Upload
eko-komarudin-sadiman
View
192
Download
31
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Biologi Perilaku
Citation preview
LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI PERILAKU
Uji Sensorik dan Motorik serta Memori Mencit
diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah praktikum biologi perilaku
Disusun oleh:
Nama : Eko Komarudin Sadiman
NIM : 1127020015
Dosen : Ucu Julita, M.Si.
Asisten : Teh Citra
Tanggal Praktikum : 03 November 2014
Tanggal Pengumpulan: 10 November 2014
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UIN SUNAN GUNUNG DJATI
BANDUNG
2014/1435 H
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Untuk melakukan percobaan laboratorium objek hewan yang digunakan
sebaiknya mengguankaan hewan dengan bobot rendah, seperti mencit. Mencit
memiliki bobot yang rendah, sehingga sangat mudah dilakukan dalam percobaan
laboratorium yang merupakan skala kecil. Mencit (Mus musculus) adalah hewan
yang masih satu kerabat dengan tikus liar ataupun tikus rumah. Mencit adalah
binatang asli Asia, India, dan Eropa Barat. Jenis ini sekarang ditemukan di seluruh
dunia karena pengenalan oleh manusia.
Mencit memiliki perilaku yang unik dalam hal sensorik dan motoriknya.
Motorik adalah semua gerakan tubuh, termasuk alam pengertian motorik adalah
gerak in ternal tidak teramati yang berawal dari penangkapan stimulus
olehindra, penyampaian stimulus tersebut oleh susunan syaraf sensorik ke
bagian memori (otak), pembuatan keputusan dan penyampaian keputusan
tersebut ke otot oleh susunan syaraf motorik. Uji sensorik ini merupakan uji yang
dapat melihat mencit yang mengalami kegagalan proses saat embriologi atau tidak,
sedangkan uji motorik dapat melihat perilaku mencit dalam mempertahankan
tubuhnya dari serangan yang akan mengganggu dirinya. Selain itu pula, mencit dapat
melakukan lokomosi yang sangat aktif dan khas.
Mencit memiliki perilaku kognisi yang cukup baik. Kognisi ini merupakan
kemampuan berpikir dan rasionalisasi, termasuk proses belajar, mengingat, menilai,
orientasi, persepsi dan memperhatikan. Sehingga untuk mengetahui ada tidaknya
gannguan pada fungsi kognosi nya dilakukan ujicoba praktikum mengenai uji
memori dengan lintasan maze.
I.2 Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum mengenai Uji Sensorik dan Motorik Mencit (Mus
musculus) adalah, untuk mengetahui adanya penyimpangan perilaku anak mencit
pada masa pralahir, serta untuk mengetahui pola lokomosi. Sedangkan tujuan dari
praktikum unji memori mencit ini adalah untuk mengamatai serta mengetahui proses
belajar dan memori yang diperlihatkann oleh mencit melalui maze leazrning.
I.3 Hipotesis
Mencit yang merupakan hewan mamalia, memiliki penciuman yang normal
ketika indera penciumannya tidak mengalami gangguan, maka akan terlihat
bagaimana penciuman mencit terhadap bahan ujinya sebagai respon dari saraf
sensoriknya. Selain itu pula, akan terlihat bagaimana mencit dalam melakukan
perilaku kemampuan gerak refleks, lokomosi berjalan dan berenang dalam
menghadapi serangan dari luar. Serta mencit mampu memperlihatkan perilaku
belajar dan memori mengingat mencit yang ditunjukkan memalui proses belajar dan
mengingat dengan menggunakan maze learning.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Mencit merupakan salah satu hewan yang sering dipakai untuk percobaan. Hewan
ini paling kecil diantara jenisnya dan memiliki galur mencit yang berwarna putih.
Mencit termasuk hewan pengerat (rodentia) yang dapat dengan cepat berkembang biak.
Pemeliharaan hewan ini pun relatif mudah, walaupun dalam jumlah yang banyak.
Pemeliharaannya ekonomis dan efisien dalam hal tempat dan biaya. Mencit memiliki
variasi genetik cukup besar serta sifat anatomis dan fisiologisnya terkarakterisasi dengan
baik (Malole dan Pramono 1989 dalam Agustiyanti, 2008).
Menurut Priambodo (1995) dalam Pribadi (2008), mencit dan tikus masih
merupakan satu famili, yaitu termasuk ke dalam famili Muridae. Dan mencit merupakan
hewan yang paling banyak digunakan sebagai hewan model laboratorium dengan
kisaran penggunaan antara 40-80 %.
Menurut Moriwaki et al. (1994) dalam Pribadi (2008), mencit banyak digunakan
sebagai hewan laboratorium (khususnya digunakan dalam penelitian biologi), karena
memiliki keunggulan-keunggulan seperti siklus hidup yang relatif pendek, jumlah anak
per kelahiran banyak, variasi sifat-sifatnya tinggi, mudah ditangani, serta sifat produksi
dan karakteristik reproduksinya mirip hewan lain, seperti sapi, kambing, domba, dan
babi.
Adapun klasifikasi dari mencit (Mus musculus), menurut Pribadi (2008) :
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Sub filum : Vertebrata
Class : Mamalia
Ordo : Rodentia
Famili : Muridae
Genus : Mus
Species : Mus musculus. SW
Sistem saraf berfungsi untuk menerima rangsangan, menghantarkannya dan
mengintegrasikannya untuk selanjutnya mengaktifkan efektor kedalam koordinasi
rangsang. Otak sebagai salah satu pusat sistem saraf juga merupakan pusat intelektual,
kemauan dan kesadaran. Sistem saraf disusun oleh tiga bagian utama, yaitu :
a. Sistem saraf pusat (otak dan sumsum tulang belakang)
b. Sistem saraf tepi
c. Sistem saraf otonom (Cartono, 2004).
Saraf kranial I (Olfaktorius) merupakan sel reseptor utama untuk indera penciuman.
