Upload
agung-dwi-laksono
View
228
Download
1
Embed Size (px)
Citation preview
7/24/2019 Seri Studi Kualitatif IPKM; Dhaksinarga Bhumikara, Tekad Gunung Kidul Mewujudkan Masyarakat Sehat dan Sejaht
1/137
7/24/2019 Seri Studi Kualitatif IPKM; Dhaksinarga Bhumikara, Tekad Gunung Kidul Mewujudkan Masyarakat Sehat dan Sejaht
2/137
PENERBIT PT KANISIUS
Dhaksinarga BhumikartaTekad Gunung Kidul Mewujudkan
Masyarakat Sehat dan Sejahtera
Kasnodihardjo
Yuana Wiryawan
Nurillah Amaliah
Nur Handayani Utami
7/24/2019 Seri Studi Kualitatif IPKM; Dhaksinarga Bhumikara, Tekad Gunung Kidul Mewujudkan Masyarakat Sehat dan Sejaht
3/137
Dhaksinarga Bhumikarta, Tekad Gunung Kidul Mewujudkan
Masyarakat Sehat dan Sejahtera
1015003043
2015 - PT Kanisius
Penerbit PT Kanisius (Anggota IKAPI)
Jl. Cempaka 9, Deresan, Caturtunggal, Depok, Sleman,
Daerah Ismewa Yogyakarta 55281, INDONESIA
Kotak Pos 1125/Yk, Yogyakarta 55011, INDONESIA
Telepon (0274) 588783, 565996; Fax (0274) 563349
E-mail : [email protected]
Website : www.kanisiusmedia.com
Cetakan ke- 3 2 1
Tahun 17 16 15
Editor :
Desainer isi : Oktavianus
Desainer sampul : Agung Dwi Laksono
ISBN 978-979-21-4378-2
Hak cipta dilindungi undang-undang
Dilarang memperbanyak karya tulis ini dalam bentuk dan dengan
cara apa pun, termasuk fotokopi, tanpa izin tertulis dari Penerbit.
Dicetak oleh PT Kanisius Yogyakarta
7/24/2019 Seri Studi Kualitatif IPKM; Dhaksinarga Bhumikara, Tekad Gunung Kidul Mewujudkan Masyarakat Sehat dan Sejaht
4/137
Dhaksinarga Bhumikarta iii
DEWAN EDITOR
Prof. dr. Agus Suwandono, MPH, Dr.PH guru besar padaUniversitas Diponegoro Semarang, sekaligus Profesor Riset
dari Badan Penelian dan Pengembangan Kementrian
Kesehatan Republik Indonesia.
Dr. Trihono, M.Sc Ketua Komite Pendayagunaan Konsultan
Kesehatan (KPKK), yang juga Ketua Majelis Tenaga Kesehatan
Indonesia (MTKI), sekaligus konsultan Health Policy Unit
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
Dr. Semiarto Aji Purwantoantropolog, Ketua Dewan Redaksi
Jurnal Antropologi Universitas Indonesia, sekaligus pengajar
pada Departemen Antropologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Polik Universitas Indonesia di Jakarta.
Atmarita, MPH., Dr.PH doktor yang expertdi bidang gizi.
7/24/2019 Seri Studi Kualitatif IPKM; Dhaksinarga Bhumikara, Tekad Gunung Kidul Mewujudkan Masyarakat Sehat dan Sejaht
5/137
iv
UCAPAN TERIMA KASIH
Ucapan terimakasih kami sampaikan kepada Internaonal
Development Research Centre, Oawa, Canada, atas dukungan
nansial yang diberikan untuk kegiatan pengembangan Indeks
Pembangunan Kesehatan Masyarakat tahun 2013 dan studi
kasus kualitaf gambaran peningkatan dan penurunan IPKM di
Sembilan Kabupaten/Kota di Indonesia.
This work was carried out with the aid of a grant from the
Internaonal Development Research Centre, Oawa, Canada.
7/24/2019 Seri Studi Kualitatif IPKM; Dhaksinarga Bhumikara, Tekad Gunung Kidul Mewujudkan Masyarakat Sehat dan Sejaht
6/137
v
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb.
Puji syukur kepada Allah SWT selalu kami panjatkan, karena
dengan rahmat dan karunia-Nya buku ini telah dapat diselesaikan
dengan baik. Buku ini merupakan bagian dari sembilan buku seri
hasil studi kualitaf di sembilan Kabupaten/Kota (Nagan Raya,
Padang Sidempuan, Tojo Una-Una, Gunungkidul, Wakatobi,
Murung Raya, Seram Bagian Barat, Lombok Barat, dan Tolikara)
di Indonesia, sebagai ndak lanjut dari hasil Indeks Pembagunan
Kesehatan Masyarakat.
Hasil Indeks Pembangunan Kesehatan Masyarakat (IPKM)
menunjukkan hasil yang bervariasi di antara 497 Kabupaten/Kota
di Indonesia. Beberapa Kabupaten/Kota mengalami peningkatan
ataupun penuruna nilai IPKM pada tahun 2013 ini dibandingkandengan IPKM 2007. Sembilan buku seri ini akan menggambarkan
secara lebih mendalam faktor-faktor yang berkaitan dengan
penurunan ataupun peningkatan nilai IPKM yang berkaitan
dengan kondisi sosial, ekonomi, budaya, maupun geogras
wilayah Kabupaten/Kota. Buku ini diharapkan dapat memberikan
semangat ataupun pemikiran yang inovaf bagi Kabupaten/Kota
lokasi studi kualitaf dilakukan, dalam membangun kesehatan
secara lebih terarah dan terpadu. Disamping itu, buku ini dapat
memberikan suatu pembelajaran bagi Kabupaten/Kota lainnya
dalam meningkatkan status kesehatan masyarakatnya.
Penghargaan yang nggi serta terima kasih yang tulus kami
sampaikan atas semua dukungan dan keterlibatan yang opmal
kepada m penulis buku, Internaonal Development Research
7/24/2019 Seri Studi Kualitatif IPKM; Dhaksinarga Bhumikara, Tekad Gunung Kidul Mewujudkan Masyarakat Sehat dan Sejaht
7/137
Dhaksinarga Bhumikartavi
Center (IDRC) Oawa, Canada, peneli Badan Litbangkes,
para pakar di bidang kesehatan, serta semua pihak yang telah
berparsipasi dalam studi kualitaf dan penulisan buku ini. Kami
sampaikan juga penghargaan yang nggi kepada semua pihak di
daerah Provinsi, Kabupaten/Kota sampai dengan ngkat Desa
baik di sektor kesehatan maupun non-kesehatan serta anggota
masyarakat, yang telah berparsipasi akf dalam studi kualitaf
di sembilan Kabupaten/Kota.
Kami menyadari masih banyak kekurangan dan kelemahan
dari penyusunan buku ini, untuk itu akan menerima secara
terbuka masukan dan saran yang dapat menjadikan buku ini
lebih baik. Kami berharap buku ini selanjutnya dapat bermanfaat
bagi upaya peningkatan pembangunan kesehatan masyarakat di
Indonesia.
Billahiauqwalhidayah, Wassalamualaikum Wr.Wb.
Jakarta, Juli 2015
Kepala Badan Penelian dan Pengembangan Kesehatan
Kementrian Kesehatan RI.
Prof. dr. Tjandra Yoga Aditama
SpP (K)., MARS., DTM&H., DTCE.
