1
K URNIATI Aisah menekan tombol di ponselnya berulang kali dalam-dalam. Kerut di keningnya menanda- kan kekesalan yang tertahan. Pasalnya pelanggan Esia ini sudah ketiga kali mencoba un- reg konten islami di ponselnya, namun belum juga berhasil. “Gara-gara itulah aku jadi malas pakai konten-konten islami. Sudah berkali-kali aku unreg, tapi enggak bisa-bisa juga,” ucap gadis berusia 18 ta- hun itu kepada Media Indonesia, Sabtu (14/8). Ai, panggilan akrabnya, mengakui konten islami sering membantunya mengingatkan waktu salat atau membaca Alquran kapan dan di mana saja. Namun ia kesal juga ke- tika kesulitan menonaktifkan konten tersebut. “Buat pelajar lumayan juga biaya yang termakan konten itu saat kita merasa tidak ter- lalu memerlukannya,” ucap gadis yang baru saja lulus dari SMAN 70 Jakarta ini. Selain itu, ia merasa biaya yang harus dikeluarkannya terlalu besar untuk bisa me- nikmati konten-konten itu. “Sebenarnya konten-konten- nya bermanfaat, keren juga Alquran bisa berbentuk ponsel. Tapi harga harusnya bisa dise- suaikan, apalagi buat pelajar, lumayan juga 1.100 rupiah per hari kalau butuh telepon dan SMS,” ucapnya. Sementara itu Mohammad Sahlan, 30, sering kaget melihat sisa pulsa di ponselnya. Peng- guna ponsel jaringan CDMA dari salah satu penyedia teleko- munikasi mengungkapkan, “Saya enggak tahu berapa tarifnya.Kadang-kadang pulsa saya langsung habis. Saya memang sering mengunduh hadis-hadis yang ditampilkan karena bagus-bagus dan bisa di-share ke teman-teman. Nah, itu saya tidak tahu tarifnya.” Berlomba religius Momen bulan suci Ramadan memang unik. Banyak orang gegap gempita lebih memper- hatikan sisi religiusnya. Celah itu yang kemudian dimanfaat- kan penyedia layanan telepon seluler untuk menawarkan komoditas berbau religi. “Memang ada keunikan dalam bulan Ramadan ini. Masyarakat jadi berlomba-lom- ba untuk menjadi lebih religius, kembali ke nilai-nilai agama. Ini memang kami perhatikan betul sebagai pertimbangan untuk menawarkan ponsel bertur islami,” ucap Direktur Layanan Kerja Sama PT Bakrie Telecom, Rakhmat Junaidi, kepada Media Indonesia, di Ja- karta, Sabtu (14/8). Berbagai layanan, mulai dari layanan Alquran dan hadis, ceramah, azan, hingga berbagai info Islam menjadi tur-tur andalan berbagai penyedia layanan ponsel. Layanan-laya- nan tersebut dianggap menjadi tur andalan yang dibutuhkan masyarakat saat ini. Rakhmat mengakui bulan puasa efektif mengangkat nilai penjualan ponsel islami serta fitur-fitur pendukungnya. Ia mencontohkan, peluncuran produk Esia Hidayah tahun lalu yang mampu membuku- kan angka penjualan mencapai 500 ribu unit. “Memang menguntungkan karena memang apa yang kita tawarkan sesuai dengan yang dibutuhkan masyarakat. Tapi untuk tahun ini, kami tak ingin terburu-buru menargetkan. Saat ini jumlah produk yang telah diluncurkan di atas 100 ribu unit,” tuturnya. Apalagi, lanjut Rakhmat, pihaknya selalu menawarkan inovasi baru yang menawar- kan konsep koneksivitas kelu- arga. Bagaimana ponsel orang tua terhubung dengan ponsel anak. “Jadi anak bisa melapor- kan sudah salat atau belum, atau bacaan Alqurannya. Se- lain itu, kami juga tawarkan produk baru Alquran dengan tajwid berwarna yang dapat memudahkan pembelajaran Alquran,” sahutnya. Mengenai kesulitan unreg, Rakhmat menganjurkan pe- langgan untuk menghubungi pelayanan pelanggan untuk menonaktifkan konten secara manual. Adu konten religi Momen Ramadan tidak ha- nya dimanfaatkan Bakrie Tele- com. Operator