang berjudul
Hadapi Saja, dalam lagu ini istri Iwan Fals atau Mbak Yos juga
menyumbangkan suaranya.
Sebagai putri kedua, Annisa Cikal Rambu Basae atau biasa dikenal
Cikal juga diabadikan sebagai judul album dan judul lagu Iwan Fals yang terbit
pada tahun 1991. Pada tahun 1986, Cikal juga pernah dibuatkan lagu dengan
43
judul Annisa. Lirik lagu tersebut cukup kritis sehingga perusahaan rekaman
batal untuk menyertakannya.
Iwan Fals dianugerahi seorang anak lelaki pada tanggal 22 Januari 2003,
yang diberi nama Raya Rambu Anarki. Kelahiran Raya memberikan inspirasi
dalam perjalanan karier Iwan Fals selanjutnya, nama Raya juga dijadikan judul
album oleh Iwan Fals.
2. Iwan Fals dan Kritik Sosial dalam Lagu-lagunya2
Selama Orde Baru, pemerintah melarang dan membatalkan jadwal acara
konser Iwan Fals. Karena lirik-lirik lagu Virgiawan Listanto dianggap dapat
memancing kerusuhan. Pada awal kariernya, banyak lagu Iwan Fals yang
mengkritik pemerintah lewat lagu-lagunya. Beberapa lagu tersebut bahkan bisa
dikategorikan terlalu keras pada masa itu, sehingga perusahaan rekaman yang
mewadahi Iwan Fals tidak berani untuk memasukkan lagu-lagu tersebut ke
dalam album untuk diperjual belikan secara bebas. Meskipun rekaman lagu-
lagu tersebut tidak dipasarkan, tapi sempat diputarkan di stasiun radio 8EH
Institut Teknologi Bandung. Karena sempat menyanyikan lagu-lagu tersebut
dalam konser musik, penyanyi kelahiran 2 September 1961 ini berulang kali
berurusan dengan pihak keamanan.
Selain itu, pada tahun 80’an juga beberapa konser Iwan Fals sempat
disabotase yaitu dengan memadamkan aliran listrik. Tak hanya itu saja,
konsernya juga pernah dibubarkan secara paksa karena ia membawakan lirik
2“Virgiawan Listanto" Wikipedia Bahasa Indonesia, Ensiklopedia Bebas. Diakses
pada tanggal 20 Maret 2017 dari https://id.wikipedia.org/wiki/Virgiawan_Listanto.
44
lagu yang menyindir penguasa kala itu. hal tersebut kembali berulang pada
bulan April tahun 1984, Iwan Fals harus berurusan lagi dengan aparat
keamanan. Tak hanya itu saja, ia juga sempat ditahan dan diinterogasi selama 2
minggu karena menyanyikan lirik lagu Pola Sederhana, Demokrasi Nasi dan
juga Mbak Tini dalam sebuah konser di Pekanbaru.
Setelah mengalami beberapa kesulitan dalam bermusik, Iwan Fals
menemukan titik terang di ruang ekspresi dalam berkesenian yaitu di Bengkel
Teater WS Rendra. Di situ Iwan Fals bertemu dengan Naniel, Sawung Djabo,
Inisisri, Toto Tewel, Jerry, Tates, dan Cok Rampal. Mereka membentuk
kelompok musik yang bernama SWAMI, nama tersebut diambil dari status
personil-personil sebagai suami dari masing-masing istri mereka. Saat
bergabung dengan SWAMI, nama Iwan Fals semakin meroket dan fenomenal
ketika mencetak hits lagu Bento dan Bongkar.
Setelah kontrak berakhir dengan SWAMI, yang menghasilkan album
SWAMI dan SWAMI II, dan di sela Kantata menghasilkan Kantata Takwa dan
Kantata Samsara. Selain itu Iwan Fals juga masih meluncurkan album-album
solo maupun bersama kelompok, salah satunya seperti album Dalbo yang
dikerjakan bersama mantan personel SWAMI.
Pada tahun 1990, karier Iwan Fals semakin menanjak saat bergabung
dengan Kantata Takwa yang didukung penuh oleh seorang pengusaha yaitu
Setiawan Djodi. Saat itu sampai sekarang konser-konser Kantata Takwa
dianggap sebagai konser musik yang termegah dan terbesar sepanjang sejarah
musik Indonesia. Pada tahun 2002 sejak munculnya album Suara Hati, Iwan
45
Fals memiliki kelompok musisi pengiring yang tetap dan selalu mengiringinya
dalam setiap pembuatan album maupun konser.
3. Lirik lagu yang menggelitik para koruptor dalam lagu Rekening
Gendut
Raya merupakan nama album Iwan Fals yang dirilis pada 25 Juni 2013 di
Rolling Stone Cafe Jakarta. Nama album tersebut sesuai dengan nama anak
bungsunya yaitu Raya Rambu Rabbani. Dalam album tersebut terdiri dari 18
lagu yang mengandung tema cinta, lingkungan, fenomena sosial dan kritik
terhadap pemerintah. Salah satunya terdapat lagu Rekening Gendut yang
menyentil para koruptor,3 hal tersebut karena penggunaan bahasa dalam lirik
tersebut begitu unik dan mengandung makna yang begitu menggelitik. Adapun
lirik lagu Rekening Gendut terdapat di bawah ini:
Rekening Gendut4
Rekening gendut, rekening gendut
Rekening gendut yang bisa kentut
Kebanyakan ngemil, kebanyakan ngemil
Daging rakyat dicual-cuil
Di koran-koran, di televisi
Lucu namanya gak lucu akibatnya
Rekening gendut kentut tak berbunyi
Tapi baunya busuk sekali
3“Raya (album)" Wikipedia Bahasa Indonesia, Ensiklopedia Bebas. Diakses pada
tanggal 21 Maret 2017 dari https://id.wikipedia.org/wiki/Raya_(album). 4Iwan Fals, “Raya”. Lirik ini diakses pada tanggal 29 Mei 2017 dari
http://www.iwanfals.co.id/discography/album/36-raya.
46
ya cuma kertas, ya cuma kertas
Dengan halaman berlembar-lembar
Keluar masuk duit, keluar masuk duit
Sulit terlihat karena dikempit
Angka-angka terus memuai
Entah dari mana singgah dimana
Transaksi gelap di dunia perbankan
Rahasia umum atas nama kepentingan umum
PNS muda mungkin juga yang tua
Golongan 3B sampai ke level menteri
TNI Polri juga tak terkecuali
Entah bagaimana dengan presidennya
Wakil rakyatnya rekening gendut
Jaksa dan hakim rekening gendut
Wartawannya rekening gendut
Kalo yang nyanyi rekeningnya pas-pasan
Rekening gendut gedibal-gedibel
Jembatan roboh kalau dia berjalan
Rekening gendut nasi dan sambel
Sepiring tak cukup lalu ke jamban
Diusut-usut ya tetap gendut
Rekening gendut bak benang kusut
Rekening gendut semakin gendut
Mungkin yang ngusut rekeningnya gendut
Rekening gendut, rekening gendut
Rekening gendut yang bisa kentut
47
Kebanyakan ngemil, kebanyakan ngemil
Daging rakyat di cual-cuil
Penggalan lirik dalam lagu Rekening Gendut, merupakan sindiran keras
bagi koruptor yang kebanyakan mempunyai wewenang dalam pemerintah. Seperti
yang kita tahu hampir setiap tahun berita mengani kasus korupsi memenuhi media
televisi, cetak maupun online. Sebagian besar orang yang mempunyai wewenang
di pemerintah melakukan korupsi, seperti halnya yang dilakukan oleh PNS pemda
yang menggeser sisa dari Dana Alokasi Khusus (DAK) ke rekening pribadi ataupun
rekening dinas mereka.5
Tak hanya itu, kasus baru-baru ini seperti kasus korupsi E-KTP yang
dilakukan oleh beberapa orang yang mempunyai jabatan di pemerintah,6 dan masih
banyak lagi kasus korupsi yang dilakukan oleh orang-orang yang berpengaruh
dalam pemerintahan. Dalam lagu Rekening Gendut menyinggung para pejabat yang
mempunyai rekening yang tak wajar, hampir semua pejabat yang berpengaruh
dalam pemerintah terkait korupsi dalam lagu tersebut. Melihat fenomena tersebut,
Iwan Fals membuat lagu Rekening Gendut untuk menyampaikan aspirasinya
kepada pemerintah. Lewat lirik lagu, Iwan Fals tuangkan ideologinya dan ideologi
tersebut mewakili perasaan rakyat.
5Maria Natalia, “Begini Modus Oknum PNS Pemda Lakukan Korupsi”. Berita ini
diakses pada tanggal 02 Juni 2017 dari
http://nasional.kompas.com/read/2012/02/08/17200917/Begini.Modus.Oknum.PNS.Pemd
a.Lakukan.Korupsi. 6Danang Firmanto, “Sidang E-KTP, Nazarudin Sebut Ganjar Pranowo Ikut Terima
Uang”. Berita ini diakses pada tanggal 02 Juni 2017 dari
https://nasional.tempo.co/read/news/2017/04/03/063862284/sidang-e-ktp-nazaruddin-
sebut-ganjar-pranowo-ikut-terima-uang.
48
BAB IV
TEMUAN DAN PEMBAHASAN PENELITIAN
A. Temuan Penelitian
Tabel 4.1 Analisis Teks Bait Pertama
Teks Denotasi Konotasi
Rekening gendut yang
bisa kentut
Kebanyakan ngemil,
kebanyakan ngemil
Daging rakyat dicual-
cuil
Orang yang mempunyai
rekening dengan jumlah
besar di bank menimbulkan
prasangka yang tidak enak.
Hal ini dikarenakan orang
tersebut terlalu sering
mengambil sesuatu milik
orang lain sedikit demi
sedikit, sehingga tanpa
disadari sesuatu yang diambil
tersebut menjadi banyak.
Hal itu karena aktivitas yang
dilakukan menyenangkan,
dalam hal ini sesuatu yang di
ambil merupakan milik
rakyat.
Orang yang mempunyai
sejumlah uang yang
berjumlah besar di bank
terdapat sesuatu yang
mencurigakan dalam arti
penyelewengan. Hal ini
dikarenakan sebagian hasil
yang didapat dari menikmati
kesenangan dalam hal-hal
kecil milik rakyat, seperti
halnya proyek-proyek
pembangunan yang digunakan
dari dana rakyat atau hasil
pajak yang seharusnya balik
lagi ke rakyat namun diambil
oleh oknum pejabat untuk
kepentingan sendiri.
Makna denotasi pada tabel 4.1 didapat dari beberapa kata, seperti halnya
kata rekening, dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) berarti “hitungan
pembayaran atau rekening pribadi di bank”.1 Kemudian kata gendut, berarti
membesar, membengkak, menggembung, kata tersebut biasanya dikaitkan dengan
1“Rekening”, Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kamus versi online/daring
(dalam jaringan). Diakses pada tanggal 20 Mei 2017 dari https://kbbi.web.id/rekening.
49
perut.2 Kata gendut biasanya digunakan untuk orang tertentu yang berbadan besar
dan memiliki perut besar, namun saat kata gendut disandingkan dengan kata
rekening menimbulkan kesan yang tidak baik atau kurang enak. Hal ini dikarenakan
rekening tak memiliki badan ataupun perut, namun yang memiliki hal tersebut
merupakan orang yang memiliki rekening.
Selanjutnya kata kentut, dalam KBBI berarti “gas berbau busuk yang keluar
dari anus”.3 Kata ngemil mengandung arti menikmati sesuatu yang dilakukan
sedikit demi sedikit dan terus menerus, yang kemudian menjadi banyak serta
menyenangkan selain itu juga biasanya berefek gemuk. Kemudian kata cual-cuil
yaitu mengambil sedikit demi sedikit.4 Kata daging, dalam KBBI berarti tubuh
manusia (sebagai imbangan jiwa atau batin).5
Makna konotasi pada tabel di atas didapat dari beberapa kata yang ada
dalam bait pertama, seperti halnya kata rekening gendut. Rekening gendut,
merupakan istilah yang digunakan oleh media yang merujuk pada kesan yang tidak
enak seperti transaksi keuangan mencurigakan atau sejumlah uang yang ada di bank
didapat dari hal yang mencurigakan.6 Konotasi tersebut lahir saat oknum pejabat
melakukan transaksi keuangan mencurigakan di perbankan yang merujuk pada
2“Gendut”, Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kamus versi online/daring
(dalam jaringan). Diakses pada tanggal 20 Mei 2017 dari http://kbbi.web.id/gendut. 3“Kentut”, Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kamus versi online/daring
(dalam jaringan). Diakses pada tanggal 20 Mei 2017 dari https://kbbi.web.id/kentut. 4“Cuil”, Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kamus versi online/daring
(dalam jaringan). Diakses pada tanggal 20 Mei 2017 dari https://kbbi.web.id/cuil. 5“Daging”, Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kamus versi online/daring
(dalam jaringan). Diakses pada tanggal 2 Oktober 2017 dari https://kbbi.web.id/daging. 6 Dnu/Trq, “Ini Penjelasan PPATK Soal Definisi Rekening Gendut”. Diakses pada
tanggal 2 oktober 2017, dari https://news.detik.com/berita/2815867/ini-penjelasan-ppatk-
soal-definisi-rekening-gendut.
50
tindak pidana.7 Kemudian dalam bait di atas kata rekening gendut disandingkan
dengan kata kentut. Saat kedua kata tersebut bersanding menimbulkan kesan yang
tidak baik atau cenderung berbau kurang enak seperti halnya penyelewengan.8
Selanjutnya dalam bait pertama kata tersebut dilanjutkan dengan kata
kebanyakan ngemil, yang memiliki makna orang yang mempunyai rekening dengan
jumlah besar di atas terdapat kejanggalan atau hal yang mencurigakan pada dirinya.
Hal ini karena sebagian hasil yang didapat dari menikmati kesenangan dalam hal-
hal kecil, yang diasumsikan sebagai mengemil. Kemudian dalam baris terakhir
Daging rakyat dicual-cuil, merupakan kata penjelas dari beberapa makna di atas.
Hal ini dikarenakan semua hak milik rakyat seperti proyek-proyek pembangunan
yang digunakan dari dana rakyat atau hasil pajak yang diasumsikan sebagai daging
rakyat seharusnya balik lagi ke rakyat, namun banyak hak rakyat yang diambil oleh
oknum pejabat untuk kepentingan sendiri. Makna tersebut didapat dari pemberitaan
media berikut ini.
Pada Mei 2016 Merdeka.com memberitakan mengenai Koruptor Berfoya-
foya Beli Kendaraan Mewah dari Duit Rakyat. Dalam berita tersebut KPK menyita
mobil Mazda CX 5 milik Bupati Subang, Ojang Sohandi. Mobil tersebut disita
karena diduga dari hasil gratifikasi terkait kasus suap BPJS Kesehatan. Selain mobil
7Icha Rastika, “Kasus Suryadharma, PPATK Temukan Transaksi Mencurigakan
Miliaran Rupiah”. Diakses pada tanggal 6 November 2017 dari
http://nasional.kompas.com/read/2014/05/26/1129292/Kasus.Suryadharma.PPATK.Temu
kan.Transaksi.Mencurigakan.Miliaran.Rupiah. 8Tempo.co, Tiga Modus Pejabat Sembunyikan Rekening Gendut. Diakses pada
tanggal 3 Oktober 2017, dari https://nasional.tempo.co/read/629817/tiga-modus-pejabat-
sembunyikan-rekening-gendut.