Saraf ini memonitor asupan bauan yang dibawa udara ke dalam sistem pernapasan
manusia dan sangat menentukan rasa, aroma dan palatabilitas dari makanan dan
minuman. Selain fungsinya yang dalam meningkatkan nafsu makan melalui bauan, Saraf
Olfaktorius juga dapat berperan dalam memperingatkan adanya makanan yang busuk,
kebocoran gas, polusi udara, dan asap yang berbahaya untuk tubuh (Goetz dan Pappert,
2007).
Gerak merupakan pola koordinasi yang sangat sederhana untuk menjelaskan
penghantar impuls oleh saraf. Gerak pada umumnya terjadi secara sadar, namun ada
pula gerak yang terjadi tanpa di sadari yaitu gerak refleks. Impuls pada gerakan sadar
melalui jalan panjang, yaitu dari reseptor, ke saraf sensoris di bawah ke otak untuk
selanjutnya diolah oleh otak kemudian hasil olahan oleh otak berupa tanggapan, di
bawah oleh saraf motor sebagai perintah yang harus dilaksanakan oleh efektor
(Darmadi, 2005).
Suatu refleks adalah respons motorik tak sadar dan cepat terhadap suatu stimulus.
Lengkung refleks memiliki 5 unsur: reseptor, neuron sensorik, pusat integrasi, neuron
motorik dan efektor. Jadi dapat di katakan gerakan terjadi tanpa dipengaruhi kehendak
atau tanpa disadari terlebih dahulu. Contoh gerak refleks misalnya berkedip, bersin, atau
batuk. Unit dasar setiap kegiatan refleks terpadu adalah lengkung refleks. Lengkung
refleks ini terdiri dari alat indra, serat saraf aferen satu atau lebih sinaps yang terdapat di
susunan saraf pusat atau di ganglion simpatios saraf eferent dan efektor (Pribadi, 2008).
Kognisi adalah suatu konsep yang kompleks yang melibatkan sekurang-kurangnya
aspek memori, perhatian, fungsi eksekutif, persepsi, bahasa dan fungsi psikomotor.
Malah, setiap aspek ini sendiri adalah kompleks. Bahkan, memori sendiri meliputi
proses encoding, penyimpanan dan pengambilan informasi serta dapat dibagikan
menjadi ingatan jangka pendek, ingatan jangka panjang dan working memory. Perhatian
dapat secara selektif, terfokus, terbagi atau terus-menerus, dan persepsi meliputi
beberapa tingkatan proses untuk mengenal objek yang didapatkan dari rangsangan
indera yang berlainan (visual, auditori, perabaan, penciuman). Fungsi eksekutif
melibatkan penalaran, perencanaan, evaluasi, strategi berpikir, dan lain-lain. Pada sisi
lain, aspek kognitif bahasa adalah mengenai ekspresi verbal, perbendaharaan kata,
kefasihan dan pemahaman bahasa. Fungsi psikomotor adalah berhubungan dengan
pemrograman dan eksekusi motorik. Tambahan pula, semua fungsi kognitif di atas ini
dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti suasana hati (sedih atau gembira), tingkat
kewaspadaan dan tenaga, kesejahteraan fisik dan juga motivasi (Nehlig, 2010).
Fungsi kognitif adalah kemampuan berpikir dan rasionalisasi, termasuk proses
belajar, mengingat, menilai, orientasi, persepsi dan memperhatikan. Gangguan fungsi
kognitif erat kaitannya dengan fungsi otak karena kemampuan untuk berpikir akan
dipengaruhi oleh otak (Herlina, 2010).
Gangguan fungsi kognitif adalah suatu gangguan fungsi otak berupa gangguan
orientasi, perhatian, konsentrasi, daya ingat dan bahasa serta fungsi intelektual (Herlina,
2010).
Menurut Herlina (2010) bahwa gangguan fungsi kognitif adalah suatu gangguan ke
arah demensia yang diperlihatkan dengan adanya gangguan berhitung, bahasa, daya
ingat semantik (kata-kata), dan pemecahan masalah (problem solving).
BAB III
METODE
3.1 Alat dan Bahan
Praktikum ini dilaksanakan di Laboratorium terpadu Biologi UIN Sunan Gunung Djati,
Bandung. Praktikum ini mengenai uji sensorik dan motorik serta memori mencit. Alat yang
digunakan ialah aquarium, bidang miring (kaca), stopwatch, Maze (Y, T, Labirin, Water E),
kamera, alat tulis, dan tangga kecil (samaran). Sedangkan untuk bahan yang digunakan ialah
mencit (Mus musculus) sebanyak 2 ekor, pakan mencit, air, minyak kayu putih, parfum,
alkohol, dan tissu.
3.2 Cara Kerja
A. Uji Sensorik dan Motorik Mencit
a. Pra Pengujian
Sebelum melakukan pengujian, semua mecit diberi penandaan terlebih dahulu
pada tubuhnya dengan menggunakan spidol agar mempermudahkan identifikasi
individu. Penandaan dilakukan pada bagian ekor mencit
b. Pengujian.
1. Uji Sensorik Uji penciuman (olfactory avoidance test)
Mencit yang akan diamati diberi tanda pada bagian punggung menggunakan
spidol berwarna hitam. Pengujian dilakukan pada anak mencit. Pengujian dilakukan
masing-masing satu kali dengan mendekatkan anak mencit pada jarak 5cm dari cotton
bud yang sebelumnya telah dicelupkan kedalam: Pakan mencit yang telah
dihancurkan, aseton, minyak kayu putih dan parfum.