7/24/2019 Seri Studi Kualitatif IPKM; Dhaksinarga Bhumikara, Tekad Gunung Kidul Mewujudkan Masyarakat Sehat dan Sejaht
8/137
vii
DAFTAR ISI
UCAPAN TERIMA KASIH......................................................... iv
KATA PENGANTAR ............................................................... v
DAFTAR ISI ............................................................... vii
DAFTAR TABEL ............................................................... x
DAFTAR GAMBAR ............................................................... xi
BAB 1 PENDAHULUAN......................................................... 1 1. 1. Latar Belakang................................................. 1
1. 2. Mengapa Kabupaten Gunungkidul Dipilih
Sebagai Salah Satu Daerah Studi? ................... 4
1. 3. Gambaran Status Kesehatan ........................... 5
1.3.1 Mortalitas ............................................. 6
1.3.2 Morbiditas ............................................ 6
1.3.3 Status Gizi.............................................. 7 1. 4. Metode Penelian........................................... 9
BAB 2 POTRET KABUPATEN GUNUNGKIDUL........................ 13
2. 1. Kondisi Wilayah ................................................. 13
2. 2. Klimatologi ........................................................ 17
2. 3. Ekonomi Penduduk ......................................... 18
2. 4. Kemiskinan ........................................................ 19 2. 5. Pendidikan dan Agama ................................... 20
2. 6. Rencana Strategis ............................................ 20
2.6.1. Pembagian Urusan dan Kewenangan
Kabupaten dalam Bidang Kesehatan ..... 22
2.6.2. Visi, Misi, Tujuan Dinas Kesehatan
Kabupaten Gunungkidul ....................... 24
2. 7. Sumber Daya Manusia Kesehatan ..................... 33
7/24/2019 Seri Studi Kualitatif IPKM; Dhaksinarga Bhumikara, Tekad Gunung Kidul Mewujudkan Masyarakat Sehat dan Sejaht
9/137
Dhaksinarga Bhumikartaviii
2. 8. Sarana dan Prasarana Kesehatan...................... 35
2. 9. Sumber Daya Keuangan .................................... 36
2.10. Potensi Daerah ................................................. 36
2.10.1.Potensi Perekonomian ......................... 37
2.10.2. Potensi Sosial Budaya .......................... 37
BAB 3 STUDI KASUS ............................................................. 41
3.1. KESEHATAN BALITA .......................................... 41
3.1.1 Program Unggulan Kesehatan Sebagai
Bentuk Dukungan Kebijakan Pemerintah
Daerah ................................................... 43
3.1.2 Analisis Pelaksanaan Program
Kesehatan Balita .................................... 45
3.1.3. Pelaksanaan .......................................... 53
3.1.4. Monitoring Dan Evaluasi........................ 62
3.1.5. Peran Lintas Sektor ............................... 62
3.1.6. Peran Serta Masyarakat Dalam
Penanggulangan Gizi Kurang................. 65
3.1.7. Faktor Budaya yang Menghambat......... 68
3.2. Penyakit Tidak Menular (PTM) ......................... 71
3.2.1. Dukungan Kebijakan dan
Strategi Intervensi.................................. 75
3.2.2. Perencanaan.......................................... 76
3.2.3. Pembiayaan ........................................... 77
3.2.4. Sumber Daya Manusia ........................... 77
3.2.5. Sarana dan Prasarana ............................ 78
3.2.6. Pelaksanaan........................................... 78
3.2.7. Peranserta Masyarakat .......................... 80
3.3. Kesehatan Lingkungan Sanitasi dan
Akses Air Bersih ............................................... 81
7/24/2019 Seri Studi Kualitatif IPKM; Dhaksinarga Bhumikara, Tekad Gunung Kidul Mewujudkan Masyarakat Sehat dan Sejaht
10/137
Dhaksinarga Bhumikarta ix
3.3.1. Kondisi Kesehatan
Kabupaten Gunungkidul ....................... 82
3.3.2. Dukungan Kebijakan dan Strategi
Intervensi Adakah Regulasi Posif?....... 84
3.3.3. Dukungan Kebijakan Pimpinan .............. 87
3.3.4. Dukungan Kebijakan Lintas Sektor......... 93
3.3.5. Pelaksanaan Program ............................ 94
BAB 4 PENUTUP ............................................................... 111
REKOMENDASI ............................................................... 117
DAFTAR PUSTAKA ............................................................... 119
7/24/2019 Seri Studi Kualitatif IPKM; Dhaksinarga Bhumikara, Tekad Gunung Kidul Mewujudkan Masyarakat Sehat dan Sejaht
11/137
x
DAFTAR TABEL
Tabel 1. 2. 1. IPKM Provinsi Daerah Ismewa Yogyakarta,
2007 dan 2013 .......................................... 5
Tabel 1. 3. 2. 1 Sepuluh Besar Penyakit di Puskesmas
Kabupaten Gunungkidul Tahun 2013 ......... 7
Tabel 1. 3. 3. 1 Cakupan Pemantauan Status Gizi (PSG),
KEP, Anemia dan BBLR (%) di Kabupaten
Gunungkidul Tahun 2011-2013 .................. 8
Tabel 2. 1. 1. Jarak Puskesmas, Ibukota Kecamatan ke
Ibukota Kabupaten dan Ibukota Provinsi... 16
Tabel 2. 6. 1 Target pencapaian dari indikator kinerja
utama ......................................................... 30
7/24/2019 Seri Studi Kualitatif IPKM; Dhaksinarga Bhumikara, Tekad Gunung Kidul Mewujudkan Masyarakat Sehat dan Sejaht
12/137
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2. 1. 1. Peta Kabupaten Gunungkidul ..................... 15
Gambar 3.1.1. Pengukuran panjang badan balita dengan
menggunakan pita ukur medline................. 55
Gambar 3.1.2. Pengukuran nggi badan dan
alat infantometer........................................ 56
Gambar 3.1.3. Proses penimbangan di Posyandu
pada saat PSG ............................................. 57
Gambar 3.1.4 Deklarasi Pencegahan Dini Tingkat
Kecamatan Saptosari................................... 70
Gambar 3. 1. 5 Deklarasi Pencegahan Dini Tingkat
Kecamatan Saptosari Disaksikan Bupa
Kabupaten Gunungkidul .............................. 70
Gambar 3.2.1. Surveilans Terpadu Penyakit Penyakit
Tidak Menular Rawat Inap 2010.................. 74
Gambar 3.2.2. Surveilans Terpadu Penyakit (STP)
RS Penyakit Tidak Menular Rawat Jalan 2010 74
Gambar 3. 2. 3. Surveilans Terpadu Penyakit RS Sennel
Penyakit Tidak Menular Rawat Jalan 2010.. 75
Gambar 3.2.4 Pelaksanaan Pos Pembinaan Terpadu(Posbindu) ................................................... 79
Gambar 3. 3. 1. Bak PAH di Desa Pringsurat Kecamatan
Saptosari, Kabupaten Gunungkidul ............ 89
Gambar 3. 3. 2 Bak PAH di Desa Pringsurat Kecamatan
Saptosari, Kabupaten Gunungkidul ............. 90
7/24/2019 Seri Studi Kualitatif IPKM; Dhaksinarga Bhumikara, Tekad Gunung Kidul Mewujudkan Masyarakat Sehat dan Sejaht
13/137
xii
Gambar 3.3.3 Penampungan Air dari PDAM di
Desa Pringsurat Kecamatan Saptosari,
Kabupaten Gunungkidul ............................. 92
Gambar 3.3.4. Jamban Cemplung di Kecamatan Saptosari 103
Gambar 4. 1. Analisis Sistem Kesehatan di Kabupaten
Gunungkidul ................................................ 116
7/24/2019 Seri Studi Kualitatif IPKM; Dhaksinarga Bhumikara, Tekad Gunung Kidul Mewujudkan Masyarakat Sehat dan Sejaht
14/137
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1. 1. Latar Belakang
Pembangunan kesehatan merupakan investasi dalam pe-
ningkatan kualitas sumber daya manusia yang produkf baiksecara sosial maupun ekonomi. Indeks Pembangunan Manusia
(IPM) merupakan salah satu alat ukur yang dapat mereeksikan
status pembangunan manusia. IPM ini dilihat berdasarkan
indikator Usia Harapan Hidup (UHH), pengetahuan dan standar
hidup layak. Kesehatan merupakan komponen yang penng
dalam mencapai usia hidup yang panjang dan sehat berkualitas.
Badan Penelian dan Pengembangan Kesehatan (Balit-
bangkes) mengembangkan Indeks Pembangunan Kesehatan
Masyarakat (IPKM) yang merupakan kumpulan indikator kese-
hatan. Serangkaian indikator ini telah dibahas oleh para ahli
kesehatan masyarakat dengan mudah dan langsung diukur secara
ilmiah untuk menggambarkan masalah kesehatan di Indonesia.
IPKM pertama kali dikembangkan pada tahun 2007 didasar-kan pada data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2007, Survey
Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2007 dan Survei Potensi
Desa (Podes) 2008. Dalam perjalanannya, IPKM ini mengalami
penyempurnaan dan perubahan model pada IPKM 2013. Data
yang digunakan untuk menyusun IPKM 2013 adalah Riskesdas
2013, Susenas 2012 dan Podes 2011. Perubahan ini mencakup
perubahan indikator dan metodologi penghitungan indeks.
7/24/2019 Seri Studi Kualitatif IPKM; Dhaksinarga Bhumikara, Tekad Gunung Kidul Mewujudkan Masyarakat Sehat dan Sejaht
15/137
Dhaksinarga Bhumikarta2
Pengurangan dan penambahan indikator dipilih oleh para ahli
kesehatan masyarakat (dalam dan luar negeri) berdasarkan pada
substansi kesehatan, permbangan prioritas program kesehatan
dan rencana pembangunan nasional. Berdasarkan permbangan
tersebut maka jumlah indikator kesehatan yang digunakan dalam
IPKM 2013 ditetapkan sebanyak 30 indikator dari sebelumnya
yang hanya 24 indikator. Berikut adalah indikator yang digunakan
dalam pengembangan model IPKM 2013:
Proporsi balita gizi buruk dan kurang1.
Proporsi balita yang pendek dan sangat pendek2.
Akses air bersih3.
Akses sanitasi4.
Penimbangan balita5.
Kunjungan neonatal6.
Imunisasi lengkap7.
Proporsi Kecamatan dengan kecukupan jumlah dokter8.
Proporsi desa dengan kecukupan jumlah bidan9.
Persalinan oleh tenaga kesehatan di fasilitas kesehatan10.
Balita gemuk11.
Diare pada balita12.
Hipertensi13.
Pneumonia14.
Cuci tangan dengan benar15.Gangguan mental16.
Merokok17.
Sakit gigi dan mulut18.
Cedera19.
ISPA pada balita20.
Penggunaan alat kontrasepsi21.