51
itu, KPK juga menyita sejumlah kendaraan Ojang, di antaranya Toyota Vellfire,
Toyota Camry, dua Jeep, motor KTM 500 cc dan All Terrain Vehicle (ATV).9
Mitos yang ada dalam bait di atas yaitu kepemilikan sejumlah uang yang
besar di dalam rekening menimbulkan sesuatu yang tanda tanya. Dalam hal ini yaitu
bau tidak sedap yang dimiliki kentut dan kemudian menimbulkan perasaan yang
tidak enak, mengindikasikan ada suatu hal yang tidak wajar. Sesuatu yang tidak
wajar dalam hal ini adalah aktivitas mengemil yang dilakukan pemilik rekening,
yaitu mengambil sesuatu yang kecil-kecil milik rakyat dan dilakukan terus menerus.
Dalam hal tersebut diasumsikan sebagai proyek-proyek yang menggunakan dana
rakyat atau pajak.
Dengan demikian, pada bait di atas tampak bahwa teks tersebut ingin
menunjukkan ketidakwajaran sebuah kepemilikan dana tertentu dari sebuah
rekening bank yang diduga sebagian hasil yang diperoleh dari mengambil bagian-
bagian kecil milik rakyat. Dalam hal ini yaitu dana yang berasal dari pajak atau
proyek-proyek yang menggunakan dana rakyat.
9Eko Prasetya, Koruptor Berfoya-foya Beli Kendaraan Mewah dari Duit Rakyat.
Diakses pada tanggal 3 Oktober 2017, dari https://www.merdeka.com/peristiwa/koruptor-
berfoya-foya-beli-kendaraan-mewah-dari-duit-rakyat.html.
52
Tabel 4.2 Analisis Teks Bait Kedua
Teks Denotasi Konotasi
Di koran-koran, di
televisi
Lucu namanya gak
lucu akibatnya
Rekening gendut
kentut tak berbunyi
Tapi baunya busuk
sekali
Koran dan televisi
memberitakan mengenai
rekening gendut. Nama
tersebut merupakan lucu
karena biasanya kata gendut
digunakan untuk orang yang
berbadan besar dan perut
besar, namun dalam hal ini
kata tersebut digunakan
untuk rekening. Tapi akibat
dari rekening gendut yang
tak lucu, karena mengambil
sesuatu milik orang lain.
Kemudian orang yang
mempunyai sejumlah uang
dengan jumlah besar di bank
awalnya tak banyak yang
mengetahui, namun semakin
lama banyak orang yang
mengetahui hal tersebut.
Media seperti halnya koran dan
televisi memberikan istilah untuk
sejumlah uang dengan jumlah
besar di bank yang didapat dari
hasil penyelewengan dengan
sebutan rekening gendut. Istilah
tersebut sering kali muncul dalam
pemberitaan, sehingga membuat
kelucuan tersendiri untuk banyak
orang. Hal ini dikarenakan kata
tersebut tak cocok saat keduanya
disandingkan, karena kata
rekening untuk hitungan
sedangkan kata gendut untuk
orang. Meskipun istilah tersebut
memberikan kelucuan tersendiri,
namun asal uang yang didapatlah
yang tak lucu karena sebagian
uang yang didapat dari hasil
mengambil dana rakyat. Kemudian
rekening yang berjumlah besar
atau tidak wajar ini, meskipun
awalnya tidak banyak orang yang
tahu tapi akhirnya diketahui juga
oleh orang lain. Hal ini
dikarenakan ketidakwajaran yang
dilakukan oleh pemilik rekening,
seperti halnya gaya hidupnya atau
hasil kekayaannya yang tidak
sesuai dengan penghasilannya.
53
Tabel 4.2 di atas menunjukkan makna denotasi dan konotasi yang ada pada
lirik lagu Rekening Gendut. Makna denotasi dari bait kedua yaitu didapat dari
penjelasan beberapa kata dalam bait tersebut, seperti halnya koran dan televisi
merupakan media massa yang digunakan untuk menampilkan realitas yang ada
dalam masyarakat. Selanjutnya pada baris kedua kata lucu dalam KBBI berarti
menimbulkan tertawa, kemudian kata kentut berarti gas berbau busuk yang keluar
dari anus.10 Kata bau dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia memiliki arti apa yang
ditangkap oleh indra pencium (harum, busuk, anyir), sedangkan kata busuk
memiliki arti bau tidak sedap atau kejahatan (kesalahan) yang dilakukan akhirnya
akan ketahuan juga.11
Makna konotasi pada tabel di atas didapat dari penjelasan beberapa kata
yang ada pada bait kedua di antaranya dalam baris pertama di koran-koran, di
televisi. Pada baris tersebut memiliki makna bahwa koran dan televisi merupakan
bagian dari media. Media merupakan saluran untuk menyampaikan informasi
dalam komunikasi antar manusia. Selain itu media juga ruang dimana di dalamnya
terdapat banyak peristiwa-peristiwa yang ditampilkan.12
Istilah rekening gendut sering kali disebut-sebut di ruang media baik itu
koran maupun televisi, sehingga memberikan kelucuan tersendiri bagi banyak
orang. Hal ini dikarenakan kata gendut biasanya digunakan untuk orang sedangkan
rekening untuk hitungan pembayaran, sehingga saat keduanya disandingkan maka
menjadi sesuatu yang menggelitik orang untuk tertawa dan sebagainya. Namun saat
10“Kentut”, Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kamus versi online/daring
(dalam jaringan). Diakses pada tanggal 20 Mei 2017 dari https://kbbi.web.id/kentut. 11“Busuk”, Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kamus versi online/daring
(dalam jaringan). Diakses pada tanggal 20 Mei 2017 dari https://kbbi.web.id/busuk 12Firsan Nova, Crisis Public Relations: Bagaimana PR Menangani Krisis
Perusahaan. (Jakarta: Grasindo, 2009) Hal. 204
54
kata tersebut disandingkan dengan kata gak lucu akibatnya, maka akan memiliki
makna lain. Hal ini dikarenakan kepemilikan sejumlah uang yang besar di dalam
rekening didapat dari aktivitas yang dilakukan oleh pemilik rekening dengan
mengambil sesuatu milik rakyat.
Dalam bait ini juga ditampilkan rekening gendut kentut tak berbunyi, tapi
baunya busuk sekali. Pada baris tersebut menjelaskan bahwa rekening yang besar
atau tidak wajar ini, meskipun awalnya tidak banyak orang yang tahu tapi akhirnya
diketahui juga oleh orang lain. Hal tersebut dikarenakan ketidakwajaran yang
dilakukan oleh pemilik rekening, seperti halnya gaya hidupnya atau hasil
kekayaannya yang tidak sesuai dengan penghasilannya.
Pada 13 Juni 2012, detikNews memberitakan Wa Ode Gunakan Uang Hasil
Korupsi Untuk Beli Apartemen dan Emas. Dalam pemberitaan tersebut Wa Ode
Nurhayati, yaitu anggota DPR mengumpulkan Rp50,5 miliar di tabungan yang
diduga hasil korupsi. Sebagian uang tersebut digunakannya untuk membeli
apartemen di Permata Residence Senayan.
Menurut jaksa I Kadek Wiradana di Pengadilan Tipikor, Jaksel mengatakan
bahwa “membayar pembelian Apartemen Permata Residence di Senayan Rp850
juta pada 27 Desember 2010 melalui penarikan tunai yang dilakukan oleh Sefa
Yulanda,”. Selain itu Wa Ode juga diketahui membeli perhiasan empas pada
tanggal 7 Januari 2011, sebesar Rp20,43 Juta.13
Mitos yang ada dalam bait di atas yaitu setiap tindak pidana pasti terbongkar
dan mendapatkan balasannya, meskipun tindakan tersebut dilakukan secara
13Mok/Aan, Wa Ode Gunakan Uang Hasil Korupsi Untuk Beli Apartemen dan
Emas. Diakses pada tanggal 3 Oktober 2017, dari https://news.detik.com/berita/d-
1940366/-wa-ode-gunakan-uang-hasil-korupsi-untuk-beli-apartemen--emas.
55
sembunyi-sembunyi. Hal ini karena ketidakwajaran yang dilakukan oleh orang
yang melakukan pidana, seperti halnya gaya hidupnya ataupun kekayaan yang
diperoleh tidak sesuai dengan penghasilan yang didapat. Sehingga tindakan yang
dilakukan orang tersebut dapat diketahui oleh banyak orang.14 Mitos tersebut
berkaitan dengan lirik lagu baris ketiga dan keempat pada bait kedua, Rekening
Gendut kentut tak berbunyi, tapi baunya busuk sekali.
Dengan demikian, pada bait kedua menunjukkan bahwa makna di atas
memiliki keterkaitan antara baris pertama sampai dengan baris terakhir. Makna
tersebut menjelaskan bahwa media menyebut istilah orang yang mempunyai
rekening dengan jumlah uang yang besar dan uang tersebut didapat dari hal yang
tidak wajar atau transaksi keuangan yang mencurigakan, dengan sebutan Rekening
gendut. Sebutan tersebut merupakan lucu karena biasanya kata gendut digunakan
untuk orang yang berbadan besar dan memiliki perut besar, namun dalam hal ini
kata gendut di sandingkan dengan kata rekening yang berarti hitungan pembayaran
sehingga hal tersebut membuat kelucuan tersendiri bagi banyak orang. Meskipun
nama tersebut lucu, tapi akibatnya yang tak lucu. Hal ini karena uang yang terdapat
dalam rekening besar di atas didapat dari aktivitas yang tidak wajar yaitu dengan
mengambil hak milik rakyat.
14Adi Suhedi, Mantan Presiden Brasil Divonis Penjara Hampir 10 Tahun Akibat
Terjerat Kasus Korupsi dan Suap. Diakses pada tanggal 03 Oktober 2017, dari
http://www.tribunnews.com/internasional/2017/07/13/mantan-presiden-brasil-divonis-
penjara-hampir-10-tahun-akibat-terjerat-kasus-korupsi-dan-suap.
56
Tabel 4.3 Analisis Teks Bait Ketiga
Teks Denotasi Konotasi
Ya cuma kertas, ya cuma
kertas
Dengan halaman
berlembar-lembar
Keluar masuk duit, keluar
masuk duit
Sulit terlihat karena
dikempit
Bentuk rekening hanya
sebuah kertas, dengan
halaman berlembar serta
terdapat mutasi keluar
masuk duit di dalamnya.
Namun sebagian orang
menjaga dan merahasiakan
rekening tersebut.
Kebanyakan orang merasa
heran kepada orang yang
memiliki sejumlah uang
yang berjumlah besar di
bank, karena orang tersebut
merahasiakan rekeningnya
dari banyak orang dan
disimpan di tempat atau
orang yang aman. Padahal
bentuk rekening hanya
sebuah kertas dengan
halaman berlembar-lembar
yang berisi mutasi
penyetoran dan penarikan.
Kemungkinan pemasukan
dan pengeluaran yang ada di
dalam rekening tersebut, erat
kaitannya dengan
penyelewengan atau
mengambil dana rakyat,
sehingga pemilik rekening
merahasiakan rekeningnya
dari orang lain.
Dari tabel di atas, menunjukkan makna denotasi dan konotasi yang ada di
dalam lirik lagu Rekening Gendut. Makna denotasi dalam tabel tersebut didapat dari
penjelasan beberapa kata di antaranya pada kata ya, yang digunakan untuk
menegaskan bahwa bentuk rekening hanya sebuah kertas. Kertas sendiri merupakan
benda yang sering digunakan dan mudah dijumpai. Kemudian kata sulit dalam
57
Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti sukar sekali atau susah.15 Sesuatu yang sulit
dalam lirik di atas adalah sulit terlihat dalam artian dirahasiakan, Selanjutnya kata
kempit yaitu membawa dengan menjepit di antara lengan dan badan (di bawah
ketiak).16
Makna konotasi dari bait ketiga, didapat dari beberapa penjelasan kata pada
bait di atas. Dalam baris pertama sampai dengan baris ketiga pada bait di atas Ya
cuma kertas, dengan halaman berlembar-lembar, keluar masuk duit merupakan
kata ganti rekening yang bentuknya hanya sebuah kertas dan jumlahnya berlembar-
lembar yang berisi pemasukan dan pengeluaran uang. Namun saat ketiga baris
tersebut disandingkan dengan baris keempat yaitu sulit terlihat karena dikempit,
maka terdapat sesuatu yang mencurigakan dalam rekening itu. Hal ini karena
rekening tersebut dikempit atau dirahasiakan dari orang lain, agar isi dari rekening
tak diketahui oleh banyak orang. Sehingga dalam bait ketiga dapat diasumsikan
bahwa pemasukan dan pengeluaran yang ada di dalam rekening erat kaitannya
dengan tindak pidana, dalam lirik ini yakni mengambil dana rakyat.
Mitos dalam bait di atas yaitu sesuatu yang dirahasiakan dari orang lain
berarti ada sesuatu yang berharga di dalamnya. Meskipun yang dirahasiakan
merupakan suatu hal yang bentuknya dianggap biasa seperti rekening, namun isi di
dalam rekening tersebutlah yang membuat rekening sangat berharga. Hal ini karena
di dalam rekening berisi pemasukan dan pengeluaran uang, sehingga dapat
diasumsikan bahwa terdapat sesuatu yang mencurigakan pada pemasukan dan
15“Sulit”, Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kamus versi online/daring
(dalam jaringan). Diakses pada tanggal 7 Oktober 2017 dari https://kbbi.web.id/sulit 16“Kempit”, Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kamus versi online/daring
(dalam jaringan). Diakses pada tanggal 1 Oktober 2017 dari https://kbbi.web.id/kempit-2.
58
pengeluaran dalam rekening karena pemilik rekening merahasiakan rekeningnya
dari banyak orang.
Dengan demikian dalam bait ketiga tampak bahwa ada sesuatu yang
mencurigakan di dalam rekening. Hal ini dikarenakan rekening tersebut sulit
terlihat karena dikempit, sehingga dalam rekening tersebut diduga terdapat
transaksi keuangan yang mencurigakan atau penyelewengan, karena pemilik
rekening merahasiakan rekeningnya dari banyak orang.
Makna di atas didapat dari pemberitaan berikut ini. 10 Desember 2015,
CNN Indonesia memberitakan mengenai Nazaruddin Didakwa Sembunyikan Hasil
Korupsi di 42 Rekening.17 Bekas Bendahara Umum Partai Demokrat, Muhammad
Nazaruddin menjalani sidang perdana kasus tindak pidana pencucian uang (TPPU)
termasuk dengan pembelian saham PT Garuda Indonesia Tbk hari ini. Nazaruddin
didakwa telah menerima uang senilai Rp40,3 miliar dari PT Duta Graha Indah
(DGI) dan PT Nindya Karya sebagai imbalan pelicin proyek. Selain itu, ia juga
didakwa telah menyembunyikan hasil kekayaan yang diduga berasal dari tindak
pidana korupsi. Terdapat 42 rekening yang menjadi tempat persembunyian uang
Nazaruddin yang didapatkan dari hasil korupsi. Saldo akhir dari semua uang yang
disembunyikan tersebut berjumlah Rp70.018.601.346.
17Yohannie Linggasari, “Nazaruddin Didakwa Sembunyikan Hasil Korupsi di 42
Rekening”. Diakses pada tanggal 16 Oktober 2017 dari
https://www.cnnindonesia.com/nasional/20151210183903-20-97400/nazaruddin-
didakwa-sembunyikan-hasil-korupsi-di-42-rekening/.
59
Tabel 4.4 Analisis Teks Bait Keempat
Teks Denotasi Konotasi
Angka-angka terus
memuai
Entah dari mana
singgah dimana
Transaksi gelap di
dunia perbankan
Rahasia umum atas
nama kepentingan
umum
Angka-angka di dalam
buku rekening terus
bertambah, namun tidak
diketahui asal uang
tersebut dari mana dan
akan singgah dimana.
Transaksi di atas disebut
dengan transaksi gelap,
karena tidak diketahui
keberadaan asal uangnya
dari mana serta akan
singgah dimana.
Transaksi tersebut sudah
menjadi rahasia bersama
atas nama kepentingan
bersama.