Dengan ketentuan: - Mencit tidak berekasi - penciuman netral (0)
- Manghindari bau - penciuman positif (+)
- Mendekati bau - penciuman negative (-)
2. Uji motorik Gerak refleks
a. Uji kemampuan reflex motorik membalikkan badan (surface righting reflex)
Mencit diletakkan di meja datar dengan posisi terlentang dengan punggung
rapat pada permukaan meja ditahan sebentar kemudian lepas. Dicatat waktu yang
diperlukan mencit untuk dapat mengembalikan tubuhnya hingga keempat kakinya
tegak diatas meja. Dilakukan uji ini sebangak tiga kali berturut-turut dan hitung rata-
rata waktunya.
b. Uji kemampuan refleks menghindar jurang (cliff avoidance reflex)
Mencit diletakkan dengan posisi ujung jari kaki depan dan mulut sejajar
dengan tepi meja ditahan sebentar kemudian lepas dicatat waktu yang diperlukan
mencit untuk memutar badannya menjauhi meja/tepi meja. Dilakukan uji ini
sebanyak 3 kali berturut-turut dan hitung rata-rata waktunya
c. Uji kemampuan reflex geotaksis negative (negative geotaksis reflex)
Pada bidang miring 250 mencit diletakkan ditengah dengan kepala mengarah
kebawah dan tubuh sejajar garis vertical, ditahan sebentar kemudian dilepaskan.
Dicatat waktu yang diperlukan mencit untuk memutar tubuhnya 1800 dilakukan uji
ini tiga kali berturut-turut dan dihitung rata-rata waktunya hingga mencit memutar
tubuhnya.
3. Uji motorik Lokomosi hewan vertebrata (Mencit)
a. Lokomosi berenang
Akuarium disi dengan air hangat (27-300 C) dengan ketinggian air sekitar 6-
7cm, mencit diatuhkan di sisi ujung aquarium dan diamati pergerakan mencit dalam
aquarium tersebut. mencit dibiarkan berenang selama mungkin dan dilakukan
penentuan penilaian gerakan mencit untuk: skor arah berenang, skor sudut berenang
dan skor penggunaan anggota badan.
1. Arah berenang :
Skor: 0 = tenggelam
1 = Terapung
2 = Berputar-putar
3 = Lurus
2. Sudut berenang
Skor: 0 = Kepala dan tubuh dibawah permukaan air
1 = Permukaan kepala dan sebagian hidung dipermukaan air
2 = Bagian kepala sebatas mata diatas permukaan air
3 = Bagian kepala, mata, dan setengah telinga diatas permukaan air
4 = Kepala dan seluruh telingan diatas permukaan air
3. Penggunaan anggota gerak
Skor: 0 = Tidak menggunakan anggota gerak
1 = Menggunakan keempat anggota gerak
B = Menggunakan kedua kaki depan saja
B. Uji Memori Mencit
a. Uji Maze Learning Test Battery
Pakan mencit diletakkan disudut maze di sebelah kanan yang di tetapkan sebagai
sasarannya (goal). Mencit diletakkan dan dilepaskan dititik start. Catat waktu yang
diperlukan (durasi) dan jumlah kesalahan yang dilakukan oleh mencit untuk mencapai
sasaran. Tiap pengujian dilakukan sebanyak tiga kali pengulangan untuk setiap mencit
secara berturut-turut tanpa istirahat. Lakukakn langkah kerja yang sama dengan
sebelumnya. untuk pengujian pada maze lain ( T maze dan Y maze)
Jenis kesalahan yang dapat terjadi dalam maze learning test battery pada penelitian ini
diklsifikasikan menjadi :
- Kesalahn seleksi (s) : arah gerak berlawanan dengan sasaran, tetapi tidak sampai masuk
ke dekat pintu hambatan.
- Kesalahan zonasi (z) : arah gerak masuk ke dekat pintu hambatan yang berlawanan
dengan letak pintu terbuka
- Kesalahan backing (b) : arah gerak membalik lagi kea rah yang sudah benar atau masuk
kembali ke dekat pintu start.
Untuk kesalahan pada uji T dan Y maze adalah hanya kesalahan seleksi dan backing.
b. Uji Water E Maze Battery
Tangga sasaran diletakkan disudut maze di sebelah kanan yang di tetapkan sebagai
sasarannya (goal). Mencit diletakkan dan dilepaskan dititik start. Catat waktu yang
diperlukan (durasi) dan jumlah kesalahan yang dilakukan oleh mencit untuk mencapai
sasaran. Tiap pengujian dilakukan sebanyak tiga kali pengulangan untuk setiap mencit
secara berturut-turut tanpa istirahat.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Pengamatan
A. Uji Sensorik
Pada praktikum ini untuk menguji sensorik mencit maka kami melakukan pengujian
terhadap penciumannya dengan 4 pengujian yaitu kayu putih, parfum, pakan, dan alkohol.
masing-masing uji dilakukan pengulangan 3 kali ulangan.
100%
Kayu Putih
Positif NegatifNetral
100%
Parfum
Positif NegatifNetral
33%
33%
33%
Pakan
Positif Negatif Netral
67%17%
17%
Alkohol
Positif Negatif Netral
Gambar 1. Grafik uji sensorik penciuman
Pada pengujian kayu putih, dari grafik diatas dapat diketahui bahwa mencit bereaksi
positif yang artinya menjauhi kayu putih, sekitar 100%. Hal ini dilakukan mencit karena bau
kayu putih cukup menyengat dan berbau tidak sedap bagi mencit sehingga mencit menjauh.
Hal serupa juga terjadi pada pengujian dengan menggunakan parfum, dari grafik diatas dapat
diketahui bahwa mencit bereaksi positif (menjauh), dengan persentase 100%. Hal ini karena
parfum sendiri mengandung methanol yang berbau menyengat sehingga membuat mencit
bereaksi menjauh. Pada pengujian pakan, mencit melakukan aksi yang beragam yaitu positif
(34%), negatif (33%), dan netral (33%). Reaksi negatif (mendekat) menunjukkan bahwa
mungkin mencit merasa lapar dan tertarik dengan bau pakan tersebut sehingga mencit
mendekat, reaksi positif (menjauh) dan netral (diam) mungkin karena mencit tidak begitu
tertarik terhadap bau dari pakan tersebut, mungkin juga karena sudah tidak lapar atau
mungkin juga mencit mengalami stress sehingga tidak bernafsu dan tertarik terhadap bau
pakan. Pada pengujian alkohol, dari grafik diatas teramati bahwa mencit melakukan reaksi
positif (67%), negatif (16%) dan netral (17%). reaksi menjauh (positif) karena alkohol yang
berbau menyengat membuat mencit menjauh, mendekat (negative) dan netral (diam)
mungkin mencit mengalami stress sehingga tidak terkontrol gerakannya.