7/24/2019 Seri Studi Kualitatif IPKM; Dhaksinarga Bhumikara, Tekad Gunung Kidul Mewujudkan Masyarakat Sehat dan Sejaht
16/137
Dhaksinarga Bhumikarta 3
Pemeriksaan kehamilan22.
Kurang Energi Kronik pada WUS23.
Proporsi desa dengan kecukupan jumlah Posyandu24.
Kepemilikan jaminan pelayanan kesehatan25.
Buang air besar di jamban26.
Cukup Akvitas sik27.
Menggosok gigi yang benar28.
Diabetes Mellitus29.
Obesitas sentral30.
Perubahan dan penyempurnaan indikator antara tahun
2007 dan tahun 2013 dak membuat hasil perhitungan menjadi
berbeda baik kuantas maupun kualitasnya. Hal ini terlihat dari
analisis data tahun 2013 dengan menggunakan model tahun
2007 dan 2013 mempunyai nilai korelasi secara stask sebesar
0, 93 dan model mempunyai kemampuan menjelaskan sebesar
0, 86 (68%). Nilai ini mendeka nilai 1 yang berar kedua model
memiliki makna yang hampir sama bahkan model tahun 2013
dapat memberikan informasi yang lebih banyak.
Gambaran nilai hasil IPKM 2013 jika dibandingkan dengan
IPKM 2007 pada Kabupaten di seap provinsi terlihat adanya
perubahan skor dan peringkat baik ke arah posif maupun
negaf. Hal ini menjadikan landasan untuk dilakukannyastudi kualitaf IPKM di beberapa daerah ditahun 2014-2015.
Perubahan tersebut digunakan dalam pemilihan wilayah studi
dan selanjutnya dipakai untuk menggali sebab dan alasan
perubahan nilai IPKM secara lebih mendalam.
7/24/2019 Seri Studi Kualitatif IPKM; Dhaksinarga Bhumikara, Tekad Gunung Kidul Mewujudkan Masyarakat Sehat dan Sejaht
17/137
Dhaksinarga Bhumikarta4
1. 2. Mengapa Kabupaten Gunungkidul Dipilih Sebagai
Salah Satu Daerah Studi?
Kabupaten Gunungkidul merupakan salah satu dari 5Kabupaten di Provinsi Daerah Ismewa Yogyakarta (DIY). Secara
umum, seluruh Kabupaten/kota di Provinsi DIY walaupun meng-
alami peningkatan skor IPKM, namun terjadi penurunan peringkat
bila dibandingkan dengan tahun 2007.
Kabupaten Gunungkidul merupakan daerah dengan kategori
miskin dengan nilai pendataan status sosial ekonomi (PSE) 20,
03 rata-rata PSE Nasional sebesar 14, 53. Namun demikian
daerah ini bukan termasuk Daerah Bermasalah Kesehatan (DBK).
Kabupaten Gunungkidul mengalami peningkatan skor IPKM pada
tahun 2013 dari IPKM tahun 2007, yaitu dari 0, 6268 menjadi
0, 6837. Walaupun demikian Kabupaten Gunungkidul tetap
memperoleh predikat peringkat IPKM terendah di Provinsi DIY.
Bila dibandingkan dengan seluruh Kabupaten/Kota diIndonesia, Kabupaten Gunungkidul mengalami penurunan
rangking yang cukup tajam. Pada tahun 2007 Kabupaten
ini menempa rangking 46 dari seluruh Kabupaten/Kota di
Indonesia, sedangkan pada IPKM 2013 rangkingnya merosot
menjadi 236. Mengenai skor IPKM ini dapat dilihat lebih jelas
pada Tabel 1. 2. 1.
7/24/2019 Seri Studi Kualitatif IPKM; Dhaksinarga Bhumikara, Tekad Gunung Kidul Mewujudkan Masyarakat Sehat dan Sejaht
18/137
Dhaksinarga Bhumikarta 5
Tabel 1. 2. 1. IPKM Provinsi Daerah Ismewa Yogyakarta, 2007 dan
2013
Kabupaten/Kota
IPKM2007
IPKM2013
Ran-
kingIPKMPro-vinsi
Ran-
kingIPKMNasio-
nal
Balita
GiziBuruk
&Kurang
BalitaGe-muk
Imuni-sasiLeng-kap
Sani-tasi
AksesAir
Bersih
Hiper-tensi
Kab Sleman 0, 6803 0, 7809 1 16 15, 49 12, 12 38, 17 80, 66 98, 88 22, 34
Kab Bantul 0, 6915 0, 7449 2 67 17, 64 10, 52 24, 95 76, 41 99, 55 19, 68
KabKulonprogo
0, 6284 0, 7325 3 96 12, 29 6, 55 40, 93 68, 03 98, 22 26, 05
KotaYogyakarta 0, 6948 0, 7319 4 99 12, 03 3, 99 32, 86 50, 81 92, 99 26, 66
KabGunung-kidul
0, 6268 0, 6837 5 236 21, 04 13, 38 18, 47 62, 64 89, 03 32, 19
DIY 0, 6621 0, 7411 4 16, 22 10, 29 31, 28 88, 73 96, 52 24, 44
Sumber: Badan Penelian dan Pengembangan Kementerian Kesehatan, 2014
1. 3. Gambaran Status KesehatanSeper telah dibahas sebelumnya, UHH adalah indikator
kesehatan untuk IPM. UHH di Kabupaten Gunungkidul cukup
baik jika dibandingkan dengan UHH rata-rata di Indonesia. UHH
penduduk Kabupaten Gunungkidul pada tahun 2012 sebesar 71,
04 tahun sedikit meningkat dibanding tahun-tahun sebelumnya:
tahun 2011 adalah 71, 01 tahun dan 2010 adalah 70, 07
tahun. Walaupun angka rata-rata UHH penduduk Kabupaten
Gunungkidul masih di bawah rata-rata Provinsi DIY, tetapi masih
tergolong nggi dibanding dengan rata-rata UHH nasional (Prol
Kesehatan Kabupaten Gunungkidul tahun 2014)
7/24/2019 Seri Studi Kualitatif IPKM; Dhaksinarga Bhumikara, Tekad Gunung Kidul Mewujudkan Masyarakat Sehat dan Sejaht
19/137
Dhaksinarga Bhumikarta6
1.3.1 Mortalitas
Jumlah kemaan bayi di Kabupaten Gunungkidul meng-
alami uktuasi dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2013 yakni123 kasus (2011), 65 kasus (2012) dan 109 kasus (2013). Dari 123
kasus kemaan bayi tersebut 87 kasus adalah kemaan neonatus.
Kasus kemaan bayi tersebut masih ternggi dibandingkan kasus
kemaan di Kabupaten/kota lain di Provinsi DIY (prol kesehatan
Gunungkidul 2014). Penyebab utama kemaan bayi di Kabupaten
tersebut dari tahun ke tahun masih dak berubah yakni BBLR,
prematur, dan asksia.
Indikator kesehatan lain yang masih cukup penng
adalah Kemaan Ibu, Kemaan ibu adalah kemaan yang terjadi
pada saat ibu hamil, melahirkan dan saat nifas. Jumlah kemaan
ibu di Kabupaten Gunungkidul sudah mengalami penurunan sejak
tahun 2011 yakni 14 kasus (2011), 9 kasus (2012) dan 8 kasus
(2013). Penyebab kemaan ibu terbanyak dari tahun ke tahunmasih sama yakni karena perdarahan. Untuk lokasi kemaan yang
terbanyak terjadi di rumah sakit, hal ini menunjukkan bahwa
sistem rujukan sudah berjalan dengan baik.
1.3.2 Morbiditas
Tabel 1. 3. 2. 1 berikut ini urutan 10 besar penyakit di
Kabupaten Gunungkidul yang tercatat di sistem pencatatan danpelaporan Puskesmas. Tabel tersebut menunjukan bahwa pola
penyakit degeneraf seper Hipertensi dan Rheumatoid Arthris
ternyata semakin menggeser urutan penyakit-penyakit infeksi.
Penyakit degeneraf banyak terjangkit pada golongan umur
Lansia. Umur harapan hidup yang panjang dan perilaku yang
dak sehat bisa dimungkinkan ikut andil dalam meningkatnya
kasus penyakit degeneraf.
7/24/2019 Seri Studi Kualitatif IPKM; Dhaksinarga Bhumikara, Tekad Gunung Kidul Mewujudkan Masyarakat Sehat dan Sejaht
20/137
Dhaksinarga Bhumikarta 7
Tabel 1. 3. 2. 1 Sepuluh Besar Penyakit di Puskesmas Kabupaten
Gunungkidul Tahun 2013
No. Nama Penyakit1. J00 Common Cold / Nasopharingis Akut
2. I10 Hipertensi Esensial Primer
3. J06 Infeksi akut lain pada saluran pernapasan bag. Atas
4. R51 Pusing
5. K29 Gastris dan duodenis
6. L23 Dermas Kontak Alergi
7. K 04 Penyakit Pulpa dan Periapikal
8. Z30. 4 Surveilans obat kontrasepsi
9. M25 gangguan sendi, Athralgia
10. M79 Gangguan jaringan lunak lainnya
Sumber: Prol Kesehatan Kabupaten Gunungkidul, 2014
Bila dibandingkan dengan hasil Riskesdas tahun 2010 angka
Hipertensi di Kabupaten Gunungkidul tercatat 12, 21% (DIY
sebesar 8, 53%) dan penyakit sendi sebesar 39, 68% (DIY sebesar
27, 03). Hal ini berar kemungkinan banyak kasus penyakit sendi
dan hipertensi yang dak berkunjung ke Puskesmas di Kabupaten
Gunungkidul dibanding dengan Hipertensi.