Jumlah uang di dalam rekening terus
bertambah, namun ada hal yang tak
wajar di dalamnya karena uang tersebut
tidak diketahui asalnya dari mana serta
berhenti di rekening mana. Transaksi di
atas merupakan transaksi gelap, hal ini
dikarenakan tidak diketahui asal uang
tersebut dari mana dan tidak diketahui
juga akan singgah di rekening mana.
Transaksi tersebut sudah menjadi
rahasia umum atas nama kepentingan
umum, dalam artian banyak orang yang
sudah mengetahui transaksi tersebut
dilakukan oleh orang yang melakukan
penyelewengan dengan pihak bank.
Hal ini dikarenakan semua fasilitas
yang digunakan dalam transaksi
tersebut berasal dari perbankan seperti
rekening, transfer, data nasabah dan
sebagainya. Transaksi tersebut
dilakukan untuk menyembunyikan
sejumlah uang yang didapat dari hasil
penyelewengan, agar uang yang
didapat dari hasil penyelewengan tidak
diketahui oleh orang lain.
Dari tabel di atas menunjukkan makna denotasi dan konotasi yang ada di
dalam lirik lagu Rekening Gendut. Adapun makna denotasi pada tabel tersebut
didapat dari penjelasan beberapa kata seperti halnya kata memuai, dalam KBBI
60
berarti menjadi besar (tentang benda yang dipanaskan dan lain sebagainya).18
Kemudian kata singgah berarti berhenti di suatu tempat ketika dalam perjalanan.19
Selanjutnya kata gelap dalam KBBI berarti tidak terang, rahasia (tidak secara
terang-terangan).20
Penjelasan makna konotasi di atas yaitu dalam baris pertama angka-angka
terus memuai memiliki makna lain yang berati angka-angka yang ada di dalam
rekening terus bertambah. Dalam makna tersebut memberikan sesuatu yang wajar,
namun saat baris pertama disandingkan dengan baris kedua entah dari mana
singgah dimana terdapat sesuatu yang mencurigakan karena asal uang tersebut
tidak diketahui dari mana dan akan singgah dimana.
Kata singgah biasanya digunakan ketika seseorang menuju ke perjalanan,
kemudian saat ia merasa lelah berhenti sejenak. Namun kata singgah dalam baris di
atas sebagai kata penjelas dari baris pertama angka-angka terus memuai, sehingga
dalam kedua baris pada bait ini mengindikasi ada sesuatu yang tidak wajar dalam
transaksi tersebut. Hal ini dikarenakan uang yang ada di dalam rekening terus
bertambah, namun tidak diketahui asal uang tersebut dari mana dan singgah di
rekening mana.
Selanjutnya dalam baris ketiga transaksi gelap di dunia perbankan, baris
tersebut merupakan kata penjelas dari baris pertama dan kedua. Bahwa transaksi di
atas merupakan transaksi gelap. Hal ini dikarenakan tidak diketahui asal uang
tersebut dari mana dan tidak diketahui juga akan singgah di rekening mana.
18“Muai”, Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kamus versi online/daring
(dalam jaringan). Diakses pada tanggal 1 Oktober 2017 dari https://kbbi.web.id/muai. 19“Singgah”, Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kamus versi online/daring
(dalam jaringan). Diakses pada tanggal 1 Oktober 2017 dari https://kbbi.web.id/singgah. 20“Gelap”, Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kamus versi online/daring
(dalam jaringan). Diakses pada tanggal 1 Oktober 2017 dari https://kbbi.web.id/gelap.
61
Transaksi tersebut terjadi di dunia perbankan, kemudian dalam baris terakhir
rahasia umum atas nama kepentingan umum.
Dalam baris terakhir menunjukkan bahwa transaksi di atas sudah menjadi
rahasia bersama dilakukan oleh orang yang melakukan penyelewengan, selain itu
hal tersebut juga sudah menjadi rahasia umum. Hal ini dikarenakan yang bisa
melakukan transaksi di atas adalah dunia perbankan, karena berasal dari dunia
perbankan seperti rekening, data nasabah, dan lain sebagainya.
Mitos dalam bait di atas yaitu ternyata dalam sebuah transaksi misalnya
dalam sebuah penyelewengan, sering kali orang yang melakukan penyelewengan
menyelamatkan dana yang diperolehnya dengan cara menyembunyikan di suatu
tempat yang tidak diketahui. Penjelasan tersebut didapat dari pemberitaan media
berikut ini. 26 November 2011, Tempo.co memberitakan mengenai Kasus Citibank,
Melinda Suka Tebar Uang ke Teller.21
Terdakwa kasus pencucian uang dan penggelapan dana nasabah, Inong
Malinda Dee, mengaku beberapa kali memberi uang kepada bagian teller Citibank
dengan alasan karena memperoleh bonus dari perusahaannya. Diduga peran teller
sangat penting dalam praktek Malinda menggelapkan dana nasabah. Dwi sebagai
teller Citigold, beberapa kali harus mencairkan uang tunai atau melakukan transfer
sesuai keinginannya.
Malinda diduga telah mengalirkan milliaran dana nasabahnya ke beberapa
rekening yang kemudian diketahui ditransfer kembali ke rekening miliknya.
Transaksi ini terdiri dari 64 transaksi uang rupiah senilai Rp 27,36 miliar dan 53
21Tempo.co, “Kasus Citibank, Melinda Suka Tebar Uang ke Teller.” Diakses pada
tanggal 16 Oktober 2017 dari https://nasional.tempo.co/read/366926/kasus-citibank-
malinda-suka-tebar-uang-ke-teller.
62
transaksi uang dolar senilai US$ 2,08 juta. Jaksa menyatakan, Malinda dijerat pasal
berlapis yaitu pasal dalam Undang-undang Perbankan dan Undang-undang Tindak
Pidana Pencucian Uang.
Dengan demikian dalam bait di atas dapat diasumsikan bahwa oknum yang
melakukan penyelewengan menyembunyikan hasil kekayaannya dengan cara
mengirim sejumlah uangnya kepada orang lain, agar tak ada yang mengetahui
bahwa uang tersebut berasal dari tindak pidana.
Tabel 4.5 Analisis Teks Bait Kelima
Teks Denotasi Konotasi
PNS muda mungkin
juga yang tua
Golongan 3B sampai
ke level menteri
TNI Polri juga tak
terkecuali
Entah bagaimana
dengan presidennya
PNS yang belum lama
menjadi pegawai negeri
mungkin juga yang sudah
lama mempunyai
sejumlah uang yang
berjumlah besar ada di
bank yang didapat dari
hal yang mencurigakan,
Seperti halnya Golongan
3b sampai ke level
menteri. TNI Polri juga
tak terkecuali mempunyai
sejumlah uang yang
didapat dari hal yang
mencurigakan. Selain itu
presiden juga disangka
mempunyai sejumlah
uang yang berjumlah
besar ada di bank yang
didapat dari hal yang
mencurigakan.
Pegawai Negeri Sipil baik yang
pangkatnya masih rendah maupun
yang sudah tinggi, ada kemungkinan
melakukan penyelewengan. Seperti
halnya oknum yang golongan
dengan penghasilan rendah sampai
dengan golongan penghasilan tinggi
melakukan penyelewengan. Aparat
penegak hukum, yang seharusnya
bertugas melindungi rakyat juga
mempunyai rekening gendut atau
melakukan penyelewengan.
Sehingga kepala negara atau
presiden juga disangka melakukan
penyelewengan. Hal ini dikarenakan
bawahannya atau oknum yang
membantu dirinya melakukan tugas
negara melakukan penyelewengan,
sehingga secara tidak langsung
presiden juga dipertanyakan
melakukan tindak pidana tersebut.
63
Tabel 4.5 di atas menunjukkan makna denotasi dan konotasi yang ada di
dalam lirik lagu Rekening Gendut. Makna denotasi dari bait kelima yaitu pegawai
negeri adalah pegawai yang telah memenuhi syarat yang ditentukan, diangkat oleh
pejabat yang berwenang dan diberikan tugas dalam suatu jabatan negeri, serta digaji
berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.22 Pegawai negeri sipil
(PNS) merupakan salah satu bagian dari pegawai negeri, PNS terbagi menjadi
empat golongan salah satunya golongan III.
Golongan III merupakan golongan penata, golongan ini terbagi menjadi
empat yaitu golongan III/a sampai golongan III/d. Golongan III yaitu golongan
untuk pendidikan formal jenjang S1 atau Diploma ke atas atau yang setingkat,
sehingga dapat dikatakan bahwa pada tingkat ini pangkat penata merupakan tingkat
di mana suatu keahlian bidang ilmu tertentu ada di dalamnya. golongan ini
merupakan golongan dengan penghasilan rendah.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) menteri merupakan kepala
suatu departemen atau anggota kabinet, yang membantu presiden dalam
melaksanakan pekerjaan negara.23 Kemudian TNI atau Tentara Nasional Indonesia
merupakan nama sebuah angkatan perang dari negara Indonesia. TNI terdiri dari
tiga bagian angkatan bersenjata yaitu TNI angkatan darat, TNI angkatan laut dan
22“Pegawai Negeri" Wikipedia Bahasa Indonesia, Ensiklopedia Bebas. Diakses
pada tanggal 14 Oktober 2017 dari https://id.wikipedia.org/wiki/Pegawai_negeri. 23“Menteri”, Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kamus versi online/daring
(dalam jaringan). Diakses pada tanggal 10 Oktober 2017 dari https://kbbi.web.id/menteri.
64
TNI angkatan udara.24 Selanjutnya presiden merupakan kepala negara yang
berbentuk republik.25
Makna konotasi dari bait di atas didapat dari beberapa penjelasan yang ada
dalam baris tersebut, di antaranya pada baris pertama PNS muda mungkin juga yang
tua. Pada baris ini mengindikasi bahwa Pegawai Negeri Sipil baik yang pangkatnya
masih rendah maupun yang sudah tinggi ada kemungkinan mempunyai sejumlah
uang yang ada di bank, didapat dari hal yang mencurigakan atau melakukan
penyelewengan.
Kemudian golongan 3b sampai ke level menteri, yang berarti oknum dengan
golongan penghasilan rendah sampai dengan golongan penghasilan tinggi
melakukan penyelewengan. Makna tersebut didapat dari pemberitaan di media,
seperti halnya pada tanggal 26 November 2016, CNN Indonesia memberitakan
mengenai rentetan kasus korupsi yang menjerat pegawai pajak.
Dalam pemberitaan tersebut menyeret nama Gayus Tambunan, yang
merupakan PNS golongan III A. Gayus dipenjara karena terjerat kasus
penyalahgunaan wewenang, menerima suap, penggelapan pajak, dan lain
sebagainya. Ia dinyatakan bersalah karena menerima suap senilai Rp925 Juta dari
Roberto Santonius, konsultan PT Metropolitan Retailmart terkait kepengurusan
keberatan pajak perusahaan tersebut. Selain itu, Gayus juga terlibat kasus
penggelapan pajak PT Megah Citra Raya. Gayus juga terbukti menerima gratifikasi
24“Tentara Nasional Indonesia" Wikipedia Bahasa Indonesia, Ensiklopedia Bebas.
Diakses pada tanggal 13 Oktober 2017 dari
https://id.wikipedia.org/wiki/Tentara_Nasional_Indonesia. 25“Presiden”, Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kamus versi online/daring
(dalam jaringan). Diakses pada tanggal 10 Oktober 2017 dari https://kbbi.web.id/presiden
65
sebesar US$659.800 dan Sin$9,6 juta. Gayus juga dijerat dengan UU Tindak Pidana
Pencucian Uang.26
Kemudian pada 28 Oktober 2016 Bangkapos.com memberitakan mengenai
kasus korupsi yang dilakukan oleh beberapa menteri di antaranya Mantan Menteri
Pemuda dan Olahraga yaitu Andi Mallarangeng terbukti menyalahgunakan
wewenang untuk memperkaya diri sendiri terkait proyek pembangunan Pusat
Pendidikan Pelatihan Sekolah Olahraga Nasional (P3SON) Hambalang. Selain
Andi Mallarangeng, Suryadharma Ali (mantan Menteri Agama) terbukti
menyalahgunakan jabatannya dalam penyelenggaraan ibadah haji tahun 2010-
2013. Selain itu selama menjadi menteri, Suryadharma juga dianggap
menggunakan dana operasional menteri (DOM) untuk kepentingan pribadinya.27
Selanjutnya pada baris ketiga TNI Polri juga tak terkecuali, dalam baris
tersebut mengindikasi bahwa aparat penegak hukum, yang seharusnya bertugas
melindungi rakyat juga mempunyai rekening gendut atau melakukan
penyelewengan. Penjelasan di atas didapat dari pemberitaan media di antaranya:
Pada 30 November 2016, CNN Indonesia memberitakan mengenai kasus
korupsi yang dilakukan oleh TNI AD, dalam berita tersebut menyebutkan bahwa
Brigadir Jenderal Teddy Hernayedi terbukti bersalah karena perkara kasus korupsi
pengadaan Alat Utama Sistem Pertahanan (Alutsista) sebesar US$12,4 juta saat
menjabat Kepala Bidang Pelaksanaan Pembiayaan Kementerian Pertahanan
26Raja Eben Lambanrau, “Rentetan Kasus Korupsi yang Menjerat Pegawai
Pajak”. Diakses pada tanggal 10 Oktober 2017 dari
https://www.cnnindonesia.com/nasional/20161122162351-12-174492/rentetan-kasus-
korupsi-yang-menjerat-pegawai-pajak/. 27Danny Permana, “Inilah Daftar Menteri Era SBY yang Tersangkut Korupsi,
Dahlan Iskan Hingga Siti Fadilah Supari”. Diakses pada tanggal 8 Juni 2017 dari
http://bangka.tribunnews.com/2016/10/28/inilah-daftar-menteri-era-sby-yang-tersangkut-
korupsi.
66
periode 2010-2014. Ketua Majelis Hakim Brigjen Deddy Suryanto menjatuhkan
pidana penjara seumur hidup pada Brigadir Jenderal Teddy Hernayedi karena kasus
korupsi terkait pengadaan alutsista dapat mengancam negara.28
Selanjutnya dalam pemberitaan VOA pada 3 Agustus 2012 memberitakan
mengenai kasus korupsi pengadaan alat simulator Surat Ijin Mengemudi (SIM)
2011 yang dilakukan oleh dua jenderal polisi senilai 198 miliar. KPK menetapkan
wakil kepala Korps Lalu Lintas Markas Besar Polisi Republik Indonesia (Mabes
Polri) yaitu Brigjen Polisi DP sebagai tersangka kasus tersebut, sebelumnya KPK
telah menetapkan mantan kepala Korps Lalu Lintas Mabes Polri Inspektur Jenderal
Polisi DS sebagai tersangka. 29
Kemudian pada baris terakhir dalam bait di atas, entah bagaimana dengan
presidennya. Dalam baris tersebut mengindikasi bahwa kepala negara atau presiden
juga disangka melakukan penyelewengan. Hal ini dikarenakan bawahannya atau
oknum yang membantu dirinya menyelesaikan tugas negara melakukan
penyelewengan, sehingga secara tidak langsung presiden juga dipertanyakan dalam
bait di atas.
Mitos dalam bait di atas yaitu label-label yang dipakai dalam bait ini
merujuk pada posisi-posisi pekerja pemerintahan, seperti PNS, menteri, TNI dan
Polri. Sehingga dapat dikatakan bahwa oknum yang melakukan penyelewengan
atau yang mempunyai rekening gendut tak hanya para pejabat tinggi saja yang
28Gloria Safira Taylor, “Korupsi Alutsista, Brigjen TNI AD Dipenjara Seumur
Hidup”. Diakses pada tanggal 8 Juni 2017 dari
http://www.cnnindonesia.com/nasional/20161130153658-12-176353/korupsi-alutsista-
brigjen-tni-ad-dipenjara-seumur-hidup/. 29Andylala Waluyo, Fathiyah Wardah. “KPK Jerat 2 Jenderal Polisi dalam Kasus
Korupsi Rp 198m”. Diakses pada tanggal 8 Juni 2017 dari
https://www.voaindonesia.com/a/kpk-jerat-2-jenderal-polisi-dalam-kasus-korupsi-rp-
198m/1454257.html.