telekomunikasi lainnya, PT Smart Telecom dan PT Mobile-8 Tbk yang telah bersinergi juga merilis ponsel Smartfren edisi islami. Dalam konferensi persnya di Jakarta beberapa waktu yang lalu, Kepala Marketing Mul- timedia Smart Telecom, Ruby Hermanto, bahkan menarget- kan angka penjualan sebesar 60 ribu unit hingga akhir Lebaran nanti. “Selain kaya akan tur is- lami, kelebihan ponsel ini ada- lah harganya yang murah dan bisa internet serta bisa dipakai untuk modem,” ucapnya. Selain itu, pihaknya juga menawarkan berbagai bonus, potongan pulsa, sampai undian berhadiah paket umrah sebagai penambah daya tarik kepada masyarakat. “Harganya juga kami patok sangat murah,” tandasnya. Lain lagi dengan operator seluler Axis. Selain berbagai konten islami yang ditawarkan, Axis memberikan tambahan layanan nomor roaming lokal ( local roaming number/LRN) eksklusif di Arab Saudi selama setahun. Memanfaatkan momen Ra- madan untuk memaksimalkan penjualan, kata Rakhmat, bu- kanlah keharaman. “Komodi- tas dalam bentuk positif saya rasa tidak masalah. Kami pikir yang penting bisa memberikan manfaat dan dapat membantu pelanggan untuk lebih taat beragama dengan berbagai aplikasi kami. Jadi tak hanya dunia saja yang dilihat, tapi juga akhirat,” sahutnya. Sementara itu, Ruby melihat ponsel dengan konten islami merupakan jawaban atas kebu- tuhan masyarakat, tak sekadar ikut-ikutan saja. “Ini adalah produk dan layanan yang dapat menjawab kebutuhan masyarakat umat muslim. Se- hingga pelanggan akan menda- pat banyak manfaat melalui konten-konten Islami yang ada di dalamnya,” katanya. Jangan menjebak Anggota Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia (BRTI), Heru Sutadi, menga- takan meski terlihat positif, konsumen perlu mewaspadai cara-cara berbagai operator ponsel dalam menawarkan konten islaminya. Komodifikasi Rama- dan, ucapnya, tidak berarti memboleh kan para opera- tor tersebut untuk menjebak pelanggannya. “Jadi meski positif, perlu diperhatikan juga cara-cara penjualannya. Jangan misalnya mengirimkan lagu islami, lalu tanpa disadari konsumen tiba-tiba ia sudah berlangganan tanpa pernah ia sepakati,” ungkapnya. Berbagai jebakan tersebut, lanjut pengamat telekomunika- si tersebut, justru akan meng- gerus nilai positif konten islami tersebut. Operator, imbuhnya, akan kehilangan kepercayaan dari pelanggannya. “Atau ada juga kasus di mana pelanggan sulit menonaktifkan ( unreg) konten islami yang tak ingin ia gunakan. Ini juga harus men- jadi perhatian,” ucapnya. Heru menambahkan, para operator tersebut juga harus se- cara rinci menjelaskan kepada pelanggannya berapa biaya yang perlu mereka keluarkan. Di sisi lain, Heru menegas- kan para operator juga harus lebih kreatif dalam mengemas konten islami. Ia berharap konten islami tersebut dapat dikembangkan menjadi media pembelajaran. “Jadi tak sekadar lagu, atau teks Alquran dan hadis, tapi bisa juga misalnya ada suara untuk membaca Alqurannya. Jadi bisa sambil belajar,” tan- dasnya. (M-4) [email protected] PROMOSI KONTEN ISLAMI: Dua perempuan melihat promosi layanan konten islami di ponsel. Bulan Ramadan penuh dengan promosi konten islami dari banyak perusahaan penyedia telekomunikasi di Indonesia. Komodikasi Ramadan di Ponsel Kita Pop Digital | 45 SENIN, 16 AGUSTUS 2010 | MEDIA INDONESIA Bulan puasa bagi umat muslim ini selalu dipenuhi ragam promosi konten islami di ponsel. Hati-hati, bisa menghabiskan pulsa tanpa ampun. Vini Mariyane Rosya MI/AGUNG WIBOWO