1.3.3 Status Gizi
Ada empat masalah gizi masyarakat yaitu: Kurang Energi
Protein (KEP), Anemia Gizi Besi (AGB), Kurang Vitamin A (KVA),
dan Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY). Cakupan
Program Perbaikan Gizi di Kabupaten Gunungkidul selama 3
tahun terakhir terlihat pada Tabel 1. 3. 3. 1.
7/24/2019 Seri Studi Kualitatif IPKM; Dhaksinarga Bhumikara, Tekad Gunung Kidul Mewujudkan Masyarakat Sehat dan Sejaht
21/137
Dhaksinarga Bhumikarta8
Tabel 1. 3. 3. 1 Cakupan Pemantauan Status Gizi (PSG), KEP, Anemia
dan BBLR (%) di Kabupaten Gunungkidul Tahun 2011-
2013
INDIKATORTarget
(%)2011 2012 2013
Status Gizi Balita1.
Buruk < 1% 0, 73 0, 69 0, 52
Kurang < 20% 10, 40 9, 27 8, 01
Baik > 80% 87, 25 88, 28 88, 95
Lebih
< 3% 1, 63 1, 77 2, 1Kurang Energi Protein2.
(KEP)
KEP Nyata (BGM) < 1% 0, 73 0, 69 0, 52
KEP Total (kurang +
buruk)< 15%
11, 139, 96 8, 58
Anemia3.
Ibu Hamil
< 30% 15, 22 15, 05 14, 51Bumil KEK4. < 20% 15, 44 15, 33 17, 43
Sumber data: Seksi Gizi, Dinkes Gunungkidul (2014)
Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa proporsi balita gizi buruk
di Kabupaten Gunungkidul tahun 2013 mengalami penurunan,
termasuk juga proporsi balita gizi kurang yang menunjukkan
angka yang lebih baik. Kecenderungan masalah gizi di Kabupaten
Gunungkidul memang menunjukkan penurunan angka, namun
masih perlu diwaspadai untuk kenaikan masalah gizi lebih dan
kecurigaan masalah gizi lain termasuk di antaranya masalah gizi
mikro.
7/24/2019 Seri Studi Kualitatif IPKM; Dhaksinarga Bhumikara, Tekad Gunung Kidul Mewujudkan Masyarakat Sehat dan Sejaht
22/137
Dhaksinarga Bhumikarta 9
Prevalensi anemia ibu hamil dari tahun ke tahun masih belum
banyak mengalami perubahan ke arah yang lebih baik. Hal ini
menjadi bahan permbangan dalam program dan intervensi
yang dilaksanakan. Walaupun menunjukkan angka yang lebih
rendah dari target secara nasional, akan tetapi untuk masalah
gizi pada ibu hamil perlu menjadi perhaan karena bisa menjadi
manifestasi berbagai masalah kemaan ibu (anemia, KEK WUS),
kemaan bayi (BBLR), kemaan balita (Gizi Buruk, penyakit
infeksi), penyakit menular dan dak menular, kecacatan (kurang
Zinc, asam folat, vitamin A, dan lain-lain), serta kecerdasan
(Yodiol, omega 3, 6 dan 9, dan lain-lain).
1. 4. Metode Penelian
Studi ini bertujuan menggali informasi yang melatar-
belakangi status kesehatan setempat (pencapaian IPKM) dari
perspekf proder, lintas sektor dan masyarakat setempat.Secara khusus studi ini bertujuan:
Menggali informasi mengenai kebijakan dan strategi program1.
kesehatan (kendala dan kelebihan).
Menggali informasi yang melatarbelakangi issue kesehatan di2.
wilayah setempat.
Menggali informasi mengenai pelaksanaan program3.
kesehatan yang terkait dengan indikator dalam IPKM.
Menggali informasi terkait peran lintas sektor dalam bidang4.
kesehatan.
Menggali informasi peran serta masyarakat dalam bidang5.
kesehatan.
Menggali kebutuhan dan arah ke depan untuk pembangunan6.
kesehatan di daerah.
7/24/2019 Seri Studi Kualitatif IPKM; Dhaksinarga Bhumikara, Tekad Gunung Kidul Mewujudkan Masyarakat Sehat dan Sejaht
23/137
Dhaksinarga Bhumikarta10
Disain studi ini merupakan studi kasus, dengan meng-
gunakan pendekatan kualitaf. Pemilihan informan penelian
dilakukan secara purposif. Metode pengumpulan data dilakukan
dengan cara in-depth interview (wawancara mendalam), focus
group discussion (FGD), observasi (pengamatan terhadap objek
terkait) serta penelusuran dokumen.
Karena penelian ini bersifat kualitaf, maka ketepatan
pemilihan informan sebagai sumber data merupakan hal yang
sangat penng. Adapun yang digunakan untuk memilih informan
mengacu pada kriteria menurut Spradley J (1997): Pertama,
informan-informan tersebut harus berasal dari sengpenelian.
Kedua, informan-informan tersebut pada saat penelian
dilakukan sedang dan pernah terlibat langsung dalam seng
permasalahan yang sedang diteli. Kega, informan mempunyai
waktu yang memadai untuk diwawancarai.
Informan unsur masyarakat yang terdiri dari tokoh
masyarakat (Toma), tokoh agama (Toga), kader kesehatan
dan keluarga/ibu yang mempunyai balita. Sementara untuk
informan dari unsur kesehatan yaitu kepala bidang penelian
dan pengembangan di Dinas Kesehatan Provinsi, Kepala Dinas
Kesehatan Kabupaten Gunungkidul, Kepala Bidang Kesehatan
Masyarakat Dinas Kesehatan, Pemegang Program Gizi, Surveilans
(imunisasi) dan Penyakit Tidak Menular (PTM) dan KesehatanKeluarga di Dinas Kesehatan Kabupaten, Kepala Puskesmas,
Tenaga Pelaksana Gizi (TPG) di Puskesmas, Penanggung Jawab
Program Surveilans, Imunisasi dan Kesehatan Lingkungan di
Puskesmas. Informan dari lintas sektor terdiri dari Kepala Bidang
Pemerintahan Sosial Budaya, Badan Perencanaan Pembangunan
Daerah (BAPPEDA) Kabupaten Gunungkidul, Kepala Bidang
7/24/2019 Seri Studi Kualitatif IPKM; Dhaksinarga Bhumikara, Tekad Gunung Kidul Mewujudkan Masyarakat Sehat dan Sejaht
24/137
Dhaksinarga Bhumikarta 11
Ketahanan Pangan Badan Penyuluh Pertanian dan Ketahanan
Pangan (BP2KP), Kepala Subidang Kelembagaan dan Parsipasi
Bidang Pemberdayaan Masayarakat dan Bidang Keluarga
Berencana, Badan Pemberdayaan Masayarakat Perempuan
dan Keluarga Berencana (BPMPKB), Kepala Bidang Ciptakarya
dan Tata Ruang, Dinas Pekerjaan Umum (PU). Informan dari
pemerintahan daerah yaitu Kepala Bagian Kesra Pemda Kabu-
paten Gunungkidul.
Informan yang terpilih diharapkan dapat memberikan
informasi tentang masalah kesehatan balita, penyakit dak
menular dan kesehatan lingkungan termasuk budaya masyarakat
yang berkaitan dengan masalah kesehatan di daerah penelian.
Berdasarkan permbangan dari Dinas Kesehatan Kabupaten
Gunungkidul, maka lokasi penelian dikonsentrasikan di Keca-
matan Saptosari dan Kecamatan Playen. Tiap Kecamatan diambil
satu desa, dengan permbangan masalah kesehatannya masih
nggi terutama menyangkut gizi balita yaitu gizi kurang, balita
gemuk, hipertensi, cakupan imunisasi menurun, kasus kecelakaan
dan gangguan mental.
Informasi yang diperoleh melalui wawancara mendalam
dan FGD selanjutnya diolah dengan cara dibuat transkrip dan
dimasukkan ke dalam tabel matriks untuk mendapatkan berbagai
informasi penng yang terkait dengan masalah gizi, penyakitdak menular dalam hal ini (hipertensi, imunisasi dan sanitasi
lingkungan). Untuk selanjutnya dianalisis secara deskripf
kualitaf.
Analisis terhadap dokumen juga dilakukan untuk
mendukung data kualitaf yaitu melalui data Prol
Kesehatan Kabupaten Gunungkidul tahun 2007 dan 2013,
7/24/2019 Seri Studi Kualitatif IPKM; Dhaksinarga Bhumikara, Tekad Gunung Kidul Mewujudkan Masyarakat Sehat dan Sejaht
25/137
Dhaksinarga Bhumikarta12
Kabupaten Gunungkidul dalam angka (2007 dan 2013),
dokumen pelaksanaan program dari Dinas Kesehatan
Kabupaten serta dokumen kebijakan yang terkait denganstudi kasus yang akan dibahas.