Menurut Juwono (1994), pengujian indra penciuman merupakan penentu dalam
identifikasi aroma dan cita rasa makanan-minuman yang dihubungkan oleh saraf trigeminus
sebagai pemantau zat kimia yang terhirup. Indra penciuman dianggap salah satu sistem
kemosensorik karena sebagian besar zat kimia menghasilkan persepsi olfaktorius, trigeminus,
dan pengecapan.
B. Uji Motorik
1. Pengujian Perilaku terhadap Respon Motorik Mencit
Men
ghin
dari
juran
g
Mem
balik
kan b
adan
Geotak
sis ne
gatif
Lokom
osi b
erjala
n
Lokom
osi b
erena
ng05
10152025
Diagram Durasi terhadap Perilaku
Mencit 1
Mencit 2
Perilaku
Dur
asi (
s)
Gambar 1. Grafik uji motorik perilaku terhadap respon
Grafik diatas menunjukkan bahwa lamanya durasi yang dilakukan oleh mencit paling
lama pada pengujian lokomosi berenang.
2. Grafik Durasi Dari Setiap Pengulangan Perilaku
a. Menghindari Jurang
1 2 30
1
2
3
4
5
6
4
3
55
2 2
Menghindari Jurang
Mencit 1
Mencit 2
Gambar 3. Grafik uji motorik menghindari jurang
Berdasarkan hasil pada grafik diatas menunjukkan bahwa kemampuan
refleks menghindari jurang mencit rata-rata membutuhkan waktu yang cukup
cepat karena dari data rata-rata mencit memerlukan waktu 3-4 detik untuk
dapat melakukan refleks menghindari jurang, hal ini terjadi karena mungkin
mencit merasa terancam oleh predator sehingga mencit akan melakukan aksi
menghindari jurang dengan waktu yang singkat.
Menurut ,refleks baru dapat terjadi bila di dukung oleh adanya lengkung
refleks. Bila suatu reseptor terangsang sehingga menimbukan respon terhadap
efektor (otot atau kelenjar), maka aksi tersebut merupakan aksi repleks
b. Membalikkan Badan
1 2 30
0.4
0.8
1.2
1.6
0.9
1.4
0.7
1.5
0.80.7
Membalikkan Badan
Mencit 1
Mencit 2
Gambar 4. Grafik uji motoric membalikkan badan
Pada uji membalikkan badan pada grafik diatas, mencit memerlukan
waktu yang sangat singkat untuk dapat berbalik. rata-rata kurang dari 2 detik,
hal ini dikarenakan mencit memiliki gerak refleks yang cukup baik untuk
menghindari ancaman atau keadaan yang dirasanya tidak aman, sehingga
mencit dapat membalikkan badan dengan sangat cepat.
c. Geotaksis Negatif
1 2 302468
10121416
10
68
7
3
15
Geotaksis Negatif
Mencit 1
Mencit 2
Gambar 4. Grafik uji motoric geotaksis negatif
Pada pengujia geotaksi negatif, berdasarkan grafik diatas mencit
memerlukan waktu yang cukup cepat untuk dpaat membalikkan arah jalannya
ketika dihadapkan pada media dengan sudut 25o, hal ini terjadi mungkin
karena mencit merasa permukaan miring tersebut merupakan ancaman yang
dapat membuat dirinya dalam bahaya atau bahkan cidera (misalnya terjatuh)
jika mencit berjalan kebawah, tidak menghindari gravitasi.
C. Uji Lokomosi
1. Lokomosi Berjalan
Pola pergerakan dari kedua mencit dengan durasi individu 1 ( 8s) dan individu 2
(2.6s) pada jarak 20 cm.
1 2 30
2
4
6
8
10
12
1
43
10
7 7
Lokomosi Berjalan
Mencit 1
Mencit 2
Gambar 5. Grafik uji motoric durasi lokomosi berjalan
Pada pengamatan lokomosi berjalan, dengan durasi mencit di ujikan pada
tempat yang lurus sekitar 20cm untuk mengamati lokomosi pergerakannya
Individu 1
Individu 2
dalam berjalan. hasil pengamatan menunjukkan bahwa pergerakan lokomosi
jalan pada mencit selalu diawali dengan kaki kiri depan atau kanan depan
yang diikuti oleh kaki kanan belakang dan kiri belakang.
2. Lokomosi Berenang
100%
Arah Renang
0123 100%
Sudut Berenang
01234
100%
Penggunaan Anggota Gerak
0123
Gambar 6. Grafik uji motoric lokomosi berenang
Berdasarkan pengamatan diatas maka dapat diketahui bahwa pada uji lokomosi berenang
dimana mencit dimasukkan kedalam aquarium berisi air, sebenarnya harusnya airnya hangat
kaerna agar mencit tidak mengalami kedinginan saat pengujian dengan suhu sekitar 27-30oC.
karena jika mencit mengalami kedinginan nantinya dikhawatirkan mencit akan sakit, stress
atau bahkan mati. dari arah renangnya kebanyakan mencit rata-rata melakukan arah berenang
lurus (3) dengan sudut berenang umumnya kepala dan seluruh bagian telinga diatas
permukaan air (4), dan penggunaan anggota gerak dengan menggunakan keempat anggota
gerak (1).
Berdasarkan pengujian sensorik dan motoric pada kedua individu mencit dapat diketahui
bahwa keduanya mencit memberikan respon positif terhadap uji sensorik penciuman.