67
melakukannya, melainkan oknum yang gajinya standar seperti golongan 3b juga
mempunyai rekening gendut. Tak hanya itu saja, dalam baris terakhir orang nomor
satu di negara atau presiden juga disangka melakukan penyelewengan. Hal ini
dikarenakan bawahannya atau oknum yang membantu dirinya menyelesaikan tugas
negara melakukan penyelewengan.
Dengan demikian dalam bait di atas menunjukkan bahwa oknum yang
mempunyai rekening gendut atau melakukan penyelewengan tak hanya dari pejabat
tinggi saja melainkan pejabat dengan penghasilan rendah juga melakukan tindak
pidana tersebut. Sehingga kepala negara atau presiden juga disangka melakukan
penyelewengan karena oknum-oknum yang membantu dirinya menyelesaikan
tugas negara melakukan penyelewengan.
68
Tabel 4.6 Analisis Teks Bait Keenam
Teks Denotasi Konotasi
Wakil rakyatnya
rekening gendut
Jaksa dan hakim
rekening gendut
Wartawannya
rekening gendut
Kalo yang nyanyi
rekeningnya pas-
pasan
Wakil rakyat mempunyai
sejumlah uang dengan
jumlah besar di bank yang
didapat dari hal yang
mencurigakan. Penegak
hukum seperti jaksa dan
hakim juga memiliki
sejumlah rekening
dengan jumlah besar di
bank yang didapat dari
hal yang mencurigakan,
begitu juga dengan
wartawan. Padahal
mereka di atas merupakan
oknum yang memiliki
peran penting dalam
bersikap adil pada
pekerjaannya, yang
memiliki penghasilan
yang tak cukup banyak.
Wakil rakyat yang seharusnya
menyuarakan suara rakyat, justru
membuat rakyat semakin miskin atau
tidak sejahtera. Hal ini dikarenakan
wakil rakyat melakukan penyelewengan
atau memakan dana rakyat untuk
kepentingan sendiri. Jaksa dan hakim
merupakan penegak hukum, yang
seharusnya menegakkan hukum seadil-
adilnya. Namun jaksa dan hakim juga
melakukan penyelewengan, mereka
lebih mementingkan kepentingan diri
sendiri dari pada menegakkan keadilan.
Kemudian wartawan yang seharusnya
menulis berita yang terpercaya dan
berimbang, namun justru sebaliknya
oknum-oknum tersebut memanfaatkan
posisinya untuk kepentingan sendiri.
Selanjutnya dalam baris terakhir
menjelaskan bahwa mereka di atas yaitu
oknum-oknum yang seharusnya
memiliki peran penting dalam bersikap
adil, namun sebaliknya mereka justru
melakukan penyelewengan. Hal ini
dikarenakan mereka memiliki sejumlah
uang yang besar di rekeningnya, padahal
penghasilan yang diperoleh dari
pekerjaan mereka hanya sedikit atau tak
sampai miliaran maupun triliunan.
69
Tabel 4.6 di atas menunjukkan makna denotasi dan konotasi yang ada di
dalam lirik lagu Rekening Gendut. Makna denotasi didapat dari penjelasan beberapa
kata pada bait keenam di antaranya wakil rakyat sebagai jabatan yang mewakili
rakyat untuk menyuarakan masalah yang ada di rakyat sesuai kawasannya.30 Jaksa
adalah seseorang yang bertugas menyampaikan tuduhan atau dakwaan di dalam
pengadilan terhadap orang yang diduga telah melanggar hukum.31 Hakim adalah
seseorang yang memimpin persidangan dan memutuskan semua perkara yang
disidangkannya.32 Wartawan bertugas menulis berita berupa laporan yang dimuat
di media massa seperti koran, televisi, radio, majalah dan lain sebagainya. Dalam
Kamus Besar Bahasa Indonesia, nyanyi berarti mengeluarkan suara bernada.33
Makna konotasi dari bait di atas, didapat dari penjelasan berikut ini. Pada
baris pertama Wakil rakyatnya rekening gendut mengindikasi bahwa wakil rakyat
yang seharusnya menyuarakan suara rakyat justru melakukan penyelewengan.
Dalam arti memakan dana rakyat untuk kepentingan sendiri seperti halnya dalam
pemberitaan berikut ini.
Pada 7 Juni 2017 dalam kompas.com Komisi Pemberantasan Korupsi
(KPK) menangkap Ketua Komisi B DPRD Jawa Timur, Moch Basuki, yang diduga
telah menerima suap dari banyak kepala dinas Pemprov Jatim. Suap tersebut
diberikan kepada Basuki agar dapat memperlemah pengawasan anggaran yang
dilakukan DPRD terhadap berbagai kedinasan. Sebelumnya pada tahun 2013, saat
30“Wakil Rakyat" Wikipedia Bahasa Indonesia, Ensiklopedia Bebas. Diakses pada
tanggal 21 Mei 2017 dari https://ms.wikipedia.org/wiki/Wakil_rakyat. 31“Jaksa" Wikipedia Bahasa Indonesia, Ensiklopedia Bebas. Diakses pada tanggal
21 Mei 2017 dari https://id.wikipedia.org/wiki/Jaksa. 32Abdul Manan, Penerapan Hukum Acara Perdata Di Lingkungan Peradilan
Agama. (Jakarta: Yayasan Al-Hikmah, 2001) .Hal 83 33“nyanyi”, Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kamus versi online/daring
(dalam jaringan). Diakses pada tanggal 10 Oktober 2017 dari https://kbbi.web.id/nyanyi.
70
Basuki menjabat Ketua DPRD Kota Surabaya pernah divonis terkait
penyalahgunaan anggaran premi kesehatan anggota DPRD. Saat itu negara
dirugikan sekitar 1,2 miliar.34
Kemudian dalam baris kedua Jaksa dan hakim rekening gendut, jaksa dan
hakim merupakan penegak hukum yang memiliki peran penting dalam menegakkan
hukum seadil-adilnya. Namun dalam baris ini jaksa dan hakim juga melakukan
penyelewengan. Mereka lebih mementingkan kepentingan diri sendiri dari pada
menegakkan keadilan.
Tempo.co pada tanggal 18 Oktober 2016 memberitakan seorang kepala
kejaksaan negeri di Nusa Tenggara Timu (NTT) diduga menyelewengkan dana
operasional kantornya sebesar 2,6 miliar sejak 2015 dan 2016. Sebelumnya pada
tahun 2015 Kepala Kejaksaan Tinggi NTT Jhon Purba telah memberi teguran
padanya, namun kesalahan yang sama dilakukan pada tahun 2016. Meskipun kepala
kejaksaan negeri telah berupaya mengembalikan uang yang diselewengkan, namun
tetap saja sanksi harus dijatuhkan kepadanya. Ujar Jhon dalam Tempo.co.35
Kemudian kasus korupsi kembali hadir diberitakan 2 Juni 2017 dalam
Tempo.com. Hakim Pengadilan Tinggi Agama, Syamri Adnan, divonis hukuman
10 tahun penjara karena terbukti penggelembungan dana proyek pembangunan
gedung pengadilan.36 Hakim adalah seseorang yang memiliki kekuasaan, dan
34Abba Gabrillin, “Anggota DPRD Jatim yang Ditangkap KPK Mantan
Narapidana Korupsi”. Diakses pada tanggal 8 Juni 2017 dari
http://nasional.kompas.com/read/2017/06/07/10285451/anggota.dprd.jatim.yang.ditangka
p.kpk.mantan.narapidana.korupsi. 35Yohanes Seo, “Kepala Kejaksaan di NTT Diduga Selewengkan Dana Rp 2,6 M”.
Diakses pada tanggal 8 Juni 2016 dari
https://nasional.tempo.co/read/news/2016/10/18/058813102/kepala-kejaksaan-di-ntt-
diduga-selewengkan-dana-rp-2-6-m#2OX1Z9H9lBvwZjy9.97. 36Andi Saputra, “Korupsi, Ini Kronologi Hakim Pengadilan Agama Divonis 10
Tahun Bui”. Diakses pada tanggal 8 Juni 2017 dari https://news.detik.com/berita/d-
71
bertugas memutuskan suatu perkara dengan seadil-adilnya. Tapi tidak demikian,
hakim juga melakukan penyelewengan.
Selanjutnya pada baris ketiga Wartawannya rekening gendut
mengindikasikan bahwa wartawan yang seharusnya menulis berita yang terpercaya
dan berimbang, justru sebaliknya oknum-oknum tersebut memanfaatkan posisinya
untuk kepentingan sendiri. Seperti halnya dalam pemberitaan berikut ini.
Pada 28 Februari 2017 dalam Tribunnews.com, tiga wartawan ditangkap
karena melakukan tindak pemerasan senilai 75 juta terhadap seorang Pegawai
Negeri Sipil (PNS). Hal tersebut berawal dari rekaman yang dimiliki seorang
wartawan saat melihat seorang PNS tersebut keluar dari hotel. Rekaman tersebut
tidak dijadikan berita melainkan sebagai senjata untuk memeras korban.37
Kemudian pada baris terakhir, Kalo yang nyanyi rekeningnya pas-pasan,
mengindikasikan bahwa justru oknum-oknum di atas yaitu wakil rakyat, jaksa,
hakim dan wartawan yang seharusnya memiliki peran penting dalam bersikap adil,
namun sebaliknya justru melakukan penyelewengan. Hal ini dikarenakan mereka
memiliki sejumlah uang yang besar di rekeningnya, padahal penghasilan yang
diperoleh dari pekerjaan mereka hanya sedikit atau tak sampai miliaran maupun
triliunan.
Mitos yang ada dalam bait di atas yaitu bahwa oknum-oknum yang memiliki
kekuasaan untuk menyuarakan realita yang ada dalam masyarakat atau
3517969/korupsi-ini-kronologi-hakim-pengadilan-agama-divonis-10-tahun-
bui?_ga=2.256592642.846153943.1496887130-829385468.1464569287. 37Panji Baskhara Ramadhan, “Begini Jadinya Kalau ‘Wartwan Bodrex’ Ingin
Dapat Duit Banyak Dari Seorang PNS”. Diakses pada tanggal 8 Juni 2017 dari
http://www.tribunnews.com/metropolitan/2017/02/28/begini-jadinya-kalau-wartawan-
bodrek-ingin-dapat-duit-banyak-dari-seorang-pns?page=3.
72
membongkar mengenai suatu hal juga melakukan penyelewengan. Oknum-oknum
tersebut yaitu wakil rakyat, jaksa, hakim, dan wartawan.
Dengan demikian dalam bait di atas dapat diasumsikan bahwa oknum-
oknum yang seharusnya bertugas adil dalam pekerjaannya, justru malah sebaliknya.
Mereka lebih mementingkan kepentingan diri sendiri dari pada menegakkan
keadilan dan menyampaikan berita yang berimbang sesuai dengan realita. Mereka
rela melakukan penyelewengan untuk kesenangan dirinya.
Tabel 4.7 Analisis Teks Bait Ketujuh
Teks Denotasi Konotasi
Rekening gendut
gedibal-gedibel
Jembatan roboh kalau
dia berjalan
Rekening gendut nasi
dan sambel
Sepiring tak cukup
lalu ke jamban
Orang yang memiliki
sejumlah uang yang
jumlahnya besar di bank
meninggalkan jejak yaitu
jembatannya roboh, hal ini
dikarenakan orang tersebut
mengambil sebagian kecil dari
dana jembatan tersebut.
Rekening gendut ibarat nasi
dan sambal, saat makan
hidangan tersebut porsi
makannya bertambah sampai
kenyang sehingga pergi ke
tempat pembuangan.
Oknum yang melakukan
penyelewengan meninggalkan
jejak, jejak tersebut yaitu berupa
proyek yang dijalankannya
roboh. Hal ini dikarenakan
bahan-bahan bangunan proyek
tersebut dikorupsi.
Penyelewengan diibaratkan
seperti makan nasi dan sambal.
Hal ini dikarenakan orang yang
melakukan penyelewengan ingin
melakukannya terus menerus dan
tak cukup jika hanya sedikit
karena menurutnya hal tersebut
menyenangkan meskipun sudah
mengetahui akibatnya, sehingga
akhirnya ia merasa perlu untuk
menghambur-hamburkannya
untuk hal yang tak berguna.
73
Dari tabel di atas menunjukkan makna denotasi dan konotasi yang ada di
dalam lirik lagu Rekening Gendut. Makna denotasi dari tabel tersebut didapat dari
penjelasan beberapa kata di antaranya kata gedibal dalam Bahasa Jawa berarti tanah
lengket yang melekat di kaki. Kemudian gedibel yaitu merasa berat saat berjalan,38
Saat kedua kata tersebut digabung memiliki arti tanah lengket yang menempel di
kaki sehingga saat berjalan merasa berat dan meninggalkan bekas di jalanan.
Kata gedibal-gedibel biasanya digunakan saat orang yang pulang dari kebun
atau sawah, alas kakinya tertempel tanah. Hal ini dikarenakan tanah yang ada di
perkebunan atau sawah merupakan tanah gambut. Tanah gambut memiliki tekstur
yang lembut sehingga saat diinjak tanahnya menempel di alas kaki dan
meninggalkan bekas di jalan. Kotoran tanah yang menempel itulah dalam Bahasa
Jawa disebut gedibal-gedibel. Sawah dan perkebunan merupakan tempat yang
sejuk, menyegarkan dan sangat menguntungkan bagi pemiliknya jika sawah atau
buah-buahan yang ditanam di kebun sedang panen, sehingga orang rela kakinya
kotor terkena tanah gambut untuk menikmati apa yang diinginkannya.
Kata jembatan dalam KBBI berarti perantara atau penghubung.39 Kemudian
kata roboh berarti jatuh atau dalam artian bangkrut.40 Nasi merupakan makanan
pokok, sedangkan sambal adalah makanan penyedap yang bisanya dihidangkan
dengan nasi.
38“Gedibal” Kamus Besar Bahasa Jawa. Diakses pada tanggal 22 Mei 207 dari
http://202.152.135.5/web_kamusbahasajawa/index.php?view=kata_detail&id_detail=960
5&depan=. 39“Jembatan”. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kamus versi online/daring
(dalam jaringan). Diakses pada tanggal 8 Oktober 207 dari https://kbbi.web.id/jembatan. 40“Roboh”. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kamus versi online/daring
(dalam jaringan). Diakses pada tanggal 8 Oktober 207 dari https://kbbi.web.id/roboh.
74
Makna konotasi dari tabel di atas didapat dari beberapa penjelasan pada
baris tersebut di antaranya pada baris pertama rekening gendut gedibal-gedibel.
Kata gedibal-gedibel dalam hal ini berarti meninggalkan jejak. Saat kata tersebut
disandingkan dengan kata rekening gendut maka terdapat suatu hal yang ingin
diungkapkan, yaitu dalam hal ini penyelewengan. Sehingga dalam baris pertama
ingin menunjukkan bahwa oknum yang melakukan penyelewengan meninggalkan
jejak. Jejak tersebut berupa proyek yang dijalankannya roboh dikarenakan
konstruksinya bermasalah. Hal ini karena bahan-bahan untuk proyek tersebut
dikurangi dalam artian sebagian kecil dari dana proyek tersebut dikorupsi.
Penjelasan tersebut didapat dari baris kedua jembatan roboh kalau dia berjalan.