7/24/2019 Seri Studi Kualitatif IPKM; Dhaksinarga Bhumikara, Tekad Gunung Kidul Mewujudkan Masyarakat Sehat dan Sejaht
26/137
13
BAB 2
POTRET KABUPATEN GUNUNGKIDUL
2. 1. Kondisi Wilayah
Berdasarkan Prol Kesehatan Kabupaten Gunungkidul
tahun 2012, Kabupaten Gunungkidul merupakan salah satubagian wilayah Provinsi Daerah Ismewa Yogyakarta (DIY),
dengan Ibu Kota Wonosari yang jaraknya 39 km ke arah tenggara
Kota Yogyakarta. Gunungkidul sebagai salah satu daerah
Kabupaten yang secara administrasi merupakan bagian dari
Provinsi Daerah Ismewa Yogyakarta ditetapkan pada tanggal
15 Agustus 1950 dengan Undang-Undang No. 15 Tahun 1950
jo. Peraturan Pemerintah No. 32 tahun 1950, yang saat itu
Kabupaten Gunungkidul dipimpin oleh KRT Labaningrat. Secara
geogras Kabupaten Gunungkidul berada pada 7046 LS-8009 LS
dan 110021 BT-110050 BT dengan luas wilayah 1. 485, 36 km2
atau 46, 63% dari luas Provinsi DIY.
Adapun batas-batas wilayah Kabupaten Gunungkidul dapat
dirinci sebagai berikut.Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Sleman dana.
Kabupaten Bantul, Daerah Ismewa Yogyakarta.b.
Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Klaten danc.
Kabupaten Sukoharjo, Provinsi Jawa Tengah.
Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Wonogiri,d.
Provinsi Jawa Tengah.
Sebelah Selatan berbatasan dengan Samudera Hindia.e.
7/24/2019 Seri Studi Kualitatif IPKM; Dhaksinarga Bhumikara, Tekad Gunung Kidul Mewujudkan Masyarakat Sehat dan Sejaht
27/137
Dhaksinarga Bhumikarta14
Demikian pula kondisi topogra, Kabupaten Gunungkidul dibagi
menjadi (ga) zona pengembangan, yaitu:
Zona Utara disebut wilayah Batur Agung dengan kenggiana.
200 m - 700 m di atas permukaan laut. Keadaannya berbukit-
bukit, terdapat sumber-sumber air tanah di kedalaman 6m
- 12m dari permukaan tanah. Jenis tanah didominasi latosol
dengan batuan induk vulkanik dan sedimen taufan. Wilayah
ini melipu Kecamatan Patuk, Gedangsari, Nglipar, Ngawen,
Semin, dan Kecamatan Ponjong bagian utara.
Zona Tengah disebut wilayah pengembangan Ledokb.
Wonosari, dengan kenggian 150 m - 200 mdpl. Jenis tanah
didominasi oleh asosiasi mediteran merah dan grumosol
hitam dengan bahan induk batu kapur, sehingga meskipun
musim kemarau panjang, parkel-parkel air masih mampu
bertahan. Terdapat sungai di atas tanah, tetapi di musim
kemarau kering. Kedalaman air tanah berkisar antara 60 m
- 120 m di bawah permukaan tanah. Wilayah ini melipu
Kecamatan Playen, Wonosari, Karangmojo, Ponjong bagian
tengah dan Kecamatan Semanu bagian utara.
Zona Selatan disebut wilayah pengembangan Gunungc.
Seribu (Duizon Gebergton atau Zuider Gebergton), dengan
kenggian 0 m - 300 mdpl. Batuan dasar pembentuknya
adalah batu kapur dengan ciri khas bukit-bukit kerucut(Conical limestone) dan merupakan kawasan karst. Pada
wilayah ini banyak dijumpai sungai bawah tanah. Zona
Selatan ini melipu Kecamatan Saptosari, Paliyan, Girisubo,
Tanjungsari, Tepus, Rongkop, Purwosari, Panggang, Ponjong
bagian selatan, dan Kecamatan Semanu bagian selatan.
7/24/2019 Seri Studi Kualitatif IPKM; Dhaksinarga Bhumikara, Tekad Gunung Kidul Mewujudkan Masyarakat Sehat dan Sejaht
28/137
Dhaksinarga Bhumikarta 15
Topogra wilayah didominasi dengan daerah kawasan
perbukitan karst. Wilayah selatan didominasi oleh kawasan
perbukitan karst yang memiliki banyak goa-goa alam dan juga
sungai bawah tanah yang mengalir. Dengan kondisi tersebut lahan
di kawasan selatan kurang subur yang mengakibatkan budidaya
pertanian di kawasan ini kurang opmal.
Berdasarkan Prol Kesehatan Kabupaten Gunungkidul
tahun 2012 pologi wilayah Kabupaten Gunungkidul
merupakan daerah perbukitan yang dikenal dengan islah
pegunungan seribu. Pegunungan Seribu merupakan kawas-an perbukitan batu gamping dan bentang karst tandus dan
kurang air permukaan, di bagian tengah terdapat cekungan
Wonosari yang terbentuk menjadi Plato Wonosari. Wilayah
pegunungan ini memiliki luas kurang lebih 1. 656, 25km2
dengan kenggian 150-700 m. Peta Kabupaten Gunungkidul
dapat dilihat pada gambar 2. 1. 1 berikut ini.
Gambar 2. 1. 1. Peta Kabupaten GunungkidulSumber: www. Dinkes. gunungkidulkab. go. id
7/24/2019 Seri Studi Kualitatif IPKM; Dhaksinarga Bhumikara, Tekad Gunung Kidul Mewujudkan Masyarakat Sehat dan Sejaht
29/137
Dhaksinarga Bhumikarta16
Demikian pula secara administraf, wilayah Kabupaten
Gunungkidul terbagi menjadi 18 Kecamatan dan 144 desa.
Wilayah terluas ada di Kecamatan Semanu yaitu 108, 39km2(7,
3% luas Gunungkidul). Jarak Puskesmas ke ibukota Kabupaten
rata-rata 15 km, sedangkan jarak rata-rata ke ibukota Provinsi
55 km. Selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 2. 1. 1 berikut ini
(Prol Kesehatan Kabupaten Gunungkidul tahun 2012).
Tabel 2. 1. 1. Jarak Puskesmas, Ibukota Kecamatan ke Ibukota
Kabupaten dan Ibukota Provinsi
No. Puskesmas KecamatanLuas Wilayah
(Km2)
Jarak Ke
Kab
Jarak Ke
Prop
1. Nglipar INglipar
32, 68 11 50
2. Nglipar II 40, 30 24 46
3. Gedangsasi Gedangsari 68, 14 25 50
4. Patuk IPatuk
47, 79 20 26
5. Patuk II 24, 25 28 46
6. Rongkop Rongkop 95, 47 35 707. Girisubo Girisubo 82, 72 48 85
8. Ponjong IPonjong
59, 69 15 50
9. Ponjong II 44, 78 23 58
10. Wonosari IWonosari
44, 44 3 40
11. Wonosari II 33, 09 5 40
12. Karangmojo IKarangmojo
44, 53 9 45
13. Karangmojo II 35, 59 13 50
14. Panggang I Panggang 35, 00 40 4015. Panggang II 48, 00 30 30
16. Purwosari Purwosari 59, 34 48 40
17. Tepus ITepus
57, 84 22 58
18. Tepus II 49, 85 32 65
19. Tanjungsari Tanjungsari 68, 84 18 55
20. Paliyan Paliyan 66, 94 16 40
21. Saptosari Saptosari 87, 02 23 42
7/24/2019 Seri Studi Kualitatif IPKM; Dhaksinarga Bhumikara, Tekad Gunung Kidul Mewujudkan Masyarakat Sehat dan Sejaht
30/137
Dhaksinarga Bhumikarta 17
22. Ngawen INgawen
26, 81 34 70
23. Ngawen II 13, 78 59 40
24. Semanu I
Semanu
55, 61 7 45
25. Semanu II 52, 78 10 50
26. Semin ISemin
24, 32 24 60
27. Semin II 38, 90 41 75
28. Playen IPlayen
41, 42 11 37
29. Playen II 63, 84 16 37
Kabupaten Gunungkidul 1485, 36
Sumber: BPS Kabupaten Gunungkidul (2014)
2. 2. Klimatologi
Pada tahun 2012 juga disebutkan bahwa wilayah
Kabupaten Gunungkidul termasuk daerah beriklim tropis, curah
hujan rata-rata pada tahun 2010 sebesar 1. 954, 43 mm/tahun
dengan jumlah hari hujan rata-rata 103 hari/tahun. Bulan basah
7 bulan, sedangkan bulan kering berkisar 5 bulan. Wilayah
Kabupaten Gunungkidul sebelah utara merupakan wilayah yang
memiliki curah hujan paling nggi dibanding wilayah tengah dan
selatan. Wilayah Gunungkidul bagian selatan mengalami awal
hujan paling akhir.
Demikian pula suhu udara di Kabupaten Gunungkidul rata-
rata harian 27, 7C, suhu minimum 23, 2C dan suhu maksimum
32, 4C. Kelembaban nisbi berkisar antara 80% - 85%. Keadaanini dak terlalu dipengaruhi oleh nggi tempat, tetapi lebih
dipengaruhi oleh musim (id. wikipedia. org/wiki/Kabupaten
Gunungkidul).