Mencit juga memberikan respon positif terhadap uji motorik yang meliputi
kemampuan refleks membalikkan badan dengan durasi yang cukup cepat,
menghindari jurang cukup cepat dan bereaksi/ memberikan respon positif, geotaksis
nagatif umumnya cepat, dan uji lokomosi berjalan dan berenang kebanyakannya
menggunakan keempat anggota gerak, dengan arah berenang lurus dan sudut
berenang kepala dan seluruh telinga ada diatas permukaan air.
D. Uji Memori Mencit
Pada praktikum mengenai memori ini hewan yang digunakan ialah Mencit (Mus
musculus). Hewan ini memiliki perilaku kognisi yang cukup baik. Sifat kognisi ini
merupakan salah satu fungsi dari otak yang memiliki kemampuan berpikir dan rasionalisasi,
termasuk proses belajar, mengingat, menilai, orientasi, persepsi dan memperhatikan. Untuk
mengetahui ada atau tidaknya proses belajar pada mencit, maka di lakukannya uji coba
praktikum mengenai uji memori mencit yang dilakukan pada beberapa lintasan maze.
1. Uji memori pada Y Maze
a.Anova dan Homogenous durasi terhadap pengulangan tiap individu uji Y Maze
ANOVA
durasi
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups 28.000 2 14.000 .217 .817
Within Groups 193.500 3 64.500
Total 221.500 5
Berdasarkan tabel ANOVA diatas dapat dilihat bahwa nilai signifikasi durasi terhadap
pengulangan tiap individu pada uji Y maze ini memiliki nilai signifikasi 0.817, hal ini dengan
nilai signifikasi yang > dari 0.05 menujukkan bahwa nilai signifikasi pada uji tersebut tidak
berbeda nyata. Maka setiap individu ini tidak mengalami perbedaan dari setiap ulangannya
terhadap proses belajar dan mengingat antar individu.
durasi
ulangan N
Subset for alpha =
0.05
1
Tukey HSDa 3 2 8.50
2 2 12.50
1 2 13.50
Sig. .819
Duncana 3 2 8.50
2 2 12.50
1 2 13.50
Sig. .575
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.
a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 2.000.
Dan berdasarkan data pada tabel homogenous dan ANOVA diatas menunjukan bahwa
mencit pada uji memori di lintasan Y maze tersebut mengalami proses pembelajaran karena
durasi waktu setiap pengulangan durasi yang diperoleh semakin cepat.
b.ANOVA dan Homogenous jumlah kesalahan terhadap pengulangan tiap individu uji
Y Maze
ANOVA
Kesalahan
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups 93.000 2 46.500 1.192 .416
Within Groups 117.000 3 39.000
Total 210.000 5
Berdasarkan tabel ANOVA diatas dapat dilihat bahwa nilai signifikasi durasi terhadap
pengulangan tiap individu pada uji Y maze ini memiliki nilai signifikasi 0.416, hal ini
dengan nilai signifikasi yang > dari 0.05 menujukkan bahwa nilai signifikasi pada uji tersebut
tidak berbeda nyata.
Kesalahan
ulangan N
Subset for alpha =
0.05
1
Tukey HSDa 3 2 9.50
2 2 11.00
1 2 18.50
Sig. .428
Duncana 3 2 9.50
2 2 11.00
1 2 18.50
Sig. .244
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.
a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 2.000.
Dan berdasarkan data pada tabel homogenous dan ANOVA diatas menunjukan bahwa
mencit pada uji memori di lintasan Y maze tersebut mengalami proses pembelajaran, Karena
jumlah kesalahan pada tiap individu di setiap ulangan mengalami pengurang jumlah
kesalahan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa mencit ini mengalami proses mengingat dan
belajar yang baik.
1 2 30
5
10
1513.5 12.5
8.5
Durasi kemampuan Belajar pada Uji Y Maze
durasi
Pengulangan
1 2 305
101520
19
11 10
Jumlah Kesalahan pada Uji Y Maze
Jumlah Kesalahan
Pengulangan
Gambar 7. Durasi dan Jumlah kesalahan pada Uji Y Maze
Berdasarkan grafik diatas durasi pada uji Y maze yang memiliki durasi paling lama ini
yaitu pada pengulangan 1 yaitu 13.5 detik dengan jumlah kesalahan 19. Hal ini dapat
diakibatkan karena mencit sedang mencoba mengingat jalan untuk langsung ke sasaran.
Sehingga waktu dan jumlah yang diperoleh lebih besar dan tinggi. Sedangkan untuk
pengulangan ke tiga, karena telah mengalami proses belajar dan mengingat yang baik,
dengan durasi waktu 8,5 detik dan jumlah kesalahaannya berkurang.
2. Uji memori pada T Maze
a.Anova dan Homogenous durasi terhadap pengulangan tiap individu uji Y Maze
ANOVA
durasi
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups 24.333 2 12.167 .598 .604
Within Groups 61.000 3 20.333
Total 85.333 5
Berdasarkan tabel ANOVA diatas dapat dilihat bahwa nilai signifikasi durasi terhadap
pengulangan tiap individu pada uji T maze ini memiliki nilai signifikasi 0.604, hal ini dengan
nilai signifikasi yang > dari 0.05 menujukkan bahwa nilai signifikasi pada uji tersebut tidak
berbeda nyata. Maka setiap individu ini tidak mengalami perbedaan dari setiap ulangannya
terhadap proses belajar dan mengingat antar individu.
durasi
ulangan N
Subset for alpha =
0.05
1
Tukey HSDa 2 2 7.00
1 2 7.50
3 2 11.50
Sig. .627
Duncana 2 2 7.00
1 2 7.50
3 2 11.50
Sig. .389
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.
a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 2.000.