Selanjutnya pada baris ketiga dan keempat Rekening gendut nasi dan
sambal, sepiring tak cukup lalu ke jamban. Dalam baris ketiga penyelewengan
diibaratkan seperti nasi dan sambal. Hal ini dikarenakan orang yang melakukan
penyelewengan ingin melakukannya terus menerus karena mempunyai kenikmatan
tersendiri, meskipun orang tersebut mengetahui akibat dari perbuatannya akan
dikenakan hukuman pidana. Dalam baris ketiga dijelaskan bahwa akhirnya orang
tersebut melakukannya tak cukup sedikit hingga akhirnya ia merasa perlu untuk
menghambur-hamburkan hasil penyelewengannya.
Makna pada bait ketujuh didapat dari pemberitaan di media berikut ini. Pada
30 November 2016, detikNews memberitakan mengenai Divonis Seumur Hidup
Karena Korupsi, Ini Aset Brigjen Teddy yang Dirampas.41 Dalam pemberitaan
41Edward Febriyatri Kusuma, “Divonis Seumur Hidup Karena Korupsi, Ini Aset
Brigjen Teddy yang Dirampas”. Diakses pada tanggal 16 Juni 2017 dari
https://news.detik.com/berita/d-3359018/divonis-seumur-hidup-karena-korupsi-ini-aset-
brigjen-teddy-yang-dirampas
75
tersebut, Brigjen Teddy Hernayadi dihukum penjara seumur hidup oleh Pengadilan
Militer II Jakarta. Selain itu aset kekayaannya juga dirampas untuk menutupi
kerugian negara.
Ketua majelis hakim Brigjen Dedy Suryanto mengatakan “Menimbang
kerugian negara atas perbuatannya, menetapkan kepada panitera menyita aset yang
dimiliki.” Dalam dakwaannya, orditur militer tinggi meminta majelis hakim untuk
merampas aset milik terdakwa. Selain merampas, barang bukti yang disita dalam
perkara ini juga dimusnahkan.
Adapun aset Brigjen Teddy yang diminta dirampas antara lain, mobil
Toyota Prado, mobil Toyota Camry, dua buah Jetsky Yamaha, motor Ducati
Monster, sepeda motor Honda CBR 250 CC, satu bidang tanah di Kebon Sirih
(Menteng), satu bidang town house di Pasir Kaliki (Bandung), satu bidang tanah
seluas 8000 meter persegi di Soreang, uang USD 74.400 pengembalian pinjaman,
uang 1 miliar rupiah, angsuran pengembalian 5 miliar, angsuran pengembalian PT
Emas.
Hukuman yang dijatuhkan tersebut jauh dari tuntutan jaksa yaitu 12 tahun
penjara. Apabila Brigjen Teddy menerima hukuman seumur hidup, maka ia harus
menghabiskan sisa hidupnya dalam penjara hingga meninggal dunia. Kasus korupsi
yang dilakukan Brigjen Teddy terjadi kurun 2010-2014, saat ia berdinas di
Kementerian Pertahanan.
Mitos yang ada dalam bait di atas yaitu bahwa oknum yang melakukan
penyelewengan sebenarnya sudah mengetahui akibat dari perbuatannya akan
dikenakan hukum pidana, namun karena perbuatan tersebut mempunyai
76
kenikmatan tersendiri sehingga ia melakukannya terus menerus dan tak cukup jika
melakukannya hanya sedikit.
Dengan demikian dalam bait di atas dapat diasumsikan bahwa oknum yang
melakukan penyelewengan sebenarnya sudah mengetahui akibat dari perbuatannya,
namun karena menurutnya perbuatan tersebut menyenangkan sehingga ia
melakukannya terus menerus.
Tabel 4.8 Analisis Teks Bait Kedelapan
Teks Denotasi Konotasi
Diusut-usut ya
tetap gendut
Rekening gendut
bak benang kusut
Rekening gendut
semakin gendut
Mungkin yang
ngusut rekeningnya
gendut
Meskipun diusut terus
menerus tetap saja
uang yang berjumlah
besar di rekening
didapat dari hal yang
mencurigakan.
Sejumlah uang
tersebut seperti benang
kusut, susah untuk
diketahui asal-
usulnya. Sehingga
sebelum diketahui
asal-usul uang tersebut
oleh orang lain, maka
pemilik rekening
tersebut terus
melakukan hal yang
mencurigakan. Namun
ada kemungkinan
juga, orang yang
mengusut kasus
tersebut juga
melakukan hal yang
mencurigakan.
Terdapat oknum yang sedang menyelidiki
orang yang memiliki sejumlah uang yang
berjumlah besar di bank yang didapat dari
penyelewengan, namun meskipun diselidiki
asal-usul uang tersebut tetap saja dari hasil
penyelewengan. Sejumlah uang yang
berjumlah besar di bank yang didapat dari
penyelewengan sulit untuk dicari tahu asal
uang tersebut. Hal ini karena transaksi yang
ada di dalam buku rekening saling
terhubung, sehingga sulit untuk mengetahui
keberadaan asal sejumlah uang tersebut.
Uang yang ada di dalam rekening semakin
membesar jumlahnya. Hal ini dikarenakan
untuk mengusut asal-usul sejumlah uang
yang ada di rekening tersebut
membutuhkan waktu yang lama, karena
transaksi di dalam rekening tersebut saling
berkaitan dengan yang lain. Sehingga saat
kasus tersebut belum terungkap maka akan
menguntungkan pemilik rekening untuk
melanjutkan aksinya melakukan
penyelewengan. Selain itu ada
kemungkinan juga orang yang menyelidiki
sejumlah uang yang berjumlah besar di
bank yang didapat dari penyelewengan juga
melakukan hal sama dengan pemilik
rekening. Hal ini dikarenakan kasus
tersebut sangat lama diselidiki, sehingga
ada kemungkinan orang yang mengusut
rekening itu juga terkait.
77
Tabel 4.8 di atas menunjukkan makna denotasi dan konotasi yang ada di
dalam lirik lagu Rekening Gendut. Makna denotasi pada tabel tersebut didapat dari
penjelasan beberapa kata seperti halnya kata usut yang berarti meraba-raba atau
mencari sesuatu yang masih rahasia.42 Kemudian kata kusut yaitu tersimpul jalin-
menjalin tidak karuan hingga sukar diuraikan.43
Makna konotasi dari bait kedelapan yaitu didapat dari beberapa baris yang
ada pada bait di atas, di antaranya pada baris pertama diusut-usut ya tetap gendut.
Kata diusut-usut dalam baris ini menunjukkan bahwa terdapat orang yang sedang
mengusut atau menyelidiki oknum-oknum yang memiliki sejumlah uang yang
berjumlah besar di bank yang didapat dari penyelewengan. Kemudian kata tersebut
disandingkan dengan ya tetap gendut, kata tersebut menjelaskan bahwa meskipun
diusut sejumlah uang yang ada di bank tetap saja dari hasil penyelewengan.
Kemudian dalam baris kedua rekening gendut bak benang kusut, rekening
gendut diibaratkan seperti benang kusut. Hal ini dikarenakan sejumlah uang yang
berjumlah besar di bank yang didapat dari penyelewengan sulit untuk dicari tahu
asal uang tersebut. Hal tersebut karena transaksi yang ada di dalam buku rekening
saling terhubung, sehingga sulit untuk mengetahui keberadaan asal sejumlah uang
tersebut.
Pada baris ketiga rekening gendut semakin gendut mengindikasikan bahwa
sejumlah uang yang berjumlah besar di bank yang didapat dari hasil penyelewengan
semakin membesar jumlahnya. Hal ini dikarenakan untuk mengusut asal-usul
sejumlah uang yang ada di rekening tersebut membutuhkan waktu yang lama
42“Usut”. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kamus versi online/daring
(dalam jaringan). Diakses pada tanggal 12 Oktober 207 dari https://www.kbbi.web.id/usut. 43“Kusut”. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kamus versi online/daring
(dalam jaringan). Diakses pada tanggal 8 Oktober 207 dari https://www.kbbi.web.id/kusut.
78
karena transaksi di dalam rekening tersebut saling berkaitan dengan yang lain. Saat
kasus tersebut belum terungkap maka akan menguntungkan pemilik rekening untuk
melanjutkan aksinya melakukan penyelewengan.
Selanjutnya pada baris terakhir mungkin yang ngusut rekeningnya gendut
mengindikasi bahwa ada kemungkinan orang yang mengusut atau menyelidiki
sejumlah uang yang berjumlah besar di bank yang didapat dari penyelewengan juga
melakukan hal sama dengan pemilik rekening tersebut. Hal ini dikarenakan kasus
tersebut sangat lama diselidiki, sehingga ada kemungkinan orang yang mengusut
rekening tersebut juga terkait dengan penyelewengan.
Mitos yang ada dalam bait di atas yaitu oknum yang memiliki sejumlah
uang yang berjumlah besar yang didapat dari penyelewengan sulit untuk diselidiki.
Hal ini dikarenakan transaksi dalam rekening tersebut saling berkaitan dengan yang
lain, sehingga membutuhkan waktu yang lama untuk mengetahui penyelewengan
yang dilakukan oleh pemilik rekening tersebut. Namun semakin lama menyelidiki
kejanggalan dalam rekening tersebut, maka semakin bertambah pula jumlah uang
yang ada di dalam rekening begitu juga seterusnya. Sehingga terdapat kemungkinan
juga bahwa orang yang menyelidiki rekening tersebut, juga memiliki keterkaitan
dengan penyelewengan tersebut. Hal ini karena penyelidikan tersebut tak kunjung
usai, selain itu juga akibat penyelidikan yang lama akan memberikan peluang bagi
pemilik rekening untuk melakukan penyelewengan.
Dengan demikian pada bait di atas dapat diasumsikan bahwa, oknum yang
memiliki sejumlah uang yang berjumlah besar di bank yang didapat dari hasil
penyelewengan pandai menyamarkan sejumlah uang yang ada di rekeningnya agar
terlihat wajar. Hal ini dikarenakan membutuhkan waktu yang lama untuk mengusut
79
rekening tersebut karena transaksi yang ada di dalam rekening itu saling berkaitan
dengan yang lain. Tak hanya itu saja, terdapat kemungkinan juga bahwa yang
mengusut rekening tersebut juga melakukan hal yang sama dengan pemilik
rekening. Hal ini karena kasus tersebut tak kunjung usai, sehingga memberikan
peluang bagi pemilik rekening untuk melanjutkan aksinya.
Penjelasan di atas didapat dari pemberitaan berikut ini. 28 April 2017,
detikNews memberitakan Lika-Liku Perjalanan Korupsi Alquran yang Ditangani
KPK.44 KPK berupaya menuntaskan perkara Alquran dengan menetapkan politikus
Golkar, Fahd El Fouz alias Fahd A Rafiq, sebagai tersangka. Kasus korupsi Alquran
sebelumnya sudah menyeret 3 orang ke penjara, yaitu Zulkarnaen Djabar, Dendy
Prasetia, serta mantan Direktur Urusan Agama Islam dan Pejabat Pembinaan
Syariah Ditjen Bimas Islam Kemenag Ahmad Jauhari. Hasil rangkuman detikcom,
Jumat (28/4/2017), kasus pengadaan Alquran ini adalah kasus lama.
Kasus tersebut bermula saat muncul proyek pengadaan Alquran tahun
anggaran 2011 dan Ditjen Bimas Islam mendapatkan anggaran Rp22,875 miliar.
Kemudian pada proyek Alquran tahun anggaran 2012, Ditjen Bimas Islam
mendapat anggaran Rp 59,3 miliar. Mantan Direktur Urusan Agama Islam dan
Pejabat Pembinaan Syariah Ditjen Bimas Islam Kemenag Ahmad Jauhari, yang
juga sebagai PPK, menetapkan PT Sinergi Pustaka Indonesia dalam proyek ini.
Namun pada September 2012 terendus aroma korupsi dalam proyek ini,
KPK pun menetapkan anggota Komisi VIII DPR dari Fraksi Golkar, Zulkarnaen
Djabar, dan anaknya, Dendy Prasetyo Zulkarnaen, sebagai tersangka. Kerugian
44Rivki, “Lika-Liku Perjalanan Korupsi Alquran yang Ditangani KPK.” Diakses
pada tanggal 16 Oktober 2017 dari https://news.detik.com/berita/d-3486162/lika-liku-
perjalanan-korupsi-alquran-yang-ditangani-kpk.
80
keuangan negara dalam dua proyek ini mencapai Rp 27,056 miliar. Kemudian pada
Mei 2013 Majelis hakim Pengadilan Tipikor pada 30 Mei 2013 memvonis
Zulkarnaen Djabar 15 tahun penjara. Sedangkan Dendy dihukum 8 tahun penjara.
Majelis hakim menyatakan Zulkarnaen dan Dendy terbukti menerima uang
Rp 11,49 miliar dalam proyek pengadaan Alquran pada 2011 dan 2012, termasuk
proyek laboratorium komputer untuk MTs tahun 2011. Oktober 2013, KPK
menetapkan mantan Direktur Urusan Agama Islam dan Pejabat Pembinaan Syariah
Ditjen Bimas Islam Kemenag Ahmad Jauhari sebagai tersangka. Pada 10 April
2014, Pengadilan Tipikor Jakarta menjatuhkan hukuman 8 tahun penjara kepada
Ahmad Jauhari. Putusan ini diperberat menjadi 10 tahun penjara oleh Pengadilan
Tinggi Jakarta pada 22 Agustus 2014. Vonis ini tidak berubah dalam kasasi yang
diketok pada April 2015. Kemudian bulan April 2017, KPK belum berhenti
menyidik kasus ini setelah 3 orang dijebloskan ke penjara. KPK menambah 1
tersangka baru, dia adalah Fahd El Fouz alias Fahd A Rafiq. Fahd disangka terlibat
dugaan korupsi pengurusan anggaran dan/atau pengadaan kitab suci Alquran serta
pengadaan laboratorium komputer Mts di Kemenag.
Selain pemberitaan di atas terdapat juga pemberitaan CNN Indonesia, 28
Juli 2017 mengenai Diduga Terima Suap, Eks Komisioner KPK Dilaporkan ke
Polisi.45 Mantan Komisioner KPK Adnan Pandu Praja dilaporkan ke Badan Reserse
Kriminal (Bareskrim) Polri oleh sekelompok orang yang menamakan diri dengan
45Martahan Sohuturon, “Diduga Terima Suap, Eks Komisioner KPK Dilaporkan
ke Polisi.” Diakses pada tanggal 16 Oktober 2017 dari
https://www.cnnindonesia.com/nasional/20170728164641-12-231041/diduga-terima-
suap-eks-komisioner-kpk-dilaporkan-ke-polisi/.
81
Komite Masyarakat Pemantau Angket KPK (Kompak) terkait tuduhan menerima
suap.
Amin Fahruddin selaku perwakilan kompak mengatakan, adnan diduga
menerima uang Rp1 miliar dari mantan Bendahara Umum Demokrat Muhammad
Nazaruddin. Hal tersebut diketahui berdasarkan pernyataan Mantan Wakil Direktur
Keuangan PT Permai Group Yulianis dalam Rapat Dengar Pendapat Umum dengan
Panitia Khusus Hak Angket KPK di Gedung DPR, Jakarta, Senin (24/7).
Yulianis mengatakan dugaan pemberian uang itu merupakan keterangan
yang disampaikan oleh anak buah Nazaruddin, yaitu Minarsih. Minarsih merupakan
mantan Diretur Marketing PT Anugerah Nusantara milik Nazarudin.
Amin mengatakan bahwa Yulianis sudah melaporkan kepada KPK, dalam
hal ini kepada penyidik dan kepada biro hukum. Namun sampai hari ini tidak ada
tindak lanjutnya, maka kami melaporkan ke Bareskrim.
82
B. Interpretasi Penulis Terhadap Korupsi Dalam Lirik Lagu Rekening Gendut
Karya Iwan Fals
Pemberitaan mengenai tindak pidana korupsi hampir setiap tahunnya ada
dalam kolom-kolom media. Sehingga membuat khalayak geram dan kesal dengan
oknum-oknum yang melakukan tindak pidana tersebut, terutama pada oknum
pemerintah yang sering melakukan tindak pidana ini. Berbagai cara khalayak
lakukan untuk menyuarakan pikirannya, salah satunya melalui lagu. Lagu bukan
hanya sebagai media hiburan saja, melainkan terdapat pesan moral di dalamnya.
