8
SEPSIS I. PENGERTIAN Deskripsi: Sepsis terjadi mikroorganisme memasuki tubuh dan menginisiasi respon sistem inflamasi, pada sepsis berat terjadi perfusi jaringan abnormal disertai disfungsi organ. Sepsis disebabkan berbagai macam mikroorganisme, termasuk gram positif aerob, anaerob , jamur dan virus. Infeksi pada sistem respirasi adalah tempat tersering penyebab sepsis diikuti genitourinaria dan GI tract ( Lagu T, Crit Care Med 2012 & Mann EA, Shock 2012 ) A. Kriteria diagnostik: 1.Umum a.Demam ( suhu > 38,3 C ) b.Hipotermia ( suhu < 36 C ) c.Heart Rate > 90x/ menit d.Takipnea e.Perubahan status mental f. Hyperglikemia ( Gula darah > 140 mg/dl atau 7,7 mmol/L ) tanpa disertai diabetes 2. Inflammatory Variables Leukositosis ( Leukosit > 12.000 ), Leukopenia ( leukosit < 4000 ), Peningkatan

Sepsis

Embed Size (px)

DESCRIPTION

sepsis

Citation preview

Page 1: Sepsis

SEPSIS

I. PENGERTIAN

Deskripsi: Sepsis terjadi mikroorganisme memasuki tubuh dan

menginisiasi respon sistem inflamasi, pada sepsis berat terjadi perfusi

jaringan abnormal disertai disfungsi organ. Sepsis disebabkan berbagai

macam mikroorganisme, termasuk gram positif aerob, anaerob , jamur dan

virus. Infeksi pada sistem respirasi adalah tempat tersering penyebab

sepsis diikuti genitourinaria dan GI tract ( Lagu T, Crit Care Med 2012 &

Mann EA, Shock 2012 )

A. Kriteria diagnostik:

1. Umum

a. Demam ( suhu > 38,3 C )

b. Hipotermia ( suhu < 36 C )

c. Heart Rate > 90x/ menit

d. Takipnea

e. Perubahan status mental

f. Hyperglikemia ( Gula darah > 140 mg/dl atau 7,7 mmol/L )

tanpa disertai diabetes

2. Inflammatory Variables

Leukositosis ( Leukosit > 12.000 ), Leukopenia ( leukosit <

4000 ), Peningkatan CRP dan procalcitonin ( > 2 SD diatas nilai

normal ).

3. Variabel Hemodinamik

Hipotensi arterial ( tekanan darah sistolik < 90 mm Hg,

MAP< 70 mmHg atau sistolik menurun > 40 mmHg )

4. Variabel Disfungsi organ

Arterial hipoksemia ( PaO2/FiO2 < 300 ), oliguria akut,

Peningkatan kreatinin, perpanjangan Faal hemostasis, ileus,

trombositopenia, hiperbilirubin ( Levy MM, Fink MP, Marshall JC,

Page 2: Sepsis

et al 2001 International Sepsis Definitions Conference. Crit Care

Med. 2003 )

B. Kriteria Sepsis ( ada 2 atau lebih ):

Suhu > 38,3 atau <36 C

Heart Rate > 90x/ menit

Respiratory Rate > 20x/ menit atau PaCO2< 32 mmHg

WBC > 12000/mm3 , < 4000/mm3

Capilary Refill Time > 3 detik

Produksi urin < o,5ml/ kg BB

Perubahan status mental

EEG abnormal

Lactat > 2mmol/L

Hitung platelet < 100.000 per ml

Disseminated Intravascular Coagulation

Acute Respiratory Distress Syndrome ( ARDS )/ Acute Lung Injury

( Intensive and Critical Care Nursing Dec 2015 )

II. PATOGENESIS

Syndrom meliputi sepsis berat dan shock septik. Pada host, interaksi

patogen menyerang organisme dan melukai jaringan, melepaskan protein

intraseluler yang mengakibatkan pergerakan neutrofil, monosit, limfosit,

makrophag, mast cells, dan platelets menurun drastis. ( Critical Care

Nursing, 2014 ).

Page 3: Sepsis

Pencetus oleh hormonal kompleks serta bahan-bahan kimia yang

dihasilkan baik langsung/ tidak langsung oleh sistem pertahanan tubuh

sebagai respon terhadap efek yang merugikan yang diakibatkan oleh

toksin bakteri. Aktivasi seluler, humoral dan sistem pertahanan kekebalan

oleh toksin secara umum mengakibatkan respon peradangan.

III. Pemeriksaan diagnostik

1. Biakan darah, sputum, urine, luka operasi/ non operasi, sinus-sinus

dan aliran invasif. Hasil positif tidak perlu untuk diagnosis

2. Sel darah putih mengalami kenaikan dan akan menurun dengan

berkembangnya shock

3. Mungkin terjadi hiperglikemia, diikuti hipoglikemia pada fase lanjut

4. Alkalosis respratorik, hipoksemia ringan

5. CT Scan = mnentukan lokasi abses

6. X-Ray dan foto abdomen= dapat menampakkan proses penularan

Aspek perawatan supportif

1. Pemulihan intravaskuler = pemulihan hipotensi, pasien memerlukan

beberapa liter cairan atau lebih, yang dipandu dengan parameter

hemodinamik. Masih terjadi perdebatan antara pemakaian cairan

kkristaloid atau koloid untuk penggantian volume.