Dan berdasarkan data pada tabel homogenous dan ANOVA diatas menunjukan bahwa mencit
pada uji memori di lintasan T maze tersebut mengalami proses pembelajaran karena durasi
waktu setiap pengulangan durasi yang diperoleh semakin cepat hanya saja diulangan ke tiga
durasinya meningkat kembali. Hal ini diduga karena mencit mengalami stress sehingga ia
tidak mampu focus terhadap tujuannya.
b.ANOVA dan Homogenous jumlah kesalahan terhadap pengulangan tiap individu uji
T Maze
ANOVA
Kesalahan
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups 7.000 2 3.500 .085 .920
Within Groups 123.000 3 41.000
Total 130.000 5
Berdasarkan tabel ANOVA diatas dapat dilihat bahwa nilai signifikasi durasi terhadap
pengulangan tiap individu pada uji T Maze ini memiliki nilai signifikasi 0.920, hal ini
dengan nilai signifikasi yang > dari 0.05 menunjukkan bahwa nilai signifikasi pada uji
tersebut tidak berbeda nyata.
Kesalahan
ulangan N Subset for alpha =
0.05
1
Tukey HSDa 2 2 5.50
1 2 7.50
3 2 8.00
Sig. .922
Duncana 2 2 5.50
1 2 7.50
3 2 8.00
Sig. .720
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.
a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 2.000.
Dan berdasarkan data pada tabel homogenous dan ANOVA diatas menunjukan bahwa
mencit pada uji memori di lintasan T maze tersebut mengalami proses pembelajaran, Karena
jumlah kesalahan pada tiap individu di setiap ulangan mengalami pengurangan jumlah
kesalahan namun meningkat kembali di ulangan ke tiga. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
mencit ini mengalami proses mengingat dan belajar yang cukup baik.
1 2 30
5
10
15
7.5 7
11.5
Durasi kemampuan Belajar pada Uji T Maze
durasi
Pengulangan
1 2 302468
10
86
8
Jumlah Kesalahan pada Uji T Maze
Jumlah Kesalahan
Pengulangan
Gambar 8. Grafik Durasi kemampuan belajar dan jumlah kesalahan pada Uji T
maze
Berdasarkan grafik diatas durasi pada uji T maze yang memiliki durasi paling lama ini
yaitu pada pengulangan 3 yaitu 11.5 detik dengan jumlah kesalahan 8. Hal ini dapat
diakibatkan karena mencit sedang mencoba mengingat jalan untuk langsung ke sasaran.
Sehingga waktu dan jumlah yang diperoleh lebih besar dan tinggi. Sedangkan untuk
pengulangan ke tiga, karena telah mengalami proses belajar dan mengingat yang baik,
dengan durasi waktu 7 detik dan jumlah kesalahaannya berkurang.
3. Uji memori pada maze learning test battery
Uji memori pada maze learning test battery, ini di ujikan pada mencit dengan
mengguanakn lintasan maze labirin dengan sasaran (goal) yang dituju adalah pakan yang
disimpan di ujung kanan pada maze. Pengujian ini dilakukan sebnyak 3 kali ulangan dengan
menghitung durasi berapa lama waktu hingga menuju sasaran dan hitung berapa kesalahan
yang dilakukan oleh hewan uji (mencit).
a.Anova dan Homogenous durasi terhadap pengulangan tiap individu uji Labirin maze
ANOVA
durasi
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups 1520.333 2 760.167 .441 .680
Within Groups 5175.000 3 1725.000
Total 6695.333 5
Berdasarkan tabel ANOVA diatas dapat dilihat bahwa nilai signifikasi durasi terhadap
pengulangan tiap individu pada uji labirin maze ini memiliki nilai signifikasi 0.680, hal ini
dengan nilai signifikasi yang > dari 0.05 menujukkan bahwa nilai signifikasi pada uji tersebut
tidak berbeda nyata. Maka setiap individu ini tidak mengalami perbedaan dari setiap
ulangannya terhadap proses belajar dan mengingat antar individu.
durasi
ulangan N
Subset for alpha =
0.05
1
Tukey HSDa 1 2 34.50
3 2 62.50
2 2 72.00
Sig. .675
Duncana 1 2 34.50
3 2 62.50
2 2 72.00
Sig. .430
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.
a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 2.000.
Dan berdasarkan data pada tabel homogenous dan ANOVA diatas menunjukan bahwa
mencit pada uji memori di lintasan Labirin maze tersebut mengalami proses pembelajaran
karena durasi waktu setiap pengulangan durasi yang diperoleh semakin. Hal ini diduga
karena mencit mengalami stress sehingga ia tidak mampu focus terhadap tujuannya.
b.ANOVA dan Homogenous jumlah kesalahan terhadap pengulangan tiap individu uji
Labirin Maze
ANOVA
Kesalahan
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups 514.333 2 257.167 4.421 .128
Within Groups 174.500 3 58.167
Total 688.833 5
Berdasarkan tabel ANOVA diatas dapat dilihat bahwa nilai signifikasi durasi terhadap
pengulangan tiap individu pada uji labirin maze ini memiliki nilai signifikasi 0.128, hal ini
dengan nilai signifikasi yang > dari 0.05 menunjukkan bahwa nilai signifikasi pada uji
tersebut tidak berbeda nyata.
Kesalahan
ulangan N
Subset for alpha =
0.05
1
Tukey HSDa 3 2 7.50
2 2 12.00
1 2 29.00
Sig. .130
Duncana 3 2 7.50
2 2 12.00
1 2 29.00
Sig. .067
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.
a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 2.000.
Dan berdasarkan data pada tabel homogenous dan ANOVA diatas menunjukan bahwa
mencit pada uji memori di lintasan Labirin maze tersebut mengalami proses pembelajaran,
Karena jumlah kesalahan pada tiap individu di setiap ulangan mengalami pengurangan
jumlah kesalahan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa mencit ini mengalami proses
mengingat dan belajar yang baik.
1 2 30
20
40
60
80
34.5
7262.5
Durasi kemampuan Belajar pada Uji Labirin Maze
durasi
Pengulangan
1 2 30
10
20
3029
128
Jumlah Kesalahan pada Uji Labirin Maze
Jumlah Kesalahan
Pengulangan
Gambar 9. Durasi kemampuan belajar dan jumlah kesalahan pada Uji labirin Maze
Berdasarkan grafik diatas durasi pada uji Labirin maze yang memiliki durasi paling lama
ini yaitu pada pengulangan 2 yaitu 72 detik dengan jumlah kesalahan 12. Hal ini dapat
diakibatkan karena mencit sedang mencoba mengingat jalan untuk langsung ke sasaran.