Sehingga melalui sebuah lagu, musisi dapat menyampaikan kritik sosial.
Tak jarang, para musisi menyampaikan aspirasi rakyat melalui media
musik. Hal ini karena dalam lirik lagu menggambarkan realita yang ada pada saat
itu, sehingga saat khalayak mendengarkan lagu tersebut terdapat kedekatan
emosional ataupun pengalaman mengenai fenomena sosial pada saat itu. Salah
satunya pada lagu Rekening Gendut, dalam lagu tersebut musisi menyampaikan
masalah sosial yang sering terjadi di negeri ini yaitu korupsi. Lirik lagu Rekening
Gendut mengandung sarkasme dan sindiran terhadap pelaku tindak pidana korupsi,
namun sindiran dan sarkasme tersebut terdengar indah karena menggunakan
metafora dan bahasa kiasan yang menyatu dengan nada.
Dalam lagu Rekening Gendut, Iwan Fals mengkritisi oknum-oknum yang
bekerja di lingkungan pemerintah yang memiliki sejumlah uang yang berjumlah
besar yang didapat dari hak milik rakyat, seperti halnya proyek-proyek yang
menggunakan dana rakyat dan pajak yang seharusnya kembali kepada rakyat tapi
digunakan untuk kepentingan sendiri. Oknum-oknum tersebut merupakan dari
83
kalangan atas hingga kalangan bawah seperti halnya, PNS, golongan 3b, menteri,
TNI, Polri, wakil rakyat, hakim, jaksa, dan wartawan.
Kebanyakan dari mereka pandai menyembunyikan hasil penyelewengan
yang dilakukannya dengan melakukan money laundering. Upaya tersebut
dilakukan untuk menyembunyikan hasil kekayaan yang didapat melalui berbagai
transaksi agar hasil kekayaan tersebut seolah-olah dari hasil kegiatan yang sah atau
legal. Seperti yang kita tahu kasus tindak pidana penyelewengan seperti halnya
korupsi, sering kali memenuhi pemberitaan media.
Modus yang dilakukan pun bermacam-macam yaitu suap,
penggelembungan anggaran, pungutan liar, dan hadiah. Padahal dalam Islam
mengambil hak milik orang lain dengan cara yang tidak baik seperti penyelewengan
tidaklah di perbolehkan, terlebih lagi jika membawa urusan tersebut ke pengadilan
hanya untuk memakan harta yang didapat dari penyelewengan. Hal ini dikarenakan
tindakan tersebut akan menimbulkan kebohongan yang terus menerus, selain itu
dapat merugikan banyak orang juga karena tindakan tersebut. Sebagaimana firman
Allah SWT dalam surat Al-Baqarah ayat188 yang berbunyi:
Dan janganlah sebahagian kamu memakan harta sebahagian yang lain di
antara kamu dengan jalan yang bathil dan (janganlah) kamu membawa
(urusan) harta itu kepada hakim, supaya kamu dapat memakan sebahagian
daripada harta benda orang lain itu dengan (jalan berbuat) dosa, Padahal
kamu mengetahui. (Qs. Al-Baqarah: 188)
84
Selain itu tindak pidana korupsi ada dikarenakan terdapat oknum-oknum
pemerintah yang menyelewengkan tugasnya, padahal dalam Islam tindakan
tersebut tidak diperbolehkan karena Allah SWT membenci hal tersebut.
Sebagaimana dalam firman Allah SWT surat Al-anfal ayat 27.
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengkhianati Allah dan
Rasul (Muhammad) dan (juga) janganlah kamu mengkhianati amanat-
amanat yang dipercayakan kepadamu, sedang kamu mengetahui. (QS.Al-
anfaal:27)
Dalam ayat di atas dijelaskan juga untuk menyampaikan amanah, amanah
sendiri merupakan sifat yang mendorong untuk melakukan tugasnya dengan efektif
dan efisien serta mempunyai komitmen untuk menyampaikan tugasnya tanpa
adanya penyelewengan. Amanah tersebut baik dalam agama, akhlak, mental, materi
dan sosial, karena sikap tersebut jika dilakukan akan menimbulkan hal yang baik
seperti halnya, rakyat sejahtera, negara semakin berkembang, dan yang lebih
penting akan menumbuhkan jiwa yang jujur dalam diri seseorang.
Makna lagu di atas merupakan realita yang ada di negeri ini, bahwa tindak
pidana korupsi sudah menjadi hal yang biasa dilakukan oleh oknum pemerintah.
Sehingga hal tersebut dapat mendorong khalayak untuk berani menyuarakan
aspirasinya untuk memberantas pelaku tindak pidana korupsi, selain itu agar
khalayak lebih cerdas dalam menilai seorang pemimpin.
Lagu sebagai media komunikasi dapat mengekspresikan keresahan
khalayak terhadap fenomena yang terjadi, salah satunya tindak pidana korupsi yang
85
terjadi di negeri. Melalui lirik lagu, musisi menuangkan keresahannya dengan
berbagai kritik dan sindiran di dalamnya. Tak hanya itu saja, lirik lagu yang
dinyanyikan juga dapat mengubah pola pikir dan perilaku seseorang yang
mendengarkan lagu tersebut terus menerus. Hal ini karena musik yang dinyanyikan
menggambarkan realita yang ada, selain itu khalayak juga sadar akan kejanggalan
yang terjadi pada saat itu.
Musik merupakan media yang efektif untuk digunakan karena dapat
didengar kapanpun, dimanapun, dan oleh siapapun, selain itu sindiran dan kritikan
yang disampaikan terdengar indah karena diiringi dengan melodi. Dengan lagu,
khalayak yang mendengarkan dapat tergerak untuk melakukan perubahan pada
fenomena yang terjadi.
86
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah mendeskripsikan dan menganalisis temuan penelitian pada bab-bab
sebelumnya, maka dalam bab ini peneliti akan menarik kesimpulan di antaranya:
1. Makna denotasi dari lirik lagu Rekening Gendut, yaitu lirik lagu yang
menyiratkan penyelewengan yang terjadi di kalangan pemerintah. Hal ini
terlihat dalam lirik tersebut bahwa oknum-oknum yang bekerja di
lingkungan pemerintah mengambil hak milik rakyat serta melakukan suap
menyuap untuk kesenangan dirinya sendiri.
2. Kemudian makna konotasi dalam lirik Rekening Gendut yaitu
Penyelewengan yang terjadi di kalangan pemerintah seperti korupsi, suap
sudah menjadi hal yang biasa dilakukan oleh mereka. oknum-oknum yang
bekerja di lingkungan pemerintah tersebut seperti PNS, pejabat, birokrat dan
perdana menteri. Tindak pidana ini terjadi karena gaya hidup yang mewah
dan sikap yang serakah. Sehingga mereka melakukan berbagai cara untuk
memperkaya diri sendiri seperti halnya penyelewengan.
3. Selanjutnya mitos dari lirik lagu Rekening Gendut yaitu bahwa image
korupsi sudah melekat pada oknum yang bekerja di lingkungan pemerintah
seperti, pejabat, perdana menteri, birokrat dan PNS. Hal ini terlihat dalam
pemberitaan media televisi, cetak maupun online bahwa kasus tindak pidana
korupsi menyeret orang-orang yang berpengaruh di negeri ini.
87
B. Saran
Ada beberapa saran yang ingin peneliti sampaikan terkait penelitian ini, di
antaranya sebagai berikut:
1. Teks tidak linier dalam artian teks mempunyai makna yang terkandung di
dalamnya, dan terkadang makna tersebut sesuai dengan realita. Sehingga
saat mencari makna dari teks tergantung pada keterkaitan penggunaan
bahasa yang disampaikan, seperti halnya mendengarkan lagu. Lagu
bukanlah sekedar nada, instrumen, ataupun intonasi melainkan terdapat
makna yang terkandung di dalam lirik tersebut yang menggambarkan suatu
kejadian atau fenomena.
2. Untuk penelitian selanjutnya, diharapkan lirik lagu tidak hanya dimaknai
melalui semiotika saja, melainkan dilihat berdasarkan persepsi pendengar
lagu. Agar mengetahui apakah pesan yang disampaikan oleh pencipta lagu
tersampaikan kepada pendengar.
88
DAFTAR PUSTAKA
Ackerman, Rose Susan. Korupsi dan Pemerintahan: Sebab, Akibat dan Reformasi.
Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 2010.
Afandi Kurnia, Ferdiana Ridi dan Nugroho Adi Hanung. Review: Musik dan
Denyut Jantung Pada Era Digital. Vol. 1 No. 3 (2014).
Alatas, Syed Hussein. Korupsi, Sifat, Sebab dan Fungsi. Jakarta: LP3ES, 1987.
Arsyad, Hafidz Jawade. Korupsi dalam Perspektif HAN (Hukum Adminstrasi
Negara). Jakarta: Sinar Grafika, 2013.
Barthes, Roland. Imaji, Musik dan Teks. Penerjemah Agustinus Hartono.
Yogyakarta: Jalasutra, 2010.
Fathurokhmah, Fita. “Paradigma Penelitian Kualitatif”. Dalam Materi Kuliah
Metodologi Penelitian Komunikasi. Jakarta: Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah, 2016.
Gunawan, Imam. Metode Penelitian Kualitatif: Teori dan Praktik. Jakarta: Bumi
Aksara, 2013.
Herdiansyah Haris, Metodologi Penelitian Kualitatif. Jakarta: Salemba Humanika,
2010.
Hoed H, Benny. Semiotika dan Dinamika Sosial Budaya. Depok: Komunitas
Bambu, 2014.
Khalilurrahman Al-Mahfani M. Dahsyatnya Doa Anak Yatim. Jakarta:
WahyuMedia, 2009.
Krisyantono, Rahmat. Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta: Kencana Prenada
Media Group, 2007.
Kurniawan, Semiologi Roland Barthes. Magelang: IndonesiaTera, 2001.
Manan, Abdul. Penerapan Hukum Acara Perdata Di Lingkungan Peradilan
Agama. Jakarta: Yayasan Al-Hikmah, 2001.
Mikrajuddin, Saktiyono, Lutfi. IPA Terpadu SMP dan MTS Jilid 1A: Untuk Kelas
VII Semester 1. Jakarta: Esis, 2007.
Moleong, J. Lexy. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2010.
Mudjiyanto, Bambang & Nur, Emilsyah. “Semiotika Dalam Metode Penelitian
Komunikasi”. BBPPKI Makasar. Vol. 16 No.1 (2013)
89
Muttaqin Moh, Kustap. Seni Musik Klasik. Jakarta: Direktorat Pembinaan Sekolah
Menengah Kejuruan, 2008.
Nurkholis Mujiyo, How to Love Rasulullah. Bandung: PT Mizan Publika, 2006.
Nasrullah, Rulli. CyberMedia. Yogyakarta: IDEA Press, 2013.
Nurdjana. Sistem Hukum Pidana dan Bahaya Laten Korupsi: Perspektif Tegaknya
Keadilan Melawan Mafia Hukum. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010.
Pradopo Djoko, Rachmat. “Semiotika: Teori, Metode, dan Penerapannya Dalam
Pemaknaan Sastra”. Faculty of Cultural Sciences. Vol.11 No. 1 (1999)
Prasetyo S, Pius, Kamil Sukron. Korupsi dan Integritas Dalam Ragam Perspektif.
Jakarta: Pusat Studi Indoanesia-Arab, 2013.
Salim Bin ‘Ied Al-Hilali Syaikh, Ensiklopedia Larangan Menurut Al-Quran’ dan
As-Sunah. Bogor: Pustaka Imam Asy-Syafi’i, 2005.
Semma Mansyur, Negara dan Korupsi: Pemikiran Mochtar Lubis Atas Negara,
Manusia Indonesia, dan Perilaku Politik. Jakarta: Yayasan Obor
Indonesia, 2008.
Semiawan, R Conny. Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta: Grasindo, 2010.
Sobur, Alex. Analisis Teks Media: Suatu Pengantar Untuk Analisis Wacana,
Analisis Semiotik, dan Analisis Framing. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2009.
Sobur, Alex. Semiotika Komunikasi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009.
Stokes, Jane. How To Do Media And Cultural Studies: Panduan Untuk
Melaksanakan Penelitian Dalam Kajian Media dan Budaya. Yogyakarta: PT.
Benteng Pustaka, 2003.
Sugiwardana, Ridwan. “Pemaknaan Realitas Serta Bentuk Kritik Sosial”, Jurnal
Ilmiah, No. 2, (2016).
Surachmin dan Cahaya, Suhandi. Strategi & Teknik Korupsi. Jakarta: Sinar Grafika,
2013.
Tim Civitas Academica, Rangkuman Pengetahuan Alam Lengkap. Depok: Huta
Publisher.
Wati Sri Rizki Juni, Kepemilikan Media dan Ideologi Pemberitaan. Yogyakarta:
Deepublish, 2016.
Wahyu Wibowo, Seto Indiawan. Semiotika Komunikasi: Aplikasi praktis bagi
penelitian dan skripsi komunikasi. Jakarta: Penerbit Mitra Wacana Media,
2013.
90
Sumber lain:
Firmanto, Danang. “Sidang E-KTP, Nazarudin Sebut Ganjar Pranowo Ikut Terima
Uang”. Berita ini diakses pada tanggal 02 Juni 2017 dari
https://nasional.tempo.co/read/news/2017/04/03/063862284/sidang-e-ktp-
nazaruddin-sebut-ganjar-pranowo-ikut-terima-uang.
Gabrillin, Abba. “Anggota DPRD Jatim yang Ditangkap KPK Mantan Narapidana
Korupsi”. Diakses pada tanggal 8 Juni 2017 dari
http://nasional.kompas.com/read/2017/06/07/10285451/anggota.dprd.jatim
.yang.ditangkap.kpk.mantan.narapidana.korupsi.
Iwan Fals, “Raya”. Lirik ini diakses pada tanggal 29 Mei 2017 dari
http://www.iwanfals.co.id/discography/album/36-raya.
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Kamus Versi Online dalam Jaringan.
Diakses dari https://kbbi.web.id/.
Kamus Bahasa Jawa, diakses dari
http://202.152.135.5/web_kamusbahasajawa/index.php?view=abjad&depa
n=g.
Kpl/ Faj, “10 Single legendaris Iwan Fals,” artikel diakses pada tanggal 1 Februari
2017 dari http://musik.kapanlagi.com/berita/10-single-abadi-iwan-fals-
069041-4.html.
Natalia, Maria. “Begini Modus Oknum PNS Pemda Lakukan Korupsi”. Berita ini
diakses pada tanggal 02 Juni 2017 dari
http://nasional.kompas.com/read/2012/02/08/17200917/Begini.Modus.Okn
um.PNS.Pemda.Lakukan.Korupsi.
Perdana, Andika “50 Lagu Iwan Fals yang Berkenan Sepanjang Sejarah,” artikel
diakses pada tanggal 1 Februari 2017 dari http://hidupmulia.net/50-judul-
lagu-populer/.
Permana, Danny. “Inilah Daftar Menteri Era SBY yang Tersangkut Korupsi,
Dahlan Iskan Hingga Siti Fadilah Supari”. Diakses pada tanggal 8 Juni
2017 dari http://bangka.tribunnews.com/2016/10/28/inilah-daftar-menteri-
era-sby-yang-tersangkut-korupsi.
Ramadhan Baskhara Panji, “Begini Jadinya Kalau ‘Wartwan Bodrex’ Ingin Dapat
Duit Banyak Dari Seorang PNS”. Diakses pada tanggal 8 Juni 2017 dari
http://www.tribunnews.com/metropolitan/2017/02/28/begini-jadinya-
kalau-wartawan-bodrek-ingin-dapat-duit-banyak-dari-seorang-
pns?page=3.