7/24/2019 Seri Studi Kualitatif IPKM; Dhaksinarga Bhumikara, Tekad Gunung Kidul Mewujudkan Masyarakat Sehat dan Sejaht
31/137
Dhaksinarga Bhumikarta18
2. 3. Ekonomi Penduduk
Mata pencaharian penduduk di Kabupaten Gunungkidul
sebagian besar adalah petani. Jenis lapangan usaha pertanianmenduduki 49, 22% dan selebihnya adalah industri pengolahan
(8, 42%), Perdagangan 18, 24%, serta bidang jasa 13, 04%
(Kabupaten Gunungkidul Dalam Angka, 2012).
Dalam buku Kabupaten Gunungkidul dalam Angka tahun
2012 juga disebutkan bahwa laju pertumbuhan ekonomi dapat
dihitung berdasarkan nilai Produk Domesk Regional Bruto
(PDRB) atas dasar harga konstan. PDRB merupakan salah satu
pencerminan kemajuan perekonomian suatu daerah, yang
didenisikan sebagai keseluruhan nilai tambah barang dan jasa
yang dihasilkan dalam waktu satu tahun. Berdasar data dari
BPS Kabupaten Gunungkidul, laju pertumbuhan ekonomi di
Kabupaten Gunungkidul cenderung naik dari tahun ke tahun. Laju
pertumbuhan PDRB tahun 2011 sebesar 4, 33% sedangkan PDRBkonstan sebesar Rp 3. 474. 288, -. PDRB Kabupaten Gunungkidul
banyak ditopang dari lapangan usaha sektor pertanian (33, 84%)
diiku oleh sektor jasa yang memberikan andil 17, 30% dan
sektor perdagangan yang memberikan andil sebesar 14, 60%.
Pola konsumsi rumah tangga merupakan indikator yang
dapat memberikan gambaran kesejahteraan penduduk. Semakin
nggi pendapatan, maka porsi pendapatan untuk pengeluaran
akan bergeser dari pengeluaran untuk makanan ke pengeluaran
bukan makanan. Pola konsumsi rumah tangga di Kabupaten
Gunungkidul pada tahun 2012 masih didominasi oleh kelompok
makanan sebesar 53, 85%, dengan sumbangan terbesar pada
kelompok makanan dan minuman jadi (26, 98%) dan kelompok
tembakau dan sirih menyumbang terbesar keempat (8, 3%)
7/24/2019 Seri Studi Kualitatif IPKM; Dhaksinarga Bhumikara, Tekad Gunung Kidul Mewujudkan Masyarakat Sehat dan Sejaht
32/137
Dhaksinarga Bhumikarta 19
terhadap total pengeluaaran. Hukum Engel menyatakan bahwa
dengan meningkatnya ngkat pendapatan penduduk, maka porsi
makanan akan semakin berkurang. Hasil tersebut menunjukkan
bahwa masyarakat masih belum sejahtera, karena makin
sejahtera masyarakat, konsumsi non pangan akan lebih nggi
dari konsumsi pangan. Pola pembelanjaan yang lebih cenderung
untuk keperluan pangan di sini mengindikasikan status ekonomi
yang masih rendah (Gunungkidul, Gunungkidul dalam Angka
tahun 2013).
2. 4. Kemiskinan
Tujuan pembangunan adalah meningkatkan kesejahteraan
masyarakat. Seiring dengan kemajuan dan keberhasilan pem-
bangunan, masih ada sebagian masyarakat yang kurang atau
dak bisa menikma hasil pembangunan tersebut karena
berbagai hal. Kelompok masyarakat tersebut adalah kelompokmasyarakat miskin. Kemiskinan merupakan suatu kondisi di
mana anggota masyarakat dak/belum ikut serta dalam proses
perubahan karena dak mempunyai kemampuan baik dalam
kepemilikan faktor produksi maupun kualitas faktor produksi
yang memadai sehingga dak mendapatkan manfaat dari hasil
proses pembangunan. Di Kabupaten Gunungkidul masih dijumpai
kantong-kantong daerah miskin, meskipun dari tahun ke tahun
sudah mengalami penurunan. Pembangunan akan disebut
berhasil jika jumlah masyarakat miskin relaf sedikit dan mereka
mampu mengakses kebutuhan dasar secara mudah dan murah.
Selain itu, pendapatan juga dapat terdistribusi secara merata dan
dak menumpuk pada sekelompok masyarakat tertentu.
7/24/2019 Seri Studi Kualitatif IPKM; Dhaksinarga Bhumikara, Tekad Gunung Kidul Mewujudkan Masyarakat Sehat dan Sejaht
33/137
Dhaksinarga Bhumikarta20
2. 5. Pendidikan dan Agama
Masyarakat yang maju sangat dipengaruhi oleh ngkat
pendidikan penduduk. Pada tahun 2012/2013 KabupatenGunungkidul memiliki jumlah sekolah dasar sebanyak 485 unit,
Madrasah Ibdaiyah 77 unit. Jumlah peserta didik yang sedang
mengenyam pendidikan SD tercatat sebanyak 52. 195 orang dan
5. 370 orang MI. Sedangkan jumlah murid SLTP sebanyak 24. 426
orang, murid MTS sebanyak 5. 240 orang (Gunungkidul dalam
Angka 2013).
Kepala Keluarga memberikan andil dalam upaya pening-
katan ngkat pendidikan generasi selanjutnya. Secara riil, kepala
keluarga di Kabupaten Gunungkidul yang dak mengenyam
pendidikan cukup besar (36. 953 KK), dibanding dengan total
KK yang ada (228. 380 KK). Urutan berikutnya, kepala keluarga
berpendidikan SD (90. 336 KK), dan kepala keluarga berpendidikan
SLTP (43. 675 KK), serta kepala keluarga berpendidikan SLTA (38.253 KK) dan selebihnya kepala keluarga berpendidikan diploma
dan sarjana. (Prol Daerah Kabupaten Gunungkidul 2013).
Agama yang dianut oleh penduduk di Kabupaten
Gunungkidul terdiri dari agama Islam, Kristen, Katolik, Hindu,
dan Budha. Agama yang dianut sebagian besar penduduk adalah
Islam (96, 76%) disusul dengan Kristen (1, 53%) dan Katholik (1,
28%). (Prol Daerah Kabupaten Gunungkidul 2013).
2. 6. Rencana Strategis
Dalam buku Rencana Strategis (Renstra) Pembangunan
disusun sebagai pedoman dalam menentukan arah dan prioritas
pembangunan di wilayah Kabupaten Gunungkidul. Uraian dari
Renstra tersebut dituangkan dalam Visi RPJMD Kabupaten
7/24/2019 Seri Studi Kualitatif IPKM; Dhaksinarga Bhumikara, Tekad Gunung Kidul Mewujudkan Masyarakat Sehat dan Sejaht
34/137
Dhaksinarga Bhumikarta 21
Gunungkidul yaitu Mewujudkan Gunungkidul yang lebih maju,
makmur dan sejahtera. Visi tersebut dijabarkan dalam Misi
sebagai berikut.
Peningkatan pemanfaatan air sebagai sumber kemakmuran.1.
Pemanfaatan sumberdaya alam untuk menggerakkan per-2.
ekonomian daerah secara lestari.
Peningkatan pengelolaan pariwisata.3.
Pengembangan sumber daya manusia yang terampil, pro-4.
fesional, dan peduli.
Peningkatan iklim usaha yang kondusif.5.
Peningkatan tata kelola pemerintahan yang baik6. (good
governance)dan bebas dari KKN (korupsi, kolusi, neposme).
Peningkatan peluang investasi dan penggalangan sumber-7.
sumber pendanaan.
Sesuai dengan visi dan misi tersebut, tujuan pembangunan
Kabupaten Gunungkidul tahun 2010-2015 yang tertuang dalam
Prol Kesehatan Kabupaten Gunungkidul tahun 2012 sebagai
berikut.
Peningkatan pengelolaan sumber-sumber air dan penyediaan1.
air bersih.
Peningkatan pengelolaan sumber daya alam dengan tetap2.
menjaga kelestarian lingkungan.Peningkatan pengelolaan pariwisata melalui kemitraan3.
pemerintah, swasta, dan masyarakat.
Keberpihakan dan pemberdayaan kepada masyarakat me-4.
nengah ke bawah untuk memperoleh kemudahan akses
layanan pendidikan, kesehatan, sosial, dan budaya.
7/24/2019 Seri Studi Kualitatif IPKM; Dhaksinarga Bhumikara, Tekad Gunung Kidul Mewujudkan Masyarakat Sehat dan Sejaht
35/137
Dhaksinarga Bhumikarta22
Menciptakan kemudahan memperoleh dan menciptakan5.
lapangan kerja melalui penggalian pemberdayaan usaha
kecil, mikro, dan menengah.
Peningkatan sistem pelayanan publik dengan menerapkan6.
prinsip-prinsip good governance.
Menggalang sumber-sumber pendanaan baik dari dalam/luar7.
negeri untuk memacu pembangunan daerah, menciptakan
lapangan kerja, dan pendapatan asli daerah.