Sehingga waktu dan jumlah yang diperoleh lebih besar dan tinggi. Sedangkan untuk
pengulangan ke tiga, karena telah mengalami proses belajar dan mengingat yang baik,
dengan durasi waktu 34.5 detik dan jumlah kesalahaannya justru meningkat. Hal ini diduga
mencit mengalami stress.
4. Uji memori pada water E maze
a.Anova dan Homogenous durasi terhadap pengulangan tiap individu uji water E maze
ANOVA
durasi
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups 172.000 2 86.000 .249 .794
Within Groups 1037.500 3 345.833
Total 1209.500 5
Berdasarkan tabel ANOVA diatas dapat dilihat bahwa nilai signifikasi durasi terhadap
pengulangan tiap individu pada uji maze learning labirin ini memiliki nilai signifikasi
0.794, hal ini dengan nilai signifikasi yang > dari 0.05 menujukkan bahwa nilai signifikasi
pada uji tersebut tidak berbeda nyata. Maka setiap individu ini tidak mengalami perbedaan
dari setiap ulangannya terhadap proses belajar dan mengingat antar individu.
durasi
ulangan N
Subset for alpha =
0.05
1
Tukey HSDa 2 2 12.50
1 2 20.50
3 2 25.50
Sig. .781
Duncana 2 2 12.50
1 2 20.50
3 2 25.50
Sig. .532
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.
a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 2.000.
Dan berdasarkan data pada tabel homogenous dan ANOVA diatas menunjukan bahwa
mencit pada uji memori di lintasan water E maze tersebut mengalami proses pembelajaran
karena durasi waktu setiap pengulangan durasi yang diperoleh flukturatif. Hal ini diduga
karena mencit mengalami stress sehingga ia tidak mampu focus terhadap tujuannya.
b.ANOVA dan Homogenous jumlah kesalahan terhadap pengulangan tiap individu uji
water E maze
ANOVA
Kesalahan
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups 3.000 2 1.500 .158 .861
Within Groups 28.500 3 9.500
Total 31.500 5
Berdasarkan tabel ANOVA diatas dapat dilihat bahwa nilai signifikasi durasi terhadap
pengulangan tiap individu pada uji water E maze ini memiliki nilai signifikasi 0.861, hal ini
dengan nilai signifikasi yang > dari 0.05 menunjukkan bahwa nilai signifikasi pada uji
tersebut tidak berbeda nyata.
Kesalahan
ulangan N
Subset for alpha =
0.05
1
Tukey HSDa 2 2 2.00
3 2 2.00
1 2 3.50
Sig. .882
Duncana 2 2 2.00
3 2 2.00
1 2 3.50
Sig. .657
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.
a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 2.000.
Dan berdasarkan data pada tabel homogenous dan ANOVA diatas menunjukan bahwa
mencit pada uji memori di lintasan water E maze tersebut mengalami proses pembelajaran,
Karena jumlah kesalahan pada tiap individu di setiap ulangan mengalami pengurangan
jumlah kesalahan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa mencit ini mengalami proses
mengingat dan belajar yang baik.
1 2 30
10
20
30
20.5
12.5
25.5
Durasi kemampuan Belajar pada Uji Water E Maze
durasi
Pengulangan
1 2 3012345
4
2 2
Jumlah Kesalahan pada Uji Water E Maze
Jumlah Kesalahan
Pengulangan
Gambar 10. Durasi kemampuan belajar dan jumlah kesalahan pada Uji water E Maze
Berdasarkan grafik diatas durasi pada uji water E maze yang memiliki durasi paling lama
ini yaitu pada pengulangan 3 yaitu 25.5 detik dengan jumlah kesalahan 2. Hal ini dapat
diakibatkan karena mencit sedang mencoba mengingat jalan untuk langsung ke sasaran.
Sehingga waktu dan jumlah yang diperoleh lebih besar dan tinggi. Sedangkan untuk
pengulangan ke tiga, karena telah mengalami proses belajar dan mengingat yang baik,
dengan durasi waktu 12.5 detik dan jumlah kesalahan menurun.
Terjadinya penurunan jumlah kesalahan pada uji meori diatas merupakan hasil dari proses
belajar. Pada ulangan ke satu, kesalahan masih tinggi kemudian pengulangan ke dua dan
ketiga jumlah kesalahannya berkurang karena mencit telah melakukan proses belajar.
Menurut Irwanto (1991), belajar merupakan proses yang didasarkan pada pengalaman
sehingga mengubah sistem syaraf dan perilaku. Perubahan yang terjadi pada sistem syaraf
dan perilaku tersebut dinamakan memori (ingatan). Belajar memerlukan kemampuan ingatan.
Ingatan adalah kemampuan untuk menyimpan informasi sehingga dapat digunakan lagi
dimasa mendatang. Secara fisiologis ingatan adalah hasil dari perubahan kemampuan
penjalaran sinaptik dari satu neuron ke neuron berikutnya, sebagai aktivitas neural
berikutnya. Perubahan ini kemudian membentuk jaras-jaras baru atau jaras-jaras yang
terfasilitasi untuk membentuk penjalaran sinyal-sinyal melalui lintasanneural otak. Jaras-jaras
ini penting karena begitu ia menetap atau ada, maka akan diaktifkan oleh benak pikiran untuk
menimbulkan kembali ingatan.
Dari hasil praktikum ini menyatakan bahwa kedua individu mencit memiliki kognisi yang
baik, tidak ada gangguan fungsi kognitif pada keduanya. Menurut Herlina (2010), gangguan
kognisi ini merupakan gangguan dari suatu gangguan fungsi otak berupa gangguan orientasi,
perhatian, konsentrasi, daya ingat dan bahasa serta fungsi intelektual. Gangguan fungsi
kognitif adalah suatu gangguan ke arah demensia yang diperlihatkan dengan adanya
gangguan berhitung, bahasa, daya ingat semantik (kata-kata), dan pemecahan masalah
(problem solving). Gangguan fungsi kognitif untuk jangka panjang jika tidak dilakukan
pananganan yang optimal akan meningkatkan resiko demensia.