Saputra, Andi. “Korupsi, Ini Kronologi Hakim Pengadilan Agama Divonis 10
Tahun Bui”. Diakses pada tanggal 8 Juni 2017 dari
https://news.detik.com/berita/d-3517969/korupsi-ini-kronologi-hakim-
pengadilan-agama-divonis-10-tahun-
bui?_ga=2.256592642.846153943.1496887130-829385468.1464569287.
91
Seo, Yohanes. “Kepala Kejaksaan di NTT Diduga Selewengkan Dana Rp 2,6 M”.
Diakses pada tanggal 8 Juni 2016 dari
https://nasional.tempo.co/read/news/2016/10/18/058813102/kepala-
kejaksaan-di-ntt-diduga-selewengkan-dana-rp-2-6-
m#2OX1Z9H9lBvwZjy9.97.
Taylor Safira Gloria, “Korupsi Alutsista, Brigjen TNI AD Dipenjara Seumur
Hidup”. Diakses pada tanggal 8 Juni 2017 dari
http://www.cnnindonesia.com/nasional/20161130153658-12-
176353/korupsi-alutsista-brigjen-tni-ad-dipenjara-seumur-hidup/.
Tiga Rambu, “Jejak Rekam Iwan Fals”. Artikel ini diakses pada tanggal 20 Maret
2017 dari http://iwanfals.co.id/article/our-story/53-biografi-iwan-fals.
Wikipedia Bahasa Indonesia, Ensiklopedia Bebas. Diakses pada tanggal 20 Maret
2017 dari https://id.wikipedia.org/wiki/Virgiawan_Listanto.
Waluyo Andylala, Wardah, Fathiyah. “KPK Jerat 2 Jenderal Polisi dalam Kasus
Korupsi Rp 198m”. Diakses pada tanggal 8 Juni 2017 dari
https://www.voaindonesia.com/a/kpk-jerat-2-jenderal-polisi-dalam-kasus-
korupsi-rp-198m/1454257.html.
Wirawan, Jerome. “Dua Hakim Tipikor Ditangkap Khalayak Ragukan Integritas
Hukum”. Berita ini diakses pada tanggal 23 April 2017 dari
http://www.bbc.com/indonesia/berita_indonesia/2016/05/160525_indonesi
a_bengkulu_hakim_kpk.
LAMPIRAN
1. Lirik lagu Rekening Gendut
Rekening Gendut1
Rekening gendut, rekening gendut
Rekening gendut yang bisa kentut
Kebanyakan ngemil, kebanyakan ngemil
Daging rakyat dicual-cuil
Di koran-koran, di televisi
Lucu namanya gak lucu akibatnya
Rekening gendut kentut tak berbunyi
Tapi baunya busuk sekali
ya cuma kertas, ya cuma kertas
Dengan halaman berlembar-lembar
Keluar masuk duit, keluar masuk duit
Sulit terlihat karena dikempit
Angka-angka terus memuai
Entah dari mana singgah dimana
Transaksi gelap di dunia perbankan
Rahasia umum atas nama kepentingan umum
PNS muda mungkin juga yang tua
Golongan 3B sampai ke level menteri
TNI Polri juga tak terkecuali
Entah bagaimana dengan presidennya
1Iwan Fals, “Raya”. Lirik ini diakses pada tanggal 29 Mei 2017 dari
http://www.iwanfals.co.id/discography/album/36-raya.
Wakil rakyatnya rekening gendut
Jaksa dan hakim rekening gendut
Wartawannya rekening gendut
Kalo yang nyanyi rekeningnya pas-pasan
Rekening gendut gedibal-gedibel
Jembatan roboh kalau dia berjalan
Rekening gendut nasi dan sambel
Sepiring tak cukup lalu ke jamban
Diusut-usut ya tetap gendut
Rekening gendut bak benang kusut
Rekening gendut semakin gendut
Mungkin yang ngusut rekeningnya gendut
Rekening gendut, rekening gendut
Rekening gendut yang bisa kentut
Kebanyakan ngemil, kebanyakan ngemil
Daging rakyat di cual-cuil
2. Artikel dan pemberitaan terkait lagu Rekening Gandut
a. Lirik nakal Rekening Gendut
b. Menteri yang tersangkut kasus korpsi2
TRIBUNNEWS/DANY PERMANA
Mantan Dirut PLN Dahlan Iskan (kiri) didampingi kuasa hukumnya Yusril Ihza Mahendra (kanan) keluar dari Ruang Pidana Khusus Kejaksaan Tinggi Jakarta usai menjalani pemeriksaan oleh Kejati Jakarta, Selasa (16/6/2015). Dahlan dijadikan tersangka oleh Kejati Jakarta terkait kasus dugaan korupsi pengadaan gardu induk PLN Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara.
BANGKAPOS.COM, JAKARTA - Ditahannya Dahlan Iskan sebagai tersangka kasus korupsi
penjualan aset Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Jawa Timur, menambah panjang daftar
mantan menteri era presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Total ada lima mantan menteri di era kepemimpinan SBY yang tersangkut kasus korupsi.
Tiga di antaranya telah divonis bersalah yakni Andi Mallarangeng, Suryadharma Ali, dan Jero
Wacik.
Sedangkan dua lagi masih berstatus tersangka, yakni Siti Fadilah Supari dan Dahlan Iskan.
Berikut kelima menteri di era SBY yang tersangkut kasus korupsi:
2Danny Permana, “Inilah Daftar Menteri Era SBY yang Tersangkut Korupsi,
Dahlan Iskan Hingga Siti Fadilah Supari”. Diakses pada tanggal 8 Juni 2017 dari
http://bangka.tribunnews.com/2016/10/28/inilah-daftar-menteri-era-sby-yang-tersangkut-
korupsi.
1. Andi Mallarangeng (Mantan Menteri Pemuda dan Olah Raga)
Majelis Hakim Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Jakarta menilai Andi terbukti melakukan
korupsi terkait proyek pembangunan Pusat Pendidikan, Pelatihan, Sekolah Olahraga Nasional
(P3SON) Hambalang sebagaimana dakwaan alternatif kedua.
Andi dinyatakan terbukti menyalahgunakan wewenang sehingga menguntungkan diri sendiri
dengan melanggar Pasal 3 jo Pasal 18 Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi Jakarta sebagaimana diubah UU Nomor 20 Tahun 2001 jo
Pasal 55 Ayat (1) ke-1 jo Pasal 65 Ayat (1) KUHP.
Hakim menyatakan, Andi terbukti memperkaya diri sendiri sebesar Rp 2 miliar dan 550.000 dollar
AS dalam kasus dugaan korupsi proyek Hambalang.
2. Jero Wacik (Mantan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata serta Menteri ESDM)
Jero Wacik didakwa menyalahgunakan dana operasional selama menjabat sebagai Menteri
Kebudayaan dan Pariwisata serta Menteri ESDM.
Selama menjadi Menbudpar, sejumlah mantan anak buah Jero mengaku mantan bosnya kerap
menggunakan DOM untuk kepentingan pribadi, seperti jalan-jalan dengan keluarga, pijat refleksi,
dan membeli bunga.
Demi menutup penggunaan DOM yang tidak bisa dipertanggungjawabkan, anak buahnya harus
menggelembungkan harga dan membuat laporan perjalanan dinas fiktif.
Begitu digeser ke Kementerian ESDM, Jero merasa DOM-nya terlalu kecil dibandingkan dengan
kementerian yang lama. Oleh karena itu, Jero disebut memeras bawahannya agar mendapatkan
uang tambahan demi menutupi kekurangan DOM.
Akhirnya uang dikumpulkan dari anggaran operasional dan kick back (imbalan) dari kegiatan
sejumlah rekanan kementerian.
3. Suryadharma Ali (Mantan Menteri Agama)
Majelis Hakim Tindak Pidana Korupsi menyatakan, Suryadharma terbukti menyalahgunakan
jabatannya selaku menteri dalam penyelenggaraan ibadah haji tahun 2010-2013 dan dalam
penggunaan dana operasional menteri.
Atas penyalahgunaan wewenangnya, Suryadharma dianggap merugikan keuangan negara sebesar
Rp 27.283.090.068 dan 17.967.405 riyal Saudi.
Suryadharma juga dianggap menggunakan dana operasional menteri (DOM) untuk kepentingan
pribadinya. Selama menjadi menteri, DOM yang bersumber dari anggaran pendapatan dan belanja
negara yang diterima Suryadharma berjumlah Rp 100 juta per bulan.
4. Siti Fadilah Supari (Mantan Menteri Kesehatan)
Siti terjerat kasus pengadaan alat kesehatan untuk kebutuhan Pusat penanggulangan Krisis
Departemen Kesehatan dari Dana DIPA (Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran).
KPK menetapkan Siti Fadilah sebagai tersangka korupsi alat kesehatan (alkes) buffer stock untuk
kejadian luar biasa 2005, pada April 2014.
Dalam dakwaan mantan Kepala Pusat Penanggulangan Krisis Departemen Kesehatan Rustam
Syarifudin Pakaya, Siti Fadilah disebut mendapat jatah dari hasil korupsi pengadaan Alkes I.
Pengadaan tersebut untuk kebutuhan Pusat Penanggulangan Krisis Depkes dari dana Daftar Isian
Pelaksana Anggaran (DIPA) Revisi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara tahun anggaran
2007.
5. Dahlan Iskan (Mantan Menteri Badan Usaha Milik Negara)
Mantan Menteri BUMN Dahlan Iskan ditetapkan tersangka dalam kasus pelepasan aset BUMD
Pemprov Jatim, PT Panca Wira Usaha (PWU), Kamis (27/10/2016).
Penetapan tersangka Dahlan Iskan setelah lima kali menjalani pemeriksaan di Kejaksaan Tinggi
Jawa Timur. Kejati Jatim mulai menyelidiki kasus tersebut sejak 2015 lalu.
Status penyelidikan kemudian dinaikkan menjadi penyidikan sejak 30 Juni 2016.
Dalam kasus tersebut, ada dugaan praktik pelepasan aset negara berupa 33 tanah dan bangunan
tanpa prosedur yang ditetapkan sehingga merugikan negara miliaran rupiah.
c. Modus korupsi yang dilakukan Brigjen TNI AD3
Korupsi Alutsista, Brigjen TNI AD Dipenjara
Seumur Hidup Gloria Safira Taylor , CNN Indonesia
Rabu, 30/11/2016 15:36 WIB
Jakarta, CNN Indonesia -- Pengadilan Militer Tinggi II Jakarta menjatuhkan vonis penjara
seumur hidup pada Brigadir Jenderal Teddy Hernayedi, Rabu (30/11). Majelis hakim
menyatakan Teddy terbukti bersalah pada perkara korupsi pengadaan alutsista sebesar
US$12,4 juta saat menjabat Kepala Bidang Pelaksanaan Pembiayaan Kementerian Pertahanan
periode 2010-2014.
"Menjatuhkan pidana penjara seumur hidup," kata Ketua Majelis Hakim Brigjen Deddy
Suryanto.
Pada putusannya, majelis hakim memaparkan, pada Desember 2013, Panglima TNI
mempromosikan Teddy menjadi Direktur Keuangan Mabes TNI AD dengan pangkat brigadir
jenderal.
3Gloria Safira Taylor, “Korupsi Alutsista, Brigjen TNI AD Dipenjara Seumur
Hidup”. Diakses pada tanggal 8 Juni 2017 dari
http://www.cnnindonesia.com/nasional/20161130153658-12-176353/korupsi-alutsista-
brigjen-tni-ad-dipenjara-seumur-hidup/
Tahun 2015, Teddy kemudian diduga melakukan kecurangan dengan menandatangani atau
menerbitkan surat tanpa izin atasannya, yakni Kepala Pusat Keuangan Kementerian
Pertahanan dan Menteri Pertahanan selaku pengguna anggaran.
Majelis Hakim merasa tidak ada hal yang dapat meringankan hukuman Teddy. Sebaliknya
sebagai alasan pemberat, hakim menyebut perbuatan Teddy dapat mengancam negara karena
korupsi terkait pengadaan alutsista.
Selain itu, sebagai petinggi TNI, Teddy juga disebut tidak patuh pada perintah pimpinan
negara yang sedang menggalakkan tindakan antikorupsi.
Pengadilan Militer Jakarta merampas sejumlah aset milik Teddy, yaitu dua unit jetski, satu
motor Honda CBR 250, satu motor Ducati Monster, satu mobil Toyota Camry, sebuah town
house di Bandung, tanah seluas 8000 meter di Ciwidey, Bandung, dan sebuah mobil Toyota
Prado.
Tak cukup di situ, majelis hakim juga mewajibkan Teddy mengganti kerugian negara, senilai
uang yang telah diselewengkannya.
Usai mendengarkan vonis itu, Teddy mengatakan akan pikir-pikir. Artinya, kuasa hukum
akan mengajukan banding terkait putusan itu. "Saya pikir-pikir," ujarnya.
Kuasa Hukum Teddy, Letkol Martin Ginting mengatakan, banding akan dilakukan karena
Teddy sudah mengakui perbuatannya namun dianggap tidak ada hal yang meringankan.
d. Dua Jenderal Polisi dijerat KPK4
KPK Jerat 2 Jenderal Polisi dalam
Kasus Korupsi Rp 198m
03/08/2012
Andylala Waluyo
Fathiyah Wardah
Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Abdullah Samad dalam jumpa pers di Jakarta (Foto: VOA)
KPK menjerat dua jenderal polisi dalam kasus korupsi pengadaan alat simulator
untuk surat ijin mengemudi dengan nilai proyek Rp 198 miliar.
Penyidikan kasus dugaan korupsi pengadaan alat simulator Surat Izin
Mengemudi (SIM) 2011 oleh KPK terus menyeret nama-nama petinggi Mabes
Polri.
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menetapkan wakil kepala Korps Lalu
Lintas Markas Besar Polisi Republik Indonesia (Mabes Polri) Brigjen Polisi DP,
sebagai tersangka kasus korupsi pengadaan alat simulator SIM 2011.
Ketua KPK, Abraham Samad di Jakarta, Kamis (3/8) menjelaskan, dalam proyek
senilai Rp198 miliar ini, selain DP, KPK juga menetapkan dua orang pengusaha
4 Andylala Waluyo, Fathiyah Wardah. “KPK Jerat 2 Jenderal Polisi dalam Kasus
Korupsi Rp 198m”. Diakses pada tanggal 8 Juni 2017 dari https://www.voaindonesia.com/a/kpk-
jerat-2-jenderal-polisi-dalam-kasus-korupsi-rp-198m/1454257.html.
yang terkait kasus ini, yaitu BS dari PT CMMA dan SB dari PT ITI.
Abraham menambahkan, sebelumnya, KPK telah menetapkan mantan kepala
Korps Lalu Lintas Mabes Polri Inspektur Jenderal Polisi DSsebagai tersangka.
Jenderal bintang dua yang juga Gubernur Akademi Kepolisian itu diduga
memperkaya diri sendiri atau orang lain atau korporasi sebagaimana diatur dalam
Undang-Undang Tindak Pidana Korupsi.
Kasus ini juga sedang diselidiki oleh Mabes Polri, yang telah menetapkan status
tersangka terhadap lima orang, termasuk Brigjen DP. Kepala Divisi Humas Mabes
Polri Inspektur Jenderal Anang Iskandar memastikan kelimanya akan segera
ditahan.
“Tersangka tersebut adalah seorang brigadir jenderal polisi inisial DP, kemudian
AKBP EF. Tiga tersangka lagi adalah pemenang pihak ketiga ditambah seorang
bendahara berpangkat Kompol. Lima tersangka tersebut dalam waktu dekat akan
ditahan terkait dugaan pengadaan barang dan jasa, yaitu simulator kendaraan roda
dua dan roda empat,” ujar Anang.