2.6.1. Pembagian Urusan dan Kewenangan Kabupaten
dalam Bidang Kesehatan
Berdasarkan Prol Kesehatan Kabupaten Gunungkidul
2012, pembagian urusan pemerintahan bidang kesehatan ber-
dasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 38 tahun 2007 tentang
Pembagian Urusan Pemerintah, Provinsi dan Kabupaten/Kota,
maka urusan bidang kesehatan yang diberikan kepada Kabupaten
Gunungkidul melipu penyelenggaraan surveilans epidemiologi,
penyelidikan kejadian luar biasa.
Penyelenggaraan pencegahan dan pemberantasan penyakit1.
menular lingkup Kabupaten.
Penyelenggaraan pencegahan dan pemberantasan penyakit2.
dak menular lingkup Kabupaten.
Penyelenggaraan operasional penanggulangan masalah3.
kesehatan akibat bencana dan wabah skala Kabupaten.
Penyelenggaraan pencegahan dan penanggulangan pence-4.
maran lingkungan skala Kabupaten.
Penyehatan lingkungan.5.
Penyelenggaraan surveilans gizi buruk skala Kabupaten.6.
Penyelenggaraan penanggulangan gizi buruk skala Kabu-7.
paten.
7/24/2019 Seri Studi Kualitatif IPKM; Dhaksinarga Bhumikara, Tekad Gunung Kidul Mewujudkan Masyarakat Sehat dan Sejaht
36/137
Dhaksinarga Bhumikarta 23
Perbaikan gizi keluarga dan masyarakat.8.
Penyelenggaraan pelayanan kesehatan haji skala Kabupaten.9.
Pengelolaan pelayanan kesehatan dasar dan rujukan sekun-10.
der skala Kabupaten.
Penyelanggaraan upaya kesehatan pada daerah perbatasan,11.
terpencil, rawan, dan kepulauan skala Kabupaten.
Registrasi, akreditasi, serkasi sarana kesehatan sesuai12.
peraturan perundang-undangan.
Pemberian rekomendasi izin sarana kesehatan tertentu yang13.
diberikan oleh pemerintah dan provinsi.
Pemberian izin sarana kesehatan melipu rumah sakit14.
pemerintah kelas C, kelas D, rumah sdakit swasta yang setara
prakk berkelompok, klinik umum/spesialis, rumah bersalin,
klinik dokter keluarga/dokter gigi keluarga, kedokteran
komplementer dan pengobatan tradisional serta sarana
penunjang yang setara.
Penyelenggaraan/pengelolaan Jaminan Kesehatan Nasional15.
(JKN) pemeliharaan kesehatan sesuai kondisi lokal.
Penyelenggaraan JKN jaminan pemeliharaan kesehatan16.
nasional (tugas pembantuan).
Pemanfaatan tenaga kesehatan skala Kabupaten.17.
Pendayagunaan tenaga kesehatan skala Kabupaten.18.
Pelahan teknis skala Kabupaten.19.Registrasi, akreditasi, serkasi tenaga kesehatan tertentu20.
skala Kabupaten sesuai peraturan perundang-undangan.
Pemberian izin prakk tenaga kesehatan tertentu.21.
Penyediaan dan pengelolaan obat pelayanan kesehatan22.
dasar, alat kesehatan, reagensia dan vaksin skala Kabupaten.
Pemberian izin apotek, toko obat.23.
7/24/2019 Seri Studi Kualitatif IPKM; Dhaksinarga Bhumikara, Tekad Gunung Kidul Mewujudkan Masyarakat Sehat dan Sejaht
37/137
Dhaksinarga Bhumikarta24
Penyelenggaraan promosi kesehatan skala Kabupaten.24.
Penyelenggaraan, bimbingan, dan pengendalian operasional25.
bidang kesehatan.
Penyelenggaraan penelian dan pengembangan kesehatan26.
yang mendukung perumusan kebijakan Kabupaten.
Pengelolaan survei kesehatan daerah skala Kabupaten.27.
Implementasi penapisan ilmu pengetahuan dan teknologi di28.
bidang pelayanan kesehatan skala Kabupaten.
Penyelenggaraan kerjasama luar negeri skala Kabupaten.29.
Pembinaan, monitoring, evaluasi, dan pengawasan skala30.
Kabupaten.
Pengelolaan Sistem Informasi Kesehatan (SIK) skala Kabu-31.
paten.
Dengan adanya pembagian urusan kewenangan Kabupaten dalam
bidang kesehatan, maka Dinas Kesehatan menyusun visi, misi
serta tujuan kegiatan Dinas Kesehatan Kabupaten Gunungkidul.
2.6.2. Visi, Misi, Tujuan Dinas Kesehatan Kabupaten
Gunungkidul
Dalam buku Prol Kesehatan Kabupaten Gunungkidul
tahun 2012 disebutkan bahwa Visi Dinas Kesehatan Kabupaten
Gunungkidul adalah Menjadi SKPD yang profesional, inovaf,
transparan didukung oleh regulasi, infrastruktur dan pembiayaan
serta kemitraan menuju derajat kesehatan masyarakat yang
opmal.
Dinas Kesehatan yang profesional, inovaf, transparan
merupakan suatu keadaan organisasi/dinas beserta sumber daya
manusia yang berada di dalamnya yang profesional, inovaf,
transparan dalam tugas pokok dan fungsinya, yang didukung
7/24/2019 Seri Studi Kualitatif IPKM; Dhaksinarga Bhumikara, Tekad Gunung Kidul Mewujudkan Masyarakat Sehat dan Sejaht
38/137
Dhaksinarga Bhumikarta 25
oleh kebijakan dan aturan hukum yang jelas, sarana prasarana
yang memadai, dan biaya kesehatan yang mencukupi tanpa
meninggalkan kerjasama dengan berbagai pihak dalam rangka
mewujudkan kondisi masyarakat Gunungkidul yang sehat.
Untuk mewujudkan Visi Dinas Kesehatan Kabupaten
Gunungkidul, maka misi yang akan dibangun adalah:
Mengupayakan pelayanan kesehatan yang bermutu, ter-1.
jangkau, adil dan merata.
Meningkatkan kualitas dan pengelolaan sumberdaya kese-2.
hatan termasuk ketersediaan dan pemerataan.
Menumbuhkembangkan kemitraan dan kemandirian masya-3.
rakat melalui pemberdayaan masyarakat dalam bidang
kesehatan
Meningkatkan kualitas lingkungan yang mendukung kese-4.
hatan.
Meningkatkan pelaksanaan manajemen, regulasi, dan sistem5.
informasi kesehatan.
Tujuan jangka menengah yang akan dicapai sebagai penjabaran
visi dan misi Dinas Kesehatan Kabupaten Gunungkidul adalah
terselenggaranya pembangunan kesehatan di Kabupaten
Gunungkidul yang berdaya guna dan berhasil guna didukung
dengan sumberdaya yang memadai dalam rangka mencapaiderajat kesehatan masyarakat yang opmal. Adapun tujuan
secara rinci sebagai berikut.
Meningkatnya kualitas pelayanan kesehatan dan mampu1.
menjangkau/dijangkau oleh masyarakat.
Meningkatnya status gizi masyarakat.2.
Peningkatan ketersediaan dan pengeloaan sumberdaya kese-3.
hatan.
7/24/2019 Seri Studi Kualitatif IPKM; Dhaksinarga Bhumikara, Tekad Gunung Kidul Mewujudkan Masyarakat Sehat dan Sejaht
39/137
Dhaksinarga Bhumikarta26
Meningkatkan kemandirian masyarakat dalam bidang kese-4.
hatan.
Mengurangi proporsi masyarakat yang dak memiliki akses5.
terhadap air minum dan sanitasi dasar.
Menurunkan angka kesakitan dan kemaan akibat penyakit6.
menular dan dak menular.
Meningkatkan pengelolaan fungsi manajemen yang didukung7.
dengan regulasi dan sistem informasi kesehatan.
Sasaran merupakan hasil yang akan dicapai secara nyata oleh
Dinas Kesehatan Kabupaten Gunungkidul dan yang dijabarkan
dalam indikator yang terukur. Sasaran strategis Dinas Kesehatan
yang akan dicapai dalam kurun waktu 2010 2015 adalah sebagai
berikut.
Pelayanan kesehatan yang bermutu dan yang mampu men-1.
jangkau/dijangkau oleh masyarakat.
Peningkatan status gizi masyarakat.2.
Penurunan angka kesakitan akibat penyakit menular dan3.
dak menular.
Ketersediaan dan pengeloaan sumberdaya kesehatan yang4.
opmal.
Kemandirian masyarakat dalam bidang kesehatan.5.
Lingkungan air, tanah, udara dan sarana prasarana sanitasi di6.Tempat-tempat Umum (TTU), Tempat Pengelolaan Makanan
(TPM) dan rumah yang sehat.
Pelaksanaan fungsi manajemen yang baik didukung dengan7.
regulasi dan sistem informasi kesehatan yang up to date,
cepat dan tepat.