KESIMPULAN
Berdasarkan praktikum kali ini mengenai uji sensorik dan motoric serta uji memori pada
dua individu mencit, didapatkan hasil bahwa kedua mencit memberikan respon positif
terhadap uji sensorik penciuman. Mencit juga memberikan respon positif terhadap uji
motorik yang meliputi kemampuan refleks membalikkan badan serta mengindari
jurang dan geotaksis negatif dengan durasi yang cukup cepat dan uji lokomosi
berjalan dan berenang kebanyakannya menggunakan keempat anggota gerak, dengan
arah berenang lurus dan sudut berenang kepala dan seluruh telinga ada diatas
permukaan air. Sedangkan dari pengujian memori, kedua mencit nampak melakukan
proses pembelajaran melalui berbagai maze. terlihat bahwa jumlah kesalahan pada
proses pembelajaran mencit mengalami pengurangan pada setiap ulangan dari
ulangan kesatu sampai ketiga. Dan ini mengindikasikan bahwa kedua mencit
memiliki kognisi yang baik sehingga mampu melakukan proses pembelajaran yang
cukup baik pula.
DAFTAR PUSTAKA
Agustiyani, D.A. 2008. Pengaruh Pemberian Ekstrak Tumbuhan Obat Antimalaria Quassia
indica Terhadap Toksikopatologi Organ Hati Dan Ginjal Mencit (Mus musculus).
Skripsi. Departemen Klinik Reproduksi dan Patologi Fakultas Kedokteran Hewan.
IPB: Bogor.
Cartono, M. P., M. T. 2004. Biologi Umum. Prisma Press: Bandung.
Darmadi, Goenarso. 2005. Fisiologi Hewan. Universitas Terbuka:
Jakarta.
Goetz, Christopher G. MD., Eric J. Pappert MD. 2007. Textbook of
Clinical Neurology. Thieme: Washington DC.
Herlina. 2010. Pengaruh Triterpen Total Pegagan (Centella asiatica(L)Urban) Terhadap
Fungsi Kognitif Belajar Dan Mengingat Pada Mencit Jantan Albino(Mus musculus).
Jurnal Penelitian Sains. Universitas Sriwijaya: Palembang.
Irwanto. 1991. Psikologi Umum. PT. Gramedia Pustaka Utama: Jakarta.
Juwono, T. 1996. Pemeriksaan Klinik Neurologik Dalam Praktek: EGC: Jakarta.
Nehlig, A., 2010. Is Caffeine a Cognitive Enhancer. Journal of Alzheimer Disease 20: S85-
S94.
Pribadi, A. Gutama. 2008. Penggunaan Mencit Dan Tikus Sebagai Hewan Model Penelitian
Nikotin. Skripsi. Rogram studi teknologi produksi ternak fakultas peternakan IPB:
Bogor.
LAMPIRAN
A. Tabel Hasil Uji Sensorik
MencitUlanga
n
Uji
Kayu Putih Parfum Pakan Alkohol
1 1+ + + -
2+ + 0 +
3+ + - 0
2 1+ + + +
2+ + - +
3+ + 0 +
Kayu Putih Parfum Pakan Alkohol
0 0 0 2 1+ 6 6 2 4- 0 0 2 1
Jumlah 6 6 6 6
B. Tabel Hasil Uji Motorik
1. Pengujian Perilaku terhadap Respon Motorik Mencit
Mencit ke-
Uji PerilakuDurasi (s) Rata-
rata1 2 31 Menghindari jurang 4 3 5 4
Membalikkan badan0.9
1.4
0.7 1
Geotaksis negatif 10 6 8 8Lokomosi berjalan 2 4 3 3Lokomosi berenang 28 4 13 15
2 Menghindari jurang 5 2 2 3
Membalikkan badan1.5
0.8
0.7 1
Geotaksis negatif 7 3 15 8.33Lokomosi berjalan 10 7 7 8Lokomosi Berenang 13 12 47 24
C. Tabel Uji Lokomosi
Uji Lokomosi Berenang
Arah renang Sudut Renang Anggota gerak
Mencit UlanganSko
rMencit Ulangan
Skor
Mencit UlanganSko
r1 1 3 1 1 4 1 1 1
2 3 2 4 2 13 3 3 4 3 1
2 1 3 2 1 4 2 1 12 3 2 4 2 13 3 3 4 3 1
Skor Persentase Skor Persentase Skor Persentase0 0 0 0 0 01 0 1 0 1 100%2 0 2 0 2 0
3 100% 3 0 3 04 100%
Mencit ke-
Penilaian Skor Keterangan
1 Arah berenang 3 Lurus
Sudut berenang4
Bagian kepala, mata dan setengah telinga di atas permukaan air
Penggunaan anggota gerak 1
Mengunakan keempat anggota gerak
2 Arah berenang 3 Lurus
Sudut berenang4
Bagian kepala, mata dan setengah telinga di atas permukaan air
Penggunaan anggota gerak 1
Mengunakan keempat anggota gerak
Uji Lokomosi Berjalan
Pola Pergerakan Lokomosi Berjalan
Individu 1
Individu 2
D. Tabel Uji Memori Mencit
UjiMencit
ke-
Ulangan ke1 2 3
Durasi S+Z+B Durasi (s) S+Z+B Durasi (s) S+Z+B
(s)Y-
Maze1
10 19 4 7 5 32 17 18 21 15 12 16
T-Maze
13 2 9 3 14 3
2 12 13 5 8 9 13Labiri
n1
8 38 47 10 27 92 61 20 97 14 98 6
Water E-
Maze1
28 6 13 4 4 02 13 1 12 0 47 4