SENIN, 16 AGUSTUS 2010 | MEDIA INDONESIA Komodifi kasi ... filedi-share ke teman-teman. Nah, itu saya tidak tahu tarifnya.” Berlomba religius Momen bulan suci Ramadan ... bisa internet

Embed Size (px)

Citation preview

KU R N I AT I A i s a h menekan tombol di ponselnya berulang kali dalam-dalam.

Kerut di keningnya menanda-kan kekesalan yang tertahan. Pasalnya pelanggan Esia ini sudah ketiga kali mencoba un-reg konten islami di ponselnya, namun belum juga berhasil.

“Gara-gara itulah aku jadi malas pakai konten-konten islami. Sudah berkali-kali aku unreg, tapi enggak bisa-bisa juga,” ucap gadis berusia 18 ta-hun itu kepada Media Indonesia, Sabtu (14/8).

Ai, panggilan akrabnya, mengakui konten islami sering membantunya mengingatkan waktu salat atau membaca Alquran kapan dan di mana saja. Namun ia kesal juga ke-tika kesulitan menonaktifkan konten tersebut.

“Buat pelajar lumayan juga biaya yang termakan konten itu saat kita merasa tidak ter-lalu memerlukannya,” ucap gadis yang baru saja lulus dari SMAN 70 Jakarta ini.

Selain itu, ia merasa biaya yang harus dikeluarkannya terlalu besar untuk bisa me-nikmati konten-konten itu. “Sebenarnya konten-konten-nya bermanfaat, keren juga Alquran bisa berbentuk ponsel. Tapi harga harusnya bisa dise-suaikan, apalagi buat pelajar, lumayan juga 1.100 rupiah per hari kalau butuh telepon dan SMS,” ucapnya.

Sementara itu Mohammad Sahlan, 30, sering kaget melihat sisa pulsa di ponselnya. Peng-guna ponsel jaringan CDMA dari salah satu penyedia teleko-munikasi mengungkapkan, “Saya enggak tahu berapa tarifnya.Kadang-kadang pulsa saya langsung habis. Saya memang sering mengunduh hadis-hadis yang ditampilkan karena bagus-bagus dan bisa di-share ke teman-teman. Nah, itu saya tidak tahu tarifnya.”

Berlomba religius Momen bulan suci Ramadan

memang unik. Banyak orang gegap gempita lebih memper-

hatikan sisi religiusnya. Celah itu yang kemudian dimanfaat-kan penyedia layanan telepon seluler untuk menawarkan komoditas berbau religi.

“Memang ada keunikan dalam bulan Ramadan ini. Masyarakat jadi berlomba-lom-ba untuk menjadi lebih religius, kembali ke nilai-nilai agama. Ini memang kami perhatikan betul sebagai pertimbangan untuk menawarkan ponsel berfi tur islami,” ucap Direktur Layanan Kerja Sama PT Bakrie Telecom, Rakhmat Junaidi, kepada Media Indonesia, di Ja-karta, Sabtu (14/8).

Berbagai layanan, mulai dari layanan Alquran dan hadis, ceramah, azan, hingga berbagai info Islam menjadi fi tur-fi tur andalan berbagai penyedia layanan ponsel. Layanan-laya-nan tersebut dianggap menjadi fi tur andalan yang dibutuhkan masyarakat saat ini.

Rakhmat mengakui bulan puasa efektif mengangkat nilai

penjualan ponsel islami serta fitur-fitur pendukungnya. Ia mencontohkan, peluncuran produk Esia Hidayah tahun lalu yang mampu membuku-kan angka penjualan mencapai 500 ribu unit.

“Memang menguntungkan karena memang apa yang kita tawarkan sesuai dengan yang dibutuhkan masyarakat. Tapi untuk tahun ini, kami tak ingin terburu-buru menargetkan. Saat ini jumlah produk yang telah diluncurkan di atas 100 ribu unit,” tuturnya.

Apalagi, lanjut Rakhmat, pihaknya selalu menawarkan inovasi baru yang menawar-kan konsep koneksivitas kelu-arga. Bagaimana ponsel orang tua terhubung dengan ponsel anak. “Jadi anak bisa melapor-kan sudah salat atau belum, atau bacaan Alqurannya. Se-lain itu, kami juga tawarkan produk baru Alquran dengan tajwid berwarna yang dapat memudahkan pembelajaran

Alquran,” sahutnya.Mengenai kesulitan unreg,

Rakhmat menganjurkan pe-langgan untuk menghubungi pelayanan pelanggan untuk menonaktifkan konten secara manual.