7/24/2019 Seri Studi Kualitatif IPKM; Dhaksinarga Bhumikara, Tekad Gunung Kidul Mewujudkan Masyarakat Sehat dan Sejaht
40/137
Dhaksinarga Bhumikarta 27
Ketujuh sasaran pokok tersebut selanjutnya dijabarkan lebih
lanjut ke dalam indikator capaian sasaran di seap tahun. Sasaran
merupakan hasil yang diharapkan dari suatu tujuan yang diformu-
lasikan secara terukur, spesik, mudah dicapai, rasional untuk
dapat dilaksanakan dalam jangka menengah (5 tahun) ke depan.
Indikator sasaran yang akan dicapai untuk jangka menengah oleh
Dinas Kesehatan Kabupaten Gunungkidul sebagai berikut.
Meningkatnya cakupan Puskesmas yang menerapkan sistem1.
manajemen mutu (dari 20, 68% pada tahun 2010 menjadi
50% pada tahun 2015).
Meningkatnya rata-rata Umur Harapan Hidup (dari 70, 882.
tahun pada 2010 menjadi 72, 5 tahun pada tahun 2015).
Menurunnya jumlah kasus kemaan ibu (dari 9 kasus/tahun3.
pada tahun 2010 menjadi 4 kasus/tahun pada tahun 2015).
Menurunnya angka kemaan bayi dan neonatal (dari 12,4.
44/1000 pada 2010 menjadi 11, 10/1000 pada tahun 2015).
Menurunnya angka gizi buruk pada Balita (dari 0, 69% pada5.
2010 menjadi 0, 60% pada tahun 2015).
Menurunnya angka gizi kurang pada Balita (dari 11, 8% pada6.
2010 menjadi 9% pada tahun 2015).
Menurunnya angka ibu hamil dengan Kekurangan Energi7.
Kronis (dari 14% pada tahun 2010 menjadi 10% pada tahun
2015).Meningkatnya cakupan keluarga dengan sadar gizi (dari 74%8.
pada tahun 2010 menjadi 90% pada tahun 2015).
Menurunnya angka Berat Badan Lahir Rendah/BBLR (dari 2,9.
54% pada tahun 2010 menjadi 2% pada tahun 2015).
Meningkatnya angka penemuan penderita TBC Paru (dari 34,10.
41% pada tahun 2010 menjadi 45% pada tahun 2015).
7/24/2019 Seri Studi Kualitatif IPKM; Dhaksinarga Bhumikara, Tekad Gunung Kidul Mewujudkan Masyarakat Sehat dan Sejaht
41/137
Dhaksinarga Bhumikarta28
Meningkatnya angka kesembuhan pengobatan penyakit TBC11.
Paru (dari 76% pada tahun 2010 menjadi 85% pada tahun
2015).
Menurunnya angka fatalitas kasus penyakit DBD (CFR dari 1,12.
26% pada 2010 menjadi < 1% pada tahun 2015).
Meningkatnya angka penemuan penderita AIDS (dari 30%13.
kasus tersangka tahun 2010 menjadi 60% pada tahun 2015).
Meningkatnya cakupan desa dengan imunisasi lengkap pada14.
anak (UCI/Universal Child Imunizaon) dari 78, 47% pada
tahun 2010 menjadi 100% pada tahun 2015.
Meningkatnya cakupan ketersediaan obat Esensial generik15.
dan Perbekalan Kesehatan di Puskesmas dan jaringannya
(dari 95, 5% pada tahun 2010 menjadi 100% pada tahun
2015).
Meningkatnya cakupan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat16.
(PHBS) pada tatanan rumah tangga (dari 25% pada tahun
2010 menjadi 50% pada tahun 2015).
Meningkatnya cakupan desa dengan Desa Siaga akf (dari17.
44% pada tahun 2010 menjadi 80% pada tahun 2015).
Meningkatnya status Posyandu akf (purnama dan mandiri)18.
dari 87, 5% pada tahun 2010 menjadi 90% pada tahun 2015.
Meningkatnya sentra produksi yang memenuhi standar19.
kesehatan (dari 40% pada tahun 2010 menjadi 75% padatahun 2015).
Meningkatnya cakupan tempat-tempat umum sehat (dari 77,20.
67% pada tahun 2010 menjadi 85% pada tahun 2015).
Meningkatnya cakupan rumah/pemukiman sehat (dari 52,21.
94% pada tahun 2010 menjadi 75% pada tahun 2015).
2Tersedianya dokumen Renstra, Renja, RKA, DPA (pada seap22.
tahun anggaran).
7/24/2019 Seri Studi Kualitatif IPKM; Dhaksinarga Bhumikara, Tekad Gunung Kidul Mewujudkan Masyarakat Sehat dan Sejaht
42/137
Dhaksinarga Bhumikarta 29
Meningkatnya cakupan laporan kinerja SKPD (LAKIP).23.
Meningkatnya cakupan kelengkapan laporan SP2TP dari24.
Puskesmas.
Meningkatnya cakupan Puskesmas yang membuat prol25.
kesehatan tahunan.
Strategi dan Kebijakan yang dijalankan oleh Dinas Kesehatan
melipu:
pelayanan kesehatan yang bermutu, merata dan terjangkau;1.
pengembangan dan pendayagunaan sumberdaya kesehata;.2.pembiayaan kesehatan, terutama jaminan kesehatan bagi3.
masyarakat miskin;
pemberdayaan masyarakat dan kemitraan;4.
pengembangan sistem informasi, regulasi dan manajemen5.
kesehatan.
Rumah Sakit, Puskesmas, dan jaringannya memenuhi standar
mutu serta mampu menjangkau/dijangkau oleh masyarakat di
wilayahnya. Sasaran Strategi ini dijabarkan lagi:
persentase fasilitas pelayanan kesehatan pemerintah yang1.
menerapkan manajemen mutu;
persentase kunjungan Bumil dengan K4;2.
perentase Bumil dengan komplikasi yang ditangani;3.persentase persalinan ditolong tenaga kesehatan;4.
persentase ibu nifas yang memperoleh 3 kali pelayanan5.
sesuai standar;
persentase neonatal dengan komplikasi ditangani;6.
persentase bayi yang memperoleh pelayanan;7.
persentase siswa SD kelas 1 yang diperiksa;8.
persentase pelayanan PUS menjadi peserta KB akf;9.
7/24/2019 Seri Studi Kualitatif IPKM; Dhaksinarga Bhumikara, Tekad Gunung Kidul Mewujudkan Masyarakat Sehat dan Sejaht
43/137
Dhaksinarga Bhumikarta30
persentase cakupan kunjungan rawat jalan pasien Gakin;10.
persentase cakupan kunjungan rawat inap pasien Gakin;11.
persentase sasaran kesehatan pemerintah dengan kemam-12.
puan gawat darurat level 1;
persentase desa dengan anak UCI;13.
jumlah penemuan dan penanganan penyakit menular;14.
persentase desa dengan KLB yang dilakukan penyelidikan15.
epidemiologi kurang dari 24 jam;
persentase balita dan anak prasekolah dilayani (DTKB);16.
persentase Balita Gakin mendapatkan MP-ASI;17.
persentase Balita gizi buruk mendapatkan perawatan;18.
persentase desa siaga akf;19.
jumlah akreditasi yang diperoleh;20.
persentase RSUD dengan pencapaian SPM memenuhi target;21.
persentase pelayanan terhadap keluarga miskin baik rawat22.
jalan maupun rawat inap.
Tabel 2. 6. 1 Target pencapaian dari indikator kinerja utama
No. Indikator Kinerja UtamaTarget 2015
Satuan Jumlah
1. Persentase fasilitas pelayanan kesehatan
Pemerintah yang menerapkan manaje-
men mutu.
persen 50
2. Persentase kunjungan Bumil dengan K4. persen 96
Satuan Jumlah
7/24/2019 Seri Studi Kualitatif IPKM; Dhaksinarga Bhumikara, Tekad Gunung Kidul Mewujudkan Masyarakat Sehat dan Sejaht
44/137
Dhaksinarga Bhumikarta 31
3. Persentase Bumil dengan komplikasi
yang ditangani.
persen 81
4. Persentase persalinan ditolong tenaga
kesehatan.
persen 91
5. Persentase ibu nifas yang memperoleh 3
kali pelayanan sesuai standar.
persen 90
6. Persentase neonatal dengan komplikasi
ditangani.
persen 80
7. Persentase bayi yang memperoleh
pelayanan.
persen 90
8. Persentase siswa SD kelas 1 yang
diperiksa.
persen 95
9. Persentase pelayanan PUS menjadipeserta KB akf.
persen 82, 6
10. Persentase cakupan kunjungan rawat
jalan pasien Gakin.
persen 70
11. Persentase cakupan kunjungan rawat
inap pasien Gakin.
persen 2
12. Persentase sasaran kesehatan
pemerintah dengan kemampuan gawatdarurat level 1.
persen 100
13. Persentase desa dengan anak UCI. persen 100
7/24/2019 Seri Studi Kualitatif IPKM; Dhaksinarga Bhumikara, Tekad Gunung Kidul Mewujudkan Masyarakat Sehat dan Sejaht
45/137
Dhaksinarga Bhumikarta32
14. Jumlah penemuan dan penanganan
penyakit menular.
Jumlah cakupan penemuan dana.penanganan penderita AFP (anak