2. Pemeliharaan curah jantung= tujuan terapeutik mempertahankan

oksigenasi dan perfusi jaringan dan meningkatkan curah jantung, melalui

obat-obatan vasoaktif, misalnya Dopamin, levarterol, epineprin, nipride.

Peran perawat dalam terapi ini adalah memberikan obat-obatan tersebut ,

memantau ketat pasien terhadap reaksi dan efek samping obat yang

membahayakan.

3. Menjamin ventilasi dan oksigenasi yang adekuat= intubasi endotrakeal dan

ventilasi mekanis.

4. Memberikan lingkungan metabolik yang sesuai= pemantauan fungsi

hematologik, ginjal dan hepar’

Page 4: Sepsis

MULTIPLE ORGAN DYSFUNCTION SYNDROME ( MODS )

Definisi:kegagalan progresif fisiologis dua atau lebih sistem organ secara terpisah

pada pasien sakit akut seperti homeostasis yang tidak dapat dipertahankan tanpa

intervensi

(American College of Chest Physicians/Society of Critical Care Medicine

Consensus and Conference. Definitions for sepsis and organ failure and guidelines

for the use of inovative therapies in sepsis. Crit Care Med 2004 )

MODS merupakan penyebab utama kematian di perawatan kritis. Disfungsi atau

kegagalan dua atau lebih organ diperkirakan tingkat kematian 54% dan meningkat

hingga 100% saat terjadi kegagalan pada 5 sistem organ

( Cheek DJ, et al. Pathophysiology: the Biologic Basis for Diseases in Adults and

Children. 6th ed. St Louis: Mosby; 2010 )

MODS biasanya terjadi 7-14 hari sesudah infeksi berat dan dikaitkan dengan

ARDS, ikterik, dan hiperbilirubinemia, dan gagal ginjal

ETIOLOGI

Ada dua MODS primer dan sekunder. Primer terjadi saat disfungsi organ pertama

kali, dan sekunder merupakan manifestasi lanjut disfungsi organ menyebar pada

disfungsi organ –organ lain . MODS primer terjadi hanya sedikit dari kasus

MODS. Contoh kasus MODS primer = thermal injuries, AKI, infeksi invasif

((American College of Chest Physicians/Society of Critical Care Medicine

Consensus and Conference. Definitions for sepsis and organ failure and guidelines

for the use of inovative therapies in sepsis. Crit Care Med 2004 )

MODS sekunder terjadi awalnya ada kerusakan dini organ-organ yang menyerang

fungsi sistem regulasi imunitas, seperti liver dan GI tract dengan meningkatkan

Page 5: Sepsis

respon host terhadap insult. SIRS ( Systemic Inflammatory Respone Syndrome )

dan sepsis adalah penyebab umum terjadinya MODS sekunder.

PATOFISIOLOGI

Gambar diagram

Nursing Management :

Tindakan preventif berupa pencegahan dini manifestasi syndrom disfungsi organ,

meliputi cuci tangan, teknik aseptik, dan pemahaman bagaimana mikroorganisme

masuk dalam tubuh.

TINDAKAN KOLABORATIF:

1. Support oksigen transport = patent airway, pemberian oksigen, pemberian

obat-obatan vasoaktif, antidisritmia, inotropik positif

2. Support penggunaan oksigen = identifikasi dan koreksi penyebab asidosis

laktat

3. Menurunkan kebutuhan oksigen= sedasi/ paralitik, ntipiretik, penurun

nyeri

4. Identifikasi faktor penyebab inflamasi dan pengobatan= pemberian

antibiotik

5. Support nutrisi

6. Pengobatan disfungsi organ= GI, hepatobilier, pulmonal, ginjal,

kardiovaskuler, sistem koagulasi.

SYSTEMIC INFLAMMATORY RESPONE SYNDROME ( SIRS )

Definisi respon klinis akibat inflamasi yang meluas yang ditandai dengan :

Page 6: Sepsis

1. Suhu> 38 C atau < 36 C

2. Heart Rate > 90x/ menit

3. Respiratory rate > 20x/ menit

4. White Blood cell Count > 12.000/mm3 atau < 4000/mm3

Kondisi klinis :

Infeksi, pankreatitis, shock hemoragik, multiple trauma, aspirasi cairan lambung,

transfusi masif, immune-mediated organ injury

SIRS diidentifikasi adanya dua atau lebih symptom termasuk demam/hipotermi,

takikardi, takipnea, dan perubahan jumlah leukosit didalam darah. Hubungan

antara symptomp SIRS dengan morbiditas dan mortalitas masih belum diketahui

hubungannya ( Pal Comstedt, Merete Storgaard and Annmarie T Lassen 2009 )