Adu konten religi Momen Ramadan tidak ha-

nya dimanfaatkan Bakrie Tele-com. Operator telekomunikasi lainnya, PT Smart Telecom dan PT Mobile-8 Tbk yang telah bersinergi juga merilis ponsel Smartfren edisi islami.

Dalam konferensi persnya di Jakarta beberapa waktu yang lalu, Kepala Marketing Mul-timedia Smart Telecom, Ruby Hermanto, bahkan menarget-kan angka penjualan sebesar 60 ribu unit hingga akhir Lebaran nanti. “Selain kaya akan fi tur is-lami, kelebihan ponsel ini ada-lah harganya yang murah dan bisa internet serta bisa dipakai untuk modem,” ucapnya.

Selain itu, pihaknya juga

menawarkan berbagai bonus, potongan pulsa, sampai undian berhadiah paket umrah sebagai penambah daya tarik kepada masyarakat. “Harganya juga kami patok sangat murah,” tandasnya.

Lain lagi dengan operator seluler Axis. Selain berbagai konten islami yang ditawarkan, Axis memberikan tambahan layanan nomor roaming lokal (local roaming number/LRN) eksklusif di Arab Saudi selama setahun.

Memanfaatkan momen Ra-madan untuk memaksimalkan penjualan, kata Rakhmat, bu-kanlah keharaman. “Komodi-tas dalam bentuk positif saya rasa tidak masalah. Kami pikir yang penting bisa memberikan manfaat dan dapat membantu pelanggan untuk lebih taat beragama dengan berbagai aplikasi kami. Jadi tak hanya dunia saja yang dilihat, tapi juga akhirat,” sahutnya.

Sementara itu, Ruby melihat

ponsel dengan konten islami merupakan jawaban atas kebu-tuhan masyarakat, tak sekadar ikut-ikutan saja. “Ini adalah produk dan layanan yang dapat menjawab kebutuhan masyarakat umat muslim. Se-hingga pelanggan akan menda-pat banyak manfaat melalui konten-konten Islami yang ada di dalamnya,” katanya.

Jangan menjebakAnggota Badan Regulasi

Telekomunikasi Indonesia (BRTI), Heru Sutadi, menga-takan meski terlihat positif, konsumen perlu mewaspadai cara-cara berbagai operator ponsel dalam menawarkan konten islaminya.

K o m o d i f i k a s i R a m a -dan, ucapnya, tidak berarti memboleh kan para opera-tor tersebut untuk menjebak pelanggannya. “Jadi meski positif, perlu diperhatikan juga cara-cara penjualannya. Jangan misalnya mengirimkan lagu islami, lalu tanpa disadari konsumen tiba-tiba ia sudah berlangganan tanpa pernah ia sepakati,” ungkapnya.

Berbagai jebakan tersebut, lanjut pengamat telekomunika-si tersebut, justru akan meng-gerus nilai positif konten islami tersebut. Operator, imbuhnya, akan kehilangan kepercayaan dari pelanggannya. “Atau ada juga kasus di mana pelanggan sulit menonaktifkan (unreg) konten islami yang tak ingin ia gunakan. Ini juga harus men-jadi perhatian,” ucapnya.

Heru menambahkan, para operator tersebut juga harus se-cara rinci menjelaskan kepada pelanggannya berapa biaya yang perlu mereka keluarkan. Di sisi lain, Heru menegas-kan para operator juga harus lebih kreatif dalam mengemas konten islami. Ia berharap konten islami tersebut dapat dikembangkan menjadi media pembelajaran.

“Jadi tak sekadar lagu, atau teks Alquran dan hadis, tapi bisa juga misalnya ada suara untuk membaca Alqurannya. Jadi bisa sambil belajar,” tan-dasnya. (M-4)

[email protected]

PROMOSI KONTEN ISLAMI: Dua perempuan melihat promosi layanan konten islami di ponsel. Bulan Ramadan penuh dengan promosi konten islami dari banyak perusahaan penyedia telekomunikasi di Indonesia.

Komodifi kasi Ramadan di Ponsel Kita

Pop Digital | 45SENIN, 16 AGUSTUS 2010 | MEDIA INDONESIA

Bulan puasa bagi umat muslim ini selalu dipenuhi ragam promosi konten islami di ponsel. Hati-hati, bisa menghabiskan pulsa tanpa ampun.

Vini Mariyane Rosya

MI/AGUNG WIBOWO