Kepala Badan Reserse Kriminal Mabes Polri Komisaris Jenderal Sutarman
menegaskan Polri tidak akan pernah menyerahkan ketiga tersangka itu kepada
KPK. Kemungkinan besar Polri, kata Sutarman, akan mengambil kembali barang
bukti yang disimpan KPK, yaitu hasil dari penggeledahan di kantor Korlantas
Mabes Polri beberapa waktu lalu. Hal itu dilakukan kata Sutarman jika KPK
menghalang-halangi mereka dalam melakukan penyidikan kasus tersebut.
Mengenai penetapan lima tersangka ini Mabes Polri ini, Abraham menegaskan
institusi hukum selain KPK sifatnya hanya membantu, bukan melakukan
penyidikan, karena KPK terlebih dahulu melakukannya sesuai dengan Undang-
Undang.
“Sebenarnya kita sudah melakukan penyelidikan dan penyidikan sejak Januari
lalu, yang berarti kita terlebih dahulu. Jika kita ingin patuh dan taat undang-
undang, maka seyogyanya institusi selain KPK turut membantu KPK untuk
menuntaskan kasus ini,” jelas Abraham.
Sementara itu, anggota Komisi 3 DPR RI Didi Irawadi meminta Mabes Polri
menyerahkan kasus ini untuk ditangani oleh KPK, untuk membuktikan kepada
publik bahwa Polri siap bersih-bersih diri.
“Sangat sulit bila dua institusi menangani bersama-sama. Tidak akan mudah,
kewenangannya bagaimana nantinya. Padahal Undang-Undang sendiri sudah
menetapkan, jika ditangani ada institusi kepolisian, kejaksaan dan ada juga KPK,
maka harus dihentikan dan diambil alih oleh KPK. Dan bagi kepolisian juga,
alangkah baiknya apabila dengan lapang dada menyerahkan kepada KPK. Akan
menimbulkan citra yang bagus bagi kepolisian di hadapan publik,” ujarnya.
Sejumlah lembaga masyarakat, diantaranya Transparency International Indonesia,
Indonesia Corruption Watch (ICW), Kontras, LBH Jakarta dan Imparsial,
mendesak kepolisian segera menghentikan penyidikan atas dugaan korupsi
tersebut.
Dalam jumpa pers Jumat (3/8), peneliti Hukum dari ICW, Donal Fariz
menyatakan penyelidikan dan penyidikan polisi atas kasus tersebut cacat hukum
tindakan kepolisian itu sebagai bagian dari upaya melokalisir kasus korupsi
dengan cara mempertahankan barang bukti dari genggaman mereka.
Ia menambahkan bahwa biasanya proses hukum terhadap para perwira tinggi yang
diduga melakukan tindak pidana korupsi semuanya berhenti di tengah jalan.
Kalaupun diproses, kata Donal, hanya pada level pelanggaran etik saja.
Pengamat Kepolisian dari Universitas Indonesia Bambang Widodo Umar
mengungkapkan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono harus turun tangan dalam
mengatasi persoalan ini karena belum ada lembaga yang menampung untuk
menyelesaikan.
Juru Bicara Presiden, Julian Aldrin Pasha, menyatakan Presiden SBY tidak akan
turun langsung atau intervensi atas kasus tersebut karena ini adalah ranah hukum.
e. KPK tangkap Anggota DPRD5
Anggota DPRD Jatim yang Ditangkap KPK Mantan Narapidana Korupsi ABBA GABRILLIN
Kompas.com - 07/06/2017, 10:28 WIB
Ketua Komisi B DPRD Jatim Moch Basuki mengenakan rompi tahanan seusai diperiksa di Gedung KPK Jakarta, Selasa (6/6/2017). (KOMPAS.com/ABBA GABRILLIN)
JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Komisi B DPRD Jawa Timur, Moch Basuki, yang ditangkap oleh Komisi Pemberantasan Korupsi ( KPK), ternyata adalah mantan narapidana dalam kasus korupsi. "Bahwa benar MB ini pernah terlibat kasus yang lain. Ya tentu ini sangat disesalkan," ujar Wakil Ketua KPK Laode Muhammad Syarief di Gedung KPK Jakarta, Selasa (6/6/2017). Berdasarkan penelusuran, Basuki yang pernah menjabat Ketua DPRD Kota Surabaya itu pernah divonis bersalah terkait penyalahgunaan anggaran premi kesehatan anggota DPRD. Dalam kasus yang terjadi tahun 2003 tersebut, negara dirugikan sekitar Rp 1,2 miliar Syarief mengatakan, KPK sangat mengimbau agar masyarakat tidak mudah memilih wakil rakyat atau pejabat yang memiliki latar belakang buruk. Apalagi pernah dibuktikan bersalah oleh pengadilan, karena terlibat kasus korupsi.
"Kami harapkan pada masyarakat bahwa seorang yang pernah menjadi narapidana dan terpilih lagi menjadi wakil rakyat, saya pikir tidak pantas dan buktinya bukan hanya di Jatim, tapi di banyak tempat lain," kata Syarief.
5Abba Gabrillin, “Anggota DPRD Jatim yang Ditangkap KPK Mantan Narapidana
Korupsi”. Diakses pada tanggal 8 Juni 2017 dari
http://nasional.kompas.com/read/2017/06/07/10285451/anggota.dprd.jatim.yang.ditangkap.kpk.ma
ntan.narapidana.korupsi.
Basuki dan lima orang lainnya, termasuk dua kepala dinas di Pemprov Jatim ditangkap dalam operasi tangkap tangan KPK pada Senin (5/6/2017). Keenam orang tersebut kemudian ditetapkan sebagai tersangka dan harus menjalani penahanan.
Menurut KPK, Basuki diduga telah menerima suap dari banyak kepala dinas di Pemprov Jatim. Suap tersebut diberikan agar memperlemah pengawasan anggaran yang dilakukan DPRD terhadap berbagai kedinasan.
Syarief mengatakan, KPK akan mempertimbangkan hukuman yang lebih berat kepada Basuki, mengingat politisi Partai Gerindra tersebut pernah melakukan tindak pidana korupsi sebelumnya. "Apakah ini akan dijadikan sebagai hal yang memberatkan, nanti akan dipikirkan oleh penyidik dan penuntut di KPK," kata Syarief.
Penulis: Abba Gabrillin Editor: Sabrina Asril
f. Kepala kejaksaan di NTT diduga melakukan penyelewengan6
Kepala Kejaksaan di NTT Diduga Selewengkan
Dana Rp 2,6 M
Selasa, 18 Oktober 2016 | 14:58 WIB
Ilustrasi logo kejaksaan. Kejari.go.id
TEMPO.CO, Kupang - Seorang kepala kejaksaan negeri di Nusa Tenggara Timur
(NTT) diduga menyelewengkan dana operasional kantornya sebesar Rp 2,6 miliar.
Penyelewengan dilakukan sejak 2015 dan 2016.
Hal itu diungkapkan Kepala Kejaksaan Tinggi NTT Jhon Purba, tapi ia menolak
menyebutkan identitas ataupun daerah tempat kejaksaan negeri itu. “Sudah dilakukan
pemeriksaan,” katanya di Kupang, Selasa, 18 Oktober 2016.
Jhon menjelaskan, pada 2015, kepala kejaksaan itu telah diberi teguran. Namun kesalahan
yang sama tetap dilakukan pada 2016. Itu diketahui setelah tim pengawas internal
melakukan pemeriksaan. “Ditemukan penyimpangan dana operasional yang mencapai Rp
2,6 miliar,” ujarnya.
Berdasarkan hasil pemeriksaan itu, tim pengawas telah mengirim rekomendasi ke
Kejaksaan Agung berkaitan dengan sanksi yang dijatuhkan. Sanksinya berupa penundaan
kenaikan pangkat.
Jhon mengatakan kepala kejaksaan negeri itu telah berupaya mengembalikan uang yang
diselewengkannya. Beberapa waktu lalu, ia menyerahkan uang Rp 450 juta. Meski begitu,
sanksi kepadanya tetap harus dijatuhkan.
Jhon mengakui terjadinya penyelewengan tersebut akibat lemahnya pengawasan oleh tim
pengawasan Kejaksaan Tinggi NTT.
YOHANES SEO
6Yohanes Seo, “Kepala Kejaksaan di NTT Diduga Selewengkan Dana Rp 2,6 M”.
Diakses pada tanggal 8 Juni 2016 dari
https://nasional.tempo.co/read/news/2016/10/18/058813102/kepala-kejaksaan-di-ntt-
diduga-selewengkan-dana-rp-2-6-m#2OX1Z9H9lBvwZjy9.97
g. Hakim pengadilan agama ini dijatuhi hukuman 10 tahun penjara7
detikNews / Berita / Detail Berita
Jumat 02 Juni 2017, 09:57 WIB
Korupsi, Ini Kronologi Hakim Pengadilan
Agama Divonis 10 Tahun Bui Andi Saputra - detikNews
Gedung MA di Jalan Medan Merdeka Utara (ari/detikcom)
Jakarta - Artidjo Alkostar dkk menjatuhkan hukuman 10 tahun penjara kepada Syamri
Adnan. Hakim Pengadilan Tinggi Agama itu terbukti korupsi penggelembungan dana
proyek pembangunan gedung pengadilan.
Berikut kronologi kasus tersebut sebagaimana dirangkum detikcom, Jumat (2/6/2017):
28 November 1955
Syamri lahir di Agam, Sumatera Barat (Sumbar).
1983
Syamri menjadi CPNS di PA Solok.
7Andi Saputra, “Korupsi, Ini Kronologi Hakim Pengadilan Agama Divonis 10
Tahun Bui”. Diakses pada tanggal 8 Juni 2017 dari https://news.detik.com/berita/d-
3517969/korupsi-ini-kronologi-hakim-pengadilan-agama-divonis-10-tahun-
bui?_ga=2.256592642.846153943.1496887130-829385468.1464569287
1989
Syamri menjadi hakim dengan tugas pertama di PA Kota Baru.
1996
Syamri berdinas di PA Bukittinggi
1999
Syamri menjadi Wakil Ketua PA di Maninjau. Setelah itu, ia menjadi Ketua PA Maninjau.
20 Maret 2007
Pengadilan Agama (PA) Maninjau akan membangun gedung baru. Oleh sebab itu,
dicarilah tanah di Jalan Jorong Padang, Galanggang Nagari Matua Mudik, Kabupaten
Agam.
Proyek pembangunan gedung itu di bawah pengawasan Ketua PA Maninjau, Syamri
Adnan dengan dibantu PNS PA Maninjau, Suardi. Ternyata pembebasan lahan itu
diwarnai penggelembungan harga.
2011
Jaksa mencium kejanggalan pembangunan gedung itu. Penyelidikan pun dilakukan dan
statusnya meningkat ke tahap penyidikan. Sebagai tersangka pertama adalah Suardi.
3 Maret 2011
Jaksa menuntut Suardi dengan hukuman penjara 4,5 tahun penjara.
12 April 2011
Pengadilan Negeri (PN) Lubuk Basung menjatuhkan hukuman selama 1,5 tahun penjara
kepada Suardi.
28 Juni 2011
PT Padang tetap menghukum Suardi selama 1,5 tahun penjara. Plus uang pengganti Rp
38 juta.
24 Juli 2012
MA menguatkan putusan Suardi. Duduk sebagai ketua majelis hakim Djoko Sarwoko
dengan anggota Abdul Latief dan Krisna Harahap.
Bagaimana dengan Syamri? Kariernya menanjak. Ia sempat bertugas di Jakarta dan
tidak berapa lama menjadi hakim tinggi. Tugas pertama di Aceh.
25 November 2015
Jaksa melimpahkan Syamri ke kursi pesakitan. Syamri dinilai ikut bertanggung jawab
dalam proyek pembangunan gedung itu. Di kasus itu, Syamri tidak ditahan.
"Sudah kami kirimkan surat permohonan izin ke MA, sudah tiga tahun lalu," kata Kepala
Cabang Kejaksaan Negeri (Kacabjari) Maninjau, Sumatera Barat, Rusmin.
Namun setelah tiga tahun dinanti, jawaban MA tersebut tidak kunjung datang. Mau tidak
mau, jaksa harus tetap memproses kasus tersebut untuk disidangkan. Berkas dikirimkan
ke Pengadilan Tipikor Padang akhir bulan November 2015.
11 Februari 2016
Jaksa mengajukan tuntutan 6,5 tahun penjara kepada Syamri Adnan.
15 Maret 2016
Pengadilan Tipikor Padang menjatuhkan hukuman 2,5 tahun penjara kepada Syamri
Adnan.
3 Mei 2016
Pengadilan Tinggi Padang menambah hukuman Syamri menjadi 3 tahun penjara.
31 Mei 2017
MA melipatgandakan hukuman Syamri Adnan menjadi 10 tahun penjara. Duduk sebagai
ketua majelis Artidjo Alkostar dengan anggota Krisna Harahap dan MS Lumme.
"Sebagai seorang hakim agama, apalagi menjabat Ketua Pengadilan Agama, perbuatan
H Syamri Adnan sungguh tercela dan mencederai harkat serta martabat korps hakim
serta dunia peradilan yang justru harus dijunjung tinggi agar tetap dipercayai
masyarakat," ujar majelis kasasi.
(asp/fdn)
h. Inilah modus PNS pemda lakukan korupsi8
JAKARTA, KOMPAS.com — Selain pegawai negeri sipil dari Direktorat Pajak serta Bea
dan Cukai yang memiliki transaksi keuangan mencurigakan, pegawai dari kantor pemerintah
daerah juga banyak yang memiliki rekening mencurigakan. Namun, Pusat Pelaporan dan
Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) tak menyebutkan secara spesifik wilayah-wilayah
yang dimaksud. Rekening gendut PNS dari pemda ini termasuk dalam 630 transaksi keuangan
mencurigakan yang ditemukan PPATK hingga Januari 2012 ini.
"Dari catatan kami yang paling banyak itu adalah di pemda. Mereka mendapatkan dana
dengan berbagai modus dari aliran dana yang mengalir ke daerah," kata Ketua PPATK,
Muhammad Yusuf, di Kementerian Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi,
Jakarta, Rabu (8/2/2012).
Yusuf menjelaskan, modus yang paling sering dipakai oleh PNS pemda adalah dengan
menggeser sisa dari Dana Alokasi Khusus (DAK) ke rekening pribadi atau rekening dinas
mereka. Padahal, dana yang tersisa seharusnya dikembalikan kepada negara.
"Selain melalui DAK, mereka juga menggunakan modus proyek bangun satu gedung,
dananya sebelum ke pihak pemborong, ini dananya digeser dulu ke rekening pribadi.
Selisihnya diambil sedikit, atau dana-dana ditindih karena pemimpin proyek, komisarisnya
adalah pemda setempat," jelas Yusuf.
Ia mencontohkan kasus di Samarinda ketika ia berkunjung di wilayah itu. Disebutkan ada
sebuah bank terkenal cabang daerah yang bahkan khusus untuk menampung dana-dana yang
dipakai pegawai pemda untuk menyimpan uang penyelewengan tersebut. Namun, Yusuf
enggan menyebutkan nama bank tersebut.
PPATK telah memastikan bahwa penegak hukum segera melakukan audit terhadap bank
tersebut. "Disebutkan nama bank tertentu yang menampung. Ini harus segera diaudit. Kalau
ketemu, jangan dikasih toleransi, pidanakan saja. Itu sama saja dengan menerima pendapatan
8Maria Natalia, “Begini Modus Oknum PNS Pemda Lakukan Korupsi”. Di akses
pada tanggal 9 Juni 2017 dari
http://nasional.kompas.com/read/2012/02/08/17200917/Begini.Modus.Oknum.PNS.Pemd
a.Lakukan.Korupsi
uang-uang haram. Ada banknya yang bagus, tapi menjadi sulit karena tidak kooperatif, tidak
membantu memberikan informasi," pungkasnya.
Penulis: Maria Natalia
Editor: Tri